KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Jln. Palagan Tentara Pelajar Km. 15; Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 Telp. (0274) 895954, 896080 fax (0274) 896080
Jati Unggul Purwobinangun
Gambar Tegakan Jati Purwobinangun Umur dua tahun Pembangunan hutan tanaman industri telah dikembangkan secara luas untuk menghasilkan bahan baku pulp dan kertas seperti Acacia dan Eucalyptus, sedangkan untuk kayu pertukangan masih ketinggalan, kecuali di Jawa terutama untuk jenis jati yang sudah dilakukan sejak lama. Namun demikian sampai saat ini produksinya masih kurang apabila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan kayu jati di sektor industri di Jawa yang mencapai 8.2 juta m³, sementara pasokan kayu jati hanya sebesar 2.7 juta m³ (ITTO, 2006). Kesenjangan antara jumlah kebutuhan dengan pasokan kayu tersebut disebabkan karena secara umum produktvitas hutan tanaman jati pada saat ini masih relatif rendah berkisar antara 2-5 m3/ha/tahun. Dengan adanya penggunaan materi tanaman yang baik dapat ditingkatkan menjadi 8-12 m3/ha/tahun. Akhir-akhir ini produktivitas jati terus ditingkatkan menjadi 15-20 m3/ha/tahun dengan rotasi yang lebih pendek yaitu 20 tahun (Kaosa-ard, 1999; Enters, 2000). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
RI pun telah menetapkan bahwa dalam rangka penelitan pemuliaan jenis jati diharapkan produktivitas hutan tanaman jenis penghasil kayu pertukangan daur panjang yaitu >15 m3/ha/tahun. Sejalan dengan kebijakan tersebut Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogjakarta melakukan upaya perbaikan genetik jati melalui kegiatan pemuliaan melalui uji keturunan, uji klon dan pengembangan teknik DNA untuk mengetahui keragaman genetik dan gen-gen yang berpengaruh pada sifat pertumbuhan pada jati. Melalui serangkaian kegiatan pemuliaan tanaman jati tersebut diharapkan akan tersedia materi genetik unggul yang dapat meningkatkan produktivitas hutan rakyat. Saat ini hasil uji klon ditemukan 5 klon terbaik dengan taksiran volume pohon rata-rata 0,205 m3 dengan potensi riap volume 24,38 m3/ha/tahun. Kelima klon tersebut telah dapat diperbanyak secara vegetatif baik dengan stek pucuk maupun kultur jaringan.
Sains
KOMPAS S I A N G S A BT U , 9 A G U ST U S 2 0 1 4
11
Memuliakan Pohon Kayu Putih KAYU PUTIH Nama latin: ”Melaleuca cajuputi” Asal: Maluku
PROSES PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH
1 2
Ciri-ciri:
• batang dengan cabang yang banyak • ujung daun tajam, 3-5 inci, warna hijau tua, halus, dan berbau harum • bunganya kecil-kecil
Daun kayu putih siap dimasak
Penggunaan:
Menampung minyak hasil penyulingan
Daun pohon kayu putih bisa menghasilkan sejenis minyak cair yang mudah menguap, berwarna hijau transparan, berbau, dan berasa tajam. Biasanya digunakan sebagai minyak yang dioles di bagian tubuh untuk mengurangi rasa sakit pada rematik, juga untuk menghangatkan perut.
Manfaat: • Digunakan dalam sabun, deodoran, losion, parfum, dan produk kesehatan lainnya. Minyak kayu putih, memiliki sifat antibakteri dan antimikroba. • Memberikan warna pacar/inai lebih cerah dengan mencampurkan minyak ke campuran pacar. • Bisa untuk mengobati masalah kulit, seperti memar dan gangguan kulit. • Untuk mengobati kasus sakit gigi karena minyak ini merupakan bahan umum dalam produk perawatan gigi seperti pasta gigi dan obat kumur. • Campur beberapa tetes minyak dalam air untuk mandi anjing peliharaan agar dapat melindungi anjing dari kutu dan parasit lainnya. • Untuk minyak pijat karena memiliki efek menenangkan pada tubuh dan pikiran. • Minyak kayu putih adalah stimulan yang sangat baik dan membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan meningkatkan aktivitas jantung. • Digunakan sebagai penyedap dalam produk makanan seperti permen atau makanan panggang. • Untuk mengusir nyamuk. • Minyak kayu putih bila dicampur dengan air dapat menjadi disinfektan. • Untuk mengurangi rasa sakit tenggorakan dan batuk. Caranya campur beberapa tetes minyak kayu putih dengan segelas air hangat dan gunakan untuk berkumur.
