ISSN : 0852 - 0801
HUMANIORA JURNAL BUDAYA, SASTRA, DAN BAHASA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA
Volume 18, Nomor 2, Juni 2006 PENGELOLA JURNAL HUMAN lORA Koordinator Ponyunting: Sjafri Sairin • Penyunting Allli: Marsono, Suhartono, I Dewa Putu Wijana, Inajati Adrisiiantl, lela Rochani Adi, Suhandano • Penyunting Pelaksana: F.X. Nadar, Tri Mastoyo Jati Kesurna • Mitra Bestarl: David Grant Reeve (University of New South Wales), Patrick Guinness (Australian National Untversltv). Soeporno Poedjosoedarrno (Univorsitas Sanata Dharma Yogyakarta), Th. Sri Rahavu Prihatrnl (Universitas Diponegoro Somarang). Ketua Redaksi: Fadlil Munawwar Manshur • Sekretarls Rodakel: Uswatun Hasanah • Staf Redaksl: Mutiah Amini, Baha' Uddin, Sukandar, Dasi Hernawatl, C. Purwaningsih Widyastuti
HUMANIOl1A adalah JlIrlull llmlah Naslcnal yang Terakradltasl berdasarkan Surat Keputusan Diroktorat .Jenderal Pendldikan Tinggi Departemen Pendldlkan dan Kebudayaan Nornor 49/DII<TI/I
•
Terbit tiqa kall setehun p/'1da bulan I:obruari, Junl, dan okrober. Berisl tulisan yang diangkat dari hasil penetitian, ~Jlt1g/1s/.m konseptual, kajil'ln dan aplikas] teorl, dan ulasan buku di bidang Hurnaniora,
•
Dltorbltkan oleh: l:akllltlHI llrnu Budava Universitas Gadlah Mada Yoqvakarta Alarnat Redaksl: Fmkull.l.1s llrnu Budava Unlversltaa Gadlah Mada Jalan Hurnanlora 1, Bulaksurnur, Yoqvakarta 55281 Tlliopon (0274) 613096 psw. 134,901135, Fax. (0274) 550451 E'rnail:
[email protected]
•
HUMANIORA dltorbltkan pertama kali tahun 1989 oleh Fakultas Sastra Universitas Gadjah
Mada Yoqvakarta .
Jurnnl I-IUMANIOIiA I/wnuul/(/nl/U pnra pnknr dan sivites akademika perguruan tinggi untuk menulis nrtiket ilmish yanll borknitnn denqen wi/ayah kajian HUMAN/ORA. Naskah yang masuk disuntinq 0/011 ponvuntini) ohti. Penyunting berhak me/akukan perubahan/suntingan tenpe
metiqubeh isinvo.
01 ISSN: 0852-0801
Volume 18, Nomor 2, Juni2006
DAFTAR lSI \
Hasyim Asyari
la,
lati 3SS
al, var
lin,
/
Fadlil Munawwar Manshur
93 101 __"'~'---" u
-,
""\,~~,q ..., "J"
Dokumen Non-Arab tentang Berita Kerasulan Muhammad dan Awallslam
~ Resepsi
Kasidah Burdah AI-Bushiry dalam Masyarakat Pesantren
Kun Zachrun Istanti
114 -124
Warna Lokal Teks Amir Hamzah dalam Serat Menak
Anung Tedjowirawan
125 - 138
Genealogi dalam Rangka Penciptaan Serat Darmasarana Karya R. Ng. Ranggawarsita
Bustami Subhan
139 -147
Telaah Sosiokultural Naskah Drama Death of A Salesman Karya Arthur Miller
Wening Udasmoro & 148 - 156 Wiwid Nurwidyohening .
Seksisme dalam Bahasa Prancis: Konstruksi Sosio-Historis dan Politis
Mutiah Amini
157 - 164
Dari Poro hingga Paketik: Aktivitas Ekonomi Orang Kalang di Kotagede pada Masa Depresi-1930
Sugeng Priyadi
165 - 177
Konflik Sosial Tabu Nikah pada Masyarakat Perdesaan di Purbalingga dan Banyumas
Ngo Thi Phuong Lan
178 - 190
The impacts of Market Economy on Social Relations: A Perspective from Household Pottery Production in Lai Thieu, Binh Duong Province, South Vietnam
Ida Rochani Adi
191 199
A Symbolic Reality of American Television: A Case Study of the Jerry Springer Show
u
ULASAN
tuk wk ioa
Anggraini
200 - 201
Pemukiman Berbenteng Karya Masyarakat Mon-Khmer
Wulan Tri Astuti
202 - 204
Membekali Diri dengan Pengetahuan TataCara Menulis dalam Segala Suasana
,
HUMANIORA VOLUME 18
NO.2 Juni 2006
Halaman 102 -113
RESEPSI KASIDAH BURDAH AL-BOSHiRY DALAM MASYARAKATPESANTREN Fadlil Munawwar Manshur'
ABSTRACT Qashldah 8urdah isareligious literarywork thatgot anhonorreception from the people around the world. Therefore, it is no wonder that Qashfdah 8urdah could attract wide Interest from the world communityin the form of scientific study: Qashldah 8urdah recital inthe religious ceremony; consumer's reception Inthe recording industry and art performance, comments and translation from theArabicinto various kinds of the world languages: English, French, Spanish, Italian, Dutch,and German. The Nordic languages coverof Norway,Sweden, Denmark, Iceland, and Finland. The nextisRussian, Turk, Persian, Urdu, Swahili, Chinese, Indonesian andother languages in Nusantara, l.e., Sundanese, Javanese, and Acehnese. Keywords: Qashfdah 8urdahm, religious literary work, honor reception, world community.
