JURNAL MERETAS ISSN 2303-0100 Jilid 3, Nomor 3, April 2016, hlm. 171 -301 Terbit 2 kali setahun pada bulan April dan Oktober. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dibidang pendidikan. Artikel telaah (review article) dimuat atas undangan. ISSN 2303-0100. Penanggung Jawab : Drs. Kristanto V. Baddak, M.Si ( Dekan FKIP ) Ketua Penyunting : Kukuh Wurdianto, S.Pd.,M.Pd Wakil Ketua Penyunting : Akhmad Syarif, S.Pd.,M.Pd Penyunting Pelaksana: Dedy Nursandi, S.Pd.,M.S ( Ka. Prodi Pendidikan Geografi ) Krisma Natalia, M.Pd ( Ka. Prodi Pendidikan Sejarah ) Garry William Dony, S.Pd.,M.Or ( Ka. Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan & Rekreasi ) Sekretariat Redaksi : Novaria Marissa, ST.,S.Pd.,M.Pd Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Universitas PGRI Palangka Raya Ruang Pengelola Jurnal Meretas, Jln. Hiu Putih, Tjilik Riwut Km. 7, Telp. (0536) 3213453, E-mail :
[email protected] JURNAL MERETAS diterbitkan sejak November 2012 oleh Universitas PGRI Palangka Raya dengan nama “ MERETAS “ ( No. ISSN 2303-0100 ) Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS kuarto spasi satu setengah tidak boleh lebih 20 halaman, dengan format tercantum pada halaman belakang ( “ Petunjuk bagi Calon Penulis Jurnal Meretas “ ). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.
JURNAL MERETAS ISSN 2303-0100 Jilid 3, Nomor 3, April 2016, hlm. 171 - 301
DAFTAR ISI
Halaman
Hubungan Gaya Belajar Mahasiswa dan Metode Mengajar Dosen dengan Hasil Belajar Mahasiswa Bernisa, Universitas PGRI Palangka Raya
171 - 188
Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kepala Sekolah dalam Kepemimpinan Pengajaran di SMP Dewi Ratna Juwita, Universitas PGRI Palangka Raya
189 - 197
Peningkatan Pembelajaran Pukulan Forehand Drive Tenis Meja Melalui Pendekatan Bermain Haryono, Universitas PGRI Palangka Raya
198 - 205
Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik dengan Model Pembelajaraan Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) Johan Arifin, STKIP PGRI Banjarmasin
206 - 219
Pengaruh Peningkatan Ketuntasan Belajar IPS Melalui Metode Tanya Jawab dan Metode Drill Terhadap Prestasi Belajar Mantili, Universitas PGRI Palangka Raya
220 - 231
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT Berorientasi pada PAKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKN Siswa Rahidatul Laila Agustina, STKIP PGRI Banjarmasin
232 - 240
Hubungan Konsentrasi, Tingkat Stres dan Kepercayaan Diri dengan Hasil Shooting Permenit pada Bola Basket Fahrul Razzi, Universitas PGRI Palangka Raya
241 - 259
Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair dan Share ( TPS ) dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Silvia Arianti, Universitas PGRI Palangka Raya
260 - 275
Pengaruh Metode Permainan Kapal Perang dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPS Sumiatie, Universitas PGRI Palangka Raya
276 – 286
Pengaruh tentang Penggunaan Metode Kolaborasi dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Yuliana Tiasi Lambung, Universitas PGRI Palangka Raya
287 - 301
PENGARUH PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DAN METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 RUNGAN BARAT KAB. GUNUNG MAS TAHUN AJARAN 2013/2014 Mantili Dosen FKIP Universitas PGRI Palangka Raya Email:
[email protected] Abstract This research raised concerns about the effect of the application drill method and Self-Reliance Achievement Learning to IPS at the eighth grade students of SMP N 1 Rungan West District. Gunung Mas academic year 2013/2014? Quantitative approaches to the study design, the type of descriptive research in accordance with the purpose of describing the effect of the application method and Independence Drill Learning Achievement Learning to IPS at the eighth grade students of SMP N 1 Rungan West District. Gunung Mas academic year 2013/2014. This study concludes that: 1. Regression analysis results influence Drill and Independence Learning Methods on the learning achievement of IPS students gain the following regression equation: Y = 42.145 + 0.892. X1 + 0.855. X ¬ 2. The equation shows that the level of learning achievement of students is determined by the Social Science Methods Drill and support students' independence in learning. 2. Methods Drill positive effect on the achievement of social studies eighth grade students of SMP N 1 Rungan Western academic year 2013/2014. The results of the regression analysis obtain tcount 4.144> t table (2.021) with a p-value = 0.000 is accepted at significance level of 5%. Drill Method contribution to the achievement of social studies is of 41.7%. 3. Independence Learning positive effect on the achievement of social studies eighth grade students of SMP N 1 Rungan Western academic year 2013/2014. The results of the regression analysis obtain tcount 3.213> t table (2.021) with a p-value = 0.003 is accepted at significance level of 5%. Contribution to the achievement of Independence Learning social studies is 31%. Key words: Drill Method, Self-Reliance Learning and Learning Achievement
PENDAHULUAN Menuntut ilmu adalah kewajiban
karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa
setiap manusia yang telah dimulai sejak
belajar
maka
tidak
dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh
pengetahuan yang dapat diperoleh.
