Junk Food Yes! Jajan Pasar No! Mungkin ini fenomena anak-anak ABG kota besar sekarang. Ingin tampil modis dan berkelas, termasuk juga selera mereka dalam memilih tempat makan. Mall, Plaza, atau pusat perbelanjaan modern adalah tempat-tempat yang ramai dikunjungi sebagai alternative mengisi waktu luang mereka atau sekedar jalan-jalan bersama teman sebaya. Saat- saat di akhir pekan biasanya saya mengajak anak-anak jalan, mereka lebih menyukai pergi ke suatu mall dan makan makanan cepat saji dari pada makan di emperan atau kaki lima, padahal banyak tempat yang menurut saya lebih menggugah selera daripada makan junk food model burger atau kentucy dan soft drinknya. Salah satu tempat yang banyak menyediakan alternative makanan juga jajanan di kota kami adalah Pasar Blauran. Lapak-lapak penjual makanan memajang berbagai menu yang menggugah selera antara lain Rujak Cingur, Lontong Balap dengan Sate Kerangnya, Soto Ayam, Nasi Lalapan, Tahu Campur dan juga segala macam jajan pasar yang hampir-hampir tidak mereka kenal lagi, bahkan namanya sekalipun. Saya yakin anak langsung tahu jika ditanya apa sih burger itu? Tapi mereka akan mengeyitkan keningnya jika ditanya apa kue kucur, apam, lepet, klanting, semar mendhem, klepon atau jajan pasar lainnya. http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2010/07/12/junk-food-yes-jajan-pasar-no/
Cara Menjauhkan Anak Dari Junk Food Bagi orang tua memanjakan anak adalah yang terbaik untuk anak, tapi itu tidak selalu benar. Seperti misalnya memberikan makanan junk food atau makanan cepat saji yang sangat disukai anak-anak, dengan dalih sayang anak maka semua permintaan anak pun diberikan. Tayangan televisi pun juga bisa mempengaruhi anak-anak untuk mengkonsumsi junk food tersebut disertai dengan hadiah yang menarik. Ingat, junk food mengandung kaya lemak dan rendah nutrisi, serta dapat mengakibatkan obesitas. Anak-anak yang kecanduan junk food tidak hanya beresiko terkena obesitas, tetapi pada saat yang sama, kehilangan nutrisi penting yang diperlukan bagi pertumbuhan kesehatan.
Didik mengkonsumsi makanan sehat Anak-anak membutuhkan asupan kalsium bagi tulang, zat besi bagi darah, protein dan vitamin bagi pertumbuhan tubuh. Biasakan anak-anak makan banyak buah-buahan dan sayuran segar. Ajarilah mereka pentingnya makan pagi. Isilah kotak makan siang mereka dengan pilihan makanan sehat. Berikan jajanan yang sehat Anak-anak sangat senang jika sudah berada di tempat perbelanjaan, oleh karena itu biasakan anak diberi jajanan yang sehat. Misalnya membelikan minuman mengandung kalsium, protein dan vitamin lainnya. Dengan dibiasakan maka anak-anak akan lebih cenderung jajan ke minuman yang sehat juga. Tentunya dengan perhatian orang tua juga. Tegas terhadap anak Kalau untuk kesehatan usahakan tegas terhadap anak, jangan selalu menuruti permintaan jajanan anak. Karena makanan yang dimakan anak-anak sangat berpengaruh terhadap kesehatannya
untuk kedepannya. Jadi, mending anak nangis untuk sementara daripada anda yang nangis ketika melihat anak anda sakit.Ketika anak-anak ingin menikmati sebuah burger, pastikan ia mengonsumsi selada dan tomat di dalamnya. Mintalah mereka untuk juga meminum susu atau air putih, daripada minuman bersoda. Sering masak dirumah Dengan memberikan kebiasaan makan dirumah sangat berpengaruh terhadap anak untuk menjauhi makanan junk food, sekali anak anda sangat suka dengan makanan anda maka dia gak akan mau makan makanan diluar. Jadi masak dirumah dengan makanan yang sehat penuh gizi. Kue juga salah satu makanan kesukaan anak-anak. http://www.oji-punya.com/blog/172/cara-menjauhkan-anak-dari-junk-food.html Ancaman di Balik Jajanan Anak-anak
Mar 18, '06 2:07 PM for everyone
Orang tua Ari (bukan nama sebenarnya, anak TK berusia 4 tahun), agak heran karena Ari masih sering kambuh asmanya, padahal semua benda yang kemungkinan memicu asma disingkirkan dari kamarnya. Kegiatannya sehari-hari dikontrol, makanannya pun telah benar-benar diseleksi. bahkan setiap berangkat sekolah pun ibunya selalu membekali jajanan sehat buatan sendiri. Tapi mengapa asmanya masih sering kambuh? Setelah diusut, ternyata diam-diam Ari sering mengkonsumsi makanan ringan dalam kemasan pemberian temannya di sekolah. Karena tubuhnya termasuk sensitif, meski makan sedikit tetap saja asmanya kambuh. Alda tidak berpenyakit asma, hanya saja badannya memang cukup sensitif dengan bahan tambahan makanan (zat aditif). Karena itu, di rumah orang tuanya selalu menyediakan makanan yang sehat dan tidak membiasakannya untuk jajan sembarangan. Tetapi suatu ketika, melihat es berwarna-warni menarik hati yang dijual pedagang di sekolah, ia tak bisa menahan keinginannya untuk membeli. Sayangnya, minuman yang kelihatan enak itu begitu diminum langsung membuat lehernya terasa seperti tercekik. Banyak orang tua yang menjadi bingung ketika anaknya sulit makan makanan rumah dan lebih suka jajan. Apalagi jika jajannya di lingkungan sekolah sehingga sulit diawasi. Bagaimana mengatasinya? Pernahkah Anda perhatikan apa saja jajanan yang dikonsumsi anak sewaktu di rumah atau di sekolah? Jajanan kaki lima, fast food, permen, soft drink, atau snack seperti keripik kentang hingga keluarga chiki? Kasus-kasus tersebut tentu bukan cerita baru. Kebiasaan jajan pada anak-anak memang sulit dihilangkan. Terkadang, saking seringnya jajan, mereka malas makan masakan rumah. Padahal apa yang dimakan anak sangat menentukan kecerdasan dan kesehatannya. Kebiasaan mengkonsumsi junk food, fast food, makanan instan dan makanan olahan yang berlebihan, mudah menimbulkan kekurangan gizi kronis pada anak-anak. Apalagi jika pola makan itu dibiasakan sejak usia pra sekolah hingga remaja. Pengaruhnya akan terasa setelah dewasa. Jadi bila selama ini Anda membiarkan saja kebiasaan jajan anak, waspadalah! Berbagai bahan tambahan makanan berbahaya yang terkandung di dalamnya, cepat atau lambat akan menurunkan daya tahan tubuh, begitu pula kemampuan belajarnya. Apalagi jika konsumsi makanan sehat sebagai penyeimbang sangat kurang. Memang ada sebagian orangtua yang cukup berhasil membiasakan anaknya mengkonsumsi makanan sehat dan jarang jajan selama di rumah. Sayangnya, begitu masuk sekolah anak-anak jadi senang jajan juga karena terbawa oleh teman-temannya. Lalu bagaimana mengatasinya?
