Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA TENTANG PENELANTARAN ANAK USIA SEKOLAH DALAM KELUARGA DI SEKOLAH DASAR SINDUADI TIMUR YOGYAKARTA Wika Rispudyani Rosefa STIkes Muhammadiyah Banjarmasin ABSTRAK Penelantaran pada anak merupakan salah satu bentuk dari tindakan kekerasan pada anak, dan dalam tahun terakhir ini mendapat perhatian dari masyarakat luas, walaupun sebenarnya Indonesia telah mertifikasi Konvensi Hak Anak dan berlaku sejak 5 Oktober 190. Batasan-batasan tindakan yang belum jelas di masyarakat tentang tindakan mana yang termasuk dalam tindakan penelantaran anak, dan dampak yang muncul bagi kesehatan fisik dan psikis pada anak, menimbulkan sikap yang berbeda-beda pada tiap individu. Hasil dentifikasi LPA DIY dan beberapa LSM bahwa selama LSM bahwa selama 6 bulan terakhir terhitung dari bulan April 2003 telah terjadi kekerasan seksual 63% kekerasan fisik 21%, kekerasan Ekonomi (eksploitasi anak) 5% dan kekerasan psikis 10%. Peneliti ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan antara pengetahuan dengan sikap orang tua tentang penelantaran anak usia sekolah di dalam keluarga. Tujuan secara khususnya adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap orang tua tentang penelanataran anak usia sekolah di dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan anlitik non eksperimen dengan rancangan cross sectional, tempat penelitian di SD Negeri Sinduadi Timur Yogyakarta. Responden adalah orang tua siswa (ayah atau ibu siswa) dari SD Negeri SD Sinduadi Timur periode bulan Oktober sampai Desember 2003, jumlah sampel sebanyak 30 subyek. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan orang tua dalam tingkatan baik (36,7%), cukup (36,7%), kurang (16,6%), tidak baik (10%). Sedangkan pada sikap orangtua, hasil penelitian menunjukkan tingkatan baik (33,3%), cukup (63,4%), dan kurang (3,3%). Uji statistik dengan menggunakan korelasi product moment menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap, dengan tingkat signifikansi 0,05 dengan nilai P = 0,01. Nilai koefisien korelasi yang didapat adalah 0,515, berada antara 0,40 – 0,599 yang berarti koefisien korelasi yang berada pada katagori sedang. Sebagian besar pengetahuan orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah di dalam keluarga adalah baik dan cukup baik, sedangkan sikap orangtua terhadap penelantaran anak usia sekolah di dalam keluarga sebagian besar juga berada pada kategori cukup baik, dan hasil dari uji statistik diketahui bahwa hubungan antara pengetahuan dengan sikap orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah di dalam keluarga berada pada kategori sedang. Kata kunci: pengetahuan, sikap penelantaran anak. PENDAHULUAN
99
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
Masih banyak anak Indonesia yang belum memperoleh jaminan terpenuhi hak-haknya, antara lain banyak yang menjadi korban kekerasan, penelantran, eksploitasi, perlakuan salah, diskriminasi dan perlakuan tidak manusiawi. Namun beru beberapa tahun terakhir masalah ini mendapat perhatian besar dari masyarakat, walaupun sebenarnya pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak dan berlaku sejak 5 Oktober 1990. anak yang tidak memperoleh pengawasan dan pengasuhan yang baik akan mengalami kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, serta terganggu kesehatannya. Secara psikis anak akan menyediakan kebutuhan anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, seperti perlindungan, makanan, pakaian, pengawasan, kesehatan dan kebutuhan dasar untuk perkembangan fisik, intelektual dan emosional (Harvey dan Miles, 1997). Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur tahun 2000 menemukan dalam tiga tahun terakhir telah terjadi 300 lebih kasus tindak kekerasan pada anak. Menurut hasil identifikasi LPA DIY bersama dengan LSM bahwa selama enam bulan terakhir terhitung dari bulan April tahun 2003, telah terjadi beberapa kasus kekerasan pada anak yaitu kekerasan seksual 63%, kekerasan fisik 21%, kekerasan ekonomi (eksploitasi anak) 5% dan kekerasan psikis 10%. Bentuk kekerasan lain yang dilaporkan adalah penelantaran 17 kasus dan kekerasan fisik 58 kasus. Anak akan mengalami depresi dan merasa tidak ada yang melindunginya. Anak akan menyakini bahwa kekerasan adalah
