JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 PENGARUH KEBERADAAN SIRKUIT BUKIT PEUSAR TERHADAP KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN CIPAWITRA KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA 1
H. Nandang Hendriawan, M.Pd 2 Robi AD Prasetyo 1
[email protected] 2
[email protected]
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT The background of this study is the researchers wanted to know about the effect of the presence of the hill circuit peusar against the socio-economic situation of society as well as the potential of what makes the hill peusar be the location of the construction of a circuit. The method used in this research is descriptive quantitative method. The technique of collecting data through observation, interviews, literature and documentation. Research instrument used was the observation and interview guides.In determining the population and the sample, the researchers took the respondents of the Village District of Mangkubumi Cipawitra. As a complement to the data are bureaucrats from Cipawitra Village, District Mangkubumi, and BAPPEDA Tasikmalaya, as well as from the circuit manager and the Department of Sports City of Tasikmalaya. There is also a research sample that is in the region of RT 04 RW 04 Cipawitra Village District of Mangkubumi. The sampling technique used is simple random sampling. Samples of society RT 04 RW 04 Village Cipawitra taken as many as 27 people. The results showed that peusar hill is a place that has the potential to build a particular building or circuit racing sports facilities. Peusar hill has sufficient land area that is an area of 8.5. Furthermore, the location of which is on a hill also be unique for this circuit. Accessibility to the circuit can also be reached from many directions that have the characteristics, advantages and disadvantages of its own. In terms of infrastructure, this circuit continues to clean that one of them is to build a vehicle pool as an added attraction. The existence of a hill circuit peusar affect the socio-economic situation of society, especially when there is an event. At the time of the beginning of the activity in this circuit surrounding community was disturbed by the noise of vehicles that are racing. In addition, the circuit is a means of entertainment for the surrounding community. But during the event is the actual note of the cleanliness and safety. The state of the local economy also increased revenue for traders around the circuit, especially when there is an event taking place.It can be concluded that the hill peusar has potential and is considered feasible to build a sports facility starting from the land, location, accessibility and infrastructure. In addition, the existence of this circuit is also directly affects the social and economic circumstances surrounding community, especially when there is an event taking place. Keyword: Existence Circuit, Socio-Economic Conditions Of Society
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 1
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 ABSTRAK Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui tentang pengaruh keberadaan sirkuit bukit peusar terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat serta potensi apa saja yang menjadikan bukit peusar dijadikan lokasi pembangunan sebuah sirkuit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi.Instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Dalam menentukan populasi dan sampel, peneliti mengambil responden dari Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi. Sebagai pelengkap data adalah birokrat dari Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, dan Bappeda Kota Tasikmalaya, serta dari pengelola sirkuit dan pihak Dinas Olahraga Kota Tasikmalaya. Adapula sampel penelitiannya yaitu di wilayah RT 04 RW 04 Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.Sampel dari masyarakat RT 04 RW 04 Kelurahan Cipawitra diambil sebanyak 27 orang.Hasil penelitian menunjukan bahwa bukit peusar merupakan sebuah tempat yang mempunyai potensi untuk dibangun sebuah bangunan khususnya fasilitas olahraga atau sirkuit balap. Bukit peusar memiliki luas lahan yang cukup yakni seluas 8,5 hektar. Selanjutnya lokasi yang berada di sebuah bukit juga menjadi keunikan tersendiri bagi sirkuit ini.Aksebilitas menuju sirkuit juga dapat dicapai dari berbagai arah yang memiliki karakteristik, kerugian dan keuntungannya tersendiri.Dari segi infrastruktur, sirkuit ini terus berbenah yang salah satunya adalah membangun wahana kolam renang sebagai daya tarik tambahan.Keberadaan sirkuit bukit peusar mempengaruhi keadaan sosial ekonomi masyarakat terutama saat ada event.Pada saat awal-awal aktivitas di sirkuit ini masyarakat sekitar merasa terganggu oleh suara bising kendaraan yang sedang berlomba.Selain itu, adanya sirkuit ini menjadi sarana hiburan alternatif bagi masyarakat sekitar.Akan tetapi saat event berlangsung hal yang sangat diperhatikan adalah dari sisi kebersihan dan keamanannya.Keadaan ekonomi masyarakat juga mengalami peningkatan pendapatan bagi para pedagang di sekitar sirkuit terutama saat ada event berlangsung.Dapat disimpulkan bahwa bukit peusar memiliki potensi dan dirasa layak untuk dibangun sebuah fasilitas olahraga dimulai dari luas lahan, lokasi, aksebilitas dan infrastrukturnya.Selain itu keberadaan sirkuit ini juga berpengaruh langsung terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar terutama disaat ada event sedang berlangsung.