Jajanan kemasan dan kaki lima sama bahayanya Sebenarnya tanpa disadari, orang tua juga ikut andil dengan kebiasaan buruk tersebut. Tak jarang, untuk menenangkan anak yang sedang rewel, orang tua terkadang membiarkan anaknya jajan atau bahkan membelikan jajanan. Akibatnya, anak menjadi kenyang dan malas makan masakan rumah; Akibat (ainnya, lama kelamaan anak jadi punya kebiasaan jajan. Ada orang tua yang merasa sudah cukup bijaksana dengan melarang anaknya mengkonsumsi jajanan kakilima tapi membekali anaknya dengan snack seperti keripik kentang atau cokelat, soft drink, atau jenis junk food lainnya seperti permen, biskuit, krekers dan aneka fast food. Padahal junk food telah dikenal sebagai makanan miskin gizi dan mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya. Makanan-makanan tersebut tidak lagi alami, karena telah kehilangan zat-zat alaminya yang berkhasiat. Namun hal itu luput dari perhatian karena daya tarik iklan dan kemasannya. Sementara itu, ada juga orang tua yang membiarkan anaknya makan jajanan kakilima dan kue-kue tradisional dengan keyakinan bahwa jajanan tersebut lebih aman buat anaknya. Padahal kenyataannya, selain kebersihannya kurang terjamin, penggunaan MSG (vetsin), pengawet, pewarna, dan pemanis buatannya bahkan lebih sulit dikontrol. Menurut survey Yayasan Kusuma Buana, sebuah LSM di Jakarta yang bergerak di bidang kesehatan, cukup banyak anak yang berangkat ke sekolah tanpa sarapan (16,9 % dari 3495 siswa yang diteliti). Akibatnya, mereka jajan di warung dekat sekolah atau pedagang kakilima di sekitar sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tahun 2001 / 2002 di 13 SD di Jakarta, ternyata kesibukan orang tua di pagi hari atau belum adanya selera makan di pagi hari menjadi alasan anak berangkat sekolah tanpa sarapan. Namun demikian, pola jajan di sekolah ternyata dilakukan juga oleh siswa yang sudah sarapan di rumah masing-masing. Ketika jajanan di sekitar sekolah-sekolah tersebut diteliti di Laboratorium Institut Pertanian Bogor, dari 34 sampel makanan dan 15 sampel minuman yang diteliti, temyata 58,8 persen makanan dan 73,3 persen minuman mengandung bakteri E. coli dan enterobacter(penyebab diare), zat pewarna, zat pengawet, atau pemanis buatan sakarin. Sementara para siswanya, 3160 orang, ketika diperiksa darahnya, sebanyak 1565 anak ternyata mengidap anemia (kurang darah). Saat 332 orang di antaranya diperiksa secara acak, sebanyak 1 8,1 persen menderita kurang gizi. Telmi (telat mikir) sampai kanker Hiroshi Osawa, seorang profesor dari Universitas Iwate, Jepang, sejak tahun 1984 telah meneliti perilaku kekerasan remaja Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan kekerasan tersebut diakibatkan oleh konsumsi minuman ringan dalam kaleng atau botol dan makanan junkfood yang terlalu banyak. Selain itu, hasil penelitian juga memperlihatkan hubungan antara perilaku pemarah dan menurunnya konsentrasi dengan ketidakseimbangan metabolisme glukosa pada otak. Ketidakseimbangan ini erat kaitannya dengan konsumsi gula dan karbohidrat olahan berlebihan Bagi anak yang sensitif, pengawet dan pewarna dapat mencetuskan gejala alergi baik pada tubuh dan otaknya, di samping itu juga menimbulkan gejala diare. Alergi pada zat-zat aditif atau zat-zat tertentu pada makanan, dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku dan proses berpikir. Bahkan dalam jangka panjang akan mempertinggi risiko kanker. Zat-zat dalam makanan lain (secara tidak langsung) yang dapat mengganggu aktivitas massa penghantar saraf otak (neurotransmitter) di otak, di antaranya: aroma sintetis, mono sodium glutamat (MSG), atau salisilat sintetis. Asupan MSG dalam jumlah banyak yang terus menerus dalam jangka pendek akan membuat anak jadi haus, pusing, dan mual. Pengaruh tersebut dapat melalui beberapa cara berikut, yaitu:
Mempengaruhi aktivitas otak atau mengacaukan pembentukan serta pengeluaran neurotransmitter yang memodifikasi suasana hati. Mengganggu atau menghambat aliran neurotransmitter sehingga saraf penerima pesan tidak dapat memahami sinyal listrik yang dikirim. Mempengaruhi enzim-enzim yang mengatur aktivitas neurotransmitter.
Gejala atau efek yang ditimbulkan oleh zat-zat pembuat alergi tersebut bisa bervariasi, misalnya kurang gairah belajar, kurang konsentrasi, meningkatnya kenakalan, mudah mengantuk, cemas, dan daya ingat berkurang. Karena efeknya samar dan tidak begitu nyata, orangtua sering mengabaikan. Kalau anak malas belajar, dianggap karena terlalu sering nonton televisi atau main video game. Mulailah dari rumah Sesungguhnya anak membentuk kebiasaan makannya dari rumah. Kebiasaan sarapan di rumah atau membawa bekal dari rumah adalah contoh kebiasaan yang baik. Anakanak yang tidak dibiasakan jajan di rumah umumnya juga tidak akan terlalu banyak jajan ketika sekolah. Hal lain yang perlu dicermati orangtua adalah gencarnya iklan produk makanan di media massa, terutama televisi. Karena jiwanya masih labil, maka anakanak mudah sekali menjadi korban iklan. Terutama jika yang diiklankan adalah produk makanan baru untuk anakanak. Lebih-lebih kalau disertai iming-iming hadiah berupa mainan yang menarik. Selanjutnya, lingkungan Taman Kanak-Kanak atau sekolah juga akan membentuk kebiasaan anak. Jika teman-teman sekolahnya biasa jajan, anak akan lebih sulit menahan diri untuk tidak jajan. Di sinilah pentingnya peran para guru dalam memotivasi anak untuk membawa bekal atau memilih jajanan yang sehat dan aman. Karena itu, sungguh patut dicontoh sekolah-sekolah yang kini mulai memberikan perhatian pada konsumsi makanan muridnya selama di sekolah (lihat boks). Adanya kerja sama yang baik antara orang tua dengan guru-guru di sekolah tentu sangat membantu membuat anak lebih banyak mengkonsumsi makanan sehat dan menghindari jajan. Contoh bahan tambahan makanan berbahaya dan akibatnya
Pemanis buatan yang biasa dipakai pedagang dalam es mambo atau es sirup misalnya: Sakarin : menyebabkan kanker kantung kemih dan bersifat karsinogenik pada binatang. Siklamat : Berpotensi menyebabkan pengecilan testicular dan kerusakan kromosom. Pewarna merah yang seharusnya untuk tekstil tapi oleh pedagang digunakan untuk mewarnai limun, sirup, permen, bahkan terasi: Rhodamine B : ketika diujikan pada mencit dan tikus menimbulkan efek pertumbuhan badan yang lambat, muncul sifat gelisah dan kemungkinan memicu kanker. Bahan pengenyal yang sering digunakan pada bakso : Boraks : bersifat akumulatif terhadap kesehatan (terkumpul sedikit demi sedikit dlam otak, hati, dan testis (alat reproduksi pria). Kalau dosisnya sudah tinggi bisa timbul gejala pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, bahkan kematian.
