Edisi 6/ Tahun I/ Juni 2015 ISSN : 2460 - 3813
media pemersatu umat
Kebijakan Sekolah
5 Hari
Bidang ang Penmad :
Badai BOS Akun 52
8
22
Dinamika Daerah
Kemenag Jadi Partner TNI dalam Program TMMD
34
Artikel
MTsN Kebumen 1 Membangun Madrasah Unggulan
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
1
Salam REDAKSI Daftar Isi Salam Redaksi ...................................................... 2 Pembinaan ............................................................ 3 Laporan Utama ..................................................... 5
Badai BOS Akun S2
Keberadaan madrasah kini diperhitungkan banyak pihak. Hal ini tidak lepas dari kerja keras semua kalangan, khususnya mereka yang memiliki komitmen tinggi untuk memajukan madrasah.Masyarakat pun berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di madrasah, baik Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA).
Bidang PENMAD.................................................. 8 Bidang PONTREN ................................................ 10 Bidang PAIS .......................................................... 12
Pentas PAI sebagai Media Evaluasi Bidang PAIS Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan dalam rangka memberikan tambahan pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan keterampilan pada peserta didik yang dikemas dalam Gebyar Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-Kanak.
Bidang URAIS ...................................................... 12 Bidang Penais Zawa ............................................ 16 Bimas Kristen ....................................................... 18 Bimas Katolik ....................................................... 19 Bimas Hindu ......................................................... 20 Bimas Buddha ....................................................... 21 Dinamika Daerah ................................................. 23 Artikel .................................................................... 28 KUB ....................................................................... 33 Prestasi ................................................................. 35 Terapan .................................................................. 37 Lensa Foto ............................................................. 39
Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi, Suripah, Martina Wulandari, M Fachri ; Penyunting / Editor : Saronji, Djati Prasetyo ; Design Grafis / Fotografer : Hery Basuki, Muhammad Khoirulloh ; Sekretariat : Yudi Prasetyo, Amin Sri Widodo
Penerbit: Subbag Informasi & Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Alamat Redaksi : Jalan Sisingamangaraja 5 Semarang - 50232 Telp : 024-8412547, 8412548, 8412552 Fax. 024-8315418, EMAIL :
[email protected] Majalah Bulanan SEJAHTERA Diterbitkan oleh : Subbag Informasi & Humas Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah
2
Redaksi SEJAHTERA menerima sumbangan dalam bentuk tulisan, foto ilustrasi dan lainnya yang sesuai dengan misi Majalah SEJAHTERA. Ketikan 1,5 spasi maks 2 hal kuarto, disertai identitas resmi penulis. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa mengurangi substansinya. Demi perbaikan penerbitan, redaksi mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Keterangan Cover Depan : Wakil Presiden RI Jusuf Kalla membuka Ijtima Ulama Nasional di Tegal dilanjutkan menanam pohon durian di Pondok Pesantren Attauhidyyah Cikura Kabupaten Tegal.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Pembinaan
Kaderisasi Ulama ulama ‘baru’ pun kurang mumpuni. Jangankan ushul fiqh, atau tafsir, ilmu alat saja banyak yang gagap. Alhasil, Indonesia pun berada di ambang krisis ulama. Padahal, jumlah pesantren semakin meningkat tajam dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997-2005 Jawa Tengah memiliki 3.477 pesantren dengan 2.737.805 santri. Kemudian pada tahun 2005- 2014 jumlah pesantren kembali meningkat menjadi rif Aziz, bukan nama sebe4.582 pesantren dengan santri narnya, pernah enam tahun berjumlah 3.464.334 orang. H. Solikhin mondok di sebuah Pesantren Pertumbuhan jumlah pesantren di Jawa Tengah. Di pondok pesantren itu, ia juga me- yang sangat signifikan itu sebagian pesantrentidak nempuh pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah mampu meregenerasi pengelolaan pesantren (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Tapi setelah secara internal. Hal tersebut berdampak pada enam tahun mesantren, pria yang akrab disapa pengelolaan pesantren yang kurang maksimal, Azis itu ‘gagap’ membaca kitab kuning, kitab- menurunnya kualitas pembelajaran dan bergundul yang tidak berharokat dan bermakna. dampak langsung terhadap mutu lulusan dan Ilmu alatnya (gramatika), berantakan. Padahal, jumlah santri. gramatika Bahasa Arab merupakan pintu masuk Berdasarkan data EMIS Pondok Pesantren Jawa memahami seluruh khazanah pemikiran Islam. Tengah tahun 2014, Ketidakmampuan pesantren “Wong di sana (Pesantren) fokusnya sekolah for- meregenerasi diri itu setidaknya disebabkan dua mal,” tuturnya. hal. Pertama, aspek internal pengasuh pesantren. Situasi ini ditangkap Kantor Kementerian Agama Regenerasi internal pesantren terputus disebabJawa Tengah (Kanwil Jateng) sebagai masalah kan antara lain karena pengasuh tidak memiliki yang harus diatasi. Mereka tahu, pesantren sejak keturunan, anak maupun menantu pengasuh dulu dikenal sebagai tempat kaderisasi ulama. tidak bersedia mengelola pesantren, tidak ada Karenanya para santri pun dituntut untuk memi- keturunan pengasuh yang memiliki latar belakang liki pemahaman mendalam mengenai ilmu-ilmu pesantren, atau pengasuh meninggal dunia saat agama, termasuk ilmu alat. putra-putrinya belum dewasa. “Kompetensi tersebut merupakan salah satu “Permasalahan ini hanya bisa diselesaikan persyaratan untuk menjaga dan memperkuat antara lain dengan mengembangkan pengelokarakteristik pondok pesantren salafiyah dalam laan pesantren berbasis sistem, bukan berbasis mengembangkan tradisi keilmuan (tafaqquhu fi dzurriyyah (keluarga),” ujar H. Sholikhin yang di al-din) dan memperkokoh benteng akhlaqul ka- damping kasipondokpesantren kemenag Jateng rimah,” tutur Kepala Bidang Pendidikan Diniyah muhtasit. dan Pondok Pesantren, H. Solikhin. Kedua, metode pembelajaran kitab kuning yang Tapi seberapa banyak pesantren yang masih- menjadi karakteristik di pondok pesantren. Perlu menomorsatukan pengembangan tradisi tafaqquh fi ada inovasi pembelajaran ilmu alat agar bisa meal-din di tengah gempuran pendidikan formal yang nyesuaikan dengan padatnya waktu belajar santri. sangat pragmatis? Inilah yang ditengarai Kanwil Khususnya bagi santri yang sekaligus belajar di Jawa Tengah menyebabkan berkurangnya ulama. sekolah formal. Dengan inovasi, diharapkan dalam Apalagi sejumlah ulama kharismatik tanah air waktu belajar yang singkat, para santri mampu sudah banyak yang berpulang kerahmatullah. membaca kitab kuning dengan baik dan benar. Kepergian para masyayikh tersebut tidak serta Permasalahan inilah yang mendorong Bidang merta kemudian dibarengi dengan munculnya Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren ulama, paling tidak, sekaliber ulama sebelumnya. Kanwil Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah Ironisnya, kualitas kedalaman ilmu agama para melakukan serangkaian program dalam rangka
Banyaknya lembaga pendidikan pesantren yang hanya fokus terhadap pendidikan formal, membuat kaderisasi ulama minim. Perlumembuat Terobosan untuk mengatasi kelangkaan ulama.
A
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
3
Pembinaan mengantisipasi kelangkaan ulama, khususnya di Jawa Tengah. Yakni dengan pelatihan ilmu alat cara cepat bagi santri yang turut sekolah formal. Program yang dibuat Kanwil Jateng adalah pelatihan Amtsilati. Metode teranyar membaca kitab kuning ini digagas oleh KH. Taufiqul Hakim dan telah “diujicobakan” pada santri di pondok pesantrennya sendiri, PP. Darul Falah, Jepara-Jawa Tengah. Metode ini khusus mempelajari “ilmu alat” untuk membaca dan memahami kitab kuning dengan benar, cepat dan tepat hanya dalam tempo 3-6 bulan. Dan tak kalah pentingnya adalah santri bisa mengajarkannya kembali pasca kepulangannya di madrasah/pondok pesantrennya masingmasing. Program pilot project ini hanya diperuntukkan bagi 50 orang yang berasal dari berbagai ustadz/ ah pondok pesantren se-Jateng. Dalam melaksanakan program ini, Kanwil melibatkan berbagai stakeholder internal maupun ekstenal. Dalam program yang bertajuk Akselerasi Mutu Ustadz/ ah Pondok Pesantren ini seluruh jajaran pejabat dan staff (Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren) Kanwil Kemenag Propinsi sampai Kemenag Kabupaten/Kota (Sie Pondok Pessantren/ Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, PAKIS) se-Jawa pun Tengah dilibatkan. Program ini dilakukan melalui dua tahap. Pertama, In-Service Training, dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan semasa berdinas. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan secara kontinyu pengetahuan, keterampilan dan metode pembelajaran guna mengefektifkan dan mengefesiensikan amanahnya sebagai ustadz/ah. Kedua, On The Job Learning (OJL). Pengembangan mutu proses pembelajaran OJL difokuskan pada upaya untuk mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama In-Service Learning di pondok pesantren/madrsah asal. Tahap pertama, In-Service Training, para peserta diharuskan mondok di Pondok Pesantren Darul Falah selama 90 hari. Selama 3 bulan itu, para ustadz/ah diharuskan belajar dan menguasai; 1) Kitab Amtsilati jilid 1-5. 2) Qo’idati : Rumus dan Qoidah(ringkasan dari Amtsilai jilid 1- 5). 3) Shorfiyah (metode praktis memahami ilmu shorof dan i’lal). 4) Khulashoh Alfiyyah Ibnu Malik (intisari ilmu nahwu dari Kitab Alfiyyah Ibnu Malik). 5) Tatimmah 1-2 (Praktek baca kitab - penerapan rumus). Setelah menguasai kelima hal tersebut maka peserta bisa menuliskan kembali dari hafalan nadzam (Bahasa Arab, Indonesia dan Jawa). Dan yang lebih penting lagi, peserta mengetahui cara mengajarkan Kitab Amtsilati. Selain belajar Metode Amtsilati, para peserta
4
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
juga mendapatkan program penunjang yang bermanfaat kelak ketika kembali ke pesantren asal. Program itu diantaranya adalah latihan mengajar Metode Amtsilati, mengelola program pembelajaran Amsilati, pengembangan kemampuan membaca kitab, kajian keislaman kontekstual dan menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL). Yang khas ketika mesantren dengan Yi Taufik (KH. Taufiqul Hakim) walupun mereka adalah para ustdaz/ah di pesantren asal namun seluruh peserta diposisikan sebagai seorang santri yang harus mentaati seluruh persyaratan yang ditentukan pesantren (manut opo sing dingendikaake guru), dan dilarang melakukan tindakan yang mengganggu proses pembelajaran (ora entuk mbantah, ora entuk takon werno-werno, ora entuk ngrokok, ora entuk nggowo handphone). Setelah tahapan pertama selesai, tahapan kedua selanjutnya adalah On The Job Learning (OJL). Pada fase ini peserta melaksanakan praktek mengajar selama 90 hari dengan menerapkan seluruh pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka dapatkan selama kegiatan di in-service learning di pondok pesantren asalnya. Sebagai sampel, Kementerian Agama Jawa Tengah mengharuskan para ustadz/ah membuat Kelas Model dengan 20 santri sebagai peserta didiknya. Selama menjalankan praktek mengajar, para ustadz/ah akan mengajarkan kembali ilmu yang telah mereka dapat baik dari segi metodologi dan kurikulum/sylabusnya. Fase OJL ini, selain praktek mengajar dengan metode Amtsilati dengan minimal tatap muka selama 2 (dua) jam, mereka juga diwajibkan mempraktekkan mengelola program pembelajaran dan kajian kitab kuning terhadap santri modelnya. Tidak cukup dengan 2 tahap itu saja, Kemenag Jateng juga mengadakan pendampingan berupa monitoring dan evaluasi pasca pelatihan Amtsilati. Setelah kembali ke pondok pesantrennya masingmasing, para ustadz/ah diwajibkan mengimplementasikan pembelajaran metode Amtsilati bagi santriu baru selama 1 (satu) tahun. Sama seperti dulu, mereka harus mengajarkan kembali Kitab Amtsilati, Rumus Qoidah, Khulasoh dan Shorfiyah dan Tatimmah minimal persis/sama dengan yang disampaikan Yi Taufiq. Program ini diharapkan merupakan salah satu terobosan dan langkah kongkret dalam rangka mengakselerasi peningkatan mutu para ustadz/ah di pondok pesantren dalam upaya penguasaan serta pembelajaran kitab kuning. “Semoga dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama akan muncul generasi mutafaqqih fi al din sebagai jawaban atas kelangkaan ulama di nusantara,” pungkas Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Sholikhin. Huda
Laporan UTAMA
Kebijakan Sekolah
5 HARI
Belakangan kangan ini, ramai diberitakan di media massa tentang kebijakan ujicoba pemberlakuan Sekolah Lima Hari. sekolah hari b l k S k l h Li H i Penerapan P k l h lima li h i tersebut t b t didasarkan pada Surat Edaran (SE) Gubernur Jateng Nomor 420/006752/2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan pada Satuan Pendidikan di Provinsi Jateng, tanggal 27 Mei 2015. Alasannya agar pada hari Sabtu para siswa bisa berkumpul dengan keluarga.
S
ejumlah SMA/SMK di Jawa Tengah pun mulai tahun ajaran 2015/2016 memberlakukan kebijakan sekolah lima hari tersebut (Senin s/d Jumat). Sebagian lainnya masih tetap menerapkan enam hari sekolah (Senin s/d Sabtu).Pada saat enam hari sekolah
kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.00-13.45 dan Jumat 07.00-11.00, sedangkan saat lima hari sekolah diterapkan kebiatan belajar mengajar Senin hingga Kamis dimulai 07.00-15.30/16.00 dan Jumat 07.00-11.00. Bahkan, sejumlah sekolah menerapkan kebijakan pulang Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
5
Laporan UTAMA
pukul 17.00 WIB. Penerapan kebijakan sekolah lima hari tersebut, bagi umat Islam di Jawa Tengah, dan umat Islam Indonesia pada umumnya, berimplikasi luas. Implikasi itu baik berupa ekonomi, sarana dan prasarana maupun dampak negatif bagi umat Islam. Sebagaimana diketahui, dengan pulang sekolah pukul 16.00 atau bahkan pukul 17.00, maka secara tidak langsung akan menghalangi anak-anak Islam untuk bisa mengikuti sekolah keagamaan pada sore hari, baik berupa Madrasah Diniyah maupun Taman Pendidikan Alquran (TPQ). Sebab, hampir seluruh Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) diselenggarakan pada sore hari, antara pukul 14.30 s/d 17.00. Dengan demikian, pemberlakuan sekolah lima hari secara langsung atau tidak langsung, akan memberangus keberadaan sekolah keagamaan tersebut. Padahal, diakui atau tidak, eksistensi sekolah keagamaan, baik berupa Madrasah Diniyah maupun TPQ, telah ikut membentuk karakter islami anak-anak. Karakter luhur, karakter yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Sebagaimana diketahui, pembelajaran TPQ mulai berkembang pesat sejak tahun 1990-an, dengan Metode Qiroati karya KH Dahlan Salim Zarkasy (Kebon Arum Semarang) tahun 1963, Metode Iqro karya KH Human Yogyakarta, dan Metode Yambua karya Pondok Pesantren Yambuul Quran yang digawangi KH Ulin Nuha dan KH Ulil
Albab Kudus. Adapun lembaga pendidikan keagamaan Madrasah Diniyah sudah berdiri atau ada sebelum Indonesia merdeka. Kedua sekolah keagamaan pada sore hari tersebut diakui telah berjasa banyak bagi pembentukan karakter anak-anak Islam. Teramcam Bubar Namun sayangnya, baik Madrasah Diniyah maupun TPQ, kini terancam bubar lantaran kebijakan Gubernur Jateng yang memberlakukan sekolah lima hari mulai tahun ajaran 2015/2016. Meskipun kebijakan itu baru sebatas uji coba dan hanya pada SMA/SMK, tetapi hal itu tetap berdampak luas. Sebab tidak menutup kemungkinan, ke depan kebijakan itu akan diberlakukan permanen dan meliputi seluruh sekolah, baik SD-SMP maupun SMA/ SMK. Kalau hal ini sampai terjadi maka eksistensi Madrasah Diniyah dan TPQ benar-benar tamat dari bumi Jawa Tengah. Madrasah Diniyah dan TPQ akan gulung tikar. Kedua lembaga pendidikan keagamaan itu akan tutup. “Kalau kebijakan lima hari sekolah benar-benar diberlakukan, maka sama saja memberangus keberadaan pembelajaran TPQ. Dengan kata lain, eksistensi TPQ secara langsung atau tidak, akan bubar. Padahal, kita semua harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan TPQ,” kata Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Kota Semarang, Dr Abu Rakhmat. Penolakan yang sama juga dilakukan oleh Badko TPQ Batang. ‘’Kalau
Rapat koordinasi Badan Koordinasi (Badko) TPQ Jateng Tahun 2015
6
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
kebijakan tersebut betul-betul diterapkan lima hari sekolah, tiap hari anak-anak berangkat pukul 07.00 pulang pukul 16.00-17.00. Jelas anak usia SD-SMP sudah tidak ada waktu mengenyam pendidikan kemadrasahan. Secara otomatis madrasah-TPQ, di Batang dan di seluruh Provinsi Jawa Tengah, akan gulung tikar atau tutup,’’ ujar penasihat Badko-TPQ Kabupaten Batang, Fatkhurizaq Zein. Padahal, jumlah sekolah keagamaan pada sore hari tersebut sangat banyak. Berdasarkan data pada Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Tengah, Madrasah Diniyah di Jawa kini berjumlah 9.135 lembaga, atau secara nasional terbesar kedua setelah Jawa Timur. Adapun jumlah Taman Pendidikan Alquran (TPQ) berdasarkan data pada Kanwil Kemenag Jateng mencapai 32.000 lembaga. Dari jumlah itu, TPQ di Kota Semarang mencapai 1.200 lembaga, dengan 5.550 guru (ustadz/ustadzah) dan 24.000 santri. Mengingat dampaknya sangat luas, menyedihkan dan memprihatinkan bagi umat Islam, khususnya anak-anak Islam, sehingga sejumlah kabupaten/ kota menolak memberlakukan kebijakan sekolah lima hari yang digagas Gubernur Jawa Tengah tersebut. Badko TPQ Kota Semarang, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, dan daerah-daerah lainnya secara tegas menolak kebijakan Gubernur Jawa Tengah itu, yang secara langsung atau tidak, merugikan umat Islam. Kebijakan sekolah lima hari tersebut jelas tidak memberikan kesempatan kepada anak-anak Islam untuk mengenyam pendidikan kemadrasahan pada sore hari. Kebijakan itu cenderung terjebak menjadikan bangsa sekuler, dan Islam KTP. Umat muslim (pelajar) secara perlahan tapi pasti, akan dijauhkan dari ajaran Islam. Kebijakan sekolah lima hari juga akan berdampak terhadap kehancuran moral secara besar-besaran, karena mematikan pendidikan nonformal di sore hari. Kita tidak boleh menutup mata, bahwa Pendidikan Agama Islam pada sore hari, telah mencetak generasi yang sholeh dan sholehah. Siapa yang akan bertanggung jawab, di seluruh wilayah Jawa
Laporan UTAMA
Siswa-siswi di sebuah madrasah tampak serius mengerjakan soal.
