1 JU NI 201 3
34567
DUNIA TANPA PRASANGKA
KAPAN?
34567 Vol. 134, No. 11 JUNE 1, 2013
Semimonthly INDONESIAN
MAJALAH INI, Menara Pengawal, memuliakan Allah Yehuwa, Penguasa alam semesta. Majalah ini menghibur orang dengan kabar baik bahwa Kerajaan surgawi Allah akan segera mengakhiri semua kejahatan dan mengubah bumi menjadi firdaus. Majalah ini membantu orang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah mati agar kita bisa memperoleh kehidupan abadi dan yang kini memerintah sebagai Raja Kerajaan Allah. Jurnal ini terus terbit sejak 1879 dan tidak terkait dengan politik. Majalah ini berpaut pada Alkitab.
(
Cetakan Tiap Terbitan: 44.978.000 DALAM 207 BAHASA
1 JUNI 2013
TOPIK UTAMA
Prasangka —Masalah Sedunia
HALAMAN 3
DUNIA TANPA PRASANGKA—KAPAN? 5
ARTIKEL LAIN Mendekatlah kepada Allah—Yehuwa ”Tidak Berat Sebelah” 8 Harta yang Tersembunyi Berabad-abad 9 Patutkah Kita Berdoa kepada Para Santo? 12
Maukah Anda mendapatkan lebih banyak informasi atau belajar Alkitab gratis di rumah?
Ajarlah Anak Anda —Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Seorang Penjahat? 14 Pertanyaan Alkitab Dijawab 16
Kunjungi www.jw.org/id atau kirim permintaan Anda ke alamat di bawah ini. Untuk AMERIKA SERIKAT: Jehovah’s Witnesses 25 Columbia Heights Brooklyn, NY 11201-2483 Untuk HONGKONG: Jehovah’s Witnesses 4 Kent Road, Kowloon Tong Kowloon
(s
BACA DI INTERNET www.jw.org/id PERTANYAAN UMUM MENGENAI SAKSI-SAKSI YEHUWA —Apakah Kalian Toleran Terhadap Agama Lain?
Untuk daftar alamat di negara lain, lihat www.jw.org/id/hubungi-kami. ˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang didukung sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001. Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
r
(Temukan di MENGENAI KAMI/PERTANYAAN UMUM)
1 JU NI 201 3
34567
UNDUH MAJALAH INI DALAM BERBAGAI FORMAT DUNIA TANPA PRASANGKA
KAPAN?
TOPIK UTAMA PRASANGKA YANG MENDUNIA Kanada: ”Walaupun keanekaragaman [negeri ini] telah diakui dan banyak kebijakan serta hukum ditetapkan untuk melindungi hak masyarakat yang beragam, rasisme terus merongrong hak asasi manusia.”—Amnesty International tentang Kanada, 2012.
Eropa: ”[Empat puluh delapan] persen warga Eropa menganggap bahwa upaya mengatasi diskriminasi di negara mereka sama sekali belum cukup.”—Intolerance,
Prasangka
Prejudice and Discrimination: A Euro-
Masalah Sedunia
Afrika: ”Kekerasan dan diskriminasi terhadap wanita tetap merajalela di banyak negara.”—Amnesty
JONATHAN, seorang pria Korea kelahiran Amerika, menjadi korban prasangka ras semasa kecil. Setelah dewasa, ia memutuskan pindah ke tempat baru, dengan harapan penduduk di sana tidak akan menilai dia berdasarkan wajah atau rasnya. Ia pun bekerja sebagai dokter di sebuah kota di utara Alaska, AS, di mana ia kelihatan mirip dengan banyak pasiennya. Ia berharap, mungkin di tengah dinginnya Lingkar Arktik, ia akhirnya terbebas dari dinginnya prasangka yang lebih menusuk. Harapannya hancur ketika ia mengobati seorang wanita berusia 25 tahun. Sewaktu wanita itu tersadar dari koma dan melihat wajah Jonathan, ia langsung melontarkan makian, meluapkan kebenciannya yang berurat berakar terhadap orang Korea. Insiden itu menyadarkan Jonathan akan suatu fakta menyakitkan bahwa semua upayanya untuk pindah dan membaur tidak bisa membebaskannya dari cengkeraman prasangka. Pengalaman Jonathan merupakan potret realitas yang suram: Prasangka ada di seluruh pelosok bumi.
International Report 2012.
pean Report, 2011.
Nepal: ”Kaum Dalit (golongan ”tak terjamah”, yang dianggap paling rendah) selalu mengalami diskriminasi, terutama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.” —Human Rights Watch World Report, 2012.
Eropa Timur: ”Kaum gipsi dari Eropa Timur selalu menjadi kambing hitam di negeri lain dan korban prasangka di negeri sendiri, namun tidak ada politisi yang mau menuntaskan problem ini.” —The Economist, 4 September 2010.
1 JUNI 2013
3
APA PRASANGKA ITU?
Para peneliti kesulitan mendefinisikan prasangka. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah ”sikap atau perasaan negatif terhadap seseorang hanya karena orang itu termasuk dalam golongan tertentu”. Yang lain mengatakan bahwa sikap ini ”tidak didukung informasi yang memadai”, sehingga ”orang-orang dari [suatu] kelompok dihakimi tanpa dasar”. Apa pun itu, prasangka dapat terbentuk karena perbedaan suku, agama, jenis kelamin, bahasa, berat badan, atau apa pun yang terlihat berbeda.
