Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
PEMIMPIN SEBAGAI PEMERSATU UMAT: Menguak Perseteruan Umat Islam dari Timur Tengah sampai Tapanuli Selatan serta Menggagas 6 Pilar Manajemen Konflik Kependidikan Islam Oleh: Zainal Efendi Hasibuan1 Abstract Muslim teachers are in process of maintaining unity through fraternal faith. Following Prophet Muhammad PBH in Medina to create unity Emigrants and helpers are tailed by seimman and seakidah. Dissent is justified, but each abuses and leads to the disintegration burning fire of animy in religion is strictly prohibited. In the context of the Middle East, the split in the community is already visible from arbitration events era of the Caliphate of Ali bin Abi Talib, which oihak Mu'awiya ibn Abu Sufyan did not agree with maintaning Ali as Caliph that leads to the war between brothers and sisters. In the Indonesian context, the polemic issue of religion is coincided with the return of "young people" to perform the pilgrimage once studying of Mecca. They are known as the reformer who brought Muhammad Abduh thought of Egypt and Wahabiyah of Makkah. The roots of this very important issue be studied and resolved. This experiment provides the best solutions that were examined directly from al-Qur'an and Hadith, so it can be useful to overcome the problems of the Islamic educational leadership, especially in resolving internal conflicts of Islamic educational institutions. Keywords: Leader, Uniting People
1
Penulis adalah Dosen Pasca Sarjana IAIN Padangsidimpuan Alumni S3 IAIN Imam
Bonjol
46
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
Pendahuluan Diskursus Pemimpin2 sebagai Pemersatu Umat merupakan kajian penting dan hangat, meskipun jarang diangkatkan dalam diskusi ilmiah. Diskusi ini semakin urgen terutama dalam mengikis persoalan perpecahan umat yang semakin mengkhawatirkan. Keretakan kesatuan umat ini di antaranya disebabkan oleh beberapa persoalan berikut: 1) munculnya gerakan organisasi yang cenderung menginterpretasikan ajaran agama secara tekstual, 2) cenderung adanya upaya memaksakan pengakuan kebenaran paham organisasi tertentu; bahwa pendapatnya sendiri yang benar dan sah sementara pendapat orang lain dianggap salah dan batal, 3) memandang Barat sebagai ancaman bagi akidah, karena itu ada upaya untuk gerakan pembaharuan, 4) adanya paham untuk memerangi paham sekularisme dan liberalisme, 5) adanya pemaksaan keyakinan terhadap pihak lain, 6) terjadinya keputusasaan umat memilih pemimpin yang baik dan mampu mewujudkan persatuan umat, 7) munculnya kelompok salafi, yang mencoba melakukan gerakan puritanisme, pemurnian ajaran agama Islam berdasarkan al-Qur’ān dan Hadis, 8) kurang memahami makna ikhtilāf bayn alummat rahmat, sehingga perbedaan bukannya rahmat, akan tetapi perbedaan yang menuai laknat. Berdasarkan beberapa pokok pemikiran tersebut, terlihat betapa pentingnya mengkaji dan menelaah aspek-aspek yang menyebabkan perpecaahan di antara umat Islam. Konflik internal Islam selalu menemukan momentumnya setiap fase dan babakan sejarah Islam. Konflik tersebut ditengarai oleh berbagai pokok persoalan, seperti konflik disebabkan perbedaan aliran keagamaan, konflik antar mazhab, konflik organisasi, konflik antar negara, bahkan konflik antar kelompok, keluarga dan individu. Mengapa demikian suram dan runyamnya
2
Terdapat beberapa makna kepemimpinan menurut para pakar: Stephen P. Robins, mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Bagi Robins, kepemimpinan ini dibutuhkan pada suatu kelompok yang memiliki tujuan bersama. Lihat! Stephen P. Robins, Prilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, diterjemahkan dari Organizational Behaviour, Terj. Hadyana Pujatmaka, (Jakarta: Prenhallindo, 1996), cet. Ke-1, hlm. 41. Joseph L. Maassie dkk., menyebutkan leadership occours when one person inductives others to work toward some predetermined objective." Joseph L. Massie, dkk., Managing, A Contemporary Introduction, (New Delhi: Prentice Hall of India Privte Limited, 1975), hlm. 295; Harol Kooniz dan Cyril O'Donnel, mendefinisikan leadership as the ability to exert interpersonal influence, by means of communication, toward the achievement of a goal . Lihat! Harol Kooniz and Cyril O'Donnel, Principles of Management an Analysis of Managerial Functions, (New York: MC. Graw Hill Book Company Inc, 1959), hlm. 429.
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
47
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
konflik antar umat Islam. Inilah yang menjadi pokok persoalan, yang hendaknya dicarikan akar permasalahan serta solusinya. Metodologi Penelitian Pendekatan dalam peneltiian ini menggunakan pendekatan filosofishistoriis, menekankan fundamental structure dan ide-ide dasar, dan menghindari persolan yang tidak relevan dengan pembahasan. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut: Pertama, mencari data-data sejarah perseteruan umat Islam sejak era awal di Timur Tengah dan di Indonesia dari berbagai referensi terpercaya. Kedua, mencari fundamentall structure dan ide-ide dasar pada data untuk digunakan sebagai pijakan bagi refleksi filosofis. Kedua, melakukan analisis filosofis-historis dengan berpegang kepada unsur-unsur metodis umum, seperti interpretasi, induksi-induksi, koherensi intern, deskripsi, holistika, dan refleksi pribadi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, dalam arti menelaah dokumen-dokumen tertulis, baik yang berasal dari sumber primer maupun sumber skunder. Hasil telaahan tersebut kemudian dicatat dalam komputer sebagai alat bantu. Analisis data diawali dengan proses reduksi (seleksi) data untuk mendapatkan informasi yang lebih terfokus pada rumusan persoalan yang ingin dijawab oleh penelitian ini. Selanjutnnya proses deskripsi, yaitu menyusun data itu menjadi sbuah teks naratif. Pada saat penyusunan data meenjadi teks naratif inilah dilakukan analisis data dan dibangun teori-teori yang siap untuk diuji kembali kebenarannya, dengan tetap berpegang pada pendekatan filosofis. Setelah itu, dilanjutkan proses penyimpulan, yaitu menyimpulkan data yang sudah dianalisis dan ditulis. Peroses itu dilakukan secara terus-menerus dan ditelaah secara berulang-ulang agar diperoleh hasil yang akuratif, untuk kemudian baru disusun sebuah teks naratif kedua, yang nantinya berupa laporan akhir penelitian. Konflik Islam Timur Tengah Dalam lembaran sejarah ditemukan di antara persoalan yang diperselisihkan pada detik-detik awal setelah meninggalkanya Nabi Muhammad saw. adalah masalah kepemimpinan (imāmat/khaīifat).3 Persoalan terselesaikan Abu al-Fath hammad bin Abd al-Karim bin Abu Bakr Ahmad al-Syarastani, al-Milal wa alNihal, (Mesir: Musthafa al-Bab al-Halabi wa Auladuh, 1387 H), jilid I, hlm. 24. 3
48
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
dengan diangkatnya Abu Bakar al-Shiddiq sebagai Khalīfat, pada saat ini terjadi konflik antara kaum Anshar dan Muhājirin. Tidak lama kemudian, pasca meninggalnya Ustman bin Affan, terjadi juga konflik antara ‘Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah, yang berujung kepada terbunuhnya ‘Ali bin Abi Thalib dan terangkatnya Mu’awiyah sebagai Khalifah.4 Selanjutnya setelah terpilihnya Mu’awiyah,5 ketika mendekati ajalnya, ia mencoba mengadakan pembaiatan putranya Yazid untuk diangkat sebagai Khalifah sesudahnya, yang dianggap sebagai penghianatan terhadap sistem pemerintahan Islam. Dengan alasan untuk mengantisipasi kekacauan.6 Dinasti Bani Muawiyah menghadapi tentangan dari Golongan Khawārij, tantangan dari Thalhah dan Zubeir di Makah. Terjadi perang antara Abdullah bin Zubeir yang mengakibatkan Ka’bah terbakar dan Hajar Aswad kena pelor dan pecah menjadi tiga, dan ekspedisi ini mengakibatkan Yazid mati terbunuh tahun 683 M.7 Tantangan berikutnya datang dari Syi’ah, yang menyulutkan pemberontakan Mukhtar di Kufah tahun 685-687 M. Pertentangan tradisional antara suku Arab Utara dan Suku Arab Selatan mengacau ketenteraman pemerintahan Bani Muawiyah, yang saling cemburu satu sama lain. Tantangan persaingan di kalangan anggota-anggota Dinasti Bani Muawiyah juga membawa kepada kelemahan kedudukan mereka. Hidup mewah di istana memperlemah jiwa dan vitalitas anakanak khalifah. Tantangan yang paling kuat yang membawa jatuhnya Dinasti Bani Mu’awiyah adalah dari Bani Hasyim yang diplopori oleh Abu al-Abbas bekerja sama dengan Syi’ah, tahun 750. Pada tahun itu jugalah diproklamerkan lahirnya Dinasti Bani Abbasiyah. Dinasni Bani Abbasiyah pun, mengalami berbagai macam tantangan, yang tidak kalahnya dengan banyaknya tantangan yang dihadapi Dinasti Bani Abbasiyah. Terakhir adalah zaman Modern, yakni tahun 1800 M, periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam, yang diawali masa pendudukan Napoleon terhadap Mesir 1798 M. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat, sebagai tempat peradaban Islam saat itu, membuka mata Islam akan kelemahannya, dan menyadari kemajuan peradaban Barat, dan merupakan ancaman bagi umat Islam. Kondisi inilah yang memunculkan pemikir-pemikir Islam, 8seperti Muhammad 4
Philip K. Hitti, History of The Arabs, (London: The M cmilllan Press Ltd., 1970), hlm.
