JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Perancangan Business Intelligence Dashboard Berbasis Web Untuk Pemantauan Tingkat Keberhasilan Pambangunan Ketenagakerjaan (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur) Danang Yuli Setiawan, Rully Agus Hendrawan, Raras Tyasnurita Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Sukolilo, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak—Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) merupakan salah satu alat ukur yang dapat merefleksikan status/kondisi pembangunan ketenagakerjaan di suatu provinsi. Pada kenyataannya, pengukuran IPK dilakukan setiap bulan Maret hingga April dengan menggunakan sumber data ketenagakerjaan tahun sebelumnya, dan diumumkan pada akhir tahun. Mengingat Jawa Timur adalah provinsi dengan angka pertumbuhan ekonomi tercepat yaitu sebesar 7,27% pada tahun 2012, cara seperti ini membuat skor IPK yang dihasilkan oleh Kemenakertrans tidak lagi handal/reliabel untuk dijadikan Disnakertransduk Jatim sebagai bahan evaluasi dan perencanaan tenaga kerja. Proses yang demikian panjang akan menjadi lebih efektif dan efisien jika dibantu dengan pengembangan teknologi Business Intelligence Dashboard (BI Dashboard) berbasis web yang dapat menghasilkan skor IPK secara real time dan disajikan dalam bentuk visualisasi dashboard. Hasil luaran dari penelitian ini adalah menghasilkan rancangan BI Dashboard yang mampu mengolah data ketenagakerjaan menjadi nilai aktual, indeks sub indikator, indeks indikator utama hingga menjadi skor IPK secara real time. Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam visualisasi dashboard dengan menggunakan fasilitas Google Chart Tools. Dengan adanya perangkat lunak ini, Disnakertransduk Jawa Timur dapat mengevaluasi kinerja pembangunan ketenagakerjaan secara cepat dan mendukung terciptanya perencanaan tenaga kerja yang efektif. Kata Kunci— IPK, BI Dashboard, Google Chart Tools
I. PENDAHULUAN
P
ERMASALAHAN yang masih harus dihadapi dalam bidang ketenagakerjaan adalah menyangkut masalah pengangguran, produktivitas tenaga kerja yang rendah, kualitas yang rendah, perselisihan kerja, pemogokan kerja, pengupahan yang rendah, dan perlindungan tenaga kerja. Namun, perlu dipahami bahwa setiap provinsi memiliki intensitas permasalahan yang berbeda-beda, baik mengenai jumlah maupun karakteristiknya. Oleh karena itu Kemenakertrans RI menetapkan program pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) pada Renstra Pusat Perencanaan Tenaga Kerja tahun 2010-2014 [11]. IPK diberlakukan sejak tahun 2011 dan diukur oleh tim khusus yang dibentuk oleh Kemenakertrans melalui Pusat
PTK. Proses pengambilan data dilakukan setiap bulan MaretApril dengan cara mengunjungi masing-masing provinsi di seluruh Indonesia. Data yang digunakan merupakan data ketenagakerjaan periode sebelumnya (misal: untuk pengukuran IPK tahun 2012, maka digunakan data ketenagakerjaan tahun 2011). Setelah data terkumpul, dilanjutkan proses penghitungan. Hasil perhitungan dipublikasikan pada akhir tahun dengan memberikan penghargaan kepada pemerintah provinsi peraih IPK tertinggi. Proses yang demikian panjang menjadikan permasalahan baru bagi provinsi Jawa Timur, yaitu skor IPK yang dihasilkan oleh Kemenakertrans tidak lagi handal/reliabel untuk dijadikan bahan evaluasi serta penyusunan kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk periode selanjutnya. Terlebih lagi Jawa Timur merupakan pusat Kawasan Timur Indonesia dengan angka pertumbuhan ekonomi tercepat yaitu sebesar 7,27% pada tahun 2012, lebih baik dibanding pertumbuhan nasional yaitu sebesar 6,23% [2]. Proses pengukuran IPK yang demikian panjang akan menjadi lebih efektif dan efisien jika dibantu dengan pengembangan teknologi Business Intelligence Dashboard (BI Dashboard) berbasis web yang dapat menghasilkan skor IPK secara real time dan disajikan dalam bentuk visualisasi dashboard. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Antonio Scipioni, bahwa penerapan BI Dashboard di kalangan pemerintahan dapat mendukung proses pengambilan keputusan dengan menghasilkan evaluasi yang ringkas [17]. BI Dashboard adalah alat visualisasi data yang menampilkan matriks dan indikator kinerja utama/Key Performance Index (KPI) dalam sebuah organisasi. BI Dashboard mampu menggabungkan dan mengelola angka serta Performance Scorecard dalam satu layar. Kelebihan dari BI Dashboard adalah memiliki antarmuka yang dapat disesuaikan dan kemampuan untuk menarik data secara real time dari berbagai sumber. Dalam studi kasus ini, solusi tersebut dapat mendukung Disnakertransduk Jawa Timur untuk mengevaluasi kinerja pembangunan ketenagakerjaan secara cepat serta mendukung pengambilan keputusan dalam menentukan strategi/kebijakan/program kerja periode selanjutnya guna meningkatkan kinerja pembangunan ketenagakerjaan di Jawa Timur.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
2
II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini antara lain: 1) Bagaimana menghasilkan rancangan BI Dashboard yang tepat sehingga dapat diimplementasikan oleh Disnakertansduk Jawa Timur guna mendukung proses evaluasi dan perencanaan tenaga kerja yang handal/reliabel? III. TINJAUAN PUSTAKA A. Business Intelligence Dashboard Business Intelligence merupakan seperangkat teori, metodologi, proses, arsitektur, dan teknologi yang mampu untuk mengolah data mentah menjadi informasi, yang kemudian diolah lagi sehingga menjadi pengetahuan dan strategi dalam mendukung aktivitas bisnis yang efektif [15]. Sedangkan dashboard merupakan alat yang digunakan untuk menyajikan informasi dari proses BI dengan memberikan tampilan antarmuka dengan berbagai bentuk seperti diagram, laporan, indikator visual, serta mekanisme peringatan sehingga pengguna dapat mengukur, mengawasi, dan mengelola kinerja bisnis yang lebih efektif [4]. Dashboard dapat dikelompokkan menjadi beberapa objektif berdasarkan level manajemen yang didukungnya, antara lain strategical dashboard, tactical dashboard, dan operational dashboard. Dashboard yang dibangun dalam penelitian ini merupakan Strategical Dashboard yaitu alat yang mendukung manajemen level strategis untuk membuat keputusan bisnis, memprediksi peluang, dan memberikan arahan pencapaian tujuan strategis [9]. Gambar 1 Kerangka Pengukuran IPK
B. Google Chart Tools Google Chart Tools merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai antarmuka laporan BI. Google Chart Tools menyediakan banyak jenis grafik yang dapat digunakan dan terpapar sebagai kelas JavaScript. Grafik yang disediakan juga sangat interaktif sehingga dimungkinkan untuk membuat antarmuka Dashboard yang kompleks. Grafik tersebut menggunakan teknologi HTML5/SVG untuk mendukung kompatibilitas lintas browser (termasuk vml untuk versi Internet Explorer yang lebih lama) dan dukungan portabilitas antar platform sehingga tidak perlu adanya tambahan plugin. Grafik yang ditampilkan dapat berbentuk statis maupun interaktif [6]. Dalam penelitian ini digunakan grafik interaktif. C. Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) IPK digunakan sebagai salah satu alat ukur yang dapat merefleksikan status/kondisi pembangunan ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam bentuk indeks komposit yang mencakup 9 indikator/dasar bidang ketenagakerjaan, diantaranya Perencanaan Tenaga Kerja, Penduduk dan Tenaga Kerja, Penciptaan Kesempatan Kerja, Pelatihan dan Kompetensi Kerja, Produktivitas Kerja, Hubungan Industrial, Kondisi Lingkungan Kerja, Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja, serta Jaminan Sosial Tenaga Kerja [13]. Kerangka proses pengukuran IPK dapat dilihat pada gambar 1.