Dapat dikatakan, di mana ada manusia, di situ ada prasangka. Walaupun prasangka ada di mana-mana, banyak orang mengutuknya. Sungguh ironis. Bagaimana mungkin sesuatu yang sangat dibenci bisa begitu umum? Jelas, banyak orang yang tidak menyukai prasangka tidak sadar bahwa prasangka juga ada dalam diri mereka. Bagaimana dengan Anda sendiri? MASALAH PRIBADI Entah kita menyadarinya atau tidak, mendeteksi prasangka dalam hati kita adalah hal yang sulit. Alkitab menjelaskan alasannya, ”Hati lebih licik daripada apa pun juga.” (Yeremia 17:9) Jadi, kita bisa saja menipu diri dengan menganggap bahwa kita toleran terhadap orang-orang dari berbagai kalangan. Atau, kita mungkin berdalih bahwa kita punya alasan yang sah untuk berpandangan negatif terhadap golongan tertentu. Untuk memeriksa apakah kita mungkin menyimpan prasangka, bayangkan situasi berikut: Anda sedang berjalan sendirian di kegelapan malam. Dua pemuda yang tidak dikenal berjalan ke arah Anda. Mereka tampak kekar, dan salah satunya terlihat memegang sesuatu. Apakah Anda akan merasa terancam? Memang, Anda mungkin punya pengalaman yang membuat Anda merasa harus lebih waspada. Namun, apakah hal itu lantas membuat Anda boleh menyimpulkan bahwa kedua pemuda itu berniat jahat? Pertanyaan yang lebih menentukan adalah, Orang dari suku apa mereka dalam bayangan Anda? Jawabannya bisa mencerminkan isi hati Anda. Hal itu dapat menyingkapkan bahwa sampai taraf tertentu, benih prasangka telah berakar dalam hati Anda.
4
MENARA PENGAWAL
Kalau kita mau jujur, kita semua sedikit banyak memendam prasangka di lubuk hati kita. Alkitab sendiri menyebutkan satu bentuk prasangka yang sangat umum, ”Manusia menilai orang lain berdasarkan rupa mereka.” (1 Samuel 16:7, Contemporary English Version) Karena kita semua terjangkiti kecenderungan ini—yang sering kali berujung bencana—apakah mungkin untuk mengalahkan atau menyingkirkan prasangka? Dan, apakah kita akan pernah merasakan dunia yang bebas dari prasangka?
BAGAIMANA PERASAAN ANDA JIKA BERADA DALAM SITUASI INI?
Dunia Tanpa Prasangka
Kapan? 5 Bob Adelman/Corbis
”SAYA punya impian.” Kata-kata itu diucapkan lima puluh tahun yang lalu pada 28 Agustus 1963, oleh Martin Luther King, Jr., seorang tokoh hak-hak sipil dari Amerika, dalam pidatonya yang paling terkenal. Sepenggal kalimat itu ia ucapkan berulang kali untuk mengungkapkan impian, atau harapannya, bahwa suatu hari nanti manusia akan hidup bebas dari prasangka ras. WaMartin Luther King, Jr., laupun harapan ini hanya menyampaikan pidato ia sampaikan kepada war- tentang hak sipil ga Amerika Serikat, hal itu juga mewakili impian orang-orang dari berbagai bangsa. Tiga bulan setelah pidato King, pada 20 November 1963, lebih dari 100 negara menyetujui Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial. Sejumlah upaya global serupa juga dibuat pada dekade-dekade setelah itu. Semua iktikad baik tersebut menimbulkan pertanyaan, Apa hasilnya? Pada 21 Maret 2012, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, ”Ada banyak perjanjian dan perangkat yang berharga—juga agenda internasional yang komprehensif—untuk mencegah dan menumpas rasisme, diskriminasi ras, xenofobia, dan sikap intoleran lainnya. Meskipun demikian, rasisme terus menjadi sumber penderitaan bagi jutaan orang di seluruh dunia.” Bahkan di negeri-negeri di mana upaya pemberantasan rasisme dan prasangka lain telah membuahkan hasil, masih tersisa pertanyaan: Apakah kemajuan tersebut berhasil mencabut perasaan itu hingga ke akar atau sekadar mencegah orang melampiaskan perasaan mereka? Beberapa orang
percaya bahwa kemajuan itu paling-paling hanya mengurangi diskriminasi namun tidak berdaya menghapus prasangka. Mengapa? Karena diskriminasi adalah tindakan nyata yang dapat dilihat dan dikenai sanksi hukum, sedangkan prasangka berkaitan dengan pikiran dan emosi dalam diri seseorang, yang tidak mudah diatur oleh hukum. Jadi, upaya menghapus prasangka tidak boleh sekadar meredam tindakan diskriminatif, tetapi juga harus mengubah pandangan dan perasaan seseorang. Apakah ini mungkin? Ya. Beberapa kisah nyata berikut membuktikan hal itu. Kita juga akan melihat apa yang telah membantu mereka. ALKITAB MEMBANTU MEREKA MENGALAHKAN PRASANGKA Linda: Saya lahir di Afrika Selatan. Saya menganggap orang Afrika Selatan yang bukan kulit putih sebagai orang yang lebih rendah, tidak terpelajar serta tidak bisa dipercaya dan hanyalah pembantu orang kulit putih. Saya terperangkap dalam cara berpikir yang penuh prasangka dan bahkan tidak menyadarinya. Namun, sikap itu perlahan berubah saat saya mulai belajar Alkitab. Saya belajar bahwa ”Allah tidak berat sebelah” dan bahwa isi hati lebih penting daripada warna kulit atau bahasa. (Kisah 10:34, 35; Amsal 17:3) Ayat di Filipi 2:3 menyadarkan saya bahwa saya bisa mengalahkan prasangka dengan menganggap orang lain lebih tinggi. Prinsip Alkitab seperti itu telah membantu saya memedulikan orang lain tidak soal warna kulit mereka. Sekarang, saya merasa terbebas dari belenggu prasangka. Michael: Saya dibesarkan di daerah yang kebanyakan penduduknya adalah orang Australia kulit putih, dan saya mengembangkan kebencian yang sangat kuat terhadap orang Asia, terutama orang Cina. Kalau melihat seseorang yang kelihatan seperti orang Asia, saya akan membuka jendela mobil 1 JUNI 2013