PENGANTAR Kasidah Burdah merupakan karya sastra Arab populer yang mendapat sambutan besar dari masyarakat sastra di dunia. la dicipta oleh al-Bushlry yang hidup pada periode MamlCJk antara tahun 1212-1296 Masehi. Kasidah Burdah dikenal luas sebagi puisi puji-pujian kepada Nabi (Bakalla, 1984:181)dan dipandang sebagai salah satu karya sastra Islam paling populer. la berisikan sajak-sajak pujian kepada Nabi Muhammad saw yang biasa dibacakan pada setiap bulan Maulid/RabT'ul-Awwal, bahkan di berbagai negeri Islam, Kasidah Burdah kerapkali dibacakan dalam setiap event (www.sidogirLcom.2004). Kasidah Burdah al-Bushtry dapat digolongkan ke dalam puisi keagamaan yang berisi ungkapan mendalam al-Bushlry kepada Nabi Muhammad saw. Karya putsl terbaik seorang penyair adalah hasil dari ketajaman perasaannya (Gardner, 1972: 126). Sebagai karya sastra Arab yang baik dan populer,
Kasidah Burdah menggambarkan ketajaman perasaan cinta dan hormat dari seorang penyair (al-Bushlry) kepada nabinya.. Kasidah Burdah karya al-BCJshiry merupakan karya sastra Arab populer di Mesir pada abad ke-13 MasehL AI-BCJshiry hidup pada masa transisi perpindahan kekuasaan dari Dinasti Ayyubiyah ke Dinasti MamlCJk. Masa ini adalah masa pergolakan politik yang terusmenerus terjadi, kemorosotan akhlak melanda hampir seluruh negeri, para pejabat pemerintahan mengejar kedudukan dan kemewahan. Pada masa yang suram inilah kemudian muncui Kasidah Burdah sebagai reaksi terhadap situasi politik, sosial, dan budaya yang terjadi pada masa itu. AI-BCJshiry menyusun kasidahnya tersebut dimaksudkan agar umat Islam mencontoh kehidupan Nabi dalam mengendalikan hawa nafsu dan kembali kepada ajaran Alquran dan Hadis. Kasidah Burdah sebagai karya sastra Arab produk masa lampau, tidak bisa dipisahkan dari aspek pengarangnya, yaitu
.. Staf Pengajar Jurusan Sastra Asia Barat, Fakultas IImu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
102
FadlilMunawwar Manshur, ResepsiKasidah BureJah AI-BOsh7ry da/am Masyarakat Pesantren
,1,1 .Ikpresifnya. Jadi, pemahaman terhadap htklrwa akan lebih memadai apabila dilengkapi dengan pemahaman terhadap pengarangnya, ylng dalarn hal ini adalah al-BQshiry. Nama lengkapAI-BQshiry adalah SyarafudOfnMuehammad bin Sa'id bin chamrnad bin AbdlllAh bin Shanhajy. la dilahirkan di Dalash, dLa.saBani Yusuf pada tahun 1212. Ayahnya k,turunan Marokko, daridesa AbO Shayr. Dari k'duanama, Dalash danAbO Shayr, muneul "buah ungkapan ad-Dalashiry untuk nama M~ch.mmad bin Sa'id. Namun, karena mung~1"baglorangArab ungkapan itusulit diucapkan ~,.n ,ukar diingat, akhirnya ungkapan yang !'o!'uleradalah al-BOshiry (Mawardi, 1994). AI"eOshiry adalah seorang penyair Arab Y'n~(.ekaligus juga suf terkenal (Totell, 1\~~~:90) yang wafat di Iskandariyyah, Mesir ~~datahun 1296Masehi. AI-BOshiry mening,"I~.anwarisan Kasidah Burdah yang dibaea ~I~~jumlah besar masjid di Mesir, antara lain M~~Jldal-BOshiry di Iskandariyah, Masjid Imam ~~'lyn,Masjid Tarekat Ja'fariyah, dan Masjid .'ltlxZaynab di Kairo, juga Masjid Nabawi di Mlalnah. Di dinding-dinding masjid tersebut, _*:ll"bait Kasidah Burdah ditempelkan (www.bbe.eo.uk.2004; Manshur, 2006). AI"BOshiry pada masa keeilnya dididik oleh Iylllhnya.sendiri dalam mempelajari AI-quran dlnllmu-i1mu agama Islam. Selanjutnya, ia b~l.jarkepada ulama-ulama yang hiduppada Ilmannya. Untuk memperdalam i1mu agama a.nkesusastraan Arab, ia pindah ke Kairo, dan dlkota inilah al-BOshiry menjadi seorang ,.,trawan yang terkenal. AI-BQshiry termasuk !"nyairArab yang menghabiskan masa hidupnyauntukmenulis puisi (Gwinn, 1990:667) dan I<,mahirannya di bidang sastra, khususnya !,ulsl, telah melebihi para penyair lain pada Ilmannya. Selain itu, karya-karya kaligrafi alBashTry terkenal indah, bahkan ia memiliki kelhlian juga dalam menyalin naskah-naskah (www.amanah.or.id. Totell, 1952:90). Seperti halnya anak-anak muslim Mesir yang biasa belajarAlquran, ketika itu al-BOshiry tldak ketinggalan pula belajar Alquran. Di limping ltu, al-BOshiry sangat bergairah dan
.
bersemangat mempelajari dan mendalami ilmu-i1mu agama Islam dari berbagai guru, antara lain fikih, hadis, dan terutama tasawuf. Berkat keluasan i1mu yang dimilikinya itu, alBQshiry akhirnya diangkat menjadi mufti (pemben fatwa) di Mesir yang bertugas memberikan fatwa-fatwa keagamaan kepada para pejabat pemerintah. Kecenderungannya kepada tasawuf itulah yang mendorong al-Bushlry untuk belajar dan lebih memperdalam ilmu-ilmu tasawuf kepada guru sufi yang terkenal di Mesir, yaituAbO Chasan asy-Syadzily yang kemudian kepada penerusnya AbO Abbas al-Marsy (Glasse, 1996:65). Pada awalnya, al-BOshiry dikenal sebagai penyair istana (poet of eoult) yang hidup dalam Iingkungan kekuasaan Dinasti MamlOk pada abad ke-13 Masehi. Kasidah Burdah ditulis oleh al-BOshiy ketika ia berusia kurang lebih 50 tahun atau klra-klra antara tahun 1260-1268 (www.alhambraproduetion.eom.2003).AISOshTry menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dilingkungan istana Kerajaan MamlOk di Mesirsambil menulis puisi-puisi pullan untuk Nabi Muhammad sawdanpara putra mahkota kerajaan (QarTbullah, 2002). Kemuneulan Kasidah Burdah dalarn dunia sastra Arab tidak dapat dipisahkan dari kehidupan al-BOshTry dalam duniatasawufyang melembaga dalam bentuk tarekat. Tarekat yang digeluti oleh al-BOshTry adalah Tarekat Syadzliyyah yang saat itu dominan dalam kehidupan masyarakat Mesir. Ajaran tarekat ini eukup berpengaruh terhadap sikap dan eara pandang al-BQshTry dalam menyusun bait-bait Kasidah Burdah. Di Mesir, sampai abadke-21 ini,Tarekat Syadzliyyah masih hidup bahkan diamalkan oleh para pengikut setianya. Di samping mereka membaea wiridan khas tarekatnya, juga dibaea teks Kasidah Burdah al-BOshTry, sebagai teks dzlklr, seeara rutin dalam kehidupan sehari-hari (al-Chasani, 2005). Bangsa Mesir menganggap al-BOshTry sebagai "orang suei", walaupun tidak"se-suci" Imam Husayn, 'Aly Zaynal-'AbidTn, dan Sayyidah Fathimah (De Jong, 1993:3), tetapi 103
Human/ora, Vol. 18, NO.2 Junl 2006: 102-113
