Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala amalannya, kecuali 3 hal, yaitu:
Sedekah jariyah ilmu yang bermanfaat Doa anak yang soleh
1
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
IAI KNOWLEDGE CENTER CABANG SOLO Qsftfoufe!cz;
IJI SAMAJI, SE., M.Si., Ak., CA., BKP.
2
Pelatihan Pajak Terpadu Brevet A&B
Presented by:
Iji Samaji, S.E., M.Si., Ak., CA., BKP. 081 357 822 744 0819- 13200 364 081 357 822 744 6851 (Home) 022-8888 08888 299 629 7822 Flexi : 022-6156 0819- 13200 364 08888299629; 022-31129253
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
3
Lecturer n’ Preceptor Accountant Tax Instructor / Accounting Trainer Registered Tax Consultants / Tax Adviser Accounting Service & Management Advisory Writer Instructor Lecturer
A1
Selamat Datang Peserta Pelatihan Brevet Pajak
The Best Teaching
4
Slide 4 A1
Axioo; 17/11/2011
Cintailah Ilmu Pengetahuan, sebagaimana Kita mencintai diri kita sendiri, karena dengan berilmu pengetahuan, Kita pasti akan selamat baik di dunia maupun kelak di akhirat
Petuah bijak para profesional 5
Harta, Kewajiban, Penyusutan & Amortisasi fiskal
6
SESI : 3
Harta, Kewajiban, Penyusutan & Amortisasi fiskal
Sub pokok bahasan : 1). Daftar Harta dan Kewajiban 2). Penyusutan dan Amortisasi Fiskal
7
1
Daftar Harta dan Kewajiban
9
• Mulai thn 2001 SPT PPh Orang Pribadi dilengkapi dgn daftar harta dan kewajiban, yg digunakan utk melaporkan harta dan kewajiban /utang usaha dan harta dan kewajiban/utang non usaha pd akhir th pajak yg dimiliki WP sendiri, , istri, anak/ anak angkat yg belum dewasa, kecuali harta dan kewajiban/ utang yg dimiliki oleh : Istri yg hidup berpisah Istri yg melakukan perjanjian pisah harta dan penghasilan yg harus dilaporkan dlm SPT Tahunan PPh Istri sendiri Istri yg memilih utk melaksanakan hak & kewajiban perpajakan sendiri
10
See page 163
TUJUAN A. Pertambahan harta; B. Mengungkap kewajiban WP; C. Kemungkinan adanya PPh yg belum dikenakan pajak
IMPLIKASI A. Dikoreksiinya SPT Tahunan dgn penerbitan SKP; B. Pemantauan harta; C. Sbg upaya pembuktian terbalik
SARAN A. Harus rasional; B. Hubungan dgn kewajiban; C. Sinkronisasi dgn lampiran SPT. D. Tax compliance
11
2
Penyusutan dan Amortisasi Fiskal
12
Penyusutan Fiskal
PENYUSUTAN… KMK No 138/KMK.03/2002, 96/PMK.03/2009 Penyusutan • Harga perolehan (harga perolehan ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan, misalnya bea cukai, biaya transportasi, biaya instalasi) • Harga yang wajar (jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima) apabila terdapat hubungan istimewa • Harga pasar (dalam hal terjadi tukar menukar harta) • Nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan (apabila pengalihan harta tersebut bukan merupakan objek pajak, misalnya sumbangan) Untuk mengurangi biaya aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
…..PENYUSUTAN •
• • • •
Metode penyusutan Garis lurus Saldo menurun Bangunan disusutkan dengan metode garis lurus Penyusutan dilakukan untuk setiap bulan Tanah tidak disusutkan, kecuali jika nilai tanah mengalami penurunan untuk memperoleh penghasilan Di akhir masa manfaat, sisa nilai buku disusutkan seluruhnya
PENYUSUTAN HARTA BERWUJUD KECUALI TANAH YG BERSTATUS HAK
DILAKUKAN DALAM BAGIAN-BAGIAN YANG SAMA BESAR
MILIK, HGB, HGU, DAN HAK PAKAI
SELAMA MASA YG TELAH DITENTUKAN
BANGUNAN
DILAKUKAN DALAM BAGIAN-BAGIAN YG MENURUN SELAMA MASA MANFAAT YG DIHITUNG DENGAN TARIF ATAS NILAI SISA BUKU DAN PADA AKHIR MASA MANFAAT, NILAI SISA BUKU DISUSUTKAN SEKALIGUS
SELAIN BANGUNAN USAHA TERTENTU MULAI PENYUSUTAN
DITETAPKAN MENTERI KEUANGAN. PADA BULAN DILAKUKANNYA PENGELUARAN, KECUALI HARTA YG MASIH DALAM PROSES PENGERJAAN, PADA
TAHUN SELESAINYA PENGERJAAN HARTA TERSEBUT. DENGAN PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK:
DASAR PENYUSUTAN BAGI WP YG MELAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA SESUAI DENGAN PSL 19 PASAL 11 AYAT (1),(2),(3),(4),(5),(7)
-PADA BULAN HARTA TSB DIGUNAKAN, ATAU - PADA BULAN HARTA TSB MULAI MENGHASILKAN.