139. 5
Dinasti Mu’awiyah memerintah selama 90 tahun, diperintah sebanyak 14 khalifahlm. A. Latif Usman, Ringkasan Sejarah Islam, (Jakarta: Widjaya, 1974), hlm. 79. 7 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001), hlm. 59. 8 Ibid., hlm. 86. 6
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
49
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
Abduh, Muhmmad Iqbal, Jamaluddin al-Afghani, dan tokoh lainnya, termasuk juga Muhammad Ibn Wahhab dengan gerakan Wahabinya;9 berhasil bekerja sama dengan Muhammad ibn Su’ud melakukan gerakan pembaharuan di Irak dan Kota Makah. Mangaraja Onggong mengungkapkan,10 bahwa agama Islam beragama Hambali membunuh habis-habisan orang-orang beragama Islam bermazhab Syafi’iy, yakni pasukan Janitsar Cavalry tentara Turki di Kota Makah dan Madinah. Ibnu Wahab memaksakan paham Hambali di tanah suci Makah dan Irak. Yang lebih keji lagi mereka memperlakukan wanita bermazhab Syafi’i dan Syi’ah dengan perbuatan keji dan kotor terara wanita-wanita bermazhab Syafi’iy dan Syi’ah, dengan istilah Mangaraja Onggang melakukan sexual orgies di Karbela dan di Kota Suci Makkah.11 Karena sedikitnya tempat untuk mengemukakan sejarah Islam dalam makalah ini, tidak bisa dikemukakan lebih panjang, silahkan di baca buku-buku sejarah Islam. Dari babakan sejarah di Timur Tengah di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahaya terbesar umat Islam itu adalah datang dari umat Islam sendiri. Kehancuran Dinasti-Dinasti besar di dunia Islam, tantangan terbesar adalah tantangan internal, munculnya saling hasud sesama Muslim yang menyulut perang bersaudara. Perselisihan yang membawa perpecahan, haus akan kekuasaan, ingin memonopoli kekuatan, dan saling buruk sangka, membakar api dendam kesumat sampai turun-temurun, pada agama mengajaran bahwa orang yang beriman itu adalah bersaudara.
9
Gerakan Wahabi adalah sebuah gerakan yang disebarkan Muhammad Ibnu 'Abd ALWahhab (1703-1789) pada abad ke-18. Pemikiran dari gerakan ini adalah agar kembali kepada alQur’an dan Sunnah, mendorong ijtihad dan penafsiran individual terhadap al-Qur`an. Gerakan ini bermazhab Hambali yang paling konsrvatif dari empat mazhab dalam Islam. Berteologi kemutlakan Tuhan, kesatuan dan keesaan-Nya. Tidak menerima Tasawuf dan sufisme yang mnjadikan Syaikh tarekat atau lainnya menjadi washilah dengan Tuhan. Karena itu, mereka merusak kuburan, termasuk makam Makkah dan kubah penutup makam Nabi Muhammad saw. di Madinah karena menganggap telah dijadikan washilahlm. Tujuan utamanya adalah menghapuskan segala macam bid’ah yang masuk dalam Islam. ‘AbdulWahab mampu memberikan gerakannya dimensi politik dengan memperoleh bantuan dari keluarga Su’ud yang terkemuka. Pada tahun 1741, ia bersekutu dengan Muhammad ibnu Su’ud, dan keduanya mengatakan jihad atau perang suci yang berlangsung lebih dari 60 tahun. Lihat! Azyumardi Azra, Surau: Pendidikan Islam Tradisonal dalam Transisi dan Modernisasi, (Jakarta: Logis Wacana Ilmu, 2003), cet. Ke-1, hlm. 84; bandingkan dengan W.C. Smith, Islam in Modern History, N.J.: Prfinceton, 1957), hlm. 41-56. 10 Mangaraja Onggang, Pongkinangolngolan...hlm. 90. 11 Ibid., Apa yang dilakukan tentara Wahabi mazhab Hambali terhadap Mazhab Syi’ah dan Syafi’iy perlu dilakukan penyelidikan. Jika sejarah sexual orgies itu memang benar adanya, hal ini tentu sudah penyimpangan paham yang nyata, apalagi dilakukan kepada sesama Muslim.
50
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
Menatap Pergerakan Islam di Indonesia Bila ditelaah, gerakan-gerakan perjuangan Islam tumbuh sumbur di Indonesia: Seperti Gerakan Islam DI/TII, Komando Jihad, al-jamaah al-Islamiyah Laskar Jihad Indonesia, Front Pembela Islam (FPI), Mejelis Mujahidin Indonesia, Komite Persiapan Penegakan Syari’at (KPPSI) Sulawesi Selatan, Hizbut Tahrir Indonesia, Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia (IJABI), Gerakan al-Arqam Pondok Cina,12 Gerakan Rifa’iyah,13 merupakan bentuk gerakan yang tidak puas dengan sistem dan bentuk perkembangan Islam di Indonesia. Konflik antar aliran pemahaman, mazhab, dan organisasi sering berujung kepada perang berdarah antar pemeluk agama Islam. Belakang ini TV One dan TV swasta lainnya menyiarkan, Syi’ah Sampang dihajar oleh masa, sampai mengakibatkan luka-luka, dan relokasi pengungsi Syi’ah. Ribuan warga ulama dan santri, menggelar shalat istigatsah untuk terhindar dari paham sesat Syi’ah.14 Tanggal 2 Agustus 2006, terjadi pemukulan terhadap santri Pesantren al-Wafa Jambesari yang diasuh Kiai Mushawwir, karena berpaham Syiah.15 Tanggal 12 September 2006, terjadi pembakaran terhadap rumah Kiai Mushawwir, salah satu tokoh IJABI di Desa Jambesari. 23 Desember 2006, sekitar 400 warga Jambesari, Bondowoso, Jawa Timur, membubarkan acara haul dan pengajian rutin yang diadakan di salah satu rumah warga pengikut IJABI. Gerakan-gerakan organisasi Islam di Indonesia seperti Serikat Islam,16 Nahdatul Ulama,17 Muhammadiyah,18 Persatuan Islam,19 al-Irsyad, al-Washliyah, 12
Didirikan pada tanggal 2 Januari 1991 Didirikan pada pertengahan abad 19 oleh Kiai Haji Ahmad Rifa’i lahir 9 Muharram 1200 H atau 1786 di desa Tempuran Semarang. 14 TV one, Apa Kabar Indonesia, 20 Juni 2013. 15 Kejadiannya, salah seorang santri Pesantren al-Wafa bernama Ghafur beradu mulut dengan Subani. Subani mengatakan bahwa orang Syiah kalau mati dihadapkan ke timur. Ghafur menolak keras tuduhan tersebut. Keduanya bertengkar dan diakhiri dengan tamparan Subani terhadap Ghafur. Lihat! Imam Syaukani, Kekerasan terhadap Kelompok Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia (IJABI) di Jawa Timur, dalam Direkatori Kasus-kasus Aliran, Pemikiran, Paham, dan Gerakan Keagamaan di Indonesia, Wakhid Sugiyarto (ed.), (Maloho Jaya Abadi Press, Jakarta, 2010), cet. Ke-1, hlm. 33. 16 Serikat Islam dirikan pada tahun 1911, dan menjadi Serikat dagang Islampada tahun 1912 di Solo, pendirinya K.HLM. Samanhoeddhi, M. Asmodimedjo, M. Kartotaruno, M. Sumowerdjo, M. Haji Abdul rajak. Organisasi ini mempunyai tujuan dan struktur yang jelas, ketika Djokroaminoto masuk dalam organisasi ini tahun 1912 atas undangan Samanhodeddhi. 17 NU merupakan organisasi sosial keagamaan yang unik. Didirikan oleh ulama pesantren bernama Hasyim Asy’ari pada tanggal 16 Rajab 1344 H, bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M di Surabaya. Organisasi ini memiliki struktur kelembagaan mulai dari kota sampai ke desa, 13
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
51
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
Mathla’ul Anwar, Wahdah Islamiyah.20 Organisasi Islam tersebut umumnya, menginginkan untuk memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan Islam di Indonesia, hanya saja dalam pelaksanannya sering muncul pertikaian dan saling menyalahkan satu sama lainnya. Sikap saling salah menyalahkan itu, sering berujung pada bentrok adu malut bahkan adu otot. Para pemimpin masing-masing organisasi yang seharusnya diharapkan mampu untuk melakukan rekonsiliasi, dan menjalin hubungan yang akrab dalam harmonis dalam memperjuangkan Islam, akan tetapi dalam tataran prakteknya sering saling menjatuhkan dan saling menyalahkan.
