Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KUD KARYA BHAKTI DESA GABUS KABUPATEN PATI Nurkhamid, Mahasiswa Magister Teknik Informatika Udinus Abdul Syukur, Dosen Magister Teknik Informatika Udinus Arif Soeleman, Dosen Magister Teknik Informatika Udinus
Abstract Based on outcome analyze and research have make writer, so can use conclusion system problem in KUD Karya Bhakti in Gabus village, Pati regency is treat and manual, so in the presentation information often not effective and efficient. In processing data have rise amount, need computer have can access data very fast. New saved and loan information system with computerization hope can outcome information have accurate and on time. The object of writing is to know and analyze system information save and loan in KUD Karya Bhakti in Gabus Village, Pati Regency. Analyze for placed new system information save and loan have base object including evaluate to system have propose, class diagram, use case diagram, sequence diagram, making drill down, specifics data base planning of process, testing, and implementation of plan. keyword
:
system information, submission credit.
1. PENDAHULUAN Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati merupakan koperasi yang salah satu tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan perkreditan kepada para anggota maupun masyarakat yang memerlukan jasa perkreditan. Di dalam Undang-undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya pasal 33 antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orangseorang dan bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Penjelasan Pasal 33 menempatkan Koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian nasional [1]. Disebutkan juga dalam Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan negara yang maju, adil dan makmur. KUD sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak di sektor jasa keuangan mempunyai kedudukan yang vital terutama dalam menunjang sektor riil yang diusahakan oleh masyarakat koperasi, baik http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
anggota dan calon anggota maupun koperasi lain dan anggotanya. Dalam kesempatan lain KUD yang salah satu unit usahanya memberikan jasa layanan simpan pinjam ini mengacu juga pada Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi yang dilengkapi dengan Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor 351/Kep/M/XII/1998 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi. 1.1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang terdapat dalam uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah : sistem yang sedang berjalan pada KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati saat ini masih dilakukan secara manual, sehingga dalam penyajian informasinya seringkali tidak efektif dan efisien.. 1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat sistem informasi simpan pinjam pada Koperasi Unit Desa Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati guna menyajikan laporan kepada pimpinan secara efektif dan efisien. Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah : a. Secara teori dapat digunakan sebagai referensi atau khasanah ilmu untuk pengembangan penelitian serupa; b. Secara praktek dapat digunakan oleh Ketua KUD untuk meningkatkan kinerjanya; c. Secara kebijakan adalah dengan sistem informasi ini mampu membuat kebijakan KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati; d. Sebagai Referensi buat penelitian berikutnya. 1.3. Metode Penelitian 1.4.1 Metode Pengumpulan Data Menurut Whitten, kerangka kerja untuk aktivitas teknik penemuan fakta ada tujuh, antara lain sampling (dokumentasi, form dan database), meneliti dan mengunjungi situs, observasi lingkungan kerja, kuisioner, wawancara, prototyping dan joint requirements planning [2] Analis sistem biasanya mengaplikasikan beberapa teknik tersebut dengan menyeleksi mana yang paling cocok untuk proyek sistemnya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.4.1.1.Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengen percakapan langsung dengan tujuantujuan tertentu dengan menggunakan format tanya-jawab [3]. Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang berhubungan/bertanggungjawab terhadap kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi simpan pinjam yang akan dibuat.. http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
1.4.1.2.Observasi Suatu metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek penelitian dan pencatatan secara sistematis terhadap suatu gagasan yang diselidiki. Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati. 1.4.1.3.Studi Pustaka Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan Sistem informasi maupun literatur komputer yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 1.4.2 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan adalah merupakan suatu pendekatan yang sangat rapi dan berurutan untuk membuat sebuah sistem aplikasi menjadi suatu kenyataan. Diperlukan suatu metodologi untuk menyediakan suatu struktur pengembangan sistem. Ada banyak siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) tradisional untuk sistem informasi. Untuk berbagai hal sulit, masing-masing organisasi yang mengembangkan sebuah sistem dapat menciptakan variasi in-house agar sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Masing-masing metodologi menekankan langkah-langkah berbeda dalam cara yang berbeda. Akan tetapi, semua SDLCS yang dibuat secara intuitif dan praktis harus mengikuti petunjuk dan proses tertentu. Idealnya, kebutuhan akan beberapa hal merupakan hal yang mendorong dimulainya proses pengembangan sistem dan hasilnya adalah suatu sistem yang komplet. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok – perencanaan, analisis, desain, dan implementasi (PADI) – yang mendorong dimulainya proses pengembangan sistem dan hasilnya adalah suatu sistem yang tersebar. Presentasi SDLC tampaknya linier, tetapi proyek setiap saat dapat dihentikan atau dapat kembali ke sebuah langkah sebelumnya di fase manapun. Idealnya, proyek ”mengalir” turun dan ke arah kanan. Panah ke arah atas menunjukkan adanya perubahan sementara perkembangan sebuah sistem dapat mengembalikan proses ke suatu langkah sebelumnya[4].