Majalah Nirmala, 29 Sep 2003 http://dinowili.multiply.com/journal/item/16/Ancaman_di_Balik_Jajanan_Anak-anak
Kamis, 10 Februari 2011 Dampak Junk Food Buat Pertumbuhan IQ Anak Junk food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi. Junk food mengandung jumlah lemak yang besar. Makanan cepat saji seperti hamburger, kentang goreng dari McDonald’s, KFC dan Pizza Hut sering dianggap sebagai junk food, sementara makanan yang sama seperti California Pizza Kitchen atau Nando’s tidak dianggap, meskipun nutrisi yang dimilikinya hampir sama. Anak yang umurnya belum genap 3 tahun, tapi dibiarkan menyantap junk food terus menerus, menunjukkan IQ-nya lebih rendah dalam lima tahun mendatang, dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang dibiasakan makan makanan sehat. Mengapa hal itu terjadi? Karena junk food bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak, dikutip dari Daily Mail. Adapun perbedaan IQ antara anak yang kecanduan junk food dengan yang tidak, bisa mencapai sebanyak lima poin IQ. Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya hubungan langsung antara pola makan anakanak dan kekuatan otak mereka di kemudian hari. Proyek studi ini juga menggambarkan bahwa pengetahuan tentang gizi anak juga dipengaruhi oleh faktor kelas sosial dan pendidikan ibu menyusui. Jadi, anak berusia 1 - 2 tahun lebih baik diberikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang. Soalnya, pada umur inilah masa emas pertumbuhan otaknya sedang berkembang pesat. Junk Food, dampak junk food kurang baik, pertumbuhan IQ anak, pertumbuhan anak, junk food http://www.infogue.com/viewstory/2011/02/13/dampak_junk_food_buat_pertumbuhan_iq_anak/?url =http://gadogadoblogs.blogspot.com/2011/02/dampak-junk-food-buat-pertumbuhan-iq.html
Bahaya Jajanan Anak-anak Bahaya memang ada di mana-mana, mengancam kita sekeluarga dari berbagai arah. Bencana alam, kecelakaan transportasi, tindak kekerasan, pencurian, penjambretan dll. Ada yang memang tidak terhindarkan seperti bencana alam, tapi ada pula yang memang bisa dicegah seprti kecelakaan transportasi, tidak kekerasan dll, yang melibatkan manusia sebagai pelaku. Pencegahannya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak pihak yang wajib terlibat, termasuk pemerintah sebagai regulator dan kita sendiri sebagai warga masyarakat. Pemerintah sebagai penyelenggara negara tentu memiliki kewajiban terbesar dengan memberlakukan berbagai aturan untuk melindungi warganya. Aturan yang tentu saja harus
disertai dengan keseriusan dalam hal pelaksanaannya, dan bukan sekedar aturan di atas kertas. Rasanya jika semua pihak sepakat untuk menjalankan semua aturan, segala kemungkinan terjadinya ancaman bahaya akan bisa dikurangi secara maksimal. Sayangnya, yang menjadi masalah adalah justru dalam pelaksanaannya ini, baik dari pihak pemerintah mau pun dari warga masyarakat. Sebagai contoh, kecelakaan transportasi udara seyogyanya bisa diminimalisir seandainya semua aturan yang ada - termasuk soal maintenance dan prosedur standar penerbangan - dipatuhi oleh operator penerbangan. Di sisi lain, aturan akan dipatuhi jika ada pengawasan yang ketat dari pemerintah mengenai hal itu. Dan ini juga berlaku untuk hal-hal lainnya. Satu hal yang sering luput dari perhatian kita adalah soal beredar luasnya jajanan anak-anak yang menggunakan bahan pewarna berbahaya. Isu ini seolah-olah terkubur oleh maraknya isu-isu lain yang dianggap lebih penting. Padahal masalah penggunaan bahan pewarna berbahaya (biasanya pewarna tekstil) untuk makanan ini tidak kalah berbahayanya, terutama dalam jangka panjang. Trans TV, kemarin mebahas masalah tersebut, lengkap dengan penelusuran serta wawancara dengan - antara lain - penjual sirup jajanan anak-anak yang terus terang mengaku menggunakan pewarna tekstil untuk pewarna sirup buatannya. Selain itu, untuk menghemat biaya produksi, yang bersangkutan juga menggunakan air mentah sebagai bahan baku, sehubungan dengan mahalnya harga minyak tanah yang biasa digunakan untuk memasak air. Salahkah penjual sirup tersebut? Jelas. Tapi ada lagi yang lebih bersalah dalam hal ini: Pemerintah. Adalah menjadi kewajiban pemerintah untuk mendidik warganya agar memiliki kesadaran akan bahaya yang bisa ditimbulkan sebagai akibat dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh warganya. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup agar apa pun yang dilakukannya tidak membahayakan pihak lain. Dan itu pun belum cukup, jika tidak disertai dengan peningkatan kesejahteraan. Orang yang terhimpit beban ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup standar, tentunya agak susah untuk bisa berpikir sehat dan mempertimbangkan soal apakah tidakannya berbahaya atau tidak. Dalam kondisi seperti itu, yang menjadi pertimbangan utama tentu saja bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Praktik penggunaan pewarna tekstil untuk pewarna makanan ternyata beredar luas. Alasannya, secara ekonomis hal ini bisa menekan biaya produksi karena harga bahan pewarna tekstil lebih murah dibanding harga pewarna makanan. Dengan menekan biaya produksi, maka produknya bisa dijual dengan harga yang terjangkau oleh konsumennya yang sebagian besar adalah warga miskin. Jika harganya terjangkau, maka jualannya bisa laku sehingga si penjual ini bisa bertahan hidup. Proses ini terus berulang, sementara konsumen juga terus menumpuk racun di dalam tubuhnya. Dan celakanya, yang jadi korban terutama adalah anak-anak. Mereka yang seharusnya dibesarkan dalam kondisi yang ideal, justru harus mengalami perlakuan mengerikan yang tidak seharusnya mereka dapatkan. Dan semua ini adalah kesalahan banyak pihak: pemerintah, masyarakat dll, yang membiarkan semua ini terjadi di hadapan mata. Harus ada upaya
