JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167
Terbit dua kalisetahun pada bulan Juni dan November.Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan subsistemLPPMPPInstitut SeniIndonesia (ISI) Padangpanjang. Penanggung Jawab Rektor ISI Padangpanjang Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang Pengarah KepalaPusat Penerbitan ISI Padangpanjang Ketua Penyunting Dede Pramayoza TimPenyunting Elizar Sri Yanto Surherni Roza Muliati Emridawati Harisman Rajudin Penterjemah Adi Khrisna Redaktur Meria Eliza Dini Yanuarmi Thegar Risky Ermiyetti Tata Letak danDesainSampul Yoni Sudiani Web Jurnal Ilham Sugesti ______________________________________________._________________________________ Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni:LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder JohanPadangpanjang 27128, Sumatera Barat; Telepon(0752) 82077 Fax. 82803; e-mail;
[email protected] Catatan.Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis. Diterbitkan Oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang
JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni ISSN: 1412–1662 Volume 16, Nomor1,Juni 2014,hlm. 1-167
DAFTAR ISI PENULIS
JUDUL
HALAMAN
EnricoAlamo
Sampuraga: Penciptaan Opera Batak
1-17
Eko Wahyudi
Sasadu On The Sea Wacana Seni Budaya dalam Festival Teluk Jailolo 2013
18-36
Yosi Ramadona & Nursyirwan
Pertunjukan Kompang Bengkalis: dari Arak-Arakan ke Seni Pertunjukan
37-48
IpongNiaga
Membentuk Kemampuan Psikologikal Dasar Calon Aktor dengan Metode Latihan Bertutur
49-64
Nofrial
Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
65–85
Elsa Putri E. Syafril
Diaspora Sedulur Sikep dan Keseniannya di Sawahlunto
86–97
Ranelis
Seni Kerajinan Bordir Hj.Rosma: Fungsi Personal dan Fisik
98–115
Maisaratun Najmi
Produksi dan Penyiaran Program Seni dan Budaya di Grabag Tv
116–132
Bahren, Herry Nur Hidayat, Sudarmoko, Virtuous Setyaka
Industri Kreatif Berbasis Potensi Seni dan Sosial Budaya di Sumatera Barat
133–155
Zely Marissa Haque
Perkembangan Bengkulu
156-167
Musik
Dol
di
Kota
_______________________________________________________ Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. JurnalEkspresi SeniTerbitan Vol.16, No. 1 Juni 2014Memakaikan Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut.
i
UKIRAN AKAR KAYU PULAU BETUNG JAMBI MENUJU INDUSTRI KREATIF Nofrial Prodi Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang
[email protected] ABSTRAK Kerajinan ukiran akar kayu Pulau Betung menggunakan kayu lokal, yang produknya berfungsi untuk perabotan rumah tangga dan cenderamata. Keberadaan kerajinan ukir Pulau Betung dipengaruhi oleh peranan pengrajin, pendidikan, pariwisata, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, serta pasar. Dampak perkembangan seni ukir ini pada masyarakatnya, berupa perubahan mata pencarian sosial dan ekonomi, dari petani menjadi pengrajin ukir. Peningkatan perekonomian, membaiknya fasilitas hidup keluarga. Masyarakat dapat melanjutkan pendidikan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Pengembangan industri kreatif seni ukir Pulau Betung melalui kerja sama cendekiawan, bisnis, dan pemerintah (Triple Helix), penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hubungan tersebut saling menunjang dengan peran; (1) Cendekiawan, perannya pembentukan insan kreatif dan aktivitas penciptaan produk baru kompetitif, (2) Bisnis, berperan dalam konektivitas dalam rangka ekonomi serta transformasi hasil kreativitas menjadi bernilai ekonomi (pemasaran dan uang), (3) Pemerintah, pemegang kendali mekanisme pemberian program insentif, kendali iklim usaha yang kondusif dan peran edukatif. Kata Kunci: Kerajinan, Ukiran, dan Industri Kreatif.
ABSTRACT Woodroot handicraft of Pulau Betung uses local timber, whose products serve as house hold items and souvenirs. The existence of Pulau Betung of wood-carving handicraft is influenced by the role of it creators, education, tourism, nongovernmental organizations, government, and market. The impact of this development on the society is in the form of changes in the social and economic liveli hood, the famers became carvers. Economic development, improved living facilities of family. People can send their childen to university.The development of creative industry of craft through cooperation with Pulau Betung scholars, businesses, and government (Triple Helix), driver ofthe birth of creativity, ideas, science, and technology. The mutually supportive relationship with the role; (1) Scholars have a rolein formation of creative people and activity creation of new competitive products, (2) Business plays a role in connectivity in economy and the transformation of the creativity into economic value (marketing and money), (3) the Government, program delivery mechanisms in control incentives, conducive business climate controls and educative role. Keywords: Crafts, Carving, and the Creative Industries.
65
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
juga menjadi aset bagi Batang Hari.
PENDAHULUAN Kerajinan ukiran akar kayu di Desa
Pulau
Betung,
Kecamatan
Perkembangan
ini
ekonomi
meningkatkan
dan
kesejahteraan
Pemayung, Kabupaten Batang Hari,
pengrajinnya,
serta
secara
tidak
dipelopori oleh Syafar, di tengah
langsung ikut meningkatkan aspek
masyarakat yang tidak memiliki tradisi
sosial-budaya masyarakat setempat.
seni ukir. Kerajinan ukiran kayu ini
Kerajinan ukiran kayu Pulau
unik, produknya seperti; meja tamu,
Betung strategis dalam pengembangan
meja oshin, kursi tamu, kursi teras dan
industri kreatif, bagian dari kriya yang
cenderamata pada awalnya dibuat dari
mempunyai
kayu
tanpa
terdapat dukungan baik sumber daya
sambungan, penggunaan lem maupun
manusia, sumber daya alam serta
paku, serta memanfaatkan kayu limbah
budaya.
berupa akar dan pangkal pohon. Motif
Wicaksono
dan desain produk menyerupai akar-
berbasis pada kearifan lokal yang
akaran, sehingga dinamakan ukiran
merupakan warisan budaya bangsa,
akar
peluang
utuh
(gelondongan),
kayu.
