Jurnal SKRIPSI 2012 Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan PEMURNIAN PRODUK DIASILGLISEROLHASIL OPTIMASI GLISEROLISIS CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN ENZIM LIPASE
Tiar Putri Pamungkas, Dr.Tri Panji, M.S, Ir. Suharyanto, M.S. ABSTRACT Indonesia is a leading producer of palm oil (CPO) in the world with total production reaching 22.5 million tons per year. CPO sales value would be much more beneficial if the content of triacylglycerol (TAG) is converted to diacylglycerol (DAG). DAG-rich oil can serve as healthy oils because it can reduce serum triglycerides in the blood and prevent the accumulation of fat in the body. The purpose of this study is to find out the method of CPO purification to separate DAG compounds from other compounds (MAG, TAG, and FFA), as well as to increase DAG levels by 50% so it can be classified as healthy oil. Purification process was carried out using column chromatography techniques, gradual cooling, and cooling the solvent. The best purification results of diacylglycerol product was obtained using column chromatography techniques with the percentage of DAG components reached 50.87% in the 70th fraction. Percentage of DAG results obtained, CPO containing can be classified as healthy oil since the product after purification was more than 50% DAG. Keywords: CPO, diacylglycerol, column chromatography, TLC. ABSTRAK Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 22,5 juta ton per tahun. Nilai jual CPO akan jauh lebih menguntungkan jika kandungan triasilgliserol (TAG) diubah menjadi diasilgliserol (DAG).Minyak kaya DAG dapat berfungsi sebagai minyak sehat karena dapat mengurangi trigliserida dalam serum darah dan mencegah akumulasi lemak dalam tubuh.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara pemurnian CPO sehingga didapatkan pemisahan antara senyawa DAG dengan senyawa yang lain (MAG, TAG, dan FFA), serta untuk meningkatkan kadar DAG sampai 50% sehingga dapat diklasifikasikan sebagai minyak sehat.Proses pemurnian yang dilakukan yaitu menggunakan teknik kolom kromatografi, pendinginan bertahap, dan pendinginan pelarut.Hasil pemurnian terbaik dari produk diasilgliserol diperoleh dengan menggunakan teknik kromatografi kolom dengan persentase komponen DAG mencapai 50,87% pada fraksi ke-70. Hasil persentase yang diperoleh, CPO mengandung DAG dapat diklasifikasikan sebagai minyak sehat setelah produk pemurnian lebih dari 50% DAG. Kata Kunci : CPO, diasilgliserol, kromatografi kolom, KLT.
1
Kemampuan kapang lokal yang aman tersebut (Rhizopus sp.) pada penelitian ini akan dilihat kemampuan memproduksi lipase, kemudian enzim tersebut akan digunakan untuk menghidrolisis. CPO dalam memproduksi DAG. DAG yang terbentuk pada saat reaksi gliserolisis akan dipisahkan dari komponen lain seperti TAG, MAG, dan FFA. Proses pemisahan DAG yang dicoba yaitu menggunakan metode kolom kromatografi (Mappiratu, 1999) dan pendinginan bertahap (Watanabe, 2006).
