JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Hidup dan Biaya Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Biaya Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Studi AMDAL Rumah Sakit di Surabaya Achmad Ibnu Arobi dan M. Razif Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak— Valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup dapat dihitung dengan menggunakan beberapa pendekatan. Mulai pendekatan harga pasar dan pendekatan harga non pasar. Pendekatan harga pasar sendiri juga dibagi lagi kedalam 2 pendekatan yakni pendekatan produktivitas dan pendekatan modal manusia. Pada tugas akhir ini valuasi ekonomi akan dihitung menggunakan pendekatan harga pasar melalui pendekatan modal manusia. Melalui pendekatan ini, akan dihitung harga modal manusia yang terkena dampak akibat perubahan kualitas lingkungan yang diakibatkan dari rumah sakit. Perhitungan harga modal manusia dihitung berdasarkan dari pendapatan yang hilang, biaya pengobatan, dan keefektifan biaya penanggulangan. Kemudian biaya dari Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan dihitung menggunakan analisa Present Value. Nilai PV yang dihitung berjangka waktu 5 tahun. Kata Kunci— valuasi ekonomi, biaya rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan, present value. .
I. PENDAHULUAN
K
EBERADAAN Rumah sakit di kota Surabaya merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana Kota di bidang kesehatan. Program Pemerintah Kota di bidang kesehatan secara otomatis akan mengalami perkembangan dengan keberadaan Rumah sakit. Oleh karena itu, dengan berdirinya Rumah sakit ini, diharapkan dapat melayani masyarakat menengah keatas, agar tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan yang lebih baik. Dalam proses operasi Rumah sakit, diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan hidup di daerah sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak-dampak yang diperkirakan berpotensi terjadi adalah antara lain adanya limbah B3/radioaktif dan potensi penularan penyakit. Dampak-dampak tersebut harus dikelola untuk meminimisasi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif.
Untuk melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan membutuhkan biaya, karena kegiatan pengelolaan dan pemantauan dampak membutuhkan suatu analisis. Biaya kegiatan pengelolaan dampak lingkungan hidup meliputi biaya konstruksi yang membutuhkan alat dan bahan untuk analisis, lalu biaya kompensasi bila menggunakan pendekatan sosial ekonomi dan lain sebagainya. Sedangkan biaya yang digunakan untuk memantau dampak lingkungan hidup lebih banyak lagi karena untuk memantau dampak lingkungan hidup harus dengan periode dan jangka waktu tertentu. Biaya-biaya tersebut seharusnya tercantum dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup. Tetapi selama ini, perhitungan biaya RKL dan RPL belum pernah dihitung. Demikian pula dokumen RKL dan RPL belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan biaya RKL dan RPL. Selain itu perlu juga melakukan perhitungan nilai ekonomi dari dampak yang ditimbulkan dari kegiatan rumah sakit. Perhitungan nilai ekonomi dapat dengan cara valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup bertujuan untuk melakukan penilaian secara ekonomi terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan Rumah sakit. Nilai valuasi dampak dapat dijadikan acuan dalam memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terkena dampak. Metode valuasi ekonomi sudah di publikasikan oleh Kmentrian Lingkungan Hidup, akan tetapi belum pernah dipraktekkan. Biaya RKL RPL dan nilai valuasi dampak lingkungan hidup kemungkingan terdapat selisih nilai biaya.Oleh sebab itu, pada tugas akhir kali ini penulis melakukan penelitian biaya yang dapat digunakan dalam mengelola dampak.Apakah melakukan RKL RPL atau membayar kompensasi kepada masyarakat terkena dampak yang ditentukan dengan valuasi ekonomi dampak lingkungan hidup.