3
Sumber: Litbang ”Kompas”/LUP, diolah dari laman www.henriettes-herb.com, Intisari, dan pemberitaan ”Kompas”
Mengemas dalam botol
4
5
Memasang segel
Minyak kayu putih siap dipasarkan
Kebutuhan minyak hutani seluas 18.000 hektartinggi. demasyarakat pengelola hak membuat tanaman kayu putih. Pada tahun kan bertahun-tahun kandungan Minyak kayu putih sudah sangatsudah akrab bagi zat aromatik Tanaman kayu kayu putihkanmenjanjikan Minyak kayu putih sangat akrab bagi masyarakat. ngan produktivitas 300 ton mihutan tanaman rakyat (HTR) kebun benih itu berpotensi 1995, ia memburu tanaman kaputih Indonesia 1.500 masyarakat. Tak hanya untuk minyak oles guna nyak per tahun dan Dinas Keyang saat ini rakyat. didominasi tanammenghasilkan tanaman kayu dikembangkan yu putih unggul dari daerah enuntuk masyarakat pengelola hutan tanaman ton per tahun baru Tak hanya untuk minyak an penghasil kayu. Tanaman kaputih dengan kadar sineol 65-73 hutanan Daerah Istimewa Yogdemik,mengatasi seperti Pulau Maluku,berbagai mengatasi berbagai gangguan kesehatan, oles minyakguna terpenuhi sekitar 450 tanaman kayu putih. Pada tahun 1995, ia memburu tanaman kayusetiap tayakarta yang seluas 4.000 hekyu putih bisa dipanen persen dan rendemen minyak Pulau Seram, dan Pulau Buru. hasil pengilangan daun tanaman ”Melaleuca tar dengan produksi 50 ton per hun dengan interval 9-12 bulan 2,05-4,7 persen. Ini jauh lebih ”Kami ambil daun dan biji ton. gangguan kesehatan, minyak hasil pengilangan daun putih unggul seperti Pulau Pulautumpang Seram, tahun. dari daerah endemik, dan bisa dilakukan sari tinggi dibandingkan tanaman cajuputi subspecies cajuputi” ini juga dimanfaatkan dari sekitar 300 pohon untuk Peneliti dari Balai BesarMaluku, Benih unggul telah diaplikahampir sepanjang waktu. kayu putih pada umumnya yang diuji di laboratorium,” kata AnPenelitian Bioteknologi untuk produk permen, kosmetik, dan obat herbal. subspecies dan Pulausikan Buru. tanaman ”Melaleuca cajuputi cajuputi” ini kandungan di lahan Kesatuan PengeTanaman kayu putih sudah mempunyai sineol to, Jumat (8/8), di Yogyakarta. dan Pemuliaan (KPH) Yogyakarta bisa dipanen pada usia 2 tahun. 50-60 persen dan rendemen Peneliti lalu menganalisis Daunlolaan danHutan bijihektar. dariKini, sekitar 300 pohon diuji di laboratorium kemudian seluas 4.000 pePada usia itu, pemangkasan per0,6-1 persen. kandungan sineol dan rendeOLEH ICHWAN SUSANTO Tanaman Hutan juga dimanfaatkan untuk produk permen, kosmetik, tama dilakukan untuk menjaga Saat ini, kebun benih mampu nanaman benih unggul itu dimen dari dedaunan serta mengYogyakarta membuat kandungan dan rendemen dari dedaunan serta setinggi diuji 1,5 mekembangkan pula disineol KPH Sumtinggi tanaman dibandingkan kandungan seneol uji keturunan biji-bijinya. Dari memproduksi benih dianalisis 3 kilogram asalahnya, kebutuhan dan obat herbal. bibit unggul kayu putih ter. Setelah itu, tanaman bisa dan KPH Rinjani. Peremakayu putih yang mencapai lebih persilangan tanaman unggul, di- per hektar per tahun. Dengan minyak kayu putih maketurunanba biji-bijinya. Dari persilangan tanaman unggul, dihasilkan
M
M
sih jauh dari pasokan yang dihasilkan dari seluruh kebun kayu putih di Indonesia. Kebutuhan sekitar 1.500 ton minyak kayu putih tiap tahun, baru terpenuhi sekitar 450 ton, yang berasal dari 24.000 hektar areal tanaman kayu putih. Kekurangan lebih dari 1.000 ton dipenuhi dari impor minyak eukaliptus dari Tiongkok. Tanaman eukaliptus dan tanaman kayu putih memiliki kesamaan dapat menghasilkan minyak dan mengandung sineol. Senyawa 1,8 cineole ini yang membuat minyak kayu putih beraroma kuat dan khas (aromatik) serta menimbulkan rasa hangat. Hanya saja, kandungan seneol eukaliptus yang sebesar 8-10 persen jauh lebih rendah
dari 50 persen. Artinya, campuran minyak eukaliptus membuat khasiat produk di pasaran yang diklaim sebagai ”minyak kayu putih” lebih rendah dibandingkan minyak kayu putih murni. Kandungan sineol tertinggi pada kemasan minyak kayu putih di pasaran hanya 10-20 persen. Untuk meningkatkan khasiat minyak kayu putih, produktivitas minyak atsiri ini harus ditingkatkan. Caranya, dengan meningkatkan produktivitas biomassa/daun dan rendemen. Peneliti Bioteknologi dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2PBPTH) Yogyakarta, Anto Rimbawanto, berupaya menemukan solusi melalui pemuliaan
hasilkan benih berkualitas unggul. Ini dilakukan demi mendapatkan galur tanaman yang memiliki rendemen (kandungan minyak) tinggi serta sineol tinggi. Kedua faktor ini yang menentukan kualitas dan kuantitas produk minyak kayu putih. Produktivitas biomassa atau jumlah daun yang bisa dipanen dipengaruhi oleh cara budidaya dan pemberian pupuk. Adapun kuantitas kandungan rendemen dikendalikan unsur genetika. Benih yang didapat kemudian diperbanyak di empat kebun benih di Indramayu, Purwodadi, Ponorogo, dan Mojokerto.