NILAI SETELAH DILAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA
SAAT MULAI PENYUSUTAN -BULAN DILAKUKANNYA PENGELUARAN, ATAU -BULAN SELESAINYA PENGERJAAN SUATU HARTA.
-BULAN HARTA TSB DIGUNAKAN UNTUK MENDAPATKAN , MENAGIH, DAN MEMELIHARA PENGHASILAN, ATAU PADA -BULAN HARTA TSB MULAI MENGHASILKAN
BERDASARKAN PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK CONTOH 1
PENGELUARAN UNTUK PEMBANGUNAN SEBUAH GEDUNG SENILAI Rp 1 M. PEMBANGUNAN DIMULAI BULAN OKTOBER 2009, DAN SELESAI UNTUK DIGUNAKAN BULAN MARET 2010. PENYUSUTAN ATAS HARGA PEROLEHAN BANGUNAN GEDUNG DIMULAI PADA BULAN MARET 2010.
SAAT MULAI PENYUSUTAN CONTOH 2
SEBUAH MESIN DIBELI DAN DITEMPATKAN PADA BULAN JANUARI 2009, DENGAN HARGA PEROLEHAN Rp 150 JUTA MASA MANFAAT MESIN TSB 4 TAHUN. KALAU TARIF PENYUSUTAN MISALNYA DITETAPKAN 50%, MAKA PERHITUNGAN PENYUSUTANNYA ADALAH SBB :
TAHUN
TARIF
PENYUSUTAN
HARGA PEROLEHAN
NILAI SISA BUKU Rp150.000.000,-
2009
50%
Rp75.000.000,-
Rp75.000.000,-
2010
50%
Rp37.500.000,-
Rp37.500.000,-
2011
50%
Rp18.750.000,-
Rp18.750.000,-
2012
50% DISUSUTKAN SEKALIGUS
Rp18.750.000.-
---------0-----------
CONTOH 3
SEBUAH MESIN DIBELI DAN DITEMPATKAN PADA BULAN JULI 2009 DENGAN HARGA PEROLEHAN SEBESAR 100 JUTA, MASA MANFAAT DARI MESIN TERSEBUT 4(EMPAT) TAHUN. KALAU TARIF PENYUSUTAN MISALNYA DITETAPKAN 50% MAKA PERHITUNGAN PENYUSUTANNYA ADALAH Sbb :
TARIF
TAHUN
PENYUSUTAN
HARGA PEROLEHAN
NILAI SISA BUKU 100.000.000.
2009 6/12 X 50% 2010
50%
25.000.000.
75.000.000. 37.500.000.
37.500.000. 18.750.000.
2011
50%
18.750.000. 9.375.000.
50% DISUSUTKAN 2013 SEKALIGUS 2012
9.375.000. 0. 9.375.000.