IV. METODE PENELITIAN Luaran penelitian ini menghasilkan sebuah produk, oleh karena itu digunakan metodologi penelitian dan pengembangan yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sugiyono [18]. Metodologi tersebut diintegrasikan dengan metodologi pengembangan dashboard yang diusulkan oleh Eva Hariyati [7]. Metode penelitian diilustrasikan pada gambar 2. A. Identifikasi Permasalahan Pada tahapan ini dilakukan identifikasi permasalahan kondisi aktual ketenagakerjaan di Jawa Timur. Hasil dari tahapan ini adalah penetapan rumusan masalah penelitian, penetapan batasan penelitian, dan penetapan tujuan penelitian. B. Identifikasi Kebutuhan Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan pendekatan top down. Dimulai dari identifikasi high level scenario dashboard untuk mendapatkan gambaran umum skenario informasi yang akan disajikan pada dashboard. Tahap ini dilakukan dengan wawancara yang melibatkan pihak pengguna secara aktif, yang diwakili oleh pimpinan atau perwakilan kelompok pengguna yang nantinya akan menggunakan dashboard [8].
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
3
Dari high-level scenario, selanjutnya diidentifikasi kebutuhan data/informasi secara detail, sampai didapatkan KPI untuk setiap jenis dashboard. C. Perencanaan Tahap perencanaan bertujuan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil identifikasi kebutuhan. KPI untuk setiap kelompok dashboard akan dianalisis untuk mendapatkan meta-informasi yang dikandungnya [9]. Sedangkan data hasil identifikasi kebutuhan bisnis pengguna akan dianalisis lebih lanjut untuk merencanakan fungsionalitas dashboard. Perencanaan fungsionalitas dashboard pada penelitian ini digambarkan dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML). Diagram UML yang digunakan dalam penelitian ini adalah diagram usecase dan diagram robustness [14]. Hasil analisis meta-informasi KPI dan perencanaan fungsionalitas dashboard digunakan untuk merencanakan konten dan hierarki informasi dashboard. D. Desain Prototipe Perancangan prototipe merupakan hal penting dalam pembangunan sistem yang menggunakan pendekatan usercentric. Prototipe merupakan media yang digunakan untuk melihat kesesuaian antara kebutuhan pengguna dengan sistem yang direncanakan, sebelum diimplementasikan secara nyata. Dengan menggunakan prototipe pembangunan dashboard menjadi lebih efisien, karena setiap kekeliruan yang terjadi akibat kesalahan persepsi dapat dideteksi lebih awal. Perancangan prototipe terdiri dari 3(tiga) tahap, yaitu perancangan desain dan layout dashboard, perancangan mekanisme komunikasi, dan perancangan kontrol navigasi. Perancangan desain dashboard memperhatikan elemenelemen seperti tampilan grafik, warna, bentuk kode program, animasi, dan penempatan konten informasi. Perancangan layout dashboard mempertimbangkan hal-hal seperti jumlah frame, simetri dan proporsi frame, serta resolusi komputer. Perancangan mekanisme komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk merancang struktur komunikasi antara pengguna dashboard, dalam merespon peringatan/alert dan melakukan pelaporan. Perancangan kontrol navigasi meliputi upaya membagi informasi ke dalam beberapa layar yang berbeda, dengan menyediakan penghubung yang tepat. Navigasi memungkinkan pengguna melakukan drill-down, untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. V. PERANCANGAN BI DASHBOARD A. Identifikasi Kebutuhan High Level Scenario Dashboard Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa Disnakertransduk Jawa Timur membutuhkan BI Dashboard yang dapat membantu pemantauan capaian kinerja pembangunan ketenagakerjaan secara real time yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan perencanaan yang tepat, guna memperoleh status pembangunan ketenagakerjaan yang tinggi.
Gambar 2 Metodologi Pengerjaan Penelitian
B. Identifikasi KPI Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan high level scenario dashboard dan kajian pustaka [13], maka dapat diidentifikasi KPI pembangunan ketenagakerjaan. Contoh hasil identifikasi KPI pembangunan ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Contoh Hasil Identifikasi KPI Pembangunan Ketenagakerjaan
C. Perencanaan Basis Data Desain basis data menggambarkan beberapa tabel entitas beserta masing-masing hubungannya sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Basis data tersebut terdiri dari 6 tabel entitas, antara lain: provinsi, user, indikator_utama, sub_indikator, transaksional, dan kalkulasi. Selain sebagai wadah penyimpanan data masukan, basis data juga dirancang sebagai mesin pengolah data masukan menjadi nilai aktual (Xu), indeks indikator sebelum pembobotan (Ixu), indeks indikator setelah pembobotan (Isu), indeks indikator utama (Iu), hingga menjadi indeks pembangunan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) ketenagakerjaan (IPK) yang diilustrasikan pada gambar 3.
