JURNAL MERETAS ISSN 2303-0100 Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
Terbit 3 kali setahun pada bulan Desember, April dan Agustus. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian di bidang pendidikan. Artikel telaah (review article) dimuat atas undangan. ISSN 2303-0100.
Penanggung Jawab: Drs. Kristanto V. Baddak, M.Si. (Dekan FKIP)
Ketua Penyunting: Kukuh Wurdianto, S.Pd.,M.Pd.
Wakil Ketua Penyunting: Akhmad Syarif, S.Pd.,M.Pd.
Penyunting Pelaksana: Dedy Nursandi, S.Pd.,M.S. (Ka. Prodi Pendidikan Geografi) Krisma Natalia, M.Pd. (Ka. Prodi Pendidikan Sejarah) Garry William Dony, S.Pd.,M.Or. (Ka. Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan & Rekreasi)
Sekretariat Redaksi: Novaria Marissa, ST.,S.Pd.,M.Pd. Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Universitas PGRI Palangka Raya Ruang Pengelola Jurnal Meretas, Jln. Hiu Putih, Tjilik Riwut Km. 7, Telp. (0536) 3213453, E-mail:
[email protected]
JURNAL MERETAS diterbitkan sejak November 2012 oleh Universitas PGRI Palangka Raya dengan nama “MERETAS” (No. ISSN 2303-0100)
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS kuarto spasi satu setengah tidak boleh lebih 20 halaman, dengan format tercantum pada halaman belakang (“Petunjuk bagi Calon Penulis Jurnal Meretas”). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.
i
JURNAL MERETAS ISSN 2303-0100 Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
DAFTAR ISI
Halaman
MOTIVASI BELAJAR EKSTRINTIK DAN MOTIVASI BELAJAR INSTRINTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA PGRI 2 PALANGKARAYA Kristanto V. Baddak ........................................................................................ 51-62 HUBUNGAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN DENGAN PERSEPSI, SIKAP DAN MINAT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA Dedy Norsandi................................................................................................. 63-70 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN KLARIFIKASI NILAI SEJARAH DALAM PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME Krisma Natalia ................................................................................................ 71-81 SURVEI TENTANG DAYA TAHAN KARDIOVASKULER (VO2MAKS) PADA TIM BOLABASKET PUTRA PORPROV KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Garry William Dony ........................................................................................ 82-89 EFFECTS OF PASSAGE ORGANIZER ON READING COMPREHENSION BY THE SECOND GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 2 PAHANDUT PALANGKA RAYA Kukuh Wurdianto ......................................................................................... 90-103 STILISTIKA PUISI AJIP ROSIDI “TERKENANG TOPENG CIREBON” Johan Arifin ................................................................................................. 104-115
ii
KESANTUNAN BERBAHASA PADA PROGRAM TV TRANS7 DALAM ACARA “HITAM PUTIH” (POLITENESS ON TV PROGRAM TRANS7 IN "BLACK AND WHITE") Resviya......................................................................................................... 116-134 TINGKAT EKONOMI ORANG TUA, MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS Sari Marselina .............................................................................................. 135-148 PENGARUH PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SDN 6 BUKIT TUNGGAL PALANGKA RAYA Marni ........................................................................................................... 149-160 PENGGUNAAN MULTIMEDIA VCD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI PEMBELAJARAN IPS Novaria Marissa .......................................................................................... 161-170
iii
JURNAL MERETAS
PENGGUNAAN MULTIMEDIA VCD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI PEMBELAJARAN IPS Novaria Marissa Dosen FKIP Universitas PGRI Palangka Raya
Abstract This research aims to know the influence of the multimedia VCD and motivation towards learning learning achievements. Research conducted at the school SDN Palangkaraya-2, using a quantitative approach through survey methods. Sample as many as 40 students is the number of the total population. The results showed that (1) the existence of the influence of the use of the learning achievements against VCD IPS students SDN 2 Palangkaraya; (2) the absence of influence motivation towards learning achievements IPS students SDN 2 Palangkaraya; (3) the presence of the influence of the use of VCD and motivation towards learning achievements IPS students SDN 2 Palangkaraya. In general, the results of the analysis and Motivation Multimedia VCD significant effect on the achievement of learning social studies sixth grade students of SDN 2 Palangkaraya. This means that the application of learning to use the multimedia VCD gives a significant improvement to the achievement of social studies sixth grade students of SDN 2 Palangkaraya. Keywords: Multimedia VCD, Motivation, Learning Achievement IPS
Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk
PENDAHULUAN IPS pada hakikatnya adalah sebuah
memecahkan masalah, menemukan sesuatu
program pendidikan yang mengintegrasikan
yang berguna bagi dirinya dan bergulat
secara interdisipliner konsep-konsep ilmu-
dengan ide-ide dan kemudian mampu
ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan
kewarganegaraan.
