JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
LINKAGE PROGRAM BANK SYARIAH DENGAN BMT: TINJAUAN KRITIS BAGI PENGEMBANGAN SISTEM KEUANGAN ISLAM YANG LEBIH KAFFAH1) Denizar Abdurrahman Mi’raj Mahasiswa Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] Muhamad Nafik H.R Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] ABSTRACT: This study aims to determine the BMT’s reason for not continuing linkage with Islamic Bank. Whereas linkage program is a good strategy to achieve a more inclusive financial system. This study used a qualitative approach and single-case studies as the strategy. Primary data collection using in-depth interview, while secondary data obtained from the annual financial statements of BMT. The expalanation building was used as the technique of analysis by explaining the results of in-depth interviews, in order to know what is BMT’s reason for this case. The results showed that the linkage program that used mudaraba contract which the rate of return should be variable on the income of BMT, but in fact is still based on the amount of financing. Linkage contract which is not in accordance with mudaraba system contract caused BMT did not continue linkage with Islamic banks. Keywords: Islamic Bank, BMT, inclusive financial, linkage program I. PENDAHULUAN
rumah tangga Indonesia yang memiliki
Latar Belakang
akses
Akses
masyarakat
terhadap
lembaga
keuangan
terhadap
formal. Sekitar 52% penduduk Indonesia
lembaga keuangan menjadi salah satu
hidup di daerah pedesaan dan sekitar
kunci
keuangan
60% diantaranya tidak memiliki akses ke
secara optimal. Jika masyarakat dapat
jasa keuangan formal. Rendahnya akses
memanfaatkan jasa keuangan dengan
ini
mudah,
pendapatan
berfungsinya
maka
peningkatan
sistem
akan
mendorong
perputaran
modal
disebabkan
operasional
karena
yang lembaga
tingkat
rendah,
tata
keuangan
yang
(antaranews.com, 2015). Dengan begitu,
rumit,
lembaga keuangan dapat melaksanakan
biaya administrasi lembaga keuangan
pemerataan modal di dalam masyarakat,
yang tinggi serta jauhnya lokasi lembaga
yang
keuangan dari tempat tinggal mereka.
kemudian
pertumbuhan
akan
mendorong
ekonomi. Namun, pada
kurangnya
edukasi
Rendahnya
tingkat
keuangan,
inklusi
kenyataannya saat ini Indonesia masih
keuangan di Indonesia menjadi peluang
berada pada tahap inklusi keuangan
untuk membuat sistem keuangan yang
yang belum mapan.
lebih
Survei
Bank
Dunia
tahun
inklusif.
Untuk
itulah
saat
ini
2010
pemerintah (regulator), dalam hal ini OJK
dalam Booklet Keuangan Inklusif (Bank
yang memiliki kewenangan pengaturan
Indonesia, 2014) menunjukkan hanya 49%
dan pengawasan di sektor jasa keuangan
1)Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Denizar Abdurrahman Mi’raj, NIM : 041114048, yang diuji pada 10 Juli 2015
850
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
mulai concern pada penguatan lembaga
sangatlah
penting
keuangan sektor mikro, yang merupakan
kemajuan
dan
salah satu strategi menciptakan sistem
dengan berlandaskan semangat tolong-
keuangan yang lebih inklusif.
menolong dalam kebaikan antar sesama
Perkembangan keuangan
Islam
lembaga
sendiri
dapat
muslim,
dilihat
menunjang
pengembangan
begitu
keuangan
guna
juga
syariah
antar
ini.
BMT,
lembaga
Sebagaimana
dalam sejarah perbankan Islam berawal
kutipan dalam surat Al-Maidah ayat 2
dari Baitul Maal, yang mana di Indonesia
(Depag, 2009), yang berbunyi :
lebih dikenal dengan BMT. Sesuai dengan
upaya
peningkatan
sistem
keuangan
yang inklusif, BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang memiliki kesempatan kebutuhan
untuk masyarakat
berpenghasilan
Wa ta’aawanuu ‘alal-birri wat-taqwaa,
menyediakan miskin
rendah
wa
atau
bank
(Ascarya
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
oleh
jangan tolong-menolong dalam berbuat
BMT
dana
adalah
yang
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
tidak
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
dibutuhkan
Amat berat siksa-Nya” (Q.S. Al-Maidah: 2).
masyarakat karena jumlahnya yang lebih
Linkage program ini termasuk salah
besar daripada dana yang terkumpul (Sudarsono,
2007:114),
satu
sehingga
menjadi
lambat.
Jumlah
harapan
seakan bagi
BMT
menjadi untuk
dihadapinya
memperbesar
kapasitas
ini,
dari dana linkage ke BPRS yang sebesar Rp 207,2 miliar pada periode yang sama. (Syariah
yaitu
Mandiri,
online,
diakses
27
November 2014). Dengan demikian dapat
permodalan
diketahui bahwa perbankan syariah lebih
melalui kemitraan dengan Bank Umum Syariah. Kerjasama
program
mencapai Rp 439,2 miliar, jauh lebih besar
secercah melakukan
selama
linkage
disalurkan ke BMT selama satu tahun
pengembangan dan mengatasi kendala yang
dana
perbankan syariah per Oktober 2012 yang
Linkage
Program Antara Bank Umum dengan Koperasi,
sistem
financing.