komprehensif untuk menghentikan semua itu. Sementara menunggu tindakan nyata pemerintah yang malah sibuk dengan hal-hal yang tidak kita pahami, atau kebanyakan LSM yang juga sibuk dengan hal-hal yang bisa menghasilkan uang, anak-anak kita tetap harus diselamatkan. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan: 1. Tanamkan pemahaman kepada anak-anak kita untuk tidak jajan sembarangan. Makanan yang dimasak di rumah tentu jauh lebih aman ketimbang jajanan yang kita tidak tahu proses pembuatannya seperti apa. Akan lebih baik jika anak-anak membawa bekal makanan/minuman sendiri dari rumah. 2. Mengkampanyekan agar bersikap hati-hati terhadap makanan/jajanan di luar rumah. Makanan/minuman dengan warna yang mencolok sebaiknya dihindari, karena ada kemungkinan menggunakan pewarna yang bukan untuk makanan. Lakukan kampanye ini kepada anggota keluarga, saudara, dan orang-orang di sekitar Anda. 3. Sekedar tambahan, 'junk food' yang digilai banyak orang di Indonesia, di negara asalnya justru sudah mulai ditinggalkan karena terbukti menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan. Jadi, jangan alihkan anak-anak dari jajanan 'biasa' di sekitar kita ke junk food yang juga sama-sama berisiko membahayakan kesehatan. Mudah-mudahan tulisan ini membuka kesadaran kita semua terhadap adanya bahaya yang mengancam keluarga kita. Jangan biarkan keluarga kita, anak-anak kita, generasi muda kita menjadi korban. http://archive.kaskus.us/thread/3442138
Jangan Biasakan Anak Mengonsumsi Junk Food Sabtu, 29/05/2010 09:00 WIB - Ikrob Didik Irawan
Biasanya anak yang kurang suka makan nasi dan masakan lain di rumah cenderung lebih suka mengonsumsi jajanan. Ragam jajanan yang digemari saat ini pun bervariasi mulai dari permen, roti, es krim, minuman soda, sampai dengan junk food (makanan cepat saji). Untuk junk food sendiri saat ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat terutama kota-kota besar. Bahkan tak jarang makanan rendah kadar gizi ini malah dikenalkan oleh orangtua kepada anaknya sejak dini. Padahal junk food bisa berdampak buruk karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, bahkan mengganggu kesehatan mental. Sejak kecil, tanpa sengaja anak-anak di berbagai kota besar secara tidak sadar diajarkan sifat konsumtif oleh keluarganya. Mereka disuguhi budaya konsumtif melalui media elektronik, serta melalui mal atau pusat perbelanjaan yang kini menjamur. Sebagai contoh, ketika mengajak anak jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, banyak orangtua membelikan makanan junk food. Begitu perut lapar, anak-anak langsung diajak menyantap paket menu yang terdiri dari nasi plus ayam goreng atau burger bersusun tiga ditambah sekantong kentang goreng plus segelas soda. “Junk food sebenarnya adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau
memiliki sedikit kandungan nutrisi karena mengandung lemak yang tinggi. Makanan cepat saji jenis ini seperti hamburger, ayam goreng, kentang goreng, dan jenis makanan cepat saji lainnya,” jelas dr M Wildan SpA, spesialis anak dari Rumah Sakit Dr Oen Surakarta. Junk food juga merupakan jenis makanan yang tinggi kandungan garam, gula, lemak dan kalori namun rendah nutrisi. Menurut Wildan, junk food dapat dikonotasikan sebagai makanan yang kualitas gizinya rendah atau makanan “sampah”, sehingga sangat tidak baik terlebih jika dikonsumsi anak-anak. Makanan ini biasanya dikemas sebagai menu cepat saji dengan menawarkan rasa yang lezat dan membuat ketagihan. “Junk food biasanya mengandung padat kalori, lemak dan bumbu-bumbu dengan kadar garam tinggi sehingga menimbulkan sensasi rasa yang sangat lezat di lidah. Ini jelas tidak sehat karena lemak, kalori dan zat-zat lain yang dikandungnya melebihi batas yang ditentukan. Padahal, komposisi makanan sehat itu kan harus seimbang,” imbuhnya. Dari sisi kesehatan, sudah banyak diketahui bahwa betapa besar risiko kesehatan yang dihadapi bila mengonsumsi makanan junk food secara rutin. Penyakit Mengintai Bila junk food sudah merambah anak-anak dan menjadi bagian dari gaya hidup mereka, maka dikhawatirkan risiko mengidap berbagai penyakit akan mengintai sejak usia dini seperti obesitas. Belum lagi penyakit degeneratif yang akan menyerang ketika dewasa seperti jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, atau jenis penyakit berat lainnya. “Oleh sebab itu, anak-anak sebaiknya dihindarkan atau jangan sering-sering mengonsumsi makanan junk food. Makanan yang baik adalah makanan dengan kandungan gizi dan nutrisi seimbang,”¨ terangnya. Bila ditelaah, junk food memang layak disebut makanan “sampah” karena jika dihitung dari nilai gizi, makanan ini tidaklah seimbang. Sebungkus kentang goreng porsi normal misalnya dapat mengandung 500 kalori, hamburger sekitar 500 kalori, belum lagi bila ditambah minuman soda total kalori satu hidangan bisa melebihi 2.000 kalori. Sementara rata-rata kebutuhan kalori untuk pria dewasa saja rata-rata hanya 1.900 kalori, sedangkan anak-anak hanya sekitar 1.500-1.900 kalori. Berarti, apabila makan sekali sajian, belum termasuk minumnya sudah melewati lebih dari separuh kebutuhan kalori untuk anak-anak. “Bukan berarti tidak boleh mengonsumsi junk food, namun frekuensinya jangan terlalu sering. Maksimal sekali seminggu, sekali masih boleh. Namun akan lebih baik jika dihindari sama sekali, ataupun ketika menemani anak makan, orangtua jangan ikut makan. Sehingga anak akan sadar bahwa junk food adalah makanan yang tidak sehat,” terangnya. Wildan menyarankan usai makan junk food harus dibarengi dengan makan makanan olahan dari sayuran dan buah-buahan. Sebab, dua jenis makanan tersebut tinggi kadar seratnya, sehingga sangat bagus untuk mengimbangi tubuh yang sudah kemasukan junk food. Aktivitas fisik yang menyehatkan seperti olahraga pun juga harus diajarkan orangtua pada anaknya. Selain berdampak buruk bagi kesehatan, ternyata dari hasil beberapa penelitian yang pernah dilakukan di Central Queensland University Australia, menyimpulkan bahwa anak yang sering makan makanan berlemak dan mengandung gula tinggi seperti junk food juga cenderung mengalami gangguan perkembangan psikologis dan mental. Akibatnya anak sering mengalami depresi, terjadi hiperaktif, dan sulit berkonsentrasi. Akibatnya nilai ulangan di sekolah menjadi menuurun. “Poin penting adalah orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Jika orangtua tidak bisa hidup sehat, maka jangan mengharapkan anaknya juga memiliki pola hidup yang sehat,” tegasnya. (Ikrob Didik Irawan)
http://www.harianjoglosemar.com/berita/jangan-biasakan-anak-mengonsumsi-junk-food-16381.html
GadoGado
General UserID: 53918 Join Date: Sep 2010 Posts: 24,620
Rep Power: 35
Fast Food,Junk Food, Lemak & Kesehatan seringkali kita nda begitu jelas apa sih fast food itu? apa sih junk food itu? emang bahaya yah? tidak semua fast food itu adalah junk food dan begitu pula sebaliknya. namun sebagian besar fast food adalah junk food dan begitu pula sebaliknya.