IPS
mempelajari aspek- aspek politik, ekonomi,
merekonstruksinya. Penerapannya di kelas, misalnya saat peserta didik sedang bekerja atau
praktik
budaya dan lingkungan dari masyarakat di
memecahkan
masa lampau, sekarang dan masa yang akan
keterampilan
datang untuk membantu pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan warga negara di masyarakat
karangan,
mengerjakan masalah, secara
membaca
menuliskan
isi
berlatih
fisik,
menulis
teks
kemudian
kesimpulannya,
mendemonstrasikan. Pembelajaran
yang demokratis.
sesuatu,
hendaknya
mengarah
seperangkat
pada pengembangan kreativitas berpikir
fakta, konsep, atau kaidah yang diingat
peserta didik dan peningkatan kemampuan
peserta didik, tetapi peserta didik harus
mengonstruksi pengetahuan baru untuk
Pengetahuan
bukanlah
merekonstruksi pengetahuan itu kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata.
meningkatkan terhadap
materi
pembelajaran Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
penguasaan
guru
yang
pelajaran. harus
baik Dalam
mengetahui 161
JURNAL MERETAS
hakikat materi pelajaran sebagai bahan
Oleh sebab itu mata pelajaran IPS lebih
yang dapat mengembangkan kemampuan
cenderung
berpikir peserta didik dan memahami
dikarenakan
berbagai model pembelajaran yang dapat
Sebagian besar penyajian materi mata
merangsang
pelajaran IPS yang dilakukan banyak
kemampuan
peserta
didik
tidak
disukai,
dianggap
hal
ini
membosankan.
menggunakan metode ceramah atau guru
untuk belajar. dalam
lebih banyak mendominasi siswa (teacher
pendidikan saat ini masih terdapat keluhan
centered). Guru terkesan kurang mampu
siswa pasif dan bosan dengan pembelajaran
menyusun sumber belajar bagi siswa,
di sekolah termasuk pembelajaran IPS.
memilih pendekatan dan metode yang
Keluhan mengenai pendidikan IPS terekam
sesuai serta memilih media yang tepat
dengan baik melalui penelitian seperti
sebagai alat bantu dalam pembelajaran IPS
membosankan, buku teks yang penuh
pada konsep tertentu. Kondisi inilah yang
dengan fakta, terlalu kering dan proses
dirasa kurang menarik bagi siswa sehingga
pembelajaran
menyebabkan
Kenyataan
yang
yang
terjadi
monoton.