makamnya dibangun secara khusus dan banyak orang yang menziarahi makam alBushfry. Oi kalangan para sufi, al-Bushlry termasuk dalam kelompok sufi-sufi besar. Sayyid Machmud Fa'idh al-Manufy dalam kitabnya yang berjudul Jamharatul-Auliya, mengatakan bahwa al-BOshirytetap konsisten dalam hidupnya sebagai seorang suf sampai akhir hayatnya (www.amanah.or.id.2004). Sebagai penyair sufi yang memahami agama Islam dengan baik dan perilakunya yang salih, al-Bushlry mendapat gelar sebagai aI-Imam atau disebut imam. Oleh karena itu, dalam tradisi penulisan para wali Islam, nama alBOshiry dilengkapi dengan Imam al-Bushlry. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori estetika resepsi Hans Robert Jauss. Hal ini didasarkan pada satu pemikiran bahwa dilihat dari struktur teks Kasidah Burdah dalam berbagai bahasa, sambutan masyarakat terhadapnya dari zaman ke zaman, popularitasnya dalam sejarah sastra dunia, sambutan masyarakat pesantren dan manfaat membacanya, serta fungsi estetika sosialnya, maka penggunaan pandangan teoretis Jauss tentang estetika resepsi (Rezeptiongeschichte) dipandang cocok. Teori ini berpandangan bahwa kesejarahan sastra tidak bergantung pada organisasi fakta-fakta literer yang dibangun oleh post festum, tetapi pada pengalaman kesastraan sebelumnya oleh para pembacanya. Jauss (1983:20-21) menegaskan bahwa karya sastra bukanlah objek yang berdiri sendiri menawarkan pandangan yang sama kepada setiap pembaca dalam setiap periode. Karya sastra bukanlah sebuah rnonumen yang secara monologis menyatakan esensi sepanjang masa. Karya sastra lebih mirip sebagai orkestrasi yang selalu memberi resonanslresonansi baru di antara para pembacanya. Jauss, dalam teori estetika resepsinya, menekankan dimensi kesejarahan pada kritik sastra yang berorientasi kepada pembaca. Jauss mempergunakan istilah horison harapan (Erwartunghorizont) untuk menerangkan kriteria yang digunakan oleh pembaca untuk
104
mempertimbangkan teks-teks sastra dalam suatu periode tertentu. Horison harapan yang sebenarnya hanya berbicara tentang bagaimana karya sastra harus dinilai dan diinterpretasi ketika karya itu muncul, tetapi tidak berakhir dengan penetapan artinya. Menurut Jauss (1983:115), meminjam filsafat hermeneutik Hans George Gadamer, seorang pengikut Martin Heidegger, yang mengatakan bahwa semua tafsiran kesusastraan masa lampau timbul dari sebuah dialog antara masa lampau dan masa kini. Usaha untuk memahami sebuah karya akan bergantung pada pertanyaan yang ditimbulkan oleh Iingkungan kebudayaan yang mengitarinya. Jadi, penelitian sastra mau tidak mau bersifat historis, dalam arti bahwa resepsi sebuah karya sastra, dengan pemahaman dan penilaiannya, tidak dapat lepas dari kerangka sejarahnya seperti terwujud dalam horison harapan pembaca masing-masing (Jauss, 1983:202). Kasidah Burdah dapat ditempatkan pada poslsi sebagai karya sastra yang selalu memberi pengalaman kesastraan kepada para pembacanya, memberi resonansi-resonansi baru di antara pembacanya, khususnya dalam sejarah resepsinya pada masyarakat dunla, dan khususnya masyarakat pesantren, dan munculnya aneka ragam pembacaan, antara lain berbentuk penerjemahan ke dalam berbagai bahasa dunia. Berdasarkan pemikiran terse but, maka teori resepsi adalah teori yang memusatkan perhatian utamanya pada pembaca karya sastra di antara jalinan segi tiga: pengarang, karya sastra, dan masyarakat pembaca. Hal ini disebabkan oleh penalanan historis sebuah karya sastra tidak terpikirkan tanpa partisipasi pembacanya, dan karya sastra itu sejak terbitnya selalu mendapat resepsi atau tanggapan pembacanya (Pradopo, 1995:209). Peran 'pembaca' yang terlihat dominan dalam komunikasi sastra ini memperlihatkan bahwa pendekatan terhadap karya sastra tidak dapat hanya memperlihatkan pada teksnya saja, tetapi harus memberi tempat pada peran pembacanya, yaitu dalam proses berinteraksi
Fadm MunawwarManshur, ResepsiKasidahBurdahA/-BOshiry da/am Masyarakat Pesantren
dlng.n teka sastranya (Chamamah-Soeratno, 2001: 148). Karya sastra, dalam tataran makna, tldlk selalu dalam bentuk yang sudah dirumUlkln. Oleh karena itu, proses pembacaan tt,rhldapnya merupakan satu upaya mendekati blngunan (construct) makna yang diinginkan ollhplmbacanya. Dalam konteks inilah, karya ••,trldlpandang sebagai satu construct, satu b.~~unan yang memiliki sejumlah sisi. Melalui Itu, karya sastra itu dapat didekati. P,ttlm Ini bertolak dari pandangan yang melihat k!"Y.aastra dari kodratinya, yaitu satu bentuk Qlptlln manusla dengan segenap situasinya (Ohlmamah-Soeratno, 2001 :145). Pilndangan terhadap sastra dari sisi ~.!"'Umennya dapat dibaca pada sejumlah ~.,.~~>tekstual yang, antara lain, terbaca pada ~.~!presltekstual yang memperlihatkan fungsif~:m~.'sastra di dalam masyarakat. Di antarllnYlitadalah sebagai sarana menyampaikan ~J~r.n(moral atau agama), untuk kepentingan p~Utlkpemerintah, dan untuk kepentingan ,~,.I~lkemasyarakatanyang lain (Chamamah!8.~r~tno, 2001: 146). Kasidah Burdah sebagai ~lIbuah construct juga memiliki sejumlah sisl, .¥~'tusisi tekstual, sisi sejarah, sisi kultural, sisi .~~h.l, dan sisi keagamaan dengan segala ,Ituaslnya. Teori yang menuntun penelitian ini mengIrahkan pemahaman tentang kedudukan dan ~.ran pembaea, dalam proses peneiptaan teks-teks Kasidah Burdah dalam tradisi masyarakat pesantren, yang melahirkan lejumlah teks tulisan dan teks Iisannya, khususnya dalam bahasa Sunda dengan berbagai variasinya. Kelahiran sejumlah teks tullsan dan teks Iisannya tersebut, dalam tradisl masyarakat pesantren dengan segenap varlasinya itu, menunjukkan bahwa mereka membaca teks hipogram Kasidah Burdah yang berbahasa Arab dalam kegiatan kepesantrenan dan kegiatan sosial kemasyarakatan. Proses peneiptaan teks tulisan dan Iisannya dalam tradisi masyarakat pesantren mendapat perhatian utama karena pembaca dapat mengkomunikasikan isi dan pesan dalam teks tersebut secara estetis, mudah diueapkan, dan
.1'' '.'11
indah didengar. Dalam perjalanan sejarah resepsi masyarakat terhadap teks Kasidah Burdah, sudah tentu terdapat perbedaan antara penanggap satu dengan penanggap yang lain, terutama dalam menerjemahkan teks hipogramnya yang berbahasa Arab ke dalam teks transformasi yang berbahasa Sunda. Begitu juga, tiap periode berbeda dengan perlode lain dalam menanggapi sebuah karya sastra. Hal ini disebabkan oleh perbedaan horison harapan pembaca. Horison harapan adalah harapan-harapan seorang pembaca terhadap karya sastra. Seorang pembaca itu "mengharapkan" bahwa karya sastra yang dibacanya itu sesuai dengan pengertian sastra yang dimilikinya (Pradopo, 1995:207-208). Dalam membaca, menerjemahkan, dan menafsirkan teks Kasidah Burdah, sudah tentu para penyambutjuga memiliki horison harapan yang mengharapkan adanya keeocokan antara penerjemahan dan penafsiran teks Arabnya dengan teks terjemahannya. Tempat-tempat terbuka yang terdapat dalam teks Kasidah Burdahdieoba dUsi oleh para penyambut melalui penerjemahan ke dalam berbagai bahasa sehingga masyarakat pembaea (khususnya masyarakat pesantren) dapat menikmati teks Kasidah Burdah sebagai karya sastra yang berfungsi membimbing kehidupan rohaninya. Hasil pembaeaan yang dilakukan oleh penyambut terhadap teks Kasidah Burdah adalah berupa teks terjemahan dalam bahasa Sunda. Dalam hal ini, pembaca merupakan faktor determinan dalam menentukan makna teks, di antaranya ditentukan oleh peran pembaea. Makna teks bergantung pada situasi historis pembaea (bdk. Selden, 1986:112) dan tidak dapat dihindarkan dari faktor subjektifnya. Dalam konteks ini, dapat dimanfaatkan konsep subjektivisme tekstual atau solipsisme yang menyatakan bahwa teks sebuah karya sastra hanya dapat berwujud dan berkembang melalui keterlibatan subjektivitas para pembaeanya (Seung, 1982:2). Jadi, Kasidah Burdah, sebagai teks karya sastra Arab, dapat dikatakan bermakna dan bermanfaat apabila ia telah dibaea dan dinikmati oleh para pembaeanya.