Apakah Fast Food Sama Dengan Junk Food? Sejarah fast food sudah ada sejak abad ke-19, saat dimulainya era indusri di Amerika Serikat. Saat itu, masyarakat memasuki dunia kerja industri dengan kebiasaan yang baru pula. Mereka harus bekerja 8-10 jam sehari, dengan waktu istirahat yang pendek, sehingga harus efisien dalam memanfaatkan waktu makannya. Fast food saat itu hanya berupa snack bar yang dijual di kios-kios. Memasuki abad ke-20, mulai muncul restoran-restoran fast food seperti yang ada sekarang, disusul dengan era waralaba (franchise) sejak tahun 1950-an. Kehadiran fast food langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya hidup orang modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa menyantapnya sambil berdiri atau berjalan, bahkan jalan-jalan di taman kota. Bertahun-tahun gaya hidup serba instan itu berjalan, sampai akhirnya mereka tersadar bahwa maraknya fast food telah membuat jumlah orang gemuk di AS juga meningkat tajam. Tak hanya itu, obesitas juga menjadi masalah nasional yang sangat serius, karena banyak kasus kematian menimpa orang AS, terkait dengan masalah kelebihan berat badan. Sebenarnya fast food tidak sama dengan junk food (makanan sampah yang hanya padat kalori). Bahan penyusun fast food termasuk golongan pangan bergizi. Yang penting dilakukan adalah bagaimana mengatur frekuensi makan fast food agar tidak dikonsumsi secara berlebihan. Junk food adalah kata lain untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit. Yang paling gampang masuk dalam jenis ini adalah keripik kentang yang mengandung garam, permen, semua dessert manis, makanan fast food yang digoreng, dan minuman soda atau minuman berkarbonasi. Pada makanan yang mempunyai label junk food biasanya kandungan vitamin, protein, atau mineralnya sangat sedikit. Junk food mengandung banyak sodium, saturated fat, dan kolesterol. Bila jumlah ini terlalu banyak di dalam tubuh, maka akan menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai penyakit berat macam darah tinggi, stroke, jantung, dan kanker. >> Sodium tidak boleh kebanyakan terdapat di dalam tubuh kita. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 miligram. Ini sama dengan 1 3/5 sendok teh. Bila sodium terlalu banyak, maka dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi juga akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung, dan stroke. >> Satured fat berbahaya bagi tubuh karena zat tersebut merangsang organ hati untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu oleh tubuh itu sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewani yang kita makan. Kolesterol banyak terdapat dalam daging, ayam, ikan, telur, mentega, susu, dan keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol dapat menutup saluran darah dan
oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh. Tingginya jumlah satured fat akan menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Kanker payudara merupakan pembunuh terbesar setelah kanker usus. Lemak dari daging, susu, dan produk-produk susu merupakan sumber utama dari satured fat. >> Selain itu, beberapa junk food juga mengandung banyak gula. Gula, terutama gula buatan, tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi, dan obesitas. Minuman bersoda, cake, dan cookies mengandung banyak gula dan sangat sedikit vitamin serta mineralnya. Minuman bersoda mengandung paling banyak gula, sedangkan kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 gram atau satu sendok teh sehari. infosehat.com
Dampak Buruk Junk Food Junk food berakibat jelek banget buat tubuh. Junk food adalah makanan yang mengandung banyak lemak, gula, dan berkalori tinggi dengan nutrisi rendah serta sedikit serat. Gabungan semua itu sangat "mematikan", karena jika dikonsumsi berlebih menyebabkan penyakit menyeramkan bernama diabetes, sakit jantung, stroke, darah tinggi, kanker usus, kanker payudara, bahkan penuaan dini! Enggak cuma penyakit-penyakit ’tingkat tinggi’ seperti itu, penyakit ringan semisal karies (gigi berlubang), batuk-batuk, dan obesitas pun bisa menjangkiti kita. Lihat aja film dokumenter Supersize Me yang berisi perjalanan Morgan Spurlock. Dia menunjukkan dampak buruk fast food dengan mengonsumsi makanan cepat saji sebulan penuh, sehari tiga kali. Spurlock yang berbadan tegap dengan tinggi 188 cm dan berat 88 kg dianggap sebagai ikon tubuh ideal. Dalam film ini, setelah menjalani "30 hari menyantap junk food", ia menunjukkan gangguan fisik dan mental. Berat badannya bertambah 11 kg dengan lingkar pinggang makin lebar. Ia merasakan efek lain berupa mood swings, menurunnya gairah seksual, sering mual-mual, sakit dada, kerusakan liver, dan kadar kolesterolnya meroket. Membutuhkan 14 bulan bagi Spurlock untuk mengembalikan kondisi tubuhnya seperti semula. Enggak semua fast food berarti junk food lho. Makanan Jepang seperti sushi, sashimi, juga salad dan sandwich, dengan berbagai macam sayuran yang bisa divariasikan, malah bermanfaat. -------------------------------------------------------------------------------------