Keluhan
rendahnya
gairah
dan
telah berjalan panjang tetapi
motivasi belajar siswa terhadap pelajaran
perubahan dalam pendidikan IPS tidak
IPS, terlihat pada saat observasi sementara
mampu mengurangi keluhan tersebut. Hal
di kelas seperti berikut: 1) Siswa kurang
tersebut bisa terjadi karena banyak hal,
berminat
salah satunya karena guru kurang kreatif
ditunjukkan
dalam pembelajaran, walaupun guru telah
menerima pelajaran. 2) Siswa di kelas
mencoba menggunakan model, pendekatan,
cenderung
metode dan strategi baru namun dalam
berlangsung)
pelaksanaannya masih monoton dengan
menerima pelajaran. 3) Siswa tidak mau
media
bertanya
tersebut
buku
seperti
pembelajaran-
terhadap oleh
pasif
pelajaran
sikap
selama
saat
pelajaran belum
dalam
siap
proses
pembelajaran biasanya. Sangat jarang guru
pembelajaran.
memadukan metode pembelajaran dengan
latihan
media yang bervariasi. Padahal untuk
latihan/LKS. 5) Tidak mau mempelajari
mendapatkan hasil yang optimal dalam
kembali hasil pembelajaran. Hal ini terlihat
proses pembelajaran di kelas, ada dua
ketika ditanya tentang pelajaran yang lalu,
komponen utama yang perlu diperhatikan
masih bingung membuka catatannya.
yaitu metode dan media pembelajaran.
4)
mereka
(saat
seolah-olah
IPS
soal-soal
Menurut
Enggan mengerjakan yang
Cronbach
ada
di
buku
(1995:
23)
Kedua komponen ini saling berkaitan dan
menyatakan bahwa: learning is shown by a
tidak bisa dipisahkan.
change in
162
behavior as a
result
of
Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
JURNAL MERETAS
experience. Sedangkan menurut Ahmadi
menjadi persoalan tersendiri bagi guru
dan Supriyono (1990: 23), salah satu ciri
dalam
dari bermacam-macam tipe dan tanggapan
mengajar. Guru sering mengalami kesulitan
siswa dalam belajar terdapat tipe motorik,
menemukan materi pelajaran yang esensial,
artinya siswa akan mempunyai ingatan kuat
serta
dari rangsangan yang bergerak.
menggunakan metode yang tepat. Kondisi
Berkenaan
dengan
materi
yang
pelaksanaan
kesulitan
pembelajaran
praktik
dalam
seperti
belajar
memilih
itu
jelas
dan
akan
diajarkan, materi dalam mata pelajaran IPS
berpengaruh kepada minat siswa terhadap
terkesan abstrak dan diluar jangkauan siswa
mata pelajaran untuk belajar mata pelajaran
SD
ini. Sementara minat yang rendah terhadap
dan
SMP
yang
dalam
proses
perkembangannya masih dalam tataran fase
mata
operasional
yang
semangat belajar siswa juga rendah dan hal
epistemologi
ini tentu akan berpengaruh pada hasil atau
disebutkan
konkret dalam
seperti
teori
pelajaran
akan
genetiknya Piaget, maka diperlukan proses
motivasi
penerjemahan dari materi yang abstrak
adanya anggapan, bahwa IPS merupakan
tersebut untuk menjadi lebih konkret,
mata pelajaran hafalan, maka guru sering
sehingga materi yang abstrak tersebut dapat
terjebak pula pada pembelajaran yang
tersampaikan
lebih
bersifat drill. Suatu kondisi pembelajaran
menyenangi dan memahaminya. Menurut
yang membosankan dan berakibat pada
Arifin (1997: 6), agar materi pelajaran
menurunnya minat siswa.
dan
siswa
akan
belajar
mengakibatkan
mereka.
Lebih-lebih
dengan konsep-konsep abstrak yang sulit
Untuk membangun pembelajaran yang
dipelajari dapat dikuasai dan dipahami
efektif diperlukan juga fasilitas belajar yang
siswa, maka diperlukan penyajian yang
memadai. Penggunaan fasilitas belajar yang
lebih mudah dipahami dan diingat siswa.
memadai akan membantu guru dalam
Oleh karena itu, dalam mempelajarinya
melaksanakan
siswa dituntut untuk berkonsentrasi penuh
bermakna. Selain itu pemanfaatan fasilitas
dalam mengikuti pelajaran, sikap cermat,
belajar secara tepat akan membangun
selektif, analitis, dan logis.
