167.06
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin Diterbitkan oleh: Badan Pelayanan Nasional - Pembaharuan Karismatik Katolik - Indonesia
untuk kalangan sendiri Judul asli: Spiritual Leadership & Working Together as Leader Cetakan Pertama, Maret 2006 Nihil obstat: Jakarta, 2 November 2005 RD. Stefanus Maria Sumardiyo Adipranoto Pr. Imprimatur: Bogor, 19 Desember 2005 + Cosmas Michael Angkur OFM Uskup Bogor Episcopal Advisor BPN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Setiap kutipan ke dalam buku lain harus dengan ijin tertulis dari Badan Pelayanan Nasional - Pembaharuan Karismatik Katolik - Indonesia. Rancang Sampul: Andreas Ambar Purwanto Ilustrasi: Hermano Leon Setting: Andreas Ambar Purwanto Seri Buku Pegangan Badan Pelayanan Nasional - Pembaharuan Karismatik Katolik - Indonesia: 1. Seminar Hidup Baru Dalam Roh 2. Seminar Pertumbuhan Rohani 3. Dasar Kedewasaan Kristen 4. Prinsip-prinsip Pemuridan 5. Kepemimpinan Rohani Dan Bekerja Sama Sebagai Pemimpin
2
Pandangan Tambahan
berlalu, anda tidak dapat mengatasi persoalan X atau Y atau Z; dan anda sendiri pernah berkata bahwa anda merasa tidak terpanggil untuk melakukan hal tersebut.” Jangan berkata: “Kami pikir anda seharusnya menjadi bendahara dari kelompok karena anda mempunyai karunia dalam bidang keuangan”. Karena mungkin saat ini orang tersebut tidak cocok tapi di lain waktu ternyata cocok, untuk kedudukan tersebut. Bila kita tidak bicara sesungguhnya, maka kita akan mengundang kesulitan di kemudian hari, dan kita juga menghindarkan orang tersebut memperoleh kesembuhan dalam bidang tertentu dari kehidupannya. (Bert Ghezzi: Developing leaders tim for prayer group, Charismatic Renewal Cassettes A.1124). Dari pengalaman yang diperoleh dikatakan juga bahwa wanita yang menikah, melayani dengan baik sebagai anggota tim pemimpin bila suami mereka juga menjadi anggota tim. Secara umum atau lazim, para isteri, tidak perduli betapa baik kemampuan mereka lebih baik tidak duduk dalam tim pemimpin, bila suami mereka bukan seorang pemimpin. (Bert Ghezzi: Build with the Lord, hal .42). Pertanyaan Diskusi: 1. Tipe pemimpin kelompok macam apa yang kita butuhkan untuk memenuhi kebutuhan kelompok? Tipe pemimpin yang bagaimana yang dibutuhkan kelompok ini? 2. Apakah kita sudah harus mengatasi pendekatan yang salah dalam memilihpemimpin? Pendekatan yang salah yang mana yang telah memberi tekanan pada kita di masa lalu? 3. Cara apa yang memadai dalam menanamkan pendekatan yang tepat dalam memilih pemimpin? 4. Apakah perkembangan kelompok kita sudah menyebabkan kebutuhan mengubah kepemimpinan? 5. Bagaimana cara membina suatu fleksibilitas dalam menyeleksi pemimpin? 55
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Kunci untuk mendapatkan seorang untuk menjadi pemimpin yang efektif adalah melihat orang yang mau bersama memikul beban dengan yang lain, orang yang dapat berubah pandangan dan keputusan orang lain, orang yang diteladani orang lain. Kepemimpinan macam ini tergantung dari memiliki berbagai karunia tertentu, karunia yang mungkin berupa bakat-bakat alamiah, dapat juga karunia-karunia Roh. Ada beberapa orang yang memang dilahirkan sebagai pemimpin, yang lain karena hidup suci atau mempunyai pekerjaan khusus dari Allah dalam diri mereka, yang mempunyai kekuasaan spiritual. Sering kedua faktor ini bergabung menjadi satu (Steve Clark: Building Christian Community, hal. 137). Melakukan pengangkatan pertama tim pemimpin yang sementara dan yang akan dinilai menciptakan fleksibilitas yang sehat, misalnya suatu kelompok doa menambah anggota baru dalam kelompok intinya untuk masa setahun. Selama tenggang waktu itu, pemimpin-pemimpin yang lain bersama anggota kelompok menilai dan menentukan apakah anggota yang baru diangkat itu mampu melakukan pelayanannya dengan baik. Pada akhir tahun suatu keputusan diambil mengenai apakah orang tersebut dapat terus sebagai anggota tim atau kelompok inti yang ditugaskan kepada yang lain (Bert Ghezzi: Build with the Lord, hal. 45). Dalam menentukan pilihan juga sangat dianjurkan untuk berdoa bersama sehingga bimbingan Allah melalui Roh Kudus juga berperan. Bila kita meninjau suatu keadaan di mana seorang pemimpin perlu diganti, saya kira akan mengundang kesulitan untuk mengambil alasan yang bukan merupakan alasan yang sesungguhnya untuk penggantian tersebut. Bila dianggap seseorang tidak dapat menjadi pemimpin atau koordinator karena tidak memiliki karunia untuk itu, atau ia mempunyai kesulitan yang harus diselesaikan, jalan yang terbaik adalah bicara terus terang dan mengemukakan alasan-alasan yang sesungguhnya; misalnya: “saya pikir anda tidak dapat duduk dalam tim atau sebagai koordinator lagi karena setelah setahun 54
Daftar Isi Pengantar
5
A. Kepemimpinan Rohani I. Unsur-unsur Pokok dalam Membangun Persekutuan Doa
7
II. Persaudaraan Kristiani
14
III. Apa “Kepemimpinan Spiritual” Itu?
18
IV. Pemimpin Harus Bertumbuh Secara Spiritual
22
B. Bekerja Sama sebagai Pemimpin Bekerja Sama Sebagai Pemimpin
27
I. Pedoman Kerja Sama bagi Kelompok Inti Pembaharuan Karismatik
29
II. Tertib Hidup Seorang Pemimpin
40
III. Bagaimana Bekerja Sama dengan Lebih Efektif?
47
IV. Memilih Pemimpin dalam Kelompok
52
Pandangan Tambahan
53
3
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Pandangan Tambahan Suatu tim pemimpin (kelompok inti) bahwa bermacam-macam karunia tersedia dalam kelompok; suatu tim juga merupakan perlindungan terhadap bahaya dominasi dari satu orang saja. Pengalaman dalam Pembaharuan Karismatik membuktikan bahwa pemimpin-pemimpin yang kuat, yang tidak saling membagi dalam tanggung-jawab dan kekuasaan dengan pemimpin yang lain, condong atau cenderung membuat kesalahan-kesalahan dan mengalami kesulitan-kesulitan pribadi. Orang yang memang dilahirkan sebagai pemimpin memang sering mempunyai pembawaan atau bakat dengan semangat berdiri sendiri dan sangat kuat dalam mempertahankan pendiriannya yang mana harus dipecahkan melalui sikap tunduk terhadap saudara-saudara yang lain. Jika tidak ia cenderung secara keliru menganggap kehendaknya sebagai kehendak Allah, dan akan berusaha memaksakan hal tersebut atas kelompok doa (Bert Ghezzi: Build with the Lord, hal. 30). Tim melindungi pemimpin yang kuat dari akibat-akibat kecenderungannya untuk mendominasi, dan ini melindungi kelompok dari masalah kepemimpinan tunggal. Ada 4 (empat) macam pertanyaan yang khususnya perlu ditanyakan anggota kelompok doa mengenai pribadi-pribadi yang sedang dipertimbangkan sebagai calon koordinator: 1. Apakah seorang menjalin kehidupan pribadi dan relasinya secara baik? 2. Apakah ia bebas dari kesulitan-kesulitan psikologis dan emosional? 3. Apakah ia memiliki karunia yang memadai? 4. Apakah pemimpin yang diharapkan itu sepenuhnya melibatkan diri dalam kelompok? (Bert Ghezzi: Build with the Lord, hal. 39). 4
53
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
B. Kita juga harus membina suatu fleksibilitas dalam cara penentuan pimpinan misalnya membuat suatu ketentuan sementara sebelum membuat suatu keputusan yang pasti. C. Kita tidak seyogyanya menaruh perhatian pada status atau kedudukan kita sebagai pemimpin tapi memfokuskan diri atau memusatkan perhatian pada pelayanan yang Tuhan kehendaki dari kita sebagaimana dikatakan dalam: Matius 20:25-28.