JAJANAN GAUL ANAK MUDA MASA KINI = JUNK FOOD ? Anak muda perkotaan sudah tidak asing dengan jajanan seperti fried chicken, french fries, hamburger, pizza dan sejenisnya. Termasuk juga donat impor yang berukuran besar dengan macam-macam citarasa, cemilan ekstruksi (semacam chiki), minuman bersoda, minuman kola, es krim, milkshake, minuman kopi dengan "float" krim, coklat dan sebagainya. Makanan-minuman keren tersebut memang sangat mudah ditemui di mall-mall, plaza dan pertokoan besar di pusat dan pinggiran kota. Dan agaknya telah membudaya dan menjadi santapan elit, terutama bagi kaum muda perkotaan. Budaya konsumtif perkotaan diakui atau tidak telah melanda juga anak-anak muda, termasuk bagaimana mereka memilih jajanannya. Siapa sih yang nggak merasa wah dan "gaul" jika lunch atau dinner di McDonalds atau KFC atau Pizza Hut atau Dunkin' Donuts ? Wow nggak ada yang nolak. Selain rasanya yang nikmat, suasana restonya juga menyenangkan dan bergengsi. Tapi tahukah kita bahwa jenis-jenis jajanan yang ditawarkan resto-resto di atas termasuk atau sangat berpotensi sebagai junk-food? Alias makanan sampah? Mengapa makanan sampah? Produk pangan disebut junk-food jika kandungan nutrisinya sangat rendah atau kalorinya terlalu tinggi dan hanya mengandalkan rasanya yang enak Umumnya yang termasuk dalam golongan junk-food adalah makanan berkadar garam tinggi, bergula tinggi, berlemak tinggi, namun kandungan nutrisi lainnya tipis, seperti protein, vitamin dan mineral. Salah satu ciri junk food antara lain mengandung banyak sodium (garam-garaman), lemak jenuh dan kolesterol. Junk food mengutamakan citarasa, penampilan luar yang wah dan secara ekonomi menguntungkan karena populer, sedangkan nilai gizinya prioritas ke sekian. Akibat mengutamakan citarasa tersebut junk-food mengandung banyak lemak, garam dan gula, termasuk bahan tambahan pangan atau aditif sintetik untuk menimbulkan citarasa (seperti MSG). Maka junk-food berpotensi menimbulkan banyak penyakit, dari yang ringan sampai berat, seperti obesitas, rematik akibat penimbunan asam urat, tekanan darah tinggi, serangan jantung koroner, stroke dan kanker. Saat ini penyakit-penyakit degeneratif tersebut tidak hanya
monopoli diderita orang tua yang berumur, tetapi juga anak muda. Berdasarkan data survai WHO umur rata-rata orang yang terjangkit jantung koroner di dunia telah menurun dari 46 tahun ke 35 tahun. Suatu hal yang sangat memprihatinkan. From Junk Food to Smart Food Bagaimana mengatasi akibat dari junk-food tanpa kita harus meninggalkan sama sekali makanan-makanan trendy tersebut ? Ada banyak macam cara, antara lain : Jika makan fried chicken (tidak digunakan istilah ayam goreng karena konotasi yang ditangkap akan sangat berbeda, fried chicken alias ayam goreng impor menggunakan teknik penggorengan deep frying dimana kandungan lemak bahan yang digoreng jauh lebih besar dibandingkan dengan bahan yang digoreng dengan teknik penggorengan biasa) sebaiknya buang bagian kulitnya. Kulit ayam, apalagi ayam ras, adalah sumber lemak jenuh dan kolesterol. Jangan ganti nasi dengan french fries. Kandungan lemak dan sodium french fries sangat tinggi, mengkonsumsi nasi lebih baik. Kalau beli burger, cari pilihan jenis burger yang lebih banyak mengandung bahan nabati dibandingkan hewani. Jika memungkinkan perbanyak isi sayurnya, seperti selada, tomat, mentimun dan sebagainya. Sekarang mulai ngetrend coffee float, cola float dan sebagainya. Ingat float banyak mengandung lemak dan gula. Sebaiknya beli minuman tanpa embel-embel float. Es krim kadang-kadang dipakai sebagai hidangan penutup, selayaknya dihindari karena kandungan gula dan lemaknya cukup tinggi. Sebaiknya ganti dengan yoghurt, puding atau jus buah. Jika tidak tersedia, minum teh jauh lebih baik. ------------------------------------------------------------------------------------
Tentang Lemak.. tinggi di sodium, gula, lemak efek negatifnya sudah dijelaskan di artikel diatas" namun mw membahas lebih lanjut soal lemak, dan bagaimana sih efeknya terhadap tubuh kalau berlebihan? Wink lemak ada lemak tidak jenuh, lemak jenuh, dan trans fat
berikut artikel umum yang membahas ketiganya: Lemak Monounsaturated (canola, olive dan peanut oil, and alpukat) dan lemak polyunsaturated (safflower, wijen, biji bunga matahari, dan banyak kacang-kacangan dan biji-bijian) tidak menaikkan kadar LDL (kolesterol buruk) tapi dapat menaikkan tingkat HDL (kolesterol baik). yang terbaik adalah untuk memilih makanan dengan jenis lemak ini untuk menjaga kesehatan anda. Saturated fat atau lemak jenuh, trans fatty acid dan dietary cholesterol akan meningkatkan kadar kolesterol buruk dalam tubuh anda dan dapat mengakibatkan masalah jantung. Lemak jenuh banyak ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewani seperti daging sapi, domba, babi, minyak babi, butter, cream, produk susu whole milk, keju, dan beberapa jenis tumbuhan seperti minyak kelapa, dan minyak sawit yang banyak ditemukan dalam kue tart, cookies, dan cemilan yang mengandung garam. Tidak seperti minyak tumbuhan yang lain, minyak ini banyak mengandung asam lemak jenuh. Beberapa makanan yang diproses (makanan siap saji yang dibekukan dan makanan kalengan) dapat mengandung lemak jenuh yang tinggi. Sebaiknya anda mengecek label di kemasan sebelum anda membeli makanan jenis ini. Trans fatty acids (TFAs) terbentuk selama proses pembuatan minyak goreng, margarin, dan shortening dan banyak ditemukan dalam makanan yang dijual secara komesil seperti gorengan, roti, cookies dan crackers. Beberapa ditemukan secara alami dalam jumlah yang kecil dalam makanan yang berasal dari hewani seperti daging sapi, babi dan domba dan butter fat di dalam butter dan produk susu. Berdasarka penelitian, TFA akan meningkatkan total kolesterol dalam darah. TFA cenderung meningkatkan kadar kolesterol buruk (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol yang baik (HDL). Sebuah penelitian menemukan empat sumber utama TFA dalam pola makan / diet seorang wanita berasal dari margarin, daging (sapi, babi, domba), cookies dan roti putih. Sampai saat ini TFA tidak dicantumkan dalam label nutrisi tapi hal ini akan segera berubah. Beberapa produsen makanan bahkan telah mengumumkan bahwa mereka telah menghilangkan TFA dari makanan yang mereka produksi. http://ceriwis.us/showthread.php?t=49007 Bahaya Junk Food Untuk Anak Kecanduan jenis makanan ini akan berpengaruh pada rendahnya IQ. Jum'at, 11 Februari 2011, 08:32 WIB Siswanto, Lutfi Dwi Puji Astuti