Dalam
perkembangan
kearifan
lokal
Sebagaimana (2009:
seni
serta
diungkapkan 209),
kriya
karena
untuk
berikutnya, sesuai kebutuhan, maka
dikembangkan dan dilestarikan sangat
bahan baku yang digunakan tidak
besar baik sumber daya manusia
sepenuhnya kayu limbah, bagian akar
pendukung, nilai-nilai yang inheren
dan pangkal pohon, tetapi juga bagian
pada budaya disekelilingnya, teknik
pokok atau batang kayu.
pembuatan, lingkungan pendukung dan
Kerajinan ukiran kayu ditekuni
apresiator atau konsumennya.
beberapa keluarga di Pulau Betung, yang
berkembang
kerajinan
ukiran
menjadi
merupakan
salah satu industri yang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah.
pada
Kebijakan industri nasional ditetapkan
pengrajin dan masyarakat dan daerah
melalui Peraturan Presiden Nomor 28
setempat.
kayu
Tahun 2008 tentang kebijakan Industri
menjadi usaha dan sumber ekonomi
Nasional (diterbitkan tanggal 7 Mei
pengrajin di Pulau Betung, demikian
2008).
dampak
Kerajinan
Hal
kreatif
ini
memberikan
kayu.
sentra
Industri
positif
ukiran
Industri
kreatif
mampu
66
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
meningkatkan
kualitas
masyarakat,
toleransi
menumbuhkan
citra
dan
hidup
di
sosial,
usahanya,
identitas
depan
Maka
pengembangan
Pada
Syafar
awal
menggunakan
peralatan seadanya.
bangsa serta mendorong pertumbuhan pariwisata.
rumahnya.
Usaha
Syafar
berkembang
dengan
kemudian banyaknya
industri kreatif kerajinan ukir Pulau
pesanan atas produk kerajinannya,
Betung memerlukan kolaborasi dan
sehingga Syafar mencari dan membina
kerjasama
anggota masyarakat Pulau Betung
yang
jelas
antara
cendikiawan, bisnis dan pemerintah.
untuk
menjadi
pekerja.
Syafar
membuka diri ketika sejumlah warga PEMBAHASAN
berminat
Sejarah Seni Ukir Pulau Betung
mengukir
Syafar,
memperoleh
belajar
membuka
memahat
padanya, usaha
dan
kemudian
sendiri.
Ketika
pengetahuan dan ketrampilan membuat
semakin banyak warga yang mulai
mebel serta mengukir selama 3 (tiga)
membuka usaha yang sama, desa Pulau
tahun bekerja sebagai buruh pada
Betung-pun menjadi sentra kerajinan
perusahaan pengolahan kayu di kota
ukiran kayu. Kemudian ada pengrajin
Jambi (M. Ali, wawancara 2013).
lainnya yang cukup terkenal seperti
Karena tidak mendapat gaji yang
Sulaiman, M. Ali, dan Jangtik.
memadai Syafar memutuskan berhenti,
Puncak
perkembangan
dan memulai usaha kerajinannya sejak
kerajinan ukir kayu di Pulau Betung
tahun 1989. Syafar memanfaatkan
tahun 2005, terdapat 40 hingga 50 kios
bonggol
dan
sisa
kayu
yang memajang produk ukiran. Produk
Rengas
dan
Tembesu
sekitar
yang dihasilkan beragam, tidak hanya
desanya, kemudian diolah menjadi
meja dan kursi tetapi juga berbagai
barang kerajinan berupa kursi taman,
cenderamata berbentuk ikan, dan naga.
dalam bentuk ukiran yang khas seperti
Konsumen
akar belit. Produk ukirannya dijual di
masyarakat
pasar, kemudian setelah mulai dikenal
umumnya, pulau Jawa, serta selain itu
dan
ada konsumen yang berasal dari luar
diminati
tebangan di
masyarakat
Syafar
memajang dan menjual hasil ukirannya
negeri.
selain
Meski
sekitar,
berasal
dari
Sumatera
menggunakan
kayu
67
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
rengas, tembesu dan kayu lainnya, kerajinan ini dikenal dengan nama kerajinan ukir betung, nama desa itu lebih
dikenal
ketimbang
nama
kayunya. Salah satu keunikan hasil
Gambar 2. Kampak, pahat, palu, patar dan gergaji besi (Foto: Nofrial, 2013)
pahatannya adalah jalinan ukir yang tak terputus, dibuat dari potongan kayu utuh. Setiap produk menjadi senyawa karena
saling
terhubung.
Gambar 3. Chain Saw (Foto: Nova Sriyanti, 2004)
Adapun
bentuk ukirannya memiliki nuansa
Pembuatan produk dimulai dari
alam.
penyiapan kayu, kemudian dipotong Proses Pembuatan Produk Kerajinan Seni Ukir Pulau Betung Peralatan
yang
dibutuhkan
sesuai
produk
menggunakan digambar/didesain
yang
akan
chainsaw.
dibuat Kayu
menggunakan
proses pembuatan kerajinan ukiran
spidol atau arang, dengan motif akar
kayu
belit, naga, motif ikan mas koki, motif
Pulau
meteran, pensil,
Betung
siku-siku, ketam,
diantaranya
palu,
gergaji,
jangkar,
bunga kol serta motif alami yang
ditambah
mengikuti alur/serat kayu. Kayu yang
peralatan pahat ukir, kampak, patar
besar
atau kikir, chainsaw, bor dan blowwer
menggunakan chainsaw, untuk benda
atau kompor tembak. Alat finishing
yang kecil menggunakan kampak dan
menggunakan kuas, spray gun dan
pahat. Kayu dipahat dan dilobangi
compresor.
sesuai dengan motif yang telah dibuat.
Gambar1. Penarah dan Pahat ukir (Foto: Nova Sriyanti, 2004)
dibentuk
secara
global
Gambar 4. Kayu Bahan Kerajinan (Foto: Nofrial, 2013)
68
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
Selanjutnya menutup dan mengilapkan dengan
melamin
clear
gloss.
