JURNAL KAJIAN AKUNTANSI DAN AUDITING Vol. 5, No. 1, April 2010
ISSN : 1907-2473 DAMPAK FAKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN SAHAM DI PASAR MODAL INDONESIA: SUATU UJI KOINTEGRASI Antoni & Mukhlizul Hamdi PENGARUH RASIO HUTANG DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP NILAI FREE CASH FLOW PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Azwir Nasir & Desy Ayu Marthayosa “PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH PASCA PENGHARAMAN BUNGA BANK DI DAERAH SUMATERA BARAT”. Ethika
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KINERJA EKONOMI DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI Kamaliah, M.Rusli & Joice Fernando Siahaan PENGARUH PRAKTIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP QUALITY PERFORMANCE : STUDI PADA PERUSAHAAN JASA DI PEKANBARU Yesi Mutia Basri ANALISIS PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA, STRUKTUR MODAL, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE DI BURSA EFEK JAKARTA Zulbahridar, Kamaliah & Arioctafianti ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI Raja Adri Satriawan Surya, Restu Agusti & Yenni Asnel
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUNG HATTA
Vol. 2, No. 2 Okt ober 2007
ISSN : 1907-2473
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing Vol. 5, No. 1, April 2010
DAFTAR ISI
Hal.
DAMPAK FAKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN SAHAM DI PASAR MODAL INDONESIA: SUATU UJI KOINTEGRASI Antoni & Mukhlizul Hamdi ............................................................................................. 1-10 PENGARUH RASIO HUTANG DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP NILAI FREE CASH FLOW PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Azwir Nasir & Desy Ayu Marthayosa................................................................................ 11-21 “PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH PASCA PENGHARAMAN BUNGA BANK DI DAERAH SUMATERA BARAT”. Ethika ................................................................................................................................ 22-34 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KINERJA EKONOMI DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI Kamaliah, M.Rusli & Joice Fernando Siahaan ................................................................. 35-45 PENGARUH PRAKTIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP QUALITY PERFORMANCE : STUDI PADA PERUSAHAAN JASA DI PEKANBARU Yesi Mutia Basri ................................................................................................................ 46-57 ANALISIS PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA, STRUKTUR MODAL, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE DI BURSA EFEK JAKARTA Zulbahridar, Kamaliah & Arioctafianti ........................................................................... 58-70 ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI Raja Adri Satriawan Surya, Restu Agusti & Yenni Asnel................................................... 71-81
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUNG HATTA
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing Vol. 5, No. 1, April 2010
DAMPAK FAKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN SAHAM DI PASAR MODAL INDONESIA: SUATU UJI KOINTEGRASI ANTONI Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang MUKHLIZUL HAMDI Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang ABSTRACT A study explores the relationships between stock return and precified economic indicators and identifies a set of economic variables that correspond most closely with the stock return obtained from factor analysis. Determining the number of economic factors domestic and regional in Southeast Asian that explain stock return plays an important role in empirical test. We found that stock returns are significantly influenced by a number of systematic economic force and by composite stocks index in Southeast Asian Stock Exchange. This reseach also examines cointegration of relationship between a set of economic variables with stock return on long-term by empirical test of the Error Correction Model (ECM). We found that there was significantly cointegration between economic variables and composite stock index in Southeast Asian Stock Exchange with stock return in Indonesian Stock Exchange on long-term. Keywords: return, Error Correction Model, cointegration. PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan return saham dengan indikator ekonomi dan mengidentifikasi sekelompok variabel ekonomi yang mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal Indonesia melalui pendekatan ECM. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis pengaruh faktor ekonomi regional yang diproksi dengan indeks saham gabungan (composite index) negara negara Asia terhadap pendapatan saham di pasar modal Indonesia. Selanjutnya penelitian ini dikembangkan untuk melihat pengaruh faktor domestik dan regional pada pendapatan saham dalam jangka panjang dengan melihat ada tidaknya kointegrasi antara faktor ekonomi domestik dan regional dengan pendapatan saham di pasar modal Indonesia. Pertimbangan dalam memilih obyek penelitian di pasar modal Indonesia dikarenakan merupakan pasar modal yang sedang berkembang dan pada tahun 1997 pasar modal tersebut mengalami krisis keuangan dalam negeri yang menyebabkan pasar modal terpuruk. Dimungkinkan terdapat pengaruh regional yang menyebabkan
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
pasar modal Indonesia terpuruk akibat terpaan krisis keuangan yang terjadi di kawasan Asia. Adanya efek penularan krisis (contagion effect) menunjukkan ada hubungan saling mempengaruhi (kointegrasi) antara pasar modal Indonesia dengan pasar modal Asia lainnya. Adanya kointegrasi antara berbagai faktor ekonomi domestic dan regional dalam mempengaruhi pendapatan saham menunjukkan adanya keseimbangan jangka panjang antara pendapatan saham dengan faktor pembentuknya. Teori penentu return saham yang dikembangkan sebelumnya oleh Sharpe (1964) dengan teori Capital Asset Pricing Model (CAPM). Jika CAPM hanya memasukkan risiko pasar saja sebagai penentu return saham. Untuk melihat keseimbangan dalam jangka panjang dilakukan pengujian kointegrasi dengan pendekatan ekonometrik yaitu dengan Error Correction Model. Penggunaan ECM dengan mempertimbangkan berbagai hal berikut ini: (1) sebagai alternatif untuk membentuk model dinamik (2) adanya kelebihan dari ECM yang dapat meliput banyak variabel dan untuk mengatasi adanya non-stationerity dan spurious regression/correlation dikarenakan penggunaan data time series. (3) ECM memungkinkan memberikan hasil yang tetap stabil sehingga dapat digunakan sebagai peramalan jangka panjang (Insukindro, 1999). Kondisi krisis ekonomi yang terjadi di Asia pada tahun 1997-1999 mengakibatkan terpuruknya pasar modal di Asia. Ada pengaruh global yang menerpa kawasan regional Asia yang menyebabkan terjadinya krisis di Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Korea dan sebagainya. Krisis yang dipicu oleh melemahnya mata uang domestic terhadap mata uang dollar Amerika itu menjalar menjadi krisis keuangan yang memporakporandakan fundamental ekonomi di negara-negara Asia. Melemahnya nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing secara tidak langsung juga berdampak pada melemahnya harga saham di pasar modal negaranegara di Asia. Hal ini nampak pada penelitian Wu (2000) yang menggali keberadaan hubungan keseimbangan antara harga saham dengan exchange rate di pasar modal Singapura dan sensitivitasnya pada mata uang, pada indikator ekonomi, dan pada kondisi finansial perusahaan yang berbeda. Dengan menggunakan analisis Error correction model, hasilnya menunjukkan bahwa apresiasi mata uang Singapura terhadap dollar USA dan ringgit Malaysia, depresiasi terhadap yen Jepang dan rupiah Indonesia, mengarah pada kenaikan harga saham dalam jangka panjang. Pengaruh yang berkaitan dengan exchange rate dollar USA mempunyai tanda yang berbalikan diantara periode krisis tahun 1997-1998 dan periode recovery tahun 1999-2000. Pengaruh exchange rate terhadap harga saham meningkat dalam urutan kronologis tahun 1990. Ibrahim (2000) meneliti hal yang sama yaitu interaksi antara harga saham dengan exchange rate di Malaysia dengan menggunakan analisis kointegrasi bivariate dan multivariate. Hasilnya mengindikasikan tidak ada hubungan jangka panjang antara exchange rate dengan harga saham pada model bivariat. Ada kointegrasi pada analisis multivariat sehingga pada jangka pendek, kebijakan moneter, exchange rate