Tengah kalau lima tahun mendatang akan lahir pelajar-pelajar yang tidak bermoral. Bahkan di kemudian hari tidak mustahil akan lahir di seluruh wilayah Jawa Tengah, pemimpin yang cerdas secara akademik tetapi miskin spiritual. Kasus di Spanyol Kasus memilukan yang terjadi di Spanyol jangan sampai terulang di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, karena kebijakan fatal yang dibiarkan dan kelengahan umat Islam. Dulu, Spanyol adalah negara berpenduduk muslim terbesar. Bangunan masjid begitu banyak dan megah-megah, lembaga-lembaga pendidikan Islam maju. Tetapi kini, masyarakat di sana/ Spanyol, tidak kenal apa itu Islam, apa itu Alquran, dan bagaimana cara membacanya. Allah Swt memang menjamin bahwa Alquran tidak akan hilang atau punah dari muka bumi ini. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Alquran Surat Al-Hijr ayat 9 : Sesunguhnya Kami telah menurunkan Alquran dan Kami pasti akan menjaganya. Tetapi, siapa yang berani menjamin Alquran tidak akan punah dari bumi Jawa Tengah, Alquran punah dari rumah tangga kita. Siapa yang berani menjamin, anak-anak Islam tetap mengenal dan bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, sementara keberadaan TPQ dan Madrasah Diniyah diberangus
dari bumi Jawa Tengah. Sejatinya, umat Islam Jawa Tengah sudah sangat toleran. Ketika bantuan dari APBD I Jateng untuk guru-guru Madrasah Diniyah dan guru TPQ dihentikan dengan alasan politis-birokratis, umat Islam diam. Ketika batuan untuk pengembangan mushalla-mushalla dihentikan, umat Islam juga diam. Kini, muncul kebijakan yang secara langsung atau tidak akan memberangus keberadaan Madrasah Diniyah dan TPQ pada sore hari. Kita umat Islam berharap kebijakan sekolah lima hari tersebut ditinjau ulang. Sebagai seorang pemimpin,
seyogyanya Gubernur mau menghargai kearifan lokal sesuai dengan otonomi daerah masing-masing, khususnya penyelenggaraan Madrasah Diniyah dan TPQ. Kalau tidak bisa membangun dan membantu pengembangan penyelenggaraan Madrasah Diniyah dan TPQ, semestinya kedua lembaga pendidikan keagamaan tersebut tidak diberangus dengan kebijakan yang esensinya tidak jelas. Apalagi secara yuridis formal lembaga pendidikan keagamaan tersebut juga diakui dalam UU Nonor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Mohammad Saronji
Siswa Madrasah Diniyah sedang belajar.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
7
Bidang PENMAD
Bagi Tim Manajemen BOS Kanwil Kemenag Jateng selama tahun 2015 merupakan tahun yang bikin pusing, karena disaat proses penyaluran dana BOS sedang berjalan, terjadi perubahan kebijakan yang cukup signifikan dalam proses penyaluran maupun pelaporan penggunaan BOS. Tahun-tahun sebelumnya, anggaran BOS pada DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) masuk dalam akun 57 atau katagori pengeluaran uang Negara untuk Belanja Bantuan Sosial. 8
Badai BOS Akun 52 M ekanisme penyaluran, penggunaan dan pe pelaporan akun 57 sudah sangat familier, karena sudah berlangsung sejak program Bantun OperasionalSekolah (BOS) digulirkan pemerintahtahun 2005. Bahkan setiap rakor tentang evaluasi BOS, Jateng senantiasa menduduki peringkat tiga besar tercepat dalam setiap pencairan BOS. Setiap tiga bulan sekali, secara rutin MI dan MTs menerima kucuran dana yang tidak sedikit, karena pagu anggaran tiap madrasah disesuaikan jumlah siswanya. Mulai tahun 2013, MA turut menikmati aliran dana segar yang tujuan untuk meningkatkan mutupendidikan. Bagi madrasah dengan jumlah siswa semakin banyak makin besar pula dana BOS yang diterima yang tentunya akan mempengaruhi kesejahteraan guru dan karyawannya. Padahal sebelum pemerintah
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Oleh Akhmad Su’aidi
menggelontorkan dana BOS, kondisi madrasah di tanah air, khususnya di Jawa Tengah yang hampir mencapai 96 persen berstatus swasta dan lebih banyak berada di pedesaan dengan kondisi ekonomi orangtua siswa dari golongan ekonomi lemah. Dengan kondisi seperti itu, madrasah dapat dipastikan mengalami kesulitan untuk menghimpun dana sekedar untuk membeli alat tulis dan honor guru-
Bidang PENMAD gurunya, meski hanya 10 ribu per bulan sudah ditolak masyarakat karena dirasa cukup berat. Maka sangatlah wajar, sejakBOS digulirkan pemerintah tahun 2005 bagi madrasah bagaikan hujan di musim kemarau, disambut dengan suka cita. Sedemikian senangnya atau bahkan “ketergantungan” setiap bulan tidak pernah kesulitan untuk menjalankan roda kegiatan belajar mengajar. Semua kebutuhan pendidikan, mulai dari memberi honor guru dan karyawan, membeli computer, alat tulis, honor kegiatan ekstrakurikuler, beaya listrik, telepon dan lainnya dibiyai dari uang yang bernama BOS. Tidakk heran jika madrasah sempat dibuat klimpungan ketika dana BOS harus ditunda nda hingga lima bulan pada tahun 2013, karena terjadi pemblokiran anggaran oleh DPR. Kejadian serupa terulang kembali tahun 2014 dengan revisi yang berulangulang, sehingga dana BOS S yang biasa diterima minggu u pertama pada setiap awal awa al triwulan, baru bulan April Aprril dana BOS dapat disalurkan. disalurkaan. Sebagian besar madras madrasah ah swasta terpaksa harus pininjam kepada berbagai pihak. Sebagian madrasah swasta melupakan fungsi BOS yang sebenarnya, mestinya fungsiBOS hanya membantu sebagian pembiayaan pelaksanaan program pendidikan tetapi pada kenyataannya menjadi satu-satunya sumber pendapatan, sehingga mengabaikan larangan penggunaandana BOS, seperti untuk menggaji guru dan karyawan serta merehab bangunan madrasah. Dari 57 ke 52 Jika sebelumnya madrasah dibuat kalang-kabut akibat penundaan penyaluran dana BOS, kejadian hamper sama saat pelaksanaan penyaluran dana BOS tahun 2015. Selain penundaan penyaluran, juga terjadi perubahan dalam penempatan anggaran BOS dari akun 57 dipindah dalam akun 52 atau pengeluaran uang Negara untuk belanja barang dan jasa. Dengan akun 52, penggunaan dana BOS madrasah swasta hampir sama dengan madrasah negeri, karena dikendalikan secara langsung oleh pemerintah dan system penyaluran danpelaporannya juga
Mereka butuh dana BOS
berubah. Pemerintah dalam menerapkan kebijakan program BOS dari akun 57 menjadi akun 52, BO sudah melalui kajian cukup dalam su disertai dengan monitoring cukup dis lama. Sebagaimana disampaikan BPKP (Badan Pemeriksa Keuangandan Pembangunan), dalam pelaksanaan program BOS selama ini dinilai tidak tepat sasaran, karena anggaran yang direncanakan untuk membiayai kegiatan yang penerimanya tidak memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam PMK 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial. Hal ini terjadi karena kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dimasukkan dalam Belanja Modal maupun Belanja Barang sehingga oleh Kementerian/Lembaga Negara dimasukkan dalam Belanja Bantuan Sosial. Dari review BPK juga menemukan tumpang tindih anggaran, karena anggaran yang direncanakan untuk membiayai kegiatan yang memiliki kesamaan baik substansi maupun penerimanya diantara Eselon I dalam satu Kementerian/ Lembaga Negarayang bersangkutan
ata diantara Kementerian/ atau Lembaga Negara. Disamping Le BPK juga menemukan B d dalam pelaksanaannya ttidak transparan dan tidak akuntabel, karena anggaran a yang direncanakan untuk membiayai kegiatan dengan rencana pelaksanaannya tidak didukung dengan tid pedoma pedoman penyaluran yang jelas; program, kegiatan dan pedoman nya program tidak dip dipublikasikan secara luas,serta daftar penerima dan jumlahnya tidak ditetapkan secara jelas dan diumumkan secara terbuka. Lebih tragis lagi ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan investigasi terhadap pelaksanaan program “bagi-bagi duit negara” ini ditengarai dana BOS dijadikan alat politik dan menumbuh suburkan manipulasi penggunaan uang negara, khususnya sejak otonomi daerah dengan pilkada langsung. Lembaga anti korupsi ini juga menilai tidak ada kontrol dari pemerintah terhadap penggunaan uang negara, karena memberikan dana secara langsung dengan sasaran yang mencapai puluhan ribu sekolah/madrasah. Secara internal yakni Direktorat Jenderal Pendidikan Islam juga dalam mengevaluasi, keberadaan BOS membuat perkembangan madrasah tumbuh subur (ditunjang juga dengan kemudahan memperoleh ijin operasional) tetapi menjauhkan madrasah dari lingkungan (menurunnya partisipasi masyarakat). Dampaknya,
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
9
Bidang PENMAD terjadi persaingan yang tidak sehat antar madrasah. Hal ini berimbas pada kurang tercapainya peningkatan mutu pendidikan pada sebagian madrasah. Jika kondisi seperti ini dibiarkan, akan memperburuk citra madrasah sebagai lembaga pendidikan tidak bermutu yang tentunya tidak diinginkan oleh keluarga besar madrasah itu sendiri. Perubahan akun yang berlangsung pada saat proses penyaluran, tentu harus disikapi dan diikuti dengan perubahan mekanime agar tidak membawa dampak negatif bagi pengambil kebijakan bidang pendidikan. Jajaran Dirjen Pendidikan Islam secara marathon terus berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama dengan Kementerian Keuangan, BPKP dan bahkan dengan KPK. Dari hasil konsultasi, lantas muncul Surat edaran Dirjen Pendis nomor Dj.l/Dt.l.l/ PP.00.11/125/2015 tanggal 1 April 2015 tentang Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Dana BOS Madrasah dan BOP RA. Isi dari surat tersebut diantaranya agar tata cara pencairan dana BOS Madrasah dan BOP RA dengan akun 521219 berpedoman pada PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana diatur dalam Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor : S-8245/PB/2014 tanggal 28 November 2014.
Dengan surat ini, ternyata belum dapat memberikan solusi agar proses penyaluran dana BOS yang sudah terhenti tiga bulan dapat segera dilaksanakan, karena pelaksana penyaluran BOS yaitu Tim Manajemen BOS pada Kanwil Kemenag Provinsi mengalami hambatan. Hambatan yang paling mendasar terutama pada madrasah swasta dan kebanyakan belum memiliki SDM yang mampu melaksanakan perubahan kebijakan ini. Untuk itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam melalui suratnya yang bernomor DJ.I/PP.04/1374/ 2015 tanggal 8 Mei 2015 menerbitkan revisi Petunjuk Teknis BOS Madrasah yang mengacu pada PMK Nomor 190/PMK.05/2012. Dengan adanya revisi ini, Tim Manajemen BOS memperoleh rujukan secara teknis dalam menyalurkan dana BOS dan bagi madrasah juga mendapatkan tata cara untuk dapat menerima BOS Rupanya keresahan madrasah swasta yang mencapai 96 persen dari populasi madrasah secara nasional ini turut dirasakan pula oleh Menteri Agama H. Lukman Hakim Saifuddin. Terlebih lagi melihat kenyataan, proses penyaluran dana BOS pada Kementerian Pendidikan masih menggunakan tata cara sebagaimana dalam akun 57. Didorong kondisi arus bawah yang sudah “menjerit” lantaran sudah lima
Para siswa sibuk dengan soal. Tapi mereka butuh dana BOS untuk kelancaran belajar mereka.
10
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
bulan belum menerima kucuran dana operasional pendidikan, Menteri Agama berinisiatif untuk melayangkan surat kepada Menteri Keuangan untuk dapat memberikan kebijakan dispensasi dalam proses penyaluran dana BOS akun 52, melalui suratnya bernomor MA/116/2015 tanggal 15 Mei 2015. Tanpa menunggu terlalu lama, Menteri Keuangan pun membalasnya melalui suratnya bernomor S-376/ MK.05/2015 tertanggal 21 Mei 2015. Namun isi balasan surat Menkeu tidak seperti yang diharapkan, karena mekanisme penyaluran dana BOS bagi madrasah masih tetap sama yaitu mengacu kepada PMK Nomor 190/ PMK.05/2012. Dengan kondisi seperti ini, jajaran Kementerian Agama mau tidak mau harus melaksanakan sesuai mekanisme yang berlaku, meski madrasah sebagai pihak penerima dana BOS terpaksa harus “puasa” beberapa saat sambil menunggu berbuka yang pada saatnya nanti pasti akan menerimanya. “Puasa” BOS kali ini terasa sangat menyakitkan, lantaran berlangsung hingga puasa Ramadhan 1437 H selesai sehingga ribuan guru madrasah swasta tidak bisa merayakan lebaran kali ini dengan baju baru. Inilah kondisi secara nasional yang terjadi dalam proses penyaluran dana BOS untuk madrasah. Sedangkan untuk Jawa Tengah dan lima provinsi sendiri sebenarnya sedikit lebih beruntung, karena sempat melaksanakan penyaluran tahap pertama pada Maret 2015 sebanyak Rp. 250 milyar lebih, sementara provinsi yang lain baru bisa menyalurkan pada bulan Juli. Langkah cepat dalam mensikapi kejadian ini, membuat Jateng bertenger pada posisi puncak serapan dana BOS secara nasional. Mengingat mekanisme penyaluran dana BOS melalui akun 52 merupakan yang pertama kali sehingga diharapkan sebagaimana pepatah “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersusah-susah dahulu insyaallah akan mudah dan lancar pada tahap yang akan datang”. Semoga badai BOS akun 52 segera berlalu. Amin. Penulis adalah Kasi Kesiswaan Kankemenag Prov. Jateng
Bidang PONTREN
Optimalisasi Manajemen Pondok Pesantren melalui SIMAPES (Sistem Informasi Manajemen pada Madrasah dan Pondok Pesantren ) Pondok Pesantren, atau sering disingkat pontren atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan di mana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan ustadz yang dibawah pimpinan kyai.