pembelajaran yang
pembelajaran
variatif
yang
dan tidak
Sebagai bagian dari ilmu sosial, harus
verbalistis. Anak akan dapat melakukan
diakui bahwa mata pelajaran IPS memiliki
berbagai aktivitas belajar sesuai dengan
cakupan materi yang sangat luas dan
karakteristik materi yang dipelajarinya.
kompleks. Selain itu pengetahuan sosial
Karenanya pembelajaran dengan berbagai
cenderung dinamis dan terus berubah-ubah.
fasilitas yang tersedia akan mendorong
Karakteristik mata pelajaran seperti ini
gairah dan semangat belajar yang lebih.
Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
163
JURNAL MERETAS
yang
di samping itu yang menjadi objeknya
memadai dan lingkungan tempat belajar
adalah manusia yang selalu berubah- ubah”.
yang tepat dan nyaman akan membuat
Karena IPS termasuk mata pelajaran
siswa merasa betah dan tenang untuk
yang wajib diberikan di Sekolah Dasar
belajar. Sedangkan fasilitas belajar berupa
seperti
media belajar dan sumber belajar akan
dengan kurikulum yang berlaku di Sekolah
memberi kemudahan bagi siswa dalam
Dasar, maka mutu belajar IPS siswa akan
memahami dan menguasai materi pelajaran.
mempengaruhi mutu pendidikan di Sekolah
Dengan berbagai media pembelajaran dan
Dasar secara keseluruhan. Rendahnya mutu
sumber belajar yang dimanfaatkan dengan
belajar
baik dalam proses pembelajaran akan
mempengaruhi mutu pendidikan itu secara
membantu siswa memperoleh pengalaman-
keseluruhan. Karena itu rendahnya belajar
pengalaman belajar yang sangat bermanfaat
IPS siswa SD yang ditunjukkan dari hasil
bagi penguasaan sejumlah materi pelajaran
ujian akhir sekolah berstandar nasional dan
yang harus dikuasainya.
uji kompetensi perlu dicari pemecahannya.
Tersedianya
ruang
belajar
mata
pelajaran
IPS
siswa
lainnya
sesuai
berarti
akan
Kenyataan yang terjadi dalam wilayah
Berbagai kendala tentang pembelajaran
praktis pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
IPS di tingkat SD, baik yang menyangkut
menunjukkan suatu hasil yang kurang
aspek instruksional di sekolah maupun
memuaskan. Hasil evaluasi akhir mata
persoalan sikap siswa memiliki pengaruh
pelajaran ini selalu berada pada posisi
yang amat penting pula. Faktor penggunaan
bawah. Belum lagi keluhan masyarakat dan
fasilitas belajar dan minat siswa terhadap
berbagai
mata pelajaran memiliki andil yang cukup
kalangan
tentang
rendahnya
pemahaman siswa tentang kehidupan sosial, membutuhkan
pengkajian
lebih
lanjut
penting bagi rumusan hasil belajar siswa. Sejalan dengan perkembangan ilmu
dalam mencari pemecahannya. Memang
pengetahuan
sebagai bagian dari ilmu-ilmu sosial, IPS
penggunaan media pendidikan, khususnya
cenderung sebagai mata pelajaran yang
media audio visual, sudah merupakan suatu
dinamis dan selalu berubah. Hal ini sejalan
tuntutan
dengan
disebabkan
pendapat
Soekanto,
(1998:62)
dan
yang
teknologi,
mendesak.
saat
Hal
sifat
pembelajaran
kompleks.