Kata Kunci : Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 2
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini, arus globalisasi semakin meningkat dan dirasakan sudah menjadi suatu keniscayaan seiring dengan meningkatnya teknologi yang ada.Teknologi yang dimaksud bermacam-macam yang salah satunya adalah ada di bidang otomotif.Kegiatan otomotif yang sangat diminati oleh masyarakat umum adalah dari kegiatan balap baik motor maupun mobil. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia memiliki minat yang cukup tinggi terhadap kegiatan ini.Akan tetapi, dalam melaksanakan kegiatan balapan ini bukan hanya kendaraannya saja yang harus diperhatikan agar dapat sesuai dengan standar dan dapat bertanding dengan baik, sarana atau wadah untukmelaksanakan kegiatannya juga harus baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sarana atau wadah yang dimaksud dalam hal ini adalah sebuah arena balap yang lebih dikenal dengan nama sirkuit. Sirkuit permanen yang benar-benar diperuntukan untuk kegiatan balap. Sebagai sebuah kota yang sedang berkembang, Tasikmalaya memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mengembangkan wilayahnya, termasuk dari bidang otomotif. Kota Tasikmalaya yang memiliki luas 177,79 km2 memiliki tempat-tempat strategis untuk membangun sebuah sirkuit sebagai sarana peningkatan kemajuan daerah di bidang otomotif. Seiring dengan hal tersebut, pada bulan Januari tahun 2008 dibangun sebuah sirkuit yang terletak di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya yang bernama Bukit Peusar. Bukit peusar ini berada persis di perbatasan diantara Kelurahan Cipawitra (Kecamatan Mangkubumi), Kelurahan Cibunigeulis (Kecamatan Bungursari) dan Desa Gunung Sari.Keunikan dari sirkuit ini adalah yaitu letaknya yang berada di sebuah bukit.Tasikmalaya memang dikenal sebagai wilayah yang memiliki banyak bukit yang tersebar mulai lereng kaki Gunungapi Galunggung sebelah tenggara hingga ke sebelah selatan menempati sebagian wilayah daerah Singaparna, ke sebelah timur hingga daerah Cibeureum, dan ke sebelah utara ke daerah Indihiang. Oleh karena banyaknya bukit itu, di Tasikmalaya terkenal dengan nama “Bukit Sepuluh Ribu”.
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 3
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 Letak sirkuit ini berada di tengah-tengah pemukiman warga dan di areal persawahan. Oleh sebab itu, segala aktivitas yang terjadi di sirkuit bukit peusar akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya baik dari aspek sosial atau ekonomi terutama adalah saat ada event tertentu di sana. Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalahPotensi apakah yang dimiliki bukit peusar sehingga dijadikan lokasi sebuah sirkuit di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya ? dan Bagaimanakah pengaruh keberadaan sirkuit bukit peusar terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya ? Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui potensi yang dimiliki bukit peusar sehingga dijadikan lokasi sebuah sirkuit di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
2.
Untuk mengetahui pengaruh keberadaan sirkuit bukit peusar terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
Kegunaan Penelitian Bedasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuanpenelitian ini adalah: 1.
Dapat mengetahui potensi yang dimiliki bukit peusar sehingga dijadikan lokasi sebuah sirkuit di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
2.
Dapat mengetahui pengaruh dari keberadaan sirkuit bukit peusar terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. PROSEDUR PENELITIAN
Metode Penelitian Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Kuantitatif merupakan metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 4
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 bumi. (Ahman, Sya. 2011:49). Dengan mengguanakan metode ini, pengkajian yang dilakukan dipusatkan pada persoalan yang terjadi pada saat sekarang.
Variabel Penelitian Variabel merupakan ukuran sifat atau ciri khas yang dimiliki oleh suatu anggota kelompok atau suatu set yang berbeda yang dimiliki oleh kelompok atau set yang lain (Rafi’i, 1983 : 8). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel permasalahnya adalah sebagai berikut: 1.
Potensi yang menjadikan bukit peusar dijadikan lokasi pembangunan sebuah sirkuit: a. Luas b. Lokasi c. Aksebilitas d. Infrastruktur
2.