Umumnya finisihing yang digunakan adalah natural, tetapi pada bagian tertentu
atau
keseluruhan
bagian
produk yang diinginkan terkadang juga diwarnai
untuk
memperindah
dan
menambah daya tarik produk. Proses Gambar 5. Pengolahan Kayu Bahan Kerajinan (Foto: Nova Sriyanti, 2004)
pewarnaan dan pengilapan dilakukan beberapa kali, sampai memperoleh hasil yang diinginkan. Finishing selain
Produk dibuat dari satu kayu utuh, tetapi dalam beberapa jenis produk, atau mensiasati ukuran dan kondisi
kayu
penyambungan,
juga
dilakukan
terutama
untuk
memperbesar dan memperlebar kayu.
menggunakan kuas juga disemprot dengan spray gun. Finishing selesai dilakukan, maka untuk produk tertentu dipasangkan kelengkapannya, seperti kaca untuk meja, karet untuk kaki meja, dan lainnya.
Setelah dipahat dan diukir, untuk menghilangkan
serat
yang
kasar,
sekaligus untuk pemberian warna khas dilakukan proses pembakaran pada bagian tertentu menggunakan blowwer (kompor tembak). Finishing
dimulai
dengan
pengamplasan menggunakan amplas kasar kemudian ampelas halus. Setelah itu produk dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada ruang terbuka ±
Gambar 6. Kayu yang sudah dibentuk secara global untuk meja tamu (Foto: Nofrial, 2013)
2-3 minggu. Setelah kering kembali diampelas halus, bagian yang retak dan cacat kayu didompul serta diampelas.
69
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
Fungsi Produk Seni Ukir Pulau Betung Produk seni ukir Pulau Betung digolongkan
menjadi
dua
fungsi,
pertama mebel dan perabotan rumah tangga, kedua benda cenderamata dan aksesoris. Gambar 7. Pemahatan kayu untuk tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013)
1. Mebel dan perabotan rumah tangga diantaranya Kursi dan Meja Tamu, Kursi dan Meja Teras, Kursi dan Meja Taman, Kursi dan Meja Telpon, dan Meja oshin. Kursi dan meja tersebut dibuat dalam bentuk motif naga, motif kerawang, motif akar belit, motif daun, motif ikan mas koki, dan bentuk guci.
Gambar 8. Pembakaran menggunakan blowwer (kompor tembak) (Foto: Nova Sriyanti, 2004)
Gambar 10. Kursi Teras/Taman (Foto: Nofrial, 2013)
2. Cenderamata
dan
aksesoris,
diantaranya dudukan guci, tempat buah, vas bunga, asbak, tempat Gambar 9. Finishing tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013)
tisu, tuas atau handle persneling mobil, patung ikan arwana, patung
70
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
naga, patung serigala, patung elang,
langsung.
patung rusa, dan patung angso duo.
berikutnya
Pada
perkembangan
pengerajin
memperoleh
pelatihan formal tentang kerajinan guna pendalaman pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki sebelumnya. Syafar, kerajinan
ukir
yang di
mempelopori Pulau
Betung,
memperoleh pengetahuan dan keahlian mengukir selain dari pengalamannya
Gambar 11. Patung Ikan (Foto: Nofrial, 2013)
menjadi karyawan pengolahan kayu dan pembuatan mebel, juga dengan menciptakan sendiri, meniru bentukbentuk alam terutama akar-akaran. Pengrajin
mengembangkan
kemampuan dan daya imajinasinya Gambar 12. Tuas/handle persneling mobil (Foto: Nofrial, 2013)
berdasarkan
kreativitas
sendiri.
Visualisasi hasil ukiran mulai dari bentuk motif yang paling sederhana,
Peranan Lembaga Budaya Terhadap Perkembangan Industri Kreatif Seni Ukir Pulau Betung
hingga mencapai bentuk yang rumit. Bentuk bagian tumbuhan; akar-akaran, daun, serta bentuk hewan seperti ikan,
a). Peranan Pengrajin
angsa, elang dan lainnya. Dalam
Pengrajin pelaku utama dalam menghasilkan
karya
seni
ukir.
Pengrajin ukir di Pulau Betung hanya terdapat
pengrajin
memperoleh
otodidak,
pengetahuan
yang dan
keterampilan mengukir serta membuat produk
kerajinan
sendiri,
meniru,
dengan berguru
belajar pada
seseorang baik langsung maupun tidak
penciptaan karya ukiran ini berlaku konsep imitasi, peniruan alam. Secara otodidak Syafar, mampu menemukan dan membuat ragam ukiran yang khas Pulau Betung, yang tidak ditemukan di daerah lain. Ditopang
kreativitas
dan
tuntutan industri pariwisata, pengrajin ukir di Pulau Betung seperti Syafar,
71
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
berusaha mencari sesuatu yang baru
itulah yang memberi corak, isi, bentuk,
yang
dan karakter produk yang diciptakan.
lebih
kreatif.
Pariwisata
merupakan angin segar bagi para
Pengrajin seni ukir di Pulau
pengrajin untuk berkarir lebih jauh
Betung dapat dikelompokkan menjadi
dengan potensi-potensi yang dimiliki,
tiga, yaitu pengrajin ahli, pengrajin
ber-inovasi
dan
pemula dan pengrajin pengusaha.
melahirkan
produk
berkreatifitas baru.
Peran
1). Pengrajin Ahli
pengrajin terhadap aktivitas berkarya
Pengrajin
seni, Thur dikutip oleh Astrid (1980:
pengetahuan dan keterampilan seni
90),
ukir,
bahwa
fungsi
seniman;
1)
ahli
baik
menguasai
menyangkut
desain,
Seniman sebagai pencipta dan penemu
pemilihan dan penyiapan bahan,
hal yang baru, 2) Seniman sebagai
proses produksi sampai finishing,
penemu dan penyebar nilai-nilai yang
seperti Syafar, Sulaiman, M. Ali dan
baru, 3). Fungsi sosialisasi dari nilai-
Jangtik. Dalam membuat produk
nilai yang baru dan lama.
tidak selalu berorientasi pesanan,
Pengrajin memiliki kemampuan menjadi pembaharu (inovator) namun mereka tidak dapat lepas dari pengaruh
tetapi lebih bebas sesuai dengan keinginan. 2). Pengrajin Pengusaha
lingkungan budaya tempat mereka
Pengrajin
pengusaha
hidup (Kusen, 1986: 83). Pengrajin
pengrajin
ahli
mengembangkan
kemampuan
berkat
daya
dorongan
kreativitas
memiliki mengelola
perhatian
(managerial), memiliki kemampuan
masyarakat. Sorokin (1976) dikutip
Leaderships, kemauan keras untuk
Supriadi (1997: 63), menempatkan
maju, dan memiliki wawasan ke
kreativitas
depan.
sebagai
dan
yang
merupakan
faktor
penting
dalam menciptakan produk seni yang membawa perubahan sosial budaya.
