PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI POKOK IKATAN KIMIA PADA SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
SKRIPSI
OLEH LINCE MARIANA RINU 151 10 042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015
0
PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI POKOK IKATAN KIMIA PADA SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH LINCE MARIANA RINU 151 10 042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015
i
ii
iii
“Tak akan ada kesempatan untuk mengubah masa lalu, tapi akan selalu ada kesempatan dimana aku dapat mengubah masa depan”
Skripsi ini Ku persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus, Bunda Maria dan St.Yosep 2. Orang tuaku tercinta Bapak Yohanes Rinu dan Mama Anastasia Gisi 3. Saudara/saudariku tersayang kakak Ani Rinu berserta suami tercinta kakak Lexi Lena dan Anjel Rinu, Adik Ningsih Rinu, Haris Nge’a, serta Keponakan tercinta Alexa Rinu. 4. Teman-teman mahasiswa program studi kimia angkatan tahun 2010 5. Keluarga Besar HISKIWIRA 6. Almamater Tercinta UNWIRA
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala berkat dan penyertaannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Dengan Menerapkan Pendekatan Scientific Materi Pokok Ikatan Kimia Pada Siswa Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penulis menyadari bahwa untuk membangun nalar serta inspirasi, dalam proposal ini terdapat banyak pihak yang membantu menyumbang waktu, tenaga, serta ide dan tindakan nyata yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam dengan kerendahan hati yang tulus dan ikhlas penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada: 1. P. Yulius Yasinto, SVD, M.Sc. Selaku Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 2. Bapak Dr. Damianus Talok, MA, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pedidikan UNWIRA Kupang. 3. Ibu Vinsensia H. B. Hayon, S.Pd, M.Pd.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Pembimbing I, sekaligus sebagai Pembimbing Akademik yang dengan usaha dan kesabarannya membantu, membimbing, dan memberikan masukan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Ibu Yanti Rosinda Tinenti, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II yang dengan usaha dan kesabarannya membantu, membimbing, dan memberikan masukkan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
v
5.
Para dosen program studi pendidikan kimia, Bapak Drs. Aloysius M. Kopon, M.Si, Bapak Hironimus Tangi, M.Pd, Ibu Dra. Theresia Wariani, M.Pd, Ibu Faderina Komisia, M.Pd, Ibu Maria A.U.Leba, S.Pd, Ibu Maria Tukan, S.Pd, M.Pd, Ibu Yustina D.S. Lawung, S.Pd, M.Pd
yang telah mendidik dan
membimbing penulis. 6. Para pegawai Tata Usaha (TU) khususnya pada program studi pendidikan kimia; Bapak Leonardus Arong yang telah banyak membantu demi kelancaran proses administrasi. 7. Kepala SMA Negeri 5 Kupang, Drs. Ruben Kalli, Bapak Drs.Aloysius Muda, Ibu Genoveva Wunga, S.Pd dan semua Bapak/Ibu guru dan staf SMA Negeri 5 Kupang yang sudah menerima dan membantu penulis selama melakukan penelitian. 8. Seluruh siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang yang telah membantu penulis selama penelitian. 9.
Orang tua tercinta, Bapak Yohanes Rinu dan Ibu Anastasia Gisi yang senantiasa mencintai dan menyanyangi serta memberi motivasi dan dukungan kepada penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini.
10. Kakak tercinta Ani Rinu, Lexi Lena, Anjel Rinu, Nong Ulu, yang selalu menyayangi dan mencintai serta memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini. 11. Adik tersayang Ningsih Rinu, adik Haris Ngea, ponakan tercinta Alexa Rinu serta semua keluarga yang selalu menyayangi dan mencintai penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini.
vi
12. Opa Petrus Siga (Alm), Opa Yoseph Nge’a (Alm), Opa Benediktus Lena, Oma Maria Seo, Oma Katarina Wawo, Mama Lina, Mama welu, Bapak Polus Waghe, yang selalu menyayangi dan mencintai serta memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam studi hingga penulisan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat tercinta; Yola Lawi, Nia Genoveva, Anitha Siga, Rince Tosi, Meylen Amtiran, Vensy Jenian, Serli Uba Ola, Ayu Sola, Nita Wora, Dira R. Niwa, Rati Wuwur, Ita Ola, Jela Thal, Erna Malo, Sani Bili, Ina Rina, Frans Mala, Us Jata, Aljauzi Kamarul, Heri Darsin, Hans De’e, Wilhelmus Wae yang senantiasa membantu mengatasi kesulitan selama mengikuti proses perkuliahan dan menyusun skripsi ini. 14. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Kimia yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi selama menyusun skripsi ini. 15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung bagi kelancaran penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis melimpahkan banyak terima kasih. Semoga tulisan ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi para pembaca Kupang. ……………...2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xi
ABSTRAK ......................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
8
E. Batasan Istilah ................................................................................
9
F. Batasan Penelitian ...........................................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri ............................................................................
11
B. Belajar dan Hasil Belajar .................................................................
18
C. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar Siswa ..............
25
D. Pengaruh Kepercayaan Diri dengan Hasil Belajar Siswa ................
26
E. Pendekatan Pembelajaran Scientific ...............................................
27
F. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ........................
32
G. Karakteristik Pembelajaran Kimia...................................................
39
H. Penelitian yang Relevan ..................................................................
52
viii
I. Kerangka Berpikir ...........................................................................
53
J. Hipotesis Penelitian .........................................................................
55
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................
56
B. Tempat dan Subjek Penelitian.........................................................
56
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................
56
D. Desain Penelitian .............................................................................
57
E. Variabel penelitian .........................................................................
57
F. Defenisi Operasional Karakteristik yang Diamati ..........................
58
G. Perangkat yang Digunakan .............................................................
61
H. Instrumen Pembelajaran ..................................................................
61
I. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
62
J. Teknik Analisis Data .......................................................................
63
K. Matriks Metode Penelitian ..............................................................
79
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data ..........................................................................
82
B. Pembahasan ....................................................................................
106
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .....................................................................................
119
B. Saran ................................................................................................
122
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
123
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Data Nilai rata-rata Kimia Materi Pokok Ikatan Kimia SMA Negeri 5 Kupang ........................................................
3
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Scientific .........................................
30
Tabel 2.2 Konfigurasi Elektron Dari Setiap Unsur Gas Mulia .......................
40
Tabel 2.3 Lambang Struktur Lewis ..................................................................
42
Tabel 3.1 Waktu Penelitian .............................................................................
56
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran ................................................................
64
Tabel 3.3 Konversi Kompetensi Aspek Sikap ................................................
67
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri .................................................
69
Tabel 3.5 Skala Penilaian Angket Kepercayaan Diri ......................................
70
Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi .............................................................
75
Tabel 3.7 Matriks Metode Penelitian ..............................................................
79
Tabel 4.1 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran terhadap Pendekatan Scientific .......................................................................
82
Tabel 4.2 Indikator observasi Aspek Spiritual (KI-1).....................................
83
Tabel 4.3 Indikator Angket Spiritual (KI-1) ...................................................
84
Tabel 4.4 Indikator Observasi Aspek Sosial (KI-2) ........................................
84
Tabel 4.5 Indikator Angket Aspek Sosial (KI-2) ............................................
85
Tabel 4.6 Ketuntasan Indikator Diskusi (KI-3)...............................................
86
Tabel 4.7 Ketuntasan Indikator Kuis (KI-3) ...................................................
87
x
Tabel 4.8 Ketuntasan Indikator Tugas Rumah (KI-3) ....................................
88
Tabel 4.9 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda (KI-3) .......
89
Tabel 4.10 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Essay (KI-3)....................
90
Tabel 4.11 Ketuntasan Indikator Aspek Psikomotor(KI-4) .............................
91
Tabel 4.12 Indikator Keterampilan Aspek Portofolio (KI-4)...........................
92
Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Spiritual (KI-1) ..........................
93
Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) ..............................
94
Tabel 4.15 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) ....................
95
Tabel 4.16 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Psikomotor (KI-4) ......................
96
Tabel 4.17 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Portofolio (KI-4) ........................
97
Tabel 4.18 Ketuntasan Hasil Belajar KI-4 Secara keseluruhan .......................
98
Tabel 4.19 Ketuntasan Hasil Belajar Keseluruhan ..........................................
99
Tabel 4.20 Analisis Kepercayaan Diri Siswa terhadap Pembelajaran ............. 100 Tabel 4.21 Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar Siswa .................................... 101 Tabel 4.22 Kepercayaan Diri Siswa dan Hasil Belajar Siswa ......................... 103
xi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 01 Silabus ....................................................................................... 126 Lampiran 02 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 130 Lampiran 03 Bahan Ajar Siswa (BAS) ........................................................... 151 Lampiran 04 Lembar Diskusi Siswa (LDS) .................................................... 170 Lampiran 05 Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................... 172 Lampiran 06 Kuis ............................................................................................ 173 Lampiran 07 Tugas Rumah ............................................................................. 174 Lampiran 08 Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS) .......................... 176 Lampiran 09 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS).............................. 180 Lampiran 10 Kunci Jawaban Kuis .................................................................. 185 Lampiran 11 Kunci Jawaban Tugas Rumah ................................................... 189 Lampiran 12 Lembar Kisi-Kisi Diskusi .......................................................... 193 Lampiran 13 Lembar Kisi-Kisi Kuis .............................................................. 198 Lampiran 14 Lembar Kisi-Kisi Tugas Rumah ................................................ 202 Lampiran 15 Lembar Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar .......................................... 209 Lampiran 16 Lembar Pengamatan dan Angket Spritual (KI-1) Siswa ........... 224 Lampiran 17 Lembar Pengamatan dan Angket Aspek Sosial (KI-2) Siswa ................................................................................ 226 Lampiran 18 Lembar Pengamatan Aspek Keterampilan (KI-4) Siswa .......... 232 Lampiran 19 Lembar Validasi Angket Kepercayaan Diri Siswa .................... 238 Lampiran 20 Lembar Pengamatan Kemampuan Guru
xii
Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Scientific .......................... 241 Lampiran 21 Hasil Perhitungan dan Pengamatan Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Yang Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Scientific ........................................... 265 Lampiran 22 Matriks Hasil Pengamatan Afektif Observasi (KI-1) Siswa Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang .............................. 273 Lampiran 23 Lembar Angket Aspek Spritual (KI-1) Siswa Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang ............................................................... 274 Lampiran 24 Matriks Observasi Sikap KI-2 Siswa Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang ............................................................... 275 Lampiran 25 Matriks Hasil Angket Sikap Sosial ( KI-2 ) Siswa Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang .............................. 276 Lampiran 26 Matriks Data Rekapan Hasil Nilai Diskusi Siswa Secara Keseluruhan Kelas X Mia2 SMA Negeri Kupang ...................... 274 Lampiran 27 Matriks Data Rekapan Nilai Kuis Siswa Secara Keseluruhan Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang ........................................ 280 Lampiran 28 Matriks Data Rekapan Nilai Tugas Siswa Secara Keseluruhan Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang ....................................... 285 Lampiran 29 Matriks Data Rekapan Penilaian Pengetahuan (KI- 3) Siswa Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang .............................. 289 Lampiran 30 Data Rekapan Hasil Nilai Aspek Psikomotor Siswa Kelas X Mia 2 SMA Negeri 5 Kupang ............................. 290
xiii
Lampiran 31 Data Rekapan Penilaian Portofolio Pada Siswa Kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang ........................... 293 Lampiran 32 Data Rekapan Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 294 Lampiran 33 Perhitungan Statistik ................................................................... 295
xiv
ABSTRAK PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK IKATAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC PADA SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh Lince Mariana Rinu, Vinsensia H.B.Hayon, S.Pd, M.PdSi, Yanti Rosinda Tinenti, M.Pd Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai target tertentu. Pendekatan pembelajaran scientific merupakan suatu pendekatan dimana siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, mengkomunikasikan, dan menilai, dengan maksud agar menyusun pengetahuan mereka sendiri. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana efektifitas penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 semester ganjil SMA Negeri 5 Kupang? (2) Bagaimana kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar pada siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015? (3) Adakah hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar kimia materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? (4) Adakah pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui efektivitas penerapan pendekatan pembelajaran scientific terhadap hasil belajar pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 kupang tahun pelajaran 2014/2015, (2) mengetahui kepercayaan diri siswa melalui pendekatan scientific kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015, (3) mengetahui hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 semester ganjil SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015, (4) mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia melalui penerapan pendekatan scientific materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif - asosiatif dengan sampel penelitian siswa/i kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang yang berjumlah 25 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar observasi dan lembar angket aspek spiritual (KI-1), lembar observasi dan lembar angket aspek sosial (KI-2), lembar kisi-kisi diskusi, kuis, tugas rumah, dan lembar kisi-kisi tes hasil belajar pilihan ganda dan tes hasil belajar essay (aspek pengetahuan atau KI-3), lembar penilaian praktek, lembar penilaian portofolio (aspek keterampilan atau KI-4) dan lembar angket kepercayaan diri siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa: Efektifitas penerapan pendekatan scientific materi pokok ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 kupang tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu: (1) Kemampuan guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran termasuk kategori baik dengan skor sebesar 3,50. (2) Ketuntasan IHB (Indikator Hasil Belajar) obsevasi aspek spiritual (KI-1) sebesar 0,83 dan angket aspek spiritual sebesar 0,82. Ketuntasan IHB observasi aspek sosial (KI-2) sebesar 0,82 dan ketuntasan IHB angket aspek sosial sebesar 0,80. Sedangkan ketuntasan IHB aspek pengetahuan (KI-3) yang meliputi ketuntasan indikator diskusi sebesar 0,79, ketuntasan indikator kuis sebesar 0,89, ketuntasan indikator tugas rumah sebesar 0,80, ketuntasan IHB pilihan ganda sebesar 0,80 dan ketuntasan IHB essay 0,87. Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI-4) yang meliputi indikator praktek sebesar 0,78 dan indikator portofolio sebesar 0,88. Ketuntasan hasil belajar meliputi: (1) ketuntasan hasil belajar aspek spiritual (KI-1) sebesar 83,72, (2) Ketuntasan hasil belajar aspek sosial (KI-2) sebesar 78,48, (3) Ketuntasan hasil belajar pengetahuan (KI-3) sebesar 79, (4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan (KI-4) sebesar 78,28 dan (5) Rata-rata ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan sebesar 81,24. Ratarata kepercayaan diri siswa adalah 85,08 berada pada klasifikasi rata-rata (normal), sedangkan kriteria interpretasi kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar berada pada taraf kuat sebesar 4,08 dengan kategori baik. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa dimana t hitung ≥ t tabel dengan t hitung = 4,146 dan t tabel = 0,413, maka Ha diterima dan H0 ditolak. (8) Terdapat pengaruh antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa dimana nilai F hitung ≥ F tabel atau 5,439 ≥ 4,26. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan scientific baik untuk diterapkan pada siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang materi pokok ikatan kimia.
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan askes masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan
mandat
yang harus dilakukan bangsa Indonesia
sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sejalan dengan itu, pasal 28 ayat (1) UUD 1945 mengatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya. Amanat tersebut dipertegas oleh pasal 31 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan, (Fadjar, 2007:1). Pendidikan bukan sekedar mengajar atau mentransfer pengetahuan, atau
semata
mengembangkan
aspek
intelektual,
melainkan
untuk
mengembangkan karakter, moral, nilai-nilai, dan budaya siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan harkat dan martabat sebuah bangsa pada era global ini, tidak ada jalan lain kecuali dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termaksud penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 2006 KTSP menjadi kurikulum 2013. Nuh, (Kurniasih dan Sani, 2013:3) menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih 1
ditekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan, (Kurinasih & Sani, 2013:3). Pembaharuan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Meningkatnya kualitas pendidikan dilihat dari hasil belajar yang baik, (Fadjar, 2007:15). Menurut Baharuddin & Wahyuni (2010: 14) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil latihan atau pengalaman. Morgan, dkk (Baharuddin & Wahyuni, 2010: 14) menyatakan bahwa belajar merupakan proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetik atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisme yang bersifat temporer, seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, motivasi dan kepercayaan diri, (Soekamto & Winataputra dalam Baharuddin & Wahyuni, 2012:14). Menurut Pearce dalam Rahayu (2013:63) kepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan, dan usaha untuk bertindak, bukannya menghindari keadaan dan bersifat pasif. Menurut Hakim dalam Rahayu (2013:63) kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai tujuan hidup. Kepercayaan diri pada umumnya berhubungan dengan efek trauma. Setelah mengalami trauma, anak kadang mengganggap bahwa telah terjadi perubahan negatif yang tidak bisa diperbaiki yang membuat hidup tidak bisa normal lagi, (Geldard & Geldard, 2012:170). Kepercayaan diri yang tinggi
2
penting dimiliki oleh setiap siswa karena akan memudahkan siswa belajar dengan penuh keyakinan dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia (Genoveva Wunga, S.Pd) SMA Negeri 5 Kupang, mengatakan bahwa masih banyak siswa yang kurang percaya diri dalam diri mereka menyebabkan hasil belajarnya kurang baik. Sebagai contohnya siswa sering merasa kurangnya rasa percaya diri untuk mengerjakan soal di depan kelas, kurangnya rasa percaya diri untuk menjawab soal lisan yang diberikan oleh guru, merasa orang lain lebih mampu dari pada dirinya, kurangnya rasa percaya diri untuk mempresentasikan hasil belajar, kurangnya rasa percaya diri dalam penampilan, perilaku yang kurang mampu ini mengekspresikan pendapat para siswa sehingga siswa menganggap pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat menakutkan, dan menyebabkan hasil belajar kimia siswa menjadi rendah yang ditandai dengan nilai rata-rata ulangan harian pada kelas X tahun ajaran 2012/2013 dan 2013/2014 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan nilai KKM sekolah yaitu 76 (sumber: SMA Negeri 5 Kupang). Rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi pokok ikatan kimia dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan siswa kelas X SMA Negeri 5 Kupang tahun ini berada dibawah KKM, yang ditunjukan melalui tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Nilai rata-rata Kimia Materi Pokok Ikatan Kimia Nilai Terendah Tertinggi Rata-rata
Tahun 2012 64,00 70,00 67,00
Tahun 2013 68,00 73,00 70,5
(sumber : Hasil observasi di SMA Negeri 5 Kupang) 3
Dari data tabel 1.1, menunjukan bahwa hasil belajar siswa sangat rendah, oleh karena itu, perlu diterapkan pendekatan pembelajaran atau model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya
melalui
pendekatan
Scientific.
Pendekatan-pendekatan
yang
diterapkan guru SMA Negeri 5 Kupang adalah metode konvesional (ceramah), siswa ditempatkan tetap sebagai objek dari transfer ilmu guru, (Kurinasih & Sani, 2014:16). Mengingat bahwa siswa merupakan salah satu faktor
penentu
keberhasilan
pendidikan
maka
diupayakan
adanya
pembenahan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan optimalisasi hasil belajar siswa. Pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui
tahapan-tahapan
mengamati,
merumuskan
masalah,
mengajukan, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari adalah ilmu kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam dan sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari penelitian dilaboratorium. Tetapi, saat ini kimiawan dapat menggunakan komputer untuk mengkaji struktur mikroskopik dan sifat-sifat kimia zat atau menggunakan peralatan elektronik yang canggih untuk menganalisis zat-zat polutan hasil buangan kendaraan atau untuk menganalisis zat-zat beracun yang terkandung di dalam
4
tanah. Pada awalnya, mempelajari kimia sama seperti mempelajari bahasa yang baru. Selain itu, beberapa konsepnya bersifat abstrak. Tetapi dengan ketekunan siswa dapat menyelesaikan pelajaran ini dengan berhasil dan menyenangkan (Chang,2004:4). Salah satu materi pokok dalam pelajaran kimia di SMA khususnya kelas X adalah ikatan kimia. Teori ikatan kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom
individu dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat maskrokopis. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antar atom dan ikatan kimia. Senyawa ikatan kimia banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat, untuk itu dalam pembelajaran guru diharapkan dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi serta memelihara perhatian dan semangat siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami materi dengan baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermayarakat sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam belajar kimia. Oleh karena itu, melalui pendekatan Scientific diharapkan dapat membuka wawasan siswa tentang manfaat dari senyawa ikatan kimia itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA SISWA
5
KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi masalah adalah 1. Bagaimana efektivitas penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 kupang tahun Pelajaran 2014/2015? a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? b. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar kimia dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific materi pokok ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015?
6
3. Adakah hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? 4. Adakah pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui efektivitas penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 kupang tahun pelajaran 2014/2015. a. Mengetahui kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia reaksi siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. b. Mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. c. Mengetahui ketuntasan hasil belajar kimia dalam proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia
7
siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Mengetahui kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Mengetahui hubungan kepercayaan diri terhadap pembelajaran pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi sekolah Sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. 2. Bagi guru-guru selaku pendidik Sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, serta membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang menarik. 3. Bagi siswa Dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar sainssehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang dipelajari dan mampu mengaitkan
8
materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari, serta aktif mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. 4. Bagi peneliti Digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali diri, sebagai calon guru kimia yang memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan model sebagai guru dalam mengajar. E. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah yang digunakan antara lain: 1. Pengaruh adalah efek atau akibat yang diberikan variabel bebas yakni kepercayaan diri kepada variabel terikat yakni hasil belajar, (Sudjana, 2011:78). 2. Scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan, mengajukan atau merumuska hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik,
menganalisis
data,
menarik
kesimpulan
dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kurinasih & Sani, 2013:3). 3. Kepercayaan Diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup, (Rahayu, 2013:63).
9
4. Hasil belajar adalah keberhasilan yang diperoleh siswa dalam materi pembelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes. Hasil belajar tersebut mencakup tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek sikap, dan aspek keterampilan (Slameto, 2012). F. Batasan Penelitian Mengingat luasnya permasalahan yang akan diteliti dan juga adanya keterbatasan waktu maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1. Dalam penelitian ini di terapkan pokok bahasan ikatan kimia. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X Mia2 SMA Negeri 5 Kupang 2014/2015. 3. Dalam penelitian ini, kepercayaan diri siswa mencakup kepercayaan diri dalam lingkungan sekolah.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri Belajar Kimia 1. Pengertian Kepercayaan Diri Hampir setiap orang mengalami krisis kepercayaan diri dalam kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Padahal kepercayaan diri merupakan modal dasar keberhasilan di segala bidang. Krisis kepercayaan dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah rasa percaya diri yang tidak dipupuk sejak dini. Hilangnya rasa kepercayaan diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau situasi baru, (Rahayu, 2013:61). Rasa percaya diri merupakan keyakinan seseorang kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perlaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu, (Adywibowo Inge, 2010:40). Menurut Hakim dalam jurnal Studi Pre-Ekperimental,
yaitu
percaya diri setiap orang merupakan salah satu kekuatan jiwa yang sangat menentukan berhasil tidaknya orang tersebut dalam mencapai berbagai
tujuan
hidupnya.
Secara
khusus,
Pearce
(2005:110)
mengemukakan bahwa kepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan, dan usaha untuk bertindak bukannya menghindari keadaan dan bersifat pasif. Pernyataan tersebut kemudian di perkuat oleh Hakim dalam Rahayu (2012:70) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan
11
keyakinan seorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup. Menurut Sartika Pradipta (2014:47) percaya diri merupakan keyakinan pada kemampuan dan penilaian sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Kepercayaan diri merupakan kemampuan mengambil tindakan yang tepat dan efisien, walaupun akan terlihat sulit pada saat tertentu, (Yeung Rob, 2014:21). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah evaluasi diri seseorang sehingga dapat meyakini kemampuannya dalam melakukan tindakan untuk mencapai kebahagiaan dirinya. Kepercayaan diri merupakan dasar dari motivasi untuk berhasil. 2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri Menurut Adywibowo Inge, (2010:40) setiap insan memiliki rasa kepercayaan diri yang berbeda. Ada yang tinggi rasa kepercayaan dirinya, ada pula yang rendah. Ada ciri-ciri yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, yaitu:. a) Lebih independen, b) Tidak bergantung pada orang lain c) Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan d) Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri e) Tidak mudah mengalami rasa frustrasi
12
f) Mampu menerima tantangan atau tugas baru g) Memiliki emosi yang lebih hidup tetapi tetap stabil h) Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain 3. Jenis-Jenis Kepercayaan Diri Menurut Sartika Pradipta (2014:47) didalam kepercayaan diri terdapat 2 jenis kepercayaan diri, yaitu: a. Percaya Diri Lahir Percaya diri lahir membuat individu harus dapat memberikan pada dunia luar bahwa ia akan dirinya sendiri yaitu melalui pengembangan keterampilan
dalam
bidang-bidang
tertentu.
Keterampilan-
keterampilan tersebut diantaranya sebagai berikut: 1) Komunikasi Keterampilan komunikasi
menjadi
dasar
yang baik
bagi
pembentukan sikap percaya diri, menghargai pembicaraan orang lain, berani berbicara didepan umum, dan mahir dalam berdiskusi. 2) Ketegasan Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan juga diperlukan, agar kita terbiasa untuk menyampaikan aspirasi, keinginan serta membela hak kita dan menghindari terbentuknya perilaku agresif dan pasif dalam diri. 3) Penampilan Diri Seseorang yang percaya diri selalu memperhatikan penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, aksesoris dan gaya hidupnya tanpa
13
terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenangkan orang lain. 4) Pengendalian Diri Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam kehidupn kita sehari-hari. Dengan mengelola perasaan dengan baik, maka kita akan
membentuk
suatu
kekuatan
besar
yang
pastinya
menguntungkan individu tersebut. b. Percaya Diri Batin Kepercayaan diri dapat dketahui melalui cirri-ciri utamanya, antara lain: 1) Cinta Diri Orang yang cinta diri merupakan orang yang bisa mencintai, menghargai diri sendiri dan orang lain. Mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan secara wajar dan selalu menjaga kesehatan diri. Mereka juga ahli dalam bidang tertentu, sehingga kelebihan yang dimiliki dapat dibanggakan. hal ini yang menyebabkan individu tersebut menjadi percaya. 2) Pemahaman Diri Orang yang percaya diri batin sangat sadar diri, mereka selalu introspeksi diri agar setiap tindakan yang dilakukan tidak merugikan orang lain.
14
3) Tujuan yang Jelas Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya, maka dari itu mereka mempunyai alasan dan pemikiran yang jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang mereka dapatkan. 4) Pemikiran yang Positif Orang
yang
percaya
biasanya
merupakan
teman
yang
menyenagkan, salah satu penyebabnya adalah mereka terbisa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka yang mengharapkan serta mencari pengalaman dan hasil yang bags. 4. Aspek-aspek Kepercayaan Diri Orang yang memiliki rasa percaya diri akan merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga bias menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Individu yang memiliki rasa percaya diri akan senantiasa bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambilnya (Sarastika Pradipta, 2014:49-50). Berikut ini adalah beberapa aspek yang terkaut dengan rasa percaya diri, yaitu: a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif mengenai dirinya bahwa ia paham dengan apa yang dilakukannya. b. Optimis, yaitu selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya. c. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
15
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Menurut Sarastika Pradipta (2014:51) kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: a. Faktor internal, meliputi: 1) Konsep Diri Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. 2) Harga Diri Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. 3) Kondisi Fisik Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. 4) Pengalaman Hidup Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman. Pengalaman hidup yang mengecewakan adlah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. b. Faktor eksternal 1) Pendidikan Tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain.
16
2) Pekerjaan Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta kepercayaan diri seseorang. 3) Lingkungan dan Pengalaman hidup Dukungan yang baik diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang seling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan kepercayaan diri yang tinggi. Pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seeseorang dalam perjalanan hidupnya. Sebaliknya pemenuhan kebutuhan psikologis yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak-kanan akan menyebabkan individu kurang percaya diri. 6. Karakteristik Kepercayaan Diri Menurut Rahayu (2013:77-78) siswa selalu menemukan hal baru yang sulit dipahaminya. Siswa terkadang mengalami hambatan aktivitas karena ketidaksiapan dalam menghadapi kejadian atau situasi baru. Pergaulan dengan teman-teman atau guru di sekolah dapat menimbulkan masalah bagi siswa yang disebabkan oleh hambatan psikis dalam dirinya. Berbagi masalah yang dihadapi siswa erat kaitannya dengan berlangsungnya proses penyesuaian sosial yang berkelanjutan. Siswa pun dilatih dalam mengembangkan sikap, mengenali dan mengatasi berbagai masalah, serta diberi pengertian bahwa sebagian masalah dapat dipecahkan guna kepentingan yang baik. Kepercayaan diri siswa dapat
17
diamati dalam berbagai kegiatan siswa, baik secara individual maupun kelompok. Adanya kepercayaan diri pada diri setiap siswa dapat dilihat dari berkurangnya ketergantungan siswa pada orang lain. Jika siswa diberikan instruksi oleh guru, siswa dapat melakukannya dengan baik tanpa meminta bantuan dari orang lain. B. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut Baharuddin & Wahyuni (2012:1) belajar merupakan proses
manusia
untuk
keterampilan, dan
mencapai
berbagai
macam
kompetensi,
sikap. Belajar dimulai lahir sampai akhir hayat.
Menurut Gallowing dalam Ekawarna (2010:43) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan faktor-faktor lain. Slameto, (2013:2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya. Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar suatu proses manusia untuk memperoleh tingkah laku yang relatif tetap. 2. Ciri-ciri Belajar Dari beberapa definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
18
(a) Perubahan
tingkah laku, bahwa hasil dari belajar hanya dapat
diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. (b) Perubahan perilaku, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah – ubah. (c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. (d) Perubahaan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. (e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. 3. Prinsip – prinsip belajar Didalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut, (Soekamto & Winataputra dalam Baharuddin & Wahyuni, 2012:14). (a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. (b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. (c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
19
(d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. (e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tangung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. 4. Hasil Belajar Menurut Gagne dan Drisclool dalam Ekawarna (2010:40) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat di amati melalui penampilan siswa. Menurut Dick dan Reiser dalam Ekawarna (2010) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatab pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: a) Pengetahuan b) Keterampilan c) Intelektual d) Keterampilan motorik dan sikap Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar a. Faktor Internal Menurut Baharuddin & Wahyuni (2012:19) faktor-fakor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. 20
1) Faktor Jasmaniah a) Faktor kesehatan Sehat berarti dalam
keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya bebas dari penyakit, kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. b) Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain. b.
Faktor Psikologis 1) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru
dengan
cepat
menggunakan konsep-konsep
dan
efektif,
mengetahui
yang abstrak
atau
secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. 2) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
21
dipelajari jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga siswa tidak lagi suka belajar. 3) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh keputusan. 4) Bakat Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, akan lebih cepat mengetik dibanding dengan orang lain yang kurang/tidak barbakat. 5) Motif Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
22
6) Kematangan Kematangan seseorang,
adalah dimana
satu
tingkat/fase
alat-alat
tubuhnya
dalam sudah
pertumbuhan siap
untuk
melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. 7) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. c. Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanana sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. d.
Faktor Eksternal Terbagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
23
1. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, dan lain-lain. 2. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, dan lain-lain. 3.
Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Adapun yang mempengaruhi belajar anak terkait dengan masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan di peroleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran.
24
C. Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Hasil Belajar Dalam perkembangan pendidikan akhir-akhir ini dapat dilihat bahwa peranan faktor psikologis dalam mencapai hasil belajar begitu besar. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hasil belajar seorang siswa juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa itu sendiri. Ada banyak aspek-aspek dari kepribadian yang memang sangat mempengaruhi sikap siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik adalah kepercayaan diri. Bila seorang siswa memiliki kepercayaan diri yang kuat maka dia akan memiliki pikiran yang positif terhadap hasil belajar, tidak takut pada kekalahan, memiliki dorongan yang kuat untuk berbuat lebih baik dari sebelumnya, dan percaya pada potensi yang dimiliki, sehingga siswa tersebut
tidak
mengalami
kecemasan-kecemasan
yang
dapat
mengganggunya dalam belajar. Tingkat kepercayaan diri yang dimiliki siswa inilah yang merupakan aspek psikologis lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Setiap kali seorang siswa akan ditantang untuk dapat menjadi yang terbaik di sekolahnya baik dari sisi akademik maupun prestasi yang lain. Untuk itu mutlak bagi seorang siswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri merupakan modal utama seorang siswa untuk dapat maju, karena pencapaian hasil yang tinggi itu sendiri harus dimulai dengan percaya bahwa ia dapat dan sanggup melampaui hasil yang pernah dicapainya. Tanpa memiliki kepercayaan diri yang penuh, seorang siswa
25
tidak akan dapat mencapi prestasi yang tinggi. Kemampuan menyelesaikan tugas pada siswa, dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dirinya yang merupakan salah satu dari sifat kepribadian seseorang. Sifat kepribadian ini bukan faktor bawaan, tetapi diperoleh dari pengalaman hidup, diajarkan dan ditanamkan orang lain yang terdekat atau dari lingkungan sekitarnya. Tingkah laku manusia banyak dikendalikan oleh sikap, pendapat dan orang yang hidup di dalam masyarakat, ditambah dengan pengalaman yang diperoleh bertahun-tahun. Semua ini membentuk sifat-sifat pribadi serta mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang. D. Pengaruh Kepercayaan Diri Dengan Hasil Belajar Salah satu aspek pembelajaran yang menunjukkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri secara umum merupakan bagian penting dan karakteristik kepribadian seseorang yang dapat memfasilitasi kehidupan seseorang. Kepercayaan diri dapat dibentuk melalui interaksi individu dengan lingkungan atau aktifitas dengan orang lain. Kepercayaan diri berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Kurangnya kepercayaan diri siswa terahadap kemampuan dirinya dapat berpengaruh terhadap hasil yang diperolehnya, karena siswa banyak menggantungkan pencapaian hasil belajarnya
pada
orang
lain
kemampuan dirinya sendiri.
26
atau
sarana
tertentu
dan
bukan
Hasil belajar siswa merupakan hasil belajar yang dapat dicapai pada saat melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan sehingga dapat diperoleh gambaran tentang pencapaian program pendidikan secara menyeluruh (Soedarto dalam Wicaksono , 2009: 23). Pengaruh kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran terhadap hasil belajar siswa merupakan pengaruh kepercayaan diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya dalam proses pembelajaran kimia terhadap hasil belajar yang baik. E. Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pendekatan Scientific Pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan,
mengajukan
atau
merumuskan
hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kurniasih & Sani, 2014:29). Upaya penerapan pendekatan scientific atau ilmiah dalam proses pembelajaran sering disebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dan keberadaan kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya
27
proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan Scientific atau ilmiah dalam proses pembelajaran sering disebut sebagai cirri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan kurikulum 2013, (Kurniasih & Sani, 2014:29). 2. Karakteristik Pendekatan Scientific Pembelajaran dengan pendekatan scientific memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Berpusat pada siswa. b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip. c. Melibatkan
proses-proses
kognitif
yang
potensial
dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa. 3. Tujuan Pendekatan Scientific Tujuan pembelajaran dengan pendekatan scientific didasarkan pada keunggulan pendekatan. Beberapa tujuan pembelajaran dengan melalui pendekatan scientific adalah: a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tinggi siswa. b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
28
c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan. d. Untuk
melatih
siswa
dalam
mengkomunikasikan
ide-ide
khususnya dalam menulis artikel ilmiah. e. Untuk mengembangkan karaktek siswa. 4. Prinsip-prinsip Pendekatan Scientific Beberapa prinsip pendekatan scientific dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran berpusat pada siswa. b. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. c. Pembelajaran
memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. d. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. e. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
29
5. Langkah-langkah Pendekatan Scientific Tabel 2.1 Langkah-langkah pendekatan Scientific No 1
Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Pendekatan Scientific Mengamati
2
Menanya
3
Mengumpulkan Data
4
Mengasosiasi
30
Kegiatan Belajar Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Kompetensi Yang Dikembangkan Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi,
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati untuk atau pertanyaan mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau kejadian, aktivitas, wawancara dengan nara sumber.
