BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal. Kelompok tani juga digunakan sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. (Anonimus, 2009). Pentingnya
pembinaan
petani
dengan
pendekatan
kelompok
tani
juga
dikemukakan oleh Mosher (1968) dalam Djiwandi (1994) bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani menurut Jomo (1968) dalam Djiwandi (1994) adalah berdarti membangun kemauan, dan kepercayaan pada diri sendiri agar dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping itu agar mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir. Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan masalahmasalah yang dihadapi petani. (Mardikanto, 1996). Sampai saat ini kelompok tani masih digunakan sebagai pendekatan utama dalam kegiatan penyuluhan (Deptan, 2000). Pendekatan kelompok dipandang lebih
efisien dan dapat menjadi media untuk terjadinya proses belajar dan berinteraksi dari para petani, sehingga diharapkan terjadi perubahan perilaku petani ke arah yang lebih baik atau berkualitas. Dengan demikian, kelompok tani memiliki kedudukan strategis dalam mewujudkan petani yang berkualitas. Petani yang berkualitas antara lain dicirikan oleh adanya kemandirian dan ketangguhan dalam berusahatani. (Margono, 2001). Untuk mencapai petani yang berkualitas, maka menjadi suatu keharusan bahwa kelompok tani yang ada harus memiliki gerak atau kekuatan yang dapat menentukan dan mempengaruhi perilaku kelompok dan anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan secara efektif. Dengan kata lain kelompok tersebut harus berfungsi efektif untuk kepentingan para anggotanya. Salah satu faktor penting untuk terwujudnya kelompok tani yang efektif adalah berjalannya kepemimpinan dari ketua kelompok tani tersebut. (Wahyusumidjo, 1992). Pengembangan kelompok tani mempunyai makna yang strategis dalam mengupayakan peningkatan sumber daya manusia, khususnya para petani. Kelompok tani merupakan kumpulan para petani yang mempunyai permasalahan dan kepentingan bersama, di samping itu juga merupakan wahana belajar berusahatani, media komunikasi antar anggota. (Kusnadi, 2006). Upaya penumbuhan kelompok tani diarahkan pada tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran petani dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kelompok tani berfungsi sebagai wadah belajar, unit produksi, wahana kerjasama dan sebagai wadah pembinaan petani. Penumbuhan kelompok tani dilaksanakan oleh dan untuk kepentingan petani
sendiri. Penumbuhan kelompok tani dapat berdasarkan hamparan usahatani, domosili petani atau jenis usahatani, tergantung kesepakatan para petani anggota kelompok. (Nasir, 1997). Menurut Samsudin bahwa dalam suatu kelompok sosial seperti halnya kelompok tani, selalu mempunyai apa yang disebut external structure atau socio group dan internal structure atau psycho group. External structure dalam kelompok tani adalah dinamika kelompok, yaitu aktivitas untuk menanggapi tugas yang timbul karena adanya tantangan lingkungan dan tantangan kebutuhan, antara lain termasuk tuntutan meningkatkan produktivitas usahatani. Sedangkan internal structure adalah menyangkut norma atau pranata dan kewajiban dalam mencapai prestasi kelompok. Internal struktur akan sekaligus merupakan dasar solidaritas kelompok, yang timbul dari adanya kesadaran setiap anggota kelompok tani yang bersangkutan. (Samsudin, 1993). Dinamika kelompok secara umum tidak dapat dipisahkan dari tingkat kepuasan yang dimiliki para anggota kelompok tersebut dalam pengejaran tujuan, besarnya tujuan yang dicapai, serta penggunaan konsep efektif dan efisien dalam mengejar tujuan kelompok. (Yusmar, 1989). Dinamika kelompok merupakan bidang penelitian yang dikaji, yang cenderung diarahkan pada komunikasi kelompok kecil yang berkecimpung dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dengan demikian, komunikasi dalam kelompok kecil lebih banyak dilakukan sebagai cara untuk menyempurnakan pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kelompok. (Mulyana, 1996).
Kedinamisan suatu kelompok sangat ditentukan oleh kedinamisan anggota kelompok melakukan interaksi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu untuk mengetahui dinamis tidaknya suatu kelompok dan untuk mengetahui apakah sistem sosial suatu kelompok tersebut dikatakan baik atau tidak, dapat dilakukan dengan menganalisis anggota kelompok tani melalui penilaian-penilaian anggota kelompok tani terhadap dinamika organisasi kelompok tani yaitu kelompok tani yang ada di kabupaten Langkat yang memiliki 1772 kelompok tani yang tersebar di 20 kecamatan. Sejumlah kelompok tani yang tersebar di 20 kecamatan di kabupaten Langkat dikelompokkan berdasarkan laju berdiri kelompok tani, jumlah anggota, jenis kelompok, dan kelas kemampuan kelompok tani. Dari penjelasan diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian.
1.2. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana perkembangan kelompok tani selama 5 tahun terakhir di daerah penelitian? 2. Bagaimana karakteristik anggota kelompok tani (umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, dan luas lahan) di daerah penelitian? 3. Bagaimana penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan kelas utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian? 4. Bagaimana perbedaan penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian?
5. Bagaimanakah masalah-masalah organisasi kelompok tani menurut petani anggota kelompok tani?
1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perkembangan kelompok tani di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui karakteristik anggota kelompok tani (umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, dan luas lahan) di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan kelas utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian. 4. Untuk mengetahui perbedaan penilaian anggota kelompok tani kelas lanjut dan utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani di daerah penelitian. 5. Untuk mengetahui masalah-masalah organisasi kelompok tani menurut petani anggota kelompok tani.
1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan juga berguna untuk pihak-pihak akademik yang berkepentingan untuk mengadakan penelitian tentang kelompok tani, serta sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pentingnya kepengurusan dalam kelompok tani.