JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA KONSEP MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA SISWA SD KELAS IV Talakua M, Tehupuring J.F Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pattimura Ambon
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada salah satu SD di kota Ambon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan tentang hasil belajar siswa terkait penggunaan pendekatan lingkungan. Subjek penelitian adalah 20 orang siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Tipe data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa tes awal dan tes akhir, dan N-gain. Hasil yang diperoleh bahwa penggunaan pendekatan lingkungan efektif meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV pada konsep makluk hidup dan lingkungannya yang didapatkan dari hasil analisis gain ternormalisasi. Kata Kunci : Pendekatan Lingkungan, Hasil Belajar
Abstract. This study aims to determine how much the learning outcome of fourth grade students at one elementary school in the city of Ambon. This research uses descriptive quantitative research methods describing student learning outcomes related to the use of environmental approach. The subjects were 20 students in the academic year 2015/2016. Types of data are analyzed in this research is quantitative data in the form of preliminary tests and the final test, and N-gain. The results that use environmentally effective approach to improve student learning outcomes grade IV on the concept of a living creature and its environment obtained from the analysis of normalized gain. Keywords : Environmental Approach, Learning Outcomes
138
A. Pendahuluan
Pendidikan sebagai salah satu
dianalisis,
usaha
tersebut
ternyata
aspek dalam meningkatkan sumber
belum
daya manusia harus terus diperbaiki
penyelenggaraan dan pelaksanaannya.
dari segala aspek. Tidak dipungkiri
Hal ini terlihat dari sebagian besar
bahwa setiap tempat yang memiliki
peserta
populasi manusia pasti membutuhkan
pembelajaran belum memiliki motivasi
pendidikan.
belajar
Perkembangan
zaman
menekankan
didik
di
yang
pada
dalam
optimal.
proses
Kurangnya
sekarang ini menuntut peningkatan
motivasi belajar pada diri siswa sebagai
kualitas
peserta
inidividu,
sehingga
di
didik
disebabkan
oleh
manapun dia berada dapat digunakan
pembelajaran yang disajikan selama ini
(siap pakai) setiap saat. Hal ini
cenderung teoritis saja (Uno, 2014).
tentunya
tidak
pendidikan tingkah didaerah
lepas
dalam
laku
dari
peran
Selain itu, sistem pembelajaran
pembentukan
seperti ini agaknya terkontaminasi oleh
individu.
Maluku
Terutama kota
pada tingkat hafalan tinggi, dengan
Ambon sebagai daerah pasca konflik,
demikian siswa tidak memahami dasar
perkembangan
pendidikan
kualitatif tentang fakta-fakta dalam
diperhatikan
terkait
perkembangan
terkhusus
sistem lama yang lebih menekankan
IPTEK
lebih dengan
dewasa
ini
materi
serta
semakin
tingkat
berkurang
pemahaman
sehingga
pada
apalagi dengan adanya pengembangan
kenyataannya timbul kebosanan pada
kurikulum
siswa, membuat siswa menjadi kurang
membuat
siswa
lebih
proaktif dalam proses pembelajaran. Namun
dalam
kenyataan,
aktif dalam proses pembelajaran di sekolah. Kondisi ini juga terjadi di SD
terobosan pemerintah tersebut belum
Inpres
49
sepenuhnya berhasil, bahkan cenderung
Nusaniwe Kota Ambon. Selama ini
terkesan hanya teori saja, padahal kalau
sekolah masih menggunakan model
ditelaah usaha yang dilakukan oleh
dan
pemerintah lebih dari cukup karena
monoton, dan terpusat hanya pada guru
metode
Latuhalat
kecamatan
pembelajaran
yang
terarah proses dan mekanismenya. Jika sebagai pengajar. Hal ini membuat JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 Talakua & Tehupuring ISSN 2301-671X 139
suasana
belajar
menjadi
kurang
menyenangkan, sehingga hasil belajar
para siswa belajar langsung dilapangan tentang topik-topik pembelajaran.
yang dicapai siswa tidak memenuhi
Pembelajaran dengan pendekatan
standar kriteria ketuntasan minimal
lingkungan sangat efektif diterapkan di
(KKM) khususnya pada kompetensi
sekolah dasar. Konsep-konsep sains
dasar
dan lingkungan sekitar siswa lebih
(KD)
makhluk
hidup
dan
lingkungannya di bawah 55, sedangkan
mudah
yang perlu di capai adalah 60 atau
melalui pengamatan pada situasi nyata.
lebih.