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan data atau eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambahkan keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengkomunikasikan
(Sumber: Kurinasih & Sani, 2013: 32) 6. Teori Belajar Pendukung Pendekatan Scientific Pendekatan scientific sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu: a. Teori Belajar Bruner Teori belajar bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar bruner. Pertama, individu hanya
belajar
dan
mengembangkan
pikirannya
apabila
ia
menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknikteknik dalam melakukan penemuan adalah ia memberi kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. b. Teori Belajar Piaget Teori
belajar
piaget
berkaitan
dengan
pembentukan
dan
perkembangan skema. Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual
31
beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skema seorang anak akan berkembang menjadi skema orang dewasa. Piaget (dalam Carin & Sun, 1975) mengemukakan bahwa pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi kecuali siswa dapat beraksi secara mental dalam bentuk asimilasi dan akomodasi terhadap informasi atau stimulus yang ada disekitarnya. c. Teori Belajar Vygotsky Vygotsky mengemukakan bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa belajar atau bekerja menangani tugas–tugas yang belum dipelajari. Teori
Vygotsky
dalam
kegiatan
pembelajaran
disebut
juga
perancahan, dimana perancahan mengacu kepada bantuan yang akan diberikan teman sebaya atau orang dewasa yang lebih kompeten, yang berarti memberikan sejumlah besar dukungan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak itu untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu melakukannya sendiri. F. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Kompetensi guru yang dimaksud dalam pasal 8 UU Guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dankompetensi professional yang dimiliki melalui pendidikan profesi; yang dijabarkan sebagai berikut (Wahidmurni dalam sare 2013 : 32 ):
32
1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik guru berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengelolah program pembelajaran didalamnya mencakup kemampuan untuk mengelaborasi kemampuan siswa, merencanakan program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran, dan mengevaluasi program pembelajaran. Dalam mengelola pembelajaran di kelas seorang guru harus mampu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran,
dan
mengevaluasi
pembelajaran
(Depdiknas, 2008: 3). 1) Perencanaan Pembelajaran Dalam suatu pembelajaran tentunya seorang guru melakukan suatu perencanaan pembelajaran sebagai berikut: a. Silabus Silabus sebagai acuan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam aktivitas pembelajaran.
33
Komponen RPP antara lain: identitas mata pelajaran, standar kompetensi,
kompetensi
dasar,
indikator
pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. c. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa akan memuat: judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, indikator, tujuan, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan hasil. d. Bahan Ajar Siswa (BAS) Bahan Ajar Siswa adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses pembelajaran, dimana guru menggunakan rencana pembelajaran yang telah disusunnya. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan yakni: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
34
a. Kegiatan pendahuluan 1. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran 2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. 3. Menyampaikan topik, sub topik dan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti 1. Mengamati a) Guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomena. b) Memfasilitas terjadinya interaksi siswa antar siswa dengan guru berinteraksi sehingga siswa aktif, dengan menyiapkan informasi yang diperlukan kemudian di tanyakan kepada siswa. c) Membiasakan siswa membaca, menulis yang beragam. 2. Menanya a) Mendorong
partisipasi
siswa
dalam
berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis, dan bertindak tanpa rasa takut.
35
3. Mengumpulkan data a) Memfasilitasi siswa membuat laporan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupuun kelompok. b) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; c) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; d) Melakukan dan mengamati percobaan; 4. Mengasosiasi a) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, data; 5. Mengkomunikasikan a.
Menyajikan hasil analisis.
b.
Menyimpulkan hasil percobaan dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar.
c . Kegiatan Penutup 1. Merencanakan
kegiatan
tindak
lanjut
dalam
bentuk
pembelajaran remedial, program pengayaan, member tugas baik individual maupun kelompok. 3) Evaluasi Pembelajaran Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi penting yaitu:
36
a.
Sebagai alat guna mengetahui apakah siswa telah menguasai pengetahuan atau keterampilan yang telah diberikan oleh guru,
b.
Untuk mengetahui kelemahan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran,
c.
Mengetahui tingkat ketercapaian dalam kegiatan pembelajaran,
d.
Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa,
e.
Sebagai sarana umpan balik bagi guru yang bersumber dari siswa. Alat yang digunakan dalam mengevaluasi siswa untuk
mengetahui pengetahuan, kelemahan dan ketercapaian siswa dalam kegiatan
belajar
perkembangan
belajar
siswa
serta
sebagai
sarana umpan balik bagi guru yang bersumber dari siswa adalah sebagai berikut: a. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Kisi-kisi tes hasil belajar merupakan sinkronisasi antara indikator dan butir soal dan mengukur ketuntasan belajar siswa. b. Tes Hasil Belajar Tes Hasil Belajar (THB)
merupakan salah satu alat untuk
mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa setelah berlangsung serangkaian proses pembelajaran. Selain itu tes hasil belajar dapat juga berupa soal-soal yang digunakan untuk mengevaluasi siswa setelah mempelajari suatu materi pokok tertentu. Tes hasil belajar ini disusun berdasarkan pada hasil perumusan tujuan pembelajaran.
37
2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian guru berkaitan dengan perilaku guru dalam kehidupannya. Guru dituntut memiliki perilaku mulia, sebab guru merupakan teladan bagi siswanya, atau bahkan masyarakat disekitarnya. Beberapa kemampuan kepribadian yang dimaksudkan adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi siswa. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkaitan dengan perilaku guru berinteraksi dengan lingkungan sosisalnya (siswa, teman sejawat, atasan, orang tua siswa, dan bahkan warga masyarakat dimana guru tinggal). Kemampuan sosial yang dituntut adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi, berinteraksi secara efektif dan efisisen dengan siswa, sesama guru, orang tua atau wali siswa, dan warga sekitar. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru akan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kemampuan ini diperoleh melalui jalur pendididkan sesuai dengan program yang ditempuhnya. Berkenaan dengan hal tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses.
Standar
proses
meliput
perencanaan
proses
pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
38
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. G. Karakteristik Pembelajaran Kimia Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan bidang ilmu lain. Dalam kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan kimia. Berbagai produk diciptakan dari bahan-bahan yang mengandung komponen kimia yang dapat menjadi alat pemuas kebutuhan manusia itu sendiri. Sebagai salah satu bagian dari sains, pembelajaran kimia dapat menggunakan suatu pendekatan yang empiris untuk mencari kejelasan dari suatu fenomena yang harus dipelajari sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan. Materi dalam sains kimia SMA kelas X merupakan salah satu dari fenomena yang telah diketahui dan dipelajari oleh manusia, termasuk materi tentang ikatan kimia. Pemaparan materi ikatan kimia secara garis besar sebagai berikut: 1. Ikatan Kimia a. Kestabilan Unsur Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil, sedangkan atom lain tidak. Atom-atom yang tidak stabil itu cenderung bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Pada dasarnya sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektron.
39
Tabel 2.2 Konfigurasi Elektron dari Unsur-unsur Gas Mulia Kulit elektron Unsur
Nomor atom
He Ne Ar Kr Xr Rn
2 10 18 36 54 86
K
L
M
N
O
P
2 2 2 2 2 2
8 8 8 8 8
8 18 18 18
8 18 32
8 18
8
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya dua ( duplet ) atau 8 (Oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia b. Kaidah Oktet dan Duplet Di alam materi umumnya terdapat dalam bentuk molekul, hanya sedikit saja yang berada dalam bentuk atom bebas. Ada yang terbentuk dari atom-atom sejuenis dan ada pula yang terbentuk dari atom-atom yang berbeda. Menurut G.N.Lewis dan W.Kossel unsurunsur gas mulia sukar bereaksi karena unsur-unsur tersebut sudah mencapai kestabilan, hal ini dikaitkan dengan konfigurasi nya. Gas mulia mempunyai konfigurasi penuh yang disebut konfigurasi oktet (mempunyai 8 valensi pada kulit terluar), kecuali helium dengan konfigurasi duplet (mempunyai 2 valensi pada kulit terluar).
40
Perhatikan konfigurasi elektron berikut : He = 2 Ne = 2
8
Ar = 2
8
8
Kr = 2
8
18
8
Xe = 2 8
18
18
8
Rn = 2 8
18
32
18
8
Oleh karena itu menurut mereka setiap atom dalam pembentukan senyawa membentuk konfigurasi yang stabil berdasarkan aturan duplet dan oktet, artinya untuk mencapai kestabilan maka atom-atom harus berikatan atau bergabung dengan atom-atom lainnya baik sejenis maupun tidak sejenis dalam satu ikatan kimia. Menurut Gilbert Lewis dan W.Kossel serta Albert Kossel mengungkapkan bahwa kestabilan unsur-unsur gas mulia disebabkan karena atom-atom gas mulia mempunyai konfigurasi elektron yang unik. 1. Unsur-unsur yang cenderung melepaskan Atom-atom unsur yang memiliki electron valensi dalam jumlah sedikit misalnya unsur golongan IA (kecuali), IIA dan IIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara unsur-unsur
tersebut
melepaskan
elektron
valensi
untuk
membentuk ion positif. Unsur-unsur yang demikian disebut unsur elektropositif.
41
2. Unsur-unsur yang cenderung menerima Atom-atom yang memiliki valensi dalam jumlah banyak misalkan unsur golongan IVA, VA, VIA dan VIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara, unsur-unsur tersebut menerima untuk membentuk ion negatif. Unsur-unsur demikian disebut unsur negatif. c. Struktur Lewis Struktur
lewis
adalah
lambang
atom
disertai
electron
valensinya.Lambang lewis biasanya diberi tanda titik atau silang. Lambang lewis untuk unsur-unsur periode kedua dan ketiga sebagai berikut: Tabel 2.3 Lambang Struktur Lewis
Lambang Lewis unsur gas mulia menunjukan 8 elektron valensi yang terbagi dalam 4 pasangan. Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukan adanya elektron tunggal (elektron yang belum berpasangan). Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron bersama pada ikatan kovalen.
42
1. Pembentukan Ikatan Ion Pembentukan ikatan ion terjadi karena serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik elektron. Ikatan ion terjadi antara atom yang mudah melepaskan elektron dengan atom yang mudah menangkap . Contoh:
Na dan F membentuk NaF Na (2 8 1) → Na+ (2 8) + e (2 7) + e → F- (2 8)
F
xF
Na
F
Nax
NaF
Pembentukkan MgS → Mg2+ (2 8) + 2e
12Mg
(2
8
16S
8
6) + 2e → S2- (2
(2
x Mg x
2)
Mg
S
2
8
xS x
8) 2
MgS
Pada ikatan ion antara golongan IIA dengan golongan VIIA, golongan IIA melepaskan 2 elektron sedangkan golongan VIIA menerima 1 elektron. Padahal jumlah elektron yang dilepaskan harus sama dengan jumlah elektron yang diterima, sehingga golongan VIIA harus dikalikan 2. 43
2. Ikatan Kovalen Ikatan
kovalen
adalah
ikatan
yang
terjadi
karena
penggunaan bersama pasangan oleh dua atau lebih atom yang berikatan sehingga memenuhi aturan oktet maupun duplet.Atomatom yang berikatan kovalen adalah atom-atom nonlogam.Ikatan kovalen terdiri dari kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga. a. Ikatan Kovalen Tunggal Adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang . Contoh: Ikatan antara C dan H dalam molekul CH4 C
6C,
struktur Lewisnya
1H,
struktur lewisnya H x Ikatan kovalen tunggal H x
H
x
C
x
H
x
H
b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua Adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang. Ikatan ini digambarkan dengan dua garis lurus yang terjadi pada atom O2, C2H4, dan lain-lain.
44
Contoh: Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O2 PEB
O
xx xx
O
O
x x
atau O O
O
xx
PEI Ikatan kovalen rangkap 2 c. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga Adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang. Ikatan ini terjadi pada N2, C2H2 dan lain-lain. Contoh: N2 mempunyai konfigurasi elektron untuk atom 5N = 2 3, dan elektron valensinya = 3. dalam struktur lewis molekul N2, atom N memiliki 3 elektron tidak berpasangan. Jika dua atom nitrogen berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan
N
N
xx
saling berikatan dan membentuk struktur lewis sebagai berikut:
N
x x x
N
atau N
PEI Ikatan kovalen rangkap 3
45
N
d. Penyimpangan Kaidah Oktet Penyimpangan ini dapat terjadi pada senyawa kovalen yang struktur Lewis tidak oktet. Misalnya pada senyawa BeH2, BF3, BCl3, BH3, NO dan NO2, dimana atom Be, B dan N memiliki elektron kurang dari 8 serta molekul PF5, PCl5 dan SF6 dimana atom P dan S memiliki elektron lebih dari 8. Contoh: Pembentukan molekul BCl3.
B
konfigurasi elektrron : 2 3 digambarkan
xx
5 Bdengan
17 Cl
dengan konfigurasi elektron 2 8 7 di gambarkan
xx
x Cl xx
Penggambaran elektron untuk molekul BCl3 adalah sebagai
xx
xx
xx
berikut :
Cl x
Cl
xx
x
xx
B
x
xx
xx
Cl xx
Cl
atau Cl
B
Cl
xx
3. Ikatan kovalen koordinasi Ikatan
kovalen
koordinasi
merupakan
ikatan
yang
terbentuk antara ikatan atom logam dengan atom nonlogam.Dalam ikatan ini terjadi pemakaian bersama dari salah satu unsur. Ikatan kovalen koordinasi dapat dicontohkan seperti di bawah ini. Amonia (NH3) dapat bereaksi dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3.BCl3, bagaimanakah bentuk
46
ikatan antara dua molekul tersebut? Perhatikan rumus elektron dari NH3 dan BCl3 berikut ini.
Pasangan elektron bebas
belum oktet
Atom N dalam NH3 sudah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di pihak lain, atom B dalam BCl3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun balum oktet. Seperti yang diketahui, atom N (dari NH3) dan atom B (dari BCl3) dapat berkaitan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari atom N. Ikatan seperti itu kita sebut ikatan kovalen koordinasi atau ikatan semipolar. Dalam menggambarkan strukutr molekul, ikatan kovalen koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron. Rumus elektron dan rumus struktur NH3.BCl3 sebagai berikut. Gambar. Pembentukan ikatan kovalen kordinasi dalam NH3.BCl3
.. .. .. .. .... .... ..
+B
Cl. .. . H .. N B Cl. .. H Cl.
H
.
Cl
.
Cl
47
.. .. .. .. .... .... ..
.
Cl
Cl
H atau
H H
. Cl. Cl. .. .. .. .... ..
.. . H .. N .. H H
N
B
4. Kepolaran Ikatan Kovalen a. Ikatan Kovalen Polar Kovalen Nonpolar Di atas, telah dijelaskan pengertian ikatan kovalen, yaitu ikatan yang terbentuk karena menggunakan sepasang bersama. Namun demikian, kedudukan pasangan
milik
bersama itu selalu simetris terhadap kedua atom yang berikatan. Pasangan akan lebih dekat kearah yang mempunyai keelektronegatifan
lebih
besar.
Hal
ini
mengakibatkan
polarisasi atau pengutupan ikatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan yang memiliki kedudukan pasangan ikatan yang simetris dan terbentuk dari unsur yang memiliki muatan negatif secara homogeny. Ikatan kovalen polar adalah ikatan yang memiliki kedudukan pasangan ikatan yang tidak simetris dan terbentuk dari unsur yang memiliki muatan secara heterogen. b. Sifat-sifat Jenis Ikatan 1. Sifat senyawa ion dan kovalen a) Titik didih Titik didih senyawa kovalen relatif rendah sedangkan senyawa ion relatif tinggi. pada suhu kamar semua senyawa ion berupa zat padat, keras tidak rapuh. Senyawa kovalen, pada suhu kamar ada yang berupa
48
padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, dan ada yang berupa larutan dan yang berupa gas. b) Kemudahan menguap Senyawa kovalen merupakan zat-zat volatil atau yang memiliki titik didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap.Sedangkan pada senyawa ionik tidak ada zat volatile. c) Kelarutan Senyawa ion cenderung larut dalam air, tetapi tidak
larut
dalam
pelarut
organik.
Sedangkan
kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, mereka lebih mudah larut dalam pelarut organik. d) Daya hantar listrik Senyawa ion padat tidak menghantarkan listrik, akan tetapi, jika senyawa ion dipanaskan hingga meleleh, maka dalam bentuk lelehan senyawa itu merupakan penghantar arus listrik. Sedangkan senyawa ion yang juga dapat menghantarkan listrik
jika
dilarutkan dalam air dan senyawa kovalen tidak dapat menghantarkan listrik baik dalam bentuk padatan maupun lelehan.Beberapa senyawa kovalen dapat menghantarkan listrik jika dilarutkan dalam air.
49
5. Bentuk Molekul Bentuk molekul yaitu kedudukan atom-atom dalam molekul. Geometri molekul dapat diramalkan berdasarkan gaya elektrostatis antara
yang terlibat dalam pembentukan ikatan,
geometri molekul ini dapat dijelaskan dengan menggunakan beberapa pendekatan yaitu: 1) Teori Tolakan Pasangan untuk
menentukan
bentuk
molekul,
teori
ini
menggunakan pasangan elektron disekitar atom pusat, pasangan electron yang ada disekitar atom pusat dapat berupa pasangan
ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB).
Pasangan bebas menempati ruangan yang lebih luas dari pada pasangan
terikat. Struktur lewis sangat mendukung teori
domain untuk menentukan banyaknya pasangan ikatan dan pasangan bebas dalam molekul senyawa kovalen. Cara-cara merumuskan tipe molekul, antara lain: 1. Menentukan struktur lewis. 2. Menentukan atom pusat. 3. Atom pusat diberi lambang A. 4. Menentukan jumlah pasangan elektron terikat. Pasangan elektron terikat diberi lambang X. 5. Menentukan jumlah pasangan elektron bebas. Pasangan elektron bebas diberi lambang E.
50
6. Rumus tipe: AXE Contohnya: H2O Nomor atom H = 1 Elektron valensi = 1 Nomor atom O = 8 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
Rumus tipe molekul = AX2E2 Bentuk molekul = Planar bentuk V Berdasarkan teori domain terdapat 5 macam bentuk dasar molekul adalah sebagai berikut: a) Linear b) Segitiga Datar c) Tetrahedron d) Segitiga Bipiramida e) Oktahedron
51
H. Penelitian yang Relevan Hasil penelitan yang relevan dirujuk berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh: “Pendekatan
1. Hasil Penelitian Azizah (2014), dengan judul penelitian Scientific
Bermuatan
Keterampilan
Karakter
Mitigasi”
Siap
Siaga
menyimpulkan
Untuk
bahwa
Meningkatkan
Hasil
penelitian
keterampilan mitigasi pada siklus I mencapai 62,84, siklus II 71,51, dan siklus III 81,29. Begitu pula sikap sosial pada siklus I baik, siklus II baik, dan siklus III sangat baik, Dan Penerapan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga dapat meningkatkan sikap sosial siswa. Pada siklus I rata-rata nilai sikap sosial sebesar 71,26 dengan kategori baik, siklus II mencapai 79,30 dengan kategori baik, dan siklus III mencapai 86,05 dengan kategori sangat baik. 2. Hasil penelitian Adywibowo Inge (2010), dengan judul penelitian “Memperkuat Kepercayaan Diri Anak melalui Percakapan Referensial” menyimpulkan
bahwa
pertama,
percakapan
referensial
dapat
meningkatkan kepercayaan diri anak. Kedua, percakapan referensial akan efektif bila dilakukan dalam situasi yang santai dan anak dalam kondisi yang nyaman. Ketiga, percakapan referensial akan efektif bila kata-kata yang digunakan bersifat personal. 3. Warman (2013) dengan judul “Hubungan Percaya Diri Siswa Dengan Hasil Belajar geografi Kelas Xi IPS Di SMA Negeri 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa r hitung
52
dari indikator optimis adalah 0,322, r hitung dari indikator berpikir positif adalah 0,312, r hitung dari indikator mandiri adalah 0,308, r hitung dari indikator bersikap tenang adalah 0,337, kemudian r tabel dari indikator optimis adalah 0,220, r tabel dari indikator berpikir positif adalah 0,220, r tabel dari indikator mandiri adalah 0,220, r tabel dari indikator bersikap tenang adalah 0,220, sedangkan koefisien determinasi dari indikator optimis adalah 0,37%, koefisien determinasi dari indikator berpikir positif adalah 9,73% , koefisien determinasi dari indikator mandiri adalah 9,49% dan koefisien determinasi dari indikator bersikap tenang adalah 11,36%. I.
Kerangka Berpikir Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan
perubahan
kurikulum.
Pembaharuan
kurikulum
bertujuan
meningkatkan kualitas pendidikan, yang berdampak pada hasil belajar yang baik. Mengingat bahwa siswa merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan maka diupayakan adanya pembenahan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan optimalisasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia SMA kelas X. Salah satu dari fenomena yang telah diketahui dan dipelajari oleh manusia adalah materi tentang ikatan kimia yang cukup sulit dimengerti oleh siswa. Kesulitan siswa dalam pembelajaran dapat diatasi jika guru dengan menggunakan pendekatan yang efektif. Salah satu yang pendekatan yang efektif
dalam pembelajaran adalah pendekatan scientific, dimana lebih
menekankan partisipasi siswa, melalui langkah-langkah belajar yaitu
53
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
data,
mengasosiasi
dan
mengkomunikasikan pengetahuan kepada orang lain dengan menggunakan sikap ilmiah. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah adanya rasa percaya diri. Kepercayaan diri tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga memerlukannya dalam perkembangan menjadi dewasa. Orang yang memiliki kepercayaan diri dapat menyelesaikan
tugas
atau
pekerjaan
yang
sesuai
dengan
tahapan
perkembangan dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, sehingga dapat menimbulkan keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan hasil belajarnya sendiri. Walaupun mungkin ada anggapan lain bahwa hal tersebut tidak dapat serta merta demikian, karena banyak hal lain yang mempengaruhi hasil belajar seperti pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup, kondisi fisik dan harga diri siswa itu sendiri. Kondisi yang ditemukan di SMA Negeri 5 Kupang pada saat ini dapat dilihat bahwa ada banyak siswa yang memiliki rasa percaya diri yang rendah baik itu kepercayaan diri di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X pada SMA Negeri 5 Kupang menjadi rendah. Hal ini diperkuat oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan, yang menyatakan bahwa kepercayaan diri siswa akan mengakibatkan siswa mampu menguasai bidang tertentu dan lebih mudah menyerap hal yang
54
diinformasikan padanya di kemudian hari dan secara signifikan dapat meningkatkan kemandirian mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir. J.
Hipotesis Berdasarkan uraian pada latar belakang, tinjauan pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian sebagai berikut: a. Ada hubungan kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar kimia melaui pendekatan Scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X SMAN 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015. b. Ada pengaruh kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar kimia melaui pendekatan Scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X SMAN 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
55
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-asosiatif. B. Tempat dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian : SMA Negeri 5 Kupang 2. Waktu Penelitian Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kegiatan Observasi awal Membuat proposal Membuat perangkat Validasi isi di validator Validasi teori di tiga sekolah Seminar proposal Pelaksanaan RPP 01 RPP 02 RPP 03 RPP 04 Pemberian tes hasil belajar, angket kepercayaan diri dan angket afektif siswa Analisis data
Waktu 16– 18 Februari 2014 3 Maret 2014 – 17 Maret 2014 22 Maret 2014 – 5 April 2014 8 April 2014 20 April 2014- 25 April 2014 04 Oktober 2014 30 Oktober 2014 4 November 2014 6 November 2014 13 November 2014 20 November 2014 25 November 2014 – 22 Januari 2015
3. Subyek Penelitian: Subyek Penelitian adalah siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
56
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008 : 118). Sampel yang digunakan adalah sampel purposive sampling. D. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-shot case study yang artinya terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono, 2008:110). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
X
O
Gambar: Desain Penelitian Keterangan: X = Proses pembelajaran O = Hasil E. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (Variabel independen) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri.
57
2. Variabel terikat (Variabel dependen) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil belajar siswa F. Defenisi Operasional Karakteristik yang Diamati Menyusun defenisi operasional karakteristik yang diamati bertujuan untuk menentukan alat pengambilan data (instrumen) yang cocok. Dalam penelitian ini terdapat beberapa defenisi operasional karakteristik yang diamati yaitu : 1. Efektivitas penerapan pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah skor yang diperoleh guru dalam mengelola kegiatan belajar yang diukur dengan menggunakan Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific dikatakan baik apabila skor yang diperoleh yaitu 3,50-4,00. b. Ketuntasan indikator hasil belajar merupakan proporsi perbandingan antara jumlah siswa yang akan mencapai indikator dengan jumlah keseluruhan siswa yang diukur dengan Lembar Observasi Spiritual (KI-1), Lembar Angket Spiritual (KI-1), Lembar Observasi Sosial (KI-2), Lembar Angket Sosial (KI-2), Lembar Diskusi Siswa, Lembar Kerja Siswa, Lembar Kuis Siswa, Lembar Tugas Rumah, Lembar Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda, Lembar Tes Hasil Belajar Essay Sikap Pengetahuan (KI-3), Lembar Penilaian Praktek Sikap Keterampilan (KI-4), Lembar Penilaian Portofolio Sikap Keterampilan (KI-4) . Suatu indikator dikatakan tuntas apabila persentase indikator ≥ 75%.
58
c. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa yang dilihat dalam penelitian ini meliputi tiga jenis, yaitu: a) Hasil Belajar Aspek Spiritual Dan Aspek Sosial (KI-1 dan KI-2) Merupakan skor yang diperoleh dari jumlah skor observasi dan skor angket, di bagikan nilai maksimum. Diukur dengan Lembar Observasi dan Lembar Angket Spritual Dan Sosial. Hasil belajar afektif dikatakan baik apabila skor yang diperoleh ≥ 75. b) Hasil Belajar Hasil Aspek Pengetahuan (KI-3) Merupakan skor yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah rata-rata nilai diskusi, nilai kuis, rata-rata nilai tugas rumah dan nilai tes hasil belajar pilihan ganda dan tes hasil belajar essay dengan jumlah maksimum, diukur dengan Lembar Kisi-kisi Diskusi, Lembar Kisi-kisi kuis, Lembar Kisi-kisi Tugas Rumah dan Lembar Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda dan Lembar Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Essay. Hasil belajar sikap pengetahuan (KI-3) dikatakan baik apabila skor yang diperoleh ≥ 75. c) Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-4) Merupakan skor yang diperoleh dari perbandingan jumlah ratarata psikomotor dan jumlah rata-rata portofolio siswa dengan nilai maksimum. Diukur dengan Lembar Penilaian Psikomotor
59
dan Lembar Penilaian Portofolio. Hasil belajar psikomotor atau keterampilan dikatakan baik apabila skor yang diperoleh ≥ 75. d) Ketuntasan
hasil
belajar
secara
keseluruhan
merupakan
perbandingan dari jumlah nilai aspek spiritual (KI-1), jumlah nilai aspek sosial (KI-2), jumlah nilai sikap pengetahuan (KI-3) dan jumlah nilai aspek keterampilan
(KI-4) dengan nilai
maksimum ≥ 75. 2. Kepercayaan diri terhadap hasil belajar Kepercayaan diri terhadap hasil belajar merupakan proporsi yang merupakan perbandingan dari total setiap skala jawaban angket kepercayaan diri dengan bobot ideal. Kepercayaan diri siswa diukur dengan menggunakan Lembar Angket Kepercayaan Diri dan dikatakan baik apabila skor yang diperoleh 3. Hubungan
kepercayaan diri
60. dengan hasil belajar adalah derajat
hubungan yang dinyatakan dengan koefisien korelasi ( r). Hubungan kepercayaan diri dengan hasil belajar di ukur dengan menggunakan Lembar Angket Kepercayaan Diri dan Tes Hasil Belajar siswa. Dikatakan baik apabila interval koefisien korelasi nilai r ≥ 0,60. 4. Pengaruh
kepercayaan diri
terhadap hasil belajar adalah besar
pengaruh yang dinyatakan dengan persamaan regresi linear sederhana. Pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar di ukur menggunakan Lembar Angket Kepercayaan Diri dan Tes Hasil Belajar. Pengaruh
60
kepercayaan diri terhadap hasil belajar, dikatakan signifikan apabila nilai Fhitung ≥ Ftabel. G. Perangkat yang digunakan Dalam proses penelitian beberapa perangkat pembelajaran sebagai berikut: 1. Bahan Ajar Siswa (BAS) 2. Silabus 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4. Lembar penilaian hasil pengamatan observasi KI-1 5. Lembar penilaian hasil pengamatan observasi KI-2 6. Lembar penilaian hasil pengamatan angket KI-1 7. Lembar penilaian hasil pengamatan angket KI-2 8. Lembar Diskusi Siswa (LDS) 9. Lembar Kerja Siswa (LKS) 10. Lembar Soal Kuis Siswa 11. Lembar Soal Tugas Rumah 12. Kisi-kisi dan Tes Hasil Belajar 13. Lembar Pengamatan Praktek 14. Lembar Penilaian Portofolio 15. Lembar Angket Kepercayaan Diri Siswa H. Instrumen yang digunakan Dalam penelitian ini diperlukan instrument yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
61
1) Lembar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran 2) Tes Hasil Belajar 3) Kisi – kisi THB dan Tes Hasil Belajar 4) Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Aspek Spiritual (KI-1) 5) Kisi-Kisi dan Lembar Penilaian Angket Aspek Spritual (KI-1) 6) Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Aspek Sosial (KI-2) 7) Kisi-Kisi dan Lembar Penilaian Angket Aspek Sosial (KI-2) 8) Lembar Soal Diskusi Siswa 9) Lembar Soal Kuis Siswa 10) Lembar Soal Tugas Rumah 11) Lembar Observasi Praktek 12) Lembar Penilaian Laporan Portofolio 13) Lembar Angket Kepercayaan Diri Siswa I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Bertujuan untuk menjaring data mengenai kemampuan guru dalam mengelola pendekatan Scientific dan juga untuk mengetahui kemampuan psikomotor dan afektif siswa selama melakukan eksperimen, dengan menggunakan Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran, Lembar Observasi Kemampuan Psikomotor Siswa dan Lembar Observasi Kemampuan Afektif Siswa.
62
b. Angket Bertujuan untuk menjaring data mengenai kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran
kemampuan psikomotor
Scientific dan
dan
afektif
juga
siswa
untuk
mengetahui
selama
melakukan
eksperimen, dengan menggunakan Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran, Lembar Observasi Kemampuan Psikomotor Siswa dan Lembar Observasi Kemampuan Afektif Siswa. c. Tes hasil belajar Teknik tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan indikator dan ketuntasan hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan Scientific dengan menggunakan kisi-kisi tes hasil belajar. Dalam pengukuran hasil belajar ranah kognitif menggunakan tes tertulis. Adapun bentuk tes yang akan digunakan yaitu tes objektif pilihan ganda dan essay. J. Teknis Analisis Data 1.
Analisis deskriptif (Efektifitas penerapan pendekatan pembelajaran scientific) a.
Analisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Analisis hasil pengamatan proses belajar mengajar dilakukan sesudah pengamat memberikan penilaian atas pengelolaan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamat yang dilibatkan dalam penelitian ini 2 orang. Hasil pengamatan yang diberikan merupakan ukuran kuantitatif terhadap kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific pada
63
materi pokok ikatan kimia. Selanjutnya, hasil pengamatan berupa skor dihitung rata – rata penilaian pengamat 1 dan 2 dengan menggunakan rumus sebagai berikut: dengan; X = rata – rata
X=
P1 = Skor yang diberikan pengamat 1 P2 = Skor yang diberikan pengamat 2 Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan oleh pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran dengan pendekatan scientific, digunakan ketentuan-ketentuan pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Ukuran Kuantitatif Penilaian Guru Yang Diberikan Oleh Pengamat Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Rentang skor
Keterangan
1,00-1,99
Tidak baik, jika aspek yang diamati semuanya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2,00-2,99
Kurang baik, jika aspek yang diamati sebagian besar tidak sesuai dengan yang diharapkan tetapi masih dapat diterima
3,00-3,49
Cukup baik, jika aspek yang diamati sebagian besar sesuai dengan yang diharapkan
3,50-4,00
Baik, jika aspek yang diamati semuanya sesuai dengan yang diharapkan
Sumber: (Trianto,2009:45) Analisis keterlaksanaan RPP ini dihitung dengan teknik reliabilitas
instrumen
pengamat
64
dengan
teknik
interobserver
agreement. Pada saat proses pembelajaran ada dua pengamat menggunakan instrumen yang sama untuk mengamati variabel yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah:
A B Percentage of agreement = 1 x100% A B (Trianto, 2009: 240)
Keterangan: A = Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan frekuensi tertinggi. B = Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberi frekuensi rendah. Menurut Trianto (2009: 240) Suatu instrumen dikatakan baik, jika mempunyai reliabilitas ≥ 0,75 atau ≥ 75%. b. Analisis Ketuntasan Indikator Indikator yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis yakni indikator aspek spiritual (KI-1), aspek sosial (KI-2), indikator aspek pengetahuan (KI-3) dan indikator aspek keterampilan (KI-4). Secara terpirinci di jelaskan empat jenis indikator aspek, antara lain: a) Aspek spiritual (KI-1), menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket. b) Aspek sosial (KI-2), menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket.
65
c) Aspek pengetahuan (KI-3), menggunakan Lembar Kisi-Kisi Diskusi, Lembar Kisi-Kisi Kuis, Lembar Kisi-Kisi Tugas Rumah dan Lembar Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda dan Lembar Tes Hasil Belajar Essay. d) Aspek keterampilan (KI-4), menggunakan Lembar Praktek dan Lembar Penilaian Portofolio. Data yang diperoleh berdasarkan proses yang diuraikan di atas, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan indikator dengan persamaan sebagai berikut: P= Diadaptasi oleh peneliti dari Mumung dalam Frans, 2008. Keterangan : P = persentase indikator * = KI 1,KI 2, KI 3 dan KI 4 yang dianalisis secara terpisah Diadaptasi oleh peneliti dari Mumung dalam Frans, 2008. c. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Analisis ketuntasan hasil belajar dapat dihitung dengan persamaan:
Ketuntasan hasil belajar terdiri dari empat aspek yaitu: 1. Aspek spiritual (KI-1) menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar KI-1 dengan persamaan berikut: 66
Untuk penilaian aspek spiritual (KI-1) menggunakan nilai kualitatif sebagai berikut: 1) SB
= Sangat Baik
= 80 – 100
2) B
= Baik
= 70 – 79
3) C
= Cukup
= 60 – 69
4) K
= Kurang
= < 60
2. Aspek sosial (KI-2) menggunakan 2 macam instrumen yaitu Lembar Observasi dan Lembar Angket. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar KI-2 dengan persamaan berikut:
Untuk penilaian aspek sosial (KI 2) menggunakan nilai kualitatif sebagai berikut: 1) SB
= Sangat Baik
= 80 – 100
2) B
= Baik
= 70 – 79
3) C
= Cukup
= 60 – 69
4) K
= Kurang
= < 60
Tabel 3.3 Konversi Kompetensi Sikap Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Nilai Kompetensi Sikap 80 – 100 70 – 79 60 – 69 < 60
67
3. Aspek pengetahuan (KI-3), menggunakan 4 macam instrument yaitu Lembar Kisi-Kisi Diskusi, Lembar Kisi-Kisi Kuis, Lembar Kisi-Kisi Tugas Rumah, Lembar Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda dan Tes Hasil Belajar Essay kepada siswa setelah mengikuti rangkaian kegiatan belajar mengajar. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar KI-3 dengan persamaan berikut:
Keterangan: NR = Nilai Rata-rata 4. Aspek keterampilan (K1-4), menggunakan Lembar Psikomotor Dan Lembar Portofolio. Data yang diperoleh diperoleh berdasarkan proses yang diuraikan diatas, kemudian dianalisis untuk memperoleh ketuntasan hasil belajar dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan: NR = Nilai Rata-rata d. Analisis ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan Hasil belajar keseluruhan siswa diperoleh dari nilai pengetahuan (KI3), yang meliputi nilai diskusi, nilai kuis, nilai tugas dan nilai ulangan, nilai keterampilan (KI-4), yang meliputi nilai praktek dan nilai portofolio, dan nilai afektif (KI-1 dan KI-2), yang meliputi nilai angket dan nilai observasi.