4
E. Perencanaan Fungsional Sistem Perencanaan Fungsional Sistem dijabarkan kedalam bentuk diagram UML, pada penelitian ini menggunakan diagram usecase, dan diagram robustness yang masing-masing ditunjukkan pada tabel 3 dan gambar 4. analysis Mengisi data ketenagakerj aan
Gambar 4. Diagram Robustness untuk usecase "mengisi data ketenagakerjaan" Menampilkan halaman data ketenagakerjaan dengan notifikasi "Error: data ketenagakerjaan tahun (xyz) telah terisi"
Menampilkan halaman utama pengguna (beranda)
Menampilkan halaman data ketenagakerjaan
Halaman data Menampilkan halaman ketenagakerjaan tambah data dengan notifikasi ketenagakerjaan "Error: data ketenagakerjaan tahun (xyz) telah terisi"
Menampilkan halaman data ketenagakerjaan dengan notifikasi "Error: ada satu/beberapa data yang kosong"
Halaman data ketenagakerjaan dengan notifikasi "Error: ada satu/beberapa data yang kosong"
db_transaksional
db_kalkulasi
{yes} [klik menu "data ketenagakerjaan"]
[klik tombol "simpan"] {No}
Pengguna
Gambar 3. Alur Business Intelligence
D. Analisis meta KPI Setelah KPI telah berhasil diidentifikasi, maka dilakukan analisis untuk mengidentifikasi meta-informasi yang dikandung pada masing-masing KPI [9]. Contoh hasil analisis pemetaan meta KPI dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Contoh Hasil Analisis meta-KPI
Halaman utama pengguna (beranda)
Halaman data ketenagakerjaan
Apakah data Halaman tambah data ketenagakerjaan tahun ketenagakerjaan ini telah terisi?
Mengisi data Apakah semua kolom ketenagakerjaan terisi semua?
Menyimpan data ketenagakerjaan
Menghitung nilai Mengihutung indeks Menghitung sub Menghitung indeks Menghitung IPK aktual sub indikator (x) sub indikator sebelum indikator setelah indikator utama (Iu) pembobotan (Ixu) pembobotan (Isu)
Gambar 4. Diagram Robustness untuk usecase "mengisi data ketenagakerjaan"
F. Perancangan Desain dan Layout Prototipe dashboard akan ditampilkan dalam 1 (satu) halaman dashboard utama, dan 9 (sembilan) halaman dashboard pendukung yang merupakan penjabaran dari halaman dashboard utama. Masing-masing halaman akan termuat komponen dashboard yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Presentation Model untuk KPI
Tabel 3. Skenario usecase "mengisi data ketenagakerjaan" Nama Use Case: Mengisi Data Ketenagakerjaan Skenario Pengguna memilih menu “Data Ketenagakerjaan” pada halaman utama pengguna/beranda. Sistem mengarahkan pengguna ke halaman data ketenagakerjaan. Pengguna menekan tombol “tambah baru”. Sistem akan mengecek data ketenagakerjaan untuk tahun ini. Jika belum ada maka sistem Basic 3.1 mengarahkan pengguna ke halaman tambah data Path ketenagakerjaan. Pengguna mengisi data ketenagakerjaan, kemudian menekan tombol “Simpan”. Sistem akan menyimpan isian data ketenagakerjaan di db_transaksional dan melakukan kalkulasi Xu, Ixu, Isu, dan Iu di db_kalkulasi serta kalkulasi IPK yang disimpan di db_transaksional. Pengguna memilih menu “Data Ketenagakerjaan” pada halaman utama pengguna/beranda. Sistem mengarahkan pengguna ke halaman data ketenagakerjaan. Pengguna menekan tombol “tambah data”. Sistem akan mengecek data 3.2 ketenagakerjaan untuk tahun ini. Jika sudah ada maka sistem akan menolak penambahan data, dan mengarahkan pengguna ke halaman data ketenagakerjaan dengan notifikasi “Error: data ketenagakerjaan tahun (xyz) telah terisi”. Pengguna memilih menu “Data Ketenagakerjaan” pada Alternate halaman utama pengguna/beranda. Sistem mengarahkan Path pengguna ke halaman data ketenagakerjaan. Pengguna menekan tombol “tambah baru”. Sistem akan mengecek data ketenagakerjaan untuk tahun ini. Jika belum ada maka sistem mengarahkan pengguna ke halaman tambah data 3.3 ketenagakerjaan. Pengguna meninggalkan satu dan/atau beberapa kolom yang belum diisi, kemudian menekan tombol “Simpan”. Sistem akan menolak penyimpanan data ketenagakerjaan, dan mengarahkan pengguna ke halaman tambah data ketenagakerjaan dengan notifikasi “Error: ada satu/beberapa data yang kosong”.