Pengaruhnya terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat: a. Memberikan penghasilan tambahan kepada masyarakat b. Suara bising kendaraan mengganggu masyarakat c. Menjadikan sarana hiburan alternatif bagi masyarakat sekitar. d. Kebersihan e. Keamanan PEMBAHASAN Kelurahan Cipawitra merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Mangkubumi
yang sebagian wilayahnya merupakan wilayah perbukitan. Luas lahan perbukitan di Kelurahan Cipawitra ini mencapai 29,7 hektar atau 9,91% dari luas keseluruhan wilayah di Kelurahan Cipawitra ini. Bukit-bukit tersebut ada beberapa yang telah dimanfaatkan seperti yang paling banyak ditemukan adalah dari aktivitas penambangan pasir tetapi sisanya ada pula yang belum dimanfaatkan sama sekali. Salah satu bukit yang telah dimanfaatkan untuk suatu kegiatan adalah bukit peusar. Bukit peusar yang berada di Kp. Gunung Peusar RT 04 RW 04 ini sejak tahun 2008 telah dimanfaatkan sebagai lokasi pembangunan sebuah arena balap motor atau sirkuit
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 5
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 permanen. Sirkuit permanen merupakan sirkuit yang benar-benar digunakan untuk ajang resmi balap motor dan telah mendapat lisensi atau izin dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tasikmalaya. Sebuah lahan termasuk bukit memang memiliki faktor peruntukannya tersendiri. Menurut Arsyad (1989:27), mengemukakan bahwa penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil maupun spiritual. Sedangkan secara garis besar, penggunaan lahan terbagi atas dua bagian yaitu penggunaan lahan untuk pertanian dan penggunaan non pertanian. Dalam hal ini bukit peusar yang digunakan sebagai lokasi sebuah sirkuit balap memang telah sejak lama direncanakan oleh pemilik lahannya untuk dibangun sebuah sirkuit balap. Selain untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penyelanggaran juga dapat menjadi suatu sarana olahraga yang sangat bermanfaat bagi pemuda terutama yang mempunyai hobi di bidang otomotif. Lokasi yang digunakan memang merupakan tanah yang diperuntukkan fasilitas umum, hiburan termasuk olah raga sehingga sesuai dan diharapkan tidak terjadi masalah di kemudian hari saat akan digunakan. Adanya sebuah event perlombaan tentunya seringkali menyedot perhatian banyak orang, pun demikian yang akan terjadi ketika ada event yang dilangsungkan di sirkuit bukit peusar ini. Lokasi sirkuit berada di pemukiman penduduk, di Kp Gunung Peusar RT 04 RW 04 lingkungan Curug Tangkil. Hal inilah yang menyebabkan segala kegiatan yang terjadi di sirkuit tersebut sedikit banyaknya akan mempengaruhi keadaan masyarakat baik secara aspek sosial maupun ekonomi. Sejak pertama kali mendirikan sirkuit ini, pemilik sirkuit, H.Bandi telah memprediksikan bahwa adanya sirkuit ini akan berpengaruh terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Deskripsi Objek Penelitian Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya merupakan lokasi penelitian ini dilakukan. Secara letak geografis Kelurahan Cipawitra terletak di 07°19′29,3″ Lintang Selatan dan 108°09′52,9″ Bujur Timur. Bentuk lahan di Kelurahan Cipawitra tidak lepas dari hasil endapan klastik vulkanik Gunung Galunggung yang salah satu bentukannya adalah dengan banyaknya bukit yang tersebar mulai lereng kaki Gunungapi Galunggung sebelah tenggara hingga ke sebelah selatan menempati
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 6
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 sebagian wilayah daerah Singaparna, ke sebelah timur hingga daerah Cibeureum, dan ke sebelah utara ke daerah Indihiang. Di Kelurahan Cipawitra terdapat beberapa bukit yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan dan paling sering terlihat adalah kegiatan penambangan pasir, ini terlihat dengan seringnya terlihat truk atau kendaraan besar yang melewati jalan-jalan di Kelurahan Cipawitra ini untuk mengangkut pasir tersebut.Akibatnya, kondisi jalan di Kelurahan Cipawitra rusak di beberapa tempat.Diantara bukit-bukit tersebut tadi, terdapat salah satu bukit yang kemudian dimanfaatkan menjadi lokasi sebuah sirkuit permanen dan seringkali digunakan untuk race atau perlombaan berskala daerah, provinsi hingga nasional. Potensi Sirkuit Peusar Sehingga Dijadikan Lokasi Sebuah Sirkuit a.
