1 JANUARI 201 3
34567
AKHIR DUNIA —HARUSKAH DITAKUTI?
34567 Jil. 134, No. 1
Cetakan Tiap Terbitan: 44.978.000 DALAM 204 BAHASA
JANUARY 1, 2013
Semimonthly INDONESIAN
MAJALAH INI, Menara Pengawal, memuliakan Allah Yehuwa, Penguasa alam semesta. Majalah ini menghibur orang dengan kabar baik bahwa Kerajaan surgawi Allah akan segera mengakhiri semua kejahatan dan mengubah bumi menjadi firdaus. Majalah ini membantu orang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah mati agar kita bisa memperoleh kehidupan abadi dan yang kini memerintah sebagai Raja Kerajaan Allah. Jurnal ini terus terbit sejak 1879 dan tidak terkait dengan politik. Majalah ini berpaut pada Alkitab.
Maukah Anda mendapatkan lebih banyak informasi atau belajar Alkitab gratis di rumah?
TOPIK UTAMA
Ketakutan, Ketertarikan, dan Kejenuhan Akan Akhir Dunia HALAMAN 4
ARTIKEL LAIN Kepada Pembaca 3 Mendekatlah kepada Allah —”Engkau Telah . . . Menyingkapkannya kepada Kanak-Kanak” 9 Alkitab Mengubah Kehidupan 10 Tirulah Iman Mereka —”Meskipun Ia Sudah Mati, Ia Masih Berbicara” 12 Pertanyaan Alkitab Dijawab 16
Kunjungi www.jw.org/id atau kirim permintaan Anda ke alamat di bawah ini. Untuk AMERIKA SERIKAT: Jehovah’s Witnesses 25 Columbia Heights Brooklyn, NY 11201-2483
s BACA DI INTERNET www.jw.org/id UNTUK KAUM MUDA—Waspadailah Kecemburuan!
Untuk HONGKONG: Jehovah’s Witnesses 4 Kent Road, Kowloon Tong Kowloon Untuk daftar alamat di negara lain, lihat www.jw.org/hubungi-kami. ˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang didukung sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001. Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.
r
Cari tahu apa yang terjadi atas Miriam dan Harun karena iri terhadap adik mereka, Musa. (Temukan di AJARAN ALKITAB/KAUM MUDA)
PELAJARAN ALKITABKU Bantu anak-anak belajar pentingnya mengucapkan ”terima kasih”.
r
(Temukan di AJARAN ALKITAB/ANAK-ANAK)
1 JANUARI 201 3
34567
UNDUH MAJALAH INI DALAM BERBAGAI FORMAT AKHIR DUNIA —HARUSKAH DITAKUTI?
Kepada Pembaca Majalah yang sedang Anda baca ini mulai diterbitkan pada Juli 1879. Seiring pergantian zaman, jurnal ini pun mengalami perubahan. (Lihat foto-foto di atas.) Mulai terbitan ini, Anda akan melihat lagi beberapa perubahan dalam format Menara Pengawal. Apa saja yang berubah? Pada daftar isi di halaman 2, perhatikan bagian berjudul ”Baca di Internet”. Setiap bulan, pada bagian itu Anda bisa melihat judul-judul artikel yang hanya akan tersedia di situs Web www.jw.org/id. Mengapa beberapa artikel diterbitkan di Internet? Di banyak negeri, orang semakin suka mencari informasi melalui Internet. Dengan sangat mudah, mereka bisa mengakses banyak informasi yang hanya tersedia di Web. Ada banyak buku, majalah, dan surat kabar yang dapat dibaca online. Karena menyadari tren itu, kami barubaru ini mendesain ulang situs Web kami, www.jw.org, sehingga lebih menarik dan lebih mudah digunakan. Para pengunjung situs itu dapat membaca publikasi yang tersedia dalam lebih dari 430 bahasa. Mulai bulan ini, mereka juga bisa membaca beberapa rubrik yang biasanya muncul dalam majalah ini, namun sekarang hanya akan muncul di Web.1 1 Artikel yang hanya akan muncul di Web antara lain: ”Untuk Kaum Muda”, yang berisi langkah-langkah pelajaran Alkitab khusus bagi kaum muda, dan seri ”Pelajaran Alkitabku”, yang dirancang untuk membantu orang tua mengajar anak usia tiga tahun ke bawah.
Karena ada semakin banyak artikel yang hanya akan terbit di Web, mulai terbitan ini, jumlah halaman edisi umum Menara Pengawal akan dikurangi dari 32 menjadi 16. Saat ini, Menara Pengawal diterbitkan dalam 204 bahasa. Dengan halaman yang lebih sedikit, jurnal ini kini dapat diterjemahkan ke lebih banyak bahasa. Kami harap, dengan perubahan ini, berita Alkitab yang menyelamatkan kehidupan dapat disampaikan kepada lebih banyak orang. Kami bertekad untuk terus menyediakan banyak informasi yang mendidik dan menarik —tercetak maupun online—demi manfaat para pembaca yang menghargai Alkitab dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan.
Penerbit
DI INTERNET
r
Tonton klip video ”Menara Pengawal —Diterbitkan sejak 1879” (Temukan di BERITA/Menara Pengawal—Tak Ada Majalah Lain yang Menandingi)
1 JANUARI 2013 3
TOPIK UTAMA: AKHIR DUNIA—HARUSKAH DITAKUTI?
KETAKUTAN, KETERTARIKAN, DAN KEJENUHAN AKAN
AKHIR DUNIA Bagaimana perasaan Anda tentang tanggal 21 Desember 2012, yang menurut kalender Maya konon akan membawa perubahan seluas dunia? Bergantung pada apa yang Anda harapkan, Anda sekarang bisa jadi merasa lega, kecewa, atau tidak peduli lagi. Bukankah itu hanya ramalan tentang kiamat yang lagi-lagi keliru? Bagaimana dengan ”akhir dunia” yang disebutkan dalam Alkitab? (Matius 24:3, King James Version) Ada yang takut kalau bumi akan terbakar habis. Yang lainnya terpikat akan skenario kiamat dan menunggu-nunggu apa yang akan terjadi. Banyak juga yang sudah bosan mendengar bahwa kiamat sudah dekat. Tetapi, bisa jadi mereka bereaksi demikian karena dipengaruhi fiksi, bukan fakta. Apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang akhir dunia mungkin akan membuat Anda kaget. Alkitab tidak hanya memberikan alasan-alasan untuk menantikan akhir itu tetapi mengakui bahwa orang bisa merasa jenuh jika akhir itu belum datang juga. Kami mengundang Anda untuk memerhatikan jawaban Alkitab atas beberapa pertanyaan umum tentang akhir dunia.
