EK lssN 1829 - 7285 Volume 3, Nomor 2, Januari 2007
Jurnal
Kesehatan Lingkungan
Jurnal Kesehatan
Lingkungan
Vol. 3
No. 2
Hlm.
S!rabaya,
107 - 210 Januari 2007
ISSN
1829 -7255
vo.tre3,Ntr/OR2,JAilUANN' tssil tt29-7285 Jurnel Koehettn
Llryknrgn
.
.. Tep]t sejak Juli 2(D4, merupakan jumal ilmiah yarB menyaiikan karya ilmiah hasil penelitian dan kajhn anilitis*ritis di tidafo tceeltiatan lingkungan. Setiap nsskah yan! aitirimtan ke Jumal- Kesehatan
Lingkungan akan ditelaah oleh mitra bestari yang sesuai dengan bilsngnya. Daftar nama mitra bestari dicantumkan pala nomor terakhir dari setiap volume. Jumal ini terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli. Mulal volume 3, fomat Jumal Kesehatan LingkurBan sedikit b€rbeda dari seb€lumnya karena meny*uaikan dengaripgrliembangan ' kaidah dalam penerbitanlumal ilmiah.
Pon nggung J.web Soedjajadi lGman Ketua Penyuntlng Retno Adriyani
erflyundng Pdrlcrm
tlir StlCyo.ii RiftYuttrlali sld.rrtari
R. Azizlh Co.b lrd.b
P.
F.lrban T.lr Lb.h. lna Nurdhna
lloturmmad Hufron Yndi Pumi*an Zufra lnayah Agus Sbwanto
ALm.t Penyuntlng d.n Tfi Usrha ^Orntmon l(achetrn Ungliungen-- Frkult$ Ke.ohrten lOmflr.
UnlvoElt C UNAIR
Aldrngg. Jt. ilulyoroJo Sunb.ya
[$yarakat
a
T.lp.: 031 {S6.1905, E920gA F.x.: 03t €9e4905, 592161 8 Enell:
[email protected]
- 60fis
Volume 3, Nomor 2, Januari 2007
tssN 1829 - 728
Jumal K€ehatan Lingkungan DAFTAR ISI Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jentik Aedes Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (107-118) Yunita Ken Respati (Fakuftas Kesehatan Masyarakat UNAIR) Sedjajdi Keman (Fakuftas Kesehatan Masyarakat UNAIR) Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumen Air Minum lsi Ulang dengan Penyakit Diare (119-126) Chistyana Sandra (Fakultas Kesehatan lvlasyarakat UNAIR) Ulis SulMyoini (Fakultas Kesehatan Masyankat UNAIR)
tGndungan Timbal dalam Darah dan Dampak Kesehatan pada Pengemudi Bus Kota AC dan Non AC di Kcta Surabaya (127-136) Suhedrc (BBTKL dan P2M Surabaya) S@dibyo HP(Fakuftas Kesehatan Masyarakat UNAIR) Wndhu Pumomo(Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR) Hubungan Tingkat Kesehatan Rumah dengan Keiadian ISPA pada Anak Balita di Desa Labuhan Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa (137-148)
Apnnda Dai Safiti (Fakuftas Kesehatan Masyaakat UNAIR) Scdjajadi Keman (Fakuftas Kesehatan Masyarakat UNAIR) FaKor yang Mempengaruhi Pengelolaan Limbah Cair RSUD Wangaya Denpasar (149-158) Tri Habsari Merdekawati (Dinas Kesehatan Provinsi Bali) Lilis Sulistyorini (Fakultas Kesehatan M asyarakat UN AIR) ldentifikasi Kadar Debu di Lingkungan Kerja dan Keluhan Subyektif Pernafasan Tenaga Kerja Bagian Finish MillPabrik Semen ('159-170) Aditya Surya Atmaja (Fakuftas Kesehatan Masyarakat UNAIR) Denny Ardyanto (Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR)
Pengaruh Pengolahan dan Pendistribusian terhadap Kualitas Air Pelanggan PDAM Mojokerto (171-182) / Yudi Wahyono (BBTKL dan P2M Surabaya) ,/ Ritih YucllEstdi (Fakuftas Kes€,hatan Masyankdt UNAIR) '. S@djajadi Keman (Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR) Enam Kebutuhan Fundamental Perumahan Sehat (18$194) S@djajadi Keman (Fakuftas Kesehatan Masyarakat UNAIR)
Vol(,lne 3, Nomor 2, Januari 2fi17
tssN 1829 - 7285
Psubaharr lklim Global, Kesehatan Manusia dan Pembangunan Berkehrutan ( I 95-204) Keman (Fakultas Kesehatan Masyankat UNAIR)
Sffii
Ucapan Terima Kasih
205
lnd€*s Penulis Volume 3
206
lndd(s Subyek Volume 3
207
Dder lsi Vdume 3
208
, ,
: 159-170
Balai
Yt-di
W,
Ririh Y,
dan Soediaiadi K., Pengdruh Pengolahan dan Pendisttibusidn 171
PENGARUH PENGOLAHAN DAN PENDISTRIBUSIAN TERHADAP KUALITAS AIR PELANGGAN PDAM MOJOKERTO The lnftuence of PDAM Water Treatment and Distribution on Customer's Water Quality in Moiokerto
phatan. Lcan.