P
endidikan pontren diselenggarakan dalam kompleks asrama yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok juga berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren. Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertikal (dengan penjejalan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horisontal (kesadaran sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kekinian masyarakat (society-based curriculum). Seiring
perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan Umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah pesantren Salaf dan pesantren Modern, pesantren Salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan Pendidikan Agama sedangkan Pesantren Modern menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum atau Kurikulum. Di tengah kemajuan zaman yang serba digital ini, peningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan Islam di lingkungan pondok pesantren merupakan hal penting yang tidak bisa ditawar lagi. Namun sampai sekarang sebagian besar Pondok Pesantren manajemennya belum memiliki sistem yang didukung basis tekhnologi, padahal, sistem ini sangat penting untuk kemajuan lembaga pendidikan, baik level dasar maupun tingkat lanjut . Selain itu manajemen yang baik di pondok pesantren bisa mempermudah masyarakat untuk memperoleh Informasi yang akurat, sehingga pondok pesantren tidak dipandang sebelah mata ,dan tentunya akan membantu perkembangan pondok pesantren
itu sendiri. Untuk itu sudah saatnya pondok pesantren mempunyai sistem manajemen pendidikan yang berbais tekhnologi untuk kemajuan pondok pesantren itu sendiri Dengan penggunaan manajemen yang masih manual mengakibatkan dalam pengelolaan data masih kurang tertib, sehingga ketika Kementerian Agama membutuhkan data pada pondok pesantren untuk pengisian data Emis sering kali data yang disajikan oleh pondok pesantren bukanlah data yang akurat, akuntabel, rapi, integrited dan tepat waktu, padahal data tersebut sangat dibutuhkan untuk perencanaan program, seperti BOS, KIP, Pondok Pesantren Tahfidz, Pondok Pesantren Agribisnis, dan Pondok Pesantren Bahari, bila data yang disajikan tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan tentunya bisa merugikan sendiri bagi pondok pesantren, karena bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Beberapa hal terebut diatas disebabkan karena Sumber Daya manusia di bidang IT pada pondok pesantren masih rendah dan sarana prasarana yang kurang memadai, seperti perlengkapan komputer di pondok pesantren masih sangat terbatas Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bidang Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah adalah dengan menjalin kerja sama dengan Rabithatul Maahad alIslamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Jawa Tengah dengan menyiapkan Sistem Manajemen Madrasah dan Pesantren (SIMAPES) yakni sistem aplikasi berbasis komputer sebagai salah satu instrumen dalam pengembangan sistem administrasi pondok pesantren.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Huda
11
Bidang PAIS
Pentas PAI sebagai Media Evaluasi PAI di Jawa Tengah Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Ke 3 Tahun 2015 diselenggarakan di Asrama haji Donohudan, Boyolali, tanggal 14 s.d 17 Juni 2015 dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Prov. Jawa Tengah, diikuti oleh peserta didik perwakilan terbaik dari masing-masing jenjang yang sudah diseleksi dari 35 Kabupaten /Kota di Jawa Tengah sejumlah 770 peserta, yang terbagi dalam jenjang SD sebanyak 245 siswa, SMP sebanyak 245 siswa, SMA/SMK sebanyak 280 siswa. 12
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
S
etelah tujuan penyelenggaraan Pentas PAI ke 3 kali ini adalah melihat tolok ukur keberhasilan pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam. Sebab kegiatan lomba sebagai sarana membangun kelengkapan aspek psikomotorik dalam meningkatkan kompetensi dan skill siswa dalam memahami pelajaran di sekolah. Dan fungsi lain, untuk memberikan model pembelajaran lifeskill siswa juga. Maka sejak awal tujuan Pentas PAIS ini ungkap Kabid PAIS sebagai pencermatan secara mendalam dan evaluasi terhadap hasil edukasi PAI sebagai outcome penyelenggaraan program-program Bidang Pendidikan Agama Islam di Jawa Tengah, saat rapat pemantapan Pentas PAI di ruang pertemuan Bidang PAIS lantai 2 pada Jumat, 11 Juni 2015. Kabag TU, H. Andewi Susetyo. SH, saat penutupan penyelenggaraan Pentas ini dengan memberikan arahan kepada peserta agar melihat secara nyata bahwa apapun capaian yang sudah diraih peserta didik dalam ajang ini merupakan catatan bagi semua pihak. Bagi yang sudah berprestasi tidak perlu sombong dan bagi yang belum berprestasi terus memacu diri untuk meningkatkan kualitas pencapaian prestasi dimasa yang akan dating sehingga akan dapat memacu diri untuk mengembangkan apa yang selama ini ada kekurangan pada dirinya. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana mangamalkan atau membumikan PAI dalam setiap
Bidang PAIS kegiatan peserta didik sebagaimana tertera dalam tema Pentas PAI Tingkat Provinsi Jawa Tengah Ke 3 Tahun 2015* “Sportif Berkompetisi,Raih Prestasi, dan Bumikan PAI”* Dewan Juri dan Panitera pada ajang ini tidak hanya melakukan penilain namun melakukan pencatatan *(notulasi)* untuk memotret wajah PAI pada setiap jenjang pendidikan. Disini akan terekam implementasi kurikulum PAI 2013 pada penyelenggaraan tahun didik 2014/2015 pada masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sekaligus Dewan juri mampu memberikan rekomendasi dari hasil dasar penilaian dari segala aspek untuk pedoman dalam pencarian kader-kader atlit di lingkungan sekolah se Jawa Tengah. Sekaligus untuk menunjang kesuksesan ke jenjang nasional sebab setelah pelaksanaan sekarang ini akan dihadang juga pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya sehingga kita akan dapat berlatih dengan waktu yang masih banyak waktu untuk meraih prestasi yang kita harapkan. Kejuaraan Pentas PAIS sebagai juara umum adalah Kab Semarang dengan memboyong tropi bergilir. Dan ajang Pentas PAIS ke 3 menjadi
Pentas Lomba Debat PAI SMA
potret penyelenggaraan kurikulum PAI. Dan berfungsi untuk bahan masukan bagi para stakeholder, terutama Tim Pengembang Kurikulum PAI Provinsi Jawa Tengah dan lembaga terkait Pendidikan Agama Islam di daerah FKG, KKG, MGMP untuk segera bergerak, meningkatkan yang sudah bagus dan memperbaiki yang masih kurang. Hasil yang sangat mendasar bahwa
segala bentuk kompetisi antar siswa adalah mampu memberikan inovasi, kreatifitas dan dinamika system dan metode pembelajaran bagi seorang guru di sekolah. Maka melalui kegiatan justru mendorong para guru akan kaya strategi dalam mengembangkan model pembelajaran PAI nantinya. Semoga penyelenggaraan ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk membumikan PAI di Jawa Tengah. Amin. (*)
Penyerahan Juara Umum oleh Kabag TU Kanwil Kemenag Jateng, Andewi Susetyo.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
13
Bidang URAIS
Penetapan 1 Syawal 1436 H Berpotensi Berbeda
Menyongsong Idul Fitri 1436 H Oleh : Saifulloh
Sebagai bentuk komitmen untuk melaksanakan kesepakatan Ijtimak Ulama Komisi Fatwa MUI dan ormas Islam se-Indonesia pada 2003, yaitu penentuan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah didasarkan pada metode rukyat dan hisab.
K
ita mengakui bahwa masih ada perbedaan di antara ormas Islam di dalam menentukan awal bulan Hijriah karena perbedaan metode yang digunakan serta kriteria imkanur rukyat atau batas visibilitas hilal. Musyawarah
14
Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) menyepakati imkanur rukyat adalah pada saat matahari terbenam dan ketinggian hilal di atas ufuk minimal 2 derajat dengan jarak lengkung bulan-matahari minimal 3 derajat dan usia bulan minimal 8 jam dihitung sejak ijtimak (konjungsi). Sementara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menilai secara ilmiah hilal baru bisa dilihat di atas ketinggian 5 derajat di atas ufuk. Ormas Islam yang menggunakan metode hisab murni seperti Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis) menetapkan standar berbeda mengenai awal bulan karena Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal, sedangkan Persis menggunakan imkanur rukyat.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Ada tiga kriteria dalam penentuan 1 Syawal ini. Pertama, wujudul hilal, yakni ketika hilal sudah terlihat berapa pun tingginya. Ini yang selama ini menjadi patokan ormas Muhammadiyah dalam menentukan 1 Syawal. Kedua, hilal harus bisa dilihat. Pengalaman selama ini, hilal harus di atas 3 derajat, bahkan ada yang mengatakan 4 derajat dengan usia bulan minimal 8 jam dihitung sejak ijtimak (konjungsi). ketiga, hilal sudah mungkin dirukyat. Penetapan Lebaran atau Idul Fitri 2015 berpotensi berbeda antara organisasi kemasyarakatan Islam yang satu dengan yang lain maupun dengan pemerintah. Tidak tertutup kemungkinan puasa Ramadan di istikmalkan menjadi 30 hari jika tim rukyat di seluruh Indonesia
Bidang URAIS tidak berhasil melihat hilal. Sehingga lebaran akan jatuh pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015, Sehingga masih terbuka kemungkinan lebaran idul fitri terjadi perbedaan antara tanggal 17 atau 18 Juli 2015. Semenatara Ormas Islam Muhammadiyah memastikan Idulfitri 1436 Hijriyah/2015 Masehi pada Jumat, 17 Juli 2015. Memang bagi yang menggunakan perhitungan hisab seperti Muhamadiyah sudah dapat memastikan Idul Fitri jatuh pada 17 Juli 2015, 16 Juli malam mulai takbiran. Perbedaan ini dikarenakan ormasormas Islam masih menggunakan metode yang berbeda serta belum menyerahkan otoritas sepenuhnya untuk penetapan tanggal hari raya pada pemerintah. Berdasarkan perhitungan secara matematis dan astronomis, posisi hilal pada 16 Juli di Menara Masjid Agung Jawa Tengah, berada pada posisi ; ketinggian 2 derajat 44 menit 50 detik. Jarak busur 4 derajat 51 menit 55 detik. Umur hilal saat itu 9 jam 26 menit
47,5 detik. Lama hilal 14 menit 13 detik. Mulai 17.41 s.d 17.55 Posisi hilal atau bulan sabit pada 29 Ramadan atau tanggal 16 Juli 2015 yang jatuh pada hari Kamis nanti, dinilai sangat tipis sehingga
ada kemungkinan tidak akan terlihat. pemerintah akan mengistikmalkan Sangat susah melakukan rukyatul atau menyempurnakan puasa Ramadan menjadi 30 hari sehingga Idul Fitri hilal pada posisi seperti itu. Sementara yang berpatokan pada hisab (hitungan) menetapkan standar berbeda-beda, seperti antara Muhammadiyah dan Persis, Muhammadiyah telah memutuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1436 H jatuh pada hari Jumat, 17 Juli 2015. Dengan demikian bulan Ramadhan tahun ini hanya 29 hari menurut ormas itu. Sementara menurut Persis, itu belum masuk, jadi kalau kalender Persis itu Lebaran 18 Juli,” Sementara NU, seperti biasanya, mendasarkan penetapan 1 Syawal pada rukyatul hilal, sehingga meski di dalam penanggalan NU berdasar hitungan 1 Syawal 1436 H jatuh pada 17 Juli, namun tidak serta merta tanggal itu ditetapkan sebagai hari Idul Fitri. Tidak tertutup kemungkinan NU menggenapkan Ramadhan 30 hari jika tim rukyat yang disebar di sejumlah daerah tidak berhasil melihat hilal. Namun apabila hilal dapat dilihat pada saat rukyat hari kamis tanggal 16 Juli 2015, maka Pemerintah akan segera megumumkan bahwa awal Syawal (Idul Fitri) bertepatan dengan tanggal 17 Juli 2015, ”Akan tetapi, apabila hilal atau bulan sabit muda tidak terlihat, maka
jatuh pada 18 Juli. Apabila nantinya ada perbedaan dalam penentuan awal Syawal sekaligus Idul Fitri. perbedaan harus disikapi sebagai bagian dari keberagaman yang dimiliki umat IslamdiIndonesia.
“Posisi hilal sangat tipis, hanya tiga derajat, sehingga ada potensi berbeda. Sangat susah melakukan rukyatul hilal pada posisi seperti itu. Sementara yang berpatokan pada hisab (hitungan) menetapkan standar berbeda-beda, seperti antara Muhammadiyah dan Persis Tidak tertutup kemungkinan NU menggenapkan Ramadhan 30 hari jika tim rukyat yang disebar di sejumlah daerah tidak berhasil melihat hilal. Kita tunggu saja hasil sidang isbat hari kamis, tanggal 16 Juli 2015, semoga tetap jadi lebaran. amiin Insya Allah, Kanwil Kemenag bekerja sama dengan Badan Hisab Rukyat Prov. Jateng, akan melaksanakan Rukyatul Hilal pada Hari/tanggal : Kamis, 16 Juli 2015. Waktu : pukul 16 – selesai Tempat : Pantai Kartini Jpr.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
15
Bimas Kristen
Ciri Kepemimpinan Kristen dan Penerapannya dalam Praktek Berorganisasi Untuk memahami tentang ciri kepemimpinan Kristen dan penerapannya dalam berorganisasi, sebagai seorang pemimpin terlebih dahulu harus mampu memahami tentang arti dari kepemimpinan, maka perlu dibedakan pemahaman antara kepemimpinan umum dan kepemimpinan Kristen.
A
da kesamaan pemahaman yaitu; (1) Apa itu Kepemimpinan (2) Apa bedanya kepemimpinan umum dengan Kepemimpinan Kristen dan (3) Bagaimana penerapannya dalam berorganisasi. Dengan pemahaman awal seperti itu, barulah kita bisa memahami secara jelas tentang Ciri Kepemimpinan Kristen dan penerapannya dalam praktek berorganisasi di tengah-tengah kehidupan social, gereja maupun keluarga. Apakah Kepemimpinan itu ? Ada begitu banyak pengertian tentang Kepemimpinan. Tetapi secara umum, Kepemimpinan dapat disebut sebagai; suatu proses terencana yang dinamis melalui suatu periode waktu dalam situasi yang di dalamnya pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan yang khas, sarana dan prasarana untuk mempengaruhi pengikut-pengikutnya (bawahannya) demi mencapai tujuan bersama. Apakah Kepimpinan Kristen itu ? Pertanyaan kritis kita selanjutnya adalah apa itu kepemimpinan Kristen dan apakah ada perbedaan diantara kepemimpinan umum dan kepemimpinan Kristen? Dan kalau ada, dimana perbedaannya? Inilah pertanyaan yang akan kita bahas pada bagian ini. Bicara tentang Kepemimpinan Kristen, berarti kita berbicara tentang model
16
kepemimpinan umum yang disertai dengan ciri-ciri kekristenan. Ciri-ciri itu berpusat pada Sosok Yesus Kristus sebagai sumber kepemimpinan Kristen. Jadi kepemimpinan Kristen tidak sekedar menambahkan kata “Kristen”, untuk membedakannya dengan kepemimpinan umum. Tetapi dalam Kepemimpinan Kristen mengandung nilai-nilai kekristenan yang sangat kuat yang tercermin dalam proses kepemimpinan yang dilakoninya. Terkait dengan itu maka sebagai suatu proses yang terencana dan dinamis maka Allah dalam Yesus Kristus yang dilihat sebagai pengambil prakarsa (inisiatif) di dalam proses kepemimpinan itu. Sementara kehadiran seorang pemimpin mesti dilihat sebagai “seorang pelayan”, “jongos”, atau hamba yang melayani dan bukan seorang penguasa yang memerintah dengan tangan besi.. Dengarlah pernyataan Yesus berikut ini : “…Anak manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani… (Matius 20:28a). Kemudian orang yang dipimpin (bawahan) mesti dilihat sebagai umat Allah yang bertanggung jawab untuk terlibat aktif dalam pekerjaan pelayanan itu. Sedangkan tujuan yang akan dicapai harus selalu berorientasi pada kemuliaan Allah. Seterusnya untuk memahami nilainilai kepemimpinan Kristen tersebut maka di bawah ini dihadapkan 5 ciri khas dari kepemimpinan Kristen , yang diuraikan secara garis besar. Kepemimpinan Kristen Menghadirkan Nilai-nilai Tanggung Jawab. Maksudnya adalah seorang pemimpin Kristen harus merasa bertanggung jawab terhadap tugas kepemimpinan yang dipercayakan kepadanya. Katakanlah ia harus sangat sadar bahwa jatuh bangunnya kehidupan semua orang yang dipimpinnya berada dipundaknya. Karena itu ia tidak bisa menggunakan gaya Pilatus yaitu “mencuci tangan” untuk melepaskan dirinya dari tanggung jawab yang harus dipikulnya sebagai resiko seorang
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
pemimpin. Kepemimpinan Kristen menuntut Pemimpin Yang bertumbuh (dinamis). Pertumbuhan itu mencakup pengetahuannya, kepribadiannya dan kehidupan spiritualitasnya.. Pertumbuhan yang berhubungan dengan pengetahuan maksudnya adalah seorang pemimpin harus terus belajar, untuk memperluas wawasan, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang sangat cepat. Pertumbuhan yang berhubungan dengan kehidupan spiritualitas adalah berhubungan dengan sikap dan perilaku yang terus membangun hubungan yang akrab dengan Allah sebagai sumber pertumbuhan dan kehidupannya. Dalam upaya mencapai kepemimpinan yang bertumbuh itu, maka sikap yang harus ditampilkan adalah : Sikap rendah, sikap hidup yang saleh, sikap Bijaksana. Sementara sikap yang harus dihindari adalah: Sikap angkuh dan sikap kemalasan. Kepemimpinan Kristen membutuhkan pemimpin yang dapat menghadirkan dirinya sebagai teladan atau model. Pemimpin Kristen adalah pemimpin model, yang harus dapat menjadi teladan atau contoh bagi orang lain terutama bawahannya. Keteladanan itu bukan hanya dibicarakannya, tetapi mesti muncul dalam sikap dan perilaku hidup. Keteladanan itu dia bergerak maju secara terus menerus dan keteladanan itu harus membangkitkan motivasi orang lain untuk kreatif dalam memimpin. Terkait dengan itu maka ada 3 bentuk keteladanan yang patut diperhatikan yaitu ; Keteladanan hidup rohani. Keteladanan dalam membangun hubungan dengan orang lain. Keteladanan dalam bekerja. Kepemimpinan Kristen Membutuhkan Pemimpin Yang Efisien.