Luas lahan Untuk membangun sebuah fasilitas olahraga tentu saja memiliki syarat-syarat tertentu agar fasilitas tersebut dinyatakan layak untuk dapat digunakan setiap saat.Begitu pula dengan pembangunan arena sirkuit balap ini, ada kriteria-kriteria tetentu yang harus dimiliki.Luas lahan yang dimiliki sirkuit, harus sesuai dengan standar nasional bahkan internasional.Luas lahan yang dimaksud disini adalah keseluruhan luas yang mencakup seluruh fasilitas-fasilitas teknis yang mendukung sirkuit tersebut. Menurut pengelola sirkuit bukit peusar, luas keseluruhan dari sirkuit bukit peusar ini adalah 8,5 hektar, hal ini memang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh FIA (Federasi Otomotif Internasional) yang mengharuskan luas lahan untuk pembangunan sebuah sirkuit minimal adalah 10 hektar. Apalagi memang hingga saat ini FIA hanya meloloskan satu sirkuit di Indonesia yang sesuai dengan kriterianya yaitu sirkuit sentul di Bogor, Jawa Barat yang dapat menyelenggarakan event berskala internasional itupun fasilitas yang ada di sirkuit tersebut masih harus diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Akan tetapi, menurut Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang menaungi kegiatan otomotif di Indonesia, sirkuit bukit peusar ini telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yakni minimum 8 hektar dan maksimum 10 hektar.Maka oleh sebab itu sejak diresmikan tahun 2008 yang lalu sirkuit ini telah beberapa kali menyelenggarakan event-event berskala lokal maupun nasional.
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 7
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 b.
Lokasi Sirkuit bukit peusar berada di kawasan yang cukup padat penduduk serta terletak di area pesawahan bahkan ada beberapa rumah yang sangat dekat dengan sirkuit ini dan hanya dibatasi oleh benteng atau tembok sehingga aktivitas atau kegiatan balap di sirkuit tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat baik positif maupun negatif. Alasan yang menjadikan bukit peusar dijadikan lokasi sebuah sirkuit menurut pengelolanya yaitu adalah 1) Mempunyai luas yang memenuhi syarat untuk dijadikan sebuah sirkuit. 2) Meminimalisir dampak kemacetan yang akan ditimbulkan saat ada event sedang berlangsung karena letaknya yang berada di ketinggian sehingga tidak terlalu memakan badan jalan umum. 3) Menjadi suatu keunikan tersendiri karena letaknya yang berada di sebuah bukit. 4) Meminimalisir suara bising yang ditimbulkan akibat adanya suatu event.
c.
Aksebilitas Pada saat awal-awal sirkuit bukit peusar ini dibangun dan diresmikan, akses menuju ke sirkuit tersebut terbilang cukup sulit karena saat itu memang belum terpikirkan tentang aksebilitas menuju sirkuit dan hanya terfokus kepada pembangunan teknis sirkuit itu saja. Akan tetapi, seiring dengan perlombaan atau event-event yang semakin sering dilaksanakan disana pengelola pun mulai berfikir untuk meningkatkan akses menuju ke sirkuit tersebut. Menurut pengelola sirkuit bukit peusar, Bpk. H. Ihyan, hingga saat ini ia sudah menganggarkan dana lebih dari 5 Milyar untuk meningkatkan kualitas prasarana menuju ke sirkuit itu selain tentu saja dibantu dan didukung oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya. Sirkuit bukit peusar berada di wilayah perbatasan antara Kelurahan Cipawitra, Kelurahan Cibunigeulis dan Desa Gunung Sari (Kabupaten Tasikmalaya). Akses menuju ke sana dapat dijangkau melalui beberapa jalur yang dapat dipilih. Keadaan kualitas jalan menuju ke sirkuit bukit peusar secara umum sudah cukup baik, hanya saja di sebagian jalan yang melewati perkampungan Kelurahan Cipawitra dan Objek Wisata Situ Gede keadaannya rusak ringan hingga berat, hal ini dikarenakan jalan tersebut seringkali dialalui oleh kendaraan-kendaraan berat seperti truk yang mengangkut bahan batu maupun pasir. Akan tetapi, jalan tersebut jarang digunakan oleh para pengguna sirkuit bukit peusar, karena mereka lebih
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 8
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 memilih jalur dari arah Kecamatan Bungursari-Indihiang yang kualitas jalannya lebih baik serta lebih dekat dari pusat Kota Tasikmalaya dan Terminal Indihiang. Saat ini, akses menuju ke lokasi sirkuit bukit peusar akan semakin baik dan lancar dikarenakan sedang dibangunnya jalan baru yaitu jalan Mangin (Mangkubumi Indihiang). Jalan tersebut merupakan jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Mangkubumi dan Kecamatan Indihiang. d.