Indonesia Nomor : 03/Per/M.KUKM/III/2009 Umum
mencapai
yaitu executing, channeling, dan joint
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Pedoman
untuk
Program dibagi menjadi 3 model jenis,
Dengan
diterbitkannya Peraturan Menteri Koperasi
Tentang
strategi
keuangan yang lebih inklusif. Linkage
pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas bawah
wal-
“...dan tolong-menolonglah kamu dalam
dan
Namun, kendala yang selama ini
terpenuhinya
‘alal-ismi
syadiidul-‘iqaab(i).
Sanrego, 2008).
dihadapi
ta’aawanuu
‘udwaan(i), wattaqullaah(a), innallaaha
dikarenakan
proses pada BMT relatif lebih mudah dibandingkan
laa
dominan melakukan linkage program ke
kemitraan tersebut
851
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
BMT dibandingkan linkage program ke BPRS. Namun, pada kenyataannya tidak semua BMT melakukan linkage program dengan Bank Umum Syariah. Bahkan ada diantaranya yang sebelumnya melakukan linkage
dengan
program
perbankan
syariah, kemudian tidak lagi melanjutkan linkage
Terbukti,
program-nya.
hingga
September 2012 masih ada BMT yang tidak melakukan linkage dengan institusi manapun. Dari 128 BMT ternyata baru 75 BMT
(58,5%)
yang
sudah
Sumber: Bank Indonesia. 2012. Direktorat Perbankan Syariah Indonesia
melakukan
Gambar 1. Alasan BMT Tidak Melakukan Linkage
linkage dengan Bank Umum Syariah (BUS) atau
Unit
Usaha
Konvensional
Syariah
(UUS)
(Direktorat
Bank
linkage merupakan strategi yang relevan
Perbankan
(World Bank Document, 2011). Namun,
Syariah, Bank Indonesia, 2012). Data dari
dari sisi UMK (Usaha Mikro dan Kecil)
Direktorat Perbankan Syariah Indonesia,
selaku nasabah, hal tersebut menjadikan
Bank Indonesia 2012, menunjukkan alasan mengapa linkage
BMT
tidak
program,
produk-produk BMT menjadi lebih mahal.
menggunakan
diantaranya
Hal
adalah
29%;
persyaratannya
kedua tidak
Umum
dipenuhi
Umum
kebijakan asosiasi sebesar 4%; dan yang
dibayarkan
angka persentase tertinggi yaitu sebanyak
kepada
ada
linkage
dengan
Bank
sendiri.
dibebankan
kepada
keuangan
BMT.
modal
yang
harus
UMK
(Usaha
Mikro
Kecil)
dapat
menyebabkan
Padahal
UMK
merupakan
sektor penting yang kontributif terhadap
melakukan
Umum
itu
biaya
BMT,
terhambat.
yang belum diketahui, yang kemudian tidak
Usaha
pertumbuhan UMK itu sendiri menjadi
beberapa kelemahan linkage program
BMT
Unit
BMT
linkage
produk
Tingginya
Alasan lainnya, yang mencapai
menyebabkan
atau
Syariah
pengguna
kelima, yaitu lainnya sebesar 37%.
bahwa
pinjaman
Sehingga biaya bagi hasil kepada Bank
ada manfaat sebesar 12%; keempat,
mengindikasikan
Syariah
Syariah/mitra
sebesar 18%; ketiga karena merasa tidak
37%,
modal
harus dibayarkan pihak BMT kepada Bank
karena
bisa
dikarenakan
linkage, juga memiliki rate of return, yang
pertama karena prosedur linkage berbelit sebesar
ini
pertumbuhan ekonomi nasional di sebuah
Syariah
negara.
maupun Unit Usaha Syariah.
disebutkan
Jika ditinjau dari sisi BMT dan
Sebagaimana oleh
yang
Tambunan
juga dalam
Ascarya dan Sanrego (2008) menyatakan
implementasi keuangan inklusif, memang
852
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
bahwa
dibandingkan
dengan
usaha
kerangka ekonomi Islam untuk mencapai
yang berskala besar, UMKM terbukti lebih
Falah.
tahan dan resisten terhadap krisis ekonomi.
Rumusan Masalah
Yang kemudian terjadi, adalah lesunya
Berdasarkan uraian yang telah
perkembangan BMT karena tidak banyak
dikemukakan di atas, maka yang menjadi
UKM yang menggunakan produk jasa
masalah
keuangannya.
adalah mengapa Baitul Maal wat Tamwil
Keseimbangan
(tawazun)
utama
dalam
penelitian
tidak melanjutkan linkage dengan Bank
merupakan salah satu pilar penyangga
Syariah?
dari
II. LANDASAN TEORI DAN PROPOSISI
rancang
bangun
Ekonomi
ini
Islam.
Apabila dikaitkan dengan hal tersebut,
Bank syariah diharapkan mampu
maka antara sektor moneter dan sektor riil
menyediakan
juga harus seimbang. UKM termasuk sektor
mengandung
riil yang harus digerakkan, dalam upaya
diharamkan dalam Islam seperti adanya
pertumbuhan
nasional.
unsur riba, maysir, ketidakjelasan (gharar),
informasi
suap (risywah), dan berbagai transaksi lain
menunjukkan kontribusi UMKM terhadap
yang diharamkan oleh Islam sehingga
perekonomian
Sebagaimana
masyarakat dapat memperoleh berkah
yang diungkap oleh Agus Suman dalam
dari transaksi tersebut. Secara ringkas,
harian Republika 5 Mei 2008, kontribusi
tujuan dan fungsi Bank Islam ditunjukkan
Beberapa
UMKM
ekonomi data
dan
nasional.
terhadap
PDRB
transaksi
yang
unsur-unsur
tidak yang
Indonesia
mencapai 56,7%. Apabila dibandingkan dengan kontribusi yang bersumber dari ekspor nonmigas yang hanya mencapai 15%.