68
Untuk menghitung nilai secara keseluruhan digunakan rumus : Nilai e. Analisis Angket Kepercayaan Diri Siswa. Dalam menganalisis data angket menggunakan skala likert
kepercayaan ini penulis
yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi kelompok tentang suatu gejala fenomena pendidikan ( Sugiyono, 2008: 134), dalam penelitian ini, fenomena pendidikan yang menjadi variabel adalah kepercayaan diri siswa. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2008: 134). Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri Variabel
Sub. Variabel
Indikator
Percaya diri
Keyakinan akan kemampuan diri
Kemauan dari dalam diri untuk berusaha Mudah menyesuaikan diri Memiliki kelebihan Kemandirian
Bertanggung Jawab Optimis
Jumlah item
No. Item
4
1, 5, 18, 19
4
2, 4, 6, 11
4
7, 15, 16, 20
5
3, 8, 9, 12, 17
Tidak mudah menyerah 2 10, 13 Memiliki fisik yang 1 14 menunjang Jumlah 20 20 (Diadaptasi dari Jurnal skripsi Yenny Qomarih Istiqomah) dan validator Ibu Margaretha Dhiu.
69
Tabel 3.5 Skala Penilaian Angket Kepercayaan Diri Skor 1 2 3 4 5
Alternatif jawaban Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Sumber: Riduwan (2011:41) Rumus yang digunakan untuk menghitung skor angket kepercayaaan diri sebagai berikut:
X
=
X 100
Kriteria skor kepercayaan diri siswa: 1. 0% - 20% = Kepercayaan Diri Tidak Baik 2. 21% - 40% = Kepercayaan Diri Kurang Baik 3. 41% - 60% = Kepercayaan Diri Cukup Baik 4. 61% - 80% = Kepercayaan Diri Baik 5. 81% - 100% = Kepercayaan Diri Sangat Baik Bobot dalam persentase indikator angket kepercayaan diri siswa dapat di hitung dengan menggunakan rumus: Persentase = 4.
X 100%
Analisis Asosiatif Kepercayaan Diri Siswa Dengan Hasil Belajar Setelah memperoleh data dalam penelitian ini selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. Analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi sederhana.
70
Dalam analisis statistik ini sebelum dilakukan analisis pengaruh kepercayaan terhadap hasil belajar siswa, maka terlebih dahulu dilakukan beberapa uji persyaratan sebagai berikut: a. Analisis Hubungan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar a) Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas Data Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan peneliti yaitu dengan metode Chi-Kuadrat. Untuk mencari chi-kuadrat hitung (
hitung) digunakan rumus :
(Riduwan, 2003:190)
Keterangan: = Chi-kuadrat
frekuensi yang diobsevasi (frekuensi empiris) frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) Untuk mencari frekuensi teoritis (
) digunakan rumus:
; dengan n = jumlah sampel Sedangkan
dihitung dengan rumus: ; dengan dk = derajad
kebebasan. Setelah memperoleh nilai dk, maka lihat tabel Chikuadrat dengan membandingkan
71
dengan
dengan
taraf kepercayaan 0,05 maka diperoleh kriteria pengujian sebagai berikut : a) Jika
, artinya data berdistribusi normal,
maka akan dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana, sedangkan b) Jika
, artinya distribusi data tidak normal.
2) Uji Linearitas Uji persyaratan yang kedua adalah uji linearitas. Dalam analisis statistik uji linearitas digunakan untuk menguji apakah apakah data berpola linear atau tidak. Untuk menguji kelinearan maka langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: a) Mencari nilai statistik menggunakan tabel penolong b) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) JKReg[a] =
c) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) JKReg[b│a] = b
d) Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) JKRes = ∑
JKReg[b│a]
JKReg[a]
e) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]) RJKReg[a] = JKReg[a]
72
f) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a]) RJKReg[b│a] = JKReg[b│a] g) Mencari rat-rat jumlah kuadrat residu (RJKRes) RJKRes =
h) Mencari jumlah kuadrat error (JKE) JKE =
i) Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) JKTC = JKRes JKE j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) RJKTC = k) Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) RJKE = 3) Mencari nilai F hitung (Riduwan, 2003: 221) Dengan α= 0,05, dk pembilang = k-2, dk penyebut = n-k maka dapat disimpulkan: a) Jika
artinya data berpola linear, maka akan
dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana, sedangkan b) Jika
, artinya data tidak berpola linear.
73
4) Korelasi Pearson Product Moment (PPM) Korelasi ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen).
(Riduwan, 2003 : 98) Keterangan : Koefisien korelasi = Jumlah skor item = Jumlah skor total ( seluruh item ) n
= Jumlah responden Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan dengan
r dengan ketentuan nilai r (-1
r
1). Apabila nilai r = -1
artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk menghitung koefisien determinasi digunakan rumus: Kp = r2 x 100% Dengan: Kp = koefisien determinasi r
= koefisien korelasi
74
Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi Rentang Skor
Kategori
0,0 – 0,199 0,2 – 0,399 0,4 – 0,599 0,6 – 0,799 0,8 – 1,00
Sangat Rendah Rendah Cukup kuat Kuat Sangat kuat (Sumber : Riduwan, 2010:138 )
Setelah mendapatkan koefisien korelasi, kemudian dilanjutkan uji dengan rumus:
Keterangan: t = nilai r = koefisien korelasi hasil n = jumlah responden ≥
1) Jika 2) Jika
berarti signifikan sedangkan berarti tidak signifikan.
Ketentapan tingkat kesalahan α = 0,05 atau 5% dengan rumus derajat bebas (db) = n-2. Dengan demikian pengujian hipotesisnya: Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar pada materi pokok ikatan kimia ada pada SMAN 5 Kupang.
75
Ha: r ≠ 0 H0: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar pada materi pokok ikatan kimia ada pada SMA Negeri 5 Kupang. H0: r = 0 b. Analisis Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar 5) Regresi Sederhana Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus persamaan regresi sederhana sebagai berikut : =
+ bX
Untuk menguji kelinearan maka langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat 2. Membuat Ha dan Ho dalam benntuk statistik 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik 4. Memasukan angka-angka statistik dari tabel penolong 5. Menghitung jumlah kuadrat regresi JKreg a =
2
Y n
76
6. Mencari jumlah kuadrat regresi dengan rumus: JKreg b
a
Y
Y
=b.
n
7. Menentukan jumlah kuadrat residu (Jkres) dengan rumus: 2
JKres =
Y
JKreg b
a
JKreg a
8. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg[a]) dengan rumus: RJKreg b
a
= JKreg[a]
9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKreg[b|a] dengan rumus: RJKreg b a = JKreg b a 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) RJKres =
JKres
; n = jumlah responden
n 2
11. Menguji Signifikasi dengan rumus: = 6) Pengujian Hipotesis a)
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa melalui pendekatan Scientific, Ha: r ≠ 0
b)
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri
terhadap hasil belajar siswa melalui
pendekatan Scientific, H0: r = 0
77
7) Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis a) Jika
, maka
ditolak dan
diterima
, maka
diterima dan
ditolak
sehingga pengaruh. b) Jika
sehingga tidak terdapat pengaruh.
78
K. Matriks Metode Penelitian Tabel 3.7 Matriks Metode Penelitian No 1
2
Tujuan
Karakteristik Yang Diamati Untuk mengetahui kemampuan Kemampuan guru guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran melalui penerapan pendekatan scientific siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015. Untuk mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
Ketuntasan indikator hasil belajar aspek spritual (KI-1), aspek sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI-3), aspek keterampilan (KI4).
Definisi Karakteristik Operasional Yang Diamati Skor yang diperoleh guru dalam mengelola pembelajaran terhadap pendekatan scientific. Kemampuan guru dikatakan baik apabila skor yang diperoleh adalah 3,50-4,00. Persentase yang merupakan perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai IHB dengan jumlah keseluruhan siswa. Suatu indikator dikatakan tuntas bila proporsi P
79
Instrumen Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran
a. Lembar Observasi aspek sukap spiritual (KI-1) dan aspek sosial (KI-2). b. Lembar Angket aspek sikap spritual (KI-1) dan aspek sikap sosial (KI-2). c. Lembar penilaian praktek, lembar
Sumber Data Guru
Siswa
Pengambilan Data Observasi
Analisis Deskriptif
Deskriptif
3
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pembelajaran siswa kelas X MIA2SMA Negeri 5 kupang tahun pelajaran 2014/2015.
Hasil Belajar Siswa aspek spritual (KI1), aspek sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI3), aspek keterampilan (KI4).
Proporsi yang merupakan perbandingan dari skor THB yang diperoleh tiap siswa dengan skor maksimum. Hasil belajar dikatakan tuntas apabila proporsinya memenuhi P
80
penilaian portofolio aspek sikap keterampilan (KI-4). d. Lembar diskusi siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis siswa, lembar tugas rumah, lembar tes hasil belajar pilihan ganda, lembar tes hasil belajar essay aspek sikap pengetahuan (KI-3) Lembar Observasi Siswa KI-1 dan KI-2 Lembar angket KI-1 dan KI-2 tes hasil belajar (THB) KI-3 Lembar Obsevasi KI-4
Deskriptif
4
Untuk mengetahui kepercayaan Kepercayaan Diri diri siswa baik dengan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
5
Untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dalam proses pembelajaran melalui pendekatan scientific terhadap hasil belajar siswa materi ikatan kimia pada siswa kelas X MIA2 semester ganjil SMA Negeri 5 Kupang Tahun Ajaran 2014/2015 Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun pelajaran 2014/2015.
6
Hubungan kepercayaan terhadap belajar
diri hasil
Pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa
kepercayaan diri siswa terbagi atas 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Kepercayaan diri baik siswa dikatakan baik ika rata-rata dari setiap aspek penilaian lebih dari 80% berada dalam kategori positif. Persentase yang merupakan perbandingan antara hubungan kepercayaan diri siswa dengan hasil belajar siswa. Hubungan antara kepercayaan diri siswa dan hasil belajar siswa, dikatakan baik apabila interval koefisien kolerasi nilai r ≥ 0,60. Proporsi yang merupakan pengaruh kepercayaan diri siswa dengan hasil belajar siswa. Apabila kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa terdapat pengaruh, maka uji kepercayaan diri terhadap hasil belajar dapat dilanjutkan.
81
Angket kepercayaan diri Siswa
Guru
Observasi
Deskriptif
Lembar Siswa kepercayaan diri dan tes hasil belajar
Angket dan tes Statistik inferensial
Lembar Siswa kepercayaan diri dan tes hasil belajar
Angket dan tes Statistik inferensial
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL ANALISIS DATA 1. Efektifitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran Scientific Analisis hasil penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Berikut ini diuraikan hasil analisis data penelitian terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, ketuntasan indikator hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar. a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dengan menerapkan pendekatan Scientific diamati oleh dua orang pengamat yaitu Bapak Drs. Aloysius Muda dan Ibu Genoveva Wunga, S.Pd yang mana keduanya merupakan guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 5 Kupang. Kedua pengamat melakukan penilaian berdasarkan pedoman penilaian yang disebut lembar pengamatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan Scientific. Hasil pengamatan ini juga digunakan untuk menghitung Reliabilitas instrumen. secara terperinci terlampir pada (lampiran 20 halaman 240) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
81
Tabel 4.1 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran N o 1 2
3 4 5
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan Inti 1. Mengamati 2. Menanya 3.Mengumpul kan data 4.Mengasosiasi 5.Mengkomunik asikan 6. Menilai Kegiatan Penutup Pegelolaan waktu Suasana Kelas Rata-rata Reliabilitas
RPP 01 P1 P2 3.83 3.33
Skor Setiap RPP RPP 02 RPP 03 P1 P2 P1 P2 3.33 3.5 3.5 3.83
RPP 04 P1 P2 3.5 3.33
Skor Rata –rata 3.52
4.00 3.00
3.00 3.00
3.00 4.00
3 4
3 3
3.00 4.00
3 4
4.00 4.00
3.25 3.63
BAIK BAIK
3.67
3.00
3.33
3.33
3.67
3.67
3.67
3.33
3.46
BAIK
3.00
3.00
3.50
3.5
3.5
3.50
3
3.00
3.25
BAIK
3.00
4.00
4.00
3
3
4.00
3
4.00
3.50
BAIK
3.33 3.67 3.33 3.67 3.67 Jumlah Rata-rata Kegiatan Inti 3.00 3.40 3.20 3.4 3 3.40 3.00 4.00 4.00 3 3 3.00 3.00 4.00 3.50 4 4 4.00 3.28 3.41 3.55 3.41 3.33 3.61 99% 78% 96%
4
3.33
3.54 3,43 3.32 3.50 3.75 3.50 93%
BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK
3.33
3.25 4 3.5 3.49
3.00 4.00 3.50 3.55 99%
(Sumber olahan data peneliti) Dari tabel 4.1 menunjukan skor rata-rata penilaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada setiap aspek untuk RPP 1, RPP 2, RPP 3, dan RPP 4 adalah 3,50 (kategori tuntas). Hal ini terlihat dari skor rata-rata untuk setiap aspek yang di amati selama kegiatan pembelajaran oleh dua orang pengamat yang meliputi: pendahuluan dengan skor rata-rata 3,52 termasuk dalam kategori baik, kegiataan inti dengan skor rata-rata 3,43 termasuk dalam kategori baik, kegiatan penutup
dengan
skor
rata-rata
3,32
termasuk
kategori
baik,
pengeloloaan waktu dengan skor rata-rata 3,50 termasuk kategori baik dan suasana kelas dengan skor rata-rata 3,75 termasuk kategori baik. Tabel 4.1 juga menunjukan reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific, dimana jika nilai reliabilitas ≥ 75% maka instrumen tersebut termasuk dalam kategori
82
Kategori BAIK
tuntas. Dari tabel 4.1 terlihat bahwa reliabiltas instrumen pengelolaan pembelajaran untuk reliabilitas untuk keterlaksanaan RPP01 adalah 99%, RPP 02 adalah 78%, RPP 03 adalah 96%, dan RPP 04 adalah 99% sehingga nilai rata-rata adalah 93% termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan Trianto (2009 :240) yang menyatakan bahwa suatu instrument dikatakan tuntas, jika mempunyai reabilitas ≥ 75 %. b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) 1) Indikator Hasil Belajar Aspek Sikap Spritual (KI-1) Ketuntasan indikator aspek spritual (KI-1), dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket aspek spritual dan lembar penilaian hasil pengamatan observasi aspek spiritual (KI-1) yang masing-masing terdiri dari 2 indikator hasil indikator observasi dan 3 indikator angket aspek spiritual (KI-1 ) secara terperinci terlampir pada (lampiran 22-23 halaman 272-273) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: a) Observasi Tabel 4.2 Indikator Observasi Aspek Spiritual (KI-1)
No
1 2
Indikator Aspek Spritual Mengagungkan kebesaran TYME Bersyukur atas rahmat TYME Rata-Rata (Sumber: Olahan data peneliti)
83
Persentase Indikator (%)
Keterangan
79
Tuntas
87 83
Tuntas Tuntas
b) Angket Tabel 4.3 Ketuntasan Indikator Angket Aspek Spiritual (KI-1) No. 1.
Indikator Aspek Sosial Mengagungkan kebesaran TYME dengan berdoa sebelum menjalankan proses pembelajaran Mengagungkan kebesaran TYME dengan berdoa setelah menjalankan proses pembelajaran Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi yang terjadi disekitar kita sebagai kebesaran TYME dengan membuat kesimpulan disetiap akhir pembelajaran Rata-Rata
2. 3.
Persentase Indikator (%) 91
Keterangan Tuntas
78
Tuntas
77
Tuntas
82
Tuntas
(sumber : Olahan data peneliti) 2) Ketuntasan Indikator Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan indikator aspek Sosial (KI-2), dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket aspek sosial dan lembar penilaian hasil pengamatan observasi aspek sosial (KI-2) yang masing-masing terdiri dari 7 indikator observasi dan 7 indikator angket aspek sosial (KI-2) secara terperinci terlampir pada (Lampiran 24-25 halaman 274-275) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: a) Observasi Tabel 4.4 Ketuntasan Indikator Observasi Aspek Sosial (KI-2) No 1 2 3 4 5 6 7
Persentase Indikator (%) 76 77 78 76 80 78 75 80
Indikator Aspek Rasa Ingin Tahu Jujur Santun Tanggung Jawab Disiplin Gotong Royong Toleransi Rata-rata
(Sumber: Olahan data peneliti)
84
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
b) Angket Tabel 4.5 Ketuntasan Indikator Angket Aspek Sosial (KI-2) No
Aspek Yang Diamati
1
Jujur
2
3
Rasa ingin tahu
Tanggung Jawab
4
Toleransi
5
Santun
6
7
Gotong Royong
Disiplin
Persentase
Indikator Aspek Sosial Saya jujur dalam memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan hasil dalam berdiskusi Saya menunjukkan rasa ingin tahu dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia Saya bertanya apabila menemukan kesulitan dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia Saya malas untuk mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia. Saya bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok Saya bertanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal pekerjaan rumah yang diberikan guru Saya bersikap toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain Saya santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan soal-soal yang ada dalam LDS dan atau LKS. Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan tugas atau PR. Saya bergotong royong dengan petugas piket harian dikelas untuk membersihkan kelas. saya disiplin dalam mengikuti pembelajaran masuk kelas tepat waktu Saya berada ditempat duduk selama proses pembelajaran berlangsung Saya mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias Jumlah Rata-rata
(Sumber: Data Olahan Peneliti )
85
Indikator (%)
Keterangan
80
Tuntas
80
Tuntas
80
Tuntas
76
Tuntas
79
Tuntas
83
Tuntas
76
Tuntas
83
Tuntas
83
Tuntas
79
Tuntas
80
Tuntas
83
Tuntas
81
Tuntas
77
Tuntas
1120 80
Tuntas
3) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) a. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Diskusi Ketuntasan Indikator hasil belajar Diskusi materi ikatan kimia berjumlah 6 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor diskusi yang digunakan. Secara terperinci terlampir pada (Lampiran 26 dan halaman 276) dan secara ringkas disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.6 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Diskusi (KI-3) No
1
2 3 4
5
Diskusi
Indikator
Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya 1 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa 2 senyawa Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam Jumlah Rata-Rata Proporsi Indikator
No. Soal 1
2 3 1
2
Persentase
Tiap Soal (%)
Ketuntasan
80
Tuntas
78 75
79
82 394 79
Tuntas Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
(Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.6 menunjukan bahwa pencapaian IHB diskusi semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 79%. b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Kuis Ketuntasan Indikator hasil belajar Kuis materi ikatan kimia berjumlah 6 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor diskusi yang digunakan. Secara terperinci terlampir pada
86
(Lampiran 27 halaman 279) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Kuis (KI-3) No
Kuis
1 1 2 3
4
2
5 6 7
8
3
Indikator Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam Menjelaskan kepolaran senyawa
Menjelaskan pengertian gaya van der waals 4 Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom Jumlah Rata-Rata Proporsi Indikator
No. Soal
Persentase
Tiap Soal (%)
Ketuntasan
1
81
Tuntas
2
76
Tuntas
3
81
Tuntas
1
78
Tuntas
2 1 2
80 78 80
Tuntas Tuntas Tuntas
1
78
Tuntas
2
81
Tuntas
713 89
Tuntas
(Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.7 menunjukan bahwa pencapaian IHB diskusi semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 89%. c. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Tugas Rumah Ketuntasan Indikator hasil belajar tugas rumah materi ikatan kimia berjumlah 6 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor kuis yang digunakan. Secara terperinci terampir pada (lampiran 28 halaman 284) dan secara ringkas disajikan dalam tabel berikut:
87
Tabel 4.8 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Tugas Rumah (KI-3) No
1
2
3
4
5
6
Tugas Rumah
Indikator
No. Soal
Persentase Tiap Soal (%)
Ketuntasan
1
77
Tuntas
2
79
Tuntas
81
Tuntas
1
86
Tuntas
2
78
Tuntas
Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia 1 (struktur Lewis) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa 2 senyawa. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam . Menjelaskan kepolaran 3 senyawa Jumlah Rata-Rata Proporsi Indikator
3
1
78 479 80
Tuntas Tuntas
(Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.8 menunjukan bahwa pencapaian IHB diskusi semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 80%. d. Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) materi ikatan kimia berjumlah 12 indikator diperoleh melalui hasil analisis dari skor Tes Hasil Belajar, (THB) yang digunakan. Secara terperinci
88
terlampir pada (lampiran 29.a halaman 288) dan secara ringkas dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.9 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda (KI-3) Indikator
1
Mengidentifikasi kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan Menjelaskan pengertian jenis ikatan Membedakan jenis-jenis ikatan kimia Menentukan ikatan ion dalam suatu senyawa
2 3 4
Mengelompokkan senyawa ion
5
6
Menentukan jenis-jenis ikatan kovalen
7
8
9 10
11 12
1 2 3
Persentase Butir Soal (%) 81 81 100
4
81
81
Tuntas
5
86
86
Tuntas
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
86 86 100 86 77 81 81 77 81 77 77 77 81 81
86
Tuntas
20
Butir Soal
No
Menentukan ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa Menghubungkan antara keelektronegatifan dengan kepolaran suatu senyawa Menentukan PEI dan PEB dari suatu senyawa Menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa Menjelaskan kepolaran senyawa kovalen Menjelaskan bentuk gaya wan der waals Rata-rata
Persentase Indikator
Keterangan
87
Tuntas
76
Tuntas
77
Tuntas
81
Tuntas
77
76
Tuntas
21
81
81
Tuntas
22
81
81
Tuntas
23 24 25
77 77 77
77
Tuntas
77
Tuntas
80
(Sumber: Data Olahan Penelitian) Tabel 4.9 menunjukan bahwa pencapaian IHB proses semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 80%.
89
e. Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Essay Ketuntasan Indikator tes hasil belajar essay materi ikatan kimia berjumlah 4 indikator diperoleh melalui tes hasil belajar essay hasil analisis dari skor
yang digunakan. Secara terperinci
terlampir pada (lampiran 29.b halaman 289) dan secara ringkas disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Ketuntasan Indikator Tes Hasil Belajar Essay No
Indikator
Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilan Menjelaskan proses 2 terbentuknya ikatan ion. Menjelaskan sifat fisik dari 3 jenis-jenis ikatan kimia. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori 4 pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas. Jumlah Rata-rata proporsi indikator
No. Soal 1
1
Persentase Ketuntasan Tiap Soal (%) Tuntas 75
2
86
Tuntas
3
87
Tuntas
99
Tuntas
4
5
88
Tuntas 435 87
Tuntas
(Sumber: Data Olahan Penelti) Tabel 4.10 menunjukan bahwa pencapaian IHB tes hasil belajar essay semuanya tuntas dengan nilai rata-rata IHB 87%. 4) Ketuntasan Indikator Aspek Keterampilan (KI-4) Ketuntasan Indikator aspek keterampilan KI-4
siswa dikatakan
tuntas apabila aspek KI-4 siswa yang dinilai mencapai P ≥ 75%. Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI-4) dapat diukur dengan
90
menggunakan Lembar Penilaian Praktek dan Lembar Penilaian Laporan Portofolio. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 30-31 halaman 290-292) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Praktek No.
Percobaan
Persentase (%)
Ketuntasan
80 75
Tuntas Tuntas
75
Tuntas
85 78
Tuntas Tuntas
75
Tuntas
75
Tuntas
85 78
Tuntas TUNTAS
I: KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN 1. Menyiapkan alat dan bahan Merangkai alat dengan benar ketepatan menggosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli) Rata-rata II: BENTUK MOLEKUL 2. Menyiapkan alat dan bahan Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom merangkai bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana Rata-rata
(Sumber: Data Olahan Penelitian) Tabel
4.11
menunjukkan
bahwa
tidak
100%
aspek
Psikomotor dapat dilakukan oleh semua siswa dengan benar, sebagian besar aspek psikomotor dapat dilakukan tetapi belum sempurna dan masih membutuhkan bantuan dari guru. Dari tes hasil belajar praktek yang diberikan, semua indikatornya tuntas dengan persentase jawaban benar siswa P ≥ 75% yakni pada percobaan I sebesar 78% dan pada percobaan II sebesar 78%.
91
Tabel 4.12 Ketuntasan Indikator Portofolio No 1 2 3 4 5 6
Indikator Pernilaian Portofolio Kajian Teori / dasar teori Prosedur eksperimen Hasil dan pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran RATA-RATA
Perentase Indikator (%) 83 93 90 88 90 88 88
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
(Sumber: Data Olahan Peneliti) Tabel 4.12 menunjukkan bahwa tidak 100% aspek dalam penilaian portofolio dilaksanakan dengan sempurna oleh semua siswa. Dari penilaian portofolio yang didapat, semua indikatornya tuntas dengan persentase jawaban benar siswa P ≥ 75% yakni sebesar 88%. c. Ketuntasan Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh dari data tes hasil belajar (THB). 1) Ketuntasan hasil belajar Aspek Spiritual (KI-1) Ketuntasan hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket dan lembar penilaian pengamatan observasi aspek spiritual (KI-1). Hasil belajar aspek spritual (KI-1) dikatakan tuntas apabila mencapai P ≥ 75. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 22-23 halaman 272-273 ) dan ringkas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:
92
Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Spiritual (KI-1) No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
Nilai Observasi 83 92 92 88 79 92 83 83 79 88 75 83 75 79 83 79 79 79 83 79 88 83 83 83 83 Jumlah Rata-rata
Nilai Angket 77,78 88,89 88,89 77,78 88,89 100 77,78 88,89 77,78 100 88,89 88,89 88,89 88,89 88,89 77,78 77,78 77,78 77,78 88,89 77,78 88,89 77,78 88,89 88,89
Nilai Akhir 81 91 91 85 82 95 81 85 79 92 80 85 80 82 85 79 79 79 81 82 85 85 81 85 85 2093 83,72
Keterangan Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
(Sumber: Data Olahan Penelitian) Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa 25 siswa, mencapai ketuntasan hasil belajar pada aspek spritual (KI-1) dengan perolehan nilai sangat baik yaitu 83,72. Keterangan tabel: Nilai akhir diperoleh dari : = 2) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan lembar penilaian angket dan lembar penilaian pengamatan observasi aspek sosial (KI-2). Hasil belajar aspek sosial (KI-2) dikatakan tuntas
93
apabila mencapai P ≥ 75. Secara
terperinci terlampir pada (
lampiran 24-25 halaman 274-275) disajikan pada tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
Nilai Observasi 88 79 77 76 81 77 75 76 75 77 76 76 77 75 79 79 76 80 81 75 83 79 79 77 75 Jumlah Rata-rata
Nilai Angket 78 78 81 78 78 78 85 81 78 85 78 78 78 85 78 78 78 78 81 78 78 78 81 78 85
Nilai Akhir 85 79 78 77 80 77 78 78 76 80 77 77 77 78 79 79 77 79 81 76 81 79 80 77 78 1962 78,48
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
(Sumber: Data Olahan Penelitian) Dari Tabel 4.14 di atas, dapat dilihat dari 25 siswa semuanya mencapai ketuntasan hasil belajar pada aspek sosial (KI-2) dengan rata-rata nilai 78,48. Keterangan tabel: Nilai akhir diperoleh dari : = 3) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan (KI-3) dapat diukur dengan menggunakan lembar soal diskusi, lembar soal kuis,
94
lembar soal tugas rumah, lembar tes hasil belajar pilihan ganda dan lembar tes hasil belajar essay yang diujikan. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 26- 30 halaman 276-289) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
RND RNK 85 89 85 76 85 78 85 77 85 76 76 80 76 76 76 78 76 78 76 79 76 75 76 78 76 79 76 75 76 94 78 83 78 75 78 78 78 83 78 89 75 76 75 75 75 78 75 78 75 76 Jumlah Rata-rata
RNT 85 85 83 82 77 80 78 75 78 78 81 77 85 77 75 77 77 82 75 85 77 78 80 77 77
RNU 94 81 80 80 77 80 77 77 78 79 78 77 82 76 85 80 76 80 79 87 77 77 79 78 77
NILAI KI-3 91 81 80 80 77 80 77 77 78 79 78 77 82 76 85 80 76 80 79 87 77 77 79 78 77 1983 79
( Sumber: Olahan Data Peneliti) Keterangan tabel: RND = Rata-rata nilai diskusi RNK
= Rata-rata nilai kuis
RNT
= Rata-rata nilai tugas rumah
RNU
= Rata-rata nilai ulangan
Nilai akhir diperoleh dari : =
95
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Tabel
4.15
menunjukkan
bahwa
hasil
belajar
aspek
pengetahuan (KI-3) yang diukur pada penelitian ini semuanya tuntas dengan rata-rata nilai 79. 4) Ketuntasan Hasil Belajar Keterampilan (KI-4) Ketuntasan hasil belajar praktek (KI-4) dapat diukur dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan praktek siswa. Hasil belajar aspek psikomotor dikatakan tuntas apabila mencapai P ≥ 75. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 30 halaman 290) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Ketuntasan Hasil Belajar Praktek No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
Praktek Pertemuan RPP 03 Pertemuan RPP 04 81 83 81 83 81 83 81 83 81 83 81 83 75 75 75 75 81 83 81 75 81 75 81 75 81 75 75 75 75 75 75 75 75 75 81 83 75 75 81 83 81 83 75 75 75 75 75 75 75 75 Jumlah Rata-Rata
(Sumber : Data Olahan Peneliti)
96
Nilai
Keterangan
82 82 82 82 82 82 75 75 82 78 78 78 78 75 75 75 75 82 75 82 82 75 75 75 75 1957 78,28
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar praktek siswa yang diukur pada penelitian ini semuanya tuntas dengan rata-rata nilai 78,28. Dalam ketuntasan hasil belajar keterampilan siswa juga memuat lembar penilaian portofolio yaitu penilaian atas hasil belajar siswa dalam bentuk laporan. Penilaian portofolio lebih difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa. Secara rinci terlampir pada (lampiran 31 halaman 292) dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut : Tabel 4.17 Ketuntasan Hasil Belajar Portofolio No
Kelompok
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
I
AW AMG BB AHW ACT CTIP MMSA MEN SNM YL AFA NI DAS MPJ MMBI CVYS EYA FE FG KRN KL IGN MNL RH IA
II
III
IV
V
Portofolio Pertemuan Pertemuan RPP 03 RPP 04 88 85 88 85 88 85 88 85 88 85 88 83 88 83 88 83 88 83 88 83 92 90 92 90 92 90 92 90 92 90 83 85 83 85 83 85 83 85 83 85 79 77 79 77 79 77 79 77 79 77 2146 2063 85,84 82,52
Jumlah rata-rata
(Sumber: Data Olahan Peneliti)
97
Nilai Tiap Siswa 85 85 85 85 85 83 83 83 83 83 90 90 90 90 90 85 85 85 85 85 78 78 78 78 78 2105 84,2
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa portofolio
hasil
belajar aspek
yang diukur pada penelitian ini semuanya tuntas
dengan rata- rata nilai 84,2. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, menunjukkan
bahwa
dalam
menyelesaikan
laporan
belum
memenuhi aspek-aspek dalam membuat laporan dan menggunakan bahan-bahan praktikum secara baik dan benar. Secara rinci dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.18 Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-4) Secara Keseluruhan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa Nilai Portofolio AMG 85 AHW 85 ACT 85 AFA 90 AW 85 BB 85 CTIP 83 CVYS 85 DAS 90 EYA 85 FE 85 FG 85 KRN 85 KL 78 IGN 78 MMSA 83 MEN 83 MMBI 90 MNL 78 MPJ 90 NI 90 SNM 83 RH 78 YL 83 IA 78 Jumlah Rata-rata
Nilai Praktek 82 82 82 82 82 82 75 75 82 78 78 78 78 75 75 75 75 82 75 82 82 75 75 75 75
( Sumber: Olahan Data Peneliti)
98
Nilai Akhir 84 84 84 86 84 84 79 80 86 82 81,5 81,5 81,5 76,5 76,5 79,0 79,0 86,0 76,5 86,0 86,0 79,0 76,5 79,0 76,5 2031 81,24
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Keterangan tabel: Nilai akhir KI-4 = Dari Tabel 4.18 di atas dapat dilihat bahwa 25 siswa, mencapai ketuntasan hasil belajar pada aspek keterampilan (KI-4) dinyatakan tuntas dengan skor rata-rata 81,24. 5) Ketuntasan Hasil Belajar Secara Keseluruhan Tabel 4.19 Ketuntasan Hasil Belajar Keseluruhan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
KI-3
KI-4
91 77 80 80 77 80 77 77 78 79 78 77 82 76 85 80 76 80 79 87 77 77 79 78 77
84 84 84 86 84 84 79 80 86 82 82 82 82 77 77 79 79 86 77 86 86 79 77 79 81 Jumlah Rata-rata
KI 1
KI-2
81 91 91 85 82 95 81 85 79 92 80 85 80 82 85 79 79 79 81 82 85 89 81 85 85
85 79 78 77 80 77 78 78 76 80 77 77 77 78 79 79 77 79 81 76 81 79 80 77 78
(Sumber: Olahan Data Peneliti)
99
Nilai Keterangan Akhir 87 Tuntas 81 Tuntas 82 Tuntas 82 Tuntas 80 Tuntas 83 Tuntas 78 Tuntas 79 Tuntas 80 Tuntas 82 Tuntas 79 Tuntas 79 Tuntas 81 Tuntas 77 Tuntas 82 Tuntas 79 Tuntas 77 Tuntas 81 Tuntas 79 Tuntas 84 Tuntas 81 Tuntas 80 Tuntas 79 Tuntas 79 Tuntas 79 Tuntas 2013 80,51 Tuntas
Keterangan tabel: Nilai akhir = Tabel 4.19 di atas menunjukan bahwa keseluruhan hasil belajar siswa yang terdiri dari tiga aspek yakni aspek pengetahuan (KI-3), aspek keterampilan (KI-4) dan aspek spritual (KI-1) dan aspek sosial (KI-2) dinyatakan tuntas dengan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 80,5. 2. Analisis Kepercayaan Diri Siswa Ketuntasan
indikator
angket
kepercayaan
diri
siswa
menggunakan instrumen angket kepercayaan diri siswa. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 32 halaman 293), dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut: Tabel 4.20 Analisis Ketuntasan Indikator Kepercayaan Diri Siswa No 1 2 3 4 5 6
Indikator Kemauan dari dalam diri untuk berusaha Mudah menyesuaikan diri
Kriteria Positif (%) 91
Memiliki kelebihan Kemandirian Tidak mudah menyerah Memiliki fisik yang menunjang
Rata-rata
(Sumber: Olahan Data Peneliti)
100
Kategori Baik
87 88 85 91 90
Baik Baik Baik Baik Baik
88
Baik
Tabel 4.20 di atas, pada kriteria positif menunjukkan bahwa proporsi indikator kepercayaan diri siswa yang diukur pada penelitian ini semuanya berada pada rata-rata baik dengan skor rata-rata 88%. Pengambilan
data
kepercayaan
diri
siswa
terhadap
pembelajaran menggunakan instrumen angket kepercayaan diri siswa. Secara terperinci terlampir pada (lampiran 33 halaman 293), dan secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut: Tabel 4.21 Analisis Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE SISWA AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Rata-rata
(Sumber: Data Olahan Peneliti)
101
X 89 81 83 85 82 94 80 83 83 95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 82 89 94 82,2
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 4.21 di atas, menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa yang diukur pada penelitian ini semuanya berada pada kategori sangat baik dengan skor rata-rata 82,2. 3. Hubungan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Dalam mengetahui seberapa besar taraf hubungan atau korelasi antara kepercayaan diri siswa (X) dengan hasil belajar (Y) maka digunakan rumus korelasi produk moment
(rX.Y), dan berdasarkan
perhitungan diperoleh rX.Y = 0,58 dengan kategori cukup kuat. Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi (PPM), maka di lanjutkan pengujian signifikan dan didapat nilai thitung dengan nilai ttabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk = n - 2 = 25 - 2 = 23, maka didapat nilai ttabel adalah 0,413, karena nilai thitung ≥ ttabel atau 4,146≥ 0,413, maka signifikan sehingga Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri siswa dan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan scientific materi pokok ikatan kimia kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang. Perhitungan tentang korelasi kepercayaan diri siswa dan hasil belajar dan kontribusi korelasi terdapat pada lampiran 33 halaman 302. 4. Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Dalam analisis statistik ini sebelum dilakukan analisis pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan secara terperinci terlampir (lampiran 33 halaman 294) dan secara ringkas sebagai berikut:
102
a) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, digunakan data nilai hasil belajar siswa, kemudian data tersebut disusun dalam tabel distribusi frekuensi kepercayaan diri siswa (variabel X) dan hasil belajar (variabel Y), dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.22 Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE SISWA AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
X 89 81 83 85 82 94 80 83 83 95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 82 89 94
Y 87 81 81 82 80 83 78 79 80 82 79 79 81 77 82 79 77 81 79 84 81 80 79 79 79
(Sumber : Data Olahan Peneliti) Perhitungan uji normalitas secara lengkap terlampir pada lampiran 33 halaman 294. Dari hasil perhitungan diperoleh = 4,5306 dan dengan derajat kebebasan (dk) = k - 2 = 6 - 2 = 4 dan taraf kesalahan 5% maka dicari pada tabel chi-kuadrat didapat
= 9,488. Dengan membandingkan X2hitung dan X2tabel
103
maka disimpulkan
atau 4,5306
9,488, maka
data berdistribusi normal sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan. b) Uji Linearitas Dalam menganalisis kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa, terlebih dahulu dilakukan uji linearitas, dengan maksud untuk mengetahui data berpola linear atau tidak. Hasil yang diperoleh melalui uji linearitas akan menentukan teknik analisa regresi yang akan digunakan. Setelah dilakukan uji linearitas diperoleh Fhitung = 8,15 dan dengan dk pembilang = 8 dan dk penyebut = 15 untuk taraf signifikan 5% maka didapat Ftabel = 2,64. Dengan demikian karena Fhitung ≤ Ftabel atau 2,12 ≤ 2,64 maka data berpola linear sehingga uji korelasi dan linear dapat dilanjutkan. c) Korelasi Product Moment Korelasi pearson product moment ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan atau korelasi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Korelasi pearson product moment dilambangkan dengan (r), berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai r = 0,58 yang mana berdasarkan kriteria kooefisien korelasi kategori cukup kuat yang artinya kepercayaan diri siswa memiliki hubungan yang cukup kuat dalam menentukan hasil belajar siswa. Dan setelah dilanjutkan uji signifikan dengan
104
menggunakan rumus thitung diperoleh nilai thitung = 4,146 dan dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk = n - 2 = 25 - 2 = 23. Maka nilai
= 0,413. Dengan membandingkan thitung dan ttabel maka
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar
siswa SMA Negeri 5 Kupang dengan ≥
menerapkan pendekatan scientific karena
atau 4,146
≥ 0,413. Hasil perhitungan korelasi pearson product moment secara rinci terlampir pada lampiran 33 halaman 302. d) Koefisien Determinasi Koefisien
determinasi
menunjukan
besar
kecilnya
pengaruh variabel bebas (kepercayaan diri) terhadap variabel terikat ( hasil belajar siswa). Dari hasil perhitungan statistik, maka nilai r sebesar 0,58 dan r2 sebesar 0,33, sehingga besar sumbangan relative kepercayaan diri siswa dengan menerapkan pendekatan scientific terhadap hasil belajar kimia adalah r2 x 100% = 33% dan Secara rinci terlampir pada lampiran 33 halaman 305. e) Regresi Sederhana Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (kepercayaan diri siswa
dalam menerapkan
pendekatan scientific /variabel X) terhadap variabel terikat (hasil belajar/variabel Y). Berdasarkan perhitungan statistik untuk analisa regresi linear menunjukan pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil
105
belajar kimia siswa diperoleh persamaan: Y =
+ 0,37 X.
