tahun
PERIKANAN UGM
Prosiding SEMINAR NASIONAL TAHUNAN X HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2013
Jilid II MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM Jl. Flora Gd. A4 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Telp./Fax. (+62-274) 551218 e-mail:
[email protected] website: www.faperta.ugm.ac.id/semnaskan
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 PROSIDING SEMINAR NASIONAL TAHUNAN X HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2013 JILID II: MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN DEWAN REDAKSI
Diterbitkan oleh
: Jurusan Perikanan - Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP-KKP)
Penanggung jawab: Ketua Jurusan Perikanan - Fakultas Pertanian UGM Pengarah
: Jamhari, S.P., M.P., Dr. Rustadi, Ir., M.Sc, Dr., Prof. Kamiso, H.N., Ir., M.Sc., Dr., Prof.
Penyunting
: Alim Isnansetyo, Ir. M.Sc., Dr. Amir Husni, S.Pi., M.P., Dr. Djumanto, Ir., M.Sc., Dr. Novalia Rachmawati, M.Sc. Retno Widaningroem, Ir., M.Sc. Rustadi, Ir., M.Sc, Dr., Prof. Suadi, S.Pi., M.Sc., Ph.D. Ustadi, Ir., M.P., Dr.. Prof.
Redaksi Pelaksana :Senny Helmiati, S.Pi, M.Sc. Mgs. Muh. Prima Putra, S.Pi., M.Sc. Dina Fransiska, M.Si Merissa Nur Asih, S.Ikom Restha Aristianty
Alamat Redaksi
: Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian UGM Jl. Flora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Telp/Fax. 0274-551218
Semnaskan_UGM-Dewan Redaksi ii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (2013: Yogyakarta) Prosiding Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2013 Jilid II: Manajemen Sumberdaya Perikanan Penyunting Isnansetyo, A… (et al.) Yogyakarta Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, 2013
ISBN: 978-602-9221-22-0
1. Isnansetyo, A. @ Hak Cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Penyunting: Isnansetyo, A., dkk.
Diterbitkan oleh: Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2013 Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin dari penyunting.
Semnaskan_UGM-ISBN
iii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................................................ Dewan Redaksi ....................................................................................................................... ISBN ........................................................................................................................................ Kata Pengantar ....................................................................................................................... Daftar Isi .................................................................................................................................. BIDANG BIOLOGI PERIKANAN JUDUL STRUKTUR KOMUNITAS JUVENIL IKAN PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI KAWASAN PERAIRAN PULAU PARANG, KARIMUNJAWA Dian Hapsari, Muhammad Zainuri, Bambang Yulianto dan Mujiyanto
i ii iii iv v
KODE BP-01
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI WADUK SERMO PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Khoirul Fatah
BP-02
KOMPOSISI JENIS IKAN DAN PERKEMBANGAN GONAD HASIL TANGKAPAN JARING INSANG UKURAN MATA JARING BERBEDA DI WADUK SERMO KULON PROGO Supardjo S. Djasmani, Riska Nilawati, dan Rahmat W. Sihwardoyo
BP-04
NISBAH KELAMIN DAN UKURAN PERTAMA KALI MATANG GONAD IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma BLEEKER, 1851) YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN Farida G. Sitepu
BP-05
ASPEK LINGKUNGAN DAN HABITAT BEBERAPA JENIS IKAN DI WADUK KOTOPANJANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Elva D. Harmilia
BP-07
STUDI BIOEKOLOGI IKAN KETING (Mystus gulio) DI WILAYAH PERAIRAN MOROSARI, KEC. SAYUNG, KAB. DEMAK Hadi Endrawati, Muhammad Zainuri dan Devi Setiyaningsih
BP-08
KEBIASAAN MAKAN DAN RELUNG MAKANAN IKAN BETUTU DI WADUK GEDUNG OMBO, PROVINSI JAWA TENGAH Solekha Aprianti dan Susilo Adjie
BP-10
KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS JUVENIL IKAN DI PERAIRAN EKOSISTEM MANGROVE BAGIAN BARAT KEPULAUAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA Maharani, Johanes Hutabarat, Sunaryo dan Mujiyanto
BP-11
SELEKTIFITAS JARING INSANG (GILLNET) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SELUANG (Rasbora sp.) Irhamsyah, Iriansyah dan Rusmilyansari
BP-13
Semnaskan_UGM-Daftar Isi v
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
PERTUMBUHAN IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma BLEEKER, 1851) DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR DAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN Sharifuddin Bin Andy Omar, Muh. Arifin Dahlan, Moh. Tauhid Umar, Damayanti, Rahmi Fitrawati dan Syarifuddin Kune
BP-14
KAJIAN PERTUMBUHAN BULU BABI (Salmacis sphaeroides LINNAEUS, 1758) DI PERAIRAN PESISIR DESA BONTOLEMPANGAN, KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR, SULAWESI SELATAN Moh. Tauhid Umar, Joeharnani Tresnati dan Sharifuddin Bin Andy Omar
BP-15
KOMPOSISI JENIS, ESTIMASI DAN UPAYA PENGELOLAAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (HTS) PUKAT UDANG DI LAUT ARAFURA Ignatius Tri Hargiyatno
BP-16
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN BUNTAL KUNING (Chonerhinos naritus) DI PERAIRAN ESTUARI SUNGAI INDRAGIRI, RIAU Herlan dan Asyari
BP-17
ASPEK BIOLOGI BEBERAPA JENIS UDANG DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT DITINJAU DARI MORFOLOGINYA Adriani S. Nastiti, Hendra Saepulloh, dan Masayu R. A. Putri
BP-18
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS (Ompok hypopthalus) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KAMPAR, RIAU Windarti, Ridwan M. Putra dan Yoppie Wulanda
BP-19
PENGARUH KOMBINASI PAKAN FITOPLANKTON TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP LARVA TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) PADA FASE AURICULARIA Lisa F. Indriana, Azhari Tarmizi dan Salnida Y. Lumbessy
BP-20
TOTAL HAEMOSIT UDANG WINDU (Panaeus monodon) PADA BERBAGAI STADIA MOLT DAN OSMOLARITAS Gina Saptiani dan Catur A. Pebrianto
BP-21
UMUR, PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR POPULASI TUNA MADIDIHANG (Thunnus albacores BONNATERE, 1788) DI LAUT FLORES Wayan Kantun dan Achmar Mallawa
BP-23
ESTIMASI PARAMETER PERTUMBUHAN, MORTALITAS DAN POLA REKRUITMEN IKAN RONO (Xenopoecilus sarasinorum) DI DANAU LINDU KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH Samuel