Kata Pengantar Setelah bertahun-tahun Pembaharuan Katolik di Indonesia mengadakan pembinaan dan pengajaran dari berbagai sumber maka kita mempunyai buku pegangan yang sudah tidak asing lagi. Sekarang buku Kepemimpinan Rohani Dan Bekerja Sama Sebagai Pemimpin ini sudah resmi menjadi buku yang diakui. Semoga bahan ini dapat bermanfaat dan dipergunakan untuk membina dan melatih peserta segenap warga karismatik Katolik di keuskupan dan paroki kita masing-masing. Selamat berkarya, selamat melayani. Tuhan memberkati kita semua. Jakarta, 10 Februari 2006
Joseph Tedjaindra Koordinator
52
Antonius Gunardi, MSF Co-Moderator
5
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Memilih Pemimpin dalam Kelompok
meminta imam atau suster yang sama sekali tidak mempunyai waktu sehingga tidak mengetahui perkembangan kelompok, ini bukan cara yang baik; tapi kita bisa minta nasehat atau bantuan dan bukan membebani dengan tanggung-jawab atas kelompok secara keseluruhan di mana mereka sama sekali tidak terlibat di dalamnya. 3. Mereka yang kehidupan pribadinya baik; yang lebih matang dan stabil;yang menjalin hubungan yang baik dalam keluarga maupun dengan masyarakat (I Tim 3:1-7: sebagai pedoman) Dua kategori yang perlu diperhatikan secara khusus: a. Orang muda: senantiasa masih harus membuat keputusan dasar mengenai karier, pandangan hidupnya, masa depan; sehingga lebih mudah menjadi tidak stabil, bukan berarti orang muda tidak bisa menjadi pemimpin yang baik, sering dapat menjadi pemimpin yang baik; tapi harus berada dalam hubungan atau bimbingan pribadi dari seorang yang lebih tua atau matang, dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lebih tua atau matang. b. Orang-orang yang mempunyai kesulitan emosional dan psikologis. Problem demikian juga sering timbul dalam bidang super-spiritualisme: tidak menghadapi persoalan manusiawi atau biasa dengan cara manusiawi atau biasa, misalnya: “Tuhan menginginkan saya berhenti bekerja dan hanya hidup berdasarkan iman saja”: dengan mengatakan ini orang tersebut kemungkinan berlindung dari suatu hal yang tidak mau dihadapinya. Tipe semacam ini sebaiknya jangan dipilih sebagai pemimpin karena ia akan banyak membawa kesulitan-kesulitan yang serius bagi kelompok karismatik, seperti pula yang pernah dialami oleh banyak kelompok doa yang ada. III. Membuat perubahan dalam kepemimpinan: A. Beberapa alasan pimpinan perlu diubah: 6
51
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
pekerjaannya, lihat pembedaan roh dalam tubuh sebagai keseluruhan. Dengan berbagai karunia kita menjadi satu kesatuan atau satu tubuh dengan Kristus sebagai Kepala. Memberi tugas pada seseorang sesuai dengan karunia yang dimiliki. (Efesus 4:7, 11-13, 15-16): “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Dan Ia-lah yang memberikan baik rasul-rasul, nabinabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala, pengajarpengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan pertumbuhan Kristus, ……… tetapi dengan teguh berpegang pada kebenaran di dalam kasih. Kita bertumbuh dalam segala hal kearah Dia, Kristus, yang adalah kepala. Dari padaNya-lah seluruh tubuh, yang rapi tersusun diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. 1. Sering pula ditemukan dalam suatu kelompok: “saya atau dia memiliki karunia apa? Tugas apa yang sesuai? Dalam hal ini yang penting adalah bukan karunia apa yang dimiliki, tetapi terutama menyerahkan diri di hadapan Tuhan dan kesungguhan dalam melayani maka akan tampaklah karunia apa yang Tuhan berikan atau kelebihan-kelebihan akan tampil atau menonjol. 2. Mereka yang mau saling membagi commitment atau keputusan bersama dalam kelompok, seperti hal dalam satu keluarga juga ada commitment bersama. - Sebaiknya bukan seorang “ahli dari luar”, yang tidak terlibat dalam kelompok. - Juga bukan seorang imam atau suster yang tidak terlibat dalam kelompok. Misalnya suatu kelompok 50
I. Unsur-unsur Pokok dalam Membangun Persekutuan Doa Pendahuluan Persekutuan-persekutuan doa ini di dalam Pembaharuan Karismatik dapat memberikan sumbangan besar bagi kehidupan gereja. Seberapa jauh persekutuan-persekutuan doa kita dapat melaksanakan apa yang dikehendaki Allah banyak bergantung kepada seberapa baik para pemimpin membangun dan mengembangkannya. Allah yang menghimpun orang-orang tertentu untuk bersekutu dalam doa adalah suatu anugerah Allah. Ada berbagai macam persekutuan doa. Tuhan sendiri yang menentukan menjadi apa sebenarnya tiap-tiap persekutuan doa itu. Supaya persekutuan doa dapat menjadi persekutuan yang sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan, maka para pemimpinnya harus belajar mendengarkan Dia dan mengikuti dengan taat semua bimbingannya; tak ada sesuatupun yang dapat menggantikan sabdaNya. Para pemimpin yang berpengalaman dalam Pembaharuan Karismatik telah menghimpun suatu berkas pengajaran praktis mengenai bagaimana mengembangkan struktur persekutuan doa, yang dapat menolong kita menanggapi Tuhan tanpa mengambil alih inisiatifNya. Roh Kudus bertiup ke mana Dia kehendaki, namun kita dapat belajar membentuk persekutuan doa kita, sehingga kita dilengkapi dan dipersiapkan untuk mengikutiNya, ibarat sebuah perahu layar yang siap menerima hembusan angin. Pengajaran ini memberikan pengarahan mengenai bagaimana para pemimpin dapat mencari dan mengikuti bimbingan Tuhan bagi persekutuannya. Tiga unsur pokok dan pengembangannya akan dibahas di sini: 1. Pertemuan doa 2. Bagaimana menolong orang menerima hidup baru? 3. Tim pemimpin 7
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Outline I. Bagaimana Tuhan membimbing persekutuan doa kita? Setiap persekutuan doa harus menentukan sendiri bagaimana Tuhan membimbingnya. 1. Macam persekutuan apa yang dikehendaki? • Persekutuan doa kecil: biasa diselenggarakan di rumah-rumah, diikuti beberapa orang. • Pusat pembaharuan regional: persekutuan doa yang melayani suatu wilayah tertentu, seperti paroki dan sekitarnya. • Awal dari persekutuan hidup kristiani (incipient community). • Persekutuan hidup Kristiani (community). 2. Bagaimana hubungannya dengan struktur gereja: apakah khusus Katolik, ataukah ekumenis? 3. Menjadi apa seharusnya persekutuan kita” akan menentukan pola hidup yang perlu dimiliki persekutuan: struktur organisasinya, pengajarannya, kepemimpinannya, komitmennya, dan sebagainya. II. Kebutuhan akan Keterampilan Pastoral (Kebijaksanaan Pastoral) Yang sangat dibutuhkan oleh persekutuan maupun para pemimpinnya adalah kebijaksanaan pastoral. Rasul Paulus dengan sangat baik menggambarkannya dalam I Korintus 3:10-13. “Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahlah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.” 8
Memilih Pemimpin dalam Kelompok
I. Beberapa macam tipe kepemimpinan: A. Macam kepemimpinan yang dimaksud dalam bagan ini ialah sebagai “kepala” yakni pemimpin dengan tanggungjawab atas keseluruhan kelompok. B. Beberapa macam kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan macam-macam kelompok: 1. Kelompok kecil; kelompok permulaan; misalnya kelompok doa perusahaan: di mana sebagai tuan rumah mengundang untuk bersekutu dalam doa. 2. Tim pelayanan yang tak resmi, siapapun yang berminat boleh datang, misalnya dalam suatu kelompok yang lebih besar lalu bersama-sama merundingkan apa yang akan dilakukan dalam saling melayani atau memberi. 3. Kelompok pemimpin (kelompok inti) yang diakui oleh seluruh kelompok, yang bertanggung jawab atas perkembangan dan mengendalikan kelompok doa, kelompok ini harus mempunyai hubungan yang baik dengan anggota keseluruhan; dalam penekanan “melayani”. II. Memilih pemimpin yang baik dan benar: A. Pendekatan yang salah dalam memilih pemimpin: 1. Secara politik: misalnya memilih orang yang mempunyai kedudukan atau pangkat tertentu. 2. Menjadikan seseorang sebagai koordinator, sebagai imbalan atas pelayanan yang diberikan dengan setia atau penuh dedikasi, bukan karena ia memiliki karunia memimpin tapi sebagai “imbalan”. 3. Menjadikan seorang sebagai pemimpin karena takut ia tersinggung, atau menjadi penghalang kalau ia tidak dapat dimasukkan atau termasuk dalam kelompok inti. B. Pendekatan yang betul atau baik adalah memilih yang diinginkan Tuhan, dengan menggunakan kriteria yang betul. Yakni yang memiliki karunia, lihat buah dari 49
Unsur-unsur Pokok dalam Membangun Persekutuan Doa
IV. Memilih Pemimpin dalam Kelompok Siapa yang akan menjadi pemimpin umum (koordinator umum) dalam kelompok? Pertanyaan ini selalu menimbulkan salah satu yang paling sulit dan peka bagi setiap kelompok. Bila kita mulai dari proses pemilihan bagi mereka yang akan menjadi pemimpin, maka seringkali timbul pertanyaan yang peka, misalnya: - Apa yang akan dipikirkan orang lain bila kita disingkirkan atau keluarkan dari kelompok pemimpin? - Perlukah kita minta imam ikut sebagai pimpinan dalam kelompok karena ia seorang imam? Atau orang ini sudah bertahun-tahun duduk dalam kelompok pimpinan, bagaimana mungkin bagi kami untuk mengeluarkannya dari tim (kelompok pimpinan atau kelompok inti)? Kriteria untuk memilih pimpinan yang dikehendaki Allah dalam kedudukan sebagai pimpinan dari keseluruhan (koordinator). Juga penjelasan tentang pendekatan “yang salah dan keliru” dalam pemeliharaan pemimpin-pemimpin (kelompok inti), sehingga menimbulkan masalah dalam banyak kelompok doa. Demikian pula harus diperhatikan secara khusus pada 2 kategori dari orang yang bercita-cita menjadi pemimpin (kedudukan sebagai pemimpin). Yaitu orang muda, dan orang yang mempunyai problema emosi dan psikologis. Setelah melihat halhal tersebut maka bagaimana caranya untuk mengadakan perubahan, juga akan dibahas dalam bab ini. Semoga pembicaraan ini merupakan suatu kesempatan untuk kembali pada approach atau pendekatan yang tepat dalam memilih, dengan unsur-unsur yang sangat menolong dalam menganalisa tipe-tipe pemimpin yang cocok untuk kelompok doa. Sehingga berbagai macam keluhan antara lain: “inilah yang selalu saya rasakan, tapi saya takut untuk mangatakan “dapat diatasi””.