5
”Saya merasa terbebas dari belenggu prasangka.”—Linda
”Saya pun mengerti bagaimana Allah memandang orang-orang.” —Michael
dan meneriakkan makian seperti ”Pulang sana, orang Asia!” Belakangan, sewaktu mulai belajar Alkitab, saya pun mengerti bagaimana Allah memandang orang-orang. Ia mengasihi mereka tidak soal rupa atau asal mereka. Kasih-Nya menyentuh hati saya, dan kebencian saya berubah menjadi kasih. Perubahan drastis ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa. Sekarang, saya sangat menikmati pergaulan dengan orang-orang dari berbagai negeri dan latar belakang. Hal ini membuat saya punya sudut pandang yang luas tentang kehidupan dan merasa bahagia. Sandra: Ibu saya berasal dari Umunede, Negara Bagian Delta, Nigeria. Tetapi, keluarga ayah saya berasal dari Negara Bagian Edo dan berbahasa Esan. Karena perbedaan ini, sampai ia meninggal, Ibu sangat menderita karena prasangka dari keluarga Ayah. Jadi, saya bersumpah untuk tidak akan pernah berurusan dengan siapa pun yang berbahasa Esan dan tidak akan pernah menikah dengan pria dari Edo. Namun ketika belajar Alkitab, saya mulai punya sudut pandang yang berbeda. Karena Alkitab mengatakan bahwa Allah tidak berat se-
6
MENARA PENGAWAL
belah dan bahwa siapa pun yang takut akan Dia akan diperkenan, siapakah saya ini hingga membenci orang karena suku atau bahasa mereka? Saya menyesuaikan cara berpikir dan dapat berdamai dengan keluarga Ayah. Menerapkan prinsip Alkitab telah membuat saya bahagia dan tenteram. Saya juga dibantu untuk bisa rukun dengan orang lain tidak soal latar belakang, ras, bahasa, atau kebangsaannya. Dan, pria yang menjadi suami saya? Dia berasal dari Edo dan berbahasa Esan! Mengapa Alkitab berhasil membantu mereka dan banyak orang lainnya untuk mengalahkan kebencian dan prasangka yang sudah mendarah daging? Karena Alkitab adalah Firman Allah, yang punya kuasa untuk mengubah cara berpikir dan perasaan seseorang. Selain itu, Alkitab menunjukkan hal lain yang dibutuhkan untuk mengakhiri semua prasangka.
”Saya menyesuaikan cara berpikir dan dapat berdamai.”—Sandra
KERAJAAN ALLAH AKAN MENGAKHIRI SEMUA PRASANGKA Pengetahuan Alkitab memang dapat turut mengendalikan dan menyingkirkan perasaan negatif. Namun, ada dua elemen lain yang perlu dibenahi sebelum prasangka bisa benar-benar dihapus. Yang pertama adalah dosa dan ketidaksempurnaan manusia. Alkitab dengan jelas mengatakan, ”Tidak ada orang yang tidak berbuat dosa.” (1 Raja 8:46) Sekuat apa pun kita berupaya, kita menghadapi pergulatan batin seperti rasul Paulus, yang menulis, ”Apabila aku ingin melakukan apa yang benar, apa yang buruk ada padaku.” (Roma 7:21) Jadi, dari waktu ke waktu, ketidaksempurnaan bisa membuat kita menyerah pada ”pikiran jahat” yang merupakan bibit prasangka.—Markus 7:21, Terjemahan Baru. Yang kedua, pengaruh Setan Si Iblis. Alkitab menggambarkan Setan sebagai ”pembunuh manusia” dan mengatakan bahwa dia ”sedang menyesatkan seluruh bumi yang berpenduduk”. (Yoha-
nes 8:44; Penyingkapan [Wahyu] 12:9) Jadi, jelaslah mengapa prasangka begitu merajalela dan mengapa manusia tidak berdaya mengatasi fanatisme, diskriminasi, genosida, dan sikap intoleran lainnya, baik dalam bidang sosial, keagamaan, dan rasial. Karena itu, prasangka baru dapat diberantas setelah dosa, ketidaksempurnaan manusia, dan pengaruh Setan Si Iblis ditiadakan. Alkitab menunjukkan bahwa itulah yang akan dilakukan Kerajaan Allah. Yesus Kristus mengajar para pengikutnya untuk berdoa kepada Allah, ”Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.” (Matius 6:10) Melalui Kerajaan Allah, semua ketidakadilan—termasuk semua bentuk sikap tidak toleran dan prasangka—akan disingkirkan. Ketika Kerajaan Allah datang dan mengambil alih dunia ini, Setan akan ’diikat’, atau dilumpuhkan sepenuhnya, agar ”dia tidak lagi menyesatkan bangsa-bangsa”. (Penyingkapan 20:2, 3) Akan ada ”bumi baru”, atau masyarakat yang baru, di mana ”keadilbenaran akan tinggal”.1—2 Petrus 3:13. Para anggota masyarakat yang adil-benar itu akan dibuat sempurna, bebas dari dosa. (Roma 8:21) Sebagai rakyat Kerajaan Allah, ”mereka tidak akan melakukan apa pun yang membawa celaka atau menimbulkan kerusakan”. Mengapa? ”Karena bumi pasti akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Yehuwa.” (Yesaya 11:9) Pada waktu itu, semua manusia akan mempelajari jalan-jalan Allah Yehuwa dan meniru kepribadian-Nya yang pengasih. Pada saat itulah segala prasangka berakhir, ”sebab Allah tidak berat sebelah”.—Roma 2:11. ˇ 1 Untuk keterangan lebih lanjut tentang Kerajaan Allah dan apa yang segera dicapainya, lihat pasal 3, 8, dan 9 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa.