BP-24
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN A JUDUL VARIASI SPASIAL NUTRIEN TERLARUT SELAMA MUSIM PERALIHAN I (HUJAN KE KEMARAU) DI PERAIRAN TELUK BANTEN Alianto KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI ESTUARIA PELAWANGAN TIMUR SEGARA ANAKAN, CILACAP Astri Suryandari dan Nanang Widarmanto
vi Semnaskan_UGM-Daftar Isi
KODE MA-01
MA-04
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 TEKNIK TRANSPLANTASI LAMUN YANG MUDAH DAN MURAH : TUNAS TUNGGAL Enhalus acoroides DAN KUMPULAN TUNAS Thalasia hemprichiie DI PULAU PARI, JAKARTA Wawan Kiswara
MA-05
KESUBURAN PERAIRAN BERDASARKAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DALAM MEMPREDIKSI DAERAH PENANGKAPAN KERANG SIMPIN (Amusium pleuronectes) DI PERAIRAN PEMALANG Valentin Vina Ratnapuri, Muhammad Zainuri, Ita Widowati dan Jusup Supriyanto
MA-06
DINAMIKA SPASIO-TEMPORAL DAN KETERKAITAN NUTRIEN, MAKROALGA, DAN IKAN KARANG HERBIVORA DI KEPULAUAN SPERMONDE, SULAWESI SELATAN , Chair Rani, M. Natsir Nessa, Jamaluddin Jompa Syamsuddin Toaha dan Ahmad Faizal
MA-07
STUDI FLUKTUASI KEMELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR PULAU RAKIT, TELUK SALEH, SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT Bejo Slamet dan Reagan Septory
MA-08
PEMANFAATAN CITRA SATELIT ASTER DAN MODEL ALGORITMA PCA DAN NDVI UNTUK MONITORING KESEHATAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN BUNATI KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Abdur Rahman
MA-09
PENGEMBANGAN METODE MULTIKRITERIA BERBASIS SIG UNTUK ZONING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Ahmad Faizal, Chair Rani, Natsir Nessa, Jamaluddin Jompa dan Rohani Ambo-Rappe
MA-10
KONSENTRASI DAN DISTRIBUSI SPASIAL HIDROKARBON MINYAK DAN NITRAT DI PERAIRAN PANTAI TANJUNG UBAN KEPULAUAN RIAU Irvina Nurrachmi, Kiki Sandra dan Endah Dwi Putri
MA-13
PERSENTASE KESEHATAN KARANG LUNAK (SOFT CORAL) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Mujiyanto dan Yayuk Sugianti
MA-14
KONDISI BIOLOGI DI PERAIRAN KARIMUNJAWA KAITANNYA DENGAN FAKTOR LINGKUNGAN Amran Ronny Syam dan Arip Rahman
MA-15
PENGARUH TUMBUHAN MANGROVE TERHADAP STUKTUR KOMUNITAS MAKROBENTOS INFAUNA DI BLANAKAN, SUBANG, JAWA BARAT Joni Haryadi, Muhadiono dan Hadiyanto
MA-16
STRUKTUR KOMUNITAS POLYCHAETA PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN PULAU PARANG, KARIMUNJAWA Ibadur Rahman, Muhammad Zainuri, Jusup Suprijanto dan Mujiyanto
MA-17
INTERAKSI LAUT-UDARA DI TELUK AMBON PENGAMATAN BULAN JULI TAHUN 2012 Mutiara R. Putri, Corry Corvianawatie, Willem M. Tatipatta
HASIL
MA-18
REPRODUKSI KARANG ACROPORA PADA MUSIM PERALIHAN KEDUA DI PULAU SAMBANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA JEPARA Agus Nurul Komarudin, Jarot Marwoto dan Munasik
MA-20
BERDASARKAN
Semnaskan_UGM-Daftar Isi vii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
PEUBAH KUALITAS AIR YANG DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP KELIMPAHAN PLANKTON DI TAMBAK KABUPATEN PASURUAN, PROVINSI JAWA TIMUR A.Marsambuana Pirzan, Utojo dan Erfan A. Hendrajat
MA-21
MORFOLOGI BEBERAPA JENIS GASTROPODA (NERITA SPP.) DI PERAIRAN PULAU AMBON Junita Supusepa dan Eka Hasan
MA-22
ANALISIS SPATIAL UNTUUK PEMETAAN POPULASI KERANG SIMPING BERDASARKAN SEBARAN KLOROFIL-A DI PERAIRAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Sigit Febrianto, Muhammad Zainuri dan Jusup Suprijanto
MA-23
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI NUTRIEN N, P, SI DAN RASIO N : P TERHADAP PERTUMBUHAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Yuliana
MA-24
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN B JUDUL POTENSI KONSERVASI KIMA (Tridacnidae) DAN KUALITAS PERAIRAN MALUKU TENGAH, MALUKU Abdul Wahab Radjab
KODE MB-01
EFEK BIOTURBASI KEPITING Myctyrisguinotae DAN Ucaperplexa TERHADAP KANDUNGAN BAHAN ORGANIK SEDIMEN SEKITAR AREA MANGROVE DI OURA BAY OKINAWA, JEPANG Sapto Pamungkas
MB-02
SEBARAN IKAN KURAU (Polynemus dubius) DAN KARAKTERISTIK PERAIRAN ESTUARI SUNGAI INDRAGIRI, RIAU Asyari
MB-03
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN ZONA KONSERVASI HABITAT (Sclerophagus formosus), DANAU EMPANGAU, KALIMANTAN BARAT Naila Zulfia dan Aisyah
ARWANA
MB-04
DISTRIBUSI JUVENIL SIDAT (Anguilla spp.) DI SUNGAI SERAYU, KABUPATEN CILACAP Subiyanto, W.S. Sukmawardani dan M.N. Suparjo
MB-05
STRUKTUR KOMUNITAS LARVA DAN BENIH IKAN PADA EKOSISTEM MANGROVE DENGAN UMUR VEGETASI YANG BERBEDA DI TELUK AWUR JEPARA Sri Redjeki, Rudhi Pribadi dan Sapto Pamungkas
MB-06
INVASI IKAN ALIEN DI DANAU POSO SULAWESI TENGAH Safran Makmur, Subagdja, Dwi Atminarso, Sevi Sawestri dan Petrus Rani Pong Masak
MB-07
KARAKTERISTIK HABITAT IKAN ARWANA IRIAN (Scleropages jardinii) DI SUNGAI KUMBE, KAB. MERAUKE – PAPUA Hendra Satria
MB-09
viii Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 KEMELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PENYUSUN KLEKAP (Microbenthic biological complex) PADA PERTAMBAKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) DI TRIMULYO SEMARANG JAWA TENGAH Nanik Heru Suprapti
MB-10
STUDI POPULASI BIOLOGI IKAN BELOSO (Oxyurichthys PERAIRAN MOROSARI KECAMATAN SAYUNG, DEMAK Dian Sari Maisaroh, Muhammad Zainuri dan Sri Rejeki
MB-11
microlepis)
DI
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN PERAIRAN DAN SUMBER DAYA IKAN DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Sri Turni Hartati
MB-12
STUDI TENTANG KERAGAMAN JENIS DAN KEPADATAN MAKRO ALGAE DI PERAIRAN PANTAI PULAU SULA, PROPINSI MALUKU UTARA Saleh Papalia
MB-13
KARAKTERISTIK HABITAT DAN DISTRIBUSI SPASIAL TERIPANG (Holothuria atra) DI GUGUS PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU Tutik Handayani, Isdradjad Setyobudiandi, Etty Riani
HITAM
MB-14
DINAMIKA MORFOMETRI GARIS PANTAI BERBASIS GEOMATIKA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN DEMAK Aditano Yani Retawimbi,Agus Hartoko, Sutrisno Anggoro
MB-16
PEMETAAN PERUBAHAN LAHAN TAMBAK KAWASAN MANGROVE SEBAGAI LANGKAH ANTISIPASI TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN BANYUASIN Andi Agussalim, Hartono dan Sutikno
MB-17
EVALUASI POTENSI SUMBERDAYA KEPITING BAKAU (Scylla spp.) PADA EKOSISTEM MANGROVE TELUK PELITA JAYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT MALUKU TENGAH Laura Siahainenia
MB-19
