JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
PROFIL PENILAIAN OTENTIK PADA PERKULIAHAN IPA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FKIP UNIVERSITAS PASUNDAN Ida Yayu N Hazqiyah, Moh. Nurhadi, Aas Saraswati, Uus Toharudin
[email protected] Universitas Pasundan
Abstrak. Penilaian otentik merupakan suatu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran meyeluruh tentang perkembangan peserta didik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penilaian otentik pada perkuliahan IPA di Prodi PGSD FKIP UNPAS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Prodi PGSD FKIP UNPAS. Instrumen yang digunakan berupa angket persepsi mahasiswa, lembar observasi, serta pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan direncanakan akan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan penilaian otentik pada perkuliahan IPA di Prodi PGSD FKIP Unpas sudah diterapkan walaupun belum berjalan secara optimal. Sedangkan respon mahasiswa terhadap penerapan penilaian otentik pada perkuliahan menunjukkan hasil yang positif.
Kata kunci: Penilaian Otentik, Perkuliahan IPA
Abstract. Authentic assessment is a process of collecting the various of data that can provide a comprehensive the development of learners that includes the cognitive, affective and psychomotor skills. This study aims to find out how to applicate of authentic assessment on science lectures in major PGSD FKIP Unpas. This research is a qualitative descriptive research. Participants in this study were students at the major PGSD FKIP Unpas. The instruments used were student perception questionnaires, observation sheets, and interview guidelines. Data analysis techniques used are planned to use descriptive analysis. The results showed that the application of authentic assessment on science lecture in major PGSD FKIP Unpas has been applied although not yet optimally. While the student response to the application of authentic assessment on lectures showed positive results.
Keywords: Authentic Assessment, Science Lecture
143
A. Pendahuluan Negara yang maju dapat dilihat
atas teori “pendidikan berdasarkan
dari kualitas sumber daya manusia dan
standar”
kualitas
dan
dalam
pendidikan negara
yang
tersebut.
terdapat Hal
ini
(standar-based
teori
education),
kurikulum
kompetensi
berbasis
(competency-based
menjadikan pendidikan sangat penting
curriculum). Pendidikan berdasarkan
bagi perkembangan dari suatu negara.
standar menetapkan adanya standar
Pendidikan menjadikan sumber daya
nasional
manusia dapat terberdayakan dengan
warga negara yang dirinci menjadi
baik.
Indonesia
standar isi, standar proses, standar
sebagai
kompetensi lulusan, standar pendidik
Begitu
pun
menempatkan
di
pendidikan
sebagai
minimal
sesuatu yang penting dan utama. Hal
dan
ini dapat dilihat dari isi pembukaan
sarana
UUD 1945 alinea IV yang menegaskan
pengelolaan, standar pembiayaan, dan
bahwa salah satu tujuan nasional
standar
bangsa Indonesia adalah mencerdaskan
(Kunandar, 2014).
kehidupan bangsa. Salah
tenaga
kualitas
kependidikan,
standar
prasarana,
standar
dan
penilaian
Berkenaan
satu
bentuk
inovasi
penilaian
pendidikan
dengan
dalam
proses
pendidikan,
pendidikan di Indonesia saat ini yaitu
Permendiknas No. 27 th. 2007 dan No.
diterapkannya
66 th. 2013 tentang Standar Penilaian
kurikulum
2013.
Kunandar (2014) menjelaskan bahwa
Pendidikan
kurikulum 2013 ini bertujuan untuk
penilaian
mempersiapkan
manusia
proses pengumpulan dan pengolahan
agar
kemampuan
memiliki
Indonesia hidup
didapat pendidikan
informasi
untuk
pengertian adalah
suatu
menentukan
sebagai pribadi dan warga Negara yang
pencapaian hasil belajar peserta didik
beriman, produktif, kreatif, inovatif,
yang dilakukan secara sistematis dan
dan afektif serta mampu berkontribusi
berkesinambungan
pada
Namun
kehidupan
bermasyarakat,
berbeda
(Abdul, dengan
penilaian
berbangsa, bernegara, dan peradaban
pembelajaran
dunia. Kurikulum 2013 dikembangkan
guru hanya terfokus pada penilaian
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
konvensional
2015).
