1
JURNAL Pengaruh Implementasi Kompetensi Guru Menurut Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 terhadap Kinerja Guru (Studi pada SMP di Kota Tasikmalaya) Sri Tirto Madawistama Email :
[email protected] Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
A. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh implementasi kompetensi guru menurut undang – undang RI No.14 tahun 2005 terhadap kinerja guru. Untuk menjawab permasalahan penelitian, ada lima hipotesis yang diajukan yakni pertama Implementasi kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Kedua Implementasi kompetensi kepribadian berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Ketiga Implementasi kompetensi sosial berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Keempat Implementasi kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Kelima Implementasi kompetensi guru menurut Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan mengaplikasikan Pengujian Korelasi, yang bertujuan untuk mengetahui pola hubungan yang linear, positif dan signifikan di antara variabel; pengujian determinasi, untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel; dan pengujian regresi, yang bertujuan untuk mengetahui derajat keterkaitan di antara variabel. Populasi yang menjadi kelompok responden adalah seluruh guru di Kota Tasikmalaya dengan 186 sebagai sample. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket penelitian yang dianalasis dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows, Versi 17.0 Hasil penelitian menunjukan temuan sebagai berikut: Pertama, implementasi kompetensi pedagogik secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Kota Tasikmalaya. Kedua, implementasi kompetensi kepribadian secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Kota Tasikmalaya. Ketiga, implementasi kompetensi sosial secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Kota Tasikmalaya. Keempat, implementasi kompetensi profesional secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Kota Tasikmalaya. Kelima, Implementasi kompetensi guru menurut Undang – Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Kata Kunci : Kompetensi Guru, Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesional, Kinerja Guru.
2
ABSTRACT This research aims to determine whether there are significant implementation of teacher competence by law - Act 14 of 2005 RI on teacher performance. To answer the research problem, there are five hypotheses proposed that the first implementation of pedagogical competence has a positive effect on teacher performance. Second Implementation personal competence has a positive effect on teacher performance. Third Implementation of social competence has a positive effect on teacher performance. Fourth Implementation professional competence has a positive effect on teacher performance. The fifth teacher competence pursuant Implementation - No. 14 of 2005 has a positive effect on teacher performance. This study used a descriptive analytic method by applying the correlation test, which aims to determine the pattern of a linear relationship, positive and significant among the variables; determination test, to determine the influence between variables; and regression testing, which aims to determine the degree of association between variables. Population into groups of respondents are all teachers in Tasikmalaya City with 186 as a sample. Data was collected using a questionnaire study dianalasis by using statistical software SPSS for Windows, Version 17.0 The results showed the following findings: First, the implementation of direct pedagogical positive effect on the performance of teachers in Tasikmalaya. Second, the implementation of personal competence directly positive effect on the performance of teachers in Tasikmalaya. Third, the implementation of social competence direct positive effect on the performance of teachers in Tasikmalaya. Fourth, the implementation of the professional competence of direct positive effect on the performance of teachers in Tasikmalaya. Fifth, according to the teacher's competence Implementation Act - Act No. 14 of 2005 has a positive effect on teacher performance. Keywords: Teacher Competency, Professional, Teacher Performance.
Pedagogic,
Personality,
Social,
B. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Secara sempit dapat di interprestasikan sebagai pembimbing atau fasilator belajar siswa. Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang, Mangkunegara (2000:67).