Bimas Katolik
PERKAWINAN KATOLIK Panggilan yang Luhur dan Mulia Oleh Paulinus Sulardi, SAg
Perkawinan P erkkawiinan Katolik Katollik ad adalah dallah h lluhur uh hur d dan an mul mulia, lia, sepert seperti ti pesan Paulinus Paullinus Sulardi, Sullard di, SAg, SAg, selaku Pembimas Katolik dalam setiap perjumpaan dengan umat Katolik. Dikatakan luhur dan mulia karena mempunyai ciri : Ikatan seumur hidup, monogami (satu suami atau satu isteri) dan tak terceraikan. Pada halaman pertama Kitab Suci, setelah Allah menciptakan jagat raya, Ia menciptakan manusia; pria dan wanita menurut citra-Nya (Kejadian 1:28). a memberkati mereka dan berfirman: “Beranak cucu dan bertambah banyaklah.” Untuk tujuan perkembangbiakan inilah, Allah menciptakan Hawa. Allah berfirman: “Tidak baik kalau manusia itu seorang
I
diri saja, Aku akan menjadikan seorang penolong yang lain baginya yang sepadan dengan dia.” Artinya, partner sederajat dan sangat dekat dengan dia. Maka Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam.
Lalu berkatalah Adam: “Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan
C. Penerapannya Dalam Praktek Berorganisasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa proses kepemimpinan itu justru muncul atau menjadi nyata dalam praktek berorganisasi. Apapun bentuk organisasi itu, kecil, menengah atau besar, yang biasa sifatnya atau yang bonafit sifatnya, semuanya dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuannya, bila proses kepemimpinan itu dapat dijalankan dengan baik pula. Sebagai
orang Kristen, maka suka atau tidak suka, mau atau tidak mau kita harus mulai membiasakan diri untuk menghadirkan ciri-ciri kepemimpinan Kristen dalam berorganisasi. Terkait dengan itu mesti digaris bawahi bahwa tidak bisa dikatakan, semua pemimpin yang beragama Kristen adalah “Pemimpin Kristen”. Kenapa? Karena hal itu sangat terkait dengan seberapa besar sang pemimpin itu menghadirkan ciri-ciri kepemimpinan Kristen dalam proses
kepemimpinan yang dilakoninya. Kenyataan membuktikan bahwa dalam praktek berorganisasi di tengahtengah masyarakat, gereja maupun dalam keluarga, Ciri kepemimpinan Kristen terasa begitu jauh dari harapan kita. Inilah suatu tantangan yang dihadapkan kepada anda sekalian sebagai generasi penerus gereja, masyarakat, bangsa dan Negara. (Siswo Martono, Gara Kristen Kota Surakarta)
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
17
Bimas Katolik
Paulinus Sulardi
istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (Kej 2:23-24). Konsili Vatikan II berbicara tentang perkawinan sebagai anugerah Allah : “Persekutuan hidup dan kasih suami istri yang mesra, diadakan oleh Sang Pencipta dan dikukuhkan dengan hukum-hukum-Nya. Allah sendirilah Pencipta perkawinan” (GS 48). Sebagai tanda bahwa Allah adalah Pencipta dan Penganugerah perkawinan itu, maka perkawinan Katolik selalu berada dibawah tangan Allah, melalui kehadiran-Nya dalam Sakramen Perkawinan. Karena pencipta perkawinan itu pada hakikatnya adalah suci, maka perkawinan Katolik bersifat suci adanya. Allah sendiri yang mempersatukan mereka. Allah menghendaki perkembangbiakkan manusia sebagaimana ciptaan-Nya yang lain. Karena itu, Allahlah yang menghendaki persatuan manusia dengan sesamanya sebagai suami istri. Akan tetapi, yang menjadi dasar dari persatuan ini adalah cinta kasih dari antara kedua pribadi, sebagaimana Allah sendiri adalah kasih (1 Yoh 4:16). Maka manusia diundang Allah untuk mengambil bagian dalam kodrat-Nya yang terdalam, yaitu kasih. Perkawinan merupakan ungkapan cinta antara manusia dan merupakan wujud nyata dari pengambilbagian manusia dalam kodrat ilahi Allah, yaitu cinta. Oleh sebab itu, yang menjadi dasar dari perkawinan adalah cinta. Cinta
18
yang dimaksud lebih dari perasaan ketertarikan sebagai pria dan wanita. Suatu tindakan saling menyerahkan diri dan saling menerima. Menerima yang dicinta apa adanya dan menerima yang mencinta sesuai dengan adanya. “Saya menerima engkau sebagai istri saya, saya menerima engkau sebagai suami saya.” Kesepakatan saling menerima ini diwujudkan demikian, bahwa ‘kedua-duanya menjadi satu daging’ (Kej 2:24). Saling Menyerah dan Saling Menerima “Saling menyerah dan saling menerima” ini merupakan suatu ungkapan cinta yang sejati dalam perkawinan. Menerima bukan saja kelebihan dan menolak kelemahannya, melainkan mencakup seluruh aspek kepribadiannya. Saling menyerah bukan saja saat suka melainkan juga dalam keadaan duka. Singkatnya menerima dan menyerah apa adanya dan dalam keadaan apapun. Dalam kenyataannya, ternyata cinta sejati sebagai suami istri tidak tergantung pada hal-hal lahiriah, berupa kekayaan, ketampanan, kacantikan, kepandaian, dll karena pada kenyataannya banyak rumah tangga yang mengalami perpecahan justru dari kalangan-kalangan tersebut. Karena semua kekayaan, kecantikan, ketampanan, kepandaian tidak dapat menggantikan cinta yang sejati, cinta yang murni yang dianugerahkan Allah. Cinta sejati terletak dalam saling mengerti satu dan yang lainnya. Mengerti pribadi dia sebagai citra Allah dan mau menerimanya sebagai anugerah Allah. Disinilah kekuatan dari cinta suami istri. Jika hal demikian yang terjadi, maka yakinlah bahwa “Air yang banyak tidak dapat memadamkan cinta, sungaisungai tak dapat menghayutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina” (Kidung Agung 8:7). Cinta yang sejati tak dapat dibeli dengan harta, kedudukan, pangkat, kepandaian dll. “Sebab cinta kuat seperti maut dan nyalanya seperti nyala api Tuhan” (Kidung Agung 8:7). Madah cinta Santo Paulus
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
mencakup segala-galanya: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengaharapkan segala sesuatu sabar menanggung segala sesuatu” (1 Korintus 13:4-8). Karenanya, panggilah hidup berkeluarga merupakan panggilan yang amat luhur dan mulia karena memang dianugerahkan Allah sendiri dan hidup berkeluarga merupakan wujud nyata dari suatu jawaban manusia terhadap undangan Allah untuk mengambilbagian dalam kodrat-Nya. Tak seorangpun dapat meremehkan panggilan ini. Tanpa panggilan hidup berkeluarga, maka perintah Allah: ‘Beranakcucu dan bertambah banyaklah’ tidak mungkin dapat terwujud. Seandainya panggilan hidup berkeluarga tidak ada, maka panggilan untuk hidup keperawanan demi kerajaan Allah pun tidak mungkin ada. Tidak bermaksud membandingkan satu yang lainnya, keduanya merupakan panggilan Allah yang harus ditanggapi manusia sebagai anugerah yang mulia, luhur dan indah. Karena itu, Santo Yohanes Krisostomus mengatakan: “Barangsiapa meremehkan perkawinan sekaligus juga merongrong keluhuran keperawanan, barang siapa memuji perkawinan juga meningkatkan penghormatan terhadap keperawanan.” Justru hidup keperawanan demi Kerajaan Allah ada, karena ada hidup berkeluarga. MUTIARA IMAN : “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. (Kejadian 2:24). “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:6)
Penulis adalah Pembimas Katolik Kemenag Prov. Jateng
Bimas Hindu
Kegiatan Simakrama Provinsi Jawa Tengah Tanggal 27 Mei 2015 Simakrama adalah ajang pertemuan umat Hindu untuk menyalurkan berbagai gagasan yang ada dalam benak pikiran, hal ini sebagi ajang mengungkapkan syukur dapat berkumpul dan berbagi antara satu dengan yang lain.
S
imakrama yang dilaksanakan oleh Parisada bekerjasama dengan Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, merupakan satu rangkaian puncak hari raya Nyepi. Simakrama Provinsi Jawa Tengah bertempat digedung Wanita Karanganyar, pada Simakrama dihadiri lima ribu lebih umat Hindu di jawa tengah, panitia pelaksana pada awalnya menargetkan tiga ribu limaratus umat Hindu, namun disaat pelaksanaan gudung dan kursi yang disiapkan tidak mencukupi. Pada Simakrama tersebut dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu, Gubernur Jawa Tengah di wakili asisten satu Kesra, Parisada Pusat dan tamu undangan yang lain. Dalam sambutanya Dirjen Bimas Hindu Prof, Drs. I Ketut Widnya, M.Ag. M.Fil, P.Hd antausias yang luar biasa kepada panitia dan umat Hindu Jawa Tengah yang mampu menyelenggarakan Simakrama dengan dua nuansa jawa dan bali yang hidup rukun berdampingan untuk memajukan Hindu di Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah dalam sambutanya yang dibacakan oleh Asisten satu Kesra, berharap banyak agar umat Hindu mengembangkan potensi keagamaan dan seni budaya tradisi, karena Hindu adalah gudangnya seni tradisi.sedangkan dalam dharmawacana yang disampaikan oleh pengurus Parisada pusat Drs. I Ketut Wiana, M.Ag, memberikan kronologis lahirnya tahun Caka. Sebagai isian acara pada Simakrama adalah tari Gamyong dari tradisi tari jawa dan Cenderawasih dari unsur seni bali, tidak ketinggalan adalah paduan suara Pasraman Pitha Maha Klaten dengan lagu kreasi keagamaan. Kemeriahan Simakrama masih berlanjut dengan suguhan sendra tari kembangan yang menceritakan
kisah pertempuran antara Abimanyu dan Gatotkaca dalam melawan butha kala dengan berbagai bentuk ujudnya. Dilanjutkan dengan tari topeng tua yang memberikan nuansa lain karena tari topeng tua menceritakan bagaimana kronologis kehidupan dari gelap menjadi terang. Ketua panitia pelaksana Simakrama Widadi Nur Widyoko, S.Sos, mengatakan sangat bahagia dengan terselenggaranya Simakrama, sebagai awal dilaksanakanya kegiatan Provinsi yang digawangi oleh Parisada kabupaten Karanganyar, selama ini belum pernah dilaksanakan kegiatan yang begitu besar di siapkan oleh umat Hindu Karanganyar. Kami berharap kedepan agar diberikan kepercayaan sebagi usaha untuk membangunkepercayaan umat terhadap Parisada Karanganyar. Antosiasme umat Hindu Jawa Tengah sangat luar biasa, itu diungkapkan oleh umat dari Kabupaten Banyumas bapak Slamet, bahwa kegiatan ini adalah penyambung komunikasi antara umat Hindu di jawa tengah dan membangun kesadaran akan keyakinan bahwa Hindu mempunyai nilai tradisi yang terus harus dipertahankan. Simakrama yang terlaksana merupakan satu kesatuan dengan dharmasanti, menyatukan pemikiran dan mencurahkan harapan atara umat Hindu agar terbangun komunikasi yang baik. (*)
Kegiatan Simakrama Umat Hindu di Jawa Tengah yang dimeriahkan paduan suara Pasraman Pitha Maha.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
19
Bimas Buddha
Makna Tri Suci Waisak
H
ari Waisak tiba umat Buddha akan mengenang tiga peristiwa yang terjadi dalam kehidupan guru junjungan para dewa dan manusia: 1. Kelahiran calon Buddha, yaitu Pangeran Siddhartha Gotama, di TamanLumbini. 2.Tercapainya Penerangan Sempurna, yaitu Petapa Gotama menjadi Buddha, di Buddha Gaya. 3. Mahaparinirwana Buddha, yaitu Buddha Gotama meninggalkan dunia ini, di Kusinara. Sidharta Budha Gautama telah mengajarkan dharma yang berisi nilai-nilai universal, falsafah kehidupan yang mendalam, serta pencerahan tentang hakekat dan makna kehidupan umat Budha yang sejati. Budha Gautama juga telah menunjukkan keteladan kepada umat manusia dalam menyempurnakan kebajikan. Diawali dengan sikap dan tekad kuat Pangeran Sidharta dengan meninggalkan kepentingan pribadi untuk mencari jalan kebebasan dari penderitaan sehingga tercapai kebudhaan. Dengan memegang teguh dharma itu, sehimgga akan dapat memahami makna hidup yang sesungguhnya. “Para Biksu, ada satu orang yang terlahir di dunia demi kesejahteraan banyak makhluk, demi kebahagiaan banyak makhluk; Ia terlahir karena kasih kepada dunia, untuk kepentingan, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia. Siapakah orang yang satu ini? Ia adalah Tathagata, seorang Arahat yang Mahasuci, seorang yang mencapai Penerangan Sempurna. Inilah, Biksu, manusia luar biasa yang satu itu.” (Anguttara Nikaya I, 21) Karena kasihNya kepada dunia, Buddha telah menunjukkan kepada kita bahwa manusia itu mampu menjadi Buddha. Selanjutnya, setelah menjadi Buddha, karena kasihNya Beliau mengajarkan Dharma yang merupakan jalan pembebasan total dari dukha, jalan untuk mencapai Kebahagiaan Sejati. Setelah kita menyadari betapa besar kasih Buddha kepada dunia, kita
20
seharusnya memberikan penghormatan dengan cara yang terbaik kepada Buddha. Jika kita menempuh jalan Dharma, inilah cara yang terbaik untuk menghormati Buddha. Kita tidak bisa mencapai tujuan kita dengan hanya mempersembahkan lilin, dupa, dan bunga. Marilah kita membaca petikan MahaparinibbanaSutta, untuk mengetahui apa yang dikatakan Buddha tentang penghormatan tertinggi terhadap Beliau. Dharma juga mengingatkan bahwa perubahan masyarakat harus dimulai dengan perubahan dalam diri setiap individu. Revolusi mental dan karakter yang sesuai ajaran Dharma adalah tanggung jawab masing-masing untuk membangunnya, membangunnya dengan peduli kepada semua yang menderita atau dhana, dengan pengendalian diri untuk berperilaku baik atau sila, dan dengan mengembangkan batin atau samadhi. Dharma yang dilaksanakan dengan baik akan melindungi pelaksanaannya dari kemerosotan dan kehancuran. Itulah pesan yang diberikan Sang Budha. Melaksanakan Dharma adalah meneladani perjuangan yang telah dilakoni oleh Buddha. Diawali sebagai manusia biasa, jika kita terus berjuang di jalan Dharma maka pada akhirnya kita pun akan bisa menjadi Buddha. Semua Buddha memiliki tubuh Dharma (Dharmakaya).