potensi hidup atau viabilitas sebesar 80 persen, setiap gram benih mampu menghasilkan 6.000-8.000 bibit kayu putih. ”Dengan penemuan benih unggul ini, pengembangan kayu putih dengan produktivitas tinggi bukan menjadi kendala lagi,” kata Anto. Di Indonesia, luas kebun alam kayu putih di Maluku sekitar 120.000 hektar. Pengelolaan kebun alam masih ala kadarnya. Tanaman dibiarkan tumbuh tanpa sentuhan teknologi atau perawatan intensif. Penyulingannya pun masih skala kecil dan sederhana. Tak heran, produktivitas minyak kayu putih hanya 100 ton per hektar. Di Jawa, kebun tanaman kayu putih dikelola Perum Per-
asalahnya, kebutuhan minyak kayu putih masih jauh dari pasokan yang dihasilkan dari seluruh kebun kayu putih di Indonesia. Kebutuhan sekitar 1.500 ton minyak kayu putih tiap tahun, baru terpenuhi sekitar 450 ton, yang berasal dari 24.000 hektar areal tanaman kayu putih. Kekurangan lebih dari 1.000 ton dipenuhi dari impor minyak eukaliptus dari Tiongkok. Tanaman eukaliptus dan tanaman kayu putih memiliki kesamaan dapat menghasilkan minyak dan mengandung sineol. Senyawa 1,8 cineole ini yang membuat minyak kayu putih beraroma Meningkat pesat kuat dan khas pemuliaan yangkandungan dilaku(aromatik) serta menimbulkan rasa hangat. Hasil Hanya saja, seneol eukaliptus yang sebesar 8-10 persen jauh lebih rendah dibandingkan kandungan seneol kayu putih yang mencapai lebih dari 50 persen. Artinya, campuran minyak eukaliptus membuat khasiat produk di pasaran yang diklaim sebagai ”minyak kayu putih” lebih rendah dibandingkan minyak kayu putih murni. Kandungan sineol tertinggi pada kemasan minyak kayu putih di pasaran hanya 10-20 persen. Untuk meningkatkan khasiat minyak kayu putih, produktivitas minyak atsiri ini harus ditingkatkan. Caranya, dengan meningkatkan produktivitas biomassa/daun dan rendemen. Peneliti Bioteknologi dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (B2PBPTH) Yogyakarta, Anto Rimbawanto, berupaya menemukan solusi melalui pemuliaan. Kebutuhan minyak kayu putih Indonesia 1.500 ton per tahun baru terpenuhi sekitar 450 ton. Peneliti dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta membuat bibit unggul kayu putih dengan rendemen minyak dan
jaan tanaman oleh KPH Yog-
dengan rendemen
dipanen setahun sekali saat
yakarta dilakukan karena promusim kemarau. benih berkualitas unggul. Ini dilakukan mendapatkan galurKalau pada minyak demi dan kandungan duktivitas minyak kayu putih musim hujan, kandungan air zat aromatik tinggi. sangat rendah. Sumber benih pada tinggi daun terlalu tinggi dan mitanaman yang memiliki rendemen (kandungan minyak) serta hanya dari Pulau Buru, Ambon, nyak terlalu sedikit. Tanaman kayu putih yang ditanam Belanda pada taDengan tanaman sineol tinggi. Kedua faktor ini yangmenjanjikan menentukan danketinggian kuantitas untuk kualitas hun 1926. hanya 1,5 meter dan jarak tadikembangkan namjumlah 3 x 1 meter daun persegi (bahproduk minyak kayu putih. Produktivitas biomassa atau Layak dikembangkan masyarakat pengelola kan ada yang menanam 1 hektar 5.000 tanaman), warga Situs Badan dipengaruhi Litbang Kemenyang bisa dipanen olehhutan caratanaman budidaya pemberian pupuk. rakyat. danuntuk bisa menanam palawija di seterian Kehutanan menyebutkan, Adapun kuantitas rendemen dikendalikan unsur la-sela tanaman pokok. industri minyak kayu kandungan putih meLahan kayu putih berbeda rupakan usaha agrobisnis yang genetika. layak Benih didapat di empat kebun lahan yang ditanami jati. untukyang dikembangkan. Ke- kemudian diperbanyakdengan Setelah usia dua tahun, lahan untungan yang diperoleh indusbenih di Indramayu, Purwodadi, Ponorogo, dan Mojokerto. Meningkat tahun 2013. ”Sebagian besar mi- yang ditanami jati tak bisa ditri minyak kayu putih lebih belakukan tumpang sari karena nyak putih dihasilkan Perum sar daripada hanya menyediapesat Hasil yang dilakukan bertahun-tahun membuat kebun kurang sinar matahari. Jika taPerhutani dikirim ke sejumlah kanpemuliaan bahan baku. naman kayu putih dijaga setingindustri farmasi,” kata Anto. Harga komoditas minyak kabenih itu yuberpotensi menghasilkan tanaman kayu putih dengan kadar gi 1,5 meter, cahaya matahari