Infrastruktur Di sirkuit bukit peusar saat ini, kelengkapan-kelengkapan fasilitas pendukung belum terpenuhi seluruhnya dan menjadi pekerjaan yang harus segera diselesaikan oleh pengelola sirkuit ini. Yang paling sangat diperlukan saat ini adalah tribun penonton yang sangat minim, bahkan tidak ada. Tribun penonton hanya ada di tempat-tempat penting seperti di wilayah VIP atau tempat duduk orang-orang penting saja. Sedangkan penonton yang lain biasanya menonton perlombaan dalam keadaan berdiri. Hal ini tentu saja sangat mengurangi nilai dari sirkuit bukit peusar tersebut. Untuk fasilitas lainnya, seperti lahan parkir dan ruang kesehatan telah memiliki ruang yang cukup. Terlebih untuk lahan parkir ini, luasnya cukup untuk sebuah sirkuit yang berstandar nasional. Selain itu juga alasan letak sirkuit yang berada di sebuah bukit ini juga agar lahan parkir tidak melebar ke ruas jalan sehingga akan menyebabkan kemacetan. Di sirkuit bukit peusar ini juga telah berdiri sebuah wahana kolam renang untuk menjadikan nilai tambah sirkuit ini menjadi daya tarik wisata. Akan tetapi memang wahana tersebut hingga saat ini masih belum berjalan karena ada permasalahan-permasalahan yang bersifat finansial. Jika saja nanti wahana kolam renang tersebut telah dapat difungsikan dan digunakan tentu saja akan menjadikan sirkuit bukit peusar tidak hanya sebagai arena olahraga tetapi juga dapat menjadi daya tarik wisata. Hal-hal yang sifatnya infrastruktur memang masih menjadi masalah di sirkuit ini, oleh karenanya dengan semakin seringnya eventevent yang dilaksanakan di sirkuit ini dan semakin dikenal, maka akan banyak investor yang mau menanamkan modalnya untuk lebih meningkatkan fasiilitasfasilitas yang lebih bersifat ekonomis.
Pengaruh Keberadaan Sirkuit Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat a.
Keadaan Sosial Masyarakat
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 9
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 Pada awal penggunaan sirkuit, masyarakat (responden) sekitar memang mengakui sempat terganggu dengan aktivitas yang terjadi di sirkuit tersebut.Suara bising kendaraan dan riuh penonton saat event berlangsung membuat masyarakat menjadi tidak nyaman dengan keadaan itu.Hal tersebut lebih banyak diprotes oleh para ibu-ibu yang memang sangat tidak terbiasa dengan adanya keramaian di tempat tinggalnya. Keadaan dirasakan terus-menerus terjadi sampai pada titik masyarakat mulai terbiasa dengan keadaan tersebut, apalagi event balap motor biasanya dilakukan pada saat akhir pekan saja dan umumnya dilakukan hanya tiga bulan sekali dalam satu tahun. Dengan berjalannya waktu dan semakin seringnya event berlangsung masyarakat sekitar pun mulai terbiasa dengan aktivitas yang terjadi di sirkuit tersebut dan mulai menyadari bahwa adanya sirkuit tersebut justru dapat menjadi sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memaksimalkan keberadaan dari sirkuit bukit peusar. Masyarakat di Kelurahan Cipawitra, terutama yang berada di RT 04 RW 04 adalah kawasan yang paling dekat dengan letak sirkuit bukit peusar. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar terhadap keberadaan sirkuit bukit peusar ini adalah dengan memanfaatkan sirkuit tersebut sebagai tempat untuk berekreasi dengan cara hanya sekedar berjalan-jalan dan berfoto-foto di lokasi sirkuit ataupun melihat para pembalap sedang berlatih memacu kendaraannya. Keadaan seperti ini setidaknya dapat menjadi sarana hiburan gratis bagi warga, sebab disaat tidak ada perlombaan resmi, masuk ke sirkuit tersebut tidak dipungut biaya sementara bagi yang ingin melakukan latihan di sirkuit ini dikenakan biaya Rp. 50.000. Setiap kegiatan yang menyita banyak perhatian orang pasti akan menimbulkan dampak bagi kelestarian lingkungan khususnya dalam hal kebersihan. Sampah yang berserakan saat dan setelah event membuat masalah yang cukup meresahkan bukan hanya bagi pengelola sirkuit yang harus membersihkannya dari area sekitar sirkuit akan tetapi juga masyarakat merasa terganggu dengan keadaan tersebut. Masyarakat merasa hal tersebut harus menjadi perhatian bagi pengelola sirkuit bukit peusar ini karena walaupun event balap tersebut merupakan hak dan