Lebih
dari
memberikan
itu
kontribusi
UMKM
juga
sebesar
99,6%
dalam penyerapan tenaga kerja (Ascarya dan
Sanrego,
keuangan
2008).
yang
menghasilkan
baik
Artinya
sistem
dan
pertumbuhan
Sumber: Ryandono, Muhammad Nafik H. (2008) Modul disajikan dalam Pelatihan Lembaga Keuangan Syariah. Islamic Finance Development Institute (IFDI) Gambar 2. Tujuan dan Fungsi Bank Islam
mampu ekonomi
yang cepat adalah sistem keuangan inklusif yang berpihak kepada masyarakat
oleh Gambar 2.
(sektor riil).
Berdasarkan makna dan tujuan
Kerjasama antara Bank Syariah dan
BMT
harus
berlandaskan
bank syariah maka dirumuskan fungsi dan
prinsip
peran bank syariah yang diantaranya
ta’awun (tolong-menolong) yang baik dan
saling
menguntungkan
termaktub dalam pembukaan standar
dalam
akuntansi syariah yang dikeluarkan oleh
853
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
AAOIFI
(Accounting
and
ekonomi untuk kesejahteraan anggota
Auditing
Organization for Islamic Financial Institution)
pada khususnya dan masyarakat pada
dalam Sudarsono (2007: 39-40). Fungsi dan
umumnya melalui pemberian pinjaman
peran tersebut adalah :
modal (Nawawi, 2009: 103). Pemberian
1. Manajer investasi, bank syariah dapat
modal pinjaman ini dimaksudkan untuk
mengelola investasi dana nasabah. 2. Investor,
sebisa
mungkin
bank
syariah
dapat
menguatkan
menginvestasikan
dana
yang
masyarakat.
dimilikinya maupun dana nasabah
bank
anggota
dan
BMT sama dengan Bank Syariah, mulai
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu pembayaran,
ekonomi
dan
Pada dasarnya prinsip operasional
yang dipercayakan kepadanya.
lintas
memandirikan
dari tujuan, fungsi dan perannya secara
syariah
umum. BMT juga memiliki fungsi sebagai
dapat melakukan kegiatan jasa-jasa
manajer
layanan
sebagaimana
intermediasi (penghimpun dan penyalur
lazimnya institusi perbankan sepanjang
dana). Meskipun Bank syariah dan BMT
tidak bertentangan dengan prinsip
memiliki peran intermediasi yang sama,
syariah.
namun
perbankan
investasi,
investor,
masing-masing
dan
memiliki
4. Pelaksana kegiatan sosial, sebagai
keunggulan komparatif yang berbeda.
suatu ciri yang melekat pada entitas
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang
keuangan
dilakukan
Islam,
memiliki
bank
Islam
kewajiban
mengeluarkan (menghimpun,
dan
juga
India, Bangladesh, Thailand, Indonesia, dan Filiphina, didapatkan : Bank lebih mampu memenuhi kebutuhan pinjaman dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama, seperti industri skala besar dan perdagangan terorganisasi, karena bank memiliki skala (scale) dan lingkup (scope) ekonomi yang lebih luas serta lebih bergantung pada pengumpulan deposito. Sedangkan dalam membiayai usaha kecil, bank dinilai gagal, sebab bank harus mematuhi peraturan ketat yang berhubungan dengan prosedurprosedur birokratis. Di sisi lain, keunggulan komparatif yang dimiliki BMT adalah kemampuan melayani masyarakat berpenghasilan rendah di daerah pedesaan disebabkan oleh kelenturan prosedur kredit/ pembiayaannya, karena peminjam tidak perlu menyertakan agunan dalam pengajuan pembiayaan.
Dari fungsi dan peran tersebut hubungan
bank Islam dengan nasabahnya berdasar atas kemitraan, baik itu dengan nasabah yang menjadi investor maupun dengan nasabah
yang
menjadi
pelaksana
investasi. Bukan seperti bank konvensional yang
hubungannya
dengan
dalam
mengelola
dana sosial lainnya.
bahwa
(1998)
Arsyad (2010) di lima Negara Asia, yaitu
mengadministrasikan,
disimpulkan
Ghate
untuk
mendistribusikan) zakat serta dana-
dapat
oleh
nasabah
hanya bersifat debitur-kreditur. Hampir sama dengan BMT yang merupakan lembaga ekonomi mikro. LKM ini pada awal pendiriannya memfokuskan diri untuk meningkatkan kualitas usaha
854
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
Jadi,
apabila
perbedaan
dilihat
operasionalnya,
beroperasi
pada
skala
dan
dari
mempunyai kewenangan memutus kredit
BMT
kecuali mendapat surat kuasa dari bank
lingkup
umum.
Pencatatan
ekonomi yang lebih kecil dari pada bank
sebagai
pinjaman
syariah.
koperasi,
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
sedangkan
di
bank
kepada
umum anggota
pencatatan
di
koperasi pada off balance sheet.
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Joint
financing
merupakan
Menengah Republik Indonesia Nomor :
pembiayaan bersama oleh bank umum
03/Per/M.KUKM/III/2009 tentang Pedoman
dan koperasi terhadap anggota koperasi.