105
Human/ora, Vol. 18, NO.2 Jun/ 2006: 102-113
KASIDAH BURDAH DALAM GENRE SASTRAARAB
Kasidah Burdah ditinjau dari sisi ekspresif termasuk genre puisi perasaan (asy-syi'rulghina'iy), yaitu ungkapan perasaan penyairnya (al-SQshlry), sedangkan ditinjau dari sisi objektif termasuk puisl cerita (asy-syi'rul-qashashy) , yaitu teks yang bercerita tentang pujian penyair kepada Nabi Muhammad saw. Adapun dari segi bentuk, Kasidah BUrdah termasuk asysyirul-multazlm (puisi tradisional) yang terikat dengan aturan wazan (bachar) atau disebut poeticalmeterdan qMiyah atau disebut rhyme (Hamid, 1995:55, 113, Noormuhammad, 2005:2). Kasidah Burdah sabagai puisi pujian kepada Nabi dalam sastra Arab dimasukkan dalam jenis madchun-naby (pujian kepada Nabi), sedangkan dalam sastra Persia dan Urdu dikenal sebagai sastra na'tiyah yang artinya juga pujian. Dalam tradisi sastra Arab, madchun-naby mula-mula ditulis oleh Chassan bin Tsablt, Ka'ab bin Malik, Abdullah bin Rawahah, dan Ka'ab bin Zuhayr (Sidogiri Com, 2004, Brockelmann, 1937:67,68). Pada abad ke-16 Masehi muncul seorang penyair madchun-naby yang bernama Tsa'iaby yang juga seorang krltikus sastra: Namun, kemunculan Kasidah Burdah al-SQshiry dalam bahasa Persia, sebagaimana kemunculan karya MajdQd-Din Sana'iy, jenis sastra madchun-naby atau na'tiyah mencapai fase baru, yaitu tahapan sufistik karena karya-karya yang muncul bernafaskan tasawuf. Kemunculan al-Bushlry dan Majdud-Din Sana'iy ini membuat puisi madchun-naby berkembang pesat dalam dunia eastralslarn. Khusus karya al-Bushtry dengan Kasidah Burdah-nya telah memberikan pengaruh besar terhadap kemunculan berbagai bentuk kesenian Islam (SidogiriCom, 2004). Para penyair sufi Arab yang mencipta puisi-puisi sufi, yang betema madchun-naby, selain al~Qshiry adalah Ibnul-Farid, Ibnul-Araby, Ibnul'Arif, an-Nablisy, Ibrahim ad-DasQky, dan Muchammad al-Sakry (Chassan, 2003:374). Sebagai puisi madchun-naby, bahasa Kasidah
106
Burdah menggunakan bahasa Arab yang berirama sehingga akan terdengar indah apabila dinyanyikan. Bahasa yang digunakan dalam teks Kasidah Burdah adalah bahasa puisiArab yang indah, baik dalam tataran teksnya maupun maknanya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila kasidah ini mendapat sambutan besar dari masyarakat sastra di sejumlah negara di lima benua: Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia. Di Asia, khususnya Indonesia, kasldah ini dlsambut oleh masyarakat pesantren, antara lain di pesantren-pesemren Sunda di Jawa Barat. Sambutan terhadap Kasidah Burdah tersebut berbentuk naskah, karya Iisan, rekaman, dan seni pertunjukan. Sambutan dalam berbagai bentuk itu disebut Kasidah Burdah tradisi Sunda, yaitu teks terjemahanyang ditulis oleh orang Sunda dalam Iingkungan soslobudayanya. Resepsi Kasidah Burdah khususnya dalam bentuk naskah Sundaternyata mendapat parhatian dari para penyambutnya, terutama para santri yang hidupdLpesantren-pesantren Sunda diJawa Barat, Perhatian para santri itu disebabkan oleh bentuk terjemahannya dalam bahasa Sunda yang indah, yaitu teks mempunyai potensi rima (persamaan bunyi) dan irama (tinggi-rendah suara). Kasidah ini dlbaca oleh para santri dalam kegiatan kepesantrenan sehari-hari sebagai bentuk atau doa kepada Allah swt dan selawat kepada Nabi Muhammad saw. Jadi, dalam tradisi pembacaan selawat di pesantren, apablla santri membaca teksnya berarti ia sedang berdoa kepada Allah dan berselawat kepada Nabi.
KASIDAH BURDAH DALAM SAMBUTAN MASYARAKATPESANTREN Dalam kaitannya dengan peran pesantren sebagai pusat tradisi pembacaan selawat Nabi, Kasidah Burdah dapat dikategorikan sebagai kitab keagamaan yang bercorak sastra, yang mendapat sambutan besar dari masyarakat pesantren. Dalam tradisi pesantren pada umumnya, dan di Jawa Barat khususnya, teks
FadlilMunawwar Manshur, Resepsi Kasidah Burdah AI-BOshlry dalam Masyarakat Pesantren
J(,sldah Burdah merupakan objek kajian santri kill. Teksnya yang dikaji itu ada yang berut:ll karangan ulama yang sudah berbentuk kltlbberbahasa Arab, tetapijuga ada teks yang altullt dan diterjemahkan ke dalam bahasa IlJnda oleh kiai bersama santrinya di Ilngkungllnpesantren yang dipimpinnya. Dalam hal !~hKSSidah Burdah termasuk teks yang ditulis alenklal dan dlajarkan di pesantren, yang la"lIuliatullsannya ada yang berbahasa Arab, ~\Ida juga yang menggunakan bahasa ~n~Qdengan huruf Arab. XFS'j'SSPengajaran kitab, pada masa lalu, ",.rut:lakan satu-satunya pengajaran formal qdlberlkan dalam lingkungan pesantren Cfler, 1982:50). Dalam sistem pendidikan Mtren, Kasidah Burdah dimasukkan dalam ulum pesantren sebagai bagian dari ngajlan kitab-kitab Islam klasik dan bagian rIp roses belajar-mengajar dalam kehidupan Intren. Tradisi pengajian kitab kasidah ini esantren-pesntrten Sunda di Jawa Barat kan oleh kiai dan santri dalam bentuk ah,karya Iisan, rekaman, dan seni perkan.Dalam tulisan ini, objek yang dibahas Ihresepsi Kasidah Burdah dalam naskah mahan Sunda. Teks Kasidah Burdah, sebagai karya .~'llIgamaan, mendapat sambutan masyarakat p'.antren berupa teks terjemahan, khususnya aalam bahasa Sunda. Kegiatan bersastra masyarakat pesantrenterlihat, antara lain pada apreslasi religius merekaterhadap karya-karya 'Istra keagamaan yang termuat dalam kitabkltlllb khas pesantren, khususnya yang mthgandung puisi-puisi pujian dan selawat Nabl Muhammad saw. Kasidah Burdah mendapat sambutan fungsional dalam proses belajar-mengajar pada masyarakat pesantren, dIn dalam kehidupan masyarakat luas. Dalam sambutan itu, para santri membaca teks Kasidah Burdah di satu pihak se-bagai ekspresi estetiknya, sedangkan di pihak lain lebagai bagian dari kehidupan spirltualnya. Dalam hal lni, estetika sebagai ekspresi rellglositas terkait erat dengan spiritualitas. Bentuk-bentuk ekspresi yang berhubungan
chin,
dengan spritualltas, seperti puisi-puisi pujian dan salawat kepada Nabi Muhammad saw memiliki kedudukan istimewa (Hadi, 1997). Jadi, keistimewaan Kasidah Burdah terletak pada nilai estetis dan fungsi spritual bagi pembacanya. Tradisi pembacaan karya-karya sastra keagamaan di pesantren, khususnya teks Kasidah Burdah, tidak terlepas dari peran kiai yang dominan dalam kehidupan tradisional pesantren. Dalam kegiatanpembacaan kitabkitab, peran kiai dominan karena alasan utama kemunculan pesantren adalah untuk menyebarkan ajaran Islam. Dalam resepsi masyarakat pesantrenterhadap kitab-kitabitu, potensi kiai tampak dalam proses penciptaan karyakarya ajaran Islam. Sementara itu, santri adalah unsur penting dan potensial bagi kiai dalam proses penciptaan karya-karya ajaran agama Islam tersebut. Kedudukan kiai yang menonjol itu karena kiai merupakan personifikasi yang utuh dari sistem nilai masyarakat pesantren (Mas'udi, 1985:56). Personifikasi kiai dalam sistem nilai masyarakat pesantren itu tercermin dalam kegiatan kepesantrenan sehari-hari, yaitu pengajian kitab-kitab yang diselenggarakan secara teratur dan berjenjang. IImu-ilmu tersebut dimasukkan dalam kurikulum pesantren sebagai objek kajian para santri. Dalam hal ini, teks Kasidah Burdah dalam kurikulum pesantren dikategorikan ke dalam kelompok ilmu suti, yaitu i1mu yang membimbing hati supaya takwa dan taat kepada Allah swt (alGhazaly, t.t.:8). Di antara sarana penyebaran ajaranajaran agama Islamyang efektif adalah melalui bahasa sastra. Dalam hal ini, bahasa sastra merupakan salah satu alat memenuhi harapan, merealisasikan cita-cita, atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Para pemimpin agama, misalnya, mengucapkan doa-doa dan. membawakan nyanyian-nyanyian pujaan kepada Tuhan dalam berbagai kegiatan keagamaan bernafaskan kitab suci masing-masing untuk memenuhi hasrat batin atau rohani manusia dengan bahasa yang indah (Alfian, 1992:1). 107