Terdapat
ini
ini yang
“Ilmu-ilmu sosial belum mempunyai kaidah
semakin
dan dalil-dalil tetap yang dapat diterima
tujuan belajar yang sulit dicapai hanya
oleh
hal
dengan mengandalkan penjelasan guru.
tersebut dikarenakan perkembangan ilmu-
Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat
ilmu sosial relatif belum lama berkembang,
mencapai hasil yang maksimal diperlukan
164
sebagian
besar
masyarakat,
berbagai
Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
JURNAL MERETAS
adanya pemanfaatan media. Salah satunya
interaktif dan memberikan kemudahan
adalah media audio visual.
umpan balik. 2) Multimedia memberikan
Sesuai dengan sifatnya, media audio visual
memiliki
banyak
keunggulan
kebebasan
kepada
pelajar
dalam
menentukan topik proses pembelajaran. 3)
dibandingkan dengan media lainnya. Media
Multimedia
audio visual dapat membuat konsep yang
kontrol yang sistematis dalam proses
abstrak
pembelajaran.
menjadi
lebih
konkret,
dapat
menampilkan gerak yang dipercepat atau
memberikan
Kemampuan
kemudahan
multimedia
dalam
diperlambat sehingga lebih mudah diamati,
meningkatkan proses interaktif sudah teruji
dapat menampilkan detail suatu benda atau
karena multimedia juga memiliki unsur
proses,
penyajian
interaktif. Dalam hal ini Ramiszowski
sehingga
(1993) dalam Munir (2008: 235) melihat
menjadi
proses interaktif sebagai hubungan dua jalur
serta
pembelajaran proses
membuat
lebih
menarik,
pembelajaran
antara pengajar dengan peserta didik. Lebih
menyenangkan. Pembelajaran
dengan
bantuan
jauh lagi Jacobs (1992) masih dalam Munir
multimedia merupakan salah satu alternatif
(2008:
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hubungan dua jalur akan menciptakan
motivasi
Beberapa
situasi dialog antara dua atau lebih pelajar.
keunggulan multimedia diantaranya adalah
Hubungan dialog ini akan mudah dibina
adanya keterlibatan organ tubuh seperti
melalui penggunaan VCD yang memiliki
telinga (audio), mata (visual), dan gerak
kapasitas multimedia yang akan mampu
(kinestetik). Keterlibatan berbagai organ
menjadikan
tubuh ini membuat informasi lebih mudah
interaktif.
belajar
siswa.
dimengerti (Arsyad, 2004: 40). De Porter & Hernacki
(2000:
54)
mengungkapkan
235)
mengemukakan
proses
Keefektifan karena
belajar
multimedia
pengajar
akan
bahwa
menjadi
disebabkan menjawab
manusia dapat menyerap suatu materi
permasalahan peserta didik dengan cepat di
sebanyak 50% dari apa yang didengar dan
samping
dilihat (audio visual), sedangkan dari yang
kognitif, afektif dan psikomotor mereka.
dilihatnya 30%, dari yang didengarnya
Materi IPS banyak yang bersifat abstrak,
20%, dan dari yang dibacanya 10%.
oleh karena itu agar pembelajaran IPS lebih
Multimedia
mempunyai
beberapa
bermakna
mengawasi
maka
perkembangan
guru
hendaknya
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh
mengaitkan materi dengan pengalaman
media lain. Di antara keistimewaan itu
siswa dan membuat contoh-contoh yang
adalah: 1) Multimedia menyediakan proses
sesuai (Yamin,
Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
2007).
Namun dalam 165
JURNAL MERETAS
pembelajaran IPS terkadang tidak semua
komunikasi,
baik
pengalaman dapat dirasakan langsung oleh
(Hardware)
maupun
siswa, misalnya dalam pelajaran ekonomi
(Software),
tentang pasar modal, letusan gunung berapi
bergesernya peranan guru, termasuk guru
dalam pelajaran geografi demikian juga
IPS sebagai penyampai pesan / informasi.