Yudi Wahyonol, Ririh Yudhastuti
Dunia
') 4
2,
Soediai
i Keman2
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penvakit Menular SunbaYa Fakiltas Kesehatan Masyankat Universitas Ailangga Surabaya (soe dja_ke
ma
n@u n a ir. ac. id)
Abstract:The aim of this study was to analyze the influence of PDAM water treatment and distribution (taken from Brantas dver and Jubel gravitation water) on customer's water qua$ty in Mojokerto- This was a cross-sectional observational study. Collection data was conducted in April-August 2006. Sample size was 40, the number of sample in each group was 20. Data analysis were used Mann Whitney and Kruskal-Wallis. The result showed all of water samples taken frorn Jubel had good quality. Whereas, some water samples taken from Brantas had poor quality. All water treatment was done according to
Standart Operating Prosedure. Water customers u/ere vary' in Mojokerto Regency, 62.50% had good quality 37.50% had moderate quality; and in Mojokerto Ci$,43.75Yo had good quality, 3'1.25% had moderate quality and 25.00% had poor quality. lt is concluded that there is no influence from water resource and water treatment on the quality of customer's drinking water; but there is an influence from water distribution to the quality. lt is recommended to add chlor in kilometers of 10 and 15. Provide early detector equ,pment for distribution pipe leakage as well as to use antFleakage distribution pipe technology.
Kewords : distribution, custome/s water quality, water treatment PENDAHULUAN
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Mojokerto sebagai perusahaan daerah yang menyediakan fasilitas air bersih dan mengolah air bersih untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk wilayah Mojokerto dan sekitarnya. Ada dua instalasi pengolahan air minum di Mojokerto yaitu PDAM Kabupaten Mojokerto yang mengolah air baku dari air gravitasi Jubel dan PDAM Kota Mojokerto yang mengolah air baku dari sungai Brantas. PDAM Mojokerto
172
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.3, NO.2, JANUARI 2007 : 171-182
memiliki tujuan utama untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan masyarakat akan kebutuhan air minum di wilayah
Mojokerto dengan jumlah pengguna sebanyak 8.825 kepala keluarga. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari diperlukan air yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Secara kualitas harus memenuhi syarat biologis, fisika, radioaktivitas dan kimia. Syarat kimia menunjukkan jumlah bahan-bahan kimia yang diperbolehkan sehingga tidak mengganggu kesehatan dan estetika (Slamet, 2002). Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air minum maka perlu
dilaksanakan pengelolaan secara terus-menerus dan berkesinambungan agar teriamin kuantitas maupun kualitasnya. Standar kualitas air minum yang berlaku di lndonesia adalah berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor: 907/ MENKES/SK /1y2002 tanggal 29 Juli 2002. lnstalasi perpipaan PDAM Mojokerto yang telah lama terpasang
mengalami kebocoran akibat usang maupun pergeseran tanah, dimana pada tahun 2002 terjadi kebocoran air sebesar 36%, tahun 2003 kebocoran ai 27o/o, lahvn 2004 kebocoran air 31%, dan tahun
2005 kebocoran air sebesar 34% (PDAM Kab. Mojokerto, 2005; PDAM Kota Mojokerto, 2005).