Apakah bumi akan terbakar habis?
JAWABAN ALKITAB: ”[Allah] telah menjadikan bumi di
tempatnya yang tetap; yang tidak akan digoyahkan sampai waktu yang tidak tertentu, atau selama-lamanya.” —MAZMUR 104:5.
Bumi tidak akan dihancurkan dengan api atau cara lain apa pun. Sebaliknya, Alkitab mengajarkan bahwa planet ini adalah tempat tinggal manusia untuk selamanya. Mazmur 37:29 menyatakan, ”Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”—Mazmur 115:16; Yesaya 45:18. Setelah menciptakan bumi, Allah mengatakan bahwa bumi ”sangat baik”, dan pandangan-Nya tidak pernah berubah. (Kejadian 1:31) Allah sama sekali tidak berniat menghancurkan bumi. Sebaliknya, Ia berjanji untuk ”membinasakan orang-orang yang sedang membinasakan bumi”. Ia tidak akan membiarkan bumi rusak total.—Penyingkapan (Wahyu) 11:18. Namun, Anda mungkin teringat akan 2 Petrus 3:7. Ayat itu mengatakan, ”Langit dan bumi yang ada sekarang disimpan untuk api.” Bukankah ini memperlihatkan bahwa bumi akan terbakar habis? Nah, Alkitab kadang menggunakan istilah ”langit”, ”bumi”, dan ”api” secara kiasan, yaitu sebagai simbol. Misalnya, ketika Kejadian 11:1 mengatakan, ”Seluruh bumi satu bahasanya,” kata ”bumi” mengartikan masyarakat manusia. Konteks 2 Petrus 3:7 menunjukkan bahwa langit, bumi, dan api juga digunakan sebagai simbol. Ayat 5 dan 6 berbicara tentang Air Bah zaman Nuh. ”Dunia pada waktu itu” binasa, namun planet kita tidak hancur. Air Bah menyapu bersih ”bumi”, atau masyarakat yang jahat. (Kejadian 6:11) ”Langit”—orang-orang yang memerintah masyarakat itu—juga dibinasakan. Dengan cara yang sama, 2 Petrus 3:7 menubuatkan kehancuran permanen seperti oleh api, atas masyarakat yang sangat jahat dan pemerintahan yang korup.
Apa yang terjadi pada akhir dunia?
JAWABAN ALKITAB: ”Dunia ini sedang berlalu, demikian pula
keinginannya, tetapi ia yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selamanya.”—1 YOHANES 2:17. ”Dunia” yang akan berlalu bukanlah planet bumi, melainkan dunia umat manusia yang tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. Sama seperti seorang ahli bedah yang akan mengangkat tumor ganas untuk menyelamatkan kehidupan pasiennya, Allah 1 JANUARI 2013 5
akan ’memusnahkan’ orang jahat agar orang baik dapat benarbenar menikmati kehidupan di bumi. (Mazmur 37:9) Dalam pengertian itu, ”akhir dunia” adalah sesuatu yang positif. Pandangan yang optimis tentang ”akhir dunia” tersirat dalam beberapa terjemahan Alkitab yang mengalihbahasakan istilah itu sebagai ”penutup sistem ini”, atau ”akhir zaman”. (Matius 24:3; Bahasa Indonesia Masa Kini) Umat manusia maupun planet bumi tidak akan binasa. Jadi, bukankah masuk akal kalau setelah itu akan ada suatu zaman atau sistem yang baru? Ya, karena Alkitab sendiri berbicara tentang ”sistem yang akan datang”.—Lukas 18:30. Yesus menyebut masa yang akan datang itu ”pembaruan segala sesuatu”. Saat itu, ia akan mengembalikan keadaan manusia seperti yang awalnya Allah kehendaki. (Matius 19:28; New International Version) Kita akan menikmati: ˛
Bumi firdaus yang aman dan makmur bagi semua orang. —Yesaya 35:1; Mikha 4:4. ˛ Pekerjaan yang berguna dan memuaskan.—Yesaya 65:21-23. ˛ Kesembuhan dari semua penyakit.—Yesaya 33:24. ˛ Tubuh yang kembali muda.—Ayub 33:25. ˛ Kebangkitan orang mati.—Yohanes 5:28, 29. Jika kita melakukan ”kehendak Allah”, yaitu apa yang Ia minta dari kita, kita tidak perlu takut akan akhir dunia. Kita malah menantikannya.
Apakah akhir dunia memang sudah dekat?
JAWABAN ALKITAB: ”Apabila kamu melihat hal-hal ini terjadi, ketahuilah bahwa kerajaan Allah sudah dekat.” —LUKAS 21:31.