48
Kepemimpinan pastoral pertama-tama adalah ketrampilan pastoral. Hal ini mengandung dua segi atau sifat: 1. Leading (menuntun) Berada di depan, menunjukkan jalan, tahu rencana Tuhan, tahu tujuannya. Seperti gembala yang berjalan di depan kawanan dombanya. 2. Pastoring (menggembalakan) Melayani, mengumpulkan dan mempersatukan, memenuhi (memelihara) kebutuhan seluruh kelompok, seperti gembala yang ada di tengah-tengah kawanan dombanya. Kedua sifat ini dibutuhkan, dan hal itu merupakan karunia Roh. Kita perlu berdoa dan mohon agar Tuhan menganugerahkannya atas persekutuan doa kita. Umat Allah adalah ladang Allah, bangunan Allah dan para pemimpin adalah alat dan kawan sekerja Allah. Kita membutuhkan kebijaksanaan Allah untuk mengetahui bangunan apa yang dikehendakiNya dan mohon ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan membangun itu. Dalam Keluaran 31:1-11 dapat direnungkan bagaimana Allah melengkapi pekerja-pekerjaNya dengan ketrampilan yang dibutuhkan. Karena itu kita perlu mengharapkan anugerah ini dan menghormati mereka yang menerimanya. III. Unsur-unsur Pokok yang Menentukan Hakikat dan Kedalaman Hidup Kristiani dari Persekutuan Doa A. Pertemuan Doa ”Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau pernyataan Allah, atau karunia bahasa Roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa Roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun …” (I Korintus 14:26-33). 9
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Pertemuan doa kita perlu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Keterbukaan Seperti yang dinasehatkan Rasul Paulus, setiap orang dalam pertemuan diajak dan didorong untuk ikut mengambil bagian. Hal ini sangat penting, sehingga perlu sering diberikan bimbingan kepada umat mengenai hal ini: bahwa mereka diharapkan ikut ambil bagian; diberitahu bagaimana caranya berpartisipasi; menyadari bahwa persekutuan doa merupakan satu “tubuh”, sehingga merekapun “diurapi” Roh (bukan hanya pimpinannya saja). Pimpinan doa perlu sekali menyadari fungsinya dalam pertemuan doa: menolong semua berdoa seperti satu tubuh, membimbing kepada Tuhan, mendorong tumbuhnya karunia-karunia dalam diri umat. Perlu diingat pemimpin doa untuk tidak mendominasi dan memonopoli pertemuan dan pusatkan perhatian kepada Tuhan dan bukan kepada pelayanannya. 2. Bebas. Bebas dari masalah pribadi, bebas dari hambatan untuk berdoa, yang penting adalah pujian kepada Tuhan perlu memenuhi pertemuan, karena suasana pujian membawa orang kepada Tuhan, memberi kesediaan mendengarkan Dia. Kita tetap memujiNya, baik dalam keadaan senang atau tidak. 3. Ketertiban. Ketertiban perlu, karena mempersatukan umat, memberi kesempatan kepada Tuhan untuk bersabda secara langsung. Pemimpin doa perlu memperhatikan ciri ini, jangan membiarkan segala sesuatu terjadi, yang dapat mengalihkan perhatian umat dari Tuhan. 4. Komitmen atau dedikasi. Persekutuan tidak atau sulit berkembang kalau anggotaanggotanya tidak memiliki komitmen untuk setia pada kelompoknya. Bagaimana Tuhan dapat membangun sesuatu kalau bahan bangunannya tidak mau diam, sehingga tidak dapat dibentuk bersama sebagai kesatuan?
10
Bagaimana Bekerja Sama dengan Lebih Efektif?
mana Roh Kudus sedang bekerja dan ikutilah gerakan yang sudah ditemukan itu. 3. Dengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada persekutuan secara keseluruhan. Selama beberapa waktu tertentu, bagaimana Tuhan bicara dalam pertemuan doa umum, atau di dalam masingmasing bagian dari seluruh persekutuan doa. 4. Kadang-kadang ada pengarahan dari Tuhan mengenai sesuatu yang belum sempat diperhatikan anggota persekutuan. Pertanyaan untuk Kelompok 1. Kami merupakan jenis kelompok atau persekutuan doa macam apa, dan cara pendekatan pemeliharaan pastoral manakah yang paling berguna bagi kami? 2. Bagaimana jalannya pemeliharaan pastoral di dalam persekutuan kami? 3. Bagaimana kami bisa lebih memanfaatkan metode musyawarah dalam kelompok inti dan di dalam kelompokkelompok pelayanan yang lain? 4. Apakah tugas para pemimpin diatur dengan cukup baik sehingga kebutuhan para anggota persekutuan terpenuhi? 5. Apakah ada sesuatu hal di dalam kehidupan persekutuan kami yang memerlukan diambilnya tindakan oleh orang yang bertanggung-jawab selama jangka waktu tertentu sampai masalah yang bersangkutan dapat diatasi? Siapa yang akan bertanggung-jawab? 6. Apakah para pemimpin mengalami hubungan pribadi yang cukup memuaskan dengan anggota persekutuan? 7. Bagaimana dengan menerima bimbingan Tuhan? Apakah kami harus lebih banyak berdoa sebagai kelompok untuk menerima bimbingan Tuhan? Ataukah kami harus lebih banyak berunding bersama dengan tujuan untuk mencapai pengetahuan dan pengertian yang lebih mendalam?
47
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
III. Bertindak supaya ada kemajuan. A. Tanggung jawab perlu dibagikan kepada anggota kelompok yang dapat menerimanya, dan ketekunan mereka perlu diselidiki secara berkala. Kadang-kadang rencana jangka waktu panjang perlu dibuat. Perlu adanya pemimpin umum yang dapat mengawasi kemajuan secara keseluruhan. B. Perlu adanya orang yang berani bertanggung jawab mengenai suatu bidang kegiatan yang terus mengolah bidang tersebut sampai kegiatan berjalan dengan lancar. Ini berarti tidak mengangkat tangan kalau ada kesulitan melainkan bekerja dengan tekun dan mencari sarana yang paling baik. C. Biasanya sulit untuk mempertahankan hubungan pribadi dengan anggota persekutuan kalau tidak usaha terus menerus. Beberapa usul: berjanjilah untuk menyapa dan berbicara dengan beberapa anggota tertentu secara berkala. Seorang pemimpin sebaiknya bertanggungjawab untuk menghubungi sebagian tertentu dari seluruh anggota persekutuan. Kalau anggota mulai jarang hadir, cari alasannya dengan berbicara kepada mereka. IV. Menerima bimbingan Tuhan sebagai kelompok Kita harus tahu Tuhan hendak membimbing kita kemana. Kita harus mengharapkan bahwa Tuhan pasti memberikan bimbinganNya kepada kita. A. Kita dibimbing Tuhan melalui kebijaksanaan dan pengetahuan dan pengertian. Bimbingan Tuhan tidak hanya berarti mendoakan sesuatu, tetapi juga berunding bersama mengenai sesuatu dan berusaha mengerti arah yang benar. Kis 6:1-5; 15:1-2. B. Kita dibimbing Tuhan dengan diberi pimpinan Roh Kudus. 1. Pimpinan tersebut dapat merupakan suatu pandangan yang luas tentang tentang apa yang ingin diselenggarakan Tuhan. 2. Ikutilah apa yang sedang dikerjakan oleh Tuhan dalam kelompok atau persekutuan. Selidikilah di 46
Unsur-unsur Pokok dalam Membangun Persekutuan Doa
5. Kriterium atau patokan. Selain komitmen, maka kasih dan pelayanan perlu menjadi ciri persekutuan doa. Umat perlu disadarkan, bahwa ketiga hal ini akan memperdalam relasi mereka satu dengan lainnya, saling membangun untuk bersamasama tumbuh dalam iman, harapan dan kasih. 6. Nilai suatu pertemuan kedua bagi anggota-anggota yang committed. Bagi mereka yang mengikuti dengan setia dan tekun, dan membutuhkan “makanan” untuk memenuhi komitmen mereka, perlu adanya suatu pertemuan sendiri. B. Bagaimana Membawa Orang Kepada Hidup dalam Roh? · Seminar Hidup Baru dalam Roh telah banyak berhasil di mana-mana. · Buah-buah dalam hidup umat akan lebih baik bilamana kita bertambah dalam kebijaksanaan membimbing mereka. · Sangat penting untuk memberi pengajaran kepada umat sebelum mendoakan mereka. · Penting untuk membawa orang kepada pertobatan dan penyerahan diri kepada Kristus. · Penting untuk secara aktif menolong umat menerima karunia berdoa dalam Roh. C. Adanya Suatu Kelompok Orang yang Bertanggungjawab Atas Persekutuan 1. Dalam Perjanjian Baru, umat diberi kedudukan untuk mengurus kesejahteraan dan ketertiban kelompoknya dan diberikan wewenang untuk itu. Ini merupakan suatu karunia pelayanan dari Tuhan. “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri” (Kis 20:28).