C0NTOH 3
PT X BERGERAK DIBIDANG PERKEBUNAN KOPI, MEMBELI TRAKTOR PADA TAHUN 2009. PERKEBUNAN MULAI MENGHASILKAN (PANEN) TAHUN 2010. DENGAN PERSETUJUAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PENYUSUTAN TRAKTOR DAPAT DIMULAI TAHUN 2010
PASAL 11 AYAT (3) & (4)
MASA MANFAAT DAN TARIF PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (6) dan (7)
KEL. HARTA BERWUJUD
MASA MANFAAT
TARIF PENYUSUTAN
GARIS LURUS
1. Bukan Bangunan - Kel. 1 - Kel. 2 - Kel. 3 - Kel 4
4 Thn 8 Thn 16 Thn 20 Thn
25 % 12,5 % 6,25 % 5%
2. Bangunan Permanen Tdk Permanen
20 Thn 10 Thn
5% 10 %
SALDO MENURUN
50 % 25 % 12,5 % 10 %
PENENTUAN KELOMPOK HARTA BERWUJUD DITETAPKAN dengan 96/PMK.03/2009
CONTOH PERHITUNGAN PENYUSUTAN (METODE STRAIGHT LINE/DECLINING BALANCE) HARTA BERWUJUD DENGAN MASA MANFAAT 4 TAHUN HARGA PEROLEHAN = Rp 100.000.000.TARIP PENYUSUTAN = 25%. (STRAIGHT LINE) TARIP PENYUSUTAN = 50% (DECLINING BALANCE) HARGA PEROLEHAN STRAIGHT LINE Rp 100.000.000.TH. 1. PENYUSUTAN 25% = Rp 25.000.000.NILAI SISA BUKU Rp 75.000.000.TH. 2 PENYUSUTAN 25% = Rp 25.000.000.NILAI SISA BUKU Rp 50.000.000.TH. 3. PENYUSUTAN 25% = Rp 25.000.000.NILAI SISA BUKU = Rp 25.000.000.TH. 4. PENYUSUTAN 25% = Rp 25.000.000.NILAI SISA BUKU Rp 0.-
S T R A I G H T L I N E
CONTOH PERHITUNGAN PENYUSUTAN (METODE DECLINING BALANCE) HARGA PEROLEHAN TH. 1. PENYUSUTAN 50% =
Rp100.000.000.Rp 50.000.000.-
NILAI SISA BUKU TH. 2. PENYUSUTAN 50% =
Rp 50.000.000.Rp 25.000.000.-
NILAI SISA BUKU TH.3. PENYUSUTAN 50% =
Rp 25.000.000.Rp 12.500.000.-
NILAI SISA BUKU TH. 4. PENYUSUTAN 50% =
Rp12.500.000.Rp12.500.000.-
NILAI SISA BUKU
Rp
0.-
PENGALIHAN ATAU PENARIKAN HARTA SEBAGAI PENGGANTI SAHAM ATAU PENYERTAAN MODAL KEPADA PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ANGGOTA KARENA LIKWIDASI, PENGGABUNGAN, PELEBURAN PEMEKARAN, PEMECAHAN, ATAU PENGAMBIL ALIHAN USAHA - KARENA HIBAH, BANTUAN ATAU SUMBANGAN -
ATAU PENARIKAN HARTA SEBAB LAINNYA .
JUMLAH NILAI SISA BUKU HARTA DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
PSL 11 AYAT (8)
JUMLAH HARGA JUAL ATAU PENGGANTIAN ASURANSI YANG DITERIMA/DIPEROLEH
PENGHASILAN DIBUKUKAN PADA TAHUN TERJADINYA PENARIKAN HARTA
HASIL PENGGANTIAN ASURANSI
JUMLAHNYA BARU DIKETAHUI DENGAN PASTI DIMASA KEMUDIAN
DENGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK K E R U G I A N N Y A DIBUKUKAN SEBAGAI BEBAN MASA KEMUDIAN
P A S A L 11 A Y A T (9)
PENGALIHAN HARTA KARENA : - BANTUAN ATAU SUMBANGAN - HARTA HIBAHAN - WARISAN SEBAGAIMANA PASAL 4 AYAT (3) HURUF (a) dan (b)
HARTA BERWUJUD JUMLAH NILAI SISA BUKU HARTA
TIDAK BOLEH DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
BAGI PIHAK YANG MENGALIHKAN PASAL 11 Ayat (10)
PENGELOMPOKAN HARTA BERWUJUD SESUAI DENGAN MASA MANFAAT GUNA KEPENTINGAN PENYUSUTAN
DITETAPKAN DENGAN PERATURAN MENKEU PASAL 11 AYAT (11)
AMORTISASI ATAS PENGELUARAN UNTUK HARTA TAK BERWUJUD DAN PENGELUARAN LAINNYA, TER MASUK BIAYA PERPANJANG AN HGB, HGU, DAN HAK PAKAI YANG MEMPUNYAI MASA MANFAAT LEBIH DARI SATU TAHUN
PASAL 11A Ayat (1) AMORTISASI DIMULAI PADA BULAN DILAKUKANNYA PENGELUARAN, KECUALI UNTUK BIDANG USAHA TERTENTU YANG DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN PMK ( Pasal 11 Ayat 1a)
DILAKUKAN DALAM BAGIAN YANG SAMA BESAR
ATAU DALAM BAGIAN-BAGIAN YANG MENURUN SELAMA MASA MANFAAT YG DIHITUNG DG CARA MENERAPKAN TARIF AMORTISASI ATAS : PENGELUARAN ATAU ATAS NILAI SISA BUKU, DAN PADA AKHIR MASA MANFAAT DIAMORTISASI SEKALIGUS DG SYARAT DILAKUKAN SECARA TAAT AZAS.