Sifat dan Karakter Ulama yang Belum Dewasa Sejak awal berdirinya organisasi-organisasi Islam di Indonesia, Serikat Islam, Muhammadiyah, dan Nahdatul Ulama, sudah ada usaha untuk menyatukan pemikiran antara beberapa organisasi tersebut. Namun sifat yang kurang dewasa sehingga dengan keberadaannya menumbuhkan solidaritas dan integritas yang kuat, menjadikan organisasi ini sebagai salah satu kekuatan sosial, kultural, politik dan keagamaan yang berpengaruh di Indonesia selama bertahun-tahun. Lihat! Saefullah Maksum, (ed) KHLM. Wahab Hasbullah, Perintis. Pendiri dan Pergerak NU, (Jakarta: Panitia Penulis Buku Sejarah KHLM. Wahab Hasbullah, 1999), hlm. 27; Diantara kyai yang tergabung seperti K.HLM. Hasyim As’ary (18711947), K.HLM. Khalil (Bangkalan), K.HLM. Wahab Hasbullah (Jombang : 1888-1971), K.HLM. Syamsuri (Denanyar), K.HLM. Asnawi (Kudus), K.HLM. Nawawi (Pasuruan), K.HLM.Ridwan (Semarang), dan lain sebagainya lihat juga, Abu Bakar Atjceh et al, Sejarah Hidup KH A. Wahid Hasyim dan Karangan Tersiar, (Jakarta : Panitia Buku Peringatan al-Marhum KHLM. Wahid Hasyim, 1957), hlm. 61. 18 Organisasi ini didirikan di Yogyakaarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya dan beberapa anggota Budi Utomo untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang permanen. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakaarta tahun 1969 dengan nama Muhammad Darwis, anak dari seorang Kyai Haji Abu Bakar bin Kyai Sulaiman, Khatib mesjid Sultan di Kota itu. Lihat! Peringatan 40 tahun Muhammadiyah, (Jakarta: Panitia Peringatan 40 Tahun Muhammadiyah, 1952), hlm. 367-368. 19 Persatuan Islam didirikan di Bandung pada permulaan tahun 1920-an, oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Persis awalnya adalah organisasi yang biasa membicarakan pemikiran yang berkembang di masanya, eksistensi Persis semakian mantap, dengan hadirnya dua orang, yakni Ahmad Hassan dan Muhammad Natsir. 20 Wahdah Islamiyah salah satu organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia yang bergerak dalam bidang Dakwah, Sosial dan Pendidikan. Didirikan pada 18 Juni 1988 M dengan nama yayasan Fathul Muin (YFM), berdasarkan akta notaris Abdullah Ashal, SH No. 20, yang diubah menjadi Yayasan Wahdah Islamiyah untuk menghindari kultus individu berdasarkan akta notaris Sulprian, SH No. 059.
52
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
dalam cara berfikir dan ingin menang sendiri, mengakibatkan jalan untuk itu tidak tercapai. Tercatat pada kongres pertama al-Islam di Cirebon, 31 Oktober sampai 2 Nopember 1922. Baik dari Muhammadiyah, Serikat Islam dan al-Irsyad, maupun Abdul Wahab, Asnawi, dan Kaum Tua, turut serta dalam kongres ini. Diselenggarakan dalam suasana perbantahan yang tajam di antara guru-guru dalam Ulama Islam. Pada kongres tersebut sampai kafir-mengkafirkan, musyrikmemusyrikkan,‛ dan kongres itu hampir saja gagal. Abdul Wahab dan pendukungan misalnya menerima pakaian sistem modern bersekolah dalam pendidikan agama, tetapi menolak perubahan dalam kurikulum. Ia mengemukakan pendapat bahwa kitab-kitab mazhab masih tidak dapat diganti.21 Perbedaan pendapat antara kaum tradisi dan kalangan pembaharu kadang-kadang meletus menjadi tuduhan kafir mengkafirkan terhadap sesama mereka, sampaisampai perkelahian fisik pun juga terjadi.22 Polemik yang sering terjadi misalnya, masalah solat dengan pakai ushalli dengan tidak pakai ushalli. Bagi paham kaum tua (tradisi), ushalli mendapat perhatian, dan diamalkan, sementara kaum muda tidak perlu ber-ushalli karena tidak terdapat dalam Alquran dan Hadis, ia hanya ungkapan yang diintrodusir oleh ulama yang datang kemudian. Masalah talqin dan tidak bertalqin, juga ikut dipermasalahkan, apakah ada dalilnya dalam Alquran dan Hadis atau tidak. Pada hal ini masalah furū’ (cabang), dan tidak mengakibatkan seseorang kafir. Noer mencatatkan, pertikaian antara Serikat Islam (SI) dan Muhammadiyah mulanya terbit tahun 1926. Pada tahun itu beberapa orang tokoh Muhammadiyah, termasuk tokoh daerah, pergi naik haji ke Makah. Ketika itu mereka kecewa melihat kekurangan Tjokroaminoto, pimpinan SI, yang banyak meninggalkan ibadah selama berada di Makah; dan ia sering absen dalam sidangsidang kongres; dan mengalami kesukaran dalam mengikuti sidang karena kekurang mampuan dalam menguasai bahasa Arab. Tambah lagi ada desas-desus ia menyelengkan dana delegasi. Sedangkan tingkah laku isterinya yang dibawa ke Makah sangat mengecewakan. Dikatakan Haji Sujak dari Muhammadiyah, yang membuat tuduhan tersebut. SI juga menuduh Muhammadiyah kerjasama dengan pemerintah, seperti tercermin dalam subsidi yang diterima oleh sekolah-sekolah Muhammadiyah dari pemerintah, dianggap sebagai sifat a-nasionalis, kalaupun
21
Delier Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3S, 1985), hlm.
247.
I bid., hlm. 254.
22
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
53
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
tidak anti-nasionalis.23 Peristiwa tersebut menyebabkan hubungan antara SI dengan Muhammadiyah semakin merenggang dan saling tuduh-menuduh. Berkaitan dengan dengan masalah Khilafiyah menurut Jjokroaminoto, tidak perlu dibesar-besarkan dan tidak perlu dibicarakan, perselisihan yang ada dalam masalah khilafiyah banyak berkaitan dalam skop furu’, yang mengakibatkan perpecahan di kalangan umat Islam di dunia dan kurangnya kekuatan untuk menjalankan perkara-perkara yang wajib, dan lagi menyebabkan Dunia Islam tidak sadar akan bencana dan bahaya yang mengancam kepada Islam dan Ummat Islam.24 SI lebih mengedepankan perjuangan melalui Politik. Sementara menurut Persis karena mengesampingkan furu’, Islam mengalami kemunduran. Persis memendang masalah furu’ masalah yang penting sedangkan memerangi bid’ah mereka anggap sebagai kewajiban berdasarkan ajaran Islam.25 Pada dasarnya upaya untuk menyeru kepada persatuan umat, misalnya pada tahun 1935, Kyai Hasyim pada kesempataan kongres Nahdhatul Ulama di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengeluarkan sebuah sirkuler yang menyeru semua ulama peserta kongres untuk mengesampingkan semua pertikaian, membuang perasaan ta’asshub (fanatik) dalam berpendapat, melupakan segala cacian dan celaan terhadap sesamaa serta menegakkan persatuan. Ia mendesak mereka untuk mempertahankan Alquran dan Allah serta menolak yang salah. Tugas utama, ialah mengajak orang untuk memeluk Islam.26 Namun kondisi seperti di atas, sampai pada akhir ini masih menunjukkan kurang harmonisnya hubungan antara beberapa organisasi yang ada. Memang ada beberapa upaya dari berbagai organisasi untuk mewujdukan kesatuan umat, akan tetapi upaya tersebut masih tetap dalam tataran teoretis, belum sampai pada tataran praktis. Diakui, sampai saat ini, sifat saling mencela antara satu organisasi dengan oraginsasi keislaman lainnya masih sering terdengar. Inilah yang menjadi agenda penting, bagi para pimpinan oraganisasi untuk menunjukkan sikap saling toleran dan hormatmenghormati.