KEANEKARAGAMAN KARANG BATU (Scleractinia) DAN BIOTA ASOSIASI PADA AREA BREAKWATER NPLCT PT ARUTMIN INDONESIA KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN M. Ahsin Rifa’i, Hamdani, dan Trisna Utama
MB-20
KAJIAN POPULASI ECHINODERMATA PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI KAWASAN PERAIRAN PULAU PARANG, KARIMUNJAWA Lucky Puspitasari, Muhammad Zainuri, Rudhi Pribadi dan Mujiyanto
MB-21
INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN YANG DITEMUKAN DI SUNGAI ROKAN PROVINSI RIAU Makri dan Mirna dwirastina
MB-24
Semnaskan_UGM-Daftar Isi ix
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN C JUDUL KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN PLANKTON DI WADUK SERMO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Susilo Adjie KOMUNITAS FITOPLANKTON DI DANAU POSO, SULAWESI TENGAH Sevi Sawestri dan Safran Makmur FLUKTUASI KUALITAS AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR BATUBARA TERHADAP HASIL TANGKAPAN NELAYAN BAGAN Dini Sofarini
KODE MC-01
MC-02
TERMINAL
MC-03
KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN FITOPLANTON DI WADUK CIRATA Sri Endah Purnamaningtyas
MC-04
KONDISI KARANG DAN TERUMBU KARANG KABUPATEN MENTAWAI (PULAU SIPORA DAN PULAU SIBERUT SELATAN), DI AKHIR PROGRAM COREMAP II Anna E.W. Manuputty
MC-05
KUALITAS PERAIRAN KERAMBA APUNG DI JAKABARING, KOTA PELEMBANG SUMATERA SELATAN Aroef Hukmanan Rais dan Akhlis Bintoro
MC-06
DEGRADASI EKOSISTEM TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS WISATA SELAM DI PULAU HOGA, TAMAN NASIONAL WAKATOBI Ahmad Bahar, Fredinan Yulianda dan Achmad Fahrudin
MC-07
POTENSI PENYIMPANAN KARBON LAMUN Enhalus acoroides DI PULAU BARRANGLOMPO MAKASSAR Supriadi, Richardus F. Kaswadji, Dietriech G. Bengen dan Malikusworo Hutomo
MC-08
STATUS PENCEMARAN DAN POTENSI BIOAVAILABILITAS LOGAM DI SEDIMEN PERAIRAN PANTAI KOTA MAKASSAR Shinta Werorilangi, A. Tahir, A. Noor dan M.F. Samawi
MC-09
DAMPAK AKTIVITAS ANTROPOGENIK TERHADAP KUALITAS PERAIRAN HABITAT PADANG LAMUN DI KEPULAUAN SPERMONDE SULAWESI SELATAN Khairul Amri, Dede Setiadi, Ibnul Qayim dan D. Djokosetiyanto
MC-10
PERBANDINGAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN PADA DUA PADANG LAMUN BERBEDA DI PULAU KAPOPOSANG SULAWESI SELATAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN Nadiarti Nurdin
MC-11
STRUKTUR KOMUNITAS NIMFA EPHEMEROPTERA DI SEGEMEN SUNGAI CILIWUNG GRADIENT TINGGI Robin, Isdradjad Setyobudiandi, Yusli Wardiatno
MC-12
PERMODELAN BASIS DATA SPASIAL UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS EKOSISTEM PESISIR BERKELANJUTAN Retno Budhiati, Sri Mulyani dan Budi Kurniawan
MC-13
x Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
STRUKTUR KOMUNITAS PERIFITON SEBAGAI INDIKATOR PENCEMARAN DI SUNGAI TARUSAN, SUMATERA BARAT Siswanta Kaban dan Arif Wibowo
BIOLOGI
MC-14
STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN DESA PARANG, KEPULAUAN KARIMUNJAWA Ipanna Enggar Susetya, Sutrisno Anggoro, Rudhi Pribadi dan Mujiyanto
MC-15
PERUBAHAN JARINGAN GINJAL IKAN PARI KEMBANG (Dasyatis kuhlii) AKIBAT PAPARAN LOGAM MERKURI (Hg) Joeharnani Tresnati
MC-16
DISTRIBUSI KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN ESTUARI SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP Riswanto dan Didik Wahju Hendro Tjahjo
MC-17
LAMUN PULAU BONEBATANG, KEPULAUAN SPERMONDE DAN BAKTERI ASOSIASINYA Arniati Massinai, Abdul Haris, Eka Lisdayanti, dan Benny Audy Gosary
MC-18
KOMUNITAS MAKROBENTHOS PADA PERAIRAN RAWA BANJIRAN LEBAK DANAU KABUPATEN OKI SUMATERA SELATAN Yoga Candra Ditya dan Melfa Marini
MC-19
KAJIAN KOMUNITAS LARVA IKAN PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI KAWASAN PULAU PULAU PARANG, KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Bayu Kreshna Adhitya S, Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto dan Mujiyanto
MC-21
MANGROVE DAN KUALITAS AIR SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGIS DI PESISIR KABUPATEN TANAH LAUT Yunandar
MC-22
ANALISIS BAKTERI Clostridium perfringens PADA AIR LAUT DI PERAIRAN PANTAI BENGKALIS PROVINSI RIAU Dessy Yoswaty dan Deasy Melina Siahaan
MC-23
KONSENTRASI DAN DISTRIBUSI LOGAM BERAT PB, CU DAN ZN PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MUARA SUNGAI INDRAGIRI, RIAU Bintal Amin dan Wahono
MC-24
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN D JUDUL HUBUNGAN KERAGAMAN FITOPLANKTON DAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN SUBANG JAWA BARAT Arip Rahman dan Amran Ronny Syam PENDUGAAN WILAYAH UPWELLING DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT MODIS DI PERAIRAN SELATAN JAWA TIMUR DAN SEKITARNYA Ria Dwi Padmala dan Bambang Semedi
KODE MD-01
MD-02
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
HUBUNGAN KEPADATAN IKAN (PELAGIS DAN DEMERSAL) DENGAN KESUBURAN PERAIRAN DI PANTAI UTARA JAWA KABUPATEN PEKALOGAN Nurul Latifah, Muhammad Zainuri dan Agus Hartoko
MD-03
KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP IKAN PELAGIS KECIL DI KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA Jacomina Tahapary
MD-04
EFEKTIVITAS MINYAK CENGKEH SEBAGAI ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN INJEL BIRU-KUNING (Centropyge bicolor) Sri Wahyuni Rahmi, Muh Natsir Nessa, Dody D. Trijuno dan Iqbal Djawad
MD-05
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK HABITAT DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN CENGKAK (Tor tombroides) DI SUNGAI MANNA BENGKULU SELATAN Melfa Marini dan Husnah
MD-07
STRUKTUR POPULASI IKAN KATAMBA, Lethrinus lentjam YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN SPERMONDE SULAWESI SELATAN Budimawan, Sutia Budi, Kasmawati, Rahmi, M. Achmad Zaky, Darmawati
MD-08
LAJU TANGKAP DAN HASIL TANGKAPAN PER UNIT UPAYA PENANGKAPAN JARING TRAWL MINI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI INDRAGIRI RIAU Rupawan MODIFIKASI PUKAT HELA (MINI TRAWL) DENGAN BRD (BY CATCH REDUCTION DEVICE) UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN DEMERSAL Aristi Dian Purnama Fitri, Asriyanto dan M. Riyanto
MD-09
MD-10
KOMPOSISI IKAN HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI BANGIAN HULU SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Agus Arifin Sentosa dan Hendra Satria
MD-11
RAWAI DASAR DI PERAIRAN KABUPATEN PATI : KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN PRODUKTIVITASNYA Diniah, Mochammad Prihatna Sobari, Nurlsnaini Rahmawati
