SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
LKPP bijakan Lembaga Ke rang/Jasa a B n a a d a g Pen Pemerintah
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 1
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
JURNAL PENGADAAN “Senarai Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah” DITERBITKAN OLEH Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) SME Tower Lt.8 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94 Jakarta 12780 Telp. 021-7991025 Fax. 021-7996033 www.lkpp.go.id PELINDUNG Agus Rahardjo REDAKTUR AHLI Eiko Whismulyadi Himawan Adinegoro Bima Haria Wibisana Agus Prabowo Djamaludin Abubakar PEMIMPIN UMUM Salusra Widya PEMIMPIN REDAKSI R Adha Pamekas REDAKSI Mudji Santosa M Firdaus Suharti Ratna Ayu Maruti Mustika Rosalina Gigih Pribadi Himawan Giri Dahlan “Jurnal LKPP: Senarai” 119 halaman ; 18 x 25cm ISSN: 2089-2861 Volume 1 Number 1 Desember 2011 Printed in Indonesia
2
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Redaksi menerima kiriman artikel atau essay yang relevan dengan dunia pengadaan. Kirim ke
[email protected] dan dilengkapi dengan identitas diri yang jelas.
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
DAFTAR ISI RISET REDAKSI
Riset Redaksi
5-7
Pengantar Redaksi Mengenai Topik Kajian Utama
TOPIK UTAMA Penulis:
8-25
Sistem pengadaan publik dan cakupannya
Senator Nur Bahagia
LAPORAN DAERAH Penulis:
26-39
Kabupaten Banjar Menghadapi Tantangan Pengadaan Publik
Samsul Ramli
KAJIAN UMUM Penulis: Agus Prabowo
40-57
Peninjauan Satu Tahun Pelaksanaan Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
ARTIKEL/ESAI Penulis: Maslani
58-75
Audit Pengadaan Barang/Jasa Mengenal Risiko Penyimpangan untuk Pencegahan
Penulis: Agus Kuncoro
76-85
8 Cara Cerdas Mengikuti Tender
Penulis: Iwan Hardian
86-105 Kasus Pengadaan Barang / Jasa Berdasarkan Temuan BPK RI
TENTANG PENULIS Penutup:
106-112 Ringkasan CV Penulis
PETUNJUK UNTUK PENULIS Penutup:
114-119 Petunjuk Untuk Penulis
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 3
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
RISET REDAKSI
4
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Pengantar Redaksi Mungkin masih banyak dari kalangan
kantor menjadi lumpuh, fungsi instansi
masyarakat kita yang tidak menyadari
tidak berjalan, dan masyarakat pun
bahwa salah satu unsur pendukung
tidak dapat terlayani.
dalam kegiatan pembangunan sebuah negara adalah kegiatan pengadaan
Ironisnya penyelewengan yang pa-
barang/ jasa. Sebagai contoh yang pa-
ling sering terjadi justru dalam kegia-
ling sederhana adalah pengadaan ker-
tan pengadaan tersebut. Kontrak yang
tas. Bagaimana jadinya sebuah kantor
tidak sesuai ketentuan, proses tender
pemerintah jika mengalami kehabisan
yang tidak benar, mark-up harga de-
stok kertas. Tentunya kegiatan koordi-
ngan besaran yang tidak masuk akal,
nasi terkait pelayanan publik, penetap-
pejabat pembuat komitmen yang nakal,
an keputusan maupun kebijakan serta
tidak maksimalnya hasil kerja penye-
aktivitas lainnya yang membutuhkan
dia, serta berbagai kasus lainnya, me-
kertas sebagai media akan terhambat.
rupakan bentuk-bentuk penyelewengan yang pada akhirnya membuat ke-
Kertas hanyalah sebuah contoh kecil
giatan pengadaan menjadi sebuah ke-
dari betapa luas dan dinamisnya ke-
giatan pemborosan anggaran. Padahal
giatan pengadaan barang/ jasa peme-
hampir 35-40% dari APBN/APBD 2011
rintah dalam kegiatan sehari-hari dari
atau kurang lebih senilai 450 triliun di-
lembaga pemerintah pada umumnya.
salurkan pada kegiatan pengadaan ini.
Bisa dibayangkan bagaimana jika sebuah lembaga pemerintah tidak me-
Anggaran yang semestinya bisa lebih
miliki komputer, jaringan internet, per-
banyak dimanfaatkan untuk membiayai
alatan ATK, mobil operasional, listrik,
pembangunan lainnya, justru terkuras
lampu, gedung dan kebutuhan ope-
di dalam kegiatan pengadaan barang/
rasional penting lainnya. Yang selan-
jasa yang tidak efektif dan efisien. Hal
jutnya terjadi adalah seluruh kegiatan
ini karena ada pihak-pihak tertentu
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 5
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
yang memiliki paradigma berpikir
menjadi regulasi utama pengadaan ba-
hanya untuk mencari keuntungan pri-
rang/jasa pemerintah.
badi, dan mengenyampingkan kepentingan publik. Hal ini terbukti dengan
Di sisi lain seiring dengan gelombang
80% kasus korupsi yang ada dan di-
reformasi birokrasi dan adanya se-
laporkan ke KPK terkait pengadaan ba-
mangat untuk menciptakan pengadaan
rang/jasa pemerintah.
yang lebih baik, pengadaan barang/ jasa pemerintah juga terus menunjuk-
Proses pengadaan yang baik akan
kan pergerakan perubahan di berba-
mendukung perkembangan sebuah ne-
gai daerah di Tanah Air. Pembukaan
gara, karena pemakaian anggaran be-
Layanan Pengadaan Secara Elektronik
lanja yang tepat akan menopang pemba-
(LPSE) di sejumlah wilayah memper-
ngunan yang berujung pada pertum-
lihatkan adanya semangat reformasi
buhan ekonomi negara. Sebagai contoh
pengadaan di tiap Kementerian/Lem-
sebuah wilayah yang memiliki infra-
baga/Daerah/Instansi (K/L/D/I).
struktur yang baik, cenderung menarik investor untuk membangun bisnisnya
Jurnal Pengadaan ini diharapkan dapat
di wilayah tersebut dibanding wilayah
menjadi media untuk menyebarluaskan
yang infrastrukturnya buruk. Keha-
semangat reformasi dalam dunia peng-
diran investor ini dapat mendukung
adaan barang/jasa pemerintah. Se-
perekonomian wilayah tersebut.
hingga, dunia pengadaan akan semakin semarak dengan berbagai kaji-
Kebutuhan inilah yang menjadi dasar
an yang memberikan pencerahan dan
utama kenapa Lembaga Kebijakan Peng-
membuka perspektif baru seputar ilmu
adaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
pengadaan barang dan jasa.
didirikan pada tahun 2008 lalu. Di pundak lembaga inilah tugas memba-
Dalam Jurnal Pengadaan edisi perdana
ngun kebijakan dan sistem pengadaan
yang bertemakan ‘Senarai Pengadaan
publik diberikan, dengan harapan
Barang/Jasa Pemerintah’ ini, kita akan
dapat menciptakan pengadaan yang
mendapat penjelasan lebih jauh ten-
kredibel dan menyejahterakan. Dari
tang apa itu public procurement dan
LKPP kemudian lahir Peraturan Perpres
cakupannya, termasuk paparan leng-
No 54 Tahun 2010 (Perpres 54) yang
kap terkait pemahaman, pengertian,
6
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
ukuran kinerja serta prinsip dasar dan etika public procurement.
ini berisikan uraian tips singkat yang sehat dan benar untuk para penye-
Tidak ketinggalan ulasan bagaimana upaya Pemerintah Daerah Banjar dalam membenahi pengadaan di wilayahnya. Meski harus menghadapi situasi yang tak mudah dan penuh dengan tantangan, namun Kabupaten Banjar membuktikan dengan niat serta komitmen yang kuat, mereka mampu mengatasi tantangan pengadaan yang ada.
dia barang/jasa dalam memenangkan tender pemerintah. Pada akhirnya siapapun kita, darimana asal kita, semuanya memiliki peran yang sama untuk memajukan bangsa ini menjadi lebih baik. Impian untuk bisa menyamai bahkan melebihi kemajuan negara lain bukanlah suatu hal yang mustahil, jika semua pihak bersama-
Telah lewat dari setahun usia Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perpres 54), dalam Jurnal ini kita akan melihat sebuah kajian reflektif
sama berkeinginan dan beritikad untuk memikirkan bangsa ini, membenahi, dan meraih apa yang kita semua cita-citakan sebuah negara yang maju dan seluruh rakyatnya dapat hidup sejahtera.
bagaimana kiprah Perpres 54 selama setahun. Kajian ini juga akan membahas secara singkat isi dan cakupan Perpres 54, serta gambaran umum dari peraturan tersebut. Tak lupa dihadirkan pula sejumlah kasus pengadaan barang/jasa hasil temuan dari Badan Pemeriksan Keuangan (BPK), serta bagaimana proses audit yang dilakukan pada kegiatan pengadaan barang dan jasa. Turut disajikan esai menarik berjudul ‘8 Cara Cerdas Mengikuti Tender’. Esai
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 7
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
TOPIK UTAMA
TU
TOPIK UTAMA
8
LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Sistem Pengadaan Publik Dan Cakupannya Senator Nur Bahagia Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB
[email protected]
Abstrak Pengadaan Barang/Jasa Publik (Public procurement) menjadi semakin penting bukan hanya di negara berkembang seperti Indonesia tapi juga diberbagai negara maju seperti di Amerika dan negara yang tergabung dalam Komunitas Eropa. Sampai saat ini belum ada rumusan maupun panduan dan pedoman baku terkait dengan bagaimana penyelenggaraan public procurement yang dapat digunakan oleh setiap negara, mengingat kondisi disetiap negara berbeda-beda, bahkan pemahaman terhadap batasan dan ruang lingkup public procurement juga masih belum ada keseragaman, yang ada dan telah disepakati adalah prinsip dasar dan etika pengadaan. Menyadari pentingnya pemahaman akan public procurement, makalah ini mencoba untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif terkait dengan pemahaman, pengertian, dan serta ruang lingkup public procurement, aktivitas pokok, para pihak terkait, ukuran kinerja, dan prinsip dasar dan etika public procurement(Kata kunci: public procurement, siklus pengadaan, prinsip dan etika, kinerja pengadaan)
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 9
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
dari 30% APBN dialokasikan untuk
1. Pendahuluan
pengadaan barang/jasa. Dalam
kegiatan
publik
khususnya
pemerintahan maupun privat (usaha
Oleh sebab itu, sistem pengadaan publik
swasta) selalu diperlukan barang/jasa
yang transparan, non diskriminasi,
baik untuk keperluan operasional yang
berkeadilan, efektif dan efisien sangat
bersifat rutin seperti bahan baku, bahan
penting
penolong
cadang,
pemerintahan yang baik. Salah satu
barang jadi, dan barang modal (kapital)
isu dan permasalahan pokok dalam
seperti bangunan, mesin dan peralatan
penyelenggaraan pengadaan publik
lainnya.
yang diakui oleh berbagai kalangan
(supplies),
suku
baik Kebutuhan dapat
barang/jasa
dihindarkan
tidak
untuk
menjaga
dari
dalam
dari
penyelenggaraan
masyarakat
pemerintah
diskriminatif,
bahkan
adalah
praktek
kecurangan,
dan
untuk
korupsi yang terjadi tidak hanya di
dimana
negara berkembang seperti di dalam
untuk mendapatkannya tidak dapat
pengadaan pemerintah di Indonesia,
diperoleh
tetapi juga diberbagai negara maju.
kelancaran
operasional
menjamin
pertumbuhan, secara
dan
instan,
tetapi
diperlukan tenggang waktu. Tenggang saat
Menurur Christopher & Gross (2006),
melakukan pemesanan, waktu untuk
sebenarnya isu dan permasalahan
memproduksinya,
ini
waktu
tersebut
dimulai
dari
waktu
untuk
telah
mendapat
perhatian
mengantarkan barang, bahkan sampai
masyarakat internasional sejak tahun
dengan waktu untuk
60an,
barang
di
gudang
memproses hingga
siap
digunakan oleh pemakainya.
dan
berbagai
upaya
telah
dilakukan untuk mencari solusinya. Kesepakatan pertama lahir tahun 1979 pada Putaran Tokyo (Tokyo Round)
Diberbagai negara maju seperti di
dengan dikeluarkannya Government
Amerika dan negara yang tergabung
Procurement Agreement (GPA) sebagai
dalam Komunitas Eropa, tidak kurang
suatu
dari 20% GDP dialokasikan untuk
plurilateral yang mulai diberlakukan
pengadaan barang/jasa, sedangkan di
pada 1 Januari 1981.
Indonesia tiap tahunnya tidak kurang
10 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
kesepakatan
yang
bersifat
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Pelaksanaan GPA bersifat sukarela dan
Sekalipun
terbatas pada pengadaan dengan nilai
dalam berbagai peraturan pengadaan
kontrak minimal sebesar 150,000 SDR
selama
(special drawing rights). Selanjutnya
namun dirasakan masih perlu terus
GPA ini diperbaharui pada tahun 1994
diupayakan perbaikan. Uraian berikut
sebagai bagian dari Putaran Uruguay
mencoba untuk memberikan gambaran
tahun 1993 yang ditandatangani di
yang memadai terkait dengan sistem
Marrakesh pada bulan April 1994, dan
pengadaan barang/jasa publik, baik
mulai diberlakukan sejak bulan Januari
yang
1996.
dan ruang lingkup, prinsip dasar,
telah
terjadi
beberapa
terkait
perbaikan
tahun
dengan
terakhir,
pemahaman
dan etika pengadaan maupun siklus Perlunya
penyelenggaraan
Public
pengadaannya.
Procurement yang baik juga mendapat dukungan
dari
internasional
berbagai diantaranya
lembaga PBB
2. Pengertian Pengadaan Barang/ Jasa Publik
melalui United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL)
Berbagai rumusan tentang definisi
yang
pengadaan telah banyak dikemukakan
menerbitkan
UNICITRAL
Model Procurement Law, World Trade
oleh
Organization [WTO], World Bank dan
Arrowsmith
Asian
(2006), Christopher & Schooner (2007,)
negara
Development donor
Bank
yang
sebagai
mewajibkan
dan
para
pakar, (2004),
sebagainya,
diantaranya Nur
pada
Bahagia
prinsipnya,
negara anggota yang diberi pinjaman
pengadaan
dalam
pengadaan
medapatkan barang, atau jasa secara
untuk melaksanakan prinsip dasar,
transparan, efektif, dan efisien sesuai
etika, dan tata cara pengadaan yang
dengan
dituangkan dalam Procurement Guide
penggunanya. Yang dimaksud barang
Line. Begitu juga pemerintah Indonesia
disini meliputi peralatan dan juga
memberikan prioritas yang tinggi bagi
bangunan baik untuk kepentingan
berbagai reformasi penyelenggaraan
publik maupun privat.
melaksanakan
adalah
kebutuhan
kegiatan
dan
untuk
keinginan
pengadaan publik secara menyeluruh, penguatan
kelembagaan
pemberantasan korupsi.
dan
Barang/jasa
publik
adalah
barang
yang pengunaannya terkait dengan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 11
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
masyarakat
banyak
dan efisien sesuai dengan kebutuhan
berkelompok
maupun
dan keinginan penggunanya. Dalam hal
secara umum, sedangkan barang/jasa
ini, pengguna bisa individu (pejabat),
privat merupakan barang yang hanya
unit organisasi (dinas, fakultas, dsb),
digunakan
atau kelompok masyarakat luas.
kepentingan baik
secara
secara
individual
atau
kelompok tertentu. Berdasarkan atas
Dari
penggolongan ini maka suatu barang
dimaksud dengan public procurement
atau jasa dapat saja dikategorikan
ditentukan
atas barang publik tapi dapat juga
melaksanakan
dikategorikan
oleh
atas
barang
privat
pengertian
obyek
ini
oleh
maka
yang
siapa
yang
pengadaan
bukan
dari
barang/jasanya.
penggunaannya.
Bila dilakukan oleh pemerintah dan
Sebagai contoh, mobil bila digunakan
institusi publik maka dikategorikan
untuk usaha angkutan penumpang
sebagai public procurement, namun jika
umum maka dikategorikan sebagai
dilakukan oleh institusi privat (swasta)
barang publik, tapi bila digunakan
maka dikategorikan sebagai private
untuk
maka
procurement. Dalam hal ini jika institusi
dikategorikan sebagai barang privat.
pemerintah maka istilah pengadaan
Terdapat beragam pemahaman terkait
pemeritah (government procurement)
dengan public procurement, tergantung
akan lebih sesuai.
tergantung
pada
kepentingan
pribadi
pada cara pandangnya. Mengacu pada pengertian umum tentang pengadaan
Berdasarkan
atas
tersebut maka public procurement dapat
Edquist et all (2000) membedakan
dipahami dari sudut pandang obyek
public
pengadaan, pelaksana pengadaan, dan
procurement dan catalic procurement.
sumber dana untuk mengadakan.
Pada direct public procurement, Institusi
procurement
penggunanya, atas
direct
Publik menjadi Pelaksana Pengadaan Menurut Edquist et al (2000) pada
sekaligus merupakan pengguna dari
prinsipnya, pengadaan publik (Public
barang/jasa yang diadakan, oleh sebab
Procurement) adalah proses akuisisi
itu secara intrinsik motivasi kebutuhan
yang dilakukan oleh pemerintah dan
dan pengusulan pengadaan berasal
institusi publik untuk mendapatkan
dari
barang (goods), bangunan (works), dan
sekaligus juga penggunanya.
jasa (services) secara transparan, efektif,
12 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pelaksana
Pengadaan
yang
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Sedangkan pada catalic procurement,
dimaksud dengan public procurement
Pelaksana
Pengadaan
melakukan
adalah
pengadaan
atas
dan
sumber
nama
untuk
kegiatan
pengadaan
yang
berasal
dari
dananya
pengguna barang/jasa, namun motivasi
pemerintah
atau
institusi
publik.
kebutuhan dan pengusulan pengadaan
Dalam hal ini Indonesia menggunakan
berasal dari Pelaksana Pengadaan
pemahaman ini untuk membedakan
bukan dari penggunanya.
antara public procurement dan private procurement.
Selain kedua tipe pengadaan tersebut, dikenal pula tipe campuran yang
Semua
disebut cooperative public procurement,
dananya dari pemerintah baik melalui
dimana
APBN,
Pelaksana
Pengadaan
pengadaan APBD,
yang
maupun
sumber perolehan
melakukan pengadaan atas nama dan
dana masyarakat yang dikelola oleh
untuk pengguna barang/jasa, namun
institusi
pemerintah
motivasi kebutuhan dan pengusulan
sebagai
public
pengadaan berasal dari pengguna atau
sebab itu seluruh kegiatan dan proses
motivasi kebutuhan dari pengguna
pengadaannya harus mengacu dan
dan
mengikuti Perpers No. 54 tahun 2010.
pengusulan
pelaksanaan
pengadaan
pengadaan
dan
contoh
tipe
cooperatif Pada
pembangunan Pasar)
hakikatnya
tujuan
dari
dilakukan
oleh
pengelolaan sistem pengadaan adalah
kabupaten/kota
(Dinas
mencari jawaban terbaik terhadap
bukan
(pedagang
oleh
3. Tujuan dan Kriteria Kinerja Pengadaan
adalah pembangunan pasar, usulan pemerintah
procurement,
dilakukan
oleh Pelaksana Pengadaan. Sebagai
dikategorikan
oleh
pasar
dan
penggunanya masyarakat
permasalahan
yang
timbul,
baik
permasalahan kebijakan pengadaan
konsumen) dan pelaksanaannya dapat
maupun
permasalahan
sistem
dilakukan oleh pemerintah propinsi.
pengoperasian sehingga pengadaan barang/jasa dapat berfungsi mencapai
Selain
penggolongan diatas, ditinjau
kinerja sebagaimana yang diharapkan.
dari sumber dana yang digunakan untuk pengadaan barang/jasa, maka yang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 13
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Harapan dan kriteria kinerja ini tidak
Bagi pengelola, kinerja pengadaan
berlaku
diukur
umum
namun
tergantung
berdasarkan
atas
ongkos
pada sudut pandang dan kepentingan
operasional pengadaan untuk suatu
siapa, apakah dari sudut pandang dan
kurun waktu horison perencanaan
kepentingan pengguna (user), sudut
operasi
pandang dan kepentingan pelaksana
waktu satu tahun) tanpa mengabaikan
pengadaan/pengelola atau dari sudut
tuntutan
pandang dan kepentingan masyarakat.
Oleh sebab itu, pengelola barang akan
Oleh
sistem
memilih barang dengan harga yang
pengadaan akan bergantung pada
paling murah (lowest price). Namun,
siapa yang akan menilainya.
jika kualitas barang dan umur pakainya
sebab
itu,
kinerja
tertentu
(biasanya
pelayanan
dalam
penggunanya.
berbeda maka harga yang paling murah Bagi
pengguna
konsumen,
baik
barang/jasa buruknya
atau sistem
belum tentu akan memberikan ongkos operasional yang paling rendah.
pengadaan akan diukur berdasarkan (availability)
Oleh sebab itu, kriteria total ongkos
barang/jasa dan seberapa baik tingkat
terendah selama umur pakai (total
pelayanan (service level) yang mampu
cost
diberikan
sistem
Selanjutnya, bila barang/jasa tersebut
pengadaan kepadanya dengan harga
digunakan untuk keperluan produksi
yang terjangkau. Bagi pengguna yang
yang
penting adalah barang/jasa tersedia
masyarakat luas maka ongkos terendah
pada saat diperlukan dan dengan
selama umur pakai belum tentu akan
pelayanan yang sebaik mungkin.
memberikan keuntungan atau manfaat
tingkat
ketersediaan
oleh
pengelola
ownership)
manfaatnya
perlu
digunakan.
dirasakan
oleh
yang besar. Oleh sebab itu, kriteria Pengguna biasanya tidak mau peduli
nilai manfaat terbesar dari uang (the
apakah untuk memenuhi tuntutannya
best value for money) digunakan untuk
tersebut
harus
menggantikan kriteria total ongkos
mengeluarkan ongkos yang besar atau
terendah selama umur pakai (total cost
kecil. Bahkan pengguna tidak peduli
ownership).
pihak
pengelola
apakah pengelola merugi atau untung, yang
terpenting
adalah
terpenuhi
kebutuhannya dengan pelayanan yang baik.
14 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Cakupan Aktivitas Pengadaan Pengguna Rencana Pengadaan
Pelaksanaan: Panitia Pengadaan Fungsi Pengadaan
Metode Pengadaan : Lelang Pemilihan langsung Pembelian langsung
Penyedia : Persyaratan Kualifikasi
Proses pengadaan : Persiapan Pelaksanaan, tender/pembelian Perjanjian/Kontrak
Penerimaan Penyimpanan
Pembayaran
Pemakaian
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 15
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
4. Cakupan Aktivitas Pengadaan Aktivitas pengadaan tidak terbatas pada proses pengadaan, namun cakupan aktivitas pengadaan meliputi lima kegiatan utama, yaitu rencana pengadaan, proses pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, serta pemakaian dan manajemen aset, dan tiga transaksi, yaitu transaksi pembelian barang/ jasa (kontrak), transaksi penerimaan barang/jasa, dan transaksi pengeluaran atau penggunaan barang/jasa sebagaimana disajikan pada Gambar 1 berikut ini.
a. Perencanaan Pengadaan Awal
dari
kegiatan
pengadaan
adalah adanya permintaan barang/ jasa
yang
datang
dari
pengguna
(user) kepada Pelaksana Pengadaan/ Pengelola. Agar permintaan tersebut dapat terjamin pemenuhannya maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasikan kebutuhan barang/jasa dari penggunanya dan akan
berakhir
dengan
diketahui
besarnya jumlah kebutuhan barang selama horison perencanaannya, dan anggaran yang dibutuhkan.
Identifikasi
kebutuhan
ini
meliputi
informasi yang berkaitan dengan jenis barang, spesifikasi barang, harga, jumlah dan
barang lokasi
yang
diperlukan,
penggunaan
barang.
Sumber informasi untuk keperluan ini adalah pengguna itu sendiri sebab penggunalah yang paling tahu akan kebutuhannya.
Biasanya
kebutuhan
barang dibedakan atas kebutuhan untuk keperluan rutin dan kebutuhan barang untuk kapital/pembangunan.
b. Proses Pengadaan Secara umum untuk mendapatkan barang/jasa dapat diperoleh melalui pembelian
(buy)
atau
pembuatan
(make). Suatu barang/jasa diperoleh dengan cara pembelian bila barang tersebut telah tersedia di pasar (ready stock) pada saat diperlukan, sedangkan barang/jasa akan dibuat bila barang tersebut memerlukan upaya produksi atau konstruksi (make to order) terlebih dahulu untuk dapat dimanfaatkan. Sebagai contoh keperluan alat tulis diperoleh
dengan
sedangkan diperoleh terlebih
cara
pembelian
bangunan
gedung
dengan dahulu.
cara Dilihat
konstruksi dari
segi
kemampuan pengadaan maka metode
16 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
pengadaan barang dapat dibedakan
teknologi/metoda kerja yang belum
atas pengadaan internal (in sourcing)
dapat dilaksanakan oleh penyedia
dan pengadaan external (outsourcing).
barang/jasa.