sebab itu, setiap manusia wajib untuk
Semakin perlunya manusia akan ilmu
belajar baik melalui jalur pendidikan
pengetahuan,
formal, informal maupun non formal,
sangat pesat dari waktu ke waktu.
maka
ada
ilmu
perkembangan
Kemajuan suatu bangsa diukur dari
untuk
tingkat kemajuan pengetahuan dan
berkualitas adalah melalui pendidikan.
teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan
dan
teknologi
suatu
menciptakan
manusia
yang
Pendidikan adalah suatu upaya yang
dilakukan
secara sadar dan
bangsa semakin maju taraf hidup dan
sengaja
kesejahteraan penduduknya.
perilaku seseorang atau masyarakat,
Perjalanan
bangsa-bangsa
untuk
meningkatkan
nilai
di
dari keadaan tertentu ke suatu keadaan
dunia telah mengajarkan bahwa bangsa
yang jauh lebih baik. Pendidikan
yang maju, modern, sejahtera dan
sebagai pranata pembangunan sumber
bermartabat
daya manusia yang berperan dalam
adalah
memiliki
bangsa
sistem
dan
yang praktik
pembentukan
peserta
didik
agar
pendidikan yang bermutu. Pendidikan
menjadi aset bangsa yang diharapkan,
yang bermutu merupakan syarat utama
supaya
untuk mewujudkan kehidupan bangsa
produktif.
yang unggul dan maju. Pendidikan
pendidikan
yang bermutu memiliki peran sentral
diterapkan pada Undang-Undang No.
dalam mencetak sumber daya manusia
20
yang berkualitas, tangguh, kreatif dan
Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan
inovatif.
nasional
Sumber
daya
manusia
menjadi Hal
manusia
yang
sesuai
tujuan
yang
telah
ini
nasional
Tahun
2003
tentang
bertujuan
Sistem
mencerdaskan
seperti itulah yang akan menjadikan
kehidupan bangsa dan mengembangkan
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
manusia Indonesia seutuhnya yaitu
mandiri, berdaya saing dan memiliki
manusia yang beriman dan bertaqwa
akhlak dan peradaban yang mulia.
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Pendidikan hakekatnya pembangunan
nasional diarahkan
Indonesia
pada
berbudi
pada
pengetahuan
seutuhnya
pekerti
kesehatan
luhur, dan
jasmani
memiliki ketrampilan,
dan
rohani,
yang menyeluruh baik lahir maupun
kepribadian yang mantap dan mandiri,
batin. Dipandang dari segi kebutuhan,
serta
pembangunan
kemasyarakatan dan kebangsaan.
manusia
yang
berkualitas perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi sumbangan
serta
memberikan
terhadap
terlaksananya
rasa
bertanggung
jawab
Upaya penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu dengan pendidikan
yang
berkualitas pula,
program-program pembangunan yang
pemerintah Indonesia telah berupaya
telah direncanakan. Salah satu usaha
mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas
dengan
program
pendidikan
nasional.