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Dharmakaya itu maha esa dan senantiasa ada, maka kasih Buddha pun senantiasa ada. Kasih Buddha adalah kasih semesta untuk semua orang dan kasih yang tidak pernah padam ini memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk. Sebagai bentuk nyata pelaksanaan Dharma dalam hidup sehari-hari. Mengasihi berarti membawa kebahagiaan, mengurangi penderitaan, mempersembahkan sukacita, dan melampaui semua diskriminasi. Dalam KaraniyaMetta Sutta, terdapat bait yang mengajarkan praktik mengasihi tersebut: “Selagi berdiri, berjalan, duduk, atau berbaring, selama tiada lelap, dia tekun mengembangkan perhatian penuh kesadaran ini, yang disebut Kediaman Luhur.”Kediaman Luhur adalah metta yang membawa kebahagiaan, karuna yang mengurangi penderitaan, mudita yang mempersembahkan sukacita, dan upekkha yang melampaui semua diskriminasi. Dalam Satipatthana Sutta, Buddha mengajarkan bagaimana menghadirkan sukacita dengan berlatih hidup berkesadarandan konsentrasi. Jika kita tahu cara melepaskan atau let it go, hidup berkesadaran (sati), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan (pannya), maka setiap saat sukacita dan bahagia akan bisa hadir dalam diri kita. Sadhu Sadhu Sadhu (*)
Khonghucu
Hubungan antara Suami dan Istri yang Harmonis Oleh : Js. Thung Heryanto dan Js. Sun Vera Verdiantika
K
eluarga berfungsi sebagai tempat anak tumbuh, berlindung, dan belajar menghadapi kehidupan. Kehidupan yang harmonis dalam keluarga dapat tercipta ketika setiap anggota keluarga menjalani fungsi diri sesuai dengan kedudukannya dalam Lima Hubungan Kemasyarakatan, dalam hal ini suami dan istri sebagai orang tua yang merupakan nahkoda bagi keluarga dalam mengarungi bahtera kehidupan. Keluarga yang harmonis berawal dari hubungan antara suami dan istri yang harmonis, di mana terdapat kasih sayang dan pembagian tugas yang dijalankan dengan baik, sehingga orang tua dapat membimbing anak-anak untuk menjadi manusia berkepribadian Junzi. Manusia dengan nalurinya Ketika manusia dilahirkan, Tian memberikan berkah Watak Sejati dan juga naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Ketika bersinggungan dengan naluri banyak celah bagi manusia untuk berbuat salah, oleh karena itu manusia wajib mengembangkan Watak Sejati (Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, dan Kebijaksanaan) untuk mengendalikan nalurinya dalam upaya menciptakan kehidupan yang harmonis. Beberapa permasalahan yang sering kali timbul dalam hubungan antara suami dan istri akibat naluri yang tidak terkendali, yaitu : perselingkuhan, poligami/poliandri, dan perceraian, yang kesemuanya akan menjadikan anak sebagai korban. Permasalahan Rumah Tangga Konflik yang timbul dalam hubungan antara suami dengan istri yang tidak diselesaikan secara tuntas merupakan awal dari ketidakharmonisan rumah tangga yang kemudian menjadi pemicu timbulnya berbagai masalah dalam keluarga dengan korban utama adalah anak.
Perselingkuhan Alasan orang melakukan perselingkuhan ternyata berbeda antara pria dan wanita, sebagai berikut : -Ketertarikan fisik -Ketertarikan hati Namun alasan apapun tidak dapat dijadikan alat bantu untuk membenarkan tindakan perselingkuhan, karena sekali lagi, yang akan menjadi korban utama adalah anak (jika sudah mempunyai anak), kedua adalah pasangan hidup (suami/istri/pacar), perselingkuhan juga menimbulkan efek sosial yang buruk bagi keluarga besar (orang tua dan saudara). Seorang yang melakukan perselingkuhan, dalam tempo singkat mungkin dapat menutupi, tetapi seiring waktu semua pasti terungkap, dan dalam rangka menutupi kebohongan seseorang akan cenderung bertindak tidak rasional, menyebabkan ketidakharmonisan rumah tangga. Poligami Dalam istilah antropologi sosial dikenal istilah poligami, yaitu praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan). Lawan kata dari poligami adalah monogami yaitu yang hanya memiliki satu suami atau istri. Macam poligami : Poligini (seorang pria memiliki beberapa istri sekaligus), pada masa lalu, umum
ditemukan pada kaum bangsawan dan raja. Poliandri (seorang wanita memiliki beberapa suami sekaligus), pada masa lalu, dilakukan oleh wanitawanita bangsawan. Group Marriage atau pernikahan kelompok, yaitu kombinasi poligini dan poliandri). Apapun alasannya, poligami selalu menimbulkan banyak permasalahan, yang jelas keharmonisan keluarga tidak mungkin tercipta dengan perilaku salah satu dari suami atau istri melakukan poligami. Perceraian Timbulnya ketidakharmonisan dalam keluarga merupakan simpul dari permasalahan-permasalahan yang tidak teratasi, menumpuk dan meledak pada saat terjadinya keputusan cerai. Dua hal di atas, yaitu perselingkuhan dan poligami merupakan pemicu terbesar, meskipun perselingkuhan dan poligami sendiri pun memiliki alat picu yang lainnya sebelum terjadi, namun jika manusia bertindak sesuai dengan Watak Sejatinya dalam menjaga keharmonisan keluarga, dapat menghindar dari perbuatan tersebut, bahkan bila terlanjur melakukan, masih dapat menyadari dan segera memperbaiki kesalahan, kembali kepada Watak Sejati, maka dapat menyelamatkan keharmonisan keluarga dan menghindari akibat-akibat yang lebih buruk lagi. Di dalam ajaran Agama Khonghucu, manusia hidup diatur oleh norma-norma etika moral yang terdapat dalam Watak Sejati (Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, dan Kebijaksanaan) yang berwujud menjadi manusia yang dapat dipercaya, sehingga memegang kepercayaan adalah landasan keharmonisan hubungan antara manusia, seorang suami keluar rumah memegang kepercayaan yang diberikan oleh istrinya, demikian pula sebaliknya, sehingga anak-anak pun akan belajar untuk memegang kepercayaan yang diberikan orang tuanya. (*)
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
21
Dinamika Daerah
Berbagai program TNI bekerjasama dengan Kemenag Karanganyar untuk membangun Desa Ngadirejo, Mojogedang Kab Karanganyar.
KARANGANYAR
Kemenag Jadi Partner TNI dalam Program TMMD
K
erjasama antara Tentara Negara Indonesia (TNI) dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke 94 tahun 2015 di Desa Ngadirejo, Mojogedang, Karanganyar berjalan sukses. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari kegiatan non fisik hingga kegiatan fisik berupa pembangunan infrastruktur yang melebihi target. Kemenag Karanganyar yang menjadi partner TNI dalam program TMMD tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Mengambil peran lebih dari sekedar kegiatan non fisik yang sudah ditetapkan seperti pengajian massal, Kemenag beserta unsur keagamaan yang ada di Kabupaten Karanganyar turut menyumbangkan materi dan tenaganya. Di awal pelaksanaan TMMD, Kemenag beserta unsur keagamaan mendistribusikan 40 buah kloset jongkok
22
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
untuk rumah yang belum memiliki toilet, 300 Zak semen, 2000 batu bata, dua rit pasir, serta sembako yang terdiri dari 300 kg beras, 2 dus mie instan dan 45 kg telur. Di akhir TMMD, Kemenag dan unsur keagamaannya meningalkan 200 paket sembako yang berisi beras, minyak goreng, gula, teh dan mie telor. Selain itu ada Al-Qur’an dua dus yang dibagikan secara cuma-cuma untuk penduduk desa. Dalam pembangunan infrastruktur desa berupa jalan, rumah tinggal layak huni, pos kamling dan lain sebagainya, Kemenag beserta unsur keagamaan juga berkontribusi dengan mengirimkan relawannya. 50 PNS Kemenag Karanganyar, 100 orang penyuluh agama Islam, 4 ormas keagamaan (NU, Muhammadiyah, LDII, MTA), Kepala madrasah dan Kepala KUA bahu membahu membangun desa tempat pelaksanaan TMMD. Menurut Kepala Kakakemenag Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad, apa yang dilakukan seluruh jajarannya semata-mata untuk membantu masyarakat di desa Ngadirejo melalui program TMMD. Selanjutnya Kakankemenag juga berharap ada kedekatan emosional antara masyarakat dengan tokoh-tokoh agama yang dalam hal ini Kemenag dan unsur keagamaan. Ida Nurhijati
Dinamika Daerah KLATEN
Ciptakan Kesamaan Dalam Tata Persuratan
aspek penilaian yaitu kreativitas, tingkat kesulitan desain, kerapian serta attitude/ sikap saat memeragakan busana. “Ide ini cukup bagus dan kreatif untuk bisa dilanjutkan di tahun depan dengan persiapan yang lebih matang, sehingga mampu menciptakan karya yang bernilai jual bila di finishing dengan bagus”, tambahnya.
K
antor Kemenag Kabupaten Klaten menggelar Sosialisasi Tata Persuratan Dinas yang dibuka Kakankemenag Drs H Mustari, MPdI, bertempat di aula Al Ikhlas Kankemenag, 4 Juni lalu, dan diikut 54 peserta, yang terdiri i para Kepala Seksi dan penyelenggara, kepala KUA kecamatan, kepala madrasah negeri, dan pegawai sub bagian tata usaha . Dalam sambutannya Kakankemenag H Mustari mengatakan, surat merupakan sarana komunikasi dalam bentuk tulisan. Hal-hal utama meliputi penentuan bentuk surat, format dan bentuk redaksional surat. Maksud pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut adalah untuk menyeragamkan dan memudahkan tata persuratan di lingkungan Kantor Kemenag Klaten. Selanjutnya Kakankemenag mengharapkan agar aparat Kemenag dapat menciptakan keseragaman dan kesamaan dalam pola umum penyelenggaraan tata persuratan, mewujudkan tata kearsipan, menunjang koordinasi kedinasan, serta meningkatkan daya guna dalam persuratan dinas. “Kegiatan persuratan bukanlah hal mudah dalam instansi, karena terbukti ditemukan masih banyak tata persuratan yang tidak mengikuti pedoman sesuai peraturan yang berlaku; seperti penomoran surat, penulisan SK, pengiriman dan pengarsipan,” terangnya. Junaidi
CILACAP
MAN Gelar Kontes Busana Daur Ulang
U
ntuk pertama kalinya OSIM MAN Cilacap mengadakan kontes busana daur ulang yang berlangsung selama dua har,i (12-13).. Adapun Cabang yang dilombakan futsal putra-putri, tarik tambang putraputri. Selain itu juga adanya ide baru kontes pergelaran busana dari bahan daur ulang dengan materi yang dilombakan berbahan koran, rafia, kardus, karung goni, plastik kantong bekas , sedotan es, sendok plastik dan daun- daunan kering, yang didesain sedemikian rupa menjadi konsep aneka pakaian dan benda pakai. Seperti tas, figura, bunga maupun topi. Layaknya foto model profesional siswa kelas X dan XI berlenggak lenggok di lapangan upacara tanpa merasa canggung sedikitpun. Diringi musik dan tepuk tangan penonton mereka tampil sangat atraktif dan percaya diri. Kontes yang diikuti oleh 12 perwakilan kelas dari kelas X dan XI berlangsung sangat meriah. Diiringi musik layaknya pergelaran busana siswa sangat percaya diri tampil dengan balutan busana dan produk daur ulang. Menurut Dewan Juri Umi Sa’diyah selaku, ada empat
DEMAK
Ketua UPZ Kankemenag Demak H.Ali Sugianto,S.HI, MM menyerahkan zakat secara simbolis.
UPZ Adakan Safari Zakat
U
nit Pengumpul Zakat Kantor Kemenag Kabupaten Demak mengadakan Safari zakat, kegiatan tersebut diagendakan dengan jumling [jumat keliling] bertempat di lima belas Masjid yang tersebar di empat belas kecamatan se kabupaten Demak. Sedang sasaran safari zakat adalah Asnaf Sabilillah dan Fakir miskin. Menurut Kepala Kankemenag Demak Drs.H. Muhamad Thobiq, M.SI, disetiap masjid yang dikunjungi tim dari UPZ dari asnaf sabilillah yang diundang 50 orang sedang asnaf fakir miskin 45 oang, sehingga dalam program safari zakat yang dilaksanakan UPZ Kemenag Demak, untuk asnaf fakir miskin sebanyak 675 orang dan 750 asnaf sabilillah.sedang yang diberikan untuk sabilillah berupa sarung , untuk fakir miskin satu paket sembako . Sementara itu,Gara Zakat Wakaf Kankemenag merangkap Ketua UPZ Kankemenag Demak H.Ali Sugianto,S.HI, MM sekaligus selaku Penyelenggara Zakat Wakaf mengatakan; kegiatan UPZ Kemanag Demak tidak hanya itu saja, karena sebelumnya UPZ mentasarufkan Zakat produktif berupa kambing, untuk tahap pertama sebanyak 80 ekor kambing yang diberikan kepada 30 orang yang tersebar di empat belas kecamatan yang siap mengembangkan zakat produktif.
SURAKARTA
Seminar Nasional Memperkokoh NKRI Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
23
Dinamika Daerah
K
elompok Kerja Penyuluh Agama Islam (POKJALUH) Kota Surakarta telah mengadakan Seminar dan Pembinaan kepada penyuluh Agama Islam Honorer dan Iman Masjid,Pondok Pesantren.Madrasah Diniyah,Ormas Islam dan Tokoh Agama Islam.Ustad Ustadzah,Mubaligh Mubalighoh,Badko TPQ,Madrasah,Takmir Masjid, Mahasiswa bertempat di Riyadi Palace Jl Slamet Riyadi Surakarta belum lama ini, diikuti sekitar 200 orang yang hadir. Dengan mengambil thema Membangun Wawasan Kebangsaan untuk mengantisipasi berkembangnya faham radikalisme. Hadir dalam kesempatan itu anggota MPR RI Drs.H.Muh.Thoha,S.Sos.MSI dan Ir.HM.Luqman Edi,MSI memberikan pembinaan kepada sejumlah yang hadir, menurut Ketua Pokjaluh Kota Surakarta dan sekaligus sebagai Ketua Panitia penyelenggara Drs.H.Joko Sarjono,MSI dalam laporannya Kondisi masyarakat Kota Surakarta sangat beragam baik dalam kehidupan ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya,suku,ras dan lain sebagainya.Sehingga hal ini perlu adanya semangat menyatukan persepsi dalam mengisi pembangunan di Kota Surakarta yang tergabung dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) Dari keragaman kehidupan beragama pada masyarakat Kota Surakarta tersebut,maka di pandang perlu memberikan bekal untuk dapat menumbuhkan rasa Nasionalisme dalam perjuangan dan pengabdiannya pada masyarakat. Dalam pemberian bekal tersebut dalam bentuk “Seminar Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yaitu pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Dalam keesempatan tersebut Kakankemenag Kota Surakarta Drs H Muslim Umar memberikan sambutan sekaligus membuka acara sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara menyambut baik atas diselenggarakannya Seminar Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan bernegara bagi Penyuluh Agama Islam Takmir Masjid dan Ponpes untuk mencegah berkembangnya radikalisme di Surakarta ini, kami juga sampaikan terima kasih kepada fasilitator kegiatan DPR RI/MPR RI dan segenap panitia sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar sesuai dengan harapan kita semua. S. Rahmawati
24
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
SRAGEN
Sosialisasi Aplikasi SIMAN di aula setempat
Sosialisasi Aplikasi SIMAN Tahun 2015
K
antor Kemenag Kabupaten Sragen pada 28 Mei lalu menyelenggarakan Sosialisasi Aplikasi SIMAN (Sistem Informasi Manajemen Aset Negara) bekerja sama KPKNL Surakarta, yang diikuti oleh Pelaksana Simak BMN (Sistem Manajemen Akutansi Barang Milik Negara) Kankemenag., MAN, MTsN dan MIN, yang dibuka Kasusubag TU Kankemenag Dfrs H Khusnul Hadi,SH, MHum bertempat di Aula 1 Kankemenag. Dalam sambutannya Kasubbag Tata Usaha, Drs. Kusnul Hadi SH, M.Hum mengatakan Sosialisasi diadakan dalam rangka Pelaporan SIMAN di masing-masing Satker dapat berjalan dengan baik, tidak ada masalah bila ada kusulitan mohon dapat ditanyakan langsung kepada petugas dari KPKNL Surakarta, saat ini Insya Allah akan dijelaskan/dibantu. Menurutnya, SIMAN merupakan Aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses pengelolaan BMN, yang meliputi perencanaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penghapusan dan pemindah tanganan aset negara berbasis internet yang dapat diakses oleh Pengelola dan Pengguna dengan tujuan Proses Pengelolaan BMN menjadi lebih cepat, efisien dan terdokumentasi secara digital, proses pengelola BMN dapat dimonitor secara Online oleh Pengguna dan Pengelola, melengkapi data BMN untuk kebutuhan managemen aset, dan mengintegrasikan proses pengelolaan BMN kedalam satu Sistem. Hubungan Simak BMN dan SIMAN, data SIMAN bersumber dari data SIMAK BMN, SIMAN menyiapkan Fitur untuk melengkapi data SIMAK BMN dengan atribut aset dalam rangka mendukung pengelolaan BMN, seperti identitas aset, riwayat pengelolaan, riwayat pemeliharaan, riwayat penilaian, riwayat pemakai, riwayat mutasi, lokasi posisi GPS, foto dan dokumen digital. Tri Wulandari/Reni K Dewi
Dinamika Daerah KUDUS
Ciptakan Generasi Khalifah yang Cerdas
K
antor Kemenag Kabupaten Kudus menyelengarakan lomba Pekan Ketrampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam pada 11 Juni lalu bertempat dihalaman Kompleksn Kankemenag Kudus, yang dibuka Kepala Disdikpora Drs Joko Susilo, dan diikuti 171 peserta dari unsur SD,SMP, SMA dan SMK. Sedangkan cabang yang dilombakan sebanyak 9 cabang . Golongan SD meliputi 4 Cabang yaitu Cabang MTQ, Cabang MHQ, Pidato dan lomba Cerdas Cermat. Golongan SMP meliputi 4 cabang yaitu Cabang MTQ, Cabang MHQ, Cabang , Cabang Pidato dan Kaligrafi. Golongan SMA/ SMK meliputi 5 Cabaang yaitu Cabang MTQ, Pidato, Debat PAI, Kaligrafi dan Kreasi Busana. Dalam acara Dalam sambutannyaa Kepala Disdikpora Drs. Joko Susilo mengatakan, sekarang ini bukan saatnya lagi untuk saling mensekat antara pendidikan di Sekolah dan pendidikan di Madrasah. Karena menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dan pasal 38 kita harus merubah mindset, sebagai implementasinya kita harus saling berfikir makro yaitu pendidikan nasional, diperuntukan untuk semua anak bangsa indonesia, dan untuk gurupun harus berorientasi sebagai guru, itu semua adalah untuk menjaga NKRI. “Untuk itu Disdikpora dan Kemenag mempunyai tugas dan fungsi yang sama yaitu menciptakan generasi muda sekaligus generasi Khalifah yang cerdas ,trampil dan mempunyai mental yang positif serta berakhlak karimah yang sanggup menjamin keutuhan NKRI,” tegasnya. Dengan melihat semangat lomba Pentas PAI ini, Joko Susilo mengaki, sangat berapresiasi dan menharap dengan adanya Pentas PAI ini dapat mencetuskan peserta didik yang berkwalitas yang handal , yang dalam bahasa jawa serig kita sebut dengan generasi yang tangguh, tanggap dan tanggon .Jadikanlah Pentas PAI ini sebagai ajang menggulowentah generasi penerus bangsa yaitu sebagai kawah candra dimuka bagi calon pemimpin bangsa yang akan datang. Sementara itu Kakankemenag Drs. H Hambali dalam sambutannya mengatakan Kegiatan ini sangat penting
Cerdas Cermat, salah satu acara yang digelar Kankemenag Kudus.
dan menjadi komitmen bersama antara Kemenag dan Disdikpora. Banyak manfaat yang kita ambil dari kegiatan ini yaitu dapat memberikan motifasi kepada peserta dalam rangka meningkatkan pendidikan Islam, dapat mengembangkan potensi bagi anak dibidang seni dan dapat membentuk sikap mental, perilaku sesuai agama Islam. Oleh karena itu dengan adanya kegiatan ini mampu menciptakan pencerahan terhadap dunia pendidikan dimasa mendatang. Siti Zulaekhah
BANJARNEGARA
Kegiatan Sosialisasi Penyelenggara Haji Kegiatan Sosialisasi Penyelenggara Haji yang dihadiri 260 peserta.