Swakelola sebagai salah satu bentuk
Berangkat dari hakekat, pengadaan
pengadaan internal adalah pelaksa-
merupakan
naan pengadaan yang dilakukan ka-
barang/jasa yang dibutuhkan dengan
rena memiliki kemampuan sendiri un-
penyedianya, maka metode pengadaan
tuk melaksanakannya. Oleh sebab itu,
external atau pembelian, ditentukan
mulai dari proses rancangan, perenca-
berdasarkan jenis barang/jasa dan
naan, pelaksanaan, dan pengawasan
penyedianya
direncanakan, dikerjakan, dan diawasi
langsung, seleksi, dan lelang/tender.
sendiri dengan menggunakan tenaga
Pada prinsipnya metoda penunjukkan
dan alat sendiri, walaupun dimungkin-
langsung
kan mengunakan sumber daya dari
penyedia barang hanya satu (tunggal),
luar.
atau
proses
yaitu
digunakan
barang/jasa
yang
menjodohkan
penunjukkan
bila
jumlah
dibutuhkan
bersifat tertentu (khusus) dan atau Pekerjaaan yang dapat di Swakelola
hanya dapat dipenuhi oleh Penyedia
diantaranya pekerjaan yang bersifat
Barang/Jasa tertentu.
rahasia, pekerjaan yang secara rinci tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
Selain itu, pengadaan barang/jasa da-
dahulu sehingga apabila dilaksanakan
pat dilakukan dengan cara penunjuk-
oleh
akan
kan langsung karena alasan situasional
menanggung resiko besar; pekerjaan
misalnya pekerjaan yang tidak dapat
tersebut dilihat dari segi besaran, sifat,
ditunda-tunda lagi karena telah terjadi
lokasi dan pembiayaannya tidak perlu
keadaan kahar, pekerjaan lanjutan dari
dilakukan dengan cara pelelangan,
pekerjaan yang sedang dilaksanakan
pemilihan langsung dan penunjukan
berdasarkan kontrak yang telah ada
langsung, atau pengadaan langsung
harga satuan tetap dan secara teknis
dan/atau tidak diminati oleh penyedia
merupakan satu kesatuan kegiatan
barang/jasa;
untuk
yang tidak dapat dipecah-pecahkan
proyek percontohan (pilot project) yang
dari pekerjaan sebelumnya, dan peker-
bersifat khusus untuk pengembangan
jaan tambahan yang tidak dapat dielak-
penyedia
dan
barang/jasa
pekerjaan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 17
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Siklus Pengadaan Barang
Harga
Kuantitas
Katalog
Sistem manajemen pemasok
Daftar pemasok
Rencana pengadaan
Inspeksi & Penerimaan
Kualifikasi Pemasok
Proses pengadaan Pembayaran Pengumuman Penawaran Evaluasi Kontrak Monitoring
Simpan
Pemakaian
18 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Manajemen aset
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
kan dalam rangka penyelesaian peng-
Pelelangan secara luas dan terbuka
adaan barang/jasa semula sepanjang
melalui papan pengumuman resmi,
dapat dipertanggungjawabkan secara
dan atau media cetak/elektronik.
profesional, dan harganya standar dan tetap.
Selain
itu
dimungkinkan
pula
pembelian langsung yang merupakan Metoda pemilihan (selection) digu-
pengadaan barang/jasa yang dilakukan
nakan bila terbatas jumlah penyedia
secara langsung kepada penyedia
barang/jasa yang sesuai dengan kual-
barang/jasa
ifikasi atau klasifikasinya.
pelelangan,
Pemilih-
tanpa
melalui
pemilihan
proses
langsung.
an dilakukan dengan mengundang
Pengadaan barang/jasa tertentu dapat
lebih dari 1 (satu) penyedia barang/
dilakukan dengan cara pembelian
jasa melalui permintaan penawaran
langsung karena harganya standar
dan negosiasi secara bersaing, se-
dan tetap misalnya BBM, nilainya kecil,
hingga diperoleh harga yang wajar
atau karena alasan situasional misalnya
dan secara teknis dapat dipertang-
pekerjaan yang tidak dapat ditunda-
gungjawabkan. Selain itu, dilihat dari
tunda lagi karena telah terjadi keadaan
segi kepraktisan pemilihan dapat juga
kahar.
dilakukan sebagai proses lebih lanjut atas pelelangan ulang yang mengala-
c. Penyimpanan Barang
mi kegagalan. Barang yang dibeli diharapkan akan Sedangkan metoda pelelangan (ten-
datang
di
gudang
dari
penyedia
der) digunakan bila terdapat tak ter-
sesuai dengan apa yang tertera dalam
batas jumlah penyedia barang/jasa
transaksi pembelian (kontrak), baik
yang sesuai dengan kualifikasi atau
jenis barang, spesifikasi, jumlah, dan
klasifikasinya. Pelelangan dimaksud-
waktunya. Sebelum barang disimpan
kan untuk menciptakan persaingan
di dalam gudang perlu diperhatikan
yang sehat di antara penyedia barang/
transaksi penerimaan barang antara
jasa yang setara dan memenuhi syarat
penyedia dengan pengelola.
berdasarkan tata cara lelang yang transparan dan berkeadilan sehingga terpilih penyedia barang/jasa terbaik.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 19
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Bila
transaksi
penerimaan
barang
Hal yang perlu diperhatikan adalah
semuanya sudah selesai, selanjutnya
tidak diperbolehkan adanya penge-
bagian
melakukan
luaran barang tanpa adanya nota per-
pembayaran, dan pengelola gudang
mintaan barang yang berasal dari
akan menyimpan barang di gudang.
pengguna dan transaksi pengeluaran
Untuk itu kartu stok perlu diisi, agar
barang harus ditandatangani bersama
penambahan
status
antara penerima dan pemberi barang.
sebagaimana
Selanjutnya, setiap transaksi penge-
mestinya. Bagian gudang bertanggung
luaran barang harus dicatat pada kartu
jawab atas barang yang ada di dalam
stok barang. Untuk barang modal (ka-
gudang.
pital) maka akan dilakukan pencatatan
keuangan
akan
barang
pengadaan
tercatat
dan
barang sebagai asset.
d. Penggunaan Manajemen Asset
Barang
dan Selanjutnya
interaksi
antar
kelima
kegiatan ini akan tercermin pada aspek Kegiatan
ini
bagian
operasional antara lain berupa sistem
akhir dari kegiatan pengadaan, dan
mekanisme dan prosedur pengadaan
di
antara
serta pemenuhan barang, yang disebut
pengelola dengan pengguna. Interaksi
dengan siklus pengadaan (procurement
penggunaan barang dimulai dengan
cycle) seperti direpresentasikan pada
adanya
Gambar 2 berikut. Dalam praktiknya,
sinilah
pengguna
merupakan
terjadi
interaksi
permintaan yang
barang
ditandai
dari
dengan
aspek
operasional
sangat
terkait
adanya nota permintaan barang (order
dengan kelancaran dan keefisienan
dari pengguna).
sistem
pengadaan
bahkan
kinerja
sistem pengadaan sangat bergantung Berdasarkan nota ini, bagian gudang
pada kinerja aspek operasional ini.
akan mencocokkan (verifikasi) apakah
Kebijakan pengadaan yang optimal
barang yang diminta pengguna dapat
tidak mungkin bisa dicapai tanpa
dipenuhi atau tidak. Jika tidak, proses
didukung
pembelian perlu dilakukan. Jika barang
operasional ini dengan baik. Oleh sebab
tersedia,
transaksi
itu, perlu kiranya untuk memahami dan
pengeluaran barang antara pengguna
mengelola pengadaan sesuai dengan
dengan bagian gudang.
urutan siklus pengadaannya.
20 LKPP
akan
dilakukan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
oleh
berjalannya
aspek
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
manajerial berdasarkan pengalaman
5. Para Pihak Terkait
tertentu, sumber daya manusia (SDM), Aktivitas pengadaan dilakukan oleh
modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
berbagai pihak terkait yang dapat
memadai yang antara lain dapat dibuk-
diklasifikasikan atas tiga pelaku uta-
tikan dengan kualifikasi yang dikeluar-
ma
kan asosiasi profesi yang bersangkutan
yaitu
Pengguna/Pengusul,
Pe-
nyedia Barang/Jasa, dan Pelaksana
atau institusi yang berwenang.
Pengadaan. Pengguna/Pengusul pengadaan barang/jasa adalah individu
Pada prinsipnya pengadaan barang di-
(pejabat) atau unit organisasi yang di-
laksanakan oleh Pelaksana Pengadaan
berikan kewenangan untuk mengusul-
yang berfungsi memilih dan me-
kan pengadaan barang/jasa.
netapkan penyedia barang/jasa sesuai dengan permintaan pengguna/peng-
Pengusul dapat berasal dari peng-
usulnya. Oleh sebab itu, Pelaksana Pen-
guna barang atau unit organisasi yang
gadaan akan berfungsi sebagai fasili-
merepresentasikan pengguna dan di-
tator, koordinator, dan administrator.
berikan kewenangan untuk mengusul-
Lingkup tugas Pelaksana Peng-adaan
kan pengadaan barang/jasa. Sebagai
mulai dari proses permintaan barang/
contoh pembangunan pasar diusul-
jasa
kan bukan oleh pedagang pasar tetapi
pemenang pengadaan dan tersedia-
oleh aparatur Dinas Perpasaran yang
nya barang/jasa siap digunakan oleh
merepresentasikan dan berwenang
penggunanya. Pelaksana Pengadaan
untuk merepresentasikan pedagang
bertanggung jawab atas terlaksana-
pasar dan masyarakat konsumen.
nya proses pengadaan sesuai prinsip-
sampai
dengan
penunjukkan
prinsip dasar pengadaan yakni efektif, Adapun Penyedia barang/jasa adalah
efisien, transparan, kompetitif, adil dan
individu atau badan usaha atau mitra
akuntabel.
kerja yang menjadi penyedia barang/ Jasa dan pihak lain yang secara hukum
Berdasarkan
jenis
barang
mempunyai kapasitas untuk mengada-
diadakan Pelaksana Pengadaan dapat
kan ikatan perjanjian. Penyedia ba-
dibedakan atas Fungsi Pengadaan
rang/jasa harus memiliki persyaratan
yang biasanya menangani pengadaan
profesional, kemampuan teknis, dan
barang yang bersifat operasional dan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang
LKPP 21
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
rutin, sedangkan Panitia Pengadaan biasanya
menangani
6. Prinsip dan Etika Pengadaan
pengadaan
barang kapital atau proyek.
Mengingat belum ada formulasi standar terkait
dengan
public
procurement
Dalam melaksanakan pekerjaannya
yang bisa dianut oleh suatu negara
Pelaksana Pengadaan perlu menda-
maka agar pengadaan barang/jasa
pat dukungan dari fungsi terkait lain-
mencapai tujuan sesuai dengan kriteria
nya diantaranya Fungsi Keuangan,
kinerja yang diharapkan sebagaimana
Fungsi Hukum, Fungsi Perencanaan
diuraikan diatas dari berbagai sumber
dan Pengendalian, Fungsi Transpor-
yang ada dapat disarikan prinsip dasar,
tasi, Fungsi Penerimaan, Penyimpanan
etika pengadaan, dan ketentuan umum
dan Pengeluaran, Fungsi Estimasi dan
sebagai berikut.
Pengendalian Biaya, Fungsi Administrasi dan Kontrak, dan Fungsi Pengawasan Pelaksanaan Fisik. Selain itu perlu pula ditentukan siapa pejabat berwenang yang bertanggung jawab atas pengadaan barang/jasa, karena
a. Prinsip Dasar Pengadaan Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip dasar sebagai berikut:
Pelaksana Pengadaan pada prinsipnya adalah orang yang membantu Pejabat Berwenang. Pejabat
Transparan: semua ketentuan
dan informasi, baik teknis maupun administratif termasuk tata cara
Berwenang
bertanggung
jawab baik dari segi administrasi, keuangan dan manfaat pengadaan barang/jasa
1.
sesuai
ketentuan
dan
prosedur yang berlaku. Oleh sebab itu, Pejabat Berwenang perlu memiliki integritas moral, disiplin, dan rasa tanggung jawab yang tinggi serta kualifikasi teknis dan manajerial.
peninjauan, hasil peninjauan, dan penetapan
Penyedia
Barang/Jasa
harus bersifat terbuka bagi Penyedia Barang/Jasa yang berminat dan mampu tanpa diskriminasi. 2. Adil: tidak diskriminatif dalam memberikan perlakuan bagi semua calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara atau alasan apa pun.
22 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
3.
Bertanggung jawab: mencapai
sasaran baik fisik, kualitas, kegunaan, maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebijakan serta ketentuan yang berlaku
pengaruh/tekanan dari pihak manapun; 8. Integritas: pengadaan
berarti
pelaksana
barang/jasa
harus
berkomitmen penuh untuk memen-
dalam pengadaan barang/jasa.
uhi etika pengadaan;
4. Efektif: sesuai dengan kebu-
9. Good Corporate Governance:
tuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pihak terkait. 5. Efisien:
Memenuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
b. Etika Pengadaan menggunakan
dana,
daya, dan fasilitas secara optimum untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan biaya yang wajar dan tepat pada waktunya.
memperhatikan atau patut menduga terhadap informasi, tindakan, atau bentuk apapun sebagai langkah antisipasi untuk menghindari kerugian material dan imaterial selama proses pengadaan, proses pelaksanaan pekerjaan, dan paska pelaksanaan pekerjaan; berarti
pengadaan barang/jasa wajib mematuhi etika sebagai berikut: 1. Melaksanakan
6. Kehati-hatian: berarti senantiasa
7. Kemandirian:
Semua fungsi/pihak yang terlibat dalam
suatu
keadaan dimana pengadaan barang/jasa dikelola secara profesional
tugas
secara
tertib, penuh rasa tanggung jawab, demi kelancaran, dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/ jasa. 2. Bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian, dan menjaga informasi yang bersifat rahasia. 3. Tidak
saling
mempengaruhi
baik langsung maupun tidak langsung, yang mengakibatkan per-
tanpa benturan kepentingan dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 23
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
saingan tidak sehat, penurunan
9. Pelaksana Pengadaan hal beri-
kualitas proses pengadaan, dan
kut akan membantu dalam menca-
hasil pekerjaan.
pai tujuan pengadaan, diantaranya adalah:
4. Bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan
a. Memastikan bahwa proses peng-
sesuai dengan kewenangannya.
adaan
barang/jasa
dilaksanakan
dengan mengikuti prinsip dasar dan 5. Mencegah terjadinya perten-
etika pengadaan barang/jasa;
tangan kepentingan (conflict of interest) pihak-pihak yang terlibat lang-
b. Memastikan bahwa proses peng-
sung maupun tidak langsung dalam
adaan
proses pengadaan.
pedoman kebijakan dan prosedur
barang/jasa
mengikuti
pengadaan barang/jasa dan tidak 6. Mencegah terjadinya kebocor-
bertentangan
dengan
ketentuan
an keuangan dan kerugian.
lainnya yang lebih tinggi;
7. Tidak menyalahgunakan we-
c.
wenang dan melakukan kegiatan
barang/jasa dilakukan oleh Penye-
bersama dengan tujuan untuk ke-
dia Barang/Jasa yang telah dipenin-
untungan pribadi, golongan, atau
jauan secara administratif, teknikal
pihak lain secara langsung atau
dan finansial serta dapat dipertang-
tidak langsung.
gungjawabkan dalam hal biaya dan
Memastikan bahwa pengadaan
kualitas; 8.
Tidak menerima, menawarkan,
dan atau berjanji akan memberi
d. Memastikan proses pengadaan
hadiah, imbalan, atau berupa apa
barang/jasa dilaksanakan secara
saja kepada siapapun yang diketa-
kompetitif dengan tetap memper-
hui atau patut dapat diduga berkaitan
hatikan aspek keekonomian dan
dengan pengadaan barang/jasa.
efisiensi pelaksanaannya; e.
Menggunakan standar kontrak
(term & condition) yang telah ditetapkan;
24 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
f. Memastikan pengadaan barang/
Daftar Pustaka
jasa dilaksanakan sesuai dengan perjanjian (kontrak/PO) yang di-
1.
setujui antara pelaksana pengadaan dengan Penyedia Barang/Jasa; g. Dilarang melakukan pengadaan
2.
barang/jasa yang bertentangan dengan ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku.
7. Penutup 3. Pengadaan barang/jasa publik (public procurement) merupakan pengadaan barang
yang
dapat
dilihat
dari
berbagai sudut pandang baik dari segi penggunanya, pelaksana pengadaan, dan
sumber
dananya.
4.
Aktivitas
pengadaan tidak terbatas pada proses pengadaan, namun cakupan aktivitas pengadaan utama
meliputi
yaitu
lima
rencana
kegiatan
5.
pengadaan,
proses pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, serta pemakaian dan manajemen aset, dan tiga transaksi, yaitu transaksi pembelian barang/ jasa (kontrak), transaksi penerimaan barang/jasa, dan transaksi pengeluaran atau penggunaan barang/jasa.
6. 7.
8.
Arrowsmith. 2004. Public Procurement: An Appraisal of the UNCITRAL Model Law as a Global Standard. International Law & COMPQuarterly Vol17 (2004). Christopher & Gross, “WTO Government ProcurementRules and the Local Dynamicsof Procurement Policies:A Malaysian Case Study, dalam The European Journal of International Law Vol. 17 No.1,(2006),hal 151–185 Christopher & Schooner, “Incrementalism: Eroding the Impediments to a Global PublicProcurement Market”,dalam Journal of International Law (2007), hal 529, 529 . Edquist, Hommen, &Tsipouri: Public Technology Procurement and Innovation, (Boston: Kluwer Academic Publishers, 2000) Fraunhofer Institute, “Review of Isues at Stake Study for the European Commission (No ENTR/03/24)”, (December, 2005) Nur Bahagia, “Sistem Inventori”, (Bandung: Penerbit ITB, 2006) United Nation, “UNCITRAL Model Law onProcurement of Goods, Constructionand Services”, 1994 World Trade Organization, “Committee on Government Procurement, Revision of theAgreement on Government Procurement, GPA/W/297”, (December. 11, 2006)
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 25
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
LAPORAN DAERAH
26 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Kabupaten Banjar Menghadapi Tantangan Pengadaan Publik Penulis : Samsul, S.Sos Abstraksi Pengadaan publik Pemerintah Kabupaten Banjar dikembangkan dengan alasan besaran dana yang terserap, alat pencapaian target pembangunan, rawan penyalahgunaan, alat kampanye pelestarian lingkungan, prioritas pembangunan dan sebagai faktor strategis. Sejak akhir tahun 2007, Kabupaten Banjar telah memantapkan diri mereformasi pengadaan publiknya dengan menerapkan pelelangan secara elektronik dilengkapi dengan dokumen kebijakan, sekretariat layanan eProcurement (LPSE) dan pusat koordinasi pengadaan barang/jasa (ULP). Langkah ini terbukti mampu mengeliminir tantangan ketiadaan standar operasional prosedur serta kebijakan dalam manajemen pengadaan publik; organisasi pengadaan yang kuat dan efektif; kurangnya sumber daya manusia yang kompeten dan berdedikasi tinggi.
Banjar Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 27
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Fungsi Pengadaan Publik Bagi Pemerintahan
publik menjadi perhatian khusus dalam
Di
Yang kedua, pengadaan publik telah
negara
berkembang
khususnya
penyusunan kebijakan.
Indonesia, pengadaan publik akan selalu
dimanfaatkan
menghadapi banyak tantangan dalam
mencapai target-target ekonomi, sosial
pengembangannya.
negara
dan lainnya 5. Besarnya anggaran belanja
memiliki lingkungan ekonomi, sosial,
pemerintah mengakibatkan pengadaan
budaya, dan politik yang tidak ringan.
publik
Pengadaan
diterbitkannya
publik
Setiap
memiliki
fungsi
penting bagi pemerintahan dengan
sebagai
menjadi
alat
motor
utama
penggerak
berbagai
kebijakan
ekonomi.
berbagai alasan . 1
Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Pertama, besarnya dana yang terserap
nomor 54 tahun 2010 tentang Peng-
mengakibatkan besar pula pengaruhnya
adaan Barang/Jasa Pemerintah ada-
bagi perekonomian dan perlu dikelola
lah merupakan satu bentuk kebijakan
dengan baik. Memang, di semua negara
terkait pengadaan publik dalam upaya
di dunia, pada periode tahun 2000-an
mengurangi ekonomi biaya tinggi, men-
perkiraan besaran dana pemerintah
dorong terjadinya pesaingan usaha
yang
yang sehat, meningkatkan penggunaan
terserap
dalam
pengadaan
mencapai 10% hingga 30% dari PNB2 .
produk dalam negeri dan keberpihakan kepada pengusaha kecil. Dimana pada
Untuk Indonesia pada kwartal IV tahun
akhirnya semua berdampak luas pada
2010 konsumsi pemerintah mencapai
perekonomian Indonesia secara keselu-
12% dari PDB3
ruhan.
dimana didalamnya
termasuk pengadaan barang/jasa. Sementara di daerah, khususnya Kaliman-
Ketiga,
tan Selatan komponen konsumsi peme-
pengadaan publik memiliki potensi
rintah pada tahun 2009 sebesar 6,75%
untuk
dari PDRB .
bahasa masa kini mengandung potensi
4
dengan
berbagai
disalahgunakan
atau
alasan dalam
korupsi, kolusi, dan nepotisme yang Untuk itulah, kemudian faktor efisiensi
menjadi
dan efektifitas anggaran pengadaan
pembangunan.
28 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
momok
menakutkan
Hal
ini
dari
terungkap
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
secara gamblang dalam laporan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebutkan bahwa 43% kasus yang ditangani KPK adalah terkait Pengadaan Barang/Jasa . 6
merupakan
tantangan
yang
tidak bisa dianggap ringan bagi sektor pengadaan publik. Entitas pengadaan publik
harus
bisa
menyesuaikan
kebijakan dan target pengembangan pengadaan publik dengan tuntutan globalisasi. Isu utama tersebut antara lain perdagangan bebas dan pelestarian lingkungan (green procurement). Untuk itulah
kemudian
dalam
salah
satu
kebijakan dan aturan khusus dalam Perpres 54 dicantumkan tentang konsep ramah lingkungan. Kelima,
di
ekonomi,
lingkungan,
perdagangan
sosial,
internasional
dan adalah
berkembang
antara
lingkungan
ekonomi, sosial dan politik terkait pengadaan publik terjadi terhadap dua hal penting yaitu, manajemen kebijakan.
dan entitas pengadaan untuk memilih prioritas optimal selalu saja ada yang harus dikorbankan untuk mencapai salah satu tujuan7. Terakhir, seiring dengan tantangantantangan diatas termasuk pesatnya perkembangan teknologi menempatkan aktifitas pengadaan publik tidak lagi sebagai sebuah kegiatan sekunder dalam pembangunan daerah. Praktisi pengadaan juga harus terlibat dalam perencanaan pengadaan publik karena perannya yang besar dalam menentukan keberhasilan pembangunan.
negara
ketidakselarasan
dan
termasuk didalamnya tentang sasaran
sangat sulit bagi pembuat kebijakan
Keempat, globalisasi dan pasar bebas adalah
Sedangkan disisi kebijakan pengadaan
Ruang
lingkup
manajemen adalah terkait komponen cost yaitu kualitas, waktu dan biaya (lebih dari sekedar persoalan harga), meminimalisasi resiko usaha, keuangan dan teknis, meningkatkan kompetisi dan memperbaiki integritas.
Dalam satu dekade terakhir pengadaan barang/jasa pemerintah atau government procurement mengalami perubahan yang mendasar dari kegiatan yang bersifat transactional kearah strategical. Transactional mengandung pengertian bahwa kegiatan pengadaan barang/jasa hanyalah proses administratif dari upaya mendapatkan
barang/jasa
dengan
beberapa pilihan kegunaan. Hal ini
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 29
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
memunculkan variasi kinerja terhadap
Pembangunan
daerah
Kabupaten
barang/jasa yang sejenis.
