IX.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA Indikator Kinerja Utama (IKU) ini ditetapkan dengan tujuan: 1.
Memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan kinerja secara baik;
2.
Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisai yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah.
Indikator Kinerja Utama (IKU) menjadi penting sebagai bagian dari pengukuran akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. Pemuatan IKU dalam dokumen RPJMD Perubahan Kabupaten Kampar 2011-2016 akan membuat keterpaduan antara dokumen perencanaan dengan pelaporan akuntabilitas kinerja. IKU juga bersifat melengkapi, memperkaya, dan mempertajam indikator kinerja daerah sebagaimana ditampilkan sebelumnya. Berikut ini adalah tabel Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintahan Kabupaten Kampar 2011-2016:
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 13
MISI I: Mengembangkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, menjunjung tinggi syariat agama, taat hukum, berbudaya yang menjamin sistim sosial bermasyarakat dan bernegara dalam menghadapi tantangan global. TUJUAN Masyarakat Agamis/Beriman Memaksimalkan Fungsi dan Peran Agama dalam Pembangunan Masyarakat Berbudaya
SASARAN
Meningkatnya kunjungan wisata
Meningkatnya peran perempuan di lembaga pemerintahan dan swasta.
Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Masyarakat Berkesadaran Hukum
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL
TARGET KINERJA UTAMA TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TARGET KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD
Meningkatnya fungsi dan peran agama Jumlah sarana ibadah yang dibangun dalam masyarakat. Rasio tempat ibadah persatuan penduduk Meningkatnya peran keagamaan Rasio sekolah agama per desa/kelurahan dalam pembangunan.
Meningkatnya promosi dan investasi pariwisata, seni, dan budaya, serta pelestarian cagar budaya Masyarakat menghargai kesetaraan gender
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Terlaksananya kepastian hukum, rasa keadilan dan ketertiban masyarakat Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap Peraturan dan hukum yang berlaku Meningkatnya pemahaman prinsipprinsip dasar hukum dan Hak Azazi Manusia (HAM)
Jumlah wisatawan mancanegara Jumlah wisatawan nusantara (domestik) Jumlah devisa dari wisatawan mancanegara Jumlah promosi seni dan budaya daerah Jumlah investasi kepariwisataan Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Rasio keterwakilan perempuan di legislatif Persentase partisipasi perempauan di lembaga pemerintah Persentase partisipasi perempauan di lembaga swasta Jumlah (kasus) kekerasan terhadap perempuan dan anak Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Persentase tenaga kerja dibawah umur Angka kecelakaan kerja tenaga kerja wanita Jumlah pelanggaran yang diselesaikan (kasus) Angka kriminalitas yang ditangani Jumlah kasus pelanggaran hukum Jumlah kasus pelanggaran hukum yang tertangani (%) Persentase Pengaduan masyarakat yang tertangani
35.434 45
4,44
54
4,44
4,44
17,78
17,78
17,78
17,78
8 kasus 36 kasus
100
100
100 7593 (th 2010) 96,35%
100
0
50
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 14
TUJUAN Meningkatkan Kapasitas Birokrasi Pemerintah menuju Tata Kelola Pemerintah yang Baik
SASARAN
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintahan daerah dan desa serta lembaga pemerintah
TARGET KINERJA UTAMA TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TARGET KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD
Indeks Pelayanan Masyarakat (IPM) Jumlah organisasi perangkat daerah yang telah menerapkan manajemen mutu pelayanan Persentase penempatan pegawai sesuai dengan keahliannya Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan
MISI II : Mengembangkan Potensi SDA dan Potensi Masyarakat untuk Membangun Pondasi Ekonomi Kerakyataan yang Kokoh TUJUAN Memperkuat Ekonomi Masyarakat Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
Peningkatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan yang dapat Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi.
SASARAN Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Pemerataan Pendapatan Meningkatnya Peran Lembaga Keuangan Mikro di Perdesaan
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL
INDIKATOR KINERJA UTAMA Pertumbahan PDRB dalam Milyar Rupiah Jumlah PDRB Perkapita Indeks Ketimpangan Regional Jumlah lembaga keuangan mikro yang terbentuk
TARGET KINERJA UTAMA TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TARGET KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD
2 milyar
17 milyar
10 BUMDes 69,37 % (koperasi aktif)
20 BUMDes 79,79 % (koperasi aktif)
Jumlah kerjasama ekonomi antar desa Jumlah sarana di perdesaan yang dibangun Meningkatnya PAD Kabupaten Angka Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari PBB 1.383.466.521 (th. Kampar 2011) Angka Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari 22.240.018.462 (th. BPHTB 2010) Angka Pajak Lainnya 561.626.389,1 (th 2011)
Meningkatkan sumber PAD berdasarkan pola ruang. Peningkatan Investasi dalam Meningkatnya peran investasi Memperkuat Pondasi swasta Konomi Daerah Menurunnya tingkat pengangguran
Angka Pajak Lainnya (pola ruang) th. 2011
7109804624
Jumlah persetujuan investasi PMDN Jumlah persetujuan investasi PMA Realisasi investasi PMDN
2
Realisasi investasi PMA Menurunnya tingkat pengangguran
153.750.000.000 (th 2010) 16,10% (th. 2010)
10%
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 15
MISI III : Mewujudkan Masyarakat yang Berpendidikan untuk Meningkatkan SDM yang Bermartabat melalui Penguasaan IPTEK yang Ditopang oleh Sendi-sendi Ilmu, Iman dan Peradaban, untuk Menghasilkan Manusia yang Berdaya Saing Global TUJUAN Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat
SASARAN Meningkatnya aksesibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya bagi masyarakat miskin.
Meningkatnya mutu pendidik, Tenaga kependidikan dan manajemen sekolah.
Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca masyarakat serta layanan perpustakaan. Peningkatan kualitas kependudukan
Meningkatnya kesadaran akan kerukunan masyarakat Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah Meningkatnya pembinaan olah raga edukasi dan dukungan olahraga prestasi. Meningkatnya partisipasi stakeholder dalam pembangunan daerah Meningkatnya mutu ketenagakerjaan.
TAHUN 2012 105,00% 90,00% 95,00% 81,20% 75,00% 50,00%
TAHUN 2013 107,00% 95,00% 96,00% 84,00% 79,56% 60,00%
TAHUN 2014 108,00% 98,00% 97,00% 88,25% 82,32% 60,00%
TAHUN 2015 110,00% 99,00% 98,00% 92,35% 83,52% 68,00%
TAHUN 2016 110,00% 99,00% 99,00% 96,05% 85,00% 69,00%
KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD 110,00% 99,00% 99,00% 96,05% 85,00% 75,00%
1 : 36 1:36
1 : 32 1:32
1 : 30 1:30
1 : 25 1:27
1 : 20 1:20
1 : 20 1:20
6940
8929
menurun
menurun
menurun
menurun
menurun
menurun
menurun
Jumlah organisasi kepemudaan Jumlah kegiatan kepemudaan Meningkatnya organisasi keolahragaan yang memenuhi standar kelayakan Jumlah fasilitas olah raga bertaraf international dan nasional Persentase keterwakilan usulan hasil musrenbang di dalam dokumen RKPD (%)
8
8
8
16
16
16
16
Rasio penduduk yang bekerja Angka partisipasi angkatan kerja
1:1,18 84,54
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL
INDIKATOR KINERJA UTAMA APK SD/MI/Paket A/Sederajat APK SMP/MTs/Paket B/Sederajat APM SD/MI/Paket A/Sederajat APM SMP/MTs/Paket B/Sederajat APK SMA/MA/SMK/Paket C/Sederajat APM SMA/MA/SMK/Paket C/Sederajat Jumlah beasiswa bagi siswa miskin Jumlah siswa miskin yang dapat beasiswa Persentase guru SD/SDLB bersertifikasi Persentase guru SMP/SMPLB bersertifikasi Persentase guru SMA/SMK bersertifikasi Persentase guru SD berkualifikasi S1/D4 Persentase guru SMP berkualifikasi S1/D4 Persentase guru SMA berkualifikasi S1/D4 Rasio pendidik dan peserta didik SMP Rasio pendidik dan peserta didik SMA Rasio pendidik dan peserta didik SMK Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Jumlah buku yang tersedia Indeks kepuasan pembaca (pengunjung) Menurunnya konflik antar etnis, daerah dan agama
103,00% 86,00% 92,85% 78,90% 53,43% 46,12%
TARGET KINERJA UTAMA
10,86 (th 2010) 19,70 (th 2010) 29,78 (th 2010) 32,71 (th 2010) 1 : 38 1:40
84
92 4 15 1:1,13 88,41
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 16
1:1,135 88,12
1:1,39 87,78
1:1,14 87,16
1:1,058 94,51
1:1,059 94,51
TUJUAN
Peningkatan kualitas kesejateraan masyarakat
Peningkatan kualitas penguasaan IPTEK
SASARAN
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kepuasan kualitas pelayanan publik Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua urusan. Peningkatan Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Meningkatnya informasi melalui media massa. Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL
TAHUN 2012 2394 353575
TAHUN 2013 7181 38086
TAHUN 2014 8617 41140
TAHUN 2015 9478 43613
TAHUN 2016 10426 20374
KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD 10426 20374
78,4
80,1
81,8
83,5
85,2
1350 85,2
TARGET KINERJA UTAMA
Jumlah pencari kerja yang ditempatkan Persentase tingkat pengangguran terbuka (jumlah) Persentase penduduk memiliki NIK Persentase penduduk memiliki e-KTP dan KK Persentase penduduk pindah datang Persentase penduduk memiliki akta kelahiran (per 10000) Terpenuhinya layanan jumlah penerangan jalan dan taman Meningkatnya rumah tangga pengguna listrik (%) Jumlah SKPD yang menggunakan database format digital Jumlah layanan aplikasi e-Goverment
1661 47094 100% (th 2010) 52,02% (th 2010)
Jumlah jaringan komunikasi Rasio wartel/warnet persatuan penduduk Jumlah media center Persentase sekolah yang terkoneksi internet Jangkauan siaran radio/TV lokal terhadap populasi penduduk Jumlah surat kabar nasional dan lokal Jumlah penyiaran radio dan TV lokal Jumlah masyarakat yang menggunakan teknologi tepat guna (desa) Jumlah desa yang sudah menggunakan teknologi tepat guna
15 0,011%
20
40
40 0,017%
50 0,019%
60 0,020%
60 0,020%
terjangkau
terjangkau
terjangkau
terjangkau
terjangkau
terjangkau
terjangkau
tersedia tersedia
tersedia tersedia
tersedia tersedia
tersedia tersedia
tersedia tersedia
tersedia tersedia
tersedia tersedia 4 paket
250
250
250
250
250
250
250
215 (th 2010) 1147 76,7
MISI IV : Mewujudkan Pembangunan Kesehatan yang Berkualitas dan Terjangkau oleh Seluruh Lapisan Masyarakat TUJUAN Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana
SASARAN Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan.
INDIKATOR KINERJA UTAMA Cakupan komplikasi kebidananyang ditangani Cakupan pelayanan Puskesmas Cakupan kunjungan bayi Cakupan Balita Gizi buruk dapat perawatan Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL 95,65 (th 2010) 85,62 (th 2010) 72,86 (th 2010) 100% (th 2010) 81,48 (th 2010)
TARGET KINERJA UTAMA TAHUN 2012
100
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 17
TAHUN 2013
100
TAHUN 2014
TAHUN 2015
100
100
TAHUN 2016
100
KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD
100
TUJUAN kesehatan
SASARAN Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Meninggkatnya persentase rumah dan lingkungan sehat Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan.
INDIKATOR KINERJA UTAMA Menurunnya Angka Kematian Daerah Menurunnya Angka Kematian Bayi Menurunnya Angka Kematian Balita Menurunnya Angka Kematian Ibu melahirkan Meningkatnya Usia Harapan Hidup Rasio Puskesmas perawatan dengan kecamatan Rasio Puskesmas non perawatan untuk 30.000 penduduk Rasio Puskesmas Pembantu dengan desa Rasio tempat tidur RSUD dengan jumlah penduduk Persentase Rumah memiliki sanitasi dasar sehat Rasio rumah layak huni Rasio permukiman layak huni Jumlah penduduk miskin yang mendapat Jaminan Kesehatan Cakupan pelayanan Jamkesmas Persentase RT berperilaku hidup bersih dan sehat Jumlah keluarga sadar gizi (kadarzi) di desa Persentase desa siaga aktif Persentase posyandu mandiri dan purnama Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif Jumlah Rumah Sakit swasta Cakupan pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan swasta
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL
69,88 8 unit (th. 2010) 19 unit (th 2010) 28 unit (th 2010) 95 tempat tidur (th 2010) 50 80,64 (th 2010)
40.36 (th 2010) 20
TARGET KINERJA UTAMA TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD
69,90
69,91
69,93
69,95
69,98
70,00
54
58
64
70
75
75
45
624 (th. 2010)
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 18
MISI V : Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur yang Dapat Menurunkan Tingkat Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat TUJUAN Peningkatkan pengembangan kawasan strategis Peningkatan partisipasi masyarakat berbasis infrastruktur Peningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan
Peningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung ekonomi
SASARAN Meningkatnya pembangunan kawasan strategis Menngkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan lingkungan.
Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi untuk menunjang sentra ekonomi
INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah kawasan wisata Jumlah kawasan industri Jumlah agrowisata dan agropolitan Jumlah Desa/kelurahan yang memiliki lembaga kemasyarakatan yang aktif Persentase penanganan sampah Persentase luas permukiman yang tertata Tempat pembuangan sampah persatuan penduduk Persentase lingkungan permukiman kumuh Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Rasio Jaringan Irigasi (meter/ha) Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik (%)
KONDISI KINERJA UTAMA AWAL
TARGET KINERJA UTAMA TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
250
KINERJA UTAMA AKHIR RPJMD
250
86,02 (th 2010) 0,73 (th 2010) 0,0011 (th 2010) 1.335,20 Km
1.375,26 Km
1.415,31 Km
1.455,37 Km
1.495,42 Km
1.535,48 Km
63,92%
66,95%
69,98%
73,01%
74,00%
75,00%
1.535,48 Km 75,00%
79,76 46,5
79,76 47
79,76 47,5
79,76 48
79,76 49
79,76 50
77 50
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 19
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. SPPN mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai penjabaran visi, misi dan program kerja Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dalam konteks pembangunan Kabupaten Kampar, penyusunan RPJMD dilakukan setelah berlangsungnya proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Tahun 2011 dan bersamaan dengan itu berakhir pula periode perencanaan RPJMD Tahun 2007-2011. Rujukan utama dalam penyusunan RPJMD adalah dokumen visi, misi dan program kerja Bupati/Wakil Bupati Kampar terpilih yaitu dokumen yang disampaikan dalam Rapat Paripurna Khusus DPRD Kampar pada Tanggal 23 September 2011. Visi, misi dan program prioritas dalam dokumen tersebut diadopsi dalam RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 20112016. Periode 2011-2016 merupakan bagian dari tahapan kedua dan ketiga dari RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025. Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
(RPJPD)
Kabupaten
Kampar
2005-2025,
menyebutkan bahwa prioritas pembangunan lima tahun kedua dan ketiga (RPJMD Tahap II Tahun 2011-2016) diarahkan pada “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar yang Madani, Berakhlak, dan Bermoral menuju Kehidupan yang Sehat, Sejahtera, serta Berdaya Saing pada Tahun 2016” Semakin membaiknya kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan pelayanan dasar terutama di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial serta pembangunan infrastruktur daerah yang mendukung agribisnis. Lebih lanjut RPJPD menggariskan bahwa, dalam tahap kedua tersebut pelayanan pendidikan diprioritaskan pada
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 I. 1
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan memulai pengembangan hingga ketingkat 12 tahun. Pelayanan pendidikan tersebut diharapkan semakin didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana dan tenaga kependidikan yang semakin berkualitas dengan biaya pendidikan yang dapat dijangkau oleh keluarga miskin. Demikian juga pelayanan kesehatan diarahkan pada semakin meratanya akses pelayanan kesehatan terutama meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit umum daerah (RSUD Bangkinang). Adapun pembangunan infrastruktur dasar terutama diarahkan pada peningkatan kualitas jaringan jalan dan jembatan, jaringan irigasi serta fasilitas publik lainnya yang memperluas aksesibilitas pusat-pusat pertumbuhan wilayah. Untuk mendukung terciptanya peningkatan pelayanan dasar tersebut, mutlak diperlukan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin baik dengan dukungan sistem perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi pembangunan daerah yang semakin berkualitas. Disamping itu, secara khusus RPJPD mengamanatkan arah pengembangan potensi agribisnis semakin dipertajam melalui pemantapan kemampuan SDM yang handal dalam perencanaan dan pengembangan agribisnis, SDM pengelolaan sektor primer dan sekunder dengan didukung oleh sekolah menengah tekhnologi pengolahan produk, yang diharapkan dapat berdampak langsung pada peningkatan daya saing produk agribisnis daerah. Bersamaan dengan itu, pemerintah daerah diharapkan semakin mendorong keterlibatan sektor swasta untuk mengembangkan industri pengolahan yang didukung oleh regulasi, perizinan dan iklim investasi yang kondusif. Pada tahap ini kawasan- kawasan agribisnis diharapkan semakin berkembang pesat atas dukungan infrastruktur yang semakin lengkap. Disamping amanat RPJPD tersebut, penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar 2011-2016 juga memperhatikan RPJMD Provinsi Riau Tahun 2009-2013 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 yang diamanatkan melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010. Selanjutnya, RPJMD Kabupaten Kampar 2011-2016 menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), yang nantinya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk setiap tahunnya, dan dijadikan sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Kampar.
LANDASAN HUKUM Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016, peraturan perundangan yang digunakan sebagai landasan hukum adalah : 1.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421).
2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
I. 2 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. 3.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548).
4.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725).
5.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578).
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585).
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664).
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah
Daerah. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009. 14. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 16. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 I. 3
tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. 17. Peraturan
Daerah
Provinsi
Riau
Nomor
09
Tahun
2009
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Riau Tahun 2005 -2025. 18. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2009-2013. 19. Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kampar Tahun 2005-2025.
HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan Pemerintah Kabupaten Kampar khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan. Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnnya adalah sebagai berikut: 1.
RPJMD dan RPJPD Kabupaten Kampar
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 merupakan RPJMD Tahap Kedua dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten K a m p a r Tahun 2005-2025. Penyusunan RPJMD selain menjabarkan memuat visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati Kabupaten K a m p a r terpilih, juga berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam RPJPD Kabupaten Kampar Tahun 2005-2025. 2.
RPJMD dan RTRW Kabupaten Kampar Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Kampar sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Kampar.
3.
RPJMD dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra- SKPD) Kabupaten Kampar RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) yang berwawasan 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kampar.
I. 4 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
4.
RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 setiap tahun dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Kampar yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD disusun melalui proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Kampar yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, dan kabupaten. Gambar 1 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Pada Gambar 1.1 diatas dapat dilihat hubungan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan pembangunan daerah, baik dengan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Kampar lainnya maupun dengan dokumen perencanaan pembangunan Pemerintah Pusat dan Propinsi. Selanjutnya RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 dijadikan sebagai acuan penyusunan Rencana Strategis Stuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Tahun 20112016 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar dan acuan dalam penyusunan Renacana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) periode Tahun 2011-2016. Selain itu di dalam RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 juga dicantumkan program-program tahun transisi, sebagai dasar penyusunan RKPD Tahun 2016 yaitu sebelum ditetapkannya RPJMD periode berikutnya.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 I. 5
SISTEMATIKA PENULISAN Sistematikan penulisan Dokumen RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016, mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan
Memuat Latar Belakang, Landasan Hukum, Hubungan RPJM dengan Perencanaan lainnya, Sistimatika Penyusunan RPJMD Kampar 2011-2016 serta Maksud dan Tujuan. BAB II
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Memuat evaluasi pencapaian indikator makro pembangunan daerah dan kondisi eksisting yang mencakup aspek geografis dan demografis, kondisi kesejahteraan rakyat, kondisi pelayanan umum, dan kondisi daya saing daerah. BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Menjelaskan kondisi keuangan daerah dari berbagai sumber dana dan kebijakan pemerintah daerah dalam hal pendapatan, belanja, dan pembiayaan pembangunan daerah serta kerangka rencana pendanaan program/kegiatan. BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis Memuat analisis potensi dan masalah pembangunan daerah serta rumusan isu strategis. BAB V
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Memuat visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dan sasaran pencapaian visi dan misi. BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan Memuat dan menjelaskan strategi dan kebijakan pembangunan daerah, sebagai arah bagi SKPD dan lembaga terkait dalam merumuskan sasaran strategis guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Memuat program prioritas dan program pencapaian misi pembangunan daerah dan indikator setiap program, disusun dengan memperhatikan Renstra SKPD. BAB VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Memuat indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan. BAB IX Indikator Kinerja Daerah Memuat indikator kinerja utama, indikator kinerja kunci dan indikator kinerja program pembangunan daerah yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran RPJMD Kabupaten Kampar.
I. 6 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan Memuat kaidah pelaksanaan dan penegasan dalam menerapkan RPJMD serta tindak lanjut yang perlu dilaksanakan oleh SKPD. Program Transisi untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada akhir masa jabatan kepala daerah.
MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 dimaksudkan untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan yang terarah, efektif, efisien dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Kampar dengan memperhatikan arah RPJPD Kabupaten Kampar Tahun 2005-2025, serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Kampar. RPJMD Kabupaten Kampar juga dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman resmi bagi Pemerintah Kabupaten Kampar dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD (RenstraSKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Kampar. Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut: (1) Menjabarkan visi, misi, dan program Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Kampar ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan dari Tahun 2012 hingga Tahun 2016. (2) Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Kampar dalam menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kabupaten Kampar. (3) Mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik antar SKPD, antara Pemerintah Kabupaten Kampar dengan pemerintahan Kabupaten/Kota lainnya, antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Provinsi, serta antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. (4) Menyediakan ukuran kinerja dalam mengevaluasi kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 I. 7
I. 8 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
II.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Pembangunan daerah bertumpu pada kondisi kewilayahan daerah. Aspek Geografi dan Demografi merupakan salah satu aspek kondisi kewilayahan yang mutlak diperhatikan sebagai ruang dan subyek pembangunan. Dari uraian ini diharapkan dapat terpetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kabupaten Kampar Lima Tahun kedepan.
II.1.1 Kondisi Geografi II.1.1.1
Batas dan luas wilayah
Sebagai salah satu dari dua belas kabupaten/kota di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar terdiri dari 21 kecamatan dan 250 desa/kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.128.928 Ha. Secara astronomis terletak diantara terleta antara 01000’40” Lintang Utara sampai 00027’00” Lintang Selatan dan 100028’30” –101014’30” Bujur Timur. Adapun batas- batas wilayah sebagai berikut: •
Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak.
•
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi.
•
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera Barat.
•
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak.
Di daerah Kabupaten Kampar terdapat dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil yaitu: •
Sungai Kampar yang panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7m dengan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu dan Kampar Kiri.
•
Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8–12 m yang melintasi Kecamatan Tapung.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐1
Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budi daya ikan maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).
II.1.1.2
Topografi
Secara topografis, Kabupaten Kampar merupakan daerah bergelombang dengan dataran rendah, rawa-rawa, dataran tinggi atau perbukitan dan sedikit bergunung dengan ketinggian rata-rata sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten Kampar untuk menjadi daerah pertanian. Disamping itu, kondisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Kampar terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu tanah jenis organosol dan glei humus dengan bahan aluvial, jenis tanah podsolik merah kuning dengan bahan induk batuan endapan dan beku, dan jenis tanah podsolik merah kuning latosol, litosol dengan bahan induk batuan beku. Tekstur tanah yang ada di Kabupaten Kampar pada umumnya liat berpasir dan lempung pasir. Kabupaten Kampar dengan luas lahan sebesar 1.052.458 hektar, penggunaan tanahnya dapat dibedakan menjadi tanah untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal kebun, ladang huma, padang rumput, tambak, kolam, lahan sementara tidak diusahakan, hutan, perkebunan, sawah dan lainnya. Dari berbagai jenis tanah yang tersebar, seluas 11.542 hektar (1,10 %) digunakan untuk lahan sawah, dan 1.040.916 hektar (98,90 %) merupakan lahan kering. Pada umumnya sebagian besar lahan kering dimanfaatkan untuk usaha perkebunan seluas 311.775 hektar (29,95 %).
II.1.1.3
Klimatologis
Kabupaten Kampar beriklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim yakni musim hujan dan kemarau. Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis. Temperatur minimum terjadi pada bulan November Dan Desember yaitu sebesar 210C. Temperatur maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 350C. Jumlah hari hujan dalam Tahun 2009, yang terbanyak adalah disekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri Pada Tahun 2009, jumlah hari hujan setahun rata-rata 256 hari. Kondisi klimatologis demikian amat cocok dalam pengembangan berbagai komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan
beberapa jenis komoditi
perkebunan. Dalam 5 (lima) Tahun belakangan ini belum menggambarkan terjadinya kondisi ekstrim pada musim hujan dan musim kemarau.
II.1.1.3.1
Geologi dan Kerawanan Bencana
Kabupaten Kampar sebagaimana sebagian wilayah Indonesia terletak ditengah-tengah Pulau Sumatra. Dimana keadan alam sangat dipengaruhi dengan curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi geologis tersebut menyebabkan Kabupaten Kampar kaya akan hasil tanah dan pertanian sekaligus rawan terhadap bencana alam. Sedangkan dari segi kerawanan bencana, Kabupaten Kampar memiliki ancaman bencana longsor yang cukup tinggi dengan jumlah lokasi sebanyak lima titik. Titik rawan longsor ini tersebar di Desa Pulau Gadang, Desa Merangin, dan sepanjang jalan perbatasan Sumbar-
II-‐2 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Riau. kondisi tanah tebing yang terus tergerus air, disepanjang jalan sangat memungkinkan terjadinya longsor. Bencana alam lainnya yang perlu diwaspadai adalah banjir dengan seringnya meluap air Sungai Kampar, Sungai Subayang dan Sungai Tapung di Kabupaten Kampar ynag mengakibatkan terendamnya sepertiga dari jumlah desa di Kampar, tepatnya 82 desa dari 250 desa dan kelurahan di Kabupaten Kampar. Hingga waktu belakangan terakhir 16 Wilayah Kecamatan dari 20 Kecamatan di Kabupaten Kampar masih terendam banjir. Kondisi geologis seperti itu memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Kabupaten Kampar dalam pembangunan daerah. Pengelolaan potensi sumberdaya geologis yang berwawasan lingkungan sekaligus mitigasi bencana alam dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjadi jawaban untuk dapat mengoptimalkan potensi sumberdaya geologis yang dimiliki Kabupaten Kampar.
II.1.1.3.2
Daerah Aliran Sungai
Kabupaten Kampar memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) y a n g b e s a r dan beberapa sungai kecil yaitu Sungai Kampar yang panjangnya ±413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dengan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu dan Kampar Kiri. Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ±90 km dengan kedalaman rata-rata 8–12 m yang melintasi Kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budi daya ikan maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang). Tingginya sedimentasi, berkurangnya jumlah dan debit mata air, serta semakin meluasnya wilayah bukaan di bagian hulu DAS menunjukkan kondisi DAS sebagian besar mengalami degradasi sehingga upaya rehabilitasi mendesak dilakukan.
II.1.2 Kondisi Demografi II.1.2.1 Informasi
Jumlah Penduduk
jumlah
penduduk
amat
penting
bagi
pembangunan daerah
mengingat
penduduk merupakan subyek sekaligus obyek pembangunan itu sendiri. Pada Tahun 2010, pemerintah menyelenggarakan Sensus Penduduk (SP) yang diselenggarakan secara nasional. Jumlah penduduk Kabupaten Kampar berdasarkan sensus Tahun 2010 berjumlah 679.492 jiwa terdiri dari 351.793 laki-laki (51,7%) dan perempuan 327.492 jiwa (48,2%). Distribusi, rata-rata anggota keluarga per kecamatan sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐3
Tabel 1 Distribusi Rata-Rata Anggota Keluarga Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Kampar KECAMATAN
Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Siak Hulu Perhentian Raja JUMLAH
LUAS (KM2)
JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN PENDUDUK
915,3 1.301,25 759,7 330,59 597,9 1.406,40 151,41 207,83 1.365,97 1.169,15 1.013,56 177,18 253,50 136,28 173,0 76,92 79,84 371,9 689,80 111,54 11.289,28
27.946 11.665 10.097 24.174 16.191 38.661 23.990 22.261 81.529 70.857 51.845 33.765 30.506 45.441 22.595 16.608 18.010 46.930 70.020 16.194 679.285
31 9 13 73 27 27 158 107 60 61 51 191 120 333 131 216 226 126 101 16.194 60
Sumber : Diolah dari Sensus Penduduk Kampar 2010
II.1.2.2
Pertumbuhan Penduduk
Tingkat pertumbuhan penduduk dihitung dengan menggunakan data sensus penduduk. Data sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan setiap 10 Tahun sekali (sejak Tahun 1980) amat berguna dalam mengetahui jumlah dan tingkat penduduk faktual, data sensus selanjutnya digunakan untuk memproyeksi data penduduk tahunan. Laju Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kampar per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni antara Tahun 2000 sampai dengan 2010 sebesar 3,99 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Tapung Hulu adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yakni sebesar 9,16 persen, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Rumbio Jaya yaitu sebesar 0,77 persen. Gambar 1 Tingkat Kepadatan Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Kampar
Sumber : Diolah dari Sensus Penduduk 2010, BPS 2011
II-‐4 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.1.2.3
Struktur dan Komposisi Penduduk
Kabupaten Kampar dengan luas wilayah sekitar 11.289,28 kilo meter persegi dan didiami oleh 686.030 orang dengan kepadatan penduduk sebanyak 64 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Bangkinang yaitu sebanyak 427 orang per kilo meter persegi sedangkan kecamatan yang paling rendah adalah Kecamatan Kampar Kiri Hulu yaitu sebanyak 8 orang per kilo meter persegi.
II.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT II.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II.2.1.1
Pertumbuhan PDRB
Perkembangan PDRB Kabupaten Kampar dan kontribusi dari masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel 2.2. PDRB atas dasar harga konstan yaitu jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dihitung berdasarkan atas dasar harga pada tahun tertentu. PDRB Kabupaten Kampar berdasarkan atas dasar konstan tahun 2000 untuk tahun 2006 berjumlah Rp 7,563,362.67 miliar yang terdiri dari sektor pertanian Rp 4,331,756.70 miliar, sektor pertambangan Rp 4,222,074.22 miliar, sektor industri Rp 3,689.59 miliar, sektor listrik, gas dan air bersih Rp 3,689.59 miliar, sektor kontruksi Rp 150,313.65 miliar, sektor perdagangan Rp 369,785.89 miliar, sektor pengangkutan & komunikasi Rp 119,160.04 miliar, sektor keuangan Rp 41,384.16 miliar, sektor jasa Rp 277,121.76 miliar. Jika dilihat peranan masingmasing sektor, sektor pertanian memberikan kontribusi yang paling besar sebesar 60.03 %, diikuti dengan sektor perdagangan 10.58 %, sektor industri pengolahan sebesar 8.08 %, dan jasa sebesar 7.93 % dan sektor lainnya hanya sebesar 13,38 %. Tabel 2 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006-2011 atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kampar NO
SEKTOR
1
Pertanian Pertambangan & penggalian
2
2006
2007
2008
2009
2010
2011*
(RP)
%
(RP)
%
(RP)
%
(RP)
%
(RP)
%
(RP)
%
2,097,457.87
60.03
2,238,220.31
59.31
2,383,948.33
58.51
2,541,710.00
57.75
2,709,140.00
56.94
2,884,835.87
56.15
152,986.88
4.38
174,291.59
4.62
198,019.78
4.86
224,940.00
5.11
255,870.00
5.38
289,367.35
5.63
3
Industri pengolahan
282,375.49
8.08
312,556.16
8.28
345,373.50
8,61
381,120.00
8.66
422,090.00
8.87
465,354.80
9.06
4
Listrik,gas & air bersih
3,689.59
0.11
4,026.70
0.11
4,400.67
0,11
4,810.00
0.11
5,250.00
0.11
5,727.20
0.11
5
Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran
150,313.65
4.30
165,078.31
4.37
181,894.17
4,54
200,080.00
4.55
219,590.00
4.61
240,887.87
4.69
369,785.89
10.58
404,618.00
10.72
446,535.10
11,14
490,690.00
11.15
540,250.00
11.35
594,322.65
11.57
7
Pengangkutan & komunikasi
119,160.04
3.41
129,468.93
3.43
139,161.31
3,47
150,290.00
3.41
162,540.00
3.42
175,057.62
3.41
8
Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan
41,384.16
1.18
46,233.79
1.23
51,970.93
1,30
58,340.00
1.33
65,630.00
1.38
73,647.48
1.43
9
Jasa-jasa
277,121.76
7.93
299,075.11
7.93
323,115.28
8,06
349,290.00
7.94
377,920.00
7.94
408,591.77
7.95
6
PDRB WITHOUT 3,494,275.33 100 3,773,568.90 100 4,074,419.07 100 4,401,270.00 100 4,758,280.00 100 5,137,792.60 100 GAS Sumber : Kampar dalam angka 2010,* proyeksi
Perkembangan PDRB atas harga berlaku tahun 2006-2011, dapat dilihat pada tabel 2.3. PDRB atas dasar harga berlaku yaitu jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dihitung berdasarkan atas dasar harga pada tahun yang bersangkutan. PDRB Kabupaten Kampar pada
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐5
Tahun 2006 berjumlah Rp 7.372.645,39 miliar yang terdiri dari sektor pertanian Rp 4.331.756,7 miliar, sektor pertambangan Rp 225,002.29 miliar, sektor industri Rp 1.389.026,23 miliar, sektor listrik, gas dan air bersih Rp 7.934,19 miliar, sektor perdagangan Rp 514.888,41 miliar, sektor pengangkutan & komunikasi Rp 243,221.16 miliar, sektor keuangan Rp 187,892.90 miliar, sektor jasa Rp 393.373,57 miliar. Jika dilihat peranan masingmasing sektor, sektor pertanian memberikan kontribusi yang paling besar sebesar 58,75 %, diikuti dengan sektor industri pengolahan sebesar 18,84 %, sektor perdagangan 6,98 % dan sektor lainnya hanya sebesar 15,43 %. Tabel 3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2011 Kabupaten Kampar No 1
2006
Sektor
(RP)
2007 %
(RP)
2008 %
(RP)
2009 %
%
Pertanian 4,331,756.70 Pertambangan & 225,002.29 penggalian
58.75 5,443,863.53
3
Industri pengolahan
18.84 1,643,445.06
4
Listrik,gas & air bersih
7,934.19
0.11
9,209.90
0.10
10,996.01
0.10
12,970.00
5
Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran
243,221.16
3.30
379,836.87
4.15
554,058.68
4.89
892,853.07
514,888.41
6.98
599,786.66
6.56
780,888.95
6.89
876,100.00
7
Pengangkutan & komunikasi
243,221.16
3.30
379,836.87
4.15
554,058.68
4.89
8
Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan
187,892.90
2.55
230,496.67
2.52
297,309.30
9
Jasa-jasa
393,373.57
5.34
450,732.18
4.93
517,107.13
2
6
PDRB without gas
1,389,026.23
7,372,645.39
3.05
296,400.10
100 9,147,023.83
59.52 6,719,260.54 3.24
59.30 7,991,840.00
371,916.83
17.97 1,961,051.22
3.28
2011*
(RP)
%
58.24 9,250,620.00
459,230.00
17.31 2,333,650.00
100 11,331,799.75
2010
(RP)
3.35
%
56.76 10,608,443.47 55.24
562,470.00
3.45
17.00 2,753,710.00 0.09
(RP) 672,073.85
3.50
16.90 3,198,837.00 16.66 17,743.77
0.09
6.51 1,300,995.00
7.98 1,816,575.00
9.46
6.38 1,210,360.00
7.43 1,502,997.89
7.83
831,080.00
6.06 1,163,510.00
7.14 1,569,101.63
8.17
2.62
377,570.00
2.75
475,740.00
2.92
592,922.30
3.09
4.56
589,490.00
4.30
674,970.00
4.14
766,845.13
3.99
100 19,205,091.14
100
100 13,723,330.00
15,170.00
0.09
100 16,297,310.00
Sumber : Kampar Dalam Angka 2010, * proyeksi
Tampak sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cenderung melambat. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada sektor kontruksi, perdagangan, dan keuangan. Untuk selain sektor diatas masih memberikan kontribusi yang relatif kecil, yang menunjukkan pentingnya perhatian yang serius pada sektor ini. Mengenai perbandingan kontribusi masing-masing sektor dalam PDRB Tahun 2006-2011 atas dasar harga berlaku dan harga konstan dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut. Tabel 4 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2006-2011 Kabupaten Kampar 2006
2007
2008
2009
2010
2011*
HB
HK
HB
HK
HB
HK
HB
HK
HB
HK
HB
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
58.75
60.03
59.52
59.31
59.30
58.51
58.24
57.75
56.76
56.94
55.24
56.15
2
Pertanian Pertambangan& penggalian
3.05
4.38
3.24
4.62
3.28
4.86
3.35
5.11
3.45
5.38
3.50
5.63
3
Industri pengolahan
18.84
8.08
17.97
8.28
17.31
8,61
17.00
8.66
16.90
8.87
16.66
9.06
4
Listrik,gas & air bersih
0.11
0.11
0.10
0.11
0.10
0,11
0.09
0.11
0.09
0.11
0.09
0.11
5
Konstruksi
3.30
4.30
4.15
4.37
4.89
4,54
6.51
4.55
7.98
4.61
9.46
4.69
6
Perdagangan, hotel, & restoran
6.98
10.58
6.56
10.72
6.89
11,14
6.38
11.15
7.43
11.35
7.83
11.57
7
Pengangkutan & komunikasi
3.30
3.41
4.15
3.43
4.89
3,47
6.06
3.41
7.14
3.42
8.17
3.41
8
Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan
2.55
1.18
2.52
1.23
2.62
1,30
2.75
1.33
2.92
1.38
3.09
1.43
9
Jasa-jasa
5.34
7.93
4.93
7.93
4.56
8,06
4.30
7.94
4.14
7.94
3.99
7.95
PDRB
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
NO 1
SEKTOR
Sumber : Kampar dalam angka 2010
II-‐6 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
HK
Tampak sektor pertanian merupakan sektor yang menyumbangkan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Kampar baik menurut harga konstan maupun harga berlaku. Diikuiti oleh sektor perdagangan, sektor indutri, jasa dan sektor lainnya. Pertumbuhani rata-rata masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Kampar (harga berlaku dan konstan) dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut. Tabel 5 Pertumbuhan Sektoral dan PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2006-2011 Kabupaten Kampar PERTUMBUHAN
NO
SEKTOR
HB
HK
%
%
1
Pertanian
19.69
6.58
2
Pertambangan & penggalian
24.53
13.60
3
Industri pengolahan
18.16
10.51
4
Listrik,gas & air bersih
17.47
9.19
5
Konstruksi
49.71
9.89
6
Perdagangan, hotel & restoran
24.24
9.96
7
Pengangkutan & komunikasi
45.38
8.00
8
Keuangan, sewa, & jasa perusahaan
25.86
12.22
9
Jasa-jasa
14.28
8.07
PDRB
21.13
8.01
Sumber : Kampar Dalam Angka 2010
Berdasarkan table 2.5, tampak bahwa rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Kampar berdasarkan harga berlaku Tahun 2006-2011 sebesar 21,13 %. Sementara untuk rata-rata pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan 2000 Tahun 2006-2011 sebesar 8,01 %. Sedangkan berdasarkan per sektor usaha, sektor pertanian rata-rata tumbuh sebesar 19,69 % berdasarkan harga berlaku dan 6,58 % berdasarkan harga konstan. Sektor pertambangan berdasarkan harga berlaku rata-rata tumbuh sebesar 24,53 % dan 13,60 % berdasarkan harga konstan. Sektor Industri rata-rata tumbuh 18,16 % berdasarkan harga berlaku dan 10,51% berdasarkan harga konstan. Sektor Listrik, gas dan air bersih tumbuh rata-rata 17,47 % berdasarkan harga berlaku dan 9,19 % berdasarkan harga konstan. Sektor kontruksi tumbuh rata-rata sebesar 49,71 % dan 9,89 % berdasarkan harga konstan. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran rata-rata tumbuh sebesar 24,24% berdasarkan harga berlaku dan tumbuh 9,96 % berdasarkan harga konstan. Sektor pengangkutan dan kommunikasi rata-rata tumbuh sebesar 45,38 % berdasarkan harga berlaku dan tumbuh 8 % berdasarkan harga konstan. Sektor Keuangan, sewa, & jasa perusahaan rata-rata tumbuh sebesar 25,86 % dan 12,22 % berdasarkan harga konstan. Sektor jasa rata-rata tumbuh sebesar 14,28 % berdasarkan harga berlaku dan tumbuh rata-rata 8,07 % berdasarkan harga konstan. Tabel 6 Proyeksi Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011-2016 atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kampar Sektor Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik,gas & air bersih Konstruksi
2012
2013
2014
2015
2016
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
2,937,862.85
55.54
3,107,671.32
54.82
3,287,294.72
54.11
3,477,300.36
53.42
3,678,288.32
52.73
297,928.12
5.63
326,658.02
5.76
356,574.96
5.87
387,589.37
5.95
419,583.28
6.01
488,856.10
9.24
535,688.52
9.45
587,007.48
9.66
643,242.80
9.88
704,865.46
10.10
5,700.17
0.11
6,129.39
0.11
6,590.93
0.11
7,087.23
0.11
7,620.90
0.11
267,410.74
5.05
294,365.74
5.19
324,037.81
5.33
356,700.82
5.48
392,656.26
5.63
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐7
Sektor
2012
2013
2014
2015
2016
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
(Rp)
%
Perdagangan, hotel & restoran
623,970.22
11.80
680,813.90
12.01
742,836.05
12.23
810,508.41
12.45
884,345.73
12.68
Pengangkutan & komunikasi
190,704.14
3.60
206,246.53
3.64
223,055.62
3.67
241,234.65
3.71
260,895.28
3.74
Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan
72,776.82
1.38
79,967.17
1.41
87,867.93
1.45
96,549.28
1.48
106,088.35
1.52
Jasa-jasa PDRB tanpa gas
404,833.18
7.65
431,268.78
7.61
459,430.63
7.56
489,431.45
7.52
521,391.33
7.47
5,290,042.34
100.00
5,668,809.37
100.00
6,074,696.13
100.00
6,509,644.37
100.00
6,975,734.91
100.00
Sumber: Data Olahan, proyeksi
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa PRDB Kabupaten Kampar tahun 2011-2016 mengalami kenaikan. Sektor Pertanian memiliki kontribusi terbesar yakni sebesar 55,54%. Diikuti dengan sektor Perdagangan sebesar 11,8 %, Sektor Industri 9,24%, dan jasa sebesar 7,65%. Sektor lainnya menyumbang sebesar 15,77%. Tabel 7 Proyeksi Nilai dan Pertumbuhan Sektoral PDRB Tahun 2011-2016 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Kampar 2012
2013
2014
2015
2016
(RP)
(RP)
(RP)
(RP)
(RP)
PERTUMBUHAN RATA-RATA (%)
2,937,862.85
3,107,671.32
3,287,294.72
3,477,300.36
3,678,288.32
5.78
4,679,626.94
4,761,052.44
4,843,894.76
4,928,178.53
5,013,928.83
1.74
Industri pengolahan Listrik,gas & air bersih
488,856.10
535,688.52
587,007.48
643,242.80
704,865.46
9.58
5,700.17
6,129.39
6,590.93
7,087.23
7,620.90
7.53
Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran
267,410.74
294,365.74
324,037.81
356,700.82
392,656.26
10.08
623,970.22
680,813.90
742,836.05
810,508.41
884,345.73
9.11
Pengangkutan & komunikasi
190,704.14
206,246.53
223,055.62
241,234.65
260,895.28
8.15
Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan
72,776.82
79,967.17
87,867.93
96,549.28
106,088.35
9.88
SEKTOR Pertanian Pertambangan & penggalian
Jasa-jasa PDRB tanpa gas
404,833.18
431,268.78
459,430.63
489,431.45
521,391.33
6.53
5,290,042.34
5,668,809.37
6,074,696.13
6,509,644.37
6,975,734.91
7.2
Sumber: Data Olahan, proyeksi
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa petumbuhan ekonomi selama lima tahun ke depan adalah sebesar 7,2 %. Dengan pertumbuhan sektoral yakni; sektor pertanian rata-rata tumbuh sebesar 5,78%, sektor Pertambangan 1,74%, sektor Industri 9,58%, sektor Listri,gas dan air bersih 7,53%, sektor kontruksi 10,08%, sektor Perdagangan 9,11%, sektor Pengangkutan dan komunikasi 8,15%, Sektor keuangan 9,88%,serta sektor jasa 6,53%.
II.3 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) Untuk melihat Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau dari Tahun 2005–2009, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8 Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010
KOMPONEN IPM
IPM 2
HARAPAN HIDUP
MELEK HURUF
RATA LAMA SEKOLAH
DAYA BELI
KAMPAR
PROV. RIAU
67,90 68,13 68,21 68,36 68,52
97,99 98,10 98,10 98,44 98,48
8,00 8,00 8,44 8,46 8,49
625,98 634,43 640,15 644,34 646,68
72,02 72,83 73,64 74,14 74,43
73,81 74,65 75,09 75,60 76,07
Sumber : BPS Provinsi Riau 2011
II-‐8 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan, akan tetapi angka yang di capai masih jauh di bawa rata-rata Indek Pembangunan Manusia Provinsi Riau. Kondisi ini membuat Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar berada pada urutan ke tujuh, dari sebelas kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau. Untuk meningkatkan capaian ini, perlu di amati masing-masing komponen IPM itu sendiri. Dari empat komponen yang ada, Kabupaten Kampar hanya unggul dari komponen daya beli, sedangkan komponen lainnya masih jauh di bawah kabupaten lainnya, apalagi jika dibangdingkan dengan Kota Pekanbaru dan Dumai. Untuk itu Pemerintah Daerah perlu lebih giat lagi dalam upaya meningkatkan angka harapan hidup, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah agar posisi Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Kampar bisa lebih baik lagi di tahun mendatang.
II.4 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL II.4.1 Angka Melek Huruf Angka Melek huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ketas yang dapat membaca dan menulis huruf latin maupun huruf lainnya. Dengan memiliki kemampuan membaca dan menulis seseorang dapat mengakses informasi secara lebih luas sehingga mempunyai pengetahuan yang cukup dalam usaha meningkatkan kesejahteraannya. Selama rentang lima Tahun 2006–2010 pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Kampar, Pemerintah Daerah berhasil memperbaiki angka melek huruf dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, angka melek huruf Kabupaten Kampar sebesar 97,99 persen, tahun 2007 dan 2008 sebesar 98,10 persen dan tahun 2009 menjadi 98,44 persen. Keadaan ini tidak terlalu baik dan tidak pula terlalu jelek bila dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Provinsi Riau. Untuk melihat perbandingan angka melek huruf Kabupaten Kampar dengan kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Riau, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 9 Perbandingan Angka Melek Huruf Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar Dengan Kabupaten Lainnya di Provinsi Riau NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
KABUPATEN/KOTA Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai RIAU
ANGKA MELEK HURUF 2006 97,80 96,75 98,52 93,60 98,21 97,99 97,38 97,29 97,37 99,77 99,10 97,80
2007 97,80 97,63 98,52 94,00 98,21 98,10 97,38 97,29 97,37 99,77 99,28 97,80
2008 97,80 97,67 98,52 97,60 98,21 98,10 97,38 97,78 97,37 99,77 99,28 97,81
2009 97,81 97,76 98,79 98,44 98,49 98,44 97,98 97,79 97,80 99,80 99,30 97,81
2010 97,82 98,16 99,06 98,46 98,56 98,48 98,28 98,09 97,99 99,87 99,31 98,35
Sumber : BPS Provinsi Riau,2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa sepanjang lima tahun terakhir, mulai Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009, Angka Melek Huruf Kabupaten Kampar terus berada di atas rata-rata Provinsi Riau.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐9
II.4.2 Angka Rata-rata lama sekolah Untuk melihat perbandingan rata-rata lama sekolah Kabupaten Kampar dengan kabupaten lainnya di Provinsi Riau, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10 Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar Dengan Kabupaten Lainnya di Provinsi Riau NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
KABUPATEN /KOTA Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai RIAU
RATA-RATA LAMA SEKOLAH
2006
2007
2008
2009
2010
7,80 7,30 7,60 7,30 8,80 8,00 7,50 8,60 7,20 11,30 9,70 8,40
7,80 7,72 7,77 7,74 8,80 8,00 7,50 8,89 7,20 11,30 10,05 8,43
7,80 7,72 7,60 7,93 8,80 8,44 7,50 8,86 7,20 11,30 9,70 8,51
7,81 7,96 7,62 7,95 9,03 8,46 7,55 8,99 7,48 11,32 9,72 8,56
7,99 7,98 7,62 8,21 9,08 8,49 7,56 9,12 7,87 11,33 9,72 8,58
Sumber : BPS Provinsi Riau 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten Kampar masih di bawah rata-rata Provinsi Riau. Bahkan jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar masih jauh tertinggal. Meskipun demikian, dari hasil yang sudah didapatkan menunjukkan bahwa Program Wajib Belajar 9 Tahun di Kabupaten Kampar akan segera dapat dituntaskan.
II.4.3 Angka Partisipasi Kasar Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bahkan kinerja pendidikan yang merupakan gabungan Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi dan angka melek huruf digunakan sebagi variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bersamasama dengan variabel kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan, sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Peningkatan akses pendidikan masyarakat harus di ikuti dengan pemerataan kesemapatan memperoleh pendidikan pada semua kelompok masyarakat. Indikator yang biasa di pakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan yang terkait dengan hak akses seseorang anak menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu adalah dengan menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) suatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar menunjukkan proporsi anak sekolah, baik laki-laki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. Untuk melihat persentase Angka Partisipasi Kasar Kabupaten kampar berdasarkan jenjang pendidikan Tahun 2006 – 2010, dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
II-‐10 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Tabel 11 Angka Partisipasi Kasar (APK) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3
JENJANG PENDIDIKAN SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) %
2006
2007
2008
2009
2010
105,56 88,40 39,52
106,35 89,70 38,95
107,40 90,90 38,93
109,00 95,70 53,19
110,60 98,70 57,73
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Dari tabel 2.8 di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali untuk jenjang pendidikan SMA sederajat yang mengalami penurunan pada Tahun 2007 dan 2008. Kenaikan APK Kabupaten Kampar ini memberikan indikasi bahwa terjadinya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di semua jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya komitmen Pemerintah Daerah Kampar itu sendiri, tidak hanya dalam membangun dan merehabilitasi gedung sekolah, tetapi juga dalam membuat programprogram strategis dalam menunjang dunia pendidikan di Kabupaten Kampar, Termasuk juga upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dalam meningkatkan kesejahteraan bagi guruguru yang bertugas di daerah terisolir.
II.4.4 Angka Partisipasi Murni (APM) APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk Usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk Usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk Usia 1618 tahun. Untuk melihat capaian APM dari Tahun 2006-2010, dapat di lihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 12 Angka Partisipasi Murni (APM) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar No 1 2 3
Jenjang Pendidikan SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
Angka Partisipasi Murni (APM) % 2006
2007
2008
2009
2010
89,53 86,04 38,14
90,20 88,66 37,83
99,20 88,29 38,21
99,40 84,50 48,65
99,50 87,20 49,98
Sumber : Profil kabupaten Kampar, 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kampar untuk jenjang pendidikan SD sederajat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan terbesar terjadi pada rentang Tahun 2007-2008, yaitu sebesar 9 persen. Hal ini tidak di ikuti oleh jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat, yang cendrung mengalami fluktuasi. Untuk Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SMP sederajat terjadi penurunan yang drastis pada rentang Tahun 2008–2009, yaitu sebesar 3,79 persen. Namun pada tahun berkutnya terjadi lagi peningkatan, meskipun peningkatan tersebut belum bisa menyamai Angka Partisipasi Murni Kabupaten Kampar tahun 2008. Kondisi ini tidak jauh berbeda untuk jenjang pendidikan SMA sederajat, dimana Angka Partispasi Murni mengalami fluktuasi selama rentang lima tahun terakhir. Pada periode Tahun 2007–2008 terjadi penurunan APM, namun pada tahun berikutnya justru terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐11
II.4.5 Jumlah sekolah negeri dan swasta Untuk melihat jumlah sekolah TK, SD, SLTP, SMU dan SMK Negeri dan Swasta di Kabupaten Kampar selama Tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 13 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar TAHUN NO 1 2 3 4 5
SEKOLAH TK SD SLTP SMU SMK
2006
2007
2008
2009
2010
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
2 437 57 25 1
242 17 21 11 4
3 447 68 28 1
264 21 30 16 10
3 448 70 30 2
256 19 27 14 11
4 444 67 30 4
271 20 31 13 11
4 445 72 32 3
303 22 31 10 11
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga dalam profil kabupaten Kampar 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk sekolah negeri di Kabupaten Kampar kecendrungan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari segi jumlah. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan cukup tinggi. Namun bila kita hubungkan dengan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif, maka masih banyak yang harus di benahi. Tabel 14 Jumlah Sekolah Agama Negeri dan Swasta Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar TAHUN
SEKOLAH M. IBTIDAIYAH M. TSANAWIYAH M. ALIYAH
2006
2007
2008
2009
2010
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
1 5 3
7 62 30
1 8 3
7 65 33
1 5 3
8 70 35
1 9 3
8 65 35
1 9 3
8 65 35
Sumber : Kampar Dalam Angka 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa penambahan jumlah sekolah agama dari berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Kampar selama rentang lima tahun terakhir sangat kecil sekali bahkan cenderung tetap. Hal ini bukan karena kebijakan Pemerintah Daerah untuk tidak menambah sekolah agama di Kabupaten Kampar, tapi lebih disebabkan masih kurangnya minat orang tua untuk mengantarkan anaknya ke pendidikan agama. Di berbagai jenjang pendidikan sekolah agama yang ada, jumlah muridnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi ini tidak memungkinkan bagi pemerintah daerah untuk melakukan penambahanan gedung sekolah baru.
II.4.6 Rasio Guru dan murid Berhasilnya suatu pendidikan sangat di pengaruhi oleh kualitas guru yang tersedia. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar melalui anggaran yang ada untuk mendukung berbagai program di bidang pendidikan, terus melakukan upaya peningkatan kualitas guru yang ada. Disamping itu, Pemerintah Daerah juga sangat serius dalam meningkatkan kesejahteraan guru, terutama bagi guru-guru yang bertugas di daerah terpencil. Permasalahan mendasar yang dihadapi Pemerintah daerah Kabupaten Kampar sekarang ini adalah pemerataan guru. Masih banyak guru-guru yang enggan bertugas di daerah terpencil, kondisi ini menyebabkan pemerataan pendidikan di Kabupaten Kampar mengalami kesenjangan. Untuk melihat perbandingan jumlah guru pada berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada tabel di bawah ini
II-‐12 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Tabel 15 Jumlah Guru pada Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar TAHUN NO 1 2 3 4 5
SEKOLAH TK SD SLTP SMU SMK
2006
2007
2008
2009
2010
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
49 6.200 1.938 1.099 76
1.022 217 365 217 185
53 7.344 1.986 1.022 80
1.251 329 427 171 136
107 6.761 1.769 725 147
1.192 308 283 119 234
107 6.761 1.769 725 147
1.192 308 283 119 234
107 6.761 1.769 725 147
1.192 308 283 119 234
Sumber : Kampar Dalam Angka 2010
Tabel di atas menggambarkan jumlah guru masing-masing sekolah negeri yang ada di Kabupaten Kampar, baik guru yang statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun yang Non Pegawai Negeri Sipil. Meskipun di lihat dari jumlah guru pada masing-masing jenjang pendidikan cukup banyak, namun sampai saat ini Kabupaten Kampar masih kekurangan tenaga pengajar, terutama untuk daerah-daerah terisolir. Dari data yang ada, jumlah guru yang paling banyak justru berada pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan di ikuti jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Tabel 16 Jumlah Sekolah Agama Negeri dan Swasta Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar TAHUN
Sekolah M. IBTIDAIYAH M. TSANAWIYAH M. ALIYAH
2006
2007
2008
2009
2010
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
NEG
SWT
1 5 3
7 62 30
1 8 3
7 65 33
1 5 3
8 70 35
1 9 3
8 65 35
1 9 3
8 65 35
Sumber : Kampar Dalam Angka 2010
Dari Tabel di atas terlihat bahwa meskipun penambahan jumlah guru setiap tahunnya di sekolah agama relatif sedikit, tetapi penambahan ini terjadi setiap tahunnya.
II.4.7 Angka Usia Harapan Hidup Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan indikator harapan hidup pada saat lahir. Variabel ini mencerminkan lama seseorang hidup dan lama seseorang hidup sehat. Lamanya sesorang dapat bertahan hidup dan seseorang itu hidup dalam keadaan sehat dapat ditunjukkan dengan besarnya angka harapan hidup suatu wilayah. Untuk melihat Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009, dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 17 Perbandingan Angka Harapan Hidup 2006-2010 Kabupaten Kampar dengan Rata-rata Angka Harapan Hidup Provinsi Riau AHH
Kampar Riau
2006
2007
2008
2009
2010
67,90 70,80
68,13 71,00
68,21 71,10
68,36 71,25
68,52 71,40
Sumber : Kampar Dalam Angka 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari tahun ke tahun Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar menunjukkan peningkatan, meskipun peningkatan tersebut tidak begitu signifikan. Kenaikan angka harapan hidup menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dibalik kenaikan angka harapan hidup tercermin perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐13
II.4.8 Angka Kesakitan Ada berbagai jenis penyakit yang menjangkiti masyarakat Kampar selama lima tahun terakhir ini, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 18 Persentase Sepuluh Macam Penyakit Paling Banyak di Derita Masyarakat Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar NO.
JUMLAH PENDERITA
JENIS PENYAKIT
1. Penyakit Infeksi usus lainnya 2. ISPA 3. Hipertensi Esensial 4. Arthritis Rheumatoid 5. Diare & Gastroentritis 6. Infeksi Kulit & Jari. Sub kutan 7. Gatritis & Duodenitis 8. Sebab Luar lainnya 9. Dermatitis & Eksim 10. Penyakit lain pada SPA JUMLAH
2007
2008
2009
2010
6.927 32.825 11.896 9.784 15.367 8.851 5.169 77.341 17.701 7.491 193.352
5.242 70.516 15.286 22.196 18.449 14.904 9.585 19.517 11.383 7.634 194.712
85.239 73.003 18.137 16.243 13.844 13.037 12.433 6.269 6.580 6.580 251.365
7.895 55.749 12.331 10.406 14.029 10.063 11.453 4.452 4.914 4.994 136.286
Sumber : Kampar Dalam Angka 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa ada kecendrungan dari tahun ketahun jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi. Pada Tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar, namun kondisi ini kembali terjadi penurunan pada Tahun 2010. Kondisi ini hendaknya bisa di pertahankan pada Tahun 2011, kalau bisa di turunkan lagi. Sebagai leading sector, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar harus mampu mengatasi permasalahan ini. Meskipun upaya menjaga kesehatan merupakan kewajiban setiap masyarakat itu sendiri.
II.4.9 Jumlah Sarana Kesehatan Untuk melihat jumlah sarana kesehatan pemerintah selama lima tahun terakhir, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 19 Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
SARANA KESEHATAN Rumah Sakit Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Darat Puskesmas Keliling Air
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010
1 4 17 138 23 3
1 5 16 138 22 3
1 6 16 158 22 4
1 7 19 164 25 4
1 8 19 164 25 4
Sumber : Profil Kampar 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat terjadi penambahan sarana kesehatan dari Tahun 2006-2010 untuk puskesmas, baik puskesmas perawatan, non perawatan, pembantu, keliling darurat, dan keliling air, sedangkan sarana kesehatan rumah sakit sama sekali tidak terjadi penambahan.
II-‐14 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.5 ASPEK PELAYANAN UMUM II.5.1 Fokus Layanan Urusan Wajib II.5.1.1 II.5.1.1.1
Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah
II.5.1.1.1.1 Angka Partisipasi Kasar Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bahkan kinerja pendidikan yang merupakan gabungan Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi dan angka melek huruf digunakan sebagi variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bersamasama dengan variabel kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan, sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Peningkatan akses pendidikan masyarakat harus di ikuti dengan pemerataan kesemapatan memperoleh pendidikan pada semua kelompok masyarakat. Indikator yang biasa di pakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan yang terkait dengan hak akses seseorang anak menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu adalah dengan menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) suatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar menunjukkan proporsi anak sekolah, baik laki-laki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. Untuk melihat persentase Angka Partisipasi Kasar Kabupaten kampar berdasarkan jenjang pendidikan Tahun 2006 – 2010, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 20 Angka Partisipasi Kasar (APK) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar No 1 2 3
Jenjang Pendidikan SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
Angka Partisipasi Kasar (Apk) % 2006 105,56 88,40 39,52
2007 106,35 89,70 38,95
2008 107,40 90,90 38,93
2009 109,00 95,70 53,19
2010 110,60 98,70 57,73
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Dari tabel 2.8 di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali untuk jenjang pendidikan SMA sederajat yang mengalami penurunan pada Tahun 2007 dan 2008. Kenaikan APK Kabupaten Kampar ini memberikan indikasi bahwa terjadinya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di semua jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya komitmen Pemerintah Daerah Kampar itu sendiri, tidak hanya dalam membangun dan merehabilitasi gedung sekolah, tetapi juga dalam membuat programprogram strategis dalam menunjang dunia pendidikan di Kabupaten Kampar, Termasuk juga
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐15
upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dalam meningkatkan kesejahteraan bagi guruguru yang bertugas di daerah terisolir. II.5.1.1.1.2 Angka Partisipasi Murni (APM) APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk Usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk Usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk Usia 1618 tahun. Untuk melihat capaian APM dari Tahun 2006-2010, dapat di lihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 21 Angka Partisipasi Murni (APM) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3
JENJANG PENDIDIKAN SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) % 2006 89,53 86,04 38,14
2007
2008
90,20 88,66 37,83
2009
99,20 88,29 38,21
2010
99,40 84,50 48,65
99,50 87,20 49,98
Sumber : Profil kabupaten Kampar, 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kampar untuk jenjang pendidikan SD sederajat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan terbesar terjadi pada rentang Tahun 2007-2008, yaitu sebesar 9 persen. Hal ini tidak di ikuti oleh jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat, yang cendrung mengalami fluktuasi. Untuk Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SMP sederajat terjadi penurunan yang drastis pada rentang Tahun 2008–2009, yaitu sebesar 3,79 persen. Namun pada tahun berikutnya terjadi lagi peningkatan, meskipun peningkatan tersebut belum bisa menyamai Angka Partisipasi Murni Kabupaten Kampar tahun 2008. Kondisi ini tidak jauh berbeda untuk jenjang pendidikan SMA sederajat, dimana Angka Partispasi Murni mengalami fluktuasi selama rentang lima tahun terakhir. Pada periode tahun 2007–2008 terjadi penurunan APM, namun pada tahun berikutnya justru terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
II.5.1.1.2
Angka Putus Sekolah Tabel 22 Angka Putus Sekolah 2008-2010 Kabupaten Kampar
NO 1 2 3
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
PERSENTASE CAPAIAN(%) 2008
2009
2010
0.14 0.97 0.2
0.12 0.14 0.2
0.12 0.23 0.15
Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011
Terdapat penurunan angka putus sekolah Tahun 2010 dibanding Tahun 2008 di semua jenjang pendidikan. Untuk jenjang SD/MI/Paket A angka putus sekolah turun sebesar 0,02%; jenjang SMP/MTs/Paket B turun sebesar 0,74%; dan jenjang SMU/SMK/MA/ Paket C turun sebesar 0,05%.
II-‐16 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.5.1.1.3
Angka Kelulusan Sekolah Tabel 23 Angka Kelulusan Sekolah Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar
No 1 2 3
Indikator Capaian Kinerja Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
Persentase Capaian(%) 2008
2009
2010
99.72 98.19 98.16
99.32 97.62 98.52
91.59 82.8 71.85
Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011
Terdapat Penurunan angka kelulusan Tahun 2010 dibanding Tahun 2008 pada jenjang pendidikan SMU/SMK/MA sebesar 26,31%, Jenjang SMP/MTs/Paket B sebesar 15,39% dan SD/MI Paket A 8,13%. Hal ini disebabkan karena angka kelulusan yang semula ditentukan dengan Ujian Sekolah mulai tahun 2007/2008 ditentukan dengan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Tabel 24 Angka Melanjutkan Sekolah Tahun 2008-2010Kabupaten Kampar No
Indikator Capaian Kinerja
1 2
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Persentase Capaian(%) 2008
2009
2010
88.94 81.61
96.88 98.91
91.84 79.11
Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011
Terdapat kenaikan angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs Tahun 2010 dibanding Tahun 2008
sebesar
2,90%.
Sementara,
kenaikan
angka
melanjutkan
dari
SMP/MTs
ke
SMA/SMK/MA tahun 2010 dibanding Tahun 2008 sebesar 2,50%. Tabel 25 Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO 1
PERSENTASE CAPAIAN(%)
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
2008
2009
2010
43.02
33.93
32.71
Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011
Terdapat Penurunan angka terhadap guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D IV Tahun 2010 dibanding Tahun 2008 sebesar 10,31%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase Guru bersertifikat S1/D4 dari seluruh jumlah guru pada tingkat SD, SLTP dan SLTA hanya 32,71% dan 67,29% belum bersertifikat S1/D4.
II.5.1.1.4
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tabel 26 Persentase (%) Capaian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Kampar No 1
Indikator Capaian Kinerja Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Persentase Capaian(%) 2008
2009
2010
44.45
47.4
51.18
Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011
Terdapat kenaikan persentasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tahun 2010 dibandingkan dengan Tahun 2008. Ini menandakan bahwa jumlah anak Usia 4 -6 tahun yang mengikuti pendidikan Jenjang TK/RA/Penitipan anak semakin besar. Hal ini dapat disebabkan oleh makin berkembangnya lembaga PAUD baik formal maupun non formal di Kabupaten Kampar disertai dengan semakin meningkatnya kesadaran orang tua untuk memasukkan anaknya di PAUD terlebih dahulu sebelum masuk SD/MI.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐17
II.5.1.1.5
Angka Melek Huruf
Tabel 27 Persentase (%) Capaian Angka Melek Huruf Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar No 1
Persentase Capaian(%)
Indikator Capaian Kinerja
2008
Pendidikan yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara)
98.25
2009 98.74
2010 98.76
Sumber:LPPD Kabupaten Kampar,2011
Perkembangan penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) meningkat tipis, artinya hampir semua penduduk usia 15 Th ke atas dapat baca tulis.
II.5.1.1.6
Fasilitas Pendidikan
II.5.1.1.6.1 Rasio siswa terhadap ruang belajar Tabel 28 Rasio siswa terhadap ruang belajar Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar No 1 2 3
Uraian SD SLTP SLTA
Tahun 2007
2008
2009
2010
1:18 1:40 1:24
1:19 1:40 1:24
1:18 1:37 1:34
1:18 1:37 1:34
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel diatas menunjukan, rasio siswa terhadap ruang belajar untuk jenjang pendidikan SD, SLTP dan SLTA sejak tahun 2007 s/d 2010 sudah diatas standar rasio ideal Kementerian Pendidikan Nasional RI yaitu Rasio 1 : 40. II.5.1.1.6.2 Persentase guru bersertifikat Kabupaten Kampar Tabel 29 Persentase guru bersertifikat Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar No
Uraian
Tahun 2007
2008
2009
2010
1
SD
2,83
5,91
10,86
10,86
2 3
SLTP SLTA
5,75 29,75
16,68 28,97
19,70 29,78
19,70 29,78
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Persentase guru bersertifikat cenderung meningkat dibanding Tahun 2007, pada tahun 2010 persentase peningkatan guru bersertifikat pada jenjang SD sebesar 8,03%, Jenjang SLTP 13,95% dan jenjang SLTA 0,03%. II.5.1.1.6.3 Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah Tabel 30 Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3
URAIAN SD SLTP SLTA
TAHUN
2007
2008
2009
2010
1:16 1:12 1:08
1:16 1:12 1:08
1:16 1:13 1:10
1:16 1:13 1:10
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Rasio murid terhadap siswa di Kabupaten Kampar masih diatas standar Kementerian Pendidikan Nasional dengan 1:20. Artinya jumlah guru yang ada di Kabupaten Kampar telah memenuhi jumlah yang dibutuhkan. Namun fakta di lapangan menyatakan bahwa penyebaran jumlah guru di Kecamatan – Kecamatan belum berjalan dengan baik, sehingga menyebabkan adanya kesenjangan rasio pada beberapa kecamatan.
II-‐18 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.5.1.1.7
Banyak Ruang Belajar Tabel 31 Banyak Ruang Belajar Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar
NO
TAHUN
URAIAN
1 2 3
SD SLTP SLTA
2007
2008
2009
2010
4845 854 562
4893 862 568
4966 934 576
4966 934 576
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah ruang belajar tahun 2010 cenderung meningkat dibanding pada tahun 2007, pada jenjang SD terjadi penambahan ruang belajar sebanyak 121 ruang, SLTP 80 ruang dan SD 14 ruang.
II.5.1.1.8
Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa
Tabel 32 Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3
TAHUN
URAIAN
2007
2008
2009
2010
55% 50%
42% 55% 65%
43% 65% 70%
43% 65% 70%
SD SLTP SLTA
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Rasio buku teks terhadap siswa terjadi peningkatan dari tahun 2007 s/d 2010. Artinya jumlah buku teks yang tersedia belum sebanding dengan jumlah murid yang membutuhkan buku teks tersebut.
II.5.1.1.9
Data Jumlah Sekolah Tabel 33 Data Jumlah Sekolah Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar
TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010
TK 2 3 3 4
SD 437 447 448 444 445
SEKOLAH NEGERI JENJANG PENDIDIKAN SMP 57 68 70 67 70
SMA 25 28 30 30 33
SMK 1 1 2 4 4
SMK
SEKOLAH SWASTA TAHUN
JENJANG PENDIDIKAN TK
SD
SMP
SMA
2006
242
17
21
11
4
2007
264
21
30
16
10
2008
256
19
27
14
11
2009
271
20
31
13
11
23
33
8
13
2010 Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel diatas menunjukkan, Sekolah Negeri di Kabupaten Kampar untuk Tingkat TK tahun 2010 bertambah 2 sekolah dibanding tahun 2005, untuk tingkat SD bertambah 8 sekolah atau rata-rata bertambah 2 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMP bertambah 13 sekolah atau rata-rata bertambah 3 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMA bertambah 8 sekolah atau ratarata bertambah 1 sekolah (4%) tiap tahun dan untuk tingkat SMK bertambah 3 sekolah dibanding tahun 2006.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐19
Sekolah Swasta di Kabupaten Kampar untuk Tingkat TK tahun 2010 bertambah 29 sekolah dibanding tahun 2006, untuk tingkat SD bertambah 6 sekolah, untuk tingkat SMP bertambah 12 sekolah atau rata-rata bertambah 2 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMA berkurang 3 sekolah dan untuk tingkat SMK bertambah 8 sekolah atau rata-rata bertambah 2 sekolah dibanding tahun 2006. Pada Tahun 2010, Jumlah sekolah Negeri yang paling banyak menurut Kecamatan untuk tingkat SD berada di Kecamatan Tapung yaitu sebanyak 41 SD dan Kecamatan Tapung Hulu 37 SD, pada tingkat SLTP jumlah terbanyak pada Kecamatan Tapung yaitu 7 SLTP serta Kecamatan Tambang dan XIII Koto Kampar 5 SLTP, sedangkan untuk tingkat SLTA/SMK jumlah terbanyak di Kecamatan Tapung dan XIII Koto Kampar yaitu 4 sekolah. Tabel 34 Data Jumlah Sekolah Agama di Tahun 2005-2009 Kabupaten Kampar M. IBTIDAIYAH
TAHUN
M. TSANAWIYAH
M. ALIYAH
NEGERI
SWASTA
NEGERI
SWASTA
NEGERI
SWASTA
1 1 1 1 1
7 7 7 8 8
5 5 8 5 9
63 62 65 70 65
3 3 3 3 3
30 30 33 35 35
2005 2006 2007 2008 2009
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Secara keseluruhan sampai dengan tahun 2009, jumlah sekolah Agama negeri dan swasta di Kabupaten Kampar adalah 121 sekolah yang terdiri dari 42 sekolah tingkat M. Ibtidaiyah, 357 sekolah tingkat M. Tsanawiyah dan 178 sekolah tingkat M. Aliyah. Persentase jumlah sekolah agama negeri tingkat M. Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah adalah 12,04% sedangkan sekolah swasta 89,26%.
II.5.1.2
Kesehatan
Adapun Capaian Penyelenggaraan Urusan Kesehatan di Kabupaten Kampar Tahun 20072010 adalah sebagai berikut:
II.5.1.2.1
Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar
Capaian kinerja kualitas pelayanan kesehatan dasar dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 35 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kesehatan Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % )
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi
2007
2008
2009
2010
100.00 68.13
82.73 80.27
80.19 73.80
95.65 85.62
89.25 80.49 48.33 100.00 50.17 88.60
90.55 99.31 70.00 100.00 52.00 87.51
86.42 100.00 51.58 100.00 47.00 90.16
81.48 100.00 30.80 100.00 40.36 72.86
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
Cakupan
Komplikasi
kebidanan
yang
ditangani
menggambarkan Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif di dibanding jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan pada tahun 2010 meningkat 12,92% dari tahun 2008, meskipun pada Tahun 2009 menurun 2,54%. Pada Tahun 2010 dilakukan
II-‐20 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Kegiatan bersifat pemberian bantuan transport pada Bidan Desa/bidan koordinator dalam rangka memberikan pelayanan khusus kepada ibu hamil resiko tinggi. Proses Penjaringan Ibu Hamil Resiko Tinggi oleh Bidan Desa di bagi pelaksanaannya dalam 2 sesi, semester I dan semester ke II, semester pertama diharapkan dapat terjaring ibu hamil 1000 bumil resti begitu juga pada semester kedua diharapkan dapat terjaring jumlah bumil yang sama, sehingga pada tahun 2010 dapat terjaring sebanyak 2000 ibu hamil resiko tinggi, angka tersebut masih menjangkau sekitar 75% dari perkiraan sasaran bumil resti secara keseluruhan yang diperkirakan mencapai angka lebih kurang 3000 bumil resti. Dalam melaksanakan penjaringan, bidan desa/koordinasi mempergunakan quisioner bumil resti. Adapun kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan capaian cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah belum semua desa melaksanakan program P4K dan belum memasang stiker P4K pada rumah bumil. Sebagai solusinya adalah mensosialisasikan program P4K pada bidan desa. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan menggambarkan bahwa jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan dibanding jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di wilayah tertentu pada tahun 2010 meningkat 5,35% dari tahun 2008, meskipun pada tahun 2009 menurun tajam sebesar 6,47%. Adapun yang kendala yang dihadapi adalah belum adanya bidan dan dukun bermitra yang memakai/ada MOU, belum semua bidan dari Kabupaten Kampar yang mengikuti pelatihan APN, baru 142 orang (52,59%) dan belum semua bidan yang mendapat bidan KIT. Sebagai solusinya adalah Mengadakan pelatihan APN up-date bidan yang ada di Kabupaten Kampar, mensosialisasikan kemitraan dukun dengan bidan desa dan membuat MOU nya, Seluruh bidan desa/poskesdes sebaiknya mempunyai/mendapatkan bidan KIT. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menggambarkan Jumlah Desa/ Kelurahan yang dilakukan Imunisasi anak dibanding jumlah seluruh desa yang ada pada tahun 2010 menurun 9,04% dari tahun 2008. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan sweeping imunisasi belum maksimal, Vaksin campak dan BCG masih kurang serta kesadaran masyarakat untuk imunisasi masih kurang, antara lain masih ada ibu yang menolak bayinya untuk disuntik. Sebagai solusinya adalah meningkatkan kegiatan sweeping dan melaksanakan penyuluhan imunisasi melalui orang tua. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan menggambarkan jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan dibanding jumlah seluruh gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Kampar, Pada Tahun 2009 dan 2010, seluruh jumlah bayi gizi buruk yang ditemukan, semua telah mendapat perawatan. Pada Tahun 2010, dilakukan pemetaan informasi masyarakat kurang gizi melalui penimbangan bayi dan balita, pemantauan ibu hamil dan meyusui diseluruh posyandu Kabupaten Kampar, sehingga didapat gambaran wilayah dan kantong-kantong kekurangan gizi. Tindaklanjut dari kegiatan ini diikuti dengan pemberian makanan tambahan dan vitamin yaitu pemberian susu gizi buruk kepada balita yang terpantau mengalami masalah kenaikan berat badan selain itu juga diberikan suplemen vitamin ibu menyusui kepada 100 desa yang diperkirakan mengalami kekurangan vitamin.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐21
Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA sejak tahun 2008 s/d 2010 terus mengalami penurunan, pada tahun 2008 persentase capaian 70%, namun pada tahun 2010 turun 39,2% menjadi 30,80%. Berdasarkan data terakhir tahun 2010 dari 1.023 jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) hanya 316 jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati. Hal ini disebabkan karena Seksi P2P belum memiliki tenaga wasor yang terlatih, masih terdapatnya tenaga puskesmas yang belum memiliki tenaga analisis kesehatan serta petugas pemegang program TB paru di Puskesmas banyak yang belum terlatih. Adapun solusi mengatasi kendala tersebut yaitu mengusulkan di APBD untuk diadakan pelatihan TB paru bagi petugas pemegang Program TB-Paru. Persentase capaian kinerja dalam bidang Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah 100%. Terakhir pada tahun 2010, dari 90 jumlah penderita DBD yang ditemukan, semuanya telah ditangani sesuai standar prosedur operasi (SOP) yang ditetapkan. Persentase capaian Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 11,64% dari Tahun 2008. pada tahun 2010 dari 129.486 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kampar, hanya 52.178 (40,36%) yang melakukan kunjungan ke sarana kesehatan. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin menjadi program nasional di seluruh Indonesia yang dilayani melalui Program JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Sebenarnya mulai tahun 2007, pelayanan penduduk miskin sudah dicanangkan melalui program ASKESKIN kemudian di tahun 2008 sampai dengan sekarang menjadi Program JAMKESMAS. Dari evaluasi pelaksanaan, jumlah masyarakat miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan pemerintah sebesar 4052% dari total peserta jamkesmas. Adapun yang menjadi kendala dalam upaya persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin diantaranya adalah rasio sarana pelayanan kesehatan terhadap jumlah penduduk belum sesuai dengan standar, yaitu 1 puskesmas untuk 20.000 jiwa. Sedangkan rasio puskesmas dengan jumlah penduduk Kampar saat ini adalah 28 puskesmas untuk 787.495 jiwa atau 1:28.124 jiwa. Artinya
peningkatan
pertumbuhan
penduduk
tidak
diiringi
dengan
pembangunan
puskesmas/sarana kesehatan dasar. Agar sesuai dengan stardar kesehatan jumlah puskesmas yang dibutuhkan untuk mengimbangi jumlah penduduk saat ini adalah 40 Puskesmas selain itu selalu tidak tepatnya sasaran Jamkesmas, adanya peserta yang tidak bisa diketahui keberadaannya, Dana bersalin masyarakat miskin tidak terserap maksimal dikarenakan masih banyaknya masyarakat miskin yang belum memiliki kartu Jamkesmas. Sebagai solusi dari kendala diatas yaitu membangun puskesmas di setiap kecamatan dan puskesmas pembantu di lokasi atau desa yang jauh dari akses ke puskesmas induk, perlu dilakukan validasi data agar tepat sasaran dan perlu adanya dana pendamping bagi pasien yang dirujuk. Persentase capaian cakupan kunjungan bayi tahun 2010 mengalami penurunan jika dibanding pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Dibanding tahun 2009, persentase capaian kinerja menurun hingga 17,3%. Cakupan kunjungan bayi sejak tahun 2009 telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu 90,16%, namun pada tahun 2010 cakupannya menurun menjadi 72,86%. Hal ini kemungkinan terjadi akibat banyaknya penduduk yang bermukim wilayah
II-‐22 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
perbatasan Kampar-Pekanbaru, sehingga menyebabkan semakin banyaknya kunjungan bayi ke luar daerah untuk diperiksa di wilayah Pekanbaru. Agar pencapaian tersebut dapat meningkat atau memenuhi target maka pertemuan dan pembinaan kepada bidan harus semakin intensif dilaksanakan.