Humaniora, Vol. 18, No.2 Juni 2006: 102-113
Demikian juga, kiai, sebagai pemimpin agama di pesantren dan lingkungannya, selalu membaca doa-doa, dan dalam kegiatan keagamaan tertentu, membaca selawat dengan nyanyian-nyanyian kasidah sebagai pujaan kepada Allah swt dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad saw. Jadi, bahasa sastra, sebagai bahasa yang indah dapat mengkomunikasikan pesan-pesan keagamaan secara efektif kepada pembacanya untuk dinikmati dan dijadikan pembimbing kehidupan rohaninya. POPULARITAS KAS/DAH BURDAH DALAM BERBAGAI TRADISI Kasidah Burdah, sebagai karya sastra keagamaan, mendapat sambutan besar masyarakat sastra di sejumlah negara di lima benua dari awal kelahirannya, pada abad ke13, sampai dengan abad ke-21 ini. Hal ini menunjukkan bahwa Kasidah Burdah menjadi salah satu karya sastra dunia yang populer. Oleh karena itu, perlu diuraikan sejarah resepsi dan popularitas Kasidah Burdah dalam berbagai tradisi di sejumlah negara di lima benua, yaitu di benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia. Dalam tulisan ini, yang disebut tradisi adalah resepsi Kasidah Burdah dalam bentuk penyalinan teksnya yang dilakukan oleh penyalin dari berbagai bangsa dan periode zaman yang berbeda.Tradisi inilah yang melahirkan teks Kasidah Burdah dalam berbagai variasinya, dan aneka variasi ini pulatah yang mengantarkan kasldah ini menjadi populer di berbagai negara. Sambutan besar terhadap Kasidah Burdah dari setiap generasi pernbaca pada setiap periode zaman menunjukkan bahwa karya sastra Kasidah Burdah bergerak seperti spiral, yaitu melingkar dan menaik. Menurut teort Vico, sejarah bergerak menurut garis spiral, suatu kombinasi antara garis siklus dan garis maju (Kartodirdjo, 1992:79). Dengan demikian, perjalanan historis Kasidah Burdah terus bergerak melingkar mengikuti perputaran zaman dan tidak pernah berhenti dari sambutan generasi manusia pada setiap abad. Pada setiap abad selalu ada generasi manusia, 108
yang mewakili zamannya, yang menyambut Kasidah Burdah sesuai dengan selera zamannya (zeitgeist). Dalam konteks inilah, dipandang perlu menguraikan berbagai sambutan masyarakat sastra di berbgai negara itu sebagai bukti sejarah akan popularitas
Kasidah Burdah. Kasidah Burdah adalah salahsatu karya sastra besar yang populer selama ber-abadabad (Nasr, 1994:114) yang mendapat sambutan dalam sejarah perkembangan sastra dunia sepanjang zaman (Glasse, 1996:65). Tidak ada satu pun puisi lain dalam bahasa Arab yang mampu menandingi kemashuran Kasidah Burdah. Lebih dari sembilan puluh komentar (syarah) ataskasidah itu telah disusun. Bait-bait Kasidah Burdah masih sering dijadikan mantera, bahkan kaum Drusis hingga saat ini selalu membacapuisi-puisi itu dalam upacara pemakaman (Hitti, 2005:883). Kepopuleran Kasidah Burdah dapat dilihat pada sambutan besar atasnya yang berupa terjemahandalambahasa Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Persia, Turki, Rusia,Cina,>Berber, Urdu, Swahili, dan ba-ha-sa-bahasa yangdigunakan bangsa Nordic, yaitu Norwegia, Swedia, Denmark, Islandia, dan Finlandia (asy-Syantanawy, t.t.:524, Hitti, 2005:883, islamicrxtbooks.coml rus, www.sandala.co.uk/chinese, www.alghazali.org.2004). Teks matan Kasidah Burdah yang paling awal terdapat dalam antologi puisi al-BOshTry yang berjudul Hamziyyah, sedangkan puisinya yang secara tematik mirip dengan Kasidah Burdah adalah Kasidah Mudriyyah. Naskah Hamziyyah yang di dalamnya terkandung teks Kasidah Burdah itu, telah diberi komentar oleh Ibnu Hajar at-Haytarny yang diberi judul elMinah a/-Makiyyah (Drewes, 1955:20). Teks Hamziyyah di berbagai pesantren dan perpustakaan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia tidak ditemukan, tetapi pada tahun 2006 teks ini dapat ditemukan di Cairo, Mesir dalam bentuk naskah yang berjudul "Syarchul-
Hamziyyah fy Madchi Khayril-Bariyyah 1iIlmemia/-BOshlry" (Syalaby, b.s.). Adapun teks
FadlilMunawwar Manshur, ResepsiKasidah Burdah A/-BOshiry da/am Masyarakat Pesantren
J«~lil/,ll:Jh
Mudriyyah terdapat dalam kitabyang I;HflI'JUdul Syarchu Burdatil-Madlch asy'y(.rTftlful-Mubarakah dan kitab SyarchulSlVOry'alal-Burdah atau Chasyiyatul-'BajOry ."Mafanil-Burdah (Ibrahim, 1979, al-BajOry,
Burdah (Drewes, 1955:20). Naskahnya dapat dilihat pada Persian Catalogue Volume 9, Nomor 926 (klibrary.nic.in.2004). Pada tahun 1761, untukpertama kalinya, naskah Kasidah Burdah berbahasa Latin disebarkan oleh Uri, seorang orientalis dari Universitas Leiden, t.tS5). 8ambutan terhadap Kasidah Burdah, (Boubakeur, 1980:7) dengan judul Carmen etllllrnsejarah perjalanan teksnya, dapat dilihat Mysticum Borda Dictum. Pada tahun 1722, p.~~lsyarBh lsma'll ad-Dlmasyqa yang ditulis teks matan dan komentar Kasidah Burdah ~.~9~tahun 1262 (masih sezaman dengan al- Khatid al-Azhary disalin oleh Ibrahtm Ibnu IIQahtry)yang naskahnya tersimpan di sl- Syaykh Ibrahim Ibnu Salamah. Khalid alt,bBtul-'Ahliyyah Kode 1620 di Paris, Azhary adalah komentator Kasidah Burdah ools(as-Syantanawy, t.t. :529). Pada tahun yang dlkenalluas sepanjang zaman, ia wafat Ofi.dl Kairo, Chasan ath-ThOkhy Achmad pada tahun 1499 (Drewes, 1955:20). PeIlssyarah Kasidah Burdah dengan judul nyalinan teks Kasidah Burdah versl Khalid almfJ'u/-Lath1f. Pada abad ke-17 di Persia Azhary yang berikutnya dilakukan olehAbdurRachim bin Abdul-Qadir pa-da tahun 1844. ~B~tteks komentar yang berjudul Sharh-i <:f,ah-i Burdah yang disalin oleh Mu- Teks Kasidah Burdah versi al-Azhary ini juga .ad Qasim pada tanggal 28 Shafar tersimpan dalam bentuk microfilm di Manul',atahunHijriyyah danMasehi). Naskahnya script in Microformat pada University of ChiImpan di Office. Library Catalogue, India, cago Library (www.lib.uc-hi-ca-go.edu.2004). Resepsi Kasidah Burdah tidak hanya or 2647-2652. Pada teks komentar ini pibait Kasidah Burdah, di samping diberi dalam penamaan judul kasidah seperti NahjulIliIf:lan gramatika dan sintaksis, juga Burdah karya