Persamaan ini kemudian diuji signifikansinya dengan mengunakan rumus analisa varians atau yang sering disebut anava, yang menghasilkan Fhitung = 5,439 dan Ftabel = 4,26 , pada dk = 1 dan dk = 23 pada taraf signifikan 5 %, karena Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho dan terima Ha, artinya ada pengaruh antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan scientific. Perhitungan tentang pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa secara terperinci terlampir pada (lampiran 33 halaman 305). B. Pembahasan 1. Efektifitifitas Penerapan Pendekatan Scientific a) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
scientific
adalah teknik observasi. Dalam teknik ini digunakan instrumen lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Penilaiannya dilakukan oleh dua pengamat, yang mana pengamat satu yaitu bapak Drs. Aloysius Muda dan pengamat dua ibu Genoveva Wunga, S.Pd. Skor yang diperoleh guru, diberikan oleh masing-masing pengamat. Skor yang diberikan kemudian dianalisis sehingga mendapat rata-rata skor 3.50, termasuk kategori baik. Hal ini sesuai dengan kriteria penilaian kemampuan guru yaitu 3.50-4.00, termasuk kategori baik.
106
Kemampuan guru mengelola pembelajaran terdiri dari 5 aspek yang dinilai, kelima aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan
pendahuluan
dalam
pembelajaran
dengan
menerapkan pendekatan scientific termasuk kategori baik dengan skor 3,52. Hal ini disebabkan pada kegiatan pendahuluan guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan diajarkan sehingga siswa dapat merespon dengan cepat dan tepat tentang materi yang akan dipelajari, ini sesuai dengan teori dari Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific termasuk kategori baik dengan skor 3,33. Hal ini disebabkan pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomena yang akan bermanfaat bagi siswa karena
107
dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap fenomena tersebut, membantu siswa dalam melakukan penyelidikan maupun kerja kelompok sehingga siswa tidak melenceng jauh, membagi siswa dalam beberapa kelompok
agar membangun sikap
keterbukaan antar anggota kelompok untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok, dan membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban yang logis, sistematis, dengan begitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri, ini sesuai dengan teori dari Bruner yaitu pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan 3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific termasuk kategori baik dengan skor 3,32. Hal ini disebabkan guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan
108
pemahamannya tentang konsep, prinsip atau
teori yang telah
dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya. 4. Pengelolaan Waktu Aspek pengelolaan waktu berada pada kategori baik, dengan skor yang diperoleh yaitu 3,50, walaupun belum sempurna. Hal ini disebabkan siswa terlalu lama berdiskusi sehingga waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi berkurang. 5. Suasana Kelas Aspek suasana kelas berada pada kategori baik dengan skor yang diperoleh
yaitu 3,75. Walaupun termasuk dalam kategori baik
namun ada beberapa kendala yang ditemukan saat proses pembelajaran, salah satunya adalah kurangnya minat siswa untuk belajar, sehingga siswa tersebut sering membuat keributan dan sibuk dengan urusan yang seharusnya tidak perlu. b) Ketuntasan Indikator 1) Ketuntasan Indikator Aspek Spritual (KI-1) Ketuntasan indikator aspek spiritual (KI-1) diperoleh dari hasil analisis nilai observasi dan angket. Skor rata-rata untuk nilai observasi 78% dan skor rata- rata nilai angket 84%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memiliki siritual yang ditanamkan pada saat proses pembelajaran.
109
2) Ketuntasan Indikator Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan indikator aspek sosial (KI-2) diperoleh dari hasil analisis nilai observasi dan angket. Skor rata-rata untuk nilai observasi 80% dan skor rata- rata nilai angket 80%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah
memiliki
sosial
yang
ditanamkan pada saat proses pembelajaran. Aspek sosial yang dimiliki siswa mempengaruhi hasil belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata), sebab skema merupakan suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual
beradaptasi
dan
mengkoordinasi
lingkungan
sekitarnya. 3) Ketuntasan Indikator Aspek Pengetahuan (KI-3) Ketuntasan indikator aspek pengetahuan (KI-3) diperoleh dari hasil analisis nilai kisi kisi tes hasil belajar. Kisi- kisi tes hasil belajar yang ada digunakan untuk tes hasil belajar siswa, tes hasil belajar siswa diberikan setelah selesainya proses pembelajaran dengan materi pokok ikatan kimia. Kompetensi inti 3 mempunyai 12 indikator yang semuanya tuntas dengan perolehan skor rata-rata 80%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah bisa menguasai konsep dari materi pokok ikatan kimia.
110
4) Ketuntasan Indikator Aspek Keterampilan (KI-4) Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI-4) diperoleh dari hasil analisis nilai praktek dan nilai portofolio yang masingmasing memiliki skor 78% dan 88%. Hal ini disebabkan karena semua tahap yang dinilai dari kedua aspek dilakukan dengan baik. Aspek keterampilan (KI-4) berkaitan dengan hubungan kerja siswa yang dibentuk dalam kelompok belajar
sesuai
dengan
bahwa
teori
dari
vygotsky
yang
menyatakan
pembelajaran terjadi apabila siswa belajar menangani tugastugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. c) Ketuntasan Hasil Belajar 1) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Spritual (KI-1) Ketuntasan hasil belajar aspek spiritual (KI-1) dari 25 orang siswa diinyatakan tuntas, karena pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa menunjukan aspek spiritual yang baik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharapkan siswa bisa menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Wydiastono : 2013). Rata-rata skor yang diperoleh dari 25 orang siswa adalah 83,72 dinyatakan tuntas.
111
2) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sosial (KI-2) Ketuntasan hasil belajar aspek sosial (KI-2) dari 25 orang siswa dinyatakan tuntas, karena aspek sosial yang ditunjukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat baik sehingga memperoleh rata-rata skor 78,48 dan dinyatakan tuntas. Vygotsky
lebih menekankan kepada aspek sosial
pembelajaran, sehingga sikap sosial berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, ini sesuai dengan teori Vygotsky dalam teorinya menyatakan bahwa perancahan atau bantuan yang akan diberikan kepada teman pada tahap-tahap awal pembelajaran dan
kemudian
mengurangi
bantuan
agar
memberikan
kesempatan kepada teman untuk mengambil tanggung jawab yang semakin besar dan setelah itu ia mampu melakukannya sendiri, ketika aspek sosial itu muncul maka hasil belajar akan meningkat. 3) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan (KI-3) dari 25 siswa yang mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dan di tes dengan memberikan soal sebanyak 25 nomor, ternyata semua siswa tuntas. Dari THB produk yang diberikan diperoleh nilai rata-rata ≥ 75 yaitu 76. Hal ini disebabkan karena siswa sudah bisa menguasai konsep dari materi pokok ikatan kimia dan juga sesuai dengan teori Piaget yang mengatakan bahwa
112
setiap siswa memiliki perbedaan individual dalam hal ini kemajuan perkembangan kognitif dan lebih menekankan lagi pada tahapan perkembangan intelektual yang dilihat dari umur siswa dimana pada umur 11-15 tahun siswa mampu berpikir abstrak. 4) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan (KI-4) dinilai dari dua aspek praktek dan aspek portofolio. Dimana rata-rata hasil belajar praktek adalah 78 dan nilai rata-rata portofolio 84,2. Dari 25 orang siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar, ternyata semuanya tuntas dengan nilai rata-rata 81,24, hal ini menunjukan bahwa siswa mampu melakukan percobaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan juga sesuai dengan salah
satu
kelebihan
dari
pendekatan
scientific
yakni
pembelajaran yang berpusat pada siswa akan melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang
perkembangan intelek, khususnya perkembangan berpikir tingkat tinggi siswa. d) Ketuntasan Hasil Belajar Secara Keseluruhan Ketuntasan Hasil belajar siswa yang diharapkan adalah kemampuan lulusan yang utuh yang mencakup aspek spiritual (KI1), aspek sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI-3) dan aspek keterampilan (KI-4). Berdasarkan hasil analisis perhitungan hasil
113
belajar yang didapat dari rata-rata ketuntasan hasil belajar secara keseluruhan 80,51. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan sesuatu. 2. Analisis Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Pembelajaran Kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia dalam pembelajaran yang dinilai melalui 6 indikator, yaitu kemauan dari dalam diri untuk berusaha, kemandirian, tidak mudah menyerah, mudah menyesuaikan diri, memiliki kelebihan, memiliki fisik yang menunjang. Dari indikator tersebut di uraikan dalam 20 pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Hasil analisa kepercayaan diri siswa dari ke enam indikator tersebut antara lain: 1) Kemauan dari dalam diri untuk berusaha Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 91%, ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap
pembelajaran
tergolong
dalam
kategori
baik
yang
menunjukan bahwa siswa menyadari akan tujuan dari pembelajaran sehingga tampak adanya kesadaran dan konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran.
114
2) Kemandirian Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 87% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap
pembelajaran
tergolong
dalam
kategori
baik
yang
menunjukan bahwa siswa mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, tidak tergantung pada orang
lain dalam melakukan
sesuatu serta mampu melakukan tugas tanpa menunggu orang lain. 3) Tidak mudah menyerah Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 88% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap
pembelajaran
tergolong
menunjukan bahwa siswa merasa
dalam
kategori
yakin
akan
baik
yang
kompetisi atau
kemampuan diri untuk mewujudkan rencananya dengan berhasil atau memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memiliki pandangan dan harapan yang positif mengenai diri dan masa depannya. 4) Mudah menyesuaikan diri Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 85% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap
pembelajaran
tergolong
dalam
kategori
baik
yang
menunjukan bahwa siswa menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangan dan mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya.
115
5) Memiliki kelebihan Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 91% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap pembelajaran tergolong dalam kategori cukup baik yang menunjukan bahwa siswa mengetahui kesanggupannya dalam suasana belajar, mengerti apa yang siswa tidak bisa lakukan dan secara konsekuen menyadari apa yang siswa kerjakan. 6) Memiliki fisik yang menunjang Perhitungan pada indikator ini, untuk kriteria positif rata-rata skor angket yang diperoleh adalah 90% ini berarti kepercayaan diri siswa terhadap
pembelajaran
tergolong
dalam
kategori
baik
yang
menunjukan bahwa siswa memliki kemampuan menerima diri sendiri (dengan segala kekurangan dan kelebihannya). Bisa menerima keadaan diri sendiri berarti mempunyai kemampuan untuk menghindari dorongan-dorongan kecil untuk hidup menyendiri. 3.
Hubungan Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil perhitungan korelasi Pearson product moment menunjukan koefisien korelasi antara kepercayaan diri (Variabel X) terhadap hasil belajar (variabel Y) adalah 0,58 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel X (Kepercayaan Diri) dengan variabel Y (Hasil Belajar) menunjukan thitung ≥ ttabel atau 4,146 ≥ 0,413 maka korelasi signifikan, sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang.
116
Pada perhitungan koefisien determinsi atau pengaruh kepercayaan diri (Variabel X) terhadap hasil belajar (Variabel Y) adalah r2 x 100 % = 0,33 x 100 % = 33%, sehingga besar sumbangan relatif kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar adalah 33%. Hal ini berarti hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific sebesar 33% dipengaruhi oleh kepercayaan diri, sisanya sebesar 67% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa berhubungan dengan hasil belajar siswa, ini sesuai dengan pendapat Adywibowo
Inge yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki
kepercayaan diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik atau setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas, sehingga dapat menimbulkan keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan hasil belajar belajar. 4.
Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil analisis deskriptif kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar termaksud dalam kategori baik dengan skor rata-rata adalah 82,2. Hal ini diperkuat dengan analisis statistik dimana hasil belajar siswa yang diperoleh dari Tes Hasil Belajar (THB) setelah kegiatan pembelajaran berlangsung, kemudian dilakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya data diuji kenormalannya dengan uji Chi-Kuadrat, ternyata data sampel dimana diketahui Xhitung= 4,5306 dengan derajat kebebasan (dk) = k – 2 = 6 – 2 = 4 dengan taraf kesalahan adalah 5 % maka dicari pada tabel
117
Chi-Kuadrat Xtabel = 9,488. Dengan membandingkan Xhitung dengan nilai Xtabel maka dapat disimpulkan bahwa Xhitung
Xtabel atau 4,5306
9,488. Data
sampel berdistribusi normal menunjukkan bahwa Xhitung lebih besar Xtabel sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan. Hasil analisis regresi sederhana atau analisis pengaruh variabel X terhadap Y diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel, atau, 5,439 ≥ 4,28 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti
ada pengaruh signifikan antara
kepercayaan diri terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 kupang. Jika skor kepercayaan diri yang diperoleh siswa semakin besar, maka hasil belajar semakin baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sartika Pradipta (2014:47) yang menyatakan bahwa keyakinan pada kemampuan mengambil tindakan yang tepat dan efisien dalam keadaan tertentu dapat berpengaruh pada hasil belajar.
118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan secara deskriptif dan statistik, maka secara garis besar hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Efektifitas penerapan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia kelas X MIA2 Semester Ganjil SMA Negeri 5 kupang tahun Pelajaran 2014/2015. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 3,50. b) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok ikatan kimia terdiri dari 4 aspek: 1) Ketuntasan IHB (Indikator Hasil Belajar) aspek spiritual (KI-1) yang meliputi ketuntasan IHB observasi sebesar 83% dan ketuntasan IHB angket sebesar 82%. 2) Ketuntasan IHB aspek sosial (KI-2) yang meliputi ketuntasan IHB observasi sebesar 82% dan ketuntasan IHB angket sebesar 80%. 3) Ketuntasan IHB aspek pengetahuan (KI-3) yang meliputi ketuntasan IHB diskusi sebesar 79%, ketuntasan IHB kuis sebesar
119
89%, ketuntasan IHB tugas rumah sebesar 80%, ketuntasan IHB pilihan ganda sebesar 80% dan ketuntasan IHB essay 87%. 4) Ketuntasan IHB aspek sikap keterampilan (KI-4) yang meliputi indikator praktek sebesar 78% dan indikator portofolio sebesar 88%. c) Ketuntasan hasil belajar dengan menerapkan pendekatan scientific adalah tuntas dan ketuntasannya terdiri dari 4 aspek: 1) Aspek Sikap Spritual (KI-1) Pada ketuntasan hasil belajar aspek sikap spiritual (KI-1) semua siswa dikatakan tuntas dengan skor rata- diperoleh siswa ≥ 75 yaitu Sebesar 83,72. 2) Aspek Sikap Sosial (KI-2) Pada ketuntasan hasil belajar aspek sikap sosial (KI-2) dengan rata-rata proporsi jawaban yang diperoleh siswa ≥ 75 yaitu Sebesar 78,48. 3) Aspek Sikap Pengetahuan (KI-3) Pada ketuntasan hasil belajar aspek sikap pengetahuan (KI-3) semua siswa dikatakan tuntas karena rata-rata proporsi jawaban yang diperoleh siswa ≥ 75 yaitu sebesar 79. 4) Aspek Sikap Keterampilan (KI-4) Pada ketuntasan hasil belajar psikomotor dan porofolio semua siswa dikatakan tuntas dengan rata-rata proporsi jawaban yang diperoleh siswa ≥ 75 yaitu sebesar 78,28.
120
2. Kepercayaan diri siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang berada pada rata-rata skor 82,2 artinya berada pada kategori sangat baik. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar
siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5
Kupang tahun ajaran
2014/2015. 4. Ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 5 Kupang tahun ajaran 2014/2015.
121
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi siswa Diharapkan dapat memanfaatkan kepercayaan diri
yang dimilikinya
seoptimal mungkin dalam usaha memperoleh prestasi belajar yang diharapkan. 2) Bagi Guru a) Guru perlu lebih banyak menguasai strategi, pendekatan serta metode yang tepat sehingga dapat memperoleh tujuan pembelajaran yang diharapkan. b) Pendekatann scientific sangat baik dan efektif dalam pembelajaran kimia, karena itu disarankan agar guru mata pelajaran kimia dapat menerapkannya dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang baik pada materi pokok lain. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel menjadi lebih kompleks, sehingga memperoleh informasi dan data yang lebih luas yang dapat menjawab tujuan dari penelitian yang ingin dicapai.
122
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin & Wahyuni. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: penerbit ARRUZZ MEDIA. 2012. Chang Raymond. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004. Direktorat Pembinaan SMA. 2013. Kumpulan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud. Fadjar Malik. Pendidikan di Indonesia di Tengah Gelombang Perubahan. Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES. 2007. Geldard & Geldard. Konseling Anak-anak Edisi ketiga. Jakarta: penerbit PT Indeks. 2012. Jurnal Skripsi Yenny Qomarih Istiqomah. Korelasi Antara Kecerdasan Emosional dan Kepercayaan Diri Siswa Tuna Netra Aliyah Negeri 5 Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2009. Jurnal Pendidikan Penabur Inge Pudjiastuti Adywibowo- No.15/Tahun ke9/Desember 2010. Jurnal Belajar dan Hasil Belajar. Unimed-Undegrduate-22460-6.Bab II. Http://Jurnal.Fkip.Unila.Ac.Id/Index.Php/Pgsd/Article/Download/5192/3285 Kurinasih & Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit: katapena. 2013. Meliala Kristinus Sembiring dengan judul “ Efektivitas Assertiviness Training terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Postulan di Lembata Formasi Postulan Claret Tahun Pelajaran 2011/2012” Rahayu, Yofita. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita. Jakarta: Penerbit PT Indeks. 2013.
123
Riduwan. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta: Bandung.2003. Sarastika, Pradipta. Stop Minder & Grogi-Saatnya Tampil Beda Dan Percaya Diri. Yogyakarta: Araska. 2014. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruh. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 2013. Sudjana. Tuntutan Penyusun Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru,2000. Trianto. Mendesain Jakarta.2010.
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Kencana:
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beroreintasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Warman (2013) dengan judul. Hubungan Percaya Diri Siswa Dengan Hasil Belajar geografi Kelas Xi IPS Di SMA Negeri 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Didownload dari Wicaksono Danang. Pengaruh Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar Sebagai Akibat Dari Latihan Bolavoli Terhadap Prestasi Belajar Atlet Di Sekolah. Skripsi yang Tidak Dipublikasikan, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Yeung, Rob. Confidence. Jakarta: Daras Books. 2014.
124
125
SILABUS Lampiran 01 Satuan Pendidikan : SMA Negeri 5 Kupang Kelas :X Kompetensi Inti : KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 1.1
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materis sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Struktur Lewis Ikatan ion dan ikatan kovalen Ikatan kovalen koordinasi Senyawa kovalenpolar dan non polar. Ikatan logam Gaya antar molekul Sifat fisik senyawa.
Mengamati Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen Membaca titik didih senyawa hidrogen halida. Mengamati struktur Lewis beberapa unsur. Menanya Dari tabel tersebut muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi? Mengapa titik didih air tinggi padahal air mempunyai massa molekul relatif kecil? Mengapa atom logam cenderung melepaskan elektron? Mengapa atom nonlogam cenderung menerima elektron dari atom lain? Bagaimana proses terbentuknya ikatan ion? Bagaimana
126
Penilaian Tugas : Merancang percobaan tentang kepolaran senyawa Observasi Sikap ilmiah dalam mencatat data hasil percobaan
Portofolio Laporan percobaan
Alokasi Waktu 4 Minggu X 2 JP
Sumber Belajar Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclo pedia Lembar kerja
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3
Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasidan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 3.6 Menganalisis kepolaran senyawa. 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron)
ikatan kovalen terbentuk? Apakah ada hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa? Pengumpulan data Mengingatkan susunan elektron valensi dalam orbital. Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital. Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan). Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen. Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen. Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion. Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi. Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam. Menganalisis hubungan antara keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk
127
Tes tertulis uraian Membandingkan proses pemben-tukan ion dan ikatan kovalen. Membedakan ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap Menganalisis kepolaran senyawa Menganalisis hubungan antara jenis ikatan dengan sifat fisis senyawa Menganalisis bentuk molekul.
untuk menentukan bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. 4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).
Bentuk molekul
menyamakan persepsi. Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik). Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. Menganalisis dan menyimpulkan hasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan. Mengasosiasi Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalamproses pembentukan ikatan kimia. Menyimpulkan bahwa jenis ikatan kimia berpengaruhkepada sifat fisik materi. Mengkomunikasikan c. Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan. d. Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar. Mengamati e. Mengamati gambar bentuk molekul beberapa senyawa. Menanya f. Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa? Pengumpulan data g. Mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa. Mengasosiasi h. Menyimpulkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti
128
atom. i. Menyimpulkan hubungan bentuk dengan kepolaran senyawa. Mengkomunikasikan Menyajikan gambar bentuk berdasarkan teori jumlah pasangan di sekitar inti atom. Menyajikan hubungan kepolaran dengan bentuk molekul.
129
molekul
molekul elektron senyawa
Lampiran 02.a 02.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) A. Identitas Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan ke Materi pokok Alokasi Waktu
: SMA Negeri 5Kupang : Kimia : X/I :I : struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen : 2 X 40 Menit
B. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI3:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar ( KD ) dan Indikator KD dari KI 1: 1.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 2. BersyukuratasrahmatdankaruniaTuhan YME dalam proses pembelajaranmateri kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen KD dari KI 2: 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
130
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Indikator: 1. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 2. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 3. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. KD dari KI 3 : 3.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk. Indikator : 1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. 2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis). 3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. 4. Memberi contoh ikatan ion 5. Menjelaskan sifat fisik senyawa ion 6. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen 7. Memberi contoh ikatan kovalen 8. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal 9. Memberikan contoh proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal 10. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap 11. Memberikan contoh proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap 12. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga 13. Memberikan contoh proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga 14. Menjelaskan sifat fisik senyawa kovalen. 15. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen dengan sifat fisik senyawa ion dan senyawa kovalen.
131
KD dari KI 4 : 4.2 Menyajikan hasil diskusi kelompok tentang kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen, kovalen koordinasi, senyawa kovalen polar dan non polar ikatan logam dan sifat-sifatnya. Indikator : 1. Menganalisis soal-soal, sehingga dapat menentukan kesetabilan unsur, struktur lewis suatu senyawa, dan membandingkan ikatan ion dan ikatan kovalen 2. Mempresentasikan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis senyawa kimia, dan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen. D. Tujuan pembelajaran Melalui pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 2. Bersyukur atas rahmat dan karuniaTuhan YME dalam proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen.
3. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 4. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 6. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 7. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 8. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 8. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. 9. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya. 10. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis) 11. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion. 12. Memberikan contoh senyawa ion 13. Menjelaskan sifat fisik senyawa ion 14. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal. 15. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap. 16. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen rangkap tiga. 17. Memberi contoh ikatan kovalen tunggal. 18. Memberi contoh ikatan kovalen rangkap. 19. Memberi contoh ikatan kovalen rangkap tiga 20. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen dengan sifat fisik senyawa ion dan senyawa kovalen.
132
E. Materi Pelajaran Ikatan Kimia : 1. KestabilanUnsur 2. Struktur Lewis 3. Ikatan Ion 4. Ikatan kovalen F. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan : scientifiec G. Media dan sumber belajar Buku guru SMA kelas X Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan Bahan ajar LDS H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 10 menit
1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi tentang kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar. Mengamati 60 menit a. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
Menanya b. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari, misalnya pertanyaan berikut. 1. Mengapa struktur lewis dari unsur-unsur diatas berbeda. 2. Bagaimanakah cara yang dilakukan unsur-unsur untuk memiliki susunan elektron stabil seperti gas mulia? 3. Bagaimanakah proses terjadinya ikatan ion? 4. Bagaimana proses terjadinya ikatan kovalen dilihat dari jumlah pasangan elektronnya?
133
Penutup
Mengumpulkan data 1. Guru menjelaskan mengenai konfigurasi elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian mendiskusikan bersama teman kelompoknya mengenai struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen serta atom-atom unsur yang cenderung melepas elektron atau menerima elektron untuk mencapai kestabilan. 3. Guru membagi LDS kepada siswa 4. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. 5. Siswa diharapkan untuk bertanggung jawab dan bergotong royong dalam mengerjakan soal-soal pada LDS dan menggali informasi melalui berbagai literatur terkait. 6. Siswa diharapkan untuk bersikap jujur dalam menjawab soal-soal dalam LDS. Mengasosiasi : 1. Siswa bertanggung jawab dan bergotong royong dalam kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait 2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi ying ang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : 1. Masing- masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi. 2. Guru membimbing siswa mempertegas jawaban siswa tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 3. Guru menilai hasil diskusi siswa. Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 2. Guru memberikan soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang masih belum dipahami. 2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 4. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. Guru memberikan salam pentup.
134
60 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan dari hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal(Terlampir). 3. Penilaian keterampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan)
135
Lampiran 02.b 02.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 02 ) A. Identitas Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Pertemuan ke Sub pokok bahasan Alokasi Waktu
: SMA Negeri 5 Kupang : X/I : Kimia :I :Ikatan Kovalen Koordinasi dan ikatan Logam : 2 X 40 Menit
B. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. Kompetensi Dasar dan Indikator KD dari KI 1: 1.2. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam.
136
KD dari KI 2: 2.1.Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap seharihari. Indikator: 1. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dlam kegiatan pembelajaran tentang materi ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. 2. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias 3. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. KD 3 dari KI 3: 3.2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator: 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa. 2. Memberi contoh senyawa kovalen koordinasi 3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam . 4. Memberi contoh senyawa logam 5. Menjelaskan sifat fisik senyawa logam 6. Membandingkan senyawa kovalen koordinasi dengan senyawa logam 7. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam dengan sifat fisik senyawa ion, kovalen, kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga kovalen koordinasi dan senyawa logam 8. Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. KD 4 dari KI 4: 1. Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator: 1. Menganalisis soal-soal, sehingga dapat menentukan proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
137
2. Mempresentasikan tentang proses pembentukan ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam..
D. Tujuan Pembelajaran 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen 3. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dlam kegiatan pembelajaran mengenai materi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 4. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 5. Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 6. Tanggung jawab dalam menyelesaikan soal-soal diskusi dalam kelompok 7. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 8. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 9. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi. 10. Menjelaskan sifat fisik senyawa kovalen koordinasi. 11. Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan kovalen koordinasi dalam kehidupan sehari-hari. 12. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam. 13. Menjelaskan sifat fisis senyawa logam. 14. Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan logam dalam kehidupan seharihari. 15. Menjelaskan hubungan senyawa kovalen koordinasi dan senyawa logam. 16. Menghubungkan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam dengan sifat fisik senyawa ion, kovalen, kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga kovalen koordinasi dan senyawa logam 17. Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen tunggal, kovalen rangkap, kovalen rangkap tiga, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam. E. Materi Pembelajaran (nyari materi yang lengkap) 1. Ikatan kovalen koordinasi. 2. Ikatan logam F. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan : Scientifiec G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Lembar Diskusi Siswa (LDS) 2. Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama 3. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 4. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 5. Bahan Ajar
138
H. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Pendahuluan
Inti
Deskripsi kegiatan pembelajaran 1. 2.
Alokasi Waktu
Guru menyapa siswa. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan 10 menit menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar. 60 menit Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan kovalen koordinasi dari senyawa ion NH4+ menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
Menanya Guru bertanya kepada siswa untuk, misalnya : Dari gambar diatas manakah yang menunjukan ikatan kovalen koordinasi? Mengumpulkan Data 1. Guru menjelaskan mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian mendiskusikan bersama teman kelompoknya mengenai materi ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 3. Guru membagi LDS kepada siswa 4. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi 5. Siswa diharapkan untuk bertanggung jawab dan bergotong royong dalam mengerjakan soal-soal pada LDS dan menggali informasi melalui bahan ajar maupun sumber buku paket yang digunakan. 6. Siswa diharapkan untuk bersikap jujur dalam menjawab soal-soal dalam LDS
139
Penutup
Mengasosiasi 1. Siswa bertanggung jawab dan bergotong royong dalam kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait. 2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengomunikasikan 1. Masing-masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi 2. Guru membimbing siswa mempertegas jawaban siswa tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 3. Guru memberikan hasil presentasi LDS. Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 2. Guru memberikan soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sudah diajarkan 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari 10 menit materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal (Terlampir). 3. Penilaian keterampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan)
140
Lampiran 02.c 02.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas/Semester Pertemuan ke Materi pokok Alokasi Waktu
: SMA Negeri 5Kupang : X/I : III : Kepolaran Senyawa Kovalen : 2 X 40 Menit
B. KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. C. KOMPETENSI DASAR ( KD ) DAN INDIKATOR KD dari KI 1: 1.3. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kepolaran senyawa kovalen. 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi kepolaran senyawa kovalen. KD dari KI 2: 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap seharihari.
141
Indikator: 1. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi kepolaran senyawa kovalen. 2. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias 3. Jujur dalam menggunakan, mengungkapkan dan menganalisis data selamadiskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam mengerjakan LKS. 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan LKS yang diberikan KD dari KI 3: 3.3 Menganalisis kepolaran senyawa. Indikator: 1. Menjelaskan kepolaran senyawa 2. Membuktikan kepolaran senyawa dengan melakukan percobaan. 3. Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. KD dari KI 4: 4.1 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. Indikator 1. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 2. Melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 3. Mempresentasikan hasil percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) 4. Menyimpulkan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi. D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi kepolaran senyawa kovalen. 2. Bersyukur atas rahmat dan karuniaTuhan YME dalam proses pembelajaran materi bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi kesetabilan unsur, struktur lewis,ikatan ion, dani katan kovalen 3. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran tentang materi pembelajaran kepolaran senyawa kovalen.
142
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias Jujur dalam menggunakan dalam mengungkapkan hasil eksperimen. Tanggung jawab dalam melakukan eksperimen dalam kelompok Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil eksperimen. Menjelaskan kepolaran senyawa Membuktikan kepolaran senyawa dengan melakukan percobaan. Mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa. Menganalisis dan menyimpulkan hasil percobaan kepolaran senyawa. Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) Melakukan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) Mempresentasikan hasil percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) Menyimpulkan percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.
E. MATERI PEMBELAJARAN “Kepolaran senyawa kovalen” F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan : scientifiec G. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama 2. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 3. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 4. Bahan ajar 5. LKS
143
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Guru menyapa siswa. 10 menit 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi tentang kepolaran senyawa kovalen 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar.
Kegiatan Inti
Mengamati 60 menit 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. c. Menanya 1. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut mengapa minyak tidak bisa larut dalam air ? Mengumpulkan data 1. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian melakukan eksperimen bersama teman kelompoknya mengenai materi kepolaran senyawa kovalen. 3. Guru membagi LKS kepada siswa. 4. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan. 5. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. 6. Siswa melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa sesuai petunjuk pada LKS. 7. Siswa mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa dengan jujur. Mengasosiasi 1. Siswa bertanggung jawab dan bergotong royong dalam
144
kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait. 2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan kepolaran senyawa kovalen. Mengkomunikasikan 1. Masing-masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil eksperimen, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi. 2. Guru mempertegas konsep dengan menyimpukan semua jawaban dari siswa. Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 2. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sudah diajarkan Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari 10 menit materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNyaselama kegiatan pembelajaran tentang proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal (Terlampir). 3. Penilaianketerampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan)
145
Lampiran 02.d 02.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 04) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas/Semester Pertemuan ke Materi pokok Alokasi Waktu B. KOMPETENSI INTI :
: SMA Negeri 5 Kupang : X/I : IV : Bentuk Molekul dan Gaya interaksi antar molekul : 2 X 40 Menit
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar ( KD ) dan Indikator KD dari KI 1: 1.4. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 2. Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan YME dalam proses pembelajaran materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. KD dari KI 2: 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
146
Indikator: 1. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran mengenai materi materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 2. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias. 3. Jujur dalam menggunakan, mengungkapkan dan menganalisis data selama diskusi kelompok. 4. Tanggung jawab dalam mengerjakan LKS. 5. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain. 6. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi. 7. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan LKS yang diberikan KD dari KI 3: 3.2. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul. Indikator: 1. Menjelaskan gaya interaksi antarmolekul 2. Menjelaskan pengertian gaya van der waals 3. Menjelaskan pengertian gaya London 4. Memberikan contoh gaya London 5. Menjelaskan pengertian gaya antardipol 6. Memberikan contoh gaya antar dipol 7. Menjelaskan pengertianzikatan hydrogen 8. Memberikancontohikatan hydrogen 9. Menjelaskan pengertiandomain electron 10. Memahamidanmenentukan PEI dan PEB 11. Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. KD dari KI 4: 4.1.Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) Indikator: 1. Memahami dan menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan electron 2. Meramalkan bentuk molekul dengan melakukan percobaan sederhana D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum dan sesudah menjalankan proses pembelajaran materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul 2. Rasa ingin tahu dalam mengelola bahan ajar dan sumber informasi dari buku sumber lainnya dalam kegiatan pembelajaran mengenai materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul.