MD-13
KOMPOSISI DAN HASIL TANGKAP IKAN DENGAN ALAT TANGKAP YANG TIDAK SELEKTIF DAS KAPUAS KALIMANTAN BARAT Emmy Dharyati
MD-14
PENDUGAAN STOK IKAN PADA MUSIM KEMARAU DI RAWA BANJIRAN LUBUK LAMPAM KABUPATEN OKI SUMATERA SELATAN Ahmad Farid dan Yoga Candra Ditya
MD-18
ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA IKAN TERBANG (Hirundichthys oxycephalus) BERDASARKAN DIMENSI EKOLOGI, BIOLOGI, DAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN DI SELAT MAKASSAR Syamsu Alam Ali, Dewi Yanuarita, Adhitya Chandra
MD-19
RANCANGAN DASAR DAN KESESUAIAN TEKNIS SARANA PENANGKAPAN IKAN YANG DIBANGUN SECARA TRADISIONAL Iriansyah, Rusmilyansari dan Siti Aminah
MD-20
xii Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 BEBERAPA INDIKATOR BIOLOGI PENANGKAPAN KEPITING RAJUNGAN (Portunus pelagicus Linn) YANG TERTANGKAP OLEH ALAT TANGKAP YANG BERADA DI PERAIRAN PANTAI PULAU SAUGI KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN Lodewyk S. Tandipayuk, Syamsu Alam Ali dan Amanda Pricella Putri
MD-21
PEMETAAN ZONA POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PADA MUSIM PERALIHAN BERBASIS REMOTE SENSING DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI TELUK BONE-LAUT FLORES Mukti Zainuddin, Najamuddin, Aisyah Farhum dan Muhammad A. I. Hajar
MD-22
BIDANG SOSIAL EKONOMI PERIKANAN JUDUL FAKTOR DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN IKAN (STUDI KASUS DI KOTA PEKALONGAN) Rachman Djamal
KODE SE-01
KAJIAN KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELANCAR DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI, SUMATERA BARAT Suparno
SE-02
PARAMETER PENDUKUNG DAN PEMBATAS UNTUK WISATA BAHARI DI KEPULAUAN SERIBU Mira dan Istiana
SE-05
UNSUR – UNSUR EKONOMI BIRU PADA MASYARAKAT PERIKANAN DI KABUPATEN RAJA AMPAT Rizki Aprilian Wijaya, Cornelia Mirwantini Witomo dan Siti Hajar Suryawati
SE-06
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN AGAN DAN ABK CANTRANG DI KELURAHAN TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH Ikha Safitri, Ismail dan Pramonowibowo
SE-08
ANALISIS PERAN SEKTOR PERIKANAN DI WILAYAH PESISIR DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR PENDEKATAN AGRICULTURAL DEMAND LED INDUSTRIALIZATION Totok Hendarto
SE-09
STRATEGI SOSIALISASI FENOMENA HARMFUL ALGAL BLOOM (HAB) DI TELUK AMBON Triyono
SE-10
ANALISIS OPTIMALISASI MINAPADI YANG BERKELANJUTAN (SUATU KASUS DI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT) Atikah Nurhayati, Ike Rustikawati dan Ine Maulina
SE-11
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN MUNGKUR BERBASIS BASE LINE STUDI Rizky Muhartono dan Sonny Koeshendrajana
SE-12
DI
WADUK
GAJAH
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xiii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT NUSA PENIDA Cornelia M Witomo dan Maulana Firdaus
SE-13
TRANSAKSI SOSIAL EKONOMI ANTARA PEMILIK TAMBAK DAN PANDEGA STUDI KASUS PADA PETAMBAK DESA PANGKAH WETAN, KECAMATAN UJUNG PANGKAH, KABUPATEN GRESIK) Istiana dan Mira
SE-15
PERSEPSI MASYARAKAT DESA BOLOK DAN DESA KUANHEUN KABUPATEN KUPANG TERHADAP PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP Rockie R.L. Supit, Azis Nur Bambang dan Bambang Yulianto
SE-16
STRUKTUR USAHA NELAYAN KECIL DI KABUPATEN LAMONGAN Budi Wardono dan Akhmad Fauzi
SE-17
ANALISIS USAHA PENANGKAPAN IKAN CAKALANG, TUNA DAN TONGKOL DENGAN HUHATE DI FLORES TIMUR Agus Setiyawan
SE-18
TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN KEPUTUSAN RUMAH TANGGA Idha Farida
SE-21
NELAYAN
DALAM
PENGAMBILAN
KARAKTERISTIK ADOPTER PADA MASYARAKAT NELAYAN KAMPUNG CIPATUGURAN PALABUHANRATU SEBAGAI PENERIMA INOVASI PERIKANAN TANGKAP Pepi Rospina Pertiwi
SE-22
ANALISIS USAHA PENDEDERAN NILA (Oreochromis spp.) ODEL KEMITRAAN DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN Deppy Amrista Sanjoyo, Suadi dan Supardjo Supardi Jasmani
SE-23
STRATEGI ADAPTASI MENETAPNYA NELAYAN TOROSIAJE KABUPATEN POHUWATO Andromeda Noholo, Suadi dan Retno Widaningroem
SE-24
SUKU
BAJO
DI
DESA
POSTER BIDANG BIOLOGI PERIKANAN JUDUL KODE HUBUNGAN ANTARA WARNA TUBUH IKAN DENGAN KANDUNGAN TOTAL pBP-01 KAROTENOID PADA JARINGAN TUBUH IKAN MAS KOKI (Carassius aurtaus) Rina Hirnawati dan Sukarman KAJIAN PERTUMBUHAN IKAN PUTAK (Notopterus notopterus) PERAIRAN LUBUK LAMPAM, SUMATERA SELATAN Melfa Marini dan Niam Muflikhah
pBP-02
STUDI PERUBAHAN FASE DAN PERTUMBUHAN LARVA UDANG WINDU (Penaeus monodon) Onie Wiwid Jayanthi, Haryo Triajie, Achmad Fachruddin Syah
pBP-03
xiv Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 KAJIAN KARAKTERISTIK BIOMETRIKA KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes) DI KABUPATEN PEMALANG: STUDI KASUS DI DESA MOJO KECAMATAN ULUJAMI Syaeful Anwar, Muhammad Zainuri dan Jusup Suprijanto
pBP-04
HUBUNGAN PANJANG BERAT, NILAI Lc DAN Lm IKAN LAYANG BIRU (Decapterus macarellus) HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PPS KENDARI Agus Setiyawan dan Agustinus Anung Widodo
pBP-06
BIOEKOLOGI IKAN BOLO-BOLO (Atherinomorus MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JEPARA Wa Jali, Sutrisno Anggoro, Muh.Yusuf dan Mujiyanto
AREA
pBP-07
KELIMPAHAN DAN SEBARAN JUVENIL IKAN BERDASARKAN HABITATNYA DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU DAN KARIMUNJAWA Sri Turni Hartati
pBP-08
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KELAYAKAN EKONOMIS BUDIDAYA IKAN NILA : STUDI KASUS DI KOLAM BALAI BENIH IKAN BAROS SERANG, BANTEN Rasidi, Erlania dan Joni Haryadi
pBP-09
PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN BETOK (Anabas testudineus) DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI MUSI Syarifah Nurdawati dan F. Supriyadi
pBP-10
HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI IKAN SEMAH (Tor tambroides) DI SUNGAI MANNA, BENGKULU Marson
pBP-11
ANALISA KEBIASAAN MAKAN IKAN BERONANG (Siganus virgatus) di KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Misnaria Napitupulu dan Mujiyanto
pBP-13
lacunosus)
DI
POSTER BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN JUDUL FISIKA KIMIA PERAIRAN DI SUNGAI KRENGSENG SEMARANG, JAWA TENGAH Agus Djoko Utomo
KODE pMS-02
KONSERVASI MANGROVE SEBAGAI PENDUKUNG POTENSI PERIKANAN PANTAI DI PEMALANG Darma Yuliana, Johannes Hutabarat, Rudhi Pribadi, Jusup Suprijanto
pMS-03
STATUS TROFIK DAN POTENSI PRODUKSI IKAN SITU No 1 DI DESA TITISAN KABUPATEN SUKABUMI Pelita Octorina, Ujang Dindin, Neneng Nurbaeti dan Bambang Kustiawan
