Jurnal Bionatural, Volume 2 No. 2, September 2015
ISSN: 2355-3790
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATERI SISTEM EKSRESI DI KELAS XI IPA1 SMAN 1 MEREUBO KABUPATEN ACEH BARAT Dewi Andriani1 Izwar2 Rufa Hera3
1Mahasiswa
STKIP Bina Bangsa Meulaboh Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail:
[email protected]
2Dosen
STKIP Bina Bangsa Meulaboh Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail:
[email protected]
3Dosen
STKIP Bina Bangsa Meulaboh Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail:
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa yaitu
mencakup prestasi dan motivasi belajar siswa dalam pelajaran biologi pada materi sistem eksresi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,observasi dan refleksi. Populasi dalam penelitian adalah siswa Kelas XI/ SMAN 1 Meureubo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelasXI SMAN 1 Meureubo yang berjumlah 22 siswa, siswa perempuannya 18 sedangkan jumlah siswa laki-lakinya 4 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling (sampel acak) dengan cara random yaitu kelas XI/4 yang berjumlah 22 siswa. Instrumen dalam penelian ini adalah observasi dengan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik itu prestasi belajar maupun motivasi belajar siswa pada materi sistem eksresi, dapat dilihat dari penigkatan hasil tes persiklus, pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 8 siswa, rata-rata tes formatif 65,22, persentase tuntas (36%). Pada siklus II terdapat peningkatan 20 siswa mendapat nilai ketuntasan dengan rata-rata tes formatif 85,90, persentase ketuntasan (90%). Motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode jigsaw ini cukup bagus, hal ini dapat dilihat dari pengisian angket yang telah diberikan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jigsaw terbukti dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar biologi pada materi sistem eksresi.
Kata-kata kunci: Kata Kunci : Metode Jigsaw, Hasil Belajar, Sistem Eksresi.
13
mengungkapkan ide gagasan mereka dan
PENDAHULUAN Percepatan
arus
dalam
era
bekerja
secara
kolaboratif
untuk
globalisasi saat ini menuntut semua bidang
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi,
guru (Slavin, 2010 : 20).
tujuan, dan strategi agar sesuai dengan
Model kooperatif tipe jigsaw perlu
kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman.
diterapkan dalam pembelajaran, karena
Sistem
tidak adanya persaingan antar siswa atau
pendidikan
harus
nasional
dikembangkan
senantiasa
sesuai
dengan
kelompok. Siswa diharapkan bekerja sama
kebutuhan dan perkembangan yang terjadi,
untuk
baik ditingkat lokal, nasional maupun
mengatasinya dengan cara pikiran yang
global.
berbeda. Siswa dalam kelompok saling Era
globalisasi
ini
menuntut
generasi kreatif, mandiri, bersifat terbuka dan
demokratis.
Padahal
dan
bertanggung jawab mengerjakan bagian tugasnya pada anggota kelompoknya. Sesuai dengan tujuan pendidikan,
pendidikan
maka tujuan pembelajaran di SMA yaitu
secara
menginginkan agar siswanya memiliki
menyenangkan,
pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
pada
satuan
seharusnya
diselenggarakan inspiratif,
masalah
proses
pembelajaran
interaktif,
menyelesaikan
menantang dan memotivasi peserta didik. Hal ini sesuai dengan peraturan
serta sikap dan nilai yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Secara
menyeluruh
pemerintah tentang Standar Pendidikan
mencakup ranah kognitif, afektif, dan
Nasional Nomor 19 Tahun 2005, pasal 19
psikomotorik. Untuk memenuhi tuntunan
berbunyi bahwa “Proses pembelajaran
tersebut guru perlu memahami tugas dan
pada satuan pendidikan diselenggarakan
tangggung jawabnya. Menurut Amstrong
secara interktif, inspiratif , menyenangkan,
(Sudjana, 2002 : 15) dinyatakan bahwa
menantang, memotivasi peserta didik untuk
guru mempunyai lima tanggung jawab,
berpartisipasi
memberikan
yaitu: 1) dalam proses pembelajaran, 2)
prakarsa,
dalam memberikan bimbingan siswa, 3)
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
dalam mengembangkan kurikullum, 4)
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
dalam
psikologis peserta didik”.