Banjar merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan provinsi
Perubahan kearah strategical adalah
yang dilakukan secara terus menerus
bahwa proses pengadaan barang/jasa
dan berkesinambungan menuju ke arah
didekati sebagai satu kesatuan yang
perubahan yang lebih baik.
utuh dan berkesinambungan. Elemen strategis dalam siklus pengadaan ba-
Hal
ini
sejalan
dengan
rang/jasa adalah manajemen sumber
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
daya (sourcing), pelelangan (tendering),
Pemerintahan Daerah, yang menuntut
manajemen kontrak (contract manage-
adanya perubahan paradigma baru
ment) dan manajemen aset (asset man-
untuk lebih mengutamakan prinsip-
agement).
prinsip
penyelenggaraan
Undang-
otonomi
daerah yang memperhatikan aspek Konsep ini memperkenalkan tentang
demokrasi, keadilan, pemerataan, dan
pengadaan barang/jasa sebagai suatu
potensi daerah.
siklus utuh dari proses pemenuhan kebutuhan
pemerintah
dalam
Perekonomian Kabupaten Banjar dapat
menjalankan fungsinya sebagai pelayan
dilihat besaran nilai PDRB, dimana
masyarakat atau public services .
selama tahun 2008 Kabupaten Banjar
8
mampu menghasilkan nilai tambah bruto
Tantangan Pengadaan Publik di Kabupaten Banjar.
sebesar 5,89 trilyun rupiah, yang jika dihitung dengan harga konstan sebagai dasar mengukur yang menunjukkan
Kabupaten Banjar merupakan wilayah di
laju
Provinsi Kalimantan Selatan beribukota
keseluruhan
di Martapura. Terdiri dari 19 kecamatan
triliyun rupiah. Pertumbuhan ekonomi di
dengan 290 desa/kelurahan dengan
Kabupaten Banjar tahun 2009 mencapai
luasan wilayah 4.668,5 km2. Jumlah
7,51 persen9.
penduduk
Kabupaten
Banjar
pertumbuhan adalah
ekonomi sebesar
secara 3,23
pada
pertengahan tahun 2007 sebanyak
Kemudian berdasar laporan sementara
470.162 jiwa.
yang disampaikan ke Direktoral Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah, total
30 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Kabupaten/Kota (1) 01 Tanah Laut 02 Kotabaru 03 Banjar 04 Barito Kuala 05 Tapin 06 Hulu Sungai Selatan 07 Hulu Sungai Tengah 08 Hulu Sungai Utara 09 Tabalong 10 Tanah Bumbu 11 Balangan 71 Banjarmasin 72 Banjarbaru Kalimantan Selatan
2007 (2) 4,86 6,60 6,34 0,34 4,86 4,85 6,30 4,93 4,68 4,20 5,18 6,40 5,67 6,01
2008 (3) 5,40 6,20 6,94 0,96 4,94 5,13 6,99 6,51 6,13 8,02 5,07 6,01 5,83 6,23
2009*) (4) 5,20 5,36 6,28 3,05 4,51 5,27 6,89 5,25 6,22 5,67 5,72 5,42 5,90 5,01
anggaran belanja daerah Kabupaten
Hal
yang
penting
bagi
daerah
Banjar adalah sebesar 800 milyar rupiah.
memaksimalkan
anggaran
belanja
Dari total tersebut 41% atau 331 milyar-
daerah
nya merupakan belanja barang/jasa dan
menjadi wilayah pengadaan publik
modal10 yang menjadi porsi pengadaan
dalam upaya pencapaian visi dan misi
publik.
Kabupaten Banjar menjadi kabupaten
khususnya
alokasi
yang
yang Sejahtera dan Islami disegala sisi. Apabila dibandingkan dengan PDRB
Seperti telah diuraikan pada penjelasan
atas dasar harga konstan maka proporsi
awal, target-target ekonomi, sosial dan
pengadaan publik ini mencapai 10%
lainnya menjadi perhatian yang penting
dari PDRB. Besaran ini tentunya cukup
bagi penetapan kebijakan pengadaan
untuk menggambarkan pengaruh peng-
publik daerah.
adaan publik dalam laju pertumbuhan perekonomian daerah Kabupaten Ban-
Sampai akhir tahun 2007 belum ada
jar.
kebijakan
khusus
yang
diterapkan
pemerintah Kabupaten Banjar dalam Dari
data
tabel
1,
dapat
dilihat
rangka
perbaikan
gambaran pertumbuhan perekonomian
pengadaan
Kabupaten Banjar tidak menunjukkan
tahun 2005 telah ditunjuk satu unit
perkembangan yang menggembirakan
pada sekretariat daerah, yaitu Bagian
bahkan
sementara
Pembangunan, yang menjadi pengawas
mengalami perlambatan sebesar 0,6%
dan pengendali pengadaan barang/jasa
menurut
angka
publik.
manajemen Meski
sejak
di tahun 2009. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 31
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
dengan nilai diatas 100 juta rupiah atau
Indonesia, seperti juga yang terjadi
lelang umum.
di Gambia pada periode tahun 1998. Menurut catatan Bank Dunia, setidaknya
Namun, karena masih belum definitifnya
ada
3
hal
penting yang
menjadi
fungsi dan peran Bagian Pembangunan
tantangan pengadaan publik di negara
sebagai koordinator pengadaan ba-
berkembang yaitu:
rang/jasa maka maksimalisasi pencapaian sasaran pengadaan publik masih
•
Ketiadaan standar operasional
belum teridentifikasi dengan baik.
prosedur serta kebijakan dalam manajemen pengadaan publik;
Sampai saat ini belum tersusun satu
•
model pengukuran yang komprehensif
yang kuat dan efektif;
dan
•
dapat
dipertanggungjawabkan
Ketiadaan organisasi pengadaan Ketiadaan sumber daya manusia
terkait kinerja anggaran pengadaan
dibidang pengadaan kompeten dan
publik dalam sektor perekonomian,
berdedikasi tinggi11.
sosial
dan
lingkungan
lainnya.
Kondisi
ini
menyebabkan
sulitnya
menyelaraskan antara hasil yang telah
Kabupaten Tantangan
Banjar
Menghadapi
dicapai oleh aktifitas pengadaan publik dengan sasaran pembangunan secara
Langkah
keseluruhan. Kondisi ini perlu segera
menghadapi tiga tantangan tersebut
dilakukan perubahan strategik agar
adalah
porsi 41% anggaran pengadaan publik
memandang kinerja pengadaan publik.
dapat benar-benar berdampak positif
Setiap tahun pemerintah menyusun
bagi tercapainya target pembangunan
anggaran belanja dalam jumlah yang
Kabupaten Banjar yaitu kesejahteraan
sangat fantastis namun dari sisi manfaat
rakyat.
masih disangsikan oleh masyarakat.
Setidaknya ada tiga kelemahan utama
Ini karena secara general besarnya
yang sekaligus juga menjadi tantangan
anggaran itu tidak terlalu berbanding
bagi reformasi pengadaan publik di
lurus dengan peningkatan kesejahteraan
Kabupaten Banjar. Mungkin hal ini
masyarakat, baik melalui peningkatan
umum terjadi disebagian besar daerah
pendapatan maupun kualitas hidup
terutama kawasan tengah dan timur
lainnya.
32 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
strategik meluruskan
utama mindset
dalam dalam
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Selain karena persoalan pemborosan,
Untuk sampel di Kabupaten Banjar, dapat
korupsi, dan permasalahan inefisiensi
kita lihat dalam pengisian formulasi
lainnya, ada hal lain yang mendasar yaitu
dokumen
tentang mindset dalam memandang
Anggaran
anggaran belanja. Ini tentang konsep
pelaksanaan pengadaan publik. Sangat
cost
perbedaan
sedikit unit kerja yang aware terhadap
mendasar antara cost atau biaya dengan
pengisian indikator kualitatif anggaran.
price atau harga.
Sebagian besar waktu dan tenaga
dan
price.
Ada
Dokumen (DPA)
Pelaksanaan
sebagai
landasan
tercurah hanya untuk pengisian formulir Harga merupakan nilai relatif dari
mata anggaran atau rekening. Tidaklah
produk. Karena sifat relatifnya harga tidak
terlalu
serta merta menunjukkan besarnya
terkait outcome ataupun benefit, yang
sumber daya yang diperlukan dalam
terpenting
menghasilkan produk. Sedangkan biaya
terserap.
penting
komitmen
berapa
kualitatif
besar
anggaran
merupakan nilai absolut dari seluruh sumber daya dalam menghasilkan satu
Semestinya
menilai
pelaksanaan
produk. Dalam pengertian ini, ketika kita
pengadaan publik harus mengikuti
menentukan komponen penghematan
prinsip cost base. Sehingga uanglah
biaya setidaknya terdiri dari kualitas,
yang mengikuti fungsi, atau money follow
waktu, dan harga.
the function, bukan sebaliknya. Prinsip ini memunculkan kebutuhan (need) terkait
Sementara keberhasilan
dalam
realitas
pelaksanaan
ukuran
barang/jasa dalam rangka mewujudkan
anggaran
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan
pembangunan lebih diarahkan kepada
dalam perencanaan.
pencapaian output. Penilaian berbasis output merupakan orientasi jangka
Atas kesadaran ini langkah demi langkah
pendek. Kemudian disisi pengguna,
perbaikan tahapan pengadaan publik
pencapaian
pembangunan
terus dilakukan Pemerintah Kabupaten
dinilai lebih kepada besaran anggaran
Banjar. Salah satu yang paling berperan
bukan
adalah
kegiatan
berdasarkan
kemanfaatan
memperluas informasi
keterlibatan
terkait waktu dan kualitas. Hal ini
teknologi
menghilangkan obyektifitas terhadap
pembangunan yang ditujukan dalam
penilaian kegiatan pembangunan.
rangka
menunjang
dalam
proses
pembangunan,
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 33
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
pengembangan, implementasi
pemeliharaan, sistern
dan
eGovernment
Pemerintah Kabupaten Banjar. 12
tifitas, dan efisiensi.13
2. Penguatan Organisasi Pengadaan Publik Sejak diterbitkannya Peraturan Bupati
Pada awal tahun 2008, Kabupaten Banjar memulai langkah reformasi pengadaan
Banjar Nomor 04 Tahun 2008 legitimasi
dalam
Bagian Pembangunan sebagai leading
rangka
menghadapi
tiga
tantangan pengadaan publik, yaitu :
sector
koordinasi
pengadaan
1.Penyusunan Kebijakan dan Manajemen Pengadaan Publik
di
dan
pelayanan
Kabupaten
Banjar
semakin kuat. Dari sini informasi dan sosialisasi terkini terkait pelaksanaan pengadaan tersalur dengan baik. Meski
Bertepatan dengan komitmen Bupati
bentuknya belum seperti Unit Layanan
Banjar pada akhir tahun 2007 untuk
Pengadaan namun tugas dan fungsi
segera menerapkan eProcurement atau
sudah mendekati.
pengadaan barang/jasa menggunakan teknologi informasi yang disampaikan
Penguatan ini semakin terasa dengan
dalam
dibentuknya
rapat
dihadapan
koordinasi
seluruh
mingguan
kepala
SKPD,
Sekretariat
Layanan
eProcurement yang berfungsi sebagai
langkah penyusunan ditataran kebijakan
fasilitator
antara
penyedia
barang/
mulai dilakukan.
jasa dan panitia pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa.
Realisasinya dengan diterbitkan Peratu-
Fungsi ini juga sama persis dengan
ran Bupati Banjar Nomor 04 Tahun 2008
organisasi Layanan Pengadaan Secara
tentang Pedoman Pelaksanaan Proses
Elektronik (LPSE) yang termaktub jelas
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan
dalam Perpres 54 tahun 2010.
Sistem E-Procurement pada awal 2008. Peraturan Bupati ini diterbitkan sebagai
Selain kelembagaan Bagian Pemba-
langkah awal perbaikan manajemen
ngunan juga dibackup oleh Tim Adhoc
pengadaan publik di Kabupaten Banjar
yang berasal dari praktisi-praktisi peng-
terkait transparansi, akuntabilitas, efek-
adaan dan teknologi informasi yang tidak dibatasi oleh pangkat dan jabatan.
34 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
No
LPSE
Paket
Pengadaan
Paket
Pengadaan
Selesai
Pagu
(Juta
Rp)
Nilai
Hasil
Lelang
(Juta
Rp)
Selisih
(Juta
Rp)
%
1
2
Kabupaten
Balangan
Kabupaten
Banjar
102
175
71
14
72.692
14.443
66.926
12.594
5.766
1.849
7,93
12,80
3
4
Kabupaten
HSU
Kabupaten
Tabalong
10
13
0
11
0
5.372
0
4.533
0
839
0,00
15,61
5
6
Kabupaten
Tanah
Laut
Kabupaten
Tapin
4
3
2
0
2
0
1.893
0
107
0
5,36
0,00
7
8
Kota
Banjarbaru
Kota
Banjarmasin
454
333
351
252
214.893
336.603
189.687
298.827
25.205
37.776
11,73
11,22
Sehingga tim yang dinamakan Tim Pengembangan
E-Procurement
ini
benar-benar terisi oleh personil yang terbukti kompetensinya. Tim ini terdiri dari 10 orang dengan komposisi 7 orang
ahli
pengadaan
yang
telah
lama berkecimpung di pengadaan barang/jasa pemerintah dan 3 orang implementator teknologi informasi yang telah mampu menerapkan TI pada unit SKPD-nya masing-masing. Komposisi ini terbukti efektif dalam mengatasi kendala-kendala teknis implementasi eProcurement dilapangan. Termasuk ketika diambilnya keputusan migrasi sistem eProcurement ke dalam komunitas besar Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) LKPP pada awal tahun 2011, pengalaman yang telah ada sangat mempermudah. Tercatat pada Smart Report LKPP progres diawal migrasi sangat menggembirakan. Dari
talnya sudah 175 paket.14
3. Upgrading kuantitas dan kualitas SDM Pengadaan Sejak awal 2008 bertepatan dengan didorongnya gerbong reformasi pengadaan barang/jasa melalui implementasi eProcurement, upaya penambahan SDM yang memenuhi syarat sebagai panitia pengadaan terus dilakukan. Hasilnya di tahun 2010 tercatat 149 orang PNS Kabupaten Banjar telah memiliki sertifikat ahli pengadaan. Oleh Bagian Pembangunan setda Kab. Banjar
seluruh
personil
ini
dalam
penugasannya selalu diseimbangkan dari sisi pengalaman dan kapabilitas. Personil ahli pengadaan junior selalu di dampingi oleh personil yang telah berpengalaman dalam satu tim. Hal ini mempercepat proses pematangan pengalaman dan memperkecil resiko
hanya 3 paket di bulan April, di bulan Juni sudah mencapai 132 paket atau toLembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 35
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
kesalahan prosedur pengadaan.
adaan publik di Kabupaten.
Inisiatif lain adalah mendorong personil
Banjar
ahli pengadaan yang telah berpengalam-
penyedia yang terdaftar pada sistem
an untuk mengikuti training-training
hingga akhir 2009 tidak kurang dari
pendalaman kompetensi pengadaan
1.800 penyedia yang berasal dari dalam
melalui lembaga-lembaga resmi se-
dan luar Kabupaten Banjar.
secara
menyeluruh.
Jumlah
perti LKPP, Departemen PU, dan lembaga berkompeten lainnya.
Bahkan tahun 2008, prestasi Kabupaten Banjar dalam menerapkan eProcurement
Terlebih lagi sejak terbitnya Perpres 54
telah mendapatkan penghargaan dari
tahun 2010 pada medio Agustus 2010
majalah Nasional Warta Ekonomi melalui
secara intensif bekerjasama dengan
eGov Award 2008 sebagai Kabupaten
Badan
Implementator eProcurement Terbaik.15
Kepegawaian
Daerah
telah
dilaksanakan sosialisasi dan bimtek pendalaman materi Perpres 54 tahun
Sampai akhir 2008, telah dilakukan
2010.
256 kali pelelangan dan 297 kali di tahun 2009. Dari jumlah itu 194 paket
Tahun 2011 Kabupaten Banjar telah
pekerjaan ditahun 2008 sukses di
membentuk Unit Layanan Pengadaan dan
lelang dan mendapatkan pemenang
Layanan Pengadaan Secara Elektronik
dengan nilai anggaran sebesar Rp
dalam format kelembagaan yang non
148.895.479.697,-Tahun 2009 ada 213
permanen menempel pada struktur
paket pekerjaan dengan nilai sebesar
keorganisasian Bagian Pembangunan
Rp. 266.508.699.996,-.
Sekretariat Daerah Pemkab Banjar. Pelaksanaan e-Procurement memberi-
Dampak Reformasi Manajemen Pengadaan Publik di Kabupaten Banjar
kan peluang besar bagi Penyedia Barang/Jasa kualifikasi kecil untuk menjadi pemenang, dimana prosentase yang diperoleh sebesar 91% di tahun 2008
Keterlibatan teknologi informasi dalam
dan 84% di tahun 2009.
proses pengadaan publik di Kabupaten Banjar atau e-Procurement telah ber-
Penyedia Barang/Jasa pemenang seba-
dampak positif bagi reformasi peng-
gian besar berlokasi di Kabupaten Ban-
36 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
jar dan sekitarnya dengan prosentase 93% tahun 2008 dan 88% tahun 2009. Ini membuktikan bahwa dengan pemanfaatan teknologi informasi, aplikasi e-Procurement yang sangat terbuka tetap tidak merugikan Penyedia Barang/ Jasa lokal. dari
Rp.
132.802.472.347,00
nilai
pelelangan telah
mencatatkan nilai sisa anggaran sebesar 10.348.634.353,00
atau
(7,8%)
pada tahun 2008 dan untuk tahun 2009 dengan 213 paket pekerjaan senilai Rp.
266.508.699.996,00
mencatatkan
nilai
berhasil
sisa
anggaran
Rp 16.087.311.375,00 (6,08%). 16
kinerja
Kabupaten
di
atas
menunjukkan
bahwa disisi kebijakan, kelembagaan, kuantitas dan kualitas SDM menunjukkan perkembangan positif bahwa Ka-
pengadaan Banjar
publik
cenderung
meningkat. Hal ini bisa dilihat dari sistem smart report LPSE LKPP yang mencatatkan bahwa sampai 20 Juni 2011 telah dilakukan pelelangan sebanyak 175 paket dengan nilai pagu 14,44 milyar rupiah dan nilai efisiensi yang dihasilkan sebesar 1,49 Milyar atau 12% dari total pagu lelang.
tangan pengadaan yang ada. Fungsi
pengadaan
Kabupaten dengan
Banjar
fungsi
publik tidak
bagi
berbeda
pengadaan
secara
umum. Kuantitas nominal yang terserap dalam pengadaan publik berpengaruh besar dalam prekonomian daerah, hal ini dibuktikan dengan porsi 10% dari PDRB atas dasar Harga Konstan yang
Semenjak bermigrasi menggunakan SPSE
Angka-angka
bupaten Banjar mampu mengatasi tan-
Dan
Rp.
Kesimpulan
sekaligus berarti juga mempengaruhi laju perekonomian daerah. Untuk itu anggaran pengadaan publik dapat dijadikan satu alat, indikator sekaligus landasan bagi disusunnya berbagai kebijakan yang terkait dengan kebijakan
disektor
perekonomian,
social, dan sektor lainnya. Lemahnya fungsi kontrol atas indikatorindikator dan data akan membuka peluang terhadap terjadinya penyimpangan penggunaan anggaran pengadaan publik daerah. Untuk itu, faktor efisiensi,
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 37
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
efektifitas,
transparansi,
akuntabilitas
Namun paling tidak melalui komitmen
serta persaingan yang kompetitif harus
bersama menerapkan peraturan yang
dapat dijaga dalam sebuah rangkaian
ada serta didukung oleh tools teknologi
kebijakan, manajemen dan peningkatan
informasi dan profesionalisme praktisi
kompetensi SDM.
pengadaan prioritas utama bisa dicapai dengan baik.
Selain
bertanggungjawab
pencapaian
terhadap internal
Untuk itu, pekerjaan rumah bagi Ka-
pengadaan publik yang menjadi wujud
bupaten Banjar khususnya dan dae-
artifisial
rah pada umumnya adalah merubah
di
sasaran/target
pelaksanaan
daerah
juga
pembangunan
dituntut
mampu
persepsi pengadaan publik sebagai
mengadopsi kepentingan-kepentingan
proses transactional, dalam upaya men-
global terutama persoalan pelestarian
dapatkan barang/jasa secara kuanti-
lingkungan. Sebagai bagian dari entitas
tas, menjadi sebuah proses strategical
global, praktisi pengadaan publik daerah
dalam upaya mewujudkan target pem-
juga harus berupaya mendukung isu-
bangunan secara menyeluruh. Perubah-
isu lingkungan.
an persepsi ini akan berdampak pada penyusunan dan penerapan kebijakan,
Hal ini hanya bisa terwujud dengan
pemilihan dan pengembangan teknolo-
adanya
gi pengadaan yang akuntabel dan pem-
koordinasi
kegiatan Layanan
dan
pengadaan Pengadaan
pemusatan
melalui (ULP)
Unit
binaan SDM dengan standarisasi yang
melalui
profesional baik dari sisi keahlian mau-
standarisasi dokumen, prosedur, dan
pun penghasilan (salary).
hasil. Fungsi-fungsi diatas harus menjadi Memang
diakui
mudah
jiwa dan semangat dalam menghadapi
kebutuhan
tantangan pengadaan publik teruta-
manajemen pengadaan publik terkait
ma dalam penyusunan kebijakan dan
kualitas, waktu, dan harga dengan arah-
standar operasional manajemen peng-
arah kebijakan yang sangat dipengaruhi
adaan, pembentukan, dan penguatan
oleh kepentingan politik, sosial, budaya,
kelembagaan serta pembinaan SDM.
menyelaraskan
tidaklah semua
dan lingkungan.
38 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Tentu masih akan banyak tantangan kedepan yang akan dihadapi Kabupaten Banjar, namun tiga hal yang telah berhasil dijalankan tersebut dapat menjadi modal yang kuat dalam menghadapinya.
Daftar Pustaka 1
Khi V Thai, “Challenges In Public Procurement”, dalam Challenges In Public Procurement: An International Perspective Volume 3, PrAca demics Press, 2004
2
Callendar, G. & Mathews, D. (2000). “Government Purchasing: An Evolving Profession?” Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 12 (2): 272-290
3
Badan Pusat Statistik RI, “Laporan Bulanan Sosial Ekonomi”, Juni 2011: hal. 19
4
Badan Pusat Statistik-Kalsel, “Tinjauan Perekonomian Kalimantan Selatan, 2009: hal 15
5
Thai, K. V. (2001). “Public Procurement Re-examined.” Journal of Public Procurement, 1 (1): 9-50.
6
Abdullah Hehamahua,Penasihat KPK, “PBJ, Korupsi & Reformasi Birokrasi” (Makalah diajukan pada Rakornas LPSE se-Indonesia tanggal 8 Juni 2011)
Federal Acquisition Institute (1999). The Federal Acquisition Process. Washington, DC: Author.
7
Samsul,S.Sos, “Pembangunan Terjebak Harga”, Kolom Opini Harian Banjarmasinpost 21 Juni 2011,
8
Hal. 26. 9
BPS Kabupaten Banjar, “Kabupaten Banjar Dalam Angka 2010”, Hal. 313
10
APBD TA 2010 dari 524 Pemda (Sumber: Perda APBD TA 2010 - per 25 Juni 2010 - Data bersifat sementara), dalam http://www.djpk.depkeu.go.id/document.php/document/filemanager/1/103/98/39/ (diakses tanggal 21 Juni 2011.
11
Wayne A. Wittig and Habib Jeng, “Challenges In Public Procurement: Comparative Views Of Public Procurement Reform In Gambia”, PrAcademics Press, 2005.
12
Bappeda Kabupaten Banjar, “Dokumen Masterplan Pengembangan TIKDA Kab. Banjar 2008-2010”, Hal 1
13
Peraturan Bupati Banjar Nomor 04 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Dengan Sistem E-Procurement, 15 Januari 2008.
14 15
http://report-lpse.lkpp.go.id/Paket.aspx (diakses tanggal 22 Juni 2011) http://id.banjarkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1701:kab-banjar--inisiator-aplikasi-eprocurement-egovernment-award-2008&catid=71:tikda (diakses tanggal 22 Juni 2011)
16
Bagian Pembangunan Setda Kab. Banjar, “Laporan Akhir Tahun 2009 Sekretariat Layanan eProcurement Kabupaten Banjar”, Februari 2010.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 39
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
KAJIAN UMUM
40 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Abstrak Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah diberlakukan sejak 6 Agustus 2010. Dibandingkan dengan pendahulunya, yaitu Keppres 80/2003, terdapat beberapa perubahan mendasar dalam hal organisasi pengadaan, kewenangan dan tanggung jawab pejabat pengadaan yang lebih besar, prosedur pengadaan yang dipermudah, E-Procurement, dan sebagainya. Selama hampir satu tahun penerapannya tentu saja muncul berbagai persoalan yang perlu ditelaah dan dipeninjauan, bahkan terdengar pula pendapat bahwa Perpres 54/2010 perlu direvisi. Persoalan apa saja yang muncul di lapangan? Apakah perlu segera direvisi? Pertanyaan semacam itulah yang ingin dijawab oleh tulisan ini melalui telaah yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Tulisan ini adalah semacam riset atas berbagai respon dari entitas pengadaan di lapangan dari seluruh Indonesia yang dikumpulkan melalui diskusi, konsultasi, surat menyurat, dan komunikasi elektronik (email) sejak diberlakukannya Perpres 54/2010 sampai dengan pertengahan Juli 2011. Akhirnya terkumpul 514 entries, yang kemudian dikelompokkan ke dalam 15 isu menonjol yang paling sering dipersoalkan. Isu tersebut umumnya menyangkut organisasi pengadaan, conflict of interest, tata cara dan prosedur pengadaan (terutama kendaraan pemerintah dengan GSO, Standar Dokumen Pengadaan (SDP)), dan lain sebagainya. Setelah Penulis mengulas kelimabelas isu tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir semua isu telah dijawab oleh LKPP melalui berbagai Pedoman maupun Peraturan Kepala LKPP yang semuanya dengan mudah dapat diakses melalui website LKPP. Pedoman-pedoman itu terbukti mampu “mendukung” dan mengisi “kekosongan” yang sifatnya teknis operasional dari Perpres 54/2010. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa Perpres 54/2010 tidak perlu direvisi dalam waktu dekat.