II.5.1.2.2
Kondisi Sarana dan Prasarana Urusan Kesehatan
II.5.1.2.2.1 Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Posyandu di Kabupaten Kampar Tahun 2006-2010. Tabel 36 Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Posyandu Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5 6
KETERANGAN Rumah Sakit Puskesmas (Pembantu) Puskesmas Darat Puskesmas Air Puskesmas Keliling Posyandu Jumlah
TAHUN
2006
2007
2008
2009
2010
1 21 138 23 3 566 752
1 21 138 22 3 577 762
1 22 158 22 4 588 795
1 26 164 25 5 613 834
1 28 165 25 4 624 847
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Sarana Kesehatan dan Posyandu sejak tahun 2006 mengalami Peningkatan tiap tahunnya, pada tahun 2010 sarana kesehatan pemerintah dan posyandu di Kabupaten Kampar bertambah sebanyak 95 unit atau rata – rata pertumbuhan 19 unit (2,5%) setiap tahunnya. Rata-rata angka pertumbuhan sarana kesehatan pemerintah dan posyandu yaitu untuk puskesmas (pembantu) 6,67%/tahun, puskesmas darat 3,91%/ tahun dan posyandu 2,05%/ tahun. Dari 624 jumlah posyandu yang ada di Kabupaten Kampar, jumlah kader posyandu sampai dengan tahun 2010 sebanyak 3.952 orang yang tersebar di seluruh desa/kelurahan.Namun bila dilihat dari laju pertumbuhan penduduk, peningkatan sarana kesehatan pemerintah dan posyandu belum mengimbangi laju pertumbuhan penduduk yang saat ini berjumlah 787.450 jiwa. II.5.1.2.2.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kampar Tabel 37 Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5
TENAGA KESEHATAN Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Bidan Perawat Jumlah
TAHUN
2006
2007
2008
2009
2010
56 6 30 220 346 658
63 0 33 274 306 676
64 0 34 282 303 683
69 0 33 373 316 791
78 15 44 510 323 970
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah tenaga Kesehatan di Kabupaten Kampar sejak tahun 2006 sampai pada Tahun 2010 mengalami pertambahan sebanyak 312 orang atau rata-rata pertambahan 62 (9,5%) tenaga kesehatan / tahunnya. Peningkatan tenaga kesehatan ini untuk mengimbangi pertambahan jumlah infrastruktur kesehatan dan pertumbuhan penduduk yang juga meningkat setiap tahunnya.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐23
Perkembangan yang cukup signifikan yaitu pertambahan jumlah dokter spesialis, dimana pada tahun 2006 s/d 2009 tidak terdapat dokter spesialis di Kabupaten Kampar, namun pada tahun 2010 bertambah sebanyak 15 orang dokter spesialis. Perkembangan lainnya yaitu pertambahan jumlah bidan sebanyak 137 orang dibanding tahun 2009, hal ini guna memenuhi kebutuhan bidan-bidan desa, guna menekan angka resiko kematian terhadap ibu hamil dan bayi. Pertambahan dokter umum tahun 2010 sebanyak 9 orang dibanding tahun 2009, dokter gigi 11 orang, dan perawat 7 orang. II.5.1.2.2.3 Jumlah Tenaga Paramedis NO 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tabel 38 Jumlah Tenaga Paramedis Tahun 2007-2010 RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar JENIS TENAGA PARAMEDIS S1 / D4 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Anestesi D3 Kebidanan SPK/SPR (Perawat Kesehatan) Bidan SPRG SKM JENIS TENAGA MEDIS Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Interne Dokter Spesialis Obsgyn Dokter Spesialis Anak Dokter Spesialis THT Dokter Spesialis Mata Dokter Spesialis Radiologi Dokter Spesialis Patologi klinik Dokter Spesialis Paru Dokter PPDS (Pddk. Dokter Spesialis) Dokter Spesialis Neurologi Dokter Spesialis Kulit Dokter Strata 2 Dokter Umum PNS Dokter Umum PTT Dokter Gigi PNS Dokter Gigi PTT Jumlah
2007 3 37 3 8 34 4 4 3 2007 1 1 1 2
2008 3 73 3 13 49 3 5 3 2008 1 1 2 2
2009 5 75 3 17 49 3 5 5 2009 2 1 2 2
2010 8 74 3 19 46 3 5 6 2010 2 2 3 2
1 1 2xsebulan 0 0 4 3xsebulan 2xsebulan 0 10 2 3 1 27
1 1 2xsebulan 0 0 4 3xsebulan 2xsebulan 0 10 2 3 1 28
1 1 1 0 0 5 3xsebulan 2xsebulan 0 9 0 4 0 28
1 1 1 1 1 5 3xsebulan 2xsebulan 0 15 0 4 0 38
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan tabel diatas sampai dengan Tahun 2010, Dokter spesialis yang dimiliki oleh RSUD Bangkinang berjumlah 14 orang dibanding pada tahun 2009 bertambah 4 orang Dokter spesialis. Sedangkan sebanyak 5 orang dokter sedang menjalani tugas belajar untuk mendapatkan Dokter Spesialis. II.5.1.2.2.4
Jumlah Pasien Rawat Inap
Tabel 39 Jumlah Pasien Rawat Inap Menurut Jenis Ruang Perawatan Tahun 2006-2010 RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5 6 7
RUANG PERAWATAN Interne (Penyakit Dalam) Bedah Anak Kebidanan dan Kandungan Perinatologi Pavilun VIP ICU
2006 1.049 640 788 495 404 912 208
II-‐24 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
2007 1.225 758 743 560 295 886 126
2008 1.293 746 860 502 292 989 151
2009 1.242 627 896 642 225 982 132
2010 1.306 802 745 693 243 984 116
NO 8 9 10
RUANG PERAWATAN THT Mata Bayi Rawat Gabung Jumlah
2006 * * 0 4.496
2007 60 149 65 4.867
2008 45 148 104 5.130
2009 43 98 259 5.146
2010 25 113 329 5.356
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan. Rata – rata peningkatan jumlah pasien rawat inap RSUD Bangkinang mulai tahun 2006 s/d 2010 sebesar 172 pasien tiap tahunnya (3,383%). Peningkatan jumlah pasien rawat inap terjadi pada ruang rawat inap Interne (penyakit dalam) 51 pasien/ tahun (4,9%), Bedah 32 pasien/ tahun (5,06%), Kebidanan Kandungan 36 pasien/ tahun (8%), Paviliun VIP 14 pasien/ tahun (1,58%) dan Bayi rawat gabung 66 pasien/ tahun (101,54%). Penurunan jumlah pasien rawat inap terjadi pada ruang rawat anak 8 pasien/tahun (1,09%), Perinatologi 32 pasien/ tahun (7,97%), ICU 18 pasien/tahun (8,85%), THT 8 pasien / tahun (14,58%) dan mata 9 pasien (6,04%). II.5.1.2.2.5
Jumlah Pasien Operasi
Tabel 40 Jumlah Pasien Operasi Menurut Jenis Operasi Tahun 2006-2010 RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5 6 7
RUANG PERAWATAN
Bedah Umum Kebidanan dan Kandungan Curretage Vaccum ekstraksi THT Mata Paru Jumlah
2006
2007
2008
2009
2010
264 97 50 0 33 114 0 558
409 110 84 26 59 108 796
329 91 49 15 48 124 656
333 158 53 23 29 101 1 697
445 174 68 26 22 119 1 855
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah pasien operasi di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 selalu berfluktuasi. Jumlah pasien terbanyak yaitu tahun 2010 dan 2007. Kecendrungan peningkatan jumlah pasien operasi di RSUD Bangkinang dimulai tahun 2008 s/d 2010. Di tahun 2010 jumlah pasien bertambah 199 pasien di banding tahun 2008 atau rata-rata bertambah 66 pasien pertahun (10,11%). Rata-rata jumlah pasien operasi Bedah umum di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 356 pasien /tahun atau rata-rata pertambahan pertahun sebanyak 181 pasien (36,2%). Rata-rata jumlah pasien operasi Kebidanan dan Kandungan di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 126 pasien /tahun atau rata-rata pertambahan pertahun sebanyak 77 pasien (15,4%). Rata-rata jumlah pasien operasi Curretage di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 60 pasien /tahun atau rata-rata pertambahan pertahun sebanyak 18 pasien (3,6%). Rata-rata jumlah pasien operasi Vaccum ekstraksi di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 22 pasien /tahun.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐25
Rata-rata jumlah pasien operasi THT di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 38 pasien /tahun. Rata-rata jumlah pasien operasi mata di RSUD Bangkinang sejak tahun 2006 s/d 2010 sebanyak 113 pasien /tahun. Selain itu RSUD Bangkinang pada tahun 2010 juga sudah mampu melaksanakan tindakan operasi paru, suatu tindakan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. II.5.1.2.2.6 Indikator Keberhasilan RSUD Bangkinang NO 1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 41 Indikator Keberhasilan Tahun 2007-2010 RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar
INDIKATOR Jumlah Tempat Tidur (TT) Angkat Pemanfaatan TT (BOR) % Angka Kematian Bersih (NDR)‰ Rata-rata lama hari rawat (LOS) Selang Penggantian TT (TOI) Rata-rata pemakaian 1 TT (BTO) Angka Kematian Kasar (GDR)‰ Rata-rata Pasien UGD perhari
2006 84 62 25 3 3 28 46 12
2007 95 61 23 4 3 51 54 20
2008 95 55 22 4 3 54 57 21
2009 95 54 18 4 3 54 56 24
2010 95 54,61 21 4 3 56 57 25
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Angka Pemanfaatan tempat tidur (BOR) sejak tahun 2006 s/d 2010 berkisar 54 s/d 62 %, sedangkan angka standarnya adalah 60 s/d 85%. Angka kematian bersih (NDR) rata-rata adalah 21,8 per mil masih dibawah angka standar yaitu 25 per mil. Rata-rata lama hari rawat (LOS) adalah 4 hari dengan angka standar 6-9 hari. Selang penggantian tempat tidur (TOI) adalah 3 hari dengan angka standar 1-3 hari. Rata-rata pemakaian 1 (satu) tempat tidur (BTO) adalah 48 kali dengan angka standar 45-50 kali per tahun. Angka kematian kasar (GDR) adalah 54 permil dengan angka standar 45 permil pasien keluar rumah sakit.
II.5.1.3 II.5.1.3.1
Pekerjaan Umum Indikator Kinerja Kunci
Indikator Kinerja Kunci Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum tahun 2008- 2010 sebagai berikut: Tabel 42 Indikator Kinerja Kunci Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum Tahun 20082010 Kabupaten Kampar NO
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
1 1
2 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008 2009 2010 3 4 5 19.60 29.57 59.10
2 3 4
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Rumah Tangga Per Sanitasi Kawasan Kumuh
40.15 64.63 0.04
41.12 70.00 0.0011
KETERANGAN 6
40.23 46.72 0.0011
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Panjang Jalan Kabupaten Kampar dalam kondisi baik terus mengalami peningkatan, dibanding tahun 2008, persentase capaian kinerja pada tahun 2010 meningkat 39,5% atau rata-rata peningkatan tiap tahunnya 13,16%. Pada Tahun 2010, panjang jalan Kabupaten Kampar yang dalam kondisi baik 1.198,78 Km (59,10%) dari panjang seluruhnya yaitu 2.028,35 Km atau 829,67 Km yang dalam kondisi tidak baik. 335,93 Km dalam kondisi rsak ringan, 293,91 Km dalam kondisi rusak sedang dan 239,75 Km dalam kondisi rusak berat.
II-‐26 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik cenderung tidak ada perubahan, persentase capaian kinerja tahun 2009, sempat naik 0,97% dibanding tahun 2008, namun pada tahun 2010 kembali turun 0,89%. Pada tahun 2010 dari 12.217 Ha luas irigasi Kabupaten Kampar, luas irigasi yang dalam kondisi baik 4.915 Ha. Sedangkan luas potensial jaringan irigasi yaitu 8.359 Ha serta jaringan irigasi yang fungsional 4.915 Ha. Jumlah Bangunan Bendungan seluruhnya 35 unit, 22 bendungan dalam kondisi baik, 6 dalam kondisi rusak ringan dan 7 dalam kondisi rusak berat. Rumah tangga per sanitasi, persentase capaian kinerja tahun 2009 sempat naik 5,37% dari tahun 2008, namun tahun 2010 kembali turun 23,28%. Pada tahun 2010 dari 190.273 jumlah total rumah tangga di Kabupaten Kampar, hanya 88.900 (46,72%) rumah tangga yang bersanitasi. Persentase kawasan kumuh di Kabupaten Kampar pada tahun 2010 mengalami penurunan 0,04% dibanding tahun 2008. Pada tahun 2010 dari 1.128.928 Ha luas wilayah Kabupaten Kampar, 12,5 Ha merupakan kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Kampar.
II.5.1.3.2
Perkembangan jumlah/panjang Jalan
Tabel 43 Panjang Jalan Nasional, Propinsi, dan Kabupaten, Tahun 2006-2010 (Km) Kabupaten Kampar
NO
URAIAN
1
Jalan Nasional
2 3
Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Jumlah
2006
2007
2008
2009
2010
94,50
94,50
94,50
182,29
182,29
242,42 2.398,50 2.735,42
242,42 2.570,95 2.907,87
242,42 2,721.27 3.058,19
405,86 2,019,60 2.607,75
405,86 2.028,35 2.616,50
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel 44 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan Tahun 2006-2010 (Km) Kabupaten Kampar
NO 1 2 3
JENIS / BAHAN DASAR Aspal Kerikil Tanah Jumlah
2006 857,70 1.088,90 624,35 2.570,95
2007 906,22 1.284,80 530,25 2.721,27
2008 906,22 1.284,80 530,25 2.721,27
2009 875,79 935,98 207,75 2.019,52
2010 925,56 849,34 253,45 2.028,35
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Panjang jalan Kabupaten Kampar yang beraspal pada tahun 2010, meningkat 67,86 Km (7,91%) di banding tahun 2006 atau rata-rata peningkatan pertahun sepanjang 15,57 Km. Pada tahun 2010 dari 925,56 Km panjang jalan aspal Kabupaten, berdasarkan kondisi jalan sepanjang 640,74 Km dengan kondisi baik, rusak ringan sepanjang 119,02 Km, rusak sedang sepanjang 92,36 Km dan rusak berat sepanjang 73,45 Km. Panjang jalan kerikil Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 berkurang 239,36 Km (22,00%) dibanding tahun 2006 atau rata-rata pengurangan pertahun sepanjang 47,91 Km. Pada Tahun 2010, dari 849,34 Km panjang jalan Kerikil Kabupaten, berdasarkan kondisi jalan sepanjang 482,39 Km dengan kondisi baik, rusak ringan sepanjang 188,30 Km, rusak sedang sepanjang 133,75 Km dan rusak berat sepanjang 44,90 Km. Panjang jalan tanah di Kabupaten Kampar pada tahun 2010 berkurang 370,9 Km (59,4%) dibanding tahun 2006 atau rata-rata pengurangan pertahun sepanjang 74,18 Km. Sampai tahun 2010, panjang jalan tanah di Kabupaten Kampar yang dalam kondisi baik 75,65 Km,
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐27
dalam kondisi rusak ringan 28,60 Km, dalam kondisi rusak sedang 67,8 Km dan dalam kondisi rusak berat 81,4 Km. Jumlah keseluruhan panjang jalan Kabupaten Kampar sampai pada tahun 2010 adalah 2.028,35 Km, sepanjang 1.198,78 Km dalam kondisi baik, 33,92 Km rusak ringan, 293,91 Km rusak sedang dan 199,75 Km rusak berat.
II.5.1.3.3 NO 1 2 3 4
Perkembangan panjang Jembatan
Tabel 45 Panjang Jembatan Menurut Jenis Permukaan Tahun 2006-2010 (M) Kabupaten Kampar JENIS / BAHAN DASAR Kayu Beton Rangka Gantung Jumlah
2006 3,749.50 2,194.20 990.00 535.00 7,468.70
2007 3,749.50 2,194.20 990.00 535.00 7,468.70
2008 3,749.50 2,194.20 990.00 535.00 7,468.70
2009 2,445.50 2,433.50 989.00 645.00 6,645.30
2010 2,523.50 2,911.40 956.00 570.00 6,960.90
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Panjang jembatan kayu pada tahun 2010 berkurang sepanjang 1.226 meter (32,69%) dari tahun 2006 atau rata-rata berkurang 245,20 meter pertahun. Sampai dengan tahun 2010 dari 2.523,50 meter panjang jembatan kayu di Kabupaten Kampar, sepanjang 847 meter dengan kondisi baik, 493,5 meter rusak ringan, 600 rusak sedang dan 583 meter rusak berat. Panjang jembatan beton pada tahun 2010 bertambah sepanjang 717,20 meter (32,68%) dari tahun 2006 atau rata-rata bertambah 143,44 meter pertahun. Sampai dengan tahun 2010 dari 2.911,40 meter panjang jembatan beton di Kabupaten Kampar, sepanjang 2.836 meter dengan kondisi baik, 46,5 meter rusak ringan dan 15,5 rusak sedang. Panjang jembatan Rangka dan gantung beton pada tahun 2010 hanya bertambah 1 meter dari tahun 2006. Sampai dengan tahun 2010 dari 1.526 meter panjang jembatan rangka dan gantung di Kabupaten Kampar, sepanjang 1.196 meter dengan kondisi baik, 110 meter rusak ringan dan 220 rusak sedang.
II.5.1.4
Perumahan
Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan Urusan Perumahan Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 46 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Perumahan Tahun 2008-2010Kabupaten Kampar NO 1 1 2 3
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA 2 Rumah Tangga pengguna air bersih Lingkungan Pemukiman Kumuh Rumah Layak Huni
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008 2009 2010 3 4 5 3.09 8.26 11.92 0.023 0.0011 0.0007 70.63 67.55 80.64
KETERANGAN 6
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Persentase nilai capaian kinerja Rumah tangga pengguna air bersih tahun 2010 meningkat 8,83% dibanding tahun 2008 atau meningkat 2,94% tiap tahunnya. Pada tahun 2010, dari 190.273 jumlah seluruh rumah tangga yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak 22.684 (11,92%) rumah tangga menggunakan air bersih. Persentase nilai capaian kinerja Lingkungan Pemukiman Kumuh tahun 2010 menurun 0.0223% dibanding tahun 2008 atau menurun 0,00743% tiap tahunnya. Pada tahun 2010,
II-‐28 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
dari 1.128.928 Ha luas wilayah Kabupaten Kampar, seluas 7,5 ha merupakan lingkungan pemukiman kumuh 0,0007%. Persentase nilai capaian kinerja Rumah Layak Huni tahun 2009 menurun 3,08% dibanding tahun 2008, namun pada tahun 2010 meningkat kembali 13,09 % dibanding tahun 2009. pada tahun 2010, dari 190.273 jumlah seluruh rumah tangga yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak 153.439 (80,64%) merupakan rumah layak huni.
II.5.1.5
Penataan Ruang
Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan urusan Penataan Ruang mulai tahun 2008 - 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 47 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Tata Ruang Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
1
2
1
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008 2009 2010
Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
3
4
5
0.00
30.00
30.00
KETERANGAN 6
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/ HGB pada tahun 2010 meningkat 30% dibanding tahun 2008. Pada tahun 2010 dari 369.197,26 Ha luas wilayah ber HPL/ HGB, seluas 110,786,21 Ha merupakan luas ruang terbuka hijau (30%).
II.5.1.6
Perencanaan Pembangunan
Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan Urusan Perencanaan Pembangunan adalah sebagai berikut : Tabel 48 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Tahun 20082010 Kabupaten Kampar NO 1 1 2 3 4
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008 2009 2010 3 4 5
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA 2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERKADA Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
70.00
87.50
87.50
KET 6
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Ketersediaan dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2007. Ketersediaan dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2007. Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD dengan nilai capaian ada. Peraturan Bupati Kampar Nomor 14 Tahun 2006 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2007; Peraturan Bupati Kampar Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐29
2008; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2009; Peraturan Bupati Kampar Nomor 24 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2010; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2011. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD dengan nilai capaian pada tahun 2010 yaitu 87,50%, dimana dari 16 jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan pada tahun 2010, hanya 14 program yang diakomodir dalam RKPD.
II.5.1.7
Perhubungan
Perhubungan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman dan efisien serta mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah. Ketersediaan alat angkutan umum dan sarana prasarana perhubungan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam aktivitas
kehidupan
sosial
dan
ekonomi
merupakan
tujuan
pembangunan
bidang
perhubungan. Salah satu indikator penyelenggaraan Urusan Perhubungan adalah banyaknya perusahaan dan kenderaan angkutan kota/ pedesaan sebagaimana tabel berikut : Tabel 49 Jumlah Kenderaan Angkutan Darat Bermotor Menurut Jenis Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar JENIS KENDERAAN
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010*
Bis
0
2,215
3,557
4,270
5,338
Oplet
9
114
622
800
998
249
1,203
1,420
1,913
2,329
Pick Up Truk
338
1,269
2,491
3,116
3,811
Sepeda Motor
25,610
38,308
56,659
70,953
82,289
Jumlah
26,206
43,109
64,749
81,052
94,764
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah kenderaan angkutan darat bermotor di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 adalah 94.764 kenderaan, meningkat sebanyak 68.558 unit atau meningkat 261% dibanding tahun 2006. Dari 94.764 jumlah kenderaan tahun 2010, jenis kenderaan yang mendominasi adalah sepeda motor sebanyak 82.289 unit (86,84%). Berdasarkan jumlah peningkatan masing-masing jenis kenderaan angkutan darat bermotor dapat disimpulkan bahwa semua jenis kenderaan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini mungkin dikarenakan angka pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, sehingga kebutuhan akan angkutan darat bermotorpun semakin banyak. Tabel 50 Banyaknya Perusahaan, Kenderaan Angkutan Kota/Pedesaan Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar TAHUN
JUMLAH PERUSAHAAN
JUMLAH KENDERAAN
2007 2008 2009 2010
5 5 5 4
110 132 152 154
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
II-‐30 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Jumlah perusahaan di bidang angkutan kota/pedesaan yang ada di Kabupaten Kampar pada tahun 2010 berkurang 1 perusahaan di banding 2007, namun jumlah kenderaan angkutan kota bertambah sebanyak 44 kenderaan. Kecenderungan bertambahnya jumlah kenderaan angkutan kota / pedesaan dikarenakan oleh semakin bertambahnya jalan-jalan ke daerah pedesaan, sehingga tingkat aksesibilitas ke pedesaan yang sebelumnya tidak terjangkau oleh kenderaan angkutan semakin meningkat yang selanjutnya diiringi dengan peningkat jumlah penumpang pengguna angkutan tersebut. Tabel 51 Jumlah Bus dan Penumpang Antar Wilayah dan Provinsi Tahun 2007-2010 yang keluar Masuk Terminal Bangkinang TAHUN
BUS MASUK 38.322 39.353 39.422 42.280
KELUAR 39.050 39.434 39.418 32.487
2010 2009 2008 2007
JUMLAH 77.372 78.969 78.840 74.767
PENUMPANG MASUK 802.665 833.395 869.941 1.032.423
KELUAR 868.241 1.001.187 1.035.518 834.875
JUMLAH 1.670.906 1.834.582 1.905.459 1.867.298
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan jumlah Bus yang keluar masuk terminal, sejak tahun 2007 s/d 2010, Jumlah Bus yang keluar sebanyak 150.389 sedangkan Jumlah Bus yang Keluar sebanyak 150.389. Berdasarkan
jumlah
penumpang
sebanyak
3.739.821
orang
yang
keluar
dengan
menggunakan transportasi bus, sedangkan yang masuk berjumlah 3.538.424 orang. NO I. A.
B.
Ii. A.
Iii A. B. C. D. E. F.
Tabel 52 Data Sarana dan Prasana Perhubungan Tahun 2011 Kabupaten Kampar SATUAN
JUMLAH
Data Prasarana TERMINAL Jumlah Terminal Type A Type B Type C
URAIAN
Buah Buah Buah
1.00 3.00
JEMBATAN TIMBANG Jumlah Jembatan Timbang
Unit
3.00
Data Sarana TAMAN KENDRAAN Mobil Penumpang Mobil Beban / Barang Mobil Bus Sepeda Motor
Kend Kend Kend Kend
163.00 4.419.00 610.00 32.644.00
Fasilitas Keselamatan Rambu Marka Pagar Pengaman Deliniator (Paku Jalan) Cermin Tikungan APILL
Buah M M Buah Buah Buah
950.00 12.50.00 850.00 50.00 12.00 7.00
KETERANGAN
Tidak Beroperasi
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Sampai dengan tahun 2011 data sarana, prasarana dan fasilitas keselamatan bidang perhubungan adalah sebagai berikut. Jumlah terminal yang ada di Kabupaten Kampar adalah 4 terminal, yang terletak di Kecamatan Bangkinang, Tapung, Kampar Kiri dan XIII Koto Kampar. Terdapat 3 buah jembatan timbang namun tidak beroperasi. Jumlah mobil penumpang sebanyak 163 unit, mobil beban/ barang 4.419 unit, mobil bus 610 unit dan sepeda motor 32.644 unit. Jumlah rambu-rambu lalu lintas sebanyak 950 buah, jumlah marka
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐31
jalan sebanyak 1.250 buah, panjang pagar pengaman 850 meter, deliniator (paku jalan) 50 buah, cermin tikungan 12 buah dan apill sebanyak 7 buah. Tabel 53 Banyaknya Kenderaan Bermotor Wajib Uji Yang Terdaftar Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar JENIS KENDERAAN 1
JUMLAH KENDARAAN 2
OPLET / MOBIL PENUMPANG UMUM RENTAL OTO BIS MINI BUS PICK UP Truk Sumbu 2 Truk Sumbu 3 Truk Sumbu 2 Truk Sumbu 3 1
169 3 27 492 1.836 2.156 282 71 44 2
TRUCTOR TEMPELAN KERETA GANDENGAN KENDRAAN KHUSUS Jumlah 2010 2009 2008 2007
2 18 10 5.110 5.002 3.677 3.090
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah kenderaan bermotor wajib uji yang terdaftar tahun 2010 bertambah sebanyak 2.020 (65,37%) dibanding tahun 2007, atau rata – rata bertambah 505 (16,34%) tiap tahunnya. Berdasarkan jenis kenderaannya, pada tahun 2010 kenderaan bermotor wajib uji yang terdaftar terbanyak adalah Truks sumbu 2 sebanyak 2.156 unit (42,19%) dan Pick up sebanyak 1.836 unit (35,93%). Jumlah terbanyak lainnya adalah mini bus yaitu 492 (9,63%) dan Truks sumbu 3 yaitu 282 (5,52%) serta oplet/ mobil penumpang umum yatu 169 unit (3,31%). Sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah traktor tempelan yaitu 2 unit (0,04%) dan mobil rental 3 unit (0,06%).
II.5.1.8 II.5.1.8.1
Lingkungan Hidup Capaian Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup
Tabel 54 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2008-2010Kabupaten Kampar
NO
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % )
2008 1 2 3 4
Penanganan Sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan
88.13 100.00 33.45 100.00
2009 86.02 100.00 40.24 0.00
2010 86.02 100.00 0.73 0.00
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup mulai tahun 2008 s/d 2010, sebagai berikut . Penanganan sampah pada tahun 2010 mengalami penurunan 2,11% dibanding tahun 2008, pada tahun 2010 volume produksi sampah di Kabupaten Kampar mencapai 29.880 M3 namun valume sampah yang ditangani 25.709 M3. Kondisi ini dapat disebabkan akibat tidak sebandingnya jumlah sarana kebersihan dengan pertumbuhan penduduk / rumah tangga yang semakin pesat.
II-‐32 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal 100%, artinya dari seluruh perusahaan yang wajib AMDAL, seluruhnya telah dilakukan pengawasan. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk dengan capaian 0,73%. Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2010 tidak ada.
II.5.1.8.2
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PLH) Dalam kurun waktu 2007-2011, telah banyak kegiatan yang direalisasikan dan cukup strategis terutama dalam program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan disertai penegakan peraturan perundang-undangan/hukum lingkungan. Output kegiatan dari program antara lain berbentuk dokumen AMDAL beserta UPL dan UKL merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses perizinan beroperasionalnya perusahaanperusahaan yang berpotensi membuat perubahan dan pengrusakan lingkungan, yaitu : •
Perusahaan industri pengolahan (besar dan menengah);
•
Perusahaan besar swasta/negara perkebunan (karet, kelapa dan sawit), perusahaan besar industri perkayuan dan lain-lain; Perusahaan pertambangan/penggalian sumber daya tambang termasuk pasir, kerikil,
•
dan air tanah. Tabel 55 Jumlah Perusahaan Yang Telah Memiliki Dokumen AMDAL/UKL/UPL Tahun 2007-2010 NO 1 2 3 4
TAHUN
JUMLAH PERUSAHAAN
2007 2008 2009 2010
32 34 47 74
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Dari 74 perusahaan yang telah memiliki Dokumen AMDAL/ UKL/UPL, terdiri dari 31 Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS), 17 Perusahaan Penambangan Pasir dan Batu, 5 Pabrik Karet, 3 Pabrik penambangan/ penglahan Baru dan stone crusher, 2 SPBU dan sisanya 16 perusahaan bergerak di berbagai jenis kegiatan. Sedangkan berdasarkan lokasi perusahaan, 10 perusahaan di Kecamatan Tapung Hulu, masing-masing 9 perusahaan di Kecamatan Tapung dan Bangkinang Seberang, 7 perusahaan di Kecamatan Siak Hulu, masing-masing 5 perusahaan di Kecamatan XIII Koto Kampar, Tapung Hilir dan Tambang, masing-masing 3 perusahaan di Kecamatan Gunung Sahilan, Bangkinang, Kampar Kiri Tengah, masing-masing 2 perusahaan di Kecamatan Kampar Kiri, Salo, Perhentian Raja, Bangkinang Barat dan Kampar serta Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kampar Utara dan Kampar Kiru Hulu masingmasing 1 perusahaan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐33
Dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kampar, jumlah perusahaan yang berpotensi mencemarkan lingkungan adalah sebagai berikut : Tabel 56 Jumlah Perusahaan Yang Berpotensi Mencemarkan Lingkungan Tahun 2006-2010 NO 1 2 3 4 5
TAHUN
JUMLAH PERUSAHAAN
2006 2007 2008 2009 2010
26 32 34 36 36
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan lokasinya, perusahaan yang berpotensi mencemarkan lingkungan sejak tahun 2006 s/d 2010, terbanyak berada di Kecamatan Tapung Hulu dan Kecamatan Tapung.
II.5.1.8.3
3. Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
Pengendalian kebakaran dan hutan dilakukan dengan membentuk Satuan Pengendalian Kebakaran Hutan dan lahan (SATLAKDALKARHUTLA) yang terdiri dari instansi terkait yaitu, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian TPH, Polres Kampar, Batalyon Infantri 132, Kejaksaan Negeri Bangkinang, Pengadilan Negeri Bangkinang dan Tim Pemadam Kebakaran. Hasil pemantauan jumlah titik api di wilayah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut: NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tabel 57 Jumlah Titik Api menurut Kecamatan Tahun 2006-2010
KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Siak Hulu Perhentian Raja Jumlah
2006
2007
2008
2009
2010
18 16 5 39 6 4 6 2 96
10 13 2 7 11 5 5 1 6 2 6 5 2 1 4 2 1 83
34 18 10 1 6 27 16 2 18 22 6 4 6 2 172
41 9 27 1 6 41 2 13 21 24 4 2 1 1 9 10 212
27 12 9 5 4 37 2 1 13 12 11 4 2 2 3 7 2 153
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan tabel dapat dilihat jumlah titik api terbanyak ditemukan pada tahun 2009 dan yang paling sedikit pada tahun 2007. Pada Tahun 2010 jumlah titik api menurun 59 titik dari tahun 2009. Berdasarkan sebaran lokasi titik api, secara rata-rata 5 Kecamatan terbanyak ditemukan titik api adalah Kecamatan XIII Koto Kampar dan Kampar Kiri 26 titik api, Kecamatan Tapung 14 titik api, Kecamatan kampar Kiri Hilir 12 titik api dan Kecamatan Tapung Hulu dan Tapung Hilir masing-masing 11 titik api. Data yang diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar, pada tahun 2009 lokasi kejadian kebakaran yang
II-‐34 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
terjadi di wilayah Kabupaten Kampar berada di lahan perkebunan masyarakat seluas + 139,35 Ha (55%).
II.5.1.9
Pertanahan
Penyelenggaraannya Urusan Pertanahan sampai saat ini pelaksanaannya belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kabupaten dan masih ditangani oleh Instansi vertikal di Kabupaten.
Berdasarkan
data
BPS
dibawah
dapat
dilihat
data
perkembangan
penyelenggaraan Urusan Pertanahan sebagai berikut. Tabel 58 Jumlah Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah Tahun 2006-2009
NO 1 2 3 4
KEPEMILIKAN
Hak Milik Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Jumlah
2006
2007
2008
2009
5,172 0 525 0 5,697
6,207 1 312 0 6,520
5,148 0 227 0 5,375
1,489 9 0 12 1,510
2008 4,743 54 146 1 4,944
2009 5,384 13 169 12 5,578
2008 1,753 0 170 1 1,924
2009 811 0 0 0 811
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 NO 1 2 3 4
Tabel 59 Jumlah Peralihan Hak Atas Tanah Tahun 2006-2009 KEPEMILIKAN
2006 3,936 9 131 0 4,076
Jual Hibah Warisan Wakaf Jumlah
2007 3,713 22 132 0 3,867
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011 NO 1 2 3 4
Tabel 60 Jumlah Penghapusan Hak Atas Tanah Tahun 2006-2009 KEPEMILIKAN
2006 0 0 0 0 0
Hak Milik Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Jumlah
2007 1,356 0 165 6 1,527
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Adapun hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan Urusan Pertanahan adalah Kegiatan Pengadaan dan Pembebasan Lahan/ tanah untuk kepentingan umum dan Pemerintah. Sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 data tentang ganti rugi tanah disajikan pada tabel berikut. Tabel 61 Rekapitulasi Data Pembebasan Tanah /Lahan Untuk Kepentingan Umum dan Pemerintah Tahun 2007 s/d 2010 Kabupaten Kampar JENIS GANTI RUGI Kepentingan Pemerintah Kepentingan Umum Jumlah
JENIS GANTI RUGI Kepentingan Pemerintah Kepentingan Umum Jumlah
TAHUN 2007
TAHUN 2008
LUAS TANAH (M2)
NILAI GANTI RUGI (RP)
LUAS TANAH (M2)
NILAI GANTI RUGI (RP)
257.093 263.414 520.507
3.815.339.925 23.815.442.816 27.630.782.741
632.879 170.854 803.733
12.104.092.064 14.692.332.475 26.796.424.539
TAHUN 2009
TAHUN 2010
LUAS TANAH (M2)
NILAI GANTI RUGI (RP)
LUAS TANAH (M2)
NILAI GANTI RUGI (RP)
1.311.679 177.297 1.488.976
12.127.854.970 19.109.433.379 31.237.288.349
105.198,41 139.313,70 244.512,11
6.990.036.250 6.628.658.893 13.618.695.143
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Sampai dengan tahun 2010 luas tanah yang telah diganti rugi oleh Pemerintah Kabupaten Kampar adalah 2.813.216 M2 dengan menghabiskan dana sebesar Rp. 99.283.190.772. Luas tanah yang diganti rugi untuk kepentingan pemerintah yaitu 2.201.651 M2 (78,26%) dengan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐35
menghabiskan dana Rp. 35.037.323.209,- (35,29%) sedangkan luas tanah yang diganti rugi untuk kepentingan umum adalah 611.565 M2 (21,74%), yang menghabiskan dana Rp. 64.245.867.563,- (64,71%).
II.5.1.10 Kependudukan dan Catatan Sipil II.5.1.10.1 1. Indikator Kinerja Kunci Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Kampar Tabel 62 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
1
2
1 2 3
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008 2009 2010 3 4 5 5.75 15.85 52.05 11.00 89.04 215.00
Kepemilikan KTP Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
100.00
100.00
KETERANGAN 6
100.00
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan data diatas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut. Capaian kinerja untuk Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sampai tahun 2010 meningkat 46,3% dibanding tahun 2006. Pada tahun 2010 dari 543.176 jumlah penduduk yang wajib KTP (>17 tahun dan atau pernah menikah) sebanyak 278.978 (52,05%) penduduk yang telah memiliki KTP. Tingkat capaian kinerja untuk kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 penduduk, meningkat tajam pada tahun 2010 menjadi 215 akte per 1000 penduduk dibanding tahun 2006 hanya sebanyak 11 akte per 1000 penduduk. Pada tahun 2010 dari 787.495 jiwa jumlah penduduk Kabupaten Kampar, sebanyak 169.582 orang telah memiliki akte kelahiran. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar.
II.5.1.11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Adapun Capaian kinerja dalam Penyelenggaran Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2007 s/d 2010 adalah sebagai berikut : 1.
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan; •
Terbinanya perempuan (pelatihan kepemimpinan wanita bagi organisasi wanita) sebanyak 8 organisasi
•
Terbentuknya showroom pembuatan tas dan tersedianya tenaga skill pembuatan tas di Kabupaten Kampar 10 orang.
•
Pelatihan kepemimpinan wanita pada organisasi wanita terhadap 100 orang dengan tujuan agar terampilnya pimpinan organisasi wanita dalam mengelola organisasinya (Tahun 2009)
•
Pelatihan kepemimpinan wanita pada organisasi wanita) terhadap 100 orang dengan outcome yang diharapkan agar terampilnya pimpinan organisasi wanita dalam mengelola organisasinya (Tahun 2010)
•
Penyuluhan bagi ibu-ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera di 4 desa dengan outcome yang diharapkan yaitu meningkatnya partisipasi perempuan
dalam
pelaksanaan
pembangunan
II-‐36 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
desa
di
bidang
sosial,
kemasyarakatan dan peningkatan ekonomi menuju keluarga sehat sejahtera (Tahun 2010) 2.
Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan •
Tersosialisasinya UU No. 24 Tahun 2004 tentang PKDRP
•
Terciptanya tenaga terampil di bidang menjahit dan membordir dari kalangan keluarga yang kurang mampu kepada 40 peserta
•
Sosialisasi PKDRT bagi aparatur pemerintah/ masyarakat di Kabupaten Kampar dengan sasaran 150 orang.
3.
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan •
Sosialisasi UU perlindungan anak dan seleksi KPAID Kab. Kampar
•
sosialisasi cara menggunakan internet sehat bagi 200 siswa dengan tujuan yaitu meningkatnya kesadaran generasi muda (siswa) untuk memilih cara berinternet sehat dan meninggalkan pengaruh dari situs porno (2010).
•
Peringatan Hari Anak Nasional dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberdayaan anak Indonesia
4.
Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak; •
Sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) terhadap 1000 orang perempuan di 20 Kecamatan. Dengan tujuan yaitu bertambahnya pemahaman masyarakat akan tupoksi P2TP2A sebagai wadah pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak dalam rangka persamaan gender dan keadilan. (2010)
5.
Program peningkatan peran perempuan di perdesaan •
Pelatihan membordir dan menjahit terhadap 80 orang perempuan dari keluarga kurang mampu dengan tujuan yaitu terampilnya 80 orang perempuan dari keluarga kurang mampu dan terbukanya peluang kerja sehingga mendapat tambahan penghasilan bagi keluarga (2009)
•
Pelatihan Administrasi UP2K dan Operasional penyaluran dana UP2K terhadap 100 orang ketua kelompok usaha bersama di desa dengan tujuan yaitu terampilnya ketua kelompok UP2K dalam mengendalikan dan mengembangkan usaha ekonomi produktif di desanya (2009)
Pada tahun 2011, target indikator kinerja pengelenggaraan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak adalah sebagai berikut. •
Sosialisasi terkait dengan Kesetaraan Gender Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak) terhadap 1000 orang yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Toga, Pemuda dan tokoh Wanita.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐37
•
Terfasilitasinya Kegiatan perlindungan terhadap anak Korban tindakan kekerasan dan anak yang berhadapan dengan hukum bekerjasama dengan Lembaga P2TP2A
•
Peringatan hari Keluarga Nasional dan Hari Ibu
•
Terlaksananya
Kegiatan
Pelatihan
bagi
Aparat
Penegak
Hukum
dalam
Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan terhadap 40 aparat hukum.
II.5.1.12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Indikator capaian kinerja penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut. }
Prevalensi peserta KB aktif pada tahun 2010 meningkat 4,38% dibanding tahun 2008.
Pada tahun 2010 dari 116.605 jumlah pasangan usia pasangan subur di Kabupaten Kampar, sebanyak 90.956 pasangan merupakan peserta KB aktiff. }
Keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I pada tahun 2010 menurun 11,76%
dibanding tahun 2008. Pada tahun 2010 dari 190.273 jumlah keluarga di Kabupaten Kampar, 49.928 keluarga diantaranya merupakan Keluarga prasejahtera dan sejahtera I. Tabel 63 Jumlah Akseptor Menurut Jenis Alat Kontrasepsi Tahun 2006-2009
NO ALAT KONTRASEPSI 1 IUD 2 Kondom 3 Pill 4 Vasektomi 5 Tubektomi 6 Susuk 7 Suntik Jumlah PA Jumlah PUS % PA Terhadap PUS
2006 2,363 876 24,163 309 741 4,256 37,181 69,889 105,839 66,03%
2007 2,475 892 26,562 304 746 5,202 40,241 76,422 107,082 71,37%
2008 2,475 892 26,562 304 746 5,202 40,241 76,422 107,082 71,37%
2009 496 1,845 12,412 0 374 2,879 24,495 42,501 120,564 35,25%
2010 1,295 7,493 37,032 1,046 1,046 10,461 73,061 131,434 123,564 106,5%
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Dilihat dari jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan Usia Subur di Kabupaten Kampar didominasi dengan penggunaan alat suntik KB dan Pil KB, sampai dengan tahun 2010 persentase penggunaan alat kontrasepsi menurut jenisnya yaitu penggunaan Jenis Alkon Suntik 55,59%, PIL KB 28,18%, Susuk 7,96%, Kondom 5,7%, IUD 0,99% dan Vasektomi serta Tubektomi masing-masing 0,8%. Jumlah pengguna / peserta KB aktif pada tahun 2007 dan 2008 mengalami peningkatan sebanyak 6.533 peserta (9,35%), namun pada tahun 2009 mengalami penurunan tajam sebesar 33.921 peserta (44,38%) dan pada tahun 2010 kembali bertambah sebanyak 88.933 peserta (209,25%) dibanding tahun 2009 Penurunan jumlah peserta KB tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah PUS yang pada tahun 2009 meningkat 14.725 PUS (13,91%) dibanding tahun 2006, namun pada tahun 2010, jumlah peserta KB meningkat tajam hingga melampaui jumlah PUS yang ada dengan perbandingan 106,5%.
II-‐38 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.5.1.13 Sosial Salah satu penyebab timbulkan masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Kampar diantaranya adalah Bencana Alam. Pada tahun 2010 jumlah PMKS dari korban bencana alam mencapai 23,47% dari seluruh jenis PMKS yang ada. Tingginya jumlah PMKS yang berasal dari korban bencana alam disebabkan karena seringnya kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Kampar. Data perkembangan kejadian Bencana Alam di Kabupaten Kampar tahun 2006 - 2010 dapa dilihat pada tabel berikut. NO 1 2 3 4
Tabel 64 Jumlah Kejadian Bencana Alam Menurut Jenis Bencana Tahun 2006-2010
BENCANA Banjir Kebakaran Angin Topan Tanah Longsor
2006 72 0 1 1
2007 69 9 0 0
2008 9 10 2 0
2009 74 31 19 0
2010 1 37 3 0
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Sejak tahun 2006 - 2010 jumlah kejadian bencana alam Banjir di Kabupaten Kampar telah terjadi sebanyak 224 kejadian, kebakaran 87 kejadian, angin topan sebanyak 25 kejadian dan tanah longsor 1 kejadian. Berdasarkan informasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Kampar, korban bencana banjir pada tahun 2007 sebanyak 72 desa dari 15 kecamatan, tahun 2008 sebanyak 9 desa dari 3 kecamatan, tahun 2009 sebanyak 74 desa dari 14 kecamatan dan tahun 2010 hanya 1 kecamatan Tapung. Korban Bencana Banjir pada tahun 2007 sebanyak 9 rumah, tahun 2008 sebanyak 10 unit rumah, tahun 2009 sebanyak 31 rumah dan tahun 2010 sebanyak 37 unit rumah. Bencana alam putting beliung tahun 2007 tidak ada, tahun 2008 2 desa, tahun 2009 sebanyak 19 desa dan tahun 2010 sebanyak 3 desa. Masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Kampar yang semakin kompleks dan luas perlu diikuti oleh berfungsinya mekanisme pencegahan dan penanggulangan masalah yang cepat, tepat, dan berkelanjutan dengan cara menggali dan mendayagunakan modal sosial dalam masyarakat. Sampai dengan tahun 2010 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) yang tertangani di Kabupaten Kampar disajikan pada tabel berikut. Tabel 65 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) yang Tertangani Tahun 2010Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
JENIS PMKS Anak balita terlantar Anak terlantar anak Nakal Anak Jalanan Anak Cacat Wanita Rawan Sosial Ekonomi Wanita Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia terlantar Penyandang cacat Tuna Susila Pengemis Gelandangan Bekas warga binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) Korban penyalahgunaan NAPZA Keluarga Fakir Miskin
JENIS KELAMIN L P 3,650 3,765 30 37 22 25 207 230 5,701 17 2,182 2,303 1,122 1,324 50 18 10 11 8 40 7 77 13 4,331 7,337
JUMLAH (JIWA) 7,415 67 47 437 5,701 17 4,485 2,446 50 28 19 47 90 11,668
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐39
NO 16 17 18 19 20 21 22 23
JENIS KELAMIN L P 2,365 2,750 13 14 5,941 5,945 311 104 351 323 20,671 29,963
JENIS PMKS Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni Keluarga bermasalah sisial psikologi Komunitas adat terpencil Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Pekerja Migran Bermasalah Sosial Penyandang HIV/ AIDS (ODHA) Keluarga Rentan Jumlah
JUMLAH (JIWA) 5,115 27 11,886 415 674 50,634
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Dari 50.634 jiwa PMKS yang ditangani, sebanyak 20.671 jiwa (40,82%) adalah laki-laki dan 29.963 jiwa (59,18%) adalah perempuan. Dilihat dari jenis PMKS yang ditangani, PMKS korban Bencana Alam yang paling banyak ditangani yakni sebesar 23,47%, diikuti dengan PMKS Keluarga Fakir Miskin sebesar 23,04%, anak terlantar 14,64%, Wanita rawan sosial ekonomi 11,26%, Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni 10,10%, Lanjut Usia terlantar 8,86% dan penyandang cacat 4,85%. Peran masyarakat dan lembaga sosial kemasyarakatan sangat dibutuhkan dalam penanangan masalah-masalah sosial di masyarakat. Sampai dengan tahun 2010, data masyarakat dan lembaga sosial yang ada di kabupaten Kampar adalah sebagai berikut : (1)Pekerja Sosial Kemasyarakatan Berjumlah 214 Orang; (2) Organisasi Sosial (lembaga) berjumlah 32 Lembaga; (3) Karang taruna 42 lembaga; (4) Wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat 8 lembaga; (5) Keperintisan dan Kepahlawanan 22 orang ; (6) Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 65 orang dan Relawan satuan penanggulangan bencana 160 orang. Selain masyarakat dan lembaga sosial kemasyaratan diatas, jumlah panti asuhan dan tempat penampungan sosial di Kabupaten Kampar juga belum memadai guna penanganan dan penampungan PMKS yang ada di Kabupaten Kampar. Jumlah panti asuhan yang ada di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 sebanyak 14 panti asuhan dengan jumlah anak panti 590 orang sedangkan asrama SDLB 1 asrama dengan jumlah 20 anak. Semakin tingginya tingkat keterlibatan masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakat terhadap
penyelenggaraan
urusan
Sosial,
maka
semakin
berpengaruh
terhadap
meningkatnya jumlah keluarga sejahtera di Kabupaten Kampar. Tabel 66 Jumlah Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera Tahun 2006 dan 2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5
TAHAP KELUARGA SEJAHTERA Keluarga Prasejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III+ Jumlah
2006
2010
15.148 36.134 47.233 28.288 8.119 134.922
13.879 33.112 61.881 32.777 14.668 156.317
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
II-‐40 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.5.1.14 Ketenagakerjaan II.5.1.14.1 1. Capaian Kinerja dalam Penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan Tabel 67 Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftar di Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Tahun 20062010
NO 1 2 3 4 5
TINGKAT PENDIDIKAN Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sarjana Muda (Diploma) S1/S2/S3 Jumlah
2006 186 118 4,957 421 993 6,675
2007 31 63 1,612 670 811 3,187
2008 111 108 2,698 1,919 2,179 7,015
2009 64 68 2,306 3,435 3,208 9,081
2010 146 128 2,672 3,390 3,557 9,893
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah pencari kerja pada tahun 2007 sempat mengalami penurunan dibanding tahun 2006, yaitu sebesar 3.488 orang (52,25%). Namun di tahun 2008, 2009 dan 2010 jumlah pencari kerja terus mengalami peningkatan. Sampai pada tahun 2010, jumlah pencari kerja meningkat 6.706 (210,4%) orang dibanding tahun 2007 atau rata-rata peningkatan 1.676 orang (52,6%) tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pencari kerja yang mendaftar di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja didominasi oleh Tamatan S1/S2/S3 yaitu 3.557 orang (35,95%), berpendidikan Sarjana Muda 34,27%, berpendidikan SLTA 27,01%, berpendidikan SLTP dan SD masing-masing 1,29% dan 1,48%. Tabel 68 Jumlah Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Pengangguran Terbuka Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar
NO 1 2 3 4
INDIKATOR
Kesempatan Kerja Angkatan Kerja Tenaga Kerja Pengangguran Terbuka (%)
2007
2008
2009
2010
187,275 219,193 439,770 17.00
196,443 227,193 453,842 15.50
205,026 240,647 468,364 16.75
215,916 254.590 483,586 16.10
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Penduduk Kabupaten Kampar pada tahun 2007 berjumlah 567.895 jiwa. Jumlah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas atau juga yang disebut dengan tenaga kerja sebesar 439.770 orang, sedangkan jumlah angkatan kerja yaitu penduduk berusia 10 tahun ke atas yang sedang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan berjumlah 219.193 orang. Dari jumlah angkatan kerja yang sedemikian itu, jumlah kesempatan kerja yang tersedia sebanyak 187.275 orang yang terdiri dari sektor pertanian sebanyak 105.272 orang atau 56,12 %, sektor industri sebanyak 4.624 orang atau 2,47 %, sektor perdagangan sebanyak 20.502 orang atau 10,95 %, dan sektor jasa sebanyak 36.442 orang atau 19,46 %. Jumlah kesempatan kerja yang tersedia pada 4 sektor adalah 89,0 % dan sisanya 5 sektor lagi kesempatan kerja hanya sebesar 11,0 %. Jika dibandingkan jumlah angkatan kerja sebesar 219.193 orang dan kesempatan kerja 187.275 orang, maka pada tahun 2007 terdapat pengangguran terbuka sebesar 17,00 %. Jumlah pengangguran terbuka bervariasi sesuai dengan perkembangan ekonomi nasional, provinsi dan kabupaten. Tahun 2008 dengan pertumbuhan ekonomi 7,00 % dan jumlah investasi sebanyak Rp 6.113,79 miliar telah berhasil meningkatkan PDRB atas dasar harga berlaku menjadi Rp 9.968,28 miliar. Dengan kondisi itu telah pula meningkatkan kesempatan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐41
kerja menjadi 196.704 orang, sedangkan angkatan kerja 196.704 orang, sehingga pengangguran terbuka turun dari 17,00 % tahun 2007 menjadi 15,50 % tahun 2008. Pada tahun 2009 walaupun PDRB atas dasar harga berlaku naik menjadi Rp 11.914,53 miliar dan jumlah investasi Rp 7.346,26 miliar, juga dapat meningkatkan kesempatan kerja menjadi 206.122 orang, tetapi peningkatan jumlah angkatan kerja lebih besar dari peningkatan kesempatan kerja sehingga mencapai 240.647 orang maka pengangguran terbuka sedikit meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 16,75 %. Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2009 disebabkan beberapa kebijakan nasional yang berpengaruh pada perluasan kesempatan kerja. Yaitu pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan illegal loging, yang menyebabkan berhentinya secara total kegiatan ekonomi di sub sektor kehutanan, sehingga terjadi pengangguran secara besar-besaran di sub sektor ini, yang biasanya kegiatan di sub sektor ini dapat membuka kesempatan kerja khususnya di daerah perdesaan. Dampak dari pelarangan illegal loging ini berpengaruh pula pada sektor industri yang mengolah hasil-hasil hutan seperti pabrik kertas, playwood dan saw mill. Akibatnya jumlah pengangguran meningkat tajam. Sedangkan usaha untuk menanggulangi bertambahnya pengangguran ini berjalan lambat, sehingga jumlah pengangguran yang demikian besar itu belum dapat ditanggulangi. Kondisi pada tahun 2010 telah dapat diatasi secara bertahap. Dengan meningkatnya jumlah investasi pada tahun 2010, juga meningkatkan produksi dan kesempatan kerja. Peningkatan kesempatan kerja sebanyak 213.914 orang dan jumlah angkatan kerja dapat ditekan menjadi 248.889 orang maka pengangguran terbuka pada tahun 2010 menjadi 16,35 %, sedikit lebih rendah dari tahun 2009. Tabel 69 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LAPANGAN USAHA
Pertanian/Perkebunan/Kehutanan Pertambangan dan galian Industri pengolahan Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi Angkutan pergudangan dan komunikasi Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan, jasa perusahaan Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan Lainnya
2007
2008
2009
2010
61,15 1,02 2,85 0,21 4,72 12,35 5,29 0,95 11,40 0,06
62,86 1,10 2,22 0,16 3,57 14,47 4,64 1,38 9,60 -
65,10 1,57 5,38 0,42 5,54 8,77 2,53 0,34 10,15 0,20
64,11 1,58 5,42 0,43 5,56 8,77 2,53 1,03 10,34 0,23
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan tabel diatas, penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha sejak tahun 2007 s/d 2010 didominasi pada sektor pertanian/perkebunan/kehutanan dengan kisaran 55,6%– 65,1%. Adapun dari 230 perusahaan yang mendaftar di Dinas Sosial dan tenaga kerja, jenis perusahaan yang mendominasi adalah Perusahaan Kelapa Sawit sebanyak 59 perusahaan (25,6%), pabrik kelapa sawit 40 unit (17,4), HTI 22 perusahaan (9,6%), kontraktor dan SPBU masing –masing 14 unit (6,1%), pengisian gas elpiji dan moulding masing-masing 6 unit (2,6%), perbankan dan dealer honda masing-masing 5 unit (2,2%), lain-lain 65 (13%). Sektor yang terus mengalami peningkatan sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah sektor industri pengolahan dimana rata-rata peningkatan sebesar 0,64% setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
II-‐42 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
semakin bertambah dan berkembangnya industri-industri pengolahan di Kabupaten Kampar sehingga mampu menyerap tenaga kerja cukup besar. Sampai dengan tahun 2010, perusahaan-perusahaan yang mendaftar pada Dinas Sosial dan tenaga kerja sebanyak 230 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 46.474 orang terdiri dari 40.300 laki-laki (86,7%) dan 6.174 (13,3%) perempuan. Sektor lain yang cenderung mengalami peningkatan yaitu sektor pertambangan dan galian rata-rata peningkatan 0,14%/tahun, sektor listrik, gas dan air 0,06% per tahun, konstruksi 0,21% pertahun, sektor Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan 0,02% pertahun, sedangkan sektor yang cenderung mengalami penurunan adalah sektor Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 0,9% pertahun, sektor Angkutan, pergudangan dan komunikasi 0,69% pertahun, dan Jasa kemasyarakatan. sosial dan perorangan 0,27% pertahun.
II.5.1.14.2 Capaian Kinerja Lainnya dalam Penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan Dalam upaya peningkatan capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Ketenagakerjaan, Pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja telah melakukan halhal sebagai berikut : }
Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan melalui
pelatihan pembuatan kue pada tahun 2009 10 orang dan 2010 sebanyak 10 orang. }
Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja diantaranya pelatihan
Montir Sepeda Motor pada tahun 2009 16 orang, tahun 2010 sebanyak 15 orang. Pelatihan teknisi handphone 15 orang, pelatihan teknik elektronik 15 orang dan pelatihan lanjuta montir sepeda motor 15 orang. }
Penyelesaian Kasus PHI menurut tingkat penyelesaiannya pada tahun 2009 dan 2010
adalah sebagai berikut : Tabel 70 Rekapitulasi Penyelesaian kasus PHI Tahun 2009-2010 Kabupaten Kampar TAHUN 2009 2010
TINGKAT PENYELESAIAN KASUS
ANJURAN
PB MEDIASI
PB BIPARTIT
19 10
9 10
10 8
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
II.5.1.15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah II.5.1.15.1 Indikator Kinerja Kunci Penyelenggaraan Urusan Koperasi dan UKM Tabel 71 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Koperasi Dan UKM Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO 1 1 2
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA 2 Koperasi Aktif Usaha Mikro dan Kecil
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008
2009
2010
3 84.44 85
4 65.56 90.99
5 69.37 99.13
KET 6
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Capaian kinerja untuk Koperasi aktif pada tahun 2010 menurun 15,07 % dibanding tahun 2008. Sampai dengan tahun 2010 dari 333 jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Kampar sebanyak 231 69,37%) Koperasi yang masih aktif.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐43
Capaian kinerja untuk Usaha Mikro dan Kecil pada tahun 2010 meningkat 14,13% dari tahun 2008, atau rata-rata meningkat 4,71% tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 dari 53.059 jumlah seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak 52.598 unit diantaranya merupakan usaha mikro dan kecil.
II.5.1.15.2 Perkembangan Bidang Koperasi di Kabupaten Kampar Tabel 72 Jumlah KUD dan Non KUD Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar TAHUN
KUD
NON KUD
JUMLAH
2006 2007 2008 2009 2010
80 84 78 78 78
198 203 225 224 255
278 287 303 302 333
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel 73 Jumlah Koperasi, Jumlah Anggota, Modal, Aset, Volume Usaha dan SHU Tahun 2006-2010
NO 1 2 3 4 5 6 7
KONDISI
Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Modal Sendiri (000.000) Modal Luar (000.000) Asset (000.000) Omset (000.000) Sisa Hasil Usaha (000.000)
2006
2007
2008
2009
2010
296 84,564 24,043 62,055 86,098 138,554 3,221
292 77,730 24,596 66,399 90,995 145,205 3,536
304 77,730 28,101 133,202 161,303 169,299 7,512
302 92,089 33,717 131,754 165,471 144,229 9,640
333 94,320 34,717 135,754 167,471 155,229 10,640
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah koperasi sampai dengan tahun 2010 bertambah 37 unit (12,5%) koperasi dibanding tahun 2006, dengan pertumbuhan rata-rata 7 (2,5%) koperasi tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 dari 333 jumlah koperasi yang ada, jumlah koperasi berdasarkan klasifikasinya yaitu Koperasi klasifikasi A sebanyak 16 koperasi, klasifikasi B 125 koperasi, klasifikasi C 84 koperasi, klasifikasi D 46 koperasi dan klasifikasi BDK 58 koperasi. Jumlah anggota koperasi sampai dengan tahun 2010 bertambah 9.756 (11,54%) anggota dari tahun 2006 atau rata-rata bertambah 1.951 (2,3%) anggota tiap tahunnya. Seiring dengan peningkatan jumlah koperasi dan jumlah anggota koperasi, terjadi peningkatan jumlah modal yang berasal dari modal sendiri. Sampai dengan tahun 2010, terjadi peningkatan modal Rp. 10,674 milyar (44,40%) dari tahun 2006 atau rata – rata pertambahan modal Rp.2,1348 milyar (8,88%) setiap tahunnya. Peningkatan jumlah modal koperasi yang berasal dari luar sampai pada tahun 2010 juga mengalami peningkatan cukup besar yaitu Rp.73,699 milyar (118,76%) dibanding tahun 2006, atau rata-rata peningkatan 14,7398 milyar (23,7%) pertahunnya. Perkembangan aset koperasi sampai dengan tahun 2010 meningkat Rp. 81,373 milyar (94,51%) dibanding tahun 2006 atau rata – rata perkembangan aset Rp. 16,2746 milyar (18,9%) pertahun. Jumlah omset sampai tahun 2010 meningkat 16,675 milyar (12,041%) dibanding tahun 2006 atau rata-rata peningkatan 3,335 milyar (2,41%) pertahun. Sisa hasil usaha pada tahun 2010 meningkat 7,419 milyar (230%) dibanding tahun 2006 atau rata-rata meningkat 1,4838 milyar (46,06%) pertahun.
II-‐44 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.5.1.15.3 Perkembangan Bidang Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Kampar NO 1 A 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 74 Keragaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar KERAGAAN STRATA / JENIS USAHA
2006
2007
2008
2009
2010
2
3
4
5
6
7
42,133 3,664 241 46,038 7,467 932 230 1,471 84 11 1,873 84 33,886 46,038
42,161 4,249 276 46,686 7,765 978 237 1,633 84 15 1,901 88 33,985 46,686
42,268 7,512 300 50,080 8,774 1,133 254 1,687 87 15 3,476 94 34,560 50,080
44,286 7,889 420 52,595 10,885 1,344 254 1,712 98 27 3,496 94 34,685 52,595
44,288 8,310 461 53,059 10,865 1,256 260 1,796 98 96 3,464 96 35,128 53,059
Strata UMKM Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Jumlah Perdag. Hotel & Restoran Industri Pengolahan Pertambangan dan Galian Angkutan dan Komunikasi Konstruksi Listrik, Gas & Air Bersih Biro dan Jasa Keuangan Pertanian Jumlah
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Pada tahun 2010 terjadinya peningkatan jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebanyak 7.021 usaha (15,25%) dibanding tahun 2006 atau rata-rata meningkat 1.404 usaha (3,05%) per tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada Usaha Kecil yaitu 4.646 usaha (128,8%) atau rata-rata pertumbuhan 431 usaha (35,6%) pertahunnya, sedangkan usaha menengah peningkatan terjadi sebanyak 220 usaha (91,28%) atau 44 usaha (18,26%) per tahunnya. Sampai pada tahun 2010, berdasarkan jenisnya, usaha Kecil Menengah banyak bergerak di bidang Pertanian sebanyak 35.128 usaha (66,21%), diikuti dengan usaha perdagangan dan Hotel 10.865 usaha (20,48%) dan Usaha biro jasa sebanyak 3.454 usaha (6,53%).
II.5.1.16 Penanaman Modal Adapun capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal dapat dilihat melalui jumlah investasi Kabupaten Kampar sebagai berikut : Tabel 75 Jumlah Investasi Tahun 2007-2008 (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar LAPANGAN USAHA 1. Pertanian - Tanaman Pangan - Perkebunan - Peternakan - Kehutanan - Perikanan 2. Pertambangan 1 3. Industri 4. Listrik, Air Minum 5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Pengangkutan 8. Keuangan dan Bank 9. Jasa-Jasa Jumlah Pemkab. Kampar Masyarakat
2007
2008
RPJM
REALISASI
RPJM
REALISASI
3.271,90 191,42 2.074,37 94,56 872,98 38,17 107,76 2 828,82 6,57 141,13 410,00 129,13 73,52 170,47 5.139,30 1.446,16 3.693,14
3.534,95 70,99 2.554,98 84,04 775,71 49,23 141,07 3 752,70 4,42 190,53 345,95 156,76 59,96 224,33 5.410,67 1.446,16 3.964,51
3.956,08 205,14 2.616,72 108,36 982,11 43,75 123,51 4 970,71 7,69 152,68 468,39 153,19 87,27 194,27 6.113,79 1.347,41 4.566,38
3.718,42 164,86 2.325,22 109,28 1.056,29 62,77 189,45 5 947,68 7,48 338,93 471,50 172,32 99,56 194,56 6.139,90 1.547,41 4.592,49
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐45
Pada tahun 2007 sesuai dengan perencanaan dalam RPJM jumlah investasi yang diperlukan sebesar Rp 5.139,30 miliar yang lebih dititikberatkan kepada tiga sektor kunci yaitu sektor pertanian Rp 3.271,90 miliar, sektor industri Rp 828,82 miliar, dan sektor perdagangan Rp 410,00 miliar, sehingga jumlah investasi pada tiga sektor kunci tersebut adalah Rp 4.510,72 miliar atau 87,77 persen dan untuk sektor-sektor lainnya Rp 628,58 miliar atau 12,23 persen. Berdasarkan realisasi jumlah investasi di tahun 2007 adalah sebanyak Rp 5.410,67 miliar, jika dibandingkan rencana investasi tahun 2007 ternyata melebihi rencana sebesar 5,28 persen. Adapun jumlah alokasi untuk sektor kunci yatu sektor pertanian Rp 3.534,95 miliar, sektor industri Rp 752,70 miliar dan sektor perdagangan Rp 345,95 miliar sehingga jumlah investasi pada sektor kunci Rp 4.633,60 miliar atau 85,64 persen dan untuk sektor-sektor lainnya Rp 777,07 miliar atau 14,36 persen. Menurut RPJM alokasi dana untuk sektor kunci tahun 2007 sebesar 87,77 persen hasil yang direalisasikan 85,64 persen, sedikit di bawah rencana dalam RPJM, dengan jumlah realisasi investasi tahun 2007 sebesar Rp 5.410,67 miliar. Adapun peranan Pemerintah Kabupaten Kampar sebesar Rp 1.446,16 miliar atau 28,14 persen sedangkan realisasinya dari jumlah investasi Rp 5.410,67 miliar, peranan Pemerintah Kabupaten Kampar tetap Rp 1.446,16 miliar atau 26,73 persen. Berdasarkan RPJM jumlah investasi yang diperlukan pada tahun 2008 sebesar Rp 6.113,79 miliar dengan perincian untuk sektor kunci yaitu sektor pertanian Rp 3.956,08 miliar, sektor industri Rp 970,71 miliar dan sektor perdagangan Rp 468,39 miliar dengan jumlah Rp 5.395,18 miliar atau 87,87 persen, dan sektor-sektor lainnya Rp 744,72 miliar atau 12,13 persen. Realisasi jumlah investasi tahun 2008 sebesar Rp 6.139,90 miliar atau melampaui target sebesar 0,42 persen. Dengan realisasi pada sektor kunci yaitu sektor pertanian Rp 3.178,42 miliar dari rencana sebesar Rp 3.956,08 miliar, sektor industri Rp 947,68 miliar dan rencana Rp 970,71 miliar, sektor perdagangan Rp 471,50 miliar dari rencana sebesar Rp 468,39 miliar, sehingga untuk sektor kunci sebesar Rp 5.137,60 miliar atau 83,68 persen, dan sektor lainnya sebesar Rp 1.002,30 miliar atau 16,32 persen. Dengan demikian, jumlah investasi tahun 2007 direncanakan sebesar Rp 5.139,30 miliar tercapai Rp 5.410,67 miliar dan tahun 2008 yang direncanakan Rp 6.113,79 miliar tercapai Rp 6.139,90 miliar, sehingga perencanaan investasi baik sektor, sub sektor dan sektor kunci telah tercapai bahkan sebagian melebihi target yang ditetapkan. Tabel 76 Jumlah Investasi 2009-2011 (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar SEKTOR Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdangan Pengangkutan Bank dan Keuangan Jasa Jumlah Pemerintah Kab. Kampar
2009
2010
2011
4.838,77 219,39 3.346,79 126,78 1.095,06 50,75 142,04 1.135,73 8,71 164,89 540,71 183,06 103,85 228,50 7.346,26 1.623,04
5.836,47 241,33 4.183,49 147,70 1.204,57 59,38 164,05 1.323,12 9,88 178,01 625,87 219,67 124,61 262,78 8.744,46 1.774,28
7.209,91 277,52 5.333,95 173,55 1.355,27 69,62 190,71 1.551,36 11,26 193,58 727,57 269,10 152,65 304,82 10.610,96 1.988,30
II-‐46 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
SEKTOR Masyarakat
2009
2010
2011
5.723,22
6.970,18
8.622,66
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Pada tahun 2011, distribusi pendapatan menurut kelompok masyarakat terjadi sedikit perubahan dimana masyarakat yang berpenghasilan rendah mendapat bagian sedikit lebih rendah dari tahun 2007. Hal ini disebabkan peranan investasi masyarakat atau swasta dalam kurun waktu 2007-2011 meningkat lebih tinggi. Keadaan ini menggambarkan bahwa Kabupaten Kampar mempunyai potensi sumberdaya alam yang dalam kurun waktu tersebut sudah dieksploitasi. Di samping itu peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar walaupun meningkat tetapi peningkatannya lebih rendah dari peningkatan investasi oleh masyarakat atau swasta. Pada tahun 2007 dari jumlah investasi sebesar Rp 5.139,30 miliar, peranan Pemerintah Kabupaten Kampar hanya sebesar Rp 1.446,16 miliar atau 28,13 % dan peranan masyarakat Rp 3.693,14 miliar atau 71,87 %. Pada tahun 2011 jumlah investasi diperkirakan sebesar Rp 10.610,96 miliar, dari Pemerintah Kabupaten Kampar sebesar Rp 1.988,14 miliar atau 18,74 %, dan masyarakat Rp 8.622,66 miliar atau 81,26 %. Adapun peningkatan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 meningkat rata-rata 8,29 %, tetapi peningkatan investasi masyarakat dalam kurun waktu yang sama jauh lebih besar yaitu sebesar 23,36 %, sehingga peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar kelihatannya menurun secara relatif, walaupun dalam nilai Rupiah sebenarnya meningkat. Penanaman modal oleh masyarakat maupun pihak swasta perlu lebih didorong untuk mendukung pembangunan daerah pada berbagai kegiatan dalam rangka menciptakan nilai tambah, kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Berkaitan dengan itu perlu di tingkatkan informasi potensi daerah, peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas lainnya yang mungkin dapat mendorong minat investasi di Kabupaten Kampar. Selama lima tahun terakhir, tidak begitu banyak PMA maupun PMDN yang menanamkan investasinya di Kabupaten Kampar. Dari data yang ada, realisasi investasi di Kabupaten Kampar dari Tahun 2006–2010, tersaji pada Tabel di bawah ini. Tabel 77 Jumlah Perusahaan dan Investasi Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO. 1. 2. 3. 4. 5.
TAHUN
JUMLAH PERUSAHAAN (UNIT)
JUMLAH INVESTASI (RP)
2006 2007 2008 2009 2010
4 4 5 4 2
46.367.000.000 130.322.000.000 199.127.000.000 76.174.000.000 153.750.000.000
KETERANGAN PMA – 4 PMA – 2, PMDN - 2 PMA – 3, PMDN - 2 PMDN – 4 PMDN – 2
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Pada tabel diatas dapat dilihat, jumlah investasi dari Tahun 2006-2010 yang terbesar, terjdi pada Tahun 2008 dengan nilai Rp 199.127.000.000 dan terkecil pada Tahun 2006 senilai Rp 46.367.000.000. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar dibentuk Kantor Pelayanan Terpadu sebagai unsur pelaksana di bidang Perizinan dan non perizinan yang mempunyai fungsi pelaksana sebagian kewenangan di bidang perizinan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐47
Tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 realisasi Pelayanan Perizinan disajikan sebagai berikut ini. Tabel 78 Realisasi Pelayanan Perizinan yang diproses melalui Kantor Pelayanan Terpadu Tahun 2009 dan 2010 NO
JUMLAH IZIN
JENIS IZIN
I. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Perizinan Izin Praktek Dokter Umum Izin Praktek Dokter Gigi Izin Praktek Dokter Spesialis Izin Praktek Bidan Izin Kerja Perawat Izin Praktek Perawat Izin Praktek Fisioterafis Izin IRT pangan Izin Kerja Asisten Apoteker Izin Apotik Izin Mendirikan RS Izin Balai Pengobatan Izin Rumah Bersalin Izin Optical Izin Toko Obat Non Perizinan Rekom. RM dan Restaurant Rekom Catering Rekom Jasa Boga Rekom Air Minum Isi Ulang Non Perizinan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Tanda Daftar Perdangangan (TDP) Surat Izin Usaha (SITU) Tanda Daftar Gudang (TDG) Tanda Terima Industri (TDI) Izin Usaha Industri (IUI) Perizinan Kartu Pengawas Izin Usaha Angkutan Izin Indestil Non Perizinan Pencari Kerja Izin HO / Gangguan Izin OP / Operasionanl
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 1 1 2
SKPD
2009
2010
39 5 11 61 15 1 9 9 1 14 3 27
31 2 10 124 22 1 7 4 7 17 8 2 13
KPT KPT KPT KPT Diskes Diskes Diskes Diskes Diskes Diskes Diskes Diskes Diskes Diskes KPT
11 15 54
15 57 15 2
Diskes Diskes Diskes Diskes
81 83 34 3 -
370 371 163 6 13 -
KPT KPT KPT KPT KPT KPT
1196 109 8.510 158 228
Dishub Dishub 9.666 117 265
KPT KPT KPT
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel 79 Proyeksi Investasi Daerah Kabupaten Kampar2011-2016 SEKTOR
INVESTASI
2012
2013
8,332,856.67
9,518,426.67
10,703,996.67
11,889,566.67
13,075,136.67
214,270.00
238,605.00
262,940.00
287,275.00
311,610.00
1,752,366.67
1,960,181.67
2,167,996.67
2,375,811.67
2,583,626.67
12,500.00
13,775.00
15,050.00
16,325.00
17,600.00
5.Bangunan
207,516.67
221,861.67
236,206.67
250,551.67
264,896.67
6.Perdangan
818,243.33
911,673.33
1,005,103.33
1,098,533.33
1,191,963.33
7.Pengangkutan
309,983.33
353,003.33
396,023.33
439,043.33
482,063.33
8.Bank dan Keuangan
175,836.67
200,236.67
224,636.67
249,036.67
273,436.67
9.Jasa
341,686.67
379,846.67
418,006.67
456,166.67
494,326.67
12,165,260.00
13,797,610.00
15,429,960.00
17,062,310.00
18,694,660.00
1.Pertanian 2.Pertambangan 3.Industri 4.Listrik
Jumlah Sumber : Data Olahan
II-‐48 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
2014
2015
2016
Berdasarkan tabel 2.78 diatas diperkirakan investasi yang dibutuhkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 12,165,260. Sementara untuk tahun 2016 kebutuhan investasi meningkat sebesar Rp. 18,694,660.00, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7 %. Tabel 80 Proyeksi Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Daerah Kabupaten Kampar 2011-2016 SEKTOR 1.Pertanian 2.Pertambangan 3.Industri 4.Listrik 5.Bangunan 6.Perdangan 7.Pengangkutan 8.Bank dan Keuangan 9.Jasa Jumlah
ICOR 2012
2013
2014
2015
2016
6.01 1.56 3.39 2.38 0.34 1.45 2.04 2.48 1.46 3.3
6.65 1.57 3.45 2.27 0.31 1.38 2.04 2.43 1.39 3.4
7.25 1.59 3.5 2.19 0.29 1.33 2.03 2.39 1.35 3.47
7.81 1.6 3.54 2.12 0.27 1.29 2.03 2.37 1.31 3.54
8.34 1.61 3.57 2.07 0.26 1.26 2.02 2.34 1.28 3.59
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan tabel 2.79 menunjukkan tingkat efisiensi dari penggunaan dana investasi terhadap output dalam bentuk PDRB. Diperkirakan ICOR Kabupaten Kampar tahun 2012 secara umum mencapai 3.3 yang mengindikasikan sudah efisiensinya pengelolaan dana investasi dengan output yang dihasilkan. Dilihat dari ICOR sektoral , nilai ICOR paling besar terjadi pada sektor pertanian yang menunjukkan belum efisiennya pengelolaan dana investasi pada sektor ini. Untuk sektor yang lain sudah menunjukkan kinerja yang baik, hal ini bisa dilihat dari besaran nilai ICOR yakni 0.34-3.39. Diperkirakan untuk tahun 2016 nilai ICOR sebesar 3.59.
II.5.1.17 Kebudayaan Indikator kinerja kunci penyelenggaraan Urusan Kebudayaan adalah sebagai berikut : }
Penyelenggaraan festival seni budaya yang dilakukan pada tahun 2008 sebanyak 5
kali, tahun 2009 sebanyak 9 kali dan tahun 2010 sebanyak 13 kali. }
Dari 10 Jumlah Benda, situs & kawasan yang dimiliki oleh Kabupaten Kampar,
sebanyak 7 Benda, situs & kawasan yang dilestarikan sejak tahun 2008 s/d 2010. Disamping Indikator kinerja kunci diatas, indikator kinerja capaian program pada Urusan Kebudayaan sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah sebagai berikut : }
Penyusunan naskah sinetron dan studi 2 kegiatan
}
Pelaksanaan pelestarian budaya 1 kegiatan.
}
Pembangunan balai adat Tapung 2 unit.
}
Penyediaan prasarana kebudayaan 1 paket.
}
Pelaksanaan festival budaya daerah dengan peserta 20 kecamatan.
}
Pengembangan kesenian dan budaya daerah 1 kegiatan
}
Fasilitas perkembangan keragaman budaya daerah 28 set
}
Festival budaya daerah 1 kegiatan
}
Perencanaan dan rehabilitasi rumah adat Kampar di TMII Jakarta
}
Sinetron film dokumenter Ocu Pai Maantau ka Naghoi Uang.
}
Pengadaaan alat-alat tradisional di rumah adat Kampar di TMII Jakarta
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐49
}
Pengawasan teknis pembangunan rumah adat limau manis dan Rehab rumah adat
desa limau manis }
Festival budaya melayu kampar
}
Terlaksananya fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
}
Pembangunan Balai adat Bangkinang Barat
}
Penelitian jejak sejarah Kerajaan Gunung Sahilan
}
Penelitian jejak sejarah Candi Muara Takus
}
Terlaksananya pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah
purbakala, museum, dan peninggalan bawah air }
Buku kebudayaan dan pariwisata
}
Produksi film Ocu Bungkal Bagawung
}
Rehabilitasi makam Syeh Burhanuddin
}
Terlaksananya penyusunan system informasi database bidang kebudayaan
}
Lomba cipta lagu melayu ocu
}
Seminar dalam rangka revitalisasi dan reaktualisasi budaya local (seminar tentang
pelaksanaan balimau kasai di Kabupaten Kampar) }
Rambu-rambu penunjuk lokasi wisata
}
Terlaksananya pameran wisata nasional
}
Pelatihan pemandu wisata terpadu
}
Rehabilitasi 6 bangunan bersejarah
}
Pembutan dan Penerbitan buku koleksi benda-benda bersejarah Kab.Kampar 50
eksemplar. }
Pembangunan sarana dan prasarana peninggalan sejarah purbakala 8 paket.
}
perencanaan pembangunan prasasti dan peninggalan sejarah purbakala
}
Rehabilitasi masjid kuno desa tanjung kecamatan XIII Koto Kampar.
}
Produksi album musik hitam putih Kabupaten Kampar di studio gamelan Jogjakarta.
}
Pendokumendasian jejak sejarah dan seni budaya Kabupaten Kampar dari 40
narasumber. }
Pengiriman Tim kesenian pacu jalur event nasional di teluk kuantan
}
Parade Tari Daerah Riau
}
Terlaksananya pergelaran musik hitam putih internasional 2009
}
Pengiriman gita bahana nusantara kabupaten ke propinsi
}
Terlaksananya festival tari klasik
}
Terlaksananya lomba musik tradisi gong calempong yang diikuti 20 kecamatan.
}
Terlaksananya festival berzanji marhaban di desa limau manis yang diikuti 20
kecamatan. }
Pengadaan alat drum band sekolah
}
Pembangunan Balai Adat Kabupaten Kampar
}
Terlaksananya fasilitasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
}
Terlaksananya pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah
purbakala, museum dan peninggalan bawah air
II-‐50 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
}
Terlaksananya
kemitraan
dalam
pengelolaan
kebudayaan
melalui
kemitraan
pengelolaan kebudayaan antar daerah
II.5.1.18 Kepemudaan dan Olah Raga Pemuda sebagai generasi muda di Kabupaten Kampar turut serta dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kemakmuran Kampar. Partispasi pemuda terutama di bidang olahraga dan kesenian dengan cara melestarikannya dan ikut terlibat didalamnnya. Wadah yang digunakan untuk menampung aspirasi dan kegiatan pemuda adalah karang taruna. Perkembangan jumlah karang taruna di Kabupaten Kampar relatif cukup baik dimana tahun 2006 terdiri dari 26 karang taruna dan pada tahun 2007 dan 2008 berkembang menjadi 40 karang taruna. Di tahun 2009 dan 2010 meningkat lagi menjadi menjadi 44 karang taruna. Selama 5 tahun terakhir dibanding tahun 2006, telah bertambah sebanyak 14 karang taruna pada tahun 2010. Selain organisasi pemuda, kemampuan daerah untuk mengangkat harkat dan martabat daerah dan bangsanya melalui prestasi di bidang olahraga. Jenis olahraga yang ada di Kabupaten Kampar adalah sepakbola, bulu tangkis, bola basket, bola voli, tenis meja, atletik, catur, senam, pencak silat, sepak takraw, renang, karate, dayung, taekwondo, panahan dan tenis lapangan. Indikator Kinerja Kunci Capain penyelenggaraan Urusan Pemuda dan Olahraga adalah sebagai berikut : Tabel 81 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan dan Olah Raga Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % )
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
1
2008
2
1
Gelanggang / Balai Remaja (selain milik swasta)
2
Lapangan Olahraga
2009
2010
3
4
5
0.0004
0.01
0.01
0.11
1.74
1.412
KETERANGAN 6
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Persentase nilai capaian kinerja Gelangggang / Balai remaja (selain milik swasta) pada tahun 2010 meningkat 0,0096 per 1000 penduduk dibanding tahun 2008. dari 787.589 jumlah penduduk Kabupaten Kampar, hanya tersedia 6 gelangggang/balai remaja. Persentase nilai capaian kinerja lapangan olahraga pada tahun 2010 meningkat 1,3 per 1000 penduduk dibanding tahun 2008. Pada tahun 2010, Jumlah lapangan olahraga yang tersedia di Kabupaten Kampar sebanyak 1.112 lapangan olahraga.
II.5.1.19 Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah di bidang pemeeliharaan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum, selain berkoordinasi dengan TNI dan pihak Kepolisian, pemerintah memiliki lembaga teknis Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban umum.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐51
Tabel 82 Jumlah Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar
TAHUN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
2006
254
12
266
2007
364
30
394
2008
358
35
393
2009
358
35
393
2010
358
35
393
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Capaian Kinerja pelaksanaan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri sebagai berikut. Tabel 83 Pelanggaran Peraturan Daerah Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Pelanggaran IMB Izin Gangguan Reklame PKL Pajak & Retribusi Galian C Miras WTS dan Gelandangan
Satuan
2007
Tertangani
2008
Tertangani
2009
Tertangani
2010
Tertangani
IMB Izin Reklame PKL
257 101 87 502 155
199 95 70 475 110
211 97 90 425 145
190 80 72 399 135
109 75 88 325 111
170 67 80 300 97
175 70 89 210 99
165 68 82 210 90
35 9.666 287
30 9.666 213
47 8.762 187
45 8.762 180
41 7.439 162
39 7.439 157
37 6.757 156
32 6.757 145
Lokasi Botol Orang
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jenis Pelanggaran Perda yang mendominasi setiap tahunnya adalah Pedagang Kaki Lima (PKL), namun pada tahun 2010 menurun 290 (58,19%) dibanding tahun 2007. Sejak tahun 2007 s/d tahun 2010 jumlah pelanggaran PKL sebanyak 1.462 dan yang telah ditangani oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah 1.384 (94,66%). Mulai tahun 2007 s/d 2010 jumlah pelanggaran yang terjadi dan tertangani menurut jenisnya yaitu Pelanggaran IMB sebanyak 752 dan yang ditangani sebanyak 724 (96,28%); Izin gangguan 343 tertangani 310 (90,38%); reklame (354 tertangani 304 (85,88%), Pajak dan retribusi 510 tertangani 423 (84,71%), Galian C 160 tertangani 146 (91,25%), Miras 32.624 botol yang diamankan 100%, WTS dan gelandang 792 tertangani 695 orang (87,75%).
II.5.1.20 Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian. II.5.1.20.1 1. Legislatif Data perkembangan jumlah anggota DPRD Kabupaten Kampar berdasarkan hasil pemilu 2004 dengan pemilu legislatif 2009 dijabatkan pada tabel berikut : Tabel 84 Perkembangan Data Jumlah Anggota DPRD Berdasarkan Hasil Pemilu Tahun 2004 dan 2009 Kabupaten Kampar NAMA FRAKSI
Hasil Pemilu 2004 L
P
Jumlah
Fraksi Partai Golkar
15
1
16
Fraksi Partai PDI Perjuangan
7
0
Fraksi Partai Persatuan
4
1
NAMA FRAKSI
Hasil Pemilu 2009 L
P
Jumlah
Fraksi Partai Golkar
11
0
11
7
Fraksi Demokrat
5
1
6
5
Fraksi Partai Amanat Nasional
5
0
5
II-‐52 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Hasil Pemilu 2004
NAMA FRAKSI
L
P
Jumlah
Fraksi Partai Kerakyatan
4
1
5
Fraksi PKS
4
0
Fraksi Partai Amanat Nasional
4
0
Fraksi Reformasi Ummah
3
1
4
Jumlah
41
4
45
NAMA FRAKSI
Hasil Pemilu 2009 L
P
Jumlah
Fraksi PKS
5
0
5
4
Fraksi PPP Plus
7
0
7
4
Fraksi Kebangsaan
9
2
11
Jumlah
42
3
45
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan komposisinya, jumlah anggota DPRD Kabupaten Kampar hasil pemilu tahun 2004 dan 2009 didominasi dari Fraksi Partai Golkar, masing – masing 35,56% dan 24,44%, pada tahun 2004 dominasi selanjutnya diikuti oleh Fraksi PDI perjuangan 15,6%, sedangkan pada hasil pemilu 2009 didominasi dari Fraksi Kebangsaan 24,44%. Keterwakilan Perempuan pada hasil pemilu 2004 adalah 8,9% sementara pada hasil pemilu 2009 menurun 6,7%. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Kampar melaksanakan program Pembinaan terhadap partai politik yang diantaranya adalah pemberian bantuan keuangan kepada Partai Politik yang memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Kampar. Pedoman perhitungan dan penyaluran bantuan keuangan partai politik tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2009 tentang Pendoman Tata Cara Perhitungan, Penganggatan dalam APBD, pengajuan, penyaluran dan laporan pertanggungjawaban penggunaaan Bantuan Keuangan Kepada Pantai Politik. Daftar bantuan keuangan kepada Partai Politik yang memperoleh Kursi di DPRD Kabupaten Kampar tahun 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut . Tabel 85 Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik yang memperoleh Kursi di DPRD Tahun 2004 dan 2010 Kabupaten Kampar HASIL PEMILU 2004 Partai Golkar
JUMLAH BANTUAN (Januari s/d Agustus 2009) (Rp)
JUMLAH BANTUAN (September s/d Desember 2009) (Rp)
JUMLAH BANTUAN Tahun 2010 (Rp)
Partai Golkar
73.436.419,69
220.286.861,08
Partai PDI Perjuangan
80.000.000,00
Partai Demokrat
36.996.396,59
110.977.905,92
Partai Persatuan Pembangunan
66.666.666,67
Partai Keadilan sejahtera
25.606.601,65
76.811.994,97
Partai Amanat Nasional
53.333.333,33
Partai Amanat Nasional
28.561.725,73
85.837.505,03
Partai Keadilan Sejahtera
53.333.333,33
13.483.516,22
40.446.436,20
Partai Bintang Reformasi
40.000.000,00
Partai Persatuan Pembangunan Partai Bulan Bintang
17.703.901,94
53.036.766,53
Partai Bulan Bintang
26.666.666,67
Partai Bintang Reformasi
22.024.337,27
66.066.294,43
Partai Persatuan Demokrasi Bangsa Partai Damai Sejahtera
26.666.666,67
Partai Gerakan Indonesia Raya
14.490.112,98
43.465.919,49
13.333.333,33
21.151.953,41
63.449.408,91
Partai Demokrat
13.333.333,33
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Partai Demokrasi Kebangsaan
11.870.521,15
35.607.942,97
Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia
13.333.333,33
Partai Hari Nurani Rakyat
18.366.425,63
55.093.675,15
Partai Kebangkitan Bangsa
5.538.112,40
16.740.747,37
Partai Peduli Rakyat Nasional
5.580.816,50
15.565.893,87
Partai Demokrasi Pembaruan
5.189.158,85
16.612.648,08
300.000.000,-
900.000.000,-
Jumlah
213.333.333,33
HASIL PEMILU 2009
600.000.000,00
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐53
II.5.1.20.2 2. Pembangunan Hukum Bahwa pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya atau proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan baik (good and clean governance) oleh karena itu pembangunan bidang hukum menjadi salah satu prioritas dalam pelaksanaan pemerintahan di Kabupaten Kampar. Upaya terus dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus dilakukan dalam rangka mewujudkan pemahaman dan kesadaran hukum aparatur pemerintah dan masyarakat, tertib hukum serta mewujudkan situasi daerah yang kondusif. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya Pemerintah Daerah perlu adanya penataan Peraturan Perundang- undangan yang di implementasikan. Capaian kinerja dalam bidang pembangunan hukum adalah sebagai berikut : Tabel 86 Capaian Produk Hukum Daerah NO
JENIS PERATURAN
1
2
1. 2. 3. 4. 5.