Di samping itu juga
mempunyai modal untuk usahanya. 3). Pengrajin Pemula
Kreativitas berlangsung dalam setiap
Pengrajin pemula adalah pekerja
dimensi
yang
dan
aktivitas
kehidupan
pengrajin. Adanya unsur kreativitas
hanya
mempunyai
kemampuan dan keahlian terbatas, pada bidang-bidang tertentu saja.
72
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
Pengrajin
pemula
bekerja
pada
pengetahuan seni rupa. Selain kedua
pengrajin pengusaha atau pengrajin
SMK tersebut, keberadaan Jurusan
ahli, dengan tujuan meningkatkan
Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain
keterampilan
dan
Institut Seni Indonesia Padangpanjang,
sekaligus mendapatkan penghasilan.
yang beberapa alumninya tersebar di
mengukir
Provinsi Jambi, yang turut memberi b). Peranan Pendidikan
andil dalam pengembangan seni ukir
Pendidikan diperlukan untuk
Pulau Betung.
memperdalam pengetahuan teori dan praktek yang berhubungan dengan seni ukir, managerial, entreprenuer dan leadership.
Keberadaan
c). Peranan Pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata
lembaga
dengan tiga modal dasar, yakni budaya,
pendidikan yang berada di Muara
keindahan alam dan keramah-tamahan
Bulian, Kota Jambi dan Sumatera
penduduk. Bidang pariwisata menuntut
umumnya memberi andil terhadap
pengembangan; sarana dan prasarana
perkembangan seni ukir Pulau Betung.
serta kenyamanan dan keamanan. Di
Berupa pelatihan desain, keteknikan,
samping itu diperlukan tersedianya
finishing, promosi, serta penelitian.
cenderamata
Tahun 1991 dibangun Sekolah Menengah
Industri
khas
setempat.
Soedarsono (1999: 180), menyatakan
Kerajinan
seni yang dikemas untuk komunitas
SMIK Negeri Batang Hari, di Muara
wisatawan harus memiliki lima ciri: (1)
Bulian dan SMIK Kerinci (SMKN 4
tiruan dari aslinya, (2) bentuk mini atau
Sungai Penuh). SMIK ini memiliki
singkat dari aslinya, (3) penuh variasi,
empat jurusan; yaitu Jurusan Ukir
(4) tidak sakral, (5) murah harganya.
Kayu, Logam, Batik, dan Keramik.
Kerajinan
Pendirian
cenderamata di Batang Hari juga
SMIK
dan
yang
ini
untuk
mengembangkan seni dan kerajinan di
yang
dikemas
untuk
mengacu pada konsep tersebut.
tengah masyarakat, serta mendukung
Pulau Betung sebagai salah
perkembangan pariwisata, menyiapkan
satu jalur pariwisata Batang Hari
pengrajin yang terampil, terdidik, dan
mengembangkan diri sebagai sentra
terlatih,
seni ukir, yang menyediakan berbagai
didukung
oleh
dasar
73
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
macam produk untuk cenderamata,
d).
yang dipasarkan di beberapa kios seni
Peranan Lembaga Masyarakat
Swadaya
Pengembangan seni ukir di
di Pulau Betung dan kota Jambi. Seni ukir Pulau Betung berperan terhadap
Pulau
pariwisata, sebagai akibat maupun
tanggungjawab berbagai lembaga dan
tujuan (obyek) wisata. Posisi sebagai
organisasi
“akibat” ia dicari pada akhir suatu
masyarakat.
proses wisata, sedangkan dalam posisi
melatarbelakangi
“tujuan”
Koperasi Industri Kerajinan (Kopinkra)
peranannya
semakin
Betung
juga
yang
ada
Hal
di
tengah
inilah
yang
dibentuknya
monumental sebagai daya tarik wisata
Setia
(Anas,
Konsekuensinya
Kopinkra merupakan kesatuan sosial
pengrajin ukir Pulau Betung dituntut
pengrajin di Pulau Betung. Dibangun
mampu memenuhi selera konsumen,
dan melaksanakan tugas sesuai prinsip-
sehingga
ukir
prinsip dan tujuan yang diilhami oleh
membutuhkan kreasi yang lebih dari
kepentingan bersama. Berperan dalam
yang
Dilakukan
mengembangkan dan mempromosikan
dengan menciptakan jenis dan bentuk
produk, mediasi dan fasilitasi pengrajin
produk baru, melalui pengembangan
dengan buyer dan investor. Kopinkra
desain atau membuat bentuk baru.
menjadi jalur dan pintu masuk bantuan
199:
produksi
bersifat
Seni menjadi
3).
seni
massal.
ukir
destinasi
dikembangkan wisata
maka
dari
Kawan
menjadi
berbagai
maupun
swasta
di
Pulau
instasi kepada
Betung.
pemerintah pengrajin.
menumbuhkan aspek lain, munculnya
Termasuk pelibatan pengrajin dalam
hotel, penjual makanan dan minuman,
pameran dan pelatihan, membantu
perencana perjalanan wisata, agen
pengrajin dalam hal administrasi.
perjalanan, dan pramuwisata. Integrasi seni ukir Pulau Betung dan pariwsiata akan
memunculkan
perkembangan
prasarana ekonomi, seperti jalan raya, terminal, serta prasarana yang bersifat public utilities.
e). Peranan Pemerintah Pengembangan
kerajinan
sejalan dengan pola pembangunan daerah Batang Hari, yang dititik beratkan
pada
bidang
ekonomi
bertumpu pada sektor pertanian, sektor
74
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
pariwisata dan seni kerajinan. Lembaga
Stand di JCC ini difasilitasi pemerintah
pemerintah
Provinsi Jambi.
dan
swasta
yang
menunjang pengembangan seni ukir di Pulau Betung diantaranya bantuan
f). Peranan Pasar Pasar
pinjaman modal kerja dengan sistem kemitraan dari BUMN; PT. Pusri, PLN, Jasa Marga, PT. Pos Indonesia, Pertamina dan PT. Sarana Jambi Ventura.