MASA MANFAAT DAN TARIF AMORTISASI I
KELOMPOK HARTA MASA TAK BERWUJUD MANFAAT
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 II
KELOMPOK 4
4 TAHUN 8 TAHUN 16 TAHUN 20 TAHUN
1. BIAYA PENDIRIAN 2. BIAYA PERLUASAN MODAL DI BEBANKAN PADA TAHUN TERJADINYA PENGELUARAN
TARIF AMORTISASI GARIS
SALDO
LURUS
MENURUN
25 % 12.5 % 6.25 % 5 %
50 % 25 % 12.5 % 10 %
SAMA DENGAN Ad I DIATAS
III HAK DAN PENGELUARAN BIDANG PENAMBANGAN MIGAS BUMI IV 1. HAK PENAMBANGAN 2. HAK PENGUSAHAAN HUTAN 3. HAK PENGUSAHAAN SUMBER ALAM SERTA HASIL ALAM LAINNYA YANG MEMPUNYAI MASA MANFAAT LEBIH 1(SATU) TAHUN. V PENGELUARAN SEBELUM OPERASI KOMERSIAL YG MEMPUNYAI MASA MANFAAT LEBIH SATU TAHUN DIKAPITALISASI
MENGGUNAKAN METODE SATUAN PRODUKSI
MENGGUNAKAN METODE SATUAN PRODUKSI SETINGGI-TINGGINYA 20% SETAHUN.
DIAMORTISASI SAMA DG ANGKA 1(SATU) DIATAS.
PASAL 11 A Ayat (2), (3), (4), (5),(6)
AMORTISASI BERDASARKAN METODE SATUAN PRODUKSI DENGAN MAKSIMAL 20 % SETAHUN PENGELUARAN UNTUK MEMPEROLEH : • HAK PENAMBANGAN SELAIN MIGAS BUMI • HAK PENGUSAHAAN HUTAN ATAU HASIL ALAM LAINNYA. • HAK PENGUSAHAAN HASIL LAUT. CONTOH
PENGELUARAN UNTUK HAK PENGUSAHAAN HUTAN Rp 500.000.000.POTENSI HAK PENGUSAHAAN HUTAN 10.000.000 TON KAYU. JUMLAH YG DIAMORTISASI DG PROSENTASE SATUAN PRODUKSI YANG DIREALISASIKAN DALAM TAHUN YBS Rp 500.000.000. JIKA DALAM SATU TAHUN PAJAK JUMLAH PRODUKSI 3.000.000 TON KAYU YG BERARTI 30% DARI POTENSI YG TERSEDIA, MAKA AMORTISASI YG DIPERKENANKAN UNTUK DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO PADA TAHUN TSB SEBESAR 20% DARI PENGELUARAN = Rp 100.000.000. PSL 11 A Ayat (5)
CONTOH
- PENGELUARAN BIAYA MEMPEROLEH HAK PENAMBANGAN MINYAK
DAN GAS BUMI OLEH PT X Rp 500.000.000. - TAKSIRAN JUMLAH KANDUNGAN MINYAK 200.000.000 BARREL - SETELAH PRODUKSI MINYAK & GAS BUMI MENCAPAI 100.000.000. BARREL PT X MENJUAL HAK PENAMBANGAN TSB KEPADA PT Y DENGAN HARGARp 300.000.000. PENGHITUNGAN PENGHASILAN DAN KERUGIAN ADALAH SBB : - HARGA PEROLEHAN Rp 500.000.000.AMORTISASI YG TELAH DILAKUKAN (50%) Rp 250.000.000. NILAI BUKU HARTA Rp 250.000.000. HARGA JUAL HARTA Rp 300.000.000. PEMBUKUAN : JUMLAH NILAI BUKU HARTA Rp 250.000.000.DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN . JUMLAH SEBESAR Rp 300.000.000. DIBUKUKAN SEBAGAI PENGHASILAN