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan (Slamet, 2002; Azwar, 1990). Penyakit yang ditularkan melalui air yang tidak saniter kerap disebut sebagai wafer borne disease diantaranya adalah diare. penyakit kulit, dan konjungtivitis (Djohari, '1998; Forrest, 1997). lvater borne disease yang terjadi di Mojokerto berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Kota Mojokerto tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan air bersih pun meningkat, sehingga PDAM perlu meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas air bersih (Effendi, 2003). Dalam usaha peningkatan pemenuhan air bersih tersebut, hasil pengolahan air yang dilakukan oleh PDAM Mojokerto harus sesuai dengan kualitas air minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rl no.907/Menkes/ Vll/2002 perlu diteliti. Rumusan masalah penelitian rni adalah: Apakah pengolahan dan pendistribusian air PDAM bersumber sungai Brantas dan air gravitasi Jubel berpengaruh terhadap kualitas air pelanggan PDAM Mojokerto? Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengolahan dan pendistdbusian air PDAM bersumber sungai Brantas dan air gravitasi Jubel terhadap kualitas air pelanggan.
YudiW., Ritih Y, dan Soedjaiadi K., Pengaruh Pengalahan dan
Pedisfibusian 173
Tabel 1. Jumlah Penderita Water Bome Disease di Kabupaten Mojokerto Tahun 2003 dan 2004 Watet Bome Disease
ffi
Jumlah Kunjungan
41.424 Diare 63.354 Kulit 13.781 Konjungtivitis 5.O52 Disentri Sumber : Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2004
46.516 42.610 15.981
4.4
Tabel 2. Prosentase Jumlah Penderita Water Bome Disease di Kota Mojokerto Tahun 2004 Water Bome Disease Prosentase Jumlah Kunjungan (%) z,o .Diare 3,8 Kulil 3,2 Konjungtivitis 6,2 lnfeksi Penyakit usus lain Sumber : Dinkes Kota Moiokerto, 2m4
METOOE PENELITIAN
Studi ini merupakan penelitian observasional, yang dilakukan secara c,Dss sectional terhadap kualitas air pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten dan Kota Mojokerto dan kejadian penyakit diare di daerah tersebut. Pengambilan data dilakukan pada bulan April - Juni 2006. PDAM Mojokerto memiliki 2 buah sumber air baku yaitu air gravitasi Jubel dan air sungai Brantas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang merupakan pelanggan PDAM Mojokerto. Sampel penelitian ini adalah pelanggan PDAM Mojokerto dengan radius pendistribusian 0 km, 5 km, 10 km, dan 15 km dari lnstalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) PDAM Kabupaten dan Kota Mojokerto. Besar sampel diperoleh berdasarkan persamaan estimasi uji pendahuluan dan diperoleh besar sampel adalah 40. Dalam penelitian ini sampel di bagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok penduduk yang air PDAMnya bersumber dari air gravitasi Jubel dan kelompok penduduk yang air PDAMnya bersumber dari air sungai Erantas, sehingga besar sampel untuk masing-masing kelornpok penelitian adalah 20. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Parameter air yang diukur adalah kualitras fisika, yaitu wama, kekeruhan, bau, iumlah padatan terlarut (TDS) dan bau; parameter kualitas kimia, yaitu derajat keasaman (pH) dan sisa khlor; dan parameter kualitas bakteriologi yaitu total bakteri coliform, yang diperiksa dengan metode tabung ganda. Pengambilan sampel air
171
JURNAL KESEHATAN LTNGKUNGAN, VOL.3, NO.2, JANUARI 2OO7 : 171-182
dilakukan pada air minum pelanggan PDAM Kabupaten dan Kota Mojokerto (pelanggan pada radius 0 km, 5 km, 10 km, 15 km dari instalasi pengolahan air minum PDAM) dilakukan setiap minggu sekali selama satu bulan. HASIL DAN PEI'BAHASAN 1. Air Baku, Pengolahan Air dan Pendistribusian Air PDAM Mojokerto
Kualitas air minum pelanggan dapat dipengaruhi oleh kualitas air baku. Kualitas air baku menentukan proses pengolahan di suatu lnstalasi Pengolahan Air Minum (IPAM). Air baku yang digunakan oleh PDAM Kabupaten Mojokerto berasal dari sumber air gravitasi Jubel, sedangkan air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Mojokerto berasal dari air sungai Brantas. Oleh karena itu dilakukan pemeriksaan parameter kualitas air terhadap air gravitasi Jubel dan air sungai Brantas sebagai air baku PDAM Mojokerto. Air baku PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari air gravitasi Jubel parameter TSS rerata 3,5 mg/l dan TDS rerata 166,25 mg/|. Parameter total bakteri coliform rerata 0 MPN serta kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,9. Sedangkan air baku PDAM Kota Mojokerto yang bersumber dari air sungai Brantas parameter TSS rerata 60,5 mgfl dan TDS rerata 166,25 mg/|. Parameter total bakteri coliform retala 7142 MPN serta parameter pH rerata 6,925.
