JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor2,November2014, hlm. 168-335
Terbit dua kalisetahun pada bulanJuni dan November.Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan subsistemLPPMPPInstitut Seni Indonesia(ISI) Padangpanjang. Penanggung Jawab Rektor ISI Padangpanjang Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang Pengarah KepalaPusat Penerbitan ISI Padangpanjang Ketua Penyunting Dede Pramayoza TimPenyunting Elizar Sri Yanto Surherni Roza Muliati Emridawati Harisman Rajudin Penterjemah Adi Khrisna Redaktur Meria Eliza Dini Yanuarmi Thegar Risky Ermiyetti Tata Letak danDesainSampul Yoni Sudiani Web Jurnal Ilham Sugesti ______________________________________________._________________________________ Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni:LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder JohanPadangpanjang27128, Sumatera Barat; Telepon(0752) 82077 Fax. 82803, e-mail;
[email protected] Catatan.Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis. Diterbitkan oleh Institut Seni Indonesia Padangpanjang
JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor2,November2014, hlm. 168-335
DAFTAR ISI PENULIS
JUDUL
HALAMAN
Aji Windu Viatra & Slamet Triyanto
Seni Kerajinan Songket Kampoeng Tenun di Indralaya, Palembang
168- 183
Nofroza Yelli
Bentuk Pertunjukan Saluang Orgen dalam Acara Baralek Kawin di Kabupaten Solok
184-198
Evadila
Merefleksikan Kaba Anggun Nan Tongga Melalui Koreografi “Pilihan Andami”
199–218
Nurmalinda
Pertunjukan Bianggung Ditinjau di Kuala Tolam Pelalawan: Tinjauan Musikal dan Ritual
219–238
Mukhsin Patriansyah
Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin Berjudul Manyeso Diri
239–252
Nike Suryani
Tubuh Perempuan Hari Ini Melalui Koreografi “Aku dan Sekujur Manekin”
253–269
Nora Anggarini & Nursyirwan
Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
270–284
Dede Pramayoza
Penampilan Jalan Kepang di Sawahlunto: Sebuah Diskursus Seni Poskolonial
285–302
Yulimarni & Yuliarni
Suntiang Gadang dalam Adat Masyarakat Padang Pariaman
Perkawinan
303–313
Pandu Birowo
Teater ‘Tanpa-Kata’ dan ‘Minim-Kata’ di Kota Padang Dekade 90-An dalam Tinjauan Sosiologi Seni
314–335
_____________________________________________________________________________ Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. JurnalEkspresi SeniTerbitan Vol.16, No.2 November2014Memakaikan Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut. i
KREATIVITAS SENIMAN SALAREH AIA (AGAM) DALAM PENGEMBANGAN MUSIK RONGGEANG RANTAK SAIYO Nora Anggraini Nursyirwan Prodi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang
[email protected] [email protected] ABSTRAK Kajian ini membahas tentang kreativitas seniman Salareh Aia (Agam) dalam mengembangkan musik Ronggeang Rantak Saiyo pada acara pesta perkawinan baralek gadang. Kajian ini dibahas dari sudut keilmuan musikologi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif serta pendekatan multidisiplin, dengan perspektif disiplin ilmu musikologi, etnomusikologi, sosiologi,antropologi dan cabang ilmu lain yang dapat memperkuat tulisan. Ronggeang pada dasarnya bukanlah kesenian yang lahir dari tradisi masyarakat Salareh Aia, namun kesenian ini dapat diterima secara baik dan dikembangkan secara kreatif oleh para senimannya serta telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Salareh Aia sampai sekarang. Musik Ronggeang Rantak Saiyo sangat dihargai oleh masyarakat Salareh Aia, terbukti musik tersebut diperbolehkan bermain pada acara pesta perkawinan baralek gadang. Dalam kenyataannya musik Ronggeang Rantak Saiyo Nagari Salareh Aia berbeda dengan Ronggeng lainnya yang ada di Sumatera Barat, maupun Ronggeng yang ada di Jawa dari berbagai macam aspek. Kreativitas seniman masyarakat Salareh Aia berdampak baik bagi perkembangan musik Ronggeang Rantak Saiyo hingga sekarang. Kata kunci: Musik Ronggeang, Perkawinan Baralek Gadang, Kreativitas.
ABSTRACT This study discusses the creativity of artists Salareh Aia (Agam) in developing Rantak Saiyo Ronggeang music at the wedding Baralek ceremony.This study is discussed from the point of scientific musicology using qualitative and quantitative research methods as well as a multidisciplinary approach, with the perspective of disciplines musicology, ethnomusicology, sociology, anthropology and other disciplines that can strengthen writing. Ronggeang basically is not the art that was born from the tradition of the Aia Salareh society, but this art can be received well and creatively developed by the artists and have become part of the local tradition Salareh Aia until now. Music Ronggeang Rantak Saiyo is greatly appreciated by the community Salareh Aia, the music proved to be allowed to play at the wedding Baralek ceremony. In fact the music Ronggeang Rantak Saiyo Nagari Aia Salareh is different from other Ronggeng in West Sumatra, or
270
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 2, November 2014
Ronggeng from Java in several aspects. Creativity of the artists from the community of Salareh Aia is good for the development of music Ronggeang Rantak Saiyo until now. Keywords: Ronggeang Music, Marriage Baralek Gadang, Creativity
Pasaman dan daerah Pasaman Barat.