147
3. Disiplin selama proses pembelajaran berlangsung, selalu berada ditempat duduk dan instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias 4. Jujur dalam menggunakan, mengungkapkan dan menganalisis data selamadiskusi kelompok. 5. Tanggung jawab dalam mengerjakan LKS. 6. Toleransi dengan cara menerima masukkan, kritik dan saran dari kelompok lain. 7. Santun dalam menanggapi dan memberikan saran ketika teman lain mempresentasikan hasil diskusi serta santun dalam memberikan ide selama diskusi. 8. Gotong royong dengan cara membantu teman dalam menyelesaikan LKS yang diberikan. 9. Menjelaskan gaya interaksi antarmolekul. 10.Menjelaskan pengertian gaya van der waals. 11.Menjelaskan pengertian gaya London. 12.Memberikan contoh gaya London. 13.Menjelaskan pengertian gayaantardipol. 14.Memberikan contoh gayaantardipol. 15.Menjelaskan pengertian ikatan hydrogen. 16.Memberikan contoh ikatan hydrogen. 17.Menjelaskan pengertian domain electron. 18.Memahami dan menentukan PEI dan PEB. 19.Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. 20.Memahami dan menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan electron. 21.Meramalkan bentuk molekul dengan melakukan percobaan sederhana E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Gaya interaksi antarmolekul 2. Bentuk Molekul F.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan : scientifiec
G. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku Kimia SMA Kelas X Penerbit CV. Mediatama 2. Praktis Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 3. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan 4. Bahan ajar 5. LKS
148
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan Inti
Deskripsi Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Guru menyapa siswa. 10 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menit menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentanggaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekulsebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan minggu ini mereka akan mempelajari materi gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 6. Guru membagi bahan ajar. Mengamati 1. Guru meminta siswa untukmengamatibentuk molekul dari H2O untukmenumbuhkanrasa ingin tahu siswa. Menanya Guru bertanya kepada siswa: 1. Bagaimana cara menentukan bentuk molekul dari H2O? 2. Bagaimanakah tipe dari senyawa H2O? Mengumpulkan data 1. Guru menjelaskan mengenai mengenai gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian mendiskusikan bersama teman kelompoknya materi mengenai gaya interaksi antarmolekul dan bentuk molekul. 3. Siswa dituntut untuk menunjukan sikap disiplin pada saat guru membagi kelompok. 4. Guru membagi LKS kepada siswa. 5. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan. 6. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen. 7. Siswa mengamati dan mencatat hasil percobaan kepolaran senyawa dengan jujur. Mengasosiasi 1. Siswa bertanggung jawabdan bergotong royong dalam kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan yang
149
60 menit
mereka peroleh dengan membandingkan pada bahan ajar dan literatur terkait. 2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan bentuk molekul. Mengkomunikasikan 1. Masing-masing kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil eksperimen, kelompok lain mendengar dan menanggapi dengan santun dan toleransi. 2. Guru mempertegas konsep dengan menyimpukan semua jawaban dari siswa.
Penutup
Menilai 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik 2. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sudah diajarkan 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan yaitu mengenai bentuk molekul. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN 1. Penilaian pengetahuan (KI 3) : Tes tertulis (kuis), tugas dan dari hasil diskusi (Terlampir). 2. Penilaian sikap (KI 1 & KI 2) : Angket dan jurnal (Terlampir). 3. Penilaian keterampilan (KI 4) : Lembar pengamatan keterampilan selama kegiatan percobaan (Terlampir) dan portofolio (Laporan percobaan)
150
10 menit
Lampiran 03.a BAHAN AJAR 01
1. Kestabilan Atom Di antara atom-atom di alam, hanya atom gas mulia yang stabil, sedangkan atom lain tidak. Atom-atom yang tidak stabil itu cenderung bergabung dengan atom lain untuk mendapatkan kestabilan. Pada dasarnya sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektron. Tabel 1.1 Konfigurasi Elektron dari Unsur-unsur Gas Mulia Unsur
Kulit elektron
Nomor atom
K
L
M
N
O
He
2
2
Ne
10
2
8
Ar
18
2
8
8
Kr
36
2
8
18
8
Xr
54
2
8
18
18
8
Rn
86
2
8
18
32
18
P
Elektron valensi 2 8 8 8 8
8
8
Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya dua ( duplet ) atau 8 (Oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia. Menurut Gilbert Lewis dan Irving serta Albert Kossel kestabilan unsur – unsur gas mulia disebabkan
karena atom – atom gas mulia
mempunyai
konfigurasi elektron yang unik. Perhatikan konfigurasi elektron berikut :
He = 2 Ne = 2
8 151
Ar = 2
8
8
Kr = 2
8
18
8
Xe = 2 8 18
18
8
Rn = 2 8 18
32
18
8
Oleh karena itu menurut mereka setiap atom dalam pembentukan senyawa membentuk konfigurasi yang stabil berdasarkan aturan duplet dan oktet, artinya untuk mencapai kestabilan maka atom-atom harus berikatan atau bergabung dengan atom-atom lainnya baik sejenis maupun tidak sejenis dalam satu ikatan kimia. Teori inilah menjadi teori dasar ikatan kimia yaitu : a. Elektron valensi atau elektron pada kulit terluar suatu atom mempunyai peranan penting dalam pembentukan ikatan kimia. b. ikatan terbentuk karena satu atau lebih elektron berpindah dari satu atom ke atom yang lain yang diikatnya. c. Ikatan terbentuk karena dua atom yang berikatan menggunakan pasangan elektron secara bersama Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul untuk mencapai kestabilan dengan cara: a. Atom yang satu melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron. Syarat suatu atom melepaskan atom apabila memiliki elektron valensi 1, 2, dan 3. Syarat suatu atom mengikat/menerima elektron apabila memiliki elektron valensi, 4, 5, 6 dan 7. Apabila memiliki elektron valensi 8 maka atom/unsur tersebut sudah stabil
152
b. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom;
Gambar 1. Struktur Elektron Helium, Neon, dan Argon Ikatan kimia dapat terjadi berupa ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi. 1) Unsur-unsur yang cenderung melepaskan elektron Atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah sedikit misalnya unsur golongan IA (kecuali H), IIA dan IIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara unsur-unsur tersebut melepaskan elektron valensi untuk membentuk ion positif. Unsur-unsur yang demikian disebut unsur elektropositif. Nilai positif yang terjadi sesuai dengan elektron valensi atom-atom tersebut. Syarat suatu atom melepaskan atom apabila memiliki elektron valensi 1, 2, dan 3 Contoh:
11Na
Konfigurasi Elektron 2 8 1
Jlh.elektron yang dilepas 1
Bentuk ion Na+
Konf.elektron Ion 2 8
Gas mulia yang sesuai 10Ne
20Ca
2 8 8 2
2
Ca2+
2 8 8
18Ar
3
3+
2 8
10Ne
Atom
13Al
2 8 3
Al
2) Unsur-unsur yang cenderung menerima elektron Atom-atom unsur yang memiliki elektron valensi dalam jumlah banyak misalnya unsur golongan IVA, VA dan VIA dan VIIA memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan cara, unsur-unsur tersebut menerima elektron untuk membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang demikian disebut unsur elektronegatif. Nilai muatan negatif yang terjadi adalah sejumlah elektron yang diterima yaitu 8 - x (dalam hal ini x adalah
153
jumlah elektron valensi). Atom-atom unsur yang cenderung menerima elektrons memiliki afinitas elektron atau keelektronegatifan yang relatif besar, unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur nonlogam. Syarat suatu atom mengikat/menerima elektron apabila memiliki elektron valensi, 4, 5, 6 dan 7. Contoh:
9F
Konfigurasi Elektron 2 7
Jlh.elektron yang dilepas 8–7=1
Bentuk ion F-
Konf.elektron Ion 2 8
Gas mulia yang sesuai 10Ne
16S
2 8 6
8–6=2
S2-
2 8 8
18Ar
15P
2 8 5
8–5=3
P3-
2 8
18Ar
Atom
2. Struktur Lewis Lambang lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Lambang Lewis biasanya diberi tanda titik atau tanda silang. Langkah-langkah untuk menulis struktur Lewis suatu molekul sebagai berikut: a. Menulis simbol atom. b. Menentukkan bilangan elektron valensi atom tersebut. Jika merupakan ion, tambahkan elektron untuk setiap muatan negatif, atau kurangi elektron untuk setiap muatan positif. c. Meletakkan titik (.) atau silang (x) yang mewakili elektron valensi pada sisi simbol atom. Lambang lewis untuk unsur-unsur periode kedua dan ketiga sebagai berikut: Tabel 2. Lambang Lewis unsur-unsur peride 2 dan 3
Lambang Lewis unsur gas mulia menunjukan 8 elektron valensi yang terbagi dalam 4 pasangan. Lambang Lewis unsur dari golongan lain 154
menunjukan adanya elektron tunggal (elektron yang belum berpasangan). Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron bersama pada ikatan kovalen. 3. Pembentukan Ikatan Ion Pembentukan ikatan ion terjadi karena serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik. Ikatan ion terjadi antara atom yang mudah melepaskan elektron (atom logam) dengan atom yang yang mudah menangkap elektron (atom non logam). Contoh: Na dan F membentuk NaF Na (2 8 1) → Na+ (2 8) + e (2 7) + e → F- (2 8)
F
xF
Na
F
Na x
NaF
Pembentukkan MgS → Mg2+ (2 8) + 2e
12Mg
(2
8
2)
16S
(2
8
6) + 2e → S2- (2
x
S
Mg x
Mg
8
2
xS x
8) 2
MgS
Pada ikatan ion antara golongan IIA dengan golongan VIIA, golongan IIA melepaskan 2 elektron sedangkan golongan VIIA menerima 1 elektron. Padahal jumlah elektron yang dilepaskan harus sama dengan jumlah elektron yang diterima, sehingga golongan VIIA harus dikalikan 2. Contoh: Pembentukkan MgS → Mg2+ (2 8) + 2
12Mg
(2 8
2)
17Cl
(2 8
7) + e → S2- (2
8
8) x2 xCl
Cl x
Mg
Mg x
2
MgCl2 x
Cl
Cl
155
4. Ikatan Kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atau lebih atom yang berikatan sehingga memenuhi aturan oktet maupun duplet. Atom-atom yang berikatan kovalen adalah atom-atom nonlogam. Penggambaran penggunaan bersama pasangan elektron dalam atom biasanya menggunakan notasi (.) dan tanda (x) atau lebih dikenal dengan struktur Lewis. Contoh: Pembentukkan senyawa CH4 Jawab: Untuk menggambarkan struktur Lewis yang pertama kali harus menyusun konfigurasi elektron. 6C
= (2 4),
1H
=1
Langkah selanjutnya kita gambar strukturnya sesuai dengan jumlah elektron valensinya. Perhatikan gambar struktur Lewis berikut:
C Hx Untuk membentuk kaidah oktet (8 e.v), maka i ataom C akan berikatan dengan 4 atom H. Gambar struktur Lewisnya: Muatan molekul H x
H
x
C
x
H
x
H
Ikatan kovalen terdiri dari ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen rangkap tiga
156
a) Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan satu garis lurus. Ikatan ini terjadi pada atom H2, HF, CH4, dan lain-lain. Contoh: Ikatan antara C dan H dalam molekul CH4
C
6C,
struktur Lewisnya
1H,
struktur lewisnya H x Ikatan kovalen tunggal H x
H
x
C
x
H
x
H
Ikatan antara H dengan H dalam molekul H2 1H,
struktur lewisnya H
1H,
struktur lewisnya H
Struktur H2 sebagai berikut :
H
H
H
x
H
Ikatan kovalen tunggal b) Ikatan Kovalen Rangkap Dua Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan dua garis lurus.
157
Ikatan ini terjadi pada atom O2, C2H4, dan lain-lain. Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O2 PEB
xx xx
O
O
O
x x
atau O O
O
xx
PEI Ikatan kovalen rangkap 2 c) Ikatan Kovalen Rangkap Tiga Ikatan kovalen rangkap tiga ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan tiga garis lurus. . Ikatan ini terjadi pada atau N2, C2H2 dan lain-lain. Contoh: N2 mempunyai konfigurasi elektron untuk atom 5N = 2
3, dan
elektron valensinya = 3. dalam struktur lewis molekul N2, atom N memiliki 3 elektron tidak berpasangan. Jika dua atom nitrogen berikatan, setiap elektron yang tidak berpasangan saling berikatan dan
N
xx
membentuk struktur lewis sebagai berikut
N
N
x x x
N
atau N
N
PEI
Ikatan kovalen rangkap 3
158
Lampiran 03.b BAHAN AJAR 02
1. Ikatan Kovalen Koordinasi Ikatan kovalen koordinasi merupakan ikatan yang terbentuk antara ikatan atom non logam dengan atom unsur non logam. Dalam ikatan ini terjadi pemakaian bersama elektron dari salah satu unsur. Atau dengan kata lain, ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari satu atom saja. Ikatan kovalen koordinasi dapat dicontohkan seperti di bawah ini. Contoh: Amonia (NH3) dapat bereaksi dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3.BCl3. bagaimanakah bentuk ikatan antara dua molekul tersebut? Perhatikan rumus elektron dari NH3 dan BCl3 berikut ini.
Pasangan elektron bebas
Belum oktet
Atom N dalam NH3 sudah oktet dan mempunyai sepasang elektron bebas. Di pihak lain, atom B dalam BCl3 sudah memasangkan semua elektron valensinya, namun balum oktet. Seperti yang diketahui, atom N (dari NH3) dan atom B (dari BCl3) dapat berkaitan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas dari atom N. Ikatan seperti itu kita sebut
ikatan kovalen
koordinasi atau ikatan semipolar. Dalam menggambarkan strukutr molekul, ikatan kovalen koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron. Rumus elektron dan rumus struktur NH3.BCl3 sebagai berikut.
159
Gambar. Pembentukan ikatan kovalen kordinasi dalam NH3.BCl3
.. .. .. .. .... .... ..
H
.
Cl
+ B
.
Cl
Cl.
H H H
.. .. ..
N
.
.. .. .. .. .... .... ..
H
.. .. N . ..
.B
Cl
Cl
H
.
atau
Cl
.
N
H
B
H
Cl
. Cl. Cl. .. .. .. .... ..
H
Contoh Ikatan kovalen koordinat dalam ion NH4+
NH4+ terbentuk dari reaksi antara NH3 dengan ion H+. Atom N dalam NH3 mempunyai sepasang elektron bebas, sementara ion H+ sudah tidak mempunyai elektron. Elektron bebas dari atom N kemudian digunakan bersama dengan ion H+.
H H H
.. .. N . ..
H
+ H+
H H
.. .. N . ..
+
H
+
H atau
H
N
H
H
2. Ikatan Logam Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarikmenarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak. a) Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain. b) Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. c) Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. d) Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
160
ion positif
awan elektron
Gambar Ikatan Logam e) Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam. f) Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu : 1) Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam. 2) Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan
dan dapat
direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus. 3) Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.
161
Lampiran 03.c BAHAN AJAR 03
1. Kepolaran Senyawa a. Ikatan Kovalen Polar Dan Nonpolar Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan atomatom yang membentuk senyawa kovalen serta memerhatikan bentuk molekul senyawa yang terjadi. Salah satu akibat dari perbedaan keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi ikatan (terjadinya kutup listrik dalam ikatan kovalen). Contoh :
(a) Polar
(b) Nonpolar
Pada contoh (a), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke atom Cl, karena Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Akibatnya, pada HCl terjadi polarisasi, dimana atom Cl lebih negatif dari pada atom H. Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen polar. Pada contoh (b) kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris terhadap kedua atom H. Dalam molekul H2 tersebut, muatan negatif (elektron) tersebar secara homogen. Ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen nonpolar.
Jadi, atom dengan harga keelektronegatifan lebih besar akan menarik pasangan elektron lebih dekat padanya. Sehingga atom tersebut menjadi lebih negatif daripada atom yang kurang kuat gaya tariknya. Makin besar perbedaan harga keelektronegatifan antaratom, maka makin polar ikatannya.
162
Atom-atom yang tidak mempunyai perbedaan keelektronegatifan, ikatannya merupakan ikatan nonpolar. Misalnya : O2, N2, H2, dan Cl2 b. Model Polar dan nonpolar Molekul dengan ikatan kovalen nonpolar, seperti H2, Cl2, dan N2 sudah tentu bersifat nonpolar. Tetapi, molekul dengan ikatan polar bisa bersifat polar, bisa pula bersifat nonpolar, bergantung pada geometri (bentuk) molekulnya. Meski ikatan yang bersifat polar, jika molekul berbentuk simetris, maka secara keseluruhan molekul itu akan bersifat nonpolar. Perhatikan beberapa molekul berikut.
H2O
BeCl2
bengkok
NH3
linear
piramida
BF3 segitigaplanar
Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O – H maupun N – H bersifat polar (ada perbedaan keelektronegatifan) dan bentuk molekul tidak simetris. Elektron tidak tersebar merata. Dalam molekul H2O, pusat muatan (pol) negatif terletak pada atom O, sedangkan pol positif terletak di antara kedua atom H. Dalam molekul NH3 pol negatif terletak pada atom N (puncak piramida), sedangkan pol positif terletak pada bidang alasnya. Bagaimana halnya dengan molekul BeCl2 dan BF3? Walaupun ada perbedaan keelektronegatifan antara Be dengan Cl dan B dengan F, molekul BeCl2 dan
BF3 bersifat nonpolar karena bentuk molekulnya simetris,
elektron tersebar merata. Kita tidak dapat mengatakan sisi sebelah mana lebih positif dan sisi sebelah mana lebih negatif dari kedua molekul (BeCl2 atau BF3) itu, bukan? Memeriksa kepolaran dari suatu molekul poliatom dapat dilakukan dengan menggambarkan ikatan polar sebagai suatu vektor yang arahnya dari atom yang bermuatan positif ke atom yang bermuatan negatif, jika resultan
163
vektor-vektor dalam suatu molekul sama dengan nol, berarti molekul itu bersifat nonpolar. Sebaliknya, jika resultan vektor-vektor tersebut tidak sama dengan nol, berarti molekul itu bersifat polar. Perhatikan beberapa contoh berikut. H2O (Polar)
BeCl2 (Nonpolar)
NH3
BF3
(Polar)
(Nonpolar)
c. Menunjukkan kepolaran Kepolaran suatu zat dapat ditentukan dengan mengamati perilaku zat itu dalam medan magnet, zat polar tertarik ke dalam medan magnet, sedangkan zat nonpolar tidak. d. Momen Dipol Kepolaran dinyatakan dalam suatu besaran yang disebut momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara selisih muatan (Q) dengan jarak (r) antara pusat muatan positif dengan pusat muatan negatif. μ=Qxr Satuan momen dipol adalah debye (D), dimana 1 D = 3,33 x 10-30 C m. Semakin polar suatu zat, semakin besar momen dipolnya. Zat nonpolar mempunyai momen dipol sama dengan nol. Sekarang dapatlah diketahui mengapa minyak tidak bercampur dengan air. Hal itu terjadi karena air bersifat polar, sedangkan minyak bersifat nonpolar. Zat polar cenderung lebih tertarik pada zat polar, sedangkan zat nonpolar lebih cenderung tertarik pada zat nonpolar. Oleh karena itu, kedua zat
itu tidak saling
bercampur. Namun, minyak bisa saja terlarut dalam tetraklorometana (CCl4).
164
Lampiran 03.d BAHAN AJAR 04
A. Gaya Antar Molekul a. Gaya Van Der Waals Pada awal abad ke 20, ahli fisika Belanda, Johannes Van Der Waals meneliti interaksi antar molekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hidrogen. Menurut Van Der Waals, interkasi antar molekul tersebut menghasilkan suatu gaya antar molekul yang lemah. Gaya ini dikenal dengan ikatan van der waals. Ikatan van der waals dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu ikatan antar molekul yang memiliki dipol, ikatan antar molekul yang memiliki dipol dan ikatan antar molekul yang tidak memiliki dipol (gaya London). 1. Gaya Antar Molekul yang Memiliki Dipol Gaya van der waals terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen, seperti HCl, HBr, atau senyawa nonpolar yang memiliki sedikit perbedaan keelektronegatifan. Kekuatan gaya Van Der Waals lebih kecil dibandingkan dengan ikatan hidrogen. Zat yang memiliki gaya Van Der Waals dalam susunan yang teratur biasanya berwujud padat. Adapun zat yang memiliki gaya Van Der Waals dalam susunan yang tidak teratur ( random ) biasanya berwujud cair. Sifat fisis dari gaya antar molekul yang memiliki dipol adalah tidak menyebabkan terjadi lonjakan pada titik didih. Hal ini di sebabkan gaya antar molekulnya bersifat lemah. 2. Gaya Antar Molekul yang Tidak Memiliki Dipol (gaya London) Ikatan ini terjadi pada sesama senyawa non polar seperti N2, H2, O2, Br2, dan I2. Suatu interaksi antar molekul dapat terjadi jika salah satu molekulnya memiliki dipol, sedangkan senyawa- senyawa non polar tersebut tidak memiliki dipol. Reaksi ini terjadi karena keberadaan elektron dalam lintasan tidak dapat ditentukan secara pasti , hal ini disebabkan elektron dalam atom atau molekul dapat berpindah tempat. Perubahan tempat tersebut menyebabkan senyawa non polar ( tidak 165
memiliki dipol ) menjadi polar ( memiliki dipol) sehingga terbentuk dipol sesaat. inti atom yang bermuatan positip dari molekul non polar yang memiliki dipol sesaat kemudian menginduksi awan elektron dari molekul lain, akibatnya kedua molekul membentuk dipol sesaat kemudian terjadi gaya tarik- menarik antar dipol sesaat yang disebut gaya London. Dinamakan gaya London karena gaya tarik menarik ini pertama kali dikemukakan oleh kimiawan jerman, Fritz London pada tahun 1928. Suatu zat yang berwujud gas tidak memiliki gaya antarmolekul sehingga gas tidak memiliki bentuk dan volume yang tetap. Suatu zat yang berwujud cair dan padat memiliki gaya antar molekul sehingga memiliki volume yang tetap. Letak atom- atom dalam benda padat lebih berdekatan dari pada benda cair sehingga benda padat memiliki bentuk yang tetap. 3. Pengaruh Gaya Van der Waals Terhadap Titik Didih Semakin kuat gaya antar molekul, titik didih semakin tinggi karena energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan semakin besar. Begitu juga untuk senyawa non polar dipengaruhi oleh kekuatan gaya Van Der Waals, dalam hal ini gaya London. Kekuatan gaya London dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah awan elektron dan bentuk molekul. a. Pengaruh jumlah awan elektron Semakin banyak awan elektron, gaya tarik menarik molekul dipol sesaat semakin besar sehingga ikatannya semakin kuat. Jumlah awan elektron dapat menjelaskan mengapa gaya London memiliki ikatan yang lemah. Lemahnya gaya London terjadi karena pada saat ini atom menginduksi awan elektron, terjadi tolakan yang berasal dari inti atom molekul lain sehingga ikatan antar atom menjadi lemah. b. Pengaruh bentuk molekul Untuk massa molekul relatif yang sama, bentuk molekul yang tidak bercabang memiliki titik didih yang lebih besar dari pada bentuk
166
molekul bercabang. Akibatnya bentuk molekul panjang memiliki gaya London yang lebih besar dari pada bentuk molekul bercabang. Hal ini disebabkan inti atom lebih mudah menginduksi awan elektron sehinga memiliki gaya tarik menarik dipol sesaat yang lebih besar. Pada senyawa yang bercabang, inti atom sukar menginduksi awan elektron sehingga gaya London akan lebih lemah. Semakin banyak jumlah cabang, gaya London semakin lemah dan titik didih semakin kecil. b. Ikatan Hidrogen Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terbentuk antara molekul-molekul polar dan mengandung atom hidrogen. Kutub positif pada arah kedudukan atom H berikatan dengan kutub negatif pada arah kedudukan atom yang memiliki keelektronegatifan besar, misalnya florin, oksigen dan nitrogen. Zat yang mempunyai ikatan hidrogen mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi. Contoh ikatan hidrogen:
B. Bentuk Molekul a. Geometri (Bentuk) Molekul a. Teori Domain Elektron Teori
domain elektron adalah suatu cara meramalkan geometrik
molekul berdasarkan tolak menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron tersebut ditentukan dengan cara sebagai berikut : 1. Satu domain dapat berupa pasangan elektron ikatan ( PEI ) tunggal, rangkap, atau rangkap tiga 167
2. Satu domain dapat berupa pasangan elaktron bebas ( PEB ) atom pusat. Contoh: Molekul H2O Struktur lewis :
PEI
= 2
PEB
= 2+
Jumlah
= 4 pasang electron
Molekul CS2 Struktur lewis : S
PEI
C
S
= 2
PEB = 0 + Jumlah = 2 pasang electron b. Merumuskan tipe molekul Banyaknya domain ( PE ) dalam suatu molekul, baik domain elektron bebas (PEB ) dan domain elektron ikatan ( PEI ), menentukan tipe molekul yang dirumuskan A Xn Em dengan A = atom pusat X = Pasang elektron ikatan ( PEI ) E = Pasang elektron bebas ( PEB) n = Jumlah PEI m = Jumlah PEB contoh : IF3, mempunyai struktur lewis:
F I F F PEI = 3 dan PEB = 2 Jadi, tipe molekul untuk IF3 adalah AX3E2 (Planar bentuk T ) 168
Tabel Struktur ruang molekul Jumlah Pasangan Elektron 4 4 5 5 5 6 6 4
Jumlah PEI 3 2 4 3 2 5 4 4
PEB 1 2 1 2 3 1 2 0
Tipe Molekul
Struktur molekulnya
AX3E AX2E2 AX4E AX3E2 AX2E3 AX5E AX4E2 AX4
Piramida trigonal Huruf V Jungkat jungkit Bentuk T Linear Piramida segi empat Segi empat planar Tetrahedron
Tipe molekul suatu senyawa dapat ditentukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV ) 2. Tentukan jumlah domain elektron ikatan PEI (X) 3. Tentukan jumlah domain elektron bebas PEB (E) E= Contoh : Molekul H2S
H S
H
EV atom S = 6 PEI ( X ) = 2 PEB (E)
=
=
=2
jadi tipe molekul H2S : AX2E2 (Planar bentuk V) CH4
H H C H H
EV atom C=4 PEI (X) = 4 PEB (E) = (4-4) =0 2 Jadi tipe molekul CH4 : AX4 (tetrahedron)
169
Lampiran 04.a
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS 01) A. Pertanyaan 1. Bagaimana cara atom-atom berikut untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil! Unsur
Kulit K
L
M
N
Struktur lewis
Cara untuk mencapai stabil
13Al 11Na 20Ca
2. Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! a. NaCl b. BF3 3. Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! a. KNO3 b. NH3
170
Lampiran 04.b
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS 02) A. Pertanyaan 1. Tunjukkan dan gambarkan ikatan kovalen koordinasi pada senyawa berikut: a. HNO3 b. HSO3 2. Dengan mengacu pada ikatan logam, jelaskan sifat-sifat logam berikut ! a) Logam merupakan konduktor yang baik b) Logam dapat ditempa
171
Lampiran 05. a
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 03) KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN A. Tujuan Percobaan “untuk mengetahui kepolaran suatu senyawa” B. Alat dan Bahan 1)
Alat Gelas Plastik Botol Aqua Mistar plastik Kain wol
2)
Bahan Air Minyak bomoli
C. Prosedur Kerja 1. Isilah air (H2O) pada botol aqua. 2. Gosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas. 3. Dekatkan mistar yang panas pada aliran air. 4. Amati perubahan yang terjadi. 5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan minyak bimoli. D. Hasil Pengamatan No 1. 2.
Jenis larutan
Aliran zat cair Tidak dibelokkan/ Membelokan mengalir lurus
Kesimpulan (polar/ nonpolar)
Air (H2O) Minyak bimoli
E. Pertanyaan 1. 2. 3. 4.
Zat manakah yang membelok ketika didekatkan dengan mistar yang panas? Mengapa zat tersebut dapat dibelokkan? Tariklah kesimpulan dari kegiatan ini. Buatlah laporan praktikun dari percobaan ini !
172
Lampiran 05.b
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 04)
A. Tujuan Praktikum Siswa dapat: 1. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas. 2. Menjelaskan hubungan gaya antarmolekul dengan sifatnya. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum: a. Tusuk gigi dan plastisin C. Prosedur kerja 1) Siapkan semua alat dan bahan. Kemudian ambil sebagian plastisin yang sudah ada dan buatlah plastisin tersebut menjadi bulatan-bulatan kecil dan besar dengan jumlah sebanyak yang dibutuhkan. 2) Gunakan plastisin dengan warna yang berbeda antara bulatan kecil dan bulatan besar untuk membedakan antara atom inti dan atom ikat. 3) Kemudian buatlah bentuk-bentuk dari molekul berikut : PCl5 CCl4 SO2 BeCl2 SF6 4) Ingatlah bahwa tusuk gigi melambangkan ikatan kovalen antar atom. D. Pertanyaan 1. Jelaskan prinsip teori VSEPR. 2. Tentukan tipe molekul dari senyawa diatas!
173
Lampiran 06.
KUIS 01
1. Jelaskan bagaimana caranya Li mencapai kestabilan! 2. Jelaskan proses terbentuknya senyawa KBr! 3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam ikatan kovalen tunggal! KUIS 02
1. Jelaskan perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam! 2. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa PCl3!
KUIS 03
1. Jelaskan pengertian ikatan polar dan non polar! Beserta contohnya! 2. Apa yang menyebabkan ikatan kovalen bersifat polar?
KUIS 04
1. Sebutkan dua gaya yang termaksud gaya van der waals dan perbedaan keduanya! 2. Tentukan tipe molekul senyawa berikut dan ramalkan bentuk molekul SO2!
174
Lampiran 07
TUGAS RUMAH 01
1. Tentukan struktur lewis unsur-unsur berikut : a. H b. N c. O d. Cl 2.
Apa yang dimaksud dengan ikatan ion beserta contohnya!
3. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO2 dan tentukan jenis ikatannya!
TUGAS RUMAH 02
1. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa HNO2 dan PCl5! 2. Datalah unsur-unsur logam pada golongan IA. Kemudian, carilah informasi dari buku di perpustakaan atau internet tentang sifat-sifat logam tersebut.
TUGAS RUMAH 03
1. Kelompokkanlah senyawa-senyawa berikut berdasarkan kepolarannya. a. BF3 b. PBr3
175
Lampiran 08. a
KUNCI JAWABAN LDS 01
1.
Soal Bagaimana cara atom-atom berikut untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil!
Unsur 13Al
Unsur
Kulit K L M N
Struktur lewis
Cara untuk mencapai stabil
11Na 20Ca
Kulit K L M N 2 8 3 2 2
8 1 8 8
2
Kunci jawaban Cara untuk mencapai Struktur stabil lewis x Al x Melepaskan 3 elektron x Na x Melepaskan 1 elektron x Ca x Melepaskan 2 elektron
Skor 5 5 5
13Al 11Na
2.
20Ca Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! a. NaCl b. BF3
a. NaCl 11Na = 2, 8, 1 Elektron valensi = 1 17Cl = 2, 8, 7 Elektron valensi = 7
5
5
Struktur lewis = 6
NaCl merupakan jenis ikatan ion b. BF3 5B = 2, 3 Elektron valensi = 3
176
5
5
9F
= 2, 7 Elektron valensi = 7
5
6
Struktur lewis = BF3 merupakan jenis ikatan ion. 3.
Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! a) NH3 b) NO2
a. NH3 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 1H = 1 Elektron valensi = 1 Struktur lewis =
5 5
5
7 NH3 merupakan jenis ikatan kovalen b. NO2 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
5 5
6 NO2 merupakan jenis ikatan ion dan ikatan kovalen.
177
5
Lampiran 08. b
KUNCI JAWABAN LDS 02 Soal
Kunci jawaban
Skor
1. Tunjukkan dan gambarkan ikatan a. HNO3 1H= 1 kovalen koordinasi pada senyawa Elektron valensi = 1 berikut: 7N= 2, 5
5
Elektron valensi = 5 8O= 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
5
a. HNO3 b. HSO3
:O:
b.
5
ikatan kovalen koordinasi
.. ǀǀ xx H ●—xOx— ●N xx ǀǀ .. :O: Jadi, HNO3 merupakan ikatan koordinasi. HSO3 1H = 1 Elektron valensi = 1 16S= 2, 8, 6 Elektron valensi = 6 8O= 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
178
30
5 5
:O: .. ǀǀ ikatan kovalen koordinasi ●● xx H x—●O●— x S ●● xx ǀǀ .. :O: Jadi, HSO3 merupakan ikatan koordinasi.
2. Dengan mengacu pada ikatan logam, Sifat-sifat logam sebagai berikut: jelaskan sifat-sifat logam berikut ! a. Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang a. Logam merupakan konduktor yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif baik logam. b. Logam dapat ditempa b. Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
179
5
30 10
Lampiran 09. a
KUNCI JAWABAN LKS 03
A. JUDUL : KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN B. TUJUAN : “untuk mengetahui kepolaran suatu senyawa” C. DASAR TEORI Keelektronegatifan antar unsur yang berikatan menunjukkan kekuatan
unsur tersebut untuk menarik elektron di dekatnya. Akibatnya,
elektron
tidak terdistribusi merata diantara kedua unsur yang berikatan.
Perbedaan ini membuat unsur tidak simetri dan terjadi beda muatan, dengan satu sisi lebih negatif dibandingkan sisi yang lain. Senyawa yang bermuatan tersebut akan terpengaruh oleh medan magnet, karena antarkutub yang berlawanan terjadi tarik- menarik. D. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Gelas aqua botol aqua
mistar plastik kain wol
2. Bahan Air Minyak bomoli E. PROSEDUR KERJA 1. Isilah air (H2O) pada botol aqua. 2. Gosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas. 3. Dekatkan mistar yang panas pada aliran air. 4. Amati perubahan yang terjadi. 5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan minyak bimoli.
180
F. HASIL PENGAMATAN Aliran zat cair No
Jenis larutan Membelok
1.
Air (H2O)
2.