membina hubungan dengan masyarakat.
ruang
yang
Model
aktif,
serta
cukup
bagi
Cooperative
Learning
mengembangkan
Menurut
Syaodih
profesi,
(2003
:
5)
35)
merupakan sebuah model pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses yang
dengan menempatkan peserta didik didalam
dilakukan individu untuk memperoleh suatu
kelompok kecil, dimana peserta didik
perubahan tingkah laku yang baru secara 14
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
terlihat secara aktif dalam proses belajar
individu itu sendiri didalam interaksi
mengajar, karena setiap siswa mempunyai
dengan lingkunganya.
peran
Pembelajaran
biologi
di
SMA
bertujuan agar siswa mampu meningkatkan
untuk
mengritik
bertanya,
dan
menerangkan,
merangkum
dalam
kelompoknya. Untuk menciptakan suasana agar
kesadaran atas tugas harian, kebangggaan nasional dan kebebasan serta kekuatan dan
siswa
ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa,
kemauan dan kemampuan guru dalam
memahami konsep biologi dan kaitannya
mengambil keputusan yang tepat dengan
siswa diharapkan dapat mengembangkan
situasi
pengetahuan,
mempertimbangkan
kemampuan,
dan
lebih
aktif
belajar
yang
kondisi
yang
ilmiah
pencapaian kompetensi belajar.
memecahkan
masalah-
masalah mengenai alam sekitar.
Untuk
diperlukan
diciptakan,
keterampilan, serta sikap dan nilai yang dalam
diprediksi
belajar,
dapat
dan
pengajaran
mempengaruhi
mendesain
kegiatan
kooperatif
pembelajaan yang dapat merangsang hasil
adalah pencapaian hasil belajar, penerimaan
belajar yang efektif dan efesien dalam
keberagaman
setiap
Tujuan
dari
dan
belajar
keterampilan
sosial
metode
(Arends 2001:315). Proses pembelajaran Biologi yang diterapkan di SMAN 1 Meureubo, dimana setelah
peneliti
materi
melakukan
observasi
disekolah tersebut disekolah itu masih
pelajaran,
penyampaian
yang
memerlukan tepat
dan
pengorganisasian materi yang tepat, oleh karena itu guru harus dapat menggunakan berbagai
macam
metode
dan
pengorganisasian materi dengan tepat.
pembelajaran
Sistem eksresi pada manusia dan
konvensional yang hanya berpusat pada
hewan merupakan salah satu materi biologi
gurunya saja, siswanya cenderung hanya
yang terdapat disemester genap pada kelas
mendengarkan penjelasan dari gurunya
XI IPA SMA N 1 Mereubo, pada materi
yang harus dihafalkan, sehingga siswanya
sistem eksresi ini banyak hasil belajar siswa
menjadi malas dan bosan. Kondisi yang
yang belum tuntas dan motivasinya kurang
demikian membosankan dalam diri siswa,
pada materi ini, padahal siswa dituntut
pada akhirnya akan menyebabkan motivasi
untuk mampu mengaitkan struktur, fungsi,
berprestasi
mempengaruhi
proses dan kelainan penyakit yang terjadi
kompetensi belajar menjadi rendah. Padahal
pada sistem eksresi pada manisia dan
dalam proses belajar mengajar dimana guru
hewan. Selain itu materi ini akan dipelajari
itu harus mampu
ditingkat lanjut yaitu diperguruan tinggi.
dominan
penerapan
rendah
dan
melatih siswa untuk
15
Apabila materi eksresi pada manusia dan
Teknik Pengumpulan Data
hewan ini tidak dipelajari dengan benar maka
kemungkinan
besar
akan
menimbulkan kesulitan pada jenjang yang lebih tinggi. Tujuan rumusan
Penelitian
Tes yang digunakan dalam penlitian ini merupakan tes hasil belajar yang terdiri dari pre test dan post test. Angket
Berdasarkan
masalah, maka tujuan dari
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk memperoleh
mengetahui
data mengenai motivasi siswa tentang
peningkatan hasil belajar dan motivasi
model pembelajarankooperative tipe jigsaw,
siswa pada materi sistem eksresi dalam
pada materi sistem eksresi pada manusia
penerapan model pembelajaran kooperatif
dan
learning tipe jigsaw.
keseluruh siswa SMAN 1 mereubo kelas XI
penelitian
ini
untuk
hewan.