Umum
Bank
Pencatatan outstanding credit bagian
Umum dengan Koperasi, linkage program
bank umum dan bagian koperasi sebesar
adalah program kerjasama antara bank
porsi
umum termasuk bank umum peserta KUR
koperasi.
Linkage
dengan
antara
Program
koperasi
dalam
rangka
pembiayaan
Menurut
kepada
Muhamad
anggota
(2004:
27)
meningkatkan akses pembiayaan Usaha
konsep
Mikro dan Kecil (UMK). Linkage program
dikembangkan dalam Islam ke dalam
bertujuan
bentuk-bentuk
untuk
mengatasi
masalah
kemitraan/syarikah
kerjasama
(syirkah)
berusaha
lembaga keuangan mikro yang selama ini
dalam suatu proyek tertentu. Konsep ini
cenderung
dikembangkan
kekurangan
dana
namun
dengan
berdasarkan
memiliki nasabah potensial yang cukup
pada prinsip bagi hasil. Dasar hukum yang
besar. Linkage program terbagi atas 3
melandasi konsep ini adalah al-Qur’an
jenis, yaitu:
dan
1. Executing,
(Depag, 2009):
2. Channeling,
3. Joint Financing. Executing
merupakan
dalam
pembiayaan
untuk
rangka
kepada
anggota koperasi. Pencatatan di bank
Qaala laqad zalamaka bisu’ali na’jatika ilaa ni’ajih(i), wa inna kasiiram minalkhulataa’i layabgi ba’duhum ‘alaa ba’din illal-laziina aamanuu wa ‘amilus-saalihaati wa qaliilum maa hum, wa zanna daawuudu annamaa fatannaahu fastagfara rabbahuu wa kharra raaki’aw wa anaab(a).
umum sebagai pinjaman kepada koperasi, sedangkan sebagai
pencatatan
pinjaman
di
koperasi
kepada
anggota
koperasi. Channeling merupakan pinjaman yang diberikan oleh bank umum kepada
Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk
anggota koperasi melalui koperasi yang bertindak
sebagai
agen
dan
menyatakan
pinjaman/
disalurkan
Al-Qur’an
pinjaman
yang diberikan oleh bank umum kepada koperasi
Hadits.
tidak
855
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat (Q.S. Ash-Shad:24).
usia
kira-kira
20-25
beliau
melakukan akad mudharabah dengan Khadijah (Karim, 2014: 204). Proposisi Proposisi dari penelitian ini adalah bahwa
BMT
linkage
dengan
disebabkan
yang
tidak
bank
oleh
melanjutkan
syariah
linkage
karena program
memberatkan bagi BMT.
Sementara hadits yang dijadikan dasar dalam bersyirkah adalah yang
III. METODE PENELITIAN
artinya sebagai berikut:
Pendekatan Penelitian Pendekatan
Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw., telah bersabda, “Allah swt. telah berkata saya menyertai dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati yang lain, seandainya berkhianat maka saya keluar dari penyertaan tersebut” (HR. Abu Daud, Baihaqi, dan Al-Hakam). Kerjasama
tahun,
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
karena
rumusan
masalah
dengan pertanyaan “mengapa” tersebut membutuhkan jawaban yang tidak dapat diperoleh menggunakan metode statistik. Menurut Moleong yang dibahas oleh Herdiansyah
musyarakah
(2010:
pendekatan
merupakan salah satu bentuk transaksi
kualitatif
bisnis syariah dalam mengembangkan
bermaksud untuk memahami fenomena
aset para emiten. Sesuai dengan Fatwa
tentang apa yang dialami oleh subjek
No:
penelitian,
08/DSN-MUI/IV/2000,
musyarakah
memberikan
kontribusi
dana
perilaku,
yang
persepsi,
Metode yang digunakan dalam
usaha antara dua pihak atau lebih, masing-masing
misalnya
penelitian
motivasi, tindakan, dan lain sebagainya.
sendiri merupakan akad kerjasama suatu
dimana
adalah
9),
penelitian kualitatif ini adalah studi kasus
pihak
eksploratif.
dengan
Hal
ini
didasarkan
pada
penjelasan Yin (2008: 1) bahwa:
ketentuan bahwa keuntungan dan risiko
saw sebelum kenabiannya (Muhamad,
studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan apabila fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.
2004: 36). Bahkan ketika Nabi Muhammad
Penggunaan metode studi kasus
Saw. berprofesi sebagai pedagang pada
eksploratif single case, dimana hanya ada
akan
ditanggung
bersama
sesuai
kesepakatan. Mudharabah termasuk salah satu dari macam syirkah yang paling lama dan telah dikenal oleh bangsa Arab sebelum Islam serta telah dijalankan oleh Rasulullah
856
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
satu kasus dan satu objek penelitian, yang
dokumen lain, baik berupa media cetak
dimaksudkan untuk menemukan faktor
maupun media elektronik.
penyebab BMT tidak melanjutkan lagi
Teknik Keabsahan Data
linkage
program
syariah.
Berg
bahwa
(2007)
studi
metode
dengan
kasus
yang
perbankan
Penulis
mengungkapkan
menggunakan
teknik
triangulasi data, Triangulasi data menurut
eksploratif
adalah
menekankan
pada
pemeriksaan keabsahan data dengan
guna
memanfaatkan
eksplorasi
dari
sebuah
menggali
dasar-dasar
kasus dari
sebuah
permasalahan
penelitian
dan
mempermudah
peneliti
Moleong
(2005:
menyimpulkan
330),
adalah
yang bahwa
teknik
lain.