dimana
Ida, dkk 144
yang bersifat sumatif atau penilaian
(Authentic Assessment) sebagai suatu
yang menitikberatkan pada hasil yang
penilaian
diperoleh peserta didik pada akhir
bermakna secara signigikan atas hasil
proses pembelajaran, tujuan akhir dari
belajar peserta didik untuk ranah sikap,
proses pendidikan saat ini adalah
keterampilan dan pengetahuan. jadi,
mengembangkan kompetensi peserta
penilaian otentik merupakan suatu
didik dengan memberikan penilaian
bentuk penilaian yang menghendaki
pada proses pembelajaran yang mereka
pembelajar untuk menunjukkan kinerja
lakukan (Birenbaum & Dochy, 1996).
di dunia nyata secara bermakna, yang
Pada kurikulum 2013 penilaian dilakukan
dengan
menggunakan
atau
pengukuran
yang
merupakan
penerapan
esensi
pengetahuan
dan
keterampilan.
otentik
menekankan
penilaian otentik. Penilaian otentik
Penilaian
bertujuan untuk mengukur berbagai
kemampuan
keterampilan dalam berbagai konteks
mendemonstrasikan pengetahuan yang
yang mencerminkan situasi di dunia
dimiliki secara nyata dan bermakna.
nyata
Kegiatan
dimana
keterampilan
keterampilan-
penilaian
tidak
sekedar
menanyakan
Menurut Permendikbud No. 103 tahun
pengetahuan
2014, kurikulum 2013 menerapkan
pembelajar, melainkan kinerja secara
penilaian
menilai
nyata dari pengetahuan yang telah
kemajuan belajar peserta didik yang
dikuasai. Hal ini sebagaimana yang
meliputi
dan
diungkapkan oleh Callison (2009) yang
keterampilan. Oleh karena itu pada
mengatakan bahwa asesmen otentik
penilaian otentik, penilaian mencakup
merupakan sebuah penilaian proses
seluruh
siswa,
yang di dalamnya melibatkan berbagai
moral,
kinerja yang mencerminkan bagaimana
emosional,
peserta didik belajar, capaian hasil,
perkembangan sosial dan aspek-aspek
motivasi, dan sikap yang terkait dengan
kepribadian individu lainnya.
aktivitas pembelajaran.
otentik
sikap,
aspek
untuk
pengetahuan
kepribadian
perkembangan
perkembangan
Kemendikbud
(2014)
atau
untuk
digunakan.
seperti
tersebut
pembelajar
yang
Berkaitan
telah
dengan
menyadap diketahui
definisi
mengartikan penilaian otentik penilaian otentik, beberapa peneliti JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Ida, dkk ISSN 2540-9093 145
memiliki pandangan yang berbeda-
afektif
dan
beda. Hart (1994) berpendapat bahwa
peserta
didik.
penilaian otentik merupakan suatu
diberikan
penilaian
bermakna bagi mereka.
kinerja
pada
proses
pembelajaran. Namun adapula yang
psikomotorik Tugas
juga
yang
hendaknya
2. Lingkungan kelas atau tempat
mengatakan bahwa terdapat perbedaan
belajar
antara
mendukung peserta didik untuk
penilaian
kinerja
dengan
hendaknya
dapat
penilaian otentik. Sebagimana pendapat
dapat
Mayer (1992) yang mengatakan bahwa
mengoptimalkan
perbedaan antara keduanya adalah
yang dimiliki, baik itu pada
setiap penilaian otentik merupakan
aspek kognitif, afektif maupun
penilaian kinerja, namun tidak berlaku
psikomotoriknya. Pembelajaran
sebaliknya. Penilaian otentik dapat
hendaknya dirancang dengan
membangun suatu hasil penilaian yang
memberikan gambaran kondisi
valid
atau situasi yang akan dialami
dan
dapat
dipertanggung
mengeksplor
kemampuan
jawabkan. Artinya hasil penilaian ini
oleh
dapat benar-benar menginterpretasikan
mereka menjadi seorang yng
kemampuan dari peserta didik selama
professional.