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) II. DASAR TEORI A. Pengertian Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Hidup Valuasi dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menyatakan nilai moneter dalam perangkat dan pelayanan lingkungan dari sumber daya alam (Mburu, 2007). Tujuan dari valuasi adalah menentukan pertimbangan manusia menentukan Willing To Pay (WTP). Valuasi merupakan aturan penting dalam pengembangan lingkungan dan manajemen kegiatan. Penggunaan metode valuasi ekonomi untuk menilai dampak lingkungan dari proyek-proyek telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Namun, valuasi lingkungan tampaknya telah dikembangkan secara mandiri dari peraturan dan praktek penilaian dampak lingkungan (AMDAL), meskipun manfaatnya potensinya untuk proses AMDAL. Valuasi ekonomi dampak lingkungan mungkin berguna dalam menilai pentingnya dampak, menentukan tingkat mitigasi, membandingkan alternatif dan umumnya memungkinkan analisis yang lebih obyektif pengorbanan (Lindhjem, 2007). B. Metode Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Hidup Berdasarkan Permen LH nomor 15 tahun 2012, metode dalam melaksanakan valuasi ekonomi dampak sumber daya alam dan lingkungan hidup (SDALH) hidup terdapat 2 macam metode, yaitu 1. Pendekatan Harga Pasar I. Pendekatan Produktivitas a. Pendekatan Perubahan Produktivitas (Change of Productivity) Tahapan pelaksanaannya, yaitu: Menggunakan pendekatan langsung dan menuju sasaran. Menentukan perubahan kuantitas SDA yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu. Memastikan bahwa perubahan merupakan hal yang berkaitan dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Mengalikan perubahan kuantitas dengan harga pasar. b. Pendekatan Biaya Pengganti (Replacement Cost) Tahapan pelaksanaannya: Mengidentifikasi fungsi SDA yang hilang karena perubahan kualitas lingkungan. Menentukan pengganti fungsi SDA yang hilang/terganggu. Menyiapkan data fisik termasuk harga pasar untuk masing-masing komponen yang dibutuhkan sehubungan dengan fungsi pengganti. Menghitung jumlah nilai moneter untuk menciptakan semua fungsi dan manfaat yang diganti. c. Pendekatan Biaya Pencegahan (Prevention Cost Expenditure) Tahapan pelaksanaannya: Menentukan cara untuk melakukan pencegahan (meminimkan dampak), baik cara preventif secara fisik maupun perilaku menghindari risiko. Mengestimasi biaya tenaga kerja dan material yang dibutuhkan, biaya
2
investasi yang diperlukan untuk pemulihan dampak lingkungan. Mengidentifikasi data dan harga pasar untuk setiap komponen data yang dibutuhkan. Menjumlahkan semua nilai pengeluaran untuk melaksanakan upaya pencegahan tersebut. II. Pendekatan Modal Manusia (Human Capital) a. Pendapatan yang Hilang (Forgone/Loss of Earning) Tahapan pelaksanaannya: Memastikan bahwa terjadi dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia akibat adanya perubahan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Mengidentifikasi sumber pendapatan yang hilang akibat terganggunya kesehatan masyarakat, misalnya upah hilang selama sakit. Mengetahui lamanya waktu yang hilang akibat gangguan kesehatan yang terjadi. Menghitung seluruh potensi hilangnya pendapatan. b. Pendekatan Biaya Pengobatan (Medical Cost/Cost of Illness) Tahapan pelaksanaannya: Mengetahui bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang berakibat perlunya biaya pengobatan dan atau kerugian akibat penurunan produktifitas kerja. Mengetahui biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh. Mengetahui kerugian akibat penurunan produktifitas kerja, misal dengan pendekatan tingkat upah atau harga produk yang dihasilkan. Menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktifitas kerja. c. Pendekatan Keefektifan Biaya Penanggulangan (Cost of Effectiveness Analysis of Prevention)
Tahapan pelaksanaannya: Menetapkan target tingkat perubahan kualitas, misalnya tingkat kerusakan tanah maksimum atau batas minimum populasi suatu spesies, yang dapat diterima. Menetapkan berbagai alternatif untuk mencapai target. Mengevaluasi berbagai alternatif dan memilih alternatif biaya yang terkecil. III. Pendekatan Biaya Kesempatan (Opportunity Costs)
Tahapan pelaksanaannya: Mengidentifikasi kesempatan yang hilang karena suatu kegiatan lain/perubahan. Menilai besaran setiap jenis manfaat ekonomi yang hilang. Menjumlahkan besaran semua manfaat ekonomi yang hilang.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2. Pendekatan Harga Non Pasar I.Teknik Tidak Langsung a. Pendekatan Nilai Hedonis (Hedonic Pricing)