Peneliti
dalam
meneliti
dibutuhkan keabsahan agar penelitian
untuk
tersebut dapat dipercaya kredibilitasnya.
menemukan berbagai faktor signifikan
Menurut
Sugiyono
(2014:
125),
yang saling berinteraksi untuk menentukan
triangulasi
suatu karakteristik dari fenomena yang
kredibilitas data dilakukan dengan cara
berkaitan dengan
mengecek
individu, komunitas,
sumber
data
adalah
kepada
menguji
beberapa
atau bahkan institusi.
sumber.
Ruang lingkup Penelitian
peneliti untuk memeriksa kredibilitas data
Ruang
lingkup
penelitian
ini
ini.
memudahkan
Teknik Analisis Data Teknik analisis penelitian ini adalah
penelitian ini terbatas pada mengapa
pendekatan ekplanasi yang bertujuan
BMT
untuk
Maal
lingkup
dapat
dalam
(Baitul
Ruang
ini
tersebut.
mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian
Hal
wat
Tamwil)
tidak
menganalisis
data
studi
kasus
melanjutkan linkage program bank syariah,
dengan cara membuat suatu eksplanasi
studi kasus pada BMT Mandiri Sejahtera
tentang kasus yang bersangkutan untuk
Gresik dengan kasus linkage program
keberlanjutan studi.
Bank Syariah yang telah berjalan lebih dari
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2 tahun
Upaya pemerintah Indonesia untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih
Jenis dan Sumber Data Jenis
digunakan
inklusif menjadi sebuah suntikan semangat
dalam penelitian ini adalah data primer
bagi para penggiat lembaga keuangan
dan
primer
mikro syariah. Keberpihakan pemerintah
merupakan data utama yang berasal dari
untuk mengembangkan keuangan mikro
hasil
dalam
data
data
sekunder.
wawancara
observasi
yang
langsung
Data
mendalam di
dan
lapangan.
ekonomi
rangka di
meningkatkan
kinerja
tingkatan
UMKM
juga
harapan
baru
bagi
Sedangkan data sekunder berupa literatur
memberikan
yang berhubungan dengan penelitian,
masyarakat menengah ke bawah. Oleh
laporan
karena itu, pelaksanaan linkage program
keuangan,
dan
dokumen-
sebagai perwujudan dari sistem keuangan
857
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
yang lebih inklusif juga harus berpihak
keuangan formal. Linkage program yang
kepada lembaga keuangan mikro dan
digunakan BMT Mandiri Sejahtera sejak
masyarakat
tahun
menengah
ke
bawah.
2009
inilah
salah
satu
upaya
Apalagi untuk inklusifitas keuangan syariah,
pemerintah
maka
sistem keuangan yang lebih inklusif.
muslim
sudah
sepatutnya
dituntut
untuk
orang-orang berjuang
untuk
Pada
dapat
mewujudkan
perkembangannya
BMT
mewujudkan hal tersebut. Sebagaimana
Mandiri
Allah telah gambarkan perjuangan yang
melakukan
dilandasi keimanan dan keyakinan hati
outstanding
dengan suatu perniagaan yang dapat
program, khususnya dengan Bank Syariah
menyelamatkan umat manusia (Bakhri,
Mandiri. Namun, linkage program Bank
2010:35) dalam firman-Nya:
Syariah
dilanjutkan lagi pada tahun 2013. Peneliti
Sejahtera
setiap
tahun
penambahan pembiayaan
Mandiri
dari
kemudian
selalu jumlah linkage
tidak
mengajukan pertanyaan mengenai ada
tidaknya perkembangan yang signifikan
terhadap kinerja BMT Mandiri Sejahtera setelah linkage dengan Bank Syariah.
Bapak
Ayubi
mengatakan
bahwa
sebenarnya tetap ada pengaruh linkage
10. Yaa ayyuhallaziina aamanuu hal adullukum ‘alaa tijaaratin tunjiikum min ‘azaabin aliim. 11. Tu’minuuna billaahi wa rasuulihii wa tujaahiduuna fii sabiilillaahi bi ‘amwaalikum wa anfusikum, zaalikum khairul lakum ing kuntum ta’lamuun.
pada
perkembangan
kinerja
setelah
melakukan linkage dengan Bank Syariah, namun
akan
menggunakan
lebih
nyaman
dana
anggota
apabila karena
lebih murah.
10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? 11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (Q.S. ash-Shaff: 10-11).
Pada linkage
penelitian
Bank
program
menghasilkan
sebelumnya
dampak
yang
Syariah positif
terhadap kinerja BMT Mandiri Sejahtera dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Namun, pada tahun 2013 BMT Mandiri Sejahtera
BMT Mandiri Sejahtera merupakan
memutuskan
untuk
tidak
melanjutkan linkage program. Padahal,
salah satu contoh bagaimana lembaga
apabila linkage program ini berdampak
keuangan mikro syariah kecil mampu
positif, maka seharusnya BMT Mandiri
menunjukkan potensi sistem keuangan
Sejahtera
yang lebih inklusif sehingga membuat
program
masyarakat kelas menengah ke bawah di
tetap
melanjutkan
dengan
Bank
linkage Syariah.