Selain air baku, kualitas air minum pelanggan dapat pula dipengaruhi oleh proses pengolahan yang dilakukan di PDAM. Pengolahan air yang dilakukan PDAM dinilai berdasarkan jumlah seluruh skor kesesuaian proses pengolahan (penambahan flokulan, penambahan desinfektan, dan kinerja peralatan pengolah air) dengan Standard Operating Procedure (SOP). Penilaian skor tersebut adalah 0=tidaksesuai SOP (total skor0-1), 1= sesuai SOP (total skor2-3). Hasil penilaian terhadap proses pengolahan di PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari air gravitasi Jubel ditampilkan pada Tabel 3. Sedangkan hasil penilaian terhadap proses pengolahan di PDAM Kota Mojokerto yang bersumber dari air sungai Brantas ditampilkan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 diperoleh kesimpulan bahwa proses pengolahan air pada IPAL PDAM Kabupaten Mojokerto dan PDAM Kota Mojokerto telah sesuai dengan SOP.
Selain proses pengolahan, distribusi air ke pelanggan juga dapat mempengaruhi kualitas air minum pelanggan. Distribusi air PDAM ke pelanggan yang dapat mempengaruhi kualitas air minum dinilai berdasarkan ,umlah seluruh skor kondisi pendistribusian (jenis pipa, jumlah kasus kebocoran, jarak distribusi). Penilaian skor
Yudiw.
Ririh Y., dan S@dieiadi K.,
Perudruh Pengolahan dan Pendigtibutian 175
tersebut adalah O = distribusi buruk (total skor 0-2) dan 1 = distribusi baik (total skor
34).
Hasil penilaian distribusi air PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari air gravitasi Jubel disajikan pada Tabel 5. Sedangkan hasil penilaian distribusi air PDAM Kota Mojokerto yang bersumber dari sungai Brantas disajikan pada Tabel 6. Tabel
3.
Penilaian terhadap Proses Pengolahan Air di PDAM Kabupaten Mo.iokerto, Tahun 2006 Skor
Parameler ll Penambahan flokulan Penambahan desinfektan Kineria p€ralata n Denqolah air
I
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
Sesuai
Sesuai SOP
,1
Total Sesuai SOP
Sesuai SOP
Kesimpulan
I
1
soP
Tab€l 4. Penihian terhadap Proses Pengolahan Air di PDAM Kota Moiokerto, Tahun 2006 Skor
Parameler
t
I
Penambahan fokulan Penambahan desinfektan Denoolah air Kineria
1
t
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Total
5 Sesuai
3
Kesimpulan
Sesuai SOP
SOP
1
3 Sesuai SOP
Sesuai SOP
5. Penilaian terhadap Distribusi Air di PDAM Kabupaten
Tabel
Mojokerto, Tahun 2006 Skor Parameter 0
Jenb
Pipa
Jumlah kasus kebocoran
pipa Jarak dbuibusi Droi
5km
10
ntvlll t Ilt 0000000000000000 1111111100110110 3330222211110000 44333 bbbb
Keierangan:b = baik, br= buruk
I
20110 br
br
176
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.3, NO.2, JANUARI 2007 : 171-182
Tabel 6. Penilaian terhadap Distribusi Air di PDAM Kota Mojokerto,
Tahun 2006 Skor
Palameter
0km
Jenis Pipa Jumlah kasus keb@oran
5km
tfl t Mt ItM 11111111000'r0001
I
10 km
fl flt tv t
15 km
l
3 3 3 3 22 2 211 1 I 0 0 0 Total 55 5 5444 4 22 2 3111 Kesim n b b b b b b b b br b. b. b brbr b.
Jalak
tv
0
distribusi
Keterangan j b = baik,
2.