Pemerintah
Batang
Hari
melakukan pelatihan pengembangan disain dan finishing untuk variasi produk sekaligus menyesuaikan kayu yang digunakan dengan jenis produk yang dihasilkan, mengirim pengrajin
Yokyakarta
dan
mendatangkan
Jepara,
pengrajin
Serta
ahli
dari
Jepara untuk membantu pengembangan
Betung merupakan bentuk transaksi jual beli antara pengrajin dan pembeli. Transaksi ini tidak mesti berlansung di tempat khusus, kios atau pasar pada umumnya, melainkan bisa di bengkel kerja atau tempat lainnya, bahkan tanpa tatap muka antara pengrajin dan pembeli. Pasar
Termasuk mengikutsertakan pengrajin pada berbagai pameran dan promosi lokal,
regional
maupun
nasisonal (Jangtik, wawancara 2013). Pameran berskala nasional diantaranya Pameran Otonomi Expo dan Forum 2012 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh
Indonesia
menjadi
struktur
pendukung penting untuk penciptaan dan distribusi seni, menyalurkan dan mengembangkan
karya-karya
para
seniman (Zolberg, 1990: 180). Dengan adanya kegiatan tersebut, jangkauan
desain, teknik dan finishing.
ditingkat
mendukung
perkembangan kerajinan ukir Pulau
ke daerah yang mempunyai kerajinan sejenis dan lebih maju, seperti Bali,
yang
(APKASI),
di
Jakarta Convention Center setiap tahun mulai 2005 (Jangtik, wawancara 2013).
pemasaran produk seni ukir Pulau Betung semakin luas. Selain itu di tingkat provinsi juga didirikan pusat promosi
produk
kerajinan
oleh
Dekranasda. Meningkatnya permintaan pasar, semakin
membuat tekun
para
pengrajin
meningkatkan
produksinya. Pemasaran produk seni ukir Pulau Betung dilakukan di kioskios Pulau Betung. Konsumen dari dalam dan luar negeri, sebagaimana
75
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
diungkapkan Syafar, sejak tahun 1994
luang petani, tetapi menjadi pekerjaan
usahanya ramai, bahkan ada pembeli
khusus
dari Bali, Korea, Singapura dan Eropa.
pemikiran di samping keterampilan.
yang
memerlukan
suatu
Seni ukir mempunyai dampak yang Dampak Perkembangan Seni Ukir Pulau Betung terhadap masyarakat Sebagai hasil budaya yang
sangat luas pada kehidupan masyarakat yang dapat dilihat baik dari segi ekonomi,
sosial,
dan
budaya
kongkret, seni ukir Pulau Betung
masyarakat.
sangat
perilaku
perkembangan seni ukir kayu di Pulau
masyarakat pendukungnya baik dalam
Betung, pada awalnya tidak ada tradisi
berinteraksi maupun berkomunikasi,
seni
karena kerajinan ini merupakan bentuk
kemudian atas prakarsa dan kreativitas
ekspresi
anggota
berpengaruh
pada
pengrajinnya,
dan
sering
Terkait
ukir
di
dengan
tengah
masyarakat,
masyarakatnya
(Syafar)
sekali dipandang sebagai salah satu ciri
muncul seni ukir. Seni ukir ini mampu
kuat dari identitas kebudayaan, artinya
merubah Pulau Betung dari kawasan
dalam karya seni tercermin sistem
perkebunan menjadi sentra kerajinan
nilai, tradisi, sumber daya lingkungan,
ukir kayu, yang keberadaannya tidak
kebutuhan hidup, dan pola perilaku
hanya mengharumkan nama Pulau
manusia.
Betung, Kabupaten Batang Hari tetapi
Kontinuitas pengrajin dalam menciptakan seni ukir di Pulau Betung, menjadikan sebuah
kerajinan
karya
yang
ini
sebagai
sarat
dengan
juga Provinsi Jambi hingga ke tingkat nasional. Dampak perkembangan seni ukir
Pulau
Betung
terlihat
dari
keterampilan dan kreativitas. Kekayaan
kehidupan pengrajin. Semula bekerja
sumber
tuntutan
sebagai buruh di pembuatan mebel,
motivator
atau petani dan buruh perkebunan
berkembangnya
sawit beralih menjadi pengrajin ukir,
daya
alam
dan
kebutuhan
menjadi
terciptanya
dan
kerajinan ukir kayu di Pulau Betung.
yang sifat pekerjaannya lebih ringan
Perubahan pola hidup dibarengi
dengan penghasilan yang lebih baik.
perubahan kebutuhan, menjadikan seni
Perkembangan seni ukir Pulau Betung
ukir tidak hanya sebagai pengisi waktu
otomatis
memajukan
pola
hidup
76
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
masyarakat,
karena
perekonomian
Walaupun sudah berkembang
Pendapatan
dan memberikan sumbangan dalam
membaik bermuara pada kehidupan
memajukan sosial-budaya dan ekonomi
masyarakat yang baik pula, secara
masyarakat
tidak langsung mengubah pola hidup
kerajinan ukir Pulau Betung masih
masyarakat
mengalami
masyarakat
meningkat.
dalam
berbagai
segi.
Pulau
Betung,
beberapa
tetapi
permasalahan.
Wawasan masyarakat mulai terbuka
Terdapat lima kendala utama yang
karena berinteraksi dengan orang di
menjadi
luar lingkungannya.
pengembangan industri kreatif seni
perhatian
dalam
ukir Pulau Betung, diantaranya akses Strategi Pengembangan Seni Ukir Pulau Betung menuju Industri Kreatif.
bahan
baku,
dukungan
pemanfaatan
teknologi,
dan
permodalan,
perlindungan hasil hak cipta dan Industri kreatif di Indonesia didefinisikan sebagai industri yang
dukungan promosi serta pemasaran pihak terkait.
berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan
serta
bakat
individu
untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan
menghasilkan
dan
dengan
mengeksploitasi
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. kreatif
Pengembangan membutuhkan
industri
sekurangnya
empat pilar utama yakni resources, technology,
human
resource
dan
financial institutions. Kerajinan ukir Pulau
Betung
termasuk
kategori
industri kreatif berbasis sumber daya alam yang memanfaatkan bahan baku natural resources, yakni kayu.