Soal
angket
disebarkan
IPA1. Instrumen Penelitian
METODE Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Soal Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif, soal tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda pada
subkonsep
sistem
eksresi
pada
manusia dan hewan. Jumlah butir sebanyak 25 soal.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan januari sampai bulan siswa
kelas
Kecamatan
XI
SMAN
Mereubo
april, pada
b. Angket
Mereubo
Angket
1
Kabupaten
Aceh
Barat, Desa Paya penaga, pada tahun 2016.
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah jenis angket tertutup,
dengan
menggunakan
kuisioner tertutup dapat memudahkan Subjek dalam penelitian ini adalah satu kelas yaitu kelas XI IPA1 di SMAN 1 Mereubo,
dimana
jumlah
siswa
perempuannya 18 sedangkan jumlah siswa laki-lakinya
4
orang,
jadi
siswa untuk mengisi dan memberikan jawaban
dengan
informasi
yang
dibutuhkan oleh peneliti. Teknik Analisis Data
jumlah
keseluruhannya adalah 22 orang siwa.
1. Analisis Angket Motivasi Siswa P = F (Sugiyono, 2012 : 136) 16
N 8.
2795
A8
20
9.
2727
A9
25
10.
2742
A10
26
11.
2740
A11
71
12.
2744
A12
15
13.
2739
A13
53
14.
2748
A14
58
15.
2770
A15
20
setiap siklusnya terdiri dari dua kali
16.
2773
A16
20
pertemuan.
17.
2775
A17
20
18.
2777
A18
20
19. 20.
2772 2783
A19 A20
77 20
21.
2784
A21
39
22.
2787
A22
35
2. Analisis tes formatif X = ∑X ∑N (Sutopo, 2002 : 192)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
penelitian
tindakan
kelas
melalui penerapan model Jigsaw diperoleh dari hasil nontes dan tes. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan
Pra
siklus
mereka
kurang
mengembangkan kemampuan berpikir yang mereka miliki. Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung yaitu hanya mendengar, mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga terlihat masih kurang
Jumlah
834
Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Rata-Rata Kelas 37,90
Sumber: Data Penelitian (2016)
fokus dalam memperhatikan penjelasan Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes Pra Tindakan
yang disampaikan oleh guru. Tabel 1 Hasil Analisis Nilai Tes Tertulis Biologi Pada Sub Materi Sistem Eksresi Sebelum
No 1 2
Perlakuan
No
Nis
Inisial Siswa
Skor
Ketuntasan
1.
2684
A1
10
2.
2700
A2
34
3. 4.
2798 2704
A3 A4
75 27
5.
2706
A5
44
6.
2711
A6
53
7.
2723
A7
52
Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum
3 4
Uraian Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Nilai rata-rata tes formatif Presentase ketuntasan
Hasil Pratindakan 2 20
37,90 9,09
Sumber: Data Penelitian (2016) Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
sebelum
diterapkan
metode
pembelajaran Jigsaw diperoleh ketuntasan belajar mencapai 9 % atau ada 2 siswa 17
yang sudah tuntas belajar dari 22 siswa.
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
dikehendaki yaitu
pratindakan
karena itu peneliti memutuskan untuk
tuntas
secara klasikal siswa belum
belajar,
karena
siswa
yang
sebesar 80%. Oleh
melaksanakan siklus
memperoleh nilai 75 hanya sebesar 9 %
pertama
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
pembelajaran
dikehendaki yaitu sebesar 80%.
dilaksanakan sebelumnya.
Oleh
karena
itu
peneliti
Tabel
untuk
I sebagai
melakukan Biologi
upaya
perbaikan
yang
telah
3 Hasil Analisis Nilai Tes Tertulis Biologi Pada Sub Materi Sistem Eksresi
memutuskan untuk melaksanakan siklus I
Pada Perlakuan Siklus I
sebagai upaya pertama untuk melakukan
No
Nis
perbaikan pembelajaran Biologi yang telah
1.
dilaksanakan sebelumnya. Salah satu upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan
model
pembelajaran
Skor
Ketuntasan
2684
Inisial Siswa A1
50
2.