3
Konsekuensi logis dari Undang – undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersirat maupun tersurat, bahwa seorang guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, seperti disebutkan pada (Pasal 1 Ketentuan Umum), dan guru harus profesional, dan dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Untuk itu agar sukses kinerja suatu sekolah, maka harus mengimplementasikan Undang – undang Guru dan Dosen yang lahir melengkapi dan menguatkan semangat perbaikan mutu pendidikan nasional yang sebelumnya juga sudah tertuang dalam Undang – undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kedua Undang – undang ini mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi lahirnya para guru yang betul-betul profesional dalam makna yang sesungguhnya. Lebih jauh lagi, kedua Undang – undang ini akan membuka jalan terang bagi segenap anak bangsa ini untuk secara perlahan tapi pasti keluar dari berbagai krisis yang melilit bangsa ini melalui perbaikan mutu pendidikan nasional dengan membentuk guru yang profesional. Implementasi Undang – undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 telah menuntut guru untuk memenuhi kualifikasi akademik yaitu S1 atau D IV, memiliki seperangkat kompetensi secara integral holistik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kualifikasi akademik dan seperangkat kompetensi tersebutlah yang akan mengantarkan guru untuk mengikuti sertifikasi guna memperoleh tunjangan profesi dari pemerintah yang nilainya. Berdasarkan uraian tersebut menunjukan bahwa adanya keberpengaruhan antara implementasi kompetensi guru menurut Undang – undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 terhadap kinerja guru. Untuk itu dengan berbekal pada rasa keingintahuan untuk mengenal lebih lanjut serta sejauh mana mengenai Implementasi Kompetensi Guru menurut Undang – undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 terhadap Kinerja Guru itulah faktor yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian. Dengan topik : Pengaruh Implementasi Kompetensi Guru Menurut Undang – undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Terhadap Kinerja Guru (Studi pada SMP di Kota Tasikmalaya). C. IDENTIFIKASI MASALAH Dari uraian di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang penting untuk diatasi yaitu; 1. Kebijakan pemerintah mengenai UU RI No.14 tahun 2005 belum direspon dan dipersiapkan oleh para guru. 2. Para guru kurang memahami perannya yang sangat strategis dalam membantu perkembangan siswa. 3. Dengan adanya UU RI No. 14 tahun 2005 apakah para guru telah mempunyai tingkat kompetensi profesional yang tinggi.
4
4. Para guru kurang memahami akan kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai dalam mengemban tugasnya. 5. Para guru kurang memahami makna dan prosedur uji kompetensi guru dalam rangka memperoleh sertifikasi dalam jabatan. 6. Kesiapan personil sekolah terhadap program peningkatan kinerja sekolah diduga belum maksimal. 7. Unjuk kerja guru belum optimal. 8. Diduga adanya UU RI No. 14 tahun 2005 belum memaksimalkan ketercapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan manajemen peningkatan kinerja guru. 9. Belum diketahui dampak program manajemen peningkatan kinerja terhadap guru 10. Kepuasan siswa dalam melaksanakan pembelajaran masih perlu ditingkatkan 11. Diduga sebagian hasil output lembaga pendidikan belum mampu berkompentensi. 12. Diduga lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah belum mampu memanfaatkan profile sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan pengembangan mutu sekolah. 13. Apakah para guru telah memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya. D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah pada penelitian ini. Maka maksud di adakan dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh implementasi UU 14 tahun 2005 terhadap kinerja guru pada SMP di Kota Tasikmalaya. Sementara tujuan penelitian ini dirumuskan secara spesifik sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui besar pengaruh implementasi kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru ? 2. Untuk mengetahui besar pengaruh implementasi kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru ? 3. Untuk mengetahui besar pengaruh implementasi kompetensi sosial terhadap kinerja guru ? 4. Untuk mengetahui besar pengaruh implementasi kompetensi profesional terhadap kinerja guru ? 5. Untuk mengetahui besar pengaruh implementasi kompetensi guru menurut Undang – undang RI Nomor 14 Tahun 2005 terhadap kinerja guru ? Kegunaan Penelitian Manfaat teoritis, hasil peneltian ini diharapkan menambah bahan kajian khususnya mengenai implementasi UU 14 tahun 2005 terhadap kinerja guru dan manfaat praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa fihak yaitu : 1. Bagi guru Bagi para pendidik/guru dapat menjadi bahan acuan dalam proses pembelajaran serta dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
5
2. Bagi sekolah Bagi sekolah hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pedidikan. 3. Bagi stakeholder Hasil penelitian agar dapat dijadikan pertimbangan untuk ikut meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan SDM guru. 4. Bagi pihak terkait (Diknas kota Tasikmalaya) Agar dapat menindaklanjuti hasil penelitian untuk menetapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatka kinerja guru. E. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Implementasi Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.” Pengertian-pengertian tersebut memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Esensinya implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk kompetensi desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda. Kompetensi Guru Kompetensi dalam Undang – undang Guru dan Dosen adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang menempati posisi yang strategis dalam pembukaan UUD 1945. Dalam situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan
6
pendidikan. Dengan kata lain, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Undang – undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Undang – undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 adalah sebuah legalitas formal yang menjamin perlindungan hukum bagi para guru untuk dapat bekerja secara aman, kreatif, profesional, dan menyenangkan, serta merupakan pengakuan guru sebagai profesi yang perlu diperhatikan kesejahteraannya. Tentunya kita mengetahui beberapa profesi yang telah lama kita kenal oleh masyarakat, misalnya profesi arsitektur, advokat, psikolog, akuntan, dokter, notaris, dan lainnya. Diimplementasikannya Undang – undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 telah menjadikan guru sebagai sebuah jabatan profesional, yang menjadikan guru mempunyai tugas dan kewajiban tertentu sehingga perlu diperhatikan kesejahteraannya dalam arti luas, meliputi gaji, tunjangan, dan rasa aman dalam menjalankan tugasnya. Kesejahteraan tersebut diperoleh melalui kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi guru. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di dalamnya tersirat maupun tersurat, bahwa seorang guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, seperti disebutkan pada (Pasal 1 Ketentuan Umum), dan guru harus profesional, dan dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Pasal 2 dinyatakan bahwa Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundangundangan, dan Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesioanl sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Selanjutnya disebutkan pula bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan, dan Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi atau ditunjuk pemerintah. Guru Profesional Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan atau jabatan menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
7
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Menurut Kunandar (2007:46), guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial maupin akademis. Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dan dengan kemampuan maksimal. Jadi guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman dibidangnya. Menurut Martinis (2007:3), profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur berlandaskan intelektual. Muhammad yang di kutip oleh Yunus Namsa, beliau menjelaskan bahwa profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli. Kinerja Guru Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/atual permance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinera bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang. Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diperoleh guru tetapi suatu keberhasilan yang salah satunya nampak dari suatu proses belajarmengajar. Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada dilingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku. Mangkunegara (2000:67), mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai .hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Dalam kamus bahasa Indonesia .Kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja. Seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang baik untuk menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan sebuah organisasi atau kelompok dalam suatu unit kerja. Jadi, Kinerja karyawan merupakan hasil kerja di mana para guru mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Indikator Kinerja guru Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) Rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau dise-but dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) Prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan (3) Hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
8
Evaluasi kinerja Menurut Agus Sunyato dalam bukunya Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa sasaran sasaran dan evaluasi kinerja karyawan sebagai berikut: a. Membuat analisa kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. c. Menetuka asaran dari kinerja yang akan dating dan memberikan tanggung jawab perorangan sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal lainnya, seperti imbalan. Jadi, evaluasi kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi. Banyak organisasi berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya. Untuk itu sangat tergantung dari para pelaksanaannya, yaitu para karyawan agar mereka mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. F. HIPOTESIS Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap kinerja guru. 2. Implementasi kompetensi kepribadian berpengaruh positif terhadap kinerja guru. 3. Implementasi kompetensi sosial berpengaruh positif terhadap kinerja guru. 4. Implementasi kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap kinerja guru. 5. Implementasi kompetensi guru menurut Undang – undang RI Nomor 14 Tahun 2005 berpengaruh positif terhadap kinerja guru. G. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Pemilihan metode ini didasarkan atas pertimbangan waktu terjadinya masalah dan juga adanya tujuan mendeskripsikan pokok masalah dan hasil penelitian secara apa adanya. Untuk kepentingan itu diperlukan rancangan penelitian. Subjek penelitian, teknik pengumpul data, teknik analisis data dan jadwal penelitian yang jelas. Penelitian ini dirancang berdasarkan desain penelitian kuantitatif.