Pendidikan
nasional merupakan upaya mencerdaskan
untuk
bangsa
dan
Hampir
semua
kecakapan,
keterampilan, pengetahuan, kegemaran, sikap dan kebiasaan manusia terbentuk dan
berkembang
karena
belajar.
meningkatkan kualitas sumber daya
Menurut Witherington dalam Purwanto
manusia Indonesia guna mewujudkan
(2003:35),
masyarakat
perubahan didalam kepribadian yang
yang maju, adil dan
makmur,
serta
memungkinkan
“Belajar
baru
sebagai
manusia
berkecakapan,
seutuhnya.
Sehubungan dengan hal
tersebut,
pembangunan
dibidang
suatu
menyatakan diri sebagai suatu pola
warganya untuk mengembangkan diri Indonesia
adalah
daripada
reaksi sikap
yang
kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.” Jadi
setelah
melalui
proses
pendidikan merupakan strategi dan
pembelajaran, peserta didik diharapkan
wahana yang sangat baik didalam
dapat berubah kearah yang lebih baik,
pembinaan
kepribadiannya maupun kecakapannya.
sumber
daya
manusia
Indonesia. Untuk mencapai pendidikan
nasional
tujuan
diperlukan
Selama
proses
berlangsung, ada beberapa faktor yang
partisipasi dari semua warga negara
mempengaruhi
karena itu bidang pendidikan perlu
(output).
mendapat perhatian, penanganan, dan
mengelompokkannya
prioritas secara intensif, baik dari
faktor:
pemerintah, keluarga, dan pengelola
a. Faktor
pendidikan khususnya. Salah
kualitas
keluaran
Sudjana
yang
(2004:5) menjadi
ada
pada
dua
diri
organisme itu sendiri yang kita
satu
mewujudkan
pembelajaran
upaya
sebut faktor individual, dan
Pendidikan
b. Faktor yang ada di luar individu
Nasional adalah adanya proses kegiatan
yang kita sebut faktor sosial.
pembelajaran
Faktor
Kegiatan
yang
berkualitas.
pembelajaran
melahirkan dalam
tujuan
untuk
unsur-unsur
rangka
Oleh
pendidikan
selalu
antara
lain
yang
faktor kematangan, pertumbuhan
manusiawi
kecerdasan, latihan, motivasi dan
mencapai
pembelajaran.
individual,
karena
tujuan
faktor pribadi, sedangkan yang
itu,
termasuk faktor sosial, antara lain
berusaha
faktor
keluarga/keadaan
menempatkan manusia sesuai dengan
tangga,
guru
proporsi dan hakekat kemanusiaannya.
mengajarnya,
rumah
dan
cara
alat-alat
yang
dipergunakan dalam belajar dan
peserta didik itu sendiri sesuai dengan
mengajar,
kemauan, kemampuan, bakat dan latar
lingkungan
dan
kesempatan yang tersedia, dan
belakang
motivasi sosial.
adalah suatu proses dimana peserta
Dewasa ini sering kali ditemukan pendidikan
hanya
masing-masing.
Belajar
didik harus aktif. Dalam kegiatan
menitikberatkan
pembelajaran tidak semua anak didik
pada tercapainya tujuan pendidikan,
mampu berkonsentrasi dalam waktu
tetapi kurang memperhatikan proses
yang relatif lama, daya serap anak
pencapaian tujuan tersebut. Kalangan
didik terhadap bahan pelajaran yang
pendidik dalam proses pencapaian
diberikan juga bermacam-macam, ada
tujuan
harus
yang cepat, ada yang sedang dan ada
memperhatikan kebutuhan masyarakat
yang lambat. Terhadap perbedaan daya
dengan tujuan pendidikan. Pemenuhan
serap siswa sebagaimana kenyataan di
kebutuhan
atas, diperlukan strategi dan metode
pendidikan
dengan
masyarakat
hasil
belajar
berkaitan siswa,
guna
pembelajaran yang tepat.
mendapatkan hasil belajar yang baik
Menurut Djamarah (2000:93) dan
seseorang dalam hal ini pendidik
Sudjana (2004:6–8), dunia pendidikan
hendaknya dapat
mengenal beberapa macam metode
memilih
dan
menentukan metode mengajar yang
pembelajaran,
tepat
dengan kemampuan
digunakan oleh adalah: (1) metode
kebutuhan masyarakat,
proyek, (2) metode eksperimen, (3)
karena pemilihan metode yang tepat
metode pemberian tugas (resitasi), (4)
akan memberikan motivasi pada siswa
metode
untuk belajar.
sosiodrama, (6) metode demonstrasi,
sesuai
siswa dan
Keaktifan
peserta
didik
(7)
tetapi
yang
diskusi,
metode
(5)
problem
sering
metode
solving,
(8)
merupakan hal yang sangat penting dan
metode karya wisata, (9) metode tanya
perlu diperhatikan oleh para pendidik
jawab, (10) metode drill (latihan) dan,
sehingga proses pembelajaran yang
(11) metode ceramah.
ditempuh
akan
mendapatkan
hasil
Pendidik
benar-benar yang
hanyalah
optimal.