PENDAHULUAN Ronggeang kesenian
yang
Ronggeng
dan
merupakan
Kedekatan daerah antara Pasaman
bernama
Barat tepatnya daerah Kinali yang
mulanya telah
tersebar
di
berbatasan langsung dengan Nagari
sebagian besar daerah Jawa, sebagian
Salareh
Aia,
membawa
dampak
wilayah Indonesia dan Mancanegara.
berkembangnya kesenian Ronggeang
Ronggeng masuk dan berkembang
ke Nagari Salareh Aia. Dengan sajian
hampir ke seluruh wilayah dari pulau
yang lebih kreatif dan lebih mudah
Jawa, yaitu daerah Betawi, pantai
dicerna, menjadikan Ronggeang yang
Utara Jawa, Jawa barat, Blora Jawa
ada di Nagari Salareh Aia berbeda
Tengah dan Jawa Timur. Bukan hanya
dibandingkan Ronggeang yang ada di
di daerah Jawa, perkembangan seni
daerah Pasaman dan Pasaman Barat.
Ronggeng juga sampai ke daerah
Kesenian Ronggeng di daerah
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan
Tapanuli, daerah Pasaman maupun
negara Malaysia. Kemudian di Pulau
Pasaman
Sumatera,
kesenian
Ronggeng
hidup
dan
Barat
menilai
Ronggeng
adalah
bentuk suatu
berkembang di propinsi Sumatera
pertunjukkan yang menggabungkan
Utara
dan
unsur musik dan tari. Tari merupakan
Sumatera
unsur utama dalam kesenian Ronggeng
seperti
Simalungun, Barat.
daerah Aceh
Persebaran
berbagai
daerah
Karo
dan
Ronggeng di
ke
yang didukung oleh iringan musik
Nusantara
bertempo joget. Hal ini menjadi
menjadikan kesenian Ronggeng tetap
berbeda
hidup sampai sekarang dengan ciri
dipertunjukkan di Nagari Salareh Aia,
khas masing-masing daerah.
mereka tidak mengenal tari dalam
Di Sumatera Barat, Ronggeng awalnya
berkembang
di
daerah
ketika
pertunjukan
Ronggeang
musik
yang
Ronggeang
melainkan hanya berjoget menikmati
271
Nora Anggraini & Nursyirwan, Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
iringan
musik
menunggu Perbedaan
Ronggeang giliran
sambil
bernyanyi.
persepsi
ini
dalam pesta perkawinan yang kecil atau sederhana.
menjadi
Mempedomani uraian di atas,
menarik untuk dikaji lebih jauh bagi
Ronggeang pada dasarnya bukanlah
penulis
untuk
sajian
dari
mengetahui
bentuk
kesenian asli dari Nagari Salareh Aia,
pertunjukkan
musik
namun
pada
kenyataannya
dapat
Ronggeang di Nagari Salareh Aia, dan
diterima baik oleh masyarakatnya,
satu-satunya
Ronggeang
bahkan telah menjadi bagian dari
kepunyaan
musik tradisional di Nagari Salareh
yang
masih
masyarakat
kelompok aktif Salareh
di
sampai
Aia. Selanjutnya masyarakat Salareh
sekarang adalh kelompok Ronggeang
Aia memasukkan kesenian Ronggeang
Rantak Saiyo.
pada aturan perhelatan baralek gadang
Ronggeang
aia
Rantak
Saiyo
yang berlandaskan pada adat istiadat
biasanya ditampilkan dalam acara
setempat. Hal ini menjadi menarik
Nagari dan pesta perkawinan. Pada
kenapa masyarakat bisa menerima
acara perkawinan, Ronggeang hanya
kesenian Ronggeang dan memasukkan
boleh diadakan pada pesta perkawinan
kesenian Ronggeang ini ke dalam
yang besar atau digolongkan mewah
prosesi perkawinan baralek gadang.
dalam pandangan masyarakat Salareh
Keberadaan Ronggeang hingga
Aia. Pesta yang besar itu disebut
saat ini telah mendapatkan tempat
dengan istilah baralek gadang. Dalam
tersendiri di hati masyarakat Salareh
menghadirkan
harus
Aia. Dengan kecintaan masyarakat
melalui izin dari pemuka masyarakat,
terhadap Ronggeang yang sifatnya
hal ini dimaksud adalah melalui rapat
merakyat
Niniak Mamak atas dasar kesepakatan
masih tidak lepas dari kreativitas dari
adat di Nagari Salareh Aia. Ketentuan
musisi Ronggeang agar pertunjukan
tersebut mempertegas bahwa kesenian
yang ditampilkan tidak monoton atau
Ronggeang hanya boleh dihadirkan
membosankan.
jika melaksanakan acara perkawinan
yang muncul karena mengingat bahwa
yang besar, dan tidak boleh dihadirkan
pertunjukan Ronggeang pada acara
Ronggeang
menjadikan
Ronggeang
Bagaimanakah
ide
baralek gadang dimulai pada malam
272
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 2, November 2014
hari sekitar pukul 22.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB subuh dengan perhitungan durasi ± 6 jam. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan kajian terfokus kepada:
bagaimankah
keberadaan
musik Ronggeang Rantak Saiyo dalam acara perkawinan di Nagari Salareh Aia?