Dalam buku The Last Days Are Here Again, Profesor Richard Kyle menulis bahwa ”perubahan yang mendadak dan kekacauan sosial menciptakan suasana yang kondusif untuk munculnya berbagai ramalan tentang akhir dunia”. Hal itu khususnya terjadi ketika perubahan dan kekacauan itu tidak jelas penyebabnya. Akan tetapi, para nabi dalam Alkitab yang berbicara tentang akhir itu tidak sedang berupaya menjelaskan hal-hal buruk yang terjadi pada zaman mereka. Sebaliknya, mereka diilhami oleh Allah untuk menggambarkan berbagai kondisi yang menunjukkan bahwa akhir dunia sudah sangat dekat. Perhatikan beberapa nubuat berikut dan silakan simpulkan apakah hal-hal ini sedang terjadi pada zaman kita. 6 MENARA PENGAWAL
˛
Peperangan, kelaparan, gempa bumi, dan epidemi penyakit yang mematikan.—Matius 24:7; Lukas 21:11. ˛ Kejahatan yang meningkat drastis.—Matius 24:12. ˛ Perusakan bumi oleh manusia.—Penyingkapan 11:18. ˛ Orang-orang yang mencintai diri sendiri, uang, dan kesenangan, tetapi tidak mengasihi Allah.—2 Timotius 3:2, 4. ˛ Keluarga berantakan.—2 Timotius 3:2, 3. ˛ Sikap masa bodoh terhadap bukti mendekatnya akhir itu. —Matius 24:37-39. ˛ Pemberitaan kabar baik Kerajaan Allah di seluruh bumi. —Matius 24:14. Seperti kata Yesus, jika kita melihat ”semuanya ini”, kita pun tahu bahwa akhir dunia sudah dekat. (Matius 24:33) Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa bukti yang ada sangat jelas, dan mereka memberitahukan iman mereka dengan menginjil di 236 negeri.
Apakah prediksi yang keliru tentang kiamat menunjukkan bahwa hari itu tidak akan pernah datang?
JAWABAN ALKITAB: ”Apabila mereka sedang mengatakan,
’Perdamaian dan keamanan!’ maka tiba-tiba kebinasaan menimpa mereka dalam sekejap, sama seperti sengatan penderitaan menimpa seorang wanita yang sedang hamil; dan mereka pasti tidak akan luput.”—1 TESALONIKA 5:3. Alkitab menyamakan akhir dunia dengan saat menjelang persalinan—rasa sakitnya tiba-tiba dan tak terelakkan. Masa menjelang akhir itu juga seperti kehamilan, karena seorang ibu mengetahui tanda-tanda yang semakin jelas yang menunjukkan waktu kelahiran. Dokter bisa memperkirakan tanggal persalinan; namun, meskipun meleset, sang ibu tetap yakin bahwa bayinya akan segera lahir. Sama seperti itu, prediksi yang keliru tentang akhir dunia tidak mengubah ciri-ciri pasti yang menunjukkan bahwa sekaranglah ”hari-hari terakhir”.—2 Timotius 3:1. Anda mungkin berpikir, ’Jika tanda tentang akhir dunia sudah begitu jelas, kenapa banyak orang tidak menyadarinya?’ Alkitab menunjukkan bahwa saat akhir itu mendekat, banyak orang malah akan meremehkan bukti-bukti yang ada. Bukannya mengakui perubahan-perubahan penting di hari-hari terakhir, mereka justru mengejek, ”Dari saat bapak-bapak leluhur kami tertidur dalam kematian, segala sesuatu terus berlangsung tepat seperti sejak awal 1 JANUARI 2013 7
penciptaan.” (2 Petrus 3:3, 4) Dengan kata lain, walaupun tanda hari-hari terakhir tidak dapat disangkal, banyak orang akan mengabaikannya.—Matius 24:38, 39. Artikel ini baru mengulas beberapa bukti berdasarkan Alkitab bahwa akhir dunia sudah dekat.1 Maukah Anda tahu lebih banyak? Anda bisa menghubungi Saksi-Saksi Yehuwa untuk menerima pelajaran Alkitab gratis. Anda dapat belajar di rumah, di tempat lain yang cocok, atau bahkan lewat telepon. Anda hanya perlu menyediakan waktu, namun manfaat yang akan Anda dapatkan tidak ternilai. ˇ 1 Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 9, ”Apakah Kita Hidup pada ’Hari-Hari Terakhir’?”, dari buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
APAKAH SAKSI-SAKSI YEHUWA PERNAH SALAH MEMPREDIKSI AKHIR DUNIA? Saksi-Saksi Yehuwa pernah salah memprediksi kapan akhir itu datang. Seperti murid-murid Yesus abad pertama, kadangkadang kami mengharapkan sebuah nubuat digenapi lebih cepat daripada jadwal Allah. (Lukas 19:11; Kisah 1:6; 2 Tesalonika 2:1, 2) Kami setuju dengan pandangan seorang Saksi kawakan A. H. Macmillan, yang mengatakan, ”Saya belajar bahwa kita harus mengakui kesalahan kita dan terus meneliti Firman Allah untuk mendapat lebih banyak penerangan.” Lalu, mengapa kami terus memberitakan bahwa akhir itu sudah dekat? Karena kami menganggap serius kata-kata
8 MENARA PENGAWAL
Yesus, ”Tetaplah melihat, tetaplah sadar.” Sebaliknya, jika Yesus mendapati kita sedang ”tidur”, ia akan menahan perkenannya. (Markus 13:33, 36) Mengapa? Perhatikan ilustrasi ini: Seorang penjaga di menara pemantau kebakaran mungkin mengira bahwa ia melihat sekelebat asap sehingga ia memberikan tanda bahaya yang keliru. Namun belakangan, peringatannya bisa jadi benar dan bisa menyelamatkan banyak orang. Demikian pula, kami pernah salah memperkirakan akhir dunia. Namun bagi kami, menaati Yesus dan menyelamatkan kehidupan lebih penting daripada menghindari kritik. Perintah
Yesus untuk ”memberikan kesaksian yang saksama” mendesak kami untuk memperingatkan orang-orang tentang akhir itu. —Kisah 10:42. Menurut kami, daripada terus memikirkan kapan akhir itu datang, yang lebih penting ialah yakin bahwa akhir itu akan datang, dan kami harus bertindak sesuai dengan itu. Kami menganggap serius Habakuk 2:3, yang mengatakan, ”Bahkan jika [akhir itu] tertunda [menurut perkiraan kita], tetaplah menantikannya; sebab ia pasti akan menjadi kenyataan. Ia tidak akan terlambat.”