dengan peristiwa perang dalam pelajaran
Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu –
sejarah. Walaupun guru dapat membawa
satunya sumber informasi bagi kegiatan
siswa studi lapangan, tetapi hal itu akan
pembelajaran para siswanya. Akan tetapi
membebani siswa dengan biaya yang cukup
siswa dapat memperoleh informasi dari
besar terutama siswa yang di daerahnya
berbagai sumber, salah satunya adalah dari
tidak terdapat objek pengalaman langsung
VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD
sehingga harus pergi ke daerah lain. Untuk
pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu
mengatasi
media bukan sepenuhnya mengganti peran
hal
tersebut,
guru
dapat
menggunakan media pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan guru
akan
perangkat
keras
perangkat
membawa
lunak
perubahan
guru dalam mengajar. VCD pembelajaran sebagai
media
dalam pembelajaran adalah media audio
pendidikan dan sumber pembelajaran IPS
visual. Media audio visual merupakan
mengondisikan siswa untuk belajar secara
media yang dapat memperlihatkan gambar
mandiri melalui pembelajaran mandiri,
dan suara seperti aslinya. Banyak jenis
siswa dapat berpikir aktif serta mampu
media audio visual salah satunya VCD.
meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa
Guru dapat memanfaatkan VCD yang telah
dapat berperan sebagai peneliti, analis,
siap di pasaran atau dapat juga membuatnya
tidak hanya sebagai konsumen informasi
sendiri.
dapat
menyajikan
saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu
informasi,
memaparkan
proses,
hadir secara fisik di kelas (Classroom
memperjelas
konsep
rumit,
Meeting) dan proses pembelajaran tidak
menyingkat
terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran
Media
mengajarkan atau
ini
yang
keterampilan,
memperpanjang
waktu
dan
masyarakat
mempengaruhi sikap (Arsyad, 2007). Sebagai sumber pembelajaran IPS, media
pendidikan
membantu
guru
diperlukan
dalam
dewasa ini, mulai membudaya dalam
untuk
menumbuhkan
dan
pemutaran
VCD
pembelajaran dapat diulang setiap waktu serta mudah dioperasikan. Dengan
proses
pembelajaran
pemahaman siswa terhadap materi IPS.
menggunakan
Sementara itu, seiring dengan pesatnya
pencapaian belajar secara efektif akan
perkembangan
dicapai
166
media
informasi
dan
multimedia
apabila:
1)
VCD,
Guru
maka
mengenal
Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
JURNAL MERETAS
keunggulan dan kelemahan dari setiap
Untuk itu, peran serta masyarakat dan
media
orangtua,
VCD
yang
dipergunakan.
komite
sekolah
merupakan
Penggunaan media VCD untuk merangsang
partner yang dapat merencanakan dan
imajinasi siswa, penglihatan dan melatih
memajukan sekolah. Pemanfaatan teknologi
kepekaan pendengaran. 2) Menentukan
merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia
pilihan materi yang akan ditayangkan,
pendidikan
apakah sesuai dengan penggunaan media
sekolah benar-benar menjadi ruang belajar
auditif, visual, atau audiovisual. Misalnya
dan tempat
untuk
kemampuannya
melatih kepekaan siswa dalam
(persekolahan)
siswa
sehingga
mengembangkan
secara
optimal,
dan
memahami bahasa akan lebih baik kalau
nantinya mampu berinteraksi ke tengah-
dipergunakan media audio, sementara untuk
tengah masyarakatnya. Lulusan sekolah
mengetahui berbagai masalah sosial tentu
yang mampu menjadi bagian integral
lebih
mempergunakan
peradaban masyarakatnya. Suatu keinginan
tayangan audio visual. 3) Menyiapkan
yang tidak mudah, apabila sekolah- sekolah
skenario tayangan, tentu berbeda dengan
yang ada tidak tanggap untuk melakukan
satuan pelajaran, karena di sini menyangkut
perubahan.