Pada prinsipnya, tidak satupun metode
pembelajaran
yang
dapat
merangsang
dipandang sempurna dan cocok dengan
keaktifan dengan jalan menyajikan
semua materi pokok yang ada dalam
bahan
setiap bidang studi. Metode-metode
pelajaran,
mengolah
dan
sedangkan
yang
mencerna adalah
tersebut
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan.
Karenanya,
menurut
juga mencakup aktivitas belajar di
Fathurrohman
(2009:60–61),
faktor
rumah di perpustakaan, dan lain-lain.
tujuan yang hendak dicapai, materi
Mengingat pentingnya aktivitas belajar
pembelajaran, peserta didik, situasi,
siswa
fasilitas,
guru
pembelajaran, guru diharapkan dapat
dan
menciptakan situasi pembelajaran yang
pembelajaran.
lebih banyak melibatkan keaktifan
Makin tepat metode yang digunakan
siswa. Sedangkan siswa itu sendiri
oleh guru dalam mengajar, diharapkan
hendaknya dapat memotivasi dirinya
makin efektif pula pencapaian tujuan
sendiri untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
pembelajaran, dengan
dan
mempengaruhi penentuan
IPS
faktor pemilihan
metode
didalam
mengikuti
proses
aktivitas
ini
Kompetensi dasar mata pelajaran
kemungkinan besar prestasi belajar IPS
yang harus dikuasai siswa di
yang dicapai oleh siswa lebih optimal
tingkat
SMP
menganalisa
mencakup:
dan memuaskan.
sebagai
sistem
Proses pembelajaran IPS
menjelaskan
dasar
sekolah-sekolah, seperti misalnya di
IPS
bagi
SMP Negeri 1 Rungan Barat Kab.
Indonesia,
(3)
Gunung Mas , pada umumnya telah
menerapkan stuktur dasar IPS , (4)
dilaksanakan secara maksimal, tetapi
menerapkan
belum optimal. Hal ini disebabkan
informasi, hukum
IPS
(1)
(2)
pelaksanaan
perusahaan
perusahaan
di
tahapan jasa,
(5)
siklus
IPS
menerapkan
terdapatnya
keterbatasan
di
dalam
tahapan siklus IPS perusahaan dagang,
berbagai hal, salah satunya mengenai
(6) menerapkan tahapan siklus IPS
ketidaktepatan
koperasi, (7) menganalisis laporan
menggunakan
keuangan, dan (8) menerapkan metode
didalam menyampaikan materi IPS ,
kuantitatif (Pusat Kurikulum, 2006: 5).
akibatnya siswa merasa malas untuk
Aktivitas yang dilakukan siswa selama
proses
pembelajaran
IPS,
tidak cukup hanya mendengarkan dan
guru
IPS
metode
dalam mengajar
belajar IPS sehingga prestasi belajar IPS siswa juga belum dapat mencapai tingkat optimal.
mencatat apa yang diterangkan guru,
Berdasarkan hasil pengamatan
tetapi siswa harus berpartisipasi aktif,
awal terhadap aktivitas siswa dan nilai
misalnya
menjawab
yang diperoleh siswa kelas VIII SMP
pertanyaan guru, mengerjakan soal, dan
Negeri 1 Rungan Barat Kab. Gunung
sebagainya. Aktivitas belajar siswa
Mas
bertanya,
tahun ajaran 2013/2014 dapat
dinyatakan
belum
memuaskan.
aktivitas dan tingkat perolehan nilai
Distribusi siswa berdasarkan kategori Tabel 1.
tersebut dituangkan pada Tabel 1.