Minyak bimoli
Tidak dibelokkan/ Kesimpulan (polar/ nonpolar) mengalir lurus
√
Polar -
Non polar
G. ANALISIS DATA Zat yang di belokan pada saat mistar panas didekatkan dengan 2 senyawa tersebut yaitu air. Air dibelokan karena dia bersifat polar dalam hal ini di dalam molekul air memiliki beda keelktronegatifan antara atom O dengan atom H yaitu atom 8O memiliki konfigurasi electron 2 6 sedangkan 1H memiliki konfigurasi electron 1,selain itu bentuk molekul dari air yaitu Bengkok. H. KESIMPULAN Air bersifat polar Minyak bersifat Non polar I. DAFTAR PUSTAKA PUSKURBUK KIMIA,2013
181
Lampiran 09. b
KUNCI JAWABAN LKS 04
1. Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) adalah teori yang menyatakan bahwa baik pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang tidak dipakai bersama (yaitu pasangan elektron “mandiri”) saling tolak-menolak. 2. Rumus : E = Jawaban : a. Molekul PCl5 EV atom 15P = 2, 8, 5 PEI (X) = 5 PEB (E) = (5-5) =0 2 Jadi tipe molekul AX5 (bipiramida trigonal) Gambar:
182
b. Molekul CCl4 EV atom 6C = 2, 4 PEI (X) = 4 PEB (E) = (4-4) =0 2 Jadi tipe molekul AX4 (tetrahedral) Gambar:
c. Molekul BCl3 EV atom 5B = 2, 3 PEI (X) = 3 PEB (E) = (3-3) =0 2 Jadi tipe molekul AX3 Gambar:
183
d. Molekul SO2 EV atom 16S = 2, 8,6 PEI (X) = 2 PEB (E) = (6-2) =2 2 Jadi tipe molekul AX2E2 (Bentuk “V”) Gambar:
e. Molekul SF6 EV atom 16S = 2, 8,6 PEI (X) = 6 PEB (E) = (6-6) =0 2 Jadi tipe molekul AX6 (Oktahedron) Gambar:
184
Lampiran 10. a
KUNCI JAWABAN KUIS 01
Soal Kunci jawaban 1. Jelaskan bagaimana Nomor atom L i =3
Skor 10
caranya Li mencapai Konfigurasi elektron = 2, 1 kestabilan!
Agar
mencapai
kestabilan
maka
atom
Li
20
melepaskan 1 elektron valensinya, sehingga membentuk ion Li + konfigurasi ion Li+ = 2 2. Jelaskan
proses Proses terbentuknya senyawa KBr
terbentuknya
19K
= 2, 8, 8, 1 → K+ (2, 8, 8 ) + e
senyawa KBr!
35Br
= 2, 8, 18, 7 → Br- (2, 8, 18, 8)
Dengan
menggunakan
lambang
10 10 lewis,
20
pembentukan KBr dapat digambarkan sebagai berikut .. Kx + ∙Br: → K+ + Br.. 3. Sebutkan
dan Macam-macam ikatan kovalen, yaitu:
jelaskan
macam- 1. Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang macam ikatan elektron (setiap atom memberikan saham satu kovalen tunggal? elektron untuk digunakan bersama). 2. Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama dua pasang elektron. 3. Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama tiga pasang elektron.
185
30
Lampiran 10. b
KUNCI JAWABAN KUIS 02
Soal Kunci jawaban 1. Jelaskan proses Proses terbentuknya ikatan kovalen terbentuknya ikatan koordinasi senyawa PCl3 kovalen koordinasi dari 15P = 2, 8, 5 senyawa PCl3! 17Cl = 2, 8, 7 Struktur lewis =
Skor
10 10
30
2. Jelaskan perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam!
Perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam adalah a. Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen koordinasi terjadi apabila elektron yang dipakai bersama berasal dari penyumbangan salah satu atom yang berikatan. b. Ikatan logam Ikatan logam terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
186
25
25
Lampiran 10. c
KUNCI JAWABAN KUIS 03
Soal 1. Jelaskan
Kunci jawaban
pengertian
ikatan polar dan non polar!
Beserta
contohnya!
Skor
Pengertian senyawa polar dan nonpolar Ikatan polar adalah ikatan yang
25
terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik lebih kuat ke salah satu atom yang berikatan. Elektron akan tertarik lebih kuat ke arah atom dengan keelektronegatifan lebih besar. Contohnya : HCl dan KBr Ikatan nonpolar adalah ikatan yang
25
terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, sama kuat ke semua atom yang berikatan Contohnya : CaCl2 2. Apa yang menyebabkan
Ikatan kovalen bersifat polar karena
ikatan kovalen bersifat
karena
polar?
keelektronegatifan membentuk
adanya
perbedaan
atom-atom
senyawa
yang
kovalen
serta
memerhatikan bentuk molekul senyawa yang terjadi. Salah satu akibat dari perbedaan
keelektronegatifan
adalah
terjadinya polarisasi ikatan (terjadinya kutup listrik dalam ikatan kovalen).
187
50
Lampiran 10. d
KUNCI JAWABAN KUIS 04
Soal 1. Sebutkan dua gaya yang termaksud gaya van der waals dan perbedaan keduanya!
2. Tentukan tipe molekul senyawa berikut dan ramalkan bentuk molekul SO2!
Kunci jawaban Dua gaya Van Der Waals: Gaya dipol adalah gaya yang terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen, seperti HCl, HBr. Gaya dipol sesaat atau gaya London adalah gaya terjadi pada sesama senyawa non polar N2, H2, O2, Br2, dan I2. Menentukan tipe molekul dan bentuk molekul CO2 Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
Skor 25
25
5
5 5 30
Bentuk molekul CO2 adalah linear
188
5
Lampiran 11. a
KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 01
Soal 1. Tentukan struktur lewis unsur-unsur berikut : a. H b. N c. O d. Cl 2. Jelaskan pengertian ikatan ion, beserta contohnya !
3. Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO2 dan tentukan jenis ikatannya!
Kunci jawaban a. 1H:1 (elektron valensi 1) dilambangkan:
Skor 10
b.
7N
: 2, 5 (elektron valensi 5) dilambangkan:
10
c.
6O
: 2, 6 (elektron valensi 6) dilambangkan:
10
d.
17Cl
: 2, 8, 7
(elektron valensi 7) dilambangkan:
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik. Contoh ikatan ion:KCl + 19K = 2, 8, 8, 1 → K (2, 8, 8 ) + e 17Cl = 2, 8, 7 → Cl (2, 8, 8) Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan KCl dapat digambarkan sebagai berikut: .. Kx + ∙Cl: → K+ + Cl .. (KCl merupakan ikatan ion karena adanya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif.) Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO2 dan menentukan jenis ikatannya. Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
10
10
20
5
5
15 Senyawa CO2 merupakan jenis ikatan kovalen rangkap 2.
189
5
Lampiran 11. b
KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 02
Soal Proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa HNO2 dan PCl5
Kunci jawaban a. HNO2 1H = 1 7N = 2, 5 8O = 2, 4 Struktur Lewis :
Skor
5
15
b. PCl5 15P
= 2, 8, 5 17Cl = 2, 8, 7 Struktur lewis =
5
15
Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat fisis senyawa logam?
Beberapa sifat fisis logam antara lain: a. Berupa padatan pada suhu ruang Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair. b. Bersifat keras tetapi lentur atau tidak mudah patah jika ditempa. Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu dikenakan gaya luar. 190
10
10
c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat pada atom-atom logam. d. Penghantar listrik yang baik Hal ini disebabkan terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan listrik jika diberi suatu beda potensial. e. Mempunyai permukaan yang mengkilap f. Memberi efek foto listrik dan efek termionik Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar, maka akan dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam tersebut. Jika energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut efek foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek termionik.
191
10
10
10 10
Lampiran 11. c
KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 03 Soal Kelompokkanlah senyawasenyawa berikut berdasarkan kepolarannya. a. BF3 b. PBr3
Kunci jawaban a. BF3 Konfigurasi elektron = 5B = 2, 1 Elektron valensi = 1 9F = 2,7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis =
Skor 5 5
35
Jadi, BF3 merupakan senyawa yang tidak polar. b. PBr3 Konfigurasi elektron = 15P= 2, 8, 5 Elektron valensi = 5 35Br = 2, 8, 18, 7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis =
5
5 5
35
Jadi, PBr3 merupakan senyawa polar karena atom P masih memiliki 1 pasangan elektron bebas .
192
5
Lampiran 12. a LEMBAR KISI-KISI DISKUSI 01 KD 3 dari KI 3: 3.2 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal 1. Menjelaskan kecenderunga n suatu unsur untuk mencapai kestabilannya .
Tujuan Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
Soal Bagaimana cara atom-atom berikut untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil! Unsur
Kulit K L
M
N
Struktur lewis
Cara untuk mencapai stabil
Unsur
Kulit K L
Kunci jawaban Struktur lewis M N
13Al
2
3
11Na
2
8
8
x Al x x
1
Na x
13Al 20Ca
11Na
2
8
8
2
x Ca x
Skor Cara untuk mencapai stabil Melepaskan 3 elektron
5
Melepaskan 1 elektron
5
Melepaskan 2 elektron
5
20Ca
2.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! c. NaCl d. BF3
c. NaCl 11Na = 2, 8, 1 Elektron valensi = 1 17Cl = 2, 8, 7 Elektron valensi = 7
5
5
Struktur lewis = 6
5 NaCl merupakan jenis ikatan ion
193
d. BF3 5B = 2, 3 Elektron valensi = 3 9F = 2, 7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis =
5 5
6
3.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
Tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa dibawah ini dengan menggunakan struktur lewis, kemudian bandingkan proses terbentuknya! e. NH3 f. NO2
BF3 merupakan jenis ikatan ion. c. NH3 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 1H = 1 Elektron valensi = 1 Struktur lewis =
5 5
5
7
NH3 merupakan jenis ikatan kovalen d. NO2 7N = 2, 5 Elektron valensi = 5 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
194
5 5
6 5 NO2 merupakan jenis ikatan ion dan ikatan kovalen.
195
LEMBAR KISI-KISI DISKUSI 02
Lampiran 12. b KD 3 dari KI 3: Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Indikator soal 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Tujuan Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Soal
Kunci jawaban
Tunjukkan dan gambarkan ikatan kovalen koordinasi pada senyawa berikut: a. HNO3 b. HSO3
196
HNO3 1H= 1 Elektron valensi = 1 7N= 2, 5 Elektron valensi = 5 8O= 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis = :O: ikatan kovalen koordinasi .. ǀǀ xx H ●—xOx— ●N xx ǀǀ .. :O: Jadi, HNO3 merupakan ikatan koordinasi. b. HSO3 1H = 1 Elektron valensi = 1 16S= 2, 8, 6 Elektron valensi = 6 8O= 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
Skor
a.
5 5 5
30
5 5 5
:O: .. ǀǀ ikatan kovalen koordinasi ●● xx H x—●O●— x S ●● xx ǀǀ .. :O: Jadi, HSO3 merupakan ikatan koordinasi.
2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam .
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam .
3. Dengan mengacu pada Sifat-sifat logam sebagai berikut: ikatan logam, jelaskan a. Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya sifat-sifat logam berikut ! gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara a. Logam merupakan elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion konduktor yang baik positif logam. b. Logam dapat ditempa b. Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
197
30
10
Lampiran 13. a
LEMBAR KISI-KISI KUIS 01 KD 3 dari KI 3: 3.3
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Indikator soal 1. Menjelaskan kecenderungan
Tujuan Siswa dapat menjelaskan
Soal Jelaskan bagaimana caranya Li
Nomor atom L i
Kunci jawaban
suatu unsur untuk mencapai
kecenderungan suatu unsur untuk
mencapai kestabilan!
Konfigurasi elektron = 2, 1
kestabilannya.
mencapai kestabilannya.
=3
Agar mencapai kestabilan maka atom Li melepaskan 1 elektron valensinya, sehingga membentuk ion Li
Skor 10
20
+
konfigurasi ion Li+ = 2 2.
Menjelaskan proses
Siswa dapat menjelaskan proses
Jelaskan proses terbentuknya
Proses terbentuknya senyawa KBr
terbentuknya ikatan ion
terbentuknya ikatan ion
senyawa KBr!
19K
= 2, 8, 8, 1 → K+ (2, 8, 8 ) + e
35Br
= 2, 8, 18, 7 → Br- (2, 8, 18, 8)
Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan KBr dapat
10 10
20
digambarkan sebagai berikut .. Kx + ∙Br: → K+ + Br.. 3.
Menjelaskan proses
Siswa dapat menjelaskan proses
Sebutkan dan jelaskan macam-
Macam-macam ikatan kovalen, yaitu:
terbentuknya ikatan kovalen
terbentuknya ikatan kovalen
macam ikatan kovalen tunggal?
1.
2. 3.
198
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan saham satu elektron untuk digunakan bersama). Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang terjadi akibat adanya penggunaan bersama tiga pasang elektron.
30
LEMBAR KISI-KISI KUIS 02
Lampiran 13. b
KD 3 dari KI 3: 3.4 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Tujuan Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Soal Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa PCl3!
Kunci jawaban Proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi senyawa PCl 3 15P = 2, 8, 5 17Cl = 2, 8, 7 Struktur lewis =
Skor
10 10
30
2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam .
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam .
Jelaskan perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam!
199
Perbandingan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam adalah a. Ikatan kovalen koordinasi Ikatan kovalen koordinasi terjadi apabila elektron yang dipakai bersama berasal dari penyumbangan salah satu atom yang berikatan. b. Ikatan logam Ikatan logam terbentuk akibat adanya gaya tarikmenarik yang terjadi antara muatan positif dari ionion logam dengan muatan negatif dari elektronelektron yang bebas bergerak.
25
25
Lampiran 13. c
LEMBAR KISI-KISI KUIS 03 KD 3 dari KI 3: 3.3 Menganalisis kepolaran senyawa. Indikator soal Menjelaskan kepolaran senyawa
Tujuan Siswa dapat menjelaskan kepolaran senyawa
Soal Jelaskan pengertian ikatan polar dan non polar! Beserta contohnya!
Apa yang menyebabkan ikatan kovalen bersifat polar?
200
Kunci jawaban
Skor
Pengertian senyawa polar dan nonpolar Ikatan polar adalah ikatan yang terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik lebih kuat ke salah satu atom yang berikatan. Elektron akan tertarik lebih kuat ke arah atom dengan keelektronegatifan lebih besar. Contohnya : HCl dan KBr Ikatan nonpolar adalah ikatan yang terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, sama kuat ke semua atom yang berikatan Contohnya : CaCl2 Ikatan kovalen bersifat polar karena karena adanya perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang membentuk senyawa kovalen serta memerhatikan bentuk molekul senyawa yang terjadi. Salah satu akibat dari perbedaan keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi ikatan (terjadinya kutup listrik dalam ikatan kovalen).
25
25 50
LEMBAR KISI-KISI KUIS 04 Lampiran 13. d
KD 3 dari KI 3: Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul
1.
2.
Indikator soal Menjelaskan pengertian gaya van der waals
Menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom.
Tujuan Siswa dapat menjelaskan pengertian gaya van der waals
Siswa dapat menganalisis bentuk molekul melalui jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom.
Soal Sebutkan dua gaya yang termaksud gaya van der waals dan perbedaan keduanya!
Tentukan tipe molekul senyawa berikut dan ramalkan bentuk molekul CO2!
Kunci jawaban Dua gaya Van Der Waals: Gaya dipol adalah gaya yang terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen, seperti HCl, HBr. Gaya dipol sesaat atau gaya London adalah gaya terjadi pada sesama senyawa non polar N2, H2, O2, Br2, dan I2. Menentukan tipe molekul dan bentuk molekul CO2 Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
Skor 25
25
5
5 5 30 5
Bentuk molekul CO2 adalah linear
201
LEMBAR KISI-KISI TUGAS RUMAH 01
Lampiran 14. a
KD 3 dari KI 3: 3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
Tujuan Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
Soal Tentukan struktur lewis unsur-unsur berikut : a. H b. N c. O d. Cl
Kunci jawaban a) 1H:1 (elektron valensi 1) dilambangkan:
Skor 10
b) 7N : 2, 5 (elektron valensi 5) dilambangkan:
10
c) 6O : 2, 6 (elektron valensi 6) dilambangkan:
10
d)
17Cl
: 2, 8, 7
(elektron valensi 7) dilambangkan: 10
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
Siswa proses ion.
dapat menjelaskan terbentuknya ikatan
Jelaskan pengertian ikatan ion, beserta contohnya !
202
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya serah terima elektron dari suatu atom ke atom yang memiliki muatan berbeda sehingga terjadi gaya tarik menarik. Contoh ikatan ion:KCl + 19K = 2, 8, 8, 1 → K (2, 8, 8 ) + e 17Cl = 2, 8, 7 → Cl (2, 8, 8) Dengan menggunakan lambang lewis, pembentukan KCl dapat digambarkan sebagai berikut: .. Kx + ∙Cl: → K+ + Cl .. (KCl merupakan ikatan ion karena adanya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif.)
10
20
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen.
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen.
Jelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO2 dan tentukan jenis ikatannya!
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen dari senyawa CO2 dan menentukan jenis ikatannya. Konfiurasi elektron = 6C= 2,4 Elektron valensi = 4 Konfigurasi elektron = 8O = 2, 6 Elektron valensi = 6 Struktur lewis =
5
5
15 5
203
Senyawa CO2 merupakan jenis ikatan kovalen rangkap 2.
LEMBAR KISI-KISI TUGAS RUMAH 02
Lampiran 14. b
KD 3 dari KI 3: 3.6 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi. Indikator soal 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Tujuan Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa.
Soal Proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dari senyawa HNO2 dan PCl5
Kunci jawaban a. HNO2 1H = 1 7N = 2, 5 8O = 2, 4 Struktur Lewis :
Skor
5
15
5
b. PCl5 15P = 2, 8, 5 17Cl = 2, 8, 7 Struktur lewis =
204
15
2. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam .
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam .
Sebutkan dan jelaskaan sifatsifat fisis senyawa logam?
205
Beberapa sifat fisis logam antara lain: a. Berupa padatan pada suhu ruang Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair. b. Bersifat keras tetapi lentur atau tidak mudah patah jika ditempa. Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu dikenakan gaya luar. c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat pada atom-atom logam. d. Penghantar listrik yang baik Hal ini disebabkan terdapat elektronelektron bebas yang dapat membawa muatan listrik jika diberi suatu beda potensial.
10
10
10
10
e. f.
206
Mempunyai permukaan yang mengkilap Memberi efek foto listrik dan efek termionik Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar, maka akan dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam tersebut. Jika energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut efek foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek termionik.
10 10
LEMBAR KISI-KISI TUGAS RUMAH 03
Lampiran 14. c
KD dari KI 3: 3.1Menganalisis kepolaran senyawa. Indikator Menjelaskan kepolaran senyawa
Tujuan Siswa dapat menjelaskan kepolaran senyawa kovalen
Soal Kelompokkanlah senyawasenyawa berikut berdasarkan kepolarannya. c. BF3 d. PBr3
Kunci jawaban c. BF3 Konfigurasi elektron = 5B = 2, 1 Elektron valensi = 1 9F = 2,7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis =
Skor 5 5
35
Jadi, BF3 merupakan senyawa yang tidak polar. d. PBr3 Konfigurasi elektron = 15P= 2, 8, 5 Elektron valensi = 5 35Br = 2, 8, 18, 7 Elektron valensi = 7 Struktur lewis =
5
5 5
35
207
5
Jadi, PBr3 merupakan senyawa polar karena atom P masih memiliki 1 pasangan elektron bebas .
208
LEMBAR KISI-KISI TES HASIL BELAJAR
Nama sekolah
: SMA Negeri 5 Kupang
Kelas / Semester
:X/1
Lampiran 15. a
Penyusun : Lince MarianaRinu
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator KD dari KI 3 3.5 Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) meteri dan hubunganya dengan sifat fisik materi. 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron ) untuk menentukan bentuk molekul. KD dari KI 4 : 4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) meteri dan hubungannya dengan sifat fisik materi. 4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).
209
Indikator Soal
Tujuan Soal
Mengidentifikasi kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan
Siswa dapat mengidentifikasi kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan dengan menggunakan struktur lewis
No. 1.
2.
THB Soal Unsur yang mengikat dua elektron untuk mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil adalah…. A. 11Na B. 14Si C. 16S D. 19K E. 20Ca Hubungan konfigurasi elektron, cara atom menjadi stabil dan ion yang di bentuk diberikan dalam tabel berikut:
No.
Kulit
Unsur
1.
12P
K 2
L 8
M 2
2.
11Q
2
8
1
3.
20R
2
8
8
4.
17S
2
8
7
5.
10T
2
8
Hubungan yang benar adalah …. A. 1 dan 2 B. 2 dan 4 C. 3 dan 1 D. 3 dan 5
210
N
2
Cara untuk menjadi stabil Melepas kan 2 elektron Melepas kan 1 elektron Melepas kan 2 elektron Menerim a1 elektron Stabil
ion P+2 QR+2 S-
T
Kunci jawaban C
B
Klasifikasi Soal C1
3.
Menjelaskan pengertian ikatan
jenis
Membedakan jenisjenis ikatan kimia
Siswa dapat menjelaskan pengertian ikatan ion
4.
Siswa dapat menjelaskan pengertian dari ikatan kovalen koordinasi
5.
Siswa dapat membedakan jenisjenis ikatan kimia
6.
E. 2 dan 5 Cara untuk mendapat kestabilan atom unsur dengan konfigursi elektron 2, 8, 2 adalah …. A. Melepaskan 2 elektron valensinya dan membentuk ion dengan muatan +2 B. Mengikat 2 elektron dari atom lain dan membentuk ion dengan muatan +2 C. Melepaskan 2 elektron valensinya dan membentuk ion dengan muatan -2 D. Mengikat 2 elektron dari atom lain dan membentuk ion dengan muatan -2. E. Membentuk sepasang elektron dengan atom lain. Gabungan antara atom yang mudah melepaskan elektron dan atom lain yang mudah menerima electron. Pernyataan diatas merupakan pengertian dari….. A. Ikatan kovalen B. Ikatan ion C. Ikatan logam D. Ikatan kovalen koordinasi E. Ikatan kovalen rangkap 2 Yang merupakan pengertian dari ikatan kovalen koordinasi adalah …. A. Ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. B. Ikatan yang terjadi bila pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang memiliki elektron bebas. C. Ikatan yang terjadi antara dua atom yang tidak memiliki elektron bebas. D. Ikatan yang terjadi apabila atom bersifat logam E. Ikatan yang terjadi bila atom bersifat non logam Berikut ini merupakan perbedaan dari ikatan ion dan ikatan kovalen. Pernyataan yang benar adalah…. A. Ikatan ion terbentuk karena adanya atom yang mudah
211
C
B
C2
B
A
C2
Menentukan ikatan ion dalam suatu senyawa
Siswa dapat menentukan ikatan ion dalam suatu senyawa
7.
8.
9.
melepaskan elektron dan mudah menerima elektron, sedangkan ikatan kovalen terbentuk karena adanya pemakaian elektron bersama oleh dua atom yang berikatan. B. Ikatan ion dan ikatan kovalen terbentuk karena atom mudah melepaskan elektron. C. Ikatan ion terbentuk karena adanya pemakaian elektron bersama, sedangkan ikatan kovalen terbentuk karena atom yang terbentuk bersal dari suatu logam D. Ikatan ion dan ikatan kovalen tidak terbentuk. E. Ikatan ion terbentuk karena adanya penggunaan elektron bersama dua pasang elektron, sedangkan ikatan kovalen terbentuk Karena adanya atom yang mudah melepaskan elektron dan mudah menerima elektron. Suatu unsur dengan nomor atom 35 paling mudah membentuk ikatan ion dengan unsur yang memiliki nomor atom…. A. 16 B. 17 C. 19 D. 20 E. 28 Pasangan senyawa dibawah ini yang merupakan senyawa ion adalah …. A. CH4 dan NH3 B. KCl dan HCl C. NaCl dan MgBr2 D. SO2 dan HCl E. H2O dan KBr Bila unsur X mempunyai struktur atom dengan 1 elektron pada kulit terluar, sedangkan unsur Y mempunyai afinitas elektron yang besar, maka ikatan X – Y adalah …. A. Semi polar B. Kovalen koordinasi C. Ion D. Logam
212
C
B
C
C2
10.
11.
Mengelompokkan senyawa ion
Siswa dapat mengelompokkan senyawa ion
12.
13.
14.
E. Kovalen Unsur X memiliki nomor atom 19 bereaksi unsur Y memiliki nomor atom 17 akan membentuk senyawa dengan ikatan ….dan rumus kimianya …. A. Ion, XY B. Kovalen, X2Y C. Ion, X2Y D. Ion, XY2 E. Kovalen, XY Ikatan elektrovalensi mudah terjadi antara unsur-unsur yang ….. A. Titik didihnya tinggi B. Selisih keelektronegatifannya besar C. Selisih energy ionisasinya kecil D. Energi ionisasinya sama E. Keelektronegatifannya sama Kelompok senyawa berikut yang semuanya berikatan ion adalah …. A. NaCl, NH3, dan HF B. NaCl, CaO, dan KBr C. HF, CaO, dan CO2 D. NH3, KBr, dan CO2 E. PCl3, CH4, dan SO2 Diketahui harga elektronegatifan beberapa unsur sebagai berikut : Unsur H N O Cl C Keelektronegatifan 2,1 3,0 3,5 3,0 2,5 Pasangan senyawa kovalen non polar dan kovalen polar adalah …. A. H2 dan O2 B. H2 dan N2 C. NH3 dan HCl D. CCl4 dan H2o E. Cl2 dan CCl4 Ikatan kovalen dalam PCl3 berjumlah …. A. 1 B. 2 C. 5
213
C
A
B
E
E
C2
15.
16.
17.
Menentukan sifat dari jenis ikatan kimia
Siswa dapat menentukan sifat ikatan kovalen
18.
19.
D. 9 E. 3 Senyawa berikut yang berikatan kovalen adalah …. A. NaCl B. KBr C. CaF2 D. HCl E. MgBr Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan kovalen adalah …. A. 17X dan 11Y B. 6R dan 17X C. 20M dan 16T D. 12p dan 17X E. 19A dan 35B Ikatan yang terdapat dalam molekul Br2 adalah ikatan …. A. Van der Walls B. Ikatan kovalen polar C. Ikatan ion D. Ikatan kovalen non polar E. Ikatan kovalen koordinasi Senyawa kovalen non polar tidak dapat bercampur dengan air. Senyawa berikut yang merupakan kovalen non polar adalah …. A. Alkohol B. Bensin C. Garam dapur D. Gula E. H2SO4 Berikut ini merupakan sifat fisis dari senyawa ion adalah …. A. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi,keras tetapi rapuh, berupa padatan pada suhu ruang dapat menghantarkan listrik dalam fasa cair. B. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi,keras tetapi rapuh,tidak dapat menghantarkan listrik. C. Umumnya tidak larut dalam air, mempunyai titik didih dan titik didih yang rendah.
214
C
B
D
B
A
C2
Menentukan jenisjenis ikatan kovalen
Siswa dapat menentukan ikatan kovalen rangkap dua dalam suatu molekul
20.
21.
22.
Siswa dapat menentukan ikatan kovalen rangkap tiga
23.
D. Mempunyai permukaan yang mengkilap, memberi efek fotolistrik E. Tidak larut dalam air dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Molekul berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua adalah …. A. Cl2 B. N2 C. NH3 D. CH4 E. C2H4 Metana adalah gabungan dari 1 atom C dan 4 atom H yang berikatan secara ….. A. Kovalen rangkap dua B. Ionik C. Kovalen koordinasi D. Kovalen tunggal E. Ikatan logam Dibawah ini merupakan ikatan kovalen rangkap dua, kecuali….. A. N2 B. CO2 C. NH3 D. HCl E. Cl2 Molekul berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga adalah …. Nomor atom H = 1, N = 7, O = 8, F = 9, Cl = 17 A. H2 B. F2 C. Cl2 D. O2 E. N2
215
E
D
D
E
C2
Menentukan ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa
Siswa dapat menentukan ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa
24.
25.
26.
27.
Mengelompokan jenis ikatan kovalen koordinasi dalam suatu senyawa
Siswa dapat mengelompokan jenis ikatan kovalen koordinasi
28.
Berikut ini senyawa yang merupakan ikatan kovalen koordinasi adalah …. A. H2O B. HF C. PCl3 D. NaCl E. Br2 Ikatan yang terdapat pada senyawa NH3 dan BF3 adalah …. A. Ikatan ion B. Ikatan logam C. Ikatan hydrogen D. Ikatan kovalen E. Ikatan kovalen koordinasi Di antara senyawa dibawah ini yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah …. A. H3O+ B. CO2 C. NH3 D. H2O E. H2S Ikatan kovalen koordinasi terdapat senyawa …. A. C3H8 B. H2O C. HNO3 D. NaBr E. NaCl Di antara kelompok senyawa dibawah ini yang merupakan ikatan kovalen koordinasi adalah …. A. HF, HCl, HBr, dan HI B. SO2, NH3, N2O5, dan NH4OH C. CH4, BF3, CO2, dan Br2 D. Cl2, Br2, C2H5OH, dan HF E. NH3, H2O, CO2, dan Br2
216
C
C2
E
A
C
B
C2
Menyebutkan sifat kepolaran suatu senyawa
Siswa dapat menyebutkan sifat kepolaran suatu senyawa
29.
30.
Menghubungkan antara keelektronegatifan dengan kepolaran suatu senyawa
Siswa dapat menghubungakan antara keelektronegatifan dengan kepolaran suatu senyawa
31.
Menghubungkan letak suatu golongan dengan ikatan ion
Siswa dapat menghubungkan letak suatu golongan dengan ikatan ion
32.
33.
Senyawa di bawah ini bersifat polar, kecuali …. A. CCl4 B. HF C. H2O D. H2S E. NH3 Senyawa hidrogen berikut yang sangat bersifat polar adalah …. A. HI B. HBr C. HCl D. H2O E. HF Diketahui harga keelektronegatifan beberapa unsur sebagai berikut Unsur H F O Cl Br Keelektronegatifan 2,1 4,0 3,5 3,0 2,0 Senyawa yang memiliki kepolaran terkecil adalah …. A. Cl2 B. HBr C. H2O D. HF E. HCl Unsur-unsur yang terdapat pada golongan alkali akan berikatan ion dengan unsur-unsur golongan …. A. IA dan IIA B. IIA dan IVA C. IVA dan VA D. VA dan IIIA E. VIA dan VIIA Susunan ion stabil dimiliki oleh unsur-unsur golongan …. A. IA B. IIA C. VA D. VIIIA E. VIIA
217
A
C1
E
B
E
D
C3
C3
Menentukan bentuk molekul
Siswa dapat menentukan bentuk molekul
34.
35.
36.
Menentukan pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas yang terdapat dalam suatu molekul
Menghubungkan antara sudut ikatan dengan bentuk
Siswa dapat menentukan pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas yang terdapat dalam suatu molekul
37.
Siswa dapat menghubungkan antara sudut ikatan
39.
38.
Molekul yang di sekeliling atom pusat terdapat empat pasangan elektron. Ikatan yang terbentuk adalah …. A. Linear B. Tetrahedral C. Piramida trigonal D. Piramida segi empat E. Oktahedral Jika nomor atom C dan O2berturut-turut 6 dan 8, maka senyawa CO2mempunyai bentuk …. A. Tetrahedral B. Bipiramida trigonal C. Octahedral D. Linear E. Bentuk T Molekul berikut mempunyai bentuk dasar yang sama, kecuali ….. A. H2O B. CH4 C. NH3 D. PCl3 E. BF3 Dalam molekul PF5 terdapat …. A. 3 PEB dan 2 PEI B. 4 PEB dan 1 PEI C. 1 PEB dan 4 PEI D. 5 PEB E. 5 PEI Senyawa dibawah ini memiliki PEB berjumlah 1, kecuali …. A. SO2 B. NH3 C. H2O D. TeCl4 E. CH4 Sudut ikatan yang terdapat dalam bentuk molekul planar segi empat adalah …. A. 600
218
B
C2
D
B
D
D
B
C3
molekul
dengan molekul
bentuk
Menghubungkan antara bentuk molekul dengan teori VSEPR
Siswa dapat menghubungkan antara bentuk molekul dengan teori VSEPR
40.
B. 900 C. 1200 D. 1500 E. 1800 Jika : X = [Ar]4s2-3d10-4p5 Y= [Ar]5s2-4d105p1 Maka senyawa yang terbentuk adalah …. A. XY,linear B. XY3,segitiga planar C. XY5,bipiramida trigonal D. YX3, piramida trigonal E. YX3, segitiga planar
219
A
C3
LEMBAR KISI-KISI SOAL ESSAY
Nama Sekolah Kelas/semester Indikator Soal Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilan
: SMA NEGERI 5 KUPANG : X/1 Tujuan Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilan.
No. 1.
2.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
Lampiran 15. b
Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
3.
Soal Jelaskan proses sulfur mencapai kestabilan! Jawaban: Sulfur mencapai kestabilan apabila menerima 2 elektron dari atom lain dengan menggunakan struktur lewis. 16S = 2, 8, 6 xx xx S xx Apakah semua senyawa kovalen mengikuti kaidah oktet? Jelaskan. Jawaban: Kaidah oktet adalah kecenderungan atom-atom mencapai kestabilan dengan memiliki 8 elektron valensi. Berhubungan dengan ikatan kovalen, tidak semua senyawa kovalen mengikuti kaidah oktet. Misalkan senyawa BH3, senyawa ini stabil dengan memiliki 6 elektron valensi. Namun tidak memenuhi kaidah oktet.
Skor 10
5
C2
Kelompokkanlah senyawa-senyawa berikut berdasarkan jenis ikatan kimianya!
20
C2
a. b. c.
CaO NH4Cl NH3
Jawaban:
220
Klasifikasi C2
a.
b.
CaO 20Ca = 2, 8, 8, 2 8O = 2, 6 Rumus struktur: .. Ca : = :O: Rumus struktur: Ca=O CaO merupakan jenis ikatan kovalen rangkap dua NH4Cl 7N = 2, 5 1H = 1 17Cl = 2, 8, 7 Rumus struktur: H Cl
H —N —
c.
H
H NH4Cl merupakan jenis ikatan kovalen koordinasi. NH3 7N = 2, 5 1H = 1 ●● H — N— H │ H NH3 merupakan jenis ikatan ion.
221
Menjelaskan sifat fisik dari jenis-jenis ikatan kimia.
Siswa dapat menjelaskan sifat fisik dari jenis-jenis ikatan kimia.
4.
Jelaskan perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen! Jawaban: Senyawa ion:
5
Bersifat keras tetapi rapuh. Mempunyai titik leleh dan titik didih ylang tinggi. Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik. Tidak dapat menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi listrik dalam fasa cair.
Senyawa kovalen:
Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas.
Siswa dapat meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron terikat dan pasangan elektron bebas.
5.
Bersifat lunak dan tidak rapuh Umumnya mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah. Pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi dalam pelarutl organic.
Ramalkan bentuk molekul dari CCl4 dan SCl4, gambarkan struktur Lewisnya dan klasifikasi VSEPR, dan bentuk molekulnya! Jawaban: a. CCl4 6C = 2, 4 17Cl = 2, 8, 7
PEB = 0 dan PEI = 4 tipenya adalah AX4E0
222
10
Bentuk molekulnya adalah tetra hedral. b. SCl4 15P = 2, 8, 5 17Cl
= 2, 8, 7
PEB = 0 dan PEI = 5 tipenya adalah AX5 Bentuk molekulnya adalah tetragonal piramida
223
Lampiran 16
LEMBAR PENGAMATAN DAN ANGKET SPRITUAL (KI-1) SISWA A. LEMBAR OBSERVASI SPIRITUAL (KI-1) a. Lembar Observasi Aspek Spiritual (KI-1)
Skor No
Aspek yang dinilai
Keterangan 1 2 3
1.
Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa rahmat dan
2.
Bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa
b. Rubrik Penilaian Aspek Spiritual (KI-1)
No
Aspek yang dinilai
Rubrik
1.
Mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
1. Tidak menunjukkan sikap yang benar dalam berdoa dan tidak berdoa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut 2. Menunjukkan sikap yang benar dalam berdoa dan tidak berdoa sesuai dengan keyakinan dan keprcayaan yang dianut 3. Menunjukkan sikap yang benar dalam berdoa dan berdoa sesuai dengan keyakinan dan keprcayaan yang dianut.
2.
Bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
1. Tidak menunjukkan sikap bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan hanya saat bahagia saja. 3. Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa baik saat bahagia maupun saat susah.
224
B.
LEMBAR ANGKET SPIRITUAL (KI -1) Nama Peserta Didik
: ………………….
Kelas
:………………….
Materi Pokok
:………………….
Tanggal
:………………….
Petunjuk : 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) pada pernyataan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari 3. Ket:
3 : Selalu (S) 2 : Kadang-kadang (KK) 1 : Tidak Pernah (TP)
Pilihan No
Pernyataan TP
1.