2700
A2
71
3. 4.
2798 2704
A3 A4
86 63
5. 6.
2706 2711
A5 A6
86 60
7. 8.
2723 2795
A7 A8
83 50
9.
2727
A9
73
10.
2742
A10
55
11. 12.
2740 2744
A11 A12
82 40
13. 14. 15.
2739 2748 2770
A13 A14 A15
84 86 68
16.
2773
A16
47
17.
2775
A17
35
18.
2777
A18
49
19. 20.
2772 2783
A19 A20
83 56
21. 22.
2784 2787
A21 A22
75 53
Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum
cooperative learning tipe jigsaw dengan harapan siswa lebih mudah mengingat materi yang telah disampaikan. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
sebelum
diterapkan
metode
pembelajaran Jigsaw diperoleh ketuntasan belajar mencapai 9 % atau ada 2 siswa yang sudah tuntas belajar dari 22 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada pratindakan tuntas
secara klasikal siswa belum
belajar,
karena
siswa
yang
memperoleh nilai 75 hanya sebesar 9 %
18
Jumlah
1.43 5
Tuntas Rata-Rata Kelas 65,22
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%.
Sumber: Data Penelitian (2016)
Hal ini disebabkan karena siswa
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada siklus I ini dapat diketahui nilai
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru
rata-rata prestasi belajar siswa meningkat mencapai 65,22 akan tetapi nilai tersebut masih dibawah KKM yang ditargetkan yaitu 75. Dari seluruh siswa yang berjumlah
dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw.
Oleh
karena
itu
peneliti
memutuskan untuk melaksanakan siklus II
22 orang hanya 8 siswa yang tuntas dan 14 untuk perbaikan pembelajaran biologi.
siswa belum tuntas.
Tabel 5 Hasil Analisis Nilai Tes Tertulis Biologi Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No 1
Uraian Hasil Pratindakan Jumlah siswa 8 yang tuntas 2 Jumlah siswa 14 yang tidak tuntas 3 Nilai rata-rata 65,22 tes formatif 4 Presentase 36,36 ketuntasan Sumber: Data Penelitian (2016) Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
dengan
pembelajaran
menerapkan
jigsaw
diperoleh
metode nilai
ketuntasan belajar mencapai 36 % atau ada 8 yang sudah tuntas belajar dari 22 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar,
karena
siswa
Pada Sub Materi Sistem Perlakuan Siklus II
No
Nis
Skor
Ketuntasan
2684 2700 2798 2704 2706 2711 2723 2795 2727 2742
Inisial Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
75 84 94 80 98 75 90 95 94 67
11. 12. 13. 14. 15. 16.
2740 2744 2739 2748 2770 2773
A11 A12 A13 A14 A15 A16
97 94 97 94 84 60
17. 18. 19. 20. 21. 22.
2775 2777 2772 2783 2784 2787
A17 A18 A19 A20 A21 A22
94 75 94 80 94 75
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Rata-Rata Kelas 85,90
yang Jumlah
memperoleh nilai = 75 hanya sebesar 36 %
Eksresi Setelah
1.89 0
Sumber: Data Penelitian (2016)
19
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
dengan
menerapkan
eksresi cukup bagus, sehingga dengan
metode
motivasi belajar siswa tersebut membuat
pembelajaran Jigsaw diperoleh ketuntasan
hasil kompetensi belajarnya meningkat, ini
belajar siswa mencapai 90 % atau ada 20
berarti
siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar.
pembelajaran
bahwa
penerapan
jigsaw
cocok
metode digunakan
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
pada siklus kedua secara klasikal siswa
Dari tabel diatas dapat kita lihat
telah belajar
tuntas belajar, karena ketuntasan siswa
mencapai
memperoleh nilai diatas
90
%
bahwa motivasi siswa cukup bagus dapat
dan
kita lihat pada setiap item pertanyaan,
dari persentase
misalnya pada item pertanyaan no tiga yaitu
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar
menyelesaikan
80%.