23 24
Ibid., h, 257. Amelz, HLM.O.S. Tjokroaminoto, Hidup dan Perjuangannya I, (Jakarta: Bulan-Bintang,
1952), hlm. 49. 25 Delier Noer, Gerakan Modern...hlm. 259. 26 Ibid., hlm. 261.
54
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
Perbenturan Mazhab di Indonesia Sampai ke Tapanuli Selatan Dalam buku yang ditulis Mangaraja Onggang,27 awal masuknya Islam masuk ke kepulauan Indonesia belum ada mazahab-mazhab, yang pertama pada awal Islam berada di Jambi 720-730 habis dibasmi oleh Tiongkok Dynasty (618906), yang mengembangkan agama Buddha/Mahayana. Masuknya agama Islam bermazhab Syi`ah di daerah muara Sungai Pasai, disponsori oleh Kesultanan Mesir/Dinasti Fathimiyah (976-1168). Lalu Agama Islam/mazhab Syafi’i, menyusul masuk di daerah Sungai Pasai, disponsori juga oleh Kesultanan Mesir/Dinasti Mamaluk (1225-1516). Dilanjutkan oleh Mazhab Hanafi yang dibawa oleh Haji Sam Po Bo, orang Tionghoa, Tiongkok di Zaman Dinasti Ming, ke Tanah Jawa tahun 1411-1425. Haji Sam Po Bo melanjutkan pengembaraannya ke Sungai Batanggadis di Tanah Batak, di situ membentuk sebuah suatu komunitas yang disebut dengan ‚Sing Kwang, artinya Tanah Baru, yang kemudian hari disebut dengan Singkuang. Dari situ sangat banyak orang Cina yang berikan marganya dengan marga Nasution. Selanjutnya, agama Islam mazhab Maliki masuk ke Natal tahun 1412, di bawa dari Afrika Utara oleh Tuan Syeikh Maghribi, yang dikenal dengan Syeikh Maulana Malik Ibrahim. Kerana terdesak oleh Mazhab Syi`ah yang ada di sana ia pergi ke Gersik dan wafat di Gersik tahun 1419. Dilanjutkan dengan masuknya agama Islam golongan Khawarij, Mazhab Ibadiyah ke Pansur, asal katanya Paccur, artinya Pancuran., di tanah Batak antara Singkil dan Barus, dibawa dari zanzibar oleh Abdurrauf Fansuri. Pada tahun 1601 habis dibasmi oleh Kesultanan Aceh karena berpandangan, bahwa Sultan harus Amir al-Mukminin, harus dipilih, dan boleh diturunkan.28 Selanjutnya, agama Islam/Mazhab Hambali, pada tahun 1816, dibawa dari Makah yang sedang diduduki Tentara Wahabi, oleh Colonel Haji Piobang, inilah yang kemudian menjadi gerakan Paderi di Sumatera Barat.29 Perbenturan antara berbagai mazhab, sering muncul terutama pada saat terjadinya pembaharuan di Timur tengah yang membawa pemikirannya ke Mangaradja Onggang Parlindungan, Pongkinangolngolan Sinambela Gelar Tuanku Rao: Teror Agama Islam Mzhab Hambali di Tanah Batak 1816-1833, (Jakarta: Tanjung Pengharapan, 1964. 28 Ada nama-nama yang mirip dengan Abdurrauf Fansuri, yaitu Abdurrauf Singkili bermazhab Sunah Syafi’i, dan Hamzah Fansuri bermazhab Syi’ah. 29 Pada akhir ini, di Tapanuli Selatan, Agama Islam bermazhab Hambali habis dengan kehadiran Mazhab Syafi’iy. Terutama dengan pengaruh dua ulama besar, yaitu Syeikh Baleo Natar, dan dipermantap oleh Syeikh Musthafa Husein. 27
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
55
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
Indonesia. Pembaharuan yaang paling terkeenal di Indonesia, adalah gerakan Paderi, yang titik awalnya di Sumatera Barat, sepulangnya tiga haji dari Makah, yakni Haji Piobang, Haji Sumanik, dan Haji Miskin. Di antara tiga haji ini yang paling semangat dalam mengadakan pembaharuan secara radikal adalah Haji Piobang, bekas kolonel Pasukan Jennisari Turki yang melakukan pembaharuan di Dunia Timur-Tengah. Sebalumnya, terdapat Universitas di Pariaman, dengan Pimpinan Syekh Burhanuddin,30 berasal dari Aceh bermazhab Syi’ah, yang belajar kepada Syeikh Abdurrauf al-Sinkiliy.31 Salah seorang guru besar yang terkenal di Universitas tersebut adalah Profesor Hasan Nasution, yang berasal dari Sipirok, daerah Batak Selatan.32 Profesor Hasan Nassution berkenalan dengan seorang Mahasiswa, yang 30
Syaikh Burhanuddin mendalami ajaran Islam di Aceh (Kotaraja) hamper 10 tahun lamnya dengan Syaikh Abdurrauf Singkel, keduanya menulis sebuah risalah yang menggambarkan kedatangan Islam di Ulakan dan ajaran Tarekat Syattariyahlm. Lihat, Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), cet. ke-1, hlm. 90; Syeikh Burhanudin dilahirkan di Sintuk Pariaman pada tahun 1066 HLM.= 1646 M dan wafat pada tahun 1111 HLM.= 1691 M. Jadi umur beliau sekitar 45 tahun ( 1646- 1691 M). Ia belajar di Aceh selama 10 tahun dengan gurunya Syeikh Abdur-Rauf bin Ali yang berasal dari Singkil. Dengan demikian ia sudah belajar agama Islam di Pariaman dan mungkin ia hanya melanjutkan pelajarannya ke Aceh Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1968), hlm. 24; Lihat juga Karel A. Stenenbirnk, Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, (Jakarta, 1984), hlm. 179-84. 31 Abdurrauf al-Sinkil (atau dari Singkil, sebuah desa di Aceh) meninggalkan Arabia-tempat ia belajar selama 19 tahun di berbagai tempat. Ketika gurunya meninggal pada 1661, penggantinya memberinya izin melakukan tugas-tugas pengajaran. Atas permintaan Sultan Aceh, ia menulis sebuah karya hokum, fikihmua’amalat berjudul Mi’rat al-Thullab, di mana ia pertama kali harus mengambil pelajaran bahasa Melayu-Pasai dari sekretaris Sultan. Al-Sinkili menulis sekitar 21 karya. Ia tidak pengikut msitisisme Hamzah Fansuri, tetapi memberikan penafsisran ortodoks atas ajaran wujudiyahlm. Kemsyhurannya tidak terbatas pada daerah asalnya, tetapi menyebar sampai ke seluruh Nusantara. Rinbuan orang masih mengunjungi kuburannya. Di siniia mendapatkan julukan tengku di Kuala. Lihat, Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengahdan Kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII, (Bandung: Mizan, 1994; Lihat juga, Azyumardi Azra, Surau: Pendidikan, hlm. 58. 32 Haji Hasan Nasution lahir di Aek Na Ngali dari seorang Putra dari Soritua Nasution, awalnya sebelum Islam bernama Pagu Nasution. Pada saat Pagu Nasution pergi ke Natal untuk berdagang Garam, jatuh cinta kepada seorang wanita bernama Miss Chalidjah, putri dari seorang Pengusaha Besar bernama Syarif Ismail, berketurunan Aceh-Miangkabau, dari Meulabohlm. Pagu Nasution harus masuk agama Islam untuk dapat menikahi Miss Chalidjah, dan menyatakan masuk Islam pada tahun 1186 H/1772 M, Pagu diislamkan dengan Nama Hasan Nasution, lengkap dengan syarat-syarat Khitanan dan Syahadat. Haji Hasan Nasutiuon dan Miss Chalidjah mempunyai 6 putra dan 2 putri, dan Putra yang bungsu bernama Idris Nasution yang selanjutnya, menjadi Tuangku Lelo, seorang Algojo Pada Perang Paderi, yang banyak mendatangkan nama
56
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