1 JUNI 2013
7
MENDEKATLAH KEPADA ALLAH
Yehuwa ”Tidak Berat Sebelah” Pernahkah Anda menjadi korban diskriminasi? Pernahkah Anda dilecehkan, tidak mendapat pelayanan, atau tidak diterima bekerja karena warna kulit, latar belakang etnik, atau status sosial? Jika demikian, Anda sama sekali tidak sendirian. Namun, ada kabar baik. Walaupun manusia sering melecehkan sesamanya, Allah tidak akan berbuat demikian. ”Allah tidak berat sebelah,” kata rasul Petrus dengan tandas.—Baca Kisah 10:34, 35. Petrus mengucapkan kata-kata itu pada peristiwa yang sangat tidak lazim—di rumah seorang nonYahudi bernama Kornelius. Petrus, yang terlahir sebagai orang Yahudi, hidup pada masa ketika orang Yahudi menganggap orang non-Yahudi najis sehingga tidak layak diajak bergaul. Jadi, mengapa Petrus ada di rumah Kornelius? Singkatnya, karena Allah Yehuwa mengatur pertemuan itu. Dalam sebuah penglihatan, Petrus diberi tahu, ”Jangan lagi menyebut cemar hal-hal yang telah ditahirkan Allah.” Tanpa sepengetahuan Petrus, sehari sebelumnya, Kornelius juga mendapat penglihatan; seorang malaikat memerintahkan dia untuk memanggil Petrus. (Kisah 10:1-15) Ketika Petrus menyadari campur tangan Yehuwa dalam hal ini, ia pun tanpa ragu angkat bicara. ”Sesungguhnya,” kata Petrus, ”aku menyadari bahwa Allah tidak berat sebelah.” (Kisah 10:34) Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”berat sebelah” secara harfiah berarti ”pengambil muka”. (The Kingdom Interlinear Translation of the Greek Scriptures) Seorang pakar Alkitab menjelaskan, ”[Istilah] ini mengacu pada seorang hakim yang melihat muka seseorang kemudian menjatuhkan keputusan, bukan berdasarkan fakta-fakta yang terkait, namun berdasarkan apakah ia menyukai orang itu atau tidak.” Allah tidak lebih menyukai muka seseorang dibanding yang lain karena suku, kebangsaan, kedudukan sosial, atau faktor lahiriah lainnya.
8
MENARA PENGAWAL
Sebaliknya, Yehuwa melihat apa yang ada dalam hati kita. (1 Samuel 16:7; Amsal 21:2) Petrus mengatakan, ”Orang dari bangsa mana pun yang takut kepadanya dan mengerjakan keadilbenaran diperkenan olehnya.” (Kisah 10:35) Takut akan Allah berarti merespek, menghormati, dan memercayai Dia, serta menghindari apa pun yang tidak menyenangkan Dia. Mengerjakan keadilbenaran berarti dengan senang hati melakukan apa yang benar di mata Allah. Yehuwa senang kepada orang yang melakukan apa yang benar karena menghormati Dia dan takut menyakiti hati-Nya.—Ulangan 10:12, 13.
Saat melihat dari surga, Yehuwa hanya melihat satu ras —ras manusia Jika Anda pernah merasakan diskriminasi atau prasangka, Anda bisa sangat terhibur jika mencamkan kata-kata Petrus tentang Allah. Yehuwa menarik orang-orang dari segala bangsa ke dalam ibadat sejati. (Yohanes 6:44; Kisah 17:26, 27) Ia mendengarkan dan menjawab doa para penyembah-Nya tidak soal ras, kebangsaan, atau kedudukan sosial mereka. (1 Raja 8:41-43) Kita dapat yakin bahwa saat melihat dari surga, Yehuwa hanya melihat satu ras—ras manusia. Apakah Anda ingin mengenal lebih dekat Allah yang tidak pilih kasih ini? ˇ
SARAN PEMBACAAN UNTUK JUNI
Yohanes 17–Kisah 10
Harta yang Tersembunyi Berabad-abad Sang pakar tak habis percaya. Ia berulang kali memeriksa teks kuno itu dengan hati-hati. Dari kaligrafi dan tata bahasanya, ia yakin bahwa fragmen di hadapannya adalah terjemahan Alkitab tertua dalam bahasa Georgia!