pMS-04
POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN DI SUNGAI BATANGHARI, PROVINSI JAMBI Solekha Aprianti dan Taufiq Hidayah
pMS-06
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xv
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
KAJIAN KUALITAS AIR BERDASARKAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI WADUK KEDUNG OMBO JAWA TENGAH Elva Dwi Harmilia
pMS-07
STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN CILACAP Muhammad Zainuri, Hadi Endrawati, Widianingsih dan Retno Hartati
pMS-09
TEKSTUR DAN KIMIA TANAH PESISIR BARAT BAGIAN UTARA BALI HUBUNGANNYA DENGAN PENGGUNAAN LAHAN DI SEKITARNYA Bejo Slamet dan Ditamulia Slamet Utama
pMS-10
FISSION REPRODUCTION DUA SPECIES TERIPANG EKONOMIS PENTING FAMILI STICHOPUDIDAE (HOLOTHURIA : ECHINODERMATA) Retno Hartati, Widianingsih, Pradina Purwati dan Panca H. Mardiawan
pMS-11
POTENSI KEPITING BAKAU DI WILAYAH PERAIRAN SEKITAR TAMBAK DESA MOJO KAB PEMALANG Arthur Muhammad Farhaby, Johannes Hutabarat, Djoko Suprapto dan Jusup Suprijanto
pMS-12
SEBARAN IKAN GULAMO (Johnius belengeri) TERHADAP KONDISI PERAIAN DI ESTUARI SUNGAI INDRAGIRI PROVINSI RIAU Aroef Hukmanan Rais dan Tuah Nanda M
pMS-14
STUDI TENTANG SEBARAN JENIS DAN KEPADATAN MAKRO ALGAE DI PERAIRAN PANTAI LIANG, KABUPATEN MALUKU TENGAH, PROPINSI MALUKU Saleh Papalia
pMS-15
STUDI KARAKTERISTIK PASANG SURUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SELAT MADURA, KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto
pMS-16
STATUS PENCEMARAN SUNGAI ROKAN BAGIAN HILIR DITINJAU DARI PARAMETER BIOLOGI DAN FISIKA KIMIA PERAIRAN Siswanta Kaban
pMS-17
ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PANGANDARAN (SUATU KASUS DI KAWASAN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT) Atikah Nurhayati
pMS-18
PENDUGAAN STOK IKAN DENGAN METODE HIDROAKUSTIK DI PERAIRAN ESTUARI MAHAKAM BAGIAN TENGAH Freddy Supriyadi dan Zulkarnaen Fahmi
pMS-20
KEANEKARAGAMAN POLYCHAETA SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS AIR DI DELTA MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR Dessy Arisna dan Syarifah Nurdawati
pMS-21
xvi Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 STRUKTUR KOMUNITAS DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI DANAU POSO, SULAWESI TENGAH Dwi Atminarso dan Safran Makmur
pMS-23
ANALISIS FISIKA KIMA PERAIRAN DI RAWA PENING JAWA TENGAH Siti Nurul Aida
pMS-24
KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN MEROPLANKTON DI PERAIRAN PESISIR KABUPATEN PEMALANG, PROVINSI JAWA TENGAH Hanung Agus Mulyadi, Muhammad Zainuri, Ita Widowati dan Jusup Suprijanto
pMS-25
JENIS-JENIS PLANKTON YANG DITEMUKAN DI SUNGAI ROKAN, RIAU Mirna Dwirastina dan Makri
pMS-26
KONTRIBUSI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PENINGKATAN POTENSI SUMBERDAYA PERAIRAN DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN Amran Saru, Muhammad Lukman, dan Ahmad Bahar
pMS-27
POSTER BIDANG SOSIAL EKONOMI PERIKANAN JUDUL “TRUST”, PENGUAT KAPASITAS ADAPTASI NELAYAN TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKIM (STUDI KASUS : NELAYAN DI KABUPATEN BUTON) Nurlaili
KODE pSE-01
IDENTIFIKASI SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN DI DESA UJUNG GENTENG, KECAMATAN CIRACAP,KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Retno Widihastuti, Tenny Apriliani, Andrian Ramadhan, dan Armen Zulham
pSE-02
KAJIAN PERUBAHAN POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA NELAYAN PENANGKAP IKAN TUNA DI KOTA BITUNG Rizki Aprilian Wijaya, Andrian Ramadhan dan Maulana Firdaus
pSE-03
PRODUKSI DAN NILAI EKONOMI BEBERAPA JENIS UDANG DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT Hendra Saepulloh dan Adriani Sri Nastiti
pSE-04
PERIKANAN TANGKAP UNTUK PEMBERDAYAAN NELAYAN DALAM PERSPEKTIF OTONOMI DAERAH Yehiel Hendry Dasmasela, Ferawati Runtuboi, Ridwan Sala, Johanis Wenno, Dougklas Watimuri, Tresia Tururaja
pSE-05
IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE DI KABUPATEN DEMAK, JAWATENGAH Mei Dwi Erlina
pSE-06
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xvii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI KELEMBAGAAN KLINIK IPTEK MINA BISNIS (KABUPATEN PACITAN – JAWA TIMUR) Sapto Adi Pranowo dan Radityo Pramoda
Indeks Penulis
xviii Semnaskan_UGM-Daftar Isi
pSE-07
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 POTENSI PENYIMPANAN KARBON LAMUN Enhalus acoroides DI PULAU BARRANGLOMPO MAKASSAR 1
2
2
Supriadi , Richardus F. Kaswadji , Dietriech G. Bengen dan Malikusworo Hutomo
MC-08 3
1
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 3 Pusat Penelitian Oseanologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta Abstrak Pulau Barranglompo Makassar memiliki komunitas lamun yang disusun oleh delapan jenis. Diantara delapan jenis lamun tersebut, Enhalus acoroides mempunyai peranan yang cukup penting sebagai penyimpan karbon. Hal ini berkaitan dengan ukuran morfologi yang besar. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kemampuan jenis lamun E. acoroides untuk menyimpan karbon pada jaringan hidupnya. Penelitian dilakukan selama setahun yang terbagi ke dalam empat periode berdasarkan curah hujan. Beberapa tahapan dilakukan pada penelitian yaitu sampling kerapatan lamun yang dilakukan terhadap 238 titik yang tersebar di areal padang lamun, penentuan konsentrasi karbon pada jaringan lamun (daun, akar dan rhizoma), konversi penyimpanan karbon dari kerapatan lamun, pembuatan peta dan perhitungan luas penyimpanan karbon dengan menggunakan surfer 9.0 dan arc view 3.3. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi karbon pada akar adalah 35,02±1,71%, rhizoma 38,59±0,88% dan daun 37,49±0,85%. Rata-rata penyimpanan karbon lamun per tunas mencapai 1,406 gC/tunas. Total penyimpanan karbon komunitas lamun E. acoroides di Pulau Barranglompo berfluktuasi berdasarkan periode terutama simpanan karbon di atas substrat. Rata-rata simpanan karbon mencapai 52,06 ton, sebagian besar disimpan di bawah substrat. Kemampuan menyimpan karbon yang besar di bawah substrat merupakan kunci peran lamun dalam mendeposisi karbon dalam konteks penyerapan karbon dan pemanasan global. Kata kunci : Barranglompo, Enhalus acoroides, lamun, pemanasan global, simpanan karbon Pengantar Salah satu ekosistem yang penting di Pulau Barranglompo Makassar adalah padang lamun. Ekosistem ini mempunyai beberapa peranan baik secara ekologis maupun ekonomis. Padang lamun dapat melindungi pantai dari gerusan ombak, sebagai tempat berlindung, mencari makan dan memijah berbagai macam organisme. Selain manfaat tersebut, dalam beberapa tahun terakhir ini peran padang lamun sebagai salah satu penyerap emisi karbon di perairan laut mulai didiskusikan (Duarte, et al., 2005, 2011; Kiswara dan Ulumuddin, 2009; Nellemann, et al., 2009; Kiswara, 2010). Sebelumnya, fokus perhatian para pakar hanya tertuju pada peran vegetasi darat sebagai penyerap karbon seperti hutan dan perkebunan (Ulumuddin, et al., 2005; Aminudin, 2008), dan mengabaikan peran ekosistem pesisir. Pengabaian ini kemungkinan sebagai akibat terbatasnya vegetasi pesisir yang hanya kurang dari 2% dari permukaan lautan (Duarte, et al., 2005). Salah satu bentuk perhatian dari para pakar adalah diperkenalkannya konsep blue carbon yang dirilis atas kerjasama antara UNEP, FAO dan UNESCO pada akhir tahun 2009. Konsep tersebut dilandasi oleh keyakinan adanya kemampuan ketiga ekosistem laut (mangrove, lamun dan rawa asin) dalam menjaga keseimbangan penyerapan dan pengurangan emisi karbon (Nellemann, et al., 2009; Silva, et. al., 2009). Sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir, keberadaan ekosistem lamun sangat penting bagi siklus karbon di zona ini (Kennedy et al., 2010). Hasil penyerapan karbon oleh lamun pada proses fotosintesis disimpan atau dialirkan ke beberapa kompartemen, salah satunya adalah dalam bentuk biomassa, baik di atas maupun di bawah substrat. Penyimpanan karbon pada biomassa, terutama bagian bawah substrat membuat peran lamun bertambah penting karena akan tersimpan dalam jangka waktu yang lama (Kiswara & Ulumuddin, 2009). Pulau Barranglompo mempunyai delapan jenis lamun dimana diantara delapan jenis tersebut, E. acoroides merupakan salah satu jenis lamun yang sangat penting (Supriadi, et al., 2012a; 2012b). Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian untuk melihat kemampuan lamun E. acoroides dalam menimbun karbon pada jaringannya, baik pada daun (di atas substrat) maupun di akar dan
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-08)
1
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 rhizoma (di bawah substrat).Sampling hanya dilakukan terhadap lamun yang tumbuh di rataan terumbu. Metode Penelitian dilakukan di Pulau Barranglompo Makassar selama satu tahun, dari bulan Desember 2010 sampai November 2011. Sampling dilakukan sebanyak empat kali yaitu : Periode 1 : bulan Desember 2010-Januari 2011 Periode 2 : bulan April-Mei 2011 Periode 3 : bulan Juli-Agustus 2011 Periode 4 : bulan Oktober-November 2011 Total stok karbon diketahui dengan menggunakan pendekatan hubungan antara kerapatan, biomassa dan konsentrasi karbon jaringan lamun. Sampling kerapatan dilakukan dengan metode transek kuadrat berukuran 50 cm x 50 cm yang dilakukan secara sistematis setiap 20 meter dari pantai ke arah luar. Jumlah titik sampling kerapatan lamun sebanyak 238 titik yang tersebar di padang lamun, dimana pada 30 titik diantaranya juga dilakukan sampling biomassa (Gambar 1).
Gambar 1. Titik sampling kerapatan dan biomassa lamun. Tanda titik menunjukkan titik sampling kerapatan, sedangkan tanda bintang menunjukkan titik sampling kerapatan + biomassa. Sampling biomassa dilakukan dengan mencuplik lamun pada transek berukuran 20 cm x 20 cm sampai pada kedalaman penetrasi akar. Lamun yang telah dicuplik dibersihkan dari substrat dan dimasukkan ke kantong sampel untuk dibawa ke laboratorium. Sampel kemudian dipisah menurut jenis dan bagian lamun (daun, rhizoma dan akar), dibersihkan, dihitung jumlah tegakan, dikeringkan dengan oven dan ditimbang beratnya. Biomassa per tegakan lamun dapat diketahui dengan membagi berat total setiap sampel dengan jumlah tegakannya. Hubungan antara kerapatan dan biomassa lamun digunakan untuk memprediksi biomassa lamun pada semua titik sampling kepadatan. Sampling kerapatan dan biomassa lamun dilakukan setiap periode. Biomassa dikonversi menjadi karbon organik berdasarkan nilai rasio antara keduanya setelah dilakukan analisis kandungan karbon. Analisis karbon masing-masing jenis dan bagian lamun yang diambil dari empat sisi pulau dilakukan berdasarkan metode Walkley dan Black (Sulaeman, et al., 2005). Stok karbon pada masing-masing titik sampling dijadikan dasar untuk menggambar peta karbon dengan menggunakan surfer versi 9.0. Beberapa kelas stok karbon dibuat berdasarkan data yang
2
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-08)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 didapatkan di lapangan untuk memudahkan perhitungan. Rata-rata stok karbon dan luas masingmasing kelas dihitung. Luas dihitung dengan menggunakan ArcView GIS 3.3. Total stok karbon lamun dihitung dengan menggunakan formula : Ct = ∑ (Li x ci) 2 dimana : Ct = karbon total (ton); Li = luas padang lamun kelas i (m ); ci = stok karbon lamun kelas i 2 (ton/m ). Hasil dan Pembahasan Sebaran, Kerapatan dan Frekuensi Kemunculan Sebaran lamun di Pulau Barranglompo ditemukan pada semua sisi pulau, namun pada sisi timur ditemukan pada area yang relatif terbatas. Berdasarkan estimasi yang dilakukan, luas sebaran lamun jenis E. acoroides di Pulau Barranglompo mencapai 58,05 ha. Sementara total luas padang lamun mencapai 64,34 ha (Supriadi, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran E. acoroides cukup luas, mencapai 90,2% dari total luas padang lamun. Pada sisi timur, lamun umumnya hanya ditemukan tumbuh dekat garis pantai dengan kerapatan yang relatif rendah. 2
Rata-rata kerapatan tertinggi ditemukan pada sisi barat sebesar 18,2±7,3 tunas/m dan terendah pada 2 sisi timur sebesar 7,3±33,5 tunas/m (Gambar 2). Menurut Supriadi, et al. (2012a), sebaran E. acoroides didominasi oleh kategori kerapatan rendah yang menyebar pada semua sisi pulau. Kerapatan sedang ditemukan menyebar dari sisi utara sampai selatan, namun tidak ditemukan di sisi timur. Kerapatan tinggi hanya ditemukan pada sisi barat dekat garis pantai dengan luasan yang sempit. Sementara frekuensi kemunculan rata-rata ditemukan sebesar 72,7% (ditemukan pada 173 transek dari total 238 transek). Frekuensi kemunculan tertinggi ditemukan pada sisi selatan (86,2%) dan terendah pada sisi timur (48,3%) (Gambar 2).