Dengan potensi ini, pengusaputih cukup menjanjikan, yamasih bisa memapar tanaman haan tanaman kayu 2,05-4,7 putih sangat persen. itu Rppersen 211.000 perdan liter (2014), sineol 65-73 rendemen minyak Ini jauh sampingan. meningkat Rp 46.000 dibanding menjanjikan untuk dikembanglebih tinggi dibandingkan tanaman kayu putih pada umumnya yang mempunyai kandungan sineol 50-60 persen dan rendemen 0,6-1 persen. Saat ini, kebun benih mampu memproduksi benih 3 kilogram per hektar per tahun. Dengan potensi hidup atau viabilitas sebesar 80 persen, setiap gram benih mampu menghasilkan 6.000-8.000 bibit kayu putih. Dengan penemuan benih unggul ini, pengembangan kayu putih dengan produktivitas tinggi bukan menjadi kendala lagi. Di Jawa, kebun tanaman kayu putih dikelola Perum Perhutani seluas 18.000 hektar dengan produktivitas 300 ton minyak per tahun dan Dinas Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta yang seluas 4.000 hektar dengan produksi 50 ton per tahun. Benih unggul telah diaplikasikan di lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Yogyakarta seluas 4.000 hektar.
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Jln. Palagan Tentara Pelajar Km. 15; Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 Telp. (0274) 895954, 896080 fax (0274) 896080
”Acacia mangium” merupakan salah satu jenis pohon andalan dalam pembangunan Hutan Tanaman Industri di Indonesia. Saat ini telah dibangun lebih dari 1 juta hektar HTI ”Acacia mangium” yang banyak tersebar di Sumatera dan Kalimantan. ”A. mangium” telah mendorong jenis tanaman ini menjadi salah satu andalan dalam pengembangan hutan rakyat. Hal itu sejalan dengan perkembangan teknologi pengolahan kayu. Diversifikasi produk industri kehutanan berbahan baku kayu Acacia mangium itu bisa untuk suplai bahan baku industri kayu pertukangan. Peningkatan kebutuhan bahan baku berbasis kayu A. mangium yang cukup tinggi, baik untuk industri pulp, kertas, maupun pertukangan, telah mendorong perlunya upaya peningkatan produktivitas tegakan.Dalam hal ini pemanfaatan benih unggul dipadukan dengan penerapan teknik silvikultur. Selain itu, pola tanam yang baik akan menjadi faktor penting dalam peningkatan produktivitas tegakan. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH), Yogyakarta, sejak 1994 secara intensif memiliki kegiatan pemuliaan tanaman A. mangium dan saat ini sudah memasuki pemuliaan generasi ketiga (F-3). Benih unggul A. mangium yang dihasilkan telah memberikan kontribusi nyata dalam mendorong peningkatan produktivitas dan percepatan pembangunan hutan tanaman di Indonesia. Tanaman A. mangium yang berdiameter besar kini banyak dimanfaatkan untuk kayu pertukangan, sedangkan kayu berdiameter kecil dimanfaatkan sebagai ba-han bubur kertas (pulp and paper). Pemanfaatan A. mangium yang sebaran aslinya ditemukan di Pa-pua, Papua Niugini, dan Australia ini bisa diperoleh maksimal dengan menemukan bibitnya yang unggul. Berdasarkan karakter spesifik dari A. mangium dan keragaman genetik antar populasinya, strategi pemuliaan BBPBPTH dengan memanfaatkan sistem sub galur (sub-line). Sistem ini mengelompokkan jenis tanaman berdasarkan informasi sumber provenansinya (sumber populasi awal) dan metode seleksi berulang pada beberapa generasi (recurrent selection). Materi dasar genetik yang digunakan dalam pemuliaan generasi pertama (F-1)A. mangium dikoleksi dari pohon induk terpilih (pohon plus)dari beberapa provenan terbaik di hutan alam. Setelah serangkaian proses pengujian F-1 selesai, dengan menggunakan materi genetik terpilih pada generasi ini selanjutnya dilakukan pemuliaan generasi kedua (F-2) dengan metode yang sama sebagaimana generasi pertama. Ini diharapkan bisa mendapatkan keturunan tanaman yang unggul. Proses selanjutnya menguji keturunan A. mangium melalui pembangunan Kebun Benih Semai Uji Keturunan (KBSUK). Dalam plot KBSUK, pengujian keturunan dikombinasikan dengan fungsinya sebagai kebun benih (breeding seedling orchard). KBSUK dari masingmasing sub galur dibangun di beberapa lokasi. Selama proses itu dilakukan pengamatan dan pengukuran pertumbuhan tanaman di KBSUK serta analisis data secara periodik.