cara atau alternatif yang dapat diterima dalam penyelesaian konflik. Penelantaran anak dapat terjadi di lingkungan anak tersebut berada, seperti di rumah, sekolah dan fasilitas umum seperti rumah sakit. Biasanya pelaku penelantaran adalah orang-orang terdekat dimana anak itu berada. Kemudian hasil dari wawancara dari beberapa orangtua yang memiliki anak usia sekolah di wilayah Sinduadi pada umumnya mereka menganggap tindakan penelantaran anak adalah apabila orangtua sudah tidak memperdulikan anak-anak mereka, terutama kebutuhan material dan perhatian, dan belum mengetahui dampaknya bagi kesehatan fisik dan mental anak secara jelas. Ada juga yang berpendapat bahwa tidak ada orangtua yang menelantarkan anaknya sendiri. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif analitik non eksperimen dengan pendekatan cross sectional study (potong lintang). Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar negeri Sinduadi Timur Yogyakarta, yaitu tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah di dalam keluarga. Subyek penelitian adalah orangtua, ibu atau ayah, yang anaknya bersekolah di SD negeri Sinduadi Timur. Dalam penelitian ini digunakan alat ukur berupa berupa kuesioner yang berisi pernyataan yang dijawab langsung oleh responden tanpa diwakilkan oleh orang lain. Kuesioner terdiri dari dua macam yaitu kuesioner pengetahuan sebanyak 15 item, dan kuesioner sikap sebanyak 13 item.
100
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pengetahuan orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah sebagai variabel bebas dan sikap orangtua terhadap penelantaran anak usia sekolah sebagai variabel terikat. Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada bulan Desember 2003. instrumen diujicobakan dengan jumlah sampel 20 (Sugiyono, 2002). Sampel untuk uji coba instrumen diambil secara random sesuai dengan kriteria inklusi di luar sampel penelitian, tapi masih dari populasi yang sama. Pada uji validitas, dari 29 item pernyataan
kuesioner pengetahuan, item yang gugur sebanyak 15 buah. Dari kuesioner sikap yang berjumlah 25 item, yang gugur sebanyak 13 item. Data dari hasil uji kuesioner tersebut langsung digunakan dalam penelitian, karena peneliti menganggap jumlah kuesioner yang valid dapat diwakili. Berdasarkan hasil uji kuesioner tersebut diperoleh hasil uji validitas untuk kuesioner pengetahuan antara 0,348 – 0,770 dengan koefisien reliabilitas instrumen 0,305 0,569 dengan koefisien reliabilitas instrumen 0,6403.
HASIL DAN BAHASAN Penelitian terhadap orangtua yang telah dipilih sebagai sampel dan telah memenuhi kriteria adalah sebanyak 30 responden. Distribusi responden berdasarkan tingkat usia
Sumber : Data Primer Diagram 1. Distribusi responden berdasarkan tingkat usia Sebanyak 50% responden berada pada rentang usia 31-45 tahun, atau
berada pada usia dewasa pertengahan.
rentang
usia
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Sekitar 40% responden adalah lulusan SLTA, dan 33% adalah
lulusan SD. Ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berada pada tingkat pendidikan menengah kebawah.
101
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
Sumber : Data Primer Diagram 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Bedasarkan tentang distribusi jenis kelamin responden diketahui Distribusi responden berdasarkan peran dalam keluarga
Sumber : Data Primer Diagram 3. Distribusi responden berdasarkan peran dalam keluarga Berdasarkan tentang hasil tersebut dapat dilihat bahwa distribusi jenis kelamin responden ayah memegang peranan sebagai diketahui bahwa sebagian besar pembuat keputusan didalam responden adalah ayah (63,3%). Dari keluarga. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
Sumber : Data Primer Diagram 4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
102
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
Selanjutnya untuk karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden bekerja di luar rumah. Dari diagram 4, diketahui bahwa pekerjaan responden terbanyak secara umum adalah pekerja atau bekerja di luar rumah (64,3%). Smua responden adalah ibu rumah tangga (36,7%). Distribusi tingkat pengetahuan orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah didalam keluarga.
Berdasarkan Diagram 5, tentang pengetahuan orang tua tentang penelantaran anak usia sekolah dikeluarga, dapat dita ketahui bahwa dari 30 responden terdapat responden yang memiliki pengetahuan yang baik dan pengetahuan yang cukup dengan frekuensi yang sama yaitu responden (35,7%). Sehingga dapat kita katakana bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik dan cukup lebih banyak dari responden yang memiliki persatuan kurang dan tidak baik.