cukup terkenal keulamaannya bernama Tuanku Nan Renceh, yang tertarik dengan pengajaran yang diberikan Haji Hasan Nasution. Haji Hasan Nasution pernah pergi ke Makah dan belajar di sana dan mendapat pendidikan bermazhab Hambali. Ketika pulang dari Makah, Haji Piobang melakukan gerakan pembaharuan terhadap kaum adat dan kaum Tua yang mengakibatkan ia terusir dari tempat tinggalnya. Tuanku Nan Renceh tertarik mendengar pergerakan yang dilakukan Haji Piobang, dan membawanya ke kampungnya untuk melakukan awal pergerakan di Sana. Bersam-sama dengan Haji Piobang, Tuanku Nan Renceh pergi ke Universitas Pariaman untuk menemui sahabat sekaligus gurunya Profesor Haji Idris Nasution, untuk bersama-sama melakukan pembaharuan di seluruh Mianangkabau sampai ke Tanah Batak. Di tanah Minangkabau Surau-surau Kaum Tua, bermazhab Syi’ah di bakar habis-habisan dan banyak Syeikh yang meninggal terbunuh oleh kaum Putih (tentara Paderi). Mereka melakukan pergerakan yang sangat luar biasa cepatnya, dibantu oleh Idris Nasution gelar Tuanku Lelo, pernah belajar silat ke Tuanku Muning, membasmi kerajaan Pagaruyung, yang dianggap dapat menghalangi pergerakan mereka. Setelah membasmi kerajaan Pagaruyung di Tanah Minangkabau, mereka bergerak ke Tanah Batak, yang dipimpin oleh Tuanku Rao, yang tiada lain adalah cucu dari Sisingamangaraja VIII, dengan Nama Pongkinangolngolan Sinambela. Sementara sebelah Sungai Barumun, Padang Lawas, Sungai Rokan dipimpin oleh Tuanku Tambusai,33 yang sebenarnya orang Batak juga bernama Hamonangon Harahap. Pergerakan tersebut mengakibatkan perang berdarah, Sisingamangaraja ke X mati dibunuh oleh Pasukan Tuanko Rao, yakni Jatenggar Siregar dari Sipirok. Hampir seluruh pelosok di Tapanuli Selatan dikuasai oleh Tentara Paderi. Perang dimulai dari daerah Mandailing sampai Tapanuli Selatan. Inilah yang merupakan pengembangan Mazhab Hambali di Tapanuli Selatan. Huta Na Godang, Kotanopan, Panyabungan, Angkola, Sipirok, Marancar, habis digilas tentara Paderi. Perkampungan dibakar dibumihanguskan, ternak-ternak dirampok, wanita-wanita dikuasai sesuka hati mereka. Semua Buruk terhadap agama Islam mazhab hambali di Tanah Batak. Lihat, Parlindungan, Pongkinangolngolan...hlm. 77. 33 Tuanku Tambusai menguasai daerah Sungai Barumun, Sungai Kampar, daerah pengaliran Sungai Rokan, Padang Lawas, Pasar Matanggor. Tuangku Tambusai adalah Putra Padanglawas, yang masuk ke Gua Liang Dabuan Ulu, yang tidak diketahui kuburannya. Meskipun ada yang mengatakan bahwa Tuangku Tambusai, Pahlawan dari Riau. Dalam hal ini penulis mengajurkan kepada peneliti, agar mengkaji lebih jelas Sitambok dari Hamongon Harahap, gelar Tuanku Tambusai Putra Padanglawas.
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
57
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
tawanan perang dikumpulkan dan disiksa dengan hukuman berat. Untuk memperkuat tentara, mereka mengumpulkan laki-laki dan dilatih menjadi tentara di Bumit Pamelean Sipirok, di sekitar Kantor Camat Sekarang. Tawanan-tawanan perang dikumpulkan di kawasan Pasar Sangkumpal Bonang yang sekarang. Tempat harem wanita-wanita dibuat di sekitar gereja di pinggir sungai Bantang Ayumi. Kalau orangtua dulu menceritakan sungguh sangat mengerikan sehingga kalau ada suatu huru-hara, sudah terbiasa dengan istilah bonjo-bonjoan atau maronjo bonjo.34 Di antara perang di Tapanuli Selatan yang terkenal adalah perang Roncang Batu di Marancar. Kaum pederi ingin mendirikan negara Islam, yang disebut dengan Darul Islam, yang merupakan perpanjangtanganan gerakan Wahhabi Arab saudi. Dengan demikian awal abad ke-19, di Indonesia dalam menanamkan mazhab sampai-sampai menumpahkan darah. Apapun tak ada hasilnya dari serangan paderi yang berada itu di Tapanuli Selatan, Angkola, Mandailinng hanya ketakutan dan kebencian yang tinggal dalam ingatan penduduk. Beberapa tahun kemudian barulah datang seorang ulama yang berasal dari Natal. Beliau bernama Syekh Abdul Malik, gelar Baleo Natar, yaitu beliau yang datang dari Natar, atau Natal sekarang. Karena orang mulai zaman dahulu orang lebih kenal a dengan sebutan Natar. Ulama inilah yang memantap dasar-dasar agama Islam dengan cara damai, santun, dan penuh wibawa. Beliau sangat disegani dan dihormati oleh penduduk daerah Tapanuli Selatan, dan selalu dintunggu-tunggu masyarakat pengajiannya dari Tanah Natal. Pada hal di tanah Jawa, Islam diajarkan secara damai yang disiarkan oleh Para Sunan. Dengan pendekatan budaya, para sunan mengubah ajaran agama Hindu dan Buddha dengan menggantikannya dengan ajaran Islam. Pewayangan yang menceritakan tentang Brahma dan Wisnu, misalnya, diganti dengan pewayangan yang menceritakan Kanjeng Muhammad saw. Enam Pilar Menejemen Konflik Kependidikan Islam 1. Pemahaman yang Mantap konsep Innamal Mu`minūna Ikhwatun Islam adalah agama yang mengandung ajaran persaudaraan (al-ikhwat). Persaudaraan dalam Islam dibalut dengan persaudaraan iman, lebih erat dari pada 34
Zainal Efendi Hasibuan dan Sutang Tinggi Barani Perkasa Alam, Studi Komprehensif
Adat Budaya Batak Angkola: Menelusuri Jejak Nilai-nilai Luhur Adat Budaya dan Agama di Tanah Batak Angkola dalam Membentuk Generasi Muda Yang Berkarakter dan Beradab, (Padangsidimpuan: Setia Abadi Centre, 2013), hlm. 321.
58
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
persaudaraan tali sedarah. Tidak dibenarkan terjadi pertikaian antara saudara seiman, dan diperintahkan segera mendamaikan bila kelihatan dua bersaudara yang bertikai. Alquran menjelaskan bahwa, sesungguhnya orang Mukmin itu bersaudara.35 Orang Mukmin juga hendaknya berpegang teguh pada tali agama Allah, tidak dibenarkan bercerai berai. Permusuhan antara sesama manusia, itu masih diibaratkan dengan kehidupan Jahiliyah, lalu kedatangan Islam untuk menyatukannya. Itulah nikmat Allah kepada manusia.36 Sesama muslim tidak dibenarkan memutuskan hubungan kekeluargaan.37 Tidak boleh saling membenci, seling mendengki dan saling bermusuhan, serta tidak halal antara sesama Muslim tidak saling menyapa lebih dari tiga hari.38 Orang yang paling baik di antara dua saudara yang berselisih adalah orang yang terlebih dahulu memberikan salam.39 Seorang pemimpin, bila melihat terjadi saling bermusuhan di antara dua saudara, maka hendaknya ia mendamaikannya, agar kembali rukun dan saling hormat-menghormati.40 Hal ini dicontohkan Nabi sebelum ia diangkat menjadi Rasul, terutama pada saat terjadinya pertikaian antara beberapa kabilah, pada saat akan melatakkan hajaral aswad, pada tempat semula, ِ إِمَّنَا الْمؤِمنو َن إِخوةٌ فَأ35 .َخ َويْ ُك ْم َواتم ُقوا اللمهَ لَ َعلم ُك ْم تُْر ََحُو َن َ ْ ََصل ُحوا ب ْ َْ ُ ُْ َ ْي أ
Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujuran [49]: 10). ّ َُٔا َِ ْع ًَت ْ ٕا َٔ ْار ُكش ْ ُّللاِ َج ًِيعبً َٔالَ تَفَ َّشق ّ ٕا ثِ َحج ِْم ْ ًُ ص ّللاِ َعهَ ْي ُك ْى إِ ْر ُكُتُ ْى أَ ْعذَاء فَأ َنَّفَ ثَيٍَْ قُهُٕثِ ُك ْى فَأَصْ جَحْ تُى ِثُِ ْع ًَتِ ِّ إِ ْخ َٕاَبً َٔ ُكُتُ ْى ِ َ َٔا ْعت36 ّ ٍُِّك يُجَي ٌَّٔللاُ نَ ُك ْى آيَبتِ ِّ نَ َعهَّ ُك ْى تَ ْٓتَ ُذ َ ِبس فَأََقَ َز ُكى ِّي َُْٓب َك َزن ِ ََُّعهَ َى َشفَب ُح ْف َش ٍح ِّيٍَ ان Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara. dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran [3]: 103). 37 Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan. (Shahih Muslim No.4636). 38 Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim No.4641). 39 Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak mau menyapa) saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam. (Shahih Muslim No.4643) 40 Wa in thā`ifatāni min al-mu`minīnaqttalū fa`ashlihū baynahumā. (QS. Al-Hujurat [910]).