Pengamatan dan pencatatan data secara cermat menjadi dasar pelaksanaan seleksi secara bertahap di KBSUK, yang meliputi seleksi dalam plot, seleksi famili atau kombinasi dengan seleksi dalam famili, serta seleksi pohon plus. Seleksi diarahkan untuk mendapatkan tanaman A. mangium yang unggul dalam pertumbuhan riap, berbatang tunggal, lurus, dan silindris dengan kualitas kayu yang lebih baik. Diharapkan, melalui KBSUK didapatkan benih unggul yang memiliki keunggulan ini. Disamping itu, melalui sistem sub galur yang diterapkan, produksi benih unggul juga akan dihasilkan dari kebun benih komposit yang dibangun menggunakan kumpulan pohon induk benih terbaik dari masing-masing sub galur. Dengan rata-rata pohon induk benih terpilih setelah seleksi sebanyak 300 pohon per hektar, kebun benih A. mangium mampumemproduksi benih unggul dengan kapasitas produksi rata-ratas ebanyak 50 kilogram per hektar per tahun. Untuk melihat besarnya peningkatan produktivitas tegakan dari penggunaan benih unggul A. mangium yang dihasilkan, selanjutnya dilakukan verifikasi melalui uji perolehan genetik (genetic gain trial) di beberapa lokasi. Pengujian dilakukan dengan pola tanam dan teknik silvikultur sebagaimana penanaman dalam skala operasional. Hasil verifikasi melalui pengujian di lapangan menunjukkan bahwa benih unggul A. mangium mampu meningkatkan produktivitas tegakan mencapai 30-50 persen dibandingkan dengan benih biasa yang tidak dimuliakan, dengan volume tegakan mencapai 290325 meter kubik perhektar. Benih unggul Acacia mangium hasil pemuliaan generasi ke-dua (F-2) mampu meningkatkan produktivitas tegakan sebesar 13 persen diatas benih unggul F1. ”Dengan penggunaan benih unggul ini, masa panen tegakan A. mangium bisa dilakukan 1,5-2 tahun lebih cepat. (Arif Nirsatmato, peneliti akasia BBPBPTH Yogyakarta). Kalau semua HTI menggunakan benih unggul saya kira kita bisa surplus kayu. Penggunaan bibit unggul sangat diperlukan mengingat isu deforestasi atau pembukaan hutan yang menuding HTI dan kebun sawit sebagai penyebabnya sangat kencang. Apalagi, Kementerian Kehutanan menargetkan dibukanya 15 juta hektar dari 9 juta hektar HTI yang kini telah terbentuk. Dari pada membuka hutan dan menambah kompleks masalah lingkungan serta sosial, intensifikasi berupa pemanfaatan bibit unggul menjadi solusi yang baik. Target produksi tercapai, deforestasi pun dapat ditekan. (Mahfudz Mochtar, Kepala BBPBPTH Yogyakarta).
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Jln. Palagan Tentara Pelajar Km. 15; Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 Telp. (0274) 895954, 896080 fax (0274) 896080
Emas Hijau Penghasil Biodiesel
Aktivitas manusia tak bisa lepas dari bahan bakar untuk menggerakkan mesin transportasi dan industri. Namun, 90 persen bahan bakar minyak kita bersumber dari energi fosil yang sebagian besar diimpor sehingga membebani keuangan negara. Kalau tak ditemukan sumur baru, minyak bumi diprediksi habis kurang dari 20 tahun mendatang.