Berdasarkan informasi dari Bapak Ayubi
sekitar wilayah tersebut bisa mengakses
selaku Manajer BMT Mandiri Sejahtera,
858
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
ada tiga hal yang menjadi alasan BMT
adalah
Mandiri
kekayaan
Sejahtera
tidak
melanjutkan
distribusi
pendapatan
yang
dan
merata
(adil),
linkage program Bank Syariah pada tahun
sebagaimana yang disebutkan dalam
2013,
rapat
firman Allah swt berikut (Depag, 2009) :
tidak
sehingga
pengurus
berdasarkan
diputuskan
untuk
melanjutkan linkage program. Pertama,
Bapak
Ayubi
menganggap pola syariah dari linkage program dengan Bank Syariah Mandiri
Walla>hu fad}d}ala ba’d}akum ‘ala> ba’d}in fir-rizq, fa mallaz\i>na fud}d}ilu> bira
rizqihim ‘ala> ma> malakat aima>nuhum fa hum fi>hi sawa<, a fa bini’matilla>hi yaj-h}adu>n.
masih kurang sesuai. Model executing yang digunakan BMT Mandiri Sejahtera adalah dengan pola akad Mudharabah wal murabahah. Maksud dari pola akad
dari BMT Mandiri Sejahtera menggunakan
“Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (Q.S.An-Nahl: 71).
akad murabahah. Pola inilah yang disebut
Dalam bisnis, apabila ada laba
Bapak Ayubi bahwa return dari akad
yang dihasilkan atas kerjasama harus
ini
adalah pembiayaan
Bank
Syariah
Mandiri kepada BMT Mandiri Sejahtera menggunakan sedangkan tersebut
akad
mudharabah,
penyaluran
kepada
mudharabah
dana
linkage
masyarakat/anggota
dengan
Bank
Syariah
dibagi
Mandiri masih tetap atau flat. Akad
merata
antar
mitra
prosporsional. Sehingga
mudharabah
secara
wajar apabila
wal
BMT Mandiri Sejahtera tidak melanjutkan
murabahah yang terjadi antara Bank
untuk bermitra lagi dengan bank syariah
Syariah dan BMT bisa dikatakan sebagai
karena
bentuk kerja sama yang kurang sesuai
kemitraan yang dijalankan diantara BMT
apabila ditinjau dari segi tujuan Ekonomi
dan
Islam,
meskipun
tersebut
sah.
harusnya
lebih
secara Pola
adanya
bank
ketidakadilan
syariah.
syariah
akad
menyamaratakan
executing
yang
menengah
keatas
menggunakan
menengah
kebawah.
cocok
dalam
Karena
antara
golongan
dan
golongan
Ayat
ini
juga
akad mudharabah kemudian ditambah
merupakan salah satu dasar ukhuwah
dengan wal murabahah dengan alasan
dan
agar pihak bank syariah mengetahui arah
Persamaan yang sesuai dengan hak-hak
penyaluran dana linkage dan yang pasti
yang dimiliki setiap muslim.
untuk
Islam.
Kedua, bagi hasil (profit and loss
Hidayat (2010: 39) menyatakan bahwa
sharing) dari linkage program dengan
Ekonomi
risiko
dalam
pembiayaan.
tujuan
memitigasi
persamaaan
Islam
salah
satunya
859
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
Bank Syariah Mandiri masih cukup tinggi.
anggota dengan margin yang lebih dari
Margin efektif yang ingin didapatkan Bank
21% pastinya.
Syariah
Mandiri
dari
program
linkage
Berdasarkan perhitungan tersebut
dengan BMT Mandiri Sejahtera adalah
dapat dilihat bahwa linkage program
14%
dengan bagi hasil yang tinggi menjadikan
(sekitar
13,75%).
Dana
linkage
program Bank Syariah Mandiri tersebut
margin
kemudian
kepada
kepada masyarakat juga menjadi lebih
margin
tinggi, karena BMT Mandiri Sejahtera harus
efektif pembiayaan sebesar 20%-24%. Ibu
memberikan pengembalian yang cukup
Khusnul Khotimah selaku kepala bagian
tinggi
administrasi BMT Mandiri Sejahtera juga
menjadikan peran dari linkage program
menganggap bahwa bagi hasil yang
hanya sebatas menciptakan keuangan
ditetapkan Bank Syariah Mandiri terlalu
yang
tinggi, oleh karena itu ada tahun 2013 BMT
keberpihakan
Mandiri Sejahtera berhenti dulu untuk
menengah ke bawah yang notabene
melanjutkan
merupakan pengguna terbanyak produk
dilempar
anggota/masyarakat
linkage
dengan
program
dengan
Bank Syariah Mandiri.
pembiayaan
kepada
inklusif
keuangan
Ketiga adalah proses pencairan
di
Bank
namun
yang
Syariah.
belum
kepada
koperasi
disalurkan
Hal
ini
memiliki
masyarakat
maupun
BMT.
Padahal telah jelas apa yang difirmankan
yang masih terlalu lama, yaitu satu bulan.
Allah swt. :
BMT Mandiri Sejahtera yang telah bekerja
sama selama lima tahun dengan Bank
Syariah Mandiri seharusnya bisa lebih
cepat proses pencairannya, karena telah saling percaya. Namun, tetap saja Bapak Ayubi
selaku
manajer
BMT
Wa huwallazii ja’alakum khalaa’ifal-ardi wa rafa’a ba’dakum fauqa ba’din darajaatil liyabluwakum fii maa aataakum, inna rabbaka sarii’ul-iqaabi wa innahuu lagafuurur rahiim.