:
bentuk
Cziksenmihalyi menguraikan,
kreativitas masyarakat Salareh Aia
bahwa lingkungan dalam masyarakat
dalam pertunjukkan musik Ronggeang
memiliki dua aspek penting, pertama
dan bentuk musik Ronggeang Rantak
yaitu ranah budaya yang disebut
Saiyo dilihat dari kajian musikologi?
domain, dan kedua adalah masyarakat
Kajian ini dilakukan dengan tujuan:
yang
(1) Mengetahui keberadaan musik
kelompok yang merupakan aspek
Ronggeang Rantak Saiyo dalam acara
sosial dari lingkungan. Domain adalah
perkawinan di Nagari Salareh Aia, (2)
komponen penting dari kreativitas
mengetahui
karena
masyarakat
bagaimanakah
bentuk Salareh
kreativitas Aia
dalam
terdiri
dari
tidak
memperkenalkan
pertunjukkan musik Ronggeang dan
referensi
bentuk
Csikszentmihalyi,
musik
Ronggeang
Rantak
Saiyo dilihat dari kajian musikologi.
yang
individu
dan
mungkin
untuk
variasi
tanpa
ada
(Mihaly 1999:314).
Seseorang dapat menjadi musisi atau
Untuk membedah kreativitas
seniman karena domain yang ada
seniman kelompok musik Ronggeang
dapat mengevaluasi dengan mengacu
RantaK Saiyo merujuk pada teori
kepada
kreativitas yang oleh Cziksenmihalyi
mengungkap
di dalam buku Handbook of creatifity
kedudukan
editor Robert J. Sternberg. Teori
dibolehkan pada acara perkawinan
kreativitas
baralek gadang di Nagari Salareh Aia
karena proses.
yang lahir bukan hanya
kefakuman,
tetapi
karena
tradisi
yang ada.
Dalam
keberadaan
serta
Ronggeang
sehingga
menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci.
273
Nora Anggraini & Nursyirwan, Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
Membedah unsur musikal dari
serta memerlukan persiapan yang lebih
repertoar musik Ronggeang, merujuk
rumit dibandingkan pesta kecil. Jenis
dari teori analisis musik oleh Nicholas
pesta ini ditentukan oleh aturan adat
Cook dalam bukunya A Guide To
yang telah ditetapkan oleh pemuka-
Musical Analysis. Menunjang dari
pemuka adat di Nagari Salareh Aia.
teori analisis musik Nicholas Cook,
Suatu
keluarga
Leon Stain juga membahas tentang
mengadakan
struktur dan gaya musik di dalam
sebelumnya
bukunya yang berjudul Structure And
pertemuan
Style, The Study and Analysis Of
disebut dengan istilah duduaksamo
Musical
Selanjutnya
awak. Duduak samo awak diadakan di
penelitian
rumah si alek yang mengadakan pesta,
kombinasi metode penelitian kualitatif
baik itu di rumah calon mempelai laki-
dan kuantitatif dengan pendekatan
laki maupun rumah calon mempelai
multidisiplin keilmuan yang terkait
perempuan.
dengan kebutuhan kajian masalah.
dihadiri oleh seluruh keluarga dari
Form.
menggunakan
metode
baralek,
ingin
diadakanlah terlebih
Duduak
dahulu
samo
maka sebuah yang
awak
pihak alek dalam satu kaum atau suku, PEMBAHASAN
anak kemenakan, Mamak Rumah, dan
Keberadaan Musik Ronggeang Rantak Saiyo Dalam Acara Perkawinan
Urang Sumando. Baralek ketek dan baralek gadang juga memiliki penamaan lain
Berdasarkan tingkatannya, di Nagari
Salareh
Aia
baralek
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu baralek ketek dan baralek gadang. Hal yang paling dasar dalam membedakan antara baralek gadang dengan baralek ketek adalah tentang kesiapan ekonomi dari keluarga yang akan mengadakan pesta. Dinamakan pesta besar tentulah harus menyediakan dana yang besar,
oleh masyarakat
Salareh Aia, yaitu
baralek ketek denganistilah baralek malam, dan baralek gadang dengan istilah baralek siang. Siang dan malam ditentukan oleh kedatangan
Ninik
Mamak ke rumah sialek, karena Ninik Mamak adalah tamu yang sangat penting dalam acara baralek. Sukses atau tidaknya sebuah hajatan dalam acara baralek di Nagari Salareh Aia,
274
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 2, November 2014
ditentukan oleh kedatangan
Ninik
tentang
hegemoni,
Chris
Mamak ini, dan kesuksesan tersebut
mengatakan
ditandai dengan istilah pacah alek.