ARTA itu ditemukan pada akhir Desember 1922, ketika seorang sarjana Georgia bernama ´ Ivane Javakhishvili sedang melakukan penelitian tentang perkembangan abjad Georgia. Ia kebetulan menemukan sebuah salinan Talmud Yerusalem. Ketika memeriksanya, ia dapat melihat tulisan dalam abjad Georgia yang sudah terhapus sebagian di bawah teks bahasa Ibrani.1 Tulisan yang ”tersembunyi” di bawah teks Talmud itu adalah salinan sebagian buku Yeremia yang berasal dari abad kelima M. Sebelum penemuan ini, manuskrip Alkitab tertua dalam bahasa Georgia berasal dari abad kesembilan M. Tak lama setelah itu, ditemukanlah berbagai bagian bukubuku Alkitab yang berasal dari abad kelima M, bahkan sebelumnya. Itu berarti, bagian-bagian Alkitab itu dibuat hanya beberapa abad setelah zaman Yesus dan para rasul! Siapa yang menerjemahkannya? Apakah ini kar-
H
1 Dahulu, bahan penulisan langka dan mahal. Jadi, orang biasa mengerik tulisan pada manuskrip agar dapat digunakan lagi untuk menulis teks baru. Manuskrip seperti itu disebut palimpsest, dari kata Yunani yang berarti ”dikerik lagi”. 5 The Bodleian Libraries, University of Oxford [Ms.Georg.c.1(P) Verso]; inset: National Archives of Georgia
ya satu orang atau sekelompok penerjemah yang berdedikasi? Hingga kini, tidak ada catatan sejarah yang bisa menjawabnya. Yang pasti, ini membuktikan bahwa sejak abad keempat, Alkitab, atau setidaknya beberapa bagiannya, telah diterjemahkan ke bahasa Georgia dan Firman Allah telah tersedia atau dikenal oleh orang Georgia dalam bahasa ibu mereka. Fakta bahwa orang Georgia telah lama mengenal Alkitab terlihat dalam kisah di buku The Martyrdom of St. Shushanik the Queen, yang kemungkinan besar ditulis pada akhir abad kelima. Sewaktu menceritakan kisah tragis Ratu Shushanik, si pengarang mengutip dan merujuk ayat-ayat dalam Mazmur, Injil, dan buku-buku Alkitab lainnya. Ia juga menceritakan bahwa demi menyenangkan para penguasa Persia, suami Shushanik, Varsken, seorang gubernur Kerajaan Kartli di Georgia, meninggalkan ”Kekristenan” lalu memeluk Zoroastrianisme Persia, dan memerintahkan istrinya melakukan hal yang sama. Menurut buku itu, sang ratu menolak meninggalkan agamanya. Sebelum dihukum mati, ia membaca Alkitab untuk mendapat penghiburan. 1 JUNI 2013
9
NAMA ALLAH DALAM ALKITAB BAHASA GEORGIA Allah menggunakan nama pribadi-Nya, Yehuwa (dalam bahasa Ibrani, 565 ), untuk mengidentifikasi diri-Nya dalam Alkitab. Nama itu muncul kira-kira 7.000 kali di manuskrip Alkitab dalam bahasa aslinya. Kebanyakan terjemahan bahasa Georgia telah mengganti nama ini dengan gelar ”Tuhan”. Akan tetapi, dalam apendiks Alkitab yang disebut Saba’s Bible karya Sulkhan-Saba Orbeliani, nama Yesus didefinisikan seperti ini, ”Ieses: Dari bahasa Ibrani: Ieova Sang Tuhan Penyelamat.” Untunglah, nama Allah, Yehuwa, sama sekali tidak dihilangkan atau diganti dalam Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru bahasa Georgia, yang diterbitkan pada 2006 oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
National Center of Manuscripts
Sejak abad kelima, penerjemahan dan penyalinan Alkitab bahasa Georgia rupanya tidak pernah berhenti. Banyaknya manuskrip Alkitab dalam bahasa Georgia membuktikan kerja keras para penyalin dan penerjemah. Mari kita telusuri sejarah menarik penerjemahan dan pencetakan Alkitab bahasa Georgia. PENERJEMAHAN ALKITAB BERJAYA ”Saya, Giorgi, seorang biarawan sederhana, telah menerjemahkan buku Mazmur ini dari bahasa Yunani baru ke bahasa Georgia dengan ketekunan dan kerja keras.” Itulah kata-kata seorang biarawan Georgia dari abad ke-11, Giorgi Mtatsmindeli. Mengapa terjemahan yang baru masih harus dibuat padahal Alkitab bahasa Georgia sudah ada selama berabad-abad? Pada abad ke-11, hanya ada sedikit sekali manuskrip kuno Alkitab bahasa Georgia, yang masih ditulis tangan. Beberapa buku telah hilang sama sekali. Selain itu, perubahan bahasa membuat salinan yang tersedia sulit dimengerti. Walaupun ada beberapa penerjemah yang berupaya membuat lagi Alkitab bahasa Georgia, peranan Giorgi-lah yang paling signifikan. Ia membandingkan Alkitab bahasa Georgia yang ada dengan manuskrip bahasa Yunani dan menerjemahkan bagian-bagian yang hilang. Beberapa buku bahkan diterjemahkan seluruhnya. Pada siang hari, ia menunaikan tugasnya
10
MENARA PENGAWAL
sebagai kepala biara. Malamnya, ia menerjemahkan Alkitab. Ephrem Mtsire, yang hidup sezaman dengan Giorgi, juga melakukan penerjemahan. Namun, ia juga merumuskan semacam panduan bagi para penerjemah. Panduan itu berisi prinsip-prinsip dasar penerjemahan, misalnya sebisa mungkin menerjemahkan dari bahasa asli dan mengungkapkan semua gagasan dengan saksama, sambil mempertahankan kewajaran. Ia juga memperkenalkan penggunaan catatan kaki dan referensi pinggir. Ephrem menerjemahkan ulang sejumlah buku Alkitab. Karya Giorgi dan Ephrem menjadi dasar yang kuat untuk penerjemahan di kemudian hari. Pada abad berikutnya, kesusastraan secara umum berkembang pesat di Georgia. Akademiakademi didirikan di kota Gelati dan Ikalto. Kebanyakan pakar percaya bahwa Gelati Bible, yang sekarang disimpan di Georgian National Centre of Manuscripts, adalah terjemahan Alkitab yang sama sekali baru yang dibuat oleh salah seorang pakar di Gelati atau Ikalto. Apa pengaruh pekerjaan penerjemahan Alkitab ini terhadap bangsa Georgia? Pada abad ke-12, pujangga Georgia, Shota Rustaveli, menulis Vepkhis-tqaosani (Ksatria Berjubah Kulit Macan), sebuah karya yang sangat berpengaruh selama berabad-abad, sampai-sampai disebut Alkitab kedua orang Georgia. Pakar kesusastraan Georgia, K. Kekelidze, menyatakan bahwa walaupun sang pu-
jangga mungkin tidak langsung mengutip Alkitab, ”beberapa gagasannya adalah cerminan langsung berbagai ayat Alkitab”. Meskipun berisi khayalan, puisi itu banyak menyinggung tema persahabatan sejati, kemurahan hati, respek terhadap wanita, dan kasih yang tanpa pamrih kepada orang tak dikenal. Hal-hal ini dan berbagai nilai lain yang diajarkan dalam Alkitab turut membentuk cara berpikir orang Georgia selama beberapa generasi dan masih dianggap sebagai prinsip moral mereka.