Anak (dok. Corbis) BERITA TERKAIT
Agar Anak Mau Konsumsi Makanan sehat Mandi Menyenangkan Buat Si Kecil Bakteri di Susu Bayi Ancam Selaput Otak Antibiotik Bagi Anak Bisa Jadi Sumber Bahaya Mengapa Orangtua Tak Sadar Anak Kegemukan
VIVAnews – Hati-hati bila si kecil gemar mengonsumsi junk food. Menurut penelitian di Universitas Bristol, kecanduan jenis makanan ini akan berpengaruh pada rendahnya IQ. Anak yang umurnya belum genap 3 tahun, tapi dibiarkan menyantap junk food terus menerus, menunjukkan IQ-nya lebih rendah dalam lima tahun mendatang, dibandingkan dengan anakanak seusianya yang dibiasakan makan makanan sehat. Mengapa hal itu terjadi? Karena junk food bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak, dikutip dari Daily Mail. Adapun perbedaan IQ antara anak yang kecanduan junk food dengan yang tidak, bisa mencapai sebanyak lima poin IQ. Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya hubungan langsung antara pola makan anak-anak dan kekuatan otak mereka di kemudian hari. Proyek studi ini juga menggambarkan bahwa pengetahuan tentang gizi anak juga dipengaruhi oleh faktor kelas sosial dan pendidikan ibu menyusui. Jadi, anak berusia 1 - 2 tahun lebih baik diberikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang. Soalnya, pada umur inilah masa emas pertumbuhan otaknya sedang berkembang pesat. Salah satu peneliti, Dr Pauline Emmett, mengatakan nutrisi yang baik sangat penting dalam tiga
tahun pertama kehidupan mereka atau ketika otak tumbuh pada laju tercepat. Anak-anak kecil yang mengonsumsi makanan yang dikemas dengan lemak tinggi, gula, atau olahan siap saji, mengandung terlalu sedikit vitamin dan nutrisi, yang berarti bisa memicu otak mereka tidak pernah tumbuh ke tingkat optimal. “Anak-anak harus konsumsi makanan segar yang disiapkan di rumah,” kata Emmett. (pet) • VIVAnews http://kosmo.vivanews.com/news/read/204107-bahaya-junk-food-untuk-anak
Home » kesehatan » Bahaya Makanan Junk food Bagi Anak-Anak
Bahaya Makanan Junk food Bagi AnakAnak 1
Posted by infodejava on Thursday Hati-hati bila si kecil gemar mengonsumsi junk food. Menurut penelitian di Universitas Bristol, kecanduan jenis makanan ini akan berpengaruh pada rendahnya IQ. Anak yang umurnya belum genap 3 tahun, tapi dibiarkan menyantap junk food terus menerus, menunjukkan IQ-nya lebih rendah dalam lima tahun mendatang, dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang dibiasakan makan makanan sehat. Mengapa hal itu terjadi? Karena junk food bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak, dikutip dari Daily Mail. Adapun perbedaan IQ antara anak yang kecanduan junk food dengan yang tidak, bisa mencapai sebanyak lima poin IQ. Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya hubungan langsung antara pola makan anakanak dan kekuatan otak mereka di kemudian hari. Proyek studi ini juga menggambarkan bahwa Bahaya Makanan Junk Food pengetahuan tentang gizi anak juga dipengaruhi oleh faktor kelas sosial dan pendidikan ibu menyusui.
Jadi, anak berusia 1 - 2 tahun lebih baik diberikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang. Soalnya, pada umur inilah masa emas pertumbuhan otaknya sedang berkembang pesat. Bahaya Makanan Junk food Bagi Anak-Anak Salah satu peneliti, Dr Pauline Emmett, mengatakan nutrisi yang baik sangat penting dalam tiga tahun pertama kehidupan mereka atau ketika otak tumbuh pada laju tercepat. Anak-anak kecil yang mengonsumsi makanan yang dikemas dengan lemak tinggi, gula, atau olahan siap saji, mengandung terlalu sedikit vitamin dan nutrisi, yang berarti bisa memicu otak mereka tidak pernah tumbuh ke tingkat optimal http://infodejava.blogspot.com/2011/02/bahaya-makanan-junk-food-bagi-anak-anak.html Bahaya Junk Food Untuk Anak « on: March 02, 2011, 04:15:11 PM »
Hati-hati bila si kecil gemar mengonsumsi junk food. Menurut penelitian di Universitas Bristol, kecanduan jenis makanan ini akan berpengaruh pada rendahnya IQ. Anak yang umurnya belum genap 3 tahun, tapi dibiarkan menyantap junk food terus menerus, menunjukkan IQ-nya lebih rendah dalam lima tahun mendatang, dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang dibiasakan makan makanan sehat. Mengapa hal itu terjadi? Karena junk food bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak, dikutip dari Daily Mail. Adapun perbedaan IQ antara anak yang kecanduan junk food dengan yang tidak, bisa mencapai sebanyak lima poin IQ. Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya hubungan langsung antara pola makan anakanak dan kekuatan otak mereka di kemudian hari. Proyek studi ini juga menggambarkan bahwa pengetahuan tentang gizi anak juga dipengaruhi oleh faktor kelas sosial dan pendidikan ibu menyusui. Jadi, anak berusia 1 - 2 tahun lebih baik diberikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang. Soalnya, pada umur inilah masa emas pertumbuhan otaknya sedang berkembang pesat. Salah satu peneliti, Dr Pauline Emmett, mengatakan nutrisi yang baik sangat penting dalam tiga tahun pertama kehidupan mereka atau ketika otak tumbuh pada laju tercepat.
Anak-anak kecil yang mengonsumsi makanan yang dikemas dengan lemak tinggi, gula, atau olahan siap saji, mengandung terlalu sedikit vitamin dan nutrisi, yang berarti bisa memicu otak mereka tidak pernah tumbuh ke tingkat optimal. “Anak-anak harus konsumsi makanan segar yang disiapkan di rumah,” kata Emmett.