memberikan
Jika si alek mengadakan baralek
sebuah aturan tingkah laku praktis dan
malam, maka pacah alek terjadi pada
moral,
malam hari, begitu sebaliknya jika si
pengalaman yang dihidupkan, tetapi
alek mengadakan baralek siang, maka
juga seperangkat ide-ide sistematis
pacah alek terjadi pada siang hari
yang mempunyai sifat fungsi untuk
pula. Waktu kedatangan Ninik Mamak
mengikat
ke rumah sialek sudah merupakan
dalam suatu penentukan blok-blok
kebiasaan yang tidak bisa dirobah
hegemoni (Mudji Sutrisno, 2006: 171).
begitu saja. Jika jenis alek sudah
bahwa
Barker ideologi
kepada
bukan
masyarakat
hanya
berbagai
Penerapan
berupa
elemen-elemen
hegemoni
dari
ditentukan, maka masyarakat sudah
kepemimpinan
jelas mengetahui apa saja bentuk
Mamak dapat dilihat dari cara Ninik
persiapan yang akan dihadapi dan apa
Mamak yang telah mengikat peraturan
saja
kepada masyarakat Nagari Salareh Aia
peraturan
yang
harus
dilaksanakan.
dalam menentukan peraturan pada
Peran serta Pangulu atau Ninik
Mamak
Pangulu atau Ninik
dalam
pangulu
harus
ditetapkan terlebih
aturan adat Nagari, mencerminkan
dahulu
jenis
alek
adanya hegemoni yang berlaku seperti
dilaksanakan, apakah akan melakukan
teori yang dikemukakan oleh Antonio
perkawinan
Gramsci.
tingkatan
perkawinan baralek gadang. Setelah
hegemoni yang dikemukakan oleh
menetapkan jenis alek yang akan
Gramsci tentang
hegemoni integral
dilaksanakan dan telah dilaporkan
yang menunjukkan tingkat kesatuan
kepada Ninik Mamak, maka pihak alek
moral dan intelektual yang kokoh
tidak akan bisa merobah di tengah
dalam
jalan.
Berdasarkan
hubungan
diperintah
dan
menentukan
acara perkawinan. Pertemuan duduak
organis
yang
yang
memerintah
baralek
Menetapkan
yang
ketek
acara
akan
atau
baralek
(Nezar Patria dan Andi Arif, 1999: 128).
gadang untuk perayaan perkawinan,
Mengacu pada pemikiran Gramsci
tentu saja pihak alek sudah siap
275
Nora Anggraini & Nursyirwan, Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
dengan
aturan-aturan
dalam
melaksanakan alek gadang, begitu juga
dengan
ditampilkan, gadang
hiburan pada
yang
Pertunjukan
akan
acara
baralek
alek
boleh
pihak
Kreativitas dan Bentuk Ronggeang Rantak Saiyo
Musik
Ronggeang
disajikan pada malam hari sebelum baralek
gadang
diadakan
dengan
menghadirkan bentuk kesenian seperti
tujuan untuk menghibur ibu-ibu yang
Ronggeang.
Ronggeang
sedang memasak, serta menghibur
yang sering diundang yaitu kelompok
bapak-bapak yang sedang bermain
Ronggeang Rantak Saiyo yang juga
kartu (koa) dalam tujuan menjaga
kepunyaan masyarakat Salareh Aia.
keamanan
Hadirnya
acara
mempersiapkan pesta bsok harinya.
perkawinan hanya boleh dimainkan
Malam dengan menikmati hiburan
pada acara baralek gadang saja, dan
musik Ronggeang disebut juga dengan
tidak boleh pada acara baralek ketek.
istilah malam bajago-jago. Sajian
Keputusan ini telah ditetapkan oleh
musik
Ninik Mamak di dalam Nagari Salareh
dipersembahkan
Aia dan tidak boleh dilanggar.
sekitar yang datang sengaja untuk
Kelompok
Ronggeang
pada
Penghargaan bagi masyarakat Salareh
Aia
dalam
menghargai
kebudayaan di Nagari, terhadap musik
pada
malam
Ronggeang
menonton
untuk
juga masyarakat
pertunjukkan
musik
Ronggeang. Pertunjukkan
musik
dapat
Ronggeang menampilkan empat orang
menyesuaikan bentuk pertunjukkanya
penyanyi atau lebih yang bernyanyi
dengan
setempat
secara bergantian dengan diiringi oleh
berlaku.
instrumen biola, dua gendang dan
Musik Ronggeang Rantak Saiyo hadir
tamburin. Dengan mengikuti irama
tanpa membawa sesuatu yang akan
musik yang bertempo joget, tentunya
merusak
murni
mengundang hasrat untuk berjoget.