2
Gambar 2. Rata-rata kerapatan (tunas/m ) dan frekuensi kemunculan (%) lamun E. acoroides di Pulau Barranglompo. Konsentrasi Karbon Jaringan Lamun Konsentrasi karbon jaringan lamun E.acoroides menunjukkan adanya variasi. Konsentrasi karbon pada akar lebih rendah dan berbeda nyata dibanding konsentrasi karbon pada jaringan rhizoma dan daun (P<0,05). Sementara konsentrasi karbon antara rhizoma dan daun relatif sama (P>0,05) (Tabel 1). Lee, et al. (2007) mengemukakan bahwa konsentrasi karbon pada jaringan lamun berkisar 3040% dari berat kering. Tabel 1. Konsentrasi karbon jaringan lamun E. acoroides di Pulau Barranglompo Jaringan Akar Rhizoma Daun
Konsentrasi Karbon (% dari berat kering) a 35,02 ± 1,71 b 38,59 ± 0,88 b 37,49 ± 0,85
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-08)
3
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 Konsentrasi karbon jaringan yang ditemukan pada penelitian ini lebih rendah dibanding yang ditemukan oleh Kiswara (2010) di Pulau Pari, namun lebih tinggi dibanding konsentrasi karbon yang ditemukan oleh Vonk, et al. (2008a, 2008b) di Pulau Bone Batang. Simpanan karbon Sebagian besar karbon pada jaringan hidup lamun di Pulau Barranglompo tersimpan di bawah substrat yang mencapai 81,9% dari total karbon. Total simpanan karbon jaringan lamun mencapai 52,06 ton (Tabel 2). Jaringan lamun di bawah substrat menyimpan sebanyak 42,65 ton karbon, sementara di atas substrat sebesar 9,41 ton karbon (Tabel 3 dan Tabel 4). 2
Simpanan karbon terbesar di bawah substrat didapatkan pada kategori 75-<150 gC/m yang mencapai 17,19 ton atau 40,3% total karbon di bawah substrat. Simpanan karbon di atas substrat 2 tertinggi didapatkan pada kategori 15-<30 gC/m yaitu sebesar 4,68 ton atau 49,73% dari total simpanan karbon di atas substrat (Tabel 3 dan Tabel 4). Tabel 2. Total simpanan karbon lamun di Pulau Barranglompo. Kategori Kisaran Rata-rata Simpanan Luas 2 Simpanan Karbon Karbon (gC/m ) 2 < 100 gC/m 35,43 29,091 2 100 - <200 gC/m 16,21 152,073 2 200 - < 300 gC/m 5,68 253,503 2 300 - < 400 gC/m 0,70 369,060 2 ≤ 400 gC/m 0,02 472,353 Total 58,048
Total Simpanan Karbon (ton) 10,31 24,65 14,40 2,60 0,10 52,06
Tabel 3. Simpanan karbon lamun di bawah substrat di Pulau Barranglompo. Kategori Kisaran Rata-rata Simpanan Luas 2 Simpanan Karbon Karbon (gC/m ) 2 < 75 gC/m 33,18 20,614 2 75 - <150 gC/m 15,91 108,029 2 150 - < 225 gC/m 7,22 191,555 2 225 - < 300 gC/m 1,49 262,364 2 ≤ 300 gC/m 0,24 358,628 Total 58,048
Total Simpanan Karbon (ton) 6,84 17,19 13,84 3,91 0,87 42,65
Tabel 4. Simpanan karbon lamun di atas substrat di Pulau Barranglompo. Kategori Kisaran Rata-rata Simpanan Luas 2 Simpanan Karbon Karbon (gC/m ) 2 < 15 gC/m 35,31 5,001 2 15 - < 30 gC/m 16,81 27,831 2 30 - < 45 gC/m 5,27 47,924 2 45 - < 60 gC/m 0,64 65,344 2 ≤ 60 gC/m 0,02 87,855 Total 58,048
Total Simpanan Karbon (ton) 1,77 4,68 2,52 0,42 0,02 9,41
Simpanan karbon di bawah substrat E. acoroides yang tinggi disebabkan oleh ukuran rhizoma dan akar yang besar, disamping penetrasi akar yang bisa mencapai 40 cm. Salah satu fungsi tingginya penyimpanan biomassa di bawah substrat adalah memperkuat penancapan lamun (Supriadi dan Arifin 2005). Menurut Laffoley dan Grimsditch (2009), jenis lamun yang secara morfologi berukuran besar cenderung mengembangkan biomassa yang tinggi di bawah substrat, dan karena itu mempunyai kapasitas untuk mengakumulasi karbon yang lebih tinggi. Selain itu karbon di bawah substrat merupakan tempat menyimpan hasil fotosintesis yang akan mendukung pertumbuhan lamun jika proses fotosintesis tidak berjalan secara optimal (Alcoverro, et al., 2001). Berkaitan dengan fungsi lamun sebagai carbon sink, maka tingginya cadangan karbon di jaringan lamun bagian bawah substrat sangat penting karena merupakan karbon yang terkunci di sedimen. Disamping itu proporsi simpanan karbon di bawah substrat mempertinggi laju penguburan karbon organik di sedimen (Kennedy dan Bjork, 2009). Simpanan karbon yang rendah, baik pada bagian atas maupun bagian bawah substrat, umumnya ditemukan dari pantai sampai bagian tengah padang lamun, dan pada beberapa bagian lamun yang
4
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-08)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 berdekatan dengan terumbu karang (Gambar 3). Bahkan pada perairan sisi selatan Pulau Barranglompo, simpanan karbon lamun didominasi oleh simpanan karbon yang relatif rendah. Simpanan karbon yang tinggi ditemukan pada beberapa daerah yang relatif sempit di sisi utara dan barat pulau, utamanya bagian tengah atau bagian luar dari padang lamun.