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
59
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
karena bergeser disebabkan banjir. Setelah hijrah, beliau juga mendamaikan semua kabilah dan agama di kota Madinah, dengan membuat undangundang perdamaian yang disebut dengan Piagam Madinah (Watsīqat al-Madīnat). Sesama bersaudara dalam iman harus memelihara silaturrahmi. Allah melarang memutuskan silaturrahmi. Orang yang memutuskan silaturrahmi, akan mendapatkan siksa di dunia dan akhirat.41 Seorang mukmin dengan mukmin lainnya, seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lainya. 42 Dengan demikian kekuatan umat Islam itu ada pada persatuannya, dan saling menjaga dan memelihara. Kekuatan Islam itu, akan lemah bila sesama Muslim saling menghina, dan memutuskan silaturrahim. 2. Fain Tanāza’tum fi Syay`in Faruddu ilallāh wa Rasul Pilar kedua dalam mengatasi pepecahan di antara umat adalah mengembalikan suatu perkara kepada Alquran dan Hadis. Manusia pada awalnya adalah satu lalu mereka melakukan perselisihan.43 Jika terdapat perbedaan pendapat yang hampir menyulut api perselisihan dan permushan, maka sebaiknya persoalan tersebut dikembalikan kepada Allah dan Rasul. Fa in tanāza’tum fiy syay`in faraddūhu Ilallāh wa ra rasūl in kuntum tu`minūna billāh wa al-yaum alākhir.44 Bila ditelaah kata tanāza’tum, yang terdapat pada ayat di atas, bersal dari tiga huruf, yakni nun, zay,dan ‘ain, naza’a, maknanya ‚mencabut.‛45 Tanāza’tum, 41 42
QS. Muhammad: [22-23); QS. Al-Nisā` [1]. Al-mu`min lilmu`min kalbunyān, yasyuddu ba’dhuhum ba’dhan, (HR. Bukhari dan
Muslim). ْ ُبختَهَف ْ َٕا َٔنَْٕ الَ َكهِ ًَخٌ َعجَق ْ َ َٔ َيب َكبٌَ انَُّبطُ إِالَّ أُ َّيخً َٔا ِح َذحً ف43 ٌَُٕض َي ثَ ْيَُُٓ ْى ِفي ًَب فِي ِّ يَ ْختَهِف َ ِّت ِيٍ َّسث ِ ُك نَق Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisihlm. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu , pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (QS. Yunus [10]: 19). ّ ُٕا ْ ٕا أَ ِطيع ْ ُُ يَب أَيَُّٓب انَّ ِزيٍَ آ َي44 ّ َي ٍء فَ ُشدُُِّٔ إِنَى ْ ّللاَ َٔأَ ِطيع ّللاِ َٔان َّشعُٕ ِل إٌِ ُكُتُ ْى ْ ُٕا ان َّشعُٕ َل َٔأُْٔ نِي األَ ْي ِش ِيُ ُك ْى فَئٌِ تََُب َص ْعتُ ْى فِي ش ّ ِتُ ْؤ ِيٌَُُٕ ث ًك َخ ْي ٌش َٔأَحْ َغٍُ تَأْ ِٔيل َ بّللِ َٔ ْانيَْٕ ِو اآل ِخ ِش َر ِن Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. Al-Nisa’ [4]: 59). Abū al-Husain Ahmad Ibnu Fāris, Mu’jam Maqāyis al-Lughat, (Mesir: Mushthafa al-Bab al-Halabiy wa Syarikah, 1972), Jilid I-IV, hlm. 226-7.. 45
60
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
waznuhu tafā’ala, bermakna saling.46 Dengan demikian bermakna saling membatalkan argumentasi dan menyalahkan. Mengisyaratkan kemungkinan terjadinya perselisihan di antara umat Islam. Jika terjadi yang demikian, maka sebaiknya segera dikembalikan kepada Alquran dan Hadis. Tujuannya adalah, menghindari perselisihan dan kembali kepada kesatuan umat Islam. Jika umat saling berbantah-bantahan, maka niscaya gagallah (kalah) umat Islam, serta hilanglah kekuatannya.47 Persilisihan adalah bisikan setan, yang tidak boleh diikuti.48 Apabila telah dikembalikan kepada Alquran dan Sunnah, masih belum juga ada persamaan lakukan ijma’ dan musyawarah. Musyawarah, berasal dari kita kata, yaitu al-syim-al-waw-al-rā`. Syāwara artinya mengambil pendapat.49 Tasyāwur bermakna berembuk, saling tukar pendapat. Syāwir, mintalah pendapat. Syura, dirembukkan.50 Umat Islam diperintahkan untuk bermusyawarah bila terdapat sebuah persoalan yang membutuhkan mufakat bersama.51 Bermusyawarah dalam suatu urusan, jika telah bulat tekad, bertawakkal kepada Allah.52 Dengan demikian, musyawarah adalah salah satu alat dan cara penting untuk menghadapi konflik antar umat Islam. Keputusan musyawarah menjadi tanggung jawab bersama, semuanya harus ikut serta melaksanakannya. 3. Mengurangi fanatisme: Kullu Hizbin Bimā Ladaihim Farihun Sifat fanatisme, yang dikenal dengan ta’ashshub, menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari manusia. Sama halnya dengan nafsu pada manusia, merupakan komponen yang mesti ada dan sudah ada. Hanya saja bagaimana seseorang ini mngendalikan ta’asshub, menjadi ta’asshub yang baik dan pada koridor itu yang menjadi permasalahan. Dalam Alquran, bahwa terdapat orang-orang yang memecah belah agama mereka sehingga menjadi beberapa golongan, dan setiap golongan merasa bangga dengan ada pada golongan mereka.53 Hal ini memang nyata, bahwa umat Lūis Ma’lūf, al-Munjid fi al-Lughat wa al-A’lam, (Berut: Dār al-Masyriq, 1984), hlm. Wa. Wa athī’ūllāha wa athī’ūrrasūluh wa lā tanāza’ū fatafsyalū wa tadzhaba īihukum. (QS. Al-
46 47
Anfāl [7]: 46). 48 QS. Al-Baqarah [2]: 208). 49 Abū al-Husain Ahmad Ibnu Fāris, Mu’jam...hlm. 226-7. 50 Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Qur’an, (Jakarta: Rajawali Pers, 1994), cet. Ke-1, hlm. 265. 51 QS. Al-Syūrā [42]: 38. 52 QS. Ali Imran [3]: 159. ٌَُٕة ثِ ًَب نَ َذ ْي ِٓ ْى فَ ِشح ٍ ِيٍَ انَّ ِزيٍَ فَ َّشقُٕا ِديَُُٓ ْى َٔكَبَُٕا ِشيَعب ً ُكمُّ ِح ْض53
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
61
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
Islam pada saat sekarang ini sudah banyak ragamnya sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya. Hanya saja sangat disayangkan, masing-masing membanggakan golongannya masing-masing dan menganggap golongannya yang paling benar, dan golongan yang lain salah. Berbangga-bangga dengan apa yang ada pada golongannya. Inilah, penyakit umat Islam terkini, antara sesama partai Islam saling mencela, dan membanggakan partainya, dan setelah partainya tidak cocok, dia pindah ke partai yang dia olok-olokkan, dan mencaci maki partainya sebelumnya. Inilah yang dikatakan ta’asshub yang berlebihan dan perlu dihindari. Karena itu, tidak sepatutnya umat Islam menganggap golongan dan partainya tidak punya salah. Siapa pun orangnya pasti ada salahnya, dan sebaik-baik orang yang salah adalah orang yang mengakui kesalahannya dan mau untuk memperbaikinya. 4. Wa lā tajassasu wa lā yaghtab, lā yaskhar qawmin min qawmin Sering kali antara dua mazhab, atau dua organisasi sesama Islam saling mencela, saling mencaci pada hal Alquran maupun hadis tidak membenarkan perbuatan tersebut. Allah swt. memberikan pelajaran, agar jangan saling mentertawakan satu kelompok tertentu, boleh jadi orang yang dicaci dan ditertawakan itu lebih baik daripsa orang menertawakan. Tidak boleh memanggil dengan gelar yang buruk, orang berbuat demikian tetap digolongankan kepada orang yang zalim.54 Rasulullah saw. juga mengajarkan agar menghindari buruk sangka (su`u al-dhzan), jangan mencari aib orang lain, memata-matai kesalahan orang lain, jangan saling bermusuhan, saling berlomba-lomba untuk kemegahan duniawi.55 Artinya: yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. Al-Rum [30]: 32). يَب أَيَُّٓب انَّ ِزيٍَ آ َيُُٕا َال يَ ْغ َخشْ قَٕ ٌو ِّيٍ قَْٕ ٍو َع َغى أٌَ يَ ُكَُٕٕا َخيْشاً ِّي ُُْٓ ْى َٔ َال َِ َغبء ِّيٍ َِّ َغبء َع َغى أٌَ يَ ُك ٍَّ َخيْشاً ِّي ُْٓ ٍَُّ َٔ َال ت َْه ًِ ُضٔا أََفُ َغ ُك ْى َٔ َال54 ُ ُٕظ ا ِال ْع ُى ْانفُغ ًٌَُٕ ِك ُْ ُى انظَّبن َ ِاْلي ًَب ٌِ َٔ َيٍ نَّ ْى يَتُتْ فَأُْٔ نَئ َ ة ثِ ْئ ِ تََُبثَ ُضٔا ثِ ْبألَ ْنقَب ِ ْ ق ثَ ْع َذ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat [49]: 11). 55