proses
dan
pembelajaran. penugasan peserta
setelah Oleh
yang didik
menggambarkan
karena
peserta
dan
didik
ketika
proses
3. Interaksi sosial. Faktor kegiatan
itu
di lingkungan sosial terbagi
diberikan
kepada
menjadi
hendaknya
dapat
kegiatan
kompetensi
yang
kolaboratif,
dibutuhkan dalam penilaian.
individu.
dua
macam,
yang
yaitu
berbentuk
dan
kegiatan
Dalam
kegiatan
Menurut (Gulikers, Bastieaens &
kolaboratif, penilaian otentik
Kirschner, 2004) berpendapat bahwa
didapat dari melihat interkasi
terdapat lima dimensi yang saling
antar
berkaitan untuk membuat penilaian
memecahkan
otentik yaitu :
permasalahan.
1. Tugas atau penugasan yang mengakomodir aspek kognitif, JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 146
peserta
dalam penilaian
didik
dalam suatu
Sedangkan
kegiatan otentik
individu, dalat Ida, dkk
dilakukan
dengan
bagaimana peserta
melihat
penilaian, sehingga dapat mengurangi
masing-masing
rasa cemas peserta didik, dan tidak
didik
saling
dan
mencoba
berkompetisi memecahkan
permasalahan
secara individu.
takut mendapatkan nilai jelek yang dapat
mengganggu
harga
dirinya
karena Penilaian otentik dibentuk dari suatu penilaian kegiatan pembelajaran
4. Hasil dari penilaian otentik
yang bersifat konstruktivisme, artinya
adalah sesuatu penilaian yang
penilaian dilakukan terhadap proses
asli
pembentukan suatu pengetahuan yang
yang
menggambarkan
kemampuan menyeluruh dari
dilakukan
tiap
berdasarkan
individu.
penilaiannya
Hasil
bisa
dari
berbentuk
oleh
permasalahan
suatu produk ataupun suatu
kehidupan
gagasan dari peserta didik.
pembelajaran
peserta
didik
pengalaman
dan
yang
terdapat
sehari-hari, akan
pada
sehingga
terasa
5. Keriteria dan standar penilain
bermakna
otentik. Adapun keriteria dan
Penilaian
standard
otentik
informasi
bersifat
pendidik terhadap kemajuan peserta
penilaian
adalah
penilaian
(Herrington,
lebih
otentik yang
menyediakan
berharga
didik
pada
atau
Melalui kurikulum 2013, penilaian
kompetensi yang harus dimiliki
otentik menjadi suatu penekanan yang
oleh
serius. Dalam pelaksanaan penilaian
peserta
penilaian
didik,
dilakukan
menggunakan
dan dengan
rubrik
atau
portofolio. Penerapan berpotensi
otentik
tersebut
mendatangkan
otentik berbagai
manfaat dan keuntungan, yaitu peserta
intruksi.
pendidik
harus
memperhatikan keseimbangan antara penilaian
penilaian
keberhasilan
kepada
transparan, penilaian berfokus kemampuan
serta
1998).
kompetensi
sikap,
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan
karateristik
peserta didik.
didik dapat berperan aktif dalam proses
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
Ida, dkk 147
B. Metode Penelitian Kajian ini merupakan penelitian
mengungkap
data
adanya.
penelitian deskriptif atau kajian survey
Instrumen
terhadap
penilaian
angket dan lembar observasi kegiatan
mahasiswa pada perkliahan IPA di
diskusi, presentasi, dan penugasan serta
program
panduan wawancara. Subjek penelitian
profil
studi
proses
PGSD
Fakultas
yang
apa
digunakan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
adalah
Universitas
(Unpas)
Universitas Pasundan yang mengambil
Bandung. pengkaji tidak memberikan
matakuliah Konsep Dasar IPA SD
treatment atau perlakuan pada subyek
(KDISD),
penelitian, tetapi hanya berusaha untuk
(PISD).