JUMLAH PRODUK HUKUM
Peraturan Daerah Peraturan Bupati Keputusan Bupati MOU Perjanjian kerjasama
2007
2008
2009
2010
2011*
3 22 60 672 6 8
4 11 39 463 4 4
5 28 44 374 4 9
6 11 47 297 16 8
7 15 26 201 1 2
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebanyak 87 Peraturan Daerah.Jumlah peraturan Bupati yang diterbitkan muali tahun 2007 s/d tahun 2011 sebanyak 216 peraturan, rata-rata Peraturan Bupati diterbitkan 47 Peraturan tiap tahunnya. Jumlah keputusan Bupati yang diterbitkan sejak tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 2007 Keputusan, atau rata-rata 451 keputusan tiap tahunnya. Jumlah MOU yang dihasilkan sampai tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 31 MOU atau rata-rata 7 MOU tiap tahunnya. Perjanjian Kerjasama yang dihasilkan tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 31 perjanjian atau rata-rata 7 perjajian tiap tahunnya.
II.5.1.20.3 3. Pengawasan Daerah Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan efisien, efektif, transparan dan akuntabel, maka dilakukan pengawasan yang obyektif dan profesional sesuai norma dan standar audit pemerintahan. Tabel 87 Daftar Tindak Lanjut Temuan Keuangan Pemeriksaan Reguler Inspektorat Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar TAHUN
JUMLAH TEMUAN
NILAI (Rp)
SETOR (Rp)
SISA (Rp)
2007
164
1,186,234,573.00
1,007,583,401.00
178,651,172.00
2008
245
3,941,096,888.50
3,143,266,185.50
797,830,703.00
2009
249
1,197,131,609.53
788,153,820.53
408,977,789.00
2010
210
1,344,142,985.50
509,463,723.00
834,679,262.50
868
7,668,606,056.53
5,448,467,130.03
2,220,138,926.50
Jumlah
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah temuan Keuangan Pemeriksaaan Reguler Inspektorat Kabupaten Kampar tahun 2007 s/d 2009 terus mengalami peningkatan, pada tahun 2009 jumlah temuan keuangan
II-‐54 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
bertambah 85 temuan dibanding tahun 2007, hal ini kemungkinan disebabkan adanya aturan baru tentang pengelolaan Keuangan Daerah yang berbasis kinerja yaitu Permendagri No. 13 Tahun 2006, sehingga belum semua SKPD dapat memahaminya secara cepat dan baik mengenai aturan tersebut. Jumlah temuan Keuangan Pemeriksaaan Reguler Inspektorat Kabupaten Kampar tahun 2010 kembali berkurang sebanyak 39 temuan dibanding tahun 2009. Pengurangan ini sebagai cerminan dari tingkat pemahaman SKPD terhadap Peraturan tentang Pengelolaan Daerah yang semakin baik. Hal ini tidak terlepas dari intensitas pelaksanaan diklat-diklat tentang pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sendiri ataupun pihak-pihak lain. Tabel 88 Daftar Tindak Lanjut Temuan Administrasi Pemeriksaan Reguler Inspektorat Tahun 2005-2009 Kabupaten Kampar TAHUN
JUMLAH TEMUAN
SELESAI
SETOR
SISA
200 234 435 756 804 2,429
200 225 394 520 528 1,867
7 18 172 72 269
2 23 64 204 293
2005 2006 2007 2008 2009 JUMLAH
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah temuan Administratif Pemeriksaan reguler Indpektorat Kabupaten Kampar sejak tahun 2005 s/d 2009 terus mengalami peningkatan. Jumlah temuan administratif pada tahun 2009 bertambah 604 dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 121 temuan (60,4%) setiap tahunnya. Sejak tahun 2005 s/d 2009 telah ditemukan 2.429 temuan administratif dari Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kabupaten Kampar dan yang telah diselesaikan secara administrasi sebanyak 1.867 temuan (76,85%), yang menyetor 269 temuan 11,07% dan yang belum terselesaikan 293 temuan (12,06%). Tindak lanjut penyelesaian atas temuan administratif sejak tahun 2005 s/d 2009 rata-rata 91,33%.
II.5.1.20.4 4. Pengelolaan Keuangan Daerah Capaian kinerja dalam urusan pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut: }
Telah terlaksananya penyusunan APBD secara tepat waktu. Penyusunan APBD mulai
tahun 2009, 2010 dan 2011 telah dilaksanakan secara tepat waktu. }
Opini laporan keuangan Pemerintah kabupaten K a m p a r yang cukup baik yaitu
“Wajar dengan Pengecualian”. Opini laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 disajikan secara wajar memadai berdasarkan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, terbukti dengan opininya yaitu “wajar dengan pengecualian” yang terus dipertahankan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Tabel 89 Capaian Kinerja Penyusunan Laporan Keuangan Daerah 2006-2011 Kabupaten Kampar No 1
Uraian Ketepatan Penyusunan APBD
Capaian Kinerja 5 Tahun 2006 belum
2007 belum
2008 belum
2009 sudah
2010* sudah
2011 sudah
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐55
No 2
Capaian Kinerja 5 Tahun
Uraian
2006
Opini Laporan Keuangan
2007
WDP
WDP
2008 WDP
2009 WDP
2010* WDP *)
2011 -
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar tahun 2007 s/d 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 90 Anggaran Pendapatan Daerah Tahun 2007-2011Kabupaten Kampar URAIAN 1 Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan
Lain Pendapatan Yang Sah Jumlah Pendapatan
2007
2008
2009
2010
2011
2 45,453,597,764.00
3 92,742,870,030.05
5 96,566,124,267.00
6 88,686,019,637.80
994,596,960,812.0 0 -
1,058,349,242,619. 45 60,388,712,548.55
4 108,187,748,534.0 0 855,170,630,355.0 0
1,161,453,846,442. 00
1,300,910,586,613. 00 78,041,979,712.44
1,040,050,558,576. 00
1,211,480,825,198. 05
81,452,439,352.00
123,974,166,731.4 4
1,044,810,818,241. 00
1,381,994,137,440. 44
1,467,638,585,963. 24
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel 91 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
Pendapatan Asli Daerah
61,664,809,544.69
95,562,857,151.25
Dana Perimbangan
1,177,627,819,607. 74 -
121,994,615,691.5 6 1,056,711,535,474. 30 5,500,000,000.00
1,224,927,634,932. 00 44,599,652,845.27
112,345,686,674.0 0 951,766,992,651.0 0 95,660,060,320.00
1,239,292,629,152. 43
1,184,206,151,165. 86
1,365,090,144,928. 52
1,159,772,739,645. 00
235,525,968,174.0 1 1,158,289,034,500. 00 107,601,363,568.0 0 1,501,416,366,242. 01
Lain Pendapatan Yang Sah Jumlah Pendapatan
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Persentase realisasi pendapatan tahun 2007 adalah 113,85%, Tahun 2008 sebesar 112,68%, tahun 2009 sebesar 111% dan tahun 2010 sebesar 108,64%. Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar tahun 2007 s/d 2010 berfluktuasi, tahun 2007 realisasi Jumlah Pendapatan berkurang Rp.55.086.477.986,57
(4,44%)
dibanding
tahun
2006,
tahun
2008
bertambah
Rp.
180.883.993.762,66 (15,27%) dibanding tahun 2007, tahun 2009 berkurang kembali Rp. 205.317.405.283,52 (15,04%) dibanding tahun 2008 dan pada tahun 2010 bertambah kembali sebesar Rp. 341,643,626,597.01 (29,46%) dibanding tahun 2009. Fluktuasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar, dipengaruhi oleh adanya fluktuasi dari penerimaan PAD, Perimbangan dan Lain Pendapatan yang sah. Pada tahun 2010 jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat hingga Rp. 123.180.281.500,01 (209,64%) dibanding tahun 2009. Untuk dana perimbangan meningkat Rp. 206.522.041.849,- (121,7%) dan Lain Pendapatan yang sah juga bertambah Rp. 11.941.303.248,- (112,48%) dibanding tahun 2009. Sampai dengan tahun 2010, persentase komposisi realisasi penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar dilihat dari Komponen penerimaannya yaitu Dana Perimbangan sebesar 77,15%, PAD 15,69% dan Lain Pendapatan yang sah 7,17%.
II.5.1.20.5 5. Kepegawaian Capaian kinerja Kepegawaian dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut.
II-‐56 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Tabel 92 Capaian Kinerja Kepegawaian No
Capaian Kinerja
URAIAN
1
2007
Pendidikan penjenjangan struktural a. Diklat PIM II (orang) b. Diklat PIM III (orang) 1
40 2
3
4 5
6 1 7 8 9 10 11
40 3
c. Diklat PIM IV (orang) Peningkatan ketrampilan dan Profesionalisme a. Ujian dinas b. Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah a. Prajabatan golongan III b. Prajabatan golongan II c. Prajabatan golongan I Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah Penyusunan rencana pembinaan karir PNS a. Bintek penilaian angka kredit jab.fungsional (orang) b. Pelantikan jabatan struktura (kali)l c. Pengangkatan jabatan fungsional Seleksi penerimaan calon PNS 2 Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS a. SK kenaikan pangkat Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi Proses penangganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PN a. Terselesaikannya kasus (buah) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas Penyelenggaraan sumpah janji PNS
2
2008
2009
4
2010
5
6
40
40
-
-
110 45
100 30
12 15
38 70
900
908
86 739
594 298
30
30
30
30
2
40 1
2
3
4
173 5
2 2000 233 6
1902 120
1095 129
2467 120
2991 119
10 15 1447
9 14 1500
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Pendidikan penjenjangan struktural dilaksanakan pada tahun 2007 dan 2008 untuk Diklat Pim III dan IV masing-masing 40 orang, untuk tahun 2009 dan 2010 tidak dilaksanakan. Peningkatan ketrampilan dan Profesionalisme untuk ujian Dinas sejak tahun 2007 s/d 2010 sebanyak 260 orang, sedangkan Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah sebanyak 160 orang. Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 sebanyak 3.525 orang yang terdiri dari Golongan III, II dan I. Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah yahun 2007 s/d 2010 sebanyak 120 orang. Pengangkatan jabatan fungisonal pada tahun 2010 sebanyak 2000 orang yang terdiri dari 1702 guru dan 298 tenaga kesehatan. Seleksi penerimaan CPNS 2 tahun terakhir, tahun 2009 dan 2010 telah menerima sebanyak 406 CPNS. Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi sejak tahun 2007 s/d 2010 telah diberikan kepada 488 PNS. Penyelenggaraan sumpah janji PNS dua tahun terakhir telah menyumpah 2947 PNS. Tabel 93 Perkembangan Jumlah PNS di Kabupaten Kampar TAHUN
GOL IV
GOL III
GOL II
GOL I
JUMLAH PNS
2007
1,764
4,799
1,676
91
8,330
2008
2,062
5,304
2,484
97
9,947
2009
2,640
5,035
2,758
127
10,560
2010
2,902
5,111
2,818
142
10,973
2011
2,927
5,065
2,813
142
10,947
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐57
Jumlah PNS pada tahun 2011 bertambah 2.617 orang dibanding tahun 2007 atau rata-rata bertambah 523 (6,28%) orang setiap tahunnya. Jumlah PNS Golongan IV tahun 2011 bertambah 1.163 orang dibanding tahun 2007 atau rata-rata bertambah 233 orang (13,19%) setiap tahun. Jumlah PNS Golongan III tahun 2011 bertambah 266 orang dibanding tahun 2007 atau ratarata bertambah 53 orang (1,11%) setiap tahun. Jumlah PNS Golongan II tahun 2011 bertambah 1.137 orang dibanding tahun 2007 atau rata-rata bertambah 227 orang (13,57%) setiap tahun. Jumlah PNS Golongan I tahun 2011 bertambah 51 orang dibanding tahun 2007 atau rata-rata bertambah 10 orang (11,21%) setiap tahun.
II.5.1.20.6 6. Pemerintahan Umum Indikator capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Umum diantaranya yaitu fasilitasi penyelesaian Tata batas kabupaten Kampar. Sampai dengan tahun 2010, pelaksanaan fasilitasi percepatan tata batas yang telah dilakukan adalah sebagai berikut . II.5.1.20.6.1 I. Batas Antar Desa/ Kelurahan dan Kecamatan A. Penetapan dan Penegasan Batas Desa •
Batas Desa Kampar dengan Desa Pulau Rambai Kecamatan Kampar Timur.
•
Batas desa Kampar dengan desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur.
•
Batas Desa Pulau Rambai Kecamatan Kampar Timur dengan Desa Padang Mutung Kecamatan Kampar.
•
Batas desa Buluh Nipis dengan Desa Pangkalan Serik Kecamatan Siak Hulu.
•
Batas Desa Kampung Pinang dengan Desa Lubuk sakat Kecamatan Perhentian Raja.
•
Batas Desa Kuok dengan Desa Pulau Terap Kecamatan Bangkinang Barat.
•
Batas Kelurahan Air Tiris dengan Desa Tanjung Barulak Kecamatan Kampar.
•
Batas Desa Tanjung Alai dengan Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar.
•
Batas Desa Kelurahan Batu Bersurat dengan Desa Binamang Kecamatan XIII Koto Kampar.
•
Batas Desa Koto Tuo dengan Desa Koto Tuo Barat Kecamatan XIII Koto Kampar
•
Batas Desa Muara Takus dengan Desa Koto Tuo Barat Kecamatan XIII Koto Kampar.
B.
•
Batas Desa Petapahan dengan Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung.
•
Batas Desa Sei Agung dengan Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung.
•
Batas Desa Bencah Kelubi dengan Desa Karya Indah Kecamatan Tapung.
•
Batas Desa Kijang Rejo dengan Desa Pantai Cermin Kecamatan Tapung.
Penetapan Batas Desa •
Batas Desa Koto Gato Kecamatan Tapung Hilir dengan Desa Bencah Kelubi Kecamatan Tapung.
•
Batas Desa Penyewasan dengan Desa Bukit Ranah Kecamatan Kampar.
II-‐58 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
•
Batas Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat dengan Desa Ganting Kecamatan Salo.
•
Batas Desa Kepau Jaya Kecamatan Siak Hulu dengan Desa Pantai Raja Kecamatan Perhentian Raja.
II.5.1.20.6.2 II. Batas Antar Daerah A. Penetapan dan Penegasan Batas (Sk Mendagri) •
Batas Kabupaten Kampar dengan Kota Pekanbaru
•
Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumater Barat.
B.
Pelacakan dan Pengukuran Batas •
Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Rokan Hulu
•
Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Siak
•
Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Pelalawan
•
Batas Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Kuantan Singingi
II.5.1.21 Ketahanan pangan Pengembangan kelembagaan merupakan salah satu koponen pokok dalam keeluruhan rancangan revitalisasi pertanian, Perikanan dan kehutanan (RPPK) tahun 2005-2025. Pendekatan kelembagaan juga telah menjadi komponen pokok dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Kedepan diharapkan kelembagaan petani dapat menjadi aset komunitas masyarakat desa yang partisipatif dalam pembangunan. Untuk itu pengembangan kelembagaan harus dirancang sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat itu sendiri sehingga menjadi mandiri. Pembentukan dan pengembangan Gapoktan yang akan dibentuk disetiap desa harus menggunakan basic sosial capital setempat dengan prinsip kemandirian lokal yang dicapai melalui prinsip keotonomian dan pemberdayaan. Tabel 94 Jumlah Kelompok Tani Menurut Kelas Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar TAHUN
PEMULA
LANJUT
MADYA
UTAMA
BELUM DIKUKUHKAN
JUMLAH
2006 2007 2008 2009 2010
524 524 524 524 685
308 308 308 308 544
61 61 61 61 64
0 0 0 0 0
117 117 117 117 35
1,010 1,010 1,010 1,010 1,328
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Pertambahan jumlah kelompok tani secara signifikan terjadi pada tahun 2010, dimana pada tahun 2010 bertambah 328 kelompok tani dibanding tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah kelompok tani ini kemungkinan disebabkan oleh Karena Pemerintah Kabupaten Kampar pada semakin fokus terhadap penyelenggaraan Urusan Ketahanan Pangan. Berdasarkan Perda No. 6 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Kampar membentuk Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan, yang sebelumnya urusan ketahanan pangan masih di tangani oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐59
II.5.1.22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2007 s/d Mei 2011 yang terkait urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa mendukung capaian kinerja sebagai berikut: 1.
Program Pengembangan Kecamatan (PPK/PNPM Mandiri Pedesaan) sebagaimana tampak pada tabel dibawah ini.
Tabel 95 Rekapitulasi Lokasi Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri (PNPMMandiri) Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar No
DESA
KECAMATAN
2007
2008
2009
2010
1
Siak Hulu
6
5
5
6
2
XIII Koto Kampar
13
19
7
20
3
Tambang
11
8
5
7
4
Tapung Hilir
11
8
8
11
5
Kampar Kiri Hulu
14
14
6
11
6
Kampar Kiri Hilir
7
7
8
8
7
Bangkinang Seberang
-
8
6
9
8
Kampar Timur
-
-
7
7
62
69
52
79
Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Untuk tahun 2011 Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui PNPM Mandiri ditargetkan di 12 Kecamatan dengan sasaran Masyarakat Miskin Yang ada di Kabupaten Kampar sebanyak 118.376 Jiwa Penduduk miskin atau 25.103 RTM, dengan tujuan mengurangi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kampar, Meningkatnya Kapasitas dan Kemandirian Masyarakat Dalam Membangun Desa. Adapun budget sharing dana yang ditargetkan untuk tahun 2011 yaitu Dana Pusat 15,75 M dan Dana Kabupaten 10,5 M. Peningkatan kapasitas kelembagaan ekonomi dan sosial yang dibentuk oleh masyarakat
2.
sebagai wadah bagi partisipasi masyarakat, pengembangan usaha produktif dan pengembangan interaksi sosial. }
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK) tahun
2009 dilaksanakan berdasarkan SK Bupati kampar No. 410/BSPPM/072007 di 41 desa sangat tertinggal yaitu di Kecamatan XIII Koto Kampar sebanyak 11 desa, Bangkinang Seberang 3 desa, Tapung Hulu 2 desa, Tambang 4 desa, Siak Hulu 1 desa, Kampar Kiri 5 desa dan Kampar Kiri Hulu 15 desa. }
Program Pemberdayaan Desa (PPD)/ Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP)
Tabel 96 Rekapitulasi Lokasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Desa (PPD) / Usaha Ekonomi DesaSimpan Pinjam (UED-SP) tahun 2006 s/d 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KECAMATAN XIII Koto Kampar Kampar Kiri Hulu Kampar Utara Tapung Hulu Gunung Sahilan Salo Bangkinang Barat Bangkinang Seberang Tapung
DESA 2006
2007
2008
1
1
3 3 1 2 1 1
II-‐60 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
2009
2010
2 2 1 1 1 1 1
1 2
3
Jumlah 5 5 3 3 2 1 2 1 6
No 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KECAMATAN
DESA 2006
Kampar Kiri Tengah Kampar Kiri Tambang Siak Hulu Kampar Kampar Kiri Hilir Perhentian Raja Rumbio Jaya Tapung Hilir Jumlah
2007 1 1
11
6
2008
2009
2010
2 6 2 2 2 2 1 1 17
3
3 2 1
1
1 11
13
Jumlah 3 10 7 3 3 2 1 1 1 58 desa
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Untuk program pemberdayaan Desa/ Usaha ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) pada tahun 2011 ditargetkan 30 desa dengan sasaran Masyarakat Miskin yang memiliki Usaha dan Rencana Usaha dengan target budget sharing Dana Provinsi 7,5 M; Dana Kabupaten 7,5 M. Program Desa Mapan dilaksanakan pada tahun 2008 pada Kecamatan Tambang desa Palung Raya, tahun 2009 di Kecamatan Kampar Kiri 1 desa, Kampar Utara 1 Desa, dan Kampar Kiri Tengah 1 desa serta Tahun 2010 dilaksanakan di Kecamatan Tambang 1 desa.
II.5.1.23 Statistik Pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2007 – 2010 yang terkait urusan statistik mendukung capaian kinerja sebagai berikut: 1.
Sampai dengan tahun 2009 hal-hal yang telah ditetapkan pada awal tahun RPJMD sebagian besar telah dapat dilaksanakan, yaitu dengan tersusunnya secara rutin (setiap tahun) buku Kabupaten dalam Angka, Kecamatan dalam Angka, dan Buku PDRB. Sebagaimana tampak dalam tabel dibawah ini:
2.
Tersusunnya data Harga Perdagangan Besar Konstruksi (HPBK) dan buku indikator ekonomi.
3.
Data/informasi statistik yang dihasilkan oleh urusan statistik telah dipergunakan sebagai bahan perumusan dan analisis kebijakan baik dalam perencanaan keuangan daerah maupun penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Kampar.
II.5.1.24 Kearsipan Capaian kinerja pelaksanaan program dalam rangka penyelenggaraan Urusan Kearsipan mulai tahun 2007 s/d 2010 adalah sebagai berikut : }
Terduplikasinya arsip (dokumen) daerah dalam bentuk digital 1 set
}
Meningkatnya manajemen kearsipan di setiap Satker 215 orang
}
Tersedianya sarana pengolahan dan penyimpanan 7 unit
}
Tersimpannya arsip/dokumen daerah yang bernilai guna 5 Satker/ tahun
}
Terkelolanya arsip in aktif 5 Satker
}
Terlaksananya studi banding ke ANRI Jakarta dan Kabupaten Bogor 50 orang
}
Pembangunan Data Base Informasi Kearsipan Perangkat sistem informasi manajemen
kearsipan (SIMK)
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐61
}
Sosialisasi/Penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintah/swasta 40
orang/tahun }
Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Pengolahan dan Penyimpanan Arsip
II.5.1.25 Komunikasi Dan Informatika Pelayanan data dan informasi bagi masyarakat dilaksanakan melalui situs resmi Pemerintah Kabupaten Kampar yaitu www.kamparkab.go.id. Statistik pengguna web site kamparkab. go.id selama 1 tahun terakhir disajikan sebagai berikut . Tabel 97 Usage Statistics for kamparkab.go.id Summary by Month MONTH Jan 2010 Des 2009 Nov 2009 Okt 2009 Sept 2009 Agust 2009 Juli 2009 Juni 2009 Mei 2009 April 2009 Maret 2009 Feb 2009 Totals
DAILY AVG
MONTHLY TOTALS
Hits
Files
Pages
Visits
Sites
Kbytes
Visits
Pages
Files
Hits
15774 20129 23553 18613 14415 10231 10039 11714 13153 9665 7097 5404
13781 17822 21121 16524 12950 8496 8358 8449 7994 7503 5565 3883
4234 5658 5700 3383 3404 3568 4509 4133 4326 4230 1982 987
386 432 436 403 224 293 210 233 272 241 198 133
3616 6909 7534 7314 4439 5693 3546 3421 3879 4089 3728 2042
4911124 15256291 19510414 11062434 9820314 8467536 7833478 6244579 11924457 11757520 7041594 3655463 117485204
5027 13407 13086 12496 6729 9095 6520 5830 5988 7258 6153 3723 95321
55046 175424 171001 104892 102138 110611 139800 103333 95179 126902 61457 27649 1273432
179160 552508 633641 512269 388519 263383 259127 211237 175882 225094 172541 108744 3682105
205-64 624010 706617 577016 432479 317182 311222 292853 189373 289957 220034 151325 4417132
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pengunjung website kamparkab.go.id selama 1 tahun pada Feb 2009 s/d Jan 2010 berjumlah 93.321 pengunjung. Jumlah pengunjung terbanyak pada bulan Oktober, November dan Desember. Bila dilihat dari jumlah bulanan dan tahunan, jumlah pengunjung untuk website kampar masih sangat sedikit, hal ini mungkin dikarenakan updating informasi yang kurang intensif dan sajian informasi yang dikemas kurang menarik.
II.5.1.26 Perpustakaan Data perkembangan jumlah dan jenis buku yang ada di Perpustakaan Kabupaten Kampar Tahun 2005 s/d 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 98 Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Daerah Menurut Jenis Buku Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar KODE
JENIS BUKU
JUMLAH
0.00 100 200 300 400 500 600 700
Karya Umum (General) Filsafat (Philosophy) Agama (Religious) Ilmu-Ilmu Sosial (Social Science) Bahasa (Language) Ilmu-ilmu Murni (Pure Science) Ilmu-Ilmu Terapan (Application Science) Kesenian dan Olahraga (Art and Sport)
46 0 35 60 65 68 73 0
800 900 ROM
Kesusasteraan (Literature) Sejarah dan Geografi (History ang Geography) Buku-Buku Cerita (Stories) 2010 2009 2008 2007 2006
0 5 0 397 337 268 579 330
Sumber: Kampar Dalam Angka , 2010
II-‐62 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
II.6 ASPEK LAYANAN URUSAN PILIHAN II.6.1 Pertanian Perkembangan luas tanah menurut penggunaannya di Kabupaten Kampar Tahun 2006 – 2009 sebagaimana tampak dalam tabel dibawah ini. Tabel 99Luas Tanah Menurut Penggunaan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 10 11
JENIS PENGGUNAAN TANAH Tanah Sawah Pekarangan, Bangunan dan Lahan Tegal Kebun Ladang Huma Padang Rumput Rawa Kolam Sementara tidak diusahakan Hutan 2 Perkebunan Lain-lain
2007
2008
2009
2010
10,853 44,341 106,444 42,349 12,036 20,612 1,393 66,946 269,491 3 311,712 242,752
10,780 82,813 109,500 65,738 12,037 26,453 1,443 41,405 183,617 5 377,781 217,362
10,206 82,050 108,947 66,402 12,039 25,684 1,415 43,634 196,505 7 353,505 228,272
10.009 87.005 94.803 54.370 10.892 19.655 1.425 48.173 160.695 4 394.475 178.084
Sumber: Kampar Dalam Angka, 2010
Tabel 100Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar TAHUN
PADI SAWAH
PADI LADANG
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
2006 2007 2008
5.625 5.564 6.005
22.889,32 24.556,36 28.607,94
3.637 3.539 5.686
8.769,63 9.601,37 15.694,49
2009 2010
9.329 10.088
44.031,00 48.020,34
4.700 5.228
12.979,26 14.515,17
Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011
Luas panen padi sawah pada tahun 2010 bertambah 4.463 Ha dibanding tahun 2006 atau rata-rata bertambah 892 ha tiap tahunnya sedangkan jumlah produksi padi sawah pada tahun 2010 bertambah 22.799,56 ton atau rata-rata bertambah 5.026,20 ton tiap tahunnya. Luas panen padi ladang pada tahun 2010 bertambah 1.591 Ha dibanding tahun 2006 atau rata-rata bertambah 318,20 Ha tiap tahunnya sedangkan jumlah produksi padi ladang pada tahun 2010 bertambah 5.745,54 ton atau rata-rata bertambah 1.149,11 ton tiap tahunnya. Tabel 101 Luas Panen Palawija Tahun 2006-2010 (Ha) Kabupaten Kampar TAHUN
JAGUNG
UBI KAYU
UBI JALAR
KACANG TANAH
KEDELAI
KACANG HIJAU
2006
1,504
1,004
300
643
343
289
2007
2,085
1,011
343
655
353
305
2008
2,444
1,095
215
624
389
256
2009
2,383
788
174
547
580
210
2010
1,641
850
245
540
369
232
Sumber: Kampar Dalam Angka, 2010
Luas panen palawija secara keseluruhan tahun 2010 yaitu 3.877 Ha, sedangkan persentase luas panen berdasarkan jenis palawija sampai dengan tahun 2010 yaitu Jagung (42,3,75%), Ubi Kayu (21,9%), Ubi Jalar (6,3%), Kacang tanah (13,9%), kacang kedelai (9,5% dan Kacang Hijau (6%).
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐63
Jenis palawija yang cenderung bertambah luas panennya sampai dengan tahun 2010 adalah Jagung dan Kedelai, sedangkan yang cenderung menurun adalah Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah dan Kacang Hijau. Tabel 102 Produksi Palawija Tahun 2006-2010 (Ton) Kabupaten Kampar TAHUN
JAGUNG
UBI KAYU
UBI JALAR
KACANG TANAH
KEDELAI
KACANG HIJAU
2006 2007 2008 2009 2010
1,504 2,085 2,444 2,383 1.641
850 788 1.095 1.011 1.004
215 343 300 224 245
643 655 624 547 540
343 353 389 580 369
256 305 289 305 232
Sumber: Kampar Dalam Angka, 2010
Produksi palawija secara keseluruhan sampai dengan tahun 2010 yaitu 22.562 ton, sedangkan jumlah produksi panen berdasarkan jenis palawija sampai dengan tahun 2010 yaitu Jagung (44,57%), Ubi Kayu (21,04%), Ubi Jalar (5,88%), Kacang Tanah (13,33%), Kedelai (9,01%) dan Kacang Hijau (6,14%). Jenis palawija yang cenderung meningkat produksinya panennya sampai dengan tahun 2010 adalah Jagung, Kedelai, Ubi Jalar, Kacang Tanah dan Kacang Hijau sedangkan yang cenderung menurun adalah Ubi Kayu. Berdasarkan tabel diatas bila diperbandingkan luas panen palawija dengan jumlah produksi panen palawija sampai dengan tahun 2010 yaitu Jagung 4,26 ton/ha, Ubi Kayu 14,35 ton/ha, Ubi Jalar 12,15 ton/ha, Kacang Tanah 2,14 ton/ha, kedelai 0,37 ton/ha dan Kacang Tanah 1,65 ton/ha. Tabel 103 Luas Panen Sayur-sayuran Menurut Jenis Tahun 2005-2009 (Ha) Kabupaten Kampar TAHUN
KACANG PANJANG
CABE
PERIO
TERUNG
PITULO
KETIMUN
LABU SIAM
KANGKUNG
BAYAM
2005 2006
524 524
564 642
25 34
411 354
26 20
406 438
5 7
325 407
307 379
2007
687
560
40
412
57
488
2
546
455
2008
588
568
21
396
32
535
10
455
460
2009
609
428
-
387
-
521
17
471
433
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Persentase luas panen menurut jenis sayur-sayuran sampai dengan tahun 2009 yaitu Kacang Panjang (21,25%), Ketimun (18,18%), Kangkung (16,43%), Bayam (15,11%), Cabe (14,93%), Perio (13,5%) dan Labu Siam (0,59%). Jenis Sayur-sayuran yang cenderung bertambah luas panennya sampai dengan tahun 2009 adalah Kacang Panjang, Ketimun, Labu Siam, Kangkung dan Bayam sedangkan yang cenderung mengalami penurunan adalah Cabe, Perio, Terung dan Pitulo. Tabel 104 Produksi Sayur-sayuran Menurut Jenis Tahun 2005-2009 (ton) Kabupaten Kampar TAHUN
KACANG PANJANG
CABE
PERIO
TERUNG
PITULO
KETIMUN
2005
2,252.00
3,567.00
125.00
3,912.00
130.00
8,120.00
100
3250
6140
2006
2,051.85
2,648.98
157.25
3,445.21
110.82
7,919.25
136.5
4191.63
7004.52
2007
2,705.64
2,382.15
188.54
3,978.95
316.77
9,848.25
38.5
5148.75
8331.65
2008
2,330.68
2,422.43
114.60
3,790.23
190.03
8,248.05
193.5
4308
5763.28
2009
2,423.16
1,841.49
-
3,713.68
-
8,062.09
329.17
4494.73
5463.91
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
II-‐64 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
LABU SIAM
KANGKUNG
BAYAM
Persentase jumlah produksi menurut jenis sayur-sayuran sampai dengan tahun 2009 yaitu Ketimun 30,62%, Bayam 20,75%, Kangkung 17,07%, Terung 14,11%, Kacang Panjang 9,2%, Cabe 6,99% dan Labu Siam 1,25%. Jenis Sayur-sayuran yang cenderung meningkat jumlah produksinya sampai dengan tahun 2009 adalah Kacang Panjang, Labu Siam dan Kangkung sedangkan yang cenderung mengalami penurunan adalah Cabe, Perio, Terung, Pitulo, Ketimun dan Bayam. Berdasarkan tabel diatas bila diperbandingkan luas panen sayur-sayuran dengan jumlah produksi sayur-sayuran sampai dengan tahun 2009 yaitu Kacang panjang 3,96 ton/ha, Cabe 4,26 ton/ha, perio 5,46 ton/ha, Terung 9,57 ton/ha, pitulo 5,94 ton/ha, ketimun 15,42 ton/ ha, labu siam 19,35 ton/ha, kangkung 9,47 ton/ha dan bayam 12,53 ton/ ha.
II.6.2 Peternakan II.6.2.1 II.6.2.1.1
Keragaan Perkembangan ternak Populasi
Populasi ternak sampai dengan tahun 2010, baik ruminansia besar, ruminansia kecil maupun ternak unggas rata-rata mengalami peningkatan. Kenaikan ini didukung oleh beberapa faktor yaitu : 1) gairah beternak masyarakat semakin meningkat; 2) rata-rata peternak telah menerapkan teknologi untuk mendukung perkembangan peternakan sebagai salah satu contoh adalah Inseminasi Buatan; 3) tahun 2010, isu flu burung sudah mampu ditekan dan ditanggulangi sehingga peternak mampu bangkit kembali; 4) potensi sumber daya lokal telah dimanfaatkan peternak dalam mendukung perkembangan ternaknya. Tabel 105 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak Tahun 2006-2010 (ekor) Kabupaten Kampar Jenis Ternak
2006
2007
2008
2009
2010
Sapi Potong
10,264
11,185
14,914
17,291
19,875
Kerbau
21,555
22,548
18,923
21,703
24,785
Kambing
16,655
17,511
13,368
16,706
20,879
Domba
-
799
74
85
97
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah ternak Sapi Potong sampai dengan tahun 2010 bertambah 9.611 ekor dibanding tahun 2006 atau rata-rata meningkat 1.922 ekor (18,73%) setiap tahunnya. Jumlah ternak Kerbau sampai dengan tahun 2010 bertambah 3.230 ekor dibanding tahun 2006, meskipun jumlah kerbau pada tahun 2008 sempat berkurang 3.625 ekor dibanding tahun 2007. Rata-rata pertambahan jumlah ternak kerbau adalah 646 ekor (3%) tiap tahun. Jumlah ternak Kambing sampai dengan tahun 2010 bertambah 4.224 ekor dibanding tahun 2006. pada tahun 2008, jumlah ternak Kambing sempat berkurang 4.143 ekor dibanding tahun 2007. Rata-rata pertambahan jumlah ternak kerbau adalah 845 ekor (5,07%) setiap tahunnya. Jumlah ternak domba sampai dengan tahun 2010 bertambah 23 ekor dibanding tahun 2008, atau rata-rata bertambah 5 ekor (6,22%) setiap tahunnya.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐65
Tabel 106 Populasi Ternak Unggas Tahun 2006-2010 (ekor) Kabupaten Kampar Jenis Unggas Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Ras Pedaging
2006
2007
2008
2009
2010
1,077,665
1,131,610
418,447
449,245
482,306
33,687
33,778
30,401
30,699
49,419
9,683.457
11,433,864
12,076,057
12,754,320
13,343,135
Itik
5,238
5,615
5,992
6,533
7,123
Itik Manila
16,559
17,028
22,340
25,214
28,457
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah ternak Ayam Buras pada tahun 2008 berkurang 713.163 ekor dibanding tahun 2007, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya isu penyakit flu burung yang melanda dunia, sehingga di sebagian tempat termasuk di Kabupaten Kampar, hampir separuh populasi ayam buras dimusnahkan. Pada tahun 2010, populasi ayam buras kembali bertambah 63.859 ekor dibanding tahun 2008 atau rata-rata bertambah 21.286 ekor (5,09%) setiap tahunnya. Populasi ayam petelur tahun 2010 bertambah 15.732 ekor dibanding tahun 2006 atau ratarata bertambah 3.146 ekor (9,34%) setiap tahunnya. Populasi ayam ras pedaging tahun 2010 bertambah 3.659.678 ekor dibanding tahun 2006 atau rata-rata bertambah 731.936 ekor (7,56%) setiap tahun. Populasi itik tahun 2010 bertambah 1.885 ekor dibanding tahun 2006 atau rata-rata bertambah 377 ekor (7,2%) tiap tahun. Populasi itik manila tahun 2010 bertamba 11.898 ekor dibanding tahun 2006 atau rata-rata bertambah 2.380 ekor (14,37%) setiap tahun. •
Produksi Hasil Ternak •
Produksi Daging ternak tahun 2010 untuk Sapi naik sebesar 21,96% (dari 2.887 ekor tahun 2009 menjadi 3.521 ekor tahun 2010), Kerbau naik 20,75% (dari 3.567 ekor tahun 2009 menjadi 4.307 ekor tahun 2010), Kambing naik 35,81% (dari 1.547 ekor tahun 2009 menjadi 2.101 ekor tahun 2010). Hasil konversi pemotongan tersebut terhadap produksi daging secara keseluruhan naik 12,30% dari 2.223.798 kg tahun 209 menjadi 2.497.329 kg tahun 2010.
•
Produksi telur naik 3,21%, dari 660.870 kg tahun 2009 naik 682.063 kg pada tahun 2010
•
Konsumsi Daging dan Telur •
Perhitungan tingkat konsumsi daging dan telur adalah atas dasar jumlah yang tersedia dikonsumsi per jumlah penduduk Kabupaten Kampar. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan konsumsi daging 8,46% dari 5,32 kg/kapita/tahun pada tahun 2009 menjadi 5,77 kg/kapita/tahun pada tahun 2010 dan untuk konsumsi telur meningkat 4,06% dari 3,45 kg/kapita/tahun tahun 2009 menjadi 3,59 kg/kapita/tahun untuk tahun 2010.
1.
Keragaan Penyerapan Tenaga Kerja Bidang Peternakan Peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sub sektor peternakan komoditas ternak sapi dan kerbau pada tahun 2009 sebanyak 10.818 KK meningkat menjadi 11.582 KK (&,06%) pada tahun 2010.
II-‐66 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
2.
Pendapatan Asli Daerah sub sektor Peternakan tahun 2005 Rp. 111.972.000,-; tahun 2006 Rp. 193.820.300,-; tahun 2007 Rp. 158.355.000,- ; tahun 2008 Rp. 194.581.500,-; tahun 2009 Rp. 234.315.500,-; tahun 2010 Rp. 260.420.000,sedangkan tahun 2011 ditargetkan PAD sub sektor Peternakan sebesar Rp. 258.920.000,-.
II.6.2.1.2
Perikanan
Secara umum kondisi yang diinginkan dalam urusan kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut : a. Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam/perikanan; b. Peningkatan skala usaha dan produksi perikanan, yang diikuti dengan meningkatnya pendapatan masyarakat pelaku usaha; c. Peningkatan fasilitasi permodalan dan pemasaran; d. Dapat dikendalikannya keberadaan penyakit ikan menular; e. Adanya peningkatan kontribusi dari bidang perikanan untuk ”mengentaskan” kemiskinan. Tabel 107 Produksi Perikanan Menurut Sektor Perairan (Ton) Tahun 2005-2009 Kabupaten Kampar Tahun
Air Tawar
Kolam
Keramba
Jumlah
2005 2006 2007 2008 2009
1.393,20 971,00 998,00 808,30 799,00
9.755,68 10.194,48 12.108,44 12.325,31 14.135,15
730,76 4.858,15 6.548,53 6.972,28 9.015,46
11.879,64 16.023,63 19.654,97 20.105,89 23.949,61
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Secara keseluruhan jumlah produksi perikanan sampai dengan tahun 2009 meningkat 12.069,97 ton atau rata-rata peningkatan 2.413,99 ton (20,32%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Air Tawar dari tahun 2005 s/d 2009 menurun 594,20 ton atau rata-rata penurunan 118,84 ton (8,53%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Kolam tahun 2005 s/d 2009 meningkat 4.379,47 ton atau rata-rata peningkatan 875,89 ton (8,98%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Keramba tahun 2005 s/d 2009 meningkat 8.284,70 ton atau rata-rata peningkatan 1.656,94 ton (226%%) tiap tahunnya. Kecenderungan diatas menunjukkan bahwa budidaya ikan dengan keramba mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini dikarenakan program Dinas Perikanan yang setiap tahun melakukan pembinaan dan pengembangan perikanan pada usaha budidaya keramba. Tabel 108 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Nelayan menurut Sektor Perikanan Tahun 2005 – 2009 Kabupaten Kampar Tahun
Air Tawar
Kolam
Keramba
Jumlah
2005 2006 2007 2008 2009
1.386 801 840 831 4.957
5.677 5.960 6.586 6.648 6.871
999 2.206 2.994 3.254 6.121
8.062 8.967 10.420 10.733 19.049
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐67
Secara keseluruhan jumlah rumah tangga perikanan di Kabupaten Kampar pada dari tahun 2005 s/d 2009 meningkat sebanyak 10.987 rumah tangga atau rata-rata bertambah 2.197 (27,25%) rumah tangga tiap tahunnya. Jika diperbandingan dengan jumlah produksi perikanan menurut sektor perikanan pada tahun 2009, rata-rata jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan air tawar adalah 0,16 ton/ rumah tangga, Kolam 2,06 ton/ rumah tangga dan keramba 1,47 ton/ rumah tangga atau secara keseluruhan rata-rata produksi perikanan sebanyak 1,26 ton/rumah tangga/ tahun. Tabel 109 Jumlah Produksi Budidaya Perikanan menurut Jenis Ikan (ton) Tahun 2005-2009Kabupaten Kampar
Tahun 2007 2008 2009
Mas
Patin
Nila
Bawal
Gurami
Lele
Lemak
Baung
Lain2
Jumlah
2915.95 2944.65 4461.48
5906.11 7246.96 10792.98
2440.34 2558 2103.98
1085.81 751.84 812.88
1649.66 1439.02 876.77
1406.72 1991.65 1655.36
1055.16 1590.37 1871.26
341.77 500.91 501.24
1933.48 274.22 74.65
18735.00 19297.62 23150.61
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Sampai dengan tahun 2009 persentase produksi budidaya perikanan menurut jenis dari yang terbanyak adalah sebagai berikut : Ikan patin (46,6%), Ikan Mas (19,3%), Ikan Nila (9,09%), Ikan Lemak (8,08%), Ikan lele (7,15%), Ikan Gurami (3,79%), Ikan Bawal (3,51%), Ikan Baung (2,17%) dan lain-lain (0,32%). Berdasarkan jenisnya mulai tahun 2007 s/d 2009, jenis ikan yang meningkat produksinya adalah ikan Mas,Patin, Lele, Lemak, Baung sedangkan yang mengalami penurunan adalah ikan Nila, Bawal, Gurami,dan lain-lain. Tabel 110 Luas Kolam, Keramba, Mina Padi Tahun 2005-2009 Kabupaten Kampar Tahun
Kolam (Ha)
Keramba (Unit)
2005 2006 2007 2008 2009
632,57 645,22 656,72 657,30 700,05
1818 4015 4779 5129 7150
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Luas Kolam Mina Padi mulai tahun 2005 s/d 2009 mengalami peningkatan 67,48 Ha atau rata-rata bertambah 13,50 Ha (2,13%) tiap tahunnya. Jumlah Keramba mulai tahun 2005 s/d 2009 bertambah 5.332 unit atau rata-rata bertambah 1.066 unit (58,66%) tiap tahunnya.
II.6.2.1.3
Perkebunan
Capaian Kinerja pelaksanaan program di Bidang Perkebunan dapat dilihat dari data tabel berikut : Tabel 111 Jumlah Petani, Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Tahun 2005-2009Kabupaten Kampar TAHUN
PETANI
2005 2006 2007 2008 2009
187,895 188,469 106,648 176,275 177,566
LUAS AREAL PERKEBUNAN (HA) TBM
TM
TTR
JUMLAH
56,062 46,288 30,687 79,218 47,677
300,990 169,906 82,580 324,969 194,971
12,163 12,631 15,590 19,579 21,203
369,215 228,825 128,857 423,766 263,851
PRODUKSI 1,062,636 126,315 152,538 1,308,544 1,840,647
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Tabel 112 Jumlah Petani, Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Tahun 2009 Kabupaten Kampar JENIS TANAMAN KARET KELAPA SAWIT KELAPA
JUMLAH PETANI
LUAS AREAL
PRODUKSI (TON)
48,809 77,610 44,624
91,328 164,551 2,921
46,664 1,788,218 1,136
II-‐68 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
JENIS TANAMAN
JUMLAH PETANI
LUAS AREAL
PRODUKSI (TON)
5 2,121 93 3,587 717 177,566
2 4,903 17 81 47 263,850
1 4,572 1 21 23 1,840,636
KEMIRI GAMBIR KOPI PINANG KAKAO Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah petani yang terbanyak menurut jenis tanaman pada tahun 2009 adalah Petani Kelapa Sawit sebanyak 77.610 orang (43,71%), dan diikuti oleh petani Karet sebanyak 48.809 orang (27,49%), petani kelapa 44.624 orang (25,13%), Petani Pinang 3.587 orang (2,02%) dan petani gambir 2.121 orang (1,19%). Luas areal perkebunan terbesar menurut jenis tanaman perkebunan pada tahun 2009 adalah Kelapa sawit 164.551 Ha (62,37%), Karet 91.328 Ha (34,61%), Gambir 4.903 Ha (1,86%), Kelapa 2.921 Ha(1,11%), Pinang 81 Ha (0,03%) dan Kakao 47 Ha (0,03%). Jumlah produksi perkebunan menurut jenis tanaman sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut : Kelapa Sawit 1.788.218 ton (97,15%), Karet 46.664 ton (2,54%), Gambir 4.572 ton (0,25%) dan Kelapa 1.136 ton (0,06%). Tabel 113 Perkembangan Usaha Perkebunan Besar Sampai dengan Tahun 2009 Kabupaten Kampar JENIS TANAMAN
Luas Areal (Ha)
Produksi (Ton)
Perkebunan Besar Negara - Karet - Kelapa Sawit
33.915 8.156 25.759
529.885 12.705 515.180
Perkebunan Besar Swasta - Karet - Kelapa Sawit
113.634 1.647 131.987 167.549
2.222.306 2.970 2.219.336 2.752.191
Jumlah Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah petani dan jumlah produksi, jenis tanaman yang paling dominan adalah Jenis Kelapa Sawit. Berdasarkan penyebaran menurut kecamatan, Jumlah Petani, Luas Areal dan Produksi (ton) adalah sebagai berikut : }
Jumlah petani kelapa sawit terbanyak berada pada Kecamatan Tapung Hilir sebanyak
18.149 orang (23,56%), diikuti oleh Kecamatan Tapung 16.975 orang (22,03%), Kecamatan Tapung Hulu 9.738 orang (12,64%), Kecamatan Kampar Kiri 8.137 orang (10.56%) dan Kecamatan Siak Hulu 5.703 orang (7,4%). }
Luas areal kelapa sawit terbesar berada pada Kecamatan Tapung yaitu 32.924 Ha
(20,05%), diikuti Kecamatan Tapung Hilir 28.508 Ha (17,36%), Kecamatan Tapung Hulu 22.754 Ha (13,86%), Kecamatan Kampar Kiri 15.879 Ha (9,67%) dan Kecamatan Siak Hulu 13.907 Ha (8,47%). }
Produksi kelapa sawit terbanyak berada pada kecamatan Tapung Hilir yaitu 406.447
ton (22,73%), diikuti oleh Kecamatan Tapung 384.244 ton (21,49%), Kecamatan Tapung Hulu 232.390 ton (13%), Kecamatan Kampar Kiri 226.890 ton (12,69%) dan Kecamatan Siak Hulu 85.827 ton (4,8%).
II.6.2.1.4
Kehutanan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐69
Pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2005-2009 yang terkait urusan kehutanan mendukung capaian kinerja sebagai berikut: Tabel 114 Luas hutan Menurut Jenis Kabupaten Kampar JENIS HUTAN Hutan Lindung Hutan Konservasi Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Jumlah
LUAS (HA)
%
29.906,04 103.136,29 303.351,42 36.749,42 473.143,17
6.32 21.80 64.11 7.77 100.00
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Kawasan hutan lindung terluas berada di Kecamatan XIII Koto Kampar 18.182,21 Ha (60,8%), Kecamatan Kampar Kiri Hulu 8.810,92 (29,46%) dan Kecamatan Kampar Kiri 2.273,63 Ha (7,6%). Kawasan hutan Konservasi terluas berada di Kecamatan XIII Koto Kampar 12.233,61 Ha (11,86%), Kecamatan Kampar Kiri Hulu 82.297,57 Ha (79.79%) dan Kecamatan Kampar Kiri 3.786,79 Ha (3,67%) dan Tapung Hilir 3.347,21 Ha (3,25%). Kawasan hutan Produksi Terbatas (HPT) terluas berada di Kecamatan XIII Koto Kampar 58.011,07 Ha (19,12%), Kecamatan Kampar Kiri Hilir 51.472 Ha (16,97%), Kecamatan Kampar Kiri 43.610,65 Ha (14,28%), Kecamatan Tapung Hilir 36.550,02 Ha (12,05%), Kecamatan Kampar Kiri Hulu 28.863,10 Ha (9,51%) dan Kecamatan Tapung 27.105,49 Ha (8,94%). Kawasan hutan Produksi (HP) terluas berada di Kecamatan Tapung Hulu 18.484,07 Ha (50,3%), Kecamatan Tapung Hilir 12.028,42 Ha (32,73%) dan Kecamatan Gunung Sahilan 6.236,93 Ha (16,97%). Tabel 115 Luas dan Potensi Sumber Daya Hutan Per Kawasan Tahun 2009 No
Jenis Hutan
Luas (Ha)
Berhutan (Ha)
Tidak Berhutan (Ha)
Potensi Kayu (M3/Ha)
I
Hutan Lindung
29,906.04
24,979.73
4,926.32
329.34
1
Bukit Suligi
5,798.16
4,318.71
1,479.46
85.62
2
Batang Ulak I
12,612.63
12,469.61
143.02
128.90
3
Batang Ulak II
10,893.29
8,191.41
2,701.88
114.82
4
Sungai Kepenuhan
601.96
-
601.96
-
II
Hutan Konservasi
103,136.29
84,898.65
18,237.64
-
1
SM Bukit Rimbang Baling
86,084.36
73,093.67
12,990.69
-
2
Tahura Sutan Syarif Kasim
3,347.21
-
3,347.21
-
3
CA Bukit Bungkuk
12,820.35
11,012.77
1,807.58
-
4
TWA Buluh Cina
884.37
792.21
92.16
-
III
Hutan Produksi Terbatas
303,351.42
138,974.27
164,377.16
920.82
1
Batang Lipai Siabu
118,015.51
72,163.29
45,852.22
240.75
2
Minas
37,046.21
9,430.76
27,615.45
174.48
3
Muara Mahat
9,199.91
1,224.24
7,975.67
33.94
4
Sei Pialan
5,418.98
3,494.12
1,924.86
87.65
5
Tesso Nilo
87,346.00
44,233.99
43,112.01
205.55
6
Batu Gajah
30,608.95
4,309.11
26,299.84
150.00
7
Bukit Permanisan
15,715.86
4,118.76
11,597.11
28.45
IV
Hutan Produksi
36,749.42
3,415.08
33,334.34
166.51
1
Rangau Tamaluku
30,512.49
32.74
30,479.75
16.51
2
Tanjung Pauh
6,236.93
3,382.34
2,854.59
150.00
II-‐70 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Jumlah
473,143.17
252,267.73
220,875.46
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Kampar yaitu 83,53% dan yang tidak berhutan 16,47%. Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Konservasi di Kabupaten Kampar yaitu 82,32% dan yang tidak berhutan 17,68%. Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Kampar yaitu 45,81% dan yang tidak berhutan 54,19%. Persentase Luas kawasan berhutan pada Kawasan Hutan Produksi di Kabupaten Kampar yaitu 9,29% dan yang tidak berhutan 90,17%.
Untuk melihat luas kawasan hutan berdasarkan fungsi yang ada pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 116 Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi Masing-masing kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar No.
FUNGSI/LUAS HUTAN (HA)
KECAMATAN
1. Kampar Kiri 2. Kampar Kiri Hulu 3. Kampar Kiri Hilir 4. Kpr. Kiri Tengah 5. Gunung Sahilan 6. XIII Koto Kampar 7. Bangkinang Barat 8. Salo 9. Tapung 10. Tapung Hulu 11. Tapung Hilir 12. Bangkinang 13. Bangk. Seberang 14. Kampar 15. Kampar Timur 16. Rumbio Jaya 17. Kampar Utara 18. Tambang 19. Siak Hulu 20. Perhentian Raja Jumlah
HL
HPT
HP
HK
2.273,63 8.810,92 18.182,21 37,32 601,96 29.906,04
43.610,65 28.863,10 51.472,00 14.268.77 10.350,80 58.011,07 1.389,33 3.028,20 27.105,49 746,71 36.550,02 9.126,28 3.149,70 1.893,60 11.393,05 2.392,65 303.351,42
6.236,93 18.484,07 12.028,42 36.749,42
3.786,79 82.297,57 12.233,61 439,43 147,31 3.347,21 884,37 103.136,29
TOTAL (HA) 49.671,07 119.971,59 51.472,00 14.268,77 16.587,73 88.426,89 1.828,76 3.212,83 27.105,49 19.832,74 51.925,65 9.126,28 3.149,70 1.893,60 12.277,42 2.392,65 473.143,17
Sumber : Profl Kabupaten Kampar, 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase luas kawasan Hutan Produksi Terbatas mendominasi secara keseluruhan luas hutan yang ada di Kabupaten Kampar, yaitu sebesar 63, 98 persen. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa masih luas kawasan hutan yang bisa di manfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat tempatan. Untuk melindungi kelestarian lingkungan, keberadaan Hutan Konservasi mutlak di perlukan. Luas kawasan Hutan Konservasi di Kabupaten Kampar adalah 21,75 persen dari total keseluruhan hutan yang ada di Kabupaten Kampar. Sedangkan persentase hutan lainnya adalah, hutan produksi tetap sebesar 7,75 persen dan Hutan lindung sebesar 6.31 persen. Meskipun luas hutan di Kabupaten Kampar masih tergolong cukup luas, namun dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa hutan di ubah fungsi oleh manusia untuk kepentingan lain, seperti untuk perkebunan dan aktivitas lainnya. Disamping itu, ancaman terhadap keberadaan hutan di Kabupaten Kampar adalah masih banyaknya lahan kritis pada masing-masing hutan. Lahan kritis merupakan lahan dalam kondisi semak
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐71
belukar dan terbuka, dimana luasnya mencapai 35.649,55 Ha. Keadaan ini apabila tidak segera di rehabilitasi di kuatirkan dapat mengalami kerusakan lebih parah dan tidak menutup kemungkinan berimplikasi kepada terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor dan lainnya. Untuk melihat besaran lahan kritis pada masing-masing kawasan hutan, dapat di lihat pada Grafik di bawah ini. Gambar 2 Besaran Lahan Kritis pada Masing-masing Kawasan Hutan
KETERANGAN HL à Hutan Lindung HP à Hutan Produksi HPTà Hutan Produksi HK à Htn. Konservasi
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Dari gambar di atas terlihat bahwa besaran lahan kritis paling luas terdapat di kawasan Hutan Produksi Tetap, yaitu seluas 32.134, 45 Ha atau 90,14 persen. Kondisi ini memberikan gambaran, lebih dari 90 persen lahan kritis di Kabupaten Kampar terdapat di kawasan Hutan Produksi Tetap. Sedangkan sisa lahan kritis lainnya dapat kita jumpai di kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 2.993,96 Ha, atau 8,40 persen, Hutan Konservasi seluas 371,23 Ha atau 1,04 persen dan Hutan Lindung seluas 142,92 Ha atau 0,40 persen. Meskipun luas lahan kritis pada kawasan Hutan Lindung relatif sedikit, seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, mengingat kawasan ini harus di jaga kelestariannya. Faktor lain yang menyebabkan lahan kritis terus mengalami peningkatan luas di Kabupaten Kampar dari tahun ketahun adalah masalah kebakaran hutan. Banyaknya pengusaha yang membuka lahan baru untuk perkebunan sawit dengan cara pembakaran, telah menyebabkan kebakaran hutan tidak terelakkan. Kebakaran hutan tidak saja menimbulkan masalah bagi Kabupaten Kampar, tetapi sudah menjadi isu nasional. Dampak dari kebakaran hutan telah mengganggu jalur transportasi negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapore. Kalau kondisi ini di biarkan terus tanpa ada upaya untuk mengatasinya tentu akan dapat merusak citra Indonesia di mata dunia internasional. Susahnya mengatasi kebakaran hutan disebabkan kurangnya pengawasan terhadap pengusaha yang melakukan pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Kondisi ini di perburuk lagi dengan sebahagian lahan yang ada di Kabupaten Kampar merupakan lahan gambut yang mudah terbakar, akan tetapi susah untuk di padamkan. Namun melalui satelit, kondisi titik api (hot spot) bisa di ketahui penyebarannya di masing-masing lokasi. Untuk
II-‐72 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
melihat penyebaran titik api di Kabupaten Kampar pada bulan Mei 2008, dapat di lihat pada Gambar di bawah ini. Gambar 3 Tingkat Penyebaran Titik Api Tahun 2010 Kabupaten Kampar
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Pada gambar peta di atas terlihat bahwa titik api tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Sedangkan kecamatan yang mempunyai titik api paling banyak berdasarkan hasil pantauan Satelit NOAA adalah Kecamatan Kampar Kiri dan Tapung. Hal ini memberikan indikasi bahwa pada Tahun 2008, kecamatan tersebut memang banyak melakukan pembukaan lahan untuk perkebunan sawit. Kondisi ini telah memberikan dampak yang sangat luas, khususnya bagi Kota Pekanbaru yang jaraknya tidak begitu jauh dengan sumber kebakaran lahan. Kota Pekanbaru di selimuti asap/kabut pada pagi hari, sehingga menyulitkan bagi pengendara kenderaan bermotor, berbagai penerbangan dari Bandara Sultan Syarif Qasim harus mengalami penundaan. Namun dampak yang paling serius di rasakan adalah dapat mengganggu kesehatan. Sedangkan pada Tahun 2009 pembakaran hutan masih terus berlanjut. Dari hasil pemantauan satelit NOAA, ada 165 titik api di Kabupaten Kampar, dimana sebanyak 50 titik api ada di Kecamatan Tapung, 19 titi api di Kampar Kiri, 16 titik api di Gunung Sahilan, 15 titik api di XIII Koto Kampar, 10 titik api di Tambang, 8 titik api di Tapung Hulu, 7 titik api masing-masing di Kampar Kiri Hulu dan Bangkinang Barat, 6 titik api masing-masing di Kampar Kiri Tengah dan Tapung Hilir, 5 titik api masing-masing di Salo, Kampar Utara, Siak Hulu dan Perhentian Raja, sedangkan 1 titik api di Bangkinang.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐73
Hutan memiliki sumber kekayaan yang tak ternilai kalau kita bisa mengelola dengan baik. Banyak sumber penghidupan yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari yang berasal dari hutan. Mulai dari rotan, danan, sampai kepada kayu yang merupakan salah satu bahan pembuatan rumah. Salah satu hasil hutan yang mempunyai nilai jual tnggi di Kabupaten Kampar sekarang ini adalah kayu. Meskipun produksinya dari tahun ketahun cenderung mengalami penurunan, namun industri ini cukup menjanjikan. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan perumahan dewasa ini, permintaan akan kayupun mengalami peningkatan. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah segala bentuk usaha yang memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok hutan. Kegiatan ini hanya dapat dilaksanakan pada areal hutan yang memiliki potensi untuk dilakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dan dapat dilaksanakan setelah di peroleh izin. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Alam adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan atau penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan kayu. Untuk melihat perusahaan yang mendapat IUPHHK di Kabupaten Kampar, tersaji pada tabel di bawah ini. Tabel 117 Perusahaan yang Mendapat IUPHHK Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO.
IUPHHK –HT/HA
A 1 2 3 4 5 6 7 8
IUPHHK – HT PT. ARARA ABADI PT. NUSA WANA RAYA PT. PERAWANG SUKSES P.I PT. RAPP PT. RIMBA SERAYA UTAMA PT. SIAK RAYA TIMBER PT. WANANUGRAHA B.L PT. RIAU ABADI LESTARI
Jumlah B 1 2 3 Total
IUPHHK – HA PT. MANDAU ABADI PT. SIAK RAYA TIMBER PT. HUTANI SOLA LESTARI
PERIZINAN NOMOR 743/Kpts-II/1996 444/Kpts-II/1997 249/Kpts-II/1998 327/Menhut-II/09 599/Kpts-II/1996 202/Menhut-IV/07 351/Menhut-IV/98 542/Kpts-II/1997
TANGGAL 25–11-1996 06-08-1997 27-02-1998 12-06-2009 16-09-1996 16-05-2007 27-02-1998 25-08-1997
LUAS (HA)
KET
19.090 8.005 50.725 30.422 12.600 16.191 10.087 4.000
151.120 100/Kpts-II/2000 89/Kpts-II/2001 840/Kpts-VI/1999
26-12-2000 15-03-2001 06-10-1999
40.842 2.306 9.195 203.463
Proses Pengambilan
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
II.6.2.1.5
Energi dan Sumberdaya Mineral
Sektor Pertambangan mempunyai peranan yang sangat besar dalam upaya meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kampar. Selama lima tahun terakhir ini, usaha pertambangan terus memberikan kontribusi yang paling besar dari sembilan lapangan usaha yang dijadikan indikator dalam perhitungan PDRB suatu daerah. Meskipun produksi Migas menurut Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKSK) cendrung mengalami fluktuasi setiap tahunnya, hal ini tidak mempengaruhi sektor pertambangan sebagai sumbangsih terbesar PDRB di Kabupaten Kampar selama lima tahun terakhir ini.
II-‐74 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Ada beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama dalam pengelolaan Tambang Migas di Kabupaten Kampar, yaitu : BOP PT. BSP, C & T Siak PSC, CPI dan SPR Langgak Ex C & T MFK PSC. Dari kontraktor tersebut, di hasilkanlah produksi minyak setiap tahunnya yang menjadi penyumbang dalam PDRB Kabupaten Kampar itu sendiri. Produksi terbesar Migas Kabupaten Kampar terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 17.260.484,99 barel, namun setelah itu terus mengalami penurunan produksi. Pada Tahun 2007, produksi minyak dari KKSK di Kabupaten Kampar sebesar 11.917.888 barel, jauh di bawah produksi tahun sebelumnya. Kondisi ini kembali mengalami peningkatan produksi pada Tahun 2008, menjadi 15.004.449 barel. Namun kondisi ini tidak bisa di pertahankan untuk tahun berikutnya, dimana jumlah produksi kembali mengalami penurunan menjadi 14.343.590 barel. Begitu juga pada Tahun 2010, dimana jumlah produksi Migas Kabupaten Kampar kembali mengalami penurunan produksi menjadi 13.076.886 barel. Sumbangsih sektor pertambangan Kabupaten Kampar tidak semata-mata dari tambang Migas, akan tetapi masih ada beberapa bahan tambang lainnya yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Meskipun dari berbagai penelitian terhadap bahan tambang yang ada, Kabupaten Kampar mempunyai potensi yang cukup besar. Hanya saja, sampai Tahun 2010 ini, baru jenis Sirtu dan pasir kuarsa yang mampu berproduksi setiap tahunnya selama lima tahun terakhir ini. Untuk melihat jumlah produksi masing-masing bahan galian tersebut selama lima tahun terakhir di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 118 Jumlah Produksi Barang Galian Unggulan Menurut Jenis Barang Galian Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4
BARANG GALIAN SIRTU (M3) PASIR KUARSA (M3) TIMAH PUTIH (Ton) MANGAN (Ton)
T A H U N (.000) 2006 22.230 40.704,5 -
2007 100.048 1.183 5.918 1.468
2008 741.745 162.298 1.043 236.858
2009 389.051 7.216 -
2010 378.926 4.507 -
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian yang terkait dalam pembangunan sektor pertambangan dan energi di Kabupaten Kampar sekarang ini adalah masalah listrik (energi). Sampai sekarang ini, krisis listrik hampir merata di berbagai daerah yang ada di Provinsi Riau, hal ini bisa di lihat dengan adanya pemadaman bergilir di berbagai daerah. Krisis listrik semakin lebih parah bila di akumulasi dengan masih terdapatnya 48,47 persen Rumah Tangga di Kabupaten Kampar yang belum mendapatkan penerangan listrik. Ironis memang, ketika energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan seharihari, namun pada kenyataannya masih banyak daerah yang ada di Kabupaten Kampar justru belum tersentuh oleh pelayanan listrik. Maka sudah menjadi keharusan bagi Pemerintah Daerah untuk bisa menyedian pelayanan listrik bagi seluruh penduduknya, agar perwujudan visi dan misi yang sudah di tetapkan bisa tercapai. Penyedian listrik harus seimbang bagi setiap masyarakat, tanpa melihat status sosial yang melekat dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Untuk melihat perbandingan Rumah Tangga yang sudah dan belum memakai listrik menurut kecamatan pada Tahun 2010, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐75
Tabel 119 Jumlah Rumah Tangga yang Memiliki Listrik Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar No.
JUMLAH RUMAH TANGGA
MEMAKAI LISTRIK
TIDAK MEMAKAI LISTRIK
5.609 2.515 2.477 5.778 3.125 5.460 5.020 5.367 17.117 18.531 12.961 7.450 5.896 9.277 4.764 3.390 3.526 7.447 17.656 3.279 3.653
2.422 497 998 2.156 1.369 2.015 3.902 4.868 6.322 1.837 2.298 6.083 4.787 8.377 2.632 1.839 2.790 6.393 13.034 962 1.875
3.187 2.018 1.479 3.622 1.756 3.445 1.118 499 10.795 16.694 10.663 1.367 1.109 900 2.132 1.551 736 1.054 4.622 2.317 1.778
JUMLAH
150.298
77.456
72.842
2009
147.166
66.564
80.032
2008
149.837
66.328
83.509
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kr. Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Siak Hulu Perhentian Raja Koto Kampar Hulu
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Berdasarkan Tabel 2.46 diatas, jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik dari tahun ke tahun (2008-2010) terus mengalami peningkatan, sehingga jumlah rumah tangga yang tidak memiliki listrik mengalami penurunan. Apabila dilihat berdasarkan kecamatan, maka kecamatan yang kepala keluarnya paling banyak menggunakan listrik adalah Kecamatan Siak Hulu sebanyak 13.034 KK, sebaliknya yang paling sedikit menggunakan listrik Kecamatan Kampar Kiri Hulu yakni 497 KK. Indikator capaian kinerja dalam Urusan Pertambangan dan Energi adalah di bidang Pertambangan dan Kelistrikan, yang diantaranya dapat dilihat pada data berikut : Tabel 120 Jumlah Produksi Hasil Tambang Migas Menurut Kontrak Kerja Sama (KKSK) Tahun 2006 – 2009 Kabupaten Kampar KKSK BOB PT. BSP C & T SIAK PSC CPI C & T MFK PSC 2009 2008 2007 2006
PRODUKSI (Barel) 539,806.00 528,886.00 13,233,443.00 41,455.00 14,343,590.00 15,004,449.00 11,917,888.00 17,260,848.99
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah produksi Migas sampai dengan tahun 2009 berkurang 2.917.258,99 barel dibanding tahun 2007 atau rata-rata pengurangan produksi sebesar 729.314,75 barel (5,08%) setiap tahunnya.
II-‐76 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Tabel 121 Jumlah Pembangkit, Jaringan dan Penggunaan Listrik di PLN Ranting Bangkinang Tahun 2006 – 2009 JENIS
SATUAN
Unit Pembangkit Daya Terpasang Daya Maksimum Beban Puncak Produksi Panjang Jaringan ™ Panjang Jaringan (TR) Travo Tiang Desa Berlistrik Konsumen Listrik Terjual Listrik Terjual
Buah Kw Kw Kw Kwh KMS KMS Buah Desa Lgn Rp.000 KWH
2006
2007
2008
2009
3 114,225 114,225 15,215 125,449,580 508.03 715.15 305 83 45,908 37,127,111 57,207,191
3 114,000 114,225 16,750 13,340,856 508.03 715.15 350 87 48,719 3,916,287 6,888,162
6 114,000 114,225 17,150 113,620,631 509.25 727.65 368 90 52,087 4,364,528 82,539,639
6 114,250 114,225 18,105 162,763,996 515.15 729.20 383 93 52,326 50,343,745 90,085,816
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Unit Pembangkit tahun 2009 bertambah 3 unit dibanding tahun 2006. Beban puncak bertambah 2.890 Kw pada tahun 2009 dibanding tahun 2006. Panjang Jaringan (TM) tahun 2009 bertambah 7 KMS di banding tahun 2006. Panjang Jaringan (TR) tahun 2009 bertambah 14 KMS dibanding tahun 2006. Jumlah travo tahun 2009 bertambah 78 travo tiang. Desa berlistrik bertambah sebanyak 10 desa pada tahun 2009. Jumlah pelanggan tahun 2009 bertambah 6.418 pelanggan dibanding tahun 20006. Listrik terjual di tahun 2009 meningkat RP. 13.216.634.000,- (32.878.625 Kwh) dibanding tahun 2006.
II.6.2.1.6
Pariwisata
Dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Kampar No. 22 Tahun 2007 tentang Izin Usaha Pariwisata, dimana setiap orang atau badan hukum yang membuka usaha di Bidang Kepariwisataan harus mendapat izin dari Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. Berdasarkan pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2007, jenis Usaha dan besar tarif retribusi yang dikeluarkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah sebagai berikut : Tabel 122 Jenis Usaha dan Tarif retribusi pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
JENIS USAHA Izin Usaha Restoran Izin Usaha Rumah Makan Izin Usaha Hotel Bintang 5 (lima) Losmen Hotel Melati Izin Usaha Cottage Salon Kecantikan Izin Usaha Barber Shop Izin Usaha Padang Golf Izin Usaha Fitness/ Health Centre Izin Usaha Gelanggang Renang Izin Usaha Kolam Pancing Izin Usaha Gelanggang Bowling Izin Usaha Balai Pertemuan Umum Izin Usaha Sarana olahraga tertutup Izin Usaha Taman Rekreasi Izin Usaha Teater Terbuka Izin Usaha Pemandian Alam Izin Perkemahan Izin Usaha Travel wisata Izin Usaha Gelanggang ketangkasan dan permainan anak
TARIF RETRIBUSI (RP) 1.500.000,1.250.000,5.000.000,1.500.000,2.000.000,500.000,300.000,5.000.000,500.000,1.000.000,1.000.000,1.500.000,1.000.000,500.000,2.500.000,1.000.000,1.000.000,250.000,1.250.000,1.500.000,-
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐77
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Pada tahun 2010, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapat dari retribusi objek wisata dan Tarif pembukaan jenis usaha, Dinas Pariwisata menargetkan penerimaan PAD Rp. 19.250.000,-, sedangkan realisasi sampai 31 Desember 2010 sebesar Rp. 29.425.000,(168,14%). Jika dilihat dari komposisi penerimaan PAD pada tahun 2010, penerimaan terbesar berasal retribusi kunjungan Candi Rp. 26.450.000,- (89,89%). Tempat sejarah di Kabupaten Kampar yang menjadi objek wisatawan pada tahun 2009 yaitu Candi 5 bangunan, Situs 24 situs, Naskah Kuno 2 buah, Mesjid Kuno, 5 bangunan, Makam Kuno 24 makam, Benteng 1 buah dan Istana 2 usaha. Data objek wisata dan kondisinya menurut kecamatan sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 123 Objek Wisata dan Kondisinya Kabupaten Kampar KECAMATAN Kampar Kiri
Kampar Kiri Hulu
Gunung Sahilan
XIII Koto Kampar
Bangkinang Barat
Tapung
Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang
Bangkinang Seberang
Kampar
OBJEK WISATA Makam Syekh Burhanddin Tugu Khatulistiwa (equator) Bendungan Sungai Paku Ex Gerbang Kereta Api Air Terjun Kaboko Air Terjun Kebun Tinggi Arung Jeram Sungai Kampar Kiri Hulu Air terjun Tanjung Belit Air Terjun Bertingkat Istana Gunung Sahilan Makam Rajo Darah Putih Makam Rajo Gunung Sahilan Candi Muara Takus Dana Rusa Makan Syekh Abdul Gani Al-Kholidi Aquari tepian Dana Rusa Puncak Menara Telkon Tanjung Alai Panorama Tanjung Alai Air Terjun Sungai Osang Desa Binamang Masjid Kuno Tanjung Air Terjun Binamang Makam Syekh Jaafar Waduk PLTA Koto Panjang Kampung Melayu/ Desa wisata Goa alam Rantau Berangin Musium Kendil Kemilau Emas Anjungan Lokasi Pacu Tongkang Rumah Lontiok Melayu kampar Pacu Tongkang Mesjid Ikhsan Pulau Tarap Makam Syekh Abdul samad Palambani Kerajinan masyarakat (Kerajinan tudung saji) Rumah adat Tapung Makam Syekh Abdul Hamid Makam Syekh Mahfud Air Panas Sinama Nenek Makam Nenek Eno Pembenihan Ikan Arwana Taman Rekreasi Stanum Taman Kota Bukit Cadika Mesjid Islamic Center Makam Mahmud Marzuki Pekan Budaya Makam Datuk Tabano Bendungan Ompang Uwai Water Boom Bukit Naa’ng Hutan wisata Rimbo Terantang Ziarah Kubur Mesjid Jamik
II-‐78 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
KETERANGAN Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Alami Alami Alami Alami Alami Alami Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Buatan Telah direnovasi Buatan Alami Alami Alami Alami Alami Telah direnovasi Buatan Alami Alami Peninggalan Sejarah Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Telah direnovasi Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Buatan Alami Kegiatan Alami
KECAMATAN
OBJEK WISATA
KETERANGAN
Anjungan Limau Kasai Makam Datuk Panglima Khotib Rumah Adat suku Bendang Makam Syekh Harun Makam Engku Muda Sangkal Balimou Kasai Makam Syekh Abdul Muis Al-Halidy Makam Siti Saadah Abdawiyah Hutan Lindung (hutan Adat) Mesjid Kubro Peninggalan Benda-Benda Kerajaan Kampar Maam Sultan Adli Mahmud Syah Bendungan Simbat Bendungan Sungai Tibun Kebun Nenas Danau Bakuok Makam Raja-raja Kampar Desa Wisata Buluh Cina Aquarium Air Tawar Hutan Wisata Buluh Cina Anjungan Arena Pacu Sampan Kebun Binatang Kasang Kulim Rumah Lontiok Jembatan Berayun Makam Syech Engku Muda Husin Mesjid Jami’ Desa Pulau Payung
Kampar Timur
Tambang
Siak Hulu
Salo Kamar Utara Rumbio Jaya
Permanen Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Telah direnovasi Kegiatan Telah direnovasi Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Alami Telah direnovasi Buatan Buatan Alami Alami Alami Permanen Alami Alami Permanen Buatan Alami Rusak
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Fasilitas Akomodasi yang terdapat di Kabupaten Kampar (Kota Bangkinang) adalah sebagai berikut : 1.
Wisma Samudra dengan jumlah Kamar sebanyak 18 kamar
2.
Wisma Bangkinang Baru dengan jumlah Kamar sebanyak 22 kamar
3.
Wisma Langgini dengan jumlah Kamar sebanyak 30 kamar
4.
Wisma Dian dengan jumlah Kamar sebanyak 10 kamar
5.
Wisma Angga dengan jumlah Kamar sebanyak 22 kamar
6.
Wisma Nirvana dengan jumlah Kamar sebanyak 13 kamar
7.
Penginapan Pantian Ragi dengan jumlah kamar 18 kamar
8.
Taman Rekreasi dan Bungalow Stanum Mona Mutiara dengan jumlah kamar 39 kamar.
II.6.2.1.7
Industri
Capaian kinerja dalam penyelenggaraan Urusan Perindustrian dapat dilihat dari data berikut : Tabel 124 Jumlah Perusahaan Industri Menurut Kelompok Industri, Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Tahun 2005 – 2009 KELOMPOK INDUSTRI Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK) Aneka Industri (AI) Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
UNIT USAHA 306 170 548 1,024 1,017 984 951 926
TENAGA KERJA 1,419 797 16,049 18,265 18,068 17,912 17,527 17,414
INVESTASI (RP.000)
PRODUKSI (RP.000)
6,061,078 4,300,271 31,038,485 41,399,834 24,310,834 22,764,334 17,957,928 16,447,928
16,149,539 16,585,150 260,000,502 292,735,191 280,892,991 272,902,731 116,594,361 113,341,011
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐79
Jumlah Unit Usaha industri sampai dengan tahun 2009 bertambah 98 unit dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 19 unit (2,12%) tiap tahunnya. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri sampai dengan tahun 2009 bertambah 851 orang dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 170 orang (0,98%) setiap tahunnya. Jumlah
Investasi
di
Rp.24.951.906.000,-
sektor
dibanding
industri tahun
sampai tahun
dengan
2005
atau
tahun rata-rata
2009
bertambah
bertambah
Rp.
4.990.381.200,- (30.34%) setiap tahunnya. Jumlah Produksi di sektor industri sampai dengan tahun 2009 bertambah Rp.179.394.180.000,- dibanding tahun tahun 2005 atau rata-rata bertambah Rp. 35.878.836.000,- (31,66%) setiap tahunnya. Persentase jumlah berdasarkan Kelompok Industri yang ada di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2009 adalah Industri hasil pertanian dan Kehiutanan (IHPK) 53,52%, Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK) 29,88% serta Aneka Industri 16,60%. Tabel 125Jumlah Industri Hasil Pertanian Menurut Kelompok Industri, Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Tahun 2005- 2009 Unit Usaha
Tenaga Kerja
Investasi (Rp.000)
Produksi (Rp.000)
Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK) Aneka Industri (AI)
Kelompok Industri
306
1,419
6,061,078
16,149,539
170
797
4,300,271
16,585,150
Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Jumlah 2009
548
16,049
31,038,485
260,000,502
1,024
18,265
41,399,834
292,735,191
2008
1,017
18,068
24,310,834
280,892,991
2007
984
17,912
22,764,334
272,902,731
2006
951
17,527
17,957,928
116,594,361
2005
926
17,414
16,447,928
113,341,011
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
II.6.2.1.8
Perdagangan
Capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Perdagangan dapat dilihat dari data sebagai berikut . Tabel 126 Jumlah Perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP Menurut Golongan Tahun 20052009 Kabupaten Kampar TAHUN
PERUSAHAAN
JUMLAH
BESAR
MENENGAH
KECIL
2005
12
21
469
502
2006
10
29
338
377
2007
14
45
465
524
2008
23
27
446
496
2009
20
17
527
564
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Jumlah perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2009 bertambah 62 perusahaan di banding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 12 perusahaan (2,47%) tiap tahunnya. Jumlah Perusahaan Besar yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 bertambah 8 perusahaan dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 2 perusahaan (13,33%) tiap tahunnya.
II-‐80 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Jumlah Perusahaan Menengah yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 berkurang 4 perusahaan dibanding tahun 2005 atau rata-rata berkurang 1 perusahaan (3,81%) tiap tahunnya. Jumlah Perusahaan Kecil yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 bertambah 58 perusahaan dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 12 perusahaan (2,47%%) tiap tahunnya. Tabel 127 Jumlah Pasar Menurut Status Tahun 2005- 2009 Kabupaten Kampar Tahun
Pasar Pemerintah Daerah
Pasar Desa/ Kelurahan
Jumlah
2007 2008 2009
3 3 3
70 70 72
73 73 75
Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011
Sampai dengan tahun 2009 penambahan jumlah unit pasar adalah 2 unit yang berada di Kecamatan Bangkinang Seberang dan Kec. Tapung Hulu. Berdasarkan lokasinya, jumlah pasar Pemerintah Daerah berada di Kecamatan Tapung Hulu, Bangkinang dan Bangkinang Sebreang. Jumlah Pasar Desa/ Kelurahan terbanyak berdasarkan letak lokasinya berada di Kecamatan Tapung 12 pasar, diikuti oleh Kecamatan Tapung Hilir 11 pasar, Kecamatan Kampar Kiri dan Tapung Hulu masing-masing 6 pasar, Kecamatan Kampar Kiri Hilir dan Siak Hulu masingmasing 5 pasar, Kecamatan Gunung Sahilan 4 pasar, Kecamatan Perhentian Raja 3 pasar, Kampar Kiri Tengah, Bangkinang, Kampar masing-masing 2 pasar, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Bangkinang Barat, Bangkinang Seberang, Kampar Timur, Rumbio Jaya dan Tambang masing-masing 1 pasar. Sedangkan Kecamatan yang belum mempunyai pasar baik Pasar Pemerintah Daerah amupun Pasar Desa/ Kelurahan adalah Kecamatan Salo dan Kecamatan Kampar Utara. Tabel 128 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 2007-2011 Kabupaten Kampar
NO
1.
1.1. 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.2. 1.2.1 1.2.2 1.2.3
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan PDRB PDRB per kapita (Ribu) Indeks Pembangunan Manusia Kesejahteraan Sosial Angka melek huruf Angka rata-rata lama sekolah Angka Partisipasi Kasar SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=) 2006
2007
2008
2009
2010
2011
7.99 15.491
7.97 18.925
8.02 21.660
8.11 24.019
26.265
72,02
72,83
73,64
74,14
97,99 8,00
98,10 8,00
98,10 8,44
98,44 8,46
105,56 88,40 39,52
106,35 89,70 38,95
107,40 90,90 38,93
109,00 95,70 53,19
110,60 98,70 57,73
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐81
NO
1.2.4
1.2.5
1.2.7
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB Angka Usia Harapan Hidup Penyakit Infeksi usus lainnya ISPA Hipertensi Esensial Arthritis Rheumatoid Diare & Gastroentritis Infeksi Kulit & Jari. Sub kutan Gatritis & Duodenitis Sebab Luar lainnya Dermatitis & Eksim Penyakit lain pada SPA Jumlah Sarana Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Darat Puskesmas Keliling Air
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=)
89,53 86,04 38,14 67,90
90,20 88,66 37,83 68,13
99,20 88,29 38,21 68,21
99,40 84,50 48,65 68,36
99,50 87,20 49,98
6.927
5.242
85.239
7.895
32.825 11.896 9.784 15.367 8.851
70.516 15.286 22.196 18.449 14.904
73.003 18.137 16.243 13.844 13.037
55.749 12.331 10.406 14.029 10.063
5.169 77.341 17.701 7.491
9.585 19.517 11.383 7.634
12.433 6.269 6.58 6.58
11.453 4.452 4.914 4.994
1 4 17
1 5 16
1 6 16
1 7 19
1 8 19
138 23
138 22
158 22
164 25
164 25
3
3
4
4
4
2006
2007
2008
2009
2010
2.