MENDEKATLAH KEPADA ALLAH
”Engkau Telah . . . Menyingkapkannya kepada Kanak-Kanak” Maukah Anda mengetahui kebenaran tentang Allah—siapa Dia, apa yang Ia sukai dan benci, dan apa yang Ia kehendaki? Dalam Firman-Nya, Alkitab, Allah Yehuwa menyingkapkan seluruh kebenaran tentang diri-Nya. Tetapi, tidak semua orang yang membaca Alkitab lantas memahaminya. Mengapa? Karena memahami kebenaran rohani adalah suatu hak istimewa, dan tidak semua orang menerimanya. Mari kita lihat apa yang Yesus katakan mengenai hal ini.—Baca Matius 11:25. Ayat itu dimulai dengan kata-kata, ”Pada waktu itu Yesus mengatakan sebagai tanggapan.” Jadi, apa yang Yesus katakan kemungkinan adalah tanggapan atas apa yang baru saja terjadi. Ia sebelumnya menegur orang-orang di tiga kota di Galilea yang tidak menanggapi mukjizat yang ia lakukan. (Matius 11:20-24) Anda mungkin berpikir, ’Bagaimana mungkin ada orang yang tidak menanggapi kebenaran yang Yesus ajarkan padahal sudah melihat mukjizat yang ia lakukan?’ Sikap dingin mereka itu berkaitan dengan sikap hati mereka yang keras.—Matius 13:10-15. Yesus tahu bahwa untuk memahami kebenaran rohani yang ada dalam Alkitab, dibutuhkan dua hal: bantuan Allah dan sikap hati yang benar. Yesus menjelaskan, ”Aku memuji engkau di muka umum, Bapak, Tuan atas langit dan bumi, karena engkau telah menyembunyikan hal-hal ini dari orang-orang yang berhikmat dan tinggi kecerdasannya dan menyingkapkannya kepada kanak-kanak.” Kini, bisakah Anda melihat mengapa memahami kebenaran rohani dalam Alkitab dianggap sebagai hak istimewa? Yehuwa, ”Tuan atas langit dan bumi”, bisa saja menyembunyikan atau menyingkapkan kebenaran sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi, Allah tidak pilih kasih; setiap orang memiliki kesempatan untuk memahami kebenaran itu. Kalau begitu, mengapa Ia menyingkapkan kebenaran Alkitab kepada orang-orang tertentu? Yehuwa menyukai orang yang rendah hati, bukan orang yang angkuh. (Yakobus 4:6) Ia menyembunyikan kebenaran dari ”orang-orang yang berhikmat
dan tinggi kecerdasannya”, yaitu mereka yang, karena menganggap diri pintar dan terpelajar, merasa tidak memerlukan bantuan Allah. (1 Korintus 1:1921) Namun, Allah menyingkapkan kebenaran kepada ”kanak-kanak”, yaitu mereka yang datang kepada-Nya dengan hati yang tulus, memperlihatkan kerendahan hati seperti anak kecil. (Matius 18:1-4; 1 Korintus 1:2628) Putra Allah, Yesus, pernah melihat sendiri kedua sikap tersebut. Banyak pemimpin agama yang angkuh dan terpelajar tidak bisa mengerti inti ajaran Yesus, sedangkan para nelayan yang rendah hati bisa memahaminya. (Matius 4:18-22; 23:1-5; Kisah 4:13) Pada saat yang sama, beberapa orang kaya dan berpendidikan yang benar-benar rendah hati menjadi pengikut Yesus.—Lukas 19:1, 2, 8; Kisah 22:1-3. Kita sekarang kembali ke pertanyaan di awal: Maukah Anda mengetahui kebenaran tentang Allah? Jika ya, Anda pasti senang karena Allah tidak memperkenan orang-orang yang merasa diri pintar. Sebaliknya, Ia memperkenan mereka yang mungkin dianggap remeh oleh orang-orang yang cerdas. Jika Anda mempelajari Firman Allah dengan sikap yang rendah hati, Anda bisa termasuk di antara orang-orang yang menerima hadiah berharga dari Yehuwa—pemahaman tentang kebenaran mengenai diri-Nya. Memahami kebenaran ini akan membuat kehidupan Anda sekarang semakin bermakna dan membantu Anda memperoleh ”kehidupan yang sebenarnya” di masa depan, kehidupan abadi dalam dunia baru yang penuh keadilbenaran sesuai dengan janji Allah.1—1 Timotius 6:12, 19; 2 Petrus 3:13. ˇ 1 Saksi-Saksi Yehuwa senang membantu Anda mempelajari kebenaran tentang Allah dan kehendak-Nya. Anda bisa belajar Alkitab gratis dengan buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
SARAN PEMBACAAN UNTUK JANUARI
Matius 1-21
ALKITAB MENGUBAH KEHIDUPAN
”Saya akhirnya menemukan kebebasan sejati”
SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH BRIAN HEWITT
LAHIR:
1981 NEGERI ASAL:
AMERIKA SERIKAT RIWAYAT:
ANAK YANG HILANG
10 MENARA PENGAWAL
MASA LALU SAYA: Saya lahir di Moundsville, sebuah kota yang tenang di tepi Sungai Ohio di bagian utara Virginia Barat, AS. Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara, yang tiga di antaranya adalah lelaki, jadi rumah kami tidak pernah sepi. Orang tua kami suka bekerja keras, jujur, dan baik hati. Kami tidak kaya, tetapi kebutuhan kami selalu terpenuhi. Sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, Papa dan Mama berupaya semampu mereka untuk menanamkan prinsip-prinsip Alkitab dalam diri kami sewaktu kami masih kecil. Namun, saat remaja, saya mulai tergoda untuk menjauh dari apa yang telah diajarkan kepada saya. Saya ragu apakah kehidupan yang dibimbing prinsip Alkitab bisa bermakna dan memuaskan. Saya bernalar bahwa saya baru bisa bahagia kalau hidup sebebas-bebasnya. Tidak lama kemudian, saya berhenti menghadiri pertemuan ibadat. Kakak lelaki dan adik perempuan saya juga ikut-ikutan memberontak. Orang tua kami mencoba segala cara untuk membantu kami, tetapi kami menolaknya. Saya tidak menyadari bahwa ”kebebasan” yang saya dambakan justru menggiring saya menuju belenggu kecanduan. Suatu hari, sepulang sekolah, seorang teman menawari saya rokok. Saya mengambilnya. Sejak hari itu, saya menyerah pada banyak kebiasaan merusak lainnya. Belakangan, saya memakai narkoba, minum-minum, dan hidup amoral. Selama beberapa tahun berikutnya, saya mencoba berbagai jenis narkoba yang lebih keras, sehingga kecanduan saya semakin parah. Karena terjerumus semakin dalam, saya mulai menjual narkoba untuk membiayai kebiasaan itu. Meskipun saya berusaha mengabaikan hati nurani, saya terus merasa bahwa cara hidup saya ini salah. Namun, saya merasa bahwa nasi telah menjadi bubur dan tidak mungkin lagi memperbaiki diri. Walaupun saya dikelilingi banyak orang di berbagai pesta dan konser musik, saya sering merasa kesepian dan tertekan. Kadang, saya teringat akan betapa baiknya orang tua saya dan bertanya-tanya kenapa saya bisa menyimpang sejauh ini.