Calhaj 2015 Supaya Pahami Aturan
S
eksi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kankemenag Kabupaten Cilacap, pada 4 Juni lalu mengadakan Kegiatan Sosialisasi Penyelenggara Haji Jumlah Kuota Calon Jamaah haji yang akan berangkat tahun 1436 H/ 2015 M ke tanah suci sudah ditetapkan oleh Pemerintah, juga Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula kantor dan dibuka Kakankemenag Cilacap, dengan mengundang 260 peserta. Peserta terdiri dari Kepala KUA kecamatan sekabupaten, KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji), dan perwakilan dari calon jamaah haji dari tiap-tiap kecamatan sesuai porsi, Dalam sambutannya sekaligus paparan, Kepala Kankemenagtor, Drs. H. Farhani SH, menjelaskan materi pemahaman pelaksanaan Undang-undang No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji, dan Peraturan Presiden No. 64 tahun 2015 tentang BPIH tahun 1436 H / 2015 M. Tahun ini kuota Jawa Tengah 23.534 orang, yang berhak melunasi BPIH dari kabupaten Banjarnegara berjumlah 852 orang ditambah cadangan 28 orang. “Jika dari yang berhak pelunasan berhalangan berangkat, maka cadangan akan masuk sesuai urutan porsi”, disampaikan. Untuk Paspor calon jamaah sudah selesai per tanggal 3 Juni 2015 sejumlah 776, yang belum menyusul Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
25
Dinamika Daerah sejumlah 40 orang. Pemateri dari Bank BRI, Ana Nurfaida menyampaikan hal-hal terkait pelunasan BPIH ke bank. BPIH embarkasi Solo (DIY dan Jateng) turun 462,9 US$ dari tahun 2014, yang sekarang menjadi 2.769 US$. Untuk kurs atas Dollar mengikuti besaran harian pada saat pelunasan. Setelah melakukan pelunasan calon jamaah untuk segera registrasi ulang ke kantor Kemenag Kabupaten sebagai bukti pelunasan dan mengisi surat pernyataan.Untuk pelunasan dari pihak Bank berharap untuk segera. Sedangkan materi Pemeriksaan Kesehatan Ibadah Haji 2015 disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara. Pemateri menyampaikan kondisi terkini di Tanah Suci, hal-hal yang perlu diperhatikan demi kesehatan pelaksanaan ibadah. Dari sosialisasi diharapkan peserta yang merupakan perwakilan bisa menyampaikan informasi dan aturan ibadah haji tahun ini kepada calon jamaah yang tidak bisa mengikuti sosialisasi di masingmasing daerah. Nangim
REMBANG
Tanah Wakaf Bukan untuk Kantor Pemerintah
W
akaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf untuk kepentingan ummat, baik segi ibadah, sosial, ekonomi, atau pendidikan. Selain kepentingan itu, wakaf tidak diperuntukkan hal lain, termasuk sebagai prasarana pemerintah atau dengan kata lain didirikan kantor pemerintah di atasnya. Untuk itu, Kepala Bidang Penais Zawa Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahyani meminta kepada pihak terkait untuk menyelesaian permasalahan terhadap kasus tanah wakaf yang di atasnya berdiri bangunan pemerintah. Hal tersebut disampaikan dalam pembinaan Nadzir
se-Kabupaten Rembang Rabu (27/5) di aula Bazda Rembang. Bertindak sebagai narasumber yaitu Kabid Penais Zawa Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahyani, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang Atho’illah, Kepala Badan Pertanahan Kabupaten Rembang, Tri Margoyuwono, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kankemenag Kabupaten Rembang, M. Ali ANshory dan Gara Syariah Kankememnag Kabupaten Rembang, Tri Mulyani. Ahyani mengungkapkan, hingga sekarang masih ditemukan beberapa bangunan pemerintah yang didirikan di atas tanah wakaf. Padahal, itu tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah. “Oleh karena itu, kantor pemerintah yang dibangun di atas tanah wakaf harus diganti. Bisa dialihkan ke tanah pemerintah lainnya yang nilainya kurang lebih sama,” tandasnya di hadapan puluhan peserta. Beberapa waktu lalu, Dirjen Bimas Islam telah menerbitkan surat Edaran pendataan tanah wakaf yang di atasnya berdiri bangunan pemerintah. Pendataan tersebut dimaksudkan sebagai upaya meentapkan kebijakan penyusunan dan perencanaan Anggaran SBSN (Surat Berharga Syari’ah Negara) untuk pembangunan Kantor Kemenag, KUA Kecamatan, dan Madrasah Negeri. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang melalui Gara Syariah, Tri Mulyani mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Kepala KUA Kecamatan untuk mendata kantor pemerintah yang dibangun di atas tanah wakaf. Shofatus Shodiqoh
Peserta sedang menyimak acara pembinaan Nadzir se-Kabupaten Rembang (27/5) di aula Bazda setempat.
26
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Dinamika Daerah KENDAL
Islam Sangat Menjunjung Tinggi Toleransi
A
ksi radikalisme sekarang ini lebih pada kelompok yang memperjuangkan cita-citanya kekerasan dan pemaksaan. Mereka menolak sistem sosial dan politik pada suatu Negara yang diianggap tidak berasal dari Islam. Kelompok itu akan mengubah sistemsosial dan politik ssesuai dengan dengan mereka anut. Mereka tidak segan melakukan kekerasan. Demikian ditegaskan Kepala Kankemenag Kabupaten Kendal sekaligus sebagai nara sumber Drs H Moh Saidun,MAg dalam paparan materinya dihadapan 100 siswa siswi SMA/SMK/MA, pada acara Seminar Wawasan Islam Rahmatan Lilalamin dan Perspektif yang diadakan Kermenag Kendal di Hotel Anugrah, yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan Drs H Muryono,19 Mei lalu. Ditambahkan, Islam merupakan agama rahmatan lilalamin tidak menyulitkan dan memberiratkan. Selain itu tidak memaksa menusia untuk memilih Islam sebagai agamanya. Islam sangat menjunjung toleransi dan tidak mencerca mereka yang mempunyai keyakinan berbeda. Menurutnya, Islam tidak pernah mengjarkan untuk merusak tempat ibadah agama apapun., syariat sesuai dengan fitrah manusia, dan dakwah dilakukan dengan bijaksana Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Drs Muryono dalam sambutannya memberikan apresiasi dengan diadakannya seminar tersebut. Kegiatan yang diikuti siswa siswi SMA/SMK/MA sesuai dengan misinya untuk menciptakan generasi emas berakhlak mulia, jujur, santun, dan berdaya saing tinggi. “Saya berharap ke depan tidak hanya siswa siswi SMA/ SMK/MA. Harapan kami generasi muda di Kendal, tidak hanya cerdas, dalam pendidikan, tetapi juga berakhlaqul karimah,” pintanya.
dalam sambutannya mengungkapkan, para juara lomba tersebut akan menjadi wakil madrasah di Salatiga dalam ajang yang sama di tingkat Provinsi Jateng. Rencananya, lomba tingkat Jateng akan berlangsung Juni mendatang di Asrama Haji Donohudan Boyolali. ”Berprestasilah yang terbaik agar menjadi wakil madrasah di Kota Salatiga di tingkat Jawa Tengah,” katanya. Menurutnya, lomba tersebut juga merupakan bagian ajang unjuk kreativitas dan bakat siswa madrasah. Siswa yang berprestasi tersebut secara otomatis akan mengangkat nama madrasah, sebagai lembaga pendidikan yang kompetitif dan menjadi pilihan masyarakat. Selanjutnya Kakankemenag agar siswa yang mengikuti lomba dan menjadi juara dengan memegang prinsip sportivitas. Dia mengingatkan bahwa budaya yang baik seperti pengembangan ilmu pengetahuan dan seni islam perlu terus dikembangkan, dalam rangka pembentukan karakter siswa. Sementara itu Ketua Panitia, Retno Worowidati menjelaskan, jumlah total peserta sebanyak 187 siswa. Khusus untuk cabang olahraga berlangung di Stadion Kridanggo Salatiga. Olahraga yang dipertandingkan adalah lari 10m, 100m, dan 400m. Khusnul Khatimah
SALATIGA
Kemenag Gelar Lomba Antar Madrasah
S
iswa siswi dari tingkatan madrasah, dari Madrasah Ibtidaiyah), Mmadrasah Ysanawiyah , hingga Madrasah Aaliyah di Kota Salatiga, mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma), awal bulan lalu. Kegiatan selama dua hari yang dipusatkan di MTs Negeri Salatiga tersebut, dilombakan berbagai cabang di antaranya lomba sains, pidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris), kaligrafi, menyanyi, MTQ dan olahraga. Kepala Kenkeemenag Kota Salatiga, Drs H Wuryadi,MPdI
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
27
Artikel
Shalat
TAROWIH Oleh: Drs. H. MughniLabib, MSI.
Penamaan Shalat Tarowih dalam suatu riwayat dikatakan dimulai sejak zaman Kholifah ‘Umar bin al-Khatthab. Ketika Abu Salamah bin ‘AbdurRohman bertanya kepada ‘Aisyah ra tentang shalat Rasulullah SAW di Bulan Ramadhan.
M
aka beliau menjawab : “Rasulullah SAW tidak pernah menambah, baik di Bulan Ramadhan maupun bulan lainnya dari sebelas roka’at. Beliau shalat empat roka’at, maka jangan kau tanyakan tentang
28 28
bagus dan lamanya, kemudian beliau shalat lagi empat roka’at, maka jangan kau tanyakan tentang bagus dan lamanya, lalu beliau shalat lagi tiga roka’at. Aku (‘Aisyah) bertanya : “Wahai Rasulullah bukankah engkau tidur sebelum shalat witir?” Beliau bersabda: “Wahai ‘Aisyah sesungguhnya dua mataku tidur tapi hatiku tidak tidur.” (H.R. al-Bukhori dan Muslim). ‘Aisyah ra sendiri telah meriwayatkan tentang sifat shalat Nabi SAW. Dalam beberapa kesempatan yang berbeda, antara lain : Bahwa Rasulullah SAW shalat malam sepuluh roka’at, Shalat Witir satu roka’at, lalu shalat dua roka’at sebelum fajar, sehingga jumlahnya menjadi 13 roka’at. (HR. al-Bukhori dan Muslim). Bahwa Rasulullah SAW shalat malam
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
13 roka’at dan Shalat Witir dari jumlah itu lima roka’at, beliau tidak duduk kecuali pada akhir shalat (Witir). (HR. al-Bukhori dan Muslim). Bahwa Rasulullah SAW shalat 13 roka’at, kemudian shalat dua roka’at ringan setelah mendengar azan Shalat Shubuh. (HR. al-Bukhori). Bahwa Rasulullah SAW shalat di masjid pada suatu malam, lalu diikuti oleh beberapa orang. Kemudian beliau shalat pada malam berikutnya dan diikuti oleh banyak orang. Kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau keempat, akan tetapi Rasulullah SAW. tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Keesokan harinya beliau bersabda : “Sungguh aku mengetahui apa yang kalian lakukan, maka tidak ada penghalang bagiku untuk keluar bersama kalian kecuali
Artikelel aku khawatir bilamana shalat ini difardukan untuk kalian.” (HR. alBukhori dan Muslim). Ibnu ‘Abbas ra menceritakan bahwa Rasulullah SAW shalat dua roka’at, kemudian dua roka’at, kemudian dua roka’at, kemudian dua roka’at, kemudian Shalat Witir, kemudian beliau berbaring, sehingga muazin mendatangi beliau, maka beliau shalat dua roka’at ringan, kemudian beliau keluar untuk melaksanakan jama’ah Subuh. (HR. al-Bukhori dan Muslim). ‘Abdur-Rohman al-Qori’ berkata bahwa ia pernah keluar bersama ‘Umar bin al-Khattab ke masjid pada Bulan Ramadhan, dilihatnya orang-orang berkelompok-kelompok. Ada orang yang shalat sendiri, ada orang yang menjadi imam untuk beberapa orang. Maka ‘Umar ra. berkata : “Saya berpendapat seandainya orang-orang itu saya kumpulkan pada seorang qori’ (imam) tentu akan lebih baik.” Kemudian beliau berketetapan hati untuk mengumpulkannya pada Ubay bin Ka’ab. Kemudian aku keluar lagi bersama ‘Umar ra pada malam berikutnya dan orang-orang sedang berjama’ah dipimpin seorang qori’ dari mereka. “Maka ‘Umar ra berkata : “Sebaikbaik bid’ah adalah amal perbuatan ini. Orang-orang yang tidur dahulu lebih utama dari pada orang-orang yang mengerjakan sekarang yakni melaksanakan pada akhir malam. Pada saat itu kebanyakan orang melaksanakan shalat pada permulaan malam.” (HR. al-Bukhori). ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman al-
Bassam dalam karyanya pada juz II halaman 413 menyatakan banyaknya riwayat di mana ‘Umar ra mengumpulkan orang-orang pada satu imam Ubay bin Ka’ab dan beliau shalat memimpin jama’ah dengan 20 roka’at, kemudian Witir tiga roka’at. Kejadian ini disaksikan dan diamalkan oleh para sahabat. Kebanyakan ulama juga berpegang kepada 20 roka’at, seperti Abu Hanifah, Ahmad dan asy-Syafi’i. Malik berpendapat 36 roka’at dengan dasar amalan penduduk Madinah. Sesuai dengan namanya akar kata lega; istirahat. Yakni shalat yang dilaksanakan dengan santai atau diselingi istirahat. Apabila dilaksanakan 20 roka’at maka ada lima istirahat setelah melaksanakan empat roka’at dengan dua salam. Apabila dilaksanakan 36 roka’at maka ada sembilan istirahat. Menurut an-Nawawi dalam kitab karyanya bahwa penduduk Madinah menambah jumlah 16 roka’at disebabkan penduduk Makkah setelah istirahat mereka melaksanakan towaf dari istirahat pertama sampai dengan istirahat keempat dan setelah istirahat kelima tidak melaksanakan towaf. Sehingga penduduk Madinah mengganti thowafnya penduduk Makkah dengan shalat empat roka’at, karena empat kali thowaf sempurna berarti 16 roka’at, maka jumlah keseluruhannya menjadi 36 roka’at. Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa qiyamu Ramadhan Nabi SAW tidak lebih dari 13 roka’at, akan tetapi roka’atnya panjang-panjang. Ketika ‘Umar ra mengumpulkan orang-
orang untuk melaksanakan jama’ah di belakang Ubay bin Ka’ab, dan Ubay shalat 20 roka’at, maka beliau memperpendek bacaannya, dan ini dirasa lebih meringankan ma’mum dari pada memperpanjang bacaan dalam setiap roka’at, selanjutnya Ibnu Taimiyah berkata : “Bagaimanapun seorang imam yang berdiri memimpin jama’ah di Bulan Ramadhan dari salah satu pendapat tersebut, maka benar-benar baik. Barangsiapa yang mengira bahwa qiyamu Ramadhan ini ada bilangan yang ditentukan oleh Nabi SAW tidak bisa ditambah dan dikurangi, maka orang tersebut telah berbuat kekeliruan.” Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa melaksanakan qiyam Ramadhan (Shalat Tarowih) karena iman kepada Allah SWT dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.” (H.R. Muslim dari Abi Hurairoh RA). Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku telah menuntunkan shalat malamnya. Maka barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam di Bulan Ramadhan karena iman kepada Allah SWT dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya akan keluar bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan Ibnu Majjjah dari ‘Abdur-Rohman bin ‘Auf). Penulis adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
29
Artikel
Tingkatkan BUDAYA MALU Oleh : Athi Masyruroh
Semakin sedikit rasanya orang yang mengerti betul bagaimana pentingnya menjadi orang yang tepat waktu. Kebanyakan orang telah mengesampingkan efek yang bisa ditimbulkan dengan ketidak tepatan waktu seorang saja dalam suatu pertemuan dan penundaan terlaksananya suatu kegiatan di negara ini sudah menjadi hal yang lumrah, termasuk ketidaktepatan waktu kedatangan dan kepulangan (absensi) Pegawai Negeri Sipil.