Saya mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sebelum menjalankan proses pembelajaran
2.
Saya mengagungkan kebesaran Tuhan YME dengan berdoa sesudah menjalankan proses pembelajaran
3.
Saya menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi yang terjadi disekitar kita sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
dengan
membuat
kesimpulan
pembelajaran
225
disetiap
akhir
KK
S
Lampiran 17
LEMBAR PENGAMATAN DAN ANGKET SOSIAL (KI-2) SISWA A. LEMBAR OBSERVASI SOSIAL (KI- 2) a. Lembar Observasi Sosial (KI- 2) Skor No
Aspek yang dinilai
Keterangan 1
1.
Rasa ingin tahu untuk mencari informasi yang berkaitan dengan materi ikatan kimia dalam bahan ajar dan sumber lain untuk menganalisis data
2.
Disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu
3.
Jujur dalam menggunakan, mengolah, mengungkapkan dan menganalisis data materi ikatan kimia.
4.
Tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran.
5.
Toleransi selama kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok
6.
Gotong royong dalam menyelesaikan laporan dan diskusi kelompok
7.
Santun dalam mengikuti pelajaran dan menyampaikan pendapat
226
2
3
b. Rubrik Penilaian Observasi Sosial (KI ) No
Aspek yang dinilai
Rubrik
1.
Rasa ingin tahu dalam mencari informasi dalam bahan ajar dan sumber lain untuk menganalisis data
1. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia 2. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia 3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari informasi dalam bahan ajar yang berkaitan dengan materi ikatan kimia.
2.
Disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu
1. Tidak menunjukan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu 2. Menunjukan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran tetapi masuk kelas tidak tepat waktu 3. Menunjukan sikap disiplin dalam mengikuti pembelajaran dan masuk kelas tepat waktu
3.
Jujur dalam menggunakan, mengolah, mengungkapkan dan menganalisis data materi ikatan kimia.
1. Tidak menunjukkan kejujuran dalam menyelesaikan soal-soal dalam LDS dan LKS dan berusaha mencari jawaban dari teman lain dengan cara menyontek untuk menyelesaikan tugas individu. 2. Menunjukkan kejujurannya dalam menyelesaikam soal-soal dalam LDS dan LKS namun kurang menunjukkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas individu. 3. Menunjukkan kejujurannya dalam menyelesaikam soal-soal dalam LDS dan LKS dan menunjukkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas individu.
4.
Tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran baik diskusi maupun kerja kelompok
1. Tidak bertanggung jawab dalam dalam mepersentasikan hasil diskusi dan dalam menggunakan alat-alat praktikum serta tidak menjaga keselamatan kerja selama kegiatan praktikum. 2. Bertanggung jawab dalam mepersentasikan hasil diskusi dan dalam menggunakan alat-alat praktikum tetapi tidak menjaga keselamatan kerja selama kegiatan praktikum. 3. Bertanggung jawab dalam mepersentasikan hasil diskusi dan dalam menggunakan alat-alat praktikum dan menjaga keselamatan kerja selama kegiatan praktikum.
227
5
Toleransi dalam kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok
1. Tidak menghargai teman yang sedang belajar dan tidak mampu menghargai pendapat teman dari kelompok lain. 2. Menghargai teman yang sedang belajar namun tidak mampu menerima pendapat, kritikan dan saran dari kelompok lain. 3. Menghargai teman yang sedang belajar dan mampu menerima pendapat, kritikan dan saran dari kelompok lain.
6.
Gotong royong 1. Tidak menunjukkan sikap gotong royong dalam dalam melakukan praktikum, mengerjakan laporan praktikum menyelesaikan dan diskusi kelompok laporan dan diskusi 2. Menunjukkan sikap gotong royong dalam melakukan kelompok praktikum namun tidak menunjukkan sikap kerja sama dalam mengerjakan laporan praktikum dan diskusi kelompok. 3. Menunjukkan sikap gotong royong dalam melakukan praktikum, meyelesaikan laporan praktikum dan diskusi kelompok. Santun dalam 1. Tidak menunjukkan sikap santun selama kegiatan mengikuti pelajaran pembelajaran, saat menyampaikan pendapat dan dan menyampaikan menjawab pertanyaan dari kelompok lain saat pendapat presentase kelompok. 2. Menunjukkan sikap santun selama kegiatan pembelajaran dan saat praktikum berlangsung tetapi tidak santun dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain saat presentase kelompok. 3. Menunjukkan sikap santun baik dalam kegiatan pembelajaran, saat praktikum maupun dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain saat presentase kelompok.
228
B.
LEMBAR ANGKET SOSIAL (KI- 2) Nama Peserta Didik
: ………………….
Kelas
:………………….
Materi Pokok
:………………….
Tanggal
:………………….
Petunjuk : 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) pada pernyataan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari 3. Ket:
3 : Selalu (S) 2 : Kadang-kadang (KK) 1 : Tidak Pernah (TP)
A. Rasa Ingin Tahu
No
Pilihan Pernyataan TP 1.
Saya menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, dalam dalam kegiatan baik kelompok maupun individu.
2.
Saya antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran baik dalam kelompok maupun individu.
3.
Saya berpartisipasi dalam proses pembelajaran baik melalui kegiatan kelompok maupun secara individual
229
KK
S
B. Jujur
No
Pilihan
Pernyataan TP
1.
KK S
Saya menyelesaikan tugas individu dan soal-soal dalam LDS dan LKS apa adanya.
C. Tanggung Jawab
No
Pilihan
Pernyataan TP
1.
KK S
Saya bertanggung jawab dalam mempersentasikan hasil diskusi dan menggunakan alat-alat praktikum
D. Toleransi
No 1.
Pernyataan
Pilihan TP
KK S
Saya menghargai teman yang sedang belajar dan mampu menerima pendapat, kritikan dan saran dari kelompok lain.
E. Gotong Royong
No
Pernyataan
1.
Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan soal-soal yang ada dalam LDS dan atau LKS.
2.
Saya bergotong royong dengan teman kelompok saat mengerjakan tugas atau PR.
3.
Saya bergotong royong dengan petugas piket harian dikelas untuk membersihkan kelas.
230
Pilihan TP KK S
F. Disiplin
No
Pilihan
Pernyataan TP
1.
Saya disiplin dalam mengikuti pembelajaran masuk kelas tepat waktu
2.
Saya berada ditempat pembelajaran berlangsung
3.
Saya mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok dengan antusias
duduk
selama
KK S
proses
G. Santun
No
Pilihan
Pernyataan TP
1.
Saya santun saat menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
231
KK S
Lampiran 18
LEMBAR PENGAMATAN ASPEK KETERAMPILAN (KI-4) SISWA
A. Lembar pengamatan aspek psikomotor (praktek) siswa a. Lembar Penilaian Kemampuan Psikomotor (RPP 02) Skor No
Rincian Tugas Kinerja 4
1.
2. 3. 4.
3
2
1
Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang tertera pada Lembar Kerja Siswa (LKS) Merangkai alat dengan benar. ketepatan menggosok mistar sampai panas Ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli). A : Menentukan arah cucuran larutan B : Posisi / arah mata benar.
b. Rubrik Penilaian Psikomotor (RPP 02) Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Penilian
a. Persiapan Alat Dan Bahan Praktikum Siswa menyiapkan alat dan bahan praktikum sesuai petunjuk yang tertera pada Lembar Kerja Siswa (LKS) b. Merangkai alat dengan benar.
c. Ketepatan menggosok mistar sampai panas
232
4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru 4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru 4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru
d. Ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli). A : Menentukan arah cucuran larutan B : Posisi / arah mata benar.
4 : Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru 3 : Sebagian besar dikerjakan oleh siswa 2 : Sebagian besar dibantu oleh guru 1 : Semuanya dibantu oleh guru
c. Lembar Pengamatan Kemampuan Psikomotor (RPP 04) Skor No
Rincian Tugas Kinerja 4
1.
Keterampilan menyiapkan alat dan bahan
2.
Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom Merangkai bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana
3.
3
2
1
d. Rubrik Penilaian Keterampilan RPP 04
No. 1
2.
3
Aspek yang dinilai Keterampilan menyiapkan alat dan bahan
Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom
Merangkaikan bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana
Kategori
Kriteria penilaian
4
Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru Sebagian besar dikerjakan oleh siswa Sebagian besar dibantu oleh guru Semuanya dibantu oleh guru Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru Sebagian besar dikerjakan oleh siswa Sebagian besar dibantu oleh guru Semuanya dibantu oleh guru Dilakukan oleh siswa tanpa bantuan guru Sebagian besar dikerjakan oleh siswa Sebagian kecil dikerjakan oleh siswa Semuanya dibantu oleh guru
3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
233
B. Lembar Penilaian Dan Rubrik Penilaian Laporan Portofolio a. Lembar Penilaian Laporan Portofolio Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
: X MIA/I (SATU)
Tahun Ajaran
: 2014/2015
Waktu Pengamatan : Berilah tanda () pada kolom-kolom sesuai pengamatan No Nama siswa
Kajian teori/dasar teori 4 3 2 1
Prosedur Eksperimen 4
3
2
1
Hasil dan Pembahasan 4
3
1. 2. 3. 4. 5. Keterangan 1. D = Kurang 2. C = Cukup 3. B = Baik 4. A = Sangat baik
234
2
Simpulan dan Saran 1
4
3
2
1
Daftar Pustaka 4
3
2
1
Lampiran 4
3
2
1
b. Lembar Rubrik Penilaian Laporan Portofolio Aspek Penilaian (1) Kajian teori/dasar teori
(2) Prosedur eksperimen
4 Kajian teori/dasar teori ditulis dengan memenuhi poin berikut: 1) Terdapat teori yang relevan 2) Terdapat hasil eksperimen sebelumnya yang relevan 3) Terdapat kerangka berfikir dalam membangun argumentasi teoritik bahwa eksperimen yang akan dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan
Prosedur eksperimen dituliskan pengumpulan data dengan memenuhi komponen berikut: 1) Alat dan bahan 2) Rancangan eksperimen (gambar rancangan eksperimen dan langkahlangkah eksperimen)
SKOR 3 2 Kajian teori/dasar teori ditulis, Kajian teori/dasar teori ditulis, namun terdapat satu poin dari namun terdapat dua poin dari tiga tiga poin berikut tidak poin berikut tidak memenuhi : memenuhi : 1) Terdapat teori yang relevan 1) Terdapat teori yang relevan 2) Terdapat hasil eksperimen 2) Terdapat hasil eksperimen sebelumnya yang relevan sebelumnya yang relevan 3) Terdapat kerangka berfikir 3) Terdapat kerangka berfikir dalam membangun dalam membangun argumentasi teoritik bahwa argumentasi teoritik bahwa eksperimen yang akan eksperimen yang akan dilaksanakan dapat dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan menyelesaikan permasalahan Prosedur eksperimen Prosedur eksperimen pengumpulan data dituliskan, pengumpulan data dituliskan, namun terdapat satu poin dari namun terdapat dua poin dari lima poin berikut tidak lima poin berikut tidak terpenuhi: terpenuhi: 1) Rumusan masalah 1) Rumusan masalah 2) Rumusan hipotesis 2) Rumusan hipotesis 3) Variabel eksperimen 3) Variabel eksperimen 4) Alat dan bahan 4) Alat dan bahan 5) Rancangan eksperimen 5) Rancangan eksperimen (gambar rancangan eksperimen (gambar rancangan dan langkah-langkah eksperimen dan langkaheksperimen) langkah eksperimen)
235
1 Kajian teori/dasar teori ditulis, namun tiga poin berikut tidak tidak terpenuhi: 1) Terdapat teori yang relevan 2) Terdapat hasil eksperimen sebelumnya yang relevan 3) Terdapat kerangka berfikir dalam membangun argumentasi teoritik bahwa eksperimen yang akan dilaksanakan dapat menyelesaikan permasalahan
Prosedur eksperimen pengumpulan data dituliskan, namun terdapat tiga poin atau lebih dari lima poin berikut tidak terpenuhi: 1) Rumusan masalah 2) Rumusan hipotesis 3) Variabel eksperimen 4) Alat dan bahan 5) Rancangan eksperimen (gambar rancangan eksperimen dan langkahlangkah eksperimen)
(3) Hasil dan pembahasan
Hasil yang berupa data, dianalisis secara lengkap yang meliputi enam poin berikut: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori
(4) Simpulan dan saran
Kesimpulan dan saran ditulis dengan memenuhi poin berikut: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan kesimpulan dengan pernyataan hipotesis
Hasil yang berupa data, dianalisis namun terdapat satu hingga dua poin dari enam poin berikut tidak terpenuhi: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori Kesimpulan dan saran ditulis, namun terdapat satu poin dari empat poin berikut yang tidak terpenuhi: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan
236
Hasil yang berupa data, dianalisis namun terdapat tiga hingga empat poin dari enam poin berikut tidak terpenuhi: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori
Hasil yang berupa data, dianalisis namun terdapat lebih dari empat poin dari enam poin berikut tidak terpenuhi: 1) Data dianalisis dengan teknik/metode yang tepat 2) Data dianalisis dengan memperhitungkan taraf kesalah/ketelitian pengukuran 3) Data dituliskan sesuai dengan aturan angka penting 4) Data dituliskan berserta satuan yang digunakan 5) Data disajikan dalam bentuk grafik/tabel dan diberikan pejelasan 6) Dilakukan perbandingan antara data hasil eksperimen dengan nilai secara teori
Kesimpulan dan saran ditulis, namun terdapat dua poin dari empat poin berikut yang tidak terpenuhi: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan kesimpulan dengan pernyataan hipotesis
Kesimpulan dan saran ditulis, namun terdapat lebih dari tiga poin dari empat poin berikut yang tidak terpenuhi: 1) Kesimpulan bersifat valid, yaitu ditulis berdasarkan analisis data percobaan 2) Terdapat perbandingan antara kesimpulan hasil percobaan dengan literatur/teori 3) Terdapat penjelasan mengenai hubungan kesimpulan dengan pernyataan hipotesis
4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya
(5) Daftar pustaka
(6) Lampiran
Daftar pustaka ditulis dengan memenuhi poin berikut: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara asli, 2) Data proses analisis yang dianggap penting
kesimpulan dengan pernyataan hipotesis 4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya Daftar pustaka ditulis namun satu poin dari tiga poin berikut tidak terpenuhi: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara asli, 2) Data proses analisis namun tidak lengkap
237
4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya
4) Terdapat saran yang sesuai dengan temuan yang dapat digunakan untuk perbaikan eksperimen berikutnya
Daftar pustaka ditulis namun dua poin dari tiga poin berikut tidak terpenuhi: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara asli,
Daftar pustaka ditulis namun tiga poin berikut tidak terpenuhi: 1) Penulisan sesuai dengan aturan 2) Konsisten 3) Memuat literatur-literatur yang ada dalam badan laporan Terdapat lampiran yang meliputi : 1) Data laporan sementara namun foto copy
Lampiran 19. a
LEMBAR VALIDASI ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Variabel
Sub. Variabel
Indikator
Percaya diri
Keyakinan akan kemampuan diri
Kemauan dari dalam diri untuk berusaha Mudah menyesuaikan diri Memiliki kelebihan Kemandirian
Bertanggung Jawab Optimis
Jumlah item
No. Item
5
1, 5, 18, 19
4
2, 4, 6, 11
4
7, 15, 16, 20 3, 8, 9, 12, 17
5
Tidak mudah 2 10, 13 menyerah Memiliki fisik yang 1 14 menunjang Jumlah 20 20 (Diadaptasi dari Jurnal skripsi Yenny Qomarih Istiqomah) dan validator Ibu Margaretha Dhiu.
238
Lampiran 19. b
ANGKET KEPERCAYAAN DIRI Nama : Kelas : I. PETUNJUK PENGISIAN a. Bacalah dengan cermat dan teliti semua pernyataan dan jawablah sesuai dengan apa yang ada rasakan, alami, dan lakukan. b. Berilah tanda checklist pada salah satu alternatif jawaban yang anda anggap sesuai dengan pengalaman anda. Keterangan: TP
: Tidak Pernah
KK
: Kadang-kadang
S
: Sering
SS
: Sangat Sering
Dengan bobot penilaian antara lain: TP = 4, KK = 3, S = 2, SS = 1 II. SOAL No. 1.
2.
3. 4.
Pernyataan Saya merasa tidak mempunyai kemauan untuk belajar kimia khususnya ikatan kimia Saya merasa tidak mampu ketika diminta mengerjakan soal ikatan kimia di depan kelas Saya merasa bergantung pada orang lain Saya mengandalkan orang lain dalam mengerjakan soal-soal ikatan kimia
239
TP
J
KK
S
SS
5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17. 18.
Saya merasa tidak mempunyai kemauan untuk prestasi yang baik Saya merasa orang lain lebih mampu dari pada saya Saya lebih suka mencari sendiri bila ada materi kimia yang belum saya mengerti dari pada bertanya kepada teman Saya merasa sulit tampil diantara teman Saya tidak mau bergaul dengan temanteman saya Saya merasa tidak memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang Saya merasa tidak yakin akan tujuan hidup saya Saya merasa kesulitan bergaul dengan orang yang belum di kenal Saya merasa tidak memiliki hal-hal yang menarik dalam diri saya Saya merasa tidak memiliki hal-hal yang menunjang penampilan saya Saya berusaha agar pengalaman buruk dimasa lalu tidak masih mempengaruhi diri saya Saya merasa bahwa kegagalan tidak mempengaruhi diri saya Saya tidak bisa mengambil inisiatif untuk mengejar sesuatu Saya tidak yakin dengan masa depan saya
19. Saya mudah bingung mengerjakan soalsoal ikatan kimia 20. Saya mudah putus asa
240
Lampiran 20.a.1
LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 01) Nama Sekolah
: SMA Negeri 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
:I
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Struktur lewis, ikatan ion, ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1
keterlaksanaan YA TIDAK
Aspek yang diamati
Penilaian 2 3 4
Pendahuluan
4
1. Guru menyapa siswa.
√
2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen.
2
1
4
√
√
3
√
4
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
4
6. Guru membagi bahan ajar.
√
Kegitan Inti Mengamati a. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
241
3
3 √
Menanya b. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data c. Guru menjelaskan mengenai konfigura si elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. d. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok e. Guru membagi LDS kepada siswa f. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi g. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : h. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen i. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa Menilai j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. k. Guru memberikan penilaian proses kepada siswa. l. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsure, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 3
√
√
3
3
√
3
√
3
√
3
√
√
√
√
3
3
3
3
√
3
√
3
Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang masih belum dipahami. 2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah.
242
√
3
√
3
√
3
4. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. guru memberikan salam penutup. 4
5
Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran 2. Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa
Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat 1
(Drs. Aloysius Muda)
243
√
3
√
3
√
3
√
3
√
3
Lampiran 20.a.2 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 01) Nama Sekolah
: SMA Negeri 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
:I
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Struktur lewis, ikatan ion, ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1
keterlaksanaan Ya Tidak
Aspek yang diamati
Penilaian 2 3 4
Pendahuluan 3
√
1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen.
2
1
√
3
√
3
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
6. Guru membagi bahan ajar.
√
Kegitan Inti Mengamati a. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
244
4
√ 3
4
3 √
Menanya b. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data c. Guru menjelaskan mengenai konfigurasi elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. d. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok e. Guru membagi LDS kepada siswa f. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi g. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : h. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen i. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa
3
Menilai j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. k. Guru memberikan penilaian proses kepada siswa. l. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsure, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang masih belum dipahami. 2. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 4. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk
245
3
√
3
√
√
3
√
3
√
3
3
√
4
√
√
√
3
4
√
4
√
4
√
4
√
4
√
4
√
4
berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 5. guru memberikan salam penutup. 4
5
Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran 2. Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa
Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat II
(Genoveva Wunga, S.Pd)
246
√ √
4 4
√
4
√
4
Lampiran 20. b.1 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 02)
Nama Sekolah
: SMA Negeri 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
: II
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1
keterlaksanaan Ya Tidak
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa.
Penilaian 2 3 4
√
3
√
3
√
3
√
3
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
3
6. Guru membagi bahan ajar.
√
3
2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.
2
1
Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan kovalen koordinasi dari senyawa ion NH4+ menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
247
3 √
Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LDS kepada siswa
3
6. guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 9. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
248
√
√
3
3
√
3
√
3
√
3
4
√
√ √
√
3
3
3
4
√
3 √ √
3
√
3
d. Guru memberikan salam penutup. 4
5
Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran
2. Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 )
Pengamat 1
(Drs. Aloysius Muda)
249
√
3
√
3
√
√
3
3
Lampiran 20. b.2
LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 02)
Nama Sekolah
: SMA N 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
: II
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1
keterlaksanaan Ya Tidak
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
√
4
√
4
√
4
√
4
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
4
6. Guru membagi bahan ajar.
√
4
1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.
2
Penilaian 1 2 3 4
Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan kovalen koordinasi dari senyawa ion NH4+ menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang
250
3 √ 4
3
materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LDS kepada siswa
√
√
3
6. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam
√
3
9. Guru menilai hasil diskusi kelompok siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. Penutup
√
a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam d. Guru memberikan salam penutup.
251
3 √ 4
√
4 √
3 √ 3
3 √
4
√
3 √ √
√
√
4
3
4
4
5
Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran
2. Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 ) Pengamat II
(Genoveva Wunga, S.Pd)
252
√ √
√
3
4
4
Lampiran 20. c.1 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 03) Nama Sekolah
: SMA N 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
: III
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Kepolaran senyawa kovalen
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. keterlaksanaan No
Ya 1
Tidak
1
2
3
4
Pendahuluan 4
√
1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Kepolaran senyawa kovalen 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
3
√
3
√
4
√
4
√
6. Guru membagi bahan ajar. 2
Penilaian
Deskripsi Kegiatan
3
Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
253
3 √
3
Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut .
√
Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen
√
3
4
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS kepada siswa
√
6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen . Mengasosiasi : 8. . Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan : 9. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kepolaran senyawa kovalen Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa. 12. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kepolaran senyawa kovalen Penutup
√
3
√
3
a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen
254
3
√
√
√
4
3
3
4
√ √
3
√
√
4
3
√
3
√
3
4
Pengelolaan Waktu
5
1. Guru mengawali dan pelajaran tepat waktu Suasana Kelas
mengakhiri
√
a.
Guru antusias
√
b.
Siswa antusias
√
Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 )
Pengamat 1
(Drs. Aloysius Muda)
255
3
4 4
Lampiran 20. c.2 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 03) Nama Sekolah
: SMA N 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
: III
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Kepolaran senyawa kovalen
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1
2
keterlaksanaan Ya Tidak
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa.
1
Penilaian 2 3 4 4
√
2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Kepolaran senyawa kovalen 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut . Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen 4. Guru membagi siswa ke dalam
256
√
√
4
3
√
4
√
4
√
4
3 √
4 √ 4
√ √
3
3
4
5
beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS kepada siswa 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan. 7. guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen . Mengasosiasi : 8. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan : 9. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kepolaran senyawa kovalen Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa. 12. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kepololaran senyawa kovalen Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat waktu Suasana Kelas a. Guru antusias b. Siswa antusias
257
√
4
√
3
√
3
4 √
4
√
√
3
√
4
√
4
√
4
√
4
√
3
3 √ √ √
4 4
Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 )
Pengamat II
(Genoveva Wunga, S.Pd)
258
Lampiran 20. d.1 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 04)
Nama Sekolah
: SMA N 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
: IV
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Gaya Interaksi Antar molekul Dan Bentuk molekul
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1
keterlaksanaan Ya Tidak
Deskripsi Kegiatan
Penilaian 1 2 3 4
Pendahuluan 3
2
1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktur H2O Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai bentuk molekul apakah pada struktur
259
√
√
4
√
4
√ √ √
3 4 4 4
√ 4 √
3
tersebut Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS kepada siswa 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen . Mengasosiasi 8. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 9. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa. 12. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai gaya antar molekul dan bentuk molekul Penutup a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang masih belum dipahami. b. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang gaya antar molekul dan bentuk molekul d. Guru memberikan salam penutup.
4
Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali
dan
mengakhiri
260
4 √ √
3
√
3
√
3
√
3
3 √
3 √
4 √ √
4
√
4
√
3
√
3
√
4
√
4
√
4
5
pelajaran tepat waktu Suasana kelas a. Guru antusias b. Siswa antusias
Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 )
Pengamat 1
(Drs. Aloysius Muda)
261
√
4
√
4
Lampiran 20. d.2 LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC (RPP 04) Nama Sekolah
: SMA N 5 KUPANG
Peneliti
: Lince Mariana Rinu
Pertemuan
: IV
Kelas/ Semester
:X/I
Materi Pokok
: Gaya Interaksi Antar molekul Dan Bentuk molekul
Petunjuk : Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Penilaian dengan cara memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai. No 1
keterlaksanaan Ya Tidak
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa.
Penilaian 1 2 3 4 3
√ 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2
3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktur H2O Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai bentuk molekul apakah pada struktur tersebut
262
√
3
√
3
√ √ √
4 3 3 3
√ 3 √
3
4
5
Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS kepada siswa 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen . Mengasosiasi 8. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 9. Guru mempertegas konsep dengan menyimpulkan semua jawaban dari siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa. 12. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai gaya antar molekul dan bentuk molekul Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah c. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang gaya antar molekul dan bentuk molekul d. Guru memberikan salam penutup. Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat waktu Suasana kelas a. Guru antusias b. Siswa antusias
263
3 √ √
3
√
4
√
3
√
3
3 √
3 √
3 √ √
3
√
3
√
3
√
4
√
3
√
3
√
3
√
3
√
3
Keterangan: Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 ) Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 ) Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 ) Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 )
Pengamat II
(Genoveva Wunga, S.Pd)
264
Lampiran 21. a HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 01
No 1
2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 01 RataP1 P2 X Kategori rata
Aspek yang Diamati Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa mengamati gambar struktur Lewis beberapa unsur kepada siswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai konfigurasi elektron gas mulia, proses terjadinya ikatan ion dan kovalen berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LDS kepada siswa 6. Guru membimbing kegiatan diskusi
berlangsungnya
Megasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan
265
4
3
3.5
4
3
3.5
3.50 3
3
3.0
4
4
4
4 3
3 4
3.5 3.5
3
3
3.0
3
3
3 3.18
3
3
3
3
3
3.0
3
3.0
3
3
3
3
3
3
3
BAIK
BAIK
berdasarkan data-data yang diperoleh Mengkomunikasikan : 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang kesetabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen 9. Guru menilai hasil diskusi siswa
3
4
5
Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kestabilan unsur, struktur lewis, ikatan ion dan ikatan kovalen. Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang struktur lewis, ikatan ion, dan ikatan kovalen. 4. Guru memberikan salam penutup. Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran 2. Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa Jumlah Reliabilitas
266
3
4
3.5
3
3
3
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
79
89 99%
3.50
BAIK
3.50
BAIK
3.50
BAIK
BAIK
Lampiran 21. b
HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 02 No 1
2
Aspek yang Diamati
P1
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 4. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi bahan ajar. Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktrur ikatan kovalen koordinasi dari senyawa ion NH4+ menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 2. Guru bertanya pada siswa tentang materi yang akan dipelajari Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam berdasarkan bahan ajar yang telah disediakan. 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LDS kepada siswa 6.
Guru membiimbing berlangsungnya kegiatan diskusi. Mengasosiasi 7. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang diajarkan berdasarkan data-data yang diperoleh. Mengkomunikasikan 8. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam 9. Guru menilai hasil diskusi siswa
3
Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah.
267
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 02 P2 Rata-rata X Kaptegori
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3
4
3.5
3 3
4 4
3.5 3.5
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3.5
3.50
BAIK
3.27
BAIK
3.20
BAIK
c.