11
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
2. Jabatan pemimpin adalah suatu jenis pelayanan pastoral dalam persekutuan. • Menjaga agar tujuan yang merupakan kehendak Tuhan tetap dicita-citakan. • Menjaga kesatuan. • Membawa umat kepada Tuhan. • Menghadapi dan mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang timbul dalam kelompok. • Tidak melakukan segala sesuatu, tetapi melibatkan anggota-anggota persekutuan dan menolong mereka menemukan tempat dengan pelayanan yang sesuai. 3. Mereka yang memiliki suatu pelayanan rohani (pastoral) harus memikul tanggung jawab aktif atas kehidupan persekutuan. 4. Kita harus mengembangkan suatu tim pelayanan yang terdiri dari orang-orang yang tepat. a. Kita harus mencari orang-orang yang kelihatannya memiliki karunia-karunia dan memberikan mereka kesempatan untuk melayani untuk dapat mengetahui apakah diri mereka sungguh-sungguh memiliki karunia itu. b. Bila seseorang berada pada tempat yang salah atau tidak cocok,maka hal itu akan merugikan, baik dirinya maupun kelompoknya. 5. Lebih baik kalau yang memimpin adalah suatu tim. • Dalam Kitab Bilangan 11:10-17 dapat dibaca bagaimana frustrasi yang dapat timbul kalau pimpinan pastoral hanya dipegang oleh satu orang. • Yesus sendiri mengangkat satu tim rasul-rasul untuk menggembalakan umatnya. • Kepribadian yang kuat dan menguasai, perlu berbagi wewenang dengan yang lain. • Imam-imam perlu berbagi wewenang dengan awam. D. Secara umum kita perlu pengajaran yang bermutu dan berbobot, dan pengertian dalam segala segi dari hidup 12
Bagaimana Bekerja Sama dengan Lebih Efektif?
1. Pertemuan doa: mengawasi supaya berlangsung dengan baik dan supaya persoalan-persoalan yang muncul diperhatikan. 2. Inisiasi: “Seminar Hidup Baru dalam Roh” diselenggarakan; ruang-ruang disediakan bagi mereka yang baru datang, dan sebagainya. 3. Pengajaran: menentukan siapa yang akan mengajar, mengembangkan isi daripada pengajaran yang perlu diberikan. 4. Pelayanan: mengawasi supaya kebutuhan nyata para anggota diperhatikan oleh orang-orang yang tepat, mencari orang-orang tersebut, mengawasi berlangsungnya pelayanan. 5. Perhatian pribadi untuk anggota-anggota tertentu persekutuan doa. II. Mempergunakan musyawarah sebagai sarana untuk bekerjasama dengan lebih baik. A. Musyawarah dapat menolong kita memperjelas harapan kita dan dapat membangun kesatuan. Musyawarah dapat menolong kita memperjelas identitas kita sebagai kelompok dan tanggung-jawab kita satu sama lain. B. Bagaimana mencapai persetujuan dan bagaimana mengubahnya: 1. Berunding bersama: cari penyelesaian bersama; ungkapkan dengan jelas supaya semua mengerti; setiap orang mengiyakan dengan terang; lebih baik keputusan bersama ditulis. 2. Keputusan bersama harusnya ditinjau kembali setelah beberapa waktu, dan dapat diubah kembali. 3. Kalau persetujuan tidak tercapai sekarang, mungkin lebih baik menunda keputusan dan menunggu dulu. Beberapa orang yang dapat diberi tugas memperhatikan keadaan sementara ini dan mengajak semua untuk suatu perundingan lagi setelah beberapa waktu. 45
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
44
yaitu tingkat hubungan antar sesama yang dikehendaki dan yang dikembangkan. Dengan kata lain, pemeliharaan pastoral dapat menyangkut hal-hal praktis sekali seperti keuangan pribadi, asal hubungan antar anggota mendukung dan memungkinkan hal seperti ini jadi diperhatikan. C. Perlu adanya struktur yang tepat bagi pemeliharaan pastoral. 1. Ada berbagai kemungkinan untuk terlaksananya pemeliharaan pastoral. a. Tim pelayanan atau kelompok inti. Suatu kelompok yang bersama-sama memelihara kebutuhan seluruh persekutuan doa. Kebanyakan tugas diselesaikan oleh mereka. b. Tim pastoral: suatu kelompok kecil yang bertanggung-jawab secara menyeluruh. Di samping tim pastoral (3 atau 4 orang) ada kelompok inti yang melayani kebutuhan nyata daripada persekutuan doa. 2. Suatu persekutuan doa yang besar (misalnya kurang lebih 100 orang) membutuhkan lebih daripada pelayanan kelompok inti sebesar 20 orang. Perlu juga adanya tim pastoral untuk mengawasi secara keseluruhan. Suatu struktur organisasi seperti ini perlu untuk menjalin pemeliharaan pastoral. D. Mereka yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan pastoral harus menjaga hubungan pribadi yang erat dengan mereka yang dipelihara. Ini berarti kehadiran yang teratur dan pembicaraan pribadi secara berkala, sering saling menyapa. Kalau tidak ada usaha untuk berhubungan pribadi secara langsung, mereka yang bertanggung-jawab itu akan kehilangan kontak dengan kenyataan hidup anggota persekutuan. E. Mereka yang bertanggung-jawab dalam pemeliharaan pastoral biasanya membahas bidang-bidang sebagai berikut dalam pertemuan mereka:
Unsur-unsur Pokok dalam Membangun Persekutuan Doa
Kristiani kita dan persekutuan kita. Ini semua adalah karya Roh Kudus. Penerapan Beberapa tim pemimpin dengan tanggung jawab keseluruhan atas persekutuan telah membuat rangka pertemuan tim mereka sedemikian, sehingga mereka secara berkala meninjau unsurunsur pokok tadi. Dalam pertemuan-pertemuan ini, mereka secara khusus menyisihkan waktu untuk bersharing tentang kemana Tuhan membawa atau membimbing persekutuan doa mereka. Mereka mempertimbangkan efektivitas pertemuanpertemuan doa dan pertemuan-pertemuan tim mereka, membicarakan bersama mengenai bagaimana dapat lebih meningkatkan mutunya. Mereka juga meninjau Seminar Hidup Baru dalam Roh dan mencari jalan atau cara-cara untuk menjadikan seminar-seminar itu bekerja lebih baik dalam mencapai sasarannya. Mereka mengevaluasi juga sejauh mana mereka telah melakukan fungsi sebagai tim pemimpin dengan baik. Praktik ini telah menolong banyak tim pemimpin menjadi lebih efektif. Pertanyaan-pertanyaan Diskusi: 1. Allah menghendaki kelompok kita menjadi apa? Apa tujuan yang Ia berikan kepada kita? Saat ini kelompok doa kita itu kelompok macam apa? 2. Pertemuan-pertemuan doa macam bagaimana yang kita miliki sekarang? Bagaimana pertemuan-pertemuan itu memenuhi tujuan kita? Apa yang dapat kita lakukan untuk menjadikan pertemuan-pertemuan kita lebih efektif? 3. Bantuan apa yang kita tawarkan bagi mereka yang mencari pembaptisan dalam Roh? Bagaimana caranya agar kita dapat meningkatkan pelayanan kita dalam bidang ini? Apa nilai dari penggunaan Seminar Hidup Baru dalam Roh? 4. Apa nilai dari suatu tim pemimpin atas keseluruhan kehidupan kelompok?Apakah pola kepemimpinan kita cocok atau memadai bagi kelompok doa kita? 13
II. Persaudaraan Kristiani Sasaran: Membangun persaudaraan Kristiani Pendahuluan Struktur yang efektif Pengalaman Rohani Pembaharuan Paroki
}
Hanya sarana untuk sampai ke tujuan
I. Hidup baru dalam Roh dihayati bersama orang lain. a. Sesudah Pentakosta orang Kristen pertama hidup bersatu. Roh Kuduslah yang mempersatukan mereka. Kis 2:4147; Kis 4:32-33. b. Tuhan mempunyai rencana yang unik untuk kita, agar kita menjadi satu tubuh. “Kita berkumpul di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala. DaripadaNyalah seluruh tubuh, menerima pertumbuhan-nya dan membangun dirinya dalam kasih. Efesus 4:15-16. c. Karunia Roh diberikan atau dianugerahkan untuk membangun tubuh gereja. “Kepada tiap-tiap orang hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun jemaat”. I Korintus 14:12 d. Agar hidup baru dalam Roh dapat berkembang, mutlak perlu bersama berkumpul dalam nama Tuhan (untuk saling sharing, saling membangun). 1) Sama seperti hidup jasmaniah membutuhkan orang lain, begitu juga hidup Kristiani membutuhkan orang lain. 2) Pembaptisan dalam Roh adalah permulaan hidup baru dalam Roh. Supaya dapat berkembang dalam hidup bersama ini, kita saling membutuhkan. 3) Kuasa Roh sungguh akan dapat dialami bila kita bersatu. Namun orang Kristen modern hidup sendiri-sendiri (individualistis) sehingga “Kuasa Roh” itu hilang, tidak dapat dialami atau dirasakan. 14
III. Bagaimana Bekerja Sama dengan Lebih Efektif? Pendahuluan: Menjadikan kelompok inti yang berhasil berarti bertindak supaya hal-hal tertentu diperhatikan dan ditangani. Pengajaran kami ini membahas berbagai pendekatan pastoral yang dapat membantu dalam menyelesaikan tugas kita dengan baik. Pertama-tama yang perlu dijelaskan adalah jenis pekerjaan kita itu sendiri, yaitu: pemeliharaan pastoral. Tanggung jawab dari para anggota kelompik inti menyangkut lebih dari tugas yang bersifat administratif belaka. Adalah tanggung jawab mereka untuk memperhatikan pertumbuhan rohani seluruh persekutuan doa dan menjaga perkembangan hidup masing-masing anggota. Pengajaran ini memberikan beberapa usul dalam menanggulangi tugas pastoral tersebut dan berakhir dengan suatu pembicaraan tentang bagaimana kelompok inti dapat menerima bimbingan dari Tuhan dalam tugas mereka ini. Pengajaran ini membicarakan hal-hal yang praktis dalam kehidupan kelompok inti. Maka dari itu seharusnya menjadi dorongan nyata bagi setiap kelompok inti untuk menyelidiki metode yang mereka pakai dalam tugas yang mereka hadapi bersama. Kerangka: I. Pemeliharaan Pastoral A. Tanggung jawab utama dari pemimpin ialah pemeliharaan pastoral.Ini menyangkut segala bidang kepemimpinan. Pemeliharaan pastoral berbeda dengan administrasi. Pemeliharaan pastoral adalah perhatian supaya segala sesuatu ikut membangun persekutuan dan kehidupan anggotanya. B. Jenis pemeliharaan pastoral yang perlu diberikan tergantung pada tingkat persatuan dalam persekutuan, 43
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
IV. Para pemimpin perlu mendapat bantuan dari pemimpin-pemimpin lain untuk dapat membuat perubahan (dibentuk dan membentuk). - Kita tidak sendirian sebab banyak dari kita menghadapi problema yang sama ini. - Di atas segalanya, para pemimpin harus menaruh perhatian penuh bahwa keputusan yang tepat dan baiklah yang harus diambil, dan bukan suatu jawaban yang terlampau drastis sekaligus. Bahan Sharing: 1. Sediakan waktu untuk menulis daftar prioritas dan sharekanlah daftar tersebut dengan yang lain dalam kelompokmu. 2. Buatlah sebuah jadual mingguan sesuai dengan anjuran dalam pelajaran. Sekali lagi, share-kanlah hal tersebut dalam kelompokmu. 3. Bagaimana caranya para pembimbing dapat membicarakan secara teratur satu dengan yang lain tentang ketertiban hidup dan relasi dalam kehidupan pribadinya sedemikian sehingga dapat mengatasi problema-problema yang akan datang? 4. Bagaimana kita dapat menolong para pembimbing baru (yang baru muncul) dalam kelompok kita untuk dapat mengatur hidupnya dalam ketertiban pada awal pelayanan mereka sebagai pembimbing, daripada menunggu sampai masalah sudah menumpuk?