Syauqy, tetapi resepsi jugadalam kan makna setiap baitnya yang teks pilihan kata (diksi) pada kasidah-kasldah yang a>diberi tanda warna merah (http:// muncul setelah Kasidah Burdah al-SOshiry. Hal inibisa dilihat pada Kasidah Kasyful-Ghummah ..ry.nlc.in.2004). Ibnu MarzOq at-Talmasany menulls fy Madchi Sayyidil-Ummah karya Muchamntar Kasidah Burdah yang mendapat madSamy al-SarOdy yang sebagian besar teks n/dari Reinhart Pieter Anne Dozy (1820- kasidahnya Itu menggunakan kata-kata yang sebagai karya Ylilng menakjubkan dan sama dengan Ka-sidah Burdah al-Bushlry (alh(as-SyantanawY'l t.t. :529, www.1911 Hasylmy, 1965:253-254). Teks kasidah alOlopedia.2004).lbn~ MarzOq at-Talmasany SarOdy Ini memuat 450bait(al-Anshary, b.s.:4) naldengangelaral-Chaf/dh, yaltu seorang jauh lebih banyak darlpada teks Kasidah pmrf'k'h, ushul fiklh, hadis, dan sekaligus Burdah al-SOshiry yang terdiri atas 160 bait. •• ~trawan. Karya-karyanya, selain syarah Jadi, ada keterkaitan (intertekstualitas) yang besar antara Kasidah Kasyful-Ghummah fy ~'S/dBh Burdah yang terkenal itu, di antaranya Madchi Sayyidil-Ummah karya al-Barudy ~~.Iah(i) BI-Mafatlchul-MarzOqiwah Iichallil-Afali dengan W,'stlkhrElji Kha-bElyal-Khajrijiwah, (ii) Anwa'udKasidah Burdah al-Bushlry, yang memO/r'ry fy Mukarraratil-Bukhary, (iii) NOrul-Yaqln posisikan teks al-Barudy sebagai teks fy SYBrchiAUliya'i1-LElhil-Muttaqln, dan (iv) Tafslri transformasi, dan teks al-BOshiry sebagai teks 'OratIMkhltlsh. Ibnu MarzOq at-Tel-maseny wafat plda tahun 1438 di kota Talmasan (Hasyim, hipogram. Di samping itu, pada tahun 1839, Muchyid2004:10). Pada tahun 1515, Nurud-DTn ad-Dimyaty Din Muchammad bin Musthafa, yang dikenal menulls komentar Kasidah Burdah dalam dengan nama Syaykh Zadeh, dan Umar bin bahasa Persia yang berjudul Sharh-iQasida-i Achmad al-KharbOty menu lis komentar 109
Human/ora, Vol. 18, No.2 Jun/2006: 102-113
Kasidah Burdah yangterkodifikasi dalam kitab yang berjudul 'Ashidatusy-Syahdah Syarchu Qashidatul-Burdah. Kitab ini mengalami cetak ulangpadatahun 2006 dan naskah terbarunya dapatdijangkau oleh penults di Kairo, Mesir(alKharbuty dan ZAdah, 2006). Selanjutnya, alBAjury, pada tahun 1842, juga menyalin teks matan dan komentar Kasidah Burdah yang terkodifikasidalam kitab berjudul ChasyiyatulBajDry 'ala Matanil-Burdah. Kasidah ini juga terkodifikasi dalam kitab berjudul MajmD'atulMawalid yang pertama kali diterbitkan oleh Mathba' Muchammad di Bombay, India. Kitab ini tidak hanya berisi teks Kasidah Burdah, tetapi juga memuat Kasidah Barzanjy dan Maulidu Syarafil-Anam (Drewes, 1955:19). Ketiga kitab yang disebutkan terakhir dikenal secara luasoleh masyarakat pesantren di Indonesia, khususnya pesantren-pesantren Sunda di Jawa Barat. Resepsi Kasidah Burdah dilakukan oleh Silvestre de Sacy dengan memasukkan terjemahan Kasidah Burdah, berbahasa Prancis, pada tahun 1822 di Paris dalam karya-karya terjemahannya dengan judul Exposition de la FoiMusulmane (as-SyantanAwy, t.t. :529. Teks terjemahan Kasidah Burdah dalam bahasa Prancis yang lain dapat dilihat pada karyakarya Rene Basset (1894) dan Hamzah Boubakeur (1980) (www.uni-koeln.de.2005). Kasidah Burdah karya Rene Basset ini berjudul La Bordah du Cheikh a/-Bousiri, Introduction (Drewes, 1955:20). Pada studi lnl, teks terjemahannya dalam bahasa Prancis yang lengkap, yang dapat dijangkau oleh peneliti, adalah karya Hamzah Baoubakeur. Oi samping itu, Vincenz von Rosenzweig (1824) menulis komentar, terjemahan, dan kritik Kasidah Burdah dalam bahasa Jerman yangdapatdilihatpada karyanya yangberjudul Funkelnde Wande/sterne zum Lobe des Besten der Geschopfe. Naskahnya tereimpan pada Arabic Catalogue p. 237;J. Aumer, Arab, Catalogue p.234; G. FIOgel i, p.465; W. Pertsch, GothaArab. Catalogue No. 2275; Haj Khai. Iv, p. 523 (http://kli-brary.nic.in.2004). Padatahun 110
1860, karya terjernahan dalambahasa Jerman ini kemudian disempurnakan oleh Rolfs dan Behrnauer di Wiena sehingga menjadi karya tenernahan terbaikdengan judul Die Burda, ein Lobgedicht auf Muhammed yang disertai dengan terjemahannya dalambahasa Prancis, Turki, dan Persia. Teks terjemahan ini dapat dilihat pada naskah-naskah keagamaan yang ditulisolehD. Edv. Lehmann dan D. HansHaas (www.philos.website. 2005). Sebelum Rosenzweig, Rolfs, dan Behrnauer, terdapat juga terjemahan dan komentar Kasidah Burdah dalam bahasa Jerman, karya De Hammer, yang berjudul Constantinople undBosporos yang diterbitkan di Budapest, Hongaria pada tahun 1822 Masehi (Boubakeur, 1980:7). Teks terjemahannya dalam bahasa Jerman yang lain (pada abad ke-20) dapatdilihatpada karyaUweTopper (1991) (www.uni-koeln.de.2005). Padatahun 1881, J.W. Redhouse menulis terjemahan Kasidah Burdah dalam bahasa Inggrisdenganjudul The Burda yang terdapat dalam buku karanganW.A. Clouston berjudul Arabian Poetry for English Readers (asSyantanAWy, t.t. :529). Teks terjemahannya dalam bahasa Inggris yang lain dapat dilihat pada karya FA'izul-LAh-Bhai yang berjudul A
Moslem Present, the Poem of the Searl (Bombay, 1893), Arthur Jefferey (1962), dan Stefan Sperl (1996) (Boubakeur, 1980:7, www.uni-koeln.de.2005). Kemal Pashazade menulis terjemahan lengkap Kasidah Burdah dalam bahasa Turki kurang lebih pada tahun 1509 Masehi (abad ke-15), ia hidup antara tahun 1469-1534 (www.sandala.co.uklturkish.htmI.2004).Selain itu, al-Halveti, pada abad ke-18 Masehi, juga menulis terjemahan dan komentar Kasidah Burdah karya al-BOshiry dalam bahasa Turki. Teks al-Helveti ini tersimpan di Princeton Collection of Islamic Manuscripts, Third Series, NewAccessions (Arabic, Persian andOttoman Turkish Manuscripts) bernomor Shelf 337 (Princeton, 1995). Resepsi Kasidah Burdah dalam behasa Italia dapatdilihat padakarya Giuseppe Gabrieli
Fad/i/ Munawwar Manshur, ResepsiKasidah Burdah A/-BOshfryda/am Masyarakat Pesantren
(1101)
y.ng menerjemahkan dan memberi dengan judul a/-Burdatain, a i due .r'bldel Mantello (Drewes, 1955:25, 1J1'\1"koeln-de.2004). Pada tahun 1917,di ,M"lr, lbnu 'AsyQr juga menulis komenaillm bahasa Arab (as-Syantanawy,
",m,"ter ),
il
t II
a It /\
'",
n
,
n
4 in la Ih
1/5,
an 17
sa eli
mbutan masyarakat daerah di rl(dl Aceh, 1896) terhadap Kasidah allp"t dllihat pada karya terjemahan van allarn bahasa Melayu yang kemudian .hun 1955 diedit oleh Drewes 1"1.1995:27). Tulisan J. Kreemer juga kan bahwa di Aceh terdapat nyayang terkumpul dalam Na/am dlterjemahkan oleh Teungku Tjeh Arabyang be~udul Aqldatul-AwlJm Ian diterbitkan. Pada penerbitan I.Ilfsekitar tahun 1925, di Koetaraja Ilterjemahan Kasidah Burdah yang ~~Idalam naskahberjudul MajmD'atur(Drewes, 1955:19). Berdasarkan uraian epafdikatakan bahwa resepsi Kasidah delamberbagai tradisi, baikdi negaraArab dan non-Arab maupun negaraBerat dan Asia, khususnya Indonesia, Ikan bahwa kasidah iniadalah sebuah traArab yang populer dan diapresiasi a,yarakat luas.