Distribusi Siswa Berdasarkan Kategori Aktivitas Belajar dan Nilai IPS Siswa SMP Negeri 1 Rungan Barat Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 Aktivitas Belajar
No
Kelas
1 3 4
VII VIII IX
Σ Siswa
Kurang Aktif % 5,56 28 16,67
Σ 1 5 6
18 20 36
Berdasarkan
Cukup Aktif Σ 2 7 12
Tabel
1
% 11,11 36 33,33
di
atas
Aktif Σ 15 8 18
Nilai IPS Sedang (76-84) % Σ 3 16,67 12 56 10 27,78
Rendah (< 75) % Σ 2 11,11 3 20 6 16,67
% 83,33 36 50,00
Tinggi (85-100) % Σ 13 72,22 5 24 20 55,56
proses pembelajaran yang kreatif.
menunjukkan bahwa 28% siswa kelas
Penerapan metode resitasi pada
VIII kurang aktif dalam pembelajaran
pembelajaran IPS yang dilakukan oleh
IPS, disusul 36% cukup aktif, dan
Nursiyah pada semester ganjil Tahun
hanya
Pelajaran
36%
siswa
yang
termasuk
kategori aktif.
2010/2011
meningkatkan aktivitas
Berdasarkan
Tabel
1
di
atas
dapat
belajar
dan
hasil belajar IPS siswa kelas XI IPS
menunjukkan bahwa nilai belajar IPS
1
Kelas VIII SMP Negeri 1 Rungan Barat
resitasi
Kab. Gunung Mas berada pada kategori
Nursiyah pada semester ganjil Tahun
yang paling rendah, dengan total daya
Pelajaran
serap mencapai 76%. Kondisi ini diduga
yang
karena beberapa faktor seperti metode
dilakukan penelitian dengan metode lain
pembelajaran
sebagai bahan referensi guru IPS
belum
yang alat
guru
yang
telah
diteliti
2010/2011
memuaskan,
metode oleh
dengan kiranya
hasil perlu
di
pembelajaran,
SMP Negeri 1 Rungan Barat Kab.
kemampuan aritmatika, dan pemahaman
Gunung Mas , dalam hal ini metode
soal IPS
drill.
siswa
tepat,
digunakan
(Nursiyah, 2010). Selain
serta aktivitas pembelajaran
belum
optimal.
Pembelajaran
Pengetahuan
keterampilan
berlangsung satu arah, siswa hanya
guru
mendengarkan
guru
metode pembelajaran mutlak diperlukan,
dengan ceramah. Metode ceramah dan
karena metode yang digunakan untuk
tanya-jawab diterapkan pada keempat
mencapai tujuan pembelajaran pada
kelas tersebut. Guru hanya menjelaskan
masing-masing
materi
tidaklah
kegiatan
informasi
pelajaran yang
tanpa
dapat
dari
melakukan
menumbuhkan
dalam
dan
menggunakan
sama.
standar Menurut
beberapa
kompetensi Roestiyah
(2008:2), setiap metode yang digunakan
hanya tepat untuk tujuan tertentu. Jadi
motorik merupakan keterampilan dalam
untuk tujuan yang berbeda memerlukan
menggunakan alat, untuk kegiatan dalam
metode yang berbeda pula. Jika guru
IPS , misalnya bagaimana terampil
menetapkan
dalam menggunakan
beberapa
pembelajaran
maka
tujuan
harus
pula
laporan
dan menyusun
keuangan,
sedangkan
menetapkan beberapa metode sekaligus
keterampilan mental antara lain meliputi
sesuai
keterampilan
dengan
tujuan
tersebut.
harus
mengenal,
mencocokkan,
mempelajari, dan menguasai banyak
mengevaluasi.
Karenanya,
metode
guru
pembelajaran
agar
dapat
Bagi
menafsirkan, menghitung
sebagian
dan
siswa
SMP
digunakan variasinya, sehingga dapat
bukanlah suatu hal yang mudah untuk
menimbulkan proses pembelajaran yang
memahami suatu konsep yang abstrak,
efektif dan efisien.
khususnya konsep-konsep dalam mata
Metode drill adalah salah satu
pelajaran
IPS
.