2
b.
br= buruk
Kualitas Air Pelanggan
Kualitas air di pelanggan PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari air gravitasi Jubel pada 0 km untuk parameter warna
reratanya sebesar 15,25 TCU dimana 50% diantaranya tidak memenuhi syarat, parameter kekeruhan, TDS, dan bau semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air baku ditinjau dari parameter total bakteri coliform semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,875 semuanya (1007o) memenuhi syarat dan sisa khlor rerata 6,25 mg/l dimana 25o/o diantaranya tidak memenuhi syarat. Sedangkan kualitias air pelanggan PDAM Kota Moiokerto yang bersumber dari air sungai Brantas, pada 0 km untuk parameter wama rerata 15,25 TCU dimana 50% diantaranya tidak memenuhi syarat. Kekeruhan rerata 5,5 NTU dimana 25o/o dianla? ya tidak memenuhi syarat, TDS rerata 187 mg/l dan bau semuanya (1000/0) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air baku ditinjau dari parameter total bakteri coliform semuanya (100o/o) memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,95 dan sisa khlor rerata 4,425 mgll, semuanya (100o/o) memenuhi syarat. Kualitas air di pelanggan PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari Jubel pada 5 km untuk parameter warna reratanya 14,25 TCU dimana 25o/o diantaranya tidak memenuhi syarat, kekeruhan rctata 2,5 NTU, TDS rcrala 1U,75 mg/l dan bau semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air baku
ditinjau dari parameter total bakteri coliform semuanya (100o/o) memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,925, 100% memenuhi syarat dan sisa khlor rc,ala 4,125 mgfl
dimana 25olo diantaranya tidak memenuhi syarat.
Sementara itu kualitas air pelanggan PDAM Kota Mojokerto yang bersumber dari sungai Brantas, pada 5 km untuk parameter wama rerata 't4,5 TCU dimana 25Vo diant aranya tidak memenuhi
YudiW., Rnih
Y.,
ddn ScEdiai8di K., Pengaruh Pengoldhan dan Pendistribusian 177
syarat, kekeruhan rerata 6,25 NTU dimana 75% diantaranya tidak memnuhi syarat, TDS rerata 188 mg/l dan bau semuanya (100%) memenuhi iyarat. Kualitas bakteriologis air baku ditinjau dari parameter total bakteri coliform semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 7,0 dan sisa khlor rerata 2,55 mg/l, semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas air di pelanggan PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari Jubel pada 10 km adalah warna rerata 13,5 TCU, semuanya (1OO%) memenuhi syarat, kekeruhan rerata 3,5 NTU' TDS rerata 164,75 mg/l dan bau semuanya (10070) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air baku ditinjau dari parameter total bakteri coliform semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,95 dan sisa khlor rerata 0,625 mgn, semuanya (100%) memenuhi syarat. Sementara itu kualitas air pelanggan PDAM Kota Mojokerto yang bersumber dari sungai Brantas, pada 10 km untuk parameter wama rerata 14 TCU semuanya (1007o) memenuhi syarat, kekeruhan rerata 8 NTU dimana semuanya (1007o) tkjak memenuhi syarat, TDS rerata 190,5 mg/l dan bau semuanya (100oi6) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air baku ditiniau dad parameter total bakteri coliform rerata 21,25 MPN dimana 75% diantaranya tidak memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,95 dan sisa khlor rerata 0,025 m9/1, semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas air di pelanggan PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari Jubel pada 15 km untuk parameter warna rerata 13,5 TCU, kekeruhan rerata 3,5 NTU, TDS rerata 164,75 mg/l dan bau semuanya (1OO%) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air baku ditinjau dari parameter total bakteri coliform semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,825 dan sisa khlor rerata 0,05 mg/l, semuanya (100%) memenuhi syarat.
Sedangkan kualitas air pelanggan PDAM Kota Mojokerto yang bersumber dari air sungai Brantas, pada 15 km untuk parameter warna reftlta 14,25 TCU,25% diantaranya tidak memenuhi syarat, kekeruhan rerata 7,5 NTU dimana semuanya (100%) tidak memenuhi syarat, TDS rerata 190i5 mg/l dan bau semuanya (100%) memenuhi syarat. Kualitas bakteriologis air baku ditinjau dari parameter totial bakteri coliform retata 17,625 MPN, 75olo diantaranya tidak memenuhi syarat. Kualitas kimia air baku ditinjau dari parameter pH rerata 6,95 dan sisa khlor rerata 0,0 mg/l. semuanya ( 100%) memenuhi syarat. Perbedaan kualitas air minum pelanggan antara PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumberkan air gravitasi Jubel dengan PDAM Kota Mojokerto yang bersumberkan air sungai Brantas, diuji dengan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
178
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN. VOL.3. NO.2. JANIJARI 2OO7 : 171-182
nilai p (0,184) >
o (0,05), berarti tidak ada perbedaan kualitas
air
minum pelanggan antara kedua kelompok penelitian.