hanya sebagai hiburan yang turut
Saat bernyanyi maupun ketika kawan
menyemarakkan
mendapat
Ronggeang
Rantak
Saiyo
kebudayaan
berdasarkan
norma
etika
yang
masyarakat,
perayaan
pesta
giliran, tidak
para
penyanyi
perkawinan yang besar atau baralek
Ronggeang
henti-hentinya
gadang.
berjoget sampai lagu habis. Disamping
276
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 2, November 2014
memiliki bakat bernyanyi dengan baik serta pandai merangkai pantun, tidak ada persyaratan khusus yang menjadi patokan untuk bergabung sebagai penyanyi untuk
Ronggeang.
penyanyi
dibolehkan menjaga yang
Hanya
yang
bernyanyi penampilan.
dimaksud
saja
perempuan, asal
bisa
Penampilan
adalah
bernyanyi
Gambar 1. Pertunjukkan musik Ronggeang dalam acara perkawinan baralek gadang (Foto: Nora Anggraini, 25 Januari 2012)
dengan sopan, dan berpakaian yang sopan.
dalam
acara
perkawinan memiliki durasi yang Ada atau tidaknya perempuan
dalam pertunjukan Ronggeang, tidak mempengaruhi penampilannya. maupun
atas Di
kesuksesan mata
masyarakat,
perempuan
dalam
seniman kehadiran
Ronggeang
merupakan pelaku seni yang berperan sebagai penyanyi
penyanyi laki-laki
berperan
sama
seperti
lainnya
hanya
yang
bernyanyi
mengeluarkan pantun-pantun sebagai teksnya. Tidak ada yang diharapkan lebih dari pada sekedar bernyanyi, karena pada hakekatnya pertunjukan musik
Ronggeang
hanya
mengutamakan pada unsur musikal dan
Baronggeang
makna
dikeluarkan.
pantun-pantun
yang
sangat lama, yaitu dimulai pada pukul 10.30 WIB dan berakhir bisa sampai pukul 03.00 WIB. Dengan rentang waktu yang lama tersebut tentunya kelompok
Ronggeang
menyiapkan
repertoar
harus
lagu
yang
cukup banyak, dengan durasi yang begitu
lama
pertunjukan
akan
kurang
membuat
menarik
dan
membosankan. Namun para pengurus kelompok
Ranah
kehilangan
akal,
Saiyo
tidak
mereka
harus
melakukan sesuatu agar pertunjukkan Ronggeang tetap bisa dinikmati oleh penonton dengan porsi yang pas. Porsi yang pas dimaksud adalah Ronggeang tampil pada waktu tau sesi yang tepat dalam pertunjukkannya. Dalam hal ini, kelompok
Ronggeang
277
Nora Anggraini & Nursyirwan, Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
mengkolaborasikan
pertunjukkan
komposisinya
Ronggeang
pertunjukkan
Hubungan antara dua kesenian ini
Randai.
dengan
Dua
jenis
kesenian
ini
dikatakan
masing-masing.
kepada
simbiosis
disatukan dalam pertunjukkan dengan
mutualisme
tidak mengurangi bentuk dari masing-
menguntungkan kepada dua belah
masing jenis keseniannya. Dari segi
pihak. Ronggeang bisa jadi lebih
komposisi
pertunjukkan
berkualitas dalam porsinya ketika
Ronggeang tidak ada yang berubah,
bergabung dengan Ronggeang, begitu
tetapi yang berbeda adalah waktu
juga Randai
kapan Ronggeang ini akan tampil di
semarak jika ada Ronggeang di dalam
dalam sesi-sesi Randai .
rangkaian ceritanya.
dan
yang
saling
akan menarik dan
Kreativitas masyarakat Salareh Aia, dalam hal ini tentunya seniman Ronggeang Rantak Saiyo membuat variasi baru dari bentuk sajian musik Ronggeang.
Penggabungan
pertunjukkan Ronggeang dan Randai menjadi tradisi baru pertunjukkan Gambar 2. Pertunjukkan Musik Ronggeang dalam cerita Randai “Lareh Simawang” (Foto: Nora Anggraini, 1 Juni 2013)
yang
sekarang
masyarakat
disukai
Salareh
Aia.
oleh Sesuai
dengan uraian teori kreativitas yang Penampilan Ronggeang seperti
dicetuskan
oleh
Cziksenmihalyi,
ini berdampak baik dalam menjaga
bahwa variasi yang telah dipilih telah
efektifitas waktu yang digunakan,
masuk ke dalam ranah domain baru
sehingga penonton dapat menikmati
dengan
sajian pertunjukkan Ronggeang dalam
kemudian menjadi tradisi yang terus
porsi yang tepat dan tidak monoton.
menerus
Gabungan
(Mihaly Csikszentmihalyi , 1999: 315).
antara
Ronggeang
dan
pengertian
bahwa
Ronggeang dan Randai
antara
tetap pada
kreativitas.
berkembang
tanpa
Dan
henti
Kolaborasi antara Ronggeang
Randai tidak mengikat satu sama lain, dengan
penuh
dan
Randai
merupakan
suatu
kreativitas seniman Ronggeang dalam
278
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 2, November 2014
usaha mempertahankan keberadaan
digabungkan
dan kualitas pertunjukkan agar tetap
bagaimana teknisnya bisa diatur di
segar di mata penonton. Kreativitas
dalam pertunjukkan. Bagi kelompok
mejadi solusi dalam memecahkan
Ranah Saiyo telah memilih cerita
suatu masalah dalam menjaga setiap
Randai
penampilan
Simawang”.