BAGAIMANA ALKITAB MENGUBAH KEHIDUPAN SAYA: Meskipun saya sendiri yakin saya tidak bisa berubah, ada yang belum menyerah. Pada tahun 2000, Papa dan Mama mengajak saya menghadiri kebaktian distrik Saksi-Saksi Yehuwa. Walaupun enggan, saya akhirnya pergi. Ternyata, kakak dan adik saya juga ikut. Di kebaktian, saya teringat bahwa setahun sebelumnya, saya pergi ke tempat yang sama untuk menonton konser musik rock. Betapa kontras bedanya! Di konser itu, sampah bertebaran di mana-mana, dan udara dipenuhi asap rokok. Orang-orangnya tidak ramah, dan pesan musiknya merendahkan. Namun di kebaktian ini, saya dikelilingi oleh orangorang yang benar-benar bahagia. Mereka menyambut saya dengan ramah, padahal sudah bertahun-tahun
”Alkitab memberi saya kekuatan untuk berhenti memakai dan mengedarkan narkoba sehingga saya bisa menjadi orang yang berguna” saya tidak bertemu dengan mereka. Tempat kebaktian sangat bersih, dan pesan yang disampaikan memberikan harapan. Setelah melihat pengaruh positif dari kebenaran Alkitab, saya tak habis pikir kenapa dulu saya menolaknya!—Yesaya 48:17, 18. Segera setelah kebaktian itu, saya memutuskan untuk kembali ke sidang jemaat. Kakak dan adik saya juga tersentuh akan apa yang mereka rasakan di kebaktian itu. Mereka pun memutuskan untuk kembali. Kami bertiga menerima pelajaran Alkitab. Satu ayat yang khususnya menggugah saya adalah Yakobus 4:8, yang mengatakan, ”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu.” Saya sadar bahwa jika ingin mendekat kepada Allah, saya harus membenahi kehidupan. Antara lain, saya harus berhenti merokok serta tidak lagi menyalahgunakan narkoba dan alkohol.—2 Korintus 7:1. Saya meninggalkan teman-teman lama dan mulai bergaul dengan orang-orang yang menyembah Yehuwa. Penatua Kristen yang membantu saya belajar Alkitab khususnya sangat membantu. Ia secara rutin menelepon dan mampir untuk menanyakan kabar saya. Sampai sekarang, ia adalah salah satu sahabat terdekat saya.
Pada musim semi 2001, saya melambangkan pembaktian kepada Allah dengan dibaptis. Kakak dan adik saya juga dibaptis. Bayangkan sukacita yang dirasakan orang tua dan adik saya yang tetap setia sewaktu keluarga kami akhirnya dipersatukan lagi dalam ibadat kepada Yehuwa.
MANFAAT YANG SAYA PEROLEH: Tadinya, saya pikir prinsip-prinsip Alkitab terlalu mengekang, tetapi sekarang, saya menganggapnya sebagai perlindungan yang sangat berharga. Alkitab memberi saya kekuatan untuk berhenti memakai dan mengedarkan narkoba sehingga saya bisa menjadi orang yang berguna. Saya mendapat hak istimewa untuk menjadi bagian dari persaudaraan internasional para penyembah Yehuwa. Mereka benar-benar saling mengasihi dan bersatu dalam melayani Allah. (Yohanes 13:34, 35) Dari persaudaraan ini, saya juga mendapat hadiah yang sangat istimewa—istri saya, Adrianne, yang sangat saya cintai dan sayangi. Sungguh bahagia rasanya bisa melayani Pencipta kami bersama-sama. Sekarang, saya tidak lagi menjalani kehidupan yang mementingkan diri. Saya merelakan diri sebagai penginjil sepenuh waktu, mengajar orang-orang bagaimana mereka juga bisa mendapat manfaat dari Firman Allah. Pekerjaan ini adalah sumber utama kebahagiaan saya. Saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa Alkitab telah mengubah kehidupan saya. Saya akhirnya menemukan kebebasan sejati. ˇ
1 JANUARI 2013 11
TIRULAH IMAN MEREKA HABEL
”Meskipun Ia Sudah Mati, Ia Masih Berbicara” ABEL melihat ke arah kawanan dombanya yang sedang asyik merumput di lereng bukit. Kemudian, ia memandang ke suatu tempat di kejauhan dan melihat kilauan cahaya. Ia tahu di sanalah pedang yang bernyala terus berputar tanpa henti untuk menghalangi jalan menuju Taman Eden. Orang tuanya pernah tinggal di situ, namun sekarang, mereka dan anak-anak mereka tidak bisa masuk. Bayangkan angin semilir di sore itu menerpa rambut Habel seraya ia melayangkan pandangannya ke langit dan memikirkan Penciptanya. Bisakah hubungan yang telah retak antara manusia dan Allah dipulihkan? Itulah yang sangat Habel dambakan. Habel berbicara kepada Anda sekarang. Bisakah Anda mendengarnya? Anda boleh jadi berkata, ’Mana mungkin? Bukankah putra kedua Adam ini telah lama mati?’ Jasadnya sudah lama hilang, kembali menjadi debu 60 abad silam. Alkitab memberi tahu kita tentang orang mati, ”Mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun.” (Pengkhotbah 9:5, 10) Selain itu, tidak ada satu pun kata-kata Habel yang dicatat dalam Alkitab. Jadi, bagaimana ia bisa berbicara kepada kita? Rasul Paulus diilhami untuk berkata tentang Habel, ”Melalui itu, meskipun ia sudah mati, ia masih berbicara.” (Ibrani 11:4) Melalui apa ia berbicara? Melalui iman. Habel adalah manusia pertama yang mengembangkan sifat luhur tersebut. Ia memperlihatkan iman dengan cara yang luar biasa sehingga teladannya tetap hidup dan bisa kita tiru sampai sekarang. Jika kita mengambil hikmah dari iman Habel dan berusaha menirunya, kisahnya berbicara kepada kita dengan cara yang sangat jelas dan ampuh.