PENDAHULUAN Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 22,5 juta ton per tahun. Nilai jual CPO akan jauh lebih menguntungkan jika kandungan triasilgliserol (TAG) diubah menjadi diasilgliserol (DAG).Salah satu produk olahan dari CPO yang prospeknya cukup cerah dan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi adalah DAG (diasilgliserol).Minyak kaya DAG dapat berfungsi sebagai minyak kesehatan (healthy oil) karena dapat mengurangi trigliserida dalam serum darah, mencegah akumulasi lemak dalam tubuh dan memperbaiki rasio kolesterol serum darah (Yasunaga et al., 2001). Metode produksi yang menghasilkan produk aman dikonsumsi adalah metode produksi secara enzimatik (Yang dan Parkin, 1994; Yang dan Chen, 1994). Diasilgliserol dapat diproduksi melalui proses enzimatik dari minyak alami dengan menggunakan lipase sebagai biokatalisator. Minyak kesehatan dapat diproduksi dari biokonversi CPO dengan lipase spesifik 1,3 gliserida hingga diperoleh minyak yang kaya kandungan diasilgliserol (DAG). Akan tetapi produksi diasilgliserol menggunakan enzim lipase komersil akan berdampak terhadap biaya produksi yang relatif tinggi, yang disebabkan oleh harga lipase yang relatif mahal karena hanya sedikit produsen lipase di dunia (Suzuki et al., 1988; Elisabeth, 2003). Oleh karena itu perlu upaya penjajakan penggunaan bahan lain yang fungsinya sama dengan lipase. Lipase dihasilkan dengan memfermentasikan mikroba tertentu yang mampu menghasilkan lipase. Putranto et al. (2006) dan Arini (2006) mendapatkan isolat lokal yang mampu menghasilkan lipase spesifik.
METODE PENELITIAN Pembuatan Media Padat Media padat yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Media PDA dibuat dengan cara merebus kentang hingga air rebusan mendidih, kemudian air (ekstrak) kentang diambil sebanyak 1 liter, kemudian dipanaskan kembali dengan menambahkan 20 gram agar dan 20 gram gula pasir. Kemudian disterilkan. Pembuatan Media Fermentasi Media fermentasi terdiri dari 0,5 gram MgSO4, 0,5 gram KH2PO4, 25 gram pepton, dan 15 ml CPO kemudian dilarutkan ke dalam 500 ml aquadest dalam erlenmeyer. Media fermentasi yang telah homogen kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf 0 dengan suhu 121 C selama 15 menit (Chistakopoulos et al. 1992).
2
Penyiapan Inokulum
Medium gliserolisis terdiri dari 4 gram gliserol, 200 mL heksana, 250 mL buffer tris HCl 50 mMol pH 7, dan 15 gram CPO (Mappiratu, 1999). Kemudian medium tersebut ditambahkan 100 μL enzim lipase dan diinkubasi pada suhu 270C selama 18 jam.
Mula-mula isolat Rhizopus sp.diremajakandengan cara ditanam ulang dalam media padat (PDA) dan diinokulasikan pada suhu ruang (±270C) selama 7 hari. Setelah 7 hari isolat yang telah tumbuh dalam PDA diinokulasikan kembali dalam media fermentasi sebanyak setengah dari cawan petri yang sebelumya sudah dipotong kotak dengan ukuran 2x2 cm.
Pemurnian dengan Kromatografi Kolom Kolom kromatografi (panjang 30 cm diameter 2,5 cm) diisi dengan glass wool setinggi 1 cm dan 100 gram zeolit serbuk yang telah dicampukan kedalam eluen heksana : etil asetat (4 : 1 v/v). Sampel hasil gliserolisis sebanyak 200 mL dimasukkan ke dalam kolom (tetes demi tetes) lalu dielusikan dengan campuran heksana : etil asetat (4 : 1 v/v). Setiap fraksi ditampung sebanyak 2 mL.Fraksinasi dihentikan apabila hasil fraksinasi sudah terlihat jernih.Komposisi hasil gliserol tiap-tiap fraksi dianalisis menggunakan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis).
Isolasi Enzim Lipase Pemanenan enzim dilakukan dengan cara menyaring kultur agar sel fungi terpisah dari medium. Filtrat hasil penyaringan diekstraksi menggunakan aseton dingin dengan perbandingan filtrat dan aseton (1:1). Setelah itu dilakukan sentrifuse dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit pada suhu 4oC (Muderhwa & Ratomahenina 1985). Pelet (enzim) hasil dari sentrifuse dilarutkan ke dalam 1 ml buffer tris HCl pH 7.