Persaudaraan Kristiani
e. Orang Kristen sempurna adalah “tubuh mistik” dan bukan perorangan. “Sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama. Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” Rom 12:4-5. II. Inti pokok bila berkumpul dalam persekutuan doa adalah Persaudaraan Kristiani. a. Persaudaraan Kristiani membutuhkan iklim atau suasana tertentu supayaberkembang. 1. Iklim Iman. Yesus memanggil kita untuk menjalin persaudaraan yang dapat dilihat sehingga menjadi tanda bagi dunia. “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah muridmuridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” Yohanes 13:34-35; Yohanes 17:11; Yohanes 17:21-23. 2. Suasana saling menerima. Persaudaraan antara anggota tidak terletak pada persamaan pendapat, rapat bersama, doa bersama (kita dapat berdoa bersama tanpa mengalami komunio), atau memutuskan bersama. Tetapi berdasarkan atas cinta kasih Kristus yang memenuhi hati kita. “Terimalah satu akan yang lain, sebagai anggota satu persekutuan, sama seperti Kristus telah menerima kita” Roma 15:7.
42
15
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
“Hendaklah kamu sehati sepikiran, dengan satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia” Filipi 2:2-3. b. Persaudaraan Kristiani 1. Beda antara cinta “daya tarik” dan “committed love”. 2. Beda antara hubungan sesama karena kerinduan dan kebutuhan dan commitment kepada relasi (misalnya cinta dalam perkawinan). 3. Committed love mengijinkan Tuhan membangun sesuatu dalam kita c. Persaudaraan Kristiani meliputi cara baru untuk bergaul. 1. Buah Roh membuat kita semakin serupa dengan Kristus dan memungkinkan kita masuk dalam suatu relasi yang sejati dengan sesama. “Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” Gal 5:22-23. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak bersukacita karena ketidak-adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” I Korintus 13:4-7. 2. Apa artinya menjadi rohani? Jika aku ada dalam hubungan yang retak atau dingin aku tidak rohani. “Jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal ini menunjukkan bahwa kamu 16
Tertib Hidup Seorang Pemimpin
2. Jadual mingguan - Harus dapat mengakomodasikan atau menempatkan semua hal-hal pokok yang diprioritaskan dalam tiap-tiap bidang. - Sering terjadi benturan jadwal antara suatu prioritas pokok di suatu bidang dengan prioritas yang lebih rendah pada bidang lain. - Jangan ijinkan sesuatu dari prioritas yang kurang penting di suatu daftar menyerobot urusan yang berada pada tingkat prioritas yang lebih penting dalam daftar yang lalu. B. Bagaimana mempergunakan daftar atau sarana ini? 1. Jangan menjadikannya mutlak hingga kamu tidak dapat diubah! 2. Beberapa orang perlu mengubah approach atau cara pendekatan ini agar cocok dan dapat bekerja. C. Bagaimana mengatasi masalah over-commitment? - Kebanyakan kita terikat pada terlalu banyak komitmen sehingga perlu mengadakan pilihan terhadap komitmen sejenis dan mengadakan perubahan. - Alhasil kita mengalami kekurangan tidur, doa pribadi terhalang, waktu rekreasi tidak ada, tidak sempat membuat rencana (renungan, dan lainlain) kekurangan waktu untuk keluarga, dan lainlain. - Adalah sangat menolong membicarakan jadwal kita dengan pemimpin lain secara teratur dan satu sama lain saling menolong. III. Kita (juga) perlu membawa ketertiban dalam relasi pribadi. - Suami atau isteri, pastor dalam komunitas, suster di biara, dan sebagainya. - Memiliki atau menjalin relasi dalam keadaan tertib haruslah menjadi prioritas utama. 41
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Persaudaraan Kristiani
duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi” I Korintus 3:3. 3. Cinta persaudaraan harus di ekspresikan juga secara spontan. III. Hubungan dengan Struktur Paroki dan Gereja. a. Ada dua pandangan yang ekstrim. 1. Menjauhkan diri. 2. Mendobrak dengan paksa. b. Kita harus hidup dalam dua komunitas (Persekutuan Doa dan Paroki). c. Sikap tepat terhadap dua komunitas. i) Topanglah gereja dan dewannya dengan: - Sering mengadakan dialog dengan mereka - Mencari ijin dari Paroki dan Diosis. ii) Melayani Paroki dengan cara yang dapat diterima oleh mereka. - Mendukung dengan discernment struktur yang ada. iii) Kita harus menjauhkan diri dari: - Melihat orang yang tidak ikut Persekutuan Doa sebagai orang yang belum selamat, orang Kristen kelas dua dan orang yang kurang rohani - Melihat orang yang ikut Persekutuan Doa sebagai “gereja sejati”. - Bahasa “jargon” (bahasa kelompok). iv) Memberi penjelasan dengan sabar. Pertanyaan untuk diskusi: 1. Apa konsekuensinya dalam hidup sehari-hari, jika kita membuat persaudaraan Kristiani ini suatu sasaran dari persekutuan doa kita? 2. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan persaudaraan Kristiani dalam persekutuan doa kita? 3. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan relasi baik di dalam persekutuan doa maupun seluruh umat paroki? 40
17
Tertib Hidup Seorang Pemimpin
III. Apakah “Kepemimpinan Spiritual” Itu? I. Pendahuluan. 1. Pengertian kepemimpinan spiritual (menjadi pemimpin dalam bidang kerohanian). 2. Perbedaannya dengan bentuk kepemimpinan dalam bidang lain: bidang politik, bisnis, dan lain-lain. 3. Setiap orang dapat menjadi pemimpin sesuai dengan panggilan yang diberikan Tuhan kepadanya. II. Kitab Suci Sebelum mendengarkan pengajaran ini, sangat bermanfaat untuk merefleksikan perikop Kitab Suci berikut: III. Kepemimpinan Spiritual adalah pelayanan (Mateus 20:25-28) A. Ada 2 (dua) macam bentuk pelayanan yang salah: 1. Menerapkan bentuk sekularisasi (duniawi). Bentuk kepemimpinan politik yang mempergunakan cara-cara tertentu agar dapat menang. Misalnya: - Berkampanye agar terpilih menjadi presiden. Cara ini jangan dipakai dalam pemilihan Ketua Dewan Paroki, Koordinator Persekutuan Doa, dan sebagainya. - Adanya persaingan di dalam dewan atau panitia suatu kegiatan untuk berprestasi lebih hebat supaya dipuji atau mencari sukses pribadi. - Ambisi, menunjukkan prestasi yang hebat agar dirinya memperoleh kedudukan dalam kelompok. 2. Sebagai reaksi terhadap bentuk di atas: a. Karena tak ada yang mengambil inisiatif, semua menunggu “Roh”, akibatnya 18
39
• renungan-renungan • keliling persekutuan • aktivitas lain • lain-lain • makan di luar
• koran, bacaan • Panitia • kunjungan • tambahan kursus • weekend
• planning • seminar/lokakarya • Paroki • lain-lain dinas • hari keluarga
• surat, belajar • doa • Wilayah • tim pelayanan • keluar kota • doa bersama • berdialog
• Lingkungan • makan, tidur • menulis • Persekutuan Doa
38
• makan bersama • 40 jam kerja • berkumpul bersama
Paroki Persekutuan Doa Pekerjaan Keluarga
Contoh Daftar Prioritas
Pribadi
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Apakah “Kepemimpinan Kristiani” Itu?