G. Perancangan Mekanisme Komunikasi Mekanisme komunikasi perangkat lunak dibuat dengan menggunakan metode storyboarding, yaitu sketsa komponen dashboard yang disusun berurutan untuk mempermudah pengguna dashboard dalam memahami informasi yang terkandung dalam tiap komponen dashboard [10]. Sketsa komponen dashboard serta rancangan peringatan dan aksi masing-masing ditunjukkan pada gambar 5 dan tabel 5.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
5
Tabel 5. Rancangan Peringatan dan Aksi No Notasi (gambar 5)
Gambar. 5. Sketsa halaman dashboard utama.
Jenis Analisis (tabel 4)
2
1
3
2.a
4
2.b
5
2.c
6
3
7
4
8
5
VI. KESIMPULAN/RINGKASAN Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari Penelitian adalah sebagai berikut: 1) Perancangan dashboard pada penelitian ini mengggunakan sebagian metodologi penelitian dan pengembangan yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sugiyono (identifikasi masalah, pengumpulan data, desain produk). Metodologi tersebut diintegrasikan dengan sebagian metodologi pengembangan dashboard yang diusulkan oleh Eva Hariyati (identifikasi kebutuhan, perencanaan, desain prototipe). 2) Perancangan dashboard pada penelitian ini dilakukan pada lingkungan sub bagian penyusunan program, dan diimplementasikan kepada pejabat eselon IV. 3) Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan pendekatan top down. 4) Disnakertransduk Jawa Timur membutuhkan BI Dashboard yang dapat membantu pemantauan capaian kinerja pembangunan ketenagakerjaan secara real time yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan perencanaan yang tepat, guna memperoleh status pembangunan ketenagakerjaan yang tinggi. 5) Perancangan Dashboard pada penelitian ini bersifat strategis, dengan jangka waktu pembaharuan data adalah dengan satuan tahun. 6) Perencanaan fungsionalitas dashboard pada penelitian ini digambarkan dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML). Diagram UML yang digunakan dalam penelitian ini adalah diagram usecase dan diagram robustness 7) Perancangan prototipe terdiri dari 3(tiga) tahap, yaitu perancangan desain dan layout dashboard, perancangan mekanisme komunikasi, dan perancangan kontrol navigasi.