Pemurnian dengan Pendinginan Bertahap
Uji Aktivitas Enzim Lipase Pada teknik pendinginan bertahap, sampel hasil gliserolisis sebanyak 250 mL didinginkan dalam lemari pembeku, setiap larutan dibekukan dan dicek temperaturnya kemudian disaring menggunakan kain blacu. Sampel yang terpisahkan dengan kristalisasi dianalisis menggunakan metode KLT. Diharapkan pada suhu 20oC TAG mengkristal kemudian diikuti dengan kristalisasi DAG pada suhu 15oC, dan MAG pada 10oC.
Penentuan kadar asam lemak bebas (Ibrahim, 1991) dilakukan dengan melarutkan 3 gram CPO dan 1 gram polivinil alkohol ke dalam 40 mL buffer fosfat-sitrat pH 5 dan ditambah dengan 1 mL larutan enzim. Sampel inkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 20 mL campuran aseton : etanol (1:1 v/v). Kemudian sampel dititrasi menggunakan NaOH 0,05 N menggunakan indikator fenolftalein hingga titik akhir berwarna merah muda.
Pemurnian dengan Pendinginan Pelarut
Pembuatan Campuran Reaksi Gliserolisis
Teknik pemurnian yang terakhir dilakukan yaitu pendinginan pelarut, sampel hasil gliserolisis dilarutkan kedalam heksana yang telah didinginkan 3
dalam lemari es dengan perbandingan 1:4. Sampel yang telah dilarutkan disimpan dalam lemari pembeku selama 24 jam, lapisan cair yang terbentuk disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm masing-masing selama 5, 10, 15, dan 20 menit pada suhu 4oC.Setiap produk yang terbentuk atau terpisah dianalisis menggunakan KLT.
Aktivitas Enzim Lipase Aktivitas lipolitik lipase ditentukan dengan uji aktivitas enzim.Berdasarkan jumlah mol asam lemak bebas yang terbentuk per menit pada percobaan, enzim ini memiliki aktivitas lipolitik yang cukup baik. Hasil penelitian sebelumnya (Perwitasari, 2008) menunjukkan bahwa Rhizopus sp. memiliki aktivitas lipolitik paling baik. Enzim lipase dari jamur Rhizopus sp. bersifat spesifik menghidrolisis trigliserida pada posisi 1,3 yang dibuktikan dengan nilai perbandingan DAG/TAG lebih besar dari FFA/TAG (Tri-Panji, et al., 2008). Hasil penelitian sebelumya (Apriyanti, 2012) menunjukkan bahwa nilai perbandingan DAG/TAG lebih besar dari FFA/TAG, yaitu 0,58> 0,02. Kerja lipase yang spesifik penting dalam produksi DAG agar reaksi dapat dikendalikan sehingga tidak menghasilkan pemecahan total gliserida menjadi FFA seperti yang biasa terjadi pada pemecahan secara non enzimatis (Tri-Panji et al., 2008). Olivia et al. (1998) melaporkan bahwa Rhizopus sp. memiliki kemampuan lipolitik yang cukup baik. Spesifitas enzim lipase tersebut juga diperkuat dengan jumlah monoasilgliserol dan asam lemak bebas yang tidak semakin tinggi. Penelitian lain juga mendapatkan Rhizopus sp. merupakan lipase spesifik 1,3 (Turner et al., 2008; Putranto et al., 2006).
Analisis TAG, DAG, MAG dan FFA Fraksi masa komponen TAG, DAG, MAG dan FFA dari reaksi gliserolisis dianalisis dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) (AOAC 1995). Lempeng yang digunakan adalah lempeng silika gel G 60, sebanyak 10 μL contoh ditotolkan sedikit demi sedikit kedalam lempeng tersebut dan dielusikan dengan campuran petroleum benzene : dietileter : asam asetat glasial (90:10:1). Lempeng KLT yang sudah dielusikan dibiarkan mengering terlebih dahulu, kemudian visualisasi noda dilakukan dengan menggunakan uap iodine.Kristal iodine dituangkan ke dalam cawan petri hingga rata.Lempeng KLT yang sudah kering diletakkan di atas cawan petri selama dua menit (hingga terlihat noda coklat). Noda yang terlihat ditandai menggunakan pensil kemudian dijiplak menggunakan kertas millimeter block lalu dihitung luas noda yang tampak. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan Isolat
Optimasi Produksi DAG
Rhizopus sp. merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempeRhizopus sp. dipilih karena jamur ini tidak menghasilkan toksin, mudah diperoleh, pertumbuhan yang relatif cepat, dan menghasilkan lipase spesifik 1,3-gliserida.