PULAN K'sldah Burdah adalah karya sastra Arab Ihampau yangmendapat sambutan besar masyarakat sastra di sejumlah negara di benua dari abad ke abad. Kemunculan dlh Burdah pada masa Dinasti MamlQk ~1J)lndang rnemilikleejarah yang unik karena ,Wdlya dan sastra Arab pada masa itu, .etelah mengalami kemajuan besar pada rna•• sebelumnya, kemudian pada separoh kekuasaan Dinasti MamlQk mengalami kemundururan secara kualitatif. Kemunculan Kasidah Burdah pada rnasa kemunduran ini dlpandang sebagai cahaya yang menyinari umat manusia yanghidupdi tengah kegelapan. Kasidah Burdah, sebagai bagian dari genre sastra keagamaan khas pesantren,
yang "bahan bakunya" diambil dari teks-teks berbahasa Arab, ternyata menyimpan banyak nitai luhur kehidupan, yang dikemasl11elalui bahasa sastra, yang berguna bagi obor kehidupan manusia saatini. Berdasarkan nitainitai luhur yang bersifat universaHni dapat dikatakan bahwa Kasidah Burdah, sebagai produk budaya rnasa lampau, mempunyai fungsi sosial keagamaan yangdapatdijadikan salahsatu pedoman bagi kehidupan masa kini dan dapatmenjadi bekal bagikehidupan masa depan. Fungsi sosial keagarnaan iniadalah untuk membangun kohesivitas dan solidaritas soslal dalam kehidupan keluarga bangsa Indonesia pada umumnya, dandalampergaulan kebersamaan masyarakat pesantren pada khususnya. Kasidah BurcJah, dalam transmisi teksnya di dunia pesantren dansejarahteksnyadalam berbagai tradisi, mengisyaratkanbahwa sikap, penghargaan, dan pUjian ·rnasyarakatluas kepada Nabi Muhammad saW bersifatuniversal dan tidak dibatasi oleh ruangdanwaktu. Masyarakat muslim di dunia,dan juga rnasyarakat pada umumnya, menikmatiKasidah BurcJah ini sebagai ekspresi estetikkesastraan dan sensibilitas budayanya. Kasidah Burdah adalah karya sastraArab yang mendapat sambutan besar besar dari masyarakat Indonesia, khuslJsnyamasyarakat di pesantren-pesamren Sunda di JawaBarat, diwujudkan dalam bentuk kegiatan pembacaan dan pelisanan intensi! dalamkegiatan kepesantrenan dan kemasyarakatan.Resepsi Kasidah Burdah di pesantten"pesantren Sundatersebutmenunjukkan bahwaapresiasi terhadapsastra Arab di· kalangan· santl'i sUdah menyatu dalamkehidupankeagamaah. Hal ini menunjukkan bahwa Kasidah BlJrcJah· adalah karyasastraArabyanqbemuansakeagarnaan khas pesantren, DAFTARRUJUKAN Alflan, Teuku Ibrahim. 1992.SastraPerang. Sebuah Pemikiran Mengenoi Hikayat Perong Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.
111
Humaniora, Vol.
18, No.2Juni 2006:
102-113
al-Anshary, Achmad al-Hubarak al-Khajrajy.B.s. AI(Herman Leonard Beck dan Nico Kaptein). jakarta: Hdmaziyyatul-Bahiyyah. fy Madchi KhayrU-Bariyyah Indonesian"Netherlands Cooperation inl~l~micSt~die~ '··{INis). SOyyidina Mucharnmad saw. al-Qahirah: Darul-Arisnar. al~Baydhawy,al~Qad hy.B.s..AI-Kawakibud..Durriyyah DhC:>fier,Zamakhsyari. 1982. Trodisf Pesiihtren;. Studi Tasbf'ul-Burdatil~BUshliiyyahfY MadchiKhayrUlBC1riyYah. ' tental1g HidtipKyai.Jakarta:LP3ES. Drewes; GNY.J. J 955.• Een 16 deE.euwse MaleiseYer:!aling al~Qahira.h: Darul-Anshar. van de Burdaan AI-Bushiri (ArabischLofdichtop al..Bajury, lbrahlm danKhalid al-.A.zhary, t.t. ChCisyiyatu/Mohammad). Leiden: 'S-Gravenhage, Martinus B4jQri 'ala.MatanH-B(Jrdah·Tanpakota. a1~G. haU1y, MU,charnrnCid..b.s.M.., in.haju/-'AbidlQ.. Maktbatu Nijhoff... .•.. ...•... ..................•....• . . . Dari ,lhya'iI-KutuJ?il- 'Arabiyyall: DirePr()duksidi FarhOd, Hasan Syadzill. 1977. AI-Adabf,J.NushQshuchuw(1 '. Tarlkhuhu.JC:lddan: Darul-Ishfahany~ '..... ' Ipdonesia,b.m./ .. , ,' . '..' Gardner; ~elen. 1972. Religion andyterciture.New York: al-Hasyimy, SayyidAcpmad.. !965.jawahiwl-AcjaOn Agabiyyatinwajnsya'iLugh(Jd/~ 'trab.A1-juz'ul-Awwal Oxford Universit)'Press, o~rord. '. ....• ' . Glasse; Cyril. 1996. E.nsiklopedi Islam. Tei-jemahari dari .wal-juz'uts-Tsany., BayrOt: P~rul-Fikr:.. ... . . The Concise EncyClopaedia OfIslam'. 'jakarta:PTRala' al-KharbOt)', 'Umarbi~ AcharnddanSyaYkhzadah. 2006. . Grafindo Persada, "'Ashidatusy-Syahdah Syarchl QC1shidatU~Burdah ..al" Gwinn,RobertP..PeterB.Norton,PhilipW.G()etz;I~90 ..· "Qahirah:DaruIJawarriHiPKalim; Thef',/ew EncyClqpaeqiaBritannica. }/olul1'le 2, I5~h. Malan, Achmad ThQran.·1999.Adz..Adiuhruwa/~Vddatu .Editi8n;<;:bic;ago:.Thel.ll1i~C:lrsit)'.8fC:hlcfg9~·, .. fy SyarchU-Burdah, Ta'llfMuchammad 'AIY";bou'Allan Hadi V'l.1'1'.1'Qdul. "Tanp~ Estetika, Kehidupal1~C:lrag~ma ash~Shidd1qyal-Makky. ,M; 0: ,llahiyat Fa,I<,ultesiVakfi . Cenqerung Fqrmalis~ikdaI1K~'ri;'g':' dalalll'5o~pas .Yayil'llariBa"larbilShlstaf1b.yl: ,Turkey..... No.14~ Tahunke-33.24 t'JovTt1lberI997,Jak~~a; asyc$yantanawy,.Ac:Qn:l.ad.