Dampak positif dari diterapkannya Materi hubungan antara makhluk
memahami
dan
menguasai
pendekatan lingkungan yaitu siswa
hidup dalam mata pelajaran IPA ini
dapat
terpacu
sikap
rasa
mengharuskan teori dan prakteknya
keingintahuannya tentang sesuatu yang
haruslah sejalan, dan prakteknya bukan
ada di lingkungannya.
saja dilakukan di dalam kelas, tetapi
Pendekatan
lingkungan
juga dapat dilakukan langsung ke
memberi
lingkungan tempat mahkluk hidup
mengumpulkan
data
dari
kegiatan
tinggal, misalnya; kenapa kupu-kupu
pengamatan,
pembuatan
sketsa,
hinggap di bunga, atau bagaimana cara
pemotretan,
wawancara
dan
bebek berenang mencari makanan.
pengukuran.
Pembelajaran
dengan
Semuanya
pendekatan lingkungan lebih bermakna
pengamatan mahkluk
dapat
dilihat
langsung hidup
ini
melalui kehidupan
berada
di
apabila
kesempatan
juga
siswa
dikombinasikan
pembelajaran
untuk
dengan
kooperatif,
lingkungan sebagai tempat tinggal
penggunaan
mereka.
dalam pembelajaran memiliki banyak
Untuk seperti
ini
memperbaiki
kondisi
maka perlu diterapkan
pendekatan
sebab
lingkungan
keuntungan. Keuntungan dari upaya pemberdayaan
lingkungan
untuk
pendekatan baru yang memanfaatkan
kepentingan pembelajaran, adalah: 1)
lingkungan
memberikan
sekolah
dalam
proses
perubahan
iklim
dan
pembelajaran, khususnya pada pelajaran
suasana baru dalam pembelajaran, 2)
IPA. Penerapan pendekatan lingkungan
memberikan
kesempatan
siswa
dalam pembelajaran berarti mengajar melakukan praktikum ke alam obyek JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 Talakua & Tehupuring ISSN 2301-671X 140
sebenarnya,
3)
mengurangi
kesenjangan teori dan praktik, 4)
alam
sekitarnya
(Ishthifaiyah
dkk,
2011).
memungkinkan siswa belajar mandiri,
Berdasarkan
latar
belakang
dan 5) memperluas wawasan siswa
tersebut di atas, maka permasalahan
tentang berbagai fakta keilmuan dialam
dalam penelitian ini adalah apakah
nyata. Oleh karena itu, penggunaan
dengan
pendekatan
lingkungan
lingkungan dapat meningkatkan hasil
merupakan
terobosan
diharapkan
pendekatan
untuk
belajar siswa kelas IV SD Inpres 49
menghilangkan verbalisme dalam diri
Latuhalat pada mata pelajaran IPA?
siswa serta mampu mengaplikasikan
Tujuan
nilai-nilai sains yang terwujud pada
mendeskripsikan hasil belajar siswa
kecintaan
lingkungan,
kelas IV SD Inpres 49 Latuhalat Kota
disamping itu juga siswa semakin
Ambon pada konsep mahkluk hidup
termotivasi
dan lingkungannya yang di ajarkan
terhadap
untuk
baru
menggunakan
belajar
sambil
menikmati keindahan dan keunikan
penelitian
dengan
ini
menggunakan
adalah
pendekatan
lingkungan. B. Metodologi Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
siswa selama proses pembelajaran, dan
penelitian deskriptif kuantitatif yang
lembar
menggambarkan tentang hasil belajar
kemampuan siswa terhadap konsep
siswa kelas IV SD Inpres 49 Latuhalat
mahkluk hidup dan lingkungannya).