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu
62
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
Uraian di atas menunjukkan, sesama makhluk tidak boleh saling menghina. Perbedaan organisasi, partai, dan aliran tidak boleh saling mencaci, mencela, dan mengkafirkan. Boleh jadi orang yang dicela, dicaci, dikafirkan lebih baik dari pada dikafirkan. Semuanya bebas menafsirkan ajaran agama, bila menurutnya ia telah sampai pada tingkat mufassir. Hanya saja, bila terdapat kesalahan dalam paham orang, kita hanya bisa memberikan pemahaman dan pemikiran, jangan sampai berdebat mati-matian, menimbulkan kekerasan. 5. Keteladanan Para Ulama Terdahulu dalam Mengatasi Perbedaan Paham Termasuk yang sering menjadi permasalahan antar umat Islam, adalah perbedaan paham tentang ibadah-ibadah yang sifatnya cabang (al-furū’). Saling menyalahkan antara satu golongan dengan golongan yang lain, adu mulut bahkan saling menggunjing. Perbedaan bukannya dijadikan rahmat, tapi dijadikan laknat, azab fitnah. Taklid terhadap mazhab, memandang mazhabnya paling benar dan mazhab lain salah. Menyalahkan orang lain yang bermazhab banyak, dan mewajibkan wajib satu mazhab. Memagar mazhab yang diyakininya dengan kawat berduri supaya orang lain tidak bisa masuk. Mempersulit pengikut satu mazhab untuk pindah dan meyakini mazhab yang lain. Meski tidak sesuai dengan Alquran, dan tidak ditemukan dalilnya dalam hadis yang shahih mati-matian dipertahankan, dan dianggap sebuah kebenaran harga mati. Bila terdapat minoritas yang meyakini mazhab terttentu seolah-olah memasuki kandang singa, tidak bisa beradaptasi dan bergaul dengan pihak lain satu golongan atau paham tertentu. Seperti dicontohkan oleh Hasbiy al-Shiddiqhy, bila seseorang yang bermazhab Hanbali tinggal di negeri bermazhab Syafi’iy, samalah seperti kambing yang berkurap, dimusuhi dan dijauhi. Dalam teori mereka akui, segala mazhab itu benar, namun dalam prakteknya mereka salahkan. Mazhab Syafi’iy tidak mau berimam kepada mazhab Hanafiy, atau Muhammadiyah keberatan bila pengurus Nahdatul Ulama menjadi imam di masjid Taqwa, dan sebaliknya. Semunya menjadi kaku dan rigid. Persoalan basmalah, dibaca zahir dan sir pada saat memulai Fatihah menjadi permasalahan, pada hal sama-sama ada dalil dan alasannya. Seakan-akan menyulut api perpecahan di antara umat. Pada ulama terdahulu telah memberi contoh yang sangat mengagumkan, bagaimana mereka bisa saling menghargai dan menghormati dengan orang yang tidak sependapat dengan mereka. Mereka mengeluarkan fatwa bukan memecah belah persatuan umat, akan tetapi sebagai bentuk hasil ijtihad bukti peduli terhadap ajaran agama Islam. saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih Muslim No.4646).
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
63
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
Imam Ahmad misalnya, berpendapat bahwa berbekam (memantik darah) dapat membatalkan wudhu. Suatu saat ditanya tentang mengikuti imam yang shalat sesudah berbekam dengan berwudhu, tidak bolehkan atau tidak? Imam Ahmad56 menjawab, ‚Betapa saya tidak shalat sesudah berbekam dengan tidak berwudhudi belakang Imam Malik dan Sa’id ibnu Musayib,‛ yaitu dua orang imam yang berpendapat tidak batal air sembahyang lantaran berbekam. Abu Hanifah dan ashabnya berpendapat, bahwa keluar darah itu membatalkan wudhu. Pada suatu hari Abu Yusuf seorang sahabat Abu Hanifah melihat Harun al-Rasyid berbekam dan lalu shalat dengan tidak berwudhu, karena Malik memfatwakan bahwa, berbekam itu tidak membatalkan wudhu. Abu Yusuf terus bersambahyang di belakang Harun, tanpa mengulangi lagi sembahyangnya itu. Imam Syafi’iy, 57 pernah meninggalkan qunut pada shalat subuh ketika shalat dengan pengikutpengikut Abu Hanifah di Masjid mereka di Baghdad. Pengikut Hanifah mengatakan, bahwa Imam al-Syahfi’iy ketika itu telah merubah ijtihadnya. AlSyafi;iy sebenarnya tidak merubah pahamnya, beliu hanya ingin menghormati Abu
56
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal Asy Syaibani. Beliau lahir di kota Baghdad pada bulan rabi'ul Awwal tahun 164 H (780 M), pada masa Khalifah Muhammad al Mahdi dari Bani abbasiyyah ke III. Nasab beliau yaitu Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asas bin Idris bin Abdullah bin Hajyan bin Abdullah bin Anas bin Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzahal Tsa'labah bin akabah bin Sha'ab bin Ali bin bakar bin Muhammad bin Wail bin Qasith bin Afshy bin Damy bin Jadlah bin Asad bin Rabi'ah bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan. Jadi beliau serumpun dengan Nabi karena yang menurunkan Nabi adalah Muzhar bin Nizar. Menurut sejarah beliau lebih dikenal dengan Ibnu Hanbal (nisbah bagi kakeknya). Beliau wafat pada 12 Rabi'ul Awwal 241 H (855). Pada hari itu tidak kurang dari 130.000 Muslimin yang hendak menshalatkannya dan 10.000 orang Yahudi dan Nashrani yang masuk Islam. Menurut sejarah belum pernah terjadi jenazah dishalatkan orang sebanyak itu kecuali Ibnu Taimiyah dan Ahmad bin Hanbal. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat atas keduanya. Amin. Lihat! 57 Beliau adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin as-Saib bin ‘Ubaid bin ‘Abdu Yazid bin Hasyim bin Murrah bin al-Muththalib bin ‘Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu`ay bin Ghalib Abu ‘Abdillah al-Qurasyi asy-Syafi’i al-Makki, keluarga dekat Rasulullah SAW dan putera pamannya. Al-Muththalib adalah saudara Hasyim yang merupakan ayah dari ‘Abdul Muththalib, kakek Rasulullah SAW. Jadi, Imam asy-Syafi’i berkumpul (bertemu nasabnya) dengan Rasulullah pada ‘Abdi Manaf bin Qushay, kakek Rasulullah yang ketiga. Para sejarawan sepakat, ia lahir pada tahun 150 HLM. Ada banyak riwayat tentang tempat kelahiran Imam asy-Syafi’i. Yang paling populer adalah bahwa beliau dilahirkan di kota Ghazzah (Ghaza). Manhajnya yang merupakan paduan antara fiqih Ahli Hijaz dan fiqih Ahli Iraq, manhaj yang dimatangkan oleh akal yang menyala, kemampuan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, kejelian dalam linguistik Arab dan sastra-sastranya, kepakaran dalam mengetahui kondisi manusia dan permasalahan-permasalahan mereka serta kekuatan pendapat dan qiyasnya.