H
12 MENARA PENGAWAL
Namun, apa yang dapat kita pelajari dari Habel dan imannya jika Alkitab tidak banyak bercerita tentang dirinya? Mari kita simak. HIDUP DI AWAL SEJARAH MANUSIA Habel dilahirkan di awal peradaban manusia. Yesus mengaitkan Habel dengan masa ketika ”dunia dijadikan”. (Lukas 11:50, 51) Yang Yesus maksudkan pastilah dunia umat manusia yang memiliki harapan untuk ditebus dari dosa. Habel adalah manusia keempat yang ada di bumi, namun kelihatannya, dialah manusia pertama yang Allah anggap pantas ditebus.1 Jelaslah, orang-orang di sekitar Habel tidak memberikan pengaruh yang baik. Meskipun sejarah manusia baru dimulai, dunia kala itu telah diselimuti awan kesedihan. Orang tua Habel, Adam dan Hawa, kemungkinan besar rupawan dan energik. Namun, mereka tahu bahwa mereka sudah membuat kesalahan yang sangat besar. Mereka tadinya sempurna dan bisa hidup abadi. Kemudian, mereka memberontak melawan Allah Yehuwa dan diusir dari rumah Firdaus mereka di Taman Eden. Karena mendahulukan keinginan mereka di atas segalanya—bahkan kebutuhan anak cucu mereka—Adam dan Hawa kehilangan kesempurnaan dan kehidupan abadi.—Kejadian 2:15–3:24. 1 Ungkapan ”dunia dijadikan” mengandung arti melempar benih ke bawah, yang menyiratkan gagasan beranak cucu. Jadi, hal ini berkaitan dengan keturunan pertama manusia. Namun, mengapa Yesus menghubungkan ungkapan ”dunia dijadikan” dengan Habel, bukannya dengan Kain, padahal dialah manusia pertama yang dilahirkan? Keputusan dan tindakan Kain adalah pemberontakan yang disengaja melawan Allah Yehuwa. Sama seperti orang tuanya, Kain kelihatannya tidak akan dibangkitkan ataupun mendapat manfaat tebusan.
Di luar Taman Eden, Adam dan Hawa merasakan betapa kerasnya kehidupan. Walaupun begitu, ketika anak pertama mereka lahir, mereka menamainya Kain, atau ”Sesuatu yang Dihasilkan”, dan Hawa mengatakan, ”Aku telah mendapatkan seorang lakilaki dengan pertolongan Yehuwa.” Kata-katanya menyiratkan bahwa ia mungkin mengingat janji Yehuwa di Taman Eden, yang menubuatkan bahwa seorang wanita akan menghasilkan ”benih” yang suatu hari akan menghancurkan musuh yang telah menyesatkan Adam dan Hawa. (Kejadian 3:15; 4:1) Apakah Hawa mengira bahwa dialah wanita dalam nubuat itu dan Kain adalah ”benih” yang dijanjikan? Jika demikian, ia salah besar. Selain itu, jika ia dan Adam menanamkan gagasan ini dalam diri Kain seraya ia bertumbuh dewasa, mereka hanya akan membuat Kain menjadi sombong. Hawa belakangan melahirkan anak kedua, namun kita tidak membaca kata-kata muluk tentang anak ini. Anak itu dinamai Habel, mungkin berarti ”Embusan Napas”, atau ”Kesia-siaan”. (Kejadian 4:2) Apakah nama itu mencerminkan bahwa Adam dan Hawa tidak berharap banyak kepada Habel dan lebih berharap kepada Kain? Kita tidak tahu pasti. Apa pun keadaannya, orang tua dewasa ini bisa banyak belajar dari orang tua pertama kita. Dengan perkataan dan tindakan Anda, apakah Anda memupuk kesombongan, ambisi, dan kecenderungan yang egois dalam diri anak-anak? Atau apakah Anda mengajar mereka untuk mengasihi Allah Yehuwa dan menjalin persahabatan dengan-Nya? Sayangnya, orang tua pertama kita gagal menjalankan tanggung
jawab mereka. Namun, keturunan mereka masih punya harapan. BAGAIMANA HABEL MENGEMBANGKAN IMAN? Saat dua anak lelaki itu beranjak dewasa, Adam kemungkinan melatih mereka untuk bekerja menafkahi keluarga. Kain memilih bertani; Habel memilih menggembalakan domba. Namun, Habel melakukan sesuatu yang jauh lebih penting. Seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan iman, sifat baik yang belakangan disebutkan Paulus. Coba renungkan. Tidak ada satu manusia pun yang dapat Habel jadikan teladan. Jadi, bagaimana ia sampai beriman kepada Allah Yehuwa? Perhatikan tiga hal yang membantu Habel mengembangkan iman yang kuat. Ciptaan Yehuwa. Yehuwa memang telah mengutuk tanah sehingga menghasilkan semak dan rumput duri yang menghambat pertanian. Namun, bumi tetap menghasilkan banyak makanan bagi Habel dan keluarganya. Dan, Allah tidak mengutuk binatang, yang mencakup burung dan ikan; pegunungan, danau, sungai, dan laut; langit, awan, matahari, bulan, dan bintang. Ke mana pun Habel memandang, ia melihat bukti kasih, hikmat, dan kebaikan yang sangat dalam dari Allah Yehuwa, Pribadi yang menciptakan segala sesuatu. (Roma 1:20) Merenungkan hal-hal ini dengan penuh penghargaan menguatkan imannya. Habel tentu menyisihkan waktu untuk memikirkan hal-hal rohani. Bayangkan Habel menjaga kawanan dombanya. Sebagai gembala, ia pasti banyak berjalan kaki. Ia menggiring hewan-hewan penurut
Sepanjang hidupnya, Habel dapat melihat bahwa kerub-kerub setia dan taat kepada Yehuwa
itu melewati bukit, lembah, dan sungai—untuk mencari rumput hijau yang subur, air yang segar, dan tempat istirahat yang aman. Dari antara semua ciptaan Allah, domba sepertinya paling tidak berdaya, seolah mereka memang membutuhkan manusia untuk menuntun dan melindungi mereka. Apakah Habel menyadari bahwa ia pun membutuhkan bimbingan, perlindungan, dan perhatian dari Pribadi yang lebih bijaksana dan lebih kuat? Tidak diragukan, Habel menyatakan hal-hal itu dalam doa, dan sebagai hasilnya, imannya terus bertumbuh. Janji Yehuwa. Adam dan Hawa tentu menceritakan kejadian di Taman Eden yang membuat mereka diusir dari sana. Jadi, Habel punya banyak hal untuk direnungkan.