Dengan temuan dan inovasi baru, harga biodiesel dari nyamplung berpotensi diturunkan. Contohnya, pemakaian bahan metanol untuk produksi biodiesel lebih murah jika dihasilkan dari ekstrak tanaman. Selain itu, pengembangan teknologi pemerasan minyak lebih efisien. Teknologi pemerasan cara lama dengan sistem screw press expeller lebih efisien 5 persen dibandingkan vertical hot press dalam menghasilkan minyak nyamplung (crude calophyllum oil/CCO). ”Dengan kerja bareng, harga biodiesel dari nyamplung bisa turun,” Memanfaatkan limbah Pengolahan biji nyamplung menjadi biodiesel juga bisa dimanfaatkan limbahnya bagi bahan medis, pengawet makanan, dan pakan ternak. Bahan medis berupa zat kumarin didapat dari proses memisahkan minyak dari getah (degumming). Kumarin bisa dimanfaatkan untuk membantu mengatasi radang dan masalah kesehatan lain serta bisa sebagai anti oksidan, anti koagulan, dan anti bakteri. Di Indonesia, kadar kumarin tertinggi ada pada nyamplung dari Selayar, Sulawesi Selatan, yakni 1 persen. Limbah lain berupa cangkang atau tempurung biji bisa diubah jadi briket arang memakai alat ”tanur dan kondensator”. Sementara bubuk arang dan bubuk gergaji untuk briket. Asap dari proses pengarangan bisa dikumpulkan sebagai asap cair untuk dijadikan bahan pengawet, pupuk cair, dan pestisida ramah lingkungan. Limbah padat dari perasan biji nyamplung menghasilkan bungkil atau ampas kering. Menurut hasil analisis Laboratorium Biokimia Nutrisi Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, bungkil nyamplung mengandung protein kasar 21,67-23,59 persen. Terkait hal itu, Kementerian Kehutanan (kini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menandatangani nota kesepahaman dengan KOMPAS, KAMIS, 4 D ESEMBER 2 014 Kementerian ESDM Juli 2014. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Bambang Hendroyono mencadangkan lahan 400.000 hektar bagi hutan tanaman energi. Pengelolaan hutan tanaman energi, termasuk nyamplung, dan industri pengolahnya diharapkan menggairahkan pelaku usaha untuk menyediakan bahan baku. Di sisi hilir, Kementerian ESDM menargetkan kandungan minyak nabati dalam solar 20 persen pada 2016. Jangan sampai nyamplung dan sumber biodiesel lain bernasib seperti buah jarak yang ditanam tanpa disiapkan industri dan pasarnya. Perlu kesiapan budidaya dan pengolahan sebelum sumber energi fosil habis.
Mau tak mau, Indonesia mulai berpaling pada sumber energi terbarukan. Berbagai riset menunjukkan, beragam tanaman bisa menghasilkan minyak nabati untuk pembuatan biodiesel atau tanaman penghasil karbohidrat untuk produksi bioetanol. Tanaman nyamplung belakangan disebut sebagai sumber potensial penghasil biodiesel. Itu karena produktivitas dan rendemen minyak bijinya tinggi sehingga menjanjikan bagi masa depan bioenergi. Produktivitas biji nyamplung tinggi, 40-150 kilogram per pohon per tahun atau 20 ton per hektar per tahun. Angka itu lebih tinggi dari pada tanaman lain, seperti jarak pagar (5 ton per hektar per tahun) dan sawit (6 ton per hektar per tahun). Rendemen minyak nyamplung dari sejumlah daerah di Indonesia bervariasi, 37-58 persen. Angka itu lebih tinggi dibandingkan berbagai publikasi riset yang menyebut rendemen jarak pagar 25-40 persen, saga MAN NYAMPLUNG hutan 14-28 persen, kepuh 24-40 persen, kesambi 30-40 persen, dan kelor 39-40 persen. Dengan rendemen tinggi, 1 liter minyak nyamplung bisa dihasilkan dari 2-2,5 kg biji, sedangkan jarak pagar butuh 4 kg untuk menghasilkan 1 liter minyak. Di Indonesia, habitat nyamplung bisa ditemui di semua pulau utama, terutama di daerah BIODIESEL NYAMPLUNG Manfaat: manusiamarjinal tak bisa lepas dari bahan bakar atau miskin hara dan tepi pantai. Kayu: bahan pembuat perahu, balok, tiang, papan lantai dan enggerakkan mesin transportasi dan industri. papan pada bangunan perumahan, serta bahan konstruksi Biasanya, tanaman itu hidup di pinggir pantai, ringan. 