pembelajaran ini membuat saya merasa
Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No 1 2
3 4
Uraian Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Nilai rata-rata tes formatif Presentase ketuntasan
Hasil Pratindakan 20 2
dalam
puas terhadap hasil yang telah saya capai pada pertanyaan ini banyak siswa yang menjawab setuju. Hal itu menunjukkan bahwa siswa
85,90 90,90
tugas-tugas
tersebut
termotivasi
terhadap
model
Sumber: Data Penelitian (2016
pembelajaran jigsaw, sehingga membuat
Dari hasil pelaksanaan siklus I dan
siswa
semangat
untuk
mengikuti
siklus II, telah mencapai standar ketuntasan
pembelajaran biologi pada materi sistem
dan hasil rata-rata kelas sudah tercapai,
eksresi, walaupun pada awalnya masih
maka pelaksanaan penelitian di hentikan
banyak siswa yang belum tuntas belajar
sampai di siklus II .
tetapi
Dari tabel angket moivasi belajar siswa dapat kita lihat bahwa, motivasi
dengan
dilanjutkan
tindakan
selanjutnya hampir semua siswa tuntas ini karena motivasi siswa tersebut baik.
belajar biologi siswa pada materi sistem 20
refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa
Pembahasan: Sebelum dilakukannya penelitian ini,
telah
ditulis
beberapa
penelitian
mengenai penetapan perhitungan produk
suatu
menggunakan metode Jigsaw
Penelitian-penelitian tersebut yang ada di bawah ini:
kelas
Pembelajaran
Jigsaw
Untuk
Kooperatif Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Biologi pada materi Sistem Eksresi di Kelas XI IPA2 SMAN 8 Malang Tahun Ajaran 2009”. Berdasarkan observasi awal di SMAN 8 Malang yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari sampai 3 Februari 2009 diketahui skor
rata-rata
ulangan
harian
semester 1 adalah 72, dan keberhasilan belajar klasikal hanya mencapai 57%.
rendah
yaitu
sebesar
25%.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka yaitu
Yuliani
menerapkan
pembelajaran kooperatif model jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Malang pada tanggal 27 Januari sampai dengan 3 Febri 2009. Penelitian ini merupakan
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK) dan dirancang dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap
yang
melalui observasi kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan
Hasil
yaitu
pelaksanaan
perencanaan tindakan,
tindakan,
observasi
penelitian
menunjukkan
adanya peningkatan rerata motivasi klasikal dengan kriteria B (baik) dari 35% pada siklus I menjadi 66,8% pada siklus II. Hasil belajar meningkat dilihat dari peningkatan keberhasilan belajar klasikal dari (72,5%) pada siklus I menjadi (88%) pada siklus II. Berdasarkan
hasil
disimpulkan
penelitian
bahwa
pembelajaran
kooperatif
tersebut penerapan
model
jigsaw
dapat meningkatkan motivasi dan hasil
Malang.
diketahui bahwa motivasi belajar siswa juga
peneliti
Malang
belajar siswa kelas XI IPA 2 SMAN 8
Selain hasil belajar yang rendah,
masih
8
pendekatan kualitatif.
“Penerapan
bahwa
SMAN
berjumlah 42 siswa. Pengumpulan data
Penelitian Yuliani (2009) berjudul
Model
IPA2
dan
Penelitian Munira Sartika (2014) berjudul “Penerapan Pembelajaran Metode Jigsaw Dalam
Meningkatkan
Hasil
Belajar Materi Luas Keliling Segi Tiga Pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Makmur”.
Penelitian
ini
Darul
termasuk
Penelitian Tindakan Kelas, dilaksanakan dalam
2
siklus
perencanaan,pelaksanaan,
terdiri
dari
observasi
dan
refleksi. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 3 Darul Makmur yang berjumlah 24 orang. 21
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa penerapan metode jigsaw meningkatkan keliling
pemahaman
segitiga,
dapat
berkeinginan meningkatkan hasil belajar
dapat
biologi pada siklus II, pada putaran
materi
luas
selanjutnya dimana siswa dapat meraih
dilihat
dari
kompetensi yang jauh lebih baik yaitu rata-
peningkatan hasil tes persiklus pada siklus
rata 85,90 pada siklus II.