· ..9·s·,oa;ir(Jt':l!-Ma·OrifilHarhid,Mas'an. 1995./lrhU Ar(kJl dan'QawaffSlirabaya: Islarniyyab-. A1-Mujallidur~Rabr.B,ayrAt;.c>a~ul~Fikr. AI~lkhlas. ., Atha, Muchammad Abdul-Qaqir .f\~hmad.200( Hasyim, MuchammadSalim.2004.ddz-D:zuHru~bl-'Uddatu 'Umdatu. fy. Ma~hdsinisy-'Syi 'rl~aAdabihi, ra~llfal fy SyClrchil-Burdah,Ta'l1fMucnarhrrrad"Alyibnu'Allan Imamu Aby 'AlQal-Chasa"i ib,?i ~asylqal-Qayrawdny. ash-Shlddlqy al-Makky.BayrOt: Darul-KutubiJ~ Bayrut: Darul-Rlitubll-'lIitliyyah; ..' . 'II-miyyah; . Babty,'.A.z7za.h Faw\JG~1.1998>MdlainrIsV·Syu'al'a'l/~ Hitti, Philip K. 2005. History ofTheArqps.piter:jem<¥lkan Muchadramm waf...Umawiyy,n.; B'i}/rCit:DaruSh!dir. oleh Cecep.Lukl1'lan. Y'¥lip~",n[)edISlamet .Ri}'adi Bakalla, M.H. 1984. Arabic Cu/tut'eTht'olighitsLanguage dari judyl History ofThe Arabs:Fromthe E.c1rliest Times and Literature. Londol'l,Boston,Melbourne and to the Present. jakarta: P.T- 5erambr IImu Seitlesta.. '. .Henley: Kegan Pau I International. lbrahtm, Abdul-Nuta'all Muchammad. 1979. Syarchu B()ubakeur;Syaykh Hamza. 1980~5harafud-Dln AI-BUsh1'ry, Burdatil-Madlch Asy-Syal1fatu/-Mubarakah. al-Qahirah: A/-Burda(Le Manteau). Poem Consage A tE.loge Du Maydanul-Azhar. Prophete De tlslam. Paris: ~Instltut Musulmane de la Jauss,HansRobert. 1983. Toward anAesthetic ofRec~tion . .Mosqule.· '" Minneapolis: Uniyersity ofMinnesota. Brockelmann, C. 1937. Geschichte Der Arabischen Kartodirdjo, Sart?f1o.. 1992.1992. Pende.katan Umu 50sial L.ltteratur. Lelden:Supplementbarid I. E.j.Belll. dalam"1etodologi 5ejarah. )akarta:P.T- Gramedia. Brulnessen, Martin van. 1995; KitabKuning.Pesantren, dan Manshur; FaalH Munawwar. "Pengamatan langsung tentaHg Tarekat.Bandung: Mizan. Pembacaan Kdsidah Burdah oleh Masyarakat Mesir Chamamah-Soeratno.Sitl. 200I. "Pengkajian Sastradari dl RotaCairodan Iskandariyah", yang dilaksanakan Sisi Pembaca: Satu PendekatimMetodologis"dalam dari tanggal30 April 2006 saitlpai denganl 0 Mel Metodologi Penelitian 5astra. Yogya~rta: Hanindita 2006. GrahaWldia. Mas'udi, Masdar Farid. 1985; "Mengenal PemikiranKitab Chass!n, 'Abdu-Chak7m. 2003. At·TashshawwufufisyKl!ning" dalam M.Da\Nam Rahardjo (ed.), Pergulatqn 5yi'rill·'Araby. Nasy'atuhu wa Tathawwuruhu chatta Dl.mia Pesantren, lv1embangun dari BC1wah. Jakarta: P3M. AAhiral-Qarnits.Tsalitsil-Hljry. al·Qahirah: Maktabatul- Maw~rdi,Chond. "al-BOsh7ry, Pujangga Besarlslam" Adab, .' •.• d~.larnPe/lta •. >16 )anuari 1994. ja-kar-ta. De jong, F. 1993. "Hari-Hari Ziarah Kairo : Sebuah Nasr,. Seyyed H?ssein. 1994. Menjelajah Dunia Modern. Sumbangan untuk Studi, tentang Orang'Suci dalam Terjemcih;:m dari AYoungMuslim's Guide totheModern Islam" dalam Studi 8elanda Kontemporer tentang Islam World. Bandung: Mizan. ,
,
-
-
.!. . :
tl-
112
FadlilMunawwar Manshur, ResepsiKasidah Burdah A/-BOshrry da/am Masyarakat Pesantren
Nc)ormuhammad, Siddiq Osman. 2005. "The Burda of Hadrat Ka'ab bin Zuhayr" dalam www.iqra.net/ qasaaldl/burda2. fl rl1dopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Princeton Collection ofIslamic Manuscripts. Third Series, New Accessions. Arabic, Persian and Ottoman Turkish Manuscripts, 1995. Oariblullah. Chasan. 2002. "The Poem of the Cloak" dalam www.rnuhammad.com, 1987. "Perbandingan antara Qasidah Burdah karya AI-Bushiri denganNahjul-Burdah karyaAsy-Syauqi : Tlnjauan Intertekstual". Skripsi S1 Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Raman. 1986. A Readers Guide to Contemporary Uterary Theory. Liverpool: The Harvester Press Publishing Group. T.K. 1982. Semiotics andThematics inHermeneutics. ColumbiaUniversity Press. "y'"l\llJ'y, Muchammad. B.s. Syarchul-Hamziyyah fjt Madchi t
Syauqy, Achmad. b.s.As-Syauqiyyat, as-Siyasatu wat-Tarfkhu wal-/jtima'u. AI-Juz'ul-Awwal. Bayrut: Darul-Kltabll~raby.
Totell, Ferdinand. 1956. A/-Munjid fil-Adabi wal-'A/am, MuJamu Ii-'Alamisy-Syarqi wal-Gharb. Ath-Thab'atulKhamlsah 'Asyrata. Bayr Ot: AI-Mathba'atulKatuliklyyah, http://klibrary.nic.in.2004. http://islamictextbooks.com/rus/qasidab.pdf.2005. www.sidogiri.com/modules.php?name=News& file=article&sid= 192.2004 www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/features/ al_burda/.2004. www.191 Iencyclopedia.2004. www.sandala.co.uk/turkish.html.2004. www.lib.uchicago.edu.2004. www.amanah.or.id/cetakartikel.php?/id=666.2005. www.uni-koeln.de.2005. www.philos.website.2005
l.
Ii
s
I.
Ib
In 1. n, rn
113