Peninjauan Satu Tahun Pelaksanaan Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Penulis : Dr. Ir. Agus Prabowo Widita Kasih Pramita, SKM
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 41
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
perhatikan good governance; tumbuh
Latar Belakang
berkembangnya proses inovasi, suLembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
burnya ekonomi kreatif, dan kemandi-
Jasa
berperan
rian industri; terciptanya sistem reward
penting dalam penyusunan regulasi di
& punishment yang lebih adil; dan ada-
bidang pengadaan barang/jasa. Salah
nya kepastian aturan yang sebelumnya
satu diantaranya adalah penyusunan
belum jelas.
Pemerintah
(LKPP)
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/
Perpres 54/2010 akan disempurnakan
Jasa Pemerintah untuk menggantikan
dan “dinaikkan” kedudukannya dengan
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor
aturan Pengadaan Barang/Jasa setingkat
80
Undang-Undang. Rancangan Undang-
Tahun
2003
tentang
Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Undang
(RUU)
tentang
Pengadaan
Pemerintah.
Barang/Jasa tersebut saat ini sedang dalam tahap penyusunan.
Perpres No 54 Tahun 2010 ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang
Diharapkan UU Pengadaan Barang/Jasa
Yudhoyono sekitar satu tahun yang lalu,
dapat menjadi payung hukum (umbre-
yaitu pada tanggal 6 Agustus 2010, dan
lla act) bagi peraturan pengadaan yang
berlaku sejak tanggal ditetapkan. Sejak
lebih rendah; dapat mengatasi insinkro-
saat itu, sosialisasi Perpres 54/2010 te-
nisasi peraturan di bidang pengadaan;
lah diselenggarakan di 23 kota dengan
dan menciptakan unifikasi hukum dari
mengundang Pemerintah Daerah dan di
berbagai peraturan perundangan yang
Jakarta dengan mengundang kemente-
diatur oleh berbagai kementerian.
rian dan lembaga di tingkat pusat. Terbitnya Perpres Nomor 54 ini diharapkan mendorong terciptanya iklim persaingan yang sehat; efisiensi belanja negara, dan percepatan pelaksanaan APBN/APBD; tersedianya aturan, sistem, metode dan prosedur lelang yang lebih sederhana dengan tetap mem-
42 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Tujuan
Metodologi
Selama hampir satu tahun Perpres
Metode peninjauan dilakukan dengan
54/2010
mengolah
tersebut
berlaku
dan
berbagai
data
yang
diterapkan, tentu saja muncul berbagai
bersumber dari berbagai pelaksanaan
persoalan
pengadaan yang krusial dalam Perpres
di
lapangan,
termasuk
pendapat dari beberapa pihak bahwa
54/2010.
Permasalahan
tersebut
Perpres 54/2010 perlu segera direvisi.
disampaikan kepada Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan
Berkaitan dengan pendapat tersebut,
LKPP melalui diskusi dalam advokasi
Penulis
mengetahui
PBJ, pertanyaan via surat resmi, e-mail,
respon dari entitas pengadaan atas
dan konsultasi langsung, serta temuan
penerapan Perpres 54/2010 di lapangan,
di lapangan selama hampir satu tahun,
sehingga tujuan peninjauan satu tahun
yaitu mulai bulan Agustus 2010 sampai
Perpres 54/2010 ini adalah mengetahui
dengan Juli 2011. Setelah permasalahan
penerapan Perpres 54/2010 di K/L/D/I,
dijawab, Penulis mengklasifikasikannya
mengetahui kasus-kasus pengadaan
berdasarkan topik/isu spesifik.
merasa
perlu
yang terjadi di K/L/D/I, mengetahui isuisu pengadaan yang sering ditanyakan, dan mendapatkan masukan seputar Perpres 54/2010. Masukan dan saran yang diperoleh kelak akan dijadikan input untuk revisi Perpres 54/2010, apabila dibutuhkan.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 43
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
“Metode peninjauan dilakukan dengan mengolah berbagai data yang bersumber dari berbagai pelaksanaan pengadaan yang krusial dalam Perpres 54/2010”
44 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Hasil dan Pembahasan Selama bulan Agustus 2010 sampai dengan Juli 2011 terkumpul 514 entries/ pertanyaan dari K/L/D/I dan Penyedia
Barang/Jasa dari seluruh Indonesia. Isu yang ditanyakan sangat beragam, yaitu:
Isu yang Ditanyakan oleh K/L/D/I dan Penyedia Barang/Jasa
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 45
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Selain isu-isu diatas, terdapat beberapa K/L/D/I yang berkonsultasi mengenai proses pengadaan yang tengah mereka hadapi, diantaranya mengenai eskalasi harga, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Pakta Integritas, pembayaran
pekerjaan, neraca aset, pengadaan buku, denda, pengadaan alat kesehatan dan obat, jasa pencetakan, dan dana DAK. Setelah diklasifikasi, terdapat 15 isu yang paling menonjol, yaitu:
Isu yang Menonjol
46 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Selanjutnya menonjol
kelimabelas diatas
dapat
isu
yang
diuraikan
menandatangani berbagai Berita Acara (BA).
sebagai berikut: Sesuai amanat Pasal 130 Perpres 54/2010, ULP wajib dibentuk K/L/D/I
1. ULP/Pejabat Pengadaan
paling lambat tahun 2014. Dalam hal Selain pertanyaan mengenai tugas
ULP belum terbentuk atau belum mam-
pokok dan fungsi ULP, muncul per-
pu melayani keseluruhan kebutuhan
tanyaan mengenai struktur organisasi
Pengadaan, peran ULP dilakukan oleh
Pokja ULP. Perlukah Pokja ULP memi-
Panitia Pengadaan (termasuk menetap-
liki struktur organisasi yaitu ketua, se-
kan penyedia dan menjawab sanggah-
kretaris, dan anggota.
an). Sampai saat ini telah terbentuk sekitar 100 ULP, dimana dampaknya akan
Organisasi dalam Pokja ULP tidak diatur
terlihat pada tahun-tahun yang akan
rinci dalam Perpres 54/2010. Mengapa
datang. Keputusan Kepala LKPP tentang
tidak diatur? Karena struktur Pokja
Tatacara Pembentukan ULP sebagai
ULP bukan seperti pimpinan dan anak
pengganti SK-Ka-LKPP No. 02/2009 se-
buah, tetapi bersifat kolektif-kolegial
dang dalam proses finalisasi oleh LKPP.
yang terdiri dari pejabat-pejabat yang mengerti aturan pengadaan, substansi/
2. Pengadaan Langsung
teknis pekerjaan, substansi kontrak, dan dapat pula ditambah dengan
Ketentuan
bidang keahlian lainnya. Jadi, dengan
adalah tidak menambah aset negara.
jiwa
Banyak muncul pertanyaan mengenai
kolektif-kolegial
itulah
Pokja
Pengadaan
harus bekerja sama menyelesaikan
pembelian
pelelangan/seleksi.
apakah
AC,
Langsung
komputer/laptop,
dikategorikan
menambah
aset? Hal tersebut berkaitan dengan Apakah dalam Pokja boleh dibentuk
ketentuan dalam Pasal 39 ayat (1)
ketua/sekretaris/anggota?
Perpres 54/2010 dimana ketentuan
nya “tidak dilarang”.
Jawab-
Boleh dibentuk
tidak
bersifat
kumulatif,
sehingga
boleh pula tidak, yang pasti mereka
Pengadaan Langsung dapat dilakukan
harus bekerja secara kolektif dan oleh
bila salah satu dari 4 ketentuan dalam
karenanya setiap anggota Pokja harus
Pasal 39 Ayat (1) sudah dipenuhi. Di Pasal 39 ayat (1) di antara huruf c
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 47
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
dan d terdapat kata sambung “dan/
3.Dokumen Pengadaan
atau” yang artinya memberi pilihan. Yang terpenting dalam Pengadaan
Sejak bulan Januari 2011 LKPP secara
Langsung adalah “bernilai paling tinggi
bertahap
Rp 100 juta” sebagaimana tercantum
Dokumen Pengadaan (SDP). SDP untuk
dalam “text-body” ayat (1).
Melihat
Pengadaan Langsung dan Penunjukan
kebingungan dalam menafsirkan pasal
Langsung terbit paling akhir, sehingga
tersebut,
banyak K/L/D/I yang menanyakan SDP
diusulkan
bahwa
kriteria
Pengadaan Langsung pada Pasal 39
menerbitkan
Standar
dimaksud.
ayat (1) dihapuskan. Seluruh SDP sudah lengkap pada bulan Selain pertanyaan diatas, banyak pihak
April 2011, dalam format word dan dapat
yang masih rancu dengan perbedaan
diunduh di website LKPP (www.lkpp.
mekanisme
go.id) atau melalui link:
Pengadaan
Langsung
http://www.
dengan Penunjukan Langsung. Peng-
lkpp.go.id/v2/contentlist-detail.php?m
adaan Langsung hanya untuk peker-
id=0029564157&id=9775763951.
jaan dibawah Rp100.000.000,00 (sera-
tersebut diatur dalam Peraturan Kepala
tus juta rupiah) dengan kriteria tertentu,
LKPP No. 2 Tahun 2011.
sedangkan Penunjukan Langsung tidak
SDP
dibatasi nilai pekerjaan tetapi harus
lengkap pada bulan Mei 2011, dapat
memenuhi kriteria pada Pasal 38 (kea-
diunduh di http://www.lkpp.go.id/v2/
daan tertentu, barang/jasa khusus). Tata-
contentlist-detail.php?mid=0029564157
cara Pengadaan Langsung berbeda
&id=9109905750. SDP dimaksud diatur
untuk masing-masing jenis pengadaan
dalam Peraturan Kepala LKPP No. 5
(dijelaskan dalam Lampiran Perpres
Tahun 2011.
54/2010).
48 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
untuk
SDP
Sedangkan
E-Procurement
sudah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
4.Pengadaan Kendaraan Bermotor Pemerintah dengan GSO (Government Sales Operation)
beberapa
K/L/D/I
menanyakan
mekanisme GSO untuk pengadaan sepeda motor, dimana hal ini
akan
diatur lebih lanjut. Sebagai implementasi
Pasal 38 ayat
(5) huruf e Perpres 54/2010, pada bulan Mei 2011 LKPP dan Penyedia Kendaraan
Bermotor
5. Conflict of Interest Organisasi Pengadaan
dalam
melakukan Perjanjian
Pertanyaan yang banyak muncul ada-
Kerjasama (SPK) Penunjukan Langsung
lah apakah PA/KPA boleh merangkap
Kendaraan Pemerintah agar dapat
sebagai PPK dan apakah anggota ULP/
ditunjuk langsung. Penandatanganan
Pokja ULP boleh merangkap sebagai
dilakukan oleh perwakilan penyedia
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
kendaraan
Tunggal
(PPTK) di Daerah? Pertanyaan-per-
Pemegang Merek (ATPM) antara lain
tanyaan semacam ini muncul karena
Suzuki, Toyota, Daihatsu, Mitsubishi,
Perbedaan Struktur Organisasi Pelak-
Ford, Mazda, KIA, Nissan, dan Isuzu.
sanaan yang diamanatkan oleh UU No.
penandatanganan
Surat
bermotor/Agen
1/2004 dengan UU No. 33/2004 dan PP Pedoman
Penunjukan
Langsung
Pengadaan
Kendaraan
Pemerintah
No. 58/2005.
di Lingkungan K/L/D/I diatur dalam
Dalam UU No. 1/2004 disebutkan
Peraturan Kepala LKPP No. 6 Tahun
bahwa
2011 yang dapat diunduh di http://
sedangkan dalam UU No.33/2004 dan
www.lkpp.go.id/v2/files/content/file/
PP
Perka%20no%206%20tahun%202011.
sebagai PPK, dan untuk membantu
pdf .
PPK diangkat Pejabat Pelaksana Teknis
PA/KPA
mengangkat
PPK,
No. 58/2005, PA/KPA langsung
Kegiatan (PPTK). Saat ini tersedia layanan perangkat lunak yang disebut dengan Sistem
Wewenang untuk melakukan penge-
Penunjukan
Kendaraan
luaran atas beban anggaran belanja
Pemerintah, dapat diunduh di www.
tersebut didelegasikan PA/KPA kepa-
lkpp.go.id/katalog/index.php/katalog/
da PPK. PPTK dapat berperan sebagai
daftar_katalog_umum. Selain mobil,
PPK bilamana wewenang tersebut telah
Langsung
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 49
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
didelegasikan oleh PA/KPA
kepada
di Daerah merupakan isu yang juga
PPTK. Namun bilamana PPTK tidak
sering muncul. Pemahaman tentang
menerima pendelegasian wewenang
afiliasi atau hubungan keluarga tersebut
tersebut, maka PPTK tersebut tidak
muncul
dapat berperan sebagai PPK (UU No.
penyedia di daerah tidak banyak dan
1/2004).
saling bersaudara (family business).
PPTK sebagai pihak yang membantu
Pada
PPK juga disebutkan dalam Pasal 7 Ayat
Barang/Jasa, maupun antara Penyedia
(3) Perpres 54/2010, bahwa PPK dapat
Barang/Jasa dan Pejabat Pengadaan
dibantu oleh Tim Pendukung antara lain
(PPK/ULP) dalam satu pelelangan yang
PPTK (kedudukan PPK dan PPTK tidak
sama dilarang terafiliasi atau memiliki
sejajar), sehingga dapat disimpulkan
hubungan keluarga sampai derajat
bahwa anggota ULP/Pokja ULP harus
kedua (Pasal 6 Perpres 54/2010 dan
merupakan
penjelasannya).
orang
yang
berbeda
karena
prinsipnya
biasanya
antar
jumlah
Penyedia
dengan PPTK. Ketentuan di atas dianggap “memPada bulan Maret 2011, terbit Surat
batasi” hak individu dan hak perdata
Edaran Bersama (SEB) antara Kepala
seseorang dalam berusaha, bahkan
LKPP dengan Menteri Dalam Negeri,
dianggap merugikan masyarakat dunia
dimana dalam hal PA belum menunjuk
usaha, sehingga ke depan, ketentuan
dan
PA
di atas dapat saja ditinjau kembali apa-
menunjuk KPA, KPA bertindak sebagai
bila iklim persaingan usaha (terutama
PPK, KPA sebagai PPK dapat dibantu
di Daerah) sudah semakin sehat.
menetapkan
PPK
maka:
PPTK. Akan tetapi pada bulan Mei 2011, terbit Permendagri No. 210 Tahun 2011
6. Pengumuman
yang seolah-olah “menganulir” SEB di atas tanpa melibatkan LKPP, sehingga
Berbeda dengan Keppres 80/2003,
hal ini perlu dibicarakan kembali di
aturan dalam Perpres 54/2010 tidak lagi
tingkat Kementerian.
mewajibkan pengumuman pemilihan Penyedia Barang/Jasa melalui surat
Afiliasi atau hubungan keluarga dalam Pengadaan
50 LKPP
Barang/Jasa,
kabar (baik lokal maupun nasional).
terutama
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
ULP/Pejabat
yang
ke LPSE untuk dimasukkan dalam Por-
melakukan pelelangan/seleksi, wajib
tal Pengadaan Nasional. Apabila belum
menayangkan pengumumannya
di
memiliki LPSE, K/L/D/I dapat meng-
masing-masing,
gunakan LPSE terdekat. Daftar LPSE
papan pengumuman resmi, dan Portal
dapat dilihat di link http://inaproc.lkpp.
Pengadaan
go.id/inaproc/lpse.
website
Pengadaan
K/L/D/I Nasional
melalui
LPSE
masing-masing/terdekat. Pengumuman di surat kabar sifatnya wajib selama surat kabar tersebut masih terikat
7.Standar Dokumen Pengadaan (SDP)
kontrak dengan pemerintah (Pusat maupun Daerah).
Sejak Perpres 54/2010 mulai berlaku (6 Agustus 2010) hingga bulan Januari
Di
lingkup
nasional,
perjanjian
2011, banyak K/L/D/I yang menanyakan
penayangan pengumuman pengadaan
terbitnya SDP. Selain itu, agar mudah
barang/jasa di Koran Tempo sebagai
diedit
surat kabar nasional telah berakhir
SDP yang diunggah di website LKPP
pada tanggal 9 Juli 2011.
Saat ini
adalah dalam format Word. Sejak bulan
walaupun pengumuman di surat kabar
Januari 2011, LKPP secara bertahap
tidak lagi wajib, beberapa Daerah tetap
menerbitkan SDP dimaksud.
mereka
mengusulkan
agar
memperpanjang kontraknya, misalnya Provinsi Jawa Timur.
Seluruh SDP sudah lengkap pada bulan April 2011. Awalnya, dengan memper-
Kewajiban pengumumannya di website
timbangkan masalah keamanan, SDP
K/L/D/I
memancing
yang digugah di website LKPP adalah
bagaimana
dalam format pdf.
masing-masing
pertanyaan
K/L/D/I,
Setelah beberapa
tatacara pengumuman di website?
waktu berjalan, beberapa K/L/D/I se-
Memang banyak yang belum mahir
cara khusus meminta agar SDP dibuat
walaupun sebenarnya tidak sulit.
dalam format word. Saat ini SDP dalam format word dapat diunduh di http://
Tatacara pengumuman melalui website
www.lkpp.go.id/v2/contentlist-detail.ph
adalah dengan
p?mid=0029564157&id=9775763951.
mengunggah peng-
umuman tersebut ke website K/L/D/I
SDP dalam format word, menimbulkan
masing-masing dan mengirimkannya
diskusi di dalam LKPP, diusulkan agar
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 51
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
format word hanya untuk Lembar Data
2010 tentang Sertifikasi Keahlian Peng-
Kualifikasi dan Syarat-Syarat Khusus
adaan Barang/Jasa Pemerintah yang
Kontrak saja, yang lainnya tetap dalam
dapat diunduh di http://www.lkpp.go.id/
format pdf untuk menjamin keutuhan
v2/files/content/file/31122010190024Per
isi.
kaSertifikasiNo8_2010.pdf
8. Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
9.Harga Perkiraan Sendiri (HPS) HPS perlu disusun sebagai dasar untuk
Berkaitan dengan transisi penerapan
membandingkan harga penawaran dan
Keppres
Perpres
negosiasi harga/biaya. Dalam penyu-
54/2010, banyak K/L/D/I menanyakan
sunan HPS harus mencantumkan keun-
mengenai sertifikat pengadaan barang/
tungan dan overhead. Perpres 54/2010
jasa yang diterbitkan tahun 2010, harus
menyebutkan bahwa keuntungan dan
dikonversi atau hanya untuk yang telah
overhead tergabung dalam HPS.
80/2003
menjadi
habis masa berlakunya.
Pada prin-
sipnya, Pemilik sertifikat L2 tidak perlu
Hal ini ternyata dianggap menyulitkan
mengikuti ujian pengadaan (memper-
ketika melakukan survey dan penin-
panjang masa berlaku sertifikat) bila
jauan, sehingga banyak yang mengu-
memiliki masa kerja lebih dari 4 tahun.
sulkan agar dipisah.
Biaya overhead
adalah biaya tidak langsung yang terBila dibawah 4 tahun maka yang
dapat dalam pelaksanaan pekerjaan.
bersangkutan
Besarnya keuntungan dan biaya over-
harus
mengikuti
Sosialisasi Perpres 54/2010. Sertifikat
head maksimal 15% dari HPS.
yang dikonversi adalah sertifikat yang telah habis masa berlakunya. Sertifikat
Penyedia Barang/Jasa tidak mengetahui
yang belum habis masa berlakunya
berapa keuntungan yang diterapkan
masih dapat digunakan hingga masa
karena hanya diberi tahu total nilai HPS,
berlakunya habis.
walaupun rincian HPS tidak lagi bersifat rahasia bilamana rincian HPS terhadap
Sertifikat yang sudah expire dapat
masing-masing item barang/pekerjaan
dikonversi dengan ketentuan
sudah tercantum di dalam DPA.
dalam
Peraturan Kepala LKPP No. 8 Tahun
52 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Sesuai Perpres 54/2010, tugas penyusunan HPS ada pada PPK. Akan tetapi kedepannya,
dengan
mempertim-
bangkan beban kerja PPK, diharapkan ULP diberi kewenangan dalam menyusun HPS. Untuk melengkapi aturan penyusunan HPS dalam Perpres 54/2010, saat ini LKPP sedang menyusun Pedoman Penyusunan HPS.
1.
Pemerintah membuat Kontrak
Payung dengan Penyedia yang isinya sekurang-kurangnya memuat jenis barang/jasa, harga satuan yang ditawarkan, masa berlaku, serta pihak yang dapat menggunakan Kontrak Payung tersebut. 2.
Para pihak yang dapat menggu-
nakan Kontrak Payung dapat langsung menunjuk Penyedia untuk memperoleh
10.Kontrak
barang/jasa dengan harga satuan yang
Mengenai Kontrak, pada umumnya pertanyaan adalah seputar durasi, mekanisme, dan penggunaan Kontrak Payung dan mekanisme penggunaan Kontrak Tahun Jamak.
Kontrak Pa-
yung adalah “barang baru” di Perpres 54/2010 sehingga wajar apabila menimbulkan pertanyaan.
but. Pembayarannya dilakukan oleh PPK masing-masing berdasarkan volume pekerjaan Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran. Pasal
Perpres 54/2010 tidak mengatur durasi Kontrak Payung, tujuannya agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan, fluktuasi harga, dan karakteristik pekerjaan. Durasinya diserahkan kepada K/L/D/I masing-masing tetapi harus diumumkan di awal.
52
Perpres
54/2010
menyebutkan
bahwa Item pekerjaan dalam Kontrak Tahun Jamak tanpa persetujuan Menteri Keuangan adalah: benih/bibit, penghijauan, pelayanan perintis laut/udara, makanan dan obat di RS, makanan di LP, pita cukai, jasa cleaning service. Banyak yang mengusulkan agar item
Pada prinsipnya mekanisme penggunaan Kontrak Payung adalah:
tercantum dalam Kontrak Payung terse-
pekerjaan di atas ditambah, seperti: jasa pengamanan (security service), jasa pelayanan internet, sewa gedung/kantor, langganan media dan jurnal ilmiah, dsb.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 53
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Kontrak Tahun Jamak dengan nilai ke-
inapan/hotel, dan barang/jasa lain yang
giatan di atas Rp 10.000.000.000 (sepuluh
harganya telah bersaing di pasar (se-
miliar rupiah) harus mendapatkan per-
perti ATK, alat elektronik, dsb).
setujuan Menteri Keuangan. Untuk memudahkan K/L/D/I dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, ke depan
12.Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
perlu dipertimbangkan agar nilai kegiatan Kontrak Tahun Jamak tanpa per-
K/L/D/I berkonsultasi seputar metode
setujuan Menteri Keuangan lebih di-
pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang
tingkatkan. Di Daerah, Kontrak Tahun
dianggap belum jelas, misalnya:
Jamak harus mendapat persetujuan DPRD atau harus diatur dalam Perda.
•
Jasa cleaning service; seringkali
mengalami hambatan di awal tahun. •
11.Sistem E-Procurement
Pencetakan soal ujian dan lem-
bar jawaban; apakah dikategorikan Dalam upaya mempercepat pemben-
pengadaan yang bersifat rahasia
tukan LPSE di K/L/D/I, hingga saat ini
dan apakah pengadaannya dapat
sudah terbentuk lebih dari 250 LPSE di
diswakelolakan atau melalui penye-
seluruh Indonesia. K/L/D/I yang belum
dia.
membentuk LPSE dapat menggunakan
•
LPSE terdekat.
pembangunan Sarana Bantu Navi-
Pekerjaan
pengawasan
dan
gasi Pelayaran; mempertimbangkan Daftar LPSE dapat dilihat di
http://
lokasinya yang
sangat terpencil,
i n a pro c. l k pp.g o. id / i n a pro c / l p s e.
apakah diperbolehkan melalui Pe-
Selain E-Catalogue untuk kendaraan
nunjukan Langsung.
GSO, banyak K/L/D/I yang menunggu
•
E-Catalogue untuk barang-barang lain.
pat diswakelolakan atau melalui pe-
Kegiatan pelatihan; apakah da-
nyedia. Dewasa ini LKPP sedang memper-
•
Barang elektronik; apakah ter-
siapkan E-Catalogue untuk obat-obatan
masuk penambahan aset negara,
dan alat kesehatan habis pakai. Selan-
kapan dimuat dalam E-Catalogue.
jutnya LKPP akan mengkaji kemung-
•
kinan E-Catalogue untuk sewa peng-
baliho adalah satu paket mulai dari
Baliho;
design,
54 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
biasanya
printing,
pengadaan pemasangan,
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
pemeliharaan, sampai pembong-
14.Jaminan
karan, sehingga banyak yang bertanya mengenai jenis pengadaan-
Pertanyaan yang menonjol seputar
nya.
Penerbit Jaminan diantaranya mengenai Mesin dan suku cadang; apa-
pihak yang dapat memberikan jaminan
kah pengadaannya boleh menyebut
dan syaratnya, serta kaitannya dengan
merek.
Daftar Hitam (Blacklist). Pihak yang
•
Jasa terjemahan; biaya jasa ter-
dapat memberikan jaminan adalah
jemahan tercantum dalam Standar
Bank Umum, Perusahaan Penjaminan
Biaya Umum (SBU),
atau Perusahaan Asuransi.