Ciptaan membantu Habel mengembangkan iman yang kuat kepada Pencipta yang pengasih Yehuwa mengatakan bahwa tanah akan terkutuk. Habel dapat dengan jelas melihat penggenapan kata-kata itu karena semak dan rumput duri ada di mana-mana. Yehuwa juga menubuatkan bahwa Hawa akan merasakan sakit bersalin. Ketika adikadiknya dilahirkan, Habel dapat melihat benarnya hal itu. Yehuwa tahu bahwa Hawa bakal merasakan kebutuhan yang tidak seimbang akan kasih dan perhatian suaminya, sehingga Adam akan menguasainya. Habel menyaksikan kenyataan ini terjadi di depan matanya. Dalam segala hal, Habel melihat bahwa kata-kata Yehuwa selalu benar. Oleh karena itu, Habel memiliki alasan yang kuat untuk beriman pada janji Allah tentang ”benih” yang kelak akan memperbaiki semua kerusakan yang dimulai di Eden.—Kejadian 3:15-19. Hamba-hamba Yehuwa. Habel tidak bisa menemukan contoh baik di antara manusia, namun manusia bukanlah satu-satunya makhluk cerdas yang ada di bumi pada waktu itu. Sewaktu Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, Yehuwa memastikan agar mereka dan keturunan mereka tidak bisa masuk ke Firdaus. Untuk menjaga jalan masuk taman, Allah menempatkan kerub-kerub—malaikat yang kedudukannya sangat tinggi—serta pedang bernyala yang terus berputar.—Kejadian 3:24. 14 MENARA PENGAWAL
Bayangkan Habel kecil melihat kerub-kerub itu. Dalam wujud jasmani mereka, penampilan kerubkerub itu menunjukkan kekuatan yang sangat hebat. Dan ”pedang” bernyala yang terus berputar itu juga menimbulkan rasa takjub. Seiring berjalannya waktu, apakah Habel pernah melihat kerub-kerub itu merasa bosan dan meninggalkan tempat mereka? Tidak. Siang malam, tahun demi tahun, dekade demi dekade, makhluk-makhluk yang perkasa dan cerdas itu tetap berdiri di tempat mereka. Jadi, Habel belajar bahwa Allah Yehuwa memiliki hamba-hamba yang adil-benar dan setia. Dalam diri para kerub itu, Habel melihat loyalitas dan ketaatan kepada Yehuwa yang tidak dapat ia temukan dalam keluarganya. Pastilah, teladan para malaikat itu menguatkan imannya. Karena Habel merenungkan semua yang Yehuwa singkapkan tentang diri-Nya melalui ciptaan, janjiNya, dan teladan para hamba-Nya, iman Habel semakin kuat. Tidakkah Anda setuju bahwa teladan Habel berbicara kepada kita? Kaum muda khususnya bisa terhibur karena tahu bahwa mereka bisa mengembangkan iman yang sejati kepada Allah Yehuwa, tidak soal apa yang dilakukan anggota keluarga mereka. Dengan adanya segala ciptaan yang menakjubkan di sekeliling kita, Alkitab lengkap yang bisa kita baca, dan banyak teladan iman, kita sekarang memiliki dasar yang sangat kuat untuk membangun iman. MENGAPA KORBAN HABEL LEBIH UNGGUL Seraya imannya kepada Yehuwa bertumbuh, Habel mencari cara untuk memperlihatkannya dalam tindakan nyata. Tetapi, apa yang dapat diberikan seorang manusia biasa kepada Sang Pencipta alam semesta? Allah pasti tidak membutuhkan pemberian atau bantuan apa pun dari manusia. Namun belakangan, Habel memahami sebuah kebenaran penting: Jika ia memberikan miliknya yang terbaik kepada Yehuwa dengan motif yang benar, Bapak surgawinya yang pengasih akan merasa senang. Maka, Habel mempersiapkan beberapa ekor domba untuk dipersembahkan. Ia memilih hewan-hewan yang terbaik, yang sulung, serta mempersembahkan bagian-bagian yang ia anggap paling baik. Sementara itu, Kain juga berupaya mendapat berkat dan perkenan Allah, jadi ia mempersiapkan hasil ladang untuk dipersembahkan. Tetapi, motifnya berbeda dengan motif Habel. Hal ini jelas terlihat sewaktu kakak beradik itu memberikan persembahan.