Gambar 3. Sebaran simpanan karbon E. acoroides di Pulau Barranglompo. Simpanan karbon mengalami fluktuasi berdasarkan periode sampling. Fluktuasi tersebut lebih jelas terlihat pada simpanan karbon bagian atas substrat (Tabel 5). Simpanan karbon di atas substrat yang rendah ditemukan pada periode I dan III, sementara pada periode II dan IV ditemukan simpanan karbon yang relatif tinggi. Penyebab fluktuasi simpanan karbon lamun pada bagian atas substrat antara lain berkaitan dengan posisinya yang langsung terpapar oleh beberapa aksi fisik perairan, seperti gelombang dan kekeringan. Rendahnya stok karbon pada periode 1 disebabkan karena banyaknya guguran serasah akibat gelombang yang tinggi. Pada periode 3, padang lamun lebih sering terpapar pada siang hari karena surut yang rendah. Erftemeijer, et al. (1993) menemukan biomassa daun E. acoroides sangat menurun akibat surut rendah sehingga menyebabkan tingginya frekuensi lamun terpapar. Lamun yang terpapar pada siang hari menyebabkan daun-daun mengering dan akhirnya hanyut ketika terjadi pasang (Supriadi, et al., 2006).
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-08)
5
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 Tabel 5. Simpanan karbon E. acoroides berdasarkan periode sampling di Pulau Barranglompo. Simpanan Karbon (ton) Periode Di Bawah Substrat Di Atas Substrat Total I 40,31 7,83 48,14 II 43,50 11,27 54,76 III 43,11 7,88 50,98 IV 43,69 10,66 54,35 Rata-rata 42,65 9,41 52,06 Kesimpulan Rata-rata simpanan karbon lamun E. acoroides di Pulau Barranglompo Makassar mencapai 0,90 ton per ha yang sebagian besar tersimpan pada jaringan di bawah substrat. Fluktuasi simpanan karbon lamun lebih jelas terlihat pada bagian atas substrat. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Andi Haerul, Hendra Hasyim, Krisye Pasanea, Hajjah Agustina Fakhirah, Anjelty dan Syamsidar yang telah membantu sampling di lapangan dan analisis sampel di laboratorium. Daftar Pustaka Alcoverro, T., Manzanera, M., & Romero, J. 2001. Annual metabolic carbon balance of the seagrass Posidonia oceanica: The importance of carbohydrate reserves. Mar Ecol Prog Ser (211): 105116. Aminudin. 2008. Kajian potensi cadangan karbon pada pengusahaan hutan rakyat (Studi kasus: hutan rakyat Dengok, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul). Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Duarte, C.M., Kennedy, H., Marba, N., & Hendriks, I. 2011. Assesing the capacity of seagrass meadows for carbon burial: current limitations and future strategis. Ocean Coast Manag. In press. Duarte, C.M., Middelburg, J.J., & Caraco, N. 2005. Major role of marine vegetation on the oceanic carbon cycle. Biogeosciences (2): 1-8. Erftemeijer, P.L.A., Osinga, R., & Mars, A.E. 1993. Primary production of seagrass beds in South Sulawesi (Indonesia): a comparison of habitats, method and species. Aquat Bot (46): 67-90. Kennedy H, Beggins J, C.M. Duarte, J.W. Fourqurean, M. Holmer, N. Marbà, & J.J. Middelbur. 2010. Seagrass sediments as a global carbon sink: Isotopic constraints, Global Biogeochem. Cycles 24, GB4026, doi:10.1029/ 2010GB003848. Kennedy, H. & Bjork, M. 2009. Seagrass meadows. Di dalam: Laffoley, D. & Grimsditch, G. The Management of Natural Coastal Carbon Sinks. IUCN. Gland Switzerland. 23-29. Kiswara, W. & Ulumuddin, Y.I. 2009. Peran vegetasi pantai dalam siklus karbon global: mangrove dan lamun sebagai rosot karbon. Workshop Ocean and climate change. Laut sebagai pengendali perubahan iklim: peran laut Indonesia dalam mereduksi percepatan proses pemanasan global. Bogor. Kiswara, W. 2010. Studi pendahuluan: potensi padang lamun sebagai karbon rosot dan penyerap karbon di Pulau Pari Teluk Jakarta. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36 (3): 361-376. Laffoley, D. & Grimsditch, G. 2009. The Management of Natural Coastal Carbon Sinks. IUCN. Gland Switzerland. Lee, K.S., Park, S.R. & Kim, Y.K. 2007. Effect of irradiance, temperature, and nutrients on growth dynamics of seagrass: a review. J Exp Mar Bio Ecol 350: 144-175.
6
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-08)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Nellemann, C., et al. 2009. Blue carbon: The role of healthy oceans in binding carbon. A rapid response assessment. United Nations Environment Programme. Norway. Silva, J., Sharon, Y., Santos, R. & Beer, S. 2009. Measuring seagrass photosynthesis: methods and applications. Aquat. Biol. (7): 127-141. Sulaeman, Suparto & Eviati. 2005. Petunjuk teknis analisis tanah, tanaman, air dan pupuk. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor. Supriadi. 2012. Stok dan neraca karbon komunitas lamun di Pulau Barranglompo Makassar. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertaninan Bogor. Bogor. Supriadi, Arifin. 2005. Pertumbuhan, biomassa dan produksi lamun Enhalus acoroides di Pulau Bone Batang Makassar. Jurnal Protein 12 (2): 293–302. Supriadi, Soedharma, D. & Kaswadji, R.F. 2006. Beberapa aspek pertumbuhan lamun Enhalus acoroides (Linn.F) Royle di Pulau Barranglompo Makassar. Biosfera : 23 (1) : 1-8. Supriadi, Kaswadji, R.F., Bengen, D.G. & Hutomo, M. 2012a. Komunitas lamun di Pulau Barranglompo Makassar: Kondisi dan karakteristik habitat. Jurnal Maspari 4 (2) : 148-158. Supriadi, Kaswadji, R.F., Bengen, D.G. & Hutomo, M. 2012b. Produktivitas komunitas lamun di Pulau Barranglompo Makassar. Jurnal Akuatika 3 (2): 159-168. Ulumuddin, Y.I., Sulistyawati, E., Hakim, D.M. & Harto, A.B. 2005. Korelasi stok karbon dengan karakteristik spektral citra landsat: studi kasus Gunung Papandayan. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV: Pemanfaatan efektif penginderaan jauh untuk peningkatan kesejahteraan bangsa. Surabaya. 269-279. Tanya Jawab Penanya
:
Robin
Pertanyaan
:
1. Bagaimana peran lamun E. acoroides dibandingkan dengan tumbuhan lain (tumbuhan darat) dari segi penyerapan karbon? 2. Apakah lamun E. acoroides sama dengan tumbuhan tingkat tinggi ?
Jawaban
:
1. Dari segi simpanan karbon, jaringan lamun relatif rendah dibandingkan dengan hutan, namun dari segi penyerapan karbon E. acoroides bisa bersaing dengan hutan karena kemampuan memproduksi biomassa (produktivitas) sangat tinggi dan hal ini membutuhkan penyerapan karbon yang tinggi pula. Hasil produktivitas sebagian besar menjadi serasah yang terendapkan di sedimen dan sebagian besar lainnya “terkunci” di sedimen sebagai simpanan karbon. 2. Beberapa jenis lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi, tetapi dengan tipe yang lebih kecil (15%). Keunggulan dari lamun yaitu produktivitasnya yang tinggi. Sebagai gambaran daun pada lamun dalam satu hari dapat tumbuh 11,5 cm, dalam satu hari juga dapat menghasilkan 5 daun. Kekurangannya yaitu di Indonesia padang lamun masih rendah jumlahnya.
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-08)
7