PELAYANAN UMUM
2.1
Pelayanan Urusan Wajib Pendidikan Angka partisipasi sekolah Angka Partisipasi Kasar SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
105,56 88,40 39,52
106,35 89,70 38,95
107,40 90,90 38,93
109,00 95,70 53,19
110,60 98,70 57,73
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
89,53 86,04 38,14
90,20 88,66 37,83
99,20 88,29 38,21
99,40 84,50 48,65
99,50 87,20 49,98
SD/MI/SDLB
0.14
0.12
0.12
SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
0.97 0.2
0.14 0.2
0.23 0.15
Angka Kelulusan Sekolah SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
99.72 98.19 98.16
99.32 97.62 98.52
91.59 82.8 71.85
88.94
96.88
91.84
2.1.1 2.1.1. 1 2.1.1. 1.1
2.1.1. 1.2
2.1.1. 2
2.1.1. 3
2.1.1. 4
Angka Putus Sekolah
Angka Melanjutkan Sekolah Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke
II-‐82 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
2011
NO
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=)
SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
81.61
98.91
79.11
2.1.1. 5
Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV
43.02
33.93
32.71
2.1.1. 6 2.1.1.7
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angka Melek Huruf
44.45
47.4
51.18
98.25
98.74
98.76
2.1.1. 8
Rasio siswa terhadap ruang belajar SD SLTP SLTA Persentase guru bersertifikat SD SLTP SLTA Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah SD SLTP SLTA Banyak Ruang Belajar
1:18 1:40 1:24
1:19 1:40 1:24
1:18 1:37 1:34
1:18 1:37 1:34
2,83 5,75 29,75
5,91 16,68 28,97
10,86 19,70 29,78
10,86 19,70 29,78
1:16 1:12 1:08
1:16 1:12 1:08
1:16 1:13 1:10
1:16 1:13 1:10
4845 854 562
4893 862 568
4966 934 576
4966 934 576
55% 50%
42% 55% 65%
43% 65% 70%
43% 65% 70%
2 437 57 25 1
3 447 68 28 1
3 448 70 30 2
4 444 67 30 4
100
82.73
80.19
95.65
68.13
80.27
73.8
85.62
89.25
90.55
86.42
81.48
2.1.1. 9
2.1.1. 10
2.1.1. 11
2.1.1. 12
2.1.1. 12
2.1.2 2.1.2. 1 2.1.2. 2
2.1.2. 3
SD SLTP SLTA Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa SD SLTP SLTA Data Jumlah Sekolah Negeri TK SD SLTP SLTA Swasta TK SD SLTP SLTA Kesehatan Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐83
NO
2.1.2. 4 2.1.2. 5 2.1.2. 6
2.1.2. 7
2.1.2. 8 2.1.2. 9
2.1.2. 10
2.1.2. 11
2.1.2. 12
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Posyandu Rumah Sakit Puskesmas (Pembantu) Puskesmas Darat Puskesmas Air Puskesmas Keliling Posyandu Jumlah Tenaga Kesehatan Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Bidan Perawat Jumlah Tenaga Paramedis S1 / D4 Keperawatan D3 Keperawatan D3 Anestesi D3 Kebidanan SPK/SPR (Perawat Kesehatan) Bidan SPRG SKM Jumlah Tenaga Medis
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=) 80.49
99.31
100
100
48.33
70
51.58
30.8
100
100
100
100
50.17
52
47
40.36
88.6
87.51
90.16
72.86
1 21
1 21
1 22
1 26
1 28
138 23 3 566
138 22 3 577
158 22 4 588
164 25 5 613
165 25 4 624
56 6 30 220 346
63 0 33 274 306
64 0 34 282 303
69 0 33 373 316
78 15 44 510 323
3 37 3 8 34
3 73 3 13 49
5 75 3 17 49
8 74 3 19 46
4 4 3
3 5 3
3 5 5
3 5 6
Dokter Spesialis Bedah Dokter Spesialis Interne Dokter Spesialis Obsgyn Dokter Spesialis Anak
1
1
2
2
1
1
1
2
1
2
2
3
2
2
2
2
Dokter Spesialis THT Dokter Spesialis Mata
1 1
1 1
1 1
1 1
Dokter Spesialis Radiologi Dokter Spesialis Patologi klinik Dokter Spesialis Paru
2xsebulan
2xsebulan
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
Dokter PPDS (Pddk. Dokter Spesialis) Dokter Spesialis
4
4
5
5
3xsebulan
3xsebulan
3xsebulan
3xsebulan
II-‐84 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
NO
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=)
Neurologi Dokter Spesialis Kulit
2.1.2. 13
2.1.2. 14
2.1.2. 15 2.1.2. 16 2.1.2. 17 2.1.2. 18 2.1.2. 19 2.1.2. 20 2.1.2. 21 2.1.2. 22 2.1.3 2.1.3. 1 2.1.3. 2 2.1.3. 3 2.1.3. 4 2.1.3. 5 2.1.3. 6
2xsebulan
2xsebulan
2xsebulan
2xsebulan
0 10 2 3 1
0 10 2 3 1
0 9 0 4 0
0 15 0 4 0
1.049
1.225
1.293
1.242
1.306
640 788 495
758 743 560
746 860 502
627 896 642
802 745 693
404 912 208 * * 0
295 886 126 60 149 65
292 989 151 45 148 104
225 982 132 43 98 259
243 984 116 25 113 329
Bedah Umum Kebidanan dan Kandungan
264 97
409 110
329 91
333 158
445 174
Curretage Vaccum ekstraksi THT Mata
50 0 33 114
84 26 59 108
49 15 48 124
53 23 29 101
68 26 22 119
Paru
0
-
-
1
1
Jumlah Tempat Tidur (TT) Angkat Pemanfaatan TT (BOR) % Angka Kematian Bersih (NDR)‰ Rata-rata lama hari rawat (LOS) Selang Penggantian TT (TOI) Rata-rata pemakaian 1 TT (BTO) Angka Kematian Kasar (GDR)‰ Rata-rata Pasien UGD perhari Pekerjaan Umum Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik (%)
84
95
95
95
95
62
61
55
54
54,61
25
23
22
18
21
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
28
51
54
54
56
46
54
57
56
57
12
20
21
24
25
19.6
29.57
59.1
40.15
41.12
40.23
64.63
70
46.72
0.04
0.0011
0.0011
Dokter Strata 2 Dokter Umum PNS Dokter Umum PTT Dokter Gigi PNS Dokter Gigi PTT Jumlah Pasien Rawat Inap Interne (Penyakit Dalam) Bedah Anak Kebidanan dan Kandungan Perinatologi Pavilun VIP ICU THT Mata Bayi Rawat Gabung Jumlah Pasien Operasi
Rumah Tangga Per Sanitasi (%) Kawasan Kumuh (%) Jalan Nasional (km)
94,50
94,50
94,50
182,29
182,29
Jalan Propinsi (km)
242,42
242,42
242,42
405,86
405,86
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐85
NO
2.1.3. 7 2.1.3. 8
2.1.3. 9
2.1.4 2.1.4. 1 2.1.4. 2 2.1.4. 3 2.1.5 2.1.5. 1
2.1.6 2.1.6. 1
2.1.6. 2
2.1.6. 3
2.1.6. 4 2.1.7 2.1.7. 1
2.1.7. 2 2.1.7. 3 2.1.7. 4
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Jalan Kabupaten (km) Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan (km) Aspal Kerikil Tanah Panjang Jembatan (m) Kayu Beton Rangka Gantung Perumahan Rumah Tangga pengguna air bersih (%) Lingkungan Pemukiman Kumuh(%) Rumah Layak Huni (%) Penataan Ruang Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB (%0 Perencanaan Pembangunan Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA (ada/tidak) Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERKADA (ada/tidak) Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD (ada/tidak) Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%) Perhubungan Jumlah Kenderaan Angkutan Darat Bermotor (unit) Bis Oplet Pick Up Truk Sepeda Motor Jumlah Perusahaan Angkutan Jumlah Kenderaan Angkutan Kota / Pedesaan Sarana dan Prasana Perhubungan Jumlah Terminal (terminal)
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=) 2.398,50
2.570,95
2,721.27
2,019,60
2.028,35
857,70 1.088,90 624,35
906,22 1.284,80 530,25
906,22 1.284,80 530,25
875,79 935,98 207,75
925,56 849,34 253,45
3,749.50 2,194.20 990 535
3,749.50 2,194.20 990 535
3,749.50 2,194.20 990 535
2,445.50 2,433.50 989 645
2,523.50 2,911.40 956 570
3.09
8.26
11.92
0.023
0.0011
0.0007
70.63
67.55
80.64
0
30
30
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
70
87.5
87.5
87.5
2,215 114 1,203 1,269 38,308 5
3,557 622 1,420 2,491 56,659 5
4,270 800 1,913 3,116 70,953 5
5,338 998 2,329 3,811 82,289 4
110
132
152
154
Ada
0 9 249 338 25,610
Ada
II-‐86 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
NO
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
SESUAI (=)
· Type A · Type B · Type C Jumlah Jembatan Timbang (unit) Taman Kendaraan (kendaraan) · Mobil Penumpang
2.1.7. 5
2.1.7. 6
2.1.8 2.1.8. 1 2.1.8. 2
2.1.8. 3
2.1.8. 4 2.1.8. 5
2.1.8. 6
2.1.8. 7
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
1 3 3
163
· Mobil Beban / Barang · Mobil Bus
4.419.00
· Sepeda Motor
32.644.00
610
Fasilitas Keselamatan Rambu (unit) Marka (m) Pagar Pengaman (m ) Deliniator (Paku Jalan)(unit) Cermin Tikungan (unit) APILL (unit) Kenderaan Bermotor Wajib Uji Yang Terdaftar (unit) Lingkungan Hidup Penanganan Sampah (%) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal (%) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk (%) Penegakan hukum lingkungan (%) Jumlah Perusahaan Yang Telah Memiliki Dokumen AMDAL/UKL/UPL (perusahaan) Jumlah Perusahaan Yang Berpotensi Mencemarkan Lingkungan (perusahaan) Jumlah Titik Api menurut Kecamatan (titik api) Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung
950 12.50.00 850 50 12
3677
5002
7 5110
88.13
86.02
86.02
100
100
100
33.45
40.24
0.73
100
0
0
32
34
47
74
26
32
34
36
36
18 -
10 13 2
34 18 10 1
41 9 27 1
27 12 9 5
16 5 39
7 11 5 5 1
6 27 16 2
6 41 2 13
4 37 2 1 13
3090
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐87
NO
2.1.9 2.1.9. 1
2.1.9. 2
2.1.9. 3
2.1.9. 4
2.1.1 0 2.1.1 0.1 2.1.1 0.2 2.1.1 0.3 2.1.1 1
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Siak Hulu Perhentian Raja Pertanahan Jumlah Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah (sertifikat) Hak Milik Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Jumlah Peralihan Hak Atas Tanah Jual Hibah Warisan Wakaf Jumlah Penghapusan Hak Atas Tanah Hak Milik Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Data Pembebasan Tanah /Lahan Untuk Kepentingan Umum Dan Pemerintah Kepentingan Pemerintah (M2) Kepentingan Umum (Nilai Ganti Rugi (Rp)) Kepentingan Pemerintah (Nilai Ganti Rugi (Rp)) Kepentingan Umum (M2) Kependudukan dan Catatan Sipil Kepemilikan KTP Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=) 6 -
6 2 6
18 22 6 -
21 24 4 2
12 11 4 2
4 6 2 -
5 2 1 4 2 1
4 6 2
1 1 9 10 -
2 3 7 2
5,172 0 525
6,207 1 312
5,148 0 227
1,489 9 0
0
0
0
12
3,936 9 131 0
3,713 22 132 0
4,743 54 146 1
5,384 13 169 12
0 0 0
1,356 0 165
1,753 0 170
811 0 0
0
6
1
0
257.093
632.879
1.311.679
105.198,41
263.414
170.854
177.297
139.313,70
3.815.339.9 25
12.104.092. 064
12.127.854. 970
6.990.036.2 50
23.815.442. 816
14.692.332. 475
19.109.433. 379
6.628.658.8 93
5.75
15.85
52.05
11
89.04
215
100
100
100
II-‐88 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
NO
2.1.1 1.1
2.1.1 2 2.1.1 2.1
2.1.1 2.2
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Jumlah Akseptor Menurut Jenis Alat Kontrasepsi IUD Kondom Pill Vasektomi Tubektomi Susuk Suntik Sosial Jumlah Kejadian Bencana Alam Banjir Kebakaran Angin Topan Tanah Longsor Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) Anak balita terlantar
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=)
2,363 876 24,163 309 741 4,256 37,181
2,475 892 26,562 304 746 5,202 40,241
2,475 892 26,562 304 746 5,202 40,241
496 1,845 12,412 0 374 2,879 24,495
1,295 7,493 37,032 1,046 1,046 10,461 73,061
72 0 1 1
69 9 0 0
9 10 2 0
74 31 19 0
1 37 3 0
-
Anak terlantar anak Nakal Anak Jalanan Anak Cacat Wanita Rawan Sosial Ekonomi Wanita Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia terlantar
7,415 67 47 437 5,701
Penyandang cacat Tuna Susila Pengemis Gelandangan Bekas warga binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) Korban penyalahgunaan NAPZA Keluarga Fakir Miskin Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni Keluarga bermasalah sisial psikologi Komunitas adat terpencil Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Pekerja Migran Bermasalah Sosial Penyandang HIV/ AIDS (ODHA) Keluarga Rentan
2,446 50 28 19 47
17 4,485
90
11,668 5,115
27
11,886 415 674
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐89
NO
2.1.1 2.3
2.1.1 3 2.1.1 3.1
2.1.1 3.1 2.1.1 3.2 2.1.1 3.3 2.1.1 3.4 2.1.1 3.5
2.1.1 3.6
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Jumlah Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera Keluarga Prasejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III+ Ketenagakerjaan Jumlah Pencari Kerja yang Mendaftar Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Sarjana Muda (Diploma) S1/S2/S3 Kesempatan Kerja
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=)
15.148
13.879
36.134
33.112
47.233
61.881
28.288
32.777
8.119
14.668
186 118
31 63
111 108
64 68
146 128
4,957
1,612
2,698
2,306
2,672
421
670
1,919
3,435
3,390
993
811 187,275
2,179 196,443
3,208 205,026
3,557 215,916
Angkatan Kerja
219,193
227,193
240,647
254.59
Tenaga Kerja
439,770
453,842
468,364
483,586
17
15.5
16.75
16.1
61,15
62,86
65,10
64,11
1,02
1,10
1,57
1,58
2,85
2,22
5,38
5,42
0,21 4,72 12,35
0,16 3,57 14,47
0,42 5,54 8,77
0,43 5,56 8,77
5,29
4,64
2,53
2,53
0,95
1,38
0,34
1,03
11,40
9,60
10,15
10,34
0,06
-
0,20
0,23
-
-
19 9 10
10 10 8
Pengangguran Terbuka (%) Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha (%) Pertanian/Perkebun an/Kehutanan Pertambangan dan galian Industri pengolahan Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi Angkutan pergudangan dan komunikasi Lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan, jasa perusahaan Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan Lainnya Penyelesaian kasus PHI Anjuran PB Mediasi PB Bipartit
-
II-‐90 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
NO
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=)
2.1.1 4
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
2.1.1 4.1 2.1.1 4.2 2.1.1 4.3 2.1.1 4.4 2.1.1 4.5 2.1.1 4.6 2.1.1 4.7 2.1.1 4.8 2.1.1 4.9 2.1.1 4.10 2.1.1 4.11 2.1.1 4.12 2.1.1 4.13 2.1.1 4.14 2.1.1 4.15
Koperasi Aktif
-
-
84.44
65.56
69.37
Usaha Mikro dan Kecil Jumlah KUD
-
-
85
90.99
99.13
80
84
78
78
78
Jumlah Non KUD
198
203
225
224
255
Jumlah Koperasi
296
292
304
302
333
Jumlah Anggota
84,564
77,730
77,730
92,089
94,320
Modal Sendiri (jutaan rupiah) Modal Luar (jutaan rupiah) Asset (jutaan rupiah) Omset (jutaan rupiah) Sisa Hasil Usaha (jutaan rupiah) Usaha Mikro (unit)
24,043
24,596
28,101
33,717
34,717
62,055
66,399
133,202
131,754
135,754
86,098
90,995
161,303
165,471
167,471
138,554
145,205
169,299
144,229
155,229
3,221
3,536
7,512
9,640
10,640
42,133
42,161
42,268
44,286
44,288
Usaha Kecil (unit)
3,664
4,249
7,512
7,889
8,310
Usaha Menengah (unit) Jenis Usaha
241
276
300
420
461
Perdag. Hotel & Restoran Industri Pengolahan
7,467
7,765
8,774
10,885
10,865
932
978
1,133
1,344
1,256
Pertambangan dan Galian Angkutan dan Komunikasi Konstruksi
230
237
254
254
260
1,471
1,633
1,687
1,712
1,796
84
84
87
98
98
11
15
15
27
96
1,873
1,901
3,476
3,496
3,464
84 33,886
88 33,985
94 34,560
94 34,685
96 35,128
Jumlah Investasi
5.410,67
6.139,90
7.346,26
10.610,96
1. Pertanian - Tanaman Pangan
3.534,95 70,99
3.718,42 164,86
4.838,77 219,39
5.836,47 241,33
- Perkebunan - Peternakan - Kehutanan - Perikanan 2. Pertambangan 3. Industri 4. Listrik, Air Minum
2.554,98 84,04 775,71 49,23 141,07 752,70 4,42
2.325,22 109,28 1.056,29 62,77 189,45 947,68 7,48
3.346,79 126,78 1.095,06 50,75 142,04 1.135,73 8,71
4.183,49 147,70 1.204,57 59,38 164,05 1.323,12 9,88
190,53 345,95 156,76
338,93 471,50 172,32
164,89 540,71 183,06
178,01 625,87 219,67
Listrik, Gas & Air Bersih Biro dan Jasa
2.1.1 5 2.1.1 5.1
Keuangan Pertanian Penanaman Modal
5. Bangunan 6. Perdagangan 7. Pengangkutan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐91
NO
8. Keuangan dan Bank 9. Jasa-Jasa Jumlah Perusahaan Jumlah Investasi 2.1.1 7 2.1.1 7.1 2.1.1 7.2 2.1.1 8 2.1.1 8.1
2.1.1 8.2 2.1.1 8.3
2.1.1 9
2.1.1 9.1
2.1.1 9.2
2.1.1 9.3
2.1.1 9.4
2.1.1 9.5
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=) 59,96
99,56
103,85
124,61
4
224,33 4
194,56 5
228,50 4
262,78 2
46.367.000.00 0
130.322.000 .000
199.127.000 .000
76.174.000. 000
153.750.00 0.000
0.0004
0.01
0.01
0.11
1.74
1.412
394
393
393
393
364 30
358 35
358 35
358 35
257 101 87 502 155 35 9.666 287
211 97 90 425 145 47 8.762 187
109 75 88 325 111 41 7.439 162
175 70 89 210 99 37 6.757 156
22 60 672 6 8
11 39 463 4 4
28 44 374 4 9
11 47 297 16 8
164
245
249
210
1,186,234,5 73.00
3,941,096,8 88.50
1,197,131,6 09.53
1,344,142,9 85.50
435
756
804
Kepemudaan dan Olah Raga Gelanggang / Balai Remaja (selain milik swasta)(%) Lapangan Olahraga (%) Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah Anggota 266 Satuan Polisi Pamong Praja Laki-laki 254 Perempuan 12 Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian Pelanggaran Peraturan Daerah IMB Izin Gangguan Reklame PKL Pajak & Retribusi Galian C Miras WTS dan Gelandangan Capaian Produk Hukum Daerah Peraturan Daerah Peraturan Bupati Keputusan Bupati MOU Perjanjian kerjasama Temuan Keuangan Pemeriksaan Reguler Inspektorat (jumlah temuan) Temuan Keuangan Pemeriksaan Reguler Inspektorat (nilai (Rp) Tindak Lanjut 234 Temuan Administrasi Pemeriksaan Reguler Inspektorat
II-‐92 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
15 26 201 1 2
NO
2.1.1 9.6
2.1.1 9.7
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=)
Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ketepatan Penyusunan APBD Opini Laporan Keuangan Pendapatan Daerah
belum
belum
belum
sudah
sudah
sudah
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP *)
-
1,239,292,629, 152.43
1,184,206,1 51,165.86
1,365,090,1 44,928.52
1,159,772,7 39,645.00
1,501,416,3 66,242.01
40
40
-
-
40
40
-
-
110 45
100 30
12 15
38 70
900
908
86
594
739
298
30
30
2
2
Pendidikan penjenjangan struktural a. Diklat PIM II (orang) b. Diklat PIM III (orang) c. Diklat PIM IV (orang) Peningkatan ketrampilan dan Profesionalisme a. Ujian dinas b. Ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah Pendidikan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah a. Prajabatan golongan III b. Prajabatan golongan II c. Prajabatan golongan I Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah Penyusunan rencana pembinaan karir PNS a. Bintek penilaian angka kredit jab.fungsional (orang) b. Pelantikan jabatan struktura (kali)l c. Pengangkatan jabatan fungsional Seleksi penerimaan calon PNS Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS a. SK kenaikan pangkat Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi Proses penangganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PN
-
30
30
40
2
1
2000 173
233
1902
1095
2467
2991
120
129
120
119
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐93
NO
2.1.1 9.9
2.1.2 0 2.1.2 0.1
2.1.2 2 2.1.2 2.1 2.1.2 2.2 2.1.2 3 2.1.2 4.1 2.1.2 4.2 2.1.2 5 2.1.2 5.1 2.2 2.2.1 2.2.1. 1 2.2.1. 2
2.2.1. 3
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
SESUAI (=)
a. Terselesaikannya kasus (buah) Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas Penyelenggaraan sumpah janji PNS Jumlah PNS
10
9
15
14
1447
1500
8,330
9,947
10,560
10,973
10,947
1,764 4,799 1,676 91
2,062 5,304 2,484 97
2,640 5,035 2,758 127
2,902 5,111 2,818 142
2,927 5,065 2,813 142
1,010
1,010
1,010
1,010
1,328
524 308 61 0 117
524 308 61 0 117
524 308 61 0 117
524 308 61 0 117
685 544 64 0 35
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
1
1
1
1
1
1
ada
ada
ada
ada
ada
ada
22,228
23,680
14,473
20,411
60,03
59,31
58,51
56,94
56,15
10,853 44,341
10,780 82,813
10,476 82,050
106,444 42,349 12,036 20,612 1,393 66,946
109,500 65,738 12,037 26,453 1,443 41,405
108,947 66,402 12,039 25,684 1,415 43,634
269,491 311,712 242,752 5.625
183,617 377,781 217,362 5.564
196,505 353,505 228,272 6.005
Gol IV Gol III Gol II Gol I Ketahanan pangan Jumlah Kelompok Tani Menurut Kelas Pemula Lanjut Madya Utama Belum dikukuhkan
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
Statistik Buku ”kabupaten dalam angka” Buku ”PDRB kabupaten” Kearsipan Jumlah penyiaran radio/TV lokal Web site milik pemerintah daerah Perpustakaan. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Daerah Pelayanan Urusan Pilihan Pertanian Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB Luas Tanah Menurut Penggunaan (M2) Tanah Sawah Pekarangan, Bangunan dan Lahan Tegal Kebun Ladang Huma Padang Rumput Rawa Kolam Sementara tidak diusahakan Hutan Perkebunan Lain-lain Luas Panen Padi Sawah
II-‐94 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
9.329
NO
2.2.1. 4
2.2.1. 5
2.2.1. 6
2.2.2 2.2.2. 1
2.2.2. 2
2.2.3 2.2.3. 1
2.2.3. 2
2.2.4 2.2.4. 1
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Luas Panen`Padi Ladang Produksi Padi Sawah Produksi Padi Ladang Produksi Palawija (ton) Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
SESUAI (=) 3637
3539
5686
4700
22.889,32
24.556,36
28.607,94
44.031,00
8.769,63
9.601,37
15.694,49
12.979,26
5,827.96 15,255.63 2,010.70 1,050.42 504.33 308.4
8,524.36 14,263.48 3,235.91 1,230.27 520.8 373.48
10,038.47 15,583.56 2,933.93 1,316.29 602.61 443.77
10,156.42 11,308.13 2,113.96 1,168.98 871.97 346.32
2.051,85 2.648,98 4.191,63 7.919,25 136,50 3.445,21 7.004,52
2.705,64 2.382,15 5.148,75 9.848,25 38,50 3.978,95 8.331,65
2.330,68 2.422,43 4.308,00 8.248,05 193,50 3.790,23 5.763,28
2.423,16 1.841,49 4.494,73 8.062,09 329,17 3.713,68 5.463,91
2.258,18 2.182,97 4.316,33 8.635,52 78,00 4.520,95 5.680,72
10,264 21,555 16,655 -
11,185 22,548 17,511 799
14,914 18,923 13,368 74
17,291 21,703 16,706 85
19,875 24,785 20,879 97
1,077,665 33,687 9,683.46
1,131,610 33,778 11,433,864
418,447 30,401 12,076,057
449,245 30,699 12,754,320
482,306 49,419 13,343,135
5,238 16,559
5,615 17,028
5,992 22,340
6,533 25,214
7,123 28,457
16.023,63
19.654,97
20.105,89
23.949,61
971,00 10.194,48 4.858,15
998,00 12.108,44 6.548,53
808,30 12.325,31 6.972,28
799,00 14.135,15 9.015,46
2915.95 5906.11 2440.34 1085.81 1649.66 1406.72 1055.16 341.77 1933.5 18735
2944.65 7246.96 2558 751.84 1439.02 1991.65 1590.37 500.91 274.22 19297.62
4461.48 10792.98 2103.98 812.88 876.77 1655.36 1871.26 501.24 74.65 23150.61
106,648
176,275
177,566
Sayur-sayuran Kacang panjang Cabe Kankung Ketimun Labu siam Terung Bayam Peternakan Populasi Ternak (ekor) Sapi Potong Kerbau Kambing Domba Populasi Ternak Unggas Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Itik Manila Perikanan Produksi Perikanan Menurut Sektor Perairan (Ton) Air Tawar Kolam Keramba Jumlah Produksi Budidaya Perikanan menurut Jenis Ikan (ton) Mas Patin Nila Bawal Gurami Lele Lemak Baung Lain2 Jumlah Perkebunan Jumlah Petani
188,469
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 II-‐95
NO
2.2.4. 2 2.2.4. 3 2.2.5 2.2.5. 1
2.2.6
2.2.6. 1 2.2.6. 2
2.2.7 2.2.7. 1 2.2.7. 1 2.2.8 2.2.8. 1 2.2.8. 2 2.2.8. 3 2.2.8. 4 2.2.9 2.2.9. 1 2.2.9. 2
2.2.9. 3
INTERPRET ASI
ASPEK/FOKUS/ BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Luas Areal Perkebunan (Ha) Produksi (ton)
SESUAI (=) 228,825
128,857
423,766
263,851
126,315
152,538
1,308,544
1,840,647
Kehutanan Luas hutan Menurut Jenis Hutan Lindung Hutan Konservasi Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Energi dan Sumberdaya Mineral Kontribusi sektor energi terhadap PDRB Produksi: Sirtu(M3) Pasir Kuarsa (M3) Timah Putih ( Ton) Mangan (Ton) Pariwisata Kunjungan wisata
29.906,04 103.136,29 303.351,42 36.749,42
4.38
4.62
4.86
5.11
5.38
22.23 40.704,5 -
100.048 1.183 5.918 1.468
741.745 162.298 1.043 236.858
389.051 7.216 -
378.926 4.507 -
8.08
8.28
8,61
8.66
8.87
9.06
11.35
11.57
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB (%) Industri Kontribusi sektor INDUSTRI terhadap PDRB Jumlah Perusahaan Industri Nilai investasi
951
984
1,017
1,024
17,957,928
22,764,334
24,310,834
41,399,834
Nilai Produksi
116,594,361
272,902,731
280,892,991
292,735,191
10.58
10.72
11,14
11.15
377
524
496
564
10 29 338
14 45 465 73
23 27 446 73
20 17 527 75
3
3
3
70
70
72
Perdagangan Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Jumlah Perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP Kecil Menengah Besar Jumlah Pasar Pasar Pemerintah Daerah Pasar Desa/ Kelurahan
BELUM TERCAPAI (<)
CAPAIAN KINERJA
II-‐96 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
5.63
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
III.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU Pelaksanaan pembangunan tidak terlepas dari dukungan dana yang tersedia. Dukungan dana yang ada di salurkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai berbagai kegiatan yang ada di Kabupaten Kampar. Sedangkan sumber APBD itu sendiri berasal dari berbagai sumber penerimaan daerah, baik yang berasal dari bagi hasil pajak maupun bukan pajak yang ada di Kabupaten Kampar. Peningkatan pendapatan daerah setiap tahunnya mutlak dilakukan, agar pembangunan yang dilaksanakan bisa diselesaikan. Pembangunan itu sendiri harus dapat dimanfaatkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai wajib pajak yang menyumbang secara langsung untuk pembangunan. Dinas Pendapatan Daerah sebagai koordinator terus berupaya agar pajak yang ditarik pada masyarakat, dapat dengan mudah dilaksanakan dan mempercepat proses penyelesaian serta mempersingkat waktu penyelesaian. Menyadari akan semakin penting dan strategisnya pendapatan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna untuk membiayai tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan di daerah, hampir setiap Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah semakin dituntut menyediakan anggaran secara maksimal. Berbagai upaya pungutan dilakukan termasuk usaha intensifikasi terhadap pungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang selama ini secara konsisten memberikan kontribusi relatif besar terhadap Pembiayaan pembangunan di Kabupaten Kampar. Selama lima tahun pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kampar, berbagai infrastruktur yang mendukung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah banyak di laksanakan. Pelaksanaan pembangunan tersebut barsumber dari pendanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kampar. Untuk melihat besaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar setelah perubahan dari Tahun 2006 sampai dengan 2010, dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 I. III-‐1
Gambar 1 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar
Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011
Dari Gambar 3.1 di atas terlihat bahwa setiap tahun APBD Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006, jumlah APBD Perubahan Kabupaten Kampar sebesar Rp 623.580.487.381,30. Jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun berikutnya menjadi Rp 1.040.050.558.576,00. Seiring dengan semakin meningkatnya hasil retribusi daerah, berdampak terhadap peningkatan APBD Kabupaten Kampar Tahun 2008, menjadi Rp 1.211.480.825.198,05. Begitu pula pada Tahun 2009, dimana jumlah APBD Kabupaten Kampar sudah mencapai angka Rp 1.260.134.376.522,00 dan kondisi ini terus mengalami peningkatan pada Tahun 2010, sehingga mencapai Rp 1.381.994.137.404,44. Meningkatnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kampar dari tahun ke tahun tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak serta di dukung oleh tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi dalam membayar pajak, yang merupakan salah satu sumber pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di samping bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, besaran APBD juga tidak terlepas dari optimalisasi perolehan dana perimbangan terutama dari sektor migas serta optimalisasi dana bagi hasil dari provinsi dan lain-lain pendapatan yang sah. Untuk melihat besaran APBD Kabupaten Kampar dari Tahun 2007 – 2010, baik sebelum dan sesudah perubahan, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Perbandingan APBD Sebelum dan Sesudah Perubahan Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar NO A B C
2007
2008
1.025.915.538.099 1.040.050.558.576 14.135.020.477
2009
1.111.772.396.407,00 1.211.480.825.198,05 99.708.428.791,05
2010
1.260.134.376.552 1.044.810.818.241 215.323.558.281
1.216.782.738.274,77 1.381.994.137.440,44 165.211.399.165,67
Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011 Ket: A= Sebelum perubahan; B= Setelah Perubahan; C= Selisih sebelum dan sesudah
Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar hanya sekali yang tidak melakukan perubahan terhadap anggaran APBD yang sudah di tetapkan, yaitu pada Tahun 2006. Dari tabel diatas terlihat bahwa dalam Rentang Waktu 2007 – 2010, dari total anggaran pendapatan sebesar Rp
1.025.915.538.099
1.040.050.558.576.
yang
Dengan
sudah demikian
di
sahkan, terjadi
dilakukan
penambahan
perubahan
menjadi
Rp
anggaran
sebesar
Rp
14.135.020.477 dari dana semula. Begitu juga pada Tahun 2008, dari anggaran semula
III-‐2 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
sebesar Rp 1.111.772.396.407, setelah perubahan menjadi Rp 1.211.480.825.198,05, atau mengalami peningkatan Rp 99.708.428.791,05. Keadaan ini berlanjut untuk Tahun 2010, dimana
besaran
APBD
Kabupaten
Kampar
yang
sudah
ditetapkan
sebesar
Rp
1.216.782.738.274,77, setelah perubahan menjadi Rp 1.381.994.137.440,44, atau mengalami peningkatan sebesar Rp 165.211.399.165,67. Penyumbang terbesar pendapatan dalam struktur Pendapatan APBD Kabupaten Kampar selama 5 tahun terakhir bersumber dari pos dana perimbangan, hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan kenaikan dana perimbangan. Gambaran kondisi seperti diatas memperlihatkan ketergantungan pembangunan Kabupaten Kampar pada alokasi anggaran dari pemerintah pusat. Pembangunan Kabupaten Kampar tergantung dari APBD yang akan disusun dan dilaksanakan selama Lima Tahun kedepan, melihat dari stuktur anggaran, dimana pada bagian pendapatan memiliki korelasi dengan pengelolaan pendapatan asli daerah serta kekayaan daerah yang dimiliki, artinya pendapatan daerah menjadi tolak ukur kemandirian suatu daerah, dalam kerangka otonomi daerah dibutuhkan dana dari daerah tersebut. Penggalian sumber-sumber pendanaan dari daerah, melalui pemanfaatan sumber-sumber pendapatan asli daerah perlu ditingkatkan, agar ketergantungan terhadap pemerintahan pusat dan pemerintahan provinsi lambat laun dapat dikurangi, perlu terobosan dalam pendapatan asli daerah melalui alternative peningkatan PAD. Peningkatan pendapatan asli daerah, tergantung dari pos yang ada dalam PAD. Dalam struktur PAD ada beberapa pos yang dapat menyumbang kenaikan PAD, antara lain dari; Pajak Daerah; Pos Restribusi Daerah; dan Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah seperti; Badan Usaha Milik Daerah, termasuk didalamnya akan melakukan penjajakan dengan pihak ketiga dalam hal ini pihak swasta. Adanya kecendrungan kenaikan pendapatan daerah dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2 Perkembangan Anggaran Pendapatan Asli Daerah Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar
Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐3
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa kecendrungan kenaikan pendapatan daerah yang cukup signifikan, hanya pada Tahun 2010, PAD mengalami penurunan. Keadaan ini merupakan modal dasar untuk pengembangan dan peningkatan potensi penerimaan daerah. Pemerintah daerah harus mampu untuk dapat terus menggali potensi tersebut dengan pertimbangan, tidak menjadi penghambat bagi perekonomian daerah, dan perekonomian masyarakat. Upaya peningkatan PAD yang terlalu massif dan terkesan execive, malah akan mengurangi gerak tumbuh perekonomian. Upaya peningkatan PAD harus didasari pertimbangan bahwa peningkatan pendapatan masyarakat adalah tujuan yang lebih utama. Karena pada dasarnya PAD merupakan fungsi dari pendapatan masyarakat, sehingga ketika pendapatan masyarakat meningkat, maka PAD juga akan meningkat. Terjadinya kenaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar setiap tahunnya tidak terlepas dari upaya Pemerintah Daerah dalam membiayai berbagai kegiatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kampar itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu daerah untuk menyediakan barang-barang ekonomi kepada masyarakat. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah. Dengan kata lain, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi biasanya semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator lain yaitu distribusi pendapatan. Gambar 3 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar
Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011
Dari gambar di atas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar dalam selang lima tahun terakhir lebih cendrung mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi yang stabil justru terjadi dari Tahun 2006 – 2007, dimana kurva pertumbuhan mengalami peningkatan. Pada Tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar sebesar 7,71 persen, keadaan
III-‐4 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
ini terus mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen pada Tahun 2007, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi 7,99 persen. Namun peningkatan ini tidak bisa di pertahankan, sehingga pada Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar menjadi 7,97 persen. Titik terendah pertumbuhan ekonomi justru terjadi pada Tahun 2009, dimana pertumbuhan ekonomi Kampar turun secara drastis sampai pada angka 7,25 persen. Keadaan ini lebih di sebabkan oleh pengaruh ekonomi regional dan global yang terpuruk akibat berbagai krisis yang ada. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian regional, telah memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kampar. Hal ini bisa di lihat dengan meningkatnya kembali pertumbuhan ekonomi Kampar, dari 7,25 persen Tahun 2009 menjadi 7,49 persen Tahun 2010. Pembangunan yang menekankan pada aspek pertumbuhan ekonomi diharapkan akan memberikan dampak terhadap aspek kehidupan masyarakat lainnya, seperti penurunan angka pengangguran dan penurunan angka kemiskinan. Namun pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini lebih di topang oleh kontribusi sektor pertambangan, dimana sektor ini tidak banyak di kuasai oleh masyarakat Kampar itui sendiri. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Kampar tidak terlalu memberikan dampak yang berarti terhadap pemerataan pembangunan pada tingkat rumah tangga. Meskipun demikian, kontribusi sektor pertambangan dalam struktur perekonomian Kampar cendrung mengalami penurunan setiap tahunnya, sedangkan kontribusi sektor pertanian justru mengalami peningkatan. Mengingat Masyarakat Kampar yang banyak bergerak pada sektor pertanian, diharapkan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan kesejahteraan hidup Masyarakat Kampar itu sendiri. Sektor Pertanian memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kampar. Meskipun dalam rentang lima tahun terakhir ini masih di bawah sektor pertambangan, namun dari tahun ketahun terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini memberikan indikasi bahwa sumbangsih masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kampar semakin besar. Untuk melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kampar Dengan Minyak dan Gas Tahun 2006 – 2010 Berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2 PDRB Dengan Minyak dan Gas Tahun 2006-2010 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdagangan Pengangkutan Bank & Keuangan Jasa JUMLAH
TAHUN 2006 2.097,457 4.222,074 282,375 3,689 150,313 369,785 119,160 41,384 277,121 7.563,362
2007
2008
2.238,220 4.228,317 312,556 4,026 165,078 404,618 129,468 46,233 299,075 7.827,294
2.383,948 4.402,864 345,373 4,400 181,894 446,535 139,161 51,970 323,115 8.279,263
2009 2.516,470 4.415,657 377,487 4,702 200,335 484,938 151,149 56,552 342,393 8.549,686
2010 2.709,140 4.480,185 422,09 5,25 219,59 540,25 162,54 65,63 377,92 8.982,60
Sumber : BPS Kabupaten Kampar, 2011
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐5
Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kampar tidak terlepas dari sumbangsih dari sektor Pertambangan, dimana minyak menjadikan penyumbang terbesar dari sektor ini. Namun bila Minyak dan Gas dikeluarkan dari perhitungan PDRB, maka terjadi penurunan yang sangat drastis terhadap PDRB Kabupaten Kampar itu sendiri. Untuk melihat besaran PDRB Kabupaten Kampar, baik atas Harga Berlaku (HB) maupun Harga Konstan (HK) dengan Migas (M) dan tanpa Migas (TM), dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2006-2010 (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar NO
KETERANGAN
1 2 3 4
Harga Berlaku Th 2000 (M) Harga Berlaku Th 2000 (TM) Harga Konstan Th 2000 (M) Harga Konstan Th 2000 (TM)
TAHUN 2006
2007
13.039 7.372 7.563 3.494
16.553 9.147 7.827 3.773
2008 21.371 11.331 8.279 4.074
2009 24.685 13.865 8.549 4.354
2010 28.567 16.297 8.878 4.758
Sumber : BPS Kabupaten Kampar 2011
Pembangunan ekonomi yang mantap menjadi prasyarat untuk melaksanakan pembangunan manusia. Suatu daerah/wilayah akan sulit melaksanakan pembangunan manusia jika dalam kondisi perekonomian tidak menentu. Pembangunan manusia menempatkan manusia itu sendiri sebagai input, dimana nantinya dihasilkan suatu produk berupa sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan daya saing tinggi. Kuatnya hubungan timbal balik tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh kelembagaan pemerintah, karena keberadaannya sangat menentukan implementasi kebijakan publik. Oleh sebab itu pemerintah daerah sebagai tempat lahirnya kebijakan pembangunan termasuk pembangunan manusia sangat berperan terhadap berhasil tidaknya pembangunan.
III.1.1
Target dan realisasi pendapatan
Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar tahun 2011, telah ditetapkan Target Pendapatan Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2011 yaitu sebesar Rp 1.467.638.585.963,24 dengan realisasinya sampai bulan Juni tahun 2011 adalah sebesar Rp 796.376.061.806.92 atau mencapai 54,26 persen. Selanjutnya dijelaskan realisasi Pendapatan Daerah tahun 2011 sampai dengan Juni 2011 adalah sebagai berikut: 1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara akumulatif realisasinya dari target anggaran yaitu sebesar Rp 88.686.019.637,80 dengan realisasinya sebesar Rp 24.097.775.919,76 atau 27.17 persen, dengan rincian sebagai berikut : a.
Hasil Pajak Daerah, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 11.554.387.808,00 meningkat dengan realisasinya sebesar Rp 7.671.431.012,88 atau 66.39 persen.
b.
Hasil Retribusi, yaitu dari Target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 16.994.080.232,80 sampai dengan Juni 2011 PAD dari hasil Retribusi sebesar Rp 4.234.976.920,38 atau 24,40 persen.
III-‐6 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
c.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 46.154.122.020,00 dengan realisasinya sebesar Rp 8.163.815,00 atau 0,02 Persen.
d.
Hasil lain-lain PAD yang sah non target yang telah ditetapkan adalah Rp 14.033.429.557,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 adalah sebesar Rp 2.855.137.672,84 atau 20,35 persen.
e. 2.
Hasil PAD non target sebesar Rp 9.428.066.498,66.
Dana Perimbangan ditetapkan yaitu sebesar Rp 1.300.910.586.613,00 dengan realisasinya sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp 727.165.000.828,00 atau 55,90 persen. Realisasi dari target penerimaan dana perimbangan ini berasal dari : a.
Dana bagi Hasil Pajak, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 139.028.994.542,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp 5.796.137.571,00 atau 4,17 persen.
b.
Dana Bagi Hasil bukan Pajak/SDA, yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 692.299.061.571,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp 492.358.967.257,00 atau 71,12 Persen.
c.
Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 440.702.230.500,00 dengan dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp 220.351.116.000,00 atau 50,00 persen.
d.
Dana Alokasi Khusus (DAK) yaitu dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 28.880.300.000,00 dengan realisasi sampai dengan Juni 2011 sebesar Rp 8.658.780.000,00 atau 29,98 persen.
Rincian Per Rekening Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2011 Kabupaten Kampar TAHUN ANGGARAN 2011 URAIAN REKENING PENDAPATAN
REALISASI JUNI 2011
TARGET
%
REALISASI 2010
KURANG
54,26
694.132.927.886,04
-
1.526.536.394.842,85
PENDAPATAN ASLI DAERAH
88.686.019.637,80
24.097.775.919,76
27,17
138.959.843.907,01
-
235.525.968.174,01
Hasil Pajak Daerah
11.554.387.808,00
7.671.431.012,88
66,39
642.373.166,90
4.525.329.962,02
13.527.780.136,28
770.486.666,90 203,91
392.630.019,90
-
625.528.705,50
994.198.852,50
2.644.658.558,30
Pajak Hotel
1.467.638.585.963,24 796.376.061.806,92
LEBIH
377.856.647,00
Pajak Restoran
2.429.469.215,00
1.435.270.362,50
59,08
Pajak Hiburan
301.242.500,00
550.985.647,00
182,9
249.743.147,00
Pajak Reklame
337.488.618,00
186.484.392,38
55,26
-
151.004.225,62
366.129.958,50
7.213.330.828,00
4.166.577.555,00
57,76
-
3.046.753.273,00
8.264.474.466,00
895.000.000,00
561.626.389,10
62,75
-
333.373.610,90
1.110.445.596,48
16.944.080.232,80
4.134.976.920,38
24,4
-
12.809.103.312,42
13.225.631.636,88
5.784.935.800,00
1.979.121.368,28
34,21
-
3.805.814.431,72
5.743.171.199,26
295.640.000,00
97.361.000,00
32,93
-
198.279.000,00
208.572.000,00
-
-
-
-
-
-
Retr Pelay Parkir di tepi jl umum Retribusi Pelayanan Pasar
162.600.000,00
19.420.000,00
11,94
-
143.180.000,00
69.300.000,00
310.148.000,00
54.894.100,00
17,7
-
255.253.900,00
98.955.076,00
Retr Pengujian Kdaraan Bermotor Retribusi Pengawasan Kwalitas Air
651.691.000,00
272.904.000,00
41,88
-
378.787.000,00
732.856.000,00
20.000.000,00
6.300.000,00
31,5
-
13.700.000,00
16.320.000,00
Pajak Penerangan Jalan Pajak Pengambilan & Pengolahan BGGC Hasil Retribusi Daerah Retribusi Pelayanan Kesehatan Retr Pelay Psampa/Kbersihan Ret Pganti Biaya KTP/Akte Capil
516.542.851,50
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐7
TAHUN ANGGARAN 2011 URAIAN REKENING Retribusi Angkutan Hasil Alam
REALISASI JUNI 2011
TARGET
%
LEBIH
REALISASI 2010
KURANG
-
-
-
-
-
-
Retribusi Peredaran Hasil Hutan Retribusi Jasa Ketenagakerjaan
1.600.000.000,00
22.723.372,00
1,42
-
1.577.276.628,00
1.745.375.040,00
-
-
-
-
-
-
Retr Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi Terminal
3.338.963.500,00
159.252.400,00
4,77
-
3.179.711.100,00
2.204.467.676,00
138.648.000,00
18.000.000,00
12,98
-
120.648.000,00
67.150.000,00
24.000.000,00
10.550.000,00
43,96
-
13.450.000,00
13.000.000,00
19.920.000,00
10.500.000,00
52,71
-
9.420.000,00
20.150.000,00
21.175.000,00
9.590.000,00
45,29
-
11.585.000,00
29.425.000,00
-
-
-
-
-
-
Retr Penyediaan sedotan Kakus Retribusi Rumah Potong Hewan RetrTempat Rekreasi / Olah Raga Retribusi Pengolahan Limbah Cair Retr Pjualan Prod Usaha Daerah RetrIzin Mendirikan Bangunan
370.210.048,80
38.830.000,00
10,49
-
331.380.048,80
377.934.500,00
2.885.712.500,00
966.203.240,10
33,48
-
1.919.509.259,90
854.227.745,62
Retr Izin Gangguan/Keramaian
694.200.000,00
321.050.000,00
46,25
-
373.150.000,00
487.000.000,00
Retribusi Izin Trayek
132.280.000,00
37.815.000,00
28,59
-
94.465.000,00
119.310.000,00
Retr Izin Perindustri/Pdagangan Retribusi Izin Peruntukkan Tanah Retr Izin Usaha Jasa Konstruksi
249.740.000,00
12.070.000,00
4,83
-
237.670.000,00
130.060.000,00
50.000.000,00
4.297.440,00
8,59
-
45.702.560,00
8.567.000,00
15.550.000,00
8.325.000,00
53,54
-
7.225.000,00
33.550.000,00
Retribusi Izin Operasional
178.666.384,00
85.770.000,00
48,01
-
92.896.384,00
266.240.400,00
46.100.622.020,00
8.163.815,00
0,02
-
46.092.458.205,00
42.152.555.606,00
46.100.622.020,00
8.163.815,00
0,02
-
46.092.458.205,00
42.137.555.606,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan PERUSAHAAN Milik Daerah / BUMD PDKampar Aneka Karya Bank Riau (Deviden) Bank PD BPR Sari Madu (Deviden & Jasa Kas) PDAM TIRTA KAMPAR PT Riau Air Lines (RAL) PT Kampar Pusako PERUSAHAAN Milik Swasta Dinas Koperasi / UKM BPR FADHILLAH Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak dipisahkan Penjualan TBS Penjualan Hasil Peternakan Penerimaan Jasa Giro
750.000.000,00
-
-
-
750.000.000,00
35.107.039.885,00
-
-
-
-
35.107.039.885,00
3.105.900.000,00
-
-
-
3.105.900.000,00
3.451.000.000,00
120.000.000,00
8.163.815,00
6,8
-
111.836.185,00
67.579.123,00
-
-
-
-
-
-
7.017.682.135,00
-
-
-
7.017.682.135,00
7.017.682.135,00
53.500.000,00
-
-
-
53.500.000,00
15.000.000,00
13.500.000,00
-
-
-
13.500.000,00
15.000.000,00
40.000.000,00 14.033.429.577,00
2.855.137.672,84
20,35
-
40.000.000,00 11.178.291.904,16
29.280.742.017,85
202.400.000,00
116.500.000,00
57,56
-
85.900.000,00
203.396.000,00
-
-
-
-
-
-
202.400.000,00
116.500.000,00
57,56
-
85.900.000,00
203.396.000,00
10.433.982.117,00
2.012.633.841,00
19,29
-
8.421.348.276,00
9.851.183.070,71
Jasa Giro (Bank Riau)
5.479.047.147,00
1.450.245.734,00
26,47
-
4.028.801.413,00
5.003.645.645,00
Jasa Giro BPR Sari Madu
4.954.934.970,00
562.388.107,00
11,35
-
4.392.546.863,00
2.148.666.115,06
Jasa Giro BTN
-
-
-
-
-
290.461.173,76
Jasa Giro BNI
-
-
-
-
-
42.392.478,00
Jasa Giro Bank Mandiri
-
-
-
-
-
99.563.933,41
Jasa Giro Bank Bukopin
-
-
-
-
-
56.380.312,16
2.849.803.420,00 -
669.798.831,84 -
23,5 -
-
2.180.004.588,16 -
2.210.073.413,32 18.917.126.457,14
Rekening Deposito Bank BTN
-
-
-
-
-
8.400.300.000,05
Rekening Deposito Bank BNI
-
-
-
-
-
-
Rekening Deposito Bank Mandiri Rekening Deposito BPR
-
-
-
-
-
3.677.602.739,78
Jasa Dana Bergulir Pendapatan Bunga
Angsuran/cicilan Kendaraan bermotor Rekening Deposito Bank Bukopin Lain-lain PAD yang sah
-
-
-
-
-
1.714.840.182,31
117.224.040,00
-
-
-
117.224.040,00
-
-
-
-
-
-
5.124.383.535,00
430.000.000,00
56.205.000,00
13,07
-
373.795.000,00
309.036.490,00
III-‐8 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
TAHUN ANGGARAN 2011 URAIAN REKENING
REALISASI JUNI 2011
TARGET
%
LEBIH
REALISASI 2010
KURANG
lainnya sumbangan Pengusaha Perkebunan NON TARGET
430.000.000,00
56.205.000,00
13,07
-
373.795.000,00
309.036.490,00
-
9.239.493.048,66
-
9.239.493.048,00
-
9.239,00
-
188.573.450,00
-
188.573.450,00
-
-
1.300.910.586.613,00 727.165.000.828,00
55,9
-
573.745.585.785,00
1.158.289.034.500,00
NON TARGET BPHTB DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Pajak Bumi Bangunan Bagi Hasil BPHTB Pajak Penghasilan Bagi Hasil Bukan Pajak / SDA Bagi Hasil dari Provisi SDH
139.028.994.542,00
5.796.137.571,00
4,17
-
133.232.856.971,00
168.402.539.140,00
120.536.934.162,00
1.383.466.521,00
1,15
-
119.153.467.641,00
136.560.402.485,00 22.240.018.462,00
7.682.432.439,00
-
-
-
7.682.432.439,00
10.809.627.941,00
4.412.671.050,00
40,82
-
6.396.956.891,00
9.602.118.193,00
692.299.061.571,00 492.358.967.257,00
71,12
-
199.940.094.314,00
812.698.516.604,00
2.805.157.579,00
-
-
-
2.805.157.579,00
-
BH dari Iuran Tetap (Land-rent)
264.853.400,00
-
-
-
264.853.400,00
50.092.238,00
BH Iuran Ekspl/Eksploit (Royalti) 1
794.421.900,00
757.327.669,00
95,33
-
37.094.231,00
920.479.488,00
2
3
4
5
6
7
BH Penerimaan Pengusa Perikanan BH Pertambangan Minyak Bumi BH Pertambangan Gas Bumi
241.448.692,00
80.085.001,00
33,17
-
161.363.691,00
96.579.476,00
688.002.480.000,00
491.521.554.587,00
71,44
-
196.480.925.413,00
811.574.694.831,00
190.700.000,00
-
-
-
190.700.000,00
56.670.571,00
440.702.230.500,00 220.351.116.000,00
50
-
220.351.114.500,00
34.527.917.000,00
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
440.702.230.500,00
220.351.116.000,00
50
-
220.351.114.500,00
134.527.917.000,00
28.880.300.000,00
8.658.780.000,00
29,98
-
20.221.520.000,00
42.660.061.756,00
Dana Alokasi Khusus DR Dana Alokasi Khusus Non DR
-
-
-
-
-
3.064.061.756,00
39.596.000.000,00
39.596.000.000,00
100
-
-
39.596.000.000,00
- Pendidikan
-
-
-
-
-
19.268.000.000,00
15.673.500.000,00
4.699.119.906,00
29,98
-
10.974.380.094,00
9.625.500.000,00
- Pertanian
7.305.100.000,00
2.189.805.462,00
29,98
-
5.115.294.538,00
6.037.100.000,00
- Keluarga Berencana
1.099.400.000,00
329.899.518,00
30,01
-
769.500.482,00
945.100.000,00
- Perikanan
4.802.300.000,00
1.439.955.114,00
29,98
-
3.362.344.886,00
3.720.300.000,00
78.041.979.712,44
32.313.320.995,00
41,41
-
45.728.658.717,44
107.601.363.568,00
40.665.266.512,44
5.789.382.995,00
14,24
-
34.875.883.517,44
36.177.677.050,00
10.240.020.905,17
3.468.927.890,00
33,88
-
6.771.093.015,17
9.013.675.819,00
9.967.427.425,45
2.320.455.105,00
93,26
671.810.197,45
7.646.972.320,45
9.295.617.228,00
17.920.178.181,82
-
-
-
17.920.178.181,82
16.062.225.380,00
- Jalan
LAIN PENDAPATAN YANG SAH Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi/ Pemda lainnya BH Pajak Kendaraan Bermotor BH Bea Balik Nama Kend. Bermotor BH Pj Bahan Bakar Kend Bermotor BH Pajak Pengambilan ABT Dana Penyesuaian Khusus/Oto Khusus Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal & Pngtan Pembg Daerah Dana Tunjangan Kependidikan
2.537.640.000,00
-
-
-
2.537.640.000,00
1.806.158.623,00
37.376.713.200,00
26.523.938.000,00
70,96
-
10.852.775.200,00
71.423.686.518,00
-
-
-
-
-
27.936.123.318,00
37.376.713.200,00
26.523.938.000,00
70,96
-
10.852.775.200,00
43.487.563.200,00
DANA PERIMBANGAN
-
12.799.964.064,16
-
12.799.964.064,16
-
25.120.028.600,84
Penerimaan Pembiayaan Daerah
-
12.799.964.064,16
-
12.799.964.064,16
-
25.120.028.600,84
Sumber: LPPD Kab Kampar,2011
III.1.2
3.1.2 Permasalahan dan Solusi
Walaupun Realisasi belanja daerah telah mencapai 94,86% akan tetapi masih terdapat beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam pengelolaan belanja pemerintah daerah, sepanjang tahun 2009, antara lain: 1.
Tidak terserapnya seluruh anggaran tersebut terutama pada belanja barang dan jasa serta belanja modal disebabkan terdapat beberapa kegiatan yang proses pengerjaannya
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐9
terlambat karena Proses administrasi pelelangan, kondisi iklim/cuaca dan kondisi geografis sehingga berpengaruh terhadap penyelesaian beberapa kegiatan. 2.
Belum optimalnya pengeluaran dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan, Dinas, Kantor dan Bagian dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. Disebabkan belum adanya pedoman baku dari Pemerintah Pusat tentang Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) dan Standar Analisa Biaya ( SAB ). Oleh karena itu penyusunan kegiatan prioritas oleh Badan, Dinas, Kantor dan Bagian yang mengelola bidang kewenangannya baru mengacu kepada Renstra masing-masing serta didukung pembiayaan yang masih bersifat insidentil.
Untuk itu langkah penting yang perlu dilakukan adalah seluruh SKPD agar melakukan proses administrasi pelelangan lebih awal sehingga pelaksanaan kegiatan dapat diselesaikan tepat waktu.
III.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU Mempedomani Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 20 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kampar Tahun 2007-2011, bahwa setiap Pemerintah Daerah harus melaksanakan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setiap tahunnya. Pokok-pokok Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dalam Penyusunan APBD tahun 2007 s/d 2011 adalah berkenaan dengan Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Pendapatan Daerah secara umum dapat dikelompokkan kepada 4 (empat) jenis Pendapatan, yakni : 1.
2.
3.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari : 1.
Pajak Daerah
2.
Retribusi Daerah
3.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4.
Lain – lain PAD yang sah
Dana Perimbangan, terdiri dari: 1.
Dana Bagi hasil pajak/ Dana bagi hasil bukan pajak
2.
Dana Alokasi Umum
3.
Dana Alokasi Khusus.
Lain – lain Pendapatan yang sah, terdiri: 1.
Bagi hasil pajak dari Pemerintah Pusat dan Provinsi
2.
Dana penyesuaian dan Otonomi Khusus
III-‐10 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
4.
Penerimaan Pembiayaan, terdiri: 1.
Penerimaan pembiayaan Penerimaan Daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah merupakan salah satu sumber penggerak roda Pemerintahan dan Pembangunan di daerah. Pendapatan Asli Daerah selalu dijadikan tolok ukur tingkat kemampuan dan keberhasilan pelaksanaan otonomi Daerah. PAD sangat berperan dalam menentukan kuantitas dan kualitas kegiatan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan, pelayanan umum, pendistribusian barang dan jasa guna terwujudnya tata hubungan sosial kemasyarakatan yang tertib, aman, adil dan sejahtera. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah perlu diusahakan secara terus menerus peningkatan pengelolaan penerimaan keuangan daerah secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Salah satu indikator untuk pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien akan tercermin dari meningkatnya penerimaan PAD dari tahun ke tahun secara berkelanjutan. Peningkatan penerimaan PAD yang diharapkan tersebut adalah melalui sistim pengelolaan keuangan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
III.3 ARAH KEBIJAKAN UMUM Arah kebijakan umum pendapatan daerah tahun anggaran 2011 yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1.
Mengoptimalkan pendapatan asli daerah dari pajak daerah, retribusi daerah dengan tetap berpihak kepada kebijakan meminimalkan beban masyarakat, tidak menghambat investasi serta pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk mengoptimalkan pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dengan strategi sebagai berikut : a)
Evaluasi terhadap Peraturan Daerah yang mengatur tentang pajak daerah dan retribusi daerah dengan melakukan penyesuaian tarif ;
b)
Kajian dan perhitungan potensi pajak daerah dan retribusi daerah yang potensial ;
c)
Peningkatan dan penyediaan fasilitas untuk pengembangan penerimaan daerah
d)
Pendelegasian kewenangan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah untuk jenis tertentu kepada Pemerintah Kecamatan ;
e)
Pengkajian
jenis
penerimaan
baru
sebagai
sumber
PAD
dengan
tetap
memperhatikan kemampuan dunia usaha dan masyarakat serta tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐11
2.
Memaksimalkan perolehan dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat dengan strategi sebagai berikut : a)
Meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Kampar selaku daerah penghasil migas dan sumberdaya alam lainnya dengan Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah/Kementerian terkait ;
b)
Intensifikasi atas pungutan Pajak Bumi dan Bangunan, Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan ;
c)
Melakukan koordinasi dengan Kementerian terkait dalam perhitungan DAU berdasarkan data dan potensi daerah terbaru.
3.
Mengoptimalkan dana bagi hasil pajak dari provinsi melalui koordinasi ketentuanketentuan wajib pajak terutama bagi perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Kabupaten Kampar.
III.3.1
Permasalahan dan solusi
Secara umum pokok permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan PAD hampir sama dengan tahun tahun sebelumnya yaitu : 1.
Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang tersedia terbatas,
2.
Masih kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak/retribusi,
3.
Jumlah wajib pajak / retribusi yang berdomisili di luar daerah masih cukup banyak sehingga menyulitkan dalam administrasi dan pemungutan,
4.
Data dasar wajib pajak/retribusi belum terbangun secara memandai,
5.
Belum efektifnya penerapan peraturan daerah berkaitan dengan pajak / retribusi.
Beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kecermatan perencanaan diikuti dengan pengawasan yang ketat agar rencana kegiatan yang dibuat dapat mendukung Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2.
Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keekonomisan pelaksanaan program dan kegiatan.
3.
Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sebagai motor penggerak dan pelaku pembangunan sekaligus selaku pelayan masyarakat.
4.
Mengoptimalan pemanfaatan sarana prasarana yang tersedia.
III.4 KERANGKA PENDANAAN III.4.1
Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Dalam penyusunan APBD, Pemerintah Kabupaten Kampar bersama DPRD Kabupaten Kampar menetapkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) sebagai dasar penetapan program prioritas dan target-target umum yang akan dicapai selama tahun anggaran, untuk selanjutnya dijadikan sebagai landasan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan APBD.
III-‐12 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam penyusunan dan pelaksanaan APBD dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2011, khususnya menyangkut Belanja Daerah adalah sebagai berikut: 1.
Pengelolaan belanja daerah agar efisien dan efektif, dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dan menyelenggarakan pembangunan agar hasilnya benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.
Agar pengelolaan belanja daerah benar-benar dapat terwujud secara efisien dalam arti dapat terhindar dari pemborosan anggaran dan efektif dalam arti benar-benar dapat mencapai sasaran yang telah direncanakan, maka pengalokasiannya harus berdasarkan kemampuan ataupun kinerja dari para pengguna anggaran, terutama dalam merumuskan rencana penggunaan anggaran yang konsisten dan responsif terhadap perkembangan situasi dan permasalahan daerah.
3.
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dianggarkan untuk membiayai belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
4.
Guna mengefisiensikan penggunaan dana dalam Belanja Tidak Langsung (BTL) kebijakan diarahkan kepada: 1.
Belanja Pegawai }
Kebijakan Belanja Pegawai diarahkan kepada :
}
Untuk mengantisipasi kenaikan gaji dan tunjangan PNS yang diperkirakan sebesar rata-rata 10%.
}
Pengalokasian adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD diperhitungkan accres 2,5 % dari jumlah Belanja (gaji pokok dan Tunjangan).
}
Iuran Asuransi Kesehatan terhadap seluruh PNS sebesar 20% dari iuran Wajib Pegawai (IWP) dimana IWP sebesar 10% dari gaji pokok dan tunjangan keluarga.
}
Pengalokasian tambahan tunjangan perbaikan penghasilan pegawai negeri sipil, yang mengacu pada Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang terdiri dari beban Kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi kerja dan atau pertimbangan objektif lainnya.
2.
Belanja Bunga diarahkan kepada pembayaran bunga hutang pemerintah daerah;
3.
Belanja Subsidi hanya diberikan kepada Perusahaan/ lembaga tertentu agar produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak serta terlebih dahulu dilakukan pengkajian agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐13
4.
Belanja Hibah diarahkan kepada penunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan atau meningkatkan partisipasi penyelenggaraan pembangunan daerah atau secara fungsional terkait dengan dukungan penyelenggaraan pemerintahan daerah;
5.
Belanja Bantuan
Sosial diarahkan
kepada
bantuan
yang
bersifat sosial
kemasyarakatan kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai politik; 6.
Belanja bagi hasil diarahkan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan kabupaten kepada pemerintahan Desa. Alokasi belanja ini bertujuan untuk memotivasi desa dalam meningkatkan penerimaan daerah yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah.
7.
Bantuan keuangan diarahkan kepada bantuan Pemerintah Desa berupa Alokasi Dana Desa (ADD) dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan, serta Penguatan Otonomi Desa.
8.
Kebijakan dalam pengelolaan dana ADD yaitu telah diterbitkan Peraturan Bupati Kampar Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Alokasi Dana Desa. }
Jumlah ADD minimal 10 % dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (tidak termasuk DAK) setelah dikurangi dengan Belanja Pegawai yang diterima oleh Pemerintah Daerah;
}
Dalam penetapan besaran dana ADD untuk masing masing Desa ditentukan dengan pendekatan azas Merata yaitu besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa/kelurahan yang disebut ADD minimum, dan azas Adil yaitu bagian ADD yang dibagi secara proporsional untuk setiap desa/kelurahan berdasarkan nilat bobot desa yang dihitung dengan rumus dan variable tertentu yang dsebut ADD Proporsional.
}
Dana ADD digunakan untuk Belanja rutin dan operasional Kepala Desa beserta perangkat desa, BPD dan Lembaga Desa yang diakui dan dibentuk desa, dan Kegiatan pemberdayaan masyarakat dan publik.
9.
Belanja Tidak Terduga diarahkan kepada belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
10. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan dan berhubungan secara langsung dengan kegiatan, yang terdiri dari belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal. Belanja Lansung digunakan untuk melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi tugas dan kewajiban daerah.
III.4.2
Target dan Realisasi Belanja
Realisasi belanja Pemerintah Kabupaten Kampar pada Tahun Anggaran 2011 sampai dengan bulan Juni 2011 adalah sebesar Rp 218.776.821.283,27 atau 12,57 persen dari anggarannya sebesar
Rp
1.739.802.023.549,41.
Realisasi
belanja
III-‐14 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Tidak
Langsung
sebesar
Rp.
170.193.513.514,00 atau 19,08 persen dari anggarannya sebesar Rp. 892.131.625.886,00 sedangkan realisasi Belanja Langsung sebesar Rp. 48.583.307.769,27 atau 5,73 persen dari anggaran sebesar Rp. 847.670.397.663,41 Serapan/realisasi Belanja Pegawai pada Belanja tidak langsung sebesar sebesar Rp 156.628.322.914,00 atau 22,01 persen sedangkan anggarannya Rp 711.692.371.265,00. Belanja Subsidi pada Belanja Tidak Langsung belum adanya realisasi sampai pada Juni 2011. Serapan/realisasi belanja Hibah pada Belanja tidak langsung sebesar Rp. 2.950.565.600,00 atau 4,01 persen dari anggaran sebesar Rp. 73.523.818.000,00. Serapan/realisasi Belanja Bantuan Sosial pada Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 5.320.375.000,00 atau 15,51 persen dari anggaran Rp. 34.298.880.000,00. Belum adanya serapan/realisasi Belanja bagi Hasil pada belanja tidak langsung sampai dengan Juni 2011. Serapan/realisasi Belanja Bantuan Keuangan pada belanja tidak langsung sebesar Rp. 5.294.250.000,00 atau 8,17 persen dari anggaran sebesar Rp. 64.772.828.621,00. Belum adanya realisasi belanja tidak terduga pada belanja langsung sampai dengan Juni 2011. Serapan/ realisasi Belanja Pegawai pada belanja langsung sebesar Rp. 13.197.568.700,00 atau 10,89 persen dari anggaran sebesar Rp. 121.151.153.979,00. Serapan/realisasi belanja barang dan jasa pada belanja langsung sebesar Rp. 25.136.609.667,64 atau 8,79 persen dari anggaran Rp. 285.820.813.850,06. Serapan/realisasi belanja modal pada belanja langsung sebesar Rp. 10.249.129.511,63 atau 2,33 persen dari anggaran Rp. 440.698.429.834.35. Tabel 5 Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2011 TAHUN ANGGARAN 2011
URAIAN REKENING BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG DAN JASA BELANJA MODAL
LEBIH/KURANG
REALISASI 2010
ANGGARAN
REALISASI
%
1,739,802,023,549.41
218,776,821,283.27
12.57
80,748,949,159.12
154,575,213.76
892,131,625,886.00
170,193,513,514.00
19.08
55,791,317,554.00
798,830,614,021.80
711,692,371,265.00
156,628,322,914.00
22.01
555,064,048,351.00
644,456,185,876.80
2,519,728,000.00
0.00
0.00
2,519,728,000.00
2,476,089,000.00
73,523,818,000.00
2,950,565,600.00
4.01
70,573,252,400.00
36,328,996,525
34,298,880,000.00
5,320,375,000.00
15.51
28,978,505,000.00
51,724,079,500.00
3,824,000,000.00
0.00
0.00
3,824,000,000.00
3,720,000,000.00
64,772,828,621.00
5,294,250,000.00
8.17
59,478,578,621.00
60,075,078,120.00
1,500,000,000.00
0.00
0.00
1,500,000,000.00
50,185,000.00
847,670,397,663.41
48,583,307,769.27
5.73
799,087,089,894.14
676,317,607,558.96
121,151,153,979.00
13,197,568,700.00
10.89
107,953,585,279.00
28,150,831,182.00
285,820,813,850.06
25,136,609,557.64
8.79
260,684,204,292.42
202,734,422,879.50
440,698,429,834.35
10,249,129,511.63
2.33
430,449,300,322.72
445,432,353,497.46
Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 Tabel 6 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Kampar 2012-2016 URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Urusan Wajib Urusan Pilihan Total Pendapatan
PENDAPATAN 2012 1,684,068,049,164.28 17,859,036,660.00 1,701,927,085,824.28
2013 1,939,743,036,838 24,492,867,151 1,964,235,903,989
2014 2,118,077,440,086 37,179,437,755 2,155,256,877,841
2015 2,302,666,176,052 52,558,167,921 2,355,224,343,973
2016 2,493,509,244,735 70,629,057,649 2,564,138,302,384
Sumber: Data Olahan,Proyeksi
Beradasarkan tabel diatas, diperkirakan pendapatan kabupaten Kampar dilihat dari urusan wajib dan pilihan pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 1,701,927,085,824.28.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐15
Diperkirakan
pada
tahun
2016
pendapatan
daerah
akan
meningkat
sebesar
Rp.
2,564,138,302,384. Tabel 7 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Kampar 2012-2016 BELANJA
URUSAN PEMERINTAHAN Urusan Wajib Urusan Pilihan Total Belanja
2012
2013
2014
2015
2016
1,593,210,282,334.71
1,799,090,051,600
1,901,060,770,759
2,012,729,443,004
2,134,096,068,334
90,206,309,804.00
85,470,662,638
78,345,115,628
70,599,169,379
62,232,823,891
1,683,416,592,138.71
1,884,560,714,238
1,979,405,886,387
2,083,328,612,383
2,196,328,892,225
Sumber: Data Olahan,Proyeksi
Beradasarkan tabel diatas, diperkirakan belanja kabupaten Kampar dilihat dari urusan wajib dan pilihan pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 1,683,416,592,138.71. Diperkirakan pada tahun 2016 pendapatan daerah akan meningkat sebesar Rp. 2,196,328,892,225.
III.4.3
PEMBIAYAAN
Pembiayaan Daerah diperlukan untuk menutupi defisit anggaran dan atau untuk menampung surplus anggaran. terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan sepenuhnya masih mengandalkan saldo lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya. Dari sisi pengeluaran pembiayaan selain untuk mengangsur beban utang yang masih ada, dialokasikan juga untuk menumbuh kembangkan perusahaan daerah melalui penyertaan modal. Rencana pembiayaan Daerah Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2011 yaitu sebesar Rp 272.045.072.586,00. Sampai dengan bulan Juni 2011 realisasi penerimaan pembiayaan dari anggaran sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun sebelumnya sebesar Rp. 269.045.072.586,17 dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan belum terealisasi. Pengeluaran pembiayaan daerah untuk Tahun Anggaran 2011 tidak di anggarkan. Tabel 8 Rencana dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2011 URAIAN REKENING
TAHUN ANGGARAN 2011 ANGGARAN
REALISASI
%
LEBIH/KURANG
REALISASI 2010
PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH
272.045.072.586,17
0
0
272.045.072.586,17
220.030.767.828,71
272.045.072.586,17
0
0
272.045.072.586,17
226.476.308.143,21
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Penerimaan Kembali Pernyertaan Modal (Investasi) Daerah
269.045.072.586,17
0
0
269.045.072.586,17
51.476.308.143,21
3.000.000.000,00
0
0
3.000.000.000,00
175.000.000.000,00
PENGELUARAN DAERAH
0,00
0,00
0
0,00
6.445.540.314,50
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
0,00
0.00
0
0,00
6.434.648.000,00
0,00
0,00
0
0.00
10.892.314,50
(49.318.718.000,-) 150.972.255.216,4 306,2 (2.940.160.127.316,1) 45.071.723.999,41
Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011
III-‐16 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
III.4.4 REKAPITULASI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2007 S/D 2011 III.4.4.1
Rekapitulasi Pendapatan Tahun 2007 s/d 2011 Tabel 9 Anggaran Pendapatan Daerah Tahun 2007-2011 TAHUN
URAIAN 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN PENDAPATAN YANG SAH JUMLAH ANGGARAN
2007
2008
2009
2010
2
3
4
5
2011 6
45.453.597.764,00
92.742.870.030,05
108.187.748.534,00
96.566.124.267,00
88.686.019.637,80
994.596.960.812,00
1.058.349.242.619,45
855.170.630.355,00
1.161.453.846.442,00
1.300.910.586.613,00
-
60.388.712.548,55
81.452.439.352,00
123.974.166.731,44
78.041.979.712,44
1.040.050.558.576,00 1.211.480.825.198,05 1.044.810.818.241,00 1.381.994.137.440,44 1.467.638.585.963,24
Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 Tabel 10 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010 TAHUN
URAIAN 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN PENDAPATAN YANG SAH JUMLAH REALISASI JUMLAH ANGGARAN PERSENTASE
2006
2007
2008
2009
2
3
4
5
2010 6
61.664.809.544,69
121.994.615.691,56
95.562.857.151,25
112.345.686.674,00
235.525.968.174,01
1.177.627.819.607,74
1.056.711.535.474,30
1.224.927.634.932,00
951.766.992.651,00
1.158.289.034.500,00
-
5.500.000.000,00
44.599.652.845,27
95.660.060.320,00
107.601.363.568,00
1.239.292.629.152,43 1.184.206.151.165,86 1.365.090.144.928,52 1.159.772.739.645,00 1.501.416.366.242,01 623.580.487.381,30 1.040.050.558.576,00 1.211.480.825.198,05 1.044.810.818.241,00 1.381.994.137.440,44 198,74
113,86
112,68
111,00
108,64
Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011
Anggaran pendapatan daerah sejak Tahun 2007 s/d 2011 cenderung mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar Rp. 85.517.605.477,45 setiap tahunnya. Realisasi pendapatan Daerah Kabupaten Kampar sejak tahun 2006 s/d 2011 secara rata-rata adalah 128,98%. Persentase realisasi pendapatan daerah tahun 2010 cenderung menurun dibanding tahun 2006, rata-rata terjadi penurunan 18,02% setiap tahun.
III.4.4.2
Rekapitulasi Belanja Tahun 2007 s/d 2011 Tabel 11 Anggaran Belanja Daerah Tahun 2007-2011
NO
JENIS BELANJA
1 BELANJA LANGSUNG 2 BELANJA TIDAK LANGSUNG JUMLAH
TAHUN ANGGARAN 2007
2008
2009
2010
2011
948.377.342.686,73
934.958.680.457,83
785.810.679.080,01
847.798.585.279,90
847.552.032.663,41
603.785.095.787,00
686.302.915.905,00
731.276.768.984,00
831.633.411.503,00
892.131.625.886,00
1.552.162.438.473,73 1.621.261.596.362,83 1.517.087.448.064,01 1.679.431.996.782,90 1.739.683.658.549,41
Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011 Tabel 12 Realisasi Belanja Daerah Tahun 2007-2011 NO
JENIS BELANJA
1 BELANJA LANGSUNG 2 BELANJA TIDAK LANGSUNG JUMLAH REALISASI JUMLAH ANGGARAN PERSENTASE
TAHUN ANGGARAN 2007
2008
2009
782.533.637.655,00
829.887.399.480,30
569.564.639.561,00
668.773.900.087,21
2010
2011
720.004.667.298,89
747.293.713.168,96
715.292.905.885,00
253.709.498.639,63
804.966.365.671,00
189.337.671.956,00
1.352.098.277.216,00 1.498.661.299.567,51
1.435.297.573.183,89 1.552.260.078.839,96
443.047.170.595,63
1.552.162.438.473,73 1.621.261.596.362,83
1.517.087.448.064,01 1.679.431.996.782,90 1.739.683.658.549,41
87,11
92,44
94,61
92,43
25,47
Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011
Jumlah anggaran belanja daerah sejak tahun 2007 s/d 2011 cenderung mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar Rp. 187.521.220.075,68 setiap tahunnya. Penurunan Anggaran Belanja Kabupaten Kampar terjadi pada tahun 2009 sebesar 6,43% dibanding
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 III-‐17
tahun 2008, hal ini dikarenakan berkurangnya penerimaan daerah dari dana perimbangan sebesar Rp. 273.160.642.281,- (22,3%) dibanding tahun sebelumnya. Anggaran Belanja langsung tahun 2011 cenderung menurun dibanding tahun 2007, berkurang sebesar Rp.20.165.062.004,66 (2,13%) setiap tahun sedangkan belanja tidak langsung cenderung meningkat sebesar Rp. 57.669.306.019,80 (9,55%) setiap tahunnya. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Kampar sejak tahun 2007 s/d 2010 secara rata-rata adalah 91,65% sedangkan realisasi belanja tahun 2011 sampai dengan bulan Mei adalah 25,47%.
III.4.4.3
Rekapitulasi Pembiayaan Tahun 2007-2011 Tabel 13 Anggaran Pembiayaan Daerah Tahun 2007-2011
NO.
TAHUN ANGGARAN
URAIAN
2007
1. PENERIMAAN DAERAH 2. PENGELUARAN DAERAH ANGGARAN PEMBIAYAAN
1.008.017.463.622,00
2008 520.842.595.217,80
2009 482.376.591.549,01
2010 317.519.123.270,09
2011 272.045.072.586,18
472.591.774.052,00
111.084.774.052,00
10.099.961.726,00
20.081.263.927,63
0
535.425.689.570,00
409.757.821.165,80
472.276.629.823,01
297.437.859.342,46
272.045.072.586,18
Sumber: LPPD Kab Kampar 2011 Tabel 14 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2007-2011 NO.
URAIAN
1. PENERIMAAN DAERAH 2. PENGELUARAN DAERAH REALISASI PEMBIAYAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN PERSENTASE
TAHUN ANGGARAN 2007
2008
2009
2010
2011
1.086.336.876.477,07
497.357.655.276,87
327.859.950.641,84
226.476.308.143,21
521.529.718.564,00
110.985.000.000,00
99.961.726,00
6.445.540.314,50
0 0
564.807.157.913,07
386.372.655.276,87
327.759.988.915,84
220.030.767.828,71
0
535.425.689.570,00
409.757.821.165,80
472.276.629.823,01
297.437.859.342,46
272.045.072.586,18
105,49%
94,29%
69,40%
73,98%
0,00%
Sumber: LPPD Kab Kampar, 2011
Anggaran pembiayaan Tahun 2011 cenderung menurun dibanding Tahun 2007, berkurang rata-rata Rp 52.676.123.396,76 (9,84%) setiap tahun. Realisasi penerimaan daerah Tahun 2010 cenderung menurun dibanding tahun 2007, berkurang rata-rata Rp.214.965.142.083,47 (19,79%) setiap tahunnya sedangkan realisasi pengeluaran berkurang rata-rata Rp 128.771.044.562,38 (24,69%) setiap tahun. Realisasi Pembiayaan tahun 2010 cenderung berkurang dibanding Tahun 2007 yaitu sebesar Rp 86.194.097.521,09 (15,26%) setiap tahun. Persentase realisasi pembiayaan Tahun 2010 cenderung menurun dibanding tahun 2007, rata-rata penurunan 0,08% setiap tahunnya. Pada Tahun 2009, persentase realisasi pembiayaan turun 24,89% dibanding tahun 2008 namun pada Tahun 2010 kembali naik 4,58% dibanding Tahun 2009. Sampai dengan Bulan Mei 2011, realisasi pembiayaan belum terlaksana.
III-‐18 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
BAB IV. ANALISIS ISU ISU STRATEGIS
IV.1. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN IV.1.1. Urusan Wajib IV.1.1.1. Pendidikan Undang Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia berkewajiban mewujudkan layanan pendidikan bermutu kepada seluruh warga negara tanpa memandang sosial, ras, etnis, agama dan gender. Dalam kerangka
otonomi
keterpaduan
dan
daerah
pemenuhan
keselarasan
amanah
kebijakan,
program
konstitusi maupun
dimaksud
membutuhkan
kegiatan
pembangunan
pendidikan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten yang berpedoman
pada
rencana
strategis
pembangunan
pendidikan
Nasional.
Renstra
pembangunan pendidikan nasional menempatkan 3 (tiga) pilar pembangunan pendidikan yaitu pemerataan dan akses layanan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan serta tatakelola dan pencitraan publik yang menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Kampar terkait urusan pendidikan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan di Kabupaten Kampar telah menunjukkan peningkatan terlihat dari makin berkembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan, pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau semua wilayah. Peningkatan akses pendidikan masyarakat harus di ikuti dengan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan pada semua kelompok masyarakat. Indikator yang biasa di pakai untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan yang terkait dengan hak akses seseorang anak menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu adalah dengan menghitung Angka Partisipasi Kasar (APK) suatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Kasar menunjukkan proporsi anak sekolah, baik laki-laki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. Untuk
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐1
melihat persentase Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar berdasarkan jenjang pendidikan Tahun 2006–2010, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3
JENJANG PENDIDIKAN SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) % 2006
2007
105,56 88,40 39,52
106,35 89,70 38,95
2008 107,40 90,90 38,93
2009 109,00 95,70 53,19
2010 110,60 98,70 57,73
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali untuk jenjang pendidikan SMA sederajat yang mengalami penurunan pada Tahun 2007 dan 2008. Kenaikan APK Kabupaten Kampar ini memberikan indikasi bahwa terjadinya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di semua jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini tentu tidak terlepas dari besarnya komitmen Pemerintah Daerah Kampar itu sendiri, tidak hanya dalam membangun dan merehab gedung sekolah, tetapi juga dalam membuat program-program strategis dalam menunjang dunia pendidikan di Kabupaten Kampar, Termasuk juga upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dalam meningkatkan kesejahteraan bagi guru-guru yang bertugas di daerah terisolir. Tabel 2 Angka Partisipasi Murni (APM) Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3
JENJANG PENDIDIKAN SD/MI/SDLB SMP/MTS/SMP LB SMA/MA/SMK/SMA LB
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) % 2006
2007
2008
2009
2010
89,53 86,04 38,14
90,20 88,66 37,83
99,20 88,29 38,21
99,40 84,50 48,65
99,50 87,20 49,98
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kampar, 2011
Dari Tabel di atas terlihat bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kampar untuk jenjang pendidikan SD sederajat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan terbesar terjadi pada rentang Tahun 2007 - 2008, yaitu sebesar 9 persen. Hal ini tidak di ikuti oleh jenjang pendidikan SMP dan SMA sederajat, yang cendrung mengalami fluktuasi. Untuk Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SMP sederajat terjadi penurunan yang drastis pada rentang Tahun 2008 – 2009, yaitu sebesar 3,79 persen. Namun pada tahun berkutnya terjadi lagi peningkatan, meskipun peningkatan tersebut belum bisa menyamai Angka Partisipasi Murni Kabupaten Kampar tahun 2008. Kondisi ini tidak jauh berbeda untuk jenjang pendidikan SMA sederajat, dimana Angka Partispasi Murni mengalami fluktuasi selama rentang lima tahun terakhir. Pada periode Tahun 2007 – 2008 terjadi penurunan APM, namun pada tahun berikutnya justru terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
IV.1.1.1.1. Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Kampar merintis program yang dikenal dengan taman pendidikan. Pendidikan ini sifatnya holistik, yaitu terintegrasi antara Posyandu, Bina Keluarga Balita dan Pendidikan serta program ini berbasis masyarakat (dari oleh dan untuk masyarakat). Berdasarkan Kampar Dalam Angka tahun2009/2010 di Kabupaten
IV-‐2 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Kampar pada tahun 2009 terdapat sebanyak 275 Taman Kanak-kanak (TK) dengan jumlah siswa sebanyak 10.985 orang dan jumlah guru sebanyak 1044 orang.
IV.1.1.1.2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kondisi pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Kampar masih dalam kaitan yang sama dengan kondisi pendidikan nasional. Kondisi spesifik yang paling menonjol adalah batasan geografis yang menjadi faktor paling utama, yaitu keterbatasan aksesbilitas transportasi maupun komunikasi. Jumlah peserta didik dari tahun ke tahun untuk daerah terpencil terus bertambah seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk. Sementara jumlah sekolah dan guru yang tersedia relatif lebih rendah. Ratio murid dan guru pada jenjang SD/MI yaitu 13 dan jenjang SMP/MTs yaitu 11. Masalah kekurangan guru tidak hanya terjadi di daerah pedesaan, melaikan juga di daerah perkotaan. Hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa program wajib belajar 9 tahun harus menunjukkan keberhasilan yang ditandai dengan menurunya jumlah angka buta huruf, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kampar. Daya serap penduduk usia sekolah yang termasuk kedalam wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun terus berupaya untuk ditingkatkan dan angka putus sekolah terus berusaha untuk diturunkan. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI mencapa 110,60 % dan jenjang SMP/MTs mencapai 87,20% dengan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SD/MI yaitu 99,50% dan jenjang SMP/MTs yaitu 98,70%.
IV.1.1.1.3. Pendidikan Menengah dan Kejuruan Pemerintah Daerah terus berupaya agar setiap penduduk usia sekolah dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Hal tersebut diantaranya dengan meningkatkan daya serap setiap jenjang pendidikan yang ada. Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang SMA/SMK/MA yaitu sebesar 57,73% dan Angka Partisipasi Murni (APM) mencapai 49,98%. Ini berarti sebanyak 50% dari penduduk usia sekolah 16-18 tahun di Kabupaten Kampar telah dapat di tampung pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. Di Kabupaten Kampar setiap 11 murid pada jenjang SMA/SMK/MA rata-rata diajar oleh seorang guru.