http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
Kebutuhan
Perencanaan
Analisis
Desain
Implementasi
Sistem
Gambar 1.1. Proses Pengembangan Air Terjun (Turban,2005)
2. TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan tentang sistem informasi manajemen merupakan esensi yang sangat penting untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif, mengatur kerjasama global, menambahkan nilai bisnis, menyediakan produk dan jasa yang bermanfaat bagi pelanggan. [5] Pada saat ini kebutuhan informasi menjadi kebutuhan primer yang semakin penting dan mendesak sejalan dengan arus globalisasi yang terjadi di seluruh dunia. Penerapan Sistem Informasi Manajemen yang berbasis kompetensi menjadi suatu kebutuhan mutlak dan dapat memberikan keunggulan kompetitif, sehingga dapat menjadi prioritas yang tinggi dalam suatu perusahaan [6]. Selain itu juga digunakan sebagai pedoman dalam perancangan program yang menggunakan Visual Foxpro. Materi yang dimaksud meliputi pengertian Sistem informasi manajemen, Diagram Alir Dokumen (DAD), Object Oriented Design (OOD), pemrograman Visual Foxpro. Pengetahuan tentang Sistem Informasi Manajemen merupakan esensi yang sangat penting untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif, mengatur kerjasama global, menambahkan nilai bisnis, menyediakan produk dan jasa yang bermanfaat bagi pelanggan [7].
http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu [8]. Dalam buku yang lainnya, Sistem merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya dan bila tanpa salah satu darinya sistem tidak akan dapat berjalan. Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendifinisikan sistem, yaitu pendekatan pada prosedur dan pendekatan pada elemen atau komponen [9]. Sistem juga merupakan kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep, dan prosedur yang dmaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasikan atau utuk melayani suatu tujuan [10]. Definisi sistem adalah sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sumberdaya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya berjalan dengan baik maka dihubungkan dengan mekanisme kontrol. Untuk lebih jelasnya elemen sistem tersebut dapat digambarkan dengan model sebagai berikut :[8] Tujuan
Mekanisme
Input
Transformasi
Output
Gambar 2.1 : Model hubungan elemen-elemen sistem 2.1.2 Karakteristik Sistem Suatu sistem memiliki beberapa karakteristik tertentu, yaitu memiliki komponenkomponen, batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolahan, dan sasaran atau tujuan sistem [11] : a. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang berarti sistem saling bekerja-sama membentuk suatu kesatuan. b. Batasan Sistem Batasan sistem adalah suatu area yang membatasi antara sistem dengan lingkungan luar yang lain. Batas sistem itu sendiri meliputi ruang lingkup dari sistem tersebut. c. Lingkungan Luar Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempunyai operasi sistem.