Langkah yang dapat ditempuh pemerintah Batang Hari: pertama, memberikan dan mempermudah akses permodalan kepada pengrajin. Selain itu menciptakan iklim yang kondusif bagi
dunia
usaha,
birokrasi
dan
mekanisme perijinan yang mudah dan sesuai aturan. Ke-dua, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan melalui pendidikan, pelatihan, dan workshop. Pelatihan kewirausahaan, manajemen bisnis kerajinan, maupun skill teknis bidang kerajinan. Dalam peningkatan kualitas produk maka prinsip yang harus diperhatikan; (a) berorientasi
konsumen
(yang
77
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
dicari/dibutuhkan konsumen), (2) tidak
Pondasi
adalah
sumber
daya
terjebak mind-set harga murah, serta
manusia, aset utama dari industri
(3) paham terhadap nilai-nilai yang
kreatif.
dianut oleh pasar/konsumen (Sabar,
merupakan
2013).
penggerak utama sehingga kerajinan
Masyarakat/pengrajin kekuatan
dasar
dan
Ke-tiga, mengadakan promosi
ukir dapat berkembang. Agar produksi
baik di tingkat regional, nasional,
berjalan dengan baik, sanggar atau
maupun internasional. Mengiklankan
kelompok pengrajin harus memiliki
produk kerajinan di media massa,
pengrajin yang berpengetahuan dan
mengadakan
membuka
berketrampilan tinggi. Usaha kerajinan
showroom di tempat strategis, maupun
akan berjalan dengan lancar apabila
membuat situs dan prmosi di internet.
pengrajin dan pekerja menjalankan
Hal lain yang harus diperhatikan
tugas dan tanggung jawabnya secara
adalah menumbuh-kembangkan minat
proporsional, tepat dan berdaya guna
masyarakat terutama kaum muda Pulau
sesuai dengan aturan yang ada, dengan
Betung dan Batang Hari umumnya
adanya sumber daya manusia yang
terhadap kerajinan khas Pulau Betung,
baik maka akan ada peningkatan
untuk
produktivitas.
pameran,
menjaga
eksistensi
dan
kelestarian kerajinan ini di masa mendatang.
2) Pilar Utama Model Pengembangan Industri Kreatif Seni Ukir di Pulau
Pengembangan ekonomi kreatif
Betung
yang dikembangkan pemerintah terdiri
a. Industri
dari komponen pondasi, lima pilar, dan
Industri merupakan bagian dari
atap yang saling menguatkan, maka
kegiatan
pengembangan seni ukir Pulau Betung
dengan produksi, distribusi, pertukaran
sebagai industri kreatif, sub sektor
serta
kerajinan dapat dijelaskan sebagai
(Deperindag RI, 2008: 64). Terkait seni
berikut :
ukir Pulau Betung, industri yaitu
1) Pondasi Pengembangan Industri
kumpulan
Kreatif Seni Ukir Pulau Betung
masyarakat
konsumsi
sanggar, pengrajin,
dari
yang
produk
atau
sentra-sentra
Kopinkra maupun
atau
terkait
jasa
ukir,
kelompok
individu
yang
78
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
bergerak di bidang kerajinan ukir kayu
Penggunaan
di Pulau Betung. Peningkatan kualitas
mempermudah
dan kuantitas kelompok ini merupakan
menghemat
upaya yang harus ditempuh untuk lebih
produksi, serta hasil yang maksimal.
meningkatkan seni ukir di Pulau
Penggunaan sarana komunikasi dan
Betung.
media internet akan mempermudah
b. Teknologi
serta memperluas jangkauan promosi
Teknologi
merupakan
suatu
alat proses tenaga
c. Sumber Daya
aplikasi penciptaan dari proses mental
Sumber
fisik
untuk
dan
waktu
daya
yaitu
input,
nilai
tersedianya sumber daya alam berupa
tertentu. Teknologi bukan hanya mesin
kayu untuk bahan baku dan lahan
atau alat, melainkan juga teknik-teknik
untuk tempat usaha. Kondisi geografis
dan
Pulau
metode,
atau
mencapai
kerja,
dan proses transaksi.
entitas material atau non material,
atau
masinal
aktivitas
yang
Betung
maupun
Kabupaten
membentuk dan mengubah budaya
Batang Hari, terlihat bahwa bahan
(Deperindag RI, 2008: 64).
baku
Teknologi kaitannya dengan seni ukir Pulau Betung yaitu enabler untuk
mewujudkan
pengrajin
dalam
produk
tersedia
untuk
mengembangkan industri kreatif seni ukir.
kreativitas
bentuk
(kayu)
Antisipasi kelangkaan bahan baku
mutlak
segera
dilakukan,
kerajinan. Teknologi merupakan faktor
mengingat sumber daya alam ini juga
penting dalam pengembangan seni ukir
terbatas
Pulau
melalui penanaman di lahan khusus
Betung.
teknologi pertukangan mendukung
dalam dan
Perkembangan
ketersediaannya.
Pertama
bidang
desain,
maupun di lingkungan sekitar milik
finishing
sangat
masyarakat.
dan
penebangan
pengembangan
Kedua yang
melalui
selektif,
khusus
peningkatan kuantitas serta kualitas
pohon yang sesuai kebutuhan saja yang
produk kerajinan. Peralihan dari desain
ditebang.
manual ke desain komputer dengan
penggunaan kayu melalui efisiensi
software khusus dapat menghasilkan
pengolahan serta penggunaan bahan
desain yang kreatif dan inovatif.
sesuai desain. Keempat penggantian
Ketiga
penghematan
79
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
teknis pembuatan produk, tidak lagi
perdagangan
menggunakan kayu utuh/gelondongan
kesepakatan antara kedua belah pihak.