•
tetapi diang-
gap terlalu murah, sehingga timbul pertanyaan apakah jasa terjemahan
Jaminan yang diterbitkan berlaku di
dapat
semua lini, yaitu Jaminan Penawaran,
dikategorikan sebagai jasa
konsultansi.
Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang
•
Muka, Jaminan Pemeliharaan, serta
Jasa asuransi seperti JAMKES-
DA; apakah dapat menunjuk lang-
Jaminan Sanggah Banding.
sung atau harus melalui lelang. Syarat
Jaminan
yang
dikeluarkan
adalah Jaminan harus dapat dicairkan
13. Penunjukan Langsung
tanpa syarat (unconditional) sebesar Beberapa kan
K/L/D/I
mengenai
menanya-
Penunjukan
Lang-
sung hotel dan ruang rapat ber-
nilai jaminan dalam tempo 14 hari kerja. Bila melanggar syarat tersebut maka
Penerbit
Jaminan
dikenakan
serta
sanksi Daftar Hitam. Petunjuk Teknis
Penunjukan Langsung dalam peng-
Operasional Daftar Hitam diatur dalam
adaan BBM dan obat. Pada prinsipnya,
Peraturan Kepala LKPP No. 7 Tahun
apabila tarifnya terbuka dan dapat di-
2011 yang terbit tanggal 21 Juni 2011.
dasarkan
“published
rate”
akses langsung oleh masyarakat maka dapat dilakukan Penunjukan Langsung.
Aturan
ini
dapat
diunduh
di
http://www.lkpp.go.id/v2/files/content/ Selain itu, apabila barang/jasa memiliki
file/Perka_No._7_Tahun_2011.pdf.
tarif resmi yang ditetapkan Pemerintah (seperti listrik, BBM, obat generik), maka boleh ditunjuk langsung. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 55
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
15. Pemberlakuan Perpres 54/2010 dan PHLN (Harmonisasi dengan Donor Guidelines)
bertujuan untuk “menjembatani” the use of country system. Implementasi Pasal 2 ayat (3) dan (4)
Sejak Perpres 54/2010 berlaku mulai
Perpres 54/2010 belum mulus, sehingga
tanggal ditetapkan (6 Agustus 2010),
perlu
muncul banyak pertanyaan, apakah
Perpres 54/2010 untuk menjembatani
proses
pada
perbedaan dengan Donor Guidelines
Perpres 54/2010 atau Keppres 80/2003?
(akan dimulai dengan Bank Dunia,
Apakah boleh mengacu pada keduanya?
ADB, Japan).
K/L/D/I dapat memilih satu dari dua
Selain
aturan
Perpres 54/2010 perlu dilengkapai
pengadaan
tersebut,
mengacu
sehingga
antara
dibuat
itu
semacam
Loan
supplement
Agreement
Procurement
Plan.
pasca
tanggal 6 Agustus 2010-31 Desember
dengan
2010, proses pengadaan dapat memilih
dengan berjalannya waktu, Perpres
berpedoman pada Perpres 54/2010
54/2010
atau Keppres 80/2003.
secara bertahap supplement dikurangi/
akan
ditiadakan. Yang perlu diperhatikan adalah konsistensi dalam penerapannya, konsisten mulai dari perencanaan hingga audit, tidak dapat parsial atau mencampur adukkan antara keduanya. Aturan yang dipilih harus disebutkan dalam Dokumen Pengadaan. Pada prinsipnya, pengadaan barang/ jasa yang dananya sebagian atau seluruhnya berasal dari Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) berpedoman pada Perpres 54/2010. Apabila terdapat perbedaan, maka para pihak dapat menyepakati tatacara pengadaan yang akan dipergunakan. Ketentuan tersebut
56 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Seiring
disempurnakan
dan
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
telah memiliki solusi melalui berbagai
Penutup dan Kesimpulan
pedoman
seperti
SEB,
Peraturan
Perpres 54/2010 mulai diberlakukan
Kepala LKPP tentang Standar Dokumen
sejak satu tahun lalu, dan berlaku
Pengadaan, E-Catalogue, Sertifikasi,
penuh sejak awal tahun 2011 sebagai
Daftar Hitam.
acuan
di
Pedoman-pedoman tersebut terbukti
Indonesia. Peninjauan Perpres 54/2010
mampu mendukung dan mengisi keko-
perlu dilakukan secara terus menerus
songan aturan yang sifatnya teknis ope-
dan berkesinambungan. Ulasan dan
rasional dari Perpres 54/2010.
peninjauan dari 15 isu yang menonjol
Dengan demikian Penulis menyimpul-
di atas menunjukkan bahwa pada
kan bahwa Perpres 54/2010 tidak perlu
prinsipnya, hampir seluruh isu tersebut
direvisi dalam waktu dekat.
oleh
seluruh
K/L/D/I
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 57
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
ARTIKEL/ESAI
58 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
AUDIT PENGADAAN BARANG JASA
Mengenal Risiko Penyimpangan untuk Pencegahan Oleh: Maslani dan Siswanto
Abstraksi Pengadaan barang dan jasa pemerintah sangat rawan terhadap penyimpangan. Untuk itu, perlu dilakukan audit pengadaan barang/jasa (APBJ). Terdapat potensi penyimpangan yang hendaknya dikenali oleh para pelaku pengadaan maupun para auditor, mulai dari proses perencanaan sampai dengan pemanfaatan hasil pengadaan. Dengan mengenali “lubang” tersebut, para pelaku pengadaan diharapkan lebih berhati-hati agar tidak terjebak pada praktik menyimpang yang dapat merugikan diri sendiri maupun bangsa dan negara. Manajemen dapat menerapkan sistem pengendalian yang menutup “lubang” tersebut. Di sisi lain, auditor perlu mengenali potensi tersebut agar mereka dapat meyakinkan bahwa risiko-risiko tersebut tidak terjadi dengan mengumpulkan bukti audit yang relevan, kompeten, cukup, dan material.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 59
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
sebagian atau seluruhnya dibiayai dari
Pendahuluan
pinjaman/hibah luar negeri (PHLN); Pengadaan barang dan jasa pemerintah
dan pengadaan barang/jasa untuk in-
merupakan
sangat
vestasi di lingkungan BI/BHMN/BUMN/
penyimpangan.
BUMD yang pembiayaannya sebagi-
Untuk meningkatkan efektivitas dan
an atau seluruhnya dibebankan pada
pelaksanaan kegiatan pengadaan perlu
APBN/APBD.
rawan
kegiatan
terhadap
yang
dilakukan audit pengadaan barang/ Jenis audit yang dapat
Sasaran audit ini adalah lingkungan
dilakukan antara lain audit dengan
Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah
tujuan tertentu (audit terhadap hal-hal
yaitu Satuan Kerja Pusat/Daerah, Kantor,
lain di bidang keuangan) dan audit
Dinas, Unit Pelaksana Teknis Pusat/
investigatif
termuat
Daerah, BI/BHMN/ BUMN/BUMD dan
dalam penjelasan Pasal 4 ayat 4
badan usaha lainnya, dengan aspek-
Undang-undang No. 15 Tahun 2004
aspek yang diaudit antara lain:
jasa (APBJ).
sebagaimana
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
1. Perencanaan;
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
2. Keuangan; 3. Ketaatan
ketaatan
terhadap
peraturan
perundang-undangan;
Audit dengan tujuan tertentu merupakan audit
terhadap
4. Kewajaran harga;
ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.
5. Ketepatan kuantitas;
Adapun audit investigatif dilakukan
6. Ketepatan kualitas;
apabila ditemukan penyimpangan yang
7. Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan;
berindikasi Tindak Pidana Korupsi
8. Pemanfaatan hasil pelaksanaan
(TPK) atau adanya pengaduan (whistle
kegiatan.
blower) dari masyarakat. Ruang lingkup APBJ adalah seluruh
Auditor maupun para pelaku pengadaan
kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai
harus memahami berbagai “lubang”
dengan pasal 2 Perpres No. 54 Tahun
atau penyimpangan yang sering terjadi
2010 yaitu pengadaan yang pembi-
dalam pengadaan barang/jasa dengan
ayaannya sebagian atau seluruhnya
tujuan untuk lebih berhati-hati terhadap
dibebankan pada APBN/APBD; yang
“lubang” itu.
60 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Dengan pemahaman tersebut, auditor
Pengertian korupsi dari segi kaidah
diharapkan dalam mengaudit dapat
hukum yang bersifat normatif dan
terfokus untuk meyakinkan bahwa
berdasarkan ketentuan UU No. 31 tahun
penyimpangan tersebut tidak terjadi
1999 tentang tindak pidana korupsi
dengan didukung bukti-bukti yang
(pasal 2 ayat 1) adalah: setiap orang yang
relevan, kompeten, cukup, dan material.
secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya sendiri atau
Adapun bagi para pelaku pengadaan
orang lain, atau suatu korporasi, yang
diharapkan tidak melakukan penyim-
dapat merugikan keuangan negara
pangan dimaksud, karena sebenarnya
atau perekonomian negara.
modus penyimpangan tersebut sudah diketahui oleh auditor maupun pene-
Yang
merugikan
negara
gak hukum yang dapat mengarah pada
perekonomian
risiko KKN.
pengertian keuangan atau kekayaan
negara
atau
terkandung
milik pemerintah, atau swasta, maupun
B. Bentuk KKN dalam Pengadaan Barang dan Jasa
masyarakat, baik secara keseluruhan maupun sebagian, sebagai unsur utama yang tidak terpisahkan dari pengertian
Dalam Perpres No. 54 tahun 2010
negara.
terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa penghentian/pemutusan ikatan
Tindakan korupsi dapat digolongkan
kontrak dapat dilaksanakan apabila
sebagai tingkah laku atau perbuatan
ternyata
pengadaan
yang dapat menimbulkan kerugian
barang dan jasa terbukti terdapat KKN,
negara atau perekonomian negara.
kontrak dapat dibatalkan.
Centre of International Crime Prevention
dalam
proses
(CICP) dari UN Office for Drug Control Dalam peraturan pengadaan barang
and Crime Prevention (UN-ODCCP),
jasa
telah
yang
dikeluarkan
oleh
IBRD
mempublikasikan
10
bentuk
dan ADB terdapat ketentuan yang
korupsi (The 10 Corruption Acts) yang
menyatakan bahwa apabila diketahui
berbeda-beda dan dapat diaplikasikan
atau diduga terjadi praktek KKN, kedua
secara praktis pada pengadaan barang/
lembaga tersebut tidak akan membayar
jasa sektor publik sebagai berikut:
kontrak yang telah ada.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 61
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
a.
Pemberian
suap
(bribery):
pemberian dalam bentuk uang, barang, fasilitas, dan janji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan yang berakibat menguntungkan diri sendiri atau pihak lain berhubungan dengan jabatan yang dipegangnya pada saat itu. b. Penggelapan (embezzlement): perbuatan mengambil tanpa hak oleh seseorang yang telah diberi kewenangan oleh pejabat publik maupun swasta untuk mengawasi dan bertanggung jawab penuh terhadap barang milik negara. c.
Pemalsuan
tindakan
atau
mengelabui
(fraud):
suatu
perilaku
untuk
orang
lain
atau
organisasi dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. d. Pemerasan (extortion): memaksa seseorang untuk membayar atau memberikan sejumlah uang atau barang atau bentuk lain sebagai ganti dari seorang pejabat publik untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan ancaman fisik atau kekerasan. e. Penyalahgunaan jabatan atau wewenang (abuse of discretion):
62 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
mempergunakan
kewenangan
yang dimiliki untuk bertindak memihak atau pilih kasih kepada kelompok atau perseorangan pada sisi lain bertindak diskriminatif terhadap mereka. f.
Pertentangan kepentingan/me-
miliki usaha sendiri (internal trading): melakukan transaksi publik dengan menggunakan perusahaan milik pribadi atau keluarga dengan cara menggunakan kesempatan dan jabatan yang dimilikinya untuk memenangkan kontrak pengadaan barang/ jasa pemerintah. g. Pilih kasih (favoritism): memberikan pelayanan yang berbeda berdasarkan alasan hubungan keluarga, afiliasi partai politik, suku, agama
dan
golongan
dengan
mengesampingkan alasan objektif seperti kemampuan, kualitas, harga rendah dan profesionalitas kerja. h. Menerima komisi (commission): pejabat publik menerima sesuatu yang
bernilai
dalam
bentuk
uang, saham, fasilitas, barang dan untuk atau
lain-lain,
sebagai
memperoleh hubungan
pemerintah.
syarat
pekerjaan
bisnis
dengan
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
i. Nepotisme (nepotism): menda-
sebenarnya baik dari aspek biaya,
hulukan sanak keluarga, kawan
volume, kualitas, bahan dan seba-
dekat, anggota partai politik yang
gainya);
sepaham dalam penunjukan atau
•
pengangkatan staf panitia pele-
DPRD kepada Kepala Dinas dalam
langan atau pemilihan pemenang
menentukan anggaran maupun re-
lelang.
kanan yang akan menang saat pelak-
j.
Kontribusi
atau
sumbangan
Adanya intervensi dari anggota
sanaan pekerjaan (khusus Pemda);
ilegal (illegal contribution): partai
•
politik
arahkan
atau
pemerintah
yang
Rencana pengadaan yang di(spesifikasi
teknis
dan
sedang berkuasa pada saat itu
kriterianya memperbesar peluang
menerima sejumlah dana sebagai
yang mengarah pada merk tertentu
suatu kontribusi dari hasil yang
atau pengusaha tertentu);
dibebankan
•
pada
kontrak-
Tidak mengumumkan secara
kontrak pengadaan barang/jasa
terbuka rencana pengadaan barang/
pemerintah.
jasa pada awal pelaksanaan anggaran; •
C. Potensi Penyimpangan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemaketan pekerjaan yang di-
rekayasa (pekerjaan hanya mampu dilaksanakan oleh kelompok terten-
Potensi
penyimpangan
dalam
tu saja, pemaketan pekerjaan kepa-
pengadaan barang/jasa berdasarkan
da beberapa penyedia barang/jasa
proses pengadaan barang/jasa dari
yang berasal dari kelompok tertentu
perencanaan
dalam rangka tender arisan atau ba-
sampai
pemanfaatan
diuraikan di bawah ini.
gi-bagi keuntungan); •
Memecah pengadaan barang/
jasa menjadi beberapa paket untuk
1) Perencanaan pengadaaan
menghindari pelelangan; •
Penggelembungan
anggaran
•
Memecah paket pekerjaan yang
(gejala penggelembungan terlihat
menurut sifatnya seharusnya meru-
dari unit price yang tidak realis-
pakan satu kesatuan konstruksi;
tis, rencana biasanya disusun ber-
•
lebihan serta jauh dari kebutuhan
beberapa kegiatan yang tersebar di
Menyatukan atau memusatkan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 63
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
beberapa daerah yang menurut sifat
kurun waktu yang berbeda;
pekerjaan dan tingkat efisiensinya
•
seharusnya dilakukan di daerah
sanaan pengadaan tidak tersedia.
Biaya untuk mendukung pelak-
masing-masing; •
Menggabungkan beberapa pa-
ket pekerjaan yang sifat pekerjaan
2) Pembentukan pokja pejabat pengadaan
ULP/
dan besaran nilainya seharusnya dapat dilakukan usaha kecil tetapi
•
menjadi satu paket pekerjaan yang
tidak memiliki sertifikat keahlian
hanya dapat dilaksanakan oleh usa-
pengadaan barang/jasa;
ha non kecil (menengah dan besar);
•
•
yang tertutup dan tidak transparan,
Rencana pembelian yang tidak
Pokja ULP/pejabat pengadaan
Pokja ULP/pejabat pengadaan
sesuai kebutuhan;
tidak melayani atau menilai secara
•
adil kepada para peserta lelang
Penentuan jadwal waktu yang
tidak realistis;
(ketidakterbukaan dan ketidakadilan
•
ULP);
Pemilihan metode penunjukan
langsung untuk kontrak yang se-
•
harusnya pelelangan umum;
tidak memiliki integritas (ULP tidak
•
jujur dan tidak profesional, tidak
Pemilihan metode peninjauan
Pokja ULP/pejabat pengadaan
dengan sistem nilai (merit point)
transparan dan tidak akuntabel);
untuk peninjauan yang seharusnya
•
sistem gugur (untuk memenangkan
yang memihak (ULP memberi keis-
produk/merk atau penyedia barang/
timewaan kepada kelompok terten-
jasa tertentu);
tu);
•
Pengalokasian
anggaran
ke-
•
Pokja ULP/pejabat pengadaan
Pokja ULP/pejabat pengadaan
giatan yang direncanakan dilaku-
tidak independen, bekerja di bawah
kan dengan cara swakelola, dalam
tekanan PA/KPA, PPK, atau penyedia
pelaksanaannya dilakukan dengan
barang/jasa atau mungkin karena
cara kontraktual kepada penyedia
kepentingan diri sendiri, sehingga
barang/jasa, atau sebaliknya;
cenderung menghambat akses in-
•
Jadwal waktu untuk melakukan
formasi dari pihak-pihak yang di-
pendaftaran dan pengambilan do-
anggap dapat menghalangi langkah-
kumen pengadaan dilakukan dalam
langkahnya (ULP dikendalikan oleh pihak tertentu);
64 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
•
Pokja ULP/pejabat pengadaan
adalah yang terbaik sehingga sulit
dirangkap oleh:
untuk disubstitusi (hanya satu pro-
- Pejabat Pembuat Komitmen, dan/
dusen yang bisa memenuhi speku-
atau
lasi teknis saat memasukkan pena-
- Bendahara, dan/atau
waran) dan membuat ukuran yang
- Pejabat yang bertugas melakukan
tidak biasa (misalnya panjang x
verifikasi surat permintaan pemba-
lebar dalam spekulasi teknis hanya
yaran (SPP), dan/atau
satu produsen yang bisa memenuhi
- Pejabat yang bertugas menerbit-
syarat);
kan surat perintah membayar (SPM),
•
dan/atau
ditutup-tutupi atau sulit diperoleh,
- Aparat pengawasan fungsional, ke-
meskipun nilai total HPS tidak bersi-
cuali untuk pengadaan barang/jasa
fat rahasia, namun hanya mitra kerja
yang dibutuhkan instansi penga-
tertentu yang mudah memperoleh
wasan fungsional tersebut, dan/atau
akses dokumen;
- ULP pemeriksa/penerima barang/
•
jasa.
dalam HPS; •
3) Penyusunan dan Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Gambaran nilai estimasi yang
Penggelembungan
(mark-up)
Nilai kontrak tinggi karena nilai
yang ditawarkan oleh calon pemenang mendekati HPS, harga dasar tidak standar dan HPS disusun atas
•
HPS tidak ada;
masukan calon pemenang;
•
Pengadaan dilakukan sebelum
•
Harga dasar yang tidak standar
anggaran ditetapkan/tidak ada ang-
dalam menyusun HPS;
garan, sehingga tidak disusun HPS
•
dan spesifikasi teknis dibuat oleh re-
sesuai aturan;
kanan pelaksana;
•
•
sunan HPS yang fiktif;
HPS tidak disusun dan ditetap-
Penentuan estimasi harga tidak Sumber/referensi harga penyu-
kan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
•
•
yang tidak diperkenankan.
Sepsifikasi teknis dan harga
Penambahan item-item biaya
barang/jasa dalam HPS mengarah pada merk/produk tertentu, dengan alasan spekulasi teknis yang dibuat
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 65
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
4) Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
bitnya tidak teratur dan tidak informatif (ketika masih menggunakan surat kabar); •
•
Dokumen pemilihan tidak di-
Dalam teks pengumuman ter-
cantum bahwa persyaratan pendaf-
sahkan ULP;
taran dan pengambilan dokumen
•
Persyaratan teknis mengada-
harus membawa dokumen asli,
ada atau berlebihan, dibandingkan
yang mana ULP memihak ke salah
kebutuhan dalam rangka pelaksana-
satu peserta lelang dengan mem-
an pekerjaan;
berikan bocoran RKS, rincian HPS
•
dan membuat syarat-syarat yang
Kriteria kelulusan peninjauan
mengakibatkan peserta lain tidak
tidak ada atau tidak jelas; •
Spesifikasi
teknis
mengarah
bisa memasukkan penawaran;
pada produk atau kelompok tertentu;
•
•
memenuhi syarat namun diluluskan
Adanya penambahan kriteria
Dokumen peserta yang tidak
peninjauan yang tidak perlu;
pokja ULP;
•
Dokumen lelang tidak standar;
•
•
Dokumen lelang tidak lengkap.
“aspal”, yaitu dokumen peserta yang
Dokumen administrasi bersifat
dipalsukan agar lulus prakualifikasi;
5) Pengumuman pelelangan/seleksi/pengadaan
•
Tidak
mengumumkan
pele-
tidak
Peninjauan yang dilakukan
pokja ULP tidak sesuai dengan krite-
langan/seleksi/pengadaan;
ria;
•
•
Diumumkan, tetapi bukan di
kualifikasi
didukung data otentik; •
•
Dokumen
Menggunakan
metode
pele-
website K/L/D/I, portal pengadaan
langan umum prakualifikasi yang
nasional, dan papan pengumuman
seharusnya pelelangan umum pas-
resmi;
cakualifikasi sehingga mengurangi
•
kompetisi;
Melakukan pengumuman le-
lang yang tidak transparan, hanya
•
diketahui
ninjauan
oleh
rekanan
tertentu
Kriteria dalam melakukan pedokumen
prakualifikasi
dan pengumuman hanya satu kali
tidak ada atau tidak jelas;
dimuat di surat kabar lokal yang ter-
•
Melakukan prakualifikasi mas-
sal untuk mendapatkan daftar pe-
66 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
nyedia barang/jasa yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktu tertentu.
• •
Dokumen lelang yang diserah-
kelompok kolusi, kepada mereka diberikan konsep dokumen, meskipun sebenarnya tersedia dokumen final setelah melalui proses penyempurnaan; Waktu pendistribusian doku-
men terbatas; Penyebarluasan dokumen yang
cacat; •
Lokasi pengambilan dokumen
sulit dicari; •
Menyatakan bahwa pendaftaran
dan pengambilan dokumen tidak boleh diwakilkan; •
Menyatakan bahwa pendaftaran
dan pengambilan dokumen harus dilengkapi atau membawa dokumen asli.
informasi
dan
pok tertentu saja yang memperoleh
mengalahkan peserta lain di luar
•
Pembatasan
deskripsi oleh pokja ULP agar kelom-
kan tidak sama (inkonsisten), guna
•
Penjelasan (pre-bid meeting)
terbatas pada kelompok tertentu,
7) Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa •
8) Penjelasan (aanwijzing)
informasi lengkap; •
Tidak
adanya
partisipasi
masyarakat; •
Penjelasan kontroversial, pena-
war yang berhasil adalah mereka yang menyelaraskan segala sesuatunya dengan penjelasan pokja ULP; •
Tidak dibuat dokumentasi rapat
penjelasan; •
Tidak disebarluaskan kepada
seluruh peserta; •
Perubahan penting atas doku-
men pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia; •
Pada saat aanwijzing dilaku-
kan melalui cara yang tidak fair, misalnya dengan membuat aturan yang menguntungkan beberapa peserta lelang melalui voting terbuka, padahal terdapat rekanan yang mempunyai banyak CV/”bendera” sehingga bisa menang saat peninjauan penawaran baik secara administrasi maupun secara teknis.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 67
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
9) Pemasukan dan pembukaan doku-
ang tersebut dapat mengajukan nilai
men penawaran
penawaran yang terendah saat menjelang penutupan pemasukan doku-
•
Adanya relokasi tempat pe-
men penawaran.
nyerahan dokumen penawaran;
•
•
Batas akhir pemasukan doku-
fiktif, dalam rangka menjatuhkan
men penawaran diundurkan atau
lawan usaha, mitra kerja bertindak
dimajukan tanpa adanya adendum
ilegal dengan memasukkan doku-
dokumen pemilihan penyedia;
men palsu atas nama penawar lain;
•
•
Penyimpanan dokumen pena-
Adanya penyerahan dokumen
Ketidaklengkapan
dokumen
waran tidak dilakukan pada kotak
penawaran;
atau tempat yang aman/terkunci;
•
•
waran dilakukan pada hari libur;
Dengan pemasukan dokumen
Pembukaan Pembukaan
dokumen dokumen
pena-
lelang melalui LPSE (Layanan Pe-
•
pena-
ngadaan Barang/Jasa Secara Elek-
waran ditunda tanpa alasan yang
tronik) ternyata ada indikasi tidak fair
jelas.
saat pelaksanaannya, peserta lelang yang akan mendaftar kesulitan meng-
10) Peninjauan penawaran
akses sampai jangka waktu pengumuman berakhir sehingga tidak
•
dapat mendaftar, yang bisa mendaf-
kriteria disusun dengan maksud un-
tar hanya rekanan tertentu sehingga
tuk memenangkan calon yang be-
saat pembukaan penawaran hanya
rani menyuap dengan jumlah cukup
ada beberapa peserta yang masuk;
besar, dari awal telah dicantumkan
•
dokumen pena-
hal-hal khusus yang sulit dipenuhi
waran yang terlambat, meskipun
oleh mitra kerja lainnya dalam rang-
panitia dilarang menerima doku-
ka justifikasi kelompok tertentu;
men yang terlambat, namun karena
•
ada upaya KKN hal ini sering terjadi;
yang tersembunyi;
•
•
Penerimaan
Peserta lelang diberi informasi
Kriteria peninjauan yang cacat,
Pemilihan tempat peninjauan Peserta lelang terpola (diban-
nilai penawaran yang terendah saat
dingkan lelang sebelumnya) atau
penutupan pemasukan dokumen
peserta
penawaran sehingga peserta lel-
mencolok;
68 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
lelang
menurun
secara
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Pengaturan lelang seperti ini banyak
•
Tanggal pengumuman ditunda-
dijumpai dalam tender arisan, sehingga
tunda;
beban peninjauan panitia sedikit dan
•
mereka hanya melakukan peninjauan
dah atau tidak ada masukan dari
syarat minimum tertentu. Indikator le-
masyarakat.