Persekutuan Doa tidak ada kemajuan, tak ada orang yang berusaha mencari penyelesaian masalah-masalah yang timbul. b. Kalau persekutuan doa tetap lancar, hal ini sebenarnya adalah palsu. Karena pasti tetap ada yang bekerja; misalnya: menyusun jadwal, mencari penceramah, menentukan tema-tema renungan, dan lain-lain. Sebenarnya mereka inilah yang menjadi pemimpin. B. Pilihan lain: Kepemimpinan sebagai pelayanan spiritual (Yoh 13:1-17). Yesus memberikan contoh. 1. Dalam kehidupan bersama, orang kristen menerapkan kepemimpinan sebagai pelayanan. Oleh sebab itu setiap orang pada dasarnya adalah seorang pemimpin, karena setiap orang memberikan pelayanan. 2. “Kepemimpinan spiritual” atau “Kepemimpinan dalam bidang rohani”artinya pemimpin dibentuk oleh Roh Kudus (dibimbing oleh Roh Kudus, oleh kuasaNya dan menghasilkan buah-buah Roh). a. Apapun yang kita lakukan, kita lakukan dalam Roh, bahkan penggunaan uang dapat rohaniah. b. Sesuatu yang rohaniah tidak sama dengan sesuatu yang hebat, yang menakjubkan atau adikodrati (supernatural). Karena ada juga hal yang adikodrati, tapi jahat. IV. Pelayanan dalam Tubuh Kristus. A. Rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh (I Korintus 12:4-31). 1. Tuhan menghendaki kita berbeda-beda dan saling membutuhkan. 19
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
2. Tuhan tidak menginginkan adanya persaingan, secara khusus dalam bidang spiritual. B. Sebagai orang kristen, kita harus menempatkan kasih sebagai dasar pelayanan kita (I Korintus 13:1-3). 1. Dasar pelayanan adalah kasih terhadap saudara dan saudari kita dan saling berbagi dalam warta Kristus di dalam situasi hidup sehari-hari. 2. Setiap orang hendaknya mempunyai dasar yang sama. C. Karunia-karunia khusus 1. Bila Tuhan memberikan suatu tugas dalam pelayanan, Dia membuat kita sebagai alat dalam tubuhNya. 2. Ada kecenderungan untuk menyamakan pelayanan spiritual dengan karunia berkata-kata; karena banyak kelompok hanya merupakan Persekutuan Doa (belum ada persekutuan hidup). 3. Ada kecenderungan untuk menyamakan, pelayanan spiritual dengan hal-hal yang hebat (yang menakjubkan). D. Menemukan pelayanan kita. 1. Untuk menemukan pelayanan apa yang diinginkan Tuhan bagi kita, kita memerlukan waktu. Mungkin perlu waktu 8-10 tahun agar kita mengenal cara Tuhan bekerja melalui kita. 2. Di antara waktu itu, kita tidak boleh hanya menunggu saja; tetapi harus melakukan hal-hal yang baik yang ada yang kita jumpai. Karena kita dapat melihat Allah bekerja melalui kita hanya di saat kita memberi pelayanan. 3. “Dia yang setia dalam perkara kecil, akan diberikan tanggung jawab dalam perkara yang besar” (Mateus 25:21). 20
Tertib Hidup Seorang Pemimpin
Ketertiban dalam pengertian keteraturan yang sopan membawa rasa damai sejahtera seperti yang dapat kita baca dalam I Korintus 14:26-33 (peraturan dalam pertemuan jemaat). Khusus dalam ayat-ayat berikut. “Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu; yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau pernyataan Allah, atau karunia bahasa Roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa Roh, tetapi semuanya harus digunakan untuk membangun” (ayat 26). “Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera” (ayat 32, 33). Lebih jelas lagi dalam I Korintus 14:40: “Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur”. Jelaslah kiranya bahwa: II. Kita perlu membawa ketertiban diri ke dalam kehidupan pribadi kita. Dengan kata lain: kita perlu menjadikan kita tertib atau kita perlu menertibkan diri. A. Penyakit kita atau masalah umum kita adalah kita ingin melakukan segala sesuatu yang Tuhan ingin kita lakukan. Untuk dapat menertibkan diri seperti yang tersebut di atas, maka kita membutuhkan sarana yang dapat menolong kita untuk dapat melaksanakan hal-hal pokok adalah: 1. Daftar prioritas - Susunlah prioritas hidup di dalam tiap bidang kehidupan kita, keluarga, pekerjaan, persekutuan doa, paroki, pribadi, dan lainlain). - Catatlah hal-hal pokok atau penting dalam masing-masing bidang. 37
Apakah “Kepemimpinan Kristiani” Itu?
II. Tertib Hidup Seorang Pemimpin Pendahuluan: ”Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggotaanggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Efesus 2:19-22). I. Dalam kehidupan kita, dibutuhkan ketertiban atau tertib diri dan relasi pribadi. A. Di balik banyak masalah yang kita alami adalah ketidaktertiban diri di dalam kehidupan dari seseorang atau sekelompok orang-orang. Bidang-bidang: 1. Lemah atau kurang ketertiban di rumah membawa akibat buruk kepada persekutuan doa. 2. Tidak setia dalam pelayanan karena terlalu banyak komitmen. 3. Ketidakberesan hidup pribadi membawa akibat kepada setiap orang. B. Salah satu sebab ketidaktertiban diri adalah: banyak orang takut akan ide tertib diri. Hal ini disebabkan antara lain: 1. Pengalaman yang jelek tentang ketertiban. 2. Merasa takut bahwa ketertiban akan menghancurkan kebebasan dan spontanitas. Hal ini dapat dipahami, mengingat masih terjadi salah pengertian tentang makna kebebasan yang sebenarnya; kebebasan tidaklah sama dengan spontanitas yang tak terkendalikan.
36
C. Sebaliknya malahan, sebab ketertiban justru menolong kita untuk memperoleh lebih banyak kebebasan dan banyak problema dapat dihindari.
V. Pertanyaan Diskusi 1. Bagaimana dapat dibedakan bentuk kepemimpinan Kristiani dan bentukkepemimpinan sekuler (duniawi). 2. Apa perbedaan pelayanan spiritual (rohaniah) dengan: a. Pelayanan yang menakjubkan (hebat)? b. Pelayanan yang adikodrati (supernatural)? 3. Bagaimana kita dapat membantu agar anggota-anggota persekutuan doa dapat berkembang di dalam mewujudkan cinta kasih sebagai dasar pelayanan mereka? 4. Bagaimana usaha kita untuk menghidupkan atau mengembangkan segi pelayanan di dalam persekutuan doa kita? 5. Bagaimana kita dapat membantu agar orang menemukan bentuk pelayanannya di dalam gereja setempat? VI. Penerapan (Aplikasi). Salah satu tanggung jawab utama tim pemimpin ialah: membantu orang untuk menemukan bentuk pelayanan yang dikehendaki Tuhan bagi mereka. 1. Untuk mencapai tujuan ini, perlu diadakan pertemuanpertemuan yang teratur dan sharing tentang pelayananpelayanan yang diberikan. 2. Mengamati bagaimana Tuhan bekerja melalui saudara dan saudari, agar dapat memberi bantuan untuk mengembangkan karunia-karunia yang mereka peroleh dan menggunakannya secara tepat. 3. Mengadakan pertemuan-pertemuan antar orang-orang yang mempunyai pelayanan dan karunia yang sama, untuk mendengarkan Tuhan dan belajar mengembangkan bidang itu melalui studi dan sharing.
21
Pedoman Kerja Sama bagi Kelompok Inti Pembaharuan Karismatik
IV. Pemimpin Harus Bertumbuh Secara Spiritual Kesetiaan kepada Yesus menuntut dari pemimpin-pemimpin Pembaharuan Karismatik bahwa mereka sendiri memprioritaskan pertumbuhan rohani sendiri. Kalau anda telah menjadi pemimpin, apakah yang diharapkan Tuhan dari anda? Apakah perlu diperbuat oleh si pemimpin dalam hidupnya sendiri untuk menyenangkan hati Tuhan?
baikinya. Yang penting bukan siapa yang salah, tetapi yang penting agar relasi diperbaiki. 4. Sering keretakan dalam hubungan dengan seseorang dapat diatasi, bila kita mau bertemu dengan orang itu secara pribadi dan sebagai saudara berbicara sampai tuntas, agar dapat saling mengenal, maksudnya dan meneruskan kesepakatan, dan menyerahkannya kepada Tuhan, untuk disembuhkan.
Yang mau dibicarakan sekarang: tanggung jawab seorang pemimpin sehubungan dengan hidup rohani sendiri = pertumbuhan Kristus. Secara singkat perlu juga sebentar disinyalir beberapa problem yang mungkin dialami oleh pemimpin-pemimpin dan bagaimana penyelesaiannya. Outline I. Apa yang diharapkan Tuhan dari seorang pemimpin? A. Pertumbuhan rohani: ”Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah, seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterusterang memberitakan perkataan kebenaran. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh, yang tidak layak. Seorang hamba Tuhan harus ramah harus cakap mengajar harus sabar harus dengan lemah lembut menuntun orang, memimpin orang sehingga mereka mengenal kebenaran” (II Tim 2:14-26). B. Pertumbuhan iman: dalam penganiayaan “Engkau telah mengikuti pengajaranKu, cara hidupKu, pendirianKu, imanKu, kesabaranKu, kasihKu dan ketekunanKu. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti telah kuderita …… Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita ……” Dalam pembacaan Kitab Suci, ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat 22
35
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
-
kuat, ditolong dan didukung dalam kesulitankesulitan? Apakah anda merasa berkembang dalam semangat kelompok inti? Atau ada pertanyaan-pertanyaan lain untuk menunjang perkembangan persekutuan doa?