Pasundan
Mahasiswa
adalah
PGSD
Pembelajaran
FKIP
IPA
SD
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Data penerapan
hasil penilaian
angket
tentang
otentik
yang
saat pembelajaran pada perkuliahan IPA
melalui
aktivitas
diskusi,
dilakukan oleh dosen diperoleh dengan
presentasi, dan penugasan dapat dilihat
melihat respon dan persepsi mahasiswa
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Ringkasan Persentase Pencapaian Indikator Penilaian Otentik Melalui Aktivitas Diskusi Mahasiswa Persentase Pencapaian No
Indikator Penilaian Otentik
(Mata Kuliah) KDISD
PISD
1
Penugasan bersifat Otentik
17%
16%
2
Aspek Lingkungan Belajar
23%
24%
3
Aspek Interaksi Sosial
25%
26%
4
Hasil Penilaian Otentik
22%
20%
5
Kriteria Penilaian Otentik
13%
14%
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
Ida, dkk 148
30%
penugasan bersifat otentik
25% 20%
Aspek lingkungan belajar
15%
Aspek interaksi sosial
10%
asil penilaian otentik
5% 0%
Kriteria penilaian otentik KDISD
PISD
Grafik 1. Pencapaian Indikator Penilaian Otentik Melalui Aktivitas Diskusi Mahasiswa Tabel 2. Ringkasan Persentase Pencapaian Indikator Penilaian Otentik Melalui Aktivitas Presentasi Mahasiswa Persentase Pencapaian No
Indikator Penilaian Otentik
(Mata Kuliah) KDISD
PISD
1
Penugasan bersifat Otentik
14%
15%
2
Aspek Lingkungan Belajar
26%
23%
3
Aspek Interaksi Sosial
27%
29%
4
Hasil Penilaian Otentik
23%
21%
5
Kriteria Penilaian Otentik
10%
12%
35% 30% 25%
penugasan bersifat otentik
20%
Aspek lingkungan belajar
15%
Aspek interaksi sosial asil penilaian otentik
10%
Kriteria penilaian otentik
5% 0%
KDISD
PISD
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
Ida, dkk 149
Grafik 2. Pencapaian Indikator Penilaian Otentik Melalui Aktivitas Presentasi Mahasiswa Tabel 3. Ringkasan Persentase Pencapaian Indikator Penilaian Otentik Melalui Aktivitas Penugasan Mahasiswa Persentase Pencapaian No
(Mata Kuliah)
Indikator Penilaian Otentik
KDISD
PISD
1
Penugasan bersifat Otentik
26%
28%
2
Aspek Lingkungan Belajar
20%
20%
3
Aspek Interaksi Sosial
21%
24%
4
Hasil Penilaian Otentik
18%
16%
5
Kriteria Penilaian Otentik
15%
12%
30% 25% 20%
penugasan bersifat otentik Aspek lingkungan belajar
15%
Aspek interaksi sosial asil penilaian otentik
10%
Kriteria penilaian otentik 5% 0%
KDISD
PISD
Grafik 3. Pencapaian Indikator Penilaian Otentik Melalui Aktivitas Penugasan Mahasiswa Berdasarkan persentase
pencapaian
perhitungan
kecuali
pada
aktivitas
penugasan
penerapan
pencapaian tertinggi terdapat pada
penilaian otentik pada aktivitas diskusi,
indikator penugasan bersifat otentik.
presentasi, dan penugasan seperti pada
Sedangkan yang terendah adalah apek
tabel diatas, indikator yang mendapat
kriteria penilaian otentik. Hal ini
persentase tertinggi untuk setiap mata
menunjukan bahwa pada perkuliahan
kuliah adalah aspek interaksi sosial,
IPA sudah terbangun interaksi sosial
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
Ida, dkk 150
yang
baik
penilaian
berdasarkan otentik,
indikator
namun
masih
Kedua, aspek lingkungan belajar. Brown
(1989)
mengatakan
terdapat beberapa aspek yang masih
aspek
bisa
pada
dalam proses pembelajaran haruslah
indikator pertama, yaitu penugasan
menmpertimbangkan aspek kognitif,
yang bersifat otentik. Penugasan yang
afektif, dan psikomotorik peserta didik.