Ronggeang.
The
dengan
dengan
Ronggeang,
judul
Pada
”Lareh rangkaian
Relationship between creatifity and
pertunjukkan, Ronggeang tampil pada
problem solving is a very close one in
awal
the minds of many investigators. Some
repertoar, kemudian tampil lagi pada
investigators have taken the position
sesi pergantian cerita bahkan bisa
that creativity is a special form of
masuk dalam alur cerita Ronggeang.
problem
solving
(Raymond
pertunjukkan
Dampak
S.
dengan
dari
dua
kreativitas
Nickerson, 1999: 394). Dapat dijelaskan
seniman Ronggeang Rantak Saiyo
bahwa; hubungan antara kreativitas
dalam menggabungkan pertunjukkan
dan pemecahan masalah sangat dekat
musik Ronggeang ke dalam rangkaian
dalam
banyak
cerita Randai yang telah disusun
adalah
secara
pemikiran
penyelidik
dalam
para hal
ini
apik,
menjadi
daya
tarik
peneliti, dan beberapa peneliti telah
tersendiri bagi masyarakat penikmat
memposisikan
sebagai
pertunjukkan baik di Nagari Salareh
bentuk spesil dari pemecahan masalah.
Aia maupun masyarakat luar. Hal ini
Pemahaman tentang kreativitas diatas
ditunjukkan
dikemukakan oleh R.S Nickerson ini
kelompok Ronggeang Rantak Saiyo
mejelaskan,
dalam
merupakan
kreativitas
bahwa sebuah
kreativitas solusi
mempertahankan
untuk serta
mengembangkan sebuah kesenian. Kesenian Randai sendiri telah mempunyai
banyak
cerita
dengan
mengisi
diundangnya
acara bersifat
ke
daerahan dan mengikuti perlombaan yang
diadakan
oleh
dinas
pemerintahan Kabupaten Agam di Lubuk Basung.
yang
Sejauh ini, kreativitas yang
disadur dari hikayat-hikayat, tambo
dilakukan oleh kelompok Ronggeang
maupun kaba Minangkabau. Apapun
Rantak Saiyo dalam menggabungkan
judul cerita Randai
ke
tersebut bisa
dua
jenis
seni
pertunjukkan
279
Nora Anggraini & Nursyirwan, Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
Ronggeang dan Randai masih dalam
di atas, seniman Ronggeang juga tidak
kadar sepatutnya. Antara ke dua seni
menutup
ini saling mendukung dan saling
repertoar lain yang cocok untuk
melengkapi
dinyanyikan dalam musik Ronggeang.
kekurangan
masing-
diri
untuk
menambah
masing. Selagi itu tidak menyalahi aturan dan tidak melanggar norma, etika
berkesenian
masyarakat
dan
akan
bersikap, selalu
frase
Lagu
Ronggeang
yang
simetris,
dinyanyikan
berupa
memiliki teks
yang
pantun
yang
memiliki sajak teratur (ab,ab). Pola
menghargainya.
pantun mempermudah penulis dalam Bentuk Musik Ronggeang Rantak Saiyo Repertoar
yang
sering
dinyanyikan oleh penyanyi Ronggeang Rantak Saiyo adalah lagu-lagu seperti; Sirek-Sirek, Cogok bangkinang, Kok Kaberang, Baburu babi, Tri Arga, serta lagu gamad popular seperti Simpang Ampek. Pemilihan repertoar atau lagu Ronggeang berpengaruh
menganalisis lagu Ronggeang dari ilmu musik konvensional. Struktur melodi lagu Ronggeang juga sangat sederhana, terlihat dari harmoni serta progresi akord I, IV dan V yang berhenti pada kadens sempurna (the perfect authentic cadens). Gambaran frase dalam lagu Ronggeang dapat dilihat dari teks lagu yang berbentuk pantun sebagai berikut:
kepada suasana pertunjukkan, dengan demikian kelompok Rantak Saiyo memilih lagu-lagu yang lebih mudah dicerna oleh penonton. Semua lagu Ronggeang memiliki karakter yang
Teks lagu
Sajak
Frase
Sampiran
a
a
antecedent
Sampiran
b
b
konsekwen
Isi
a
a’
antecedent
Isi
b
b’
konsekwen
sama dengan memakai tempo joget atau cepat dan tidak ada perubahan tempo pada lagu. Sehingga pola gandang yang dimainkan pada setiap lagu
Ronggeang
adalah
sama.