Pertanyaan untuk sharing: 1. Apakah dalam persekutuan doa anda ada kesulitankesulitan yang bersifat struktural? Yang mana? 2. Apakah dalam persekutuan doa anda ada kesulitankesulitan yang bersifat personal? Yang mana? 3. Mana langkah-langkah yang mungkin untuk mengembangkan kelompok inti anda? (cinta, dedikasi, komitmen). 4. Mana problema masa lalu, atau problema saat ini yang harus diatasi? 5. Apakah kelompok inti kita berkembang terus, sehingga relasi-relasi cinta dan komitmen kita juga tambah terus? Apakah masih perlu menambah keaktifan-keaktifan baru pada “acara tetap” dari kelompok inti kita? Catatan: 1. Sharing dalam kelompok kecil salah satu sumber pokok untuk berkembang dalam hidup Kristen. Orang yang tinggal “sendirian” tak mudah menjadi dewasa dalam iman, karena kurang didukung oleh orang lain dalam mengatasi segala macam hambatan. 2. Cara yang paling baik untuk mengatasi problemaproblema dalam persekutuan doa ialah membangun dasar yang tepat dulu. Yakni relasi yang baik sebagai kakak adik dalam persaudaraan Tuhan. Baru dapat bersamasama secara saudara bertanggung jawab mengenai banyak persoalan. Tanpa dasar itu sangat sukar mengatasi problema-problema persekutuan doa. 3. Jika terjadi clash karena tersinggung atau perbuatan salah, sebaiknya orang yang bersangkutan memper34
Pemimpin Harus Bertumbuh Secara Spiritual
memberi hikmat kepadamu dan yang menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat: - untuk mengajar - untuk menyatakan kesalahan - untuk memperbaiki kelakuan - untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (I Tim 3:10-17). C. Pentingnya diketahui ajaran Kristiani yang fundamental: Bagaimana hidup sebagaimana seorang Kristen. D. Pentingnya ada satu hidup berdoa II. Problem-problem yang ditemukan A. Walaupun sendiri baru mulai berusaha untuk bertumbuh dalam roh, telah diharapkan sebagai pemimpin untuk membimbing orang lain. B. Menyerahkan diri untuk dibabtis dalam Roh belum berarti bahwa kita sendiri masih dapat dijerat oleh pekerjaanpekerjaan daging dan roh-roh jahat, seperti adanya: superspiritualisme, penilaian yang salah tentang karuniakarunia, terlalu ditekankan harus adanya karunia tertentu kepada setiap orang, dan lain-lain. C. Problem-problem yang ditemukan: 1. Superspiritualisme: Tugas dan kewajiban setiap hari ditinggalkan, keinginan untuk menerangkan setiap peristiwa secara rohani, keinginan untuk mengikuti persekutuan doa di mana-mana, kecenderungan untuk berdoa saja atas orang lain atau hal problematis tanpa memperhatikan bahwa hal-hal yang lain harus diutamakan lebih dahulu, umpama memperbaiki kesalahan, pengampunan, koreksi relasi, menghentikan satu kebiasaan atau 23
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
perbuatan yang tidak baik. Lagi: kecenderungan untuk terlalu menitikberatkan karunia-karunia tertentu. Cara perbaikan : - perhatikan buah-buah roh. - jagalah bahwa relasi kita dengan orang ada baik, terutama dalam keluarga. 2. Overcommitment: a. Memang generousity atau “kemurahan hati” adalah buah Roh yang pertama. b. Tetapi overcommitment akan menjadi penyebab bahwa kita tidaklagi mengikuti agenda Tuhan, melainkan agenda pribadi saja. Tugas kita pertama adalah menjaga dan memperbaiki relasi-relasi kita yang dekat: relasi suami-istri, relasi orang tua dan anak-anak, relasi antar saudara dan tetangga dan orang sepekerjaan. c. Kita harus pandai melihat apa yang harus mendapatkan prioritas, dan sesudahnya memberikan kepadanya perhatian yang pertama. 3. Pemimpin dengan problem-problem yang emosional: a. Bergerak sebagai pemimpin di bidang spiritual mungkin akan membukakan satu kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam hidup seharihari: kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, menerima cinta kasih dari orang. b. Mereka yang amat mudah tersinggung, mereka yang kurang stabil dalam kepribadiannya, jangan dipilih sebagai pemimpin. III. Pemecahan dan Penyelesaian A. Iman: “Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air… mereka terkejut, tetapi Yesus
24
Pedoman Kerja Sama bagi Kelompok Inti Pembaharuan Karismatik
E. Memperbaiki relasi-relasi yang retak: melalui rekonsiliasi, minta maaf, mulai lagi. Sebaiknya berdoa dulu agar tahu bagaimana menegur. II Tim 4:2 F. Menghindari sikap-sikap yang salah: persaingan, iri, ambisi, dan lain-lain. Pakailah energi untuk hal-hal positif, dengan memuji Tuhan, menjadi tabah dan ulet dalam membangun relasi-relasi yang baik. IV. Harus punya visi atau pandangan atau cita-cita mengenai peran kelompok inti (II Tim 4:2.) A. Kelompok inti adalah pembimbing dalam umat Allah, dalam hidup rohani, hidup menurut semangat Yesus, injilNya, kehendak Bapa; itulah fungsi mereka, bila melayani orang dalam persekutuan doa. B. Kelompok inti hanya punya tugas pelayanan itu bukan suatu “status”, jabatan (bdk. Markus 10:42-45). Tugas pelayanannya ialah membawa kesatuan, mengambil keputusan-keputusan, melayani kebutuhan-kebutuhan. Kita menjadi kakak adik dalam kelompok inti dan hamba dari dan untuk umat persekutuan doa. Jadi kita tidak bersikap secara duniawi. C. Untuk mengembangkan visi kita, sebaiknya kita setiap kali pada satu sama lain bertanya! Misalnya: - Bagaimana kesadaranmu mengenai kehadiran Tuhan dalam hidupmu minggu lalu? - Apa yang diajarkan Tuhan kepadamu waktu berdoa atau belajar Kitab Suci minggu ini? - Bagaimana Tuhan telah menggunakan dirimu dalam melayani seminggu ini? - Apakah Tuhan minta agar anda berubah dalam satu hal, agar bisa tumbuh dalam cinta kepada sesama? - Apakah anda sudah mengadakan sharing pribadi dengan seseorang, agar berkembang menjadi 33
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Filipi 2:1-7: Misalnya seorang mau ke luar, mengundurkan diri, jika pendapatnya atau usulnya tak diterima. Sebaiknya, bila soalnya bukan hal prinsipiil, dicari kompromi atau kesepakatan saja, dan sesudah itu minta maaf atas keretakan dalam relasi tersebut. Maka sebaiknya kita belajar atau berlatih untuk tahu bagaimana kerjasama dengan memuaskan. Perlu berkomunikasi terus-menerus dalam hal itu. B. Klik-klikan atau partai-partaian. Artinya bila anggotaanggota: - Menuruti cara dunia politik mencari “dukungan atau kelompok” yang sepaham dengan idenya sendiri, untuk mendobrak atau menekan orang-orang lain agar setuju (jadi bukan kehendak Tuhan yang dicari, tetapi kemauannya sendiri). - Bila sudah ada klik-klik atau partai-partai; atasilah itu, dengan mempersatukan, dengan membicarakan, dengan berdoa dan bertobat atas sikapsikap yang keliru. C. Individualisme: Cenderung untuk menangani semua hal sendiri, hanya tahu memerintah, menentukan sendiri. Padahal, tidak ada seorangpun yang mempunyai segala karisma. Tuhanlah yang membagi-bagikannya, maka harus ada kerja sama sebagai tubuh atau badan atau kelompok.Ini penting untuk melindungi kita terhadap hal-hal aneh dari satu orang sebagai pemimpin. D. Bersikaplah positif, dan berbicaralah dengan tepat tentang problema-problema: Jangan memberi komentar atau kritik yang pahit, sinis, pedas, negatif; tetapi bicaralah dengan sikap Yesus, membangun, dengan berdoa, positif, dengan pengurapan (annointment) Roh Allah.
32
Pemimpin Harus Bertumbuh Secara Spiritual
berkata: “Tenanglah, Aku ini …… lalu Petrus berseru: “Suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam, lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dan berkata: “Hai, orang yang kurang percaya, mengapa kau bimbang?” (Mateus 14:22-33). B. Kasih: Tanamkanlah kesadaran bahwa Dia, Allah, mencintai kita. (I Yohanes 4:16; Yohanes 17:20-21) C. Persaudaraan antara pemimpin-pemimpin sangat penting untuk diciptakan. D. Perlunya mencari tempat (pekerjaan) yang tepat bagi kita. 1. Sebab adanya bahaya bahwa kita terbawa-bawa oleh ambisi kita, diikuti lagi oleh rasa takut bahwa kita tidak berbuat cukup. 2. Boleh jadi bahwa tempat yang tepat dirasakan kita amat sulit bagi kita. Tetapi kalau kita berada di tempat yang tidak tepat, kita tidak akan membawa buah, dan mungkin oleh karena itu akan berfrustrasi. 3. Jadi kesimpulan pentingnya: carilah bimbingan Tuhan Pertanyaan sharing: 1. Share bagaimana hidup doamu. Apa yang paling dihargai? Kesulitan mana yang kita alami akhir-akhir ini? Bagaimana itu dapat diatasi? 2. Adakah saya berusaha untuk membangkitkan dan untuk mempertahankan relasi-relasi yang baik di dalam keluarga sendiri atau di dalam lingkungan hidup pribadi di dalam mana saya hidup?