KEKRISTENAN DI GEORGIA Kapan Kekristenan masuk ke Georgia? Hingga saat ini, belum ada bukti sekuler yang bisa dengan pasti menjawabnya. Namun, buku Kisah menyebutkan adanya sejumlah orang Yahudi atau proselit dari Pontus di Yerusalem pada Pentakosta 33 M. Setelah itu, mereka kemungkinan pulang dan menyebarkan kabar baik yang mereka dengar. Sidang-sidang jemaat Kristen tampaknya sudah ada di Pontus sekitar tahun 62 M. Pada abad pertama, Pontus memaksudkan kawasan yang sekarang terletak di sebelah timur laut Turki, yang berbatasan dengan Georgia.—Kisah 2:9; 1 Petrus 1:1.
GEORGIA
Wilayah Pontus kuno
Yerusalem
KELUARGA KERAJAAN MENDUKUNG PENCETAKAN ALKITAB Pada akhir abad ke-17, keluarga kerajaan Georgia ingin sekali memulai pencetakan Alkitab. Untuk itu, Raja Vakthang VI membangun percetakan di ibu kota, Tbilisi. Namun, naskah Alkitab belum siap dicetak. Dapat dikatakan, Alkitab bahasa Georgia hampir tersembunyi lagi. Yang ada hanyalah manuskrip yang tidak lengkap dari beberapa bagian Alkitab, dan bahasanya pun sudah ketinggalan zaman. Revisi dan restorasi naskah Alkitab dipercayakan kepada Sulkhan-Saba Orbeliani, seorang pakar linguistik. Orbeliani mengerjakannya dengan sungguhsungguh. Karena memahami beberapa bahasa, termasuk Yunani dan Latin, ia dapat merujuk ke beberapa sumber berbeda, bukan hanya manuskrip bahasa Georgia yang tersedia. Tetapi, pendekatannya yang terbuka ini tidak disetujui oleh Gereja Ortodoks Georgia. Para pemimpin gereja menuduh dia berkhianat dan mereka berhasil membujuk raja untuk menghentikan pekerjaan Orbeliani. Menurut beberapa sumber setempat, pada suatu pertemuan dengan gereja, Orbeliani dipaksa membakar Alkitab yang telah ia kerjakan selama bertahun-tahun! Yang menarik, satu salinan Manuskrip Mtskheta (Mcxeta), disebut juga Saba’s Bible, yang ada sampai sekarang, berisi komentar yang ditulis Orbeliani sendiri. Akan tetapi, ada yang meragukan apakah itu Alkitab yang dahulu ditentang para pemimpin gereja. Hanya bagian apendiks yang dipastikan sebagai karya Orbeliani. Walaupun ada banyak kendala, pencetakan Alkitab tetap menjadi prioritas beberapa anggota keluarga kerajaan. Dari 1705 sampai 1711, ada beberapa bagian Alkitab yang dicetak. Berkat upaya Pangeran Bakari dan Vakhushti, Alkitab lengkap akhirnya dicetak pada 1743. Alkitab tidak dapat disembunyikan lagi. ˇ
1 JUNI 2013
11
Patutkah Kita Berdoa kepada Para Santo? IAPA yang tidak pernah khawatir dan tidak pernah merasa perlu meminta bantuan orang lain? Kalau kita punya masalah, kita biasanya akan mencari teman yang bisa bersimpati dan tahu banyak tentang masalah yang kita hadapi. Teman yang lembut sekaligus berpengalaman pasti sangat berharga. Ada yang mungkin punya perasaan serupa tentang doa. Mereka lebih nyaman berdoa kepada seorang santo atau santa dan bukan kepada Allah, karena Allah dianggap terlalu tinggi dan menakutkan. Alasan lainnya, para santo telah menghadapi cobaan dan penderitaan yang sering dialami manusia, sehingga bisa lebih berempati. Misalnya, orang yang kehilangan sesuatu yang penting bagi mereka mungkin memilih untuk meminta bantuan ”Santo” Antonius dari Padua—yang diyakini sebagai santo pelindung barang yang hilang atau dicuri. Saat berdoa meminta jodoh, mereka mungkin akan memilih ”Santo” Rafael atau memilih ”Santo” Yudas Tadeus jika mereka putus asa karena kesulitan yang berat. Namun, bagaimana kita bisa yakin bahwa berdoa kepada santo atau santa memang patut dan sesuai dengan Alkitab? Karena doa adalah kata-kata yang kita sampaikan kepada Allah, kita pasti ingin tahu, Apakah doa kita didengar Allah? Dan yang tak kalah penting, Bagaimana perasaan Allah tentang doa kepada para santo?