Perbedaan kualitas
air
minum pada pelanggan
PDAM
Kabupaten Mojokerto yang bersumberkan air gravitasi Jubel dengan
jarak distribusi 0 km,5 km, 10 km, dan 15 km, diuji dengan uji Kruskal-Wallis. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai p (0,392) > o (0,05), berarti tidak ada perbedaan kualitas air pelanggan pada variasi jarak dishibusi. Perbedaan kualitas air minum pada pelanggan PDAM Kota Mojokerto bersumberkan air sungai Brantas dengan jarak distribusi O km, 5 km, 10 km, dan 15 km, diuji dengan uji Kruskal-Wallis. Eerdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai p (0,034) < o (0,05), berarti ada perbedaan kualitas air pelanggan pada variasi jarak distribusi, yaitu semakjn jauh jarak distribusi maka kualitas air minum pelanggan akan semakin menurun.
'L
Kejadian Diare pada Pelanggan PDAM Mojokerto
Hasil penelitian kejadian diare pada pelanggan PDAM yang bersumber pada air gravitasi Jubel maupun sungai Brantas ditampilkan pada Tabel 7. Tabel
7.
Kejadian Diare Pada Pelanggan PDAM di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto, Tahun 2006 Kejadian Diare
Pelanggan PDAM
Jubel I
0 km 5 km 0 km 5 km
lll
rv 1 ,|
1
1
1
1
0 0
0
1
0
0
Brantas
It
I 1
I 0
,|
1
1
1
0
0 0
0
,l
I ,| ,|
Salah satu akibat tidak terp€nuhinya persyaratian kualitas air minum yang dikonsumsi adalah terjadinya diare (Riyadi, 1984;WHO,
1984). Jasad renik mudah berbiak subur pada air yang banyak mengandung bahan organik, karena bahan ini sangat diperlukan untuk kebutuhan metabofisme jasad renik tersebut. Bahan organik dan .iasad renik dapat masuk ke dalam pipa distribusi akibat pengolahan yang tidak optimal maupun karena terjadinya kebocoran pipa. Dalam mengatasi adanya jasad renik merugikan pada air minum ada berbagai cara, salah satunya adalah dengan menambahkan khlor pada air tersebut. Bahan ini dapat membunuh jasad renik pada kadar tertentu (Sastrawijaya, 1 99 1 ; Margono, 1991 ). Dari hasil penelitian pada 16 pelanggan PDAM di lGbupaten Mojokerto terdapat 5 orang yang menderita diare, dimana 2 orang di
YudiW., Ridh Y, dan S@djaiadi K., Pengaruh tutgolahan dan Pedisttibusian 179
kilometer 10 dan 3 orang di kilometer 15. Kejadian diare pada PDAM Kota Mojokerto sebanyak 6 kasus dari 16 orang yang diteliti, dimana 3 orang di kilometer 10 dan 3 orang di kilometer 15. Walaupun diare tidak hanya disebabkan oleh pengkonsumsian air minum, tetapi hal tersebut perlu diwaspadai (Djohari, 1998). Hal ini
mengingat banyaknya kejadian diare pada kilometer 10 dan 15 dihubungkan dengan kadar khlor yang sudah menurun, kandungan kuman yang positip, serta banyaknya kebocoran pada kilometer tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, cara yang paiing mungkin bisa ditempuh pertama adalah dengan pendeteksian secara dini kebocoran di,kuti dengan upaya perbaikan yang cepat d3n tepat, yang kedua dengan cara menambahkan khlor pada titk-titik ravJan kebocoran pipa distribusi, serb yang ketiga adalah den3a4 membangun instalasi perpipaan yang tahan bocor akibat kelabiian c n pergerakan tanah (Djohari, 1998). Air minum pada sumber Jubel ini merniiki n-asalah pada parameter warna yang melebihi batas syarat. liai ri Lisa diatasi dengan menyaring terlebih dahulu dengan menggi.rn€*an f*Dr karbon. Kandungan khlor semakin jauh jarak distribus:nya semakin menurun terutama pada kilometer 15 dengan kadar khlor hinlEa 0,0 mdl. l{al ini bisa diatasi dengan melakukan penambai:an kh:cr pada titik dimana kadar khlor rendah. Kandungan total bakre.'i co:i"orm mulai ada pada kilometer 10 dan 15, hal ini akan t€reGsi dengan penambahan khlor pada titik tersebut. Air minum hasil pengolahan sungai Brantas mengalami masalah pada parameter warna dan kekeruhan. l-:al ini bisa diatasi dengan menyaring terlebih dahulu dengan menggunakan liiter karbon dan penggunaan flokulan yang tepat. Kandungan khlor semakin berkurang atau menurun seiring dengan semakin jauh jarak distribusinya, terutama pada jarak 10 dan 15 km. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan penambahan khlor pada titik dengail kadar khlor rendah (Effendi, 2003). Kandungan total bakteri coliform mulai ada pada kilometer 10 dan 15, hal ini akan teratasi dengan penambahan khlor pada titik tersebut. Data mengenai proses pengolahan air baku menjadi air minum merupakan data yang diperoleh dari PDAM Mojokerto. lvlanajemen pengolahan air cukup bagus, terbukti dengan tidak satupun proses pengolahan yang di luar Standad Oryrating Procedure (SOP). Penyediaan dan p€nataan bahan kimia pengolah air baku, perawatan peralatan pengolah air, dan penjadwalan petugas terencana dengan baik.