25
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
Penerapan: Pemimpin-pemimpin kelompok persekutuan doa harus berusaha pertama-tama menjadi saudara-saudari, barulah kedua: pemimpin. Maka dapat dikatakan bahwa satu kebiasaan yang amat baik adalah: memprioritaskan persaudaraan kita. Untuk itu usahakanlah untuk men-sharingkan hidup pribadi sendiri yang spiritual dengan teman-teman kita dalam rapatrapat atau pertemuan-pertemuan kita sebagai pemimpin. Sharing adalah satu jalan Tuhan sendiri untuk membantu kita, supaya hidup kita tinggal tetap terbuka bagi saudara-saudari pemimpin lain yang kita jumpai. adalah satu pemberian tanggung jawab kita tentang cara hidup dan tindakan kita.
Pedoman Kerja Sama bagi Kelompok Inti Pembaharuan Karismatik
b. kurang komitmen bagi satu sama lain. c. semua mengambang karena tidak diambil keputusan-keputusan yang perlu. II. Relasi-relasi personal baik dalam kelompok inti adalah mutlak pokok: • I Korintus 13: kalau tak ada cinta, karya kita tak berguna sedikitpun! • Galatia 5:19-21: karya atau buah daging atau dunia: perpecahan, iri, curiga, persaingan, dan lain-lain. A. Pertama-tama kita harus menjadi “kakak atau adik” dalam cinta Yesus dulu, dan pembimbing kemudian. Sebab kelompok inti harus menjadi ragi: contoh “hidup dalam Roh Yesus”; inilah kunci dalam pembinaan suatu persekutuan doa. Kita harus menjadi model atau injil yang hidup, alter Kristus, man atau woman of God dulu, baru kemudian “administrator”, berfungsi pelayan persekutuan doa. Inilah yang memikat orang-orang. B. Maka kita harus mengenal dan mendukung satu sama lain: 1. menyediakan waktu untuk persaudaraan (fellowship), di samping “kerja sama dalam pelayanan” (business). 2. Kita harus berdedikasi bagi satu sama lain: memperhatikan, menolong, mendukung, mendoakan. C. Sasaran kelompok inti: bukan hanya membuat hal-hal, tapi lebih-lebih menghayati cinta Yesus bersama: menjadi persekutuan kakak-adik dalam cinta Yesus dan sesama. III. Problema-problema yang harus diatasi: A. Kurang dedikasi atau komitmen dalam bekerja sama dan mengatasi kesulitan-kesulitan.
26
31
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
dan saudara-saudara dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam program ini. Sebab Tuhan cinta kepada setiap anda, dan memanggil setiap saudara selaku pembimbing dalam programa Tuhan sendiri. Tuhan memberikan semangat, dan pengharapan kepada anda. 4. Maka sambutlah programa ini sebagai suatu kesempatan bagus untukevaluasi dan revisi kelompok inti kita! Maka saya persilahkan anda untuk melihat apa yang sedang dilakukan Tuhan sendiri dalam kelompok inti anda, dan bagaimana anda membimbing persekutuan doa anda. Juga Yesus dengan murid-muridNya kadang-kadang ke tempat sepi. I. Kelompok Inti atau ”yang diterima” adalah hakiki bagi masa depan pembaharuan karismatik A. Persekutuan doa gagal, karena para pembimbing: 1. Tidak berkembang, karena relasi-relasi dalam kelompok inti kurang harmonis. 2. Tidak berkembang, karena memang belum punya pembimbing “yang diterima”. 3. Tidak dapat berkembang, karena tidak melibatkan lebih banyak orang dalam pelayananpelayananNya. B.
30
Kebanyakan persoalan dalam kelompok inti adalah struktural atau personal. 1. Contoh-contoh problema struktural: a. tidak melibatkan orang-orang lain atau baru dengan karisma, sehingga selalu segelintir yang sama yang mengerjakan semua hal. b. tak dapat dengan efektif membimbing orang-orang dalam pencurahan roh. 2. Contoh-contoh problema personal: a. perbedaan paham, persaingan, perasaanperasaan negatif, klik-klikan atau partaipartaian, iri hati (Gal 5:20-21), kepentingan diri, dan lain-lain.
Bekerja Sama Sebagai Pemimpin Pedoman membentuk kelompok inti yang berhasil Suatu pertemuan antara pimpinan persekutuan doa dari seluruh Amerika Serikat menghasilkan pokok-pokok dari bahan yang disajikan di sini. Yang menjadi paling menonjol dari segala kesulitan yang dialami ialah hubungan pribadi antar pemimpinpemimpin persekutuan doa. Kelompok doa berkembang menjadi hubungan yang lebih mengandung cinta dan kesetiaan, di dalam hubungan pribadi. Dari pertemuan tersebut, muncullah beberapa prinsip yang dapat dipergunakan dalam membangun kelompok-kelompok inti yang berhasil. Misalnya: prinsip-prinsip seperti mengutamakan persaudaraan di antara pemimpin-pemimpin dan mengatur acara harian setiap pemimpin dengan teratur. Juga prinsip mengenai cara memilih anggota kelompok inti dan bagaimana menentukan tugas mereka. Yang muncul juga ialah nasehat-nasehat praktis yang berguna dalam bekerja sama sebagai pemimpin. Bahan dari Amerika ini dipelajari oleh beberapa orang yang sudah biasa diminta memberi pengajaran di Keuskupan Agung Jakarta. Mereka ini bertemu dan bertukar pikiran tentang cara menerapkan bahan ini pada kebutuhan-kebutuhan Indonesia khususnya Jakarta. Bahan yang disajikan di bawah ini dimaksudkan untuk para pemimpin dalam persekutuan doa. Akan paling baik kalau bahan ini dibahas oleh masing-masing kelompok inti sebagai kelompok, karena yang dibicarakan disini menyangkut hubungan pribadi antar kelompok inti dan juga menyangkut cara mereka bekerja sama dengan lebih baik. Bahan ini sebaiknya jangan diberikan sebagai bahan pengajaran umum dalam persekutuan doa. Sebelum bahan ini dibahas, adalah sangat berguna untuk membahas lebih dahulu tentang “Kepemimpinan Rohani” yang 27
Kepemimpinan Rohani dan Bekerja Sama sebagai Pemimpin
menjadi dasarnya. Bahan dalam “Bekerja Sama sebagai Pemimpin” mengandaikan pandangan rohani yang luas yang terdapat dalam “Kepemimpinan Rohani”. Akan tetapi “Bekerja Sama sebagai Pemimpin” dapat sangat berguna baik pemimpin yang baru terbentuk dalam suatu kelompok maupun bagi pemimpin yang sudah lebih berpengalaman. Bagi kelompok inti yang baru terbentuk, bahan ini akan memberi dasar yang kuat bagi pertumbuhan kelompok mereka atau justru akan memberikan petunjuk-petunjuk yang memungkinkan bertahannya kelompok mereka! Bagi pemimpin kelompok inti yang sudah berpengalaman, bahan ini akan memberikan kesempatan berdiam diri sejenak dalam kesibukan pelayanan mereka supaya dapat bertanya-tanya tentang perkembangan mereka sebagai pribadi dan sebagai kelompok.
28
I. Pedoman Kerja Sama bagi Kelompok Inti Pembaharuan Karismatik Pedoman percobaan untuk membina kelompok inti yang berhasil Relasi-relasi personal antar-anggota kelompok inti Sasaran: Agar para calon kelompok inti atau pembimbing yakin bahwa cara mereka bekerja sama bukan pertama-tama berdasarkan hal-hal yang dilakukan, tetapi pertama-tama berdasarkan cinta dan perhatian persona yang lebih sempurna antar-mereka sendiri: menjadi persekutuan cinta Yesus. Intro: 1. Persekutuan-persekutuan doa sampai sekarang masih merupakan tulang punggung Pembaharuan Karismatik, sebab disinilah terasa apa yang dimaksud Tuhan dengan membaharui umat GerejaNya. Cukup banyak persekutuan doa dalam Pembaharuan Karismatik gagal berkembang atau bubar, karena tidak ada kelompok inti atau pembimbing yang dituruti. Maka dalam ceramah ini kita bicara mengenai relasi antar anggota-anggota kelompok inti, yang berfungsi sebagai pembimbing dalam persekutuan doa. 2. Mungkin, setelah beberapa tahun melihat begitu banyak kesulitan dalam kelompok inti, kita merasa “berat”, menjadi putus asa, atau bahkan kehilangan semangat berjuang. Apalagi kalau sadar, bahwa orang-orang katolik “biasa” (yang setiap minggu ke gereja, berdoa sebelum atau sesudah makan, berdoa rosario kadang-kadang, dan lain-lain) juga bisa ke sorga. Untuk apa saya harus repot melayani ini itu, belajar hal atau cara hidup Kristiani yang baru? 3. Tuhan Yesus mau menebus, menyelamatkan, restorasi, rekreasi, seluruh ciptaan. Tuhan Yesus adalah cahaya dunia, dan Ia hendak menyinarkan itu keseluruh ciptaan, membuat semua “baru”. Inilah programa Tuhan sendiri, 29