http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
d. Penghubung Sistem Penghubung sendiri dapat memiliki arti lebih sebagai media untuk menghubungkan antara subsistem satu dengan subsistem yang lain. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung. e. Masukan Sistem Masukan adalah sebuah data yang dimasukkan ke dalam sistem operasi perusahaan, masukan sendiri dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. f. Keluaran Sistem Keluaran adalah hasil dari data yang telah diolah menjadi informasi dan diklasifikasikan menjadi sebuah informasi. g. Pengolah Sistem Suatu sistem dapat memiliki sistem pengolah yang merubah masukan menjadi keluaran. h. Sasaran atau Tujuan Suatu sistem pasti memiliki sasaran atau tujuan dalam kegiatan operasionalnya. Sasaran dari sistem menentukan skala masukan dan keluaran yang dihasilkan sistem. 2.2 Data dan Informasi 2.2.1 Data Data adalah sekumpulan baris fakta yang mewakili peristiwa yang terjadi pada organisasi atau pada lingkungan fisik sebelum diolah ke dalam format yang bisa dimengerti dan digunakan orang. Data adalah fakta-fakta dan angka-angka yang secara relatif tidak memiliki arti bagi pemakai . Data yang telah diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut meliputi suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut siklus informasi atau siklus pengolahan data . 2.2.2 Informasi Informasi adalah suatu data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi pemakainya atau penerimanya. Kualitas dari suatu informasi (quality of information)bergantung dari tiga hal, yaitu : a. Akurat b. Tepat waktu c. Relevan 2.3 Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem informasi adalah Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
operasi,bersifat menejerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan [12] Selain itu sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi, 2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi. 3. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[14] Sistem informasi didefinisikan secara teknis sebagai satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan-kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi [7]. 2.4 Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen (management information system) atau sering dikenal dengan singkatan MIS merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Sistem informasi manajemen (SIM) adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi (George M Scott, 1992). SIM adalah sistem manusia / mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dan fungssi pengambilan keputusan dari suatu organisasi (Gordon B. Davis. 1995). Manajemen tingkat atas (top level mangement) dengan eksekutif manajemen yang terdiri dasri direktur utama (president), dan eksekutif lainnya. Sedangkan manajemen tingkat menengah (middle level management) terdiri dari manajermanajer cabang. Manajemen tingkat bawah (lower level management) disebut dengan operating management meliputi mandor dan pengawas. Untuk kemudian kita menyebut top level management dengan strategic level, middle level management dengan tactical level dan lower level management dengan technical level. Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau dengan kata lain teknik pengelolaan informasi dalam suatu organisasi [14]. 2.5 Pengertian Analisa Sistem Sistem suatu organisasi akan didukung atau didampingi oleh teknologi informasi dan manusia. Perancangan sistem informasi harus mempertimbangkan aesthetics tentang sistem mereka. Mereka memerlukan beberapa pemikiran dan tidak http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
tentang aesthetics. Aesthetics muncul utuh dari macam hal, bukan dari komponen spesifik atau komponen. Aesthetics mungkin secara alami dipertimbangkan di dalam “sistem”, dan kita mengusulkanlah bahwa suatu cara efektif berpikir tentang aeshtetics adalah dalam kaitan dengan “tema”. Studi aesthetics di dalam Information System mempunyai implikasi lebih besar dibanding sederhananya mengenali dan menilai seni dan kecantikan [15]. Tujuan utama dari analisis sistem ini adalah sebagai berikut :[16] Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan perizinan. Membantu para pengambil keputusan yaitu para pemimpin untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolok ukur hasil yang telah dicapainya. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini, baik pengelolaan data maupun pembuatan laporan perizinan. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan perizinan yang baru. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan. Bahwa hasil akhir atau output dari tahap analisis sistem ini adalah suatu laporan yang dapat menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta merancang sistem baru yang akan dibuat atau dikembangkan Tahap ini menjadi sangat penting karena kesalahan pada tahap ini juga menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnnya. Dalam analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan : 2.5.1 Mengidentifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari analisa sistem. Dalam tahap ini didefinisikan masalah-masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan yang ingin dipecahkan. 2.5.2 Memahami Kerja Dari Sistem yang Ada Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara lebih rinci bagaimana sistem yang sudah ada berjalan. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap sistem. Analisa sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi sistem yang sudah ada sebelum mencoba untuk menganalisa permasalahan-permasalahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk dapat mencari pemecahannya. Obsevasi dan wawancara dapat dilakukan untuk mendapatkan data contoh-contoh data yang perlu diteliti. 2.5.3 Menganalisa Hasil Penelitian Berdasarkan data yang sudah ada atau diperoleh maka dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang
http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
akan dipecahkan. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menganalisa hasil penelitian adalah : a. Menganalisa Kelemahan Sistem Pada tahap ini dilakukan pencarian guna mencari jawaban yang sebenarnya penyebab dari masalah yang timbul. b. Menganalisa Kebutuhan Informasi Pemakai Setelah nenganalisa kelemahan sistem, perlu mencari kebutuhan-kebutuhan informasi yang digunakan oleh pemakai sistem. Hal ini berkaitan dengan sasaran utama sistem informasi yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pemakai sistem informasi. c. Membuat Laporan Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian yang dilakukan. Tujuan utamanya adalah sebagai bukti secara tertulis tentang hasil analisa yang sudah dilakukan. 2.6 Pengertian Desain Sistem Dari berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa Desain Sistem adalah : 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi. 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. 5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. 6. Termasuk menyangkut mengkonfirmasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. 2.7 Tujuan Desain Sistem Tahap Desain Sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat
3. PERANCANGAN SISTEM BARU Berdasarkan dari proses kerja sistem yang berjalan, terdapat beberapa permasalahan antara lain : 1. Keterlambatan untuk memperoleh kredit, karena sebagian besar masih menggunakan sistem manual. 2. Pengolahan data transaksi, pembuatan laporan dan rekapitulasi dilakukan secara berulang-ulang. 3. Hubungan antara bagian mengalami keterlambatan sehingga dalam pengambilan keputusan sering mengalami kesalahan
http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
Perancangan sistem merupakan strategi untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi bagi permasalahan yang akan dipecahkan. Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas tentunya diperlukan data-data yang berkualitas pula, ia mencakup mulai dari sumber data itu sendiri dan juga kualitas dari proses pengambilan data itu sendiri. Dalam membantu sistem informasi manajemen, diperlukan komponen-komponen data yaitu data internal, data eksternal dan literatur serta buku-buku tentang sistem informasi. Context Diagram dibuat untuk menggambarkan secara garis besar sistem pertama kali dan hubungan antara sistem dengan pihak dari luar sistem (external entity). Di dalam sistem terjadi beberapa proses yang kemudian menghasilkan informasi berupa laporan-laporan yang bisa dijadikan kepada Kepala KUD guna kelancaran tugas sehari-hari dalam melayani anggota yang akan melakukan transaksi simpan pinjam.
Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By:
New Project Name d:\khamid\ dfd00001.dfd Yourdon - Context Diagram Aug-06-2008 AAA Sep-12-2008 AAA
data_pengajuan_pinjaman
laporan_angsuran
0
laporan_simpanan ANGGOTA
data_anggota
SIM Koperasi
laporan_anggota
KEPALA KUD
data_simpanan
data_angsuran
laporan_pengajuan_pinjaman
Gambar 4.1 : Context Diagram sistem informasi simpan pinjam pada KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati Perancangan basis data dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan sistem. Perancangan ini juga mendefinisikan isi atau struktur dari tiaptiap file yang akan diidentifikasikan.
http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
Disain form utama dirancang dengan tampilan begitu sederhana, sehingga akan memudahkan user untuk mengerjakan program aplikasi tersebut. Dalam disain form utama ini, terdiri dari file master, file transaksi, laporan dan keluar. Di dalam menu file master berisi form anggota, menu file transaksi berisi form pengajuan pinjaman, form simpanan dan form angsuran. Menu laporan berisi laporan anggota, laporan pengajuan pinjaman yang terdiri dari per anggota dan semua, laporan simpanan terdiri dari rekap dan per anggota, dan laporan angsuran, serta menu keluar berisi keluar dari program. 4. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL SISTEM INFORMASI 5.1 Tahap Implementasi Implementasi adalah tahap penerapan sekaligus tahap pengujian bagi sistem baru yang benar-benar diketahui. Untuk melangkah tahap implementasi diperlukan adanya beberapa fasilitas atau peralatan yang mendukung kerja sistem. Karena sistem baru adalah sistem yang berbasis komputer, maka sistem baru akan dapat bekerja bila di dukung oleh fasilitas yang berupa perangkat komputer. Tahap selanjutnya setelah sistem selesai dirancang dan dibangun adalah tahap implementasi sistem. Implementasi sistem adalah tahap meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. Untuk mendapatkan sistem yang sesuai dengan yang direncanakan, maka ada beberapa rencana implementasi sistem yaitu pengujian program, pelatihan (training), penggantian sistem (change over), dan pemeliharaan sistem (maintenance).