PASAL 11 A Ayat (7)
PENGALIHAN HARTA KARENA : • BANTUAN ATAU SUMBANGAN. • HARTA HIBAHAN • WARISAN (SESUAI DENGAN PSL 4 Ayat 3 huruf (a) DAN huruf (b)
ATAS HARTA TAK BERWUJUD JUMLAH NILAI SISA BUKU HARTA
TIDAK BOLEH DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
Pasal 11 a Ayat (8)
BAGI PIHAK YANG MENGALIHKAN
BACK
AMORTISASI Pasal 11 A ayat (1)
Metode Garis Lurus
Metode Saldo Menurun
Pada akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus (Closed Ended)
34
PENGALIHAN HARTA TAK BERWUJUD/HAK Pasal 11 A ayat (7) dan (8)
Nilai sisa buku harta atau hak dibebankan sebagai kerugian
Jumlah penggantian dibukukan sebagai penghasilan
Pada tahun terjadinya pengalihan
Sebagai bantuan atau sumbangan; harta hibahan atau warisan yg memenuhi syarat Pasal 4 Ayat (3) Huruf a dan b
Jumlah nilai sisa buku tdk boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yg mengalihkan
35
Metode Satuan Produksi Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan metode satuan produksi Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak penguasaan hutan, hak penguasaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dilakukan dengan metode satuan produksi setinggi-tingginya 20% setahun. 36
CONTOH Pasal 11 A ayat (5) Pengeluaran untuk memperoleh : • Hak penambangan selain minyak dan gas bumi • Hak pengusahaan hutan atau hasil alam lainnya • Hak pengusahaan hasil laut
CONTOH:
• Pengeluaran untuk hak pengusahaan hutan Rp 500.000.000,00 • Potensi hak pengusahaan hutan 10.000.000 Ton kayu • Jumlah yg diamortisasi dgn persentase satuan produksi yg direalisasikan dlm tahun ybs Rp 500.000.000,00 • Jika dlm satu thn pajak jumlah produksi 3.000.000 Ton kayu yg berarti 30 % dari potensi yg ada, • Amortisasi yg diperkenankan utk dikurangkan dari penghasilan bruto pd tahun tsb sebesar 20 % (jumlah maksimum) dari pengeluaran atau Rp 100.000.000,00 37
Amortisasi (cont) • Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dikapitalisasi dan diamortisasi.