S
ebenarnya apa yang sudah terjadi? Mengapa orang tidak lagi mau menghargai waktu. Tidakkah ada perasaan tidak enak saat kita terlambat menghadiri suatu pertemuan sehingga memaksa yang sudah hadir tepat waktu untuk menunggu? sepertinya budaya malu pun mulai bergeser esensinya di negeri ini, seolah tidak ada beban saat keterlambatan kita merugikan orang lain. Mungkin hal ini terlihat sepele, namun ini akan sangat merugikan banyak pihak. Mengapa hanya sedikit saja orang yang menyadari akan hal ini.Kemacetan jalan raya seyogjanya akan menjadi senjata yang ampuh bagi mereka-mereka yang terlambat untuk menyamarkan kesalahan mereka. Akan tetapi semua alasan itu semestinya bisa dicegah. Hal mendasar yang membuat ketidaktepatan waktu semakin merajalela bahkan hampir mendarah daging ini adalah sudah bergeser esensi dari kata Malu. Malu menjadi hal yang sudah tidak begitu diindahkan lagi, cuek
30
Absen dulu dan tepat waktu, malu bila terlambat masuk kerja.
adalah senjata yang selalu digunakan untuk mengantisipasi rasa ini. Tidak sedikit orang yang berpikiran seperti ini, semakin banyak orang yang menganggap keterlambatan adalah hal yang biasa terjadi, maka semakin sulitlah budaya tepat waktu yang kaya akan nilai baik ini untuk dilaksanakan. Namun tidak ada hal yang salah tidak dapat diperbaiki sepanjang keinginan untuk memperbaiki itu ada di sanubari. Coba kita bercermin dari negaranegara maju seperti Jepang dan Negara-negara Eropa yang menjunjung tinggi budaya tepat waktu. Tak heran negara-negara ini maju. Ketika segala sesuatunya terlaksana sesuai dengan jadwal dan kesepakatan maka pekerjaan juga akan lebih cepat selesai, target yang diharapkan pasti juga akan tercapai. Ini dimulai dari hal kecil yang diabaikan kebanyakan masyarakat di negeri ini “tepat waktu” Tidak perlu muluk-muluk meminta orang disekitar berubah untuk bisa menghargai waktu. perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Mari kita sebagai Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama mulai membiasakan diri untuk tepat waktu datang dan pulang kantor, atau menghadiri
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
kegiatan apapun juga. Apalagi Sejak bulan Juli 2014 Pemerintah memberikan Tunjangan Kinerja (remunerasi) bagi PNS di lingkungan Kementerian Agama sesuai capaian kinerja setiap bulannya, sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas kinerja aparat Kementerian Agama.Negara kita juga bisa maju, negara kita juga bisa menghargai waktu. Hal kecil ini akan sangat bisa menaikkan prestige bangsa di mata dunia. Lalu apa yang harus kita lakukan. simple saja, berubah dan terapkan. Jika niat yang besar sudah ada dalam diri, maka kita juga harus punya niat besar untuk menerapkannya. pastinya diri kita masing-masing yang mengetahui secara pasti kendala yang kerap kita dapati untuk bisa tepat waktu. Sebagai contoh bagi para pelajar, pastinya dikarenakan jam bangun tidur yang mepet dengan jam masuknya bel sekolah. bangun lebih awal dan berangkat lebih awal akan membawa kita sampai lebih awal pula ke sekolah. Demikian pula para Pegawai Negeri Sipil, hal yang serupa adalah langkah awal yang perlu diterapkan. Kemudian ada hal penting yang harus ditanamkan dalam diri untuk membuat
KUB B
10 Makanan
untuk Kecerdasan OTAK Ingin kecerdasan otak anak anda bertambah? Maka penuhilah asupan gizinya dengan memilih makanan-makanan sehat untuk dikonsumsinya sehari-hari. Anda sebagai orang tua harus mampu memperhatikan kebutuhan nutrisi dan gizi mereka setiap harinya.
A
pabila anda bingung makanan apa saja yang sebaiknya anda berikan pada anak-anak anda, berikut ini ada beberapa makanan yang dijuluki sebagai “Brain Food”, di mana makanan-makanan ini dipercaya dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat serta merangsang pertumbuhan sel-sel otak. Lalu, apa sajakah itu? Seperti yang dilansir dari Kompas, berikut ini adalah 10 makanan yang baik untuk otak : 1. Salmon Ikan berlemak ini adalah sumber terbaik dari asam lemak omega-3 (DHA dan EPA) yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Penelitian kita bisa tepat waktu. Berpikirlah bahwa akan banyak orang yang rugi bahkan jengkel melihat keterlambatanmu. jangan sampai mereka membencimu dan menjauhimu karena keterlambatanmu. Tanamkan dalam diri bahwa keterlambatan adalah kebiasaan buruk yang harus dimusnahkan. Hargai kepentingan orang lain, hal itu akan membuat kita mengerti untuk menghargai waktu. Hal yang besar bisa terjadi jika dimulai dari hal yang kecil, Perubahan besar bukan hal yang mustahil ketika kita bisa menerapkannya lebih dulu.“Ayo malu untuk Terlambat”. Penulis adalah Pegawai Subbag TU Kankemenag Kab. Pati
baru-baru ini juga menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan asupan asam lemak omega-3 lebih banya diketahui berpikiran lebih tajam dan memperoleh hasil memuaskan pada uji kemampuan. Menurut para ahli, kendati tuna juga mengandung asam lemak omega-3, namun kandungannya tidak sebanyak ikan salmon. 2. Telur Telur telah lama dikenal sebagai sumber penting protein yang mudah didapat dan harganya pun cukup terjangkau. Walaupun mengandung kolesterol, bagian kuning telur ternyata kaya akan kolin, yakni suatu zat yang bisa membantu perkembangan daya ingat atau memori. 3. Selai kacang Kacang tanah dan selai kacang diketahui kaya akan vitamin E, antioksidan yang berperan dalam melindungi membran-membran sel saraf. Bersama tiamin, vitamin E akan membantu sel saraf dan ota untuk penggunaan glukosa sebagai kebutuhan energi. 4. Gandum murni Otak membutuhkan persediaan atau suplai glukosa dari tubuh yang sifatnya stabil atau konstan. Gandum murni mempunyai peran untuk menduku kebutuhan itu. Serat yang terkandung di dalamnya bisa membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Makanan ini juga memiliki kandungan vitamin B yang berguna dalam memelihara kesehatan sistem saraf. 5. Oat Oat atau oatmeal adalah sejenis sereal yang populer di kalangan anakanak. Oatmeal merupakan sumber nutrisi penting bagi otak. Oat mampu menyediakan energi untuk otak yang sangat diperlukan anak-anak dalam mengawali kegiatan di pagi hari. Selain itu, serat pada oat juga memiliki peran untuk menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya sepanjang pagi. Adapun kandungan lainnya seperti seng, potasium, vitamin B, dan vitamin E yang ada pada oat dapat membuat fungsi tubuh dan otak berfungsi pada kondisi prima. 6. Buah berry Buah berry seperti stroberi, blackberry, raspberry, blueberry,
dan lain sebagainya banyak mengandung nutrisi penting yang baik bagi kesehatan. Antioksidan yang tinggi pada buah berry, terutama vitamin C, memiliki peran untuk mencegah kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak stroberi dan blueberry mengalami perbaikan fungsi daya ingat. Biji dari buah berry diketahui juga mengandung asam lemak omega-3 7. Kacang-kacangan Kacang-kacangan merupakan makanan yang spesial karena menawarkan segudang energi yang berasal dari karbohidrat kompleks dan protein. Selain itu, kacang juga merupakan sumber serat, mineral, dan vitamin. Kacang dikatakan baik untuk otak karena makanan ini dapat memberikan energi lebih lama dan membantu kemampuan berpikir anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian, kacang pinto dan kacang merah mengandung asam lemak omega-3 (khususnya ALA) lebih banyak dibandingkan dengan kacang jenis lainnya. 8. Sayuran berwarna Wortel, bayam, labu, ubi jalar, dan tomat merupakan sayuran-sayuran kaya nutrisi dan antioksidan yang akan membuat sel-sel otak jadi lebih kuat dan sehat. 9. Daging sapi tanpa lemak Daging sapi tanpa lemak merupakan sumber makanan yang kaya akan zat besi. Zat besi adalah mineral esensial yang dapat membantu anak-anak berkonsentrasi dan tetap berenergi ketika di sekolah. Daging sapi juga memiliki kandungan mineral lain seperti seng yang dapat membantu menjaga daya ingat. 10. Susu dan Yogurt Makananmakanan dari produk susu cenderung mengandung vitamin B dan protein yang tinggi. Kedua jenis nutrisi penting ini dapat membantu pertumbuhan jaringan otak, enzim, dan neurotransmitter. Susu dan yogurt juga bisa membantu perut kenyang karena kandungan karbohidrat dan proteinnya sekaligus menjadi sumber energi untuk otak. (sumber:image : thebestbrainpossible.com)
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
djp
31
KUB
Kerukunan dan KESADARAN
Kata kerukunan berasal dari kata rukun artinya baik dan damai, tidak bertentangan. Sedangkan merukunkan berarti mendamaikan, menjadikan bersatu hati.
K
ata rukun berarti perkumpulan yang berdasar tolongmenolong dan persahabatan, rukun tani artinya perkumpulan kaum tani, rukun tetangga, artinya perkumpulan antara orang-orang yang bertetangga, rukun warga atau rukun kampung artinya perkumpulan antara kampung-kampung yang berdekatan (bertetangga, dalam suatu kelurahan atau desa). Dalam perkembangannya kata rukun dalam bahasa Indonesia berarti, mengatasi perbedaan-perbedaan, bekerjasama, saling menerima, hati tenang, dan hidup harmonis. Kejadian sejarah tentang kerukunan sebagai keteladanan adalah termasuk penghilangan tujuh kata (ejaan
32
pada saat itu) yang dihilangkan oleh para tokoh-tokoh pendiri bangsa ini. Tujuh kata itu terdapat dalam sila pertama, yaitu Ketuhanan, Dengan Menjalankan Syariat Islam bagi para pemeluknya. Ternyata, motivasi tujuh kata itu dihapus, praktis setelah proklamasi dikumandangkan, tanggal 18 Agustus 1945 setelah rapat dan dialog yang alot oleh kelima tokoh yakni, Wahid Hasyim, Ki Bagoes Hadikusuma, Kasman Singodimejo, Muhammad Hatta, dan Teokoe Mohammad Hasan akhirnya disetujui penghapusan tujuh kata itu, tapi dengan catatan Ketuhanan ditambahkan dengan Yang Maha Esa. Sementara itu ada sebagian orang yang mengatakan bahwa penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu sebagai pengkhianatan terhadap umat islam oleh tokoh-tokoh nasionalis yaitu Bung Karno dan Bung Hatta. Kalau kita mengedepankan ego dan ‘ingin menang sendiri’ mungkin penghapusan tujuh kata dalam piagam Jakarta yang telah disepakati tanggal 22 Juni 1945 itu adalah bentuk pengkhianatan Bung Karno dan Bung Hatta kepada umat Islam. Kalau
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
kita menengok sejarah, sebenarnya apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa ini dengan kesediannya menghapus tujuh kata dalam piagam Jakarta itu adalah meniru bentuk dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang dalam berdakwah tidak terlalu kaku dalam mempertahankan teks-teks dan formalitas lahiriah, selama tujuan pokok yang hendak dicapai terpenuhi. Dalam perjanjian Hudaibiyah misalnya, Nabi Muhammad saw bersedia menghapus kata Bismillahirrahmanirrahim dalam teks tertulis perjanjian itu. Karena ditolak oleh Suhail bin Amr dari pihak Makkah jika menggunakan kata tersebut. Meskipun para sahabat termasuk Ali bin Abi Thalib yang ditunjuk sebagai sekretaris untuk menulis perjanjian keberatan dengan keputusan Nabi Muhammad saw, tapi Nabi saw tetap pada keputusannya menghapus kata itu, bahkan yang disepakati ditulis dalam teks perjanjian itu hanya Muhammad bin Abdullah yang sebelumnya ditulis Muhammad Rasulullah yang juga ditolak oleh Suhail. Tidak bijak rasanya kalau menuduh
Prestasi orang orang-orang seperti Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh-tokoh lain yang b berjuang untuk kemerdekaan dan bersatunya b bangsa yang ditakdirkan oleh Tuhan sebagai bangsa kdirka plural dengan ‘pengkhianat’ garagara hanya h menghapus tujuh kata itu. Lihatlah Li dengan kacamata bijak, agar kkita tidak mudah menyalahkan, bahkan menuduh yang sebenarnya bahka kita ssendiri tidak mengetahuinya. Kiranya langkah yang ditempuh oleh Kirany mereka adalah langkah yang tepat merek dan bijak. b Masyarakat Timur Masyarakat Timur yang terdapat di Indonesia secara realistis tidak mungkin melepaskan diri dari kondisi obyektif yang terbentuk dari berbagai budaya, tradisi, agama, maka secara prinsip melakukan kehidupan komunal yang mengikuti dasar ideologi negara. Dan mempunyai budaya rohani yang bersifat bersama, yakni terdapat dalam konsep agama mempunyai cita-cita baik dan bertoleransi. Akan tetapi fenomena sekarang, kondisi masyarakat yang seolah-olah terjebak dalam ‘fundamentalisme’ dan ‘ekslusifisme’ dari hasil cara memahami teks wahyu, sejarah, khasanah tulisan tokoh terdahulu serta cara praktek keagamaan ini menjadikan agama adalah ekstrim dan bahkan radikal. Hal tersebut, menjadikan budaya rohani yang berkembang sebagai kearifan lokal sebagai spirit agama dan urgennya kebudayaan daerah bersamaan praktek agama yang dianut semakin terkikis. Padahal nilai-nilai itu sangat signifikan dalam memberikan kontribusi untuk sebuah masyarakat untuk menjaga keniscayaan untuk kerukunan. Sehingga adanya radikalisme merupakan suatu paham yang keliru dan ekstrim di bidang pengamalan ajaran agama, dan yang berkembang di Negara Indonesia saat ini perlu di kontrol dan diwaspadai karena dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya perselisihan diantara komponen bangsa yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan supaya bangsa ini tetap dalam kondisi masyarakat bisa hidup yang harmonis dan dapat menghindari
munculnya ketegangan sosial baik konflik intern & antar umat beragama hendaknya umat harus mampu menghindarkan dari kepentingan social. Kemudian pemerintah secara terus menerus harus mampu melakukan pelayanan dalam upaya menghilangkan ketidakadilan ekonomi. Karena sentimen agama itu justru muncul akibat dari kesenjangan ekonomi sebagai dasar masalah dan termasuk tingkat pengetahuan konsep kerukunan umat masih rendah dan penegak hukumnya kurang menyentuh rasa keadilan dalam hal-hal tertentu. Kerukunan juga mengandung arti adanya kesadaran di dalam diri manusia untuk saling menerima perbedaan-perbedaan yang ada, dan saling menghargai masing-masing potensi yang ada dalam diri manusia. Tanpa mencela apalagi sampai menimbulkan konflik yang berakibatkan pada ketidak-rukunan dalam kehidupan umat beragama. Selain itu, kerukunan hidup umat beragama juga mengandung tiga unsur penting:Pertama, kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang atau kelompok lain. Kedua, kesediaan memberikan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya. Dan Ketiga, kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana kesahduan yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran agamanya Evaluasi Kejadian Melihat regulasi terkait untuk menjaga kerukunan di dalam masyarakat, misalnya paska Tolikara di Papua masalah penyerangan kegiatan ibadah umat muslim adalah masalah prinsip yang memang bisa mengundang reaksi keras dan berbahaya sebab bagian muncul indikasi SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan). Kasus lain, dunia internasional beberapa kasus seperti penembakan Charlie Hebdo di Perancis, penembakan di Texas dan kasus di Lindt Cafe terkait dengan agama, yaitu penghinaan Nabi Muhammad. Di atas, jelas dalam konteks ke Indonesiaan secara kebetulan bagaimana mempertahankan kerukunan dan kesadaran yang tinggi dan tanpa umat Islam lain yang merasakan
dendam untuk melakukan aksi kekejaman atau membalas. Akan tetapi bagaimana komponen pemerintah melalui seluruh komponen terkait, bagaimana membuat masyarakat yang beragama dalam menerapkan nilai Pancasila dan berdemokrasi dapat memahaminya secara betul. Maka pemerintah dan partai politik dapat memberikan konsep pendidikan dan pemahaman politik terhadap perkembangan jaman, agar konflik-konflik pada tingkat bawah dapat teratasi secara baik. Ataupun menyusun format kembali tentang damai yang lebih strategis dan efektif dalam kehidupan beragama. Sebab realitas di Indonesia perkembangan untuk kelompok-kelompok agama semakin banyak. Sehingga pada tahun 2015 sangat perlu dilakukan pemetaan bagi wilayah, daerah yang perlu perhatian secara khusus. Maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan; pertama, melakukan monitor supaya tidak mudah terprovikasi mereka diprovokasi. Kedua, rendahnya pendidikan di sebuah daerah akan sangat mudah memicu militansi radikal yang tidak peduli dan mau melakukan aksi kekerasan. Ketiga, pemerintah melalui FKUB di seluruh Indonesia di bentuk struktur dari Pusat-Desa. Kelima, memanfaatkan SDM (tokoh agama, masyarakat dan penyuluh atau lainnya) dalam memberikan penguatan tentang konsep dan nilai menjaga kerukunan. Keenam, pemerintah, para pemimpin agama, dan masyarakat untuk mengingatkan para aktor politik di negeri kita untuk tidak memakai agama sebagai instrumen politik dan tidak lagi menebar teror untuk mengadu domba antar penganut agama. Jika hal tersebut di atas, bisa dikembangkan untuk memenuhi harapan untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan pada gilirannya bisa hidup berdampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada sebagai lawan. Maka Negara Indonesia mengenai kerukunan antar umat beragama dan intern umat beragama akan mampu menghilangkan rendahnya sikap toleransi, kepentingan politik dan sikap fanatisme.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Bd
33
Prestasi MTsN Kebumen 1
Membangun Madrasah Unggulan Perjalanan Madrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN) Kebumen I untuk meraih prestasi ditempuh dengan jalan yang panjang, dengan kerja keras dan cerdas semua komponen yang terlibat dalam mengelola.