0-200 meter di ataskita permukaan laut 90 persenketinggian bahan bakar minyak Daun: obat (luka bakar dan luka potong) serta bahan sebagai ”tanaman liar”, belum dibudidayakan. kosmetik (perawatan kulit). er dari energi fosil yang sebagian besar Bunga: campuran pengharum minyak rambut. Buah nyamplung dengan rendemen tinggi Bunga Nyamplung Biji: bahan baku bioenergi/biofuel (biodiesel dan biokerosin) sehingga ditemukan membebani keuangan negara. dan di Gunung Kidul, Yogyakarta, dengan rendemen minyak dapat mencapai >50%. Nusa Tenggara Barat. Nilai rendemennya 58 k ditemukan sumur baru, minyak bumi Divisi: Spermatophyla Prasyarat tumbuh nyamplung: persen, lebih tinggi daripada buah jarak yang Subdivisi: Angiospermae tanah mineral dan pantai si habis kurang dari 20 tahun mendatang. dikenal sebagai sumber biodiesel sejak masa Kelas: Dicotyledonae berpasir marjinal, toleran Bangsa: Guttiferales terhadap kadar garam, penjajahan Jepang. Bagi mesin, minyak biodiesel WAN SUSANTO Suku: Guttiferae ketinggian 0-200 meter dpl, Marga: Calophyllum curah hujan 1.000–3.000 mm/th nyamplung bisa dicampur minyak solar atau Pohon Nyamplung Buah Nyamplung Jenis: Calophyllum inophyllum L dengan 4–5 bulan kering, suhu o o digunakan murni. (Kajian peneliti nyamplung tinggian 0-200 meter di atas dari tak mau, Indonesia Nama umum: Nyamplung rata-rata 18 C-33 C, pH 4-7,4. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan permukaan laut sebagai ”tanam- Proses Pembuatan Biodiesel Nyamplung ulai berpaling pada anYogyakarta, liar”, belum dibudidayakan. mber energi terbaru-Hutan Tanaman Budi Leksono). Kajian teruji peneliti nyamplung gai riset menunjukMinyak nyamplung aman serta bersih Balai Besar Penelitian m tanamandari bisatimbal dandari logam berat lain. Salah satuBioteknologi dan Pemuliaan Taan minyak kriteria nabati aman dan tak merusak mesin adalah buatan biodiesel atau naman Hutan Yogyakarta, Budi korosivitas mesin. ”Tujuh sampel bersumber Leksono, menunjukkan, buah dari enghasil karbohidrat nyamplung sejumlah pulaudengan (Jawa, Madura, NTB, nyamplung rendemen uksi bioetanol. Buah kering Sumatera, Sulawesi,di dan Papua)Kitinggi ditemukan Gunung n nyamplung bela- Kalimantan, Pemecahan buah Pengeringan biji Pengepresan ”Degumming” uji di Lemigas (Lembaga Minyak danTengGas dul, Yogyakarta, dan Nusa ebut sebagailolos sumber gara Barat. rendemDaya ennya enghasil biodiesel. Bumi Kementerian EnergiNilai dan Sumber persen, produktivitas dan Mineral),” kata58Budi yanglebih lima tinggi tahun daripada meneliti buah jarak yang dikenal sebagai minyak bijinya tinggi nyamplung. sumber biodiesel sejak masa enjanjikan bagiNamun, masa pengembangan biodiesel penjajahan Jepang. nergi. nyamplung terkendala harga yang belum Bagi mesin, minyak biodiesel didaya Tanaman ekonomis diesel atau solar. nyamplungminyak bisa dicampur mi(Calophyllum ino- dibandingkan Untuk 1 liter biodiesel nyamplung, harga bahan nyak solar atau digunakan muruntuk Bioenergi dan Biodiesel Pengeringan Penyucian Transester Esterifikasi INFOGRAFIK: GUNAWAN untuk Rp 10.350.teruji Jika Sumber: FORDA ni. Minyak nyamplung manfaatan kimia Lain (No - pembuatannya ditambah bakuserta dan bersih biaya produksi, harga aman dari timbal 14) menyebut, pro- bahan berat lain. Salah satu biji nyamplung tinggi, proses memisahkan minyak dari Gadjah Mada, bungkil nyam1 liter biodieseldan darilogam nyamplung Rp 20.000. Itu lebihNamun, tinggi saat bahan bakar fosil LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN habisDex dan pasti akan habis, bio- KEMENTERIAN tak sekelas merusak plung mengandung protein kagram per pohon perhargakriteria getah (degumming). daripada minyakaman dieseldan (solar) Pertamina BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN diesel dibutuhkan,” k a t a ny a . mesin adalah korosivitas mesin. sar 21,67-23,59 persen. 20 ton peryang hektar Kumarin bisa dimanfaatkan harganya Rp 13.000-an per liter. ”Bahan bakar alternatif temuan dan inovasi BALAI ”Tujuh sampelbahan bersumber Terkait hal itu, Kementerian Angka itu lebih tinggi untuk membantu mengatasi raBESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN belum ada yang bisa menyaingi bakar fosil dari Dengan sisi baru, harga biodiesel dari nyam- dang dan masalah dari nyamplung sejumlah pulau Kehutanan (kini Kementerian naman lain, seperti kesehatanTANAMAN laPEMULIAAN HUTAN harga. Namun, saat bahan bakar fosil habis dan pasti akan plung berpotensi diturunkan. (Jawa, Madura, NTB, Sumatera, Lingkungan Hidup dan 55582 Kehu(5 ton per hektar in sebagai oksiJln.serta Palaganbisa Tentara Pelajar anti Km. 15; Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta habis, dibutuhkan.Sulawesi, dan PaTelp. (0274) fax (0274) 896080 Contohnya, pemakaian bahan Kalimantan, menandatangani nota dan sawit (6 ton biodiesel per dan, anti koagulan, dan895954, anti 896080tanan) metanol untuk produksi biodiepua) lolos uji di Lemigas (Lemkesepahaman dengan Kementetahun). bakteri. Di Indonesia, kadar kusel lebih murah jika dihasilkan baga Minyak dan Gas Bumi Kerian ESDM Juli lalu. Direktur en minyak nyammarin tertinggi ada pada nyamdari ekstrak tanaman. menterian Energi dan Sumber Jenderal Bina Usaha Kehutanan sejumlah daerah di plung dari Selayar, Sulawesi Se-