Menurut
metode yang dapat diterapkan pada
(2005:99),
pembelajaran IPS . Menurut Roestiyah
metode yang tepat, dapat membantu
(2008:125), penggunaan metode drill
memahami
dimaksudkan
tersebut dengan suatu konsep konkrit
untuk
memperoleh
ketangkasan atau keterampilan
sebuah
Mulyasa
pendekatan
konsep-konsep
dan
abstrak
latihan
yang mirip atau sejenis dengan konsep
terhadap apa yang dipelajari, karena
abstrak yang sedang dipelajari. Dengan
hanya dengan melakukan secara praktis
metode drill, siswa langsung dihadapkan
suatu
dapat
kepada gambaran konkrit dari konsep-
disempurnakan. Siswa diberikan latihan-
konsep abstrak pada mata pelajaran IPS
latihan
. Siswa dibiasakan untuk memecahkan
pengetahuan
yang
dapat
keterampilannya. IPS
mengasah adalah
mata
masalah IPS , secara berulang, sehingga
pelajaran yang menuntut siswa untuk
siswa
memahami
dalam
keterampilan dalam menyusun laporan
menyajikan informasi ekonomi dalam
IPS. Pengertian siswa lebih luas melalui
bentuk pembuatan laporan keuangan
pengamatan berulang-ulang, dan siswa
secara benar dan tepat.
siap dengan pemahamannya karena
Menurut
dan
terampil
Ramayulis
(2006:11),
metode drill sering digunakan ketika ingin
membelajarkan
keterampilan
motorik maupun mental. Keterampilan
memahami
dan
memiliki
sudah terbiasa mengamatinya. Pembelajaran IPS adalah
pembelajaran
yang baik sesuai
dengan
kekhasan konsep atau pokok bahasan
dan
tingkat
perkembangan
siswa. Dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
diharapkan
Hasil analisis regresi terhadap
akan terdapat peningkatan ketuntasan
pengaruh Metode Drill dan Kemandirian
belajar dengan menggunakan metode
Belajar terhadap prestasi belajar IPS
drill
siswa
atau
demikian
berfikir
latihan
kompetensi
pada
standar
memahami
materi
pembelajaran IPS.
memperoleh
garis
regresi sebagai berikut: Y = 42,145 + 0,892.X 1
Berdasarkan penjelasan tersebut di
persamaan
+
0,855.X 2 .
tersebut menunjukkan
Persamaan
bahwa tinggi
atas, penulis tertarik untuk melakukan
rendahnya prestasi belajar IPS
penelitian
ditentukan oleh dukungan Metode Drill
dengan
Penerapan
judul,
Metode
“Pengaruh Drill
dan
siswa
dan kemandirian siswa dalam belajar.
Kemandirian Belajar Siswa Terhadap
Hasil pengujian hipotesis pertama
Prestasi Belajar Kelas VIII Di SMP
memperoleh nilai t hitung variabel Metode
Negeri 1 Rungan Barat Kab. Gunung
Drill sebesar 4,144 > t tabel
Mas Tahun Ajaran 2013/2014.”
dengan p-value = 0,000 diterima pada
(2,021)
taraf signifikansi 5% (p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh
METODE Dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian
deskriptif
karena
positif
dari
Metode
prestasi belajar IPS
Drill
terhadap
siswa. Artinya
penelitian ini berdasarkan pada data
semakin demokratis Metode Drill, maka
yang ada pada saat sekarang, yang
prestasi belajar IPS
dilakukan dengan jalan mengumpulkan,
Sebaliknya semakin kurang demokratis
menyusun, dan menaganalisis data yang
Metode Drill, maka prestasi belajar IPS
terkumpul.
semakin rendah.
Penelitian
ini
mengukur
tentang pengaruh Metode Drill dan
semakin tinggi.
Metode Drill yang menekankan
Kemandirian Belajar terhadap prestasi
latihan
belajar
pengumpulan
bersama akan memacu siswa untuk lebih
datanya menggunakan angket, hasil data
bersemangat dalam proses pembelajran.
tersebut kemudian dinyatakan dalam
Penerapan Metode Drill yang secara
bentuk angka (kuantitatif).
tidak
IPS
.