WHO: Junk Food Tak Boleh Dijual di Sekolah
(Foto: thinkstock) Jakarta, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah membuat larangan untuk tidak menjual dan tidak memasang iklan makanan cepat saji atau junk food di area sekolah dan taman bermain. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan diet sehat dan mencegah obesitas pada anak. Larangan iklan junk food WHO ini diarahkan pada anak-anak untuk menghindari makanan tinggi lemak jenuh gula atau garam. Tapi larangan ini bukan untuk meminta negara-negara anggota mempertimbangkan pendekatan paling efektif untuk mengurangi pemasaran junk food. Menurut pejabat WHO, rekomendasi tidak mengikat akan diajukan di pertemuan tingkat tinggi tentang pencegahan dan pengendalian tidak menular pada September's General Assembly di New York. "Peraturan ini untuk menjauhkan anak-anak dari segala bentuk pemasaran makanan tinggi lemak jenuh, asam trans-lemak, gula atau garam," jelas badan kesehatan PBB, dilansir AFP, Senin (24/1/2011). WHO menjelaskan, peraturan tersebut meliputi tempat menyusui, taman bermain, sekolah, halaman sekolah, pusat pra-sekolah, klinik keluarga, juga tempat pelayanan olahraga dan budaya. Menurut WHO, ada sekitar 43 juta anak pra-sekolah yang mengalami obesitas (kegemukan) atau
kelebihan
berat
badan.
"Anak-anak di seluruh dunia yang terkena pemasaran makanan tinggi lemak, gula atau garam, dapat meningkatkan potensi generasi muda mengembangkan penyakit menular selama hidup mereka," katanya. WHO memperingatkan, 6 dari 10 kematian setiap tahun diakibatkan oleh penyakit jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru-paru kronis. Faktor umum dari empat penyakit utama tersebut adalah pola makan yang buruk.
"Junk Food" Sebabkan Obesitas Anak-anak
IST
Junk Food BACA JUGA Sriwijaya Post - Rabu, 2 Februari 2011 23:33 WIB LONDON, SRIPOKU.COM - Apakah anak-anak Anda lebih suka mengisi perutnya dengan mengonsumsi "junk food" seperti kentang goreng, burger, kue-kue, minuman cola bersoda dan permen coklat? Memang, sulit bagi seorang anak menolak makanan cepat saji yang mengundang selera karena lezat, tersedia dengan mudah, dan ditempatkan di tempat-tempat menarik (catchy), sebagaimana dikutip dari Life.Com. Baik Ayah maupun Ibu, kerapkali memanjakan buah hatinya dengan memberi junk food. Tayangan televisi menyerang anak-anak dengan iklan makanan sampah disertai dengan hadiah mainan yang menarik. Saat ini, anak-anak mudah memilih junk food. Tapi ingat, junk food mengandung kaya lemak dan rendah nutrisi dan tidak memberikan apa pun. Mengonsumsi junk food dapat mengakibatkan obesitas.
Anak-anak yang kecanduan junk food tidak hanya beresiko kena obesitas, tetapi pada saat yang sama, kehilangan nutrisi penting yang diperlukan bagi pertumbuhan kesehatan. Anak-anak membutuhkan asupan kalsium bagi tulang, zat besi bagi darah, protein dan vitamin bagi pertumbuhan tubuh. Untuk itu, ajarlah anak-anak Anda kebiasaan mengonsumsi makanan sehat. Ini membantu anak-anak dalam mengembangkan sikap yang benar ketika memilih makanan sehat. Biasakan anak-anak mengonsumsi banyak buah-buahan dan sayuran segar. Ajarilah mereka pentingnya makan pagi. Isilah kotak makan siang mereka dengan pilihan makanan sehat. Jelaskan kepada mereka bahaya tepung makanan dalam junk food. Mintalah mereka untuk mengunyah makanan mereka perlahan-lahan. Orangtua - berhati-hatilah! Orangtua perlu berhati-hati tentang cara menunjukkan cintanya kepada anak-anak. Seringkali orangtua silau oleh keyakinan, "Saya akan membelikan apa yang engkau minta karena kami mencintaimu". Dan makanan yang digunakan sebagai hadiah biasanya makanan - tinggi lemak, gula dan garam, dengan sedikit kandungan gizi. Alih-alih memberi makanan sebagai hadiah, pertimbangkanlah memberi beberapa hadiah kreatif non-pangan. Anda dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak-anak, memberi mereka hadiah berupa buku atau membawa mereka jalan-jalan, daripada membeli coklat atau membawa mereka ke restoran cepat saji. Ketika anak-anak ingin menikmati sebuah burger - pastikan ia mengonsumsi selada dan tomat di dalamnya. Mintalah kepada mereka untuk juga minum susu, daripada minuman bersoda seperti cola. Bila memungkinkan, pilihlah roti gandum. Kebiasaan makanan sehat dengan aktivitas fisik secara teratur adalah kunci untuk hidup sehat. Jadilah teladan bagi anak-anak Anda. Jika Anda orang yang aktif secara fisik, anak-anak anda lebih mungkin untuk menjadi aktif dan tetap aktif selama sisa hidup mereka.
Bahaya Junk Food Untuk Anak Bahaya Junk Food Untuk Anak - Ini dia info penting seputar Bahaya Junk Food Untuk Anak, mohon maaf jika informasi tentang "Bahaya Junk Food Untuk Anak" ternyata repost. VIVAnews – Hati-hati bila si kecil gemar mengonsumsi junk food. Menurut penelitian di Universitas Bristol, kecanduan jenis makanan ini akan berpengaruh pada rendahnya IQ. Anak yang umurnya belum genap 3 tahun, tapi dibiarkan menyantap junk food terus menerus, menunjukkan IQ-nya lebih rendah dalam lima tahun mendatang, dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang dibiasakan makan makanan sehat.
Mengapa hal itu terjadi? Karena junk food bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak, dikutip dari Daily Mail. Adapun perbedaan IQ antara anak yang kecanduan junk food dengan yang tidak, bisa mencapai sebanyak lima poin IQ. Ini merupakan studi pertama yang menunjukkan adanya hubungan langsung antara pola makan anakanak dan kekuatan otak mereka di kemudian hari. Proyek studi ini juga menggambarkan bahwa pengetahuan tentang gizi anak juga dipengaruhi oleh faktor kelas sosial dan pendidikan ibu menyusui. Jadi, anak berusia 1 - 2 tahun lebih baik diberikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang. Soalnya, pada umur inilah masa emas pertumbuhan otaknya sedang berkembang pesat. Salah satu peneliti, Dr Pauline Emmett, mengatakan nutrisi yang baik sangat penting dalam tiga tahun pertama kehidupan mereka atau ketika otak tumbuh pada laju tercepat. Anak-anak kecil yang mengonsumsi makanan yang dikemas dengan lemak tinggi, gula, atau olahan siap saji, mengandung terlalu sedikit vitamin dan nutrisi, yang berarti bisa memicu otak mereka tidak pernah tumbuh ke tingkat optimal.