Optimasi produksi DAG pada penelitian ini digunakan kondisi optimum dari penelitian sebelumnya (Apriyanti, 2012) dengan kondisi optimum reaksi gliserolisis yaitu 18 jam inkubasi, suhu 270C, pH 7, heksana
4
sebanyak 20 mL, dan 10 gram substrat CPO.
kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh fase gerak dan sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase diam akan berbeda dengan senyawa lainnya(Wiryawan, 2011). Tiap eluat (fraksi) berisi 2 mL larutan dengan waktu 7 menit.
Pemurnian dengan Kromatografi Kolom Pemurnian DAG dengan teknik kromatografi kolom digunakan zeolit sebagai fasa diam dan larutan heksana : etilasetat (4 : 1) sebagai fase gerak. Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke bagian atas dari
Gambar 1.TLC hasil pemisahan DAG dengan kromatografi kolom zeolit fraksi ke 62-80
Gambar 1. menunjukkan analisis komponen setiap fraksi hasil fraksinasi dari kromatografi kolom yang ditampung pada eluat. Baris pertama (paling atas) merupakan komponen TAG, kelompok baris kedua merupakan komponen DAG, baris ketiga merupakan MAG, dan baris keempat merupakan komponen FFA.Pada Fraksi awal diketahui bahwa TAG memiliki persentasi sangat besar karena CPO memiliki komponen utama berupa triasilgliserol (TAG). DAG yang sifatnya lebih polar dibandingkan TAG tertahan pada fase diam sehingga baru muncul pada fraksi ke-5, pada fraksi yang sama masih ditemukan komponen TAG dalam kolom, hal ini kemungkinan disebabkan karena zeolit yang digunakan fungsinya kurang untuk menahan komponen yang lebih polar, hal tersebut juga dapat diakibatkan karena kurang tepatnya
perbandingan campuran eluen sehingga fungsi dari eluen sebagai fase gerak kurang mendorong komponen yang lebih non polar (TAG). Pada fraksi ke-125 hanya komponen MAG yang muncul, hal ini disebabkan komponen lain sudah terelusikan secara sempurna sehingga yang berada di dalam kolom merupakan sampel yang sifatnya lebih polar. Hasil perhitungan DAG tertinggi terletak pada fraksi ke-70 yaitu sebesar 50,87%. Perhitungan :
( )
Persentase DAG yang diperoleh berbeda dengan hasil penelitian 5
sebelumnya (Perwitasari, 2008) yang menghasilkan persentasi DAG sebesar 65%.Perbedaan tersebut terjadi karena fase diam yang digunakan berbeda, yakni pada penelitian ini menggunakan zeolit sebagai fase diam, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan silika gel.Lebih kecilnya jumlah persentase pada penelitian ini kemungkinan karena fungsi zeolit tidak lebih baik dari fungsi silika gel sebagai fase diam. Pemurnian Bertahap
dengan
lainnya. Pemisahan DAG dengan pendinginan bertahap dilakukan berdasarkan perbedaan titik beku setiap komponennya. Setiap komponen memiliki asam lemak penyusunnya, titik beku asam lemak penyusun komponen diantaranya yakni, asam stearat 69,60C; asam palmitat 270C; asam oleat 13,40C; asam linoleat -50C; asam linolenat 110C. Dari hasil analisis kandungan DAG menggunakan TLC pada semua sampel tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.Pada penelitian ini komponen DAG tidak berhasil mencapai 50%. Kemungkinan disebabkan oleh bervariasinya panjang rantai karbon dari asam lemak, baik yang menyusun TAG, DAG, maupun MAG, panjang rantai karbon mempengaruhi titik beku senyawa tersebut (Fessenden & Fessenden, 1986), sehingga didapatkan hasil perhitungan DAG tertinggi terletak pada pendinginan suhu 130C yaitu sebesar 28,22%.