IV.1.1.1.4. Pendidikan Non Formal Tantangan pembangunan pendidikan Kabupaten Kampar ke depan mengharuskan adanya perhatian yang menyeluruh terhadap sektor pendidikan oleh Pemerintah Daerah tidak hanya sebatas pada sektor pendidikan formal, akan tetapi juga lembaga pendidikan non formal, sekolah, dan luar sekolah harus pula memperoleh pemberdayaan yang maksimal, sehingga potensi dan sarana pendidikan mampu memberikan penyediaan pelayanan pendidikan kepada masyarakat untuk memperoleh kesempatan pendidikan tanpa kecuali, dengan cakupan pendidikan yang dimulai dari pra sekolah, sekolah dasar, SLTP, hingga ke pendidikan tinggi yang ada.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐3
IV.1.1.1.5. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Untuk tetap terus meningkatkan kualitas pendidikan beberap permasalahan yang tetap harus dijaga antara lain bagaimana meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas guru, peningkatan kesejahteraan tenaga pengajar, jumlah guru yang tersebar dan masih banyak lagi yang perlu penanganan lebih serius. Untuk tetap terus meningkatkan kualitas pendidikan beberapa permasalahan yang tetap harus dijaga antara lain bagaimana meningkatkan sarana dan prasarana pendididkan, peningkatan kualitas guru, peningkatan kesejahteraan tenaga pengajar, jumlah guru yang tersebar dan masih banyak lagi yang perlu penanganan lebih serius. Masalah-Masalah Bidang Pendidikan: 1.
Masih belum tuntasnya WAJAR DIKDAS 9 TAHUN dan masih relatif rendahnya angka partisipasi pendidikan (formal dan non formal) untuk semua jenis dan jenjang pendidikan sehingga akan berdampak pada penyediaan SDM yang berkualitas;
2.
Masih belum terimplimentasinya dengan baik Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk semua jenis dan jenjang pendidikan sehingga akan berdampak pada rendahnya daya saing daerah;
3.
Masih
belum
terimplimentasinya
dengan
baik
good
governance
dan
prinsip
desentralisasi dalam tata kelola bidang pendidikan, baik pada tataran lembaga pendidikan maupun pada tataran yang lebih tinggi sehingga berdampak pada efisiensi; 4.
Masih terdapatnya disparitas dalam berbagai aspek pendidikan (dari sisi perluasan dan akses, dari sisi mutu dan relevansi, dari sisi pelayanan);
5.
Masih belum terpadunya pendidikan nilai dan kepribadian dengan pendidikan akademis di lembaga-lembaga pendidikan;
6.
Pengembangan kompetensi guru yang relatif lambat jika dibandingkan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi;
7.
Penyebaran guru relatif kurang merata, dan jumlah guru studi sain yang masih belum mencukupi.
Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan 1.
Belum tercapainya ketuntasan WAJAR DIKDAS 9 tahun secara merata terutama di daerah sulit dan terpencil
2.
Masih besarnya kesenjangan antara partisipasi pendidikan di setiap jenjang pendidikan antar kecamatan
3.
Masih belum idealnya ketersediaan sarana dan prasarana guna menunjang perluasan akses pendidikan untuk semua jenjajng
4.
Masih belum tercapainya angka ideal bagi perbandingan antar jenjang sekolah (TK terhadap SD/MI; SD/MI terhadap SMP/MTs dan SMP/MTs terhadap SMA/SMK/MA)
5.
Masih relatif rendahnya angka pertisipasi sekolah
6.
Belum idealnya APK dan APM untuk SMU
7.
Belum meratanya Guru di daerah sulit dan terpencil
IV-‐4 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan 1.
Masih relatif besarnya kesenjangan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan antar kecamatan
2.
Masih besarnya persentase guru yang belum memenuhi standar kualifikasi yang sudah ditentukan (S1), terutama pada jenjang pendidikan dasar
3.
Masih besarnya persentase guru yang mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya (ijazahnya) di tingkat SMP, MTs, SMA, SMK, dan MA
4.
Masih belum meratanya distribusi guru antar daerah pada semua jenjang dan jenis pendidikan
5.
Masih relatif besarnya angka ketidak lulusan dan angka putus sekolah (drop-out) di sekolah-sekolah yang berada di daerah sulit dan terpencil
6.
Belum dimanfaatkannya secara optimal ICT dalam pembelajaran
7.
Masih relatif rendahnya persentase guru yang memperoleh sertifikasi
8.
Masih belum idealnya prolehan rata-rata nilai Ujian Nasional pada jenjang SMP/MI dan SMA/SMK/MA
9.
Masih belum terpetakannya standar kompetensi guru untuk semua mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan
10. Masih relatif rendahnya persentase kesetersediaan fasilitas sekolah dan fasilitas penunjang pendidikan 11. Rendahnya rasio buku dan siswa 12. Rendahnya persentase SMK yang melaksanakan sistem ganda 13. Rendahnya angka lulusan SMK yang terserap oleh dunia kerja Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik 1.
Belum dimanfaatkannya ICT dalam pengelolaan data pendidikan dan pemberian pelayanan
2.
Belum tersusunnya data-base pendidikan
3.
Belum diimplimentasikannya Manajemen Berbasis Sekolah secara utuh di sekolahsekolah
4.
Belum terwujudnya good governance dan pelayaan prima dalam manajemen pendidikan
5.
Belum efektifnya sistem kepengawasan kependidikan
6.
Belum tertatanya dengan baik manajemen aset pendidikan
7.
Relatif masih rendahnya angka koeefisien efisiensi pendidikan
Isu-Isu Strategis Bidang Pendidikan: 1.
Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan untuk semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan
2.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang pen didikan
3.
Perlunya penguatan tata kelola dan akuntabilitas kepengelolaan pendidikan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐5
IV.1.2. Kesehatan Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, antara lain diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pengukuran IPM, kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan ekonomi. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Adapun indikator yang dijadikan dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia yang berkaitan dengan kesehatan adalah Angka Harapan Hidup. Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan indikator harapan hidup pada saat lahir. Variabel ini mencerminkan lama seseorang hidup dan lama seseorang hidup sehat. Lamanya sesorang dapat bertahan hidup dan seseorang itu hidup dalam keadaan sehat dapat ditunjukkan dengan besarnya angka harapan hidup suatu wilayah. Untuk melihat Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009, dapat di lihat pada gambar dibawah ini. Gambar 1 Perbandingan Angka Harapan Hidup dengan Rata-rata Angka Harapan Hidup Provinsi Riau Tahun 2005-2009 Kabupaten Kampar
Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011
Dari gambar di atas terlihat bahwa dari tahun ke tahun Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kampar menunjukkan peningkatan, meskipun peningkatan tersebut tidak begitu signifikan. Kenaikan angka harapan hidup menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dibalik kenaikan angka harapan hidup tercermin perbaikan pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Namun hendaknya, Pemerintah Kabupaten Kampar jangan terlalu cepat merasa puas dengan hasil yang sudah di raih, karena Jika di bandingkan dengan rata – rata Angka Harapan Hidup Provinsi Riau, Kabupaten Kampar masih jauh di bawah. Ini memberikan gambaran bahwa kabupaten/ kota lain masih banyak yang lebih bagus di bandingkan dengan capaian Angka Harapan Hidup Kabupaten Kampar itu sendiri. Pada tahun 2008, Kabupaten Kampar berada pada urutan ke delapan dari 11 kabupaten kota yang ada. Sedangkan pada tahun 2009, Kabupaten Kampar berada pada
IV-‐6 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
urutan kesembilan dari 12 kabupaten/kota yang ada jika di lihat dari Angka Harapan Hidupnya. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Kampar bukan hanya bagaimana meningkatkan Indek Pembangunan Manusia melalui peningkatan Angka Harapan Hidup semata, tapi banyak indikator lainnya yang juga mendapat prioritas, seperti peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kampar itu sendiri. Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas, morbiditas dan status gizi. Jumlah mortalitas dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup. Morbiditas dapat dilihat dari indikator angka kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, angka kesembuhan TB. Paru per 1.000 penduduk, Angka Akut Flacid Paralysis dan angka kesakitan Deman Berdarah Dengue per 100.000 penduduk. Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Tinggi rendahnya angka kematian, secara umum di pengaruhi erat dengan tingkat kesakitan dan golongan bayi, Balita dan ibu maternal (hamil, melahirkan, nifas). Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab kematian maupun program kesehatan ibu dan anak, sebab angka kematian bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Meskipun belum ada data yang valid, namun untuk tahun 2010 ini target Angka Kematian Bayi untuk Kabupaten Kampar adalah sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup. Pada kenyataannya, target ini tidak bisa terpenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Kampar. Sebagai gambaran, dari data yang ada pada tahun 2009 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kampar adalah 37 per 1.000 kelahiran hidup. Capain ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata Angka Kematian Bayi Nasional tahun 2007 sebesar 41 per 1.000 kelahiran hidup. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan cakupan pelayanan terhadap bayi neonatal dan ibu hamil, serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terus meningkat. Disamping Angka Kematian Bayi juga ada Angka Kematian Balita. Angka Kematian Balita adalah jumlah anak umur 0 - 4 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Pada tahun 2010, target AKABA Kabupaten Kampar mengacu kepada target Nasional, yaitu sebesar 58 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sulit di penuhi, mengingat pada tahun 2002 saja AKABA Kabupaten Kampar sebesar 61 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu kematian yang perlu mendapat perhatian khusus bagi semua pihak adalah Angka Kematian Ibu. Angka Kematian ibu adalah jumlah kematian ibu pada masa kehamilan, melahirkan dan nifas per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan survey IMR dan MMR oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun 2002 di ketahui Angka Kematian Ibu di Kabupaten Kampar sebesar 352 per 100.000 kelahiran hidup. Jika di lihat Angka Kematian
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐7
Ibu rata-rata secara nasional tahun 1999 yaitu 425 per 100.000 kelahiran hidup. Kondisi ini jauh lebih buruk jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, dimana Angka Kematian Ibu hanya sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup. Negara Filipina sendiri jauh lebih baik dibandingkan dengan Indonesia, yaitu sebesar 140 per 100.000 kelahiran hidup apalagi Thailand yang sudah mencapai angka 100 per 100.000 kelahiran hidup. Disamping ada angka kematian, di bidang kesehatan juga di kenal dengan istilah Angka Kesakitan. Angka Kesakitan penduduk di dapat dari masyarakat dan dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh dari berbagai laporan yang terkait dengan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk melihat kondisi kesehatan di suatu wilayah adalah Incidence Rate dan Prevalence Rate. Ada berbagai jenis penyakit yang menjangkiti masyarakat Kampar selama lima tahun terakhir ini. Untuk melihat persentase sepuluh macam penyakit yang paling banyak di derita oleh masyarakat, dapat di lihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2 Sepuluh Macam Penyakit Paling Banyak di Derita Masyarakat Tahun 2010 Kabupaten Kampar
Sumber : Kampar Dalam Angka, 2010
Dari gambar di atas terlihat bahwa penyakit Infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas merupakan penyakit yang paling banyak di derita oleh masyarakat Kampar, yaitu sebesar 40,90 %, disusul oleh penyakit Diare & Gastroenteritis penyebab infeksi tertentu sebesar 10,29. Hai ini berarti, hampir separoh penyakit yang di derita oleh masyarakat Kampar pada tahun 2010 adalah dari jenis Penyakit Infeksi akut pada saluran pernafasan. Sedangkan persentase penyakit yang paling sedikit penderita dari sepuluh penyakit adalah penyakit sebab luar lainnya, yaitu sebesar 3,26 %. Jika di lihat dari masyarakat Kampar yang menderita penyakit di atas cukup memprihatinkan. Pada tahun 2010 saja, ada sebanyak 55.749 orang yang menderita penyakit infeksi akut pada saluran pernapasan atas. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai di daerah tropis, yaitu ada sebanyak 73.003 orang. Untuk melihat jumlah penderita masing-
IV-‐8 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
masing penyakit tersebut empat tahun terakhir di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 3 Sepuluh Macam Penyakit Paling Banyak di Derita Masyarakat Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar NO.
JENIS PENYAKIT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Penyakit Infeksi usus lainnya ISPA Hipertensi Esensial Arthritis Rheumatoid Diare & Gastroentritis Infeksi Kulit & Jari. Sub kutan Gatritis & Duodenitis Sebab Luar lainnya Dermatitis & Eksim Penyakit lain pada SPA Jumlah
JUMLAH PENDERITA 2007
2008
2009
2010
6.927 32.825 11.896 9.784 15.367 8.851 5.169 77.341 17.701 7.491 193.352
5.242 70.516 15.286 22.196 18.449 14.904 9.585 19.517 11.383 7.634 194.712
85.239 73.003 18.137 16.243 13.844 13.037 12.433 6.269 6.580 6.580 251.365
7.895 55.749 12.331 10.406 14.029 10.063 11.453 4.452 4.914 4.994 136.286
Sumber : Kampar Dalam Angka, 2011
Dari Tabel di atas terlihat bahwa ada kecendrungan dari tahun ke tahun jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit di Kabupaten Kampar, namun kondisi ini kembali terjadi penurunan pada tahun 2010. Kondisi ini hendaknya bisa di pertahankan pada tahun 2011, kalau bisa di turunkan lagi. Sebagai leading sector, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar harus mampu mengatasi permasalahan ini. Meskipun upaya menjaga kesehatan merupakan kewajiban setiap masyarakat itu sendiri. Dalam upaya mengatasi berbagai jenis penyakit yang menyerang masyarakat di Kabupaten Kampar, ketersediaan sarana kesehatan sangat mutlak di perlukan. Hingga tahun 2010, ketersediaan sarana kesehatan pemerintah secara umum jumlahnya masih di dominasi Puskesmas Pembantu, yaitu sebanyak 164 buah. Hal ini dapat dimaklumi mengingat peran Puskesmas Pembantu di tujukan untuk melayani masalah kesehatan masyarakat sampai pada tingkat desa. Disamping itu keberadaan Puskesmas Keliling yang bisa menjangkau ke daerah-daerah sulit yang ada di Kabupaten Kampar dapat mengoptimalkan peran Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan. Untuk melihat jumlah sarana kesehatan pemerintah selama lima tahun terakhir, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 4 Jumlah Sarana Kesehatan Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
SARANA KESEHATAN Rumah Sakit Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Darat
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010
1 4 17 138 23 3
1 5 16 138 22 3
1 6 16 158 22 4
1 7 19 164 25 4
1 8 19 164 25 4
Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011
Untuk mendukung keberadaan sarana kesehatan di Kabupaten Kampar perlu di dukung oleh ketersedian tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada publik. Kualitas pelayanan publik sangat di tentukan oleh sistem dan tenaga kesehatan itu sendiri. Tenaga
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐9
kesehatan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan. Permasalahan yang sering timbul dalam tananan mikro operasional memunculkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Melihat permasalahan ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar terus berupaya dalam meningkatkan jumlah tenaga kesehatan, baik medik, paramedik perawat, paramedik non perawat dan medik. Sedangkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ada pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Kampar, Pemerintah Daerah telah menempatkan tenaga medis, baik dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat. Hal ini di harapkan untuk mempermudah pelayanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat yang jauh tinggal dari ibukota kabupaten, Bangkinang. Meskipun demikian, untuk berbagai kasus penyakit yang bersifat berat, sekarang ini masih di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang atau ke Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Riau, di Pekanbaru. Jika di lihat dari tahun ketahun jumlah tenaga medis pemerintah yang di tempatkan di masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar terus mengalami peningkatan, namun peningkatannya hanya beberapa orang saja. Pada tahun 2010, jumlah dokter umum yang di tempatkan di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar berjumlah sebanyak 74 orang. Kondisi ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang hanya sebanyak 69 orang. Begitu juga untuk dokter gigi, dimana pada tahun 2010 berjumlah sebanyak 40 orang, sedangkan pada tahun 2009 baru sebanyak 33 orang. Untuk melihat jumlah tenaga medis yang di tempatkan di kecamatan selama lima tahun terakhir, dapat di lihat pada table di bawah ini. Gambar 3 Jumlah Tenaga Medis, Bidan dan Perawat di Kecamatan Tahun 2006-2010
Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011
IV-‐10 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Permasalahan yang di hadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar yang terkait dengan pembangunan infrastruktur bidang kesehatan sekarang ini adalah banyaknya sarana kesehatan pemerintah yang mengalami kerusakan. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan kita semua, karena di khawatirkan keadaan ini justru berdampak pada kurang optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Untuk itu kedepan, prioritas pembangunan terhadap sarana kesehatan ini perlu menjadi pertimbangan semua pihak, agar optimalisasi pemberian pelayanan kepada masyarakat bisa di wujudkan. Dari berbagai sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Kampar, Puskesmas Pembantu merupakan yang paling banyak mengalami kerusakan. Dari data yang ada, tahun 2010, ada sebanyak 9 unit Puskesmas Pembantu yang mengalami kerusakan, belum lagi rusak ringan ataupun rusak berat. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 5 Kondisi Sarana Kesehatan Pemerintah Menurut Jenis Tahun 2010 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
KONDISI
SARANA KESEHATAN Puskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembatu Puskesmas Keliling Roda 4 Pusk. Keliling Perahu Motor Rumah Dokter
BAIK
RUSAK RINGAN
RUSAK BERAT
RUSAK
6 12 86 6 1 6
2 6 38 7 0 15
0 1 30 8 3 8
0 0 9 4 0 0
Sumber: Kampar Dalam Angka, 2011
Masalah-Masalah Bidang Kesehatan 1.
Dinamika Internasional; Komitmen internasinal dalam upaya percepatan menurunkan kematian ibu yang menjadi indikator utama dalam Millenium Development Goals (MDGs)
2.
Dinamika Nasional; Dinamika nasional bidang kesehatan meliputi: (1) Prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan yakni menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi, (2) Ketersediaan tenaga kesehatan yang ada dibandingkan dengan kebutuhan jumlah penduduk masih sangat jauh dari idealnya suatu pelayanan kesehatan. Akibatnya pelayanan kesehatan masyarakat oleh tenaga kesehatan menjadi tidak merata sehingga pelayanan kesehatan menjadi kurang optimal, (3) Sebaran dokter spesialis tidak merata pada kabupaten dan kota. Hanya 11,6% kota yang
mempunyai
rasio
Dokter
Spesialis
dengan
penduduk
yang
cukup
(6DSP/100.000 penduduk) (Ilyas, 2006), (4) Asuransi kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,7 persen penduduk, yang sebagian besar di antaranya adalah pegawai negeri dan penduduk mampu. Belum optimalnya Pengembangan SistemJaminan Sosial Nasional (SJSN) 3.
Dinamika Lokal; (1) Peningkatan jumlah dan pemerataan sumber daya kesehatan sesuai kebutuhan; obat-obatan serta akses pelayanan kesehatan masyarakat (RSUD dan Puskesmas); perlu upaya percepatan menurunkan kematian ibu sesuai target MDGs, (2) Peningkatan jumlah (dengan mempertimbangan populasi dan luas wilayah) dan pemerataan sumber daya manusia kesehatan sesuai kebutuhan; tenaga medis dan non-medis, (3) Kesanggupan pelayanan kesehatan dasar dalam
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐11
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususunya bagi puskesmas yang berada di daerah terpencil. Selanjutnya juga tingkat pemanfaatan (utilisasi) dan fungsionalisasi pelayanan rujukan/RSUD (spesialistik) belum memenuhi target yang ideal, (4) Program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Isu-Isu Strategis Bidang Kesehatan 1.
Peningkatan jumlah (dengan mempertimbangan populasi dan luas wilayah) dan pemerataan sumber daya kesehatan sesuai kebutuhan; obat-obatan, tenaga medis dan non-medis serta akses pelayanan kesehatan masyarakat (RSUD dan Puskesmas);
2.
Optimalisasi sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan meningkatkan integritas seluruh subsistem yang ada, memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan, mobilisasi sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan dan memperkuat pemberdayaan masyarakat. Hal ini diupayakan untuk peningkatan kesanggupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususunya bagi puskesmas yang berada di daerah terpencil.
3.
Kebijakan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) dan peningkatan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
4.
Perilaku masyarakat dan lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat belum menunjukkan peningkatan sesuai dengan yang diharapkan
5.
Belum tercapainya beberapa indikator kinerja bidang kesehatan seperti: a.
Rasio jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk.
b.
Pemerataan tenaga kesehatan di setiap kecamatan
c.
Rasio masyarakat yang ikut kepesertaan JPKM
d.
Masyarakat miskin yang tercover oleh JPK (Jamkesmas, Jamkesda)
e.
Pelayanan kesehatan promotif dan preventif
f.
Pelayanan Kesehatan pada neonatus, bayi dan anak balita
g.
Kinerja RSUD
IV.1.3. Lingkungan Hidup Peranan sumber daya alam dan lingkungan hidup sangat penting dalam pembangunan Kabupaten Kampar, baik sebagai penyedia bahan baku bagi pembangunan ekonomi maupun sebagai pendukung sistem kehidupan. Sesuai dengan fungsinya tersebut, sumberdaya alam dan lingkungan hidup perlu dikelola dengan bijaksana agar pembangunan serta keberlangsungan kehidupan manusia dapat terjaga dan lestari saat ini dan di masa yang akan datang. Sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi, adanya kepentingan ekonomi yang berorientasi jangka pendek serta lonjakan jumlah penduduk akan berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya alam untuk bahan baku industri maupun konsumsi. Peningkatan kebutuhan tersebut dapat berakibat pada peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam, yang pada akhirnya akan menurunkan daya dukung dan fungsi dari lingkungan hidup serta kerusakan sumber daya alamnya. Akibat terjadinya degradasi
IV-‐12 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
lingkungan hidup ini sudah mulai dirasakan, terutama timbulnya permasalahan dalam hal pemenuahan kebutuhan pangan, energi serta kebutuhan akan sumber daya air. Pembangunan bidang lingkungan hidup dilaksanakan untuk dapat mencegah dan mengantisipasi akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam. Meningkatnya kasus pencemaran lingkungan dan penurunan daya dukung lingkungan diantaranya diakibatkan oleh laju pertumbuhan penduduk, pembangunan infrastruktur, industrialisasi, pola kehidupan yang konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas sumber daya manusia. Perkembangan sumber daya manusia dan besarnya potensi usaha bagi masyarakat di Kabupaten Kampar memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan daerah ini, ini namun disisi lain juga menimbulkan permasalahan lingkungan bagi daerah dan masyarakat. Kondisi dan permasalahan pembangunan lingkungan hidup saat ini adalah persoalan tentang perubahan iklim global yang telah dialami seluruh daerah di Indonesia. Sebagai daerah tropis Kabupaten Kampar dikategorikan sebagai salah satu daerah yang rentan terhadap perubahan iklim, karena dampak perubahan iklim menjadi ancaman yang cukup serius bagi lingkungan. Gejala perubahan iklim seperti kenaikan temperatur, perubahan intensitas dan periode hujan, pergeseran musim hujan/kemarau, dan kenaikan permukaan air, akan mengancam daya dukung lingkungan dan kegiatan seluruh sektor pembangunan. Dampak perubahan iklim global pada akhirnya akan berpengaruh signifikan terhadap ketersediaan sumber daya air, ketahanan pangan dan energi yang jika tidak diantisipasi akan memperburuk kinerja pembangunan khusunya sektor sumberdaya alam. Tabel 6 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % )
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
2008
Penanganan Sampah Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan
88.13 100.00 33.45 100.00
2009 86.02 100.00 40.24 0.00
2010 86.02 100.00 0.73 0.00
Sumber : LPPD Kab. Kampar Tahun 2008, 2009, 2010
Berdasarkan data diatas dapat digambarkan tingkat capaian kinerja penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup mulai tahun 2008 s/d 2010, sebagai berikut : 1.
Penanganan sampah pada tahun 2010 mengalami penurunan 2,11% dibanding tahun 2008, pada tahun 2010 volume produksi sampah di Kabupaten Kampar mencapai 29.880 M3 namun valume sampah yang ditangani 25.709 M3. Kondisi ini dapat disebabkan
akibat
tidak
sebandingnya
jumlah
sarana
kebersihan
dengan
pertumbuhan penduduk / rumah tangga yang semakin pesat. 2.
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal 100%, artinya dari seluruh perusahaan yang wajib AMDAL, seluruhnya telah dilakukan pengawasan.
3.
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk dengan capaian 0,73%.
4.
Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2010 tidak ada.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐13
Masalah-Masalah Lingkungan Hidup: 1.
Kurang disiplinnya penerapan tat ruang, seperti pelepasan kawasan hutan untuk pembukaan lahan perkebunan, serta sulitnya penerapan RTRW secara konsekuen karena adanya kepentingan-kepentingan sektor tertentu.
2.
Dominan egosektoral dalam perencanaan pembangunan, sehingga koordinasi dalam pemberian izin sering mengutamakan kepentingan ekonomi semata dan melalaikan faktor lingkungan hidup.
3.
Lemahnya penegakan hukum bagi pelanggaran pembakar hutan dan lahan terhadap pengusaha dan masyarakat, serta bagi pelaku penebangan liar pada hutan lindung, dan pembukaan lahan tidak terkendali disepanjang DAS Kampar.
4.
Lemahnya pengetahuan masyarakat atas larangan membuka hutan dan lahan dengan sistem tanpa bakar dan lemahnya kepatuhan perusahaan dalam menjalankan arahan pengelolaan, terutama kaitannya dengan pengendalian kebakaran di area izin lokasi.
5.
Lemahnya sistem manajemen pengendalian hutan dan lahan.
6.
Belum adanya rencana dini untuk mengatasi banjir baik program pencegahan, penanggulangan dan penanganan pasca banjir.
7.
Belum adanya informasi yang jelas akan daerah-daerah rawan banjir.
8.
Belum adanya perencanaan yang matang dalam upaya pengendalian pendangkalan DAS Kampar, serta lemahnya koordinasi antara instansi terkait di Kabupaten Kampar dalam pengelolaan, penyelamatan dan pengendalian pencemaran DAS Kampar.
9.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pemeliharaan tepian sungai Kampar sehingga menimbulkan laju abrasi disepanjang tepian sungai.
10. Masih banyaknya perusahaan yang belum mematuhi peraturan yang berlaku dalam pengelolaan lingkungan serta komitmen membuat dan menjalankan arahan pengelolaan lingkungan sebagaimana tertuang dalam dokumen AMDAL maupun UKL/UPL. 11. Belum adanya sistem pengelolaan limbah domestik untuk kota-kota di sepanjang DAS Kampar. 12. Sulitnya merubah budaya masyarakat dalam pemanfaatan sungai Kampar sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tinja. 13. Sulitnya membatasi migrasi penduduk dari daerah lain sehingga menimbulkan konflik perebutan lahan semakin tinggi. 14. Sulitnya koordinasi antara instansi dan antara daerah (Provinsi Sumatra Barat) dalam pengelolaan kawasan TNBT. 15. Rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penyelamatan kawasan TNBT dan lemahnya penegakan hukum ilegal logging didalam kawasan TNBT. 16. Terbatasnya personil dan dana dalam mengawasi kawasan TNBT dan belum optimalnya pemanfaatan kawasan TNBT sesuai zonasi yang ditetapkan. Isu-Isu Strategis Bidang Lingkungan Hidup: 1.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
2.
Tingginya kerusakan perairan anak sungai dan danau di wilayah Kabupaten Kampar
IV-‐14 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
3.
Masih
rendahnya
partisipasi
perusahaan/pelaku
industri
dan
bisnis
dalam
pengelolaan lingkungan hidup 4.
Tingginya konversi hutan menjadi areal perkebunan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan atau degradasi plasma nutfah.
5.
Belum tersedianya data yang akurat berkenaan dampak perubahan iklim di tingkat Kabupaten Kampar.
IV.1.4. Pekerjaan Umum Bidang sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta kesatuan dan persatuan bangsa, terutama sebagai modal dasar dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi diantara kelompok masyarakat, serta mengikat dan menghubungkan antarwilayah. Sejalan dengan proses pembaharuan diberbagai bidang pembangunan, telah dilaksanakan perubahan mendasar dalam hal pola dan pembangunan bidang sarana dan prasarana. Dari sisi kerangka kebijakan dan kerangka regulasi, beberapa
peraturan
perundang-undangan
telah
dilakukan
reformasi yang
menyeluruh dalam penyediaan sarana dan prasarana, baik pada tatanan sektoral maupun lintas-sektor. Upaya-upaya yang telah dilakukan, antara lain : pertama, perubahan peran pemerintah menjadi fasilitator atau enabler, melalui pemberian bimbingan teknis dan nonteknis secara terus-menerus kepada masyarakat untuk dapat merencanakan, membangun dan mengelola sendiri sarana dan prasarana. Kedua, penakanan pada keberlanjutan (sustainability) pelayanan melalui investasi sarana dan prasarana yang efisien dan efektif agar dapat memberikan manfaat dan pelayanan kepada masyarakat. Ketiga, penerapan pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dengan lebih meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, baik dalam pemilihan sistem yang dibangun, pola pendanaan, maupun tata cara pengelolaannya. Panjang jalan di Kabupaten Kampar sampai akhir Tahun 2010 yaitu 2.616,50 Km, yang terdiri dari jalan nasional sepanjang 182,29 Km, jalan provinsi sepanjang 405,86 Km dan jalan kabupaten sepanjang 2.028,35 Km. Panjang jalan ini cendrung mengalami perubahan setiap tahun, baik jalan nasional, provinsi maupun jalan kabupaten. Perubahan ini disebabkan adanya perubahan status, dari jalan kabupaten menjadi jalan provinsi, dan jalan provinsi menjadi jalan nasional. Untuk melihat panjang jalan nasional, provinsi dan kaupaten di Kabupaten Kampar berdasarkan status dari Tahun 2006 – 2010, dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7 Panjang Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten Berdasarkan Status Tahun 2006-2010 NO 1 2 3
URAIAN JALAN NASIONAL JALAN PROVINSI JALAN KABUPATEN Total
PANJANG (KM) 2006
2007
2008
2009
2010
94,50 242,42 2.491,38 2.828,30
94,50 242,42 1.979,31 2.316,23
94,50 242,42 2.003,01 2.339,93
182,29 405,86 2.019,60 2.607,75
182,29 405,86 2.028,35 2.616,50
Sumber : Dinas Bina Marga & Pengairan Kabupaten Kampar 2010
Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap peningkatan infrastruktur jalan kabupaten, baik dari segi pembangunan, peningkatan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐15
maupun pemeliharaannya. Hingga tahun 2010, dari 2.028,35 Km panjang jalan kabupaten, baru sepanjang 925.56 Km atau 45.63 persen dalam kondisi jalan aspal. Ini berarti, masih banyak tugas Pemerintah Daerah dalam upaya peningkatan infrastruktur jalan kabupaten di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk lebih jelasnya, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 8 Daftar Jalan Menurut Jenis Permukaan Per Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO.
KECAMATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kr. Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Kampar Hulu Perhentian Raja Jumlah (%)
ASPAL
KERIKIL
TANAH
JUMLAH
43.10 25.10 22.70 21.40 20.10 132.90 60.00 36.95 79.10 27.50 45.90 70.51 68.15 71.35 12.55 17.30 28.60 52.20 75.35 14.80 925.56 45.63
22.90 81.50 53.70 39.40 37.20 10.90 24.70 9.10 71.90 66.80 50.10 4.50 40.47 20.40 57.85 56.50 34.70 65.67 81.75 19.30 849.34 41.87
13.10 29.80 5.50 11.90 13.70 8.60 5.70 42.00 24.70 15.10 11.70 1.70 5.75 7.30 4.50 9.20 18.50 15.90 4.40 4.40 253.45 12.50
79.10 136.40 81.90 72.70 71.00 152.40 90.40 88.05 175.70 109.40 107.70 76.71 114.37 99.05 74.90 83.00 81.80 133.77 161.50 38.50 2.028,35 100
Sumber : Dinas Bina Marga & Pengairan Kabupaten Kampar 2010
Selama rentang lima tahun terakhir (2006-2010) Pemerintah Daerah terus berupaya dalam pembangunan jalan kabupaten, hal ini terlihat dari tahun ke tahun, panjang jalan kabupaten terus mengalami peningkatan. Meskipun demikian, belum semua jalan kabupaten tersebut di lakukan pengaspalan. Masih ada beberapa jalan dengan permukaan tanah maupun kerikil yang perlu di lakukan pengaspalan dengan segera untuk memperlancar arus barang dan jasa ke setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk melihat panjang jalan berdasarkan permukaan jalan di Kabupaten Kampar dari tahun 2006 – 2010, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 9 Panjang Jalan Berdasarkan Permukaan Jalan dari Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar NO
JENIS PERMUKAAN
1 2 3
ASPAL KERIKIL TANAH Total
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010
729,26 742,54 291,16 1.962,96
778,34 919,24 281,73 1.979,31
835,00 884,95 282,18 2.003,01
876,00 938,48 204,69 2.019,60
925,56 849,34 253,45 2.028,35
Sumber : Dinas Bina Marga & Pengairan Kabupaten Kampar 2010
Masalah-Masalah Bidang Pekerjaan Umum Permasalahan dibidang Pekerjaan Umum di Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut: 1.
Kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, pelayanan air minum, dan penyehatan lingkungan, menagalami penurunan baik kuantitas maupun
IV-‐16 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
kualitasnya. Hal ini disebabkan minimnya biaya perawatan, biaya operasional yang makin meningkat, dan sangat terbatasnya investasi baru. 2.
Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa belum optimal dilaksanakan sesuia dengan kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan.
3.
Menurunya kualitas air baku karena perkembangan penduduk, industri terutama agroindustri, pembuangan limbah rumah tangga, pasar, kota, ke sungai dan anak sungai, dan pengurangan debit air pada musim kemarau.
4.
Belum memiliki prasarana dan sarana hidrologi/hidrometer sehingga data sumber daya air masih sangat terbatas.
5.
Tingginya tingkat abrasi pantai/tebing sungai dapat menimbulkan kelongsoran tebing sungai pada kawasan pemukiman penduduk dan aktivitas perekonomian.
6.
Terbatasnya pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dari Pemerintah Kabupaten, sehingga kemampuan sumber daya manusia P3A masih rendah dalam pengelolaan irigasi rawa.
Isu-Isu Strategis Bidang Pekerjaan Umum: 1.
Masih banyak wilayah yang belum tersentuh oleh prasarana jalan, sehingga masih banyak daerah/desa-desa yang tersolir atau terpencil, dengan kondisi jalan tanah dan jalan kerikil yang rusak dan rusak berat, topografi daerah yang berawa.
2.
Masih diperlukannya pembangunan, peningkatan maupun rehabilitasi terhadapa kondisi jaringan irigasi yang sudah dibangun mengingat tingkat kerusakan akibat pendangkalan, bencana banjir dan sedimentasi cukup tinggi setiap tahunnya.
IV.1.5. Penataan Ruang Penyelenggara penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Sehingga dapat mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Selain itu, penataan ruang juga harus berbasis mitigasi bencana sebagai upaya dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan hidup dengan pengaturan zonasi yang baik. Pemanfaatan ruang wilayah yang tidak didasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah seringkali menimbulkan permasalahan pembangunan. Permasalahan tersebut timbul disebabkan oleh banyakk faktor. Kekurangan konsistenan dan kurang tegasnya penegakan hukum dalam pemanfaatan ruang seringkali sebagai faktor utama timbulnya permasalahan penataan ruang. Dampak lebih jauh yang dirasakan masyarakat adalah terjadinya degradasi lingkungan yang semakin cepat. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan tata ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna dan berhasil guna, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐17
Pengembangan wilayah di daerah Kabupaten Kampar masih menghadapi berbagai pemasalahan antara lain terjadinya kesenjangan antar wilayah yang disebabkan perbedaan potensial wilayah yang dimiliki dan belum optimalnya kebijaksanaan untuk pemerataan pembangunan antar wilayah tertentu. Dalam hal penataan ruang, masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain seringnya terjadi konflik ruang antara perusahaan dengan masyarakat tempatan, akibat kesenjangan sosial dan tidak adanya kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat, serta kurang sinkronnya dengan perencanaan tata ruang kabupaten/kota yang ada. Di samping itu permasalahan ruang yang terjadi di Kabupaten Kampar adalah kurang dipatuhi dan tingginya intensitas pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wliayah (RTRW) oleh karena belum optimalnya upaya pengendalian pemanfaatan ruang serta belum ditetapkannya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran RTRW yang telah ditetapkan tersebut. Pelanggaran terhadap RTRW berimplikasi luas, terutama terhadap lingkungan hidup yang tingkat kerusakannya semakin hari semakin tinggi. Indikator Kinerja Kunci penyelenggaraan urusan Penataan Ruang mulai tahun 2008 s/d 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 10 Tingkat Capaian penyelenggaraan Urusan Tata Ruang Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
1
Ruang Terbuka Hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008
2009
2010
0.00
30.00
30.00
KET
Sumber : LPPD Kab. Kampar Tahun 2008, 2009 dan 2010
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/ HGB pada tahun 2010 meningkat 30% dibanding tahun 2008. Pada tahun 2010 dari 369.197,26 Ha luas wilayah ber HPL/ HGB, seluas 110,786,21 Ha merupakan luas ruang terbuka hijau (30%). Masalah-Masalah Bidang Penataan Ruang: 1. 2.
3.
Kekurangan konsistenan dan kurang tegasnya penegakan hukum dalam pemanfaatan ruang seringkali sebagai faktor utama timbulnya permasalahan penataan ruang. terjadinya kesenjangan antar wilayah yang disebabkan perbedaan potensial wilayah yang dimiliki dan belum optimalnya kebijaksanaan untuk pemerataan pembangunan antar wilayah tertentu. kurang dipatuhi dan tingginya intensitas pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wliayah (RTRW) oleh karena belum optimalnya upaya pengendalian pemanfaatan ruang serta belum ditetapkannya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran RTRW yang telah ditetapkan tersebut.
Isu-isu Strategis Bidang Penataan Ruang: 1. 2.
Diperlukan pengaturan tata ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna dan berhasil guna, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Kurang sinkronnya dengan perencanaan tata ruang kabupaten/kota yang ada.
IV-‐18 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
IV.1.6. Perencanaan Pembangunan Pada hakekatnya perencanaan merupakan suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu. Dengan demikian perencanaan memiliki tiga unsur utama, yaitu berhubungan dengan masa depan, mendesain seperangkat kegiatan secara sistematis, dan dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Tahapan proses perencanaan itu dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu pertama penyusunan perencanaan untuk dilaksanakan pada masa mendatang, kedua melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan yang sedang berjalan dan ketiga melakukan evaluasi untuk bahan masukan dalam perencanaan selanjutnya. Kendala
dan
tantangan
yang
menjadi
permasalahan
pokok
dalam
perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah yang dialami Kabupaten Kampar terutama belum lengkapnya dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah, ini disebabkan perubahan kebijakan dan peraturan yang relative dinamis dari pemerintah sehingga kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah daerah selalu mengalami perubahan, masih dirasakan masih sulitnya pelaksanaan koordinasi yang baik antar dinas/instansi/unit kerja dan antara tingkat pemerintah dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Permasalahan lainnya adalah belum terintegrasinya dengan baik pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah antar dinas/instansi/unit kerja, sektor, wilayah dan sumber dana serta belum tersedianya sumber data yang lengkap dan akurat yang dapat dipedomani dalam penyusunan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah. Tabel 11 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA
1
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERKADA Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
2 3 4
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008
2009
2010
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
70.00
87.50
87.50
KET
Sumber : LPPD Kab Kampar Tahun 2008, 2009 dan 2010
Berdasarkan tabel diatas, adapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Ketersediaan dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2007.
2.
Ketersediaan dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkan dengan perda dengan capaian kinerja ada. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2007.
3.
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah ditetapkan dengan RKPD dengan nilai capaian ada. Peraturan Bupati Kampar Nomor 14 Tahun 2006 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2007; Peraturan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐19
Bupati Kampar Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2008; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2009; Peraturan Bupati Kampar Nomor 24 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2010; Peraturan Bupati Kampar Nomor 20 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kampar Tahun 2011. 4.
Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD dengan nilai capaian pada tahun 2010 yaitu 87,50%, dimana dari 16 jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan pada tahun 2010, hanya 14 program yang diakomodir dalam RKPD.
Masalah-Masalah Bidang Perencanaan Pembangunan: 1.
Belum lengkapnya dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai acuan dalam pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah, ini disebabkan perubahan kebijakan dan peraturan yang relative dinamis dari pemerintah sehingga kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah daerah selalu mengalami perubahan
2.
Masih
dirasakan
masih
sulitnya
pelaksanaan
koordinasi
yang
baik
antar
dinas/instansi/unit kerja dan antara tingkat pemerintah dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. 3.
Adalah belum terintegrasinya dengan baik pelaksanaan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah antar dinas/instansi/unit kerja
4.
Belum tersedianya sumber data yang lengkap dan akurat yang dapat dipedomani dalam penyusunan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah.
Isu-isu Strategis Bidang Perencanaan Pembangunan: 1.
Melakukan penyusunan perencanaan untuk dilaksanakan pada masa mendatang.
2.
Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan perencanaan yang sedang berjalan.
3.
Melakukan evaluasi untuk bahan masukan dalam perencanaan selanjutnya.
IV.1.7. Perumahan Rakyat Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah telah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah, persampahan dan drainase. Kriteria kawasan permukiman yang ditetapkan di Kabupaten Kampar adalah; berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana, memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan, memiliki kelengkapan prasarana dan utilitas pendukung. Untuk kawasan permukiman yang terletak pada kawasan perkotaan mempunyai kegiatan bukan pertanian, sedangkan kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian. Berdasarkan tata ruang, kawasan permukiman, di
IV-‐20 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Kabupaten Kampar dari Kawasan permukiman perkotaan, yang meliputi Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan permukiman perdesaan meliputi wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Salah satu upaya nyata Pemerintah Daerah dalam membantu masyarakat miskin di Kabupaten
Kampar
adalah
melalui
pembangunan
Rumah
Sederhana
Layak
Huni.
Pembangunan Rumah Sederhana layak Huni dimaksudkan untuk membantu masyarakat yang kondisi rumah tempat tinggalnya sangat memprihatinkan, sementara mereka sendiri tidak mampu untuk melakukan perbaikan. Program ini sendiri mulai dilaksanakan di Kabupaten Kampar pada tahun 2007, sedangkan Provinsi Riau lebih awal melakukannya, yaitu pada tahun 2006. Selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar sudah membangun sebanyak 800 unit Rumah Sederhana Layak Huni yang tersebar pada masing-masing kecamatan. Pembangunan rumah ini di biayai dari anggaran APBD Kabupaten Kampar, dimana setiap tahunnya jumlah rumah yang di bangun sebanyak 200 unit. Pada awal pelaksanaan program ini, Kecamatan XIII Koto Kampar mendapat bantuan pembangunan RSLH paling banyak, yaitu sebanyak 30 unit. Untuk Tahun 2008, bantuan paling besar di berikan kepada Kecamatan Kampar Hulu, yaitu 27 unit rumah. Sedangkan pada tahun 2009, giliran Kampar Kiri Hulu yang menerima bantuan RSLH paling besar, yaitu sebanyak 46 unit rumah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 12 Jumlah Rumah Sederhana Layak Huni Menurut Kecamatan dari Tahun 2007-2010 NO.
KECAMATAN
1. Kampar Kiri 2. Kampar Kiri Hulu 3. Kampar Kiri Hilir 4. Kampar Kiri Tengah 5. Gunung Sahilan 6. XIII Koto Kampar 7. Bangkinang Barat 8. Salo 9. Tapung 10. Tapung Hulu 11. Tapung Hilir 12. Bangkinang 13. Bangkinang Seberang 14. Kampar 15. Kampar Timur 16. Rumbio Jaya 17. Kampar Utara 18. Tambang 19. Kampar Hulu 20. Perhentian Raja Total
TAHUN 2007
2008
2009
2010
8 20 30 23 5 9 19 10 15 27 10 18 6 200
8 35 20 4 8 20 3 10 8 8 5 24 16 27 4 200
8 46 28 11 14 4 4 8 11 31 11 4 8 8 4 200
25 15 8 4 19 7 4 6 8 6 8 15 25 18 3 8 11 6 4 200
JUMLAH 49 116 8 4 97 45 31 10 28 19 38 46 79 37 12 59 45 59 18 800
Sumber : Dinas Cipta Karya & Tata Ruang Kabupaten Kampar, 2010
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐21
Dari tabel diatas terlihat bahwa selama empat tahun pelaksanaan pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni di Kabupaten Kampar, Kecamatan Kampar Kiri Hulu merupakan kecamatan yang paling banyak menerima bantuan, yaitu sebanyak 116 unit. Sementara itu, Kecamatan Kampar Kiri Hilir hingga saat ini belum satupun mendapat bantuan pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni. Kecamatan lain yang juga mendapat bantuan pembangunan RSLH cukup sedikit yaitu Kecamatan Gunung Sahilan. Hingga saat ini, baru 4 unit RSLH yang sudah di bangun di kecamatan tersebut, itupun baru di bangun pada tahun 2010. Selama empat tahun pelaksanaan Program Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni di Kabupaten Kampar, Pemerintah Daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Kampar
telah
mengeluarkan
dana
sebesar
Rp.
18.509.690.000,
untuk
pembangunan sebanyak 800 unit rumah. Alokasi anggaran unruk pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni ini cendrung mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali periode 2007-2008 yang mengalami penurunan. Peningkatan ini membuktikan keseriusan Pemerintah Daerah dalam membantu masyakat miskin yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk melihat besaran anggaran yang dialokasikan Pemerintah Daerah melalui APBD Kabupaten Kampar dalam pembangunan Rumah Sedehana Layak Huni, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 13 Jumlah Dana Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni Menurut Kecamatan Tahun 20072010 Kabupaten Kampar NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kpr. Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara Tambang Kampar Hulu Perhentian Raja
Total
JUMLAH DANA (RP .000) 2007
2008
2009
2010
224.772 561.930 842.895 646.219,5 140.482,5 252.868,5 533.833,5 280.965 421.447,5 758.605,5 280.965 505.737 168.579
239.200 1.046.500 598.000 119.600 239.200 598.000 89.700 99.000 239.200 239.200 149.500 717.600 476.400 807.300 119.600
229.280 1.318.360 802.480 315.260 401.240 116.640 114.640 229.280 315.250 888.460 315.260 114.640 229.280 229.280 114.640
752.500 451.500 240.800 20.400 571.900 210.700 120.400 180.600 240.800 180.600 240.800 451.500 752.500 581.800 90.300 240.800 331.100 180.600 120.400
5.619.300
978.000
5.731.990
6.180.400
Sumber : Dinas Cipta Karya & Tata Ruang Kabupaten Kampar, 2010
Salah satu program Pemerintah Daerah dalam rangka membantu rakyat miskin yang manfaatnya langsung bisa di rasakan adalah pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni. Bantuan Rumah Sederhana Layak Huni yang di tujukan kepada masyarakat kurang mampu sudah banyak membantu pola hidup masyarakat miskin itu sendiri. Dari rumah yang dahulunya kurang baik dari segi kesehatan, sekarang dengan adanya bantuan pembangunan
IV-‐22 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
rumah dari Pemerintah Daerah, mereka sudah bisa hidup layak seperti masyarakat yang mampu pada umumnya. Tinggal sekarang bagaimana mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa memikirkan kondisi perumahan mereka, karena sudah mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah. Pelaksanaan Program Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni akan terus dilanjutkan untuk beberapa tahun mendatang. Hal ini bisa di mengerti, meskipun sudah banyak rumah yang di bangun, namun sampai saat ini masih banyak penduduk miskin yang mendapat bantuan perumahan, dimana kondisi rumah yang mereka tempati sangat memprihatinkan. Disamping itu, Pemerintah Daerah harusnya lebih selektif dalam memberikan bantuan perumahan kepada masyarakat miskin. Pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni termasuk ke dalam Program K21 (Kemiskinan, Kebodohan dan Infrastruktur) yang merupakan Agenda Utama Provinsi Riau. Untuk itulah, selain di bangun memalui dana APBD Kabupaten Kampar, Rumah Sederhana Layak Huni juga di bangun melaui APBD Provinsi Riau melalui Sharing Program, dimana jumlahnya bervariasi setiap tahunnya. Untuk melihat Sharing Program pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni antara Kabupaten Kampar dengan Provinsi Riau, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 14 Sharing Program Rumah Sederhana Layak Huni Antara Kabupaten Kampar dengan Provinsi Riau Tahun 2006-2010 NO.
TAHUN
1 2 3 4 5
2006 2007 2008 2009 2010
JUMLAH UNIT KAB. KAMPAR
PROVINSI RIAU
120 200 200 200 200
85 150 50 60
Sumber : Profil Kabupaten Kampar, 2010
Pembangunan perumahan dam permukiman senantiasa mengikuti tuntutan pertambahan penduduk dan kegiatan sosial masyarakat. Masyarakat dan swasta harus didorong untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan perumahan dan permukiman ini.dalam rangka itu maka sangat diharapkan peranan sektor swasta untuk mengambil bagian dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Dilain pihak pemerintah daerah harus memberikan kemudahan perizinan percadangan areal yang pasti, serta bantuan fasilitas prasarana dasar di daerah permukiman sehingga dapat menurunkan biaya pembangunan perumahan dan permukiman yang akan dilaksanakan oleh pengembang swasta. Masalah-Masalah Bidang Perumahan Rakyat: Berdasarkan kondisi diatas permasalahan bidang urusan perumahan rakyat di Kabupaten Kampar adalah: 1.
Masih banyaknya perumahan penduduk yang belum memenuhi syarat rumah sehat/rumah layak huni.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐23
2.
Permukiman penduduk yang terpencar-pencar (jaraknya berjauhan), sehingga menyebabkan sulit dalam pembinaa dan tata fisik desa tidak teratur, kurangnya infrastruktur fasilitas desa, seperti jalan desa, parit/saluran air, dan sebagainya.
3.
Masih besarnya jumlah lingkungan permukiman kumuh pada kawasan perkotaan, perdesaan maupun kawasan lainnya.
4.
Dari aspek pengembangan lingkungan perumahan dan permukinan yang layak, bersih, sehat dan aman, belum sepenuhnya didukung pembangunan prasarana dan penyediaan air bersih, penerangan, fasilitas sosial dan tempat ibadah, tempat pembuangan limbah yang layak serta fasilitas ekonomi dan transportasi.
5.
Rendahnya akses terhadap air minum dan sanitasi (air limbah, pengelolaan persampahan, dan drainase). Secara umum, faktor-faktor yang diidentifikasi menyebabkan terjadinya kondisi ini antara lain: belum memadainya perangkat peraturan, terbatasnya penyedia layanan yang kredibel dan profesional. Belum optimalnya sistem perencanaan, serta terbatasnya pendanaan.
Isu-isu Strategis Bidang Perumahan Rakyat: 1.
Masih kurangnya perumahan layak huni atau pada kualitas perumahan yang tidak memenuhi standar kesehatan.
2.
Sistem pembuangan limbah rumah tangga (MCK) masih banyak yang belum memenuhi standar kesehatan.
IV.1.8. Kepemudaan dan Olahraga Pembinaan terhadap generasi muda dalam meningkatkan semangat dan rasa kebangsaan harus dilakukan. Pengembangan kepemudaan dilakukan dalam rangka peningkatan kemampuan dan kekuatan fisik, daya nalar, keterampilan kerja, kreativitas, kecerdasan, kemandirian
berwiraswasta,
dan
peningkatan
kemampuan
dalam
memanfaatkan,
membangkitkan dan menguasai IPTEK. Pengembangan ini berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pemuda sebagai insan pelopor dan penggerak pembangunan, serta sebagai sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan serta memanfaatkan peluang untuk berperan serta dalam pembangunan. Kegiatan olahraga juga merupakan salah satu bentuk dari pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan rangkaian dari aktivitas jasmani, bermain dan berolah raga, untuk membangun peserta didik yang sehat dan kuat sehingga dapat menghasilkan prestasi akademik yang tinggi. Selain itu pendidik jasmani yang dilakukan sejak dini merupakan awal pengembangan prestasi olahraga. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pembinaan pendidikan jasmani, baik melalui jalur sekolah maupun luar sekolah yang harus dilakukan sejak usia muda. Tabel 15 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan & Olahraga Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Gelanggang / Balai Remaja (selain milik swasta) Lapangan Olahraga
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2008
2009
2010
0.0004 0.11
0.01 1.74
0.01 1.412
Sumber : LPPD Kab. Kampar Tahun 2008,2009 dan 2010
IV-‐24 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
KET
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Persentase nilai capaian kinerja Gelangggang / Balai remaja (selain milik swasta) pada tahun 2010 meningkat 0,0096 per 1000 penduduk dibanding tahun 2008. Dari 787.589 jumlah penduduk Kabupaten Kampar, hanya tersedia 6 gelangggang/balai remaja.
2.
Persentase nilai capaian kinerja lapangan olahraga pada tahun 2010 meningkat 1,3 per 1000 penduduk dibanding tahun 2008. Pada tahun 2010, Jumlah lapangan olahraga yang tersedia di Kabupaten Kampar sebanyak 1.112 lapangan olahraga.
Masalah-Masalah Bidang Kepemudaan dan Olahraga: 1.
Masih rendahnya akses dan kesempatan pemuda untuk memperoleh pendidikan;
2.
Rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda;
3.
Belum serasinya kebijakan kepemudaan tingkat nasional dan daerah;
4.
Rendahnya kemampuan kewirausahaan di kalangan pemuda;
5.
Maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA), dan HIV/AIDS;
6.
Lemahnya koordinasi antarpemangku kepentingan (stakeholder) olah-raga baik di tingkat nasional dan daerah;
7.
Rendahnya kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan tenaga keolahragaan;
8.
Lemahnya kelembagaan dan manajemen pembinaan olahraga;
9.
Belum standarnya sarana dan prasarana olahraga di klub, sekolah, dan perguruan tinggi;
10. Lemahnya pola kemitraan dalam pembangunan olahraga; 11. Rendahnya penghargaan dan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan Isu-isu Strategis Bidang Kepemudaan dan Olahraga: 1.
Meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat nasional dan daerah, untuk mengembangkan
sistem
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
pengendalian
pembangunan kepemudaan; 2.
Meningkatkan prestasi olahraga pelajar, mahasiswa, dan masyarakat di tingkat nasional dan daerah;
3.
Penyelenggaraan
kompetisi
olahraga
secara
teratur,
berjenjang,
dan
berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat; 4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia olahraga, baik di lingkungan pemerintah maupun masyarakat, di tingkat nasional maupun di daerah;
5.
Meningkatkan peran dunia usaha, lembaga pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga di provinsi dan kabupaten, baik untuk olahraga pelajar, olahraga masyarakat, olahraga prestasi, maupun industri olahraga
6.
Melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang di Kabupaten Kampar secara berkelanjutan sebagai bagian dalam penyusunan program pembangunan pada pemuda dan olah raga.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐25
7.
Berbagai kegiatan terkait penghargaan terhadap atlit berprestasi agar lebih ditingkatkan untuk menggalakkan perkembangan aktifitas pemuda dan olahraga yang lebih baik di masa yang akan datang.
8.
Terintegrasi dan bersinerginya bidang pemuda dan olahraga dengan bidang lainnya seperti pendidikan dan pariwisata
IV.1.9. Penanaman Modal Pembangunan penanaman modal (investasi) diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam melaksanakan
fungsi
dan
peran
serta
dunia
usaha
dalam
perekonomian.
Dalam
pembangunan investasi di Kabupaten Kampar diarahkan untuk tumbuh menjadi kegiatan usaha yang mampu sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemerataan pembangunan daerah dengan hasilhasilnya,
serta
memperluas
kesempatan
kerja
dan
berusaha
menuju
terwujudnya
perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri. Untuk itu maka sasaran pembangunan penanaman modal yang telah tercapai adalah terciptanya iklim investasi yang nyaman untuk meningkatkan investasi, meningkatnya potensi sumberdaya sarana dan prasarana daerah, meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanan kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap keuangan daerah. Tabel 16 Jumlah Investasi 2009-2011 (Miliar Rupiah) Kabupaten Kampar SEKTOR Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdangan Pengangkutan Bank dan Keuangan Jasa Jumlah Pemerintah Kab. Kampar Masyarakat
2009 4.838,77 219,39 3.346,79 126,78 1.095,06 50,75 142,04 1.135,73 8,71 164,89 540,71 183,06 103,85 228,50 7.346,26 1.623,04 5.723,22
2010 5.836,47 241,33 4.183,49 147,70 1.204,57 59,38 164,05 1.323,12 9,88 178,01 625,87 219,67 124,61 262,78 8.744,46 1.774,28 6.970,18
2011 7.209,91 277,52 5.333,95 173,55 1.355,27 69,62 190,71 1.551,36 11,26 193,58 727,57 269,10 152,65 304,82 10.610,96 1.988,30 8.622,66
Sumber: Diproyeksi dari APBD Kabupaten Kampar, BPI Provinsi Riau, BPI Kab. Kampar, Laporan BI Tahun 2003-2007
Pada Tahun 2011, distribusi pendapatan menurut kelompok masyarakat terjadi sedikit perubahan dimana masyarakat yang berpenghasilan rendah mendapat bagian sedikit lebih rendah dari Tahun 2007. Hal ini disebabkan peranan investasi masyarakat atau swasta dalam kurun waktu 2007-2011 meningkat lebih tinggi. Keadaan ini menggambarkan bahwa Kabupaten Kampar mempunyai potensi sumberdaya alam yang dalam kurun waktu tersebut sudah dieksploitasi. Di samping itu peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar walaupun meningkat tetapi peningkatannya lebih rendah dari peningkatan investasi oleh
IV-‐26 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
masyarakat atau swasta. Pada Tahun 2007 dari jumlah investasi sebesar Rp 5.139,30 miliar, peranan Pemerintah Kabupaten Kampar hanya sebesar Rp 1.446,16 miliar atau 28,13 % dan peranan masyarakat Rp 3.693,14 miliar atau 71,87%. Pada Tahun 2011 jumlah investasi diperkirakan sebesar Rp 10.610,96 miliar, dari Pemerintah Kabupaten Kampar sebesar Rp 1.988,14 miliar atau 18,74 %, dan masyarakat Rp 8.622,66 miliar atau 81,26 %. Adapun peningkatan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar antara Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 meningkat rata-rata 8,29%, tetapi peningkatan investasi masyarakat dalam kurun waktu yang sama jauh lebih besar yaitu sebesar 23,36%, sehingga peranan investasi Pemerintah Kabupaten Kampar kelihatannya menurun secara relatif, walaupun dalam nilai Rupiah sebenarnya meningkat. Masalah-Masalah Bidang Penanaman Modal: 1.
Ketidak-pastian kebijakan ekonomi dan peraturan serta ketidakstabilan ekonomii makro;
2.
Korupsi, baik oleh aparat pusat maupun daerah;
3.
Peraturan ketenagakerjaan, yang lebih menjadi masalah dibandingkan masalah kualitas tenaga kerja;
4.
Biaya keuangan (financing), lebih menjadi masalah dibandingkan masalah akses
5.
Pajak tinggi, lebih menjadi masalah dibandingkan administrasi pajak dan pabean
6.
Kepemerintahan dan kelembagaan termasuk kejelasan dan efektifitas peraturan, perpajakan, sistim hukum, sektor keuangan, fleksibilitas pasar tenaga kerja dan keberadaan tenaga kerja yang terdidik dan trampil.
7.
Infrastruktur: mencakup jalan, jembatan dan pelabuhan (sarana transportasi), telekomunikasi, listrik, dan air.
Isu-isu Strategis Bidang Penanaman Modal: 1.
Perlunya pebaikan administrasi public terutama yang berkaitan dengan investasi misalnya lama waktu pengurusan, biaya, konsistensi, insentif dan disinsentif.
2.
Memberikan kesadaran tentang wajibnya harta halal serta melakukan sosialisasi secara berkelanjutan dan perbaikan insentif pegawai serta pelaksanaan sanksi berat.
3.
Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui perbaikan struktur dan kualitas pendidikan, pelatihan dan workshop
4.
Menghapuskan pungutan yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah.
5.
Memberikan insentif pajak bagi investasi yang memberikan nilai tambah yang lebih tingi dan memberikan disinsentif pada investasi yang mencreate polusi dan limbah yang besar.
6.
Menyusun aturan yang dilekngkapi SOP dan CoC yang jelas dan konsisten pada semua bidang pengurusan.
7.
Peningkatan dan perbaikan kapasitas dan kualitas serta ketersediaan infrastruktur terutama yang menuju akses kawasan industri dan sumber bahan baku
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐27
IV.1.10. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Pemberdayaan koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) merupakan upaya strategis dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat karena KUMKM merupakan bagian terbesar dari aktivitas masyarakat Kabupaten Kampar. Upaya pemberdayaan koperasi dan UMKM telah dilakukan dengan langkah-langkah yang nyata. Namun, di masa depan UMKM
masih
menghadapi
beberapa
permasalahan
dan
isu-isu
strategis
pada
penyelenggaraan urusan koperasi dan UKM meliputi pertama iklim usaha yang kurang kondusif menjadi penghambat bagi tumbuhnya UMKM. Kedua Produktivitas UMKM sudah menunjukkan peningkatan, tetapi nilainya masih sangat kecil dibandingkan dengan produktivitas usaha besar, ketiga Belum meluasnya pemahaman tentang koperasi. Pemberdayaan KUMKM sangat strategis dalam perekonomian rakyat hal ini didasari kenyataan
bahwa
KUMKM
cukup
berperan
dalam
pertumbuhan
ekonomi
rakyat,
keberadaannya dalam jumlah besar dengan kontribusi nyata terhadap penanggulangan pengangguran dan kemiskinan. Tabel 17 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Koperasi dan UKM Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Koperasi Aktif Usaha Mikro dan Kecil
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%) 2008
2009
2010
84.44 85
65.56 90.99
69.37 99.13
KET
Sumber : LPPD Kabupaten Kampar Tahun 2008, 2009 dan 2010
Berdasarkan data diatas Capaian kinerja untuk Koperasi aktif pada tahun 2010 menurun 15,07 % dibanding tahun 2008. Sampai dengan tahun 2010 dari 333 jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Kampar sebanyak 231 69,37%) Koperasi yang masih aktif. Capaian kinerja untuk Usaha Mikro dan Kecil pada tahun 2010 meningkat 14,13% dari tahun 2008, atau ratarata meningkat 4,71% tiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010 dari 53.059 jumlah seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Kabupaten Kampar, sebanyak 52.598 unit diantaranya merupakan usaha mikro dan kecil. 1.
Iklim usaha yang kurang kondusif menjadi penghambat bagi tumbuhnya UMKM. Salah satunya adalah masih besarnya biaya transaksi usaha sebagai akibat dari ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan, panjangnya proses perizinan dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi, serta masih adanya praktik bisnis serta persaingan usaha yang tidak sehat.
2.
Produktivitas UMKM sudah menunjukkan peningkatan, tetapi nilainya masih sangat kecil dibandingkan dengan produktivitas usaha besar. Hal ini mengakibatkan produk yang dihasilkan kurang memiliki kemampuan untuk bersaing dan kualitas yang baik yang dapat memenuhi permintaan pasar domestik dan pasar internasional. Masih rendahnya produktivitas UMKM ini diakibatkan antara lain, oleh rendahnya kualitas dan kompetensi kewirausahaan sumber daya manusia, Keterbatasan modal dan penguasaan teknologi pada sektor usaha mikro dan kecil berakibat sangat sulit untuk meningkatkan nilai tambah usahanya sehingga pendapatan
IV-‐28 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
yang diperoleh juga masih rendah. Demikian pula, kualitas kerja UMKM yang kurang baik berdampak pada lingkungan kerja dan produk yang dihasilkan menjadi kurang berdaya saing. UMKM juga masih menghadapi kendala keterbatasan pada akses pemasaran yang mempengaruhi UMKM dalam meningkatkan kapasitas produksi dan usahanya. 3.
Belum meluasnya pemahaman tentang koperasi. Sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan dan insentif yang unik/khas dibandingkan dengan badan usaha lainnya. Di samping itu, masih banyak masyarakat yang kurang memahami prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang benar dalam berkoperasi. Koperasi dan UMKM juga menghadapi tantangan terutama yang ditimbulkan
oleh
pesatnya
perkembangan
globalisasi
ekonomi
dan
liberalisasi
perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan teknologi. Masalah-Masalah Bidang UKM: 1.
Kondisi Koperasi sebagai soko guru perekonomian keadaannya masih belum dapat bersaing secara wajar dengan kekuatan ekonomi lainnya, sedangkan persepsi masyarakat dalam memandang Koperasi hanya sebagai sebuah lembaga yang memiliki tekanan sosial jauh lebih kuat daripada tekanan ekonomi;
2.
Terbatasnya kualitas sumberdaya manusia pelaksana dan pembina, serta terbatasnya akses permodalan, teknologi, manfaat dan pasar, sehingga masih lemah dalam meningkatkan daya saing
3.
Keterbatasan kemampuan akses pasar sebagai dampak/akibat keterbatasan kualitas SDM akibatnya pemasarannya terbatas dalam lingkup terdekat dengan usahanya (lokal dan regional).
4.
Kekurangan modal dan tidak mampu mengakses ke lembaga keuangan (Bank) karena belum memenuhi bank teknis (belum mempunyai SIUP, TDP, NPWP dan Jaminan dll.).
5.
Tidak sebandingnya jumlah koperasi dan UMKM yang ada di Kabupaten Kampar dengan jumlah personil Dinas Koperasi dan UMKM dan sarana prasarana yang kurang memadai.
Isu-isu Strategis Bidang UKM: 1.
Meningkatkan Kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat); Praktek Kerja Lapangan (PKL); magang maupun studi banding.
2.
Memperluas akses pasar melalui temu usaha; kemitraan UMKM usaha besar dengan pola inti – plasma; pameran dan pembukaan outlet (show room).
3.
Meningkatkan modal melalui : • Fasilitasi pembuatan sertifikat tanah dengan biaya subsidi dari APBN; • Fasilitasi ke lembaga keuangan (Bank) melalui program KUR; • Fasilitasi ke BUMN melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL);
4.
Belanja hibah untuk koperasi dan pra koperasi serta usaha mikro dan usaha kecil.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐29
5.
Upaya yang dilakukan untuk membantu masalah pemasalahan UMKM adalah BDS (business development service) ikut memasarkan melalui lembaga akademisi dan membentuk klaster ataupun kelompok dan melalui kajian ke daerah lain.
6.
Mengoptimalkan sumber daya manusia (aparatur) yang ada, dan mengajukan penambahan personil serta dukungan sarana dan prasarana agar kinerja Dinas Koperasi dan UMKM lebih maksimal, sebanding dengan jumlah koperasi dan UMKM yang ada di Kabupaten Kampar.
IV.1.11. Kependudukan dan Catatan Sipil Pembangunan kependudukan itu sendiri ditujukan untuk menciptakan keadaan penduduk tumbuh seimbang dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Penduduk memegang peranan penting dalam upaya memperlancar proses pembangunan nasional dan daerah, karena penduduk merupakan subyek sekaligus obyek dalam pembangunan (people centered development) yang seharusnya mendapat manfaat dari pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, permasalahan dan isu-isu strategis terkait dengan pembangunan kependudukan menjadi penting untuk segera diselesaikan. Isu-isu strategis terkait pembangunan kependudukan di Kabupaten Kampar meliputi pertama masih tingginya laju pertumbuhan dan jumlah penduduk, kedua kebijakan kependudukan yang ditangani oleh beberapa instansi sektoral terkait dengan kependudukan belum merupakan kebijakan yang integratif, ketiga belum optimalnya pelayanan administrasi kependudukan. Dari hasil pencacahan Sensus Penduduk Tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kabupaten Kampar sementara adalah 686.030 orang (Posisi Mei 2010), dengan penduduk laki-laki sebanyak 353.787 orang dan penduduk perempuan 332.243 orang. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Kampar masih belum merata pada masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Untuk melihat jumlah penduduk Kabupaten Kampar berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 18 Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kampar Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangkinang Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya
JUMLAH LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
SEX RATIO
13.611 5.361 5.316 9.183 12.401 19.248 11.163 11.642 42.927 36.880 27.100 17.736 14.736 22.314 10.742 7.685
2.188 5.187 4.842 8.169 11.220 18.229 10.952 11.175 39.096 33.426 24.862 16.900 14.471 22.183 10.502 7.470
26.188 10.548 10.158 17.352 23.621 37.477 22.115 22.817 82.023 70.306 51.962 34.643 29.207 44.497 21.244 15.155
111,68 103,35 109,79 112,41 110,53 105,59 101,93 104,18 109,80 110,33 109,00 104,95 101,83 100,59 102,29 102,88
IV-‐30 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
NO.
JUMLAH
KECAMATAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
SEX RATIO
7.468 25.820 44.372 8.075 353.787
7.491 24.566 41.550 7.375 332.243
14.959 50.386 85.922 15.450 686.030
99,69 105,10 106,79 109,46 106,48
17. Kampar Utara 18. Tambang 19. Kampar Hulu 20. Perhentian Raja Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Kampar, 2010
Tabel 19 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2008-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % )
INDIKATOR CAPAIAN KINERJA Kepemilikan KTP Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
2008
2009
2010
5.75 11.00 100.00
15.85 89.04 100.00
52.05 215.00 100.00
KET
Sumber : LPPD tahun 2008, 2009 dan 2010
Berdasarkan data diatas Capaian kinerja untuk Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sampai tahun 2010 meningkat 46,3% dibanding tahun 2006. Pada tahun 2010 dari 543.176 jumlah penduduk yang wajib KTP (>17 tahun dan atau pernah menikah) sebanyak 278.978 (52,05%) penduduk yang telah memiliki KTP. Tingkat capaian kinerja untuk kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 penduduk, meningkat tajam pada tahun 2010 menjadi 215 akte per 1000 penduduk dibanding tahun 2006 hanya sebanyak 11 akte per 1000 penduduk. Pada tahun 2010 dari 787.495 jiwa jumlah penduduk Kabupaten Kampar, sebanyak 169.582 orang telah memiliki akte kelahiran. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar. Masalah-Masalah Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil: 1.
Penyebaran penduduk yang tidak merata;
2.
Meningkatnya permasalahan sosial berupa kriminalitas, dan masalah kependudukan lainnya yang terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan semakin dinamisnya arus mobilitas migrasi penduduk yang cukup tinggi;
3.
Pertumbuhan yang tidak seimbang antara jumlah penduduk dengan penyediaan fasilitas pelayanan umum dan fasilitas pelayanan sosial;
4.
Belum serasinya kebijakan kependudukan dan tertatanya administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pemerintahan dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Isu-isu Strategis Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil: 1.
Program penataan administrasi kependudukan perlu dilakukan secara berkelanjutan agar gambaran kondisi riil jumlah penduduk di Kabupaten Kampar sesuai dengan kondisi yang ada.
2.
Penataan administrasi kependudukan haruslah dilakukan secara bertahap merata keseluruh pelosok wilayah Kabupaten Kampar, karena data dan informasi kependudukan
yang
valid
dapat
mendukung
keakuratan
informasi
dalam
perencanaan pembangunan dan pencapaian hasil pembangunan yang terkait dengan bidang lainnya.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐31
3.
Mengadakan sosialisasi, baik langsung kepada masyarakat ataupun kepada perangkat yang ada di Desa / Kelurahan melalui siaran radio Pemerintah Daerah.
4.
Pengadaan peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan di kecamatan maupun di
Dinas
Kependudukan
dan
Pencatatan
Sipil
serta
mengajukan
proposal
permohonan bantuan peralatan Komputer dan Genset melalui APBN/APBD Provinsi. 5.
Koordinasi yang optimal dengan instansi terkait ( Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Kantor BKBPPM, Satpol PP dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
6.
Setiap tahun melaksanakan penyempurnaan program sesuai kebutuhan.
IV.1.12. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan penduduk yang potensial untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Jika penduduk yang potensial ini sebagian besar memilih untuk bekerja, maka harus tersedia kesempatan kerja yang cukup untuk menyerap mereka, jika tidak maka akan menimbulkan terjadi pengangguran. Dalam upaya menurunkan angka pengangguran terbuka,terdapat dua hal yang dilakukan oleh Pemerintah. Pertama adalah berkaitan dengan kerangka regulasi, antara lain dengan menyusun kebijakan yang dapat mendorong penciptaan lapangan kerja, yaitu dengan menyempurnakan berbagai peraturan. Kedua adalah
berkaitan
dengan
kerangka
anggaran,
yaitu
dengan
mendorong
program
pembangunan agar diarahkan kepada penciptaan kesempatan kerja sebanyak-banyaknya. Program yang ditujukan untuk mengatasi masalah pengangguran terbuka difokuskan agar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai serta memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat, terutama di tingkat yang paling bawah. Koordinasi dan kerja sama lintas sektor dan daerah dalam pelaksanaan program-program sedikit banyak dapat mengurangi beban bertambahnya jumlah pengangguran terbuka, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Terbatasnya Kesempatan untuk Memperoleh Pekerjaan yang baik (decent work). Kondisi pasar kerja dicerminkan oleh angka penganggur usia muda dan TPT untuk lulusan pendidikan SMA ke atas masih tinggi. Di sisi lain, kegiatan ekonomi informal penganggur ini membutuhkan pekerjaan yang baik (decent work), lapangan kerja produktif, hak-‐hak pekerja terlindungi, adanya perlindungan sosial yang memadai yang umumnya pada kegiatan ekonomi formal. Kegiatan ekonomi formal yang biasanya ditandai dengan upah rata-‐rata lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan upah yang diperoleh pekerja informal, masih belum dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Pekerja formal memiliki kesempatan untuk memperoleh keterampilan dan akses terhadap pelatihan yang dapat menempatkan mereka pada posisi lebih baik untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Sebaliknya, kebanyakan pekerja informal (walaupun tidak semuanya) melakukan kegiatan yang rendah tingkat produktivitasnya dengan upah rendah serta tidak menentu. Keterbatasan lapangan kerja formal, menyebabkan pekerja merasa kurang mempunyai jaminan kerja untuk jangka menengah. Prospek (peluang) yang mereka miliki untuk mendapatkan penghasilan yang memadai juga berkurang. Hal ini menjadi tantangan yang besar karena jumlah pencari kerja baru yang memasuki pasar tenaga kerja dalam kurun waktu lima tahun mendatang diperkirakan akan terus meningkat. Kondisi
IV-‐32 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
ini menyiratkan bahwa pembangunan ekonomi difokuskan pada kualitas pertumbuhan ekonomi yang mempunyai basis yang luas meliputi semua lapisan masyarakat. Kualitas angkatan kerja yang rendah dan TPT usia muda yang tinggi. Struktur pekerja di Kabupaten Kampar dengan tingkat pendidikan SLTP kebawah jumlahnya masih tinggi sebanyak 69.878 jiwa atau sebesar 61,09%. Kondisi seperti ini menyebabkan kualitas pekerja tidak sebaik mereka yang lulus SMA dan perguruan tinggi yang jumlahnya 44.508 orang atau 38,91%. Ketersediaan lembaga pelatihan untuk meningkatkan kualitas pekerja masih belum memadai, diikuti dengan rendahnya kompetensi tenaga kerja, dan juga sertifikasi kompetensi hingga saat ini belum banyak diakui oleh pengguna kerja. Kondisi ini turut memberikan kontribusi terhadap produktivitas pekerja yang rendah. Kesenjangan Upah di antara kelompok Pekerja. Pergerakan upah di Indonesia, lebih banyak ditentukan oleh aspek kenaikan tingkat harga dibandingkan dengan kenaikan produktivitas. Produktivitas belum menjadi determinan utama dalam penentuan upah. Sebaliknya, komponen penentuan upah minimum regional (UMR) tidak hanya melihat sisi inflasi saja tetapi perlu diimbangi aspek produktivitas dan pencapaian target pekerjaan. Tabel 20 Jumlah Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Pengangguran Terbuka Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4
INDIKATOR
2007
Kesempatan Kerja Angkatan Kerja Tenaga Kerja Pengangguran Terbuka (%)
187,275 219,193 439,770 17.00
2008
2009
2010
196,443 227,193 453,842 15.50
205,026 240,647 468,364 16.75
215,916 254.590 483,586 16.10
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Kampar 2010
Penduduk Kabupaten Kampar pada tahun 2007 berjumlah 567.895 jiwa. Jumlah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas atau juga yang disebut dengan tenaga kerja sebesar 439.770 orang, sedangkan jumlah angkatan kerja yaitu penduduk berusia 10 tahun ke atas yang sedang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan berjumlah 219.193 orang. Dari jumlah angkatan kerja yang sedemikian itu, jumlah kesempatan kerja yang tersedia sebanyak 187.275 orang yang terdiri dari sektor pertanian sebanyak 105.272 orang atau 56,12%, sektor industri sebanyak 4.624 orang atau 2,47%, sektor perdagangan sebanyak 20.502 orang atau 10,95 %, dan sektor jasa sebanyak 36.442 orang atau 19,46%. Jumlah kesempatan kerja yang tersedia pada 4 sektor adalah 89,0 % dan sisanya 5 sektor lagi kesempatan kerja hanya sebesar 11,0 %. Jika dibandingkan jumlah angkatan kerja sebesar 219.193 orang dan kesempatan kerja 187.275 orang, maka pada tahun 2007 terdapat pengangguran terbuka sebesar 17,00 %. Jumlah pengangguran terbuka bervariasi sesuai dengan perkembangan ekonomi nasional, provinsi dan kabupaten. Tahun 2008 dengan pertumbuhan ekonomi 7,00 % dan jumlah investasi sebanyak Rp 6.113,79 miliar telah berhasil meningkatkan PDRB atas dasar harga berlaku menjadi Rp 9.968,28 miliar. Dengan kondisi itu telah pula meningkatkan kesempatan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐33
kerja menjadi 196.704 orang, sedangkan angkatan kerja 196.704 orang, sehingga pengangguran terbuka turun dari 17,00 % tahun 2007 menjadi 15,50 % tahun 2008. Pada tahun 2009 walaupun PDRB atas dasar harga berlaku naik menjadi Rp 11.914,53 miliar dan jumlah investasi Rp 7.346,26 miliar, juga dapat meningkatkan kesempatan kerja menjadi 206.122 orang, tetapi peningkatan jumlah angkatan kerja lebih besar dari peningkatan kesempatan kerja sehingga mencapai 240.647 orang maka pengangguran terbuka sedikit meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 16,75 %. Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2009 disebabkan beberapa kebijakan nasional yang berpengaruh pada perluasan kesempatan kerja. Yaitu pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan illegal loging, yang menyebabkan berhentinya secara total kegiatan ekonomi di sub sektor kehutanan, sehingga terjadi pengangguran secara besar-besaran di sub sektor ini, yang biasanya kegiatan di sub sektor ini dapat membuka kesempatan kerja khususnya di daerah perdesaan. Dampak dari pelarangan illegal loging ini berpengaruh pula pada sektor industri yang mengolah hasil-hasil hutan seperti pabrik kertas, playwood dan saw mill. Akibatnya jumlah pengangguran meningkat tajam. Sedangkan usaha untuk menanggulangi bertambahnya pengangguran ini berjalan lambat, sehingga jumlah pengangguran yang demikian besar itu belum dapat ditanggulangi. Kondisi pada tahun 2010 telah dapat diatasi secara bertahap. Dengan meningkatnya jumlah investasi pada tahun 2010, juga meningkatkan produksi dan kesempatan kerja. Peningkatan kesempatan kerja sebanyak 213.914 orang dan jumlah angkatan kerja dapat ditekan menjadi 248.889 orang maka pengangguran terbuka pada tahun 2010 menjadi 16,35 %, sedikit lebih rendah dari tahun 2009. Salah satu permasalahan yang terkait dalam ketenagakerjaan di negeri ini adalah masalah upah buruh. Upah merupakan wujud kongret dari sebuah bentuk pertukaran yang terjadi antara pengguna jasa dan pemberi jasa. Upaya meminimalisasi persoalahan upah minimum dilakukan pemerintah dengan menyusun rumusan upah minimum yang diharapkan menjadi acuan bagi pengusaha agar memenuhi kewajibannya membayar upah buruh atau pekerja dan uruh agar pekerja dapat hidup layak dari upah yang di terimanya. Untuk menetapkan standar upah minimum suatu provinsi/kabupaten, ada enam faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu komponen Kebutuhan Hidup Minimum, Indeks Harga Konsumen, kondisi pasar tenaga kerja, kemampuan perusahaan, upah tertentu antar daerah dan tingkat perkembangan ekonomi daerah yang dihitung melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, maka keuputusan untuk menetapkan Upah Minimum provinsi dan Upah Minimum Kabupaten untik tiap provinsi dan kabupaten langsung di buat oleh Gubernur atas rekomendasi para Bupati dan Walikota yang berada di provinsi masing-masing. Untuk melihat perbandingan besaran Upah Minimum Kabupaten Kampar dengan Upah Minimum Provinsi Riau dalam rentang lima tahun terakhir, dapat dilihat pada Grafik dibawah ini.
IV-‐34 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Gambar 4 Perbandingan Upah Minimum Kabupaten Kampar dengan Upah Minimum Provinsi Riau Tahun 2006-2010
Sumber : Kampar Dalam Angka Beberapa Tahun, 2011
Dari gambar di atas terlihat bahwa besaran Upah Minimum Kabupaten Kampar dan Upah Minimum Provinsi Riau tahun 2006 dan 2007 adalah sama, yaitu masing-masing sebesar Rp. 637.000 dan 710.000. Pada tahun 2007, Upah Minimum Kabupaten Kampar sama dengan Upah Minimum Provinsi Riau di sebabkan pada tahun tersebut, Pemerintah Kabupaten Kampar tidak mengajukan besaran angka upah minimum. Dengan demikian, besaran angka Upah Minimum Kabupaten Kampar sama dengan Upah Minimum Provinsi Riau. Pada tahun 2007 hanya empat kabupaten yang mengajukan besaran angka Upah Minimum Kabupaten. Sedangkan untuk tahun berikutnya, Upah Minimum Kabupaten Kampar jauh lebih besar dibandingkan dengan Upah Minimum Provinsi Riau. Pada tahun 2008, Upah Minimum Kabupaten Kampar sebesar Rp. 959.000, sedangkan Upah Minimum Provinsi Riau hanya sebesar Rp. 800.000. Pada tahun 2009, Upah Minimum Kabupaten Kampar sebesar Rp. 1.020.000, sedangkan Upah Minimum Provinsi Riau sendiri hanya sebesar Rp. 901.600. Kondisi ini terus mengalamai peningkatan pada tahun 2010, di mana Upah Minimum Kabupaten Kampar sudah menjadi Rp. 1.200.000, sedangkan Upah Minimum Provinsi Riau juga mengalami kenaikan menjadi Rp. 1.016.000. Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten pada dasarnya adalah upah terendah yang ditetapkan pemerintah daerah yang harus dibayarkan kepada pekerja yang menduduki jabatan terendah dalam struktur organisasi. Walaupun tidak ditetapkan secara eksplisit tentunya dapat ditafsirkan bahwa Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten tersebut hanya berlaku untuk pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja yang termasuk dalam kategori tidak terampil (unskilled). Tujuan utama dari ditetapkannya Upah Minimum Provinsi
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐35
dan Upah Minimum Kabupaten adalah sebagai jaring pengaman yang berfungsi untuk mencegah agak upah tidak terus merosost di bawah daya beli pekerja. Meskipun Pemerintah Daerah terus memperhatikan nasib buruh dengan menaikkan upah buruh setiap tahunnya, namun kondisi ini masih belum banyak membantu para buruh yang ada di daerah. Kondisi ini bisa dilihat, hampir tiap tanggal 1 Mei yang diperingati sebagai hari buruh, masih banyak buruh yang melakukan aksi unjuk rasa karena belum puas dengan berbagai permasalahan yang buruh hadapi. Mulai dari keterlambatan pembayaran gaji yang sampai berbulan-bulan sampai kepada permasalahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan perusahaan. Banyak di antara buruh yang harus menghadapi hidup yang tragis karena mengalami Pemutusan Hubungan Kerja sepihak oleh perusahaan, sementara konpensasi dari PHK itu sendiri tidak sesuai dengan harapan. Meskipun Upah Minimum Kabupaten Kampar cukup tinggi di bandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi Riau, bahkan melebihi Upah Minimum Provinsi Riau sendiri, keadaan ini belum meningkatkan kesejahteraan nasib buruh yang ada di Kabupaten Kampar. Hal ini di sebabkan Kebutuhan Hidup Layak bulanan Kabupaten Kampar jauh melebihi Upah Minimum yang ada. Kondisi ini berarti bahwa upah yang di peroleh oleh buruh belum bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup bulanan mereka. Situasi ini memaksa mereka untuk mencari kerja sampingan agar bisa memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan biaya sekolah bagi anak-anak mereka. Iklim Ketenagakerjaan yang belum dapat mendorong penciptaan kesempatan kerja. Upaya pemerintah untuk menyempurnakan peraturan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
berkaitan
dengan
pengupahan,
pesangon,
pekerja
kontrak
serta
outsourcing belum dapat diwujudkan. Selanjutnya keseimbangan antara kebutuhan investasi dalam jangka menengah/panjang, dan memenuhi kebutuhan pekerjaan bagi penganggur yang menginginkan pekerjaan yang baik, termasuk mengupayakan agar pekerja tetap memperoleh
hak
pesangon
yang
wajar
belum
tercapai.