Disamping repertoar-repertoar tersebut
Tabel 1. Pola analisis motif dan frase lagu Ronggeang
Instrumen pendukung musik Ronggeang Rantak Saiyo terdiri dari Biola, gandang guncang, gandang 280
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 2, November 2014
paningkah dan cer (tamburin). Biola
mengiringi melodi vokal dan bermain
merupakan
pada bagian-bagian penyambungan
satu-satunya
instrumen
melodis yang berfungsi sebagai melodi
antara antecedent dan konsekwen.
intro, pembuka atau pintu lagu serta
Tabel 2. Notasi 1 Jalur melodi vokal dan biola lagu Ronggeang Sirek-Sirek
Notasi
1
menunjukkan
Semakin
banyak
pantun
yang
pergerakan melodi biola yang selalu
dinyanyikan maka lagu akan terus
berjalan mengiringi melodi vokal dan
berlanjut, sebaliknya jika penyanyi
memaikan melodi yang sama dengan
sudah merasa cukup dengan pantun
melodi vokal penyanyi Ronggeang.
yang dinyanyikan maka lagu pun
Perbedaannya melodi biola lebih bebas
berhenti.
bermain dengan mengeluarkan filler-
Melihat dari permainan biola
filler serta akord penunjang harmoni
oleh
lagu.
dasarnya semua lagu Ronggeang yang Teks lagu Ronggeang tidak
baku,
setiap
Ronggeang,
pada
dimainkan pada nada dasar A-Mayor,
lagu
tetapi pengaruh dari kebiasaan pemain
penyanyi bebas mengeluarkan pantun
musik terutama pemain biola yang
sesuai
menjadi
dengan
membawakan
pemusik
tema
lagu
yang
intrumen
melodis
satu-
dimainkan, sehingganya berdampak
satunya pada musik Ronggeang selalu
kepada
mengandalkan
durasi lagu
dinyanyiakan.
filling
saja
dalam
281
Nora Anggraini & Nursyirwan, Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
menstem biola, sehingganya tuning
PENUTUP
setiap bermain biola tidak tetap.
Kreativitas
seniman
Tuning biola terkadang hampir standar
Ronggeang dalam sajian Ronggeang
(A-440 Hz), terkadang kerendahan dan
dengan
bahkan
pertunjukkan
ketinggian.
disebabkan
Kebiasaan
karena
pemain
ini biola
randai
Ronggeang
membosankan.
tidak
porposional
alat
pengukur
tampil
dengan porsi yang pas dan tidak
Ronggeang kelompok Rantak Saiyo memiliki
menjadikan
Sajian
yang
berdasarkan
kadar
frekwensi senar seperti cromatik tuner,
pertunjukkan terlihat dalam seniman
sehingganya frekwensi senar selalu
menempatkan musik Ronggeang pada
berubah-rubah
pada
setiap
dimainkan. N o
1.
2.
3.
Waktu Pengu kuran 25 Januari 2012
awal Randai dengan mempilkan dua repertoar, pada saat jeda dan masuk
Tempat
Jorong Padang Koto Gadang, Salareh Aia 11 Jorong Novem Padang ber Koto 2012 Gadang, Salareh Aia 1 Juni Jorong 2013 Padang Koto Gadang, Salareh Aia
Frekwe nsi senar A
pada alur cerita Randai. Penempatan
469 Hz
efektifitas sajian musik Ronggeang,
kapan saja Ronggeang ditampilkan serta durasi berdampak baik untuk
yang
menjadikan
Ronggeang
dan
pertunjukkan Randai
saling
mendukung. 442 Hz
Kreativitas
menuju
suatu
perobahan yang positif, kreativitas juga
menjadi
suatu
solusi
yang
cemerlang dalam memecahkan suatu 438 Hz
masalah
yang
kemonotonan musik.
suatu
Berdampak
Ronggeang merupakan
Tabel 3. Hasil pengukuran frekwensi senar A (senar 2) biola Ronggeang
menyangkut
Rantak
pada
pertunjukkan kepada
musik
Saiyo
yang
satu-satunya
kelompok
Ronggeang yang masih berkembang dengan
baik
sampai
sekarang.
Berkembangnya kelompok Ronggeang
282
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 2, November 2014
Rantak Saiyo juga telah melalui selektifitas dari masyarakat tempat kesenian itu berada dan diterima oleh masyarakat Nagari Salareh Aia.