Mandiri
Sejahtera kurang puas dengan proses pencairan
dana linkage
yang
paling
cepat satu bulan. “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-An’am: 165)
Perhitungan pengembalian dana linkage program yang telah terjadwal dan flat
untuk
tahun
pembiayaan
2015
meskipun dengan akad mudharabah wal murabahah, apabila ditotal, BMT Mandiri Sejahtera harus mengembalikan pokok pembiayaan
ditambah
margin
setara
hampir 21% dari jumlah pinjaman. Hal ini
Industri perbankan syariah sudah
menjadikan BMT Mandiri Sejahtera harus
bisa dikatakan on the track dalam upaya
menyalurkan
pencapaian sistem keuangan yang lebih
dana
linkage
kepada
860
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
inklusif,
dimana
masyarakat
inklusif
yang
arti
dituntut
sulit
dasarnya bagi hasil yang didasarkan atas
formal, dengan
pendapatan, ketika hasilnya rendah bagi
sebelumya
mengakses keuangan adanya
dalam
saja,
karena
pada
lebih
hasilnya juga rendah, begitu juga ketika
mudah mengaksesnya. Namun, secara
pendapatannya tinggi bagi hasilnya juga
perlakuan terhadap obyek pembiayaan,
tinggi.
industri perbankan syariah masih belum
hasilnya
mampu
linkage
program
berlaku
adil.
akan
begitu
Jadi,
apabila
lebih
ekuivalen
tinggi
dari
bagi margin
Bapak
Ayubi
murabahah, maka hal itu wajar saja. Hal
kita
mau
tersebut tidak bisa dijadikan alasan oleh
mengatakan,
“Kalau
mengusahakan
orang-orang
yang
pihak BMT Mandiri Sejahtera. Apalagi jika
di
bawah ini, ya kalau bisa yang lebih ringan
alasan
(marginnya). Jadi, di sistem keuangan kita
tersebut hanya disebabkan agar BMT
ini
ringan,
mendapat hasil lebih banyak dengan
sedangkan kelas menengah ke bawah,
bagi hasil ke bank syariah yang lebih
seperti UMKM atau apa itu kan malah
sedikit dan margin dana linkage yang
mendapat suku bunga yang lebih tinggi.
dilempar kepada masyarakat tetap besar.
Nah, ini kan berkebalikan”. Maka apa
Maka
yang difirmankan Allah swt., dalam al-
mengingatkan dalam firman-Nya berikut:
Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 dan Surat
kan
yang
an-Nahl
besar
ayat
malah
71,
masih
belum
Bapak
Ayubi
kalangan supaya
penjelasan
bahwa
bawah
dapat
hidup
dari
lebih
ditolong sejahtera.
Penanganan dari pihak perbankan pun tidak
sama,
khususnya
penanganannya
untuk
Berbeda
dengan
agak
lunak.
UMKM,
cara
penanganannya agak keras, ketika gagal sudah
tidak
swt
telah
Pihak bank syariah pun juga belum
Padahal menurut Bapak Ayubi, orang-
menjalankan sistem bagi hasil yang sesuai
orang kecil seperti itu butuh pembinaan.
dengan
Mandiri
berkeinginan kerjasama
pembiayaan
Allah
tinggi
lagi.
BMT
ada
masih
1. “kecelakaan besarlah bagi orangorang yang curang, 2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, 3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Q.S. Al-Muthaffifin: 1-3)
pembiayaan-pembiayaan besar rata-rata cara
sebetulnya
yang
1. Wailul lil-mutaffifiin 2. Allaziina izaktaluu ‘alan-naasi yastaufuun 3. Wa izaa kaaluuhum aw wazanuuhum yukhsiruun
masyarakat
seharusnya
hasil
diimplementasikan secara kaffah. Berdasarkan
bagi
agar
bagi
yang
hasil/margin lebih
seharusnya
dimana variabel
pembagian terhadap
pendapatan, namun pada kenyataannya
murah.
tidak. Dalam hal ini, baik pihak BMT
Namun, bank syariah juga tidak dapat
maupun Bank Syariah harus berhati-hati
linkage
bisa
Sejahtera
syariah,
861
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
dalam
penyaluran
dana
ke
sektor
Apalagi
BMT
Mandiri
produktif. Karena apabila pembiayaan ke
banyak
sektor produktif menggunakan imbal hasil
murabahah,
bahkan
yang fix sebagai contoh murabahah,
mudharabah-nya
tidak
maka
dapat
mengakibatkan
karena
pada
sistem
ribawi,
dampak
yang
terjebak kemudian
rumit
Sejahtera
menggunakan
alasan bagi
produk produk
ada,
hanya
perhitungannya
anggota
terlalu
sehingga
tidak
ekonominya
sama
dengan
banyak yang berminat. Padahal ketika
Pemilihan
akad
untuk
BMT tidak hanya berorientasi pada bisnis,
pembiayaan dalam hal ini harus sesuai
tetapi juga dakwah ekonomi Islam, maka
dengan
akan
tugas memahamkan nasabah tentang
pendapatannya
produk-produk keuangan syariah seperti
bunga.
pendapatan
didapatkan. tetap,
Apabila
maka
dapat
yang
akad
mudharabah, akan menjadi tanggung
dengan imbal hasil yang tetap. Namun,
jawab yang mutlak. Begitu juga dengan
apabila pendapatannya tidak menentu,
bank
maka
adalah bagaimana keduanya bersepakat
digunakan
digunakan
akad
yang
imbal
syariah.