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 10
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 keinginan dari pengelola atau pihak ketiga, akan tetapi letak sirkuit yang berada di wilayah pemukiman maka kondisi kebersihannya juga harus diperhatikan. Hal lain yang menjadi perhatian dalam setiap kali ada kegiatan di sirkuit bukit peusar ini adalah dari masalah keamanan. Faktor keamanan menjadi sangat penting ketika ada suatu pusat keramaian, karena bagaimanapun kondisi keamanan di RT 04 RW 04 ini harus tetap terjaga dengan baik. Saat pelaksanaan event berlangsung, kondisi keamanan di sekitar sirkuit ini relatif aman karena memang persiapan personil keamanan dan ketertiban pengunjung juga terjaga sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran event maupun berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Kesimpulannya masyarakat merasa tidak terganggu dengan adanya event yang ada di sirkuit bukit peusar akan tetapi justru mereka merasa sirkuit ini menjadi aset dan kebanggan tersendiri bagi masyarakat. b.
Keadaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan Cipawitra merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Mangkubumi yang wilayahnya berbukit, dengan luas wilayah perbukitan yaitu 29,7 hektar atau 9,91% dari total luas keseluruhan wilayah Kelurahan Cipawitra. Hal inilah yang menjadikan masyarakat di Kelurahan Cipawitra banyak bekerja atau mata pencahariannya sebagai pekerja penambang pasir atau pemecah batu dengan memanfaatkan keadaan ini sebagai salah satu mata pencaharian alternatif selain sebagai petani maupun buruh tani. Hingga tahun 2014 tercatat warga masyarakat yang bekerja sebagai buruh harian lepas termasuk sebagai pemanambang pasir berjumlah 1036 jiwa atau 15,85% dari total jumlah penduduk di Kelurahan Cipawitra. Kondisi ekonomi masyarakat sebelum dan setelah adanya sirkuit bukit peusar ini memang tidak terlalu banyak berpengaruh, karena event yang dilaksanakan di sirkuit tersebut berlangsung paling sering adalah tiga bulan sekali serta hanya dilangsungkan saat akhir pekan. Hanya saja, saat ada event yang sedang berlangsung disana, pedagang ataupun warung/toko maupun bengkel motor yang ada di sekitar sirkuit mengaku mengalami pertambahan penghasilan jika dibandingkan saat tidak ada perlombaan bahkan sebelum adanya sirkuit ini.
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 11
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 Tercatat ada tiga warung/toko dan dua buah bengkel motor yang berada pada radius 200 meter di sekitar sirkuit bukit peusar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Bukit peusar memiliki potensi dan layak dikembangkan untuk pembangunan sebuah fasilitas olahraga yairu berupa arena balap atau lebih dikenal dengan sirkuit. Kelayakan yang dimaksud adalah: a. Tersedianya luas lahan yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas otomotif nasional yaitu IMI (Ikatan Motor Indonesia) untuk membangun sebuah arena sirkuit. b. Lokasinya yang berada di kawasan padat penduduk mempengaruhi kehidupan masyarakatnya setiap ada event berlangsung juga letaknya yang berada di sebuah bukit memiliki karakteristik dan keunikannya tersendiri seperti layout lintasan yang unik dan kecepatan angin karena letaknya yang berada di kawasan ketinggian. c. Dari segi aksebilitas menuju ke lokasi sirkuit secara umum telah baik terutama yang melewati jalan dari arah Kecamatan Indihiang dan Kelurahan Cipawitra terlebih saat ini sedang dibangunnya jalan baru Mangin (MangkubumiIndihiang) yang jika sudah selesai dibangun akan semakin memudahkan akses ke lokasi sirkuit. d. Infrastruktur di lokasi sirkuit bukit peusar memang belum terlalu baik kualitasnya secara keseluruhan, masih
harus banyak
diperbaikiterutama dari
tribun penonton yang menjadi faktor kenyamanan para penonton atau pengunjung. Namun, saat ini di bukit peusar sudah dibangun sebuah wahana kolam renang sebagai fasilitas pendukung sehingga menambah daya tarik pengunjung walau saat ini belum dioperasikan. 2.