K LINGKUNGAN & KESEHATAN
mas Hijau Penghasil Biodiesel
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Jln. Palagan Tentara Pelajar Km. 15; Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 Telp. (0274) 895954, 896080 fax (0274) 896080
UNGGUL (Falcataria moluccana)
Toleran Ka ra t Tu m o r
Sengon toleran karat tumor umur 2 tahun di plot uji coba
Falcataria moluccana (Sengon) merupakan jenis cepat tumbuh dan menjadi salah satu andalan hutan rakyat khususnya dalam pemenuhan kayu pertukangan. Industri yang mengolah kayu sengon sangat berkembang saat ini khususnya di Pulau Jawa. Budidaya kayu sengon memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Permintaan akan kayu sengon bukan hanya di dalam negeri, namun juga dari mancanegara. Permintaan ekspor kayu lapis berbahan baku sengon terus meningkat. Permintaan kayu sengon, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri semakin meningkat. Namun demikian, beberapa tahun terakhir dilaporkan terjadi serangan penyakit karat tumor pada Sengon yang sangat merugikan. Penyakit yang disebabkan oleh jamur karat (Uromycladium tepperianum Sacc. McAlp) dapat menghambat pertumbuhan Sengon, bahkan mematikan tanaman. Untuk mendapatkan benih Sengon yang lebih tahan toleran terhadap serangan karat tumor, maka Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan telah melakukan pemuliaan tanaman Sengon.
Sebanyak 43 family (pohon indukan) sengon yang toleran terhadap penyakit karat tumor telah teridentifikasi. Identifikasi dilakukan pada 3 (tiga) kebun benih uji keturunan sengon yang berada di Lumajang, Bondowoso dan Jember ( Jawa Timur). Hasil seleksi dari 100 family di tiap lokasi dengan total jumlah pohon 7.200 pada saat tanaman umur 18 bulan menunjukkan bahwa 43 family tidak terserang penyakit karat tumor (dengan intensitas serangan 0%) di 3 lokasi percobaan. Famili-famili tersebut berasal dari Wamena. Penggunaan benih sengon dari family-family toleran tersebut akan menurunkan resiko kehilangan pohon karena serangan penyakit, sehingga akan meningkatkan produktivitas hasil. Riap volume sengon toleran karat tumor pada umur 2 tahun dengan jarak tanam 4x3m adalah 66m3/ha/tahun. Teknologi pengembangan kultur jaringan sengon toleran karat tumor juga telah berhasil dilakukan untuk memproduks bibit unggul skala besar.
Pengembangan Varietas Baru (Acacia mangium × A. auriculiformis)
Acacia Hibrida
Oleh: Sri Sunarti, M. Na'iem, E. B. Hardiyanto, S. Indrioko, dan A. Nirsatmanto
PENDAHULUAN Akasia hibrida adalah tanaman kehutanan barietas baru hasil persilangan antara Acacia mangium dan Acacia auriculiformis. Bebera keunggulan Akasia Hibrida dibandingkan dengan kedua jenis induknya adalah memiliki pertumbuhan cepat berbatang lurus dan bulat serta mempunyai sifat-sifat kayu yang lebih baik sebagai bahan pulp dan kertas. Selain itu Akasia Hibrida juga lebih toleran terhadap serangan hama/penyakit serta mampu tumbuh baik pada lahan-lahan marginal. Pengembangan varietas baru Akasia ini dilakukan melalui persilangan buatan (control pollination) dan persilangan alami (natural pollination). Akasia Hibrida untuul diperoleh melalui serangkaian uji di lapangan dan diperbanyak melalui vegetatif propagasi baik menggunakan teknik stek pucuk (mini cutting) maupun kultur jaringan (tissue culture).
Pertumbuhan Akasia Hibrida pada berbagai umur dan lokasi
Acacia hybrid
A. mangium
2 Tahun
Persilangan buatan pada breeding garden
3 Tahun
4 Tahun
Persilangan Alami pada kebun benih hibrid
Wood Properties Basic Density 536 kg/M3 Extractive Content Cellulosa Content Lignin Content Pulp Yield Wood Consumption
Identifikasi dan verifikasi
Seleksi semai
1.61% 59.91 % 25% 54.55% 3.52 m3/ton pulp
Pemangkasan dan Sprouting
Perbanyakan dan Multiplikasi Klon
Uji Klon Acacia hybrid
A.mangium
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Jln. Palagan Tentara Pelajar Km. 15; Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 Telp. (0274) 895954, 896080 fax (0274) 896080
10 months
1.5 years