diberikan hendaknya berupa tugas yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
memiliki indikator yang kompleks atau
aspek lingkungan belajar yang dirasa
tugas
siswa
perlu untuk ditingkatkan lagi adalah
mengembanagkan kemampuan tingkat
pada aspek memunculkan suasana,
tinggi (high-order thingking). Hal ini
konten, lingkungan belajar yang sesuai
sejalan dengan pendapat Savery &
dengan persoalan di kehidupan sehari-
Duffy (1995) yang mengatakan bahwa
hari selaku calon guru SD serta
melibatkan siswa dalam menyelesaikan
pemberian waktu yang cukup untuk
tugas yang bersifat kontekstual dapat
melihat aktivitas mahasiswa selama
membantu mereka mengembangkan
proses perkuliahan. Sebagaimana yang
kemampuan menyelesaikan masalah.
dikemukakan Wiggins (1989) bahwa
Berdasarkan
ini,
salah satu faktor penting untuk melihat
penugasan yang diberikan belum dapat
keberhasilan penilaian otentik pada
mengintegrasikan
aspek
ditingkatkan.
yang
Seperti
menuntut
hasil
penelitian
antara
aspek
lingkungan
lingkungan
yang
bahwa
terbangun
belajar
adalah
kognitif, afektif, dan psikomotorik,
pemberian waktu yang cukup baik bagi
serta belum dapat melihat, menilai dan
peserta didik ataupun bagi guru untuk
membandingkan kemampuan awal dari
melihat aktivitas belajar peserta didik
setiap mahasiswa. Penugasan yang
yang
diberikan dalam proses pembelajaran
pembelajaran.
terbangun
dalam
proses
juga belum dapat memberikan makna
Ketiga, aspek interaksi sosial.
yang mendalam bagi mahasiswa, hal
Interakasi sosial dalam perkuliahan
ini dikarenakan tugas yang diberikan
IPA sudah terbagung dengan cukup
adalah tugas yang sudah biasa atau
baik, adapaun aspek yang dirasa masih
rutin mereka dapat.
perlu ditingkatkan lagi adalah dosen
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
hendaknya dapat merancang suatu Ida, dkk 151
suasana perkuliahan yang tidak hanya
optimal, diantaranya adalah penilaian
kental dengan suasana pembelajaran
belum
yang kolaboratif. tetapi juga dapat
kognitif, dan psikomotorik. Penilaian
memberikan ruang untuk mahasiswa
yang dilakukan pada perkuliahan juga
berkompetisi. Suasana pembelajaran
belum
yang
menggunakan rubrik dan penilaian
kolaboratif
akan
terasa
mencakup
dilakukan
manfaatnya oleh siswa ketika nantinya
portopolio
dihadapkan pada situasi yang memang
Berdasarkan
mengharuskan
menunjukan
mereka
untuk
aspek
secara
dari
afektif,
terbuka,
mahasiswa.
uraian
tersebut,
bahwa
penerapan
bekerjasama (Slavin, 1989). Sedangkan
penilaian otentik pada matakuliah IPA
suasana kompetisi akan melatih mental
di Prodi PGSD masih belum optimal.
peserta didik untuk nantinya siap
Salah satu indikator yang juga penting
bersaing secara positif.
untuk diperhatikan adalah bagaimana
Keempat, Hasil penilaian otentik.
merancang
suatu
instrumen
Hasil dari penilaian otentik adalah
pembelajaran atau penilaian otentik dan
sebuah produk atau penampilan dari
kontekstual
peserta didik yang relevan dengan
peserta didik atau mahasiswa mampu
kehidupan
mengembangkan
sehari-hari
ataupun
yang
dapat
membuat
kompetensi
berhubungan dengan provesi mereka
relevan
nantinya (Wiggins, 1989). Adapun hal
nantinya yaitu seorang guru. Penerapan
yang perlu menjadi perhatian untuk
penilaian otentik pada perkuliahan juga
ditingkatkan pada indikator ini adalah
hendaknya menjadi tantang bagi dosen
bagaimana
guna
dosen
membuat
suatu
dengan
profesi
yang
meningkatkan
kompetensi
instrumen dan rubrik hasil penilaian
pedagogiknya
yang mencakup
perkuliahan yang lebih baik (Darling &
dengan
atau
berbagai
berhubungan indikator
pembelajaran (multiple indicator of learning).