Pengaruh keberadaan sirkuit bukit peusar ini berpengaruh terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat teruatama saat ada event berlangsung.
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 12
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 a. Masyarakat pada awalnya merasa terganggu dengan suara bising kendaraan yang sedang berlomba karena ketidak biasaan yang terjadi dan dialami oleh masyarakat tetapi karena intensitas kegiatan yang tidak terjadi setiap hari maka gangguan tersebut tidak terlalu masif. b. Dari aspek kebersihan, masalahnya masih berkutat pada sampah paska event dan masih menjadi perhatian bagi pengelola untuk mengatasi masalah tersebut. Tetapi, selain dari kesiapan pengelola kesadaran pengunjung juga harus diperhatikan agar tidak mengotori lingkungan sekitar. c. Dari aspek keamanan lingkungan, selama tujuh tahun digunakan, kegiatan yang dilaksanakan di sirkuit ini tidak menganggu terhadap keamanan lingkungan karena kesigapan petugas keamanan dan tidak terlalu banyak menimbulkan keributan. d. Sirkuit ini juga saat ini telah menjadi sarana hiburan alternatif gratis untuk masyarakat seperti hanya dengan sekedar berjalan-jalan atau foto-foto di arena sirkuit, apalagi disaat tidak ada kegiatan masuk ke sirkuit tersebut tidak dipungut biaya. e. Dari segi ekonomi, karena banyaknya pengunjung yang datang dan bukan hanya dari masyarakat sekitar, para pedagang (warung /toko) dan usaha bengkel motor yang berada di sekitar sirkuit mengalami peningkatan pendapatan pada saat ada event berlangsung. Saran Berdasarkan hasil observasi dilapangan dan hasil penelitian yang penulis peroleh, maka perlu untuk memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Setiap fasilitas yang dibangun pasti memiliki dampak positf maupun negatif bagi lingkungan di sekitarnya sehingga sangat diperlukan sebuah pemahaman bagi pembuatnya agar memperhatikan hal tersebut agar fasilitas tersebut tidak justru menjadi masalah di kemudian hari. Pun demikian dengan fasilitas olahraga seperti sirkuit ini yang pasti memiliki pengaruh terhadap lingkugan termasuk masyarakat di sekitarnya.
2.
Bagi pengelola, diharapkan masyarakat dilibatkan dalam hal pengembangan sirkuit ini sehingga tercipta sinergi atau hubungan yang baik antara pengelola sirkuit dengan masyarakat yang bisa saling menguntungkan.
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 13
JURNAL GEOGRAFI APRIL 2015 3.
Bagi pemerintah, diharapkan mau lebih membantu meningkatkan kualitas sirkuit ini terutama dari fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya, sehingga diharapkan sirkuit ini dapat menjadi aset berharga bagi Kota Tasikmalaya di tingkat nasional.
4.
Untuk penelitian selanjutnya dianjurkan untuk mengkaji tentang upaya-upaya yang harus dilakukan agar sirkuit ini menjadi sirkuit yang lebih berkualitas lagi karena menulis menyadari bahwa hasil penelitian ini belum mencapai keberhasilan yang sempurna. DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Sya, (2011). Pengantar Geografi. Bandung :LPPM Universitas Bina Sarana Informasi (BSI). Christiyanto, Setyo. (2010). Skripsi Sirkuit Dan Pusat Pelatihan Balap Motor Di Yogyakarta.Yogyakarta. Penerbit e-journal.uajy.ac.id Koentjoroningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru Nugroho, Wahyu Yan dan Asbah, Zuhwan.(2006) Skripsi Pengembangan Sirkuit Tawang Mas Semarang Menjadi Sirkuit Balap Mobil. Dipenogoro: Penerbit eprints.undip.ac.id
Nandang Hendriawan dan Robi AD Prasetyo , Keberadaan Sirkuit, Sosial Ekonomi Masyarakat
Page 14