S
12
MENARA PENGAWAL
DOA KEPADA PARA SANTO —PANDANGAN ALKITAB Gereja Katolik mengajarkan bahwa seseorang bisa memohon kepada para santo dan santa untuk menjadi perantara doa mereka. Menurut New Catholic Encyclopedia, intinya adalah ”memohon melalui pribadi yang Allah anggap berhak melakukannya untuk mendapat belas kasihan bagi orang yang membutuhkan”. Jadi, orang yang berdoa kepada para santo berharap mereka bisa mendapat berkat khusus karena para santo punya kedudukan yang istimewa di mata Allah. Apakah Alkitab mengajarkan doktrin seperti itu? Ada yang mengatakan bahwa itu didasarkan atas tulisan rasul Paulus. Misalnya, kepada orang-orang Kristen di Roma, ia menulis, ”Aku mendesak kamu, saudara-saudara, melalui Tuan kita, Yesus Kristus, dan melalui kasih dari roh, agar kamu mengerahkan diri bersamaku dalam doa-doa kepada Allah untukku.” (Roma 15:30) Apakah Paulus meminta rekanrekan seimannya untuk menjadi perantara antara dia dan Allah? Sama sekali tidak. Lagi pula, jika doktrin itu memang benar, bukankah orang-orang Kristen itu yang justru seharusnya meminta Paulus, seorang rasul Kristus, untuk menjadi perantara bagi mereka? Yang Paulus maksudkan adalah kita boleh meminta rekan seiman berdoa kepada Allah demi kepentingan kita. Namun, hal itu sama sekali berbeda dengan berdoa kepada seseorang yang dipercaya ada di
surga agar ia menyampaikan permintaan kita kepada Allah. Mengapa? Dalam Injil Yohanes, Yesus menyatakan, ”Akulah jalan dan kebenaran dan kehidupan. Tidak seorang pun datang kepada Bapak kecuali melalui aku.” (Yohanes 14:6) Ia juga mengatakan, ”Segala sesuatu yang kamu minta dari Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan-Nya kepadamu.” (Yohanes 15:16, Kitab Suci Komunitas Kristiani) Yesus tidak mengatakan bahwa kita harus menujukan doa kita kepadanya, kemudian ia akan berbicara kepada Allah mewakili kita. Sebaliknya, agar doa kita didengar, kita harus menujukannya langsung kepada Allah dengan nama Yesus, bukan melalui pribadi lain mana pun. Ketika murid-murid Yesus meminta dia mengajarkan caranya berdoa, Yesus menjawab, ”Apabila kamu berdoa, katakanlah, ’Bapak, biarlah namamu disucikan.’ ” (Lukas 11:2) Ya, kata ”apabila” memperlihatkan bahwa setiap kali kita berdoa, kita harus menujukan doa kita kepada Allah, bukan kepada Yesus atau pribadi lain. Bukankah semua perkataan Yesus itu jelas menunjukkan bahwa doa kita tidak boleh ditujukan kepada para ”santo” atau perantara lain, namun kepada Allah melalui Yesus Kristus? Doa adalah bagian yang sangat penting dari ibadat kita, dan ibadat kepada pribadi lain selain Allah jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab. (Yohanes 4:23, 24; Penyingkapan [Wahyu] 19:9, 10) Itulah alasannya doa kita harus ditujukan hanya kepada Allah. PERLUKAH ANDA TAKUT MENDEKATI ALLAH? Dalam Khotbah di Gunung, Yesus memberikan contoh tentang seorang anak yang meminta makanan kepada ayahnya. Kalau si anak meminta roti, apakah sang ayah akan memberikan batu, atau memberikan ular berbisa padahal si anak meminta ikan? (Matius 7:9, 10) Mustahil ayah yang baik akan bertindak seperti itu! Sekarang, mari kita lihat perumpamaan ini dari sudut pandang seorang ayah. Bayangkan anak Anda ingin sekali meminta sesuatu dari Anda. Anda telah berupaya mempererat hubungan dengan anak Anda, serta selalu bersikap hangat dan terbuka. Nah, bagaimana perasaan Anda jika anak Anda menggunakan orang lain untuk menyampaikan permintaannya, hanya karena ia tanpa alasan takut akan reaksi Anda? Bagaimana jika ia mulai terbiasa meminta bantuan orang lain itu untuk berbicara kepada Anda dan kelihatannya kebiasaan ini akan terus berlanjut? Apakah
Seperti seorang ayah yang pengasih, Allah ingin agar kita berkomunikasi dengan Dia
Anda akan merasa senang? Tentu tidak! Orang tua yang pengasih ingin agar anak-anak mendekati mereka secara langsung dan merasa leluasa meminta apa yang mereka butuhkan. Sebagai penjelasan dari perumpamaannya, Yesus mengatakan kepada para pendengarnya, ”Karena itu, jika kamu, meskipun fasik, tahu bagaimana memberikan pemberian yang baik kepada anak-anakmu, betapa terlebih lagi Bapakmu yang di surga akan memberikan hal-hal yang baik kepada mereka yang meminta kepadanya!” (Matius 7:11) Tak diragukan, keinginan orang tua untuk memberi anak-anak mereka hal-hal baik sangatlah kuat. Namun, keinginan Bapak surgawi kita untuk mendengar dan menjawab doa-doa kita lebih kuat lagi. Allah ingin agar kita mendekati Dia secara langsung dengan berdoa, bahkan sewaktu kita terbebani rasa bersalah. Allah tidak menugasi pribadi lain untuk mendengarkan doa-doa kita. Alkitab mendesak kita, ”Lemparkanlah bebanmu kepada Yehuwa, dan ia sendiri akan mendukungmu.” (Mazmur 55:22) Jadi, kita sebaiknya mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan Allah Yehuwa, bukannya bergantung pada perantaraan santo, santa, atau yang lainnya. Bapak surgawi kita peduli kepada kita secara pribadi. Ia ingin meringankan masalah kita dan mengundang kita untuk mendekat kepada-Nya. (Yakobus 4:8) Alangkah bahagianya kita karena punya kesempatan untuk mendekati Allah dan Bapak kita, Sang ”Pendengar doa”!—Mazmur 65:2. ˇ 1 JUNI 2013