S
emua merasa memiliki, kekompakan dan kebersamaan dalam mengelola madrasah ini merupakan suatu energi kekuatan yang amat penting dalam meraih target prestasi yang sudah ditentukan, semuanya penting. Mulai dari penyusunan program ( RKT, RKM, RKAM ) sampai evaluasi disusun, dilaksanakan dan dievaluasi bersama. Evaluasi dilaksanakan minimal dua minggu sekali, sehingga dengan evaluasi itu semua hambatan, tantangan dapat dipecahkan dalam usaha untuk mencapai target menjadi Madrasah yang unggul. Unggul dalam bidang akademik, non akademik dan karakter akhlakul karimah. Banyak indikator yang dapat menunjukkan sebuah madrasah dianggap madrasah unggul, antara lain: Rata-rata hasil UN lulusannya tinggi, sehingga bisa diterima di SLTA favorit Unggul dalam kejuaraan akademik / non-akademik tingkat lokal sampai dengan nasional. Peserta didik dan alumninya memiliki karakter akhlak mulia Untuk mendapatkan hasil tersebut tidak dapat dicapai secara instan, melainkan harus direncanakan dengan matang, diperjuangkan secara bersama-sama dan lakukan terus menerus. Saat ini MTsN Kebumen 1 dapat dikatakan telah menjadi salah satu MTs unggulan di tingkat provinsi Jawa Tengah, terbukti dengan capaian
34
Siswa MTs N 1 Kebumen yang mendapat prestasi pada even AKSIOMA Tingkat Nasional yang dilaksanakan di Palembang Zul Fadil Anhari, Khotibul Umam
yang telah diraih di Tahun Pelajaran 2014/2015, diantaranya adalah: Rata-rata hasil UN terbaik di provinsi Jawa Tengah untuk tingkat MTs Nilai UN yang mencapai nilai 100 ada 109 peserta didik Lebih dari 90% peserta didik yang lulus tahun 2015 telah tahfidz juz 30 dan beberapa surat pilihan Sebanyak 15 peserta didik diterima di MAN Insan Cendekia Memperoleh medali emas cabang Fisika dan MTQ, sertamedali perak
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
cabang Biologi dalam ajang KSM dan Aksioma tingkat Nasional Meraih 87 piala berbagai kejuaran dibidang akademik dan non-akademik dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat nasional Berikut ini beberapa kiat yang telah ditempuh oleh MTsN Kebumen 1 selama beberapa tahun terakhir untuk menjadi sebuah madrasah unggul. Menyatukan Visi dan Membangun Komitmen Bersama dengan Penyadaran.
Prestasi Menyadarkan guru dan pegawai bahwa bekerja merupakan ibadah, mengajar dan mendidik yang baik bernilai dakwah. Rezeki yang diperoleh berasal dari bekerja di madrasah ini akan menjadi halal bila dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jika madasah ini baik, maka peserta didik yang masuk juga anak-anak yang baik. Hal ini akan menjadikan kita bekerja terasanyaman, enak dan menyenangkan. Untuk mendapatkan hal itu, langkah yang harus ditempuh adalah membangun MTsN Kebumen 1 bersama-sama agar menjadi menjadi madrasah yang unggul, sehingga akan menjadi pilihan utama masyarakat Kebumen. Guru, Pegawai, Komite, Peserta didik dan Orang Tua peserta didik disatukan visinya dengan tekad bersama membangun MTsN Kebumen 1 menjadi madrasah unggul. Memetakan Potensi Madrasah dengan Melakukan Evaluasi Diri Madrasah (EDM) dengan yang Jujur Mengundang narasumber untuk memandu dalam evaluasi diri madrasah Membentuk tim evaluasi diri Mensosialisasikan hasil evaluasi diri madrasah kepada warga madrasah melalui berbagai forum, misal rapat umum, koordinasi antar bidang, rapat komite, rapat pleno dengan orang tua peserta didik. Membaca kebutuhan/ keinginan masyarakat tentang sekolah /madrasah unggul yang mereka inginkan Tumbuh pertanyaan dalam diri kami,
Beberapa mendali yang telah diraih oleh Siswa dan Siswi MTsN I Kebuman
kenapa saat itu (sekitar tahun 2008) masyarakat sangat berminat memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah Islam Terpadu yang mahal biayanya, tidak ke madrasah (MI/MTs atau MA)? Kesimpulan yang kami peroleh, dengan sekolah di sekolah IT maka anak mereka akan mendapatkan dua hal penting, yaitu prestasi akademik / non-akademik bagus dan akhlaknya Islami. Sedangkan apabila disekolahkan ke SMPN, hanya akan mendapat prestasi akademik/non-akademik dan jika di sekolahkan di MTsN, mereka hanya mendapatkan akhlak Islami. Sehingga kalau MTsN Kebumen 1 ingin
Pentas Seni dalam rangka Ulang Tahun ke-46 MTsN I Kebumen.
menjadi pilihan masyarakat, mau tidak mau harus dapat mewujudkan kedua prestasi itu bagi peserta didiknya. Merevisi Visi madrasah dan menyusun Renstra/RKAM berdasarkan hasil EDM dan target yang diinginkan oleh warga madrasah Mengundang narasumber untuk mengarahkan dalam penyusunan visi dan RKAM Membentuk tim pengembang madrasah untuk menyusun RKAM dengan menggunakan hasil EDM sebagai titik tolak. Tugas Tim pengembang adalah membuat rencana kerja yang terukur, dengan mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan, termasuk anggaran yang diperlukan untuk 4 tahun ke depan yang akan menjadikan madrasah ini menjadi lebih baik dengan programprogram unggulan yang hasilnya diharapkan masyarakat. Dalam menentukan target sasaran yang akan dicapai dan program/ kegiatan yang harus dilakukan oleh madrasah dalam 4 tahun ke depan, Tim pengembang meminta masukan dari semua unsur yang berkepentingan, misalnya guru mapel, pembina ekstra, komite madrasah dll. Hasil yang dicapai dari kerja tim pengembang di plenokan ke segenap warga madrasah agar menjadikan mereka ikut bertanggung jawab dan merasa memiliki atas rencana besar tsb.
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
35
Prestasi Beberapa contoh target/sasaran yang dicanangkan antara lain: Hasil UN peringkat 1 kabupaten untuk tingkat SMP/MTs Hasil UN peringkat 1 Jawa Tengah untuk MTs Alumni diterima disekolah favorit (misalnya MAN Insan Cendekia. Menjuarai KSM cabang Fisika, Biologi dan Matematika tingkat Nasional Alumni tahfidz juz amma dan suratsurat pilihan. Membangun tim humas / media yang baik Kebaikan/keunggulan sebuah madrasah tidak akan diketahui masyarakat jika tidak disosialisasikan. Keberhasilan madrasah sebesar apapun diusahakan diketahui masyarakat. Untuk itu diperlukan tim humas / tim SIM (sistim Informasi Madrasah) yang handal. Tugas mereka adalah mengkomunikasikan keunggulan madrasah agar di ketahui masyarakat luas. Sarana yang dapat dipakai antara lain: Mengundang wartawan Radio, TV lokal, koran lokal atau korang nasional untuk memberitakan keberhasilan peserta didik yang meraih juara tertentu, atau memberitakan event workshop, seminar atau even apapun yang diadakan madrasah dll Mengadakan audiensi dengan Bupati dan Ketua DPRD atas keberhasilan peserta didik yang meraih emas di tingkat nasional. Membuat Blog ataupun website madrasah dan selalu meng-update berita madrasah, dll Membangun Jaringan yang Luas Membangun jaringan dengan dunia luarsangat diperlukan untuk kemajuan madrasah. Misalnya:
Ketua dewan pendidikan kab. Kebumen diminta untuk menjadi konsultan pendidikan di MTsN Kebumen 1. Menjalin kerjasama dengan POLRES dan POLSEK untuk memberikan pelatihan PKS dan sosialisasi kelalulintasan setiap tahun Menjalin kerja sama dengan psikolog untuk memetakan potensi bakat dan minat anak sehingga dalam menempatkan anak dalam mengikuti ekstra tertentu bisa sesuai dan optimal. Memberikan Penghargaan Kepada yang Berprestasi Senang dengan penghargaan atas kerja yang telah dilakukan merupakan sifat dasar setiap manusia. Untuk itu, MTsN Kebumen 1 memprogramkan secara khusus pemberian penghargaan kepada warga madrasah yang telah meraih prestasi. Prestasi yang dimaksud di sini tidak hanya berlaku bagi peserta didik, tetapi juga bagi guru dan pegawai. Langkah kongkrit yang dilakukan: Membuat Panduan/Kriteria guru atau pegawai yang berprestasi, dinyatakan dengan poin, dan setiap poin dihargai dengan rupiah dalam jumlah tertentu. Misalnya, membimbing peserta didik menjuarai lomba tingkat kabupaten juara 1 mendapat penghargaan 25 poin. Tahun 2014/2015 kemarin nilai 1 poin = Rp 10.000,00 Jadi guru tersebut mendapatkan penghargaan 25 xRp 10.000 = Rp 250.000,00. dst Memasukkan anggaran penghargaan ke dalam RKAM-RKT Memberikan penghargaan kepada guru atau karyawan dirapat awal tahun pelajaran baru dengan dasar poin yang diraih oleh guru/pegawai selama setahun sebelumnya.
Siswa MTsN I Kebumen sedang Praktek Teknologi Dasar.
36
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Sebagai gambaran, terbukti hal ini dapat memacu motivasi gurupegawai MTsN Kebumen 1 untuk lebih berprestasi, pada tahun 2014/2015 MTsN Kebumen 1 menganggarkan penghargaan untuk guru/pegawai yang berprestasi total sebesar Rp 21.000.000,00 ternyata penghargaan yang harus dikeluarkan madrasah lebih dari Rp 25.000.000,00. Komunikasi, Koordinasi, sekaligus Monitoring dan Evaluasi Kebersamaan dan kekompakan yang sudah terbangun diantara warga madrasah harus tetap dijaga, bahkan ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak cara antara lain: Komunikasi-komunikasi formal dan informal. Misalnya, ada peserta didik yang juara story telling tingkat kabupaten, maka waka humas akan menyebarkan info tersebut ke semua warga madrasah, termasuk ke tukang kebun sekalipun melalui ‘sms’, sehinggga warga madrasah akan merasa ikut memiliki keberhasilan itu, bukan hanya pembinanya saja. Kepala madrasah memberi ucapan selamat kepada guru pembimbing dan peserta didik yang meraih juara. Rapat koordinasi rutin minggguan, dua mingguan, bulanan atau insidental antar pimpinan, tiap bidang, antar bidang dan pleno sangat membantu mengatasi persoalan yang muncul dilapangan. Karena masalah akan segera diketahui dan bisa segera dilakukan penyelesaiannya. Koordinasi ini sekaligus sebagai monitoring dan evaluasi pelaksanaan program yang telah direncanakan bersama. Drs. H. Moh. Iskandar, M.Pd - Kepala MTsN Kebumen
Sejak dini siswa dilatih untuk berdemokrasi di sekolah.
Terapan
Berbagi Dokumen dengan Media Penyimpanan On Line Seperti yang telah kita sampaikan pada edisi yang lalu, perkembangan teknologi yang begitu cepat, sedikit banyak membantu kinerja kita. Tapi harus tetap waspada sisi negatif yang selalu ada.
S
alah satu masalah yang sering kita jumpai adalah, pengiriman dokumen melalui email ataupun media sosial seperti ; forum diskusi, chatting dll yang dibatasi oleh space / besaran ukuran dokumen yang akan dikirimkan,
maksimal hanya 25 MB. Solusi untuk hal tersebut, dengan menggunakan media penyimpanan online, salah satunya adalah google drive. Berikut langkah-langkah berbagi dokumen dengan menggunakan google drive : 1. Log in menggunakan akun google (wajib) jika belum mempunyai, harus membuat atau mendaftar terlebih dahulu secara gratis. Ketik link berikut pada kolom url : http:// drive.google.com/ 2. Untuk dokumen yang Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
37
Terapan beberapa pilihan: “dapat mengedit” (teman yang kita berikan link tersebut mempunyai kemampuan dapat merubah /mengedit dokumen), “Dapat melihat” (teman yang mempunyai link tersebut hanya dapat melihat dokumen yang dibagikan, tapi tidak dapat merubah atau mengeditnya). Dalam pengaturan
akan dibagikan harus diunggah (upload) terlebih dahulu, klik menu baru, pilih folder (membuat folder baru), pilih unggah File (mengunggah file yang dikehendaki), pilih unggah folder (mengunggah folder termasuk file yang berada di dalamnya). 3. Pilih salah ssatu file atau
berbagi tautan ada 3 pilihan : - Aktif – Publik di web : Siapa saja di internet yang dapat menemukan dan mengakses, tanpa wajib log in masuk ke system. - Aktif – Siapa pun yang memiliki tautan. Siapa saja di internet yang mempunyai link dapat mengakses, tanpa wajib log in masuk ke system. - Nonaktif – Orang tertentu. Dibagikan dengan orang tertentu, hanya dapat diakses oleh orang yang di beri tautan atau link saja.
folder untuk dibagikan,dengan cara klik kanan pilih “dapatkan tautan”, setelah tampil linknya langsung dapat dicopy (ctrl+c) atau klik “setelan berbagi” untuk melanjutkan. 4. Pada setelan berbagi a d a
5. Sebelum selesai bias kita pastikan copy link url yang terblok biru, dan kita paste/ berikan kepada teman-teman kita. Setelah selesai maka icon pada folder akan berubah. by khoir
38
Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015
Menteri Agama memukul beduk dalam rangka meresmikan masjid Tajul Arifin Demangharjo Kab. Tegal.
Peserta raker jajaran kanwil Kemenag Prov Jateng sedang menyimak arahan dari Menteri Agama RI
Kabag TU Andewi Susetyo sedang memberikan arahan kepada peserta rapat Pengurus PPID Kanwil Kemenag Prov Jateng.
Edisi 6/Tahun 6/ /Tahu un I/ Juni 2015
39
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membuka Konferensi Nasional I Forum Kerukunan Umat Beragama Tahun 2015 di Semarang
Para pejabat di jajaran Kanwil Kementerian Agama Prov Jateng foto bersama Menteri Agama sebelum melaksanakan Raker Jajaran Kemenag Tahun 2015 di Semarang Edisi 6/Tahun I/ Kanwil Juni 2015 40