pada mata pelajaran
IPA dengan
kerja
siswa
(menilai
Analisis data secara deskriptif
menggunakan pendekatan lingkungan.
kuantitatif
Subjek penelitian yang terlibat dalam
kemampuan awal, kemampuan selama
penelitian ini adalah 20 orang siswa
proses pembelajaran, dan kemampuan
pada
2015/2016.
akhir (melalui tes akhir), serta untuk
Instrumen penelitian berupa: tes hasil
mengetahui berapa besar peningkatan
belajar (tes awal dan tes akhir),
hasil
lembaran
normalisasi gain (Hake R, 1998).
tahun
ajaran
observasi
(merekam
kemampuan efektif dan psikomotor JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X 141
belajar
guna
siswa
mengetahui
digunakan
Talakua & Tehupuring
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh
didik, semangat untuk meneliti atau
hasil tes awal siswa menunjukan bahwa
mencari sesuatu yang baru, bermakna,
kemampuan
dan
awal
siswa
sebelum
menantang.
melakukan proses kegiatan belajar
kesempatan
mengajar
siswa
menggunakan
pendekatan
Menciptakan
yang
untuk
menantang
memanggil
kembali
lingkungan pada kualifikasi cukup 1
pengetahuan
siswa (5%), kualifikasi belum tuntas 19
sebelumnya merupakan upaya yang
siswa (95%). Data pencapaian tes awal
esensial, sehingga sebagai fasilitator
ditampilkan
(guru)
pada
Grafik
1.
telah
mendorong
dimiliki
siswa
untuk
mengubah pola pikir, dari mengingat
100 90 80
informasi yang pernah dimilikinya
Cukup Belum tuntas
70 SKor Pencapaian
yang
para
60
menjadi proses belajar yang penuh
50 40
makna dan memulai perjalanan untuk
30 20 10
menghubungkan
berbagai
kejadian/peristiwa
dan
jenis
AT AM DS DS DS ET EM FO GT GT GL IS IO IL JH RT ST TV TT VL
0
bukan
lagi
Inisial Siswa
mengingat-ingat pengalaman yang ada Grafik 1 Diagram Kemampuan Awal Siswa Hal tersebut sangat dimaklumi karena sebagian besar siswa belum memiliki pengetahuan awal terhadap materi yang akan diajarkan, sehingga hasil belajar yang dicapai menjadi rendah. Hal ini dibutuhkan karena lingkungan
belajar
memerlukan
suasana stabil, nyaman dan familiar atau
menyenangkan.
Dalam
artian
bahwa harus memberikan suasana yang mendukung
keingintahuan
peserta
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
secara terpisah-pisah (Harsono, 2006). Untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan hasil belajar siswa, maka digunakan
pendekatan
lingkungan
dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Rianto
(2010)
bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik,
sekaligus
kecakapan sosial. Sehingga diharapkan dengan
penggunaan
pendekatan
lingkungan dapat meningkatkan hasil Talakua & Tehupuring 142
belajar konsep makhluk hidup dan
makna suatu konsep, situasi, dan fakta
lingkungannya pada siswa kelas IV SD
yang
Inpres 49 Latuhalat.
menjelaskannya menggunakan kata-
diketahui,
serta
dapat
Data kemampuan aspek kognitif
kata sendiri sesuai pengetahuan yang
siswa ditinjau melalui pelaksanaan
dimiliki tanpa mengubah makna dari
pembelajaran
suatu
dengan
mengerjakan
konsep.
Manusia
harus
lembar kerja siswa (LKS) secara
mengkonstruksi pengetahuan itu dan
individu, ditampilkan pada Grafik 2.
memberi makna melalui pengalaman nyata.