I, jumah siswa yang tuntas 12 siswa , rata-
Jika
dilihat
kompetensi
belajar
rata formatif 59,3, persentase tuntas (50 %).
biologi sebelum menerapkan metode jigsaw
Pada siklus II terdapat peningkatan 24
persentase ketuntasan belajar siswa juga
siswa mendapat ketuntasan dengan rata-rata
mengalami peningkatan dari 9% pada pra
formatif 74,375, persentase ketuntasan
tindakan naik menjadi menjadi 36 % pada
(87,50%).
siklus I, menjadi 90 % pada kegiatan di
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan
metode
jigsaw
terbuktidapat meningkatkan Hasil belajar matematika materi luas keliling segitiga. Pembahasan dalam penelitin ini diketahui bahwa ada perbedaan hasil belajar antara
siswa
menggunakan kooperatif
yang model dengan
diajar
dengan
Perkembangan
pada
siklus
pertama ini dapat dilihat secara klasikal terdapat
peningkatan kompetensi yang
lebih baik. Kompetensi siswa sesudah menerapkan metode jigsaw pada siklus kedua
sudah dapat lebih baik
dari
kompetensi sebelumnya. Motivasi
belajar
siswa
dengan
menggunakan metode jigsaw ini baik, dapat
pembelajaran
dilihat dari pengisian angket motivasi yang telah diberikan guru, pada pertanyaan yang
Pada pra tindakan, siklus I sampai ke II dari penerapan metode jigsaw setiap siswa mengalami peningkatan, dimana siswa dapat meraih kompetensi yang lebih baik sehingga kompetensi rata-rata kelas dari 37,90 pada pra tindakan naik menjadi 65,22 pada siklus I dan rata-rata 85,90 pada siklus II, ini dapat diartikan bahwa pada putaran/siklus I secara kelompok dengan
pembelajaran
II.
pembelajaran
konvensional.
penggunaan
siklus
metode
Jigsaw
pada
biologi hasilnya adalah
kurang baik. Oleh karena itu peneliti
positif banyak siswa yang menjawab setuju dan sangat setuju dapat kita lihat dari persentasee yang dihasilkan, jadi metode jigsaw ini mampu menarik perhatian siswa dan membuat siswa termotivasi untuk belajar karena metode pembelajaran ini menuntut siswa harus bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan dan menyampaikan kepada teman yang lain. Dalam setiap program pembelajaran terdapat kendala atau hambatan dan guru berusaha mengatasi hambatan tersebut, 22
sehingga program pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
b. Perlu
diadakan
pelatihan-
pelatihan tentang penggunaan metode
pembelajaran
dan
memodifikasi berbagai metode pembelajaran dalam cooperative
SIMPULAN Pembelajaran
dengan
penerapan
learning sehingga pembelajaran
metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi
dapat
belajar
siswa.
siswa
yang
ditandai
dengan
lebih
bermakna
bagi
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pada pra tindakan 9% yang tuntas rata-ratanya 37,90, siklus I 36% rata-ratanya 65,22 dan siklus II 90% dengan rata-ratanya 85,90. Penerapan Jigsaw
dapat
pembelajaran
metode
meningkatkan
motivasi
belajar siswa sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar, hal ini dapat kita lihat dari ketuntasan hasil belajar siswa dan juga dapat kita lihat dari pengisian angket motivasi yang telah diberikan guru.
2. Bagi Siswa a. Siswa harus selalu belajar dan berani mengeluarkan ide-idenya untuk
mencapai
kompetensi
yang diharapkan. b. Siswa harus bisa bekerja sama dengan orang lain. c. Siswa harus mengetahui dan bisa
menumbuhkan
motivasi
berprestasinya untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Saran 1.
Bagi Guru a. Guru IPA perlu menerapkan metode dalam
pembelajaran
jigsaw
pembelajaran
biologi.
Metode pembelajaran jigsaw ini juga
bisa
diterapkan
untuk
materi bahasan lainnya yang berhubungan dengan peristiwa sehari-hari, pembelajaran
sehingga biologi
mudah
dipahami siswa dan tidak mudah terlupakan. 23
DAFTAR PUSTAKA
Arends. 2001. Learning to Teach 5 Edition. Singapore : Mc Grow-Hill Syaodih,
S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutopo.
2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS
Slavin, R. E. 2010. Koopertif Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
24