Pendinginan
Pada pendinginan bertahap dilakukan proses pembekuan sampel, setiap pembekuan yang terjadi, diukur suhunya menggunakan termometer kemudian disaring menggunakan kain blacu, tujuan penyaringan ini yaitu agar komponen TAG yang telah membeku tidak ikut tersaring bersama komponen
Gambar 2. Analisis DAG hasil pemisahan dengan pendinginan bertahap
6
80 70
Persen (%)
60 50
%TAG
40
%DAG
30
%MAG
20
%FFA
10 0 20
15
13
10
8
6
4
Suhu (0C)
Gambar 3. Persentase pemurnian DAG menggunakan pendinginan bertahap
Pemurnian dengan Pemdinginan Pelarut
menggunakan TLC. Proses sentrifugasi dilakukan masing-masing selama 5, 10, 15, dan 20 menit. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar diketahui lama waktu yang dibutuhkan sehingga terjadi pembekuan dan pemisahan antara komponen TAG dengan komponen yang lain pada suhu yang sama yakni 40C. Analisis menggunakan TLC didapatkan hasil perhitungan DAG tertinggi terletak pada sentrifugasi selama 10 menit dengan suhu 40C yaitu sebesar 41,25%.
Teknik pemurnian DAG yang lain yaitu pendinginan pelarut. Cara ini dimulai dengan melarutkan sampel hasil campuran reaksi gliserolisis ke dalam heksana kemudian sampel disimpan ke dalam freezer selama 24 jam hingga terbentuk lapisan padat dan lapisan cair. Lapisan cair yang terbentuk 0 disentrifugasi pada suhu 4 C kemudian lapisan cair yang terpisah dianalisis 80 70
Persen (%)
60 50
%TAG
40
%DAG
30
%MAG
20
%FFA
10
0 5
10
15
20
waktu (menit)
Gambar 4. Persentase pemurnian DAG menggunakan pendinginan pelarut
7
mengizinkan penulis melaksanakan penelitian ini. 3. Ibu Dr. Prasetyorini selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan. 4. Bapak Dr. Tri Panji, M.S, dan Bapak Ir. Suharyanto, M.S, selaku pembimbing yang telah membimbing penulis selama melaksanakan penelitian. 5. Bapak Drs. Husain Nashrianto, MS selaku Ketua Program Studi Kimia dan Ibu Ade Heri Mulyati, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan. 6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan. 7. Seluruh keluarga besarku, terima kasih atas dukungannya. 8. Teman-teman semua yang telah memberikan semangat. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga apa yang tertuang dari makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan pada umumnya untuk semua pihak.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
2.
Teknik pemurnian DAG yang paling tepat digunakan untuk pemisahan komponen-komponen yang terdapat dalam CPO pada skala laboratorium ialah teknik pemurnian menggunakan kromatografi kolom. Dengan teknik pemurnian menggunakan kromatografi kolom, kandungan DAG yang dihasilkan dapat ditingkatkan hingga mencapai 50,87% pada fraksi ke-70, lebih tinggi dibandingkan persyaratan kadar DAG minyak sehat dipasaran sebesar 50%, sehingga CPO yang telah dimurnikan dapat diklasifikasikan sebagai minyak sehat.