melainkan kayu olahan tetapi dibuat menyerupai penggunaan kayu utuh. d. Institusi Institusi yaitu tatanan sosial (norma,
nilai,
mengatur
dan
interaksi
pengrajin,
serta
hukum) antara
antara
yang sesama
pengrajin
dengan konsumen. Aturan atau norma antara
sesama
pengrajin
dibangun
melalui sanggar atau Kopinkra dalam bentuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangga masing-masing sanggar atau kelompok pengrajin. Selain itu berupa
nota
pengrajin
kesepahaman
dan
atau
sesama
kelompok
pengrajin. Dalam lingkup yang lebih luas dapat pula menggunakan hukum negara
yang
diemban
melalui
pemerintahan desa, kecamatan serta instansi terkait. Di samping itu juga norma-norma sosial dan adat istiadat masyarakat
Pulau
Betung
yang
dinaungi oleh Lembaga Adat desa Pulau
Betung
dan
Kecamatan
Pemayung. Sementara itu norma yang mengatur interaksi dan relasi antara pengrajin
dengan
pembeli
atau
konsumen dapat menggunakan hukum
serta
kontrak
atau
Norma atau aturan ini ditujukan agar tidak terjadi persaingan usaha yang tidak sehat, serta agar terjamin hak-hak pekerja. Di samping itu agar tercipta atmosfir yang kondusif bagi pengembangan kerajinan ukir kayu di Pulau Betung. Norma atau aturan yang mengatur
antara
pengrajin
dan
konsumen serta pihak yang terlibat dalam proses promosi, distribusi dan pemasaran ditujukan agar terjaminnya hak
masing-masing
terbangun
pihak
suasana
yang
serta saling
menguntungkan. e. Lembaga Intermediasi Lembaga keuangan
yaitu
intermediasi lembaga
penyalur
keuangan baik pihak pemberi modal maupun perbankkan yang menjadi media penyaluran keuangan oleh pihak konsumen kepada pengrajin. Dengan adanya
perbankkan
transaksi
keuangan
maka dapat
proses berjalan
dengan baik, aman serta lancar. Baik terkait
proses
jual
beli
produk
kerajinan, pembayaran jasa, maupun pemberian bantuan permodalan dari pihak
terkait.
Selain
perbankan,
negara, peraturan dan perundangan
80
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
terdapat lembaga Pemodalan Nasional
Meskipun di Kabupaten Batang
Madani (PNM). Hal penting yang
Hari
diperlukan dalam masalah ini adalah
infrastruktur dan lingkungan akademik
aturan
yang
yang
memudahkan
bagi
belum
cukup
memenuhi
memiliki
syarat
untuk
pengucuran modal khususnya untuk
pengembangan industri kreatif, tetapi
mendukung industri kreatif seni ukir
telah banyak putra-putri Batang Hari
Pulau Betung.
mengenyam pendidikan tinggi. Inilah aset yang perlu dimanfaatkan secara
Aktor Utama Pengembangan Industri Kreatif Kerajinan Ukir Pulau Betung
jeli oleh Pemerintah Daerah. Mereka
Industri kreatif ini dipayungi
bantuannya untuk membangun industri
oleh interaksi triple helix yang terdiri dari
Intellectuals,
Government
Business,
sebagai
aktor
dapat diundang, diajak, dan diminta
kreatif di Pulau Betung.
dan
SMK,
utama
kurikulumnya
seperti telah
SMIK
yang
dikembangkan
penggerak industri kreatif kerajinan
dengan tujuan menyiapkan tenaga
ukir Pulau Betung, bagi lahirnya
kerja siap pakai dalam bidang industri
kreativitas, ide, ilmu pengetahuan dan
kreatif. Mahasiswa dan dosen ISI
teknologi. Dengan sinergi ketiga unsur
Padangpanjang, serta perguruan tinggi
ini maka industri kreatif seni ukir
yang lain, dapat berperan serta dalam
Pulau
pengembangan seni ukir Pulau Betung.
Betung
akan
kokoh
dan
Melalui penelitian dan pelatihan di
berkesinambungan.
bidang bahan baku, peralatan, disain, a. Intelektual
keteknikan, finishing, promosi dan
Kaum
intelektual
atau
akademisi yang berada pada institusi pendidikan formal, informal dan non formal (empu bidang kerajinan) yang berperan sebagai pendorong lahirnya
pemasaran. Demikian pula institusi dan lembaga lainnya yang berada dalam bidang pendidikan, seperti balai latihan kerja
juga
dapat
berperan
dalam
pengembangan seni ukir Pulau Betung.
ilmu dan ide yang merupakan sumber kreativitas
dan
lahirnya
potensi
kreativitas para pengrajin.
81
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
b. Bisnis
workshop pelaku dapat berinteraksi
Pelaku
usaha
yang
langsung
dengan
wisatawan,
mentransformasi kreativitas menjadi
wisatawan dapat terlibat dalam proses
bernilai ekonomi. Nilai ide yang
produksi tersebut. Dalam model ini
absrtak dituangkan menjadi berbagai
terjadi pengenalan proses produksi dan
produk
bernilai
budaya lokal kepada para wisatawan
ekonomi. Salah satu faktor suksesnya
sekaligus mengembangkan pariwisata
industri kreatif seni ukir Pulau Betung
industri kreatif kerajinan ukiran kayu
adalah marketing. Pengrajin membuat
Pulau Betung yang berbasis pada
produk
kesulitan
partisipasi masyarakat. Oleh karena itu,
memasarkannya. Ketika pasar nasional
industri kreatif seni uki kayu Pulau
lesu, maka peluang pemasaran ke luar
Betung ini dapat disinergikan dengan
negeri
potensi yang lain dalam pengembangan
kerajinan
yang
tetapi
harus
digarap,
disinilah
diperlukan peran pemerintah sebagai
pariwisata
mediator.