100
Berdasarkan data hasil lembar
90
Skor Pencapaian
80
observasi aspek afektif atau sikap siswa
70 Sangat Baik
60 50
Baik
40
KKM - - -
selama mengikuti proses pembelajaran diperoleh 18 siswa (90%) kualifikasi
30 20
sangat baik, dan 2 siswa (10%) AT AM DS DS DS ET EM FO GT GT GL IS IO IL JH RT ST TV TT VL
10
kualifikasi baik. Data tersebut dapat
Inisial Siswa
dilihat pada Grafik 3.
Grafik 2 Diagram Skor Pencapaian Siswa Aspek Kognitif (LKS) Terlihat jelas bahwa pada aspek
karena
dapat
dikatakan
siswa
dituntut
90 Skor Pencapaian
kognitif
Sangat baik Baik KKM - - -
100
berhasil untuk
80 70 60 50 40 30
mengerjakan LKS dengan melakukan
20 AT AM DS DS DS ET EM FO GT GT GL IS IO IL JH RT ST TV TT VL
10
pengamatan langsung dilingkungan yang
dapat
Inisial siswa
mengembangkan
Grafik 3 Diagram Pencapaian Siswa Pada Aspek Afektif Pada aspek afektif merupakan
pemahaman dan pengalaman belajar siswa melalui praktek nyata. Hal tersebut ditunjang pendapat Purwanto bahwa
aspek yang berkaitan dengan sikap dan
pemahaman konsep merupakan tingkat
nilai. Tujuan dari penilaian afektif
kemampuan
untuk melihat sikap dan prilaku siswa
(2007)
peserta
menyatakan
didik
yang
mengharapkan
mampu
memahami
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Talakua & Tehupuring 143
bukan pengetahuan saja (Arikunto,
Sangat Baik Cukup
Baik KKM - - -
100
2012). Skor Pencapaian
90
Ketuntasan hasil belajar siswa pada
aspek
afektif
sangat
baik
80 70 60 50 40
terciptanya
lingkungan
belajar,
suasana
30
yang
10
20 AT AM DS DS DS ET EM FO GT GT GL IS IO IL JH RT ST TV TT VL
dikarenakan
Inisial Siswa
menyenangkan, tempat belajar baru
pendapat Anni (2006) bahwa dalam
Grafik 4 Diagram Pencapaian Siswa Pada Aspek Psikomotor Hasil belajar siswa juga ditunjang
belajar ada faktor yang penting yaitu
oleh aspek psikomotor dimana guru
tempat belajar, suasana lingkungan dan
memberikan kesempatan kepada siswa
budaya
terlibat langsung proses pembelajaran
dengan
penggunaan
pendekatan
lingkungan. Hal ini sejalan dengan
belajar
masyarakat
akan
mempengaruhi kesiapan proses dan
melalui
hasil belajar.
kelompok
Berdasarkan
lembar
observasi
adanya
kerjasama
belajar,
siswa
dalam mampu
berargumentasi dengan teman lain
kemampuan psikomotor siswa guna
terkait
memperoleh
proses
lingkungan. Hal ini sesuai dengan
pembelajaran, berkaitan dengan bekerja
pendapat Sudaryono (2003) bahwa
sama
nilai
selama
hal-hal
yang
diamati
di
dengan
baik,
kemampuan
aspek psikomotor merupakan aspek
berargumentasi,
dan
kemampuan
yang berkaitan dengan keterampilan
menarik kesimpulan, maka diperoleh 9
(skill)
siswa (45%) kualifikasi sangat baik, 10
setelah
siswa (50%) kualifikasi baik dan 1
pengalaman belajar.
siswa (5%) kualifikasi cukup. Data
Setelah
proses
disampaikan
kepada
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
atau
konsep
kemampuan seseorang
makluk
lingkungannya
bertindak menerima
pembelajaran siswa
terkait
hidup
dan
melalui
pendekatan
lingkungan maka dilakukan pengujian kemampuan akhir siswa terhadap hasil belajar mereka dengan melakukan tes JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Talakua & Tehupuring 144
akhir. Dari data yang diperoleh maka
hal yang disampaikan guru selama
sebanyak 19 (95%) siswa mampu
proses terkait konsep yang diberikan
menguasai
dapat dipahami dengan baik oleh siswa
indikator
pembelajaran
dengan kualifikasi sangat baik dan 5
(Sudijono, 2005).