4
5
Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam d. guru memberikan salam penutup. Pengelolaan Waktu 1. Guru bersama siswa memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu Suasana Kelas 1. Siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran 2. Guru antusias dalam memberikan pembelajaran kepada siswa Jumlah Reliabilitas
268
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
4
3.5
3
4
3.5
77
89 78%
3.5
BAIK
3.5
BAIK
BAIK
Lampiran 21. c HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 03
No 1
2
3
Aspek yang Diamati
P1
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Kepolaran senyawa kovalen, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa. 4. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 5. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Kepolaran senyawa kovalen 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 7. Guru membagi bahan ajar. Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi singkat untuk mencampurkan minyak dan air untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa dari demonstrasi tersebut . Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai kepolaran senyawa kovalen 4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS kepada siswa 6. Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan 7. Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen Mengasosiasi : 8. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan kepolaran senyawa kovalen Mengkomunikasikan : 9. Guru mempertegas konsep dengan menyimpulkan semua jawaban dari siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai kepolaran senyawa kovalen. Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan dirumah. 3. Guru menutup pembelajaran dengan meminta
269
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 03 P2 Rata-rata X Kategori
4
4
4
3
4
3.5
3
3
3
4
4
4
4 3
4 4
4 3.5
3
3
3
3
4
3.5
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3.5
4
3
3.5
4
4
4
3
4
3.5
3
4
3.5
3
3
3
3.67
BAIK
3.55
BAIK
3.20
BAIK
4
5
salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang kepolaran senyawa kovalen 4. guru memberikan salam penutup. Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat waktu Suasana Kelas a. Guru antusias b. Siswa antusias Jumlah Reliabilitas
270
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4 85
4 91
4 96%
3.5
4
BAIK
BAIK
BAIK
Lampiran 21. d HASIL PERHITUNGAN DAN PENGAMATAN TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC RPP 04 No 1
2
Aspek yang Diamati
P1
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa. 2. Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menyuruh salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai pembelajaran tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul, sebagai wujud mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa. 4. Guru memeriksa daftar hadir siwa untuk melihat tingkat kehadiran siswa pada minggu ini sebagai wujud dari kedisiplinan. 5. Guru menyampaikan bahwa materi yang di pelajari tentang Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 7. Guru membagi bahan ajar. Kegitan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk mengamati struktur H2O Menanya 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai bentuk molekul apakah pada struktur tersebut Mengumpulkan data 3. Guru menjelaskan mengenai Gaya interaksi antar molekul dan bentuk molekul 4. 5. 6. 7.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru membagi LKS kepada siswa Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan Guru membimbing berlangsungnya kegiatan eksperimen
Mengasosiasi 8. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan bentuk molekul Mengkomunikasikan 9. Guru mempertegas komsep dengan menyimpulkn semua jawaban dari siswa Menilai 10. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberi motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik. 11. Guru memberikan penilaian proses, portofolio kepada siswa. 12. Guru memberikan beberapa soal kuis untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai gaya antar molekul dan bentuk molekul
271
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 04 P2 Rata-rata X Kategori
3
3
3
4
3
3.5
4
3
3.5
3
4
3.5
4 4
3 3
3.5 3.5
4
3
3.5
4
3
3.5
4
3
3.5
3
3
3
3
4
3.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3.5
4
3
3.5
4
3
3.5
3.42
BAIK
3.32
BAIK
3
4
5
Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. b. Guru menutup pembelajaran dengan meminta salah satu dari siswa untuk berdoa sebagai wujud dari syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya selama kegiatan pembelajaran tentang gaya antar molekul dan bentuk molekul c. guru memberikan salam penutup. Pengelolaan Waktu 1. Guru mengawali dan mengakhiri pelajaran tepat waktu Suasana kelas a. Guru antusias
3
3
3.5
4
3
3.5
4
3
3.5
4
3
3.5
4
3
3.5
3.38
BAIK
3.50
BAIK
BAIK 4.00
b. Siswa antusias Jumlah Reliabilitas
4
3
87
75
3.5 99%
272
BAIK
Lampiran 22 MATRIKS HASIL PENGAMATAN AFEKTIF OBSERVASI ASPEK SPRITUAL (KI-1) SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
Jumlah Skor Persentase indikator Rata-rata Ketuntasan
Aspek Yang Diamati Mengagungkan kebesaran TYME Bersyukur atas rahmat dan karunia TYME RPP 01 RPP 02 RPP 03 RPP 04 RPP 01 RPP 02 RPP 03 RPP 04 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 57 57 62 62 69 67 62 62 75 75 75 75 75 75 75 75 76% 76% 83% 83% 92% 89% 83% 83% 79% 87% Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
273
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Skor
Skor Maksimal
Nilai
Keterangan
20 22 22 21 19 22 20 20 19 21 18 20 18 19 20 19 19 19 20 19 21 20 20 20 20
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
83 92 92 88 79 92 83 83 79 88 75 83 75 79 83 79 79 79 83 79 88 83 83 83 83
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
MATRIKS ANGKET ASPEK SPRITUAL (KI- 1) SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Persentase Indikator Rata-rata Ketuntasan
1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 71 75 94%
No Item Pertanyaan 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 61 75 81% 85% Tuntas
3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 60 75 81%
274
Skor
Skor Maksimal
Nilai
Keterangan
7 8 8 7 8 9 7 8 7 9 8 8 8 8 8 7 7 7 7 8 7 8 7 8 8
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
78 89 89 78 89 100 78 89 78 100 89 89 89 89 89 78 78 78 78 89 78 89 78 89 89
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
85
TUNTAS
Lampiran 23
Lampiran 24
MATRIKS ANGKET ASPEK SOSIAL (KI-2) SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE SISWA
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Rata-Rata
No Item Pertanyaan Rasa Ingin Tahu 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 3 60 60 57 75 75 75 80% 80% 76% 84%
Jujur 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 61 75 81% 80%
Tanggung Jawab 1 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 59 62 75 75 79% 83% 81%
Toleransi 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 57 75 76% 78%
275
Santun 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 62 75 83% 84%
Gotong Royong 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 1 62 59 60 75 75 75 83% 79% 80% 80%
Disiplin 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 62 61 58 75 75 75 83% 81% 77% 80%
Skor
Skor maksimal
33 33 35 33 33 33 35 33 33 35 33 33 33 33 33 33 33 33 35 33 33 33 35 33 35
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Nilai 78 78 81 78 78 78 85 81 78 85 78 78 78 85 78 78 78 78 81 78 78 78 81 78 85 1990 76.54
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Lampiran 25
MATRIKS HASIL OBSERVASI ASPEK SIKAP SOSIAL ( KI-2 ) SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maks Prop Indikator Rata-rata Persentase Keterangan
RPP 01 3 2 2 3 3 3 1 3 1 2 3 1 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 61 75 78%
RPP 02 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 2 58 75 77%
Jujur RPP 03 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 59 75 77%
77% BAIK
RPP 04 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 60 75 76%
RPP 01 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 52 75 77%
Disiplin RPP RPP 02 03 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 60 56 75 75 77% 80%
RPP 04 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 1 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 57 75 73%
76% BAIK
Keterangan Tabel Skor Maks = Skor Maksimal Ket = Keterangan
Aspek yang Diamati Tanggung Jawab RPP RPP RPP RPP 01 02 03 04 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 3 2 3 1 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 1 1 3 3 2 1 2 3 2 2 1 2 3 54 56 64 52 75 75 75 75 69% 72% 82% 67% 765 BAIK
RPP 01 3 3 3 3 3 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 62 75 79%
Toleransi RPP RPP 02 03 2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 1 1 60 58 75 75 77% 74% 75% BAIK
T = Tuntas N = Nilai
276
RPP 04 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 57 75 73%
RPP 01 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 57 75 73%
Rasa Ingin Tahu RPP RPP RPP 02 03 04 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 1 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 63 62 59 75 75 75 81% 79% 76% 76% BAIK
RPP 01 3 3 3 2 1 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 63 75 81%
Santun RPP RPP 02 03 2 3 2 2 1 2 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 1 3 2 1 3 2 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 58 58 75 75 74% 74% 78% BAIK
RPP 04 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 63 75 81%
RPP 01 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 58 75 74%
Gotong Royong RPP RPP RPP 02 03 04 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 1 1 3 2 2 2 2 3 55 57 58 75 75 75 71% 73% 74% 78% BAIK
Skor
Skor Maks
N
KET
74 66 65 64 68 65 63 64 63 65 64 64 65 63 66 66 64 67 68 63 70 66 66 65 63
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
88 79 77 76 81 77 75 76 75 77 76 76 77 75 79 79 76 80 81 75 83 79 79 77 75
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
T
Lampiran 26.a MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL DISKUSI RPP 01 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator
Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya 10 10 10 10 10 10 10 15 10 15 15 15 15 15 15 10 10 10 15 10 10 10 15 10 15 300 375 80%
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
35 35 35 35 35 35 35 28 31 28 28 28 28 35 35 35 35 31 35 31 31 35 35 35 35 824 1050
35 35 35 31 35 35 31 35 35 35 35 35 35 25 25 31 31 35 25 35 35 31 25 31 25 801 1075
78%
75%
277
Jumlah
Skor Maksimal
Nilai
80 80 80 76 80 80 76 78 76 78 78 78 78 75 75 76 76 76 75 76 76 76 75 76 75
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
80 80 80 76 80 80 76 78 76 78 78 78 78 75 75 76 76 76 75 76 76 76 75 76 75
Lampiran 26.b MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL DISKUSI RPP 02 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG
No
Kode Siswa
1
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator
Indikator Menjelaskan proses Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa logam senyawa 82 8
Jumlah
Skor Maksimal
Nilai
90
100
90
82
8
90
100
90
82
8
90
100
90
68
8
76
100
76
82
8
90
100
90
82
8
90
100
90
66
10
76
100
76
68
10
78
100
78
68
8
76
100
76
68
10
78
100
78
68
10
78
100
78
68
10
78
100
78
68
10
78
100
78
70
5
75
100
75
70
5
75
100
75
66
10
76
100
76
66
10
76
100
76
68
8
76
100
76
70
5
75
100
75
68
8
76
100
76
68
8
76
100
76
66
10
76
100
76
70
5
75
100
75
66
10
76
100
76
70 1770 2250 79%
5 205 250 82%
75
100
75
278
Lampiran 26.c MATRIKS HASIL NILAI DISKUSI SISWA SECARA KESELURUHAN KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG DISKUSI NO
KELOMPOK
KODE SISWA
RPP 01
RPP 02
SKOR
SKOR MAKSIMUM
NILAI
1
I
AW
80
90
170
200
85
2
AMG
80
90
170
200
85
3
BB
80
90
170
200
85
4
AHW
80
90
170
200
85
5
ACT
80
90
170
200
85
CTIP
76
76
152
200
76
7
MMSA
76
76
152
200
76
8
MEN
76
76
152
200
76
9
SNM
76
76
152
200
76
10
YL
76
76
152
200
76
AFA
76
76
152
200
76
12
NI
76
76
152
200
76
13
DAS
76
76
152
200
76
14
MPJ
76
76
152
200
76
15
MMBI
76
76
152
200
76
CVYS
78
78
156
200
78
17
EYA
78
78
156
200
78
18
FE
78
78
156
200
78
19
FG
78
78
156
200
78
20
KRN
78
78
156
200
78
KL
75
75
150
200
75
22
IGN
75
75
150
200
75
23
MNL
75
75
150
200
75
24
RH
75
75
150
200
75
25
IA
75
75
150
200
75
1925
1975
3900
6
11
16
21
II
III
IV
V
RATA-RATA
279
Lampiran 27.a MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS RPP 01 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator
Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya 30 20 20 30 30 30 30 20 20 20 20 20 30 30 30 30 19 15 20 20 20 30 20 30 20 604
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
30 25 30 25 25 30 25 40 40 40 40 40 15 25 40 25 26 30 30 30 30 25 35 25 30 756
30 30 30 20 20 30 20 20 15 15 15 20 30 20 30 20 30 30 30 30 30 20 25 20 30 610
750
1000
750
81%
76%
81%
280
Jumlah
Skor Maksimal
Nilai
90 75 80 75 75 90 75 80 75 75 75 80 75 75 100 75 75 75 80 80 80 75 80 75 80
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
90 75 80 75 75 90 75 80 75 75 75 80 75 75 100 75 75 75 80 80 80 75 80 75 80
Lampiran 27.b MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS RPP 02 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator Meenjelaskan proses Menjelaskan proses terbentuknya ikatan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada kogam beberapa senyawa 25 50
No
Kode Siswa
Jumlah
Skor Maksimal
Nilai
1
AMG
75
100
75
2
AHW
30
50
80
100
80
3
ACT
50
25
75
100
75
4
AFA
50
30
80
100
80
5
AW
33
42
75
100
75
6
BB
42
33
75
100
75
7
CTIP
42
33
75
100
75
8
CVYS
35
40
75
100
75
9
DAS
40
40
80
100
80
10
EYA
42
43
85
100
85
11
FE
42
33
75
100
75
12
FG
33
42
75
100
75
13
KRN
35
40
75
100
75
14
KL
35
40
75
100
75
15
IGN
40
40
80
100
80
16
MMSA
50
50
100
100
100
17
MEN
25
50
75
100
75
18
MMBI
40
40
80
100
80
19
MNL
40
40
80
100
80
20
MPJ
40
40
80
100
80
21
NI
40
40
80
100
80
22
SNM
35
40
75
100
75
23
RH
40
35
75
100
75
24
YL
50
50
100
100
100
25
IA Jumlah
40
35
75
100
75
974
1001
1250
1250
78%
80%
Skor Maksimal Persentase indikator
281
Lampiran 27.c MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS RPP 03 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator NO
KODE SISWA
1 2
AMG
Menjelaskan kepolaran senyawa
Jumlah
Skor Maksimal
Nilai
AHW
1 40 35
2 50 40
90 75
100 100
90 75
3
ACT
35
40
75
100
75
4
AFA
35
40
75
100
75
5
AW
35
40
75
100
75
6
BB
40
40
80
100
80
7
CTIP
40
40
80
100
80
8
CVYS
40
35
75
100
75
9
DAS
40
35
75
100
75
10
EYA
40
35
75
100
75
11
FE
40
35
75
100
75
12
FG
40
40
80
100
80
13
KRN
40
40
80
100
80
14
KL
40
35
75
100
75
15
IGN
50
45
95
100
95
16
MMSA
40
40
80
100
80
17
MEN
35
40
75
100
75
18
MMBI
40
40
80
100
80
19
MNL
45
50
95
100
95
20
MPJ
50
45
95
100
95
21
NI
35
40
75
100
75
22
SNM
35
40
75
100
75
23
RH
35
40
75
100
75
24
YL
40
35
75
100
75
25
IA
35
40
75
100
75
Jumlah
980
1000
Skor Maksimal
1250
1250
Persentase Indikator
78%
80%
282
Lampiran 27.d MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL KUIS 04 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator Menganalisis bentuk KODE Skor Menjelaskan NO Jumlah Nilai molekul melalui jumlah SISWA pengertian Van der Maksimal pasangan elektron di waals sekitar inti atom 1 AMG 50 50 100 100 100 2 AHW 35 40 75 100 75 3 ACT 35 40 75 100 75 4 AFA 35 40 75 100 75 5 AW 40 40 80 100 80 6 BB 35 40 75 100 75 7 CTIP 40 40 80 100 80 8 CVYS 40 40 80 100 80 9 DAS 40 40 80 100 80 10 EYA 40 40 80 100 80 11 FE 35 40 75 100 75 12 FG 35 40 75 100 75 13 KRN 50 35 85 100 85 14 KL 50 25 75 100 75 15 IGN 50 50 100 100 100 16 MMSA 25 50 75 100 75 17 MEN 35 40 75 100 75 18 MMBI 40 35 75 100 75 19 MNL 40 35 75 100 75 20 MPJ 50 50 100 100 100 21 NI 40 35 75 100 75 22 SNM 25 50 75 100 75 23 RH 40 40 80 100 80 24 YL 33 42 75 100 75 25 IA 35 40 75 100 75 Jumlah 973 1017 Skor 1250 1250 Maksimal Persentase 78% 81% indicator
283
Lampiran 27.e MATRIKS DATA REKAPAN NILAI KUIS SISWA SECARA KESELURUHAN KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH
Kuis RPP 01 90 75 85 75 75 90 75 80 75 75 75 80 75 75 100 75 75 75 80 80 80 75 80 75 80 1975
RPP 02 75 80 75 80 75 75 75 75 80 85 75 75 75 75 80 100 75 80 80 80 80 75 75 85 75 1960
RPP 03 90 75 75 75 75 80 80 75 75 75 75 80 80 75 95 80 75 80 95 95 75 75 75 75 75 1980
284
RPP 04 100 75 75 75 80 75 80 80 80 80 75 75 85 75 100 75 75 75 75 100 75 75 80 75 75 1990
Jumlah Skor 355 305 310 305 305 320 310 310 310 315 300 310 315 300 375 330 300 310 330 355 310 300 310 310 305 7905
Nilai 89 76 78 76 76 80 78 78 78 79 75 78 79 75 94 83 75 78 83 89 78 75 78 78 76
Lampiran 28.a MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL TUGAS RUMAH RPP 01 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator Menggambarkan Kode Skor susunan elektron Menjelaskan Menjelaskan No Jumlah Nilai Siswa Maksimal valensi atom gas proses poses mulia dan terbentuknya terbentuknya elektron valen ikatan ion ikatan kovalen bukan gas mulia 1 AMG 25 20 30 75 100 75 2 AHW 20 25 30 75 100 75 3 ACT 20 25 30 75 100 75 4 AFA 35 30 20 85 100 85 5 AW 33 20 23 76 100 76 6 BB 35 25 25 85 100 85 7 CTIP 33 28 24 85 100 85 8 CVYS 20 20 35 75 100 75 9 DAS 40 25 15 80 100 80 10 EYA 35 25 20 80 100 80 11 FE 40 20 30 90 100 90 12 FG 29 20 26 75 100 75 13 KRN 40 30 20 90 100 90 14 KL 20 30 30 80 100 80 15 IGN 35 20 20 75 100 75 16 MMSA 35 20 20 75 100 75 17 MEN 38 15 22 75 100 75 18 MMBI 40 25 15 80 100 80 19 MNL 25 30 20 75 100 75 20 MPJ 25 30 20 75 100 75 21 NI 25 25 30 80 100 80 22 SNM 25 25 30 80 100 80 23 RH 30 25 25 80 100 80 24 YL 33 22 20 75 100 75 25 IA 30 15 30 75 100 75 Jumlah 766 595 610 Skor Maksimal Persentase Indikator
1000
750
750
77%
79%
81%
285
Lampiran 28.b
MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL TUGAS RUMAH RPP 02 KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator Menjelaskan proses Menjelaskan proses terbentuknya ikatan terbentuknya ikattan kovalen koordinasi logam pada beberapa senyawa 40 60
No
Kode Siswa
Jumlah
Skor Maksimal
Nilai
1
AMG
100
100
100
2
AHW
40
35
75
100
75
3
ACT
40
60
100
100
100
4
AFA
25
50
75
100
75
5
AW
25
50
75
100
75
6
BB
40
40
80
100
80
7
CTIP
40
35
75
100
75
8
CVYS
40
35
75
100
75
9
DAS
40
40
80
100
80
10
EYA
40
45
85
100
85
11
FE
40
60
100
100
100
12
FG
40
60
100
100
100
13
KRN
35
40
75
100
75
14
KL
40
35
75
100
75
15
IGN
33
42
75
100
75
16
MMSA
40
40
80
100
80
17
MEN
35
40
75
100
75
18
MMBI
40
50
90
100
90
19
MNL
40
35
75
100
75
20
MPJ
40
40
80
100
80
21
NI
25
50
75
100
75
22
SNM
20
55
75
100
75
23
RH
25
60
85
100
85
24
YL
15
60
75
100
75
25
IA
20
60
80
100
80
Jumlah
858
1177
Skor maksimum
1000
1500
Persentase indikator
85%
78%
286
Lampiran 28.c
MATRIKS DATA REKAPAN NILAI HASIL TUGAS RUMAH RPP 03 KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 5 KUPANG Indikator No
Kode Siswa
Menjelaskan kepolaran senyawa
Jumlah
Skor Maksimal
Nilai
1
AMG
80
80
100
80
2
AHW
80
80
100
80
3
ACT
75
75
100
75
4
AFA
85
85
100
85
5
AW
80
80
100
80
6
BB
75
75
100
75
7
CTIP
75
75
100
75
8
CVYS
75
75
100
75
9
DAS
75
75
100
75
10
EYA
75
75
100
75
11
FE
75
75
100
75
12
FG
75
75
100
75
13
KRN
90
90
100
90
14
KL
75
75
100
75
15
IGN
75
75
100
75
16
MMSA
75
75
100
75
17
MEN
80
80
100
80
18
MMBI
75
75
100
75
19
MNL
75
75
100
75
20
MPJ
100
100
100
100
21
NI
76
76
100
76
22
SNM
80
80
100
80
23
RH
75
75
100
75
24
YL
80
80
100
80
25
IA Jumlah
75
75
100
75
Skor Maksimal Persentase Indikator
1956 2500 78%
287
Lampiran 28.d MATRIKS DATA REKAPAN NILAI TUGAS SISWA SECARA KESELURUHAN KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG Tugas RPP 02
RPP 03
Jumlah Skor
Skor Maksimal
Nilai
100
80
255
300
85
75
75
80
230
300
77
ACT
75
100
75
250
300
83
4
AFA
85
75
85
245
300
82
5
AW
76
75
80
231
300
77
6
BB
85
80
75
240
300
80
7
CTIP
85
75
75
235
300
78
8
CVYS
75
75
75
225
300
75
9
DAS
80
80
75
235
300
78
10
EYA
75
85
75
235
300
78
11
FE
90
80
75
245
300
82
12
FG
75
80
75
230
300
77
13
KRN
90
75
90
255
300
85
14
KL
80
75
75
230
300
77
15
IGN
75
75
75
225
300
75
16
MMSA
75
80
75
230
300
77
17
MEN
75
75
80
230
300
77
18
MMBI
80
90
75
245
300
82
19
MNL
75
75
75
225
300
75
20
MPJ
75
80
100
255
300
85
21
NI
80
75
76
231
300
77
22
SNM
80
75
80
235
300
78
23
RH
80
85
75
240
300
80
24
YL
75
75
80
230
300
77
25
IA
75
80
75
230
300
77
No
Kode Siswa
RPP 01
1
AMG
75
2
AHW
3
288
Lampiran 29.a MATRIKS DATA REKAPAN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN TES HASIL BELAHAR PIIHAN GANDA (KI- 3)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa
AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah P. TIAP SOAL (%)
No Item Soal Pilihan Ganda 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 18
2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
82
82
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 100
4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 18 82
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 19
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 19
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 17
11 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
12 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 18
13 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17
14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
15 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
16 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17
17 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
18 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 18
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 18
20 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 17
21 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
86
86
86
100
86
77
82
82
77
82
77
77
77
82
82
77
keterangan tabel P = Persentase Skor Maks = skor maksimal
289
18
22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18
23 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17
24 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 17
25 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
82
82
77
77
77
SKOR
SKOR MAKS
NILAI
23 19 21 19 20 21 19 21 20 21 21 22 21 23 21 19 20 19 21 21 21 20 20 20 19
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
92 76 84 76 80 84 76 84 80 84 84 88 84 92 84 76 80 76 84 84 84 80 80 80 76
Lampiran 29.b MATRIKS DATA TES HASIL BELAJAR ESSAY (KI- 3) SISWA KELAS X MIA2
SMA NEGERI 5 KUPANG NO 1
No Item Soal Essay
Kode Siswa
1
2
3
4
Skor
Skor Maksimal
Nilai
Keterangan
5
AMG
10
5
20
5
8
48
50
96
Tuntas
2
AHW
5
3
18
5
8
39
50
78
Tuntas
3
ACT
8
5
15
3
8
39
50
78
Tuntas
4
AFA
8
5
10
5
10
38
50
76
Tuntas
5
AW
5
8
18
4
8
43
50
86
Tuntas
6
BB
10
5
10
5
8
38
50
76
Tuntas
7
CTIP
5
5
20
5
8
43
50
86
Tuntas
8
CVYS
8
3
18
5
5
39
50
78
Tuntas
9
DAS
8
4
15
3
8
38
50
76
Tuntas
10
EYA
5
3
15
5
10
38
50
76
Tuntas
11
FE
8
4
15
4
8
39
50
78
Tuntas
12
FG
8
5
18
4
5
40
50
80
Tuntas
13
KRN
8
5
15
5
5
38
50
76
Tuntas
14
KL
8
5
15
5
5
38
50
76
Tuntas
15
IGN
3
4
20
3
10
40
50
80
Tuntas
16
MMSA
5
5
15
5
8
38
50
76
Tuntas
17
MEN
10
5
8
5
10
38
50
76
Tuntas
18
MMBI
5
3
15
5
10
38
50
76
Tuntas
19
MNL
4
3
18
5
10
40
50
80
Tuntas
20
MPJ
5
5
15
5
8
38
50
76
Tuntas
21
NI
5
5
15
5
8
38
50
76
Tuntas
22
SNM
5
3
20
4
8
40
50
80
Tuntas
23
RH
8
5
15
5
5
38
50
76
Tuntas
24
YL
5
5
15
5
8
38
50
76
Tuntas
25
IA
38
50
Jumlah Persentase Indikator Tiap Soal (%)
8
5
15
5
5
76
Tuntas
146
98
348
100
176
1736
Tuntas
100
82
89
87
90
79
Tuntas
290
Lampiran 30. a MATRIKS DATA REKAPAN HASIL NILAI ASPEK PSIKOMOTOR SISWA KELAS X MIA 2 SMAN 5 KUPANG
Kode Siswa
AFA
NI
DAS
MPJ
MMBI
CVYS
EYA
FE
FG
KRN
KL
IGN
MNL
RH
IA
KET
YL
P
SNM
SKOR MAKS
MEN
∑
MMSA
KELOMPOK V
CTIP
KELOMPOK IV
ACT
4
KELOMPOK III
AHW
3
KELOMPOK II
BB
2
kekompok I AMG
1
PERCOBAAN 1 AW
NO
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
80
100
80%
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
75
100
75%
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
75
100
75%
T
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
85
100
85%
T
SKOR
13
13
13
13
13
12
12
12
12
12
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
12
12
12
12
12
SKOR MAKSIMUM
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
NILAI
81
81
81
81
81
75
75
75
75
75
81
81
81
81
81
81
81
81
81
81
75
75
75
75
75
I: KEPOLARAN SENYAWA KOVALEN Menyiapkan alat dan bahan merangkai alat dengan benar ketepatan menggosok mistar pada kain wol sampai mistar terasa panas ketepatan mendekatkan mistar pada cucuran larutan (air dan minyak bimoli)
Keterangan Tabel ∑ = Jumlah P = Persentase Skor Maks = Skor Maksimal Ket = Keterangan T = Tuntas
291
Lampiran 30. b MATRIKS DATA REKAPAN HASIL NILAI ASPEK PSIKOMOTOR SISWA KELAS X MIA2 SMAN 5 KUPANG Kode Siswa
PERCOBAAN II MMSA
MEN
SNM
YL
AFA
NI
DAS
MPJ
MMBI
CVYS
EYA
FE
FG
KRN
KL
IGN
MNL
RH
IA
75%
CTIP
100
ACT
75
AHW
P
BB
SKOR MAKS
AMG
∑
AW
NO
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
75
100
75%
T
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
85
100
85%
T
SKOR
10
10
10
10
10
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
SKOR MAKSIMUM
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
NILAI
83
83
83
83
83
75
75
75
75
75
83
83
83
83
83
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
II: BENTUK MOLEKUL 1
2
3
Menyiapkan alat dan bahan Ketepatan dalam menentukan elektron valensi dari suatu atom merangkai bola-bola plastisin menjadi beberapa bentuk molekul sederhana
Keterangan Tabel ∑ = Jumlah P = Persentase Skor Maks = Skor Maksimal Ket = Keterangan T = Tuntas
292
KET
T
Lampiran 31
MATRIKS DATA REKAPAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS X MIA2 SMA NEGERI 5 KUPANG
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kelompok
Kode Siswa
I
II
III
IV
V
AW AMG BB AHW ACT CTIP MMSA MEN SNM YL AFA NI DAS MPJ MMBI CVYS EYA FE FG KRN KL IGN MNL RH IA
Jumlah Skor Maksimum Persentase Indikator Rata-rata Keterangan
Dasar Teori RPP 03
RPP 04
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
80 100 80%
85 100 85%
83% Tuntas
Prosedur RPP 03 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 95 100 95%
RPP 04 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 90 100 90%
93% Tuntas
Aspek Yang Diamati Hasil Dan Simpulan Dan Pembahasan Saran RPP RPP 04 RPP 03 RPP 04 03 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 85 95 95 80 100 100 100 100 90% 95% 95% 80% 90% Tuntas
88% Tuntas
293
Daftar Pustaka
Lampiran
RPP 03
RPP 04
RPP 03
RPP 04
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
95 100 95% 90% Tuntas
85 100 85%
90 100 90%
85 100 85%
88% Tuntas
Skor
Skor Maksimum
Nilai
Keterangan
41 41 41 41 41 40 40 40 40 40 43 43 43 43 43 41 41 41 41 41 34 34 34 34 34
48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48 48
85 85 85 85 85 83 83 83 83 83 90 90 90 90 90 85 85 85 85 85 78 78 78 78 78
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
Lampiran 32 MATRIKS DATA REKAPAN ANGKET KEPERCAYAAN DIRI Pernyataan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Siswa AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA Jumlah Skor Maksimal
P.Indikator pRata-rata
Kemauan Dari Dalam Diri Untuk Berusaha 1 5 18 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 112 109 115 125 125 125
19 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 4 5 117 125
2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 103 125
4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 4 4 5 107 125
90%
945
825
86% 87%
87% 92% 91%
Mudah Menyesuaikan Diri 6 5 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 111 125 89 %
Memiliki Kelebihan 11 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 115 125 92 %
7 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 106 125 85 %
15 4 4 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 112 125
16 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 111 125 90 90% % 88%
Kemandirian 20 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 113 125 90%
3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 108 125 90 %
8 4 3 3 4 5 3 3 5 3 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 3 5 4 3 5 3 102 125 80 %
9 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 3 4 4 105 125 80 % 85%
Keterangan tabel: P= persentase indikator
294
12 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 115 125 90 %
17 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 110 125 90 %
Tidak Mudah Menyerah 10 13 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 5 4 5 116 111 125 125 90 90 % % 91%
Memiliki Fisik Yang Menunjang 14 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 111 125 89% 90%
Jumlah
Skor Maksimum
Nilai
Keterangan
89 81 86 85 82 94 80 83 83 95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 83 89 89
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
89 81 86 85 82 94 80 83 83 95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 83 89 94
BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK
Lampiran 33
PERHITUNGAN STATISTIK
A. Uji Persyaratan 1. Uji Normalitas Data Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak maka digunakan data nilai akhir keseluruhan hasil belajar siswa. Tabel. 4.1 Hasil Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
kode siswa AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA
Data terbesar = 92 Data terkecil = 82 n = 25
295
Nilai 87 81 81 82 80 83 78 79 80 82 79 79 81 77 82 79 77 81 79 84 81 80 79 79 79
R = Data terbesar ─ Data terkecil = 87-77 = 10 Banyaknya Kelas (k)= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 3,3 (1,39) = 1 + 4,69 = 5,58 ≈ 6 Interval Kelas (i)
=
R k
= 1,66 ≈ 2
= KELAS 77-78 79-80 81-82 83-84 85-86 87-88 ∑
F 3 11 8 2 0 1 25
Xi 77,5 79,5 81,5 83,5 85,5 87,5 495
Fxi 232,5 874,5 652 167 0 87,5 2013,5
Kolom 3 : xi (nilai tengah) = Rumus untuk menghitung Mean dari data bergolong adalah : Me = Dimana : Me
: Mean untuk data bergolong
∑f
: Jumlah data atau sampel
f.xi :Produk perkalian antara fi pada tiap interval data rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi setiap interval data. Misalnya xi untuk interval pertama
= 77,5.
Berdasarkan tabel penolong di atas, maka Mean dari data di atas adalah : Me = x =
296
=
=80,54
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui standar deviasi atau simpangan baku dari data dengan rumus sebagai berikut :
x S= Untuk data interval nilai tes kimia dari sampel sebanyak 25 orang siswa, standar deviasi dapat dihitung dengan rumus di atas, setelah terlebih dahulu menyusun tabel penolong. Pada pengujian
sebelumnya telah
diketahui rata-rata nilai tes sampel adalah 80,54 Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi dari Sampel KELAS 77-78 79-80 81-82 83-84 85-86 87-88 ∑
F 3 11 8 2 0 1 25
x x -3,04 -1,04 0,96 2,96 4,96 6,96 -
Xi 77,5 79,5 81,5 83,5 85,5 87,5 -
(
x )2 9,24 1,08 0,92 8,76 22,65 48,44 -
x )2 f( 27,72 11, 88 7,63 17,52 0 48,44 113,77
Berdasarkan rumus untuk menghitung standar deviasi data bergolong, maka standar deviasi atau simpangan baku dari sampel adalah :
x S=
=
= 2,95 = 3
Jadi, standar deviasi nilai tes kimia dari sampel sebanyak 25 orang siswa adalah 2,95= 3. Berdasarkan data sebelumnya, diketahui n = 25, k = 6, maka pengujian selanjutnya adalah uji dengan chi kuadrat.
297
Tabel kerja pengujian normalitas dengan rumus chi kuadrat No .
Kelas
1
77-78
77,5
-1,01
0,3413
2
79-80
79,5
-0,34
0,1293
Batas z-score kelas
Batas luas daerah
Luas daerah 0,212
Fe
Fo
5,3 3
3
4
5
6
81 ─ 82 86,5
83─ 84
85-86 90
87─92 88
88,5
85,5
87,5
88,5
0,32
0,98
1,65
2,32
2,65
0,0076
0,19
11
0,2148
5,37
8
0,114
2,85
2
0,0391 0,97
0
0,0063 0,15
1
0,1217
0,3365
0,4505
0,4896
0,4959
Keterangan : Kolom2 :Kelas interval Kolom3 :Batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5 Kolom4 :Nilai Z – score = Z1 =
= -1,01
Z2 =
= -0,34
Z3 =
= 0,32
Z4 =
= 0,98
Z5 =
= 1,65
298
Z6 =
= 2,32
Z7 =
= 2,65
Kolom5 :lihat tabel berdasarkan harga Z – score setiap kelas Kolom6 :luas daerah = batas luas daerah yang lebih besar – batas luas daerah yang lebih kecil Kolom7 :fe = n x luas daerah Kolom8 :frekuensi observasi yaitu banyaknya data yang termasuk pada suatu kelas interval Selanjutnya digunakan rumus
=
untuk menghitung masing-
masing kelas interval
=
+
+
+
= 0,99 + 1,56 + 1,28 + 0,25 + 0 + 4,506 = 8,586 Dengan membandingkan Xhitung dengan nilai Xtabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 2= 6 – 2 = 4, maka dicari pada tabel chi-kuadrat didapat x
2
tabel
= 9,488 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika
, artinya data berdistribusi normal, maka akan
dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana. Jika Kesimpulan:
, artinya distribusi data tidak normal. karena
atau
8,586
,
maka
data
berdistribusi normal sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan.
299
2. Uji Linearitas Langkah 1: Mencari Nilai Statistik Menggunakan Tabel Penolong Tabel. Nilai Kepercayaan Diri dan Hasil Belajar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE SISWA AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH
X
Y
89 81 83 85 82 94 80 83 83 95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 82 89 94 2205
87 81 81 82 80 83 78 79 80 82 79 79 81 77 82 79 77 81 79 84 81 80 79 79 79 2009
X2
Y2
XY
7921 6561 6889 7225 6724 8838 6400 6889 6889 9025 9409 8464 8464 8281 7569 7744 8649 8838 8281 8649 7396 6561 6724 7921 8838 195149
7569 6561 6561 6724 6400 6889 6084 6241 6400 6724 6241 6241 6561 5929 6724 6241 5929 6561 6241 7056 6561 6400 6241 6241 6241 161561
7743 6561 6723 6970 6560 7802 6240 6557 6640 7790 7663 7268 7452 7007 7134 6952 7161 7614 7189 7812 6966 6480 6478 7031 7426 177219
Langkah 2: Mencari jumlah karat regress (JKreg[a]) JKReg[a] =
=
=
=
Langkah 3: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) JKReg[b│a] = b JKReg[b│a] = 0,37 JKReg[b│a] = 0,37
300
JKReg[b│a] = 9,324 Langkah 4: Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) JKRes= ∑
JKReg[b│a]
JKReg[a]
JKRes=
= 108,44
Langkah 5: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]) RJKReg[a] = JKReg[a] = Langkah 6: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a]) RJKReg[b│a] = JKReg[b│a] = 9,324 Langkah 7: Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) RJKRes=
=
=
= 1,714
Langkah 8: Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE) Sebelum mencari JKE data X diurutkan dari data yang terkecil sampai data yang terbesar berikut disertai dengan pasangannya, seperti pada tabel berikut: Tabel Penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk Mencari JKE NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
X 89 81 83 85 82 94 80 83 83 95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 82 89 94
Y 87 81 81 82 80 83 78 79 80 82 79 79 81 77 82 79 77 81 79 84 81 80 79 79 79
M E N J A D I
301
X 80 81 81 82 82 83 83 83 85 86 87 88 89 89 91 91 92 92 93 93 94 94 94 95 97
KELOMPOK K1
N 1 2
K2 K3
2
K4
9
K5 K6 K7 K8 K9
1 1 1 1 2
K10
2
K11
2
K12 2 K13 3 K14 K15
1 1
Y 78 81 80 80 79 81 79 80 82 81 82 79 87 79 77 79 79 81 77 84 83 81 79 82 89
–
JKE =
= +
+ +
+ +
+ +
+ 0+ 0,5+ 0,5 + 2 + 0 + 0 + 0 + 0 + 60 + 2 + 2 + 8 + 0 + 0
Langkah 9: Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) JKTC = JKRes JKE 108,44
= 43,44
Langkah 10: Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) RJKTC =
=
=
= 8,36
Langkah 11: Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) RJKE =
=
=
= 3,94
Langkah 12: Mencari Nilai Fhitung =
= 2,12
Langkah 13: Mencari Ftabel
Dengan membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel untuk α = 0,05 berdasarkan dk pembilang = 8 dan dk penyebut = 15, maka dicari pada Ftabel didapat nilai Ftabel= 2,64 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
302
Jika
artinya
data
berpola
linear,
dilanjutkan dengan analisis korelasi dan
maka
akan
regresi sederhana,
sedangkan Jika
, artinya data tidak berpola linear
Kesimpulan:karena
atau 2,12
2,64, maka data berpola
linear sehingga analisis uji korelasi dan regresi dapat dilanjutkan. 3. Korelasi Pearson Product Moment (PPM) Analisis korelasi pearson product moment ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (interaksi sosial siswa dalam pendekatan scientific dengan variabel terikat (Hasil belajar). Tabel. Hubungan Kepercayaan diri siswa Terhadap Hasil Belajar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
KODE SISWA AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH
X 89 81 83 85 82 94 80 83 83 95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 82 89 94 2205
Y
X2
87 7921 81 6561 81 6889 82 7225 80 6724 83 8838 78 6400 79 6889 80 6889 82 9025 79 9409 79 8464 81 8464 77 8281 82 7569 79 7744 77 8649 81 8838 79 8281 84 8649 81 7396 80 6561 79 6724 79 7921 79 8838 2009 195149
303
Y2
XY
7569 7743 6561 6561 6561 6723 6724 6970 6400 6560 6889 7802 6084 6240 6241 6557 6400 6640 6724 7790 6241 7663 6241 7268 6561 7452 5929 7007 6724 7134 6241 6952 5929 7161 6561 7614 6241 7189 7056 7812 6561 6966 6400 6480 6241 6478 6241 7031 6241 7426 161561 177219
rhitung =
n
y
y 2
n
n
25 1 25
2 2
2 4
4
y 2
y
2009 25 1
2
2
4
4
4
2944
0,58 Selanjutnya,
setelah
mendapat
koefisien
korelasi
(PPM)
maka
dilanjutkan pengujian signifikan dengan rumus:
0 1 0
25
2
0
2
4 79
=0 = 4,146 Dengan membandingkan nilai
dengan nilai
dengan tingkat
kesalahan α = 0,05 atau 5% dengan rumus derajat bebas (dk) = n - 2 = 25 - 2 = 23. Maka dicari padattabel didapat nilai ttabel = 0,413 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika jika
Jika
≥
berarti signifikan sedangkan berarti tidak signifikan
Kesimpulan: Karena t hitung ≥ttabel atau 4,146≥ 0,413 maka signifikan, sehingga Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
304
kepercayaan diri dalam pendekatan scientific terhadap hasil belajar SMA Negeri 5 Kupang. 4. Koefisien Determinasi KP =
x 100 %
= 0,582 x 100% = 0,33 x 100% = 33% 5. Regresi Sederhana Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel- variabel bebas (kepercayaan diri siswa dengan menerapkan pendekatan scientific) dengan variabel terikat (Hasil belajar). Langkah-langkah menjawab regresi sederhana: Langkah 1: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific. Langkah 2: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik Ha: r ≠ 0 H0: r = 0 Langkah 3: Membuat tabel penolong untuk mencari angka statistik Tabel. Nilai kepercayaan diri dan Hasil Belajar siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KODE SISWA AMG AHW ACT AFA AW BB CTIP CVYS DAS
X 89 81 83 85 82 94 80 83 83
Y 87 81 81 82 80 83 78 79 80
305
X2 7921 6561 6889 7225 6724 8838 6400 6889 6889
Y2 7569 6561 6561 6724 6400 6889 6084 6241 6400
XY 7743 6561 6723 6970 6560 7802 6240 6557 6640
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
95 97 92 92 91 87 88 93 94 91 93 86 81 82 89 94 2205
EYA FE FG KRN KL IGN MMSA MEN MMBI MNL MPJ NI SNM RH YL IA JUMLAH
82 79 79 81 77 82 79 77 81 79 84 81 80 79 79 79 2009
9025 9409 8464 8464 8281 7569 7744 8649 8838 8281 8649 7396 6561 6724 7921 8838 195149
6724 6241 6241 6561 5929 6724 6241 5929 6561 6241 7056 6561 6400 6241 6241 6241 161561
7790 7663 7268 7452 7007 7134 6952 7161 7614 7189 7812 6966 6480 6478 7031 7426 177219
Langkah 4: Memasukan angka-angka statistic dari tabel penolong
a= menghitung rumus b 25 1 219 25 1
b 4 4
2
2 2
4 4
0,37 Menghitung rumus a a a a
2
0 25
2
2 25 25
306
2
Langkah 5: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) JKReg[a] = =
=
=
= 161443 24
Langkah 6: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) JKReg[b│a] = b JKReg[b│a] = 0,37 177219
2205 2009
JKReg[b│a] = 0,37 177219 JKReg[b│a] = 9,324 Langkah 7: Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) JKRes= ∑
JKReg[b│a]
JKReg[a] 161443 24= 108,44
JKRes=161561
Langkah 8: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]) RJKReg[a] = JKReg[a] = 161443 24 Langkah 9: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a]) RJKReg[b│a] = JKReg[b│a] = 9,324 Langkah 10: Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) RJKRes=
=
95 71
=
108 44
= 1,714
Langkah 11: Menguji signifikan = 5,439 6. Kaidah pengujian Jika Fhitung ≥ Ftabel,,maka tolak Ho, Fhitung ≤ Ftabel,,maka terima Ho Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, makaFtabel= ;
, Ftabel= 4,28
Kesimpulan karena Fhitung ≥ Ftabel, atau 5,439 ≥ 4,28, maka tolak Ho, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pendekatan scientific .
307
DOKUMEN PENELITIAN DOA PEMBUKA
MENGECEK KEHADIRAN SISWA
308
MENGAMATI
309
MENANYA
MENGUMPULKAN DATA
310
MENGASOSIASI
311
MENGKOMUNIKASIKAN
DOA PENUTUP
312
313
314
315
316