9
H. HASIL PENELITIAN Pengujian Hipotesis Penelitian Hasil pengolahan data dengan tiga langkah tersebut di atas dijadikan sebagai bahan untuk pengujian ketiga hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, yaitu : Hipotesis Pertama : Terdapat pengaruh yang positif, implementasi kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru. Hipotesis pertama tersebut diterima, dibuktikan dengan terdapatnya pengaruh implementasi kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru, sebesar 58%, dengan pola hubungan linear dan searah, pada signifikan α = 0,01 atau memiliki tingkat kepercayaan 99%. Serta dibuktikan dengan Uji F di mana (F hitung = 93,276, df = 185 dan P = 0,00a), dan dipastikan lebih besar dari harga Ftabel dan memiliki persamaan regresi sebagai berikut : Y1 = 72,343 + 2,153 X1. Hipotesis Kedua : Terdapat pengaruh yang positif, implementasi kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru Hipotesis kedua tersebut diterima, dibuktikan dengan terdapatnya pengaruh implementasi kompetensi kepribadian terhadap kinerja guru, sebesar 54,9%, dengan pola hubungan linear dan searah, pada signifikan α = 0,01 atau memiliki tingkat kepercayaan 99%. Serta dibuktikan dengan Uji F di mana (F hitung = 79,517, df = 185 dan P = 0,00a), dan dipastikan lebih besar dari harga Ftabel dan memiliki persamaan regresi sebagai berikut : Y2 = 104,851 + 5,225 X2. Hipotesis Ketiga : Terdapat pengaruh yang positif, implementasi kompetensi sosial terhadap kinerja guru Hipotesis ketiga tersebut diterima, dibuktikan dengan terdapatnya pengaruh implementasi kompetensi sosial terhadap kinerja guru, sebesar 66,9%, dengan pola hubungan linear dan searah, pada signifikan α = 0,01 atau memiliki tingkat kepercayaan 99%. Serta dibuktikan dengan Uji F di mana (F hitung = 149,316, df = 185 dan P = 0,00a), dan dipastikan lebih besar dari harga Ftabel dan memiliki persamaan regresi sebagai berikut : Y3 =96,467 + 4,601 X3. Hipotesis Keempat : Terdapat pengaruh yang positif, implementasi kompetensi profesional terhadap kinerja guru Hipotesis keempat tersebut diterima, dibuktikan dengan terdapatnya pengaruh implementasi kompetensi profesional terhadap kinerja guru, sebesar 59,8%, dengan pola hubungan linear dan searah, pada signifikan α = 0,01 atau memiliki tingkat kepercayaan 99%. Serta dibuktikan dengan Uji F di mana (F hitung = 102,402, df = 185 dan P = 0,00a), dan dipastikan lebih besar dari harga Ftabel dan memiliki persamaan regresi sebagai berikut : Y4 = 116,272 +4,567 X4. Hipotesis Kelima : Terdapat pengaruh yang positif, implementasi kompetensi guru menurut Undang – undang RI No.14 tahun 2005 terhadap kinerja guru Hipotesis kelima tersebut diterima, dibuktikan dengan terdapatnya pengaruh implementasi kompetensi guru menurut Undang – undang RI No.14 tahu 2005 terhadap kinerja guru, sebesar 74,5%, dengan pola hubungan linear dan searah, pada signifikan α = 0,01 atau memiliki tingkat kepercayaan 99%. Serta dibuktikan dengan Uji F di mana (Fhitung = 56,273, df = 185 dan P = 0,00a), dan
10
dipastikan lebih besar dari harga Ftabel dan memiliki persamaan regresi sebagai berikut : Y1234 = 47,249 + 0,622 X1+2,155 X2+ 2,659 X3+ 0,942 X4 I. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan pembahasan data hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan terhadap permasalahan, hipotesis dan hasil dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil analisa menunjukan bahwa implementasi kompetensi pedagogik secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan tingkat efektivitas dikategorikan sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja guru memiliki ketergantungan terhadap implementasi kompetensi pedagogik sebesar nilai pengaruhnya tersebut. Selain itu, hal tersebut mengandung pengertian bahwa jika implementasi kompetensi pedagogik meningkat, maka kinerja guru juga akan meningkat. 