terhadap
Indonesia telah mencatat, bahwa upaya-
relevan
dengan
model
disajikan
tayangan
sehingga
yang
menjadi
akan
menarik,
upaya
Sejarah
perubahan
persekolahan
yang
dilakukan
nantinya akan mampu mengembangkan
pemerintah
berbagai aspek kemampuan (potensi) dalam
pengembangan terhadap kurikulum sesuai
diri siswa. Tidak kalah pentingnya, adalah
dengan perkembangan ilmu pengetahuan
bagaimana membuat anak tetap fokus
dan teknologi, juga pengembangan terhadap
kepada tayangan
berbagai metode dan proses pembelajaran
yang disajikan,
dan
yang
dengan menyiapkan lembar tugas atau quiz
memicu perkembangan kreatif siswa pada
yang
akhirnya kembali kepada titik awal, betapa
dikerjakan
siswa
ketika
menyaksikan tayangan pembelajaran.
untuk
melakukan
mengukur apa yang telah dilakukan siswa
harus
menarik
untuk
di
memancing
dan
sulitnya perubahan itu.
Upaya membuat anak betah belajar di sekolah dengan memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga
merupakan
sekolah
tidak
kebutuhan, lagi
menjadi
METODE Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan
pendekatan
kuantitatif.
ruangan yang menakutkan dengan berbagai
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
tugas dan ancaman yang justru mengooptasi
Multimedia VCD (X1) dan Motivasi Belajar
kemampuan atau potensi dalam diri siswa. Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
167
JURNAL MERETAS
(X2) serta variabel terikat dalam penelitian
menggunakan Normal P Plot, Analisis
ini adalah Prestasi Belajar (Y). Populasi
Korelasi antara Multimedia VCD dan
dalam penelitian ini berjumlah 40 orang
Motivasi, Multimedia VCD dan Prestasi,
yang merupakan keseluruhan dari siswa
Motivasi dan Prestasi, Regresi Berganda,
Kelas VI SDN - 2 Palangkaraya.
Uji T (Parsial). Secara keseluruhan hasil
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
penelitian
berbentuk
kuisioner/ angket. Skala penilaian untuk variabel Multimedia VCD dan Motivasi
keempat macam uji persyaratan analisis tersebut
menunjukkan
bahwa
Uji
F
memenuhi syarat untuk digunakan. Hasil analisis data di atas menunjukkan
Belajar menggunakan skala Likert yang
bahwa
memiliki kategori pilihan jawaban (a)
Multimedia VCD dalam Pembelajaran IPS
sangat setuju, (b) setuju, (c) Ragu-ragu, (d)
berpengaruh signifikan terhadap Motivasi
tidak setuju, (e) sangat tidak setuju.
Belajar Siswa. Model regresi berganda
Alternatif jawaban diberi bobot nilai 5
yang terbentuk dari hasil analisis regresi
sampai dengan 1 untuk pernyataan positif,
berganda
dan bobot 1 sampai dengan 5 untuk
kenaikan penggunaan Multimedia VCD
pernyataan
tersebut
akan diikuti kenaikan Prestasi Belajar
meliputi uji keabsahan (validitas) dan uji
sebesar 0,337. Hal ini berarti bahwa
keandalan
penggunaan Multimedia VCD berdampak
negatif.
Pengujian
(reliabilitas).
Dari
hasil
pengujian tersebut diperoleh instrumen
secara
parsial
penggunaan
menunjukkan
bahwa
setiap
positif terhadap prestasi belajar siswa. Penggunaan VCD pada pembelajaran
yang valid dan tidak valid.