(5%) berada pada kualifikasi baik.
Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar kontribusi peningkatan
1,2
hasil belajar siswa sebelum dan setelah
Rentang Nilai
1,0 0,8
proses pembelajaran melalui data hasil
0,6
tes awal dan tes akhir. Berdasarkan
0,4 0,2
data yang diperoleh terungkap bahwa AT AM DS DS DS EM ET GT GT GL IS IL IO JH RT ST TF TT FO VL
0,0
terjadi peningkatan hasil belajar siswa
Inisial Siswa
Grafik 5 Diagram Pencapaian Siswa Pada Tes Akhir Hal ini mengindikasikan terjadi ketuntasan dalam pembelajaran secara klasikal, karena hasil tes akhir yang diperoleh siswa sangat baik. Ini berarti bahwa siswa aktif selama proses pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan lingkungan. Sehingga hal tersebut sependapat dengan Mulyasa (2006)
bahwa
suatu
pembelajaran
dinyatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya
atau
setidak-
tidaknya 75% atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial. Selain itu hal-
sebesar 0,91 (91%) pada kategori tinggi melalui hasil uji normalitas gain. Hal ini membuktikan bahwa siswa mempunyai kesiapan belajar yang
baik
dan
guru
memiliki
pemahaman konsep dan penyajian materi yang benar selama proses pembelajaran sehingga peng-gunaan pendekatan lingkungan sangat efektif dan membantu siswa dalam memahami konsep
makluk
lingkungannya. Rosyada
hidup
Sehingga
(2007)
jika
dan menurut kesiapan
belajarnya tinggi maka hasil belajarnya pun akan baik, dan sebaliknya jika kesiapannya lemah, sehingga hasilnya pun
JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
akan
lemah
pula.
Talakua & Tehupuring 145
D. Simpulan
Penggunaan
pendekatan
bekerjasama
dengan
baik
lingkungan sangat membantu siswa
berargumentasi
dalam
makluk
kesimpulan. Hal ini terbukti adanya
hidup dan lingkungannya secara nyata
peningkatan hasil belajar siswa dengan
yang
proses
rerata n-gain secara klasikal sebesar
pembelajaran (aspek kognitif, afektif,
0,91 (91%) pada kategori tinggi,
dan psikomotor), dimana siswa mampu
artinya
melakukan pengamatan langsung di
lingkungan
lingkungan, terciptanya tempat belajar
meningkatkan hasil belajar siswa kelas
dan suasana lingkungan belajar yang
IV SD Inpres 49 Latuhalat terkait
menyenangkan,
konsep lingkungan dan makluk hidup.
memahami
dibuktikan
konsep
dalam
siswa
mampu
dan
dalam
penggunaan sangat
menarik
pendekatan efektif
dalam
Daftar Pustaka
Anni, C. T, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Press. Arikunto, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hake, R, R. (1998). InteractiveEngagement Versus Traditional Methods: A Six- Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course. Am. J. Phys. Vol. 66, No. 1, Hal. 64-74. Harsono. 2006. Peran prior knowledge dalam problem based learning. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Ishthifaiyah, N, dkk. 2011. Meningkatk an pemahaman siswa SDN Lawah an pada konsep adaptasi hewan melalui pendekatan lingkungan. Jurnal Wahana-Bio Volume V. Hal 22-38. JPSD Vol. 2 No. 2, September 2016 ISSN 2301-671X
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Purwanto, N. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Rosyada, D. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudijono. A. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudaryono. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rianto. Y. 2010. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Kencana Prenada Media Group. Uno, H. 2014. Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Talakua & Tehupuring
146