Berbeda dengan Kain, Habel memberikan persembahan dengan iman
Bisa jadi, kedua putra Adam itu menggunakan mezbah dan api, dan memberikan persembahan tidak jauh dari tempat kedua kerub, yang merupakan satu-satunya wakil Allah yang ada di bumi pada waktu itu. Yehuwa memberikan tanggapan! Kita membaca, ”Yehuwa memandang dengan perkenan atas Habel dan persembahannya.” (Kejadian 4:4) Alkitab tidak menyebutkan bagaimana Allah menunjukkan perkenan-Nya. Namun, mengapa Ia memperkenan Habel? Apakah karena persembahan itu sendiri? Habel mempersembahkan makhluk hidup, dengan mencurahkan darahnya yang berharga. Apakah Habel menyadari betapa bernilainya korban seperti itu? Berabad-abad setelah zaman Habel, Allah menggunakan korban anak domba yang tidak bercacat untuk menggambarkan korban putra-Nya yang sempurna, ”Anak Domba Allah”. Darah Yesus yang tidak bersalah akan dicurahkan. (Yohanes 1:29; Keluaran 12:5-7) Akan tetapi, Habel tampaknya tidak memahami semua hal itu. Yang pasti, Habel mempersembahkan miliknya yang terbaik. Yehuwa tidak hanya memperkenan persembahan Habel, tetapi juga si pemberi. Habel bertindak karena dimotivasi oleh kasih dan iman yang sejati kepada Yehuwa.
Berbeda halnya dengan Kain. Yehuwa ”tidak memandang dengan perkenan atas Kain dan persembahannya”. (Kejadian 4:5) Bukan berarti Kain mempersembahkan sesuatu yang salah; Taurat belakangan mengizinkan persembahan berupa hasil bumi. (Imamat 6:14, 15) Tetapi, Alkitab menyatakan bahwa ”perbuatan [Kain] sendiri fasik”. (1 Yohanes 3:12) Sama seperti banyak orang dewasa ini, Kain rupanya berpikir bahwa sekadar mempertunjukkan pengabdian secara lahiriah sudah cukup. Ia tidak benar-benar beriman atau mengasihi Yehuwa, dan hal ini segera terlihat dari tindakan Kain. Ketika Kain melihat bahwa ia tidak mendapat perkenan Yehuwa, apakah ia berupaya belajar dari teladan Habel? Tidak. Ia justru memendam kebencian terhadap adiknya. Yehuwa melihat apa yang ada dalam hati Kain dan dengan sabar berusaha membantunya. Allah memperingatkan Kain bahwa ia bisa melakukan dosa serius, dan Yehuwa berjanji bahwa jika saja Kain mau berbalik, ia akan ”ditinggikan”, atau mendapat perkenan-Nya.—Kejadian 4:6, 7. Kain mengabaikan peringatan Allah. Ia malah mengajak adiknya yang tidak menaruh curiga untuk pergi bersamanya ke padang. Di sana, Kain menyerang Habel dan membunuhnya. (Kejadian 4:8) Bisa dikatakan, Habel menjadi orang pertama yang menjadi korban penganiayaan karena kepercayaannya, atau martir pertama. Habel sudah mati, namun kisahnya sama sekali belum selesai. Secara kiasan, darah Habel berseru kepada Allah Yehuwa untuk menuntut pembalasan, atau keadilan. Dan, Allah memastikan agar keadilan ditegakkan dengan menghukum Kain atas kejahatannya. (Kejadian 4:9-12) Yang lebih penting, kisah iman Habel ini berbicara kepada kita sekarang. Masa hidupnya—mungkin sekitar seabad lamanya—termasuk singkat untuk umur manusia kala itu, namun Habel menggunakan tahuntahun kehidupannya dengan cara terbaik. Ia yakin bahwa Bapak surgawinya, Yehuwa, mengasihi dan memperkenan dia. (Ibrani 11:4) Jadi, kita bisa yakin bahwa Habel ada dalam ingatan Yehuwa yang tidak terbatas dan menunggu kebangkitan untuk hidup di bumi firdaus. (Yohanes 5:28, 29) Maukah Anda bertemu dengan Habel nanti? Anda bisa jika Anda bertekad untuk mendengarkan Habel berbicara dan meniru imannya yang luar biasa. ˇ 1 JANUARI 2013 15
PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB
Siapakah nama Allah? Setiap anggota keluarga kita memiliki nama. Bahkan binatang peliharaan kita punya nama! Jadi, bukankah masuk akal jika Allah juga memiliki nama? Dalam Alkitab, Allah disebut dengan banyak gelar, seperti Allah Yang Mahakuasa, Tuan Yang Berdaulat, dan Pencipta. Namun, Ia juga punya nama pribadi. —Baca Yesaya 42:8. Beberapa terjemahan Alkitab memuat nama pribadi Allah di ayat terakhir dari Mazmur 83. Misalnya, dalam Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru, ayat itu mengatakan, ”Engkau, yang bernama Yehuwa, engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”
Mengapa kita seharusnya menggunakan nama Allah? Allah ingin agar kita menggunakan nama pribadi-Nya. Sewaktu kita berbicara dengan orang yang kita kasihi, misalnya sahabat, kita akan memanggil dia dengan namanya—terutama jika itu yang ia inginkan. Jadi, sewaktu berbicara kepada Allah, kita pun akan menggunakan nama-Nya, bukan? Selain itu, Yesus Kristus sendiri menganjurkan penggunaan nama Allah.—Baca Matius 6:9; Yohanes 17:26. Akan tetapi, untuk menjadi sahabat Allah, kita perlu mengenal Dia lebih jauh, bukan sekadar mengetahui nama-Nya. Misalnya, seperti apa kepribadian Allah? Mungkinkah kita memiliki hubungan yang akrab dengan Dia? Jawabannya ada dalam Alkitab.
Sewaktu kita berbicara dengan orang yang kita kasihi, misalnya sahabat, kita akan memanggil dia dengan namanya
Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 1 buku ini, diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN?
DAPATKAN JAWABAN BERBAGAI PERTANYAAN ALKITAB DI WEB
s
n o
Unduhan gratis majalah ini dan berbagai terbitan sebelumnya
m q
Artikel dan kegiatan untuk orang tua, remaja, dan anak-anak
p
Alkitab online dalam kira-kira 50 bahasa
wp13 01/01-IN