2
Antoni & Mukhlizul Hamdi
dan reserve policies merupakan stabilitas pasar saham yang utama. Hasil ini juga memiliki indikasi ketidakefisienan informasi pada pasar saham Malaysia. Tingkat kointegrasi yang signifikan memungkinkan terjadinya keseimbangan dalam jangka panjang. Jika hubungan antara factor ekonomi makro dengan return saham terkointegrasi, maka keseimbangan jangka panjang akan terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penting dalam menilai aset di pasar modal negara berkembang dan memberikan prediksi faktor yang mempengaruhi pendapatan saham dengan pendekatan dinamik Error Correction Model (ECM) untuk melihat adanya kointegrasi antara faktor yang mempengaruhi pendapatan saham dalam jangka panjang. Pengujian dilakukan untuk periode Januari 1994- Juli 2002. Selain itu juga dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengaruh faktor ekonomi makro pada kondisi pasar stabil (Januari 1994-Juli 1997) dan kondisi pasar modal yang tidak stabil karena krisis (Agustus 1997-Desember 1999) dan kondisi pasar modal dalam masa recovery (Januari 2000-Juli 2002) sehingga diharapkan dapat dihasilkan model yang tepat untuk peramalan jangka panjang dan mengetahui tingkat premi risiko pada berbagai kondisi ekonomi yang terjadi. HASIL PENELITIAN TERDAHULU Tujuan dari teori portofolio moderen adalah memahami bagaimana investor bisa mengidentifikasi atau mengoptimalkan portofolio mereka dengan adanya banyak kemungkinan investasi yang takterbatas (Markowitz,1952). Untuk mencapai hal tersebut perlu dipahami bagaimana suatu investasi menghasilkan keuntungan (return generating process) dan pendekatan apa yang bisa digunakan untuk memperkirakan keuntungan yang akan diterima investor. Dalam melakukan investasi, para investor tentunya tidak hanya memperhitungkan return yang akan diperoleh dalam investasi, tetapi juga perlu mempertimbangkan pula risiko sebagai akibat kemungkinan terjadinya penyimpangan dari expected return (Sharpe,1964). Secara empiris, expected return memiliki hubungan yang positif dengan risiko, yaitu semakin tinggi risiko yang dihadapi, investor akan mensyaratkan return yang tinggi pula sebagai kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut walaupun dalam realized return hubungan positif tersebut seringkali tidak terjadi (Jogiyanto, 2001). Namun demikian secara rasional bahwa investor dihadapkan dengan konsekuensi logis trade-off antara risk dan return. Investor yang rasional akan mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return yang maksimum untuk tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan tingkat return tertentu dengan risiko yang minimal (Markowitz,1952). Salah satu model dalam proses pembentukan return adalah dengan menggunakan model faktor (Roll dan Ross,1980) Model faktor atau model indeks mengasumsikan bahwa return saham sensitif terhadap pergerakan berbagai faktor. Dalam mengestimasi expected return, variance dan covariance saham secara akurat, model multifaktor lebih bermanfaat dibandingkan market model.
3
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
Penelitian terdahulu telah banyak banyak melakukan penelitian terhadap return aset seperti yang telah dilakukan oleh Altay (2003) melihat pengaruh faktor ekonomi makro terhadap return aset dengan membandingkan antara pasar modal Jerman dan pasar modal Turki. Dengan menggunakan model Arbitrage Pricing Theory diuji 8 variabel ekonomi makro pada dua pasar modal. Variabel ekonomi makro yang digunakan adalah indeks harga konsumen, indeks harga barang produksi, jumlah impor, ekspor, nilai tukar asing, rata-rata tingkat bunga obligasi, indeks produksi industri dan tingkat bunga pasar uang. Untuk pasar modal Jerman ada 4 variabel yang signifikan mempengaruhi return pasar saham (unexpected