Pengumuman tidak sesuai kai-
bih rinci pada tender arisan antara lain: a) Format penawaran yang seragam di
12) Sanggahan peserta lelang
antara para penawar; b)
Harga penawaran diatur: harga
•
Surat sanggahan tidak ditang-
yang hampir sama dengan interval
gapi;
yang sama, perbedaan harga yang sa-
•
ngat ekstrim dan harga penawaran
tunda;
yang sangat rendah (tidak wajar);
•
c) Kepemilikan yang sama di antara
tanggapi;
para penawar.
•
•
Penggantian dokumen pena-
Jawaban sanggahan ditundaTidak seluruh sanggahan diSubstansi sanggahan tidak di-
tanggapi;
waran untuk memenangkan mitra
•
Sanggahan pro forma untuk
kerja tertentu dengan cara me-
menghindari tuduhan proses lelang
nyisipkan revisi dokumen dalam do-
diatur.
kumen awal; •
13) Penunjukkan pemenang lelang
Surat penawaran palsu.
11) Pengumuman pemenang •
Tidak ada pengumuman peme-
•
Surat penunjukan tidak lengkap;
•
Surat penunjukan sengaja ditun-
da-tunda pengeluarannya;
nang;
•
•
terburu-buru;
Pengumuman pemenang tidak
Surat penunjukan dikeluarkan
diberitahukan kepada seluruh pe-
•
Surat penunjukan tidak sah;
serta lelang;
•
Tanggal
•
dibuat lebih belakangan dibanding
Pengumuman sangat terbatas Pengumuman
penunjukan
tanggal kontrak.
kepada publik; •
surat
tidak
mengin-
dahkan aspek publik atau dilakukan tersembunyi; Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 69
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
14) Penandatanganan kontrak
•
Keterlambatan penyerahan ba-
rang/jasa; •
Adanya
kejanggalan
dalam
•
Perintah perubahan volume/ Order)
CCO
•
dalam rangka KKN, biasanya peker-
Penandatanganan kontrak yang
jaan tambah-kurang yang pada a-
kolusif; •
(Contract
Change
kontrak;
Penundaan
penandatanganan
khirnya akan menaikkan nilai kon-
kontrak secara sengaja;
trak pekerjaan yang cenderung ke
•
arah maksimum pagu anggaran;
Penandatanganan kontrak se-
cara tertutup;
•
•
yang bias;
Penandatanganan kontrak yang
Kriteria
penerimaan
barang
tidak sah;
•
Jaminan pasca jual yang palsu;
•
Tidak dilengkapi surat jaminan
•
Data lapangan yang dipalsukan;
pelaksanaan (untuk pengadaan ba-
•
Denda
rang/pekerjaan konstruksi/jasa lain-
dikenakan ke penyedia barang dan
nya yang nilainya lebih besar dari
jasa sehingga merugikan keuangan
Rp100 juta);
negara atas denda yang tidak dipu-
•
ngut oleh PPK;
Tanggal surat jaminan pelak-
keterlambatan
tidak
sanaan lebih belakangan dibanding
•
Panitia Pemeriksa Barang tidak
tanggal kontrak.
melakukan pemeriksaan dan menghitung pelaksanaan pekerjaan.
15) Pelaksanaan kontrak/penyera-
•
BA hasil pemeriksaan dinya-
han barang/jasa
takan 100% berdasarkan pada permintaan yang dibuat pimpinan satuan
Kuantitas/volume pekerjaan/ba-
kerja, bukan berdasarkan perhi-
rang yang diserahkan tidak sesuai
tungan dan pemeriksaan lapang-
dengan kontrak;
an sehingga bahan yang dipasang
•
tidak sesuai spesifikasi teknis.
•
Kualitas pekerjaan yang diser-
ahkan tidak sama dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak; •
Kualitas pekerjaan yang dise-
rahkan lebih rendah dari ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak;
70 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
16) Penyesuaian/eskalasi harga kontrak
dapat mengajukan tagihan atas suatu pekerjaan melalui beberapa kontrak sekaligus;
•
Pekerjaan tambah/kurang se-
•
Duplikasi pembayaran, terjadi
ngaja tidak dapat diantisipasi sejak
apabila terdapat satu faktur yang
awal dalam perencanaan;
sama namun ditagihkan dan diba-
•
yar dua kali;
Penentuan harga kurs valuta a-
sing untuk komponen barang impor
•
Tagihan palsu, biasanya ter-
sengaja diambangkan;
jadi
•
Dalam kontrak harga satuan
berkelanjutan, faktur ditagihkan un-
(unit price), pekerjaan bervolume
tuk barang/jasa yang tidak diserah-
kecil harga satuannya sengaja diren-
kan;
dahkan, sebaliknya pekerjaan ber-
•
Pembayaran fiktif;
volume besar harga satuannya se-
•
Berita Acara penerimaan ba-
ngaja ditinggikan.
rang hanya formalitas saja untuk
pada
kontrak-kontrak
yang
sebagai
melengkapi dokumen pembayaran
kontrak multiyears seharusnya diuji
yang merupakan syarat sahnya pen-
apakah layak menjadi kontrak mul-
cairan dana;
tiyears atau dapat dijadikan kontrak
•
tahunan, kalau secara pengujian
penyetoran pajak/PNBP;
layak menjadi kontrak tahunan lebih
•
baik dibuat kontrak tahunan sehing-
kan;
ga negara diuntungkan tidak perlu
•
membayar
keadaan;
•
Kontrak
dinyatakan
penyesuaian/eskalasi
harga atas kontrak multiyears.
Pelaporan yang tidak dilaksanaPelaporan yang tidak sesuai
•
Pelaporan yang tidak lengkap;
•
Pelaporan yang tidak sesuai
peraturan;
17) Pembayaran dan pelaporan
• •
Kekurangan pemungutan dan
Pembayaran yang tidak sesuai
Tidak dibuat berita acara pem-
bayaran.
dengan kemajuan fisik; •
Barang/jasa fiktif tetapi diba-
yarkan, terjadi bila satu penyedia barang/jasa memperoleh beberapa kontrak pekerjaan sejenis, sehingga Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 71
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
18) Potensi penyimpangan dalam pemanfaatan
•
Tenaga ahli yang digunakan
lebih dari 50% karena semua pekerjaan diserahkan ke pihak ketiga;
•
Kuantitas barang/jasa yang di-
•
Proposal
tidak
dibuat
de-
terima tidak sesuai kebutuhan;
ngan cermat sehingga pelaksanaan
•
pekerjaan menyimpang dari pro-
Kualitas barang/jasa yang di-
posal yang ada;
terima tidak sesuai kebutuhan; •
Penyerahan
barang/jasa
di
•
Pelaksana
swakelola
tidak
lokasi yang tidak tepat;
membuat laporan harian, laporan
•
mingguan dan laporan bulanan se-
Barang/jasa yang belum/tidak
bagai bentuk pertanggungjawaban;
dapat dimanfaatkan.
•
19) Potensi penyimpangan Pengadaan barang/jasa dengan swakelola
Laporan kegiatan tidak dibuat
oleh pelaksana swakelola sehingga tidak jelas pelaporan berapa biaya personil dan non personil; •
Laporan bulanan dibuat oleh
•
Eksistensi LSM
pemborong seharusnya dilakukan
•
Kelompok masyarakat yang di-
oleh pelaksana swakelola.
wakili oleh LSM perlu diwaspadai, karena kenyataan di lapangan menunjukkan
banyak
bermunculan
LSM papan nama dan LSM plat merah
begitu
ada
proyek
yang
berkaitan dengan aktivitas mereka. •
Penyaluran dana tidak seim-
bang dengan prestasi pekerjaan, di sisi lain yang mengawasi kemajuan pekerjaan di lapangan adalah LSM pelaksana itu sendiri; •
Tidak ada jadwal pelaksanaan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan;
72 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Penutup
Daftar Pustaka
Dengan mengenal potensi penyim-
Badan Pengawasan Keuangan dan
pangan di atas, para pelaku pengadaan
Pembangunan. 2007. Pedoman
diharapkan semakin berhati-hati untuk
Audit
tidak melakukan pelanggaran yang da-
Pemerintah,
pat mengarah pada praktik korupsi, ko-
Jakarta.
Pengadaan
Barang/Jasa
S-506/K/D1/2007.
lusi, dan nepotisme (KKN). Di sisi lain,
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010
auditor juga harus meyakini bahwa
tentang Pengadaan Barang/Jasa
potensi penyimpangan tersebut tidak
Pemerintah.
terjadi dengan menggunakan berbagai teknik audit yang sesuai.
Pusdiklatwas
Badan
Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan. Dengan mengenal berbagai penyim-
2004. Audit Pengadaan Barang
pangan dalam pengadaan barang dan
dan Jasa.
jasa, diharapkan kita dapat mencegahnya, yang pada akhirnya pengadaan
Surachmin dan Suhandi Cahaya. 2011.
dilakukan secara benar demi kese-
Strategi
dan
jahteraan bangsa ini.
Mengetahui
Teknik untuk
Korupsi:
Mencegah.
Jakarta: Sinar Grafika. Sutedi, Adrian. 2008. Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai Permasalahannya.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 73
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
KORUPSI KOLUSI NEPOTISME 74 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
audit
audit
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 75
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
8 Cara Cerdas Mengikuti Tender Tender, menurut penjelasan pasal 22 Undangundang nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Monopoli dan Praktek Persaingan Tidak Sehat, adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, mengadakan barang-barang, atau untuk menyediakan jasa.
76 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
8 Cara Cerdas Mengikuti Tender
maupun tender yang dilaksanakan untuk
lebih
dari
satu
peserta.
Tender, menurut penjelasan pasal 22
Langkah-langkah tersebut adalah:
Undang-undang nomor 5 tahun 1999
A-lamat email
tentang Larangan Monopoli dan Praktek
B-uat etalase online
Persaingan Tidak Sehat, adalah tawaran
C-ari peluang menjadi rekanan
mengajukan harga untuk memborong
D-aftarlah
suatu pekerjaan, mengadakan barangbarang, atau untuk menyediakan jasa.
pada
klasifikasi
dan
kualifikasi yang sesuai E-valuasi teknis bisa dilewati F-inansial menguntungkan
Dalam disebut
pengertian jumlah
penawaran,
tersebut,
yang
sehingga
tidak
mengajukan tender
bisa
G-abungkan semua persyaratan H-arus berani membela diri jika dirugikan
diartikan diikuti oleh beberapa peserta maupun satu peserta yang mengajukan
Alamat Email
penawaran. Oleh karena itu seluruh metode pemilihan yang tersedia dalam
Perkembangan teknologi informatika
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
telah jauh menyentuh bidang pengadaan
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
dengan mulai diterapkannya pelelangan
Pemerintah (Perpres 54/2010) adalah
secara elektronik. Syarat utama untuk
termasuk klasifikasi tender, dengan
dapat mengikuti pelelangan elektronik
pengelompokan :
adalah memiliki alamat email. Alamat email bisa dimiliki dalam bentuk layanan
•
Tender yang diikuti oleh satu
email gratis (@yahoo.com, @gmail.com,
peserta yaitu penunjukan langsung
@hotmail.com), layanan email berba-
dan pengadaan langsung
yar (@dnet.net.id, @cbn.net.id) maupun
•
layanan email dengan domain sendiri
satu
Tender yang diikuti oleh lebih peserta
yaitu
pelelangan,
pemilhan dan seleksi •
Tulisan
di
bawah
(@namaperusahaan.com, @namaperusahaan.co.id). Layanan email dengan
ini
akan
domain sendiri adalah yang terbaik un-
memberikan 8 (delapan) cara cerdas
tuk menyimpan data komunikasi bisnis
mengikuti tender, baik tender yang
yang bersifat rahasia sekaligus bisa me-
dilaksanakan untuk satu peserta
nambah kepercayaan diri perusahaan.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 77
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Buat etalase online Etalase online dalam bentuk situs
Bagi perusahaan yang klasifikasi dan
perusahaan adalah kebutuhan untuk
kualifikasinya memenuhi syarat sebagai
memberikan
penyedia melalui metode Pengadaan
kelebihan
komparatif
perusahaan baik dalam tender yang
Langsung,
diikuti oleh satu perusahaan maupun
dilengkapi dengan katalog produk dan
tender
harga. Dalam jangka panjang, katalog
yang
diikuti
oleh
banyak
situs
perusahaan
perlu
dan
produk dan harga yang disediakan
kualifikasi masing-masing perusahaan.
secara elektronik akan memberikan
Muatan
peluang
perusahaan
sesuai
utama
klasifikasi
situs
perusahaan
lebih
baik
pada
saat
haruslah berupa informasi-informasi
pengadaan sudah dilakukan dengan
yang tersedia dalam Formulir Isian
cara e-purchasing.
Kualifikasi. Jika situs perusahaan tidak mencantumkan hal tersebut, maka situs
Dalam
pelelangan/pemilihan/seleksi,
kurang memberikan manfaat dalam
Pokja ULP harus melakukan tahapan
pelaksanaan tender. Ada banyak fitur
pembuktian
yang bisa ditambahkan dalam situs
bayangkan indahnya tender jika suatu
perusahaan, salah satunya adalah fitur
perusahaan ditetapkan menjadi calon
google earth yang bisa digunakan
pemenang
sebagai penunjuk peta lokasi kantor
kualifikasi oleh Pokja ULP.
kualifikasi.
Mari
dilakukan
kita
peninjauan
maupun penunjuk peta lokasi pekerjaan yang sudah atau sedang dilaksanakan.
Pokja
ULP
cukup
buka
halaman
situs perusahaan, masuk ke menu Dalam pengadaan langsung, Pejabat
Pengalaman dan dari menu itu muncul
Pengadaan melaksanakan kualifikasi
penanda
dengan
cara
pre-knowledge
yang
proyek
google yang
earth
pernah
ke
lokasi
dikerjakan.
artinya Pejabat Pengadaan harus sudah
Sudah pasti dengan mudah Pokja ULP
mengetahui kualifikasi peserta sebelum
akan menyatakan lulus kualifikasi jika
Pengadaan
pencitraan di google earth benar-benar
Langsung
dilakukan.
Informasi kualifikasi dalam situs akan
menggambarkan
membantu Pejabat Pengadaan dalam
yang telah dilaksanakan.
meyakini
bahwa
perusahaan
telah
memenuhi syarat kualifikasi.
78 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
prestasi
pekerjaan
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
h t t p : / / w w w. p e n g a d a a n n a s i o n a l -
Cari Peluang menjadi Rekanan Setelah
memiliki
langkah
berikutya
situs
bappenas.go.id/eproc/app
perusahaan,
adalah
mencari
peluang menjadi rekanan. Ada 3 (tiga) cara yang ditempuh untuk mendapatkan peluang yaitu :
LPSE, penyedia harus mendaftar pada masing-masing
instansi
yang
dike-
hendaki, namun dalam pengembangan yang telah dilakukan saat ini, SPSE sudah mulai melakukan agregasi sehing-
1. Mendapatkan Peluang melalui Kunjungan Langsung
ga saat ini pendaftaran pada salah satu LPSE sudah merupakan pendaftaran
Setiap K/L/D/I (bahasa sederhana nya Instansi Pemerintah Pusat/Daerah) wajib mengumumkan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa melalui papan pengumuman resmi di kantornya masing-masing. Penyedia dapat datang ke setiap kantor untuk melihat pengumuman, namun cara ini tidak efisien dari segi waktu dan biaya. Disamping itu, sangat mungkin waktu kunjungan tidak bertepatan dengan waktu pengumuman pengadaan.
jangka panjang tentunya seluruh situs akan tergabung dalam agregasi sehingga peyedia tidak harus melakukan pendaftaran berulang-ulang ke beberapa LPSE. Aplikasi pelelangan elektonik memberikan kemudahan bagi penyedia untuk memantau paket-paket yang akan ditenderkan berdasarkan pilihan kelomdikehendaki oleh masing-masing penyedia.
Halaman situs LPSE Nasional berisi daftar alamat situs dari Instansi Pusat dan Daerah yang telah menerapkan secara
pada beberapa LPSE lainnya. Dalam
pok maupun lokasi pengadaan yang
2. Mendapatkan Peluang Melalui Situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Nasional
pelelangan
Untuk dapat mengikuti tender melalui
elektonik
menggunakan aplikasi SPSE. Alamat situs LPSE Nasional adalah di url
3. Mendapatkan Peluang Melalui Situs Pengadaan Lainnya Beberapa Instansi Pusat dan mengembangan
sistem
Daerah
pelelangan
secara elektronik tanpa menggunakan sistem SPSE dan belum terhubung
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 79
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
dengan
laman
LPSE
Nasional.
•
Lihat Pengumuman, jika me-
Contohnya adalah pelelangan elektronik
menuhi persyaratan yang disebutkan
pada Kementerian Pekerjaan Umum
dalam pengumuman tersebut, maka
dan
lakukan pendaftaran.
Kota
Surabaya. Peluang
akan
diperoleh apabila penyedia melakukan
•
Setelah melakukan pendaftaran,
pendaftaran pada masing-masing situs
peserta berhak mendapatkan do-
pengadaan.
kumen lelang (secara resmi diberi nama Dokumen Pemilihan atau Do-
Daftarlah pada Klasifikasi dan Kualifikasi
kumen Kualifikasi). Pada dokumen
yang Sesuai. Klasifikasi pada dasarnya
tersebut ada bagian yang diberi
mengatur bidang usaha, sementara
judul Lembar Data Kualifikasi.
kualifikasi mengatur ukuran perusahaan.
•
Dokumen yang menjelaskan klasifikasi
menuhi persyaratan yang ditetapkan
dan kualifikasi misalnya adalah Surat Ijin
di Lembar Data Kualifikasi, stop sam-
Usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Ijin
pai di sini.
Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK).
•
Jika merasa tidak mampu me-
Jika merasa mampu memenuhi
persyaratan yag ditetapkan di LemDalam
tender,
Pokja
ULP/Panitia
bar Data Kualifikasi, bisa melanjutkan
Pengadaan harus menentukan bidang
ke tahapan berikutnya.
usaha, kualifikasi dan persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh peserta
Media yang digunakan untuk menyatakan
sebagai kesatuan disebut persyaratan
pemenuhan
kualifikasi
pada
adalah Formulir Isian Kualifikasi yang
ketentuan pasal 19 Peraturan Presiden
disampaikan tanpa perlu dilengkapi
Nomor 54 Tahun 2010. Informasi singkat
dengan lampiran salinan dokumen.
tentang
Pada
dengan
persyaratan
mengacu
kualifikasi
ada
saat
persyaratan
pembuktian
kualifikasi
kualifikasi,
pada pengumuman tender, informasi
peserta tender wajib membawa ASLI
lengkapnya ada dalam dokumen tender
seluruh
dengan judul Lembar Data Kualifikasi.
dalam Formulir Isian Kualifikasi dan
Langkah mudah yang dapat ditempuh
menyerahkan salinannya.
dokumen
yang
disebutkan
adalah sebagai berikut : Pada prinsipnya pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap seluruh peserta yang lulus peninjauan kualifikasi (pada
80 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
metode prakualifikasi) atau terhadap
Sebagai pernyataan bahwa peserta
peserta yang menjadi calon pemenang
sanggup memenuhi spesifikasi yang
dan calon pemenang cadangan (pada
ditetapkan, maka Pokja ULP mewajibkan
metode pascakualifikasi).
dokumen pendukung misalnya antara lain brosur barang, metode kerja dan/
Konsekwensi dari kemudahan dalam
atau jadwal pelaksanaan kerja.
proses kualifikasi yang harus diperhatikan oleh penyedia adalah apabila ada
Peninjauan teknis dilaksanakan dengan
data yang tidak benar, peserta dapat
dua cara, yaitu:
digugurkan. Dan apabila ada data yang
• Sistem gugur, artinya peserta harus
palsu atau dipalsukan, penyedia dapat
memenuhi semua unsur yang ditetapkan
dikenakan sanksi Daftar Hitam untuk
dalam persyaratan teknis.
badan usaha dan pengurusnya.
•
Sistem
ambang
nilai,
artinya
peserta disamping harus memenuhi semua unsur yang ditetapkan dalam
Peninjauan Teknis Harus Lolos
persyaratan teknis, nilai kuantitatif dari Peninjauan teknis adalah salah satu
masing-masing unsur harus mencapai
tahap peninjauan untuk menguji apakah
angka tertentu yang menjadi ambang
peserta dapat memenuhi persyaratan
batas kelulusan.
teknis yang ditetapkan. Persyaratan teknis adalah persyaratan pokok yang
Dalam dokumen tender, ada bagian yang
diwajibkan agar terlaksananya paket
diberi judul Lembar Data Pemilihan.
pekerjaan yang dimaksudkan dalam
Pada
tender.
persyaratan teknis yang diwajibkan
halaman
tersebut
dijelaskan
dan cara penilaian atas masing-masing Persyaratan
teknis
dapat
berupa
unsur dalam persyaratan tersebut.
spesifikasi barang (untuk pengadaan barang), gambar yang harus dibangun dan spesifikasinya (untuk pekerjaan konstruksi), output yang harus dihasilkan (jasa konsultansi) atau pekerjaan yang harus dilaksanakan (jasa lainnya).
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 81
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya, tabel pertimbangan sebagai berikut:
Untuk Jasa Konsultansi, tabel pertimbangan sebagai berikut:
82 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
1) Harga pokok = Rp 826.446.281
Finansial harus menguntungkan
2) Overhead dan keuntungan = Tender bertujuan untuk memperoleh
Rp 82.644.628
harga yang wajar bagi penjual dan pembeli. Tender diharapkan tidak meng-
2. Jasa Konsultasi (misalnya HPS
hasilkan kemahalan harga sehingga
Rp 1.000.000.000)
pembeli dirugikan, juga tidak boleh menghasilkan harga yang terlalu rendah
a. PPN 10% sebesar 10/110
sehingga penjual dirugikan.
x HPS = Rp 90.909.901 b. Harga sebelum PPN sebesar
Dalam setiap tender, sudah ditetapkan Harga
Sendiri
(HPS)
estimatisi
harga
Jasa Konsultansi terdiri dari 2 unsur,
pasaran yang wajar menurut Pejabat
yaitu Biaya Langsung Personil dan
Pembuat Komitmen (PPK). Penyedia
Biaya Langsung Non Personil. Besarnya
perlu memahami unsur-unsur yang
Biaya Langsung Non Personil tidak
diperhitungkan dalam HPS yaitu:
melebihi 40% dari total biaya, sehingga
yang
Perkiraan
100/110 x HPS = Rp 909.090.909
merupakan
perinciannya adalah: 1. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya (misalnya HPS
1) Biaya Langsung Non Personil (40%)
Rp 1.000.000.000)
= Rp 363.636.364 2) Biaya Langsung Personil (60%) =
a. PPN 10% sebesar 10/110 x HPS
Rp 545.454.545
= Rp 90.909.901 b. Harga sebelum PPN sebesar
Pada Biaya Langsung Personil, PPK telah
100/110 x HPS = Rp 909.090.909
mengalokasikan overhead dan keuntungan setinggi-tingginya 10%. Dengan
Pada telah dan
harga
sebelum
mengalokasikan keuntungan
PPN,
PPK
overhead
asumsi overhead dan keuntungan 10%, maka perinciannya:
setinggi-tingginya
15%. Dengan asumsi overhead dan
a) Harga pokok = Rp 495.867.769
keuntungan 10%, maka perinciannya :
b) Overhead dan keuntungan = Rp 49.586.776
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 83
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Dua komponen, harga pokok dan over-
Harus berani jika dirugikan
head dan keuntungan menjadi pertimbangan
utama
dalam
mengam-
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
bil keputusan mengajukan atau tidak
2010 memberikan kesempatan bagi
mengajukan penawaran. Cara pertim-
peserta yang merasa dirugikan dalam
bangannya adalah :
pelelangan/pemilihan/seleksi
untuk
mengajukan sanggahan. Peserta yang 1. Estimasi biaya yang akan dikeluarkan
dirugikan adalah peserta yang menga-
penyedia
jukan penawaran.
setinggi-tingginya
adalah
sebesar harga pokok. Oleh karena itu yang bukan peserta 2. Besarnya prosentase dan overhead
atau yang mendaftar namun tidak
ditentukan antara nilai minimal sampai
memasukkan penawaran tidak berhak
maksimal dengan mempertimbangkan
mengajukan sanggahan. Tindakan Pokja
metode peninjauan yang digunakan
ULP yang dapat diklasifikasikan sebagai
oleh Pokja ULP.
tindakan yang merugikan bagi peserta yang bisa diajukan sanggahan adalah:
Gabungkan semua persyaratan 1.