Upaya
untuk
mencapai
keseimbangan antara penciptaan kesempatan kerja dan jaminan sosial pekerja menjadi tantangan dalam rangka menyempurnakan peraturan ketenagakerjaan. Masih lemahnya perundingan antara serikat pekerja dan pengusaha. Lemahnya perundingan antara serikat pekerja dan pengusaha menjadi suatu kendala dan persoalan tersendiri karena dapat menghambat tercapainya suatu kesepakatan kerja bersama antara pekerja dan pengusaha. Pemerintah berperan untuk memfasilitasi organisasi pengusaha dan pekerja agar kapasitasnya dapat menjadi kuat untuk merespon kebutuhan para anggotanya. Peran pemerintah adalah mendorong terciptanya perundingan yang baik antara pekerja dan pemberi kerja, agar tercapai hubungan industrial yang harmonis. Menjadi sebuah tantangan adalah meningkatkan posisi tawar pekerja dalam melakukan perundingan yang baik agar dicapai suatu kesepakatan.
IV-‐36 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi belum berkualitas. Lembaga-‐lembaga pelatihan yang ada masih terbatas kapasitasnya dalam melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi. Keterbatasan prasarana, peralatan, sarana pelatihan dan kapasitas sumber daya manusia mengurangi kemampuan lembaga-‐lembaga pelatihan untuk memberikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Penyelenggara pelatihan kerja belum banyak yang mengembangkan standar kompetensi kerja nasional yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Sebaliknya lembaga-‐lembaga pelatihan kerja yang telah menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi belum memiliki suatu kriteria dan standar yang lazim digunakan untuk lembaga pelatihan berbasis kompetensi. Jalur pembinaan dan pengembangan SDM ini, masih menghadapi masalah yang sangat mendasar, yaitu adanya mismatch antara bidang kejuruan, mutu dan kuantitas yang dibutuhkan pasar kerja dengan yang dihasilkan oleh lembaga pelatihan kerja. Ketimpangan ini dapat pula terjadi karena sistem pelatihan kerja belum berorientasi pada demand driven, diikuti lemahnya relevansi dan koordinasi di antara lembaga/intitusi terkait yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelatihan kerja. Masalah-Masalah Bidang Ketenagakerjaan: 1.
Pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sebanding dengan dengan kesempatan kerja yang tersedia.
2.
Lowongan kerja yang tersedia tidak semuanya bisa terisi, hal ini disebabkan karena persyaratan jabatan yang tidak sesuai dengan kemampuan pencari kerja.
3.
Masih adanya kasus PHI, mogok, unjuk rasa dan PHK.
4.
Belum
optimalnya
perlindungan
ketenagakerjaan,
karena
kurangnya
tenaga
pengawas ketenagakerjaan. 5.
Sistim koordinasi dan informasi yang masih lemah diantara aparat terkait.
6.
Belum semua Pengendalian Kegiatan dan Pelaku aktifitas ditunjang dengan sarana mobilitas dalam menunjang pelaksanaan kegiatan.
Isu-isu Strategis Bidang Ketenagakerjaan: 1.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan disesuaikan dengan pasar kerja.
2.
Meningkatkan kerja sama antar dunia usaha dengan sekolah-sekolah kejuruan.
3.
Meningkatkan perlindungan tenaga kerja melalui jamsostek, dan Upah minimum Kabupaten (UMK).
4.
Mengusulkan pendidikan tenaga pengawas ke Kementrian tenaga kerja RI.
IV.1.13. Ketahanan Pangan Urusan Ketahanan Pangan dilaksanakan sebagai urusan tersendiri mulai Tahun 2009 dengan terbentuknya Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan sesuai dengan Perda No 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kampar. Tahun-tahun sebelumnya urusan ketahanan pangan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Hal ini disebabkan karena adanya penerapan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐37
Daerah dan PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota sebagai dasar hukum pembentukan SKPD Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kampar. Kebijakan pembangunan ketahanan pangan diarahkan pada peningkatan pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan pengelolaan potensi pangan secara optimal. Struktur ekonomi Kabupaten Kampar yang saat ini lebih didominasi oleh sektor perkebunan menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan terutama kaitannya dalam meningkatkan ketahanan pangan daerah adalah menurunnya luas lahan bagi pengembangan tanaman pangan seperti padi. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar kebutuhan beras di Kabupaten Kampar di penuhi dari luar daerah. Selain itu, sektor pertanian yang cendrung monokultur pada komoditi kelapa sawit menyebabkan pengembangan diversifikasi tanaman pangan yang mampu meningkatkan ketahanan pangan daerah menjadi lebih sulit untuk diwujudkan. Jika alih fungsi lahan tanaman pangan terus terjadi dan usaha pemerintah daerah dalam upaya mencegah terjadinya alih fungsi tersebut masih lemah, maka pada masa mendatang di Kabupaten Kampar akan terjadi kewawanan pangan yang berakibat pada kurangnya gizi masyarakat dan terbatasnya supply kebutuhan pokok masyarakat di daerahnya. Masalah-Masalah Bidang Ketahanan Pangan: 1.
Masih kurangnya data pendukung dan kesadaran masyarakat akan perlunya pengembangan dana PMUK untuk desa mandiri akses pangan.
2.
Masih kurangnya data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan rumusan kebijakan ketahanan pangan.
3.
Masih kurangnya data pendukung peta rawan pangan dan gizi serta kemampuan SDM petugas kecamatan.
4.
Masih sulitnya mengubah ketergantungan pola konsumsi pangan.
Isu-isu Strategis Bidang Ketahanan Pangan: 1.
Menghimpun data serta permasalahan yang ada di desa mandiri pangan serta melaksanakan pembinaan & pelatihan.
2.
Mengakses data serta selalu berkoordinasi dengan anggota Dewan Ketahanan Pangan.
3.
Perlu diadakan pelatihan pemetaan rawan pangan serta pengumpulan data yang dibutuhkan secara periodik.
4.
Masyarakat terus diberikan sosialisasi pentingnya diversifikasi pangan.
IV-‐38 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
IV.1.14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik perempuan maupun laki-laki, merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional. Upaya tersebut mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak di dalam kandungan hingga akhir hayat. Untuk itu, pembangunan nasional selayaknya memberikan akses yang memadai bagi orang dewasa dan anak-anak juga serta adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan, serta turut mempunyai andil dalam proses pengendalian/kontrol pembangunan. Selain itu, pembangunan nasional harus memegang prinsip pemenuhan hak asasi manusia yang salah satunya tercermin dalam pencapaian keadilan dan kesetaraan gender serta hak-hak reproduksi dan pemenuhan hak-hak anak. 1.
Belum terjaminnya keadilan gender dalam berbagai perundang-undangan, program pembangunan, dan kebijakan publik.
2.
Perlindungan perempuan dari berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan juga masih belum memadai.
3.
Masih banyaknya hukum dan peraturan perundang-undangan yang bias gender, diskriminatif terhadap perempuan, dan belum peduli anak.
Masalah-Masalah Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: 1.
Masih rendahnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, selain itu masih adanya berbagai bentuk praktek-praktek diskriminasi ter-hadap perempuan yang kadang-kadang muncul tanpa disadari;
2.
Kesenjangan partisipasi politik perempuan, dan kesetaraan gender yang bersumber dari ketimpangan struktur sosio-kultural masyarakat yang bias gender. Dalam konteks sosial, kesenjangan ini mencermin-kan terbatasnya akses sebagian besar perempuan terhadap layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih tinggi, keterlibatan dalam kegiatan publik dan politik secara lebih luas dan merata;
3.
Meningkatnya perlakuan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak-hak asasi manusia. Meskipun banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, seperti penyebaran informasi dan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, tetapi semua upaya tersebut belum cukup untuk menekan perlakuan tindak kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan dan anak;
4.
Belum tersedianya data dan informasi yang akurat, terutama kasus-kasus tindak kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan dan anak yang tidak dilaporkan, dengan anggapan bahwa masalah tersebut adalah masalah domestik keluarga yang tidak perlu diketahui oleh orang lain, termasuk dalam hal ini adalah masalah kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga. Namun dari sejumlah kasus yang terjadi menunjukkan bahwa jumlah kasus kekerasan terus meningkat, kekerasan seksual merupakan kasus yang seringkali terdengar, khususnya kepada perempuan di bawah usia 18 tahun;
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐39
5.
Belum optimalnya upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap perempuan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya partisipasi perempuan dalam proses pembangunan, dan banyaknya kegiatan pembangunan yang belum sepenuhnya peduli terhadap perempuan.
6.
Banyaknya
hukum
dan
peraturan
perundang-undangan
yang
bias
gender,
diskriminatif perempuan, dan belum peduli terhadap anak; 7.
Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan rendahnya partisipasi masyarakat.
Isu-isu Strategis Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: 1.
Memperluas jaringan dan pemahaman tentang gender dan KDRT ditingkat kecamatan melalui vocal point.
2.
Sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
3.
Peningkatan peran perempuan dalam setiap program dan kegiatan yang ada di SKPD.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Keluarga Berencana (family planning) merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan keluarga yang berkualitas melalui program kependudukan. Upaya-upaya tersebut dianggap berhasil bila diikuti dengan adanya pemberdayaan keluarga lainnya seperti peningkatan kualitas penduduk, perumahan ekonomi dan lain-lain. Permasalahannya adalah, sejauh mana upaya perwujudan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dapat terwujudkan melalui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh keluarga itu sendiri, mengingat bahwa pembangunan pada umumnya mempunyai muatan ekonomi yang cukup besar dari pada muatan sosial, sehingga dapat mempengaruhi pola hidup masyarakatnya. Pelaksanaan Program KB masih diharapkan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk yang secara signifikan akan berpengaruh terhadap potensi peningkatan kesejahteraan. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih menghadapi berbagai masalah antara lain mangement pelaksanaan program, masih rendahnya tingkat kesertaan KB secara mandiri, tingkat kebutuhan masyarakat yang masih sangat perlu ditingkatkan, berkembangnya tuntutan masyarakat tentang pelayanan Keluarga Berencana dan tuntutan kualitas pelayanan dan jaminan ketersediaan alat kontrasepsi serta pengayomannya. Masalah-Masalah Bidang Keluarga Berencana: 1.
Terbatasnya akses pelayanan KB termasuk pelayanan gratis bagi kelompok keluarga miskin dan keluarga rentan lainnya;
2.
Menurunnya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam program KB yang berpengaruh terhadap berkurangnya partisipasi dan kesertaan masyarakat dalam mendukung dan menyelenggarakan pelayanan program di lapangan;
3.
Menurunnya penyelenggaraan kegiatan advokasi serta komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) melalui berbagai media dan metode, sehingga masalah perubahan
IV-‐40 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
pandangan para pemangku kebijakan (stake-holders) di daerah tentang program KB menjadi salah satu kendala pelaksanaan desentralisasi program KB di daerah; Isu-isu Strategis Bidang Keluarga Berencana: 1.
Terbatasnya kemampuan pengelola dan pelaksana program terutama di tingkat lini lapangan yang mengakibatkan melemahnya pembinaan program di lapangan, khususnya dalam pembinaan jejaring operasional di lapangan;
2.
Masih lemahnya ketahanan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan kualitas kehidupan, yang ditandai oleh lemahnya pembinaan keluarga berkaitan pembinaan tumbuh kembang anak dan rendahnya keluarga akseptor miskin yang dapat mengakses sumber permodalan untuk meningkatkan usaha ekonomi produktif keluarga;
3.
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hak-hak reproduksi yang ditandai dengan permasalahan persalinan terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu sering;
4.
Rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB.
IV.1.15. Perhubungan Fungsi sarana dan prasarana sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi ditunjukkan pada peran transportasi yang dapat memungkinkan orang, barang, dan jasa diangkut dari satu tempat ke tempat lain, serta peran jaringan komunikasi dan informatika yang memungkinkan pertukaran informasi secara cepat (real time) menembus batas ruang dan waktu. Peranan perhubungan sangat penting, baik dalam proses produksi maupun dalam menunjang distribusi komoditi ekonomi dan ekspor. Perhubungan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman dan efisien serta mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah. Ketersediaan alat angkutan umum dan sarana prasarana perhubungan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam aktivitas
kehidupan
sosial
dan
ekonomi
merupakan
tujuan
pembangunan
bidang
perhubungan. Salah satu indikator penyelenggaraan Urusan Perhubungan adalah banyaknya perusahaan dan kenderaan angkutan kota/ pedesaan sebagaimana tabel berikut : Tabel 21 Jumlah Kenderaan Angkutan Darat Bermotor Menurut Jenis Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar JENIS KENDERAAN Bis Oplet Pick Up Truk Sepeda Motor Jumlah
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010*
0 9 249 338 25,610 26,206
2,215 114 1,203 1,269 38,308 43,109
3,557 622 1,420 2,491 56,659 64,749
4,270 800 1,913 3,116 70,953 81,052
5,338 998 2,329 3,811 82,289 94,764
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi, 2010
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐41
Jumlah kenderaan angkutan darat bermotor di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2010 adalah 94.764 kenderaan, meningkat sebanyak 68.558 unit atau meningkat 261% dibanding tahun 2006. Dari 94.764 jumlah kenderaan tahun 2010, jenis kenderaan yang mendominasi adalah sepeda motor sebanyak 82.289 unit (86,84%). Berdasarkan jumlah peningkatan masing-masing jenis kenderaan angkutan darat bermotor dapat disimpulkan bahwa semua jenis kenderaan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini mungkin dikarenakan angka pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, sehingga kebutuhan akan angkutan darat bermotorpun semakin banyak. Masalah-Masalah Bidang Perhubungan: 1.
Terbatasnya sarana transportasi serta rambu-rambu jalan. Kondisi yang demikian belum mampu memberikan pelayanan standard minimal, terutama di bidang lalu lintas angkutan jalan.
2.
Belum
terpenuhinya
tuntutan
masyarakat
pengusaha
kendaraan
angkutan
penumpang umum dan barang terhadap tertib lau lintas dan bongkar muar barang dalam wilayah Kota. 3.
Terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana petugas operasional lapangan.
4.
Terbatasnya prasarana serta belum terwujudnya transportasi yang terpadu, sehingga belum mampu memberikan pelayanan yang optimal pada masyarakat luas.
5.
Kurang lancarnya pelayanan angkutan jalan secara terpadu karena keterbatasan prasarana, seperti keberadaan terminal yang belum efektif.
6.
Masih rendahnya disiplin masyarakat pengguna jalan, serta penegakan hukum masih belum optimal.
7.
Peran serta swasta yang masih terbatas.
8.
Kondisi transportasi air yang memanfaatkan Sungai Kampar sebagai prasarana utamanya, sebagai dampak dari keterbatasan Sungai Kampar terkait dengan masalah lingkungan.
9.
Belum meratanya prasarana dan sarana sebagai akibat kondisi geografis yang luas dan sulit dijangkau.
Isu-isu Strategis Bidang Perhubungan: 1.
Melakukan inventarisasi data jalan, rambu lalu lintas sebagai dasar perencanaan kegiatan urusan perhubungan.
2.
Membangun sub terminal pendukung pelayanan angkutan umum.
3.
Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mengurangi kemacetan di berbagai titik jalan di Kabupaten Kampar.
4.
Memenuhi kebutuhan fasilitas lalu lintas secara bertahap sesuai prioritas.
5.
Mengupayakan penambahan biaya pemeliharaan fasilitas lalu lintas.
IV-‐42 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
IV.1.16. Komunikasi dan Informatika Dewasa ini peranan telekomunikasi dan informatika semakin penting dalam kehidupan manusia. Sebagai mahluk sosial manusia akan selalu berusaha untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Masyarakat Kabupaten Kampar sebagai bagian dari masyarakat dunia juga melakukan komunikasi mulai dari skala lokal, regional, nasional maupun internasional. Alat komunikasi yang digunakan pun terus berkembang, mulai dari surat pos, radio, televisi rumah, handphone, hingga saat ini telah ada jaringan internet. Semakin berkembangnya alat komunikasi yang terdapat di Kabupaten Kampar tersebut menjadikan semakin banyak pilihan yang dapat dilakukan untuk mengirim dan memperoleh informasi. Dalam menyebarluaskan hasil-hasil pembangunan pemerintah daerah diantaranya memanfaatkan jaringan internet dengan membangun web milik pemerintah daerah. Berbagai kemudahan tersebut ternyata selain berdampak positif juga ada yang berdampak negatif terhadap proses pembangunan dan pembentukan karakter generasi muda di Kabupaten Kampar. Kemajuan teknologi seperti handphone dan internet sering kali disalh gunakan untuk kegiatan kejahatan, asusila, maupun pornografi. Jika hal tersebut tidak segera diantisipasi dan perkembangan telekomunikasi dan informatika di daerah tidak segera ditertibkan dikhawatirkan dapat merusak dan menularkan nilai-nilai agama dan budaya daerah yang tertanam dalam jiwa masyarakat di Kabupaten Kampar. Pelayanan data dan informasi bagi masyarakat dilaksanakan melalui situs resmi Pemerintah Kabupaten Kampar yaitu www.kamparkab.go.id. Statistik pengguna web site kamparkab. go.id selama 1 tahun terakhir disajikan sebagai berikut : Tabel 22 Usage Statistics for kamparkab.go.id Summary by month MONTH Jan 2010 Des 2009 Nov 2009 Okt 2009 Sept 2009 Agust 2009 Juli 2009 Juni 2009 Mei 2009 April 2009 Maret 2009 Feb 2009 TOTAL
DAILY AVG
MONTHLY TOTALS
HITS
FILES
PAGES
VISITS
SITES
15774
13781
4234
386
3616
KBYTES 4911124
VISITS 5027
PAGES 55046
FILES 179160
HITS 20564
20129
17822
5658
432
6909
15256291
13407
175424
552508
624010
23553
21121
5700
436
7534
19510414
13086
171001
633641
706617
18613
16524
3383
403
7314
11062434
12496
104892
512269
577016
14415
12950
3404
224
4439
9820314
6729
102138
388519
432479
10231
8496
3568
293
5693
8467536
9095
110611
263383
317182
10039
8358
4509
210
3546
7833478
6520
139800
259127
311222
11714
8449
4133
233
3421
6244579
5830
103333
211237
292853
13153
7994
4326
272
3879
11924457
5988
95179
175882
189373
9665
7503
4230
241
4089
11757520
7258
126902
225094
289957
7097
5565
1982
198
3728
7041594
6153
61457
172541
220034
5404
3883
987
133
2042
3655463
3723
27649
108744
151325
117485204
95321
1273432
3682105
4417132
Sumber: www.kamparkab.go.id
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐43
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pengunjung website kamparkab.go.id selama 1 tahun pada Feb 2009 s/d Jan 2010 berjumlah 93.321 pengunjung. Jumlah pengunjung terbanyak pada bulan Oktober, November dan Desember. Bila dilihat dari jumlah bulanan dan tahunan, jumlah pengunjung untuk website kampar masih sangat sedikit, hal ini mungkin dikarenakan updating informasi yang kurang intensif dan sajian informasi yang dikemas kurang menarik. Masalah-Masalah Bidang Kominfo: 1.
Keterbatasan sarana dalam mendukung E-government;
2.
Kurangnya koordinasi antar Unit Pengolah data fungsional dengan Pusat Data;
3.
Belum terbangunnya aplikasi program strategis dan terintegrasi.
Isu-isu Strategis Bidang Kominfo: 1.
Membangun sarana dan prasarana dalam upaya mendukung E- Goverment
2.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan agar terdapat koordinasi antara unit pengolah data atau client dengan pusat data atau server.
3.
Membangun aplikasi programyang strategis dan terintegrasi di kabupaten Kampar dalam rangka mendukung pembangunan Kabupaten Kampar.
IV.1.17. Pertanahan Peruntukan tanah di Kabupaten Kampar dituangkan dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW). Luas peruntukan tanah diterjemahkan dalam luas fungsi kawasan yang terdiri dari luas fungsi pada kawasan lindung dan kawasan budidaya yang dihitung secara digital sesuai kriteria kawasan. Adapun data luas fungsi kawasan menunjukkan bahwa tanah sebagai fungsi sosial dan hak ulayat diakui negara dalam UUPA sebagai hak bersama masyarakat setempat (hak komunal), sering dikuasai oleh pengusaha besar, sehingga selalu menimbulkan konflik sosial yang akan menghambat upaya pemberdayaan masyarakat. Hal yang sangat strategis dan perlu ditinjau kembali adalah penataan, pengukuran, pemetaan dan peruntukan lahan melalui penataan ruang. Melalui penatagunaan tanah yang benar akan dapat dilaksanakan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, sehingga salah satunya menghasilkan peta kepemilikan tanah masyarakat. Di samping itu, melalui penatagunaan tanah juga akan diketahui perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasannya. Kehidupan sebagian besar masyarakat Kbupaten Kampar menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Tanah ya ng digunakan untuk lahan pertanian merupakan asset produktif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Semakin sulitnya kebutuhan lahan untuk areal pertanian dan lebih banyak di kuasai oleh perusahaan pemegang HGU menyebabkan nilai tanah Kabupaten Kampar terus meningkat. Disisi lain, masih lemahnya sistem administrasi pertanahan menyebabkan sering timbul permasalahan sengketa lahan di tengahtengah masyarakat.
IV-‐44 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Tabel 23 Jumlah Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah Tahun 2006-2009 NO
KEPEMILIKAN
1 2 3 4
Hak Milik Hak Pakai Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Jumlah
2006
2007
2008
2009
5,172 0 525 0 5,697
6,207 1 312 0 6,520
5,148 0 227 0 5,375
1,489 9 0 12 1,510
Sumber : BPS Kab Kampar 2010
Jumlah penerbitan sertifikat hak milik atas tanah dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada Tahun 2006 terdapat 5,172 penerbitan hak milik sedangakan Tahun 2009 hanya sebanyak 1,489. Sedangkan hak guna usaha sejak Tahun 2006 tidak ada di terbitkan, pada Tahun 2009 terdapat 12 penerbitan terhadap hak guna usaha. Masalah-Masalah Bidang Pertanahan: 1.
Sistem administrasi pertanahan yang belum sepenuhnya efektif dan efisien.
2.
Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi di bidang pertanahan.
3.
Belum seluruh tanah asset milik Pemda bersertifikat.
4.
Belum seluruh batas desa dan kecamatan tertata secara definitif sehingga sehingga menimbulkan konflik-konflik batas dan pertanahan.
5.
Kurangnya kemampuan pemerintah daerah mengelola tertib administrasi pertanahan terutama proses sertifikasi yang terlalu lama dan biaya yang cukup tinggi;
6.
Masyarakat kurang memiliki kemampuan dana untuk mengurus sertifikasi atau kurangnya kesadaran masyarakat akan arti penting status kepemilikan tanah dan batas-batas tanah, serta kurangnya kesadaran hukum masyarakat, sehingga sering terjadinya penyerobotan dari pihak lain yang dapat menimbulkan sengketa
Isu-isu Strategis Bidang Pertanahan: 1.
Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan intansi terkait dalam rangka tertib administrasi pertanahan.
2.
Meningkatkan pengamanan aset tanah pemda dengan sertifikasi dan pemasangan plang kepemilikan.
3.
Meningkatkan kemampuan SDM yang menangani urusan pertanahan sehingga lebih efektif dan efisien.
4.
Melaksanakan percepatan penyelesaian batas Desa, kecamatan amupun kabupaten secara berkelanjutan.
5.
Menginformasikan kepada camat untuk segera menginventarisasi sertifikasi tanah masyarakat (miskin).
6.
Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah pada masyarakat melalui penegakan hukum pertanahan yang adil dan transparan secara konsisten.
7.
Mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengadaan tanah untuk kepentingan
umum,
administrasi
pertanahan
yang
transparan
dan
hak-hak
masyarakat apabila tanah masyarakat diperlukan untuk kepentingan umum.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐45
8.
Pemerintah daerah dan kecamatan melaksanakan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di daerah perbatasan tentang wilayah administrasi yang menjadi wilayah administrasi masyarakat setempat
IV.1.18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pembangunan Politik di Kabupaten Kampar secara umum sudah semakin baik, terbukti dengan adanya Pemilukada yang bersih dan demoktratis yang sudah mengarah pada arah yang benar. Demikian pula dengan animo masyarakat berpolitik melalui politik cukup tinggi, seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat yang semakin kritis. Banyak lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai mitra pemerintah sebagai monitoring kegiatan pemerintahan memberi angin baru dalam proses demokrasi saat ini dan kedepannya. Artinya dalam bersikap dan memutuskan kebijakan yang bersifat publik, Pemerintah dapat bergandengan tangan dengan LSM untuk mengetahui kehidupan masyarakat yang sebenarnya supaya kebijakan yang diambil dan dibuat dapat tepat sasaran dan berguna bagi masyarakat tanpa merugikan masyarakat sedikit pun. Jika hal ini sudah terpenuhi akan berpengaruh pada kehidupan politik untuk mewujudkan proses demokratisasi kedepan. Dari data Bakesbang Linmas kabupaten Kampar, tidak ada satupun partai politik yang bermasalah khususnya saat Pemilukada sementara itu proses Pemilukada sudah sesuai dengan prosedur dan yang seharusnya. Ini sebagai pertanda bahwa mayoritas masyarakat kabupaten Kampar sudah semakin mengetahui dan memahami nuansa politik dan semakin membelajarkan diri untuk mengetahui tentang bagaimana memposisikan diri dalam arena demokrasi dan kehidupan politik yang sehat. Masalah-Masalah Bidang Kesbangpol: 1.
Belum optimalnya peran organisasi partai politik, ormas dan LSM
2.
Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan arti penting kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3.
Masih adanya pengaruh/penyalahgunaan narkoba dan barang –barang terlarang
4.
Masih terdapat daerah rawan bencana dan kejadian kebakaran
5.
Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM
di Kantor Satpol PP dan Kantor
Kesbangpollinmas 6.
Kurangnya sosialisasi perda dan keputusan kepala daerah.
7.
Pembinaan dan pengawasan oleh pelaksana perda yang belum maksimal.
8.
Sejumlah Perda dalam ketentuan pidana mencantumkan ancaman
9.
Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan, sehingga dalam pemberkasannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
Isu-isu Strategis Bidang Kesbangpol: 1.
Mendorong berkembangnya demokrasi untuk mewujudkan kehidupan sosial politik dan sosial masyarakat yang kondusif.
IV-‐46 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
2.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.
Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat/ anggota satlinmas dalam menanggulangi bencana, dalam penyalahgunaan narkoba dan dalam kehidupan secara luas.
4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Kantor Satpol PP dan Kantor Kesbangpollinmas.
5.
Mengintensifkan sosialisasi perda dan keputusan kepala daerah.
6.
Kegiatan pengawasan umum dengan memberikan penjelasan perda dan teguran lisan/tertulis apabila terjadi pelanggaran.
7.
Koordinasi dengan dinas terkait untuk mengusulkan Revisi/Amandemen ketentuan ancaman pidana dalam Perda menjadi ancaman pidana kurungan 3 (tiga) bulan, sehingga dapat dilaksanakan dengan proses pemeriksaan cepat (tipiring).
IV.1.19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Salah satu program strategis yang telah digulirkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah Provinsi Riau adalah pengguliran kebijakan otonomi desa, pemerintah telah membuat aturan yang terkait dengan kebijakan tersebut antara lain pada Undang-Undang No.32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 72/2007 tentang Desa yang memuat aturan tentang implementasi otonomi desa. Kedua perundangan tersebut mengamanatkan perlunya desentralisasi kewenangan dan keuangan kepada desa dilakukan. namun dalam perjalannya, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten sepertinya belum memiliki keseriusan dalam mengimplementasi kebijakan otonomi desa tersebut, hal itu terlihat dari beberapa hal, seperti (1) belum adanya tata aturan yang dapat dipakai sebagai dasar legalitas implementasi kebijakan otonomi daerah, (2) belum adanya pemberian sebahagian kewenangan uang dimiliki oleh pemrintah kabupaten kepada Desa, serta (3) hak-hak keuangan desa belum diberikan secara utuh oleh pemerintah kabupaten, padahal menurut ketentuan perundangan, minimal 10% dana perimbangan yang diterima oleh pemerintah kabupaten dari pemerintah (setelah dikurangi gaji pegawai) wajib dikembalikan kepada desa, oleh desa dana tersebut dipakai untuk menggerakan dan melaksanakan pembangunannya secara mandiri. Kedepan,
sudah
pengguliran
seharusnya
kebijkaan
perencanaan
otonomi
desa,
pembangunan
artinya
daerah
perencanaan
dikaitkan
dengan
pembangunan
haruslah
mengakomodasi kebijakan otonomi desa, dengan memberikan hak-hak keuangan desa serta membagi kewenangan kepada desa. Banyaknya permasalahan birokrasi belum sepenuhnya teratasi dengan baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi Internal yang sangat perlu dibenahi oleh Pemerintah Kabupaten Kampar adalah berupa pelanggaran disiplin, penyalah gunaan kewenangan, rendahnya kinerja SDM dan kelembagaan aparatur, penempatan yang tidak sesuai dengan kompetensi,
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐47
rendahnya efisiensi dan efektifitas kerja, serta banyaknya praktek KKN yang sudah berurat dan berakar. Dari masalah internal ini sangat memberi dampak dan pengaruh kepada proses pengambilan keputusan kebijakan yang bersifat publik seiring dengan makin meningkatnya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, antara lain transparansi, akuntabilitas, dan kualitas. Dari hasil data yang diperoleh dari Inspektorat Kabupaten, pelanggaran disiplin ringan seperti tidak mengikuti apel, terlambat masuk kerja, pulang cepat menduduki tempat yang tertinggi. Namun untuk mengantisipasinya, Inspektorat kabupaten membuat kebijakan untuk absen pagi dan sore. Sedangkan untuk penyalah gunaan wewenang diselesaikan secara internal dengan cara surat teguran, namun jika hal ini juga tidak ada iktikat baik untuk diselesaikan, maka akan diteruskan ke ranah hukum untuk penyelesaiannya. Sampai Oktober 2010 hanya ada 1 kasus penyalah gunaan wewenang yang dalam tahap penyelesaian secara internal. Itu artinya untuk kasus pelanggaran disiplin dan penyalah gunaan wewenang angkanya sangat rendah dan relatif tidak ada. Namun dari sisi efektifitas dan efisiensi kerja ada ditemui seperti di Bakesbang Linmas, pada saat jam kerja aparat bisa merayakan HUT diluar kantor dengan membawa beberapa aparat lainnya hingga ruangan kosong dan sebelum jam kantor berakhir banyak yang sudah pulang atau menghilang hingga segala urusan dilanjutkan keesokan harinya. Begitu juga dengan penempatan yang tidak sesuai dengan kompetensi dan KKN, akhirnya membuat rendah kualitas kinerja serta pelayanan kepada masyarakat, sehingga tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan. Tabel 24 Capaian Produk Hukum Daerah 2007-2010 Kabupaten Kampar NO 1. 2. 3. 4. 5.
JENIS PERATURAN Peraturan Daerah Peraturan Bupati Keputusan Bupati MOU Perjanjian kerjasama
JUMLAH PRODUK HUKUM 2007
2008
2009
2010
2011*
22 60 672 6 8
11 39 463 4 4
28 44 374 4 9
11 47 297 16 8
15 26 201 1 2
Sumber : Bagian Hukum Setda Kab. Kampar, 2010
Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan sejak tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 sebanyak 87 Peraturan Daerah. Jumlah peraturan Bupati yang diterbitkan muali Tahun 2007 s/d Tahun 2011 sebanyak 216 peraturan, rata-rata Peraturan Bupati diterbitkan 47 Peraturan tiap tahunnya. Jumlah keputusan Bupati yang diterbitkan sejak Tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 2007 Keputusan, atau rata-rata 451 keputusan tiap tahunnya. Jumlah MOU yang dihasilkan sampai Tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 31 MOU atau rata-rata 7 MOU tiap tahunnya. Perjanjian Kerjasama yang dihasilkan Tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 31 perjanjian atau rata-rata 7 perjajian tiap tahunnya.
IV-‐48 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Masalah-Masalah Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm Keu Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian: 1.
Sosialisasi peraturan perundang-undangan tidak dapat dilaksanakan karena DPRD hanya dapat melakukan sosialisasi yang terkait dengan Raperda inisiatif DPRD, sedangkan sosialisasi peraturan perundangan lain merupakan tupoksi eksekutif.
2.
Belum optimalnya sistem informasi keuangan dan masih kurangnya komputer untuk mendukung adanya sistem informasi keuangan yang handal dan siap pakai dengan sistem on line ataupun off line dalam pengelolaan keuangan, dimulai dari penganggaran, penatausahaan, akuntansi sampai dengan pelaporan.
3.
Pelanggaran disiplin, penyalahgunaan kewenangan dan penyimpangan; rendahnya kinerja sumberdaya aparatur; sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan yang belum memadai; rendahnya efisiensi dan efektifitas kerja; rendahnya kualitas pelayanan umum; rendahnya kesejahteraan PNS; dan peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.
4.
Masih banyaknya konflik perbatasan yang terjadi baik antar desa maupun antar kecamatan.
Isu-isu Strategis Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm Keu Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian: 1.
Memberikan masukan untuk membuat draft Raperda inisiatif DPRD sehingga kegiatan sosialisasi dapat dilaksanakan
2.
Dilaksanakan pemeriksaan secara berkala (reguler)
3.
Mengoptimalkan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang merupakan sistem resmi dari BAKD.
4.
Penyelesaian konflik batas perlu diagendakan secepatnya untuk mengurangi bertambahnya konflik lain yang berada di wilayah-wilayah perbatasan.
IV.1.20. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pembangunan desa dalam jangka panjang ditunjukan untuk memperkuat dasar-dasar sosial ekonomi pedesaan yang memiliki hubungan fungsional yang kuat dan mendasar dengan kota-kota dan wilayah disekitarnya. Pembangunan desa dan pembangunan sektor yang lain di setiap pedesaan akan mempercepat pertumbuhan desa menjadi desa swasembada yang memiliki ketahanan disegala bidang dan dengan demikian dapat mendukung pemantapan ketahanan nasional. Dalam rangka mencapai tujuan itu, pembangunan desa diarahkan untuk mengembangkan sumber daya manusianya yang merupakan bagian terbesar penduduk Indonesia, dengan meningkatkan kualitas hidup, kemampuan, keterampilan dan prakarsanya, dalam memanfaatkan berbagai potensi desa maupun peluang yang ada untuk berkembang. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan, karena sebagian besar penduduk Kabupaten Kampar, yaitu sebesar ±60%, melakukan pertanian sebagai mata pencaharian, dan mereka tinggal di pedesaan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐49
Pembangunan atau pengembangan pedesaan (rural development), menurut Mosher (Mosher, 1969, hal.91) mempunyai tujuan; a) pertumbuhan sektor pertanian, b) integrasi nasional, yaitu membawahi seluruh penduduk suatu negeri ke dalam pola utama kehidupan yang sesuai, c) keadilan ekonomi, yakni bagaimana pendapatan itu dibagi-bagi kepada seluruh penduduk. Maksud dari pembangunan pedesaan adalah menghilangkan atau mengurangi
berbagai
hambatan
dalam
kehidupan
sosial-ekonomi,
seperti
kurang
pengetahuan dan keterampilan, kurang kesempatan kerja, dan sebagainya. Akibat berbagai hambatan tersebut, penduduk wilayah pedesaan pada umumnya miskin. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan pembangunan perdesaan perlu dipercepat dan ditingkatkan terutama
untuk
petani
melalui
penyediaan
prasarana
dan
sarana
pembangunan,
pembangunan sistim agribisnis, industri kecil dan kerajinan rakyat, pengembangan kelembagaan, penguasaan teknologi dan pemanfaatan sumberdaya alam. Masih banyak desa-desa di Kabupaten Kampar yang termasuk dalam kategori desa tertinggal, dimana sebagian besar penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Pada umumnya desa-desa tersebut merupakan desa tradisional yang terletak di pedalaman. Keterbatasan sarana dan prasarana merupakan permasalahan yang paling mendasar. Meskipun sesungguhnya pada desa-desa tersebut memiliki sumberdaya alam yang cukup potensial untuk dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Kekayaan alam tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia dan peralatan. Masalah-Masalah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa: 1. 2. 3.
Rendahnya kualitas personil aparat Pemerintah dan Lembaga Desa. Adanya kesenjangan antar Desa dalam pelaksanaan pembangunan. Terbatasnya sarana, prasarana, fasilitas dan kemampuan keuangan untuk penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 4. Masih rendahnya pemahaman masyarakat desa tentang peraturan perundang 5. Belum optimalnya peran kelembagaan masyarakat desa. 6. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengembangkan usaha. 7. Adanya kesenjangan pembangunan di desa-desa perbatasan dengan desa-desa di Kab/Kota lain. 8. Penanggulangan kemiskinan masih bersifat sektoral. 9. Peran PJOK dalam pelaksanaan PNPM belum optimal. 10. Belum optimalnya koordinasi antar sektor dalam rangka penanggulangan kemiskinan daerah. Isu-isu STrategis Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa: 1. 2. 3. 4. 5.
Peningkatan pembinaan kelembagaan masyarakat desa. Mengembangkan potensi swadaya masyarakat dan budaya gotong royong. Adanya tenaga pendamping yang profesional dari tingkat Kabupaten maupun kecamatan. Peningkatan bantuan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat desa. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program penanggulangan kemiskinan di tingkat kabupaten.
IV-‐50 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
IV.1.21. Sosial Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan salah satu prioritas pembangunan bidang sosial terutama perlindungan terhadap mereka yang termasuk ke dalam kelompok penduduk miskin dan rentan. Perlindungan dan kesejahteraan social di Indonesia diwujudkan dalam bentuk bantuan sosial dan jaminan sosial. Dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), Pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya, antara lain dengan memberikan bantuan dan jaminan sosial, meningkatkan pemberdayaan sosial, menyediakan sarana dan prasarana pelayanan dan rehabilitasi sosial, serta meningkatkan kemampuan dan keberdayaan mereka melalui
pendidikan.
Selanjutnya,
dalam
kaitan
pembangunan
kesejahteraan
sosial,
penanganan dan penyelesaian permasalahan sosial juga dilakukan melalui skema jaminan sosial berbasis asuransi. Pembangunan sosial yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah selama ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan social seperti kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, ketuna sosialan, keterpencilan, dan penanganan korban akibat kejadian bencana alam serta bencana sosial. Namun, ternyata pembangunan yang dilaksanakan masih dihadapkan pada sejumlah rintangan dan permasalahan penting seperti keterbatasan anggaran, kurangnya efektivitas pelaksanaan bantuan dan pelayanan jaminan sosial, luasnya cakupan pelayanan, kejadian bencana alam dan sosial atau perubahan kondisi ekonomi yang sulit diprediksi kejadiannya. Selain itu, pembangunan yang dilaksanakan menyisakan pula sejumlah persoalan khususnya pada perseorangan atau kelompok masyarakat yang terabaikan, kurang beruntung atau miskin, dan tidak dapat ikut menikmati hasil pembangunan secara layak. Strategi pokok dalam pembangunan kesejahteraan rakyat dilakukan dengan melibatkan berbagai potensi dalam masyarakat untuk bersama-sama menangani permasalahan sosial seperti masyarakat lanjut usia, penyandang cacat, tunasosial , serta anak jalanan. Pembangunan daerah merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat kabupaten Kampar yang dilakukan secara berkelanjutan, yang berdasarkan pada kemampuan daerah,
dengan
memperhatikan
memanfaatkan tantangan
kemajuan
perkembangan
ilmu
pengetahuan
global.
dan
teknologi
serta
Pelaksanaannya
mengacu
pada
kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal ditujukan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, berkeadilan, sejahtera, maju, mandiri, dan kukuh dengan kekuatan moral dan etikanya. Dengan demikian, membangun kesejahteraan rakyat merupakan agenda pembangunan yang penting dan strategis. Salah satu penyebab timbulkan masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Kampar diantaranya adalah Bencana Alam. Pada tahun 2010 jumlah PMKS dari korban bencana alam mencapai 23,47% dari seluruh jenis PMKS yang ada. Tingginya jumlah PMKS yang berasal dari korban bencana alam disebabkan karena seringnya kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Kampar. Data perkembangan kejadian Bencana Alam di Kabupaten Kampar tahun 2006 s/d 2010 dapa dilihat pada tabel berikut :
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐51
Tabel 25 Jumlah Kejadian Bencana Alam Menurut Jenis Bencana Tahun 2006-2010 NO 1 2 3 4
BENCANA Banjir Kebakaran Angin Topan Tanah Longsor
2006
2007
2008
2009
2010
72 0 1 1
69 9 0 0
9 10 2 0
74 31 19 0
1 37 3 0
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Kampar 2010
Sejak Tahun 2006 s/d 2010 jumlah kejadian bencana alam Banjir di Kabupaten Kampar telah terjadi sebanyak 224 kejadian, kebakaran 87 kejadian, angin topan sebanyak 25 kejadian dan tanah longsor 1 kejadian. Berdasarkan informasi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Kampar, korban bencana banjir pada tahun 2007 sebanyak 72 desa dari 15 kecamatan, tahun 2008 sebanyak 9 desa dari 3 kecamatan, tahun 2009 sebanyak 74 desa dari 14 kecamatan dan tahun 2010 hanya 1 kecamatan Tapung. Korban Bencana Banjir pada tahun 2007 sebanyak 9 rumah, tahun 2008 sebanyak 10 unit rumah, tahun 2009 sebanyak 31 rumah dan tahun 2010 sebanyak 37 unit rumah. Bencana alam putting beliung tahun 2007 tidak ada, tahun 2008 2 desa, tahun 2009 sebanyak 19 desa dan tahun 2010 sebanyak 3 desa. Masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Kampar yang semakin kompleks dan luas perlu diikuti oleh berfungsinya mekanisme pencegahan dan penanggulangan masalah yang cepat, tepat, dan berkelanjutan dengan cara menggali dan mendayagunakan modal sosial dalam masyarakat. Sampai dengan tahun 2010 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) yang tertangani di Kabupaten Kampar disajikan pada tabel berikut : Tabel 26 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (MPKS) yang Tertangani Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
JENIS PMKS Anak balita terlantar Anak terlantar Anak Nakal Anak Jalanan Anak Cacat Wanita Rawan Sosial Ekonomi Wanita Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia terlantar Penyandang cacat Tuna Susila Pengemis Gelandangan Bekas warga binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) Korban penyalahgunaan NAPZA Keluarga Fakir Miskin Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni Keluarga bermasalah sisial psikologi Komunitas adat terpencil Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Pekerja Migran Bermasalah Sosial Penyandang HIV/ AIDS (ODHA) Keluarga Rentan Jumlah
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Kampar 2010
IV-‐52 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
JENIS KELAMIN L
P
JUMLAH (JIWA)
3,650 30 22 207 2,182 1,122 18 11 40 77 4,331 2,365 13 5,941 311 351 20,671
3,765 37 25 230 5,701 17 2,303 1,324 50 10 8 7 13 7,337 2,750 14 5,945 104 323 29,963
7,415 67 47 437 5,701 17 4,485 2,446 50 28 19 47 90 11,668 5,115 27 11,886 415 674 50,634
Dari 50.634 jiwa PMKS yang ditangani, sebanyak 20.671 jiwa (40,82%) adalah laki-laki dan 29.963 jiwa (59,18%) adalah perempuan. Dilihat dari jenis PMKS yang ditangani, PMKS korban Bencana Alam yang paling banyak ditangani yakni sebesar 23,47%, diikuti dengan PMKS Keluarga Fakir Miskin sebesar 23,04%, anak terlantar 14,64%, Wanita rawan sosial ekonomi 11,26%, Keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni 10,10%, Lanjut Usia terlantar 8,86% dan penyandang cacat 4,85%. Masalah-Masalah Bidang Sosial: 1.
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang penanganan bekas penyakit kronis.
2.
Keterlambatan laporan bencana / pengajuan proposal dari lokasi ke Kabupaten
3.
Keterbatasan dana, sarana prasarana, dan SDM pelaksana kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial.
4.
Rendahnya kualitas penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Permasalahan penyandang cacat antara lain; kendala kemandirian, produktifitas dan hak untuk hidup normal, terutama akses ke pelayanan sosial dasar, terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial untuk berbagai jenis kecacatan, dan aksesibilitas pelayanan umum untuk mempermudah kehidupan mereka. Masalah ketunasosialan yang terdiri dari gelandangan dan pengemis serta tuna susila, selain disebabkan oleh kemiskinan juga diakibatkan ketidakmampuan individu untuk hidup dan bekerja sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
5.
Rendahnya kualitas manajemen dan profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial dan belum serasinya kebijakan kesejahteraan sosial di tingkat nasional dan daerah.
6.
Lemahnya penanganan korban bencana alam dan sosial. Korban bencana alam yang harus ditangani seperti korban akibat banjir, dan korban kerusuhan sosial dan sejenisnya. Persoalan bencana alam muncul karena terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia dan teknologi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya bencana alam. Selain itu masih adanya sikap mental sebagian warga masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah rawan bencana alam yang menghambat kelancaran penanganan bencana. Untuk penanganan masalah korban kerusuhan sosial/gejolak sosial (termasuk pengungsi lokal) perlu terus diupayakan agar terjaga kelangsungan hidupnya. Persoalan yang muncul adalah penempatan kembali korban kerusuhan sosial di lokasi asal maupun baru, masalah sosial psikologis dan kecemburuan sosial antara pendatang dengan penduduk setempat, dan keterlantaran anak di lokasi pengungsian.
Isu-isu Strategis Bidang Sosial: a. Masih terbatasnya pelayanan dan rehabilitasi sosial untuk anak telantar, lanjut usia telantar dan penyandang cacat telantar dan/atau berat. Negara berkewajiban menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial yang berkualitas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kapabilitas, harkat, martabat dan kualitas hidup penduduk miskin dan rentan, terutama sebagai PMKS. Selain itu, dalam menangani masalah kesejahteraan sosial, Pemerintah mengembangkan prakarsa dan peran aktif
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐53
masyarakat, mengembangkan sistem perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial, serta memperkuat ketahanan sosial bagi setiap warga Negara agar mereka memiliki kemampuan individual dan kelembagaan yang lebih tinggi dalam mengatasi masalah kesejahteraan sosial. b. Belum optimalnya pemberdayaan bagi fakir miskin dan komunitas adat terpencil (KAT). Upaya pemberdayaan sosial yang seharusnya meletakkan berbagai upaya untuk membangun kapasitas individu dan kelembagaan PMKS masih belum berjalan secara optimal. Keputusan bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh PMKS masih lebih banyak dilakukan oleh aparat pemerintah sehingga bantuan yang disediakan pemerintah seringkali tidak tepat sasaran atau tidak tepat guna.
IV.1.22. Kebudayaan Untuk menghadapi era globalisasi sesuai dengan posisi kabupaten Kampar, maka pembangunan bidang kebudayaan lebih diarahkan pada upaya untuk meminimalisasi pergeseran-pergeseran nilai-nilai yang akan berdampak kepada masyarakat. Perkembangan masyarakat yang sangat cepat sebagai akibat dari globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi memerlukan penyesuaian tata nilai dan perilaku. Dalam suasana dinamis tersebut, pengembangan kebudayaan diharapkan dapat memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional dan daerah yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Disamping itu, pengembangan kebudayaan dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai bangsa. Kabupaten Kampar memiliki keragaman suku dan budaya, selain memiliki budaya asli, yaitu budaya Melayu. Keberagaman suku dan budaya juga merupakan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa karena keberagaman itu merupakan aset daerah yang dapat menghasilkan devisa. Meskipun beragam, budaya Melayu memiliki darik tarik tersendiri karena mengandung falsafah hidup orang Melayu yang tidak ketinggalan oleh kemajuan zaman. Selain itu, penghargaan masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda dengan budaya Melayu merupakan hal yang kondusif bagi perkembangan budaya Melayu. Kondisi seperti ini perlu dipertahankan dan dikembangkan agar budaya Melayu tetap eksis, terutama dalam menghadapi perkembangan budaya secara global. Dalam rangka mendorong tumbuhnya ketahanan budaya dan meningkatkan kualitas budaya masyarakat maka perlu dilakukan dokumentasi, perlombaan dan penelitian terhadap aspekaspek nilai-nilai luhur budaya daerah seperti adat istiadat, pakaian, rumah adat, permainan anak dan masyarakat, serta tradisi-tradisi yang masih melekat pada kelompok masyarakat. Selain itu, perlu dilakukan penanaman dan penyebarluasan nilai-nilai budaya daerah kepada masyarakat terutama generasi muda dan siswa sekolah melalui berbagai penyuluhan dan lomba karya ilmiah serta pertemuan dan diskusi. Dengan dilaksanakan berbagai kegiatan tersebut diharapkan masyarakat makin sadar sehingga akan menggugah rasa kenersamaan dalam masyarakat dan pada gilirannya akan tumbuh rasa saling menghormati dan
IV-‐54 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
menghargai, dan menjauhkan diri dari segala ancaman pertentangan, pertikaian dalam masyarakat. Sisi lain yang perlu dijaga dan dikembangkan adalah tempat-tempat permainan rakyat, sanggar/teater, gedung sejarah dan bukti peninggalan masa lampau, adat istiadat yang bernuansa Melayu perlu terus mendapatkan perhatian, sehingga akan mempererat dan memperkokoh persaudaraan, dan aset-aset yang mempunyai nilai budaya daerah dapat dibanggakan oleh masyarakat dan tidak dilupakan oleh generasi yang baru berkembang. Masalah-Masalah Bidang Kebudayaan: 1.
Lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya, yang diperlihatkan dengan adanya gejala menguatnya orientasi kelompok, etnik, dan agama, yang berpotensi menimbulkan konflik sosial dan bahkan disintegrasi bangsa;
2.
Adanya krisis jati diri (identitas), yaitu adanya nilai-nilai sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa, semakin pudar bersamaan dengan menguatnya nilainilai materialisme;
3.
Kurangnya kemampuan bangsa dalam mengelola kekayaan budaya, salah satu contoh yang nyata adalah apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk dalam negeri yang masih rendah, karena keterbatasan informasi.
Isu-isu Strategis Bidang Kebudayaan: 1.
Dukungan yang lebih memadai dalam pengelolaan urusan kebudayaan baik dana, peningkatan kualitas SDM aparatur maupun koordinasi dengan instansi terkait.
2.
Peningkatan sosialiasi dan koordinasi dengan seniman seniwati Kabupaten Kampar untuk meningkatkan wadah kreatifitas seni dalam bentuk group/kelompok
3.
Menurunkan ketegangan dan segala bentuk ancaman konflik antara kelompok masyarakat;
4.
Pengembangan penerapan nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya nasional/daerah yang terwujud dalam setiap aspek kebijakan pembangunan;
5.
Meningkatkan pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya dan Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk daerahnya;
6.
Mengembangkan aspek sosial budaya masyarakat dalam rangka membangun dan mengembangkan nilai-nilai sosial baru yang berkenaan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia seperti pengembangan wawasan, etos kerja dan semangat berkarya;
7.
Peningkatan pengamalan kebudayaan dan adat istiadat sebagai identitas kebanggaan.
IV.1.23. Statistik Kabupaten Kampar dengan segala potensi daerah yang ada, memerlukan gambaran objektif pada berbagai bidang/sektor kehidupan masyarakatnya yang perlu diungkapkan secara transparan dalam bentuk data, sehingga berbagai peluang dan tantangan dalam mempersiapkan landasan bagi pembangunan daerah ini dapat dilakukan dengan baik dan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐55
terencana. Oleh karena itu informasi statistik yang lengkap, akurat dan komprehensif tidak hanya diperlukan oleh Pemerintah Daerah saja untuk memformulasikan berbagai kebijakan, tetapi juga bagi dunia usaha dalam memanfaatkan berbagai peluang investasi yang terbuka luas di daerah ini. Keberadaan informasi statistik yang lengkap dan terpecaya harus sesuai dengan perkembangan daerah saat ini karena sangat diperlukan dalam berbagai perencanaan pembangunan secara matang. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan kualitas dan lingkup cakupannya tetap menjadi perhatian dan prioritas utama di masa yang akan datang. Ketersediaan data pembangunan yang terbatas seringkali menjadi masalah ketika akan melakukan perencanaan pembangunan. Data statistik yang lengkap, akurat dan mutakhir merupakan suatu dasar bagi terwujudnya perencanaan pembangunan yang tepat sasaran. Dalam rangka kebutuhan data perencanaan seringkali pemerintah daerah akan berurusan dengan Badan Pusat Statistik. Hal ini terjadi mengingat belum tersedianya dengan baik data statistik yang dimiliki oleh Dinas, Badan maupun Kantor dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar. Masalah-Masalah Bidang Statistik: 1.
Terbatasnya sumberdaya manusia yang mengembangkan informasi statistik daerah,
2.
Terbatasnya kerja-sama institusi pemerintah/swasta dalam mendukung penyediaan data dan informasi yang dibutuhkan,
3.
Berbagai hasil penelitian dan pendataan belum sepenuhnya memberikan kontribusi pada dunia usaha dan masyarakat.
Isu-isu Strategis Bidang Statistik: Membangun kerjasama yang kuat dengan Badan Pusat Statistik dan membangun sistem data/informasi yang dapat di-update dan diakses oleh semua pihak secara on-line serta meningkatkan kemampuan dalam penyediaan data base, informasi dan data statistik lainnya yang berkualitas dengan tingkat akurasi dan validitas yang tinggi serta mutakhir, yang mampu diakses secara baik dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pemerintahan dan pembangunan.
IV.1.24. Kearsipan Terbatasannya sumber daya kearsipan menyebabkan beberapa arsip daerah belum dapat diarsipkan dengan baik. Permasalahan kearsipan di kabupaten Kampar antara lain meliputi terbatasnya sumber daya aparatur terutama tenaga kearsipan belum ada, masih banyak arsip-arsip daerah yang belum terkumpul dan masih kurangnya fasilitas penunjang kearsipan. Belum terarsipkannya beberapa dokumen penting daerah maupun nasional di kabupaten Kampar dikhawatirkan dapat menyebabkan hilangnya data kearsipan daerah. Padahal dokumen-dokumen yang belum diarsipkan tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelusuran terhadap arsip-arsip daerah baik yang terdapat di dalam maupun di luar daerah, meningkatkan sumber daya manusia kearsipan dalam mengelola kearsipan daerah.
IV-‐56 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Peningkatan kualitas data dan arsip sebagai dasar dalam menyusun perencanaan akan sangat ditentukan oleh kinerja pembangunan bidang arsip dan pusat data dalam menyiapkan: 1.
Perumusan dan perencanaan kebijakan teknis di bidang pengumpulan dan pengolahan data, pengelolaan sistem informasi, pengembangan teknologi dan kearsipan.
2.
Pelaksanaan pengumpulan data, pengelolaan sistem informasi dan pengembangan sistem informasi.
3.
Perumusan dan perencanaan kebijakan teknis di bidang kearsipan.
4.
Meningkatkan penyelenggaraan, pembinaan, pengolahan dan pengelolaan bidang kearsipan.
5.
Pelaksanaan akuisisi, pengolahan dan pelestarian arsip statis.
6.
Pembinaan terhadap tenaga fungsional Arsiparis.
Jika semua fungsi tersebut dijalankan dengan baik dalam pembangunan bidang arsip dan pusat data diharapkan akan dapat menciptakan sinergisitas antar lembaga dalam penyusunan
program,
pemerintahan,
pelaksanaan
pembangunan
dan
tugas
dan
pelayanan
fasilitasi
kepada
dalam
masyarakat.
penyelenggaraan Secara
bertahap
pemerintah telah melaksanakan program yang mendukung pengembangan kearsipan, antara lain melalui peningkatan program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Masalah-Masalah Bidang Kearsipan: 1.
Terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai sebagai media penyelamatan dan pelestarian arsip daerah;
2.
Terbatasnya mutu pelayanan sistem informasi kearsipan di lingkungan pemerintah maupun swasta/masyarakat;
3.
Kurangnya
koordinasi
antar
instansi/dinas
terkait
dalam
pengelolaan
dan
penyelamatan arsip daerah Isu-isu Strategis Bidang Kearsipan: 1.
Penambahan alokasi anggaran dalam rangka mengakomodir program pengarsipan yang belum dilaksanakan.
2.
Penambahan SDM dan ruangan dalam rangka menangani jumlah arsip yang terus bertambah.
3.
Perlunya
dukungan
semua
pihak
untuk
dapat
memberikan
dokumen/arsip
pemerintahan maupun arsip yang bernilai sejarah, sehingga terhimpunnya arsip dalam satu wadah dan terawat dengan baik. 4.
pemeliharaan rutin/berkala sarana pengolahan dan penyimpanan arsip, dan pemeliharaan rutin/ berkala arsip daerah
5.
Peningkatan pengelolaan, penyelamatan, dan pemeliharaan arsip-arsip daerah sebagai
bahan
perencanaan,
penyelenggaraan
dan
pertanggung-jawaban
pemerintah daerah.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐57
IV.1.25. Perpustakaan Meningkatnya minat baca masyarakat mulai dari daerah pedesaan sampai perkotaan merupakan suatu pertanda mulai membaiknya tingkat pengetahuan masyarakat. Karena dengan membaca akan banyak tahu dan kemudian akhirnya banyak ilmu. Perpustakaan memiliki peranan yang besar sebagai wadah dalam memberikan kemudahan kepada para pembaca untuk mndapatkan bahan – bahan buku bacaan. Permasalahan pembangunan bidang perpustakaan adalah masih terbatasnya sumber daya manusia dibidang perpustakaan, terbatasnya koleksi dan referensi buku, masih kurangnya fasilitas
penunjang
perpustakaan,
dan
kesadaran
anggota
perpustakaan
untuk
mengembalikan buku masih rendah. Urusan perpustakaan dilaksanakan sebagai urusan sendiri sejak Tahun 2009 dengan membentuk Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Kampar. Sebelumnya pelaksanaan urusan perpustakaan menjadi bagian dari urusan pendidikan. Budaya baca (reading society) dan budaya belajar (learning society) merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh perpustakaan. Berbagai upaya dilakukan oleh perpustakaan guna mewujudkannya. Dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap eksistensi sebuah perpustakaan, ketersediaan buku (bahan pustaka) dan keberadaan pengunjung perpustakaan merupakan faktor yang paling
dominan.
Meski demikian
tentunya
juga
banyak
faktor
lain yang
secara
langsung/tidak langsung ikut mempengaruhinya, terutama yang berpengaruh terhadap besar kecilnya pengguna perpustakaan. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Kampar dengan penduduk yang tersebar di berbagai wilayah, tugas perpustakaan memasyarakatkan budaya baca dan budaya belajar ke tengahtengah masyarakat juga semakin berat. Lembaga perpustakaan tidak dapat hanya mengandalkan pelayanan di Kantor Perpustakaan Daerah saja, jika mengharapkan terwujudnya kedua budaya tersebut ke tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya disamping menggelar pelayanan di Kantor Perpustakaan Daerah, bentuk pelayanan perpustakaan lain seperti perpustakaan keliling, perpustakaan desa / taman bacaan masyarakat, perpustakaan sekolah dan berbagai hal lain yang mendukung pemasyarakatan budaya baca dan budaya belajar, perlu diupayakan secara maksimal. Data perkembangan jumlah dan jenis buku yang ada di Perpustakaan Kabupaten Kampar Tahun 2005 s/d 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 27 Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Daerah Menurut Jenis Buku Tahun 2005-2009 Kabupaten Kampar KODE
JENIS BUKU
JUMLAH
0.00
Karya Umum (General)
100
Filsafat (Philosophy)
200
Agama (Religious)
2,093
300
Ilmu-Ilmu Sosial (Social Science)
2,878
400
Bahasa (Language)
2,643
500
Ilmu-ilmu Murni (Pure Science)
2,998
600
Ilmu-Ilmu Terapan (Application Science)
3,552
IV-‐58 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
357 607
KODE
JENIS BUKU
JUMLAH
700
Kesenian dan Olahraga (Art and Sport)
1,713
800
Kesusasteraan (Literature)
2,489
900
Sejarah dan Geografi (History ang Geography)
1,081
ROM
Buku-Buku Cerita (Stories)
-
JUMLAH TAHUN 2009
20,411
2008
14,473
2007
23,680
2006
22,228
2005
21,246
Sumber : BPS Kab. Kampar 2010
Masalah-Masalah Bidang Perpustakaan: 1.
Sarana danprasarana yang kurang memadai
2.
Kurangnya minat baca masyarakat.
3.
Terbatasnya jumlah pos perpusling karena banyak lokasi yang tidak terjangkau oleh bis keliling.
4.
Lemahnya SDM pengelola perpustakaan.
5.
Pengelolaan buku perpustakaan masih manual.
Isu-isu Strategis Bidang Perpustakaan: 1.
Meningkatkan sosialisasi tentang minat baca dan perpustakaan kepada masyarakat luas.
2.
Memberi kesempatan kepada lebih banyak masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan dengan menambah jam layanan.
3.
Mengusulkan kendaraan yang lebih kecil sehingga bisa menjangkau lokasi yang lebih terpencil (pedesaan).
4.
Meningkatkan kualitas
SDM pengelola perpustakaan dengan melaksanakan
bintek bagi pengelola perpustakaan. 5.
Mengupayakan terselenggaranya otomasi perpustakaan pada 2010. Otomasi layanan perpustakaan sangat dibutuhkan guna meningkatkan kualitas dan mempercepat layanan
perpustakaan.
Pengguna
perpustakaan
yang
ingin
meminjam/
mengembalikan buku yang mereka pinjam, tidak perlu pelayanan.
IV.2. URUSAN PILIHAN IV.2.1.1. Pertanian IV.2.1.1.1. Perikanan Meskipun Kabupaten Kampar tidak mempunyai laut, bukan berarti daerah ini tidak mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam sektor perikanan. Pengembangan perikanan di Kabupaten Kampar di bedakan menjadi dua, yaitu perikanan tangkap (nelayan) dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap meliputi perairan umum, dalam hal ini sungai, rawa dan danau. Sedangkan perikanan budidaya terdiri dari budidaya kolam dan keramba, dimana
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐59
jenis perikanan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini di Kabupaten Kampar. Upaya peningkatan produktifitas, efektifitas dan efisiensi manajemen usaha perikanan budidaya, dapat dikelola terpadu dengan ternak unggas sebagai diversifikasi usaha perkebunan serta usaha pertanian pangan dan hortikultura. Keberadaan rumah tangga perikanan dengan berbagai investasi-nya merupakan potensi sumberdaya perikanan yang sangat dominan dan faktor penentu dalam pelaksanaan program pengembangan usaha perikanan, oleh karenanya perlu dijaga stabilitas, dan semangat untuk berusaha, serta keterampilan penerapan teknologi pada Rumah Tangga Perikanan yang ada serta pengembangannya. Ketersediaan pasokan benih dan pakan serta pedagang langganan penjual ikan dari provinsi dan tetangga dekat juga merupakan potensi sumberdaya perikanan untuk menjaga stabilitas supply, kewaspadaan mutu pakan dan kualitas benih ikan, dalam meningkatkan gairah dan semangat Rumah Tangga Perikanan pelaku usaha perikanan serta menjaga nama baik dan kepercayaan bagi Kampar sebagai pemasok utama ikan air tawar hidup dan olahan. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu penyesuaian kebijakan program dengan kegiatan pengembangan usaha perikanan, dalam sistem dan manajemen yang berkelanjutan guna mencapai sasaran akhir adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan dengan income perkapita yang meningkat secara bertahap, kesempatan bekerja
dan
berusaha
masyarakat
yang
mendorong
peningkatan
investasi
perbankan/investor. Tabel 28 Produksi Perikanan Menurut Sektor Perairan (Ton) 2005-2009 Kabupaten Kampar Tahun TAHUN
AIR TAWAR
KOLAM
KERAMBA
JUMLAH
2005 2006 2007 2008 2009
1.393,20 971,00 998,00 808,30 799,00
9.755,68 10.194,48 12.108,44 12.325,31 14.135,15
730,76 4.858,15 6.548,53 6.972,28 9.015,46
11.879,64 16.023,63 19.654,97 20.105,89 23.949,61
Sumber : BPS Kab. Kampar 2010
Secara keseluruhan jumlah produksi perikanan sampai dengan tahun 2009 meningkat 12.069,97 ton atau rata-rata peningkatan 2.413,99 ton (20,32%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Air Tawar dari tahun 2005 s/d 2009 menurun 594,20 ton atau rata-rata penurunan 118,84 ton (8,53%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Kolam tahun 2005 s/d 2009 meningkat 4.379,47 ton atau rata-rata peningkatan 875,89 ton (8,98%) tiap tahunnya. Jumlah produksi perikanan pada sektor perikanan Keramba tahun 2005 s/d 2009 meningkat 8.284,70
ton
atau
rata-rata
peningkatan
1.656,94
ton
(226%%)
tiap
tahunnya.
Kecenderungan diatas menunjukkan bahwa budidaya ikan dengan keramba mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini dikarenakan program Dinas Perikanan yang setiap tahun melakukan pembinaan dan pengembangan perikanan pada usaha budidaya keramba.
IV-‐60 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
Masalah-Masalah Bidang Perikanan: 1.
Usaha penangkapan ikan masih secara tradisional (kurangnya penerapan teknologi), sehingga produksi yang diperoleh rendah, akibatnya pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi untuk hidup layak.
2.
Pengamatan nelayan menunjukan beberapa jenis ikan terancam punah, kondisi ini menunjukan sudah semakin kurnagnya keragaman jenis-jenis ikan yang terdapat disepanjang sungai Kampar.
3.
Pencemaran limbah dan kerusakan lingkungan sudah mempengaruhi daerah aliran sungai.
4.
Masyarakat yang melakukan usaha perikanan memiliki pendidikan dan keterampilan serta jiwa kewirausahaan yang relatif rendah, sehingga kurang mempunyai pandangan yang lebih maju untuk pengembangan usaha yang mereka lakukan agar mendatangkan produksi dan pendapatan.
5.
Lembaga pemasaran produksi pertanian (hasil tangkapan) dapat dikatakan belum efisien, karena relatif rendahnya harga ikan yang ditetapkan.
Isu-isu Strategis Bidang Perikanan: 1.
Perlunya pengembangan alat tangkap bagi nelayan dan pengembangan perikanan budidaya melalui pengembangan kolam dan keramba dengan penambahan anggaran.
2.
Masih sangat terbatasnya kualitas sumber daya manusia pengelola usaha perikanan.
IV.2.1.1.2. Pertanian Tanaman Pangan Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten Kampar dari Tahun 2006 – 2010, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar telah melakukan berbagai terobosan dalam bentuk program/kegiatan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang yang tertuang dalam rencana kegiatan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah. Sektor pertanian yang mengcakup tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutan berperan besar dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung ketahanan pangan daerah dalam memenuhi hak atas pangan dan penyumbang penerimaan devisa serta PDRB. Kabupaten Kampar di lihat dari kondisi geografisnya merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian. Meskipun demikian, Kabupaten Kampar masih dihadapkan oleh penurunan jumlah produksi padi dan palawija yang berdampak pada kekurangan beras. Hal ini lebih disebabkan oleh belum optimalnya pengelolaan potensi sumber daya lahan secara utuh. Sehubungan dengan itu kebijakan pembangunan pertanian baik lahan basah, rawah maupun lahan kering harus disesuaikan dengan paradigma pembangunan pertanian yang didukung sinergis dan revitalisasi fungsi jaringan guna mengembangkan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Untuk melihat potensi lahan sawah di Kabupaten Kampar Tahun 2010, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐61
Tabel 29 Potensi Lahan Sawah per Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO.
KECAMATAN
POTENSI
PEMANFAATAN
BELUM DIMANFAATKAN
1. Kampar Kiri 2. Kampar Kiri Hulu 3. Kampar Kiri Hilir 4. Kampar Kiri Tengah 5. Gunung Sahilan 6. XIII Koto Kampar 7. Bangkinang Barat 8. Salo 9. Tapung 10. Tapung Hulu 11. Tapung Hilir 12. Bangkinang 13. Bangkinang Seberang 14. Kampar 15. Kampar Timur 16. Rumbio Jaya 17. Kampar Utara 18. Tambang 19. Kampar Hulu 20. Perhentian Raja Jumlah
705 575 1.103 420 135 405 655 1.926 693 286 763 2.229 566 15 10.476
250 42 994 356 80 405 655 1.250 545 236 763 1.214 28 6.818
455 533 109 64 55 676 148 50 1.015 538 15 3.558
Sumber : Dinas Pertanian, Kabupaten Kampar 2010
Masalah-Masalah Bidang Tanaman Pangan: 1.
Masih tingginya serangan dan gangguan hama dan penyakit
2.
Terjadinya fungsi lahan tanaman pangan menjadi non pangan
3.
Kurangya tenaga kerja di sub sektor tanaman pangan
4.
Sistem pengairan tanaman pangan yang belum optimal
5.
Produksi pangan belum mencukupi kebutuhan penduduk
6.
Masih tingginya kehilangan produksi hasil pertanian khususnya tanaman padi
7.
Isu pertanian Tradisional di semua sub sektor yang ditandai: • Produkivitas yang rendah • Pengelolaan usaha subsisten • Investasi Infrastruktur Agribisnis • Limited Level of technology (pengembangan, penguasaan dan penerapan) • Upah murah dan Nilai Tukar Petani
8.
Isu konflik lahan pertanian
Isu-isu Strategis Bidang Tanaman Pangan: 1.
Perlunya sarana dan prasarana pengendalian hama dan penyakit tanaman terpadu
2.
Belum adanya PERDA yang mengatur alih fungsi lahan sesuai UU 41 tahun 2009 serta sosialisasi lahan pangan berkelanjutan.
3.
Perlunya sarana dan prasarana mekanisasi pertanian
4.
Peningkatan perbaikan jaringan irigasi dan ketersediaan cadangan air serta pompanisasi.
IV-‐62 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
5.
Peningkatan produksi melalui peningkatan mutu intensifikasi (perbaikan mutu lahan, pemupukan berimbang dan peningkatan indek pertanaman IP 200-300 serta perluasan areal penanaman
6.
Pembinaan penanganan pasca panen penggunaan alat mekanisasi pasca panen dan pembangunan lantai jemur.
7.
Penyusunan database pertanian terutama tanaman perkebunan: • Peningkatan produktivitas perkebunan karet dan sawit dan replanting • Pengelolaan dengan pendekatan agribisnis • Perbaikan infrastruktur agribinsis • Peningkatan kapasitas teknologi • Peningkatan upah seiring peningkatan produktivitas
8.
Perbaikan data pertanahan dan menstruktur kembali HGU dan pelepasan kelebihan HGU
IV.2.1.1.3. Perkebunan Jumlah petani yang terbanyak menurut jenis tanaman pada tahun 2009 adalah Petani Kelapa Sawit sebanyak 77.610 orang (43,71%), dan diikuti oleh petani Karet sebanyak 48.809 orang (27,49%), petani kelapa 44.624 orang (25,13%), Petani Pinang 3.587 orang (2,02%) dan petani gambir 2.121 orang (1,19%). Tabel 30 Jumlah Petani, Luas Tanaman dan Produksi Perkebunan Tahun 2009 Kabupaten Kampar JENIS TANAMAN
JUMLAH PETANI
LUAS AREAL
PRODUKSI (TON)
48,809 77,610 44,624 5 2,121 93 3,587 717 177,566
91,328 164,551 2,921 2 4,903 17 81 47 263,850
46,664 1,788,218 1,136 1 4,572 1 21 23 1,840,636
KARET KELAPA SAWIT KELAPA KEMIRI GAMBIR KOPI PINANG KAKAO Jumlah Sumber: Kampar Dalam Angka 2010
Jumlah petani yang terbanyak menurut jenis tanaman pada tahun 2009 adalah Petani Kelapa Sawit sebanyak 77.610 orang (43,71%), dan diikuti oleh petani Karet sebanyak 48.809 orang (27,49%), petani kelapa 44.624 orang (25,13%), Petani Pinang 3.587 orang (2,02%) dan petani gambir 2.121 orang (1,19%). Luas areal perkebunan terbesar menurut jenis tanaman perkebunan pada tahun 2009 adalah Kelapa sawit 164.551 Ha (62,37%), Karet 91.328 Ha (34,61%), Gambir 4.903 Ha (1,86%), Kelapa 2.921 Ha (1,11%), Pinang 81 Ha (0,03%) dan Kakao 47 Ha (0,03%). Jumlah produksi perkebunan menurut jenis tanaman sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut : Kelapa Sawit 1.788.218 ton (97,15%), Karet 46.664 ton (2,54%), Gambir 4.572 ton (0,25%) dan Kelapa 1.136 ton (0,06%).
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐63
Masalah-Masalah Bidang Perkebunan: 1.
Masih kurang keterampilan teknik penyadap petani karet.
2.
Pengetahuan penati yang rendah
3.
Dokumen database usaha perkebunan besar dan perkebunan yang belum lengkap
Isu-isu Strategis Bidang Perkebunan: 1.
Kualitas dan kuantitas SDM petugas yang tersedia masih terbatas, terutama belum adanya petugas pada masing-masing kecamatan dan desa yang potensial untuk pengembangan perkebunan, sehingga mengakibatkan kurangnya bimbingan dan penyuluhan kepada petani-perkebunan.
2.
Relatif besarnya jumlah kebun masyarakat khususnya dengan pola swadaya yang menggunakan bibit non sertifikat (kebun sawit).
3.
Relatif besarnya jumlah tanaman karet tua atau tidak produktif yang harus diremajakan.
4.
Belum lengkap dan akurat data base perkebunan sehingga menjadi kendala dalam melakukan perencanaan dan pengembangan perkebunan sebagaimana diketahui bahwa komoditi perkebunan merupakan komoditi unggulan daerah.
5.
Masih adanya pembukaan lahan oleh masyarakat maupun pengusaha perkebunan besar dengan cara pembakaran lahan yang menimbulkan polusi udara, sehingga mengganggu kesehatan maupun pencemaran lingkungan.
IV.2.1.1.4. Peternakan Luasnya areal padang rumput yang ada di berbagai kecamatan, telah memberi dampak yang penting terhadap perkembangan ternak di Kabupaten Kampar. Berbagai macam ternak dapat hidup dan berkembang biak dengan baik pada kawasan ini, terutama pada areal perkebunan swasta, padang, gembala umum, pekarangan, tegalan dan lahan-lahan yang belum berdaya guna. Adapun jenis ternak yang umum diusahakan di wilayah ini terdiri dari ternak besar, seperti sapi potong, kerbau, ternak sedang seperti kambing, serta ternak unggas seperti ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelor dan itik/bebek. Untuk melihat populasi ternak yang ada di Kabupaten Kampar pada Tahun 2010, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 31 Jumlah Populasi Hewan Ternak Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO.
KECAMATAN
JUMLAH POPULASI (EKOR) KERBAU
SAPI
KAMBING
A. BURAS
AYAM P
ITIK
1. 2. 3. 4. 5.
Kampar Kiri Kpr. Kiri Hulu Kpr. Kiri Hilir Kpr. Kiri Tengah Gn. Sahilan
1.738 1.716 344 344 1.088
661 516 1.016 915 557
953 969 476 662 550
12.136 13.460 15.161 19.866 14.478
455.468 0 1.733.732 160.784 164.909
1.290 1.125 1.005 594 836
6. 7. 8. 9. 10.
XIII Kt. Kampar Bangk. Barat Salo Tapung Tapung Hulu
1.994 1.279 1.822 274 202
998 682 1.058 984 2.338
2.674 1.010 735 892 2.876
45.547 18.168 32.736 23.536 49.868
163.098 997.626 193.852 162.642 191.609
3.987 2.731 813 1.411 1.801
IV-‐64 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
NO.
JUMLAH POPULASI (EKOR)
KECAMATAN
11. Tapung Hilir 12. Bangkinang 13. Bangk. Sbrang 14. Kampar 15. Kampar Timur 16. Rumbio Jaya 17. Kampar Utara 18. Tambang 19. Kampar Hulu 20. Perhtn. Raja Jumlah
KERBAU
SAPI
KAMBING
A. BURAS
AYAM P
ITIK
851 207 1.852 1.721 2.240 1.225 1.447 2.228 1.840 373 24.785
2.019 455 1.509 1.247 808 840 837 1.223 618 594 19.875
1.247 317 865 1.386 969 631 1.055 946 1.032 634 20.879
15.786 8.169 49.703 30.242 18.074 13.476 7.326 61.193 22.523 10.858 482.306
161.779 429.613 559.422 321.234 166.847 157.138 216.548 1.850.225 3.087.039 2.129.570 13.343.135
1.778 544 2.227 2.667 873 727 1.415 3.349 3.847 2.560 35.580
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Kampar 2010
Masalah-Masalah Bidang Peternakan: 1.
Peningkatan produksi hasil peternakan masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, pemanfaatan sumberdaya masyarakat belum optimal, skala usaha kepemilikan peternakan masih terbatas, penyediaan bibit ternak dan sarana produksi lainnya masih terbatas, penerapan teknologi yang masih rendah, lemahnya pengetahuan dan penguasaan pasar, kelembagaan sosial ekonomi usaha peternakan belum berkembang serta terbatasnya modal usaha peternakan.
2.
Masih relatif tingginya angka kematian ternak, tingginya angka kematian ternak disebabkan oleh pola pemeliharaan yang masih tradisional.
3.
Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi yang dimiliki oleh petugas kesehatan hewan, pelayanan kesehatan masyarakat veteriner belum dapat berjalan secara optimal karena tidak adanya RPH yang representatif.
4.
Dalam pengembangan usaha peternakan dengan pola kemitraan masih ditemui beberapa
permasalahan,
mendapatkan
modal
yaitu
peternak
kandang,
terjadinya
masih
mengalami
fluktuasi
harga
kesulitan sarana
untuk
produksi,
kesepakatan harga lebih dominan ditentukan oleh perusahaan, pembinaan dan bimbingan kepada peternak belum optimal. 5.
Kebutuhan bibit peternakan saat ini sebahagian besar bergantung pasokan para pengusaha bibit swasta/petani perorangan, atau pemasok dari luar kabupaten Kampar, yang kondisinya sering tidak kontinyu. Kebutuhan bibit bermutu yang kontinyu, dapat ditempuh melalui kerja sama kemitraan pola patungan antara pemerintah daerah dengan investor.
6.
Kebutuhan daging dan telur meningkat.
7.
Kebutuhan bibit ternak yang meningkat sebagai dampak peningkatan populasi dan produksi ternak.
Isu-isu Strategis Bidang Peternakan: 1.
Memenuhi Kebutuhan daging dan telur bagi masyarakat.
2.
Kebutuhan bibit ternak yang meningkat sebagai dampak peningkatan populasi dan produksi ternak.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐65
IV.2.1.2. Kehutanan Pembangunan kehutanan mencakup semua upaya memanfaatkan sumberdaya hutan secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan ekologi dan sosial masyarakat untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat terutama masyarakat tempatan. Oleh karena itu potensi kehutanan harus diolah sebaik mungkin sebagai salah satu pendorong penting kegiatan ekonomi masyarakat. Pengembangan kehutanan harus melingkupi berbagai usaha pemanfaatan hutan secara maksimal dengan tidak mengabaikan aspek lingkungan hidup dalam arti luas, pada hakekatnya harus berprinsip dapat memberikan manfaat optimal jangka panjang, meliputi sistem dan manajemen pengelolaan kawasan hutan seisinya sebagai sumber pendapatan daerah dan masyarakat agar sejahtera dan berkeadilan. Namun kenyataannya banyak dijumpai kejanggalan-kejanggalan sistem dan mana-jemen pengelolaan hutan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dan berdampak negatif bahkan sudah mencapai pada taraf “ancaman hari depan”. Untuk itu perlu adanya peninjauan terhadap sistem dan manajemen pengelolaan hutan beserta berbagai peraturan dan pengaturan yang berlaku baik langsung maupun yang terkait. Seiring dengan semakin giatnya pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang, kawasan hutan terus mengalami kemerosotan, tidak saja dari luas areal yang ada akan tetapi juga dari fungsi kawasan hutan itu sendiri. Sehingga tidak mengherankan, berbagai bencana alam yang terjadi di berbagai daerah justru di sebabkan merosotnya fungsi kawasan hutan akibat ulah tangan manusia itu sendiri. Banyak kawasan hutan yang ada sekarang sudah berubah fungsi menjadi non hutan akibat dialih fungsikan untuk perkebunan, pertanian, pemukiman dan pemanfaatan non hutan lainnya. Meskipun sudah di alih fungsikan menjadi kawasan non hutan, namun sepanjang belum ada pelepasan dari Kementrain Kehutanan, kawasan tersebut masih tetap berstatus sebagai kawasan hutan. Untuk melihat luas kawasan hutan berdasarkan fungsi yang ada pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Kampar, dapat di lihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 32 Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi Masing-Masing Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Kampar NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
KECAMATAN Kampar Kiri Kampar Kiri Hulu Kampar Kiri Hilir Kpr. Kiri Tengah Gunung Sahilan XIII Koto Kampar Bangkinang Barat Salo Tapung Tapung Hulu Tapung Hilir Bangkinang Bangk. Seberang Kampar Kampar Timur Rumbio Jaya Kampar Utara
FUNGSI/LUAS HUTAN (HA) HL 2.273,63 8.810,92 18.182,21 37,32 601,96 -
HPT 43.610,65 28.863,10 51.472,00 14.268.77 10.350,80 58.011,07 1.389,33 3.028,20 27.105,49 746,71 36.550,02 9.126,28 3.149,70 1.893,60 -
IV-‐66 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
HP 6.236,93 18.484,07 12.028,42 -
HK 3.786,79 82.297,57 12.233,61 439,43 147,31 3.347,21 -
TOTAL (HA) 49.671,07 119.971,59 51.472,00 14.268,77 16.587,73 88.426,89 1.828,76 3.212,83 27.105,49 19.832,74 51.925,65 9.126,28 3.149,70 1.893,60 -
NO.
KECAMATAN
18. Tambang 19. Kampar Hulu 20. Perhentian Raja Jumlah
FUNGSI/LUAS HUTAN (HA) HL 29.906,04
HPT 11.393,05 2.392,65 303.351,42
HP 36.749,42
HK 884,37 103.136,29
TOTAL (HA) -12.277,42 2.392,65 473.143,17
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar 2010
Dari Tabel di atas terlihat bahwa persentase luas kawasan Hutan Produksi Terbatas mendominasi secara keseluruhan luas hutan yang ada di Kabupaten Kampar, yaitu sebesar 63, 98 persen. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa masih luas kawasan hutan yang bisa di manfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat tempatan. Untuk melindungi kelestarian lingkungan, keberadaan Hutan Konservasi mutlak di perlukan. Luas kawasan Hutan Konservasi di Kabupaten Kampar adalah 21,75 persen dari total keseluruhan hutan yang ada di Kabupaten Kampar. Sedangkan persentase hutan lainnya adalah, hutan produksi tetap sebesar 7,75 persen dan Hutan lindung sebesar 6.31 persen. Meskipun luas hutan di Kabupaten Kampar masih tergolong cukup luas, namun dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa hutan di ubah fungsi oleh manusia untuk kepentingan lain, seperti untuk perkebunan dan aktivitas lainnya. Disamping itu, ancaman terhadap keberadaan hutan di Kabupaten Kampar adalah masih banyaknya lahan kritis pada masing-masing hutan. Lahan kritis merupakan lahan dalam kondisi semak belukar dan terbuka, dimana luasnya mencapai 35.649,55 Ha. Keadaan ini apabila tidak segera di rehabilitasi di kuatirkan dapat mengalami kerusakan lebih parah dan tidak menutup kemungkinan berimplikasi kepada terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor dan lainnya. Besaran lahan kritis paling luas terdapat di kawasan Hutan Produksi Tetap, yaitu seluas 32.134, 45 Ha atau 90,14 persen. Kondisi ini memberikan gambaran, lebih dari 90 persen lahan kritis di Kabupaten Kampar terdapat di kawasan Hutan Produksi Tetap. Sedangkan sisa lahan kritis lainnya dapat kita jumpai di kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 2.993,96 Ha, atau 8,40 persen, Hutan Konservasi seluas 371,23 Ha atau 1,04 persen dan Hutan Lindung seluas 142,92 Ha atau 0,40 persen. Meskipun luas lahan kritis pada kawasan Hutan Lindung relatif sedikit, seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, mengingat kawasan ini harus di jaga kelestariannya. Faktor lain yang menyebabkan lahan kritis terus mengalami peningkatan luas di Kabupaten Kampar dari tahun ketahun adalah masalah kebakaran hutan. Banyaknya pengusaha yang membuka lahan baru untuk perkebunan sawit dengan cara pembakaran, telah menyebabkan kebakaran hutan tidak terelakkan. Kebakaran hutan tidak saja menimbulkan masalah bagi Kabupaten Kampar, tetapi sudah menjadi isu nasional. Dampak dari kebakaran hutan telah mengganggu jalur transportasi negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapore. Kalau kondisi ini di biarkan terus tanpa ada upaya untuk mengatasinya tentu akan dapat merusak citra Indonesia di mata dunia internasional. Susahnya mengatasi kebakaran hutan disebabkan kurangnya pengawasan terhadap pengusaha yang melakukan pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Kondisi ini di
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐67
perburuk lagi dengan sebahagian lahan yang ada di Kabupaten Kampar merupakan lahan gambut yang mudah terbakar, akan tetapi susah untuk di padamkan. Masalah-Masalah Bidang Kehutanan: 1.