38
ILUSTRASI
39
Contoh penggunaan metode garis lurus: • Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan masa manfaatnya 20 (dua puluh) tahun, penyusutannya dgn metode SLM setiap tahun adalah sebesar : = Rp 1.000.000.000 : 20 = Rp 50.000.000
Contoh Penghitungan 1: Metode Garis Lurus Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada bulan Januari 2009 dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000.000,00. Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 (empat) tahun. Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan 25%, maka penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut : ----------------------------------------------------------------------------Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku ----------------------------------------------------------------------------Harga Perolehan 100.000.000,00 ----------------------------------------------------------------------------2009 25% 25.000.000,00 75.000.000,00 2010 25% 25.000.000,00 50.000.000,00 2011 25% 25.000.000,00 25.000.000,00 2012 25% 25.000.000,00 0 -----------------------------------------------------------------------------
41
•
Contoh penggunaan metode saldo menurun:
Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada bulan Januari 2009 dengan harga perolehan sebesar Rp 150.000.000. Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 (empat) tahun. Kalau tarif penyusutan ditetapkan 50%, penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut :
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran atau pada bulan selesainya pengerjaan suatu harta sehingga penyusutan pada tahun pertama dihitung secara pro-rata. Contoh : Pengeluaran untuk pembangunan sebuah gedung adalah sebesar Rp 1.000.000.000. Pembangunan dimulai pada bulan Oktober 2009 dan selesai untuk digunakan pada bulan Maret 2010. Penyusutan atas harga perolehan bangunan gedung tersebut dimulai pada bulan Maret tahun pajak 2010. •
Contoh Penerapan Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada bulan Juli 2009 dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000.000. Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 (empat) tahun. Tarif penyusutan ditetapkan 50% (lima puluh persen), maka penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut : •
Berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, saat mulainya penyusutan dapat dilakukan pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan. Saat mulai menghasilkan dalam ketentuan ini dikaitkan dengan saat mulai berproduksi dan tidak dikaitkan dengan saat diterima atau diperolehnya penghasilan. Contoh: PT X yang bergerak di bidang perkebunan membeli traktor pada tahun 2009. Perkebunan tersebut mulai menghasilkan (panen) pada tahun 2010. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, penyusutan traktor tersebut dapat dilakukan mulai tahun 2010. •
•
Untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Pajak dalam melakukan penyusutan atas pengeluaran harta berwujud, di atur kelompok masa manfaat harta dan tarif penyusutan baik menurut metode garis lurus maupun saldo menurun.
Contoh Kasus PT. Pangan Sejahtera bergerak pada bidang usaha industri makanan ternak (termasuk kelompok II penggolongan penyusutan). Pada tanggal 28 Juli 2009 perusahaan menjual truk yang dimilikinya seharga Rp 80.000.000. Truk tersebut dibeli pada 31 Juli 2008 seharga Rp 100.000.000. Masa manfaat truk 8 tahun. Untuk kepentingan akuntansi komersial maupun pajak perusahaan menggunakan metoda garis lurus dlm menghitung penyusutannya. Atas dasar data tersebut hitunglah : 1. Penyusutan tahun 2009 2. Laba/rugi menurut pajak atas penjualan truk tsb
Pembahasan Tarif penyusutan dgn metode SLM untuk truk dengan masa manfaat 8 tahun gol II adalah 12,5 % • Hasil Penghitungan penyusutan : -Tahun 2008 = 12,5 % x (6/12) x Rp 100.000.000 = Rp 6.250.000 -Tahun 2009 = 12,5 % x (6/12) x Rp 100.000.000 = Rp 6.250.000 Maka Penyusutan tahun 2009 adalah Rp 6.250.000 •
•
Laba/Rugi Penjualan
L/R
= Nilai Penjualan – Nilai Penjualan (28/7/2009) = Rp 80.000.000 – Rp (100.000.000 - 12.500.000) = Rp (7.500.000) Jadi menurut ketentuan pajak, penjualan tersebut WP mengalami kerugian
Amortisasi •
•
Amortisasi adalah penyusutan yang diterapkan terhadap aset tetap yang tidak berwujud. Aset tetap tidak berwujud adalah aset tidak lancar dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hak hukum kepada pemiliknya.
Jenis Aset Tetap Tidak Berwujud 1.
2.
Hak Paten Hak yang diberikan kepada seseorang/kelompok atas penemuan suatu hal yang bermanfaat. Hak Cipta Hak yang diberikan kepada pengarang atas suatu karya tulis atau pencipta karya seni
Merk Dagang (Trade Mark) Merk yang diberikan kepada produk yang diproduksi oleh satu produsen tertentu 4. Waralaba (franchise) Hak yang diberikan oleh pihak tertentu (franchisor) kepada pihak lainnya atas penggunaan fasilitas yang dimiliki franchisor 5. Goodwill Kondisi dari suatu pihak tertentu yang dengan namanya dapat menguntungkan pihak lain. 3.