KEPUSTAKAAN Brandon, James R. (terjemahan R.M. Soedarsono). Seni Pertunjukan di Asia Tenggara, Yogyakarta: BP. ISI Yogyakarta. Caturwati, Endang. 2006. Perempuan dan Ronggeang. Pusat Kajian LintasBudaya dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Sunan Ambu Press Bandung. _______. 2011.Sinden-Penari di Atas dan di Luar Panggung. Kehidupan Sosial Budaya Para Sinden-Penari Kliningan Jaipongan di Wilayah Subang Jwa Barat. Bandung: Sunan Ambu Press Bandung. Cook, Nicholas. 1989. A Guide To Musical Analisis. New York: Oxford University Press. David J, Goldsworthy. 1979. Melayu Musik Of North Sumatera: Continuitas and Changes. Disertasi Doktoral. Cannberra: Monash University. Hibban. 2011. Musik Ronggeng: Media Interaksi sosial Masyarakat Simpang Tonang Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman. Program Pascasarjana ISI Padangpanjang. Huberman, A. Michael, dan mattew B. Miles. 2009. Manajemen data dan Metoda Analisis dalam Norman K. Denzin dan Yvona
S. Lincoln (ed), Handbook of Qualitative Research edisi Bahasa Indonesia. Terjemahan. Dariyanto, Badrus Samsul Fata, Abi, John Rinaldi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ihromi, T.O. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia. Irawan, Prasetyo. 1999. Metode Penelitian (Jakarta: Logika Prosedur Penelitian STIALAN). Kennedy, Michael. 1980. The concise Oxford University Dictionary of Music London. New York, Toronto: Oxford University Press, cetakan ketiga. Kurth, Ernst. 1991. Selected Writingsstudies in music theory And analysis. New York: Cambridge University Press. Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebuayaan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Patria, Nezar. 1999. Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Perret, Daniel. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Simanjuntak, Hendrik. 2010. Simfoni Beethoven N0.9 Op.125 Movement IV: Kajian Bentuk Musik. Medan: Pasca Sarjana Pengkajian Musik USU.
283
Nora Anggraini & Nursyirwan, Kreativitas Seniman Salareh Aia (Agam) dalam Pengembangan Musik Ronggeang Rantak Saiyo
Sterndberg, Robert J. 1999. Handbookof Creativity. Cambridge: Cambridge University Press. Suganda, Dadang. Manajemen Seni Pertunjukan. Bandung,: STSI Press Bandung.
Sumarjo, Jacob. 2010. Estetika Paradoks. Bandung: STSI Bandung. Takari, Muhammad. 1998. Ronggeng Melayu umateraUtara sejarah, fungsi dan strukturnya. Yogyakarta: Program Pascasarjana UGM.
284
Indeks Nama Penulis JURNAL EKSPRESI SENI PERIODE TAHUN 2011-2014 Vol. 13-16, No. 1 Juni dan No. 2 November
Admawati, 15 Ahmad Bahrudin, 36 Alfalah. 1 Amir Razak, 91 Arga Budaya, 1, 162 Arnailis, 148 Asril Muchtar, 17 Asri MK, 70 Delfi Enida, 118 Dharminta Soeryana, 99 Durin, Anna, dkk., 1 Desi Susanti, 28, 12 Dewi Susanti, 56 Eriswan, 40 Ferawati, 29 Hartitom, 28 Hendrizal, 41 Ibnu Sina, 184 I Dewa Nyoman Supanida, 82 Imal Yakin, 127 Indra Jaya, 52 Izan Qomarats, 62 Khairunas, 141 Lazuardi, 50
Leni Efendi, Yalesvita, dan Hasnah Sy, 76 Maryelliwati, 111 Meria Eliza, 150 Muhammad Zulfahmi, 70, 94 Nadya Fulzi, 184 Nofridayati, 86 Ninon Sofia, 46 Nursyirwan, 206 Rosmegawaty Tindaon, Rosta Minawati, 122 Roza Muliati, 191 Selvi Kasman, 163 Silfia Hanani, 175 Sriyanto, 225 Susandra Jaya, 220 Suharti, 102 Sulaiman Juned, 237 Wisnu Mintargo, dkk., 115 Wisuttipat, Manop, 202 Yuniarni, 249 Yurnalis, 265 Yusril, 136
JURNAL EKSPRESI SEN Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN:1412–1662 Volume 16, Nomor2,November 2014
Redaksi Jurnal Ekspresi Seni Mengucapkan terimakasih kepada para Mitra Bebestari
1. Ediwar, S.Sn., M.Hum. Ph.D (ISI Padangpanjang) 2. Dr.G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A (UGM Yogyakarta) 3. Dr. Sri Rustiyanti, S.Sn., M.Sn (ISBI Bandung)
EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut: 1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir, dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari plagiarisme. 2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt, dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri). 3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt); diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt). 4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt). 5. Sistematika penulisan sebagai berikut: a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan, tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul sesuai dengan sub bahasan. c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang menjadi fokus bahasan. 6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya untuk menjelaskan istilah khusus. Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda, 2012:142). Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan baru; serta (2) tari eksperimen. 7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel. Contoh penulisan kepustakaan: Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang: Estetika, Ideologi dan Komunikasi. Padangpanjang: ISI Press.
Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak. _________. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press. Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta: Jalasutra. Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”, dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas Seni Rumpun Melayu. Padangpanjang: Puslit & P2M ISI. 8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format JPEG.
Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada : Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail:
[email protected]