Dalam
berulang-ulang
langsung
akan
dan
diskusi
menumbuhkan
minat dan motivasi belajar, menciptakan suasana belajar yang baik, serta berusaha mendapatkan dan menimbulkan reaksi siswa, dalam arti dapat mengusahakan
bermacam-macam
upaya
agar
anak
dapat memahami materi yang diajarkan. Hasil pengujian hipotesis kedua memperoleh
nilai
t hitung
variabel
pengaruh orang lain, mampu berinisiatif dan mengembangkan kreatifitas serta merangsangnya berprestasi lebih baik. Dari tabulasi data Kemandirian
Kemandirian Belajar sebesar 3,213 >
Belajar,
dapat
t tabel (2,021) dengan p-value = 0,003
selama
anak
diterima pada taraf signifikansi 5%
mengerjakan ulangan akuntasi tanpa
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
bantuan orang lain atau teman maka
terdapat
dari
akan dikerjakan sendiri. Dan pada saat
Kemandirian Belajar terhadap prestasi
jam belajar anak diajak teman bermain
belajar IPS
dia tetap belajar, maka anak tersebut
tinggi
pengaruh
positif
siswa. Artinya semakin
Kemandirian
bahwa
memperkirakan
bisa
maka
memiliki ciri-ciri Kemandirian Belajar
semakin tinggi prestasi belajar IPS
yang tinggi. Sebaliknya, pada saat jam
siswa.
rendah
belajar anak diajak teman bermain dan
Kemandirian Belajar, maka semakin
dia mau, maka anak tersebut belum
rendah pula prestasi belajar IPS siswa,
termasuk anak yang mandiri.
Sebaliknya
Belajar,
disimpulkan
semakin
anak yang mandiri memiliki ciri yang mendukung keberhasilan. Hal
tersebut
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis ketiga dengan analisis regresi dengan
ganda yang mendapatkan harga F hitung
pendapat Suparmi (2001:62) bahwa ciri-
sebesar 49,306 lebih besar dari nilai
ciri siswa yang memiliki Kemandirian
F tabel sebesar 3,23 pada taraf signifikansi
Belajar yang tinggi adalah belajar atas
5%. Artinya terdapat pengaruh yang
kemauan sendiri tanpa perintah pihak
signifikan
lain di luar dirinya sendiri, tidak suka
Kemandirian Belajar terhadap prestasi
tergantung pada orang lain, mempunyai
belajar IPS
kemauan yang keras untuk mencapai
rendahnya prestasi belajar IPS
tujuan hidup, tidak suka menunda waktu,
dipengaruhi oleh Metode Drill dan
rajin dan tidak mudah putus asa, serta
Kemandirian Belajar.
mempunyai
ide
sesuai
atau
berusaha
untuk
argumen
logisnya.
gagasan
dan
dari
Metode
Drill
dan
siswa. Berarti tinggi
Penerimaan
hipotesis
siswa
ketiga
mempertahankan
tersebut sesuai dengan pendapat Slameto
Individu
yang
(2005:16) bahwa prestasi belajar siswa
mempunyai sikap mandiri akan lebih
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik
berani
dari dirinya (internal) maupun dari luar
memutuskan
hal-hal
yang
berkenaan dengan dirinya, bebas dari
dirinya
(external).
Adapun
faktor
internal adalah Kemandirian Belajar,
terhadap prestasi belajar IPS
motivasi belajar, minat dan sebagainya.
adalah sebesar 41,7%.
Sedangkan
faktor
eksternal
adalah
penerapan pembelajaran Metode Drill.
3. Kemandirian
Belajar
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP N 1 Rungan Barat
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis
tahun ajaran 2013/2014. Hasil
data dan pembahasan yang telah
analisis
diuraikan pada bab sebelumnya,
nilai t hitung sebesar 3,213 > t tabel
maka dapat diambil kesimpulan
(2,021) dengan p-value = 0,003
sebagai berikut:
diterima pada taraf signifikansi
1. Hasil analisis regresi terhadap
5%. Kontribusi Kemandirian
pengaruh Metode Drill dan
Belajar terhadap prestasi belajar
Kemandirian Belajar terhadap
IPS adalah sebesar 31%.
prestasi belajar IPS
siswa
regresi
memperoleh
4. Metode Drill dan Kemandirian
memperoleh persamaan garis
Belajar
regresi sebagai berikut:Y =
terhadap prestasi belajar IPS
42,145 + 0,892.X 1 + 0,855.X 2 .
siswa kelas VIII SMP N 1
Persamaan
Rungan Barat
tersebut
menunjukkan
bahwa
tinggi
berpengaruh
positif
tahun ajaran
2013/2014. Hal ini terbukti dari
rendahnya prestasi belajar IPS
hasil
siswa ditentukan oleh dukungan
memperoleh nilai F hitung sebesar
Metode Drill dan kemandirian
49,306 lebih besar dari nilai
siswa dalam belajar.