Jenis pipa distribusi yang digunakan PDAM Kabupaten Mojokerto s€muanya terbuat dari logam. Menurut sejarahnya, instalasi perpipaan ini telah terpasang sejak jaman penjajahan
180
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.3, NO.2, JANUARI 2007:171-182
Belanda. Jumlah kasus kebocoran pipa distribusi selama 1 bulan pengamatan tercatat sebanyak 4 kali. Kebocoran pipa distribusi ini terjadi 2 kasus pada kilometer 10 dan 2 kasus pada kilometer 15. Pada PDAM Kota Mojokerto, pipa distribusi yang digunakan
terbuat dari bahan PVC. lnstalasi perpipaan
ini relatif baru
bila
dibandingkan dengan Jubel sehingga sudah ada teknologi perpipaan
menggunakan PVC. Jumlah kasus kebocoran selama
1
bulan
pangamatan terjadi sebanyak 6 kali. Kebocoran pipa diskibusi ini terjadi 3 kasus di kilometer 10 dan 3 kasus di kilometer 15 (PDAM Kota Mojokerto, 2005). Kebocoran pipa distribusi banyak terjadi pada kilometer 10 dan 15, hal ini disebabkan labilnya tanah tempat menanam pipa tersebut. Kebocoran pipa distribusi ini dimungkinkan terjadi disebabkan antara
lain pemasangan yang kurang sempuma, keropos dimakan korosi karena bahan dari dalam maupun luar pipa, serta kelabilan tanah tempat pipa dipasang. Hal ini terbukti bahwa menurut data PDAM kebocoran banyak tedadi pada kilometer 10, dimana pada daerah ini banyak dilalui kendaraan berat. Kebocoran ini dapat menyebabkan masuknya bahan-bahan kontaminan ke dalam pipa distribusi. Bahan kontaminan ini dapat berupa mineral-mineral tanah, bahan kimia maupun jasad renik yang dapat menganggu kesehatan pelanggan PDAM (Sastrawijaya, 1991 ; Slamet, 2002). Pipa-pipa distribusi air hendaknya tidak ditanam begitu saja di dalam tanah seperti yang selama ini dilakukan. Pada daerah yang tanahnya labil, hendaknya pipa diberi pondasi dan pelindung yang kuat bisa dibuat dari logam maupun beton. Dengan demikian pipa distribusi air akan lebih kuat dan tahan terhadap pergeseran tanah. Penurunan kualitas air pada pipa yang mengalami kebocoran, perlu dicarikan teknologi perpipaan yang tahan terhadap kelabilan tanah. Teknologi tersebut bisa berupa pemilihan bahan pipa ataupun sistem pemasangan instalasi perpipaan yang kuat. Salah satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah teknologi pendeteksian kebocoran dini yang canggih, sehingga kehcoran lebih cepat diketahui dan tertangani.
Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan PDAM sebagai penyedia air minum yang aman dan sehat bagi masyarakat yang dilayaninya.