2. Hasil analisa menunjukan bahwa implementasi kompetensi kepribadian secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan tingkat efektivitas dikategorikan sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja guru memiliki ketergantungan terhadap implementasi kompetensi kepribadian sebesar nilai pengaruhnya tersebut. Selain itu, hal tersebut mengandung pengertian bahwa jika implementasi kompetensi kepribadian meningkat, maka kinerja guru juga akan meningkat. 3. Hasil analisa menunjukan bahwa implementasi kompetensi sosial secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan tingkat efektivitas dikategorikan sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja guru memiliki ketergantungan terhadap implementasi kompetensi sosial sebesar nilai pengaruhnya tersebut. Selain itu, hal tersebut mengandung pengertian bahwa jika implementasi kompetensi sosial meningkat, maka kinerja guru juga akan meningkat. 4. Hasil analisa menunjukan bahwa implementasi kompetensi profesional secara langsung berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan tingkat efektivitas dikategorikan sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja guru memiliki ketergantungan terhadap implementasi kompetensi profesional sebesar nilai pengaruhnya tersebut. Selain itu, hal tersebut mengandung pengertian bahwa jika implementasi kompetensi profesional meningkat, maka kinerja guru juga akan meningkat. 5. Hasil analisa menunjukan bahwa implementasi kompetensi guru menurut Undang – undang RI No.14 tahun 2005 yakni implementasi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional secara bersama-sama memiliki efektivitas sedang serta berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Dengan demikian kinerja guru memiliki ketergantungan kepada implementasi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Jadi, jika keempat subvariabel independent tersebut berubah,maka kinerja guru pun akan berubah.
11
DAFTAR PUSTAKA Devies. Ivor K (1987), Pengelolaan Belajar, Jakarta: PT. Rajawali Pers. Diknas (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:Departemen P dan K. .................... 2005. Manajemen Peningkatan Mutu berbasis Sekolah Dasar. Jakarta:PT. Bumi Aksara. Depdiknas (2007). Tentang sertifikasi guru. Danim, Sudarwan, Manajemen Kinerja Sekolah.PMPTKDepdiknas. Kusnandar. 2007. Guru Profisional. Jakarta : PT Raja Grafindo. Malayu, H. 2007. Manajemen Sumber Daya manusia. PT. Bumi Aksara Mangkunegara A. A. Anwar Prabu. (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Rosda Karya. Mitchell, TR. 1989. Teaching and Teacher Education. New York. PergomanPress. Majalah Komunitas. Sertifikasi Guru : Tujuan dan Manfaat. http://sertifikasiguru.blog.dada.net/post/1207062477/SERTIFIKASI+GUR U+:+TUJUAN+&+MANFAAT Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional.(Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT. Rosda Karya. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.(Suatu Panduan Praktis). Bandung: Rosda Karya. Mohamad Uzer Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurdin dan Usman, http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_13093/title_implementasisistem-informasi/
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah No 14 tahun 2005 tentang Undang undang guru dan dosen. Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2006. Tentang standar isi dan satuan pendidikan dasar dan menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Riduwan, 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Bandung. Alfabeta. Sahertian, Piet A, 1997. Supervisi pendidikan dalam rangka inservice Education. Jakarta : Rineka Cipta Suryaman, 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Bina Aksara Subijanto, 2006. Profesi guru sebagai profesi yang menjanjikan pasca Undang – undang guru dan dosen. Balitbang. Depdiknas. Jakarta. Walpole. RE.1990. Pengantar Statistika.PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Yamin, Martinis(2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta. Gaung Persada Press. Yusufhadi,M.Indikator Mutu Proses Pendidikan. http://yusufhadi.net/indikatormutu-proses-pendidikan.