dan
mereka
menghadirkan
Snyder, 2000). Wawancara dilakukan terhadap dosen pengampu matakuliah IPA pada
Kelima, kriteria penilaian otentik.
prodi PGSD. Dosen yang berhasil
Pada indikator ini terdapat beberapa
diwawancarai berjumlah 7 orang yang
aspek yang belum tercapai secara mengampu mata kuliah konsep dasar JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Ida, dkk ISSN 2540-9093 152
IPA SD, pembelajaran IPA SD, konsep
mereka, hal ini disebabkan karena
dasar bumi antariksa SD, dan konsep
penilaian otentik merupakan suatu
dasar kimia fisika SD. Berdasarkan
bentuk
hasil
dosen
pembelajar untuk menunjukkan kinerja
perkuliahan
di dunia nyata secara bermakna yang
rekapitulasi
mengenai
angket
kegiatan
tugas
yang
menghendaki
menunjukkan bahwa sebagian besar
merupakan
dosen
pengetahuan dan keterampilan.
sudah melaksanakan aspek-
aspek yang ada dalam angket tersebut.
penerapan
Adapun
respon
mahasiswa
Aspek-aspek tersebut sudah menjadi
terhadap
suatu rutinitas yang harus dilakukan
dilakukan
oleh setiap dosen berdasarkan RPS
menunjukan
yang disusun sebelum mata kuliah
kesimpulan ini didapat dari hasil
tersebut
angket
dilaksanakan
dengan
penilaian
esensi
pada
dan
otentik
yang
perkuliahan
respon
yang
wawancara.
IPA positif,
Penilaian
mentargetkan CPL (soft skill dan hard
otentik yang dilakukan oleh dosen
skill serta kompetensi lainnya) untuk
dapat
setiap
termotivasi
pembahasan/pertemuannya.
Proses
penilaian
dan
mahasiswa
lebih
membuat
proses
sudah
perkuliahan menjadi lebih bermakna
menerapkan aspek penilaian otentik
bagi mereka. Hal ini senada dengan
walaupun masih belum optimal dan
pedapat Hart (1994) yang mengatakan
masih
Aspek
bahwa melalui penerapan penilaian
membantu
otentik pada perkuliahan memberikan
bisa
tersebut
juga
membuat
ditingkatkan. dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran
kesempatan
dalam mata kuliah masing-masing,
melaksanakan tugas-tugas otentik yang
sehingga perlu dirancang dengan tepat
menarik,
agar memacu belajar mahasiswa dan
dengan kehidupan siswa. Tugas ini
terjadi proses pembelajaran bermakna.
dapat menjadikan siswa inovatif dan
Sebagaimana pendapat Mueller (2005)
kreatif karena memiliki kesempatan
yang
untuk
mengatakan
bahwa
asesmen
kepada
bermanfaat,
siswa
dan
mengembangkan
untuk
relevan
diri,
otentik yang diterapkan pada peserta
menumbuhkan sikap yang lebih positif.
didik
Sedangkan hasil penelitian Wijayanti
akan
dapat
menghadirkan
pembelajaran yang bermakna bagi (2014) JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 153
didapat
bahwa
autentic Ida, dkk
asessment dengan pendekatan saintifik
terkait dengan proses perkuliahan dan
yang
penilaian yang dilaksanakan adalah:
dikembangkan
dapat
meningkatkan keterampilan berpikir
1. Gunakan metode yang menarik
ilmiah dengan efektif. Setiap aspek
2. Penilaian otentik
keterampilan
3. Mempergunakan media
berpikir
ilmiah
mahasiswa mengalami peningkatan. Adapun
rekap
hasil
pembelajaran
tulisan
mahasiswa untuk menyampaikan saran
4. Melakukan refleksi 5. Penugasan sesuai dengan RPS
30% 25% Metode yang menarik
20%
penilaian Otentik
15%
Menggunakan media
10%
Melakukan refleksi
5% 0%
Penugasan sesuai RPS Persentase saran mahasiswa untuk proses perkuliahan
Grafiik 4. Saran Perbaikan Berdasarkan Telusuran Angket Persepsi Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNPAS D. Simpulan Berdasarkan hasil kajian dan
adalah sebagian besar dosen sudah
analisis data maka dapat disimpulkan
melaksanakan
bahwa
proses
diperlukan dalam proses perkuliahan.