Saran Pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknik pemurnian DAG yang lebih efektif dan efisien sehingga diperoleh kandungan DAG yang lebih tinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menerima banyak bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Mamah dan Bapak yang selalu mendoakan, memberi motivasi, serta kasih sayang kepada penulis. 2. Kepala Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) yang telah
DAFTAR PUSTAKA AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. Assoc. Offic.Anal.Chem. Washington, D.C. Apriyanti, S. 2012. Optimasi Produksi Diasilgliserol dari CPO dengan Biokonversi Enzim Lipase Spesifik 1,3 Amobil [Skripsi]. Bogor: Universitas Pakuan. Arini, N. 2005. Isolasi dan penapisan mikroba penghasil lipase spesifik 1,3-gliserida serta penentuan kondisi optimum produksi 8
diasilgliserol menggunakan minyak sawit mentah [tesis]. Depok: Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. Christakopoulos, P., Constantina T., D. Kekos & B.J. Macris. 1992. Production and characterization of extracelluler lipase from Calvatia gigantea. Appl.Microbiol Biotechnol 38:194-197. Elisabeth, J. 2003. Roadmap dan agenda Rusnas kelompok kerja farmasi dan nutrasetikal.Dalam panduan lokakarya Nasional: Identifikasi Agenda Riset Strategis Dalam Rangka Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit. Jakarta, Masyarakat Perkelapa-Sawitan Indonesia. Fessenden RJ, Fessenden JS. 1986. Kimia Organik. Edisi ke3.Pudjaatmaka AH, penerjemah; Jakarta; Erlangga.Terjemahan dari Organic Chemistry. Ibrahim CO, Noor NJ, Darah I. 1991. Isolation and identification of an exogenous lipase producing fungi using palm oil medium. J. Bioscience 2:56-59. Mappiratu. 1999. Penggunaan biokatalis dedak padi dalam biosintesis antimikroba monoasilgliserol dari minyak kelapa [disertasi]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Muderhwa, J.M., R. Ratomahenina, M. Pina, J. Graille & P. Galzy. 1985. Purification and properties of the lipase from Candida deformans (Zach) Langeron and Guerra. JAOCS 62 (6):1030-1036. Olivia, A., A. W. Gunawan & A. Suwanto. 1998. Isolasi dan deteksi aktivitas lipase Rhizopus sp. Hayati, 5(4), 113-115. Perwitasari, U. 2008. Optimasi Produksi Enzimatik dan Isolasi DAG dari
CPO [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Putranto RA, Santoso D, Tri-Panji, Suharyanto, Budiani A. 2006. Karakterisasi gen penyandi lipase dari kapang Rhizopus oryzae dan Absidia corymbifera. Menara Perkebunan 74(1):23-32. Suzuki, T., Y. Mushiga, T. Yamane & S. Shimizu (1988).Mass production of lipase by fed-batch culture of Pseudomonas fluorescens. Appl. Microbiol. Biotechnol. Tri-Panji, Suharyanto & N. Arini. 2008. Lipase spesifik 1,3-gliserida dari fungi lokal untuk biokonversi CPO menjadi diasilgliserol. Menara Perkebunan. 76(1), 11-22. Turner, C., king, JW.,& Mckeon, T. Selected uses of enzymes with critical fluids. http://pearll.lanl.gov/external/ccde/scf/pubs/king/190_enzyme_re view.pdf. [15 Maret 2012] Watanabe Y et al. 2006. Purification of monoacylglycerol with conjugate linoleic acid synthesized through a lipase-catalyzed reaction by solvent winterization. J. Oleo Sci 55 (10): 537-543. Wiryawan, 2011.http://www.chemistry.org/materi_kimia/instrumen_ analisis/kromatografi1/pemisahandengan-kromatografi-tipis-dankromatografi-kolom/.Yang, B., & J. Chen. 1994. Gel martix influence on hydrolysis of triglycerides by immobilized lipase. J. Food Sci. 59(2):b424427. Yang, B., & K. L. Parkin. 1994. Monoacylglycerol production from butter oil by glycerolysis with a gel-entrapped microbial lipase in microaqueous media. J. Food Sci. 59(1): 47-52. Yasunaga K, Katsuragi Y, Yasuka T. 2001. Nutritional Characteristrics 9
of Diacylglycerol. International Palm
PIPOC Oil
Congress.149-55.
10