Sumber : Data Primer Diagram 5. Distribusi tingkat pengetahuan orang tua tentang penelantaran anak usia sekolah didalam keluarga. Distribusi tingkat sikap orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah dikeluarga.
Sumber : Data Primer Diagram 6. Distribusi tingkat sikap orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah dikeluarga
103
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
Berdasarkan Diagram 6, tentang sikap orang tua terhadap penelantaran anak usia sekolah di keluarga, dapat kita ketahui bahwa dari 30 responden terdapat 19 responden (63,4%) memiliki sikap terhadap penelantaran anak yang cukup baik. Sehingga dapat kita katakana bahwa responden yang memiliki sikap baik dan cukup baik terhadap penelantaran anak usia sekolah lebih banyak daripada responden yang memiliki sikap yang kurang (3%)
Distribusi pengetahuan dengan sikap orang tua tentang penelantaran anak usia sekolah dalam keluarga.. Untuk menolak atau menerima hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua tentang penelantaran anak usia sekolah di keluarga di SD Negeri Sinduadi Timur Yohyakarta, diuji dengan analisis uji statistik Korelasi Product Moment, dengan tingkat kepercayaan 5%.
Tabel 1. Distribusi pengetahuan dan sikap orang tua tentang penelantaran anak usia sekolah Pengetahuan Sikap Tidak Baik Kurang Cukup Baik Total <40% 40<54% 55-75% 76-100% (%) Kurang 1 1 40-54% 0 (3,3%) 0 0 (3,3%) Cukup 3 4 5 7 19 55-75% (10,0%) (13,3%) (16,7%) (23,3%) (63,3%) Baik 6 4 10 76-100% 0 0 (20,0%) (13,3%) (33,3%) Total 3 5 11 11 30 (10,0%) (16,7%) (36,7%) (36,7%) (100%) Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar orangtua memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang cukup baik, dan orang tua yang memiliki pengetahuan yang cukup dengan sikap yang baik. Hubungan antara pengetahuan dan sikap dari perhitungan Korelasi Product Moment, pada tariff signifikan 0,05. Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap orang tua tentang penelantaran anak usia sekolah di dalam keluarga ternyata memperoleh nilai = = 0,01 (p<0,05), berarti ada hubungan yang signifikan dan r hitung = 0,515. dari
hasil yang didapatkan koefisien korelasi berada diantara 0,40 – 0,599, yang berarti koefisien korelasi berada pada kategori korelasi sedang. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pembentukan sikap orang tua, seperti pengalaman pribad, pengaruh lingkungan, budaya masyarakat, peran lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosi dan media massa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
104
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
1. Pengetahuan orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah didalam keluarga adalah baik dan ckup baik. 2. Sebagian besar sikap orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah didalam keluarga adalah cukup baik. 3. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap orangtua tentang penelantaran anak usia sekolah didalam keluarga berdasarkan uji statistik berkorelasi pada katagori sedang. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan beberapa hal seperti dibawah ini: 1. Kepada orangta, sekolah, instansi kesehatan pemerintah, badan hukum, LSM serta profesi-profesi lain yang terkait: a. Perlu dilakukannya promosi/sosialisasi kepada orangtua dan masyarakat pada umumnya tentang konsep penelantaran dan tindakan-tindakan apa saja yang merupakan bentuk dari penelantaran dan kekerasan pada anak, dengan metode yang sesuai dalam berbagai kesempatan. b. Meningkatnya kasus penelantaran dan kekerasan pada anak yang dilakukan oleh prangtuanya sendiri, memerlukan pensosialisasian mengenai undang-undang perlindungan anak dan hakhak anak oleh badan yang berkompeten. c. Penyampaian informasi mengenai masalah kesehatan baik secara fisik maupun psikologis dapat dilakukan oleh tenaga
2.
3.