penilaian otentik pada perkuliahan IPA
Sedangkan pandangan atau persepsi
di prodi PGSD sudah terlaksana namun
mahasiswa terhadap penilaian otentik
masih belum optimal dan msih terdapat
yang
beberapa
mendapatkan respon positif.
secara
keseluruhan,
aspek
yang
perlu
aspek-aspek
diterapkan
oleh
yang
dosen
ditingkatkan. Hasil wawancara yang
Dari hasil yang telah didapatkan
dilakukan terhadap dosen pengampu
oleh peneliti, maka disarankan agar
mata kuliah IPA pada prodi PGSD program JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093 154
studi
dapat Ida, dkk
merekomendasikan
dosen
untuk
penelitian lanjutan untuk merumuskan
menggunakan penilaian otentik sebagai
modul atau panduan bagi dosen untuk
alternatif dalam mengevaluasi hasil
menerapkan penilaian otentik pada
belajar mahasiswa. Serta dilakukan
perkuliahan.
Daftar Pustaka Birenbaum, M., & Dochy, F. J. R. C. Pelatihan Guru Implementasi 1996. Alternatives in Assessment Kurikulum 2013. Jakarta: Badan of Achievements, Learning Pengembangan Sumber Daya Processes and Prior Knowledge. Manusia Pendidikan dan Boston, MA: Kluwer Academic Kebudayaan dan Penjaminan Publishers. Mutu Pendidikan, Kementerian Brown, J. S., Collins, A., & Duguid, P. Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Situated cognition and the Kunandar. 2014. Penilaian Otentik culture of learning. Educational (Penilaian Hasil Belajar Peserta Researcher. 18 (1), 32–42. Didik Berdasarkan Kurikulum Callison, Daniel. 2009. Authentic 2013). Jakarta: Rajawali Pers. Assessment. American Majid, Abdul. 2015. Penilaian Otentik Assosiation of School Librarians. Proses dan Hasil Belajar. Darling-Hammond L, Jon Snyder. Bandung: PT Remaja 2000. Authentic assessment of Rosdakarya Offset. teaching in context. Journal Meyer, C. 1992. What’s the difference Teaching and Teacher Education between authentic and 16 (5), 54. performance assesment?. Gulikers, Bastiaens & Kirsshner, Educational Leadership, 49 (8), (2004). A Five-Dimensional 39–40. Framework For Authentic Mueller, John. 2005. The Authentic Assesment. ETR&D, 52 (3), Assessment Toolbox: Enhancing 1042-1629. Student Learning through Online Hart, D. 1994. Authentic Assessment A Faculty Development. Journal of Handbook for Educators. Online Learning and Teaching. California. New York: Addison North Central College, Wesley Publishing Company. Naperville. 1 (1). Herrington, J. & Herrington, A. 1998. Peraturan Menteri Pendidikan dan Authentic assessment and Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 multimedia: How university tentang Pembelajaran Pada students respond to a model of Pendidikan Dasar dan authentic assessment. Higher Pendidikan Menengah. 2014. Education Research and Jakarta Kementerian Pendidikan Development. 17 (3), 305-322. dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Savery, J., & Duffy, T. 1995. Problem Kebudayaan, 2014. Materi based learning: An instructional JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Ida, dkk ISSN 2540-9093 155
model and its constructivist frame-work. Educational Technology, 35, 31–38. Slavin, R. E. 1989. Research on cooperative learning: An international perspective. Journal of Educational Research, 33, 231–243. Wiggins, G. 1989. Teaching to the (authentic) test. Educational Leadership, 46 (7), 41–47. Wijayanti, (2014). Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Unnes. JPII 3 (2) (2014) 102-108.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 ISSN 2540-9093
Ida, dkk 156