Amortisasi Menurut Pajak (Pasal 11 A UU PPh) Harga perolehan harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun diamortisasi dengan metode: a. Dalam bagian-bagian yang sama setiap tahun selama masa manfaat; atau b. Dalam bagian-bagian yang menurun setiap tahun dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas nilai sisa buku. • Khusus untuk amortisasi harta tak berwujud yang menggunakan metode saldo menurun, pada akhir masa manfaat nilai sisa buku harta tak berwujud atau hak-hak tersebut diamortisasi sekaligus
•
•
Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran sehingga amortisasi pada tahun pertama dihitung secara prorata. Untuk menghitung amortisasi, masa manfaat dan tariff amortisasi ditetapkan sebagai berikut:
Dpoupi Untuk memperoleh hak paten, perusahaan telah mengeluarkan uang tunai sebesar Rp 150.000.000. Masa manfaat hak paten tsb selama 4 tahun. 1. Penghitungan amortisasi setiap tahun dengan metoda garis lurus = 25 % x Rp 150.000.000 = Rp 37.500.000 2. Penghitungan amortisasi setiap tahun dengan metoda saldo menurun : = 50 % x Rp 150.000.000 = Rp 75.000.000 •
Bidang Penambangan MIGAS •
•
•
Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi. Metode satuan produksi dilakukan dengan menerapkan persentase amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi di lokasi tersebut yang dapat diproduksi. Apabila ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Bidang Penambangan Non Migas Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, atau hasil alam lainnya seperti hak pengusahaan hasil laut diamortisasiberdasarkan metode satuan produksi dengan jumlah paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun. Contoh : • Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan, yang mempunyai potensi 10.000.000 (sepuluh juta) ton kayu, sebesar Rp 500.000.000,00 diamortisasi sesuai dengan persentase satuan produksi yang direalisasikan dalam tahun yang bersangkutan. Jika dalam satu tahun pajak ternyata jumlah produksi mencapai 3.000.000 (tiga juta) ton yang berarti 30% (tiga puluh persen) dari potensi yang tersedia, maka walaupun jumlah produksi pada tahun tersebut mencapai 30% (tiga puluh persen) dari jumlah potensi yang tersedia, besarnya amortisasi yang diperkenankan untuk dikurangkan dari penghasilan bruto pada tahun tersebut adalah 20% (dua puluh persen) dari pengeluaran atau Rp 100.000.000,00. •
Biaya Pendirian dan Perluasan Modal •
Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai dengan ketentuan pasal 11A ayat (2) UU PPh.
Biaya Pra Operasi •
•
Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi sesuai dengan ketentuan pasal 11A ayat (2) UU PPh. Dalam pengertian pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum operasi komersial, misalnya biaya studi kelayakan dan biaya produksi percobaan tetapi tidak termasuk biaya-biaya operasional yang sifatnya rutin, seperti gaji pegawai, biaya rekening listrik dan telepon, dan biaya kantor lainnya. Untuk pengeluaran operasional yang rutin ini tidak boleh dikapitalisasi tetapi dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran.
64
65
INGAT-INGAT : “BACA LAGI ATURAN-ATURAN PERPAJAKANNYA”
Mfy Tqfdjbmjt Efsphfu Mfy Hfofsbmjt
Terima kasih
66
67
ISam KKP Iji Samaji 68
Terima Kasih Atas Perhatiannya Tim Instruktur IKPI – Cabang Bandung Tim Instruktur IAI – Wilayah Jawa Barat Tim Instruktur IAI – Knowledge Center Cabang Solo
Ikatan Konsultan Pajak – Cabang Bandung Ikatan Akuntan Indonesia – Wilayah Jawa Barat 69
Ada Pertanyaan???
70
Pertanyaan: 1. 2. 3. 4. 5.
71
…… …… …… …… ……
Thanks Iji Samaji, S.E, M.Si., Ak. CA., BKP. Lecturer, Registered Tax Consultants & Tax Instructor, Accounting Trainer
72
Semoga Sukses
73
74
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA CABANG BANDUNG Ruko Taman Mekar Agung No. 11-12 Komplek Perumahan Mekar Agung Bandung 40237 Telp. 022-5234018 75
IKATAN AKUNTAN INDONESIA WILAYAH JAWA BARAT Jl. Cikutra No. 204A Bandung 40125 www.iaijabar.or.id email :
[email protected] 76
77 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Graha Akuntan Jl Sindanglaya 1 Menteng Jakarta 10310 www.iaiglobal.or.id
[email protected] 77