F tabel sebesar 3,23 pada taraf
2. Metode
Drill
berpengaruh
analisis
signifikansi
uji
5%.
F
yang
Secara
positif terhadap prestasi belajar
keseluruhan variabel pengaruh
IPS siswa kelas VIII SMP N 1
Metode Drill dan Kemandirian
Rungan Barat
Belajar memberikan kontribusi
2013/2014.
tahun ajaran Hasil
analisis
regresi memperoleh nilai t hitung sebesar 4,144 > t tabel (2,021) dengan
p-value
=
0,000
diterima pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi Metode Drill
sebesar 72,7% terhadap prestasi belajar IPS siswa.
Mulyasa,
DAFTAR RUJUKAN
Pendidikan.
Berbasis
Jakarta:
Belajar Dan Kompetensi Guru, Grafindo
Menciptakan
Persada,
2009.
dalam
2008.
Penelitian
1986.
Desain
Belajar
Bumi
dan
Aksara.
Badan
Penerbit
Bumi
Oteng
Sutisna,
Aksara.
Hasan, S.Hamid. 1995. Pendidikan Ilmu Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik. Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Proposal.
Aksara. Jakarta
Bumi
Pendidikan.
Prof.
1983.
Pendidikan,
Angkasa, Bandung Ramayulis.
2006,
Mengajar.
Bandung.
Jakarta:
Dr.
Administrasi
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar.
Evaluasi
Surabaya: Usaha Nasional
Eksperimental.
Universitas Diponegoro.
Pendekatan
dan
Nurkancana, Wayan dan Sunartana.
Imam.
Sosial,
Kreatif
Bandung.
Bandung:
CV.Alfabeta.
Semarang:
Proses
Mengajar.
Furqon. 1997. Statistika Terapan Untuk
Ghozali,
yang
Belajar
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan
Refika Aditama
Penelitian.
Proses
Efektif. Jakarta.
Strategi
Belajar Mengajar. Bandung: PT
Aksara.
Nasution, 2001. Model Pembelajaran
Mengajar dkk,
Bumi
Dan
Jakarta
Jakarta Fathurrohman,
Remaja.
Kompetensi
Kontekstual.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2000. Prestasi
Raja
PT.
Guru
Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran
Bumi Aksara
PT
Menjadi
Rosdakarya. Bandung.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Evaluasi
2005.
Profesional.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar
E.
Strategi
Belajar
Bandung:
Refika
Aditama. Riduwan dan Sunarto,. 2007. Statistika untuk penelitian.
Bandung :
Alfabeta. Roestiyah.
2008.
Strategi
Belajar
Mengajar dalam CBSA, Bandung : Remaja Rosda Karya
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran.
Rineka
Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor– Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Jakarta. Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
Makna Pembelajaran. Alfabeta.
Faktor
Bandung.
Jakarta: Rineka Cipta.
Said, M. Prof. Dr. H. 1989. Ilmu Pendidikan, Alumni, Bandung. Sanjaya. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. Sardiman, A.M. 2008. Interaksi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Senjaya,
Wina.
2007.
Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
R.,
SH.,
Drs.
1989.
Membina dan Mengembangkan Generasi
Muda,
Tarsito,
Masri.
Penelitian
1989.
Survey.
Metode Jakarta:
PT.Pustaka LP3ES.
Mempengaruhi.
1998.
Dasar-dasar
Belajar
Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses
Belajar
Bandung
:
PT
Mengajar. Remaja
Rosdakarya Sudjana. 2005. Metode Statisika. Tarsito. Bandung. 2008.
Pendidikan.
Metode CV
Penelitian Alfabeta.
Bandung. Sugiyono.
2004.
Administrasi.
Bandung. Singarimbun,
Nana.
Proses
Sugiyono,
Prenada Media Group. Simanjuntak,
Sudjana,
Yang
Metode
Penelitian
CV
Alfabeta.
Metode
Penelitian
Bandung. Sugiyono.
2008.
Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
Sugiyono. 1997. Metodologi Penelitian
faktor yang Mempengaruhinya.
Administrasi. Yogyakarta: BPFE-
Rineka Cipta. Jakarta.
VII