4.
kesehatan dengan kerja sama multi disipliner. Orang tua dan masyarakat diharapkan dapat lebih bersikap proaktif terhadap tindakan penelantaran dan kekerasan pada anak ang berada dilingkungan atau didalam keluarganya sendiri, melaporkan kepada piha yang berwenang bila menemukan kasus pelanggaran hak-hak anak. Kepada profesi perawat. Penelantaran anak dapat dilakukan dengan atau tanpa sengaja oleh berbagai pihak. Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan hendaknya memperhatikan aspek fisik, psikologis dan pendidikan anak. Anak yang sedang mengalami perawatan di rumah sakit, atau anak yang sedang menjalani suatu terapi/tidakan medis sering tanpa sengaja mengalami penelantaran dalam aspek fisik, psikis dan kebutuhan dalam stimulus tumbuh kembangnya. Oleh karena itu diharapkan dengan hasil penelitian ini, perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang holistic mampu memberikan pelayanan yang komprehensif. Kepada peneliti yang lain a. Kepada peneliti berikutnya untuk lebih menenpurnakan penelitian ini dengan metode yang lebih baik seperti wawancara mendalam dan observasi. Melihat faktorfaktor lain yang berpengaruh terhadap tindakan penelantaran anak, dan menghubungkannya dengan
105
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
fenomena yang terjadi dimasyarakat. b. Kepada peneliti selanjutnya untuk lebih menyempurnakan penelitian ini dengan menggunakan latar belakang keilmuan
yang lain, karena permasalahan ini merupakan populasi/sampel, teknik pengambilan data, uji statistik, analisa data dan penggunaan referensi.
DAFTAR PUSTAKA AMERICA Psychiatric Association, 1994, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. Fourth ed. APA. Washington DC, Hal: 682. Azwar, S, 2002, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Ed. Ke-2, Pustaka Pelajar Offset, yogyakarta. Betz, C.L.,Sowden, LA, 2002, Buku Saku Kepengawasan Pediatri, Ed. Ke-3, EGC, Jakarta. Calrk,M,J., 1999, Community Health Nursing Handbook, Appleton dan Lange, San Diego, California. Engel, Joyce, 1995, Seri Pedoman Praktis: Pengkajian Pediatrik, Ed 2. EGC, Jakarta. Friedman, Maryland, 1998, Family Nursing: Research, Theory, dan Practice, Fourth ed. Appleton & Lange, Los Angeles. Harvey, D. Miles, M., dan Smyth, D. Editor, 1995, Community Child Health and Pediatrics, Butterworth Heinemann, London. Hasan, Iqval, M, 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta. Kaplan, I.H. Sadock, JB, 1995, Comprehensive Text Book of Psychiatry/VI, 6 ed., Vol. 2, Williams and Wilkins, Los Angeles, California.
Mott, S.R. james, SR dan Sperhac, A.M, 1990 Nursing Care of Children and Families, 2rd ed. Addison-Wesley Nursing, Syndey, Tokyo. Nelson, Waldo E, 2000, Ilmu Kesehatan, Ed. 15, Vol.1, EGC, Jakarta. Nettina, S.M, 1996, The Lippincott: Manual of Nursing Practice, 6 ed. Lippincott, Phyladelphia, new York. Notoatmojo, Soekidjo, 197, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar, Rineka Cipta, Jakarta. Sinar Grafika Offset, 2000, Undangundang Peradilan Anak, Jakarta. Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta. Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Widyawati, Ika, 2000, Infant Psychiatry, Bagian Psikiatri FKUI-RSUPNCM, Jakarta. Wiener, J.M editor, 1997, Text Book of Children and Adolescent Psychiatry, 2th ed., America Psychiatric Press. Washington DC. HHS News, 2002, Year 2000 Child Abuse and Neglect Finding Realesed, HHS Press. US, Diambil dari URL: http://www.hhs.gov/news. Komnas PA, 2000, Kekerasan Terhadap Anak di Indonesia, Jakarta, Diambil dari URL:
106
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 3, No. 2, Juni 2007
http://www.sekitarkita.com, 2002. National Child Abuse and Neglect Data System (NCANDS), 2002, Summary of Key Finding From Calender Year 2000, US, Diambil dari URL: http://www.arf.hhs.gov/news /press/2002/abuse.html National Clearinghouse on Child Abuse and Neglect Information, 2003, Introduction Child Neglect, Didatpatkan dari URL:
[email protected] m,
Newton, CJ., 2001, Child Abuse: An Overview Therapist Finder, Net Mental Health journal, didapatkan dari URLhttp://www.therapistfinde r.net/childabuse. Suyanto, B, 2002, Faktor Budaya di balik Kasus “Child Abuse”, Kompas, Didapatkan dari URL: http//www.kompas.com. Suyanto, B, 2001, Tindak Kekerasan Mengintai Anak-anak: Problem yang Terlupakan Oleh Masyarakat dan Pemerintah, Lutfansyah, Surabaya, Diambil dari URL: http://www.sekitarkita.com, 2002.
107