interest rate level, foreign trade, inflation dan production) sedangkan untuk pasar modal Turki hanya 3 faktor yang mempengaruhi return pasar saham (unexpected inflation, foreign trade dan interest rate level). Cheng (1995) melakukan analisis hubungan antara return saham dengan indikator ekonomi dan mengidentifikasi satu set variabel ekonomi yang berkaitan dengan analisis faktor tradisional dengan menggunakan metode korelasi kanonikal untuk data saham di Inggris. Metode korelasi kanonikal ini adalah pengembangan model APT untuk untuk mencari keterkaitan (link) antara return saham dengan satu set indikator ekonomi. Hasilnya diperoleh tiga indikator utama yang mendasari ekonomi Inggris. Faktor pertama adalah variabel pasar yang umum dan luas yang termasuk didalamnya adalah berbagai indeks pasar. Faktor kedua adalah longer leading indicator, lagging indicator, jumlah uang beredar, tingkat bunga, indeks pasar dan tingkat pengangguran. Faktor ketiga adalah variabel-variabel indikator yang takterduga, GDP, shorter leading indicators, industrial production, dan pengeluaran untuk konsumsi. Mei (1993) mengembangkan metodologi semiautoregression (SAR) untuk menguji jumlah faktor pada APT. Teknik ini mengijinkan peneliti untuk secara langsung mengestimasi penghapusan kesalahan pengukuran yang terjadi dalam mengestimasi faktor. Mei menemukan bahwa model APT menjelaskan return saham lebih baik dibandingkan CAPM dan menunjukkan bahwa premi risiko faktor bervariasi sepanjang waktu akibat berubahnya siklus bisnis. Beberapa pendekatan yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa model APT cukup relevan dalam menjelaskan proses pembentukan return saham. Kebanyakan penelitian melakukan pengujian pada pasar modal yang “normal”, hanya beberapa pengujian dilakukan pada kondisi ada anomali seperti adanya efek bulan Januari, efek ukuran perusahaan dan sebagainya. Penelitian APT pada kondisi pasar modal sedang mengalami krisis belum banyak dilakukan. Penelitian ini akan mengangkat permasalahan apakah model APT juga terdukung pada kondisi anomali yaitu pada saat pasar modal mengalami krisis. Pasar modal di Indonesia mengalami krisis bersamaan dengan pasar modal regional Asia yang juga mengalami krisis. Kondisi ini mendorong pemikiran bahwa antar pasar modal regional (Asia) ada hubungan saling mempengaruhi, kemungkinan ini mengarah tentang ada tidaknya efek penularan krisis yang terjadi di Asia terhadap krisis di pasar modal Indonesia, dan sejauhmana model APT dapat menjelaskan fenomena tersebut.
4
Antoni & Mukhlizul Hamdi
Penelitian mengenai adanya hubungan antara pasar modal di Asia-Pasifik dilakukan oleh Chan et al (1992) dengan menggunakan akar unit dan pengujian kointegrasi ditemukan bahwa pada pasar modal yang sedang berkembang tidak terkointegrasi. Penelitian Chan et al ini mengabaikan risiko karena perbedaan mata uang yang disebabkan pengukuran dengan mata uang lokal. Hung dan Cheung (1995) mencoba menutup kelemahan penelitian Chan dengan menggunakan lima pasar modal di Asia, yaitu Hongkong, Korea, Malaysia, Singapura dan Taiwan dengan menggunakan pendekatan Johansen Multivariate Cointegration. Pendekatan ini memungkinkan digunakannya lebih dari dua pasar modal berkointegrasi. Dengan mnggunakan sampel tahun 1981-1991 ditemukan bahwa lima pasar di Asia terkointegrasi. DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN Data diteliti untuk periode Januari 1994-Juli 2002. Data yang diambil merupakan data sekunder mengenai indeks harga saham dan data mengenai indikatorindikator perekonomian makro di Indonesia seperti: tingkat bunga bank sentral, indeks harga konsumen (tingkat inflasi), jumlah uang beredar, dan kurs valuta asing yang diambil dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dan indeks harga saham gabungan (composite index) pasar modal negara Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina yang diperoleh dari dari Far Eastern Economic Review (FEER). Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel indikator ekonomi seperti yang digunakan Chen, Roll dan Ross (1986), Clare dan Priestley (1998) dan Ikeda (1991). Variabel-variabel tersebut adalah variabel yang signifikan sebagai pembentuk return saham, yaitu variabel ekonomi makro domestik (tingkat bunga, tingkat inflasi, jumlah uang beredar, dan perubahan kurs mata uang asing terhadap mata uang domestik), tingkat bunga Libor, Sibor dan US prime rate, composite index pada pasar modal Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Manila dan Hongkong. Penguji diawalkan dengan uji akar unit data dengan menggunakan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF). Seterusnya dilakukan uji kointegrasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan saling mempengaruhi (kointegrasi) diantara pasar modal regional maka perlu diketahui hubungan antar variabel yang membentuknya. Jika hubungan antar variabel yang membentuknya stabil (stasioner) maka dapat dikatakan bahwa pasar modal terkointegrasi. Suatu pasar modal yang terkointegrasi menunjukkan adanya informasi yang tersebar secara merata dan paralel dalam jangka panjang. Konsep kointegrasi penting berkaitan dengan keseimbangan jangka panjang antar variabel ekonomi yang tidak stasioner (misalnya tingkat inflasi, tingkat bunga, harga saham). Estela dilakukan uji kointegrasi maka selanjutnya dilanjutkan uji sebabmenyebab Granger (1987) dengan menggunakan model VECM Johansen (1988). METODOLOGI PENGANGGARAN Uji Akar Unit (Unit Root Test) Uji akar unit adalah penting untuk memastikan sesuatu data itu stationer atau tidak. Ini karena penganggaran yang tidak stationer dalam kebanyakan penelitian
5
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
empirik menghasilkan keputusan yang tidak syah dan memerlukan metode yang khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Biasanya, kewujudan arah aliran stokastik dapat ditentukan dengan melakukan uji ke atas kewujudan akar unit dalam data time series. Selain itu uji akar unit adalah penting untuk memastikan model regresi yang akan dibentuk merupakan model yang serial. Dengan kata lain, masalah model regresi palsu dapat dihindarkan. Model regresi palsu berlaku apabila variabel-variabel dalam model regresi tidak stationer atau mempunyai tahap stationer yang berbeda. Kebanyakan uji yang populer untuk pengaruh kewujudan akar unit dilakukan dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) dan uji Philips-Perron (PP) (1979). Uji Kointegrasi Dilakukan pengujian dengan menggunakan model dinamik untuk mengetahui adanya kointegrasi antar pasar modal dan untuk mencari keseimbangan pasar modal dalam jangka panjang dengan menggunakan pendekatan ECM.Ada dua tahap pengujian yang dilakukan dalam pengujian kedua ini: (1) Pengujian stasioneritas data time series digunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Unit Root Test. (2) Pengujian kointegrasi Uji kointegrasi boleh dilakukan setelah dilakukan uji akar unit terhadap variabel yang terlibat untuk menentukan stationeritas dan peringkat integrasi bagi variabel yang terlibat. Uji kointegrasi merupakan pendekatan ekonometrik yang digunakan untuk melihat hubungan jangka panjang antara variabel dimana kointegrasi yang merujuk kepada kombinasi linear bagi variabel yang tidak stationer. Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk menguji kewujudan kointegrasi. Pertama, ia menggunakan metode kointegrasi Engle-Granger dan juga metode kointegrasi Johansen. Dalam penelitian ini metode kointegrasi yang digunakan berdasarkan kepada metode kointegrasi Johansen (1988) yang menggunakan pendekatan analisis VAR. Dalam analisis ini juga akan digunakan Model Koreksi Kesalahan (Error correction model). Jika koefisien ECT (error correction term) signifikan secara statistik dan mempunyai tanda positif maka spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian tersebut valid, dan menunjukkan ada kointegrasi dan keseimbangan dalam jangka panjang. Model ECM dirumuskan sebagai berikut: p
q
y it i ECTt 1 i y it 1 j xit 1 t i 1
(1)
j 0
dimana y adalah variabel terikat, x adalah variabel bebas, ECT adalah error correction term yang merupakan residual dari persamaan kointegrasi, nilai ηj mengimplikasikan dampak variabel independen xi terhadap variabel dependen y dalam jangka pendek.