Kebakaran hutan,
2.
Perusahaan industri kayu yang beroperasi tanpa mempedulikan dampak lingkungan,
3.
kecenderungan pengusaha yang bergerak dibidang kehutanan mementingkan keuntungan sesaat dari pada melestarikan hutan,
4.
Pengusaha yang bergerak dibidang kehutanan mengambil hasil hutan diluar ketentuan (diluar luas HPH) yang telah ditetapkan, dan
5.
Rendahnya sumber daya manusia atau keahlian masyarakat yang berada dalam dan disekitar hutan.
Isu-isu Strategis Bidang Kehutanan: 1.
Tingginya tingkat kebakaran hutan setiap tahun sehingga menimbulkan dampak polusi udara yang melebihi ambang batas
2.
Tingginya tingkat kerusakan lahan gambut sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan areal tangkapan air
3.
Belum
optimal
berfungsinya
HPH
dalam
rangka
bina
desa
hutan
untuk
menanggulangi rendahnya pendapatan masyarakat. 4.
Kegagalan rehabilitasi, reboisasi, konservasi hutan cukup memperhatinkan bagi generasi penerus, antara lain disebabkan karena belum tegas dan transparannya sistem beserta penanggung jawab pengelola kawasan hutan menurut fungsinya.
5.
Keluarnya peraturan tidak diperbolehkannya pengusahaan kayu secara illegal, akibatnya sebagian besar masyarakat yang berada disekitar hutan yang sumber kehidupan utamanya berasal dari pengusahaan kayu menjadi kehilangan pekerjaan.
IV.2.1.3. Energi dan Sumber daya Mineral Terbatasnya pasokan energi listrik di kabupaten Kampar menyebabkan belum seluruh wilayah di daerah ini dapat dialiri listrik. Persoalan yang masih dialami bidang energi adalah belum dapat dilayaninya kebutuhan energi listrik oleh jaringan PLN dibeberapa bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Kampar antara lain keterbatasan PLN dalam menjangkau sampai titik tertentu, kondisi geografis yang membuat biaya yang dikeluarkan PLN akan sangat besar untuk menjangkau masyarakat. Karena merupakan kewajiban pemerintah untuk melayani seluruh kebutuhan masyarakatnya, maka upaya-upaya yang telah dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar dilaksanakan melalui program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan dan program geologi tata lingkungan dan sumberdaya mineral. Sarana kelistrikan merupakan kebutuhan utama dari semua lapisan masyarakat. Energi listrik merupakan kebutuhan fital dan tak terpisahkan dalam kehidupan rumah tangga masyarakat yang terus berkembang modern mulai sekarang baik diperkotaan maupun perdesaan, belum termasuk industri, pariwisata dan lainnya, namun realitanya pelayanan ketersediaan dan
IV-‐68 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
pemenuhan masih terbatas. Sementara itu, upaya penyebaran unit pembangkit desa, listrik tenaga surya bagi masyarakat wilayah pedesaan, terisolir dan daerah aliran sungai (DAS), secara fisik terus meningkat setiap tahun, namun organisasi dan pengelolaannya oleh masyarakat masih menghadapi kendala untuk menjaga keberlanjutannya. Disatu sisi bahwa banyak perusahaan industri besar yang berada di wilayah perdesaan, memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas lebih untuk kebutuhan sendiri, sehingga perlu adanya kebijakan dan pengaturan untuk menunjang masyarakat sekitar radius 5-10 km dalam program community devolopment. Pembangunan pertambangan diarahkan untuk menghasilkan bahan tambanga yang bukan semata-mata untuk memberi manfaat masa kini, tetapi juga harus dapat menjamin kehidupan masa depan. Pembangunan pertambangan harus dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, meningkatan PAD serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Masalah-Masalah Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral: 1.
LPJU memerlukan investasi yang cukup besar (meterisasi).
2.
Banyaknya titik lampu yg belum termeterisasi dan tersebar seluruh Kabupaten.
3.
Pemakaian lampu yg tidak sesuai dengan klas jalan dan standar PLN.
4.
Banyak pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum Ilegal.
5.
Belum tercukupinya secara merata kebutuhan listrik baik untuk wilayah/daerah maupun
kebutuhan
sektor
ekonomi.
Karena
terpencarnya
desa-desa
juga
mengakibatkan belum berkembang dan meratanya listrik perdesaan. 6.
Belum semua potensi bahan tambang dan galian dapat dieksplorasi, karena terbatasnya informasi yang lengkap dan terperinci tentang adanya potensi tersebut serta terbatasnya investor yang berminat.
7.
Belum mantapnya penataan ruang, mengakibatkan pembangunan dan pemanfaatan lahan tumpang tindih, serta banyaknya kegiatan pertambangan terutama bahan galian golongan C tanpa ijin
Isu-isu Strategis Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral: 1.
Penertiban LPJU illegal yang tidak memenuhi standar PLN.
2.
Pelaksanaan efisiensi LPJU dengan pemasangan Alat Pembatas Pemakaian (APP) di seluruh Kabupaten Kampar.
3.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral dan air tanah melalui usaha pertambangan dengan prinsip good mining practice
4.
Meningkatkan pemanfaatan energi alternatif dan potensi energi setempat/lokal;
5.
Meningkatkan pengawasan untuk mengurangi kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI).
6.
Meningkatkan perluasan jaringan transmisi dan distribusi untuk meng-optimalkan penyaluran tenaga listrik ke konsumen;
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐69
7.
Meningkatkan kemampuan investasi pemerintah daerah, swasta, koperasi dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikan untuk mengurangi beban pemerintah
IV.2.1.4. Pariwisata Pembangunan pariwisata sebagai bagian integral dari pembangunan di daerah ini adalah untuk memacu pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Potensi pariwisata di kabupaten Kampar sangat besar, terutama wisata alam maupun wisata budaya dan wisata buatan. Permasalahan pembangunan pariwisata di kabupaten Kampar antara lain: kegiatan wisata yang telah berlangsung selama ini kurang terpadu secara sektoral antar pelaku (masyarakat, swasta, dan pemerintah), masih kurangnya nuansa budaya, karakter dan sifat yang spesifik dari masyarakat, kurangnya sarana dan prasarana pendukung untuk menuju ke daerah wisata, dan kurangnya promosi ke luar daerah maupun ke luar negeri. Pembangunan pariwisata adalah untuk memacu pembangunan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Kebijakan pengembangan pariwisata dimaksudkan untuk menata dan menggalakan pariwisata daerah sehingga mampu meningkatkan peranan pariwisata dalam perekonomian daerah. Sasaran pengembangan kebijakan pembangunan pariwisata adalah memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta merupakan sumber devisa untuk daerah, melalui penggalian dan pengembangan sumber daya alam dan sosial budaya daerah, untuk dijadikan aset kepariwisataan sehingga semakin memperkaya objek wisata dan menciptakan keterkaitan usaha swasta dengan usaha ekonomi masyarakat tempatan. Pembangunan dan pengembangan bidang kepariwisataan ke depan lebih mengarah pada ekowisata yang merupakan perpaduan antara objek wisata alam dengan keunikan kesenian dan budaya serta mengikutsertakan masyarakat setempat. Kegiatan yang dilaksanakan di bidang kepariwisataan diarahkan kepada penataan dan pengelolaan serta membangun beberapa sarana dan prasarana objek wisata dan juga melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pelestarian dan pengembangan budaya dan seni, sebagai upaya untuk menarik minat masyarakat untuk lebih menyenangi budaya dan seni Melayu. Sesuai dengan program pembangunan di bidang kepariwisataan, pelaksanaan kegiatan tentunya adalah mewujudkan Kabupaten Kampar sebagai salah satu tujuan wisata dengan keunikan dan keindahan alam serta ditunjang oleh keragaman budaya dan kesenian yang dimiliki, baik itu oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalam pengembangan kepariwisataan partisipasi pihak swasta maupun masyarakat memegang peranan yang sangat penting, sedangkan pemerintah lebih pada memfasilitasi dan menunjang percepatan pengembangan bidang kepariwisataan. Masalah-Masalah Bidang Pariwisata: 1.
Rendahnya daya saing obyek wisata di Kabupaten Kampar
2.
Rendahnya kualitas produk wisata
3.
Rendahnya kualitas dan kuantitas pemasaran
IV-‐70 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
4.
Lemahnya pemberdayaan masyarakat sekitar obyek wisata
5.
Lemahnya koordinasi guna sinkronisasi program/kegiatan agar tercapai sinergi yang baik.
Isu-isu Strategis Bidang Pariwisata: 1.
Pengembangan dan peningkatan produk pariwisata yang berwawasan lingkungan yang bertumpu pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam yang bernilai tinggi dan berdaya saing global.
2.
Penyebaran informasi kepariwisataan secara efektif dan efesien
3.
Meningkatkan peran serta sektor swasta dan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata.
4.
Peningkatan koordinasi dengan para stakeholder bidang pariwisata didalam membangun kepariwisataan Kabupaten Kampar
5.
Meningkatkan ketrampilan, keahlian dan kecakapan pekerja di sektor pariwisata
IV.2.1.5. Perdagangan Pembangunan perdagangan tidak terlepas dari pembangunan lembaga tataniaga dalam perekonomian masyarakat. Lembaga tataniaga adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen. Kedalam istilah lembaga tataniaga ini termasuk golongan produsen, pedagang perantara dan lembaga pemberi jasa. Perdagangan merupakan sektor yang cukup besar peranannya terutama dalam meningkatkan aktivitas perekonomian daerah, untuk memenuhi konsumsi dalam negeri dan meningkatkan ekspor. Pertumbuhan perusahaan perdagangan yang ada cukup berkembang di ber-bagai bidang dan dapat melayani berbagai kebutuhan masyarakat Kabupaten Kampar, disamping itu keberadaan usaha perdagangan ini juga telah dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Perdagangan dalam perekonomian masyarakat muncul sebagai kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Fenomena transaksi atau pertukaran yang lazim disebut sebagai hubungan perdagangan itu merupakan komponen dasar kegiatan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Tabel 33 Jumlah Perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP Menurut Golongan Tahun 20052009 Kabupaten Kampar TAHUN
PERUSAHAAN
JUMLAH
BESAR
MENENGAH
KECIL
2005
12
21
469
502
2006
10
29
338
377
2007
14
45
465
524
2008
23
27
446
496
2009
20
17
527
564
Sumber: Dinas Perindag 2010
Jumlah perusahaan Perdagangan yang telah mendapat SIUP di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2009 bertambah 62 perusahaan di banding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 12 perusahaan (2,47%) tiap tahunnya. Jumlah Perusahaan Besar yang telah
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐71
mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 bertambah 8 perusahaan dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 2 perusahaan (13,33%) tiap tahunnya. Jumlah Perusahaan Menengah yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 berkurang 4 perusahaan dibanding tahun 2005 atau rata-rata berkurang 1 perusahaan (3,81%) tiap tahunnya. Jumlah Perusahaan Kecil yang telah mendapat SIUP sampai dengan tahun 2009 bertambah 58 perusahaan dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 12 perusahaan (2,47%%) tiap tahunnya. Masalah-Masalah Bidang Perdagangan: 1.
Kecilnya nilai tambah yang didapat oleh usaha perdagangan kecil kalau dibandingkan dengan usaha perdagangan berskala besar. Untuk itu perlu pengaturan hubungan antara pedagang grosir dengan pengecer, sehingga saling menguntungkan;
2.
Rendahnya kualitas sumberdaya manusia, kurangnya modal, belum optimalnya daya saing dan kualitas serta minimnya informasi pasar terutama untuk ekspor.
3.
Kurangnya
pengetahuan
sumber
daya
manusia
yang
bergerak
di
bidang
perdagangan tradisional tentang manajemen pengelolaan usaha perdagangan. 4.
Keterbatasan peralatan kemetrologian untuk memantau peralatan perdagangan.
5.
Keterbatasan
anggaran
untuk
merevitalisasi
kawasan-kawasan
perdagangan
tradisional (pasar maupun PKL). 6.
Kurangnya kesadaran pelaku usaha melengkapi diri dengan perizinan usaha maupun legalitas lainnya masih kurang.
7.
Rendahnya kemampuan berpromosi bagi UKM/IKM untuk memperluas jaringan pasar
8.
Rendahnya pemahaman terhadap penyelenggaran perlindungan konsumen oleh pelaku usaha maupun konsumen.
Isu-isu Strategis Bidang Perdagangan: 1.
Membuat ketentuan yang mengatur persaingan usaha yang tercakup pula didalamnya penataan lokasi sehingga ada perlindungan terhadap keberadaan usaha kecil dan pasar tradisional.
2.
Melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi agar dapat lebih intensif melakukan kegiatan uji kemetrologian di Kabupaten Kampar.
3.
Meningkatkan monitoring terhadap aspek harga dan non harga bagi barang pokok / strategis.
4.
Melakukan fasilitasi promosi produk industri kecil dan menengah.
5.
Meningkatkan pengawasan peredaran barang beredar di pasar sebagai upaya perlindungan konsumen.
6.
Meningkatkan kualitas pelaku usaha bidang perdagangan kecil menengah serta meningkatkan kemampuan aparatur bidang perdagangan,
7.
Menciptakan langkah-langkah strategis dalam rangka antisipasi pemberlakuan perdagangan bebas di dunia,
IV-‐72 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
8.
Memberikan bimbingan teknologi pengolahan bagi komoditi potensi daerah serta mempermudah Akses masyarakat terhadap modal dan pemasaran,
9.
Meningkatkan sarana penunjang pelayanan, pengawasan terhadap barang beredar dan aktivitas pelaku usaha industri dan perdagangan
IV.2.1.6. Industri Dalam kondisi seperti ini, maka dikaitkan dengan pembangunan daerah di era otonomi saat ini diperlukan pengembangan industri yang berbasis perdesaan karena memang sebagian besar penduduk masih banyak yang tinggal di wilayah perdesaan. Perlu pemikiran untuk mendinamiskan sektor pertanian terutama melalui keterkaitannya dengan sektor industri (agroindustri) dan perdagangan. Industri perdesaan cenderung dikonotasikan sebagai alat pem-bangunan desa (dengan ukuran industri kecil dan rumah tangga). Maka bila dikaitkan dengan konsep pengembangan wilayah, pengembangan industri yang terkait dengan jasa dan perdagangan di Kabupaten Kampar yang dapat dilakukan adalah pengembangan wilayah berdasarkan klaster. Klaster diartikan sebagai konsentrasi dari suatu kelompok kerjasama bisnis atau unit-unit usaha dan lembaga-lembaga, yang bersaing, bekerjasama, dan saling tergantung satu sama lain, terkonsentrasi dalam satu wilayah tertentu, dalam bidang aspek unggulan tertentu (Porter, 1998). Pada umumnya motor penggerak dalam pengembangan wilayah berdasarkan klaster adalah sektor industri. Model klaster berkembang didasarkan atas kesadaran bahwa industri utama dan unit-unit usaha disekitarnya saling terkait satu dengan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, pengembangan wilayah berdasar-kan klaster terfokus pada keterkaitan dan ketergantungan antara pelaku-pelaku (stakeholders) dalam suatu jaringan kerja produksi, sampai kepada jasa pelayanan, dan upaya-upaya inovasi pengembangannya. Pada umumnya masyarakat di Kabupaten Kampar bergerak di industri kecil dalam hal ini agro industri. Melihat perjalanan industri kecil sebagai salah satu “bagian” yang digeluti masyarakat lapisan bawah, dimana industri kecil mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan masyarakat serta mempunyai prospek untuk dikembangkan, maka sektor ini sangat perlu untuk mendapat sentuhan berbagai program pengembangan potensi industri dan perdagangan agar menjadikan mereka lebih memiliki daya saing untuk mewujudkan tujuannya. Sebab pada kenyataannya sektor yang sangat dekat dengan wong cilik ini masih terlalu jauh dari “profesionalisme” dan kontinuitas usahanya masih tersendat-sendat dan sangat disayangkan kalau sampai putus di tengah jalan. Pengembangan industri berkeunggulan kompetitif, baik industri kecil, sedang/menengah, maupun besar, sangat penting untuk menghadapi per-saingan yang semakin ketat, baik di pasar dalam negeri maupun pasar ekspor dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia. Berkaitan dengan itu maka perlu ditingkatkan jaminan mutu dan layanan produk yang efisien melalui peningkatan produktifitas, serta pengembangan jaringan usaha terkait guna mendukung proses ke arah spesialisasi kegiatan. Sementara itu, untuk mewujudkan struktur produksi dan distribusi yang kukuh dan berkelanjutan, maka diperlukan pengembangan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐73
industri yang mencakup seluruh mata rantai kegiatan produksi dan distribusi dari penyedia bahan baku, pengolahan, hingga sektor jasa. Tabel 34 Jumlah Perusahaan Industri Menurut Kelompok Industri, Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Tahun 2005-2009 KELOMPOK INDUSTRI
UNIT USAHA
TENAGA KERJA
Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK) Aneka Industri (AI) Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Jumlah 2009 2008 2007 2006 2005
306
1,419
INVESTASI (RP.000) 6,061,078
PRODUKSI (RP.000) 16,149,539
170 548
797 16,049
4,300,271 31,038,485
16,585,150 260,000,502
1,024 1,017 984 951 926
18,265 18,068 17,912 17,527 17,414
41,399,834 24,310,834 22,764,334 17,957,928 16,447,928
292,735,191 280,892,991 272,902,731 116,594,361 113,341,011
Sumber: BPS, 2010
Jumlah Unit Usaha industri sampai dengan tahun 2009 bertambah 98 unit dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 19 unit (2,12%) tiap tahunnya. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor industri sampai dengan tahun 2009 bertambah 851 orang dibanding tahun 2005 atau rata-rata bertambah 170 orang (0,98%) setiap tahunnya. Jumlah
Investasi
Rp.24.951.906.000,-
di
sektor
industri
dibanding
tahun
sampai tahun
dengan
2005
atau
tahun
2009
rata-rata
bertambah
bertambah
Rp.
4.990.381.200,- (30.34%) setiap tahunnya. Jumlah Produksi di sektor industri sampai dengan tahun 2009 bertambah Rp.179.394.180.000,- dibanding tahun tahun 2005 atau rata-rata bertambah Rp. 35.878.836.000,- (31,66%) setiap tahunnya. Persentase jumlah berdasarkan Kelompok Industri yang ada di Kabupaten Kampar sampai dengan tahun 2009 adalah Industri hasil pertanian dan Kehiutanan (IHPK) 53,52%, Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILUK) 29,88% serta Aneka Industri 16,60%. Masalah-Masalah Bidang Industri: 1.
Kurang kondusifnya lingkungan usaha memiliki implikasi besar terhadap penurunan daya saing ekonomi, terutama bagi sektor-sektor industri sebagai lapangan kesempatan kerja utama;
2.
Rendahnya efisiensi usaha pada tingkat operasionalisasi perusahaan;
3.
Lemahnya iklim persaingan dalam rangka menciptakan tekanan kompetisi secara sehat;
4.
Pengembangan dan penerapan IPTEK terutama untuk kepentingan produksi masih terbatas;
5.
Mekanisme hubungan industrial yang terjadi belum secara proporsional menampung kepentingan pengusaha dan pekerja;
6.
Standardisasi nasional produk industri, pengembangan infrastruktur yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan sektor industri, serta peningkatan kompetensi tenaga kerja belum sepenuhnya berjalan optimal karena keterbatasan sumberdaya;
7.
Sebagian besar produk industri rumah tangga kecil dan menengah, (IRTKM) tidak atau kurang “marketable”, serta lemahnya kemampuan finansial, manajemen dan
IV-‐74 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
pemasaran, sistem produksi berdasarkan order dan tidak kontinyu, jangkauan pasar bersifat lokal dan terbatas kemampuannya dalam mengembangkan ekspansi usaha, dan penerapan teknologi masih rendah; Isu-isu Strategis Bidang Industri: 1.
Memberikan referensi produk dari daerah lain untuk meningkatkan kreativitas pengrajin
2.
Penambahan aparat pembina untuk mengoptimalkan pembinaan monitoring dan evaluasi usaha industri.
3.
Meningkatkan kualitas pelaku usaha bidang industri kecil menengah serta meningkatkan kemampuan aparatur bidang industri,
4.
Memfasilitasi terlaksananya kerjasama antara industri besar dengan usaha industri kecil dan menengah sebagai upaya terjalinnya kemitraan antara pelaku usaha,
5.
Memfasilitasi Pengembangan lingkungan industri serta kawasan industri dan sentrasentra industri yang ada,
6.
Memberikan bimbingan teknologi pengolahan bagi komoditi potensi daerah serta mempermudah
akses
masyarakat
terhadap
modal
dan
pemasaran,
dan
menggandeng pihak perbankan.
IV.2.1.7. Ketransmigrasian Pemerintah Kabupaten Kampar sejak Tahun 2007 s/d 2011 tidak melaksanakan urusan Transmigrasi.
IV.3. ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN Berdasarkan permasalahan – permasalahan yang dihadapi kabupaten kampar dalam pembangunan daerah maka dibawah ini dapat dikembangkan isu strategis dalam urusan wajib dan urusan pilihan.
IV.3.1. Urusan wajib IV.3.1.1. Pendidikan Isu-Isu Strategis Bidang Pendidikan: 1.
Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan untuk semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan
2.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada semua jalur, jenis dan jenjang pen didikan
3.
Perlunya penguatan tata kelola dan akuntabilitas kepengelolaan pendidikan
IV.3.1.2. Kesehatan Isu-Isu Strategis Bidang Kesehatan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐75
1.
Peningkatan jumlah (dengan mempertimbangan populasi dan luas wilayah) dan pemerataan sumber daya kesehatan sesuai kebutuhan; obat-obatan, tenaga medis dan non-medis serta akses pelayanan kesehatan masyarakat (RSUD dan Puskesmas);
2.
Optimalisasi sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan meningkatkan integritas seluruh subsistem yang ada, memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan, mobilisasi sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan dan memperkuat pemberdayaan masyarakat. Hal ini diupayakan untuk peningkatan kesanggupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususunya bagi puskesmas yang berada di daerah terpencil.
3.
Kebijakan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) dan peningkatan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
4.
Perilaku masyarakat dan lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat belum menunjukkan peningkatan sesuai dengan yang diharapkan
5.
Belum tercapainya beberapa indikator kinerja bidang kesehatan seperti: a. b. c. d. e. f. g.
Rasio jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk. Pemerataan tenaga kesehatan di setiap kecamatan Rasio masyarakat yang ikut kepesertaan JPKM Masyarakat miskin yang tercover oleh JPK (Jamkesmas, Jamkesda) Pelayanan kesehatan promotif dan preventif Pelayanan Kesehatan pada neonatus, bayi dan anak balita Kinerja RSUD
IV.3.1.3. Lingkungan hidup Isu-Isu Strategis Bidang Lingkungan Hidup: 1.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
2.
Tingginya kerusakan perairan anak sungai dan danau di wilayah Kabupaten Kampar
3.
Masih rendahnya partisipasi perusahaan/pelaku industri dan bisnis dalam pengelolaan lingkungan hidup
4.
Tingginya konversi hutan menjadi areal perkebunan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan atau degradasi plasma nutfah.
5.
Belum tersedianya data yang akurat berkenaan dampak perubahan iklim di tingkat Kabupaten Kampar.
IV.3.1.4. Pekerjaan umum Isu-Isu Strategis Bidang Pekerjaan Umum: 1.
Masih banyak wilayah yang belum tersentuh oleh prasarana jalan, sehingga masih banyak daerah/desa-desa yang tersolir atau terpencil, dengan kondisi jalan tanah dan jalan kerikil yang rusak dan rusak berat, topografi daerah yang berawa.
2.
Masih diperlukannya pembangunan, peningkatan maupun rehabilitasi terhadapa kondisi jaringan irigasi yang sudah dibangun mengingat tingkat kerusakan akibat pendangkalan, bencana banjir dan sedimentasi cukup tinggi setiap tahunnya.
IV-‐76 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
IV.3.1.5. Penataan Ruang Isu-isu Strategis Bidang Penataan Ruang: 1.
Diperlukan pengaturan tata ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna dan berhasil guna, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2.
Kurang sinkronnya dengan perencanaan tata ruang kabupaten/kota yang ada.
IV.3.1.6. Perencanaan pembangunan Isu-isu Strategis Bidang Perencanaan Pembangunan: 1.
Melakukan penyusunan perencanaan untuk dilaksanakan pada masa mendatang.
2.
Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan perencanaan yang sedang berjalan.
3.
Melakukan evaluasi untuk bahan masukan dalam perencanaan selanjutnya.
IV.3.1.7. Bidang Perumahan Rakyat Isu-isu Strategis Bidang Perumahan Rakyat: 1.
Masih kurangnya perumahan layak huni atau pada kualitas perumahan yang tidak memenuhi standar kesehatan.
2.
Sistem pembuangan limbah rumah tangga (MCK) masih banyak yang belum memenuhi standar kesehatan.
IV.3.1.8. Pemudan dan olahraga Isu-isu Strategis Bidang Kepemudaan dan Olahraga: 1.
Meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat nasional dan daerah, untuk mengembangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan kepemudaan;
2.
Meningkatkan prestasi olahraga pelajar, mahasiswa, dan masyarakat di tingkat nasional dan daerah;
3.
Penyelenggaraan kompetisi olahraga secara teratur, berjenjang, dan berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat;
4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia olahraga, baik di lingkungan pemerintah maupun masyarakat, di tingkat nasional maupun di daerah;
5.
Meningkatkan peran dunia usaha, lembaga pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga di provinsi dan kabupaten, baik untuk olahraga pelajar, olahraga masyarakat, olahraga prestasi, maupun industri olahraga
6.
Melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang di Kabupaten Kampar secara berkelanjutan sebagai bagian dalam penyusunan program pembangunan pada pemuda dan olah raga.
7.
Berbagai kegiatan terkait penghargaan terhadap atlit berprestasi agar lebih ditingkatkan untuk menggalakkan perkembangan aktifitas pemuda dan olahraga yang lebih baik di masa yang akan datang.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐77
8.
Terintegrasi dan bersinerginya bidang pemuda dan olahraga dengan bidang lainnya seperti pendidikan dan pariwisata
IV.3.1.9. Penanaman modal Isu-isu Strategis Bidang Penanaman Modal: 1.
Perlunya pebaikan administrasi public terutama yang berkaitan dengan investasi misalnya lama waktu pengurusan, biaya, konsistensi, insentif dan disinsentif.
2.
Memberikan kesadaran tentang wajibnya harta halal serta melakukan sosialisasi secara berkelanjutan dan perbaikan insentif pegawai serta pelaksanaan sanksi berat.
3.
Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui perbaikan struktur dan kualitas pendidikan, pelatihan dan workshop
4.
Menghapuskan pungutan yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah.
5.
Memberikan insentif pajak bagi investasi yang memberikan nilai tambah yang lebih tingi dan memberikan disinsentif pada investasi yang mencreate polusi dan limbah yang besar.
6.
Menyusun aturan yang dilekngkapi SOP dan CoC yang jelas dan konsisten pada semua bidang pengurusan.
7.
Peningkatan dan perbaikan kapasitas dan kualitas serta ketersediaan infrastruktur terutama yang menuju akses kawasan industri dan sumber bahan baku
IV.3.1.10. Koperasi dan UKM Isu-isu Strategis Bidang UKM: 1.
Meningkatkan Kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat); Praktek Kerja Lapangan (PKL); magang maupun studi banding.
2.
Memperluas akses pasar melalui temu usaha; kemitraan UMKM usaha besar dengan pola inti – plasma; pameran dan pembukaan outlet (show room).
3.
4.
Meningkatkan modal melalui : •
Fasilitasi pembuatan sertifikat tanah dengan biaya subsidi dari APBN;
•
Fasilitasi ke lembaga keuangan (Bank) melalui program KUR;
•
Fasilitasi ke BUMN melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL);
•
Belanja hibah untuk koperasi dan pra koperasi serta usaha mikro dan usaha kecil.
Upaya yang dilakukan untuk membantu masalah pemasalahan UMKM adalah BDS (business development service) ikut memasarkan melalui lembaga akademisi dan membentuk klaster ataupun kelompok dan melalui kajian ke daerah lain.
5.
Mengoptimalkan sumber daya manusia (aparatur) yang ada, dan mengajukan penambahan personil serta dukungan sarana dan prasarana agar kinerja Dinas Koperasi dan UMKM lebih maksimal, sebanding dengan jumlah koperasi dan UMKM yang ada di Kabupaten Kampar.
IV-‐78 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
IV.3.1.11. Kependudukan dan catatan sipil Isu-isu Strategis Bidang Kependudukan dan Cacatan Sipil: 1.
Program penataan administrasi kependudukan perlu dilakukan secara berkelanjutan agar gambaran kondisi riil jumlah penduduk di Kabupaten Kampar sesuai dengan kondisi yang ada.
2.
Penataan administrasi kependudukan haruslah dilakukan secara bertahap merata keseluruh pelosok wilayah Kabupaten Kampar, karena data dan informasi kependudukan yang valid dapat mendukung keakuratan informasi dalam perencanaan pembangunan dan pencapaian hasil pembangunan yang terkait dengan bidang lainnya.
3.
Mengadakan sosialisasi, baik langsung kepada masyarakat ataupun kepada perangkat yang ada di Desa / Kelurahan melalui siaran radio Pemerintah Daerah.
4.
Pengadaan peralatan dan perlengkapan, baik untuk pelayanan di kecamatan maupun di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta mengajukan proposal permohonan bantuan peralatan Komputer dan Genset melalui APBN/APBD Provinsi.
5.
Koordinasi yang optimal dengan instansi terkait ( Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Kantor BKBPPM, Satpol PP dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
6.
Setiap tahun melaksanakan penyempurnaan program sesuai kebutuhan.
IV.3.1.12. Ketenagakerjaan Isu-isu Strategis Bidang Ketenagakerjaan: 1.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan disesuaikan dengan pasar kerja.
2.
Meningkatkan kerja sama antar dunia usaha dengan sekolah-sekolah kejuruan.
3.
Meningkatkan perlindungan tenaga kerja melalui jamsostek, dan Upah minimum Kabupaten (UMK).
4.
Mengusulkan pendidikan tenaga pengawas ke Kementrian tenaga kerja RI.
IV.3.1.13. Ketahanan pangan Isu-isu Strategis Bidang Ketahanan Pangan: 1.
Menghimpun data serta permasalahan yang ada di desa mandiri pangan serta melaksanakan pembinaan & pelatihan.
2.
Mengakses data serta selalu berkoordinasi dengan anggota Dewan Ketahanan Pangan.
3.
Perlu diadakan pelatihan pemetaan rawan pangan serta pengumpulan data yang dibutuhkan secara periodik.
4.
Masyarakat terus diberikan sosialisasi pentingnya diversifikasi pangan.
IV.3.1.14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Isu-isu Strategis Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: 1.
Memperluas jaringan dan pemahaman tentang gender dan KDRT ditingkat kecamatan melalui vocal point.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐79
2.
Sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
3.
Peningkatan peran perempuan dalam setiap program dan kegiatan yang ada di SKPD.
IV.3.1.15. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera Isu-isu Strategis Bidang Keluarga Berencana: 1.
Terbatasnya kemampuan pengelola dan pelaksana program terutama di tingkat lini lapangan yang mengakibatkan melemahnya pembinaan program di lapangan, khususnya dalam pembinaan jejaring operasional di lapangan;
2.
Masih lemahnya ketahanan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan kualitas kehidupan, yang ditandai oleh lemahnya pembinaan keluarga berkaitan pembinaan tumbuh kembang anak dan rendahnya keluarga akseptor miskin yang dapat mengakses sumber permodalan untuk meningkatkan usaha ekonomi produktif keluarga;
3.
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hak-hak reproduksi yang ditandai dengan permasalahan persalinan terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu sering;
4.
Rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB.
IV.3.1.16. Perhubungan Isu-isu Strategis Bidang Perhubungan: 1.
Melakukan inventarisasi data jalan, rambu lalu lintas sebagai dasar perencanaan kegiatan urusan perhubungan.
2.
Membangun sub terminal pendukung pelayanan angkutan umum.
3.
Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mengurangi kemacetan di berbagai titik jalan di Kabupaten Kampar.
4.
Memenuhi kebutuhan fasilitas lalu lintas secara bertahap sesuai prioritas.
5.
Mengupayakan penambahan biaya pemeliharaan fasilitas lalu lintas.
IV.3.1.17. Komunikasi dan informatika Isu-isu Strategis Bidang Kominfo: 1.
Membangun sarana dan prasarana dalam upaya mendukung E- Goverment
2.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan agar terdapat koordinasi antara unit pengolah data atau client dengan pusat data atau server.
3.
Membangun aplikasi programyang strategis dan terintegrasi di kabupaten Kampar dalam rangka mendukung pembangunan Kabupaten Kampar.
IV.3.1.18. Pertanahan Isu-isu Strategis Bidang Pertanahan: 1.
Meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan intansi terkait dalam rangka tertib administrasi pertanahan.
IV-‐80 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
2.
Meningkatkan pengamanan aset tanah pemda dengan sertifikasi dan pemasangan plang kepemilikan.
3.
Meningkatkan kemampuan SDM yang menangani urusan pertanahan sehingga lebih efektif dan efisien.
4.
Melaksanakan percepatan penyelesaian batas Desa, kecamatan amupun kabupaten secara berkelanjutan.
5.
Menginformasikan kepada camat untuk segera menginventarisasi sertifikasi tanah masyarakat (miskin).
6.
Meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah pada masyarakat melalui penegakan hukum pertanahan yang adil dan transparan secara konsisten.
7.
Mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum, administrasi pertanahan yang transparan dan hak-hak masyarakat apabila tanah masyarakat diperlukan untuk kepentingan umum.
8.
Pemerintah daerah dan kecamatan melaksanakan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di daerah perbatasan tentang wilayah administrasi yang menjadi wilayah administrasi masyarakat setempat.
IV.3.1.19. Persatuan bangsa dan politik dalam negeri Isu-isu Strategis Bidang Kesbangpol: 1.
Mendorong berkembangnya demokrasi untuk mewujudkan kehidupan sosial politik dan sosial masyarakat yang kondusif.
2.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.
Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat/ anggota satlinmas dalam menanggulangi bencana, dalam penyalahgunaan narkoba dan dalam kehidupan secara luas.
4.
Meningkatkan
kualitas
dan
kuantitas
SDM
di Kantor Satpol PP
dan
Kantor
Kesbangpollinmas. 5.
Mengintensifkan sosialisasi perda dan keputusan kepala daerah.
6.
Kegiatan pengawasan umum dengan memberikan penjelasan perda dan teguran lisan/tertulis apabila terjadi pelanggaran.
7.
Koordinasi dengan dinas terkait untuk mengusulkan Revisi/Amandemen ketentuan ancaman pidana dalam Perda menjadi ancaman pidana kurungan 3 (tiga) bulan, sehingga dapat dilaksanakan dengan proses pemeriksaan cepat (tipiring).
IV.3.1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm Keu Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Isu-isu Strategis Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm Keu Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian: 1.
Memberikan masukan untuk membuat draft Raperda inisiatif DPRD sehingga kegiatan sosialisasi dapat dilaksanakan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐81
2.
Dilaksanakan pemeriksaan secara berkala (reguler)
3.
Mengoptimalkan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang merupakan sistem resmi dari BAKD.
4.
Penyelesaian
konflik
batas
perlu
diagendakan
secepatnya
untuk
mengurangi
bertambahnya konflik lain yang berada di wilayah-wilayah perbatasan.
IV.3.1.21. Pemberdayaan masyarakat dan desa Isu-isu Strategis Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa: 1.
Peningkatan pembinaan kelembagaan masyarakat desa.
2.
Mengembangkan potensi swadaya masyarakat dan budaya gotong royong.
3.
Adanya tenaga pendamping yang profesional dari tingkat Kabupaten maupun kecamatan.
4.
Peningkatan bantuan usaha ekonomi produktif bagi masyarakat desa.
5.
Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program penanggulangan kemiskinan di tingkat kabupaten.
IV.3.1.22. Sosial Isu-isu Strategis Bidang Sosial: 1.
Masih terbatasnya pelayanan dan rehabilitasi sosial untuk anak telantar, lanjut usia telantar dan penyandang cacat telantar dan/atau berat. Negara
berkewajiban
menyelenggarakan
pelayanan
kesejahteraan
sosial
yang
berkualitas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kapabilitas, harkat, martabat dan kualitas hidup penduduk miskin dan rentan, terutama sebagai PMKS. Selain itu, dalam menangani masalah kesejahteraan sosial, Pemerintah mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat, mengembangkan sistem perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial, serta memperkuat ketahanan sosial bagi setiap warga Negara agar mereka memiliki kemampuan individual dan kelembagaan yang lebih tinggi dalam mengatasi masalah kesejahteraan sosial. 2.
Belum optimalnya pemberdayaan bagi fakir miskin dan komunitas adat terpencil (KAT). Upaya pemberdayaan sosial yang seharusnya meletakkan berbagai upaya untuk membangun kapasitas individu dan kelembagaan PMKS masih belum berjalan secara optimal. Keputusan bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh PMKS masih lebih banyak dilakukan oleh aparat pemerintah sehingga bantuan yang disediakan pemerintah seringkali tidak tepat sasaran atau tidak tepat guna.
IV.3.1.23. Kebudayaan Isu-isu Strategis Bidang Kebudayaan: 1.
Dukungan yang lebih memadai dalam pengelolaan urusan kebudayaan baik dana, peningkatan kualitas SDM aparatur maupun koordinasi dengan instansi terkait.
2.
Peningkatan sosialiasi dan koordinasi dengan seniman seniwati Kabupaten Kampar untuk meningkatkan wadah kreatifitas seni dalam bentuk group/kelompok
IV-‐82 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
3.
Menurunkan ketegangan dan segala bentuk ancaman konflik antara kelompok masyarakat;
4.
Pengembangan penerapan nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya nasional/daerah yang terwujud dalam setiap aspek kebijakan pembangunan;
5.
Meningkatkan pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya dan Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk daerahnya;
6.
Mengembangkan aspek sosial budaya masyarakat dalam rangka membangun dan mengembangkan nilai-nilai sosial baru yang berkenaan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia seperti pengembangan wawasan, etos kerja dan semangat berkarya;
7.
Peningkatan pengamalan kebudayaan dan adat istiadat sebagai identitas kebanggaan.
IV.3.1.24. Statistik Isu-isu Strategis Bidang Statistik: Membangun kerjasama yang kuat dengan Badan Pusat Statistik dan membangun sistem data/informasi yang dapat di-update dan diakses oleh semua pihak secara on-line serta meningkatkan kemampuan dalam penyediaan data base, informasi dan data statistik lainnya yang berkualitas dengan tingkat akurasi dan validitas yang tinggi serta mutakhir, yang mampu diakses secara baik dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pemerintahan dan pembangunan.
IV.3.1.25. Kearsipan Isu-isu Strategis Bidang Kearsipan: 1.
Penambahan alokasi anggaran dalam rangka mengakomodir program pengarsipan yang belum dilaksanakan.
2.
Penambahan SDM dan ruangan dalam rangka menangani jumlah arsip yang terus bertambah.
3.
Perlunya dukungan semua pihak untuk dapat memberikan dokumen/arsip pemerintahan maupun arsip yang bernilai sejarah, sehingga terhimpunnya arsip dalam satu wadah dan terawat dengan baik.
4.
pemeliharaan
rutin/berkala
sarana
pengolahan
dan
penyimpanan
arsip,
dan
pemeliharaan rutin/ berkala arsip daerah 5.
Peningkatan pengelolaan, penyelamatan, dan pemeliharaan arsip-arsip daerah sebagai bahan perencanaan, penyelenggaraan dan pertanggung-jawaban pemerintah daerah.
IV.3.1.26. Perpustakaan Isu-isu Strategis Bidang Perpustakaan: 1.
Meningkatkan sosialisasi tentang minat baca dan perpustakaan kepada masyarakat luas.
2.
Memberi
kesempatan
kepada
lebih
banyak
masyarakat
untuk
berkunjung
ke
perpustakaan dengan menambah jam layanan. 3.
Mengusulkan kendaraan yang lebih kecil sehingga bisa menjangkau lokasi yang lebih terpencil (pedesaan).
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐83
4.
Meningkatkan kualitas SDM pengelola perpustakaan dengan melaksanakan bintek bagi pengelola perpustakaan.
Mengupayakan terselenggaranya otomasi perpustakaan pada 2010. Otomasi layanan perpustakaan sangat dibutuhkan guna meningkatkan kualitas dan
mempercepat
layanan
perpustakaan. Pengguna perpustakaan yang ingin meminjam/mengembalikan buku yang mereka pinjam, tidak perlu pelayanan.
IV.3.2. Urusan Pilihan IV.3.2.1. Pertanian IV.3.2.1.1. Perikanan Isu-isu Strategis Bidang Perikanan: 1.
Perlunya pengembangan alat tangkap bagi nelayan dan pengembangan perikanan budidaya melalui pengembangan kolam dan keramba dengan penambahan anggaran.
2.
Masih sangat terbatasnya kualitas sumber daya manusia pengelola usaha perikanan.
IV.3.2.1.2. Pertanian tanaman pangan Isu-isu Strategis Bidang Tanaman Pangan: 1.
Perlunya sarana dan prasarana pengendalian hama dan penyakit tanaman terpadu
2.
Belum adanya PERDA yang mengatur alih fungsi lahan sesuai UU 41 tahun 2009 serta sosialisasi lahan pangan berkelanjutan.
3.
Perlunya sarana dan prasarana mekanisasi pertanian
4.
Peningkatan perbaikan jaringan irigasi dan ketersediaan cadangan air serta pompanisasi.
5.
Peningkatan produksi melalui peningkatan mutu intensifikasi (perbaikan mutu lahan, pemupukan berimbang dan peningkatan indek pertanaman IP 200-300 serta perluasan areal penanaman
6.
Pembinaan penanganan pasca panen penggunaan alat mekanisasi pasca panen dan pembangunan lantai jemur.
7.
Penyusunan database pertanian terutama tanaman perkebunan: • Peningkatan produktivitas perkebunan karet dan sawit dan replanting • Pengelolaan dengan pendekatan agribisnis • Perbaikan infrastruktur agribinsis • Peningkatan kapasitas teknologi • Peningkatan upah seiring peningkatan produktivitas
8.
Perbaikan data pertanahan dan menstruktur kembali HGU dan pelepasan kelebihan HGU
IV-‐84 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
IV.3.2.1.3. Perkebunan Isu-isu Strategis Bidang Perkebunan: 1.
Kualitas dan kuantitas SDM petugas yang tersedia masih terbatas, terutama belum adanya petugas pada masing-masing kecamatan dan desa yang potensial untuk pengembangan perkebunan, sehingga mengakibatkan kurangnya bimbingan dan penyuluhan kepada petani-perkebunan.
2.
Relatif besarnya jumlah kebun masyarakat khususnya dengan pola swadaya yang menggunakan bibit non sertifikat (kebun sawit).
3.
Relatif besarnya jumlah tanaman karet tua atau tidak produktif yang harus diremajakan.
4.
Belum lengkap dan akurat data base perkebunan sehingga menjadi kendala dalam melakukan perencanaan dan pengembangan perkebunan sebagaimana diketahui bahwa komoditi perkebunan merupakan komoditi unggulan daerah.
5.
Masih adanya pembukaan lahan oleh masyarakat maupun pengusaha perkebunan besar dengan cara pembakaran lahan yang menimbulkan polusi udara, sehingga mengganggu kesehatan maupun pencemaran lingkungan.
IV.3.2.1.4. Pertenakan Isu-isu Strategis Bidang Peternakan: 1.
Memenuhi Kebutuhan daging dan telur bagi masyarakat.
2.
Kebutuhan bibit ternak yang meningkat sebagai dampak peningkatan populasi dan produksi ternak.
IV.3.2.2. Kehutanan Isu-isu Strategis Bidang Kehutanan: 1.
Tingginya tingkat kebakaran hutan setiap tahun sehingga menimbulkan dampak polusi udara yang melebihi ambang batas
2.
Tingginya tingkat kerusakan lahan gambut sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan areal tangkapan air
3.
Belum
optimal
berfungsinya
HPH
dalam
rangka
bina
desa
hutan
untuk
menanggulangi rendahnya pendapatan masyarakat. 4.
Kegagalan rehabilitasi, reboisasi, konservasi hutan cukup memperhatinkan bagi generasi penerus, antara lain disebabkan karena belum tegas dan transparannya sistem beserta penanggung jawab pengelola kawasan hutan menurut fungsinya.
5.
Keluarnya peraturan tidak diperbolehkannya pengusahaan kayu secara illegal, akibatnya sebagian besar masyarakat yang berada disekitar hutan yang sumber kehidupan utamanya berasal dari pengusahaan kayu menjadi kehilangan pekerjaan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐85
IV.3.2.3. Energi dan sumber daya mineral Isu-isu Strategis Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral: 1.
Penertiban LPJU illegal yang tidak memenuhi standar PLN.
2.
Pelaksanaan efisiensi
LPJU dengan pemasangan Alat Pembatas Pemakaian
(APP) di seluruh Kabupaten Kampar. 3.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral dan air tanah melalui usaha pertambangan dengan prinsip good mining practice
4.
Meningkatkan pemanfaatan energi alternatif dan potensi energi setempat/lokal;
5.
Meningkatkan pengawasan untuk mengurangi kegiatan pertambangan tanpa ijin (PETI).
6.
Meningkatkan perluasan jaringan transmisi dan distribusi untuk meng-optimalkan penyaluran tenaga listrik ke konsumen;
7.
Meningkatkan kemampuan investasi pemerintah daerah, swasta, koperasi dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikan untuk mengurangi beban pemerintah
IV.3.2.4. Pariwisata Isu-isu Strategis Bidang Pariwisata: 1.
Pengembangan dan peningkatan produk pariwisata yang berwawasan lingkungan yang bertumpu pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam yang bernilai tinggi dan berdaya saing global.
2.
Penyebaran informasi kepariwisataan secara efektif dan efesien
3.
Meningkatkan peran serta sektor swasta dan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata.
4.
Peningkatan koordinasi dengan para stakeholder bidang pariwisata didalam membangun kepariwisataan Kabupaten Kampar
5.
Meningkatkan ketrampilan, keahlian dan kecakapan pekerja di sektor pariwisata
IV.3.2.5. Perdagangan Isu-isu Strategis Bidang Perdagangan: 1.
Membuat ketentuan yang mengatur persaingan usaha yang tercakup pula didalamnya penataan lokasi sehingga ada perlindungan terhadap keberadaan usaha kecil dan pasar tradisional.
2.
Melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi agar dapat lebih intensif melakukan kegiatan uji kemetrologian di Kabupaten Kampar.
3.
Meningkatkan monitoring terhadap aspek harga dan non harga bagi barang pokok / strategis.
4.
Melakukan fasilitasi promosi produk industri kecil dan menengah.
5.
Meningkatkan pengawasan peredaran barang beredar di pasar sebagai upaya perlindungan konsumen.
IV-‐86 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
6.
Meningkatkan kualitas pelaku usaha bidang perdagangan kecil menengah serta meningkatkan kemampuan aparatur bidang perdagangan,
7.
Menciptakan langkah-langkah strategis dalam rangka antisipasi pemberlakuan perdagangan bebas di dunia,
8.
Memberikan bimbingan teknologi pengolahan bagi komoditi potensi daerah serta mempermudah Akses masyarakat terhadap modal dan pemasaran,
9.
Meningkatkan sarana penunjang pelayanan, pengawasan terhadap barang beredar dan aktivitas pelaku usaha industri dan perdagangan
IV.3.2.6. Industri Isu-isu Strategis Bidang Industri: 1.
Memberikan referensi produk dari daerah lain untuk meningkatkan kreativitas pengrajin
2.
Penambahan
aparat
pembina untuk mengoptimalkan pembinaan monitoring
dan evaluasi usaha industri. 3.
Meningkatkan kualitas pelaku usaha bidang industri kecil menengah serta meningkatkan kemampuan aparatur bidang industri,
4.
Memfasilitasi terlaksananya kerjasama antara industri besar dengan usaha industri kecil dan menengah sebagai upaya terjalinnya kemitraan antara pelaku usaha,
5.
Memfasilitasi Pengembangan lingkungan industri serta kawasan industri dan sentrasentra industri yang ada,
6.
Memberikan bimbingan teknologi pengolahan bagi komoditi potensi daerah serta mempermudah
akses
masyarakat
terhadap
modal
dan
pemasaran,
dan
menggandeng pihak perbankan.
IV.3.2.7. Ketransmigrasian Isu isu strategis Bahwa sejak Tahun 2011 transmigrasi tidak ada lagi di Kabupaten Kampar.
IV.4. ANALISIS SWOT TERDAHAP PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN Analisis lingkungan internal adalah mengidentifikasikan tentang kondisi dan situasi kabupaten Kampar yang berupa kekuatan dan kelemahan. Kekuatan adalah melakukan analisis terhadap keunggulan komperatif dan keunggulan komperatif di kabupaten Kampar dibandingkan daerah lainnya sehingga dapat dijadikan modal utama dan faktor penting untuk memacu jalannya pembangunan guna mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sedangkan kelemahan adalah melakukan analisis dan mengidentifikasi faktor yang akan mengurangi ataupun melemahkan kemampuan daerah dalam mencapai visi dan menjalankan misi pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga untuk itu perlu upaya untuk memberikan perhatian yang lebih, guna mengatasi kelemahan tersebut.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐87
IV.4.1. Kekuatan 1.
Letak wilayah yang strategis, selain sebagai gerbang masuk ke Provinsi Riau pada bagian Barat juga dilalui jalur transportasi lintas Sumatra. Letak geografis yang strategis tersebut apabila dikelola dengan baik akan mampu menciptakan keunggulan kompetitif yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan dan dijadikan modal dasar yang besar nilainya bagi pembangunan.
2.
Potensi sumber daya alam yang melimpah, baik yang dapat diperbaharui seperti perkebunan kelapa sawit, karet dan lain-lain maupun yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan batu bara.
3.
Kapasitas pemerintahan yang semakin baik dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
4.
Berkembangnya Lembaga Pembiayaan Keuangan.
5.
Pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup tinggi dan diikuti oleh kondisi sosial, politik dan keamanan yang semakin kondusif.
IV.4.2. Kelemahan 1.
Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan masih bertumpu pada eksploitasi sektor primer. Jika kondisi ini tetap dipertahankan akan menyebabkan terjadinya percepatan laju degradasi lingkungan.
2.
Masih lemahnya kelembagaan usaha kecil, menengah dan mikro.
3.
Masih rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan dan penguasaan IPTEK.
4.
Masih terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur.
5.
Terbatasnya penyediaan sumber energi listrik untuk rumah tangga, bisnis, dan industri maupun untuk pelayanan publik.
6.
Masih luasnya lahan tidur/lahan terlantar dan tingginya kasus sengketa lahan.
7.
Distribusi penduduk dan pembangunan belum merata yang diikuti tingginya angka kemiskinan.
8.
Masih lemahnya penegakan dan pengawasan terhadap jalannya Peraturan Daerah dan Perundang-undangan yang berlaku.
9.
Mulai lunturnya pengamalan nilai-nilai budaya Melayu terutama pada generasi muda.
10. Meningkatnya
laju
degradasi
lingkungan
di
kabupaten
Kampar
sehingga
menyebabkan terjadinya banjir, pendangkalan sungai, eutrofikasi dan penurunan kualitas air.
IV.4.3. Peluang 1.
Pelaksanaan otonomi daerah telah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus daerahnya. Jika peluang ini mampu digunakan dengan baik, maka akan dapat dengan cepat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.
Perkembangan politik nasional dinamis dan positif berdampak pada terciptanya stabilitas politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan dan ketertiban daerah yang kondusif. Hal ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk tetap terus
IV-‐88 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
mendorong kegiatan investasi dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta perwujudan visi pembangunan daerah. 3.
Meningkatnya hubungan kerja sama regional mendorong terbukanya peluang pengembangan potensi daerah dan perluasan pasar bagi produk daerah.
4.
Teknologi informasi yang berkembang cepat merupakan peluang untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahaan yang efektif, efisien, transparan dan akuntable.
IV.4.4. Tantangan 1.
Diberlakukannya perdagangan bebas menyebabkan produk luar negeri masuk dalam pasar domestik. Hal ini merupakan tantangan bagi produk lokal untuk meningkatkan daya saingnya. Sehingga industri lokal tersebut dapat tetap hidup dan mampu menyerap tenaga kerja.
2.
Tingkat pendidikan, keterampilan dan produktifitas tenaga kerja luar yang lebih tinggi. Sementara tenaga kerja lokal produktifitasnya relatif lebih rendah. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah daerah dan semua pihak yan konsen terhadap pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal.
3.
Kebutuhan konsumsi pangan daerah sebagian besar di supply dari daerah lain, padahal potensi lahan pengembangan pangan di kabupaten Kampar sangat luas. Isu kemandirian pangan daerah merupakan tantangan yang harus segera diwujudkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Mengingat kabupaten Kampar masih memiliki potensi lahan tidur/terlantar yang cukup luas dan dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan swasembada pangan.
4.
Kebijakan pemerintah pusat yang berubah-ubah merupakan tantangan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, mengingat kualitas sumber daya manusia aparatur di daerah relatif terbatas.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IV-‐89
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan untuk peningkatan sumber daya manusia yang sehat, beriman, dan bertaqwa serta menguasai IPTEK lebih memantapkan penataan kembali Kampar di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi, serta penguatan kesejahteran rakyat dalam segala bidang, dan peningkatan akhlak, moral untuk menuju masyarakat yang mempuyai daya saing dalam segala bidang. Dalam usaha meningkatkan daya saing perekonomian melalui penguatan sumber daya manusia termasuk usaha dalam penguasaan IPTEK yang sejalan dengan penguatan pembangunan pertanian, perkebunan, dan peningkatan pembangunan sumber daya alam lainnya secara terpadu; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dengan seluruh stakeholders yang ada di Kabupaten Kampar. Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup makin berkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat; terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, serta pendapatan daerah pada masa yang akan datang; serta terlaksananya pembangunan ekonomi sebagai gerakan yang didukung oleh semua sektor.
Kondisi itu
didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan
ruang
dengan
mengintegrasikannya
kedalam
dokumen
perencanaan
pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pembangunan yang berkelanjutan. Kesejahteraan rakyat terus di tingkatkan dengan ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan perkapita, menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan, meningkatnya tingkat pendidikan
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 V-‐1
masyarakat yang didukung dengan pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang mantap, meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak, terkendalinya
jumlah
dan
laju
pertumbuhan
penduduk,
menurunnya
kesenjangan
kesejahteraan antar individu, antar kelompok masyarakat, dan antar daerah, dipercepatnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di daerah potensial di tempat terpencil.
V.1. VISI Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menetapkan bahwa RPJM Daerah merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Berdasarkan kondisi masyarakat dan Kabupaten Kampar saat ini dan tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang maka Visi Pembangunan Kabupaten Kampar yang hendak diwujudkan pada Tahun 2016 adalah: “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar yang Madani, Berakhlak dan Bermoral, Menuju Kehidupan yang Sehat, Sejahtera, Serta Berdaya Saing pada Tahun 2016” Visi Pembangunan tersebut harus dapat diukur untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang ingin dicapai pada Tahun 2016 di Kabupaten Kampar, dengan ukuran sebagai berikut: 1.
Berakhlak dan bermoral, mencerminkan masyarakat yang agamis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, dan menerapkannya dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat.
2.
Yang madani dapat dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau dari tingkat keadilan dan kesetaraan perkembangan ekonomi, kemajuan dan kesejahteraan diukur dari tingkat kemakmuran yang tercermin pada tingkat pendapatan dan pembagiannya.
3.
Tingkat kehidupan yang sehat dan sejahtera, juga dapat diukur berdasarkan berbagai indikator sosial yang pada umumnya berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Suatu daerah dikatakan makin maju dan sejahtera apabila makin tinggi tingkat pendidikan penduduk. Hal ini tercermin pada tingkat pendidikan terendah serta tingkat partisipasi pendidikan.
4.
Kemajuan dan kesejahteraan suatu daerah juga dapat diukur berdasarkan indikator kependudukan, termasuk derajat kesehatan. Ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu daerah dengan laju pertumbuhan penduduk. Daerah yang sudah maju dan sejahtera ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil, angka harapan hidup yang lebih tinggi, dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia yang makin baik akan tercermin dalam produktifitas yang makin tinggi.
5.
Daerah yang berdaya saing dan sejahtera juga ditandai oleh peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan keamanan. Selain unsur-unsur tersebut, daerah yang maju dan sejahtera juga harus didukung dengan infrastruktur yang maju.
V-‐2
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
6.
Berdaya saing (competitive) adalah salah satu ukuran kemajuan yang dicapai. Berdaya saing disini dimaksudkan bahwa Kabupaten Kampar menjadi kabupaten yang diperhitungkan di Provinsi Riau, baik dari segi kualitas pemerintahan, tingkat kesejahteraan, pemerataan, pelayanan, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.
Berdasarkan rumusan Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kampar Periode 2011-1016 tersebut di atas, maka dapat dijelaskan pokok-pokok dan penjelasan visi tersebut pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Visi, Pokok-Pokok Visi, dan Penjelasan Visi Tahun 2011-2016 Kabupaten Kampar NO.
VISI
POKOK-POKOK VISI
PENJELASAN VISI
1.
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar yang Madani Berakhlak dan Bermoral
Tingkat capaian pendidikan yang semakin tinggi dan merata Produkivitas penduduk yang semakin tinggi Kualitas pelayanan sosial yang semakin baik Indeks pembagunan manusia yang semakin tinggi.
2
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar Sehat Sejahtera
3
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar yang Berdaya Saing
Kemajuan ekonomi yang diukur dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan meningkat Tigkat pertumbuhan ekonomi secara sektoral yang stabil dan berimbang Tingkat kemajuan infrastruktur yang semakin baik dan merata kesemua wilayah Kualitas kesehatan penduduk yang semakin baik dan akses pelayanan kesehatan yang semakin baik dan merata Laju pertumbuhan penduduk yang semakin rendah Angka harapan hidup yang semakin tinggi. Kualitas pemerintahan yang lebih baik dari daerah lain khususnya di provinsi Riau Tingkat kesejahteraan penduduk yang lebih baik dari daerah lain Pemerataan pembangunan yang semakin baik Pelayanan publik dan sosial yang semain baik dan merata Penyediaan infrastruktur yang semamin baik dan merata
Daerah yang maju ditandai oleh peran serta rakyat secara sadar dan efektif dalam segala aspek kehidupan terutama dalam peranya membangun Kesejahteraan dan keadialan yang diladasi oleh nilai ahlak dan moral yang ada di dalam masyarakat Kampar Daerah yang sejahtera ditandai oleh peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan keamanan.
Kemampuan pengelolaan sumber daya daerah secara bermutu, ekonomis, efektif dan efisien, sehingga lebih unggul dari daerah lainnya. Berdaya saing juga mengandung makna kemampuan untuk berprestasi dalam bidang kerja masingmasing, dengan kualifikasi atau kualitas tertentu, sehingga dapat sejajar atau bahkan lebih tinggi dengan daerah lain.
V.2. MISI Pencapaian visi di atas, dilakukan dengan misi sebagai berikut: 1.
Mengembangkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, menjunjung tinggi syariat agama, taat hukum, berbudaya yang menjamin sistem sosial bermasyarakat dan bernegara dalam menghadapi tantangan global.
2.
Mengembangkan potensi SDA dan potensi masyarakat untuk membangun pondasi ekonomi kerakyataan yang kokoh.
3.
Mewujudkan
masyarakat
yang
berpendidikan
untuk
meningkatkan
SDM
yang
bermartabat melalaui penguasaan IPTEK yang ditopang oleh sendi-sendi ilmu, iman dan peradaban, untuk menghasilkan manusia yang berdaya saing global. 4.
Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
5.
Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 V-‐3
V.3. PRIORITAS RPJMD KABUPATEN KAMPAR Adapun Prioritas Pembangunan 2011-2016 sesuai dengan visi, misi dan program kerja yang ditawarkan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih pada saat proses pilkada sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kualitas kehidupan beragama untuk mewujudkan masyarakat agamis
2.
Menciptakan pemerintahan yang bersih, melanjutkan reformasi birokrasi, peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi
3.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
4.
Meningkatkan pelayanan dan pembangunan kesehatan
5.
Percepatan pembangunan infrastruktur wilayah terutama penanganan kerusakan jalan dan jembatan, air bersih dan krisis listrik
6.
Mengembangkan usaha ekonomi lokal masyarakat desa melalui layanan permodalan, peningkatan skil kewirausahaan dan menjadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sebagai pilar lembaga ekonomi desa yang mandiri
7.
Mengembangkan program peningkatan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan untuk menjadikan Kabupaten Kampar sebagai pertanian mandiri, pusat pengembangan perternakan dan pusat agrobisnis
8.
Mengembangkan pembinaan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat melalui Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) sebagai inovasi PNPM di daerah dan peningkatan Alokasi Dana Desa (ADD).
9.
Mengembangkan kebudayaan, kepariwisataan, generasi muda, peranan perempuan dan olah raga
10. Menjaga
keserasian
pemanfaatan
ruang,
pengelolaan
lingkungan
hidup
dan
mitigasi bencana.
V.4. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dengan menjawab isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara kualitatif maupun kuantitatif, spesifik, mudah dicapai, rasional dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun (Lampiran III Permendagri 54 Tahun 2010). Oleh sebab itu dapat dikatakan: sasaran menjelaskan tujuan, tujuan diturunkan secara operasional dari misi dan misi merupakan penjabaran visi. Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Kampar 20112016 sebagai berikut.
V-‐4
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
MISI I
Mengembangkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, menjunjung tinggi syariat agama, taat hukum, berbudaya yang menjamin sistem sosial bermasyarakat dan bernegara dalam menghadapi tantangan global
TUJUAN
SASARAN
Masyarakat agamis/beriman
} Meningkatnya fungsi dan peran agama dalam
Memaksimalkan fungsi dan peran agama dalam pembangunan Masyarakat berbudaya
} Meningkatnya peran keagamaan dalam pembangunan.
Masyarakat menghargai kesetaraan gender
} Meningkatnya peran perempuan di lembaga
masyarakat. } Meningkatnya kunjungan wisata. } Meningkatnya promosi dan investasi pariwisata, seni,
dan budaya, serta pelestarian cagar budaya. pemerintahan dan swasta.
} Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan
anak.
Masyarakat berkesadaran hukum
} Terlaksananya kepastian hukum, rasa keadilan,dan
ketertiban masyarakat.
} Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan
dan hukum yang berlaku.
} Meningkatnya pemahaman prinsip‐ prinsip dasar hukum
dan HAM. Meningkatkan kapasitas birokrasi pemerintah menuju tata kelola pemerintah yang baik
MISI II
Mengembangkan potensi SDA dan potensi masyarakat untuk membangun pondasi ekonomi kerakyataan yang kokoh
MISI III
Mewujudkan masyarakat yang berpendidikan untuk meningkatkan SDM yang bermartabat melalaui penguasaan IPTEK yang ditopang oleh sendi sendi ilmu, iman dan peradaban, untuk menghasilkan manusia yang berdaya saing global
MISI IV
pemerintahan daerah dan desa serta lembaga pemerintah.
TUJUAN
SASARAN
Memperkuat ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan
} Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah dan
Peningkatan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan Investasi dalam memperkuat pondasi ekonomi daerah
} Meningkatnya PAD Kab. Kampar. } Meningkatkan sumber PAD berdasarkan pola ruang.
pemerataan pendapatan.
} Meningkatkan peran Lembaga Keuangan Mikro di
pedesaan.
} Meningkatnya peran investasi swasta } Menurunnya tingkat pengangguran
TUJUAN
SASARAN
Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat
} Meningkatnya aksesibilitas dan pemerataan pendidik- an
khususnya bagi masya- rakat miskin.
} Meningkatnya mutu pendidik, Tenaga kependidikan dan
manajemen sekolah.
} Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca
masyarakat serta layanan perpustakaan.
Peningkatan kualitas kependudukan
} Meningkatnya kesadaran akan kerukunan masyara- kat. } Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangu- nan
daerah.
} Meningkatnya partisipasi stakeholder dalam
pembangunan daerah. } Meningkatnya pembinaan olahraga edukasi dan
Peningkatan kualitas kesejateraan masyarakat Peningkatan kualitas penguasaan iptek
Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
} Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur
dukungan olahraga prestasi. Meningkatnya mutu ketenagakerjaan. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kepuasan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua urusan. } Peningkatan Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). } Meningkatnya informasi melalui media massa. } Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna. } } } }
TUJUAN
SASARAN
Peningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan
} Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan. } Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. } Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat
Peningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi masalah kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
} Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat. } Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan
kesehatan.
} Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat. } Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan.
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 V-‐5
MISI V
Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
V-‐6
|
TUJUAN
SASARAN
Peningkatkan pengembangan kawasan strategis Peningkatan partisipasi masyarakat berbasis infrastruktur
} Meningkatnya pembangunan kawasan strategis.
Peningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan Peningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung ekonomi
} Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
} Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan
infrastruktur pedesaan. lingkungan.
} Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi untuk
menunjang sentra ekonomi.
BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, satu strategi dapat terhubung dengan pencapaian satu sasaran. Dalam hal beberapa sasaran bersifat inherent dengan satu tema, satu strategi dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa sasaran tersebut. Sementara kebijakan merupakan arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan.
VI.1. MISI 1 Mengembangkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, menjunjung tinggi syariat agama, taat hukum, berbudaya yang menjamin sistem sosial bermasyarakat dan bernegara dalam menghadapi tantangan global. TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Meningkatnya fungsi dan peran Peningkatkan nilai‐nilai agamis dan Penetapan DBKS agama dalam masyarakat. berakhlak mulia dalam masyarakat Penetapan KST Sertifikasi Ponpes Memaksimalkan fungsi Meningkatnya peran Peningkatan peran keagamaan Memasukkan nilai-nilai agamis dalam kurikulum dan peran agama dalam keagamaan dalam dalam pembangunan. pendidikan formal pembangunan pembangunan. Memperbanyak aktivitas majelis ta’lim Peningkatan syiar aktivitas masyarakat dalam memperingati hari besar Islam Masyarakat berbudaya Meningkatnya kunjungan Peningkatan kunjungan dan lama Perbaikan sarpras kepariwisataan wisata. tinggal wisatawan Optimalisasi kelembagaan kepariwiataan Meningkatnya promosi dan Peningkatnya promosi dan investasi Pengembangan diversifikasi objek wisata investasi pariwisata, seni, dan pariwisata, seni, dan budaya, serta budaya, serta pelestarian cagar pelestarian cagar budaya pelestarian Optimalisasi kegiatan seni budaya daerah budaya. aset seni budaya daerah Meningkatnya peran Peningkatnya peran perempuan di Pemberdayaan perempuan dalam pembangunan perempuan di lembaga lembaga pemerintahan dan swasta. daerah pemerintahan dan swasta. Pemberdayaan gender dalam aktivitas pembangunan daerah Masyarakat menghargai Menurunnya tindak kekerasan Penurunan tindak kekerasan Peningkatan fasilitasi emansipasi perempuan kesetaraan gender terhadap perempuan dan anak. terhadap perempuan dan anak. dalam pembangunan daerah Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan formal bagi perempuan Peningakatan penyelesaian dampak kekerasan KDRT Masyarakat Terlaksananya kepastian Peningkatan pemahaman hak dan Menciptakan peraturan daerah dan piranti-piranti berkesadaran hukum hukum, rasa keadilan, dan kewajiban warga Negara hukum lainya ketertiban masyarakat. Meningkatnya kesadaran Peningkatan kesadaran masyarakat Meningkatkan kapasitas aparatur lembaga masyarakat terhadap peraturan terhadap peraturan dan hukum yang hukum dalam sosialiasai terhadap peraturan dan dan hukum yang berlaku. berlaku hukum yang berlaku Meningkatkan kapasitas Meningkatnya pemahaman Peningkatan pemahaman Meningkatkan sosialisasi hukum dan HAM birokrasi pemerintah kepada masyarakat Masyarakat agamis/beriman
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 VI-‐1
TUJUAN menuju tata kelola pemerintah yang baik
SASARAN
STRATEGI
prinsip‐ prinsip dasar hukum dan HAM. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintahan daerah dan desa serta lembaga pemerintah.
masyarakat terhadap prinsip‐ prinsip dasar hukum dan HAM Peningkatan kinerja dan profesionalisme aparatur dan lembaga pemerintah Peningakatan fasilitasi dan pelatihan aparatur pemerintahan desa Peningkatan pemberian pelayanan prima bagi masyarakat Peningkatan pelaksanaan koordinasi pemerintah pada dinas/instansi terkait secara periodik dan berkelanjutan
Meningkatkan rasa solidaritas dan ikatan sosial di masyarakat Meningkatkan kualitas dan disiplin aparatur
ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan pelaksanaan bimtek untuk implementasi perundang‐ undangan
Menyelenggarakan pengangkatan, pemindahan dan pensiun PNS Meningkatkan kesejahteraan pegawai daerah
Meningkatkan kapasitas kelembagaan aparatur Meningkatkan pengelolaan administrasi kepegawaian Meningkatkan pendayagunaan aparatur yang efektif dan efisien
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta profesionalisme PNS daerah Penjelasan tentang aturan dan pelaksanaannya kpd lurah dan pamong desa Fasilitasi penerimaan kunjungan kerja tamu, koordinasi dan instansi terkait Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintah daerah Penyelenggaraan bimtek bagi aparat kecamatan dalam penyusunan buku administrasi kecamatan
VI.2. MISI 2 Mengembangkan potensi SDA dan potensi masyarakat untuk membangun pondasi ekonomi kerakyataan yang kokoh TUJUAN
SASARAN
Memperkuat ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan
Peningkatan pemanfaatan SDA yang berkelanjutan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Peningkatan investasi dalam memperkuat pondasi ekonomi daerah
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan
Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan
Meningkatkan peran Lembaga Keuangan Mikro di pedesaan
Peningkatan peran Lembaga Keuangan Mikro di pedesaan
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Menciptakan pmerataan pendapatan antar sektor pertanian dan industri Meningkatkan investasi melalui promosi dan pelayanan perizinan Memperbesar volume keuangan pada lembaga keuangan mikro
Meningkatnya PAD Kab. Kampar. Meningkatkan sumber PAD berdasarkan pola ruang. Meningkatnya peran investasi swasta
Peningkatan kontribusi PAD dari semua sektor Peningkatan sumber PAD berdasarkan pola ruang
Menurunnya tingkat pengangguran
Peningkatan pengunaan tenaga kerja tempatan oleh pihak swasta
Peningkatan peran investasi swasta dalam pembangunan
Memperkuat kapabilitas institusi Bumdes Peningkatan kontribusi PAD dari semua sektor dengan memaksimalkan SDA yang ada Mengembangkan potensi smber PAD berazas pola tata ruang Memperbesar peran investasi swsata dalam sektor pertanian dan industri Membuka negatif investasi daerah untuk mendrong investasi kemitraan Mengembangkan pola kemitraan dalam penggunaan ketenagakerjaan daerah Memetakan pola penggunaan dan produktivitas ketenagakerjaan daerah untuk sektor pertanian dan industri
VI.3. MISI 3 Mewujudkan masyarakat yang berpendidikan untuk meningkatkan SDM yang bermartabat melalaui penguasaan IPTEK yang ditopang oleh sendi-sendi ilmu, iman dan peradaban, untuk menghasilkan manusia yang berdaya saing global. TUJUAN Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat
SASARAN Meningkatnya aksesibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya bagi masyarakat miskin Meningkatnya mutu pendidik,
STRATEGI Peningkatan aksesibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya bagi masyarakat miskin Peningkatan mutu pendidik,
VI-‐2 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan Kualitas Sarpras Pendidikan dasar dan menengah Meningkatkan kualitas pendidikan dan peran aktif
TUJUAN
Peningkatan kualitas kependudukan
SASARAN Tenaga kependidikan dan manajemen sekolah Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca masyarakat serta layanan perpustakaan. Meningkatnya kesadaran akan kerukunan masyarakat. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah. Meningkatnya partisipasi stakeholder dalam pembangunan daerah.
Peningkatan kualitas kesejateraan masyarakat Peningkatan kualitas pengusaan iptek
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Tenaga kependidikan dan manajemen sekolah Peningkatan minat dan budaya gemar membaca masyarakat serta layanan perpustakaan
masyarakat di bidang pendidikan
Peningkatan Penyelenggaraan pemerintahan yang terukur Peningkatan pemahaman hak dan kewajiban warga negara Peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah Peningkatan prestasi kepemudaan dan olahraga Peningktan partisipasi stakeholder dalam pembangunan daerah
Peningkatan disiplin aparatur pemerintahan daerah
Meningkatnya pembinaan olahraga edukasi dan dukungan olahraga prestasi Meningkatnya mutu ketenagakerjaan.
Peningkatan pembinaan olahraga edukasi dan dukungan olahraga prestasi Peningkatan mutu ketenaga kerjaan.
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kepuasan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua urusan. Peningkatan Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Meningkatnya informasi melalui media massa. Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna.
Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik. Peningkatan kepuasan kualitas pelayanan public Peningkatan kualitas database dalam format digital di semua urusan Peningkatan Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Peningkatan informasi melalui media massa Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna
Meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan
Peningkatan kapasitas aparatur lembaga peradilan Memperbanyak organisasi kepemudaan Memperbanyak kegiatan pelatihan kepemudaan Melibatkan stakeholder dalam pembangunan daerah Menciptakan institusi dalam peran stakeholder untuk pembangunan darah Menyediakan venue olahraga, edukas untuk pemuda Menyediakan dukungan fasilitas olahraga prestasi Memperbanyak pusat-pusat pelatihan ketenagakerjaan Memperbanyak institusi peyelenggara pelatihan ketenagakerjaan Memperbanyak jumlah institusi pelayanan publik Menyelenggarakan jaminan mutu kepuasan layanan publik Menyiapkan manajemen database dalam format digital di semua urusan Menjamin sistem informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi Membuka saluran informasi untuk media massa bagi semua urusan Memperbanyak institusi peggunaan teknologi tepat guna
VI.4. MISI 4 Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat TUJUAN Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi masalah kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
SASARAN Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat Meningkatnya prosentase rumah dan lingkungan sehat. Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan.
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi Puskesmas dan RS Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta status gizi masyarakat Peningkatan infrastruktur kesehatan masyarakat Peningkatan prosentase rumah dan lingkungan sehat
Meningkatkan kualitas sarpras, SDM & mutu pelayanan
Peningkatan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Peningkatan standarisasi lingkungan sehat dan prilaku hidup bersih
Memperbanyak jumlah penduduk untuk memiliki Jamkesmas
Peningkatan peran swasta dalam pelayanan kesehatan Peningkatan kemitraan pemerintah dan dunia usaha, dalam pelayanan kesehatan
Meningkatka kesehatan ibu dan anak serta status gizi masyarakat Memperbesar peran masyrakat dalam pengembangan infrastruktur kesehatan Memperbanyak jumlah rumah sehat
Mensosialisasi prilaku hidup bersih dan sehat Meningkatkan peranserta dan pemahaman masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui peningkatan kapasitas masyarakat dengan sistem sel Memperbanyak pihak swasta dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Memperbanyak program kemitraan dalam pelayanan kesehatan bagi dunia usaha
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 VI-‐3
VI.5. MISI 5 Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
Peningkatan pengembangan kawasan strategis
Meningkatnya pembangunan kawasan strategis.
Peningkatan pembangunan kawasan strategis
Peningkatan partisipasi masyarakat berbasis infrastruktur Peningkatan kualitas dan kuantitas lingkungan
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan. Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan lingkungan.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung ekonomi
Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi untuk menunjang sentra ekonomi.
Peningkatkan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan dengan membangun sektor-sektor unggulan. Peningkatan peranan sektor sektor yang non unggulan dengan memperhatikan dampaknya pada kehidupan sosial dan lingkungan hidup Peningkatan sarana dan prasarana ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi, pemanfaatan lahan, diversifikasi, intensifikasi serta pengembangan sentra ekonomi
VI-‐4 | RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016
ARAH KEBIJAKAN Meyediakan Perencanaan dan pengembangan kawasan strategis Memperbanyak kerjasama pemerintah dan swasta untuk pengembangan kasawsan strategis Memperbanyak partisipasi masyarakat dalam mebnagun infrastruktur pedesaan Memperbanyak institusi dunia usaha dalam mengembangkan infrastruktur pedesaan Memperbanyak pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui perluasan ruang terbuka hijau, pengendalian produksi, pengendalian konsumsi dan pengendalian aktivitas yang kurang ramah lingkungan
Memperbanyak jumlah sarana/prasarana pendukung perekonomian daerah Mensinergikan berbagai potensi sektor-sektor ekonomi masyarakat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi, pemanfaatan lahan, diversifikasi, intensifikasi serta pengembangan sentra ekonomi.
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Perumusan
kebijakan
umum
dan
program
pembangunan
daerah
bertujuan
untuk
menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah. Sementara program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. Penyajian kebijakan umum dan program pembangunan daerah ditampilkan dalam tabel berikut:
VISI: Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kampar yang Madani, Berakhlak dan Bermoral, Menuju Kehidupan yang Sehat, Sejahtera, Serta Berdaya Saing pada Tahun 2016
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 VII -‐1
MISI I: Mengembangkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, menjunjung tinggi syariat agama, taat hukum, berbudaya yang menjamin sistim sosial bermasyarakat dan bernegara dalam menghadapi tantangan global. TUJUAN Masyarakat agamis/beriman
SASARAN Meningkatnya fungsi dan peran agama dalam masyarakat.
STRATEGI Peningkatkan nilai nilai agamis dan berakhlak mulia dalam masyarakat
INDIKATOR SASARAN Aktifnya kelembagaan agama dan masyarakat
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
aktif
aktif
PROGRAM Program Pembinaan dan Pengamalan Nilai-Nilai Agama
URUSAN
SKPD
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Dinas Sosial dan Tenaga kerja
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam negeri
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS Termasuk HIV/AIDS
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Dinas Sosial dan Tenaga kerja, Satpol PP, BKBPA
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Penyelenggaraan MTQ
Pekerjaan Umum
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Program Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Program Pengembangan Pemasaran Wisata
Pariwisata
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Kebudayaan
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Program Pembinaan Majelis Ta’lim Program Peningkatan Kualitas Keagamaan Program Pembinaan Remaja dan Pengurus Masjid/Mushalla Program Pembinaan Eks Penyandang Program Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaaan Menurunnya persentase penyakit masyarakat (narkoba, PMS termasuk HIV/AIDs)
Memaksimalkan fungsi dan peran agama dalam pembangunan
Meningkatnya peran keagamaan dalam pembangunan.
Peningkatan peran keagamaan dalam pembangunan.
Jumlah LSM, Ormas (termasuk OKP) yang dibina
Masyarakat berbudaya
Meningkatnya kunjungan wisata
1) Peningkatan kunjungan dan lama tinggal wisatawan 2) Peningkatan promosi dan investasi pariwisata, seni, dan budaya, serta pelestarian cagar budaya pelestarian aset seni budaya daerah
Jumlah kunjungan wisata (domestik dan mancanegara)
Meningkatnya promosi dan investasi pariwisata, seni, dan budaya, serta pelestarian cagar budaya
63 kasus narkoba 45 Ormas dan 75 LSM
55 Ormas dan 85 LSM
35,434
Program Pengembangan Destinasi Wisata Terlaksananya berbagai Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya dengan badan hukum terkait (%)
45
54
Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pengelolaaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya
VII.-‐2
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR SASARAN
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
PROGRAM
URUSAN
Program Pengembangan Kerjasama Pengelolahan Kekayaan Budaya
SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Mengembangkan Investasi Pariwisata dan Kelestarian Cagar-budaya
Pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan Masyarakat Menghargai Kesetaraan Gender
Meningkatnya peran perempuan di lembaga pemerintahan dan swasta.
1) Peningkatnya peran perempuan di lembaga pemerintahan dan swasta 2) Penurunan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
Persentase perempuan yang bekerja di sektor pemerintahan terhadap total jumlah pegawai
Persentase perempuan yang bekerja di sektor swasta terhadap total jumlah pegawai
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, BPMPD
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Program Pemberdayaan Perempuan Program Peningkatan Peran Serta Kesetaraan gender Dalam Pembangunan
Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Persentase jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga Masyarakat Berkesadaran Hukum
Terlaksananya kepastian hukum, rasa keadilan dan ketertiban masyarakat Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap Peraturan dan hukum yang berlaku Meningkatnya pemahaman prinsipprinsip dasar hukum
1) Peningkatan pemahaman hak dan kewajiban warga Negara, 2) Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap peraturan dan hukum yang berlaku ,3) Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap prinsip prinsip dasar hukum dan HAM
Meningkatnya ketertiban dan keamanan Masyarakat (%)
100
100
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Menurunnya pelanggaran perda (%)
100
100
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Jumlah masyarakat yang memanfaatkan jalur hukum untuk penyelesaian masalah
Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan Penyelesaian Masalah Hukum
Menurunnya jumlah warung remang-remang, penjaja minuman keras, anak jalanan dan pengemis (%)
100
Persentase Pengaduan masyarakat yang tertangani
0
100
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Sekretariat Daerah Bagian Hukum
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam negeri
Satuan Polisi Pamong Praja
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah Bagian Hukum
Satuan Polisi Pamong Praja Sekretariat Daerah Bagian Hukum
Program Pemberantasan Penyakit Masyarakat 50
VII. 3
Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
dan Hak Azazi Manusia (HAM)
INDIKATOR SASARAN Berkurangnya pengaduan masyarakat tentang sengketa lahan
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
10 kasus
10 kasus
PROGRAM Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
URUSAN
SKPD
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Badan Kepegawaian Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Seluruh SKPD
Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan Program pengembangan sistem informasi pertanahan Meningkatkan Kapasitas Birokrasi Pemerintah Menuju Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintahan daerah dan desa serta lembaga pemerintah
1) Peningkatan kinerja dan profesionalisme aparatur dan lembaga pemerintah. 2) Peningkatan fasilitasi dan pelatihan aparatur pemerintahan desa. 3) Peningkatan pemberian pelayanan prima bagi masyarakat 4) Peningkatan pelaksanaan koordinasi pemerintah pada dinas/instansi terkait secara periodik dan berkelanjutan 5) Peningkatan pelaksanaan bimtek untuk implementasi perundang undangan
Organisasi yang minim struktur dan kaya fungsi Presentase aparatur yang mengikuti peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui diklat teknis struktural maupun fungsional (%) Terpenuhinya sarana dan prasarana yang mendukun pelayanan pemerintahan
Program Pendidikan Kedinasan
100
100
Tepenuhi sepenjang tahun
Tepenuhi sepenjang tahun
Pelayanan administrasi perkantoran terpenuhi Opini BPK
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pelayanan Adminisitrasi Perkantoran
WDP
WTP
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan aparatur (%)
0
Persentase pembinaan dan pengawasan (%)
84
Jumlah Dokumen KUA-PPAS murni dan Perubahan (dokumen)
2
84.38
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
95
Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Sekretariat Korpri, Kantor Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa, Bappeda
Sekretariat Daerah Bagian Adm Perekonomian, Inspektorat Sekretariat Daerah Bagian Adm Perekonomian, Sekretariat Daerah Bagian Umum, Inpsektorat
Otonomi, Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Sekretariat Korpri Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Sekretariat Korpri
4
VII. 4
Program Pembinaan dan Fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/kota
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
75
Meningkatnya jumlah SKPD yang melaksanakan SAKIP (Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah) (kecuali kecamatan=33 SKPD) (%)
INDIKATOR SASARAN
PROGRAM
URUSAN
100
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawas
55 (TH 2013)
100
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Otonomi, Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Meningkatnya pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH (44 SKPD) (%) (reguler)
100
83
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Efisien dan efektifnya pelayanan barang dan jasa sesuai dengan prioritas penanganan (%)
100
100
Program Pelayanan Barang dan Jasa di Seluruh SKPD
Kantor Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
Persentase perda yang dihasilkan dari prolegda
100
100
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perwakilan Rakyat Daerah
Sekretariat DPRD
Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur pengawasan (%)
Jumlah aparatur yang mengikuti bimtek
360
731
terlaksana
terlaksana
Inspektorat
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Seluruh SKPD
Program Fasilitasi Pindah/purna Tugas PNS Terselenggaranya program pemantapan kelembagaan
SKPD
Program Penyelenggaraan Kegiatan Pemerintah
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Sekretariat Korpri
Program peningkatan kualitas kelembagaan
Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintahan desa dan kelurahan (%)
100
100
Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Sekretariat Daerah Bagian Hukum
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa
Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi Pemerintahan Desa Program peningkatan pelayanan administrasi pemerintahan desa Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolalan Keuangan Desa
VII. 5
MISI II : Mengem bangkan Potensi SDA dan Potensi Masyarakat untuk Membangun Pondasi Ekonomi Kerakyataan yang Kokoh TUJUAN Memperkuat Ekonomi Masyarakat Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan
SASARAN Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Pemerataan Pendapatan
STRATEGI Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan
INDIKATOR SASARAN
KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Program Perencanaan Tata Ruang Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Program Peningkatan Produksi, Produktifitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Petani memiliki kebun berstandar teknis: mulai dari pengolahan pemeliharaan-bibit- sampai dengan panen dan pasca panen. Meningkatnya pendapatan petani (masyarakat)
Produksi perikanan budidaya produksi perikanan (ton)
PROGRAM
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
39,272
63,248
VII. 6
Program Kesejahteraan Petani Perkebunan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Penyediaan Sarana dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Program Pengembangan Budidaya Perikanan
URUSAN Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Penataan Ruang Perdagangan
Pertanian
SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Dinas Sosial dan Tenaga kerja dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Dinas Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura
Perdagangan Pertanian
Pertanian
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sekretariat Daerah Bagian Adm Perekonomian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan Dinas Perkebunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kelautan dan Perikanan
Dinas Perikanan
Pertanian
Dinas Perkebunan
Kelautan dan Perikanan
Dinas Perikanan
TUJUAN
SASARAN
Meningkatnya Peran Lembaga Keuangan Mikro di Perdesaan
STRATEGI
INDIKATOR SASARAN
KINERJA AWAL 2
Peningkatan peran Lembaga Keuangan Mikro di pedesaan
Peneriman Negara Bukan pajak) sektor kehutanan (milyar) Jumlah BUMDes yang terbentuk Persentase Koperasi yang Aktif (%)
TARGET KINERJA AKHIR 17
10
20
70,43
79,79
290
870
Jumlah UKM yang Aktif (dilibatkan dalam program penciptaan iklim usaha UMKM yang kondusif)
Peningkatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan yang Dapat Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi.