13
AJARLAH ANAK ANDA
Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Seorang Penjahat? Penjahat yang dimaksud terlihat pada gambar di sebelah kiri. Yesus sedang berbicara kepadanya. Penjahat itu menyesali perbuatannya. Ia mengatakan kepada Yesus, ”Ingatlah aku apabila engkau masuk ke dalam kerajaanmu.” Apakah kamu tahu apa jawaban Yesus?—1 Yesus berjanji, ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu hari ini: Engkau akan bersamaku di Firdaus.” Menurutmu, seperti apa Firdaus itu?— Untuk memastikan jawabanmu benar, mari kita bandingkan dengan Firdaus yang Allah buat bagi pria dan wanita pertama, Adam dan Hawa. Di mana Firdaus itu? Di surga atau di bumi?— Kalau kamu menjawab ”di bumi”, kamu benar. Jadi, penjahat itu akan hidup di bumi ini saat bumi sudah diubah menjadi ”Firdaus”. Seperti apa Firdaus itu nanti?— Mari kita lihat. Setelah Allah Yehuwa menciptakan pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa, Alkitab mengatakan bahwa Ia menempatkan mereka di firdaus di bumi, yang disebut ”taman di Eden”. Bisakah kamu bayangkan betapa indahnya taman itu?— Taman itu pastilah lebih bagus dan lebih indah dari tempat lain mana pun! Bagaimana menurutmu? Apakah Yesus akan hidup di bumi bersama penjahat yang menyesal itu?— Tidak. Yesus akan ada di surga sebagai Raja yang memerintah bumi Firdaus. Jadi, Yesus akan bersama penjahat itu dalam arti Yesus akan membangkitkan dia dan memerhatikan kehidupannya di Firdaus di bumi. Tetapi, mengapa Yesus mengizinkan seorang penjahat hidup di Firdaus?— Mari kita bahas. 1 Sewaktu membaca bersama seorang anak dan melihat tanda jeda (—), berhentilah sejenak dan anjurkan dia mengutarakan diri.
14
MENARA PENGAWAL
Penjahat itu memang melakukan hal-hal yang sangat buruk. Namun, ada miliaran orang seperti itu yang pernah hidup di bumi. Kebanyakan dari mereka tidak pernah diajar tentang Yehuwa dan apa yang Ia inginkan dari mereka. Jadi, orang-orang itu, termasuk penjahat yang dihukum bersama Yesus, akan dibangkitkan di Firdaus di bumi ini. Mereka akan diajar tentang kehendak Yehuwa. Setelah itu, mereka bisa menunjukkan kasih kepada Yehuwa. Bagaimana caranya?— Dengan melakukan apa yang Allah inginkan dari mereka. Pastilah, akan sangat menyenangkan bisa hidup di Firdaus dan tinggal bersama orang-orang yang mengasihi Yehuwa dan satu sama lain! ˇ
BACALAH DALAM ALKITABMU
Lukas 23:32-43 Kejadian 2:7-9 Penyingkapan (Wahyu) 21:3-5
PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB
Alkitab menunjukkan dua alasan utamanya. Pertama, walaupun manusia telah meraih banyak pencapaian yang luar biasa, mereka tidak diciptakan untuk mengarahkan haluan mereka sendiri. Kedua, rencana manusia telah gagal karena ”seluruh dunia berada dalam kuasa si fasik”, Setan Si Iblis. Maka, semua upaya manusia belum pernah menghasilkan perdamaian dunia. —Baca Yeremia 10:23; 1 Yohanes 5:19. Sifat mementingkan diri dan ambisi manusia juga mempersulit terciptanya perdamaian dunia. Perdamaian itu hanya dapat diwujudkan oleh suatu pemerintahan dunia yang bisa mengajar orang-orang untuk suka melakukan yang benar dan memerhatikan satu sama lain.—Baca Yesaya 32:17; 48:18, 22.
Siapa yang akan mewujudkan perdamaian di bumi? Allah Yang Mahakuasa telah berjanji untuk mendirikan satu pemerintahan atas seluruh umat manusia. Pemerintahan itu akan menggantikan semua pemerintahan manusia. (Daniel 2:44) Putra Allah, Yesus Kristus, akan memerintah sebagai Pangeran Perdamaian. Ia akan melenyapkan kejahatan dari seluruh bumi dan mengajarkan jalan kedamaian kepada manusia.—Baca Yesaya 9:6, 7; 11:4, 9. Sekarang pun, di bawah bimbingan Yesus, jutaan orang di seluruh dunia sedang menggunakan Firman Allah, Alkitab, untuk mengajar orang-orang agar saling berdamai. Sebentar lagi, perdamaian dunia akan menjadi kenyataan.—Baca Yesaya 2:3, 4; 54:13.
Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 3 buku ini, diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa
p
Alkitab online dalam kira-kira 50 bahasa
Kunjungi www.jw.org/id, atau pindai kode
wp13 06/01-IN
s
Unduhan gratis majalah ini dan terbitan sebelumnya
Perdamaian dunia hanya dapat diwujudkan oleh pemerintahan yang bisa mengubah hati manusia
APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN?
DAPATKAN JAWABAN BERBAGAI PERTANYAAN ALKITAB DI WEB
n o
Fatmir Boshnjaku
Mengapa perdamaian dunia begitu sulit dicapai?