6
Antoni & Mukhlizul Hamdi
Model ECM menggunakan pendekatan model dinamik jangka pendek untuk membuat peramalan dan keseimbangan dalam jangka panjang. Besarnya pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dapat dilihat pada besarnya koefisien koreksi kesalahan (error correction term/ECT) yang diperoleh dari tiap pasar modal. Suatu pasar modal dengan nilai ECT yang tinggi menunjukkan pengaruh penyesuaian yang lebih besar untuk menuju keseimbangan jangka panjang (Insukindro, 1999). Dalam analisis ini akan digunakan Model Koreksi Kesalahan (Error correction model).Jika koefisien ECT (error correction term) signifikan secara statistik dan mempunyai tanda positif maka spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian tersebut valid, dan menunjukkan ada kointegrasi dan keseimbangan dalam jangka panjang. Model ECM dirumuskan sebagai berikut:
Ri 0 i ECTt 1 1 F1t 1 2 F2t ` 3 F3t 1 4 F4t 1
(2)
dimana: 0 konstanta
i koefisen error correction term 1,...2 = koefisien variabel bebas pada dierensi pertama Ri adalah Return saham F1 adalah (tingkat bunga, inflasi, jumlah uang beredar, RER. Indeks saham gabungan Malaysia dan Thailand) F2 adalah ( libor, sibor) F3 adalah (Us prime rate, indeks saham gabungan Singapura dan Philipina) Untuk mendapatkan analisis faktor maka dilakukan pengujian terhadap model sebagi berikut : Ri-Rit = b1F1 + b2F2 + ......bkFk,
(3)
Pengujian dimaksudkan untuk mendapatkan risk factor. Risk factor ini mewakili kekuatan ekonomi secara umum dan bukan faktor-faktor spesifik dari suatu perusahaan. Teknik analisis faktor antara lain analisis komponen utama (principal component analysis) dan analisis faktor umum (common factor analysis). Analisis komponen utama mengubah komponen variabel awal kedalam kumpulan variabel (komponen) yang lebih kecil yang merupakan kombinasi linier variabel awal yang berjumlah lebih kecil namun menjelaskan sebagian besar varian set awal terutama untuk tujuan prediksi. Sedangkan analisis faktor umum menyederhanakan hubungan yang beraneka ragam dan kompleks dalam satu set variabel observasi dengan
7
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
mengungkapkan faktor atau dimensi umum yang menghubungkan variabel-variabel (yang sepertinya tidak berhubungan), sehingga struktur data dapat terlihat sehingga mampu mengidentifikasi faktor-faktor atau dimensidimensi yang melandasi data. Dalam analisis faktor umum, variabel awal merupakan kombinasi linier dari faktorfaktor yang ada (Hair et al,1998). Sehingga model return sahan adalah sebagi berikut:
Ri 0 11 2 2 3 3 4 4
(4)
dimana: Ri = return saham rata-rata λ0 = konstanta β = sensitivitas return saham terhadap perubahan variabel bebas. Λ1,2,3..k= premi resiko faktor ANALISIS HASIL PENELITIAN EMPIRIK Dilakukan pengujian dengan analisa ECM untuk melihat adanya kointegrasi dan keseimbangan dalam jangka panjang. Pengujian dilakukan sekali pada periode Januari 1994-Juli 2002 dan tidak dilakukan pengujian pada tiap subperiode dikarenakan pungujian ECM dilakukan untuk melihat adanya keseimbangan dalam jangka panjang, sehingga pengujian dalam jangka pendek akan kehilangan makna. 1.Pengujian ECM menggunakan regresi OLS: Tabel 1: Hasil estimasi Return saham dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Variabel dependent: Ri Variabel Koefisien independent Konstanta -1.475** F1 -1.178** F2 -0.00001 F3 -0.0014 Catt: **) signifikan pada level 10%
t-stat
F -stat
Adjusted R-Squared
-1.915 -1.718 1.412 -1.552
1.7420
0.1672
Pada tahap pengujian (tabel 1), ini diperoleh hasil yang berpengaruh terhadap return portofolio saham adalah factor 1 (negatif dan signifikan). Ini bermakna bahwa setiap peningkatan 1% factor 1 akan menyebabkan return fortfolio akan berkurang. Ini juga disebabkan faktor ekonomi makro (tingkat bunga, inflasi, jumlah uang beredar, kurs rupiah terhadap dollar Amerika) dan indeks saham gabungan Malaysia dan Thailand berpengaruh pada return saham di pasar modal Indonesia. Sedangkan factor 2 dan factor 3 juga menunjukkan nilai koefisien negatif dan tidak signfikan. Ini berarti
8
Antoni & Mukhlizul Hamdi