Oleh karena itu, PDAM harus mempunyai kelengkapan peralatan pendeteksi kebocoran secara dini guna menjaga kualitas air minum yang dihasilkannya. Pendeteksian kebocoran yang paling sederhana adalah dengan menggunakan alat pengukur debit dan tekanan air. Bila pada daerah tertentu teriadi penurunan debit dan tekanan air maka dapat dipastikan daerah sebelumnya mengalami kebocoran pipa. Sebaiknya alat Ini dipasang permanen di setiap kilometer pipa distribusi. Monitoring debit dan tekanan bisa dilakukan
YNi W. Rtih
Y.,
dan S@diaiddi K., Pengaruh kngolahan dan Pendisttibusian 181
sec€ra manual dengan pencatatan biasa maupun monitoring di belakang meja melalui layar komputer.
Setelah diketahui dimana daerah yang kualitas bakteriologis aimya menurun, maka diketahui pula titik-titik dimana penambah khlor diberikan. Alat penambahan khlor sebaiknya permanen dan modelnya tergantung bahan khlor yang diberikan apakah berupa serbuk khlor
atau gas khlor. Model penambah khlor yang lebih praktis adalah dengan penambahan gas khlor (Djohari, 1998)
.
Pengawasan terhadap kualitas air minum pelanggan pada PDAM Kabupaten Mojokerto maupun PDAM Kota Moiokerto dilakukan di laboratorium RSUD Mojokerto setiap 3 bulan sekali. Hal ini tidak sesuai ketentuan Kepmenkes Rl nomor 907 tahun 2002, yang mewajibkan monitoring dilakukan setiap satu bulan sekali. Laboratorium yang ditunjuk sebaiknya yang terakreditasi $ehingga ada jaminan mutu. KESIMPULAN DAN SARAN Disimpulkan bahwa ada pengaruh pengolahan dan pendistribusian air PDAM yang bersumber sungai Brantas dan air gravitasi Jubel terhadap kualitas air pelanggan di Mojokerto, dengan acuan data sebagai berikut (1) Air baku PDAM Kabupaten Mojokerto yang bersumber dari air gravitasi Jubel 100 % berkualitas baik. Air baku PDAM t(ota Mojokerto yang bersumber dari sungai Brantas diketahui 1 samp€l b€rkualitas buruk, 2 sampel berkualitas sedang, 1 sampel berkualhs baik; (2) Kuatitas air di 16 pelanggan PDAM Kabupaten MoJokerto diketahui 10 (62,50%) sampel air berkualitas baik dan 6 (37,50%) sampel berkualitas sedang. Kualitas air di t6 pelanggan PDAM Kota Mojokerto diketahui 7 (43,75yo) sampel air berkualitas baik, 5 (31,25%) sampel berkualitas sedang, 4 (25,00%) sampel berkualitas buruk. Selain itu disimpulkan pula bahwa tidak ada pengaruh sumber air dan pengolahan terhadap kualitas air minum. Pendistnbusian air dengan pipa yang bocor menyebabkan kualitas air minum yang buruk. Disarankan untuk melakukan pemantauan kualitas fisika, kimia, dan bakteriologis air PDAM sebaiknya dilakukan minimal satu bulan sekali. Mengingat seringnya teriadi kebocoran pipa pendistribusian, untuk konsumen disarankan memasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
:
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,
A. 1990. Pengantar llmu Muliara Sumber Widya.
Kesehatan Lingkungan. Jakafia
182
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.3, NO.2, JANUARI 2007 : 171-182
Depkes Rl. 2002. Keputusan Mentei Kesehatan Republik lndonesia Nomor g17/Menkes/SlWll2oo2 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jaka,ta: Departemen Kesehatan Rl.
Dinkes Kab. Mojokerto. 2004. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokefto. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Dinkes Kota Mojokerto. 2004. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Mojokefto. Dinas Kesehatan Kota Mojokerto.
Djohari. 1998. Peran Air Bersih Dalam Penanggulangan Diare Pada Masyarakat. Maialah Kedomeran lndonesia, Vol. Xl :213. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Peniran. Yogyakath: Kanasius.
Fonest. 1997. Rural Water Suply and Sanitatbn. New York: Robert Kringer Publication. PDAM Kab. Mojokerto.2005. Laponn Tahunan PDAM Kabupaten Mojokerto. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Mojokerto.
PDAM Kota Mojokerto. 2005. Laporan Tahunan PDAM Kota Mojokefto. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Mojokerto.
Sastrawijaya, AT. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Slamet, JS. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Ga,ah Mada University Press. Riyadi, S.
19U. Pencemaran Arr. Surabaya: Karya Anda
WHO. 1984. Education for Health Mannual on Health Education in mmary Health Care. Geneva.