Jenis Peringatan & Aksi Jika jarum tidak menunjukkan pada daerah berwarna hijau, maka Disnakertransduk Jatim perlu mendorong pembangunan ketenagakerjaan. Analisis lebih lanjut ke nomor notasi 3 Jika grafik batang menunjukkan warna hijau maka mengindikasikan terjadinya kenaikan skor IPK dibanding tahun lalu. Namun jika terjadi penurunan skor IPK, grafik batang menunjukkan warna merah dan Disnakertransduk Jatim perlu mendorong pembangunan ketenagakerjaan. Analisis lebih lanjut ke nomor notasi 4 Jika grafik batang menunjukkan warna hijau maka mengindikasikan skor IPK yang diraih melebihi skor target yang telah ditetapkan. Namun jika sebaliknya maka grafik batang menunjukkan warna merah dan Disnakertransduk Jatim perlu mendorong pembangunan ketenagakerjaan. Analisis lebih lanjut ke nomor notasi 5 Jika grafik batang menunjukkan warna hijau maka mengindikasikan pertumbuhan skor yang diraih melebihi pertumbuhan skor IPK nasional, dan jika sebaliknya maka grafik batang menunjukkan warna merah dan Disnakertransduk Jatim perlu mendorong pembangunan ketenagakerjaan. Analisis lebih lanjut ke nomor notasi 6 Jika arah panah ke atas maka mengindikasikan kenaikan peringkat skor IPK, namun jika sebaliknya maka arah panah menunjukkan ke bawah dan Disnakertransduk Jatim perlu mendorong pembangunan ketenagakerjaan. Analisis lebih lanjut ke nomor notasi 7 dan 8 Disnakertransduk Jatim dapat melakukan benchmark ke provinsi peraih IPK tertinggi (ditunjukkan dengan warna paling hijau) untuk mempelajari strategi / kebijakan / program kerja yang dapat diimplementasikan di Jawa Timur Skor IPK yang didapatkan merupakan hasil komposit dari skor indikator utama. Pada komponen ini pengguna dapat mengetahui indikator penyebab terjadinya kenaikan/penurunan skor IPK. Warna hijau mengindikasikan status indikator tersebut adalah tinggi, warna kuning mengindikasikan status indikator tersebut adalah menengah atas, warna oranye mengindikasikan status indikator tersebut adalah menengah bawah, dan warna merah mengindikasikan status indikator tersebut adalah rendah dan indikator tersebut perlu perhatian lebih oleh Disnakertransduk Jatim.
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4]
[5]
[6] [7]
Agarwal, B.B., Tayar, S.P., Gupta, M., (2010). Software Engineering and Testing.USA: Jones & Bartlett Publishers Badan Pusat Statistik. (2012). Berita Resmi Statistik: Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2012. Surabaya: BPS Provinsi Jawa Timur. Bowles, C., & Box, J. (2010). Undercover User Experience Design. New Riders. Eckerson, Wayne. (2010). Performance Dashboards: Measuring, Monitoring, and Managing Your Business, 2nd Edition. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Few, Stephen. (2007). Information Dashboard Design: The Effective Visual Communication of Data. United States: O’Reilly Media Incorporated. Google Chart Tools. Google Developers Documentation Website. [Online].http://developers.google.com/chart/interactive/docs/ index Hariyanti, Eva. (2008). Pengembangan Metodologi Pembangunan Information Dashboard Untuk Monitoring Kinerja Organisasi. Makalah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
[8] [9] [10]
[11]
[12] [13]
[14] [15]
[16]
[17]
[18]
disajikan dalam Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, Jakarta, 21-23 Mei. Kumar, C. Rajendra. (2008). Research Methodology. New Delhi: APH Publishing Corporation. Malik, Shadan. (2005). Enterprise Dashboard: Design and Best Practice for IT. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Rasmussen, Nils. Bansal, Manish. Chen, Claire. (2009). Business Dashboard: A Visual Catalog for Design and Deployment. New Jersey: John Wiley & Sons Inc Republik Indonesia. (2011). Rencana Strategis Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Tahun 2010-2014. Jakarta: Sekretariat Jenderal Kemenakertrans RI. Republik Indonesia. (2012). Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2012. Jakarta: Sekretariat Jenderal Kemenakertrans RI. Republik Indonesia. (2012). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 457 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan. Lembaran Negara RI Tahun 2012, No. 457. Sekretariat Negara. Jakarta. Rosenberg, Doug. Stephens, Matt. (2007). Use Case Driven Object Modeling with UML. Theory and Practice. New York: Apress. Rud, Olivia (2009). Business Intelligence Success Factors: Tools for Aligning Your Business in the Global Economy. Hoboken, N.J: Wiley & Sons Inc. Saltelli, A., Ratto, M., Andres, T., Campolongo, F., Cariboni, J., Gatelli, D. Saisana, M., and Tarantola, S., 2008,Global Sensitivity Analysis. The Primer. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Scipioni, Antonio. (2009). The Dashboard of Sustainability to measure the local urban – sustainable development: The case study of Padua – Municipality. Italy: Elsevier. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta.
6