Tahapan pelaksanaannya: Menentukan fungsi hedonic pricing Pada tahap ini melibatkan beberapa variable karakteristik yang mempengaruhi, yaitu: P = Permintaan Q = Kualitas Lingkungan N = Tingkat Kebisingan A = Tingkat Kemudahan Akses Semua variable diatas dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut: Ph= f (Qj,Nk,Aj) Dari persamaan ini akan diperoleh fungsi permintaan kualitas lingkungan yang implisit. Dengan menurunkan fungsi di atas terhadap variable Q, akan diperoleh: ðPh/ðQj = ð f (Qj,Nk,Aj)/ ðQj fungsi ini juga bisa kita sebut sebagai fungsi permintaan terbalik (inverse demand curve) bagi kualitas lingkungan. Menentukan Fungsi Permintaan Menentukan fungsi permintaan dari kualitas lingkungan berdasarkan informasi yang diperoleh pada tahap pertama Responden mengetahui dengan baik tentang karakteristik properti yang ditawarkan dan mempunyaikebebasan untuk memilih alternatif lain tanpa ada kekuatan lain yang mempengaruhi. Responden harus merasakan kepuasan maksimum atas properti yang dibelinya dengan kemampuan keuangan yang dimiliki (transaksi terjadi pada kondisi equilibrium). Menanyakan willingness to pay (WTP) responden sebagai kesatuan atas pengaruh variabel harga struktural (bentuk, ukuran, luas,dan lain-lain) dan variable kualitas lingkungannya. b. Pendekatan Biaya Perjalanan
Tahapan pelaksanaannya: Membuat kuesioner untuk survey. Menentukan responden dengan memastikan bahwa perjalanan dimaksudkan harus merupakan tujuan utama dari responden, apabila tidak, maka tidak dapat diikutkan dalam penghitungan. Mengidentifikasi dan membagi tempat rekreasi dan kawasan yang mengelilinginya ke dalam zona konsentrik dengan ketentuan semakin jauh dengan tempat rekreasi semakin tinggi biaya perjalanannya. Melakukan survei dengan menentukan zona asal, tingkat kunjungan, biaya perjalanan dan berbagai karakteristik biaya ekonomi. Meregresi tingkat kunjungan dengan biaya perjalanan dan berbagai variabel ekonomi lainnya.
3
II. Teknik Langsung a. Pendekatan Valuasi Kontingensi Tahapan valuasi pendekatan ini adalah: Menyiapkan kuesioner untuk survei tentang manfaat SDALH. Melakukan survei terhadap sejumlah responden tertentu. Dalam survei, pertanyaan diolah menjadi variabel-variabel pasar, yaitu WTP mereka yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang dan juga berapa kompensasi yang mewakili manfaat apabila SDA dan jasa lingkungan tersebut hilang manfaatnya. Mengolah hasil survei secara ekonometri sebagai langkah derivasi kurva permintaan rata-rata penilaian per responden atas SDALH. Mengestimasi nilai rata-rata per individu atau rumah tangga pada responden, lalu diekstrapolasi dengan populasi agar dapat diketahui total benefit dari suatu jasa lingkungan. b. Pendekatan Benefit Transfer Langkah-langkah dalam benefit transfer: Menyeleksi sekaligus menelaah pustaka yang nilai dan analisisnya akan digunakan dalam kajian yang sedang dilakukan, jika dimungkinkan dikaji pula lokasi dan penduduk sekitar studi kasus. Hal ini diperlukan berkaitan dengan nilai ekonomi (langsung dan tidak langsung), yang menggambarkan preferensi yang mungkin akan berbeda dengan perbedaan sosial ekonomi dan nilai-nilai lain. Menyesuaikan nilai-nilai misalnya mengubah nilai moneter pada satu nilai jasa ekosistem, melakukan penyesuaian dengan tingkat sensitivitas. Kalkulasi nilai per unit dari waktu. Kalkulasi total nilai yang didiskonto, selama jangka waktu manfaat proyek tersebut akan ada. C. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disingkat RKL adalah upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan atau kegiatan. Bagian terpenting dari RKL adalah penjelasan tentang pendekatan teknis yang akan digunakan dalam mengelola lingkungan akibat adanya kegiatan. Menurut permen LH no 32 tahun 2009, ada 3 pendektan yang dapat dilakukan, yaitu: a. Pendekatan Teknologi Pendekatan ini adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk mengelola dampak penting lingkungan hidup. b. Pendekatan Sosial Ekonomi Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintah.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) c. Pendekatan Institusi Pendekatan ini adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan hidup.
Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan. D. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Rencana Pemantauan lingkungan hidup merupakan upaya pemantauan lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat suatu rencana dan atau kegiatan. Pemantauan lingkungan hidup dapat dipakai untuk memahami fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan mulai dari proyek (untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan atau kegiatan) sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional tergantung pada skala keacuhan. Ada 2 kata kunci yang membedakan pemantauan dangen pengamatan secara acak atau sesaat, yakni merupakan kegiatan yang bersifat berorientasi pada data sistematik, berulang dan terencana (Raharjo, 2007). E. Metode Perhitungan Biaya RKL dan RPL Perhitungan biaya RKL dan RPL menggunakan metode Present Value dengan jangka waktu 5 tahun.Perhitungan Present Value digunakan menghitung harga pada saat ini bila aliran kas seragam sebessar A terjadi pada tiap akhir periode selama N periode dengan tingkat bunga 1% (Pujawan, 2008). Secara diagramatis, rumus analisis present value dapat di jelaskan pada persamaan berikut N
F=P (1 i) ………………………...Persamaan (1) dan persamaan F=A
(1 i) N 1 ……………..…persamaan (2) i
akan diperoleh persamaan baru dengan proses subtitusi sebagai berikut:
(1 i) N 1 N A P(1 i) …….persamaan (3) i atau
(1 i) N 1 1 P A (1 i) N …persamaan (4) i atau
(1 i) N 1 P A ………………persamaan (5) N i(1 i) dan
(1 i) N 1 P/ A N i(1 i)
persamaan (6)
Faktor ini dinamakan nilai sekarang dari deret seragam USPWF (Uniform Series Present Worth Factor) yang mana dapat juga ditulis
4
(1 i) N 1 (P/A, i%, N) …persamaan (7) N i(1 i) atau P=A(P/A,i%,N) …………………….......persamaan (8)
III. METODE PENELITIAN A. Perhitungan Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan hidup Perhitungan Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Hidup pada Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Rumah sakit dilakukan menggunakan pendekatan yang berbeda. Pendekatan yang digunakan menyesuaikan dengan dampak yang dikelola dan dipantau di dokumen RKL dan RPL. Pemilihan pendekatan dilakukan menggunakan teknik pemilihan pendekatan yang ada pada permen LH nomer 15 tahun 2012. Selain itu, perhitungan valuasi juga menggunakan metode present value, analysis dengan jangka waktu selama 5 tahun. Dimana persamaan rumus present value analysis adalah sebagai berikut:
Dimana: P = Biaya total kegiatan pemantauan selama 5 tahun A = Biaya kegiatan pemantauan per periode I = Suku bunga bank (6.5% per tahun, sehingga = 0.54% per bulan) N =Frekuensi pemantauan selama 5 tahun Untuk diagram aliran kas perhitungan present value adalah sebagai berikut: A
A
A
0 N
N
N
P B. Perhitungan Biaya Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Biaya RKL dihitung berdasarkan pada dampak besar dan dampak penting yang dikelola pada dokumen RKL. Perhitungan dilakukan secara urut satu persatu pada masingmasing dampak. Perhitungan biaya RKL menggunakan metode Rencana Anggaran Biaya (RAB). Dimana masing-masing pengelolaan pada setiap pendekatan akan dirinci setiap kebutuhan (barang/jasa) beserta harga masing-masing kebutuhan. C. Perhitungan Biaya Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Biaya RPL dihitung berdasarkan pada dampak besar dan dampak penting yang dikelola pada dokumen RPL.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
5
Perhitungan dilakukan secara urut satu persatu pada masingmasing dampak. Perhitungan biaya RKL menggunakan present value analysis dengan jangka waktu selama 5 tahun. Dimana persamaan rumus present value analysis adalah sebagai berikut:
Dimana: P = Biaya total kegiatan pemantauan selama 5 tahun A = Biaya kegiatan pemantauan per periode I = Suku bunga bank (6.5% per tahun, sehingga = 0.54% per bulan) N =Frekuensi pemantauan selama 5 tahun Untuk diagram aliran kas perhitungan present value adalah sebagai berikut: A
A
N
N
A
0 N
P IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Hasil Studi Amdal yang telah dilakukan, terdapat beberapa dampak lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan pengoperasian rumah sakit. Pada tugas akhir ini, akan mengkaji dampak yang dihasilkan selama proses pengoperasian rumah sakit yaitu selama 5 tahun. Dampak yang akan dikaji adalah dampak negatif yang dikelola dan dipantau pada dokumen RKL dan RPL. Adapun dampak yang dihasilkan selama proses pengoperasian dari kegiatan yang menimbulkan dampak adalah sebagai berikut 1. Peningkatan kebisingan 2. Bau 3. Peningkatan Pemakaian Air PDAM 4. Gangguan Distribusi PDAM 5. Peningkatan Pemakaian Air Tanah 6. Gangguan Air Sumur Penduduk 7. Genangan Air 8. Kemacetan Lalu Lintas 9. Timbulnya Vektor Penyakit 10. Infeksi Nosokomial 11. Sampah Padat Medis 12. Sampah Padat Non Medis Pada masing-masing dampak tersebut, dihitung biaya valuasi dan juga biaya RKL dan RPL. Kemudian dari hasil perhitungan biaya tersebut, dibandingkan antara biaya valuasi dengan biaya RKL dan RPL. Hasil perhitungan biaya valuasi dan biaya RKL dan RPL dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel tersebut menunjukkan perbandingan biaya valuasi dengan biaya RKL dan RPL pada masing-masing dampak.