Sehingga
hasilnya variabel. Itulah mengapa riba itu
dalam
menjalankan
diharamkan, karena secara dhohirnya
syariah
secara
menolong
tidak.
konteks kemaslahatan.
pada
V. SIMPULAN
tetapi
Sebagaimana
yang
sebenarnya disebutkan
tahap pertama pengharaman riba dalam
sistem
keuangan
sesuai
kaffah
Keputusan
substansinya
BMT
dengan
untuk
tidak
firman Allah berikut:
melanjutkan
karena linkage program memberatkan
ternyata
linkage
bukan
bagi BMT. Sistem mudharabah yang tidak
sesuai
dengan
menyebabkan
akad BMT
tersebut
tidak
mau
Wa maa aataitum mir ribal liyarbuwa fii amwaalin-naasi fa laa yarbuu ‘indallaah, wa maa aataitum min zakaatin turiiduuna waj-hallaahi fa ulaa’ika humul-mud’ifun.
melanjutkan. Pihak BMT ternyata dalam
“Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orangorang yang melipat gandakan (pahalanya).” (Q.S. Ar-Ruum: 39)
membayar ingin rendah, tetapi pada saat
hal bagi hasil yang tinggi, masih belum menjalankan kerjasama
substansi
syariah
mudharabah.
dalam
Pada
saat
menerima ingin tinggi. Sedangkan pihak bank
syariah
sepanjang
yang
belum
dijalankan adalah sistem yang katanya bagi
hasil
ternyata
tidak
variabel
terhadap pendapatan. Maka, ternyata pemahaman dan praktik sistem bagi hasil yang sesuai dengan prinsip ta’awun yang masih belum dilaksanakan dengan baik.
862
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
Jadi, substansinya adalah bagaimana
Perbankan Syariah Indonesia - Bank
keduanya
Indonesia
bersepakat
dalam
menjalankan sistem syariah secara kaffah.
-----------------------. 2014. Booklet Keuangan Jakarta:
Inklusif.
Departemen
Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, BI
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an. Departemen Agama Republik
Berg, Bruce L. 2007. Qualitative Research
Indonesia, Syamil Al-Qur’an The Miracle
Methods for the Social Sciences. Boston:
15 in 1. 2009. Bandung: PT Sygma
Pearson Inc
Examedia Arkanleema
Fatwa No: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Antaranews.com. 2015. Komisi XI DPR
Akad Kerjasama Musyarakah
Dukung Program MPS (mobile payment system)
BI,
Herdiansyah,
(online),
Penelitian
(http://www.antaranews.com/berita/4
Kualitatif
Metodologi
Untuk
Ilmu-Ilmu
Hidayat, Mohamad. 2010. An Introduction
mps-bi, diakses 30 Maret 2015).
to The Sharia Economic: Pengantar
Arsyad, Lincoln. 2010. Lembaga Keuangan Institusi,
2010.
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
84838/komisi-xi-dpr-dukung-program-
Mikro:
Haris.
Kinerja,
Ekonomi Syariah. Jakarta: Zikrul hakim Karim, Adiwarman Azwar. 2014. Bank Islam:
dan
Sustainabilitas. Yogyakarta: Andi
Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
Ascarya. 2008. Redefinisi Klasifikasi Kredit
RajaGrafindo Persada
UMKM dalam harian Republika, 12 Mei
Moleong,
2008.
Lexy
J.
2005.
Metodologi
Penelitian Kualitatif, rev. Ed. Bandung:
--------------- dan Sanrego, Yulizar D. 2008
PT. Remaja Rosdakarya
Redefine Micro, Small and Medium
Muhamad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi
Enterprises Classification and Potency
Hasil dan Profit Margin pada Bank
of
Syariah. Yogyakarta: UII Press
Baitul
Maal
wa
Tamwiel
as
Nawawi,
Intermediary Institutions in Indonesia. Dalam
buku
Enhancing
Ismail.
2009.
Ekonomi
Islamic
Kelembagaan Syariah: Dalam Pusaran
Financial Service for Micro and Medium
Perekonomian Global Sebuah Tuntutan
Sized Enterprises (MMES) Volume 2.
dan Realitas. Surabaya: Putra Media
Brunei Darussalam
Nusantara
Bank Indonesia. 2011. Indonesia: Credit
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
ceiling for linkage program reaches Rp
Usaha Kecil dan Menengah Republik
6,4 trillion. Bangkok: Thai News Service
Indonesia
Group
03/Per/M.KUKM/III/2009
tentang
Pedoman
Program
-----------------------. 2012. Outlook Perbankan Syariah Tahun 2013. Jakarta: Direktorat
Nomor
Umum
Linkage
:
antara Bank Umum dengan Koperasi
863
JESTT Vol. 2 No. 10 Oktober 2015
Ryandono, Muhammad Nafik Hadi. 2008. Modul
disajikan
dalam
Pelatihan
Lembaga Keuangan Syariah. Islamic Finance Development Institute (IFDI) Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah,
Deskripsi
dan
Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia Sugiyono.
2014.
Memahami
Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta Syariah Mandiri. 2012. Mendorong Peran BMT,
(online),
(http://www.syariahmandiri.co.id/2012/ 12/mendorong-peran-bmt/, diakses 27 November 2014) World
Bank
Document.
Pengembangan
Sektor
2011.
Keuangan:
Catatan Teknis, (online), (http://wwwwds.worldbank.org/external/default/W DSContentServer/WDSP/IB/2011/02/28/ 000356161_20110228044330/Rendered/I NDEX/598330BRI0baha1esia0BAHASA01 PUBLIC1.txt, diakses 10 Januari 2015) Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus: Desain dan Metode.
Jakarta:
PT.Raja
Grafindo
Persada
864