Pokja
ULP
tidak
memenuhi
Setelah memenuhi semua persyaratan
persyaratan pelelangan/seleksi atau
tersebut
melaksanakan
di
atas,
waktunya
untuk
pelelangan/seleksi
menggabungkan semua persyaratan
dengan tata urut proses tidak sesuai
dalam satu Dokumen Penawaran. Bentuk
ketentuan.
dan kelengkapan dokumen penawaran
2. Pokja ULP melakukan tindakan
dijelaskan dalam dokumen kontrak
yang
pada bagian Instruksi Kepada Penyedia.
tidak sehat misalnya:
mengakibatkan
persaingan
Jika penawaran mensyaratkan jaminan
a. Penyusunan spesifikasi yang
penawaran, pastikan jaminan memenuhi
mengarah pada produk tertentu;
syarat yang ditentukan baik jumlah dan
b. Kriteria peninjauan yang tidak
masa berlakunya.
rinci
sehingga
mengakibatkan
penilaian yang tidak adil; c.
Penambahan persyaratan di
luar ketentuan yang diatur dalam
84 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Peraturan
Presiden
Nomor
54
harus
dilengkapi
dengan
jaminan
Tahun 2010.
sanggah banding yang nilainya dua
3. Pokja ULP, PPA, PA/KPA atau Tim
per
lainnya melakukan tindakan di luar
banding diajukan kepada Pengguna
kewenangannya
Anggaran atau Kepala Daerah dengan
terkait
proses
pengadaan barang/jasa.
seribu
dari
HPS.
Sanggahan
alokasi waktu 15 (lima belas) hari untuk menjawab.
Kesempatan mengajukan sanggahan dibatasi waktu selama 5 (lima) hari kerja
Sebagaimana
sanggahan,
sanggah
setelah pengumuman. Jika melewati
banding bisa mengakibatkan pele-
waktu tersebut, maka sanggahan tidak
langan/seleksi gagal, namun tidak se-
dapat diterima. Alokasi waktu bagi Pokja
cara otomatis menetapkan penyanggah
ULP untuk menjawab sanggahan adalah
sebagai pemenang pelelangan/seleksi.
5 (lima) hari kerja.
Apabila sanggah banding ditolak, resiko bagi penyanggah adalah pencairan ja-
Oleh karena itu jika dalam jangka waktu
minan ke Kas Negara atau Kas Daerah.
tersebut sanggahan tidak dijawab, dapat diartikan sanggahan diterima. Yang perlu dipahami dalam mengajukan sanggahan adalah bahwa sanggahan bisa mengakibatkan pelelangan/seleksi gagal, namun tidak secara otomatis menetapkan
penyanggah
sebagai
pemenang pelelangan/seleksi.
Referensi: Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan
Apabila peserta yang dirugikan masih belum puas dengan jawaban sanggahan dari Pokja ULP, Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010 memberikan kesempatan
daman
Tender
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 199 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU, 2009.
untuk mengajukan sanggahan banding
Cara Benar, Mudah dan Jitu Menang
yang harus diajukan 5 (lima) hari sejak
Tender
jawaban
Pemerintah, Agus Kuncoro, Penerbit
sanggahan
diterima. Agar
sanggahan banding dapat diproses,
Pengadaan
Barang/Jasa
Wahyumedia, cetakan pertama 2011.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 85
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Kasus Pengadaan Barang/Jasa Berdasarkan Temuan BPK RI
BPK RI telah melakukan pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan negara, baik di pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun BUMN/D. Temuan BPK yang terindikasi telah terjadi penyimpangan juga mencakup permasalahan di bidang pengadaan barang/jasa. 86 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Seiring pertumbuhan ekonomi Indone-
Mayoritas
sia yang pesat disertai dengan pengem-
menghabiskan dana untuk pengadaan
bangan otonomi daerah, kebutuhan
barang/jasa hingga mencapai 10%-
pemerintah
30% dari total anggaran . Nilai transaksi
akan
penyelenggaraan
negara
di
dunia
barang/jasa
pemerintahan turut meningkat. Kebu-
pengadaan
tuhan pemerintah tersebut dapat secara
negara Uni Eropa mencapai 16% dari
materiil maupun nonmateriil.
GDP,
sedangkan
di
ini
negara-
Amerika
Serikat
mencapai 16% dari GDP2. Sementara Inilah yang mendorong munculnya ke-
di negeri kita, dari total Anggaran
butuhan pihak ketiga yang menyokong
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
kinerja operasional. Kebutuhan tersebut
2010 sekitar 31,2% atau sekitar Rp327
terwakili melalui proses pengadaan ba-
triliun
rang/jasa yang terbuka bagi pihak keti-
barang/jasa pemerintah .
diperuntukkan
bagi
belanja
ga yang memenuhi persyaratan. Temuan BPK RI: Penyimpangan dalam Pengadaan barang/jasa pemerintah di
Pengadaan
Barang/Jasa
Indonesia menduduki peran yang sangat
Dewasa ini, era reformasi bermuara
penting untuk menggerakkan aktivitas
pada transparansi dan akuntabilitas
ekonomi. Di samping jumlah uang yang
penggunaan anggaran negara. Begitu
berputar cukup besar, keterlibatan
pula dengan proses pengadaan barang/
dunia usaha dan birokrat publik juga
jasa. Penentuan dan pemastian kualitas,
sangat besar.
pelayanan,
spesifikasi,
Pemerintah
dan
harga
dituntut untuk transparan, efektif, efisien, Karena
itu, pengadaan
pemerintah
dapat
untuk
memperbaiki
usaha
dan
barang/jasa
menjadi
dan akuntabel.
wahana
perilaku
dunia
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
publik
secara
Indonesia (BPK RI) sebagai lembaga
menyeluruh, terutama sebagai wahana
tinggi negara yang berwenang dalam
untuk
pemeriksaan, mengemban tugas untuk
birokrat
memulai
penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
tercapainya efisiensi,
transparansi,
dan
efektivitas,
akuntabilitas
laporan
keuangan negara, temasuk pada aspek pengadaan barang/jasa.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 87
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
BPK RI telah melakukan pemeriksaan
1) Kasus pengadaan barang/jasa yang
pertanggungjawaban keuangan negara,
menimbulkan kerugian negara
baik di pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun BUMN/D. Temuan BPK
Kasus pengadaan barang/jasa yang
yang terindikasi telah terjadi penyim-
menimbulkan kerugian negara terdiri
pangan juga mencakup permasalah-
dari tujuh bentuk, yaitu (1) Pengadaan
an di bidang pengadaan barang/jasa.
barang/jasa (PBJ) fiktif; (2) rekanan
Masyarakat dirasakan perlu mengetahui
tidak menyelesaikan pekerjaan; (3)
dua hal penting, yaitu:
barang/jasa tidak sesuai spesifikasi; (4) kekurangan volume pekerjaan dan/
(1) seberapa banyak temuan BPK terse-
atau barang; (5) kelebihan pembayaran
but merugikan atau berpotensi merugi-
selain kekurangan volume pekerjaan;
kan negara;
(6) pemahalan harga; serta (7) belanja tidak sesuai ketentuan atau melebihi
(2) berdasarkan temuan BPK, pelangga-
ketentuan.
ran-pelanggaran atas ketentuan pengadaan barang/jasa mana sajakah yang
Macam-macam
kasus
temuan
BPK
telah dilanggar oleh entitas pemerik-
tersebut dijabarkan dalam tabel berikut.
saan.
Kasus PBJ yang merugikan negara/daerah/perusahaan dari hasil pemeriksaan
Berdasarkan data rekapitulasi dari Ikhti-
semester II tahun 2010 berjumlah 1.513
sar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS)
kasus dengan total kerugian sebesar
II Tahun 2010, BPK menemukan be-
Rp659.251.010.000,00.
berapa tipe kasus pengadaan barang/ jasa, yaitu kasus yang telah merugikan
Temuan BPK sejumlah 1.513 kasus
keuangan negara, kasus yang berpoten-
dalam pengadaan barang/jasa memiliki
si merugikan keuangan negara, kasus
rincian berikut, yaitu (a) 146 kasus
pengadaan yang melanggar adminis-
merugikan keuangan negara; (b) 1.319
tratif, kasus ketidakhematan, serta kasus
kasus merugikan keuangan daerah; (c) 6
ketidakefisienan.
kasus merugikan keuangan perusahaan BUMN, serta (d) 42 kasus merugikan keuangan perusahaan BUMD.
88 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Tabel temuan kasus PBJ yang menimbulkan kerugian keuangan negara/daerah/perusahaan
Berdasarkan
jumlah
kemunculan
Posisi selanjutnya secara berurutan
kasusnya, bentuk kasus “kekurangan
berupa
volume pekerjaan dan/atau barang”
tidak sesuai spesifikasi sebanyak 134
menempati
kasus (9%). Bentuk kasus “PBJ fiktif”
posisi
teratas
dengan
persentase sebesar 42% (628 kasus).
bentuk
kasus
barang/jasa
berjumlah 112 kasus (7%). Bentuk kasus “pemahalan (mark up) harga”
Posisi kedua ditempati bentuk kasus
sebanyak 74 kasus (5%). Yang terakhir,
“kelebihan
selain
kasus “rekanan tidak menyelesaikan
kekurangan volume pekerjaan” seba-
pekerjaan” berjumlah 38 kasus (2%).
nyak 280 kasus atau 19%
Hal tersebut dipaparkan dalam diagram
pembayaran
dari total
kasus. Posisi ketiga ditempati bentuk
lingkaran berikut.
kasus “belanja tidak sesuai kebutuhan” sebanyak 242 kasus atau senilai 16%
Banyaknya jumlah bentuk kasus ter-
dari total kasus.
tentu dalam pengadaan barang/jasa be-
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 89
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
PBJ Fiktif7% Rekanan tidak menyelesaikan pekerjaan2%
Belanja tidak sesuai ketentuan atau melebihi ketentuan16%
Pemahalan harga 5%
Kelebihan pembayaran selain kekurangan olume pekerjaan19%
Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang42%
Diagram persentase kasus pengadaan barang/jasa yang merugikan negara/perusahaan
lum tentu berkorelasi dengan besarnya
ketentuan atau melebihi ketentuan”
dampak kerugian keuangan negara/
mengakibatkan
daerah/perusahaan. Temuan BPK seba-
Rp218.034.600.000,00 atau 33% dari
nyak 1.471 kasus dengan total kerugian
total temuan kerugian negara/daerah/
negara sebesar Rp659.251.010.000,00
perusahaan. Kasus “PBJ fiktif” yang
memperlihatkan
banyaknya
hanya sebanyak 7% dari total temuan
kasus tidak menentukan besarnya keru-
kasus justru menempati posisi kedua
gian negara.
dalam kerugian keuangan negara.
Kasus “belanja tidak sesuai ketentuan
Kasus
atau
yang
kerugian sebesar Rp160.948.800.000,00
berjumlah 16% dari total temuan kasus
atau sebanyak 24% dari total temuan
justru menempati posisi pertama dalam
kerugian
menimbulkan kerugian negara/daerah/
Kasus “kekurangan volume pekerjaan
perusahaan. Kasus “belanja tidak sesuai
dan/atau barang” telah mengakibatkan
melebihi
bahwa
ketentuan”
“PBJ
kerugian
fiktif”
sebesar
mengakibatkan
negara/daerah/perusahaan.
kerugian sebesar Rp135.842.300.000,00
90 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
atau sebanyak 21% dari total kerugian
Kasus “rekanan tidak menyelesaikan
negara/daerah/perusahaan.
pekerjaan” telah merugikan keuangan negara/daerah/perusahaan
senilai
Kasus “kelebihan pembayaran selain
Rp. 27.508.960.000,00 serta sebesar
kekurangan volume pekerjaan” me-
4% dari total temuan kerugian. Kasus
rugikan keuangan negara/daerah/pe-
“barang/jasa tidak sesuai spesifikasi”
rusahaan senilai Rp69.132.640.000,00
menimbulkan kerugian negara sebesar
atau sebesar 11% dari total temuan
Rp15.792.270.000,00 dan setara 2% dari
kerugian. Kasus “pemahalan (mark
total temuan kerugian.
up) harga” telah menimbulkan kerugian sebesar Rp32.471.190.000,00 yang
Persentase besaran kerugian negara/
setara 5% dari total temuan kerugian
daerah/perusahaan untuk setiap kasus
keuangan negara/daerah/perusahaan.
temuan diilustrasikan dalam diagram berikut ini.
Presentase Besaran Kerugian Negara dalam Pengadaan Barang / Jasa
Belanja tidak sesuai ketentuan atau melebihi ketentuan33%
PBJ Fiktif24% Rekanan tidak menyelesaikan pekerjaan 4%
Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang21% Pemahalan harga 5%
Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan 11%
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 91
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
2) Kasus pengadaan barang/jasa yang
yang berpotensi merugikan keuangan
berpotensi menimbulkan kerugian
perusahaan BUMN; serta (d) 6 kasus
negara
yang berpotensi merugikan keuangan perusahaan BUMD.
Pemeriksaan BPK menemukan kasus pengadaan barang/jasa yang berpotensi
Berdasarkan jumlah kemunculan bentuk
menimbulkan kerugian negara.
kasusnya, bentuk kasus “Kelebihan pembayaran tetapi pembayaran belum
Kasus yang ditemukan berupa (1)
dilakukan sebagian atau seluruhnya”
kelebihan
menempati
pembayaran;
(2)
selisih
posisi
teratas
dengan
volume pekerjaan yang belum selesai;
persentase sebesar 79% atau sebanyak
(3)
166 kasus.
rekanan
kewajiban
belum
melaksanakan
pemeliharaan
barang
hasil pengadaan yang telah rusak;
Posisi kedua ditempati bentuk kasus
(4)
“rekanan
pemberian
pelaksanaan
jaminan
terhadap
pekerjaan-pemanfaatan
barang-pemberian
fasilitas
belum
melaksanakan
kewajiban pemeliharaan barang hasil
tidak
pengadaan yang telah rusak” sebanyak
sesuai ketentuan; (5) barang tidak
24 kasus dengan persentase sebesar
sesuai spesifikasi teknis; serta (6)
11,42%. BPK juga menemukan adanya
keterlambatan pelaksanaan pengadaan
bentuk
barang dan jasa.
terhadap
kasus
“Pemberian
pelaksanaan
jaminan
pekerjaan,
pemanfaatan barang, dan pemberian Temuan BPK terkait pengadaan barang/
fasilitas
jasa
sebanyak 15 kasus dengan persentase
yang
keuangan
berpotensi
merugikan
negara/daerah/perusahaan
tidak
sesuai
ketentuan”
sebesar 7%.
berjumlah 210 kasus dengan total potensi kerugian senilai Rp116.866.650.000,00.
Posisi
selanjutnya
ditempati
dua
bentuk temuan kasus yang samaTemuan
BPK
sejumlah
210
kasus
sama
memiliki
persentase
0,95%,
memiliki rincian, antara lain (a) 10 kasus
yaitu kasus “barang/jasa tidak sesuai
yang berpotensi merugikan keuangan
spesifikasi teknis” sebanyak 2 kasus,
negara; (b) 193 kasus yang berpotensi
dan kasus “keterlambatan pelaksanaan
merugikan keuangan daerah; (c) 1 kasus
pengadaan barang/jasa oleh rekanan” sebanyak 2 kasus.
92 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Tabel temuan pengadaan barang/jasa yang berpotensi merugikan negara
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 93
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Kasus “selisih volume pekerjaan yang
Potensi
belum
rah pada pemerintah daerah sebesar
selesai”
menempati
urutan
kerugian
keuangan Potensi
dae-
terakhir dengan jumlah 1 kasus atau
Rp107.851.280.000,00.
0,47% dari keseluruhan jumlah kasus
gian keungan perusahaan BUMN sebe-
yang berpotensi merugikan keuangan
sar Rp104.0800.000,00. Sementara itu,
negara/daerah/perusahaan. Persentase
kerugian keuangan perusahaan BUMD
jumlah setiap bentuk kasus pengadaan
sebanyak
barang/jasa yang berpotensi merugikan
keenam temuan kasus tersebut, total po-
negara diilustrasikan dalam diagram
tensi kerugian negara/daerah/perusa-
berikut ini.
haan sebesar Rp116.866.650.000,00.
Rp6.822.830.000,00.
keru-
Dari
Persentase Kasus Pengadaan Barang/Jasa yang Berpotensi Merugikan Negara/Daerah/Perusahaan Pemberian jaminan terhadap pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang, dan pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan 7%
Keterlambatan pelaksanaan pengadaan barang/jasa oleh rekanan 0,95 %
Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak11,42%
Kelebihan pembayaran tetapi pembayaran belum dilakukan sebagian atau seluruhnya 79% Selisih volume pekerjaan yang belum selesai 0,47%
Berdasarkan tabel temuan BPK, potensi
Besarnya potensi kerugian berdasarkan
kerugian keuangan negara pada peme-
bentuk
rintah pusat sebesar Rp2.088.460.000,00.
yang berbeda-beda. Potensi kerugian
94 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
kasusnya
memiliki
nominal
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
keuangan
negara/daerah/perusahaan
negara/daerah/perusahaan
sebesar
paling besar terdapat pada kasus
Rp25.051.260.000,00 atau 21,4% dari
“kelebihan
tetapi
total potensi kerugian. Posisi selan-
pembayaran belum dilakukan sebagian
jutnya didapati pada bentuk kasus “re-
atau seluruhnya”.
kanan belum melaksanakan kewajiban
pembayaran
pemeliharaan barang hasil pengadaan Pada kasus tersebut, potensi kerugian
yang telah rusak”.Bentuk kasus terse-
sebesar Rp65.003.020.000,00
but berpotensi merugikan keuangan
senilai
55,6%
dari
total
atau potensi
negara/daerah/perusahaan
dengan
kerugian. Posisi kedua ditempati bentuk
persentase sebesar 21,2% atau senilai
kasus “pemberian jaminan terhadap
Rp24.760.000.000,00. Posisi keempat
pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan
ditempati bentuk kasus “keterlambat-
barang, dan pemberian fasilitas tidak
an pelaksanaan pengadaan barang/
sesuai ketentuan”.
jasa oleh rekanan” dengan persentase 1,2% atau sebesar Rp1.406.620.000,00.
Pada
bentuk
kasus
tersebut,
ba-
Bentuk kasus “selisih volume peker-
nyaknya potensi kerugian keuangan
jaan yang belum selesai” sebesar Keterlambatan pelaksanaan pengadaan barang/jasa oleh rekanan 1,2%
Pemberian jaminan terhadap pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang, dan pmberian fasilitas tidak sesuai ketentuan 21,4%
Kelebihan pembayaran tetapi pembayaran belum dilakukan sebagian atau seluruhnya 55,6%
Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak 21,2%
Selisih volume pekerjaan yang belum selesai 0,29%
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 95
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Rp338.460.000,00 dengan persentase
Rp271.290.000,00 atau setara dengan
0,29%. Potensi kerugian keuangan ne-
0,23% dari keseluruhan jumlah po-
gara/daerah/perusahaan
ke-
tensi kerugian. Besaran jumlah potensi
cil terdapat pada kasus “barang/jasa
kerugian dari pengadaan barang/jasa
tidak sesuai spesifikasi teknis” senilai
digambarkan dalam diagram diatas.
paling
Tabel temuan BPK yang melanggar ketentuan administratif
96 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
3)
Kasus
pengadaan
barang/jasa
menunjukkan adanya kasus pelelangan proforma.
secara administratif
Pelelangan
proforma
mengindikasikan bahwa pelaksanaan Pemeriksaan BPK juga mengungkap
lelang dilakukan hanya untuk formalitas
adanya temuan administrasi berupa
saja.
penyimpangan
terhadap
ketentuan
yang berlaku. Penyimpangan tersebut
Pada pemerintah daerah dan BUMN
tidak mengakibatkan kerugian negara,
terdapat pengadaan yang dilakukan
tidak mengurangi hak negara, tidak
dengan penunjukan langsung sehingga
menghambat
dan
harga kontrak tidak dapat diyakini
indikasi
sebagai harga yang menguntungkan.
tindak pidana. Beberapa bentuk temuan
Lebih lanjut, sebaran persentase kasus
tersebut dijabarkan dalam sebuah tabel.
pengadaan barang/jasa yang melanggar
Tabel temuan BPK yang melanggar
ketentuan administratif digambarkan
ketentuan administrati. Tabel di bawah
dalam diagram berikut.
tidak
program
mengandung
entitas,
unsur
Persentase Pengadaan Barang/Jasa yang Melanggar Ketentuan Administratif
Penyusunan harga perkiraan sendiri tidak didasarkan pada data yang memadai 0,59%
Pengadaan barang dilakukan tanpa kontrak 0,3%
Pedoman pengadaan barang/jasa belum memadai 0,59%
Panitia pengadaan barang /jasa tidak memiliki harga perkiraan sendiri (HPS)0,3%
Penunjukan langsung 0,59%
Belum ada surat penugasan atas penunjukan langsung 0,3%
Pelaksanaan disubkontrakkan dari rekanan ke pihak lain 0,3%
Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran 12,42%
Pelaksanaan lelang secara proforma 7,69%
Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan 12,42%
Pembuatan kontrak tidak cermat 0,3%
Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan tetapi tidak menimbulkan kerugian negara 64,2%
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 97
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
4) Kasus pengadan barang/jasa yang
standar; (3) kemahalan harga.
menimbulkan ketidakhematan
Bentuk
kasus
“kemahalan
harga”
merupakan kasus di mana harga BPK juga menemukan ketidakhematan
barang/jasa lebih mahal dibandingkan
dalam pelaksanaan barang/jasa. Temuan
dengan pengadaan serupa pada waktu
tersebut
tiga
yang sama. Hal tersebut berdampak
bentuk kasus berupa (1) pengadaan
pada pemborosan keuangan daerah.
barang/jasa melebihi kebutuhan;
Jumlah ketiga bentuk temuan tersebut
penetapan
mengungkap
kualitas
adanya
dan
(2)
kuantitas
barang/jasa yang digunakan tidak sesuai
berjumlah
309
memboroskan
kasus
dan
keuangan
telah negara
sebanyak Rp462.885.942.000,00.
Tabel temuan BPK terkait ketidakhematan dalam pengadaan barang/jasa
98 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Berdasarkan cakupan entitas, temuan
Temuan atas pengadaan barang/jasa
ketidakhematan
yang
dalam
pengadaan
menimbulkan
ketidakhemat-
barang/jasa terbagi ke dalam em-
an terdiri dalam tiga bentuk kasus.
pat jenis entitas, yaitu pemerintah pu-
Kasus “kemahalan harga” mendomi-
sat, pemerintah daerah, perusahaan
nasi munculnya ketidakhematan dalam
BUMN, dan perusahaan BUMD. Temuan
pengadaan barang/jasa dengan 287
ketidakhematan pada pemerintah pu-
kasus atau 93% dari keseluruhan kasus
sat sebanyak 48 kasus yang senilai
ketidakhematan.
Rp240.385.730.000,00. Kasus “penetapan kualitas dan kuantiTemuan
dae-
tas barang/jasa yang digunakan tidak
senilai
sesuai standar” sebesar 4% dengan
Rp240.385.730.000,00. Temuan pada
jumlah 14 kasus. Kasus “pengadaan ba-
entitas
rang/jasa melebihi kebutuhan” sebesar
rah
pada
sebanyak
BUMN
pemerintah 193
kasus
perusahaan-perusahaan sebanyak
29
kasus
senilai
3% dengan jumlah 8 kasus. Ketiga ben-
Rp125.625.450.000,00. Lebih lanjut, te-
tuk kasus tersebut digambarkan dalam
muan pada entitas perusahaan-perusa-
sebuah diagram berikut ini.
haan BUMD sebanyak 39 kasus senilai Rp50.009.570,00.
Presentase Kasus Pengadaan Barang / Jasa yang menimbulkan ketidakhematan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 99
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Besarnya
ketidakhematan
dalam
sahaan senilai Rp7.840.470.000,00 de-
pengadaan
barang/jasa
telah
ngan persentase sebesar 1,7%. Kasus
negara/
“pengadaan barang/jasa melebihi ke-
daerah/perusahaan
mencapai
butuhan” menimbulkan ketidakhemat-
Rp462.885.942.000,00.
Mayoritas
an
memboroskan
keuangan
ketidakhematan kasus
yang
terjadi
“kemahalan
harga”
Rp454.714.292.000,00
keuangan
negara/daerah/perusa-
karena
haan senilai Rp331.180.000,00 dengan
senilai
persentase senilai 0,07%.
dengan
persentase sebesar 98%.
Gambaran persentase jumlah ketidakhematan yang memboroskan keuangan
Kasus “penetapan kualitas dan kuantitas
negara/daerah/perusahaan pada peng-
barang/jasa yang digunakan tidak sesuai
adaan barang/jasa terlihat pada diagram
standar”
berikut ini.
mengakibatkan
ketidakhe-
matan keuangan negara/daerah/peru-
Pengadaan barang / jasa melebihi kebutuhan
Penerapan kualitas dan kuantitas barang / jasa yang digunakan tidak sesuai standar 1.7 % 0.07 %
Persentase besaran ketidakhematan keuangan negara/ daerah/perusahaan pada pengadaan barang/jasa
100 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
98.23 %
Kemahalan Harga
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
ditetapkan, barang yang dibeli belum/
5) Kasus hasil pengadaan barang dan jasa yang menimbulkan ketidakefektifan
tidak dapat dimanfaatkan, serta pemanfaatan barang/jasa tidak berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.