Gambar 1. Diagram Perbandingan Nilai Valuasi dengan Biaya RKL dan RPL Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa nilai valuasi ekonomi atau biaya kompensasi yang dikeluarkan jauh lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan apabila melakukan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan apabila dampak terkena penduduk akan memerlukan biaya kompensasi yang besar. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat dikatakan efektif. Sehingga tidak perlu dilakukan pengkajian ulang rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan. V. KESIMPULAN/RINGKASAN 1. Nilai Valuasi Ekonomi dari dampak penting dan dampak besar dari Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Rumah sakit adalah sebesar Rp. 23.031.219.127 2. Biaya Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan sebesar 3.121.576.599 3. Dari perhitungan diatas menunjukkan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kompensasi lebih besar dari pada biaya melakukan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. Hal tersebut menandakan kefektifan biaya dalam melakukan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan sudah terlaksana. DAFTAR PUSTAKA 1. Adrianto,L., Mujio., dan Yudi Wahyudin.2004.Modul Pengenalan Konsep dan Metodologi Valuasi Ekonomi Sumber Daya Pesisir dan Laut. Bogor:PKSPL-IPB 2. Anonim. 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Anonim.2012. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyususnan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 4. Anonim.2012. Permen LH Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan. 5. Baderan.D.W.K.2013. Model Valuasi Ekonomi Sebagai Dasar Untuk Rehabilitasi Kerusakan Hutan Mangrove di
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Wilayah Pesisir Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Yogyakarta: Universitas UGM 6. Borjesson.P.2007. Economic Valuation of The Environmental Impact of Logging Residue Recovery and Nutrient Compensation.elsevier.inc 7. DHARSONO,N.F.2008. PENILAIAN RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PEMILIHAN ALTERNATIF PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI TERJADINYA RESIKO DENGAN PENDEKATAN NET PRESENT VALUE (STUDI KASUS: MERPATI MAINTENANCE FACILITY – JUANDA. SURABAYA: INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 8. Fauzi,A.2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 9. Gavious.I.2009. The Valuation Implications of Human Capital in Transactions on and Outside The Exchange.elsevier.inc 10. Ginting,R.2006. Ekonomi Teknik (Engineering Economy). Program Pendidikan Sarjana Ekstension Departement Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan 11. Laurans.Y.2012. Economic Valuation of Ecosystem Services from Coral Reefs in The South Pacific: Taking Stock of Recent Experience.elsevier.inc 12. Lindhjem,H.2007. Environmental Economic Impact Assessment in China: Problems and prospects. China.elsevier.inc 13. Mburu.2007. Economic Valuation and Environmental Assessment. East Africa: BMBF 14. Mulyanto, H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta. Graha Ilmu. 15. Mwebaze.P.2010. Economic Valuation of The Influence of Invasive Alien Species on The Economy of The Seychelles Islands.elsevier.inc 16. Nuaraini,A.2005. Analisis Tingkat Kebisingan dan Bahaya Kebisingan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Bandung:. Universitas Komputer Indonesia. 17. O’garra.2011. Economic Valuation of a Traditional Fishing Ground on The Coral Coast in Fiji. Navakavu.elsevier.inc 18. Ojeda,M.I.2007. Economic Valuation of Environmental Services Sustained by Water Flows in The Yaqui River Delta.USA.Elsevier.inc 19. Pascal, N., De Maziere, J., 2008. Analysis of Economic Studies on Coral Reefs Ecosystems in The South Pacific Region. A Methodological Approach CRISP/3B/3B3 Workshop Proceedings. 20. Pujawan,I Nyoman.2008. Ekonomi Teknik. Surabaya:GunaWidya 21. Putranto,H.2008. Modul 1 Nilai Uang. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Mercubuana 22. Raharjo,M.2007. Memahami Amdal. Yogyakarta: Graha Ilmu. 23. Reksohadiprodjo,S., dan Andreas B.P.B. 2000. Ekonomi Lingkungan. Yogyakarta: BPFE 24. Soderqvist.T.2008. On How to Assess The Quality of Environmental Valuation Studies.elsevier.inc
6
25. Soemarwoto,O.1994. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. 26. Supardi,I.1985. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: P.T.Alumni. 27. Siahaan.N.H.T. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi pembangunan Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 28. Tolmasquim.M.T.2007.Environmental Valuation for longterm Strategic Planning the Case of The Brazilian Power Sector.Brazil.elsevier.inc