64
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
Hanifah dan pengikutnya, dan tidak ingin membuat perselisihan disebabkan perbedaan paham.58 Dengan demikian, imam mazhab sesungguhnya saling menghargai, mereka menghindarkan perpecahan yang menyababkan perselisihan. Perpecahan yang disebabkan berlainan faham, adalah kesalahan besar. Al-Shiddiy menawarkan, untuk mewujdukan saling menghargai antara sesama mazham perlu di baca kitab al-Mughni karya Ibnu Qudhamah, al-Syarh al-Kabir karangan Abu Faral al-Maqdisiy. Membaca kitab-kitab tersebut, akan dapat diketahui dalil-dalil hukum, dalil masing-masing imam dalam masalah yang diperselisihkan, mengetahui ragam faham yang dikeluarkan oleh Imam Mazhab, mengetahui perlunya menghargai perbedaan mazhab.59 6. Pemahaman yang Dalam Makna al-ikhtilāf bayna al-Ummat Rahmat Ikhktilāf bayna al-ummat rahmat, perbedaan di antara umat adalah rahmat. Jika dimaknai kata-kata rahmat mengandung makna yang dalam. Menurut al-Raghib al-Ishfahaniy rahmat adalah riqqatun taqtadi al-ihsan ilā al-marhūm wa qad tusta’malu taratan fī al-riqqat al-mujarradat wa taratan fī al-ihsān al-mujarradat ‘an al-riqqat, nahwa rahimallāh fulān.60 Maknanya, suatu sikap yang halus dan lembut yang mengharuskan berbuat baik kepada orang yang dikasihi dan terkadang digunakan pula pada sikap lembut yang tulus dan terkadang digunakan pula pada sikap berbuat baik yang tidak mengandung unsur kepentingan apapun, sebagaimana Allah telah berbuat kasih sayang terhadap seseorang. Dalam Alquran kata rahmat dalam berbagai bentuk katanya diungkapkan sebanyak 339 kali, 61 di antaranya terdapat pada surat al-Fatihah, al-rahmān al-rahīm. Dalam Tafsir al-Maraghiy, dijelaskan bahwa kata rahmān dan rahīm, berasal dari kata rahmat, yang mengandung arti sesuatu yang bersemayam dalam hati yang merefleksikan kebaikan kepada sahabatnya secara merata, dan bagi orang yang memiliki sifat tersebut akan memancarkan bekasan kebaikan, sedangkan kata rahīm menunjukkan kepada tempat timbulnya kasih sayang. Kedua sifat tersebut merupakan sifat yang permanen.62 Sifat rahmān lebih luas maknanya daripada sifat rahīm, sifat rahmān menunjukkan sifat kasih sayang Muhammad Hasbi al-Shiddqiy, Pengantar Hukum Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), cet. Ke-1, hlm. 544-545. 59 Ibid., hlm. 546. 60 Imām al-Raghib al-Ashfahāniy, Mu’jam Mufradat Alfāz al-Qur`ān, (Beirut: Dār al-Fikr, t.t.), hlm. 196. 61 Muhammad Fu`ad `Abd al-Baqiy, Mu’jam al-Mufahras li Al-fāz al-Qur`ān, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), hlm. 304-309. 62 Mushtafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid I, (Beirut: Dār al-Fikr, t.t) hlm. 28. 58
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
65
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
terhadap semua manusia dan makhluk Tuhan yang lainnya di dunia dan akhirat dan berlaku baik bagi orang yang taat kepada Allah, maupun kepada yang durhaka kepada-Nya, sedangkan sifat rahīm hanya berlaku kepada orang-orang yang baik di akhirat nanti.63 Penutup Dari uraian di atas, dapat diambil natījat, bahwa orang yang betul memahami makna al-ikhtilāf bayna al-ummat rahmat, tidak akan mau menyakiti saudara seiman. Sekiranya ada perbedaan paham, ia hanya mengemukakan pendapatnya secara rasional, disertai dalil naqli dan dalil ‘aqli. Bila pendapatnya, masih tidak diterima, sifat kasih sayangnya terhadap sesama saudara seiman tetap dijalankan. Bila sifat sesama seiman tidak bisa, paling tidak menjalani sifat kasih sayangnya terhadap sesama makhluk Allah. Karena makna rahman, sebagaimana diungkapkan di atas, adalah kasih sayang terhadap semua makhluk Allah di muka bumi, baik kepada sesama Muslim maupun yang berbada agama, bahkan terhadap makhluk hidup. Konsep-konsep yang seperti ini, juga amat penting diterapkan dalam manajemen pendidikan Islam, terutama dalam menyelesaikan pertikaian pendapat antara orang-orang berkepentingan dalam lembaga pendidikan Islam.
Referensi Al-Ashfahāniy, Imām al-Raghib, Mu’jam Mufradat Alfāz Alquran, Beirut: Dār al-Fikr, t.t. Al-Baqiy, Muhammad Fu`ad `Abd, Mu’jam al-Mufahras li Al-fāz Alquran, Beirut: Dar al-Fikr, t.t. Al-Fāris, Abū al-Husain Ahmad Ibnu, Mu’jam Maqāyis al-Lughat, Mesir: Mushthafa al-Bab al-Halabiy wa Syarikah, 1972. Al-Maraghi, Mushtafa, Tafsir al-Maraghi, jilid I, Beirut: Dār al-Fikr, t.th.. Al-Shiddiqiy, Muhammad Hasbi, Pengantar Hukum Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997 Al-Syarastaniy, Abu al-Fath hammad bin Abd al-Karim bin Abu Bakr Ahmad, alMilal wa al-Nihal, Mesir: Musthafa al-Bab al-Halabi wa Auladuh, 1387 H. Abi al-Fida Isma’il Ibn Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid I, (Makkah al-Mukarramah: alMaktabah al-Tijāriyah, 1986), cet. Ke1, hlm. 21. 63
66
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
Amelz, H.O.S. Tjokroaminoto, Hidup dan Perjuangannya I, Jakarta: BulanBintang, 1952. Atceh, Abu Bakar et al, Sejarah Hidup KH A. Wahid Hasyim dan Karangan Tersiar, Jakarta : Panitia Buku Peringatan al-Marhum KH. Wahid Hasyim, 1957. Azra, Azyumardi, Surau: Pendidikan Islam Tradisonal dalam Transisi dan Modernisasi, Jakarta: Logis Wacana Ilmu, 2003. Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengahdan Kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII, Bandung: Mizan, 1994. Delier Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3S, 1985. Hasibuan, Zainal Efendi, dan Sutang Tinggi Barani Perkasa Alam, Studi
Komprehensif Adat Budaya Batak Angkola: Menelusuri Jejak Nilai-nilai Luhur Adat Budaya dan Agama di Tanah Batak Angkola dalam Membentuk Generasi Muda Yang Berkarakter dan Beradab, Padangsidimpuan: Setia Abadi Centre, 2013. K., Philip Hitti, History of The Arabs, London: The M cmilllan Press Ltd., 1970. Katsir, Abi al-Fida Isma’il Ibn, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid I, Makkah al-Mukarramah: alMaktabah al-Tijāriyah, 1986. Kooniz, Harol and Cyril O'Donnel, Principles of Management an Analysis of Managerial Functions, New York: MC. Graw Hill Book Company Inc, 1959. Latif, A. Usman, Ringkasan Sejarah Islam, Jakarta: Widjaya, 1974. Ma’lūf, Lūis, al-Munjid fi al-Lughat wa al-A’lam, (Berut: Dār al-Masyriq, 1984 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1968. Maksum, Saefullah, (ed) KH. Wahab Hasbullah, Perintis. Pendiri dan Pergerak NU, Jakarta: Panitia Penulis Buku Sejarah KH. Wahab Hasbullah, 1999. Mangaradja Onggang Parlindungan, Pongkinangolngolan Sinambela Gelar Tuanku
Rao: Teror Agama Islam Mzhab Hambali di Tanah Batak 1816-1833, Jakarta: Tanjung Pengharapan, 1964. Massie, Joseph L., dkk., Managing, A Contemporary Introduction, New Delhi: Prentice Hall of India Privte Limited, 1975. Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia, 2001. Peringatan 40 tahun Muhammadiyah, Jakarta: Panitia Peringatan 40 Tahun Muhammadiyah, 1952.
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan
67
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
Stephen P., Prilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, diterjemahkan dari Organizational Behaviour, Terj. Hadyana Pujatmaka, Jakarta: Prenhallindo, 1996. Salim, Abdul Muin, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Qur’an, Jakarta: Rajawali Pers, 1994. Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam, Ciputat: Quantum Teaching, 2005. Smith, W.C., Islam in Modern History, N.J.: Prfinceton, 1957. Steenbrink, Karel A., Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, Jakarta, 1984. Syaukani, Imam, Kekerasan terhadap Kelompok Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia (IJABI) di Jawa Timur, dalam Direkatori Kasus-kasus Aliran, Pemikiran, Paham, dan Gerakan Keagamaan di Indonesia, Wakhid Sugiyarto (ed.), Maloho Jaya Abadi Press, Jakarta, 2010. Robins,
68
Pemimpin Sebagai Pemersatu Umat................Zainal Efendi Hasibuan