BPK juga memeriksa aspek ketidakefektifan terkait pencapaian hasil (outcome)
Berdasarkan cakupan entitas, temuan
pengadaan barang/jasa. Ketidak efek-
ketidakefektifan
tifan tersebut mencakup beberapa hal,
barang/jasa
yaitu pemanfaatan barang/jasa dilaku-
jenis entitas, yaitu pemerintah pu-
kan tidak sesuai dengan rencana yang
sat, pemerintah daerah, perusahaan
dalam
terdapat
pengadaan
dalam
empat
Tabel ketidakefektifan hasil pengadaan barang/jasa
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 101
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
BUMN, dan perusahaan BUMD. Temuan
Temuan atas pengadaan barang/jasa
ketidakefektifan pada pemerintah pu-
yang
sat sebanyak 19 kasus yang senilai
terdiri dalam tiga bentuk kasus. Kasus
Rp455.790.000.000,00.
“barang yang dibeli belum/tidak dapat
menimbulkan
ketidakefektifan
dimanfaatkan” mendominasi munculnya Temuan
pada
pemerintah
ketidakefisienan dalam pengadaan ba-
daerah sebanyak 89 kasus senilai
rang/jasa dengan 92 kasus atau 72%
Rp123.877.030.000,00. Temuan pada
dari keseluruhan kasus ketidakefektifan.
perusahaan BUMN sebanyak 1 kasus
Kasus “pemanfaatan barang/jasa tidak
senilai
Lebih
sesuai dengan rencana yang ditetap-
lanjut, temuan pada entitas perusahaan-
kan” sebesar 17% dengan jumlah 21
perusahaan BUMD sebanyak 18 kasus
kasus. Kasus “pemanfaatan barang/jasa
senilai Rp6.415.850.000,00.
tidak berdampak pada pencapaian tu-
Rp11.990.650.000,00.
juan organisasi” sebesar 3% dengan jumlah 14 kasus. Persentase ketiga bentuk kasus tersebut dipaparkan dalam diagram berikut ini.
102 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Besarnya pengadaan
ketidakefektifan barang/jasa
Rp598.073.530.000,00. ketidakefektifan
dalam mencapai
Rp118.733.000.000,00
dengan
persentase sebesar 19,85%.
Mayoritas
dalam
hasil
Kasus “pemanfaatan barang/jasa tidak
barang/jasa
terjadi
berdampak pada pencapaian tujuan or-
karena kasus “barang yang dibeli
ganisasi” menimbulkan ketidakefektifan
belum/tidak
dimanfaatkan”
penggunaan keuangan negara/daerah/
senilai Rp466.750.500.000,00 dengan
perusahaan senilai Rp12.590.000.000,00
persentase sebesar 78,04%.
dengan persentase sebesar 2,11%.
pengadaan
dapat
Gambaran persentase jumlah ketidakheKasus jasa yang
tidak
“pemanfaatan
barang/
matan yang memboroskan keuangan
sesuai
rencana
negara/daerah/perusahaan pada peng-
mengakibatkan
adaan barang/jasa terlihat pada diagram
ditetapkan”
dengan
ketidakefektifan penggunaan keuangan negara/daerah/perusahaan
berikut ini.
senilai
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 103
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Penutup Dalam realitasnya, pengadaan barang/
Perlu
diingat
pula,
bahwa
jasa dalam penyelenggaraan pemerin-
melaksanakan pemeriksaan di semester
tahan dan BUMN/BUMD masih banyak
II tahun 2010 ini, sebagian besar entitas
terdapat pelanggaran terhadap keten-
masih belum menerapkan Peraturan
tuan yang berlaku. Jumlah temuan kasus
Presiden Nomor 54 tahun 2010. Meski
pengadaan barang/jasa tersebut cukup
begitu, dari jenis penyebab kasus
banyak dengan nominal penggunaan
pengadaan
keuangan yang besar. Hal tersebut ber-
yang
dampak pada kerugian negara, potensi
pembenahan
kerugian negara, ketidakhematan, serta
intern dan integritas serta kepedulian
ketidakefektifan.
yang
barang/jasa
ada,
tinggi
bila
pemerintah
tidak
sistem dari
dalam
dilakukan
pengendalian
para
pelaksana
pengadaan barang/jasa pemerintah. Perlu digarisbawahi bahwa temuan dan kasus-kasus yang disajikan dalam
Diharapkan
ke
depan
penerapan
artikel ini merupakan temuan dan kasus
peraturan baru pengadaan barang/jasa
hasil pemeriksaan BPK RI di semester II
pemerintah yang tidak hanya mengubah
tahun 2010 untuk beberapa entitas.
proses tetapi juga sistemnya, akan memperbaiki kinerja dan mereformasi
Dalam melaksanakan pemeriksaan ini,
sistem
pemeriksa pastinya dibatasi dengan
sehingga pada akhirnya akan menekan
beberapa
jumlah pelanggaran terhadap ketentuan
hal, seperti
penggunaan
uji petik (bukan memeriksa seluruh
pengadaan
barang/jasa
dan/atau peraturan yang berlaku.
paket PBJ yang ada), waktu, biaya, jenis
Diharapkan seluruh entitas atau organ-
pemeriksaan yang dilakukan, karena
isasi pemerintah akan turut memper-
dalam IHPS II/2010 ini tidak ada satu
baiki sistem pengadaan barang/jasa di
pun pemeriksaan khusus pengadaan
internalnya sendiri, mulai dari proses
barang/jasa pemerintah. Untuk itu, bisa
perencanaan,
jadi masih banyak kasus yang terjadi
wasan, hingga ke pemanfaatan, dan pe-
yang tidak masuk dalam perhitungan
laporannya.
dan
hal
lainnya,
termasuk
artikel ini.
104 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pelaksanaan,
penga-
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Daftar referensi Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2011. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2010. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Dimitri, Nicola, Gustavo Piga, dan Giancarlo Spagnolo. 2006. Handbook of Procurement. Cambridge: Cambridge University Press. Hermawan. 2010. Peluang Usaha di Sektor Pengadaan. Diambil dari http://www.lkpp.go.id/v2/ contentlist-detail.php?mid=537 0678244&id=8433031618 yang diakses pada tanggal 2 Agustus 2011.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 105
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
106 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
TENTANG PENULIS
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 107
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
CURRICULUM VITAE Senator Nur Bahagia
Senator Nur Bahagia, lahir di Pekalong-
Jenderal Pendidikan Tinggi, dan Se-
an, Jawa Tengah pada 31 Maret 1954.
bagai anggota dalam Pengembangan
Pendidikan dasar, ia selesaikan di SD
Konsep Sistem e-Purcashing LKPP, dan
Kesesi Pekalongan. Setelah lulus dari
masih banyak lagi.
SMP III pekalongan dan tamat dari SMA Negeri Pekalongan. Kemudian ia me-
Banyak karya tulisnya yang telah dipu-
lanjutkan sekolah di Institut Teknologi
blikasikan, diantaranya adalah “ Opti-
Bandung (ITB) untuk mengambil juru-
mization model for integrating production
san S1 teknik industri. Di tahun 1981, ia
lot and scheduling in job shop manufac-
berhasil meraih gelar magister di bi-
turing”, terbit pada Jurnal TMI 19 (1),
dang Manajemen Produksi dari Univer-
April 1999, “Design of sugar distribution
sitas d’Aix Marseille, Prancis. Dan pada
system in Indonesia”, Proceeding of Na-
tahun 1985, mendapatkan gelar doktor
tional Seminar on Industrial Policy, Band-
bidang Produksi dan Sistem logistik
ung, 2000, dan “An Integrated Approach
pada universitas yang sama.
on Model Building”, Proceeding of Industrial Planning and Policy, 2005. Ia dapat
Sempat menjabat sebagai Deputi Pusat
dihubungi melalui email dengan alamat:
Pelatihan Penyusunan Pengadaan pada
[email protected].
Institut Teknologi Bandung (yang didirikan oleh Bank Dunia), Koordinator Tim Sistem Pengembangangan Pengadaan Universitas Indonesia pada Direktorat
108 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
CURRICULUM VITAE Dr. Agus Prabowo
Dr. Agus Prabowo, dilahirkan pada ta-
rintah (LKPP), dan kini mengabdi se-
hun 1959 di Yogyakarta. Ia menyele-
bagai Deputi bidang Pengembangan
saikan S1 jurusan arsitektur di Institut
dan Pembinaan Sumber Daya Manusia
Teknologi Bandung (ITB) pada tahun
(SDM) di LKPP.
1984. Pendidikan S2 dan S3, ia selesaikan pada tahun 1985 di Universitas Hokaido, Jepang. Di 2007, ia tercatat sebagai alumni Lemhanas PPRA-40. Banyak pengalaman kerja yang ia miliki sejak tahun 1984, diantaranya pernah bekerja di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai Direktur Utama PDAM Kabupaten Kendari, Dewan Pengembangan kawasan Indonesia Timur, Direktur Utama Sumber Daya Alam dan Direktur Peninjauan Kinerja Pembangunan Daerah pada Bappenas, Deputi Pengembangan Strategi dan Kebijakan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Peme-
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 109
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
CURRICULUM VITAE Agus Kuncoro
Agus Kuncoro (GusKun), lahir di Bojo-
harawan, Pejabat Penguji Tagihan/Pen-
negoro pada tanggal 16 Agustus 1971.
andatangan SPM, Panitia Pengadaan,
Ia menempuh pendidikan kedinasan
PPK dan KPA. Saat ini menjabat sebagai
di Program Diploma III Keuangan Spe-
Pejabat Pembuat Komitmen pada Kan-
sialisasi Bea dan CukaiAngkatan 6,
tor Wilayah DJBC Jawa Timur I.
lulus tahun 1993. Pendidikan Strara 1 baru diselesaikan tahun 1999 saat lulus
GusKun memiliki Sertifikat Ahli Peng-
dari Program Studi Administrasi Niaga
adaan Tingkat Pertama/Dasar, ang-
Universitas Terbuka dan lulus dari Pro-
gota Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia
gram Studi Akuntansi, Fakultas Ekono-
(IAPI) dan memiliki sertifikat sebagai
mi Universitas Diponegoro tahun 2000.
Pelatih/Narasumber
Pengadaan
Ba-
rang/Jasa Pemerintah. GusKun beberaSejak 1 Januari1992 sampai dengan saat
pa kali menjadi pelatih/narasumber
ini, menjadi PegawaiNegeriSipil (PNS)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di
pada Direktorat Jenderal Bea dan Cu-
lingkungan Instansi Pusat, Pemerintah
kai Kementerian Keuangan. Mempu-
Daerah dan Perguruan Tinggi. Buku
nyai pengalaman dipekerjakan pada
Pengadaan pertama yang diterbitkan
Badan Pelaksanan BRR-NAD-Nias pada
adalah Cara Benar, Mudah dan Jitu Me-
tahun 2005-2008. Selama bertugas di
nang Tender Pengadaan Barang/Jasa
2 instansi tersebut, beberapa kali men-
Pemerintah (2011).
duduki jabatan yang terkait dengan Pelaksanaan APBN, mulai dari Benda-
110 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
CURRICULUM VITAE Samsul, S.Sos
Samsul, dilahirkan di Banjarmasin, Ka-
ta, dan sebagai tenaga honor Bappeda
limantan Selatan pada tanggal 17 Juli
Pemerintah Kabupaten banjar.
1975. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya pada tahun 1988 dari SDN
Tercatat beeberapa karya tulis yang
Lambung
Banjarmasin.
pernah ia publikasikan, diantaranya
Pada tahun 1991, lulus dari SMPN 10
adalah Filosofi ‘e’ Dalam Government,
banjarmasin dan berhasil menamatkan
Penting dan Tidak Penting ala Onno
sekolahnya di tingkat menengah atas
dan Drucker, Kunci Sukses Mem-
di SMAN 70 Banjarmasin pada 1994. Ia
bangun Sistem eProcurement, Kunci
berhasil menyelesaikan Pendidikan S1
Sukses Membangun Sistem eProcure-
pada program studi Administrasi Niaga
ment, eProcurement dan Peningkatan
FISIP Universitas Lambung Mangkurat,
Kesejahteraan Rakyat ‘Daerah’, ePro-
Banjarmasin di 2001. Dan dari tahun
curement
2010, ia tercatat sebagai mahasiswa
Indonesia Menuju Satu Aplikasi ePro-
S2 Magister Ilmu Ekonomi Universitas
curement, Mungkinkah?, dan yang ter-
Lambung Mangkurat Banjarmasin.
baru Pembangunan Terjebak Harga,
Mangkurat,
yang
kesemuanya
“Membingungkan,
termuat dalam rubrik
Sejak tahun 2006, ia tercatat sebagai
Opini rutin pada Harian Banjarmasin-
pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah
post- Kalsel. Semua karya tulisnya da-
Kabupaten Banjar. Sebelumnya, ia sem-
pat dibaca melalui blog pribadinya di
pat menjadi staf Litbang dan Redaksi
http:// samsulramli.wordpress.com.
pada Banjarmasin Post Group Banjarmasin, staf redaksi Majalah Pilar JakarLembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 111
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
CURRICULUM VITAE Maslani
Maslani, lahir di Pati pada tanggal 11
2004 sebagai auditor ahli pada BPKP
Februari 1976. Pada tahun 1998, ia ber-
Provinsi Sulawesi Tengah.
hasil menyelesaikan kuliah D3 dalam bidang akuntansi di STAN Jakarta dan
Maslani memiliki sertifikasi sebagai
dilanjutkan mengambil program S1
akuntan dengan Register Negara No.D
Akuntansi pada instansi yang sama, lu-
-27.081. dengan sertifikat yang dimi-
lus pada tahun 2000. Pendidikan tera-
likinya, mulai tahun 2010, Ia tercatat se-
khir yang ia ambil adalah S2 di bidang
bagai dosen akuntansi STAN Jakarta dan
Magister Ekonomika Pembangunan FEB
sebagai instruktur pada Lembaga Kebi-
UGM pada tahun 2008. Ia lulus dengan
jakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerin-
nilai IPK yang sangat memuaskan yaitu
tah. Selain itu juga, pada 2008-2009 sem-
3,93, dengan judul tesis “Konsentrasi
pat mengajar di STIE Niaga, 2006-2008
Manajemen Aset dan Penilaian Properti.
mengajar di Pusat Ppengembangan akuntansi (PPA) UGM, dan pada rentang
Saat ini ia bekerja sebagai trainer atau
tahun 2004-2006 mengajar akuntansi di
widyaiswara
PUSDIKLATWAS
tiga instansi pendidikan sekaligus, yaitu
BPKP sejak tahun 2008. Pengalaman
di Universitas Juanda, LP3I Bogor, dan
kerja sebelumnya adalah sebagai Per-
STIE BINA NIAGA. Kontak yang dapat
wakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa
dihubungi adalah m_maslani@yahoo.
Yogyakarta pada tahun 2006, pada 2004
com.
pada
bekerja sebagai auditor senior di PUSDIKLATWAS BPKP, dan dari tahun 2001-
112 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
CURRICULUM VITAE Iwan Iswanto Hardian
Iwan dilahirkan di Jember, Jawa Timur
sia (BPK RI) hingga kini. Semenjak di
pada 25 October 1974. Ia menyelesai-
BPK ia pernah mengaudit pemberian
kan pendidikan dasarnya pada tahun
Restitusi Pajak dan Laporan Keuangan
1987di Malang. Masih di kota yang
BULOG Tahun 2003 s.d 2005. Kini Ia
sama, Ia berhasil menamatkan se-
bertanggung jawab sebagai kepala
kolahnya di tingkat menengah bawah
ULP di Pusdiklat BPK RI juga menjadi in-
dan menengah atas. Kemudian Ia me-
struktur Pengadaan Barang/Jasa Pemer-
lanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi
intah. Ia pernah mengajar menge-
Administrasi Negara (STAN) dengan
nai
mengambil jurusan Akuntansi dan ber-
rintah di beberapa insititusi seperti
hasil menyelesaikannya pada 1996.
Kementerian Luar Negeri, Kemente-
Gelar Sarjana dan Master Ia raih dari
rian Sosial, Kementerian Perindus-
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
trian, BPK RI, Politeknik Negeri Banjar-
dan Universitas Gajah Mada Jogjakar-
masin, dll. Ia dapat dihubungi melalui
ta masih di jurusan yang sama yakni
e-mail di
[email protected] dan
Akuntansi.
[email protected].
Pengadaan
Barang/Jasa
Peme-
Sejak 1996, Ia telah tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan. Tak lama berselang pada 1998, Ia dipindahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indone-
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 113
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
PETUNJUK UNTUK PENULIS
114 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
PETUNJUK UNTUK PENULIS
1. Penulisan
naskah.
Naskah
yang
2. Topik.
Isi
naskah
disesuaikan
dikirim ke Jurnal Pengadaan belum
dengan rubrik Topik Utama yang
pernah
tidak
ditetapkan redaksi dan bisa juga
sedang dalam proses pengajuan
berisi topik bebas di luar Topik
untuk diterbitkan di media lain.
Utama. Tulisan dalam rubrik esai
Naskah berisi tulisan ilmiah populer
berisi pendalaman dna pergulatan
bisa berasal dari ringkasan hasil
pemikiran. Rubrik Survei berisi hasil
penelitian,survei,
penelitian tentang segala macam
diterbitkan
atau
hipotesis,
atau
gagasan orisinal seputar pengadaan
persoalan
yang
jasa yang aktual. Rubrik Laporan
kritis,
mencerahkan
membuka wawasan.
dan
pengadaan
barang/
Daerah berisi hasil pengamatan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 115
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
atau penelitian tentang pengadaan
5. Catatan kaki. Semua rujukan pada tu-
barang/jasa di satu daerah tertentu
buh tulisan, baik sumber yang meru-
di Indoenesia. Rubrik Buku berisi
juk langsung maupun tidak langsung,
tinjauan buku-buku baru atau lama
harus diletakkan dalam Catatan
yang masih relevan dengan kondisi
Kaki dengan urutan nama lengkap
sekarang.
pengarang, judul lengkap sumber, tempat terbit, penerbit, tahun terbit,
3. Panjang. Panjang tulisan untuk rubrik
dan nomor halaman, kalau perlu.
Topik Utama, Survei dan Laporan
Rujukan dari internet harap mencan-
Daerah, kecuali atas kesepakatan
tumkan halaman http secara leng-
dengan redaksi, maksimal 29.000
kap serta tanggal pengaksesannya.
karakter
dengan
spasi
(sekitar
4.000 kata) dan sudah termasuk
Contoh-contoh
catatan kaki; tetapi belum terhitung didalamnya
gambar,
Buku dengan Satu Orang Penulis
ilustrasi, bagan dan tabel. Panjang
Wendy Doniger, Splitting the Dif-
esai
jika
maksimal
ada 11.600
karakter
ference (Chicago: University
dengan spasi (tidak perlu disertai
of Chicago Press, 1999), hal
catatan kaki). Tinjauan Buku tediri
65.
dari dua versi; tinjauan pendek sekitar
11.600-14.500
karakter
dengan spasi dan tinjauan panjang sekitar
23.300-29.000
karakter
dengan spasi.
Buku dengan Dua atau Tiga Penulis Guy Cowlishaw dan Robin Dunbar, Primate Conservation Biology (Chicago: University of Chicago Press, 2000)
4. Abstrak. Setiap naskah harus disertai abstrak. Panjang asbtrak maksimal 800 karakter dengan spasi dan
Buku dengan Empat Orang Penulis atau Lebih Edward O Laumann et.al., The
hanya terdiri dari satu paragraf yang
Social
Organization
of
menggambarkan esensi isi tulisan
Sexuality: Sexual Pratices in
secara gamblang, utuh dan lengkap.
the United States (Chicago: University of Chicago Press, 1994), hal. 225-262.
116 LKPP
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Buku Terjemahan atau Suntingan
Phillip B Kurland dan Ralph
Srintil, The Iliad of Homer, diterje-
Lerner (eds), The Founders’
mahkan oleh Richmond Lat-
Constitution
timore (Chicago: University
University of Chicago Press,
of Chicago Press, 1951)
1987), atau http://press-ubs.
Yves Bonnefoy, New and Selected
uch icago.edu /fou nders /
Poems, disunting oleh John
(diakses tanggal 27 Juni
Naughton and Anthony Ru-
2006).
dolf (Chicago: University of Chicago Press, 1995)
Artikel Jurnal, Majalah, atau Surat Kabar Cetak
Bab atau Bagian dari Sebuah
John Maynard Smith,”The Origin of Altruism”, dalam Nature
Buku Andrew Wiese,”The House I Live In’:Race, Class, and African
(Chicago:
American
393 (1998), hal. 639 William
S
Niederkorn,
A
Subruban
Scholar Recants on His
Dreams in the Postwar Unit-
‘Shakespeare’ Discovery”,
ed States,”dalam Kevin M
dalam New York Times,
Kruse dan Thomas J Sugrue
20 Juni 2002 (Rubrik Seni
(eds), The New Suburban
Sastra).
History (Chicago: University
Tesis atau Disertasi
of Chicago Press, 2006), hal.
M Amundin,”Click Repetition Rate
101-102.
Patterns in Communicative
Prakata, Kata Pengantar, atau
Sounds from the Harbour
Pendahuluan dari Sebuah
Purpoise,
Buku
phocoena” (Disertasi Phd,
James Rieger,”Kata Pengantar” untuk Mary Wollstonecraft Sheley,
Frankenstein;
or,
The Modern Prometheus (Chicago:
University
of
Phocoena
Stockholm University, 1991), hal. 22-29,35. Makalah Brian Doyle,”Howling Like Dogs: Metaphorical
Chicago Press, 1982) hal.
in
XX-XXI
diajukan pada pertemuan
Buku Elektronik
Psalm
Languange
59”
(Makalah
internasional the Society of
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 117
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
Biblical Literature, Berlin,
“The New American Di-
Jerman, 19-22 Juni 2002).
lemma:
Illegal
Immigra-
Laman
tion,” The Becker-Posner
Evanston Public Library Board of
Blog, diposting 6 Maret
Trustees,”Evanston Public
2006,dalam
Library
Plan,
becker-posner-blog.com/
2000-2010: A Decade of
archives/2006/03/the_new_
Outreach,” Evanston Public
a me r ic a . h t m l#c 0 8 0 0 52
Library, dalam http://www.
(diakses tanggal 28 Maret
epl.org/library/strategic-
2006)
Strategic
plan-00.html
(diakses
tanggal 1 Juni 2005) Jurnal, Majalah atau Surat Kabar Mark A Hlatky et.al.,”Quality-OfLife and Depressive Sympin
Women
Postmenapausal after
Receiving
Surat elektronik Ibu Pengetahuan kepada Penulis, 31 Oktober Item dalam Basis Data Maya Pliny the Elder, The Natural History, John Bostock dan HT Riley (eds.), dalam the
Hormone Therapy: Result
Perseus
from the Heart and Esto-
http://www.perseus.tufts.
gen/Progestin Replacement
edu/cgi-bin/ptext?lookup=
Study (HERS) Trial”, dalam
P l i n .+Nat.+1.de d ic at ion
Journal of the American
(diakses
Medical Association 287,
November 2005)
No. 5 (2002), atau http://
Wawancara
ja ma.a ma-a s s n.org/i s -
Wawancara
Digital
Library,
tanggal
dengan
17
Bapak
sues/v287n5/rfull/joc10108.
Sukailmu, Jakarta, 1 Januari
html#aainfo (diakses tang-
2010.
gal 7 Januari 2004). Komentar Weblog Komentar Peter Pearson tentang
118 LKPP
Surat Elektronik
2005
Maya
toms
http;//www.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
SENARAI PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH
6. Tabel. Tabel, gambar, bagan dan ilustrasi harus mencantumkan dengan
jelas
nomor
tabel/gambar/
9. Nomor bukti. Setiap penulis akan menerima nomor bukti penerbitan.
bagan/ilustrasi secara berurutan, judul serta sumber data. Keterangan tabel/gambar/bagan/ilustrasi
10. Hak cipta. Dengan publikasi lewat
dil-
Jurnal Pengadaan, maka penulis
etakkan persis di bawah tabel/gam-
menyerahkan hak cipta (copyright)
bar/bagan/ilustrasi bersangkutan.
artikel
secara
utuh
(termasuk
abstrak, tabel, gambar, bagan, 7. Biodata. Penulis wajib menyertakan curriculum vitae dan foto diri.
ilustrasi) kepada Jurnal Pengadaan, termasuk hak menerbitkan ulang dalam semua bentuk media.
8. Pengiriman. Tulisan dikirim dalam dua bentuk, yaitu 1) file elektronik dan 2) naskah tercetak (2 kopi) ditujukan kepada : a. File elektronik : humas@lkpp. go.id;
[email protected] b. Naskah impin gadaan,
tercetak:
Pem-
Redaksi
Jurnal
Pen-
SME
Tower
Lt.8
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94 Jakarta 12780.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LKPP 119