Workshop industri kreatif seni ukir
Keberadaan showroom sebagai
lokal
di
Batang
Hari.
kayu Pulau Betung yang berbasis pada
salah satu media pemasaran dan media
masyarakat
merupakan
salah
satu
display berbagai ragam produk penting
model penarik wisatawan untuk datang
keberadaannya. Membantu pengrajin
ke Pulau Betung.
dalam memasarkan produk, sekaligus menjadi tempat tujuan pembeli. Dalam
c. Pemerintah Pemerintah
rangka menjadikan seni ukir Pulau Betung
tujuan
wisata,
maka
keberadaan showroom dan workshop bengkel proses produksi penting dalam mensinergikan
kerajinan
dengan
display
proses
sebagai
media
produksi
yang
melibatkan pekerja, peralatan, bahan baku,
hingga
finishing.
fasilitator dan regulator agar industri kreatif
tumbuh
Pemerintah
dan
berperan
berkembang. mensuport
pertumbuhan dan perkembangan, serta melindungi industri kreatif seni ukir
pariwisata berbasis masyarakat. Workshop
merupakan
Dalam
Pulau Betung. Support melalui instansi terkait dalam bentuk dukungan materi maupun non materi; bantuan sarana dan prasarana, pelatihan, perizinan,
82
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
permodalan dan lainnya. Memfasilitasi
Perkembangan seni ukir Pulau
pertemuan dengan buyer, dan promosi
Betung dipengaruhi
melalui pameran. Pemerintah juga
peranan sumber daya manusia, yakni
menyiapkan
pengrajin yang merupakan aktor utama
payung
hukum
bagi
oleh,
pertama
kerajinan ukir kayu Pulau Betung, agar
kegiatan produksi,
tercipta persaingan yang sehat dengan
pengrajin ahli, pengrajin pengusaha
usaha
dan
sejenis,
serta
menangkal
pengrajin
yang terdiri dari
pemula. sarana
Kedua
perlakuan pihak tertentu yang dapat
pendidikan,
untuk
merugikan pengrajin.
memperdalam pengetahuan teori dan praktek yang berhubungan dengan seni ukir, managerial, entreprenuer dan
PENUTUP Kerajinan
ukir
kayu
Pulau
leadership
pengrajin.
Ketiga
Betung menggunakan kayu Tembesu,
pariwisata, sentra seni ukir Pulau
Rengas, Sungkai, Meranti, Durian,
Betung sebagai salah satu tujuan
Nangka,
Jelutung.
wisata, dan atau produknya dicari pada
Peralatan yang digunakan: meteran,
akhir suatu proses wisata. Keempat
siku-siku, palu, jangkar, pensil, ketam,
lembaga
gergaji, pahat ukir, kampak, patar atau
Kopinkra yang mepromosikan produk
kikir, chainsaw, bor dan blowwer
seni ukir Pulau Betung, mediasi dan
(kompor tembak). Alat finishing kuas,
fasilitasi pengrajin dengan pemerintah,
spray gun dan compressor. Proses
buyer dan investor. Kelima pemerintah
pembuatan dimulai penyiapan bahan,
daerah membina pengadaan bahan,
mendesain, membetuk secara global
disain, proses produksi, pemasaran,
serta memahat sesuai desain. Produk
kemampuan berwira-usaha, bantuan
dikeringkan,
permodalan dan peralatannya. Keenam
diampelas
Ambacang
dan
kemudian dan
didompul
difinishing.
Secara
umum produk kerajinan ukiran kayu
swadaya
masyarakat;
pasar, transaksi jual beli pengrajin dan pembeli.
Pulau Betung terdiri dua fungsi, yaitu
Perkembangan seni ukir Pulau
pertama sebagai mebel dan perabotan
Betung berdampak terhadap kehidupan
rumah
masyarakat
tangga,
kedua
cenderamata dan aksesoris.
sebagai
pendukungnya.
Terjadi
perubahan pola hidup dan perilaku
83
Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 16, No. 1, Juni 2014
masyarakat
karena
interaksi
dan
komunikasi dengan masyarakat luar. Berubahnya petani
mata
menjadi
Peningkatan
pencarian,
dari
pengrajin
ukir.
perekonomian
yang
ditandai dengan membaiknya fasilitas kehidupan
masyarakat.
mempunyai
Masyarakat
kemampuan
untuk
meningkatan taraf pendidikan anakanak mereka hingga ke perguruan tinggi. Pengembangan industri kreatif seni ukir Pulau Betung dipayungi oleh kerja sama antara cendekiawan, bisnis, dan pemerintah sebagai Triple Helix. Hubungan ketiga faktor itu merupakan penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi berkembangnya seni ukir Pulau Betung. KEPUSTAKAAN Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015, Jakarta: Deperindag RI. Feldman, Edmund Burke. 1967. Art As Image And Idea. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, Englewood.
Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana. Kusen.
1986. Kreativitas dan Kemandirian seniman Jawa Dalam Mengolah pengaruh Budaya Asing Studi Kasus Tentang Gaya Relief Candi Di Jawa antara Abad IX-XVI Masehi. Yogyakarta: Depdikbud, Dirjen Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi).
Sriyanti, Nova. 2004. Kerajinan Kayu di Desa Pulau Betung Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, Jambi. Skripsi. Padangpanjang: Jurusan Seni Kriya STSI Padangpanjang. SP. Gustami. 2000. Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara: Kajian Estetik Melalui Pendekatan Multidisiplin. Yogyakarta: Kanisius. _________. 2013. Industri Kreatif Berbasis Budaya Lokal dan Nasional Menuju Pasar Global. Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan Seni Budaya dan Industri Kreatif Menghadapi Tantangan Global, kerjasama PPS UNP dan Dinas Pariwisata Sumatera Barat, tanggal 10 sd 11 November 2013, di Taman Budaya Sumatera Barat. Wicaksono, Agung. 2009. Eksistensi Seni Kriya Indonesia di Era Gelombang Ekonomi Kreatif. dalam Seni Kriya Dan
84
Nofrial, Ukiran Akar Kayu Pulau Betung Jambi Menuju Industri Kreatif
Kearifan Lokal Dalam Lintasan Ruang dan Waktu Tanda Mata untuk Prof. Drs. Gustami, SU. Yogyakarta: BP. ISI Yogyakarta.
Sumber Internet: http://kompas.com. Diakses tanggal 02 Maret 2013
85
EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut: 1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir, dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari plagiarisme. 2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt, dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri). 3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt); diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt). 4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt). 5. Sistematika penulisan sebagai berikut: a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan, tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul sesuai dengan sub bahasan. c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang menjadi fokus bahasan. 6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya untuk menjelaskan istilah khusus. Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda, 2012:142). Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan baru; serta (2) tari eksperimen. 7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel. Contoh penulisan kepustakaan: Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang: Estetika, Ideologi dan Komunikasi. Padangpanjang: ISI Press.
Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak. _________. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press. Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta: Jalasutra. Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”, dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas Seni Rumpun Melayu. Padangpanjang: Puslit & P2M ISI. 8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format JPEG.
Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada : Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail:
[email protected]