5.1.1 Pengujian Program Pengujian terhadap program yang selesai dibuat perlu dilakukan supaya mendapatkan sebuah sistem yang baik. Apakah program sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum, kemudian ada kesalahan atau tidak. 5.2 Eksekusi Program Program terdiri dari Menu File berisi menu file master berisi form data anggota, menu file transksi berisi form data pengajuan pinjaman anggota dan form proses penilaian pinjaman anggota, menu laporan berisi laporan data anggota, laporan data pengajuan pinjaman anggota dan laporan hasil analisa pinjaman. Di bawah ini beberapa contoh tampilan form input dan output. 5.2.1 File Transaksi 5.2.1.1 Form Pengajuan Pinjaman Tampilan Form Pengajuan Pinjaman akan tampak seperti berikut :
http://research.pps.dinus.ac.id
,
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2008, ISSN 1414-9999
Gambar 5.3 Form Data Pengajuan Pinjaman 5.2.1.2 Form Simpanan
Gambar 5.4 Form Simpanan Anggota
http://research.pps.dinus.ac.id
,
13
5.2.1.3 Tampilan Laporan Pengajuan Pinjaman per anggota :
Gambar 5.8 Laporan Data Pengajuan Pinjaman per anggota 5.2.1.4 Tampilan Laporan Simpanan Anggota Koperasi Per Anggota :
Gambar 5.11 Laporan Simpanan Anggota Koperasi Per Anggota
5. PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan analisis sistem informasi simpan pinjam pada KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
14
1. Perancangan sistem informasi simpan pinjam ini menggunakan platform Visual FoxPro, karena program ini mempunyai tools yang sangat komplit dan ditunjang dengan koneksitas database, dengan menggunakan database MySQL, yang mampu dipergunakan dengan menggunakan Sistem Operasional minimum Windows 98 2. Sistem dapat mendukung Sistem informasi simpan pinjam pada KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati. Dimana pada sebelumnya masih dikerjakan secara manual dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan sedang pada sistem yang baru dapat mampu mendukung proses pengajuan kredit anggota atau nasabah. 3. Dengan menggunakan Sistem Informasi Simpan Pinjam pada KUD Karya Bhakti ini telah terealisasi dan dapat digunakan sebagai media bantu untuk proses simpan pinjam yang terdapat di KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati. 4. Dengan Sistem informasi simpan pinjam pada KUD Karya Bhakti Desa Gabus Kabupaten Pati, manajemen KUD menjadi lebih baik, efisien, peningkatan pelayanan menjadi lebih baik, dan pengurangan biaya dapat ditekan. DAFTAR PUSTAKA 1. Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia (2001), Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, Jakarta; 2. Whitten, Jeffery L., Bentley, Lonnie D., Dittman, Kevcin C. (2004). Metode Desain dan Analisis Sistem. Edisi keenam. Terjemahan. Tim Penerjemah Andi (2004). Yogyakarta : Penerbit Andi. 3. Kendal, K.E., Kendal, J.E. (2002) Analisis dan Perancangan Sistem, Edisi Kelima Jilid I. Terjemahan. Thamir A.H. Al-Hamdany (2006). Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. 4. Turban, E. Aronson J.E, and Ting-Peng, L. (2005), Decision Support Systems and Intelligent Systems – 7th Ed Jilid I (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas).Terjemahan. Dwi Prabantini (2005). Yogyakarta : Penerbit Andi; 5. Hadi, Sutrisno, (2007). Berbisnis di Era Internet, Bandung Penerbit : CV. Yrama Widya; 6. Tata Sutabri, S.Kom, MM (2004). Analisa Sistem Informasi, Edisi I, Penerbit Andi, Yogyakarta 7. Kenneth C. Laudon, Jane P. Laudon (2005), Sistem Informasi Manajemen, Mengelola Perusahaan Digital. Edisi Delapan (2005). Yogyakarta : Penerbit Andi. 8. S. Nasution, M.A., Dr., Prof. (2000). Metode Research : Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara. 9. Avison, David. And Guy Fitzgerald. (2006). Information Systems Development : Methodologies, Techniques & Tools, 4th edition. New York : McGraw-Hill. 10. McLeod Jr, Raymond. And George P.Schell. (2004). Sistem Informasi Manajemen. Edisi Kesembilan. Terjemahan. Heri Yuliyanto, M.Kom (2007). Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia; 11. Jerry Fite Gerold, Andra Fite Gerold, Warren D.Stallings, Jr. Dalam Fundamentals of System Analaysis (1981 : 5), dikutip oleh Jogiyanto HM dalam Analisis dan Desain Sistem Informasi (1989 : 1);
15
12. Undang-undang No. 32 tentang Otonomi Daerah. 13. Jogiyanto HM (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andy Offset, Yogyakarta. 14. Kristanto, A (2003), Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Gava Media, Yogyakarta 15. Australian Journal of Information Systems Volume 14 Number 2 June 2007. 16. SIBIS Workpackage 2, E-Government, Topic research and indicator development, Report No.8, Tasks 2.1 (Update) + 2.2