masalah sosial tentunya memberikan values add (nilai tambah). Beberapa nilai plus
HASIL DAN PEMBAHASAN Data
yang
telah
dikumpulkan
kemudian di analisis dengan memenuhi beberapa persyaratan uji statistik tertentu. Oleh karena
itu,
sebelum
melakukan
analisis data dengan menggunakan Uji F (Simultan),
terlebih
dahulu
dilakukan
beberapa uji statistik yang menjadi syarat analisis. Beberapa uji statistik yang harus dipenuhi data dalam menggunakan Uji F adalah
Uji
Normalitas
dengan
dalam proses belajar mengajar antara lain: 1) Penggunaan VCD dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
hasil
belajar;
2)
Media
pengajaran ini dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian
pembelajaran
berlangsung
efisien;
3)
Penggunaan
anak
sehingga
efektif VCD
dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa; 4) Materi
168
dan
yang
disajikan
dalam
VCD
Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
JURNAL MERETAS
Pembelajaran yang berbasis pada acara TV
variabel independen, yaitu penggunaan
ini akan selalu up to date sehingga siswa
Multimedia VCD, dan Motivasi Belajar
memiliki
tentang
sebesar 20,9%. Sedangkan sisanya, 79,1%
yang
dijelaskan oleh variabel lain di luar model
terjadi di masyarakat juga pengetahuan
atau sebab – sebab atau faktor-faktor yang
tentang solusi/cara pemecahan berbagai
lain.
permasalahan aktual tersebut; 5) Mengingat
variabel satu dengan variabel lain dapat
materi yang bisa disajikan dalam VCD
digambarkan seperti pada Gambar 1.
pengetahuan
permasalahan-permasalahan
actual
Masing-masing
pengaruh
antara
pembelajaran ini sangat variatif, baik masalah sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia, maka akan menambah
Multimedia VCD (X1)
0,079 > 0,005
khasanah pengetahuan siswa dalam bidang0,002 < 0,005
bidang tersebut, yang pada akhirnya akan mampu mengenali dan mengatasi masalahmasalah sosial yang terjadi di masyarakat. Berdasarkan
hasil
analisis
regresi
Motivasi Belajar (X2)
Prestasi Belajar (Y)
0,003 < 0,005
Gambar 1. Pengaruh Antar Variabel
berganda secara parsial, Motivasi tidak
Penelitian
berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar. Hal ini berarti bahwa pembelajaran menggunakan Multimedia
memegang peranan atau sudah memberikan motivasi ekstrinsik kepada siswa itu sendiri. Sedangkan
secara
SIMPULAN
VCD sudah
simultan,
dapat
diketahui bahwa variabel independen yang digunakan, yaitu Penggunaan Multimedia VCD (X1), dan Motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu Prestasi Belajar (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 7,600 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan, yaitu 0,05. Nilai R Square sebesar 0.291 menunjukkan bahwa Prestasi pada Siswa Kelas VI dapat dijelaskan oleh Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015
Penggunaan Multimedia VCD dalam Pembelajaran IPS dapat digunakan sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan Prestasi Belajar siswa terbukti efektif. Lebih lanjut ini dibuktikan secara parsial, penggunaan Multimedia VCD berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa. Secara parsial, Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa. Secara simultan, penggunaan Multimedia VCD dan Motivasi Belajar berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Palangkaraya. Pengujian koefisien
determinasi
(RSquere) 169
JURNAL MERETAS
membuktikan bahwa pengaruh Multimedia
Sardiman. (1992). Interaksi dan Motivasi
VCD dan Motivasi Belajar Siswa terhadap
Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Prestasi Belajar Siswa sebesar 20,9%
Grafindo Persada.
sedangkan
sisanya
sebesar
79,1%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari
Soekanto, 1998. Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
penelitian ini. Sudjana,
2000.
Manajemen
Pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Bandung:
Program Falah
Production Arikunto,
Suharsimi.
Penelitian
2002.
Suatu
Prosedur Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono.
(2007).
Metode
Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
______. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Alpabeta.
PT Asdi Maha Satya ______. 2008 Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara; Jakarta Depdikbud, 1995. Petunjuk Teknik Mata Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Depdikbud, T.TH, Petunjuk Pembuatan dan Pemanfaatan Media Pendidikan untuk SD Poerwadarminto.
2001.
Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prayitno, 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: PPLPTK Depdikbud Purwanto, 2007. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
170
Jilid 2, Nomor 2, Desember 2015