bahwa setiap kenaikan factor 2 dan factor 3 akan menyebabkan return fortfolio negative. Secara keseluruhan dengan melakukan estimasi OLS menunjukkan bahawa semua variable yang di uji terhadap return fotfolio tidaksignfikan. 2. Pengujian dengan menggunakan model Error Correction Dari hasil pengujian pada tabel 2, nampak bahwa nilai F1 (faktor 1) F3 (faktor 3) signifikan.Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangkla pendek ada pengaruh perubahan faktor 1 (tingkat bunga, inflasi, jumlah uang beredar, kurs$/Rp, indeks saham gabungan Malaysia, indeks saham gabungan Thailand) dan faktor 3 (us prime rate, indeks saham gabungan Singapura, indeks saham gabungan Filipina) terhadap return saham di pasar modal Indonesia. Nilai ECT yang signifikan menunjukkan ada keseimbangan jangka panjang pengaruh faktor-faktor tersebut (faktor 1 dan faktor 2) terhadap return saham Indonesia. Hasil pengujian sebagai terlihat pada tabel berikut: Tabel 2: Hasil estimasi Kointegrasi Return saham dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Variabel dependent: Ri Variabel independent Koefisien Konstanta -0.0017 ECT(-1) -1.195 ΔRi 0.114 ΔF1 0.873 ΔF2 -0.00002 ΔF3 -0.032 Catt: **, *) signifikan pada level 10% dan 5%
t-stat -0.076 -2.416** 0.938 1.893* -0.263 -0.596*
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan return saham dengan indikator ekonomi dan mengidentifikasi sekelompok variabel ekonomi yang mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal Indonesia melalui pendekatan ECM. Dari hasil uji stationeritas menunjukkan semua data yang diuji adalah stationer pada I(1). Ini menunjukkan bahwa pengujian dapat dilakukan dengan hubungan jangka panjang dan dan jangka pendek. Selanjutnya dari hasil pengujian ECM terdapat kointegrasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hal ini menunjukkan terdapat keseimbangan jangka panjang antara variabel bebas (faktor ekonomi domestik dan regional ) terhadap return saham di Indonesia. Ini bermakna bahwa faktor ekonomi makro yaitu tingkat bunga, inflasi, jumlah uang beredar, kurs rupiah terhadap dollar Amerika dan indeks saham gabungan Malaysia dan Thailand berpengaruh pada return saham di pasar modal Indonesia dalam jangka panjang. Sedangkan faktor 3 juga berpegaruh signfikan terhadap return saham dalam jangka pendek, dan faktor 2 tidak berpengaruh signfikan dalam jangka pendek
9
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
DAFTAR PUSTAKA Abeysekera, S.P. and Mahajan, A., 1987. A Test of the APT in Pricing UK Stock Business & Accounting, vol.14, no.3, pg. 377-391. Cheng. A.C.S.,1995. The UK Stock Market and Economic Factors: A New Approach. Journal of Business, Finance & Accounting, vol. 22, no. 1, pg. 129-142. Chan,L., Karceski, J., and Lakonishok, J., 1998. The Risk and Return from factors. Journal Financial and Quantitative Analysis, vol. 33, pg. 159-188. Chen, N.F., Roll, R., and Ross, S., 1986. Economic Forces and the Stock Market. Journal of Business, vol. 59, pg. 383-403. Clare, A.D and Priestley, R., 1998. Risk Factors in the Malaysian Stock Market. Pasific-Basin Finance Journal, vol. 6, pg. 103-114. Dickey, D.A. and W.A. Fuller. (1979). Distribution of the Estimators for Autoregressive Time Series with a Unit Root, Journal of the American Statistical Association, 74, 427–431. Eagle dan Granger. 1987. Cointegration and Error Correction Estimate and Testing. Econometrica 55, 251-276. Hair, J.F., R.E Anderson., R.L Tatham and W.C Black., 1998. Multivariate Data Analysis,5th edition. Prentice Hall Int. Eds. Sinagpore Ibrahim,M.H.,2000. Cointegration and Granger Causality Test of Stock Price and Exchange rate Interactions in Malaysia. ASEAN Economic Bulletin, vol. 17, no 1, pg. 36-47. Ikeda, S., 1991. Arbitrage Asset Pricing under Exchange Risk. The Journal of Finance, vol. 46, no. 1, pg 447-455. Johannsen, S. (1988). Statistical Analysis of Cointegration Vectors. Journal of Economic Dynamics and Control, 12 (6), 231-254. Mei, J., 1993. A Semiautoregression Approach to the Arbitrage Pricing Theory. The Journal of Finance, vol. 48, pg. 599-620. Roll, R and Ross, S.A., 1980. An Empirical Investigation of the Arbitrage Pricing Theory. The Journal of Finance,Vol 35(5):1073-1103 Wu,Ying.,2000. Stock Price and Exchange Rates in a VEC Model-The Case of Singapore in the 1990s. Journal of Economics and Finance, vol 24, no. 3, pg 260- 274.
10