Peningkatan Investasi dalam Memperkuat Pondasi Ekonomi Daerah
Meningkatnya PAD Kabupaten Kampar
Peningkatan kontribusi PAD dari semua sektor
Meningkatkan Sumber PAD Berdasarkan Pola Ruang Meningkatnya Peran Investasi Swasta
Peningkatan sumber PAD berdasarkan pola ruang Peningkatan peran investasi swasta dalam pembangunan
Menurunnya Tingkat Pengangguran
Peningkatan pengunaan tenaga kerja tempatan oleh pihak swasta
URUSAN
SKPD
Kehutanan
Dinas Kehutanan
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM Program Pemutakhiran Data Koperasi dan UKM Program Pengembangan Industri Kecil & Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
100
100
Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
Energi dan Sumber daya Mineral
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Sekretariat Daerah Bagian Adm Perekonomian, Sekretariat Daerah Bagian Umum Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
terlaksana
97%
Program Pemanfaatan Ruang
Penataan Ruang
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Program Peningkatan Promosi dan Kerjsama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Penyiapan Potensi Sumber Daya Sarana dan Prasarana Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Penanaman Modal Daerah
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Ketenagakerjaan
Dinas Sosial dan Tenaga kerja
Jumlah koperasi yang terbentuk Persentase PAD Kab. Kampar
Meningkatnya jumlah usaha tambang (minerba) yang mengurus perijinan dan membayar pajak (%) Sumber PAD
PROGRAM Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
100
Nilai investasi swasta
Menurunnya Rasio angkatan kerja menganggur
VII. 7
Industri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
MISI III :Mewujudkan Masyarakat yang Berpendidikan untuk Meningkatkan SDM yang Bermartabat melalui Penguasaan IPTEK yang Ditopang oleh Sendisendi Ilmu, Iman dan Peradaban, untuk Menghasilkan Manusia yang Berdaya Saing Global TUJUAN Peningkatan Kualitas Pendidikan Masyarakat
Peningkatan Kualitas Kependudukan
SASARAN Meningkatnya aksesibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya bagi masyarakat miskin.
Meningkatnya mutu pendidik, Tenaga kependidikan dan manajemen sekolah. Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca masyarakat serta layanan perpustakaan. Meningkatnya kesadaran akan kerukunan masyarakat
Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah
STRATEGI
INDIKATOR SASARAN
Peningkatan aksesibilitas dan pemerataan pendidikan khususnya bagi masyarakat miskin
Meningkatnya partisipasi anak usia sekolah SD/MI/SDLB (%) Meningkatnya partisipasi anak usia sekolah/APM SD/MI (%) Memperluas daya tampung pendidikan menengah Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA (%) Memperluas kesempatan belajar di luar sekolah Angka Melek Huruf (%) Meningkatnya kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (%) Meningkatnya layanan pemerataan dan perluasan akses pendidikan (%) Jumlah layanan pembinaan perpustakaan (%)
Peningkatan mutu pendidik, Tenaga kependidikan dan manajemen sekolah Peningkatan minat dan budaya gemar membaca masyarakat serta layanan perpustakaan 1) Peningkatan Penyelenggaraan pemerintahan yang terukur 2) Peningkatan pemahaman hak dan kewajiban warga negara Peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah
Menurunnya jumlah konflik antar masyarakat
KONDISI KINERJA AWAL 96
TARGET KINERJA AKHIR 99
99.5
99.5
89.20
92.00
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah
97.90
98.00
Program Pendidikan Non Formal
35
63
84
90
5
40
terwujud
terwujud
Jumlah kegiatan preventif terhadap potensi konflik
2 dari 12
Jumlah kelompok pemuda yang mendapatkan pembinaan
42
VII. 8
PROGRAM Program Pendidikan Anak Usia Dini
URUSAN Pendidikan
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda Program Data Base Kepemudaan dan Keolah Ragaan
SKPD PELAKSANA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam negeri
Kecamatan
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kepemudaan dan Olah Raga
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya partisipasi stakeholder dalam pembangunan daerah
Peningktan partisipasi stakeholder dalam pembangunan daerah
Persentase keterwakilan hasil musrenbang di dalam dokumen RKPD (%)
Meningkatnya pembinaan olahraga edukasi dan dukungan olahraga prestasi.
Meningkatnya mutu ketenagakerjaan.
Peningkatan Kualitas Kesejateraan Masyarakat
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
1) Peningkatan prestasi kepemuda an dan olahraga 2) Peningkatan pembinaan olahraga edukasi dan dukungan olahraga prestasi 1) Peningkatan mutu ketenaga kerjaan 2) Peningkatan partisipasi stakeholder dalam pembangunan daerah Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
Pembinaan olahraga edukasi dan dukungan olah raga prestasi yang dilaksanakan Jumlah keikutsertaaan dalam event olahraga
KONDISI KINERJA AWAL
84
TARGET KINERJA AKHIR 15
92 4
Jumlah cabang olahraga prestasi yang diikuti dalam event
8
Meningkatnya persentase angkatan kerja berkualifikasi minimal SMA/SMK/sederajat
Jumlah Usulan Pemekaran Desa (Desa/Kelurahan) yang ditindaklanjuti dengan verifikasi
Meningkatnya pengelolaan dan fasilitasi mineral dan energi (%) Meningkatnya indeks kesejahteraan masyarakat
dilakukan verifikasi
dilakukan verifikasi
66
75
VII. 9
PROGRAM Program Kerjasama Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Program Pencegahan dini dan penaggulangan korban bencana alam Program Pencegahan/Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan Program Pencegahan dan Mitigasi Bencana Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan bahaya kebakaran Porgram Pengembangan Ekstrakurikuler Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
URUSAN Perencanaan Pembangunan
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
SKPD PELAKSANA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pendidikan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagaakerjaan
Ketenagakerjaan
Dinas Sosial dan Tenaga kerja
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Energi dan Sumber daya Mineral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
BPMPD, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Program Geologi, Tata Lingkungan dan Sumber Daya Mineral Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Sosial dan Tenaga kerja
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR SASARAN
Keterlayanan perizinan
Meningkatnya kepuasan kualitas pelayanan publik
Peningkatan kepuasan kualitas pelayanan publik
Jumlah penanganan sampah di wilayah kecamatan dan sekolah menengah Terpenuhinya layanan jumlah penerangan jalan dan taman Meningkatnya rumah tangga pengguna listrik (%) Persentase masyarakat yang terlayani
IKM
Peningkatan Kualitas Penguasaan IPTEK
Meningkatnya kualitas database dalam format digital di semua urusan.
Peningkatan kualitas database dalam format digital di semua urusan
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
terlayani
terlayani dengan baik
3
3
1147
1350
80.1
85.2
41 orang menerima bantuan dari dinsos berupa (166.300.000)
891
1078
Dikelolanya database pasar dalam bentuk digital
0.58%
100%
Database digital termutahirkan setiap tahun
termutakhirkan setiap tahun
termutakhirkan setiap tahun
PROGRAM KPS (Kartu Perlindungan Sosial) Program Pembinaan Anak Terlantar Program Peningkatan Pelayanan Perizinan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Penerangan Lampu dan Taman Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Program Penataan Administrasi Kependudukan Program penanganan Korban bencana Alam Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/sosial Program Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Program Pengelolaan Areal Pemakaman Program Perencanaan Sosial Budaya
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Pekerjaan Umum
SKPD PELAKSANA
Badan Promosi dan Penanaman Modal
Kebersihan dan Pasar
Lingkungan Hidup Energi dan Sumber daya Mineral
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam negeri
Badan Promosi dan Penanaman Modal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Perdagangan Perumahan Perencanaan Pembangunan
Program Pengembangan Data dan Informasi
Perencanaan Pembangunan, Statistik
Program Penyelamatan dan Pelestarian dokumen dan arsip daerah
Kearsipan
Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Pemeliharaan Rutin/berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
VII. 10
URUSAN
Komunikasi dan Informatika
Dinas Sosial dan Tenaga kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Dinas Sosial dan Tenaga kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sekretariat Daerah Bagian Adm Perekonomian, Kebersihan dan Pasar, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar, Sekretariat Daerah Bagian Umum, Kantor Perpustakaan dan arsip Kantor Perpustakaan dan arsip
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR SASARAN
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
PROGRAM Program Dokumentasi Kehumasan Program Pengembangan Data/informasi/statistik Daerah
Tingkat transparansinya proses pengadaan barang dan jasa (%)
100
100
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
ter-update setiap tahun
ter-update setiap tahun
Program Pengembangan Data dan Informasi/statistik Daerah Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi Program Fasilitasi Peningkatan SDM `Bidang Komunikasi dan Informasi
Peningkatan Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Peningkatan Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Sistem informasi yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Meningkatnya informasi melalui media massa.
Peningkatan informasi melalui media massa
Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna
Peningkatan penggunaan teknologi tepat guna
Penyebarluasan informasi mencakup dan menjangkau semua desa Terjalinnya Kerjasama Informasi dengan Mas Media yang terdaftar di Kab. Kampar (%) Jumlah desa yang sudah menggunakan teknologi tepat guna
100% 100
100
250
250
Program Kerjasama Informasi dan Mass Media Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan (Tepat Guna) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Terlaksananya penerapan inovasi dan teknologi tepat guna (paket teknologi) Jumlah industri pengguna teknologi tepat guna
4 paket 270
VII. 11
Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi
URUSAN
Perencanaan Pembangunan, Statistik
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Perencanaan Pembangunan
SKPD PELAKSANA Sekretariat DPRD Sekretariat Daerah Bagian Adm Perekonomian, Kebersihan dan Pasar, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar, Bappeda Kantor Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
Sekretariat Korpri
Komunikasi dan Informatika
Komunikasi dan Informatika
Pertanian
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kelautan dan Perikanan Industri
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Sekretariat Daerah Bagian Humas Sekretariat Daerah Bagian Humas, Sekretariat DPRD Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Dinas Perikanan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar
MISI IV : Mewujudkan Pem bangunan Kesehatan yang Berkualitas dan Terjangkau oleh Seluruh Lapisan Masyarakat TUJUAN Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan serta Sarana dan Prasarana Kesehatan
SASARAN Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan.
STRATEGI Peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi Puskesmas dan RS
INDIKATOR SASARAN Terakreditasinya 31 puskesmas (s/d tahun 2018)
KONDISI KINERJA AWAL IKP=70%
0 (Puskesmas) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta status gizi masyarakat
Model operasional BKBPosyandu-PADU Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Anak (AKA), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Meningkatnya Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (AHH)
Operasi pengawasan obat dan makanan yang dilakukan Jumlah lembaga desa penanggulanga HIV/AIDS yang aktif Jumlah penderita gizi buruk
TARGET KINERJA AKHIR IKP=80%
16 (Puskesmas) 20 unit
AKI=74
AKI=102
AKA=32
AKA=32
AKB=10
AKB=23
terlaksana
terlaksana
ada
ada
<1%
<1%
VII. 12
PROGRAM
URUSAN
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah RS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pengembangan Model Operasional BKB Posyandu PADU
Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Promosi Kesehatan Ibu dan Anak melalui Kelompok kegiatan di Masyarakat Program KB
Kesehatan
Program Pelayanan Kontrasepsi Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS Termasuk HIV/AIDS
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
SKPD RSUD Dinas Kesehatan dan RSUD Dinas Kesehatan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Sekretariat Daerah
Pertanian
TUJUAN
SASARAN
Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat
Peningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Menghadapi Masalah Kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan
STRATEGI
Peningkatan infrastruktur kesehatan masyarakat
Meningkatnya persentase rumah dan lingkungan sehat
Peningkatan persentase rumah dan lingkungan sehat
Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan.
Peningkatan jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Peningkatan standarisasi lingkungan sehat dan prilaku hidup bersih Peningkatan peran swasta dalam pelayanan kesehatan Peningkatan kemitraan pemerintah dan dunia usaha, dalam pelayanan kesehatan
INDIKATOR SASARAN
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
Jumlah rumah sakit dan puskesmas terbangun
PROGRAM
SKPD Bagian Adm Perekonomian Dinas Kesehatan
Program Pengadaan, Peningkatan & Perbaikan Sarana & Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu & Jaringannya Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru/ Rumah Sakit Mata Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pengembangan perumahan Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku
Kesehatan
Kesehatan Perumahan Pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kesehatan
Dinas Kesehatan dan RSUD Dinas Kesehatan
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan dengan air minum layak dan sanitasi dasar Tingkat pelayanan pasien miskin (%)
50
75
90
95
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Rumah yang menerapkan prinsip PHBS (%) Jumlah kerjasama kemitraan swasta dibidang kesehatan
20
45
50
90
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Program Upaya Kesehatan Perorangan Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
VII. 13
URUSAN
Dinas Kesehatan dan RSUD
MISI V : M ewujudkan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur yang Dapat Menurunkan Tingkat Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat TUJUAN
SASARAN
Peningkatkan Pengembangan Kawasan Strategis
Meningkatnya pembangunan kawasan strategis
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Berbasis Infrastruktur Peningkatkan Kualitas dan Kuantitas Lingkungan
Menngkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan lingkungan.
STRATEGI Peningkatan pembangunan kawasan strategis
INDIKATOR SASARAN
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
Dikembangkannya kawasan minapolitan
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur pedesaan
Jumlah Desa/kelurahan yang memiliki lembaga kemasyarakatan yang aktif
1).Peningkatkan nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan dengan membangun sektor-sektor unggulan. 2) Peningkatan peranan sektor sektor yang non unggulan dengan memperhatikan dampaknya pada kehidupan sosial dan lingkungan hidup
Meningkatnya jumlah Kelompok tani hutan rakyat Persentase SDA yang terlindungi
Sertifikasi Kota bersih/adipura Dipantaunya jumlah titik api di wilayah Kabupaten Kampar (Karhutla) Jumlah Taman Kota Meningkatnya jumlah luasan RTH (ha/tahun) Meningkatnya persentase sosialisasi SDA dan lingkungan hidup di sekitar kawasan hutan adat (%) Persentase penanganan sampah Meningkatnya peran serta kelompok masyarakat dalam pengelolan SDA
PROGRAM Program Penelitian dan Pembangunan Daerah
250
250
Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Water Front City Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Perencanaan Pengembangan Hutan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
URUSAN Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kelautan dan Perikanan
Badan Peencanaan Pembangunan Daerah
Penataan ruang
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Pekerjaan Umum
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kehutanan
Dinas Perikanan
Dinas Kehutanan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
0.00%
1%
terpantau
terpantau
1 3
1 3
50
100
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
70
100
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Perlindungan Sumberdaya Hayati Perikanan Program Pemberdayaan Ekonomi
Pekerjaan Umum
VII. 14
SKPD
Lingkungan Hidup
Program Pengelolaan RTH
Kelautan dan Perikanan
Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pasar, Badan Lingkungan Hidup
Dines Kebersihan dan Pasar, Dinas Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup
Dinas Perikanan
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
INDIKATOR SASARAN
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET KINERJA AKHIR
Masyarakat Daerah Aliran Sungai Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Jumlah desa/kelurahan yang aktif menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan Peningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Pendukung Ekonomi
Meningkatnya sarana dan prasarana ekonomi untuk menunjang sentra ekonomi
Peningkatan sarana dan prasarana ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi, pemanfaatan lahan, diversifikasi, intensifikasi serta pengembangan sentra ekonomi
0 Jumlah tempat usaha yang dibangun Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
PROGRAM
5 dok 23
7.04
9
1.335,20 Km
1.535,48 Km
VII. 15
Program Perencanaan Sumberdaya Alam dan Prasarana Wilayah Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial Program Pengendalian Banjir Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Program Rehabilitasi/Pemeliharaan turap/talud/bronjong Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
URUSAN
SKPD
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam negeri
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Perencanaan Pembangunan
Badan Perencaaan Pembangunan Daerah Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Bina Marga dan Pengairan Dinas Bina Marga dan Pengairan
Industri Pekerjaan Umum
Perhubungan
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Program-program sebagaimana tersebut pada Bab VII merupakan program-program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan pencapaian sasaran pembangunan daerah atau dengan kata lain program prioritas I. Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan (dedicated) Kepala daerah dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Bagi program prioritas I, menjadi tanggung jawab bersama Kepala SKPD dengan kepala daerah pada tingkat kebijakan. Suatu urusan dapat menjadi prioritas I tergantung tujuan dan sasaran pembangunan dan bagaimana strategi pencapaiannya. Suatu urusan pemerintahan daerah dapat menjadi strategis di satu tahun atau periode dan sebaliknya, menjadi operasional diperiode berikutnya. Pada periode 2011-2016 prioritas I Kabupaten Kampar adalah: 1.
Peningkatan Akhlak dan Moral
2.
Peningkatan Sumber Daya Manusia
3.
Pengembangan ekonomi rakyat
4.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan
5.
Meningkatkan Infrastruktur
Dalam hal suatu urusan atau program/kegiatan didalamnya menjadi strategis maka perencanaan, pengendalian, dan evaluasi yang dilakukan lebih tinggi intensitasnya dibanding yang operasional. Begitu pula dalam penganggarannya, harus diprioritaskan terlebih dahulu. Yang demikian karena suatu urusan yang bersifat strategis ditetapkan temanya karena pengaruhnya yang sangat luas dan urgent untuk diselenggarakannya sangat tinggi. Sebagai bagian dari upaya mewujudkan prioritasi ini, maka dimungkinkan untuk programprogram tertentu dilaksanakan dengan skema pembiayaan tahun jamak (multi-years). Skema tahun jamak ini diperuntukkan bagi program-program yang membutuhkan pembiayaan besar atau skala pengerjaan yang luas sehingga tidak memungkinkan diselesaikan pada satu tahun anggaran. Indikasi program prioritas I berikut kerangka pendanaannya disajikan dalam
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 VII -‐1
Table 1 Program Prioritas dan Indikasi Pendanaan yang Berasal dari APBD CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1 1
1
1
2
PROGRAM PER URUSAN
PROGRAM SKPD Non Urusan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1
3
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
1
4
Program Fasilitasi Pindah/purna Tugas PNS
1
5
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
INDIKATOR KINERJA
Terpenuhinya kebutuhan administrasi perkantoran dilingkungan Seretariat Daerah Kabupaten Kampar Terpenuhinya perlengkapan adminsitrasi perkantoran dilingkungan Setda Persentase SKPD yang mempedomani Peraturan Bupati tentang standarisasi harga barang dan jasa (%( Pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja SKPD (termasuk mobil dan kendaraan bermotor) Terpenuhinya sarana dan prasarana perkantoran dan rumah dinas Jumlah kasus Terpenuhinya seragam KDH, dan pejabat eselon II dan III serta atribut PDH (%) Persentase mutu pelayanan kepada PNS pindah/purna tugas (%) Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas (persen) Organisasi yang
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
Terpenuhi sepanjang tahun
80
100
TARGET
2014 RP.
Terpenuhi sepanjang tahun
5,806,555,000
100
TARGET
2015 RP.
Terpenuhi sepanjang tahun
9,476,474,522
100
TARGET
2016 RP.
Terpenuhi sepanjang tahun
10,224,798,000
100
TARGET
RP.
Terpenuhi sepanjang tahun
8,800,268,000
100
8,500,000,000
100
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Terpenuhi sepanjang tahun
Sekretariat Bagian Umum, Seluruh SKPD
terpenuhi sepanjang tahun
Setda Bagian Perlengkapan, Seluruh SKPD
100%
Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa, Seluruh SKPD Setda Bagian Perlengkapan, Seluruh SKPD
100
100
100
100
Terpenuhi sepanjang tahun
Terpenuhi sepanjang tahun
Terpenuhi sepanjang tahun
-
Terpenuhi sepanjang tahun
-
Terpenuhi sepanjang tahun
80
Terpenuhi sepanjang tahun 100
terpenuhi sepanjang tahun
6,230,715,000
100
10,529,710,000
100
5,366,210,000
100
1,000,000,000
100
2,500,000,000
100%
Terpenuhi sepanjang tahun
10,578,244,500
terpenuhi sepanjang tahun
12,876,955,000
terpenuhi sepanjang tahun
13,039,820,000
terpenuhi sepanjang tahun
13,292,061,000
terpenuhi sepanjang tahun
13,956,664,050
Terpenuhi sepanjang tahun
45 100
28 100
44,550,000 815,010,000
24 100
44,550,000 821,810,000
20 100
44,550,000 929,680,000
16 100
44,550,000 929,650,000
12 100
44,550,000 929,650,000
12 Kasus 100%
Seluruh SKPD Setda Bagian Perlengkapan, Seluruh SKPD
87
87
44,550,000
89
44,550,000
91
44,550,000
93
44,550,000
95
44,550,000
95%
Setda Bagian Ortal
0
0
100%
Seluruh SKPD
63 SKPD
100 342,035,000
0 350,000,000
64 SKPD
VIII -‐2
100 350,000,000
100 350,000,000
350,000,000
64 SKPD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
6
PROGRAM PER URUSAN
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Urusan Wajib Pendidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini
1 1 1
1 1
1
1
1
2
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1
1
3
Program Pendidikan Menengah
1
1
4
Program Pendidikan Non Formal
1
1
5
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1
1
6
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
INDIKATOR KINERJA minim struktur dan kaya fungsi Jumlah aparatur yang mengikuti peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui diklat teknis, struktural maupun fungsional (org) Jumlah aparatur yang mengikuti peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui diklat teknis struktural maupun fungsional (%) Penyediaan dokumen akuntabilitas kinerja dan keuangan
Meningkatnya partisipasi anak usia sekolah SD/MI/SDLB (%) Meningkatnya partisipasi anak usia sekolah Angka Partisipasi Murni SD/MI (%) Perluasan daya tampung pendidikan menengah (Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA) (%) Memperluas kesempatan belajar di luar sekolah Angka Melek Huruf (%) Meningkatnya kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (%) Meningkatnya pengembangan pelayanan perpustakaan (%)
KONDISI KINERJA AWAL
360
2012
2013
2014
2015
2016
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
731
1,632,687,375
731
1,795,956,113
731
1,975,551,724
731
2,173,106,896
731
2,390,417,586
2 dokumen
2 dokumen
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
731 Orang
100
100
100
100%
2 dokumen
2 dokumen
2 dokumen
2 dokumen
79
95
4,453,202,500
96
5,343,843,000
97
6,234,483,500
98
7,125,124,000
99
8,015,764,500
99%
85
99.5
47,423,203,858
99.5
133,891,116,768
99.5
156,363,102,896
99.5
178,835,089,024
99.5
201,307,075,152
99.50%
80
88.2
17,650,058,160
89.2
18,856,678,036
90
21,999,457,708
91
25,142,237,381
92
28,285,017,053
92%
90.25
97.85
327,658,000
97.90
393,189,600
97.95
458,721,200
97.80
524,252,800
98.00
589,784,400
98%
30
33
24,799,985,275
35
31,027,602,330
41
36,198,869,385
48
41,370,136,440
63
46,541,403,495
63%
814,020,000
25
1,013,775,000
35
1,261,986,750
40
1,571,523,450
40%
5
169,933,350
VIII -‐3
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Inspektorat
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
1
1
7
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
1
1
8
1 1
2 2
1
Porgram Pengembangan Ekstrakurikuler Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1
2
2
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1
2
3
Program Pengawasan Obat dan Makanan
1
2
4
1
2
5
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat
1
2
6
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1
2
7
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular
1
1
2
2
8
9
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
Meningkatnya layanan pemerataan dan perluasan akses pendidikan (%) Terlaksana kegiatan ekstrakulikuler (%)
76.45
82
877,692,765
84
2,998,285,718
86
3,581,398,962
88
4,164,512,205
90
4,747,625,449
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 90%
70.52
75
1,300,711,500
84
1,560,853,800
86
1,820,996,100
89
2,081,138,400
92
2,341,280,700
92%
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan obat dan alat penunjang kesehatan masyarakat (%) Tingkat pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas (%) Terakreditasinya 31 puskesmas (s/d tahun 2018) Tingkat pemenuhan kebutuhan obat dan alat penunjang kesehatan masyarakat (%) Tingkat masyarakat yang menerapkan pola hidup bersih dan sehat (%) angka gizi buruk angka gizi kurang Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan dengan air minum layak dan sanitasi dasar cakupan imunisasi ibu dan anak Angka Kesakitan DBD (orang/1000) Angka Kesakitan Malaria (orang/1000) Tingkat standar pelayanan kesehatan jumlah sosialisasi K3RS (kesehatan dan keselamatan kerja Rumah Sakit) Tingkat pelayanan pasien miskin (%)
80.48744123
82
2,659,225,000
84
3,191,070,000
86
3,829,284,000
88
4,595,140,800
90
5,514,168,960
90%
15
15
3,179,888,531
15
5,349,600,000
15
6,419,520,000
15
7,703,424,000
15
9,244,108,800
15%
0
0
3,771,765,000
0
4,988,292,000
0
6,414,000,000
8
7,058,000,000
16
7,762,800,000
16
80
82
259,172,500
84
362,841,500
86
435,409,800
88
522,491,760
90
626,990,112
90%
20
25
420,090,475
30
504,108,570
35
604,930,284
40
725,916,341
45
871,099,609
45%
<1% 0.15 50
<1% 0.15 54
3530700000
4,236,840,000
4,510,080,000
<1% 0.15 75
7,321,259,520
3,758,400,000
<1% 0.15 70
6,101,049,600
3,132,000,000
<1% 0.15 64
5,084,208,000
2,610,000,000
<1% 0.15 58
5,412,096,000
<1% 0.15 75%
80
90
1666402000
95
1,999,682,400
100
2,399,618,880
100
2,879,542,656
100
3,455,451,187
100%
85
87
85
87
80
81
26836350
82
35,495,000
86
48,879,000
88
69,900,000
90
77,900,000
90
3
4
26,836,350
5
35,495,000
6
48,879,000
7
69,900,000
8
77,900,000
8
90
91
33,670,000
92
26,940,000
93
32,328,000
94
38,793,600
95
46,552,320
95%
INDIKATOR KINERJA
2012
2013
2014
89
2015
91
89
93
91
VIII -‐4
2016
95
93
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Dinas Kesehatan
95%
95
95%
RSUD Bangkinang Dinas kesehatan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
2
10
1
2
11
1
2
12
1
2
13
1
2
14
1
2
15
1
2
16
PROGRAM PER URUSAN
Miskin Program Pengadaan, Peningkatan & Perbaikan Sarana & Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu & Jaringannya Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paruparu/ Rumah Sakit Mata Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
1
2
17
Program Upaya Kesehatan Perorangan
1
2
18
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1
2
19
1 1
3 3
1
Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah RS Pekerjaan Umum Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
1
3
2
Program Pembangunan
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012
2013
2014
2015
2016
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
tingkat pemenuhan gedung, alat kesehatan medis dan non medis (%)
70
72
4,203,416,500
73
5,884,783,100
74
7,061,739,720
75
8,474,087,664
77
10,168,905,197
77%
tingkat ketersediaan alat kesehatan medis dan non medis (%)
60
62
6,998,812,722
64
17,000,000,000
66
17,000,000,000
68
2,500,000,000
70
2,500,000,000
70%
kemitraan pelayanan kesehatan dengan swasta Angka kematian anak
50
50
112,100,000
60
148,253,000
70
193,000,000
80
223,000,000
90
245,300,000
90
32
32
45,820,000
32
222,000,000
32
266,400,000
32
319,680,000
32
383,616,000
32
Tingkat layanan kesehatan lansia
40
50
54,000,000
50
64,800,000
50
77,760,000
65
93,312,000
80
111,974,400
80%
Tingkat pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan (%) Angka kematian ibu melahirkan (ibu/1000) Persalinan ditolong oleh Nakes Angka kematian bayi (bayi/1000) Tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat Tingkat pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas (%) Indeks kepuasan pelanggan (%)
45
45
93,205,000
47
111,846,000
49
134,215,200
51
161,058,240
53
193,269,888
53%
569,217,500
102
683,061,000
102
819,673,200
102
983,607,840
102
1,180,329,408
102
Persentase jalan dalam kondisi baik (%) Persentase jalan dalam kondisi baik (%) Terlaksananya paket
74
102
89.5
90
90
90
90
90
90
10
23
23
23
23
23
23
50
50
55
60
65
75
75%
50
60
3,179,888,531
80
5,349,600,000
85
6,419,520,000
90
7,703,424,000
100
9,244,108,800
100%
70
72
6,375,059,800
74
7,431,017,000
76
9,665,000,000
78
11,119,000,000
80
12,785,900,000
80%
63.92
66.95
85,968,485,932
69.98
236,943,421,950
73.01
311,735,680,220
74
125,000,000,000
75
150,000,000,000
75%
77.47
79.17
23,461,351,432
80.18
43,560,455,995
81.5
73,264,319,780
82.5
144,150,000,000
83.5
95,000,000,000
83.50%
42 paket
56
8,200,000,000
75
14,000,000,000
80
12,000,000,000
90
15,000,000,000
90
15,000,000,000
90%
VIII -‐5
SKPD PENANGGUNG JAWAB
RSUD Bangkinang
Dinas kesehatan
RSUD Bangkinang
Bima Marga dan Pengairan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
Saluran Drainase/GorongGorong 1
3
3
1
3
4
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
1
3
5
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan turap/talud/bronjong Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
1
3
6
1
3
7
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
1
3
8
1
3
9
1
3
10
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Program Pengendalian Banjir
1
3
11
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
1
4
12
1 1
4 4
1
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Penyelenggaraan MTQ Perumahan Program Pengembangan Perumahan
1
4
2
Program Peningkatan Kesiagaan dan
INDIKATOR KINERJA pembangunan saluran drainase/goronggorong (paket) Turap/Talud/Bronjong yang dibangun( m ) Persentase jalan yang direhabilitasi (%) Persentase jembatan yang dipelihara (%) Rehabilitasi turap/talud/ bronjong (unit) Jalan yang diinspeksi (%) Jembatan yang diinspeksi (%) Jumlah UPTD yang telah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana kebinamargaan Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik (%) Rumah tangga pengguna air bersih Panjang sungai yang dinormalisasi ( m ) Meningkatnya wilayah yang telah tertangani (%)
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
2014
2015
2016
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
757
8,762,700,000
950
11,995,000,000
1000
12,645,000,000
1200
18,855,000,000
1300
21,385,000,000
5207
14
18,476,091,600
14.5
16,637,026,675
15
20,000,000,000
15.5
22,000,000,000
16
24,000,000,000
16
1.96
2,276,755,612
0.92
865,215,000
1.15
1,000,000,000
1.15
1,100,000,000
1.15
1,200,000,000
1.15
2
327,709,500
-
3
600,000,000
3
700,000,000
8
-
-
112,200,000
100
150,000,000
100
165,000,000
100%
-
100
56,976,000
100
58,376,000
100
75,000,000
100
82,500,000
100%
1 UPTD
1 UPTD
619,175,000
1 UPTD
2,757,902,000
1 UPTD
3,688,918,365
1 UPTD
4,000,000,000
1 UPTD
4,400,000,000
1 UPTD
46.5
47
6,844,827,550
47.5
3,106,539,600
48
2,809,888,231
49
3,700,000,000
50
4,070,000,000
50%
23000
2,491,162,750
31000
3,120,000,000
22000
2,250,000,000
25000
2,700,000,000
25000
2,970,000,000
126000
5
1,000,000,000
10
2,000,000,000
20
3,000,000,000
25
2,500,000,000
25
2,000,000,000
25%
54.29
65
100
110,300,000
94
100
95
95
96
96%
Terlaksananya Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (desa) Terselenggaranya kegiatan MTQ dengan baik
32
32
1,000,000,000
24
7,500,000,000
60
13,000,000,000
60
14,000,000,000
85
11,644,428,000
85%
0
1 program
250,000,000
1 program
400,000,000
1 program
800,000,000
1 program
850,000,000
1 program
850,000,000
1 program
Menurunnya persentase rumah tidak layak huni (%) Jumlah masyarakat yang memahami
5533 unit (100%)
10
24,898,500,000
25
37,347,750,000
61
89,634,600,000
100
97,104,150,000
100
715,050,000
200
1,025,190,000.00
280
1,055,945,700.00
320
717,263,850
VIII -‐6
SKPD PENANGGUNG JAWAB
1,087,624,071.00
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kantor Kesatuan Bangsa Cipta Karya dan Tata Ruang
100
Cipta Karya dan Tata Ruang
800 Orang
Kantor Kesatuan Bangsa dan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
4
3
1
4
4
1 1
5 5
1
1
5
2
1
5
3
1 1
6 6
1
1
6
2
1
6
3
1
6
4
1
6
5
PROGRAM PER URUSAN
Pencegahan bahaya kebakaran Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/sosial Program Pengelolaan Areal Pemakaman
Penataan Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Program Pemanfaatan Ruang Program Water Front City
INDIKATOR KINERJA mitigasi bahaya kebakaran Rumah yang diperbaiki akibat bencana Jumlah makam Persentase makam yang dikelola Tempat Pemakaman Umum Tempat Pemakaman Pahlawan Jumlah dokumen Rencana dan Penerapan Tata Ruang (keg) Persentase kawasan yang memiliki IMB Terbangunnya zona water front city (%)
Perencanaan Pembangunan Program Kerjasama Terjalinnya Pembangunan koordinasi kerjasama pembangunan (kegiatan) Program Perencanaan Penyusunan Pengembangan Wilayah perencanaan Strategis dan Cepat pengembangan Tumbuh wilayah dan sosialisasi yang dilaksanakan (kegiatan) Program Peningkatan Konsistensi antar Kapasitas Kelembangaan dokumen Perencanaan perencanaan (RPJM Pembangunan Daerah terhadap RPJP) Program Perencanaan Jumlah dokumen Pembangunan Daerah perencanaan (dokumen) Program Perencanaan Dokumen Pembangunan Ekonomi pembangunan ekonomi (dokumen) Hasil Koordinasi yang menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan pembangunan Bidang Ekonomi (%)
KONDISI KINERJA AWAL
2012
2013
2014
2015
2016
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
20
1,500,000,000
20
1,500,000,000
20
1,500,000,000
20
2,000,000,000
20
2,000,000,000
100%
756 5
756 5
583,200,600
756 4
624,024,642
756 25
667,706,367
760 35
714,445,813
762 50
746,457,020
762 50%
756
756
756
756
760
762
762
1
1
1
1
1
1
1
1
1
493,514,850
1
174,660,000
0
-
0
-
0
-
1
terlaksana
90
0.00
95
0.00
96
0
96
0
97
0
97%
0
5
450,000,000
10
450,000,000
40
5,100,000,000
75
10,000,000,000
100
25,000,000,000
100%
0
0
-
0
-
0
-
6kab./kota
300,000,000
6kab./kota
300,000,000
6kab./kota
1
415,000,000
1
175,000,000
1
385,000,000
SKPD PENANGGUNG JAWAB Politik
Cipta Karya dan Tata Ruang
Bappeda
3
Cipta Karya dan Tata Ruang
Bappeda
3
3
679,398,790
4
591,749,750
3
681,975,748
3
584,054,898
3
613,607,643
3
7
8
2,172,730,000
10
4,283,343,285
8
3,888,632,050
14
4,334,078,800
11
3,794,013,715
51 Dok
1
1
3,670,066,320
1
2,555,574,600
0
-
1
325,000,000
1
341,250,000
4 Dok
85
60
103,342,000
70
176,379,000
75
185,300,000
80
190,500,000
85
200,525,000
85%
VIII -‐7
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
1
6
6
Program Perencanaan Sosial Budaya
1
6
7
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
1
6
8
Program Penelitian dan Pembangunan Daerah
1
7
9
Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
1 1
7 7
1
1
1
1
7
7
7
2
3
4
Perhubungan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
INDIKATOR KINERJA Jumlah dokumen perencanaan sosial dan budaya (kajian) Koordinasi, Penyusunan perencanaan prasarana wilayah dan SDA (dokumen) dokumen kajian kelembagaan BPD perdesaan Dokumen hasil monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan daerah rawan bencanan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Ketersediaan fasilitas keselamatan LLAJ (%) Jumlah dermaga penyebrangan sungai Jumlah alur pelayaran yang mengalami peningkatan kualitas Load faktor penumpang angkutan umum (%) tingkat kelayakan sarana LLAJ (%) V/C ratio kendaraan yang melintas di kota tingkat keterjangkauan pelayanan transportasi umum masyarakat (%) tingkat kecukupan sarana LLAJ (%) Jumlah alur penyebrangan yang mengalami peningkatan kualitas
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
2
1
156,071,500
2
448,996,150
3
542,542,000
4
692,542,000
2
373,839,000
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 12 Kajian
0
0
-
0
-
1
273,580,000
2
606,000,000
2
636,000,000
5 Dok
0
0
-
1
219,382,500
0
-
0
-
0
-
1 Dok
2 Dok
412,288,500
1 Dok
370,247,170
1 Dok
381,354,585
1 Dok
392,795,223
6 Dok
9.17
2,494,324,000
20.42
2,657,906,000
20.98
2,729,887,000
35.10
4,568,643,000
35.10
2012
2013
1 Dok
4.33
10
564,341,000
20
2014
40
2015
40
2016
60
85
85%
19 0
2
10
6.42
10
20 3.85
3
126,000,000
28.77
3
564,600,000
40 121,123,000
24.26
14.51
3
284,760,000
60 707,075,000
24.94
10
20
40
60
10
20
40
60
0
1
2
3
VIII -‐8
15.63
3
306,621,000
80 786,179,000
5,577,000,000
22.65
19
34.67
3
680,337,000
100 714,200,000
26.30
34.67 100%
829,211,000
26.30%
80
100
100%
80
100
100%
4
5
5
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
1
7
5
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
1
7
6
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
1 1
1
1
8 8
8
8
1
2
3
Lingkungan Hidup Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
INDIKATOR KINERJA Jumlah kecelakaan dan fatalitas kecelakaan lalulintas di jalan (kasus) Jumlah pelanggaran lalulintas (kasus) Tingkat kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Tingkat kelaikan sarana LLAJ (jumlah kendaraan yang lulus uji per jumlah kendaraan umum dan angkutan barang) Jumlah kendaraan di uji Jumlah kecamatan dan sekolah yang sampahnya terkelola Jumlah pasar yang bebas dari sampah (pasar kecamatan) Jumlah tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem sanitary landdfill Meningkatnya kesadaran kelompok masyarakat dalam mengelola sampah di lingkungannya (jumlah kelompok) (BLH) Sertifikat penilaian kota sehat/adipura (jumlah) Terkendalinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup (%) (BLH) Jumlah sungai dan anak sungai yang dipantau Dipantaunya jumlah
KONDISI KINERJA AWAL 150
2012
2013
2014
2015
2016
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
100
1,998,600,000
80
2,098,425,000
60
2,203,346,000
40
2,313,514,000
20
2,429,189,000
29.28
1,597,600,000
31.94
1,742,480,000
31.49
1,718,250,000
5.98
321,663,000
1.40
550
100
50
50
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 21.10
50% 75,246,000
1.40
10%
20%
40%
60%
80%
100%
100%
9029
12000
10200
10600
10900
11200
11200
2 kecamatan dan sekolah menengah atas 5
3 kecamatan dan sekolah menengah atas
1,752,165,000
5
3 kecamatan dan sekolah menengah atas
5,178,104,703
5
379,850,460.00
0
600,000,000
3 kecamatan dan sekolah menengah atas
5,261,655,992
3 kecamatan dan sekolah menengah atas
5,832,805,872
3 kecamatan dan sekolah menengah atas
4,042,086,343
3 kecamatan dan sekolah menengah atas
5
5
5
5
1
1
1
1
700,000,000
850,000,000
900,000,000
0
1
63,086,850
1
120,702,300
1
125,000,000
1
135,000,000
1
135,000,000.00
1
20
20
1,251,421,185
20
1,313,992,244
20
1,379,691,856
20
1,448,676,449
20
1,521,110,272
20%
7
7
0
7
132,616,600
7
85,852,350
7
261,750,000
7
261,750,000
7
dipantau
dipantau
300,000,000
dipantau
277,528,000
dipantau
135,254,200
dipantau
300,000,000
dipantau
300,000,000
dipantau
VIII -‐9
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Badan Lingkungan Hidup (BLH)
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
8
4
1
8
5
1
8
6
1
8
7
9 9
1
9
2
PROGRAM PER URUSAN
Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Program Pengelolaan RTH
Program Penerangan Lampu dan Taman Pertanahan Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan
INDIKATOR KINERJA titik api di wilayah Kabupaten Kampar (Karhutla) Meningkatnya Prosentase sosialisasi SDA dan lingkungan hidup di sekitar kawasan hutan adat (%) Meningkatnya pemulihan kerusakan SDA dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) Meningkatnya persentase masyarakat dalam menjaga cadangan SDA di 4 kecamatan (60 orang/kecamatan) (%) (BLH) Meningkatnya jumlah sekolah yang berwawasan dan berbudaya lingkungan (%) Meningkatnya luas dan kualitas RTH (Ha) Meningkatnya jumlah luasan RTH (ha/tahun) (BLH) Tertata dan terpeliharanya Ruang Terbuka Hijau (kegiatan) Jumlah lampu jalan dan taman (unit)
Terlaksananya pengadaan tanah kepentingan umum sesuai UU No. 2 th. 2012 Berkyarngnya pengaduan masyarakat tentang sengketa lahan
KONDISI KINERJA AWAL
2012
2013
2014
2015
2016
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
25
25
135,138,000
50
140,595,500
75
-
100
341,000,000
100
341,000,000
341000000
17800
175
1,600,807,588
200
1,800,000,000
225
2,000,000,000
250
2,200,000,000
300
2,400,000,000
1150
0
tidak terlaksana
tidak terlaksana
tidak terlaksana
tidak terlaksana
tidak terlaksana
tidak terlaksana
50
155,450,000
50
155,450,000
50%
0.8
6
225,446,000
15
456,894,900
20
479,739,645
30
503,726,627
30
528,912,959
30%
50
5
30,798,684
25
150,000,000
30
200,000,000
40
250,000,000
0
2
855,080,300
3
897,834,315
3
942,726,031
3
989,862,332
3
1,039,355,449
14 Haa
4 kegiatan
4 kegiatan
3,242,556,050
4 kegiatan
2,562,158,500
4
115,259,680
4
1,288,379,680
4
2,060,000,000
4 kegiatan
0
0
3,380,045,200
0
3,902,338,780
1240 unit
3,170,586,246
1320 unit
4,751,965,013
1350 unit
5,970,978,481
1350 unit
Dinas Kebersihan dan Pasar
250 persil
50 persil
50 persil
50 persil
3 lokasi
3 lokasi
3 lokasi
Setda Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
10 kasus
10 kasus
10 kasus
10 kasus
10 kasus
10 kasus
10 kasus
VIII -‐10
150 Ha
Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan dan Pasar, Dinas Kehutanan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
9
Program pengembangan sistem informasi pertanahan
3
1
10 10
1
1
11 11
1
1
11
2
1
11
3
1
11
4
1
11
1 1
12 12
5
1
INDIKATOR KINERJA
Tata batas kecamatan, kelurahan dan desa dalam Kab. Kampar terlacak (desa) Tata batas desa beratasan dengan kab/kota tetangga terlcak Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Peningkatan Administrasi penataan Kependudukan administrasi dan kependudukan (%) Pemberdayaan Perempuan Program Keserasian Terintegrasinya Kebijakan Peningkatan kebijakan Kualitas Anak dan peningkatan kualitas Perempuan anak dan perempuan (jiwa)/Jumlah sosialisasi kesetaraan gender, PP, PA Program Penguatan Menguatnya Kelembagaan kelembagaan Pengarusutamaan Gender pengurusutamaan dan Anak gender dan anak (Jiwa) Program Peningkatan Meningkatnya Kualitas Hidup dan kualitas hidup dan Perlindungan Perempuan perlindungan perempuan (Jiwa) Program Peningkatan Jumlah perempuan Peran Serta Kesetaraan yang terlatih dibidang Jender dalam usaha Pembangunan Jumlah perempuan yang bekerja disektor swasta Jumlah perempuan yang bekerja disektor pemerintah (legislatif) Program Pemberdayaan Meningkatnya Perempuan kualitas hidup dan perlindungan perempuan (Jiwa) Jumlah kelompok terbina Keluarga Berencanan dan Keluarga Sejahtera Program KB Meningkatnya partisipasi program
KONDISI KINERJA AWAL 8 desa
80.78839678
2012 TARGET
2013 RP.
5
83
TARGET
15
20
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 54 desa
23 desa
50 desa
73 desa
2014 RP.
5
TARGET
2015 RP.
9
TARGET
2016 RP.
TARGET
RP.
2,744,564,800
86
6,856,000,000
89
5,858,000,000
92
5,106,000,000
95
5,106,000,000
95%
306,340,100
0.01
970,000,000
2
980,000,000
3
720,000,000
4
200,000,000
4
forum anak (25 orang)
120,000,000
forum anak (25 orang)
150,000,000
forum anak (25 orang)
170,000,000
forum anak (25 orang)
forum anak (25 orang)
forum anak (25 orang)
120,000,000
206 orang
760,000,000
55 orang
480,000,000
150,000,000
55 orang
630,000,000
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Disdukcapil
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
170,000,000
55 orang
850,000,000
371
3,749 4 150,000,000
6 kelompok
1,077,461,500
55.0%
6 kelompok
615,000,000
65%
VIII -‐11
150,000,000
6 kelompok
660,000,000
75%
150.000.000
6 kelompok
700,000,000
85%
24 kelompok
750,000,000
85%
Badan Keluarga Berencana dan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
1
12
2
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
1
12
3
Program Pelayanan Kontrasepsi
1
12
4
1
12
5
1
12
6
1
12
7
1
12
8
Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri Program Promosi Kesehatan Ibu dan Anak melalui Kelompok Kegiatan di Masyarakat Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
1
1
12
12
9
10
Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
Program Pengembangan Model Operasional BKBPosyandu-PADU
INDIKATOR KINERJA keluarga berencana Rasio akseptor KB per jumlah penduduk (%) Meningkatnya kesadaran akan kesehatan reproduksi remaja (%) Meningkatnya pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB (%) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan KN/KR (%) Jumlah kelompok mengikuti promosi kesehatan Tersedianya pusat pelayanan informasi dan konseling KRR (unit) Penurunan tingat penderita HIV dan pemakai narkoba (%) Penyedian tempat informasi tentang Pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembangan anak (unit) Tersedianya pusat pelayanan informasi pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak (unit) Jumlah pendamping bina keluarga Meningkatnya pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB (%) Pengembangan model operasional BKB posyandu PADU (Unit)
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
2014 RP.
TARGET
2015 RP.
TARGET
2016 RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB Pemberdayaan Perempuan
75
142,113,000
77
243,115,000
79
344,116,000
81
350,117,000
83
375,118,000
83%
65
356,963,000
68
145,000,000
71
200,000,000
74
420,000,000
77
570,000,000
77%
55
85,814,000
58
135,815,000
61
175,816,000
64
205,817,000
67
245,820,000
67%
151,800,000
5 kelompok
166,980,000
18 kelompok
570,780,000
25 Kel
120,000,000
132,000,000
22
140,000,000
25
140,000,000
28
140,000,000
31
140,000,000
34
140,000,000
33 Unit
35
60,000,000
30
60,000,000
25
60,000,000
20
60,000,000
15
60,000,000
15
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
55
262,500,000
58
272,500,000
61
292,500,000
64
302,500,000
70
320,500,000
70 Unit
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
4
270,000,000
5
50,000,000
6
50,000,000
7
50,000,000
8
50,000,000
8 Unit
59,353,000
102 orang
69,353,000
102 0rang
79,353,000
115 Orang
80,353,000
220 Orang
85,353,000
539 Orang
65
59,000,000
68
70,000,000
71
70,000,000
74
70,000,000
77
70,000,000
77%
16
60,000,000
17
60,000,000
18
60,000,000
19
60,000,000
20
60,000,000
20 Unit
VIII -‐12
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
1 1
13 13
1
1
13
2
Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
1
13
3
1
13
4
1
13
5
1
13
6
1
13
7
Program Pembinaan Anak Terlantar Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
Program Pembinaan Eks Penyandang Program Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 1. Tagana
2. Karang Taruna
3. K3S 4. Perlansia 5. Forum Komunikasi PSM
KONDISI KINERJA AWAL
INDIKATOR KINERJA
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
Jumlah penerima yang terdata (desa)
Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial (Jiwa) jumlah binaan (kecamatan) jumlah peserta yang dilatih
80
85
590,837,878
87
21
12
14
16
16
Meingkatnya Pembinaan di Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Insentif Anggota Tagana dalam rangka Penanggulangan Bencana Alam dan Bencana Sosial Meningkatnya Organisasi Karang Taruna di Kabupaten Kampar Meningkatnya Organisasi K3S di Kabupaten Kampar Meningkatnya Organisasi Perlansia di Kabupaten Kampar Meningkatnya Organisasi FKPSM
0
12
10
10
161
142,530,000
2015
2016
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
350,000,000
84
402,500,000
84
462,875,000
84
532,306,250
84%
649,921,666
89
714,913,832
91
786,405,216
93
865,045,737
93%
300,540,000
21
400,000,000
21
415,000,000
21
300,540,000
20
Meningkatnya pembinaan panti asuhan/panti jompo (Jiwa) insentif pengasuh panti (jiwa) jumlah penyuluhan
2014
21
860,000,000
10
890,000,000
21
940,000,000
42
965,000,000
42
16
156,783,000
16
172,461,300
16
189,707,430
18
208,678,173
18
16
16
18
20
20
345,350,000
1
360,250,000
2
390,250,000
2
460,000,000
2
2,012,526,340
12
2,213,778,974
12
2,435,156,871
14
2,678,672,559
14
62
103
228,910,000
103
400,000,000
124
500,000,000
124
163
166
168
174
300,000,000
185
400,000,000
185
0
60
65
65
70
500,000,000
95
600,000,000
95
0
40
60
65
70
600,000,000
95
750,000,000
95%
0
40
60
65
70
250,000,000
95
300,000,000
95%
1,829,569,400
12
VIII -‐13
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
6. Forum Komunikasi TKSK 7. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Sosial 8. Ikatan Keluarga Penyandang Cacat 9. Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Penyandang Cacat 10. PEPABRI 11. Veteran 12. TKSK (Tenaga Kerja Sosial Kemasyarakatan) 13. PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) KPS (Kartu Perlindungan Sosial)
1
13
8
1
13
9
1
13
10
1
13
11
1
13
12
1 1
14 14
1
1
14
2
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1
14
3
Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagaakerjaan
Program Pembinaan dan Pengamalan Nilai-Nilai agama Program Pembinaan Remaja dan Pengurus Masjid/Mushalla Program Pembinaan Majelis Ta’lim Program Peningkatan Kualitas Keagamaan Tenaga Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
TARGET
RP.
TARGET
RP.
0
40
60
65
70
250,000,000
95
300,000,000
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 95%
0
40
50
60
70
150,000,000
95
200,000,000
95%
0
40
60
65
70
150,000,000
95
200,000,000
95%
0
40
45
50
70
100,000,000
95
150,000,000
95%
0
40
45
55
70
150,000,000
95
200,000,000
95%
0
40
50
60
70
150,000,000
95
200,000,000
95%
13
13
21
21
260,700,000
21
500,000,000
21
500,000,000
21
21
25
280,615,000
75
560,000,000
140
950,000,000
140
50%
60%
198,335,000
75%
250,000,000
85%
400,000,000
85%
90
2,125,000,000
90% 406
2012 TARGET
Meningkaynya Organisasi FKTKSK Meningkatnya Organisasi LKS di Kabupaten Kampar Menigkatnya Organisasi IKPC di Kabupaten Kampar Meningkatnya Organisasi FKKADK di Kabupaten Kampar Meningkatnya Organisasi PEPABRI di Kabupaten Kampar Meningkatnya Organisasi Veteran di Kabupaten Kampar Insentif TKSK Insentif PSM
0
250
Terpantaunya Kemasyarakat Pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) Terbinanya Nilai-Nilai Agama bagi Masyarakat jumlah remaja masjid yang dibina jumlah Pengurus masjid yang dibina Jumlah Majelis Ta’lim yang dibina
0
40%
20
40
0
Meningkatnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja (org) Terpenuhinya kesempatan kerja dan perluasan kerja (%) Terlaksananya perlindungan dan pengembangan lembaga
2013 RP.
1,348,203,900
TARGET
2014 RP.
TARGET
2015 RP.
2016
60
1,545,000,000
75
1,725,000,000
85
1,925,000,000
239
296
325,000,000
376
373,750,000
406
429,812,500
494,284,375
468
499
471
499
175,000,000
579
201,250,000
594
231,437,500
266,153,125
594
21
42
275,000,000
84
316,250,000
168
363,687,500
252
418,240,625
252
563
577
577
42
145,529,600
42
2,650,000,000
20
1,310,000,000
63
1,425,000,000
63
1,540,000,000
63%
75
74,131,000
77
1,650,000,000
79
1,270,000,000
81
1,355,000,000
83
1,440,000,000
83%
289,104,000
VIII -‐14
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1 1
15 15
1
1
15
2
1
15
3
1
15
4
1
15
5
1 1
16 16
1
PROGRAM PER URUSAN
INDIKATOR KINERJA
ketenagakerjaan (LKS Bipartit) (perusahaan) LKS BIPARTIT SERIKAT PEKERJA / BURUH Pengawasan Tenaga Kerja terhadap perusahaan Perusahaan terawasi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Program Penciptaan Iklim Jumlah UMKM yang Usaha Kecil Menengah dilibatkan dalam yang Kondusif program penciptaan iklim usaha UMKM yang kondusif Program Pengembangan Wirausaha baru Kewirausahaan dan Produk baru UKM Keunggulan Kompetitif tersertifikasi UMKM Program Pengembangan Jumlah kerjasama Sistem Pendukung Usaha usaha UMKM dengan bagi Usaha Mikro Kecil swasta Menengah Jumlah promosi
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pemutakhiran Data Koperasi dan UKM
Penanaman Modal Program Peningkatan Promosi dan Kerjsama Investasi
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
TARGET
RP.
TARGET
2015 RP.
TARGET
2016 RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
10 29
7 10
6 19
7 20
7 22
7 22
30
30
30
30
100
200
200
0
20
0
25
298,125,350
396,228,050
0
30
0
100
350,000,000
200
450,000,000
200
570,000,000
290
655,000,000
290
745,000,000
290
760,500,000
1000
334,200,000
60
370,500,000
60 10
455,500,000
60 10
650,000,000
180 20
991,560,000
15
1,345,000,000
20
1,395,000,000
20
1,410,000,000
20
1
5
5
Meningkatnya kerjasama investasi dari kegiatan promosi Jumlah nilai investasi skala nasional PMDN (Rp milyar) 90000000000 7
1
3 (event, web, papan promosi)
834 Nasabah (24.967.200.000)
Fasilitasi
event (4 pelaku UMKM)
250,000,000
event (6 pelaku UMKM)
275,000,000
event (8 pelaku UMKM)
302,500,000
18 Pelaku UMKM
1,159,981,250
3,528,517,675
52
3,865,000,000
52
4,820,000,000
60
5,220,000,000
60
7
110000000
100,000,000,000 16400
2,850,000,000
9
11
15
15
1
1
1
1
130000000
100,000,000,000 17400
VIII -‐15
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Fasilitasi
250,000,000
119,581,800
SKPD PENANGGUNG JAWAB
3
103,000,000
912,886,950
83618493882 PMA (US$juta)
RP.
2014
10 29
Jumlah Pelaku UMKM yang mendapat modal bergulir (Pemerintah) UMKM yang terlibat dalam kegiatan Promosi Koperasi yang berkualitas (%) Tersedianya data Koperasi dan UKM (%) Profil data Koperasi dan UKM
2013
2,700,000,000
2,600,000,000
120,000,000,000
2,700,000,000
130,000,000,000
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal 130,000,000,000
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
6529129.225 1
16
2
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Meningkatnya realisasi iklim investasi Jumlah investor skala nasional PMDN (jumlah investor)
16
3
1 1
17 17
1
1
1
17
17
2
3
1
17
4
1 1
18 18
1
1
18
2
Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah Kebudayaan Program Pengembangan Nilai Budaya
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
RP.
TARGET
124,992,275
10000000 2
7500000 1
4.82096252
5 1
6 1
1
1
1 1
PMA (jumlah investor) 1
2013
Data kajian potensi dan peluang investasi (dokumen)
Meningkatnya jumlah nilai/karya budaya yang disosialisasikan/ diinternalisasikan (unit) Lestarinya nilai-nilai budaya lokal (%) Meningkatnya jumlah BCB yang dilindungi (unit) Dikelolanya jenis budaya lokal (Gubanong, Basiacuong, Balimou kasai) (%) Meningkatnya jumlah penyelenggaraan seni dan budaya (kegiatan) Terlaksananya Berbagai event Seni budaya (%) Terlaksanannya berbagai Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya dengan badan hukum terkait (%)
Kepemudaan dan Olah Raga Program Pengembangan Jumlah wasit dan dan Keserasian Kebijakan pelatih cabor yang Pemuda dilatih Program Peningkatan Meningkatnya peran
431,285,000
431,285,000
80
TARGET
750,000,000
10000000 9
65
600,000,000
666,913,500
694,872,261
1,190,475,000
45
82
85,650,000
1 1
85
RP. 600,000,000
80
350,000,000
521,854,850
764,359,487
1 1
85
1,309,522,500
88
VIII -‐16
6
700,000,000
574,040,335
840,795,435
73
1,440,474,750
700,000,000
89
826,444,369
600,000,000
91
137,040,000
2 4
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 89%
924,874,979 76
924,874,979
76%
1,584,522,225
79
1,584,522,225
54
180
SKPD PENANGGUNG JAWAB
6
826,444,369
1,440,474,750
45
119,910,000
2 1
840,795,435 72
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 15000000
850,000,000
574,040,335
1,309,522,500
71
TARGET 15000000
1,000,000,000
764,359,487 68
RP.
6
50
102,780,000
TARGET
2016
12000000
521,854,850
1,190,475,000
68
2015
4 7
694,872,261
1,082,250,000
1,082,250,000
RP.
666,913,500
631,702,055 631,702,055
2014
79% 54%
180 94
154,170,000
94%
Dinas Kepemudaan dan olahraga
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
Peran serta Kepemudaan
1
18
3
1
18
4
1
18
5
1
18
6
1 1
19 19
1
1
19
2
Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
2014 RP.
TARGET
serta kepemudaan (%) Jumlah kelompok pemuda yang mendapatkan pembinaan jumlah pemuda mengikuti pelatihan kewirausahaan
Meningkatnya Jumlah binaan kelompok siswa (%) jumlah atlit yang berprestasi Jumlah pemuda mengikuti kejuaraan cabor Program Peningkatan Persentase Sarana dan Prasarana Peningkatan Sarana Olah Raga dan Prasarana Olah Raga (%) Meningkatnya sarana dan prasarana olahraga (%) Jumlah pengadaan sarana prasarana Jumlah fasilitas olah raga Program Data Base Database Kepemudaan dan Keolah kepemudaan dan Ragaan keolahragaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program Peningkatan Jumlah potensi Keamanan dan konflik Kenyamanan Lingkungan Persentase penanganan konflik Siskamling aktif (%) Jumlah himbauan (sekurangkurangnya) Jumlah koordinasi (sekurangkurangnya) Jumlah kecamatan yang menjadi cakupan patroli Terwujudnya rasa aman dan nyaman Program Pemeliharaan Menurunnya
2015 RP.
42
40
80
5,595,227,975
83
6,925,494,090
86
81.35
63
92
13,000,000,000
68
8,079,743,105
73
400,420,000.00
18,000,000,000
21 kec terwujud
terwujud
15
2 kel (sepakbola SMA dan SMP)
78
440,462,000.00
35
200,000,000
80
10,388,241,135
2 kel (sepakbola SMA dan SMP)
21,000,000,000
1 paket
80000000
18
510,000,000
83
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
80% 16
484,508,200.00 95%
24,000,000,000
82%
2
5
3
7
Termutakhirkan
20
530,000,000
53
100%
100%
100%
100%
12
12
12
100 12
100% 12
4
8
4
8
8
21 kec
4,649,901,500.00
21 kec
1,629,649,250.00
21 kec
1,629,649,250.00
21 kec
1,792,614,175.00
21 kec
terwujud
terwujud
terwujud
terwujud
terwujud
terwujud
terwujud
terwujud
terwujud
terwujud
2,798,861,980
100
3,757,749,000
100
3,759,375,750
100
3,285,990,000
100
5,285,990,000
100%
VIII -‐17
SKPD PENANGGUNG JAWAB
42
95
2
500,000,000
RP.
6
2
2
500,000,000
9,233,992,120
94
1
500,000,000
89
TARGET
42
4
93
15,000,000,000
RP.
42
6 2 kel (sepakbola SMA dan SMP)
TARGET
2016
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Kantor Satpol PP
Kantor Satpol
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
19
3
PROGRAM PER URUSAN
Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
1
19
4
Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaaan
1
19
5
1
19
6
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan Penyelesaian Masalah Hukum
1
19
7
1
19
8
1
19
9
1
19
10
1
19
11
Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Program Pencegahan/Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan Program penanganan Korban bencana Alam
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
2014 RP.
TARGET
2015 RP.
TARGET
2016 RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
pelanggaran perda (%)
PP
Jumlah aparatur desa yang memahami wawasan kebangsaaan Jumlah masyarakat yang memahami keutuhan NKRI Jumlah penyelenggaraan kegiatan wawasan kebangsaan Jumlah linmas per 10000 penduduk Jumlah masyarakat yang memanfaatkan jalur hukum untuk penyelesaian masalah Penyelesaian masalah hukum pemerintah Kabupaten Kampar (%) Jumlah razia pekat Jumlah sosialisasi Jumlah peringatan Terlaksananya TIM Justisi dalam Penertiban Perda Jumlah partisipasi politik Jumlah relawan yang paham mitigasi bencana Jumlah pemberian bantuan korban banjir Jumlah koordinasi dan rapat teknis penanggulangan bencana Meningkatnya koordinasi penanggulangan daerah rawan bencana (%)
SKPD PENANGGUNG JAWAB
80 org
274,000,000
42
103,700,000
42
114,070,000
84
270,000,000
84
300,000,000
84
40
185,000,000
42
128965000
42
141,861,500
84
300,000,000
84
325,000,000
84
5
725,000,000.00
5
755000000
5
800000000
15
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Kantor Satpol PP
terlaksana
terlaksana
terlaksana
4 6 2 terlaksana
590000000 25 orang
50
terlaksana
5 6 2 terlaksana
515265000
terlaksana
200 orang
200 orang
400 orang
80
80
80%
12 6 2 terlaksana
1,021,985,000.00
300000000
terlaksana
12 6 2 terlaksana
660000000
330000000
terlaksana
12 6 2 terlaksana
695000000
-
50 orang
536,232,500
220 orang
536,232,500
230 orang
552,319,475
250 orang
568,889,059
775 Orang
3,120,000,000
3.000m
3,640,000,000
3.600m
4,050,000,000
3.900m
4,750,000,000
3900m
2
108,818,915
2
112,083,482
3
115,445,987
3
95
5,000,000,000
97
5,000,000,000
99
7,500,000,000
99%
2,491,162,750
2.700m
1
116,672,200
2
91
6,000,000,000
93
5,000,000,000
VIII -‐18
Sekretariat Daerah Bagian Hukum
Kantor Satpol PP
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
1
19
12
Program Pencegahan dan Mitigasi Bencana
1 1
20 20
1
1
20
2
Pemerintahan Umum Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
1
20
3
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolalan Keuangan Desa
1
20
4
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/kota
1
20
5
Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi Pemerintahan Dsa
1
20
6
Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
Normalisasi sungai Pembangunan bronjong, box culvert Perbaikan jalan Pembangunan jembatan Meningkatnya Peran Kapasitas Kelembagaan Perwakilan Rakyat Daerah Persentase pencapaian target PAD (%) Opini BPK terhadap Laporana Keuangan Daerah Meningkatnya jumlah masyarakat yang mendapatkan bantuan permodalan (Nasabah) Tersedianya payung hukum pelaksanaan investasi daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah (Perda) Jumlah Dokumen Kua-PPAS murni dan Perubahan (dokumen) Meningkatnya SDM Aparatur Pemerintah Desa dan kelurahan dalam pengelolaan keuangan dan Aset Desa (orang) Jumlah dokumen pengelolaan BUMD dan lembaga Keuangan daerah Terwujudnya tertib administrasi pemerintahan desa dan kelurahan Meningkatnya kapasitas
80
85
23,683,382,000
2014
2015
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
25
1,500,000,000
25
1,500,000,000
25
1,500,000,000
25
1,500,000,000
87
30,369,000,000
89
33,213,411,000
91
37,189,297,500
93
40,971,307,250
100 1,279,493,400 12739
12500
1
1
2
4
0
0
1
1
242 desa dan 8 kelurahan (100%)
100
20
1,744,408,800
14000
4
73,335,000
0
100
93%
Sekretariat DPRD
100%
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
WDP
3,234,850,000
WTP
3,231,850,000
WTP
3,231,850,000
WTP
1,459,562,550
15100
1,559,562,550
15600
1,659,562,550
16100
1,759,562,550
16100
-
295,020,000
250 Bendahara, 30 Sekdes (aset Desa)
73,335,000
100
SKPD KONDISI KINERJA AKHIR PENANGGUNG JAWAB PERIODE RPJMD 25 Bina Marga dan Pengairan
3,725,235,400
1
216,925,650
2016
4
-
267,039,700
63 Sekdes (Keuangan Desa), 30 Sekdes (aset Desa) -
0
4
-
267,039,700
250 Kades dan 90 Sekdes (Keuangan) dan 106 Sekdes (aset Desa) -
0
4
2
280,390,950
89 Sekdes (Keuangan) dan 106 Sekdes (aset Desa) -
0
-
20 Dok
Bappeda
89 Sekdes (Keuangan) dan 106 Sekdes (aset Desa)
BPMPD
1 Dok
Bappeda
BPMPD
100
100
100
100
100%
20
20
20
20
20% (pertahun)
VIII -‐19
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Badan Pelayanan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
20
7
1
20
8
1
20
9
1
20
10
1
20
11
1
20
12
PROGRAM PER URUSAN
INDIKATOR KINERJA
Keuangan Kabupaten/kota
pengelolaan BUMD dan lembaga keuangan daerah (%)
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Meningkatnya pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH (44 SKPD) (%) (reguler) Meningkatnya pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH SKPD) (dokumen) (khusus) Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur pengawasan (%) Meningkatnya jumlah badan usaha yang mengurus izin dan membayar pajak reklame (Rp) Meningkatnya jumlah aparatur yang memiliki sertifikat keahlian dibidang pengelolaan bantuan permodalan (Orang) Tersedianya data peluang dan potensi daerah (dokumen) Menigkatnya keberhasilan program konversi Minyak dan Gas LPG (%) Dibuatnya sistem informasi publik dilingkungan sekretariat DPRD Transparansinya proses pengadaan barang dan jasa Pengaduan masyarakat yang tertangani (%) Terjalinnya koordinasi kerjasama
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawas Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Kerjasama Pembangunan
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
4,315,212,880
TARGET
100
2014 RP.
5,000,000,000
TARGET
RP.
5,400,000,000
TARGET
RP.
24
25
50
372,010,000
75
500,000,000
83
500,000,000
92
500,000,000
100
500,000,000
100%
400,000,000
450,000,000
661,114,510
500,000,000
821,114,510
600,000,000
831,114,510
700,000,000
832,114,510
800,000,000
842,114,510
3,050,000,000
18 orang
30 orang
30
30
30
30
30
-
1 dokumen
-
-
-
-
1 dokumen
85
90
-
-
-
-
90%
terlaksana
terlaksana
24
6,200,000,000
24
-
83.33333333
terlaksana
0
-
0
VIII -‐20
-
100
100
100%
50
50
50%
6kab./kota
300,000,000
6kab./kota
SKPD PENANGGUNG JAWAB Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Inspektorat
24
343,329,000
100
0
83.33333333
RP.
15
0
5,800,000,000
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
100
15
81.48148148
2016
100
30
100
2015
300,000,000
6kab./kota
Inspektorat
Badan Kepegawaian Daerah
Bappeda Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral sekretariat DPRD Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretaiat Bagian Hukum Bappeda
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
20
13
PROGRAM PER URUSAN
Program Penataan Peraturan PerundangUndangan
1
20
14
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
1
20
15
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1
20
16
Program Pelayanan Barang dan Jasa di Seluruh SKPD (KLPBJ)
1
20
17
1
20
18
Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Program Penyelenggaraan Kegiatan Pemerintah
1
20
19
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
INDIKATOR KINERJA pembangunan (keg) Jumlah Intansi Peserta Sosialisasi (persen) Terlaksananya sosialisasi (persen) Jumlah Data Base Produk Hukum Daerah Terealisasinya usulan pemekaran desa menjadi desa difinitif baru (jumlah usulan pemekaran) Meningkatnya jumlah SKPD yang melaksanakan SAKIP (Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah) (kecuali kecamatan=33 SKPD) (%) Efisien dan efektivnya pelayanan barang dan jasa sesuai dengan prioritas penanganan (%) IKM Terlaksananya penyelenggaraan kegiatan agenda pemerintahan Jumlah atlet korpri masing-masing cabor yang mendaptkan pembinaan Jumlah Kasus yang mendapatkan bantuan hukum (kasus) Ikut sertanya khafilah Kabupaten Kampar pada MTQ Tingkat Provinsi Riau Keikutsertaan Kabupaten Kampar dalam MTQ (TC, Kafilah, Pawai
KONDISI KINERJA AWAL
2012
2013
2014
2015
2016
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
0
0
223,568,313
0
223,568,313
0
223,568,313
100
223,568,313
100
223,568,313
0
0
0
0
100
100
100%
ada, terup date setiap tahun
ada, terup date setiap tahun
ada, terup date setiap tahun
ada, terup date setiap tahun
ada, terup date setiap tahun
ada, terup date setiap tahun
16
18
18
25
40
55
55%
BPMPD
18.182
36.36363636
100%
Inspektorat
100%
Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
755,460,000
54.55
850,000,000
72.7
900,000,000
100
100
270,767,200
100
345,700,000
295,382,400
100
345,700,000
425,000,000
90.91
100
319,997,600
100
345,700,000
100
470,000,000
100
0
100
100
0
0
100
100
100
0
100
100
89
100
100
100
1,000,000,000
100
344,612,800
100
345,700,000
0
VIII -‐21
950,000,000
515,000,000
369,228,000
100%
100%
345,700,000
100
525,000,000
Sekretaiat Bagian Hukum
Sekretariat Daerah Bagian Pemerintahan 100%
Sekretariat KORPRI
100
100%
Sekretariat Daerah Bagian Hukum
89
89
89%
Sekretariat Daerah Bagian Ortal
100
100
100%
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
INDIKATOR KINERJA Ta'aruf, bazar, Cabang yang diperlombakan) (%) Terlaksananya Safari Ramadhan (Kecamatan) Terlaksana syiar agama di Kabupaten Kampar melalui Tabligh Akbar (kali) Terlaksananya peringatan hari hari besar islam Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan managemen pengelolaan mesjid raya Jumlah Dewan Hakim yang mengikuti pelatihan SDM Dewan Hakim Kab. Kampar Persentase organisasi/lembaga islam yang mengikuti Rakor Terselenggaranya TC bagi Kafilah MTQ Kab. Kampar (%) Terlaksananya pelatihan pengembangan karakter pemuda di Kab. Kampar (%) Terakomodirnya masalah pembangunan di seluruh kecamatan se Kab. Kampar (%) Terlaksananya pelatihan pendidikan kesadaran bela negara bagi pemuda di Kab. Kampar Meningkatnya hubungan antara wakil rakyat dengan masyarakat
KONDISI KINERJA AWAL
0
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
2014 RP.
TARGET
2015 RP.
TARGET
2016 RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
21
21
21
21
21
21
2
2
2
2
2
8
0
5
5
5
5
5
20
0
0
42
42
42
42
164
Sekretariat Daerah Bagian Ortal
0
0
25
25
25
25
100 Dewan hakim
Sekretariat Daerah Bagian Hukum
0
0
100
100
100
100
100%
Sekretariat Daerah Bagian Ortal
0
0
0
100
100
100
100%
0
0
0
100
100
100
100%
0
0
0
85
90
95
95%
Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Pembangunan
0
0
0
100
100
100
100%
Kantor Kesbangpol
terlaksana setiap tahun
0
terlaksana
Sekretariat DPRD
0
terlaksana
1,093,670,000
terlaksana
VIII -‐22
134,078,800
terlaksana
147,486,680
terlaksana
162,235,348
Sekretariat Daerah Bagian Protokol
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
1 1
1
KODE
PROGRAM PER URUSAN
21 21
Kepegawaian Program Pendidikan Kedinasan
21
1
2
1 1
22 22
1
1
22
2
1
22
3
1
22
4
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
INDIKATOR KINERJA
Terlaksananya pendidikan kedinasan (org) Tugas Belajar IPDN
Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas (%) Persentase penerapan bidang/urusan SPM Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan aparatur ESDM (%) Jumlah Aparatur yang mengikuti peningkatan kualitas sumber daya aparatur melalui peningkatan pendidikan formal bergelar dan bimtek/diklat lainnya (org) Persentase kesesuaian antara kualifikasi pegawai dengan kebutuhan jabatan (%) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Program Peningkatan Meningkatnya jumlah Keberdayaan Masyarakat peserta Pelatihan Perdesaan dan pembinaan yang di selenggarakan (Pelatihan dan Monitoring) Program Pengembangan Meningkatnya jumlah Lembaga Ekonomi lembaga ekonomi Perdesaan desa (lembaga) Program Peningkatan Meningkatnya Partisipasi Masyarakat partisipasi lembaga dalam Membangun Desa kemasyarakatan dalam membangun desa (lembaga) Program Peningkatan Meningkatnya Kapasitas Aparatur kapasitas aparatur
KONDISI KINERJA AWAL
2012
2013
2014
2015
2016
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
70
245,962,250
70
700,000,000
33
500,000,000
70
500,000,000
70
800,000,000
313
13 5
46 40
245,962,250
10 36
700,000,000
20 6
500,000,000
25 7
500,000,000
30 8
800,000,000
30 8
0
0
378,500,000
100
378,500,000
0
378,500,000
100
378,500,000
100
378,500,000
100%
2,485,000,000
15 bidang
700,000,000
850,000,000
15 bidang
84.375
242,180,650
84.38%
782
1,100,000,000
782
491,321,071
46.875
1,170,000,000
0
31.25
242,180,650
0
3373 orang
782
491,321,071
782
82
82
0
1
274,408,250
2 kegiatan
274,408,250
2 kegiatan
274,408,250
2 kegiatan
274,408,250
2 kegiatan
274,408,250
2 kegiatan
13 UED-SP dan 16 BUMDes 6 Lembaga Kemasyarakat di 242 desa dan 8 kelurahan 250 (100%)
20 UED-SP
11,949,011,000
18 UED-SP dan 20 BUMDes
12,949,011,000
18 UED-SP dan 20 BUMDes
12,949,011,000
20 UED-SP dan 20 BUMDes
12,949,011,000
20 UED-SP dan 20 BUMDes
12,949,011,000
20 UED-SP dan 20 BUMDes
6 lembaga kemasyarakatan yang aktif di 242 desa dan 8 kelurahan 100
18,969,149,500
6 lembaga kemasyarakatan yang aktif di 242 desa dan 8 kelurahan 100
19,169,149,500
6 lembaga kemasyarakatan yang aktif di 242 desa dan 8 kelurahan 100
19,169,149,500
8 lembaga kemasyarakatan yang aktif di 242 desa dan 8 kelurahan 100
19,169,149,500
10 lembaga kemasyarakatan yang aktif di 242 desa dan 8 kelurahan 100
19,169,149,500
10 lembaga kemasyarakatan yang aktif di 242 desa dan 8 kelurahan 100%
2,485,000,000
782
84
65.625
700,000,000
86
VIII -‐23
782
1,170,000,000
88
90
90%
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Badan Kepegawaian Daerah Seluruh SKPD
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Seluruh SKPD
Badan Kepegawaian Daerah
BPMPD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
Pemerintahan Desa 1
1 1
22
23 23
5
1
1 1
24 24
1
1
24
2
1
24
3
1
24
4
1 1
25 25
1
Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
Statistik Program Pengembangan Data/informasi/statistik Daerah
Kearsipan Program Perbaikan sistem Administrasi Kearsipan Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/arsip Daerah Program Pemeliharaan Rutin/berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
pemerintahan desa dan kelurahan (%) Jumlah perempuan yang terlibat dalam usaha ekonomi produktif Jumlah kegiatan pelatihan
2012 TARGET
RP.
TARGET
242,482,000
2014 RP.
TARGET
880,000,000
2015 RP.
TARGET
700,000,000
2016 RP.
720,000,000
RP.
750,000,000
2 kegiatan
2 kegiatan
2 kegiatan
10 Kegiatan
100
100
100
100
100%
100
-
-
0
0
3
3
0
2
Meningkatnya kualitas administrasi kearsipan (%) Terkelolanya dokumen/arsip daerah (arsip) Terpeliharanya sarana dan prasarana kearsipan (kali) Meningkatnya kualitas pelayanan informasi (%)
35
36421
85,000,000
36421
95,000,000
0
140,000,000
50
145,000,000
75
150,000,000
402,790,950
4
656,274,925
4
788203025
5
697,451,500
1
913,140,780
1
384,205,000
78,208,668
599,750,000
75
10
171,621,975
647,950,000
0
56,725,825
15
120,602,650
20
75,627,200
40
120,000,000
Data base rumahtangga miskin
100
150,000,000
100
1,252,269,638
4
894,883,120
20 Dok
2
669,705,000
2
703,190,250
2
707,712,500
85
814,219,475
100
961,944,200
100%
30
743,142,500
35
856,913,125
40
984,882,650
40%
193,050,000
25
220,180,000
35
255,506,250
40
293,264,700
40%
312,250,000
60
244,837,500
80
304,063,125
100
527,297,600
100%
450,000,000
40
450,000,000
50
450,000,000
60
550,000,000
60%
VIII -‐24
100,000,000
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
2 kegiatan
0
15
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
2 kegiatan
Terdatanya anggota korpri sekabupaten kampar (persen) Tersedianya Database Rumah Tangga Miskin yang akurat (Rumah Tangga Miskin / RTM) Tersedianya data pasar-pasar kecamatan kumuh (%) Tersusunnya data/informasi pembangunan daerah (dokumen) Jumlah paket sistem jaringan data dan informasi
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Komunikasi dan Informatika Program Pengembangan Persentase radius Komunikasi, Informasi dan kawasan jaringan Media Massa telfon yang tersedia (%) Meningkatnya pengelolaan
2013
Sekretariat KORPRI Sekretariat Kesejahteraan Masyarakat
Dinas Pasar dan Kebersihan Bappeda
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
PROGRAM PER URUSAN
1
25
2
Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi
1
25
3
Program Fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
INDIKATOR KINERJA komunikasi, informasi dan media masa (%) Jumlah warnet yang dibina (unit) Jumlah play station (PS) yang dibina (unit) Jumlah pengawasan dan evaluasi menara telekomunikasi yang dilakukan (kali/tahun) Adanya alat pendukung komunikasi dan informasi di lingkungan pemerintah daerah Kebijakan komunikasi dan informasi yang dibuat (perencanaan, pendataan dan penataan tower) (dokumen) Jumlah partisipasi masyarakat dalam akses program pembangunan Kab. Kampar Data base yang slalu update tentang tertip data pra, sedang, ataupun setelah program pemerintah berjalan Jumlah SKPD yang berpartisipasi dan ikut dalam penyebarluasan informasi dan membangun citra Pemerintah Jumlah peserta pelatihan (orang) Diaksesnya Mplek (Mobile Pusat Layanan Internet Kecmatan) oleh mesyarakat, pelajar dan pegawai dilingkungan kecamatan
KONDISI KINERJA AWAL
89,756,000
2012
2013
2014
2015
RP.
TARGET
RP.
TARGET
105
87,078,750
105
83,685,000
105
105
105
525
50
50
50
250
dilaksanakan
250,000,000
dilaksanakan
250,000,000
dilaksanakan
50
TARGET
RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
TARGET
50
RP.
2016
SKPD PENANGGUNG JAWAB
belum dilaksanakan
belum dilakukan
101,179,750
dilaksanakan
221,825,000
dilaksanakan
belum terpenuhi
terpuhi
303,685,600
terpenuhi sepanjang tahun
terpenuhi sepanjang tahun
terpenuhi sepanjang tahun
terpenuhi sepanjang tahun
1 paket
150,000,000
0
0
0
130,000,000
1 dok
Anggaran menyatu dengan kegiatan evaluasi
1 dok
Anggaran menyatu dengan kegiatan evaluasi
0
-
1 kegiatan (1 dok)
Anggaran menyatu dengan kegiatan evaluasi
1 dok
Anggaran menyatu dengan kegiatan evaluasi
1 dok
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
420
420
315,778,000
600
800
1500
2100
2100
Setda Bagian Humas
-
-
-
20
61
312
312
50
61
312
312
belum dilaksanakan
belum dilakukan
0
100
240,736,000
100
255,000,000
dilaksanakan
240,736,000
dilaksanakan
248,850,000
VIII -‐25
100
280,500,000 260,000,000
100
308,550,000
400 dilaksanakan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KODE
1
1
25
25
4
5
PROGRAM PER URUSAN
Program Kerjasama Informasi dan mass media
Program dokumentasi kehumasan
INDIKATOR KINERJA Bintek Kominfo yang diselenggarakan (orang) Jumlah jenis media yang digunakan untuk penyebarluasan informasi mengenai kebijakan dan pembangunan Pererintah Kabupaten Kampar Update informasi harian yang dapat dilihat oleh masyarakat (audio visual) Jumlah kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan Penyebar luasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah Jumlah Media massa yang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kab. Kampar Terjalinnya Kerjasama Informasi dengan Mas Media yang terdaftar disekretariat DPRD Kab. Kampar (%) Jumlah kecamatan yang kerjasama dengan mess media Terdokumentasinya kegiatan dewan
KONDISI KINERJA AWAL
2012
2013
2014
2015
2016
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 20 orang
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
belum dilaksanakan
belum dilaksanakan
belum dilaksanakan
belum dilaksanakan
belum dilaksanakan
belum dilaksanakan
belum dilaksanakan
10 orang
100,000,000
10 orang
120,000,000
3
4
5
5
5
5
5
-
-
-
-
5760
7200
7200
1 kali (layar tancap)
tidak dilaksanakan
dilaksanakan sepanjang tahun
dilaksanakan sepanjang tahun
38
40
4,591,453,000
47
70
100
1,463,942,000
100
0
dilaksanakan (operator telko, camat dan desa) dilaksanakan sepanjang tahun
terdokumentasi sepanjang tahun
0
-
206,400,000
1,735,180,000
0
1,062,557,000
dilaksanakan
200,000,000
dilaksanakan
210,000,000
dilaksanakan sepanjang tahun
dilaksanakan sepanjang tahun
dilaksanakan sepanjang tahun
49
49
55
55
100
terdokumentasi sepanjang tahun
VIII -‐26
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
dilaksanakan
dilaksanakan sepanjang tahun
195,125,000 terdokumentasi sepanjang tahun
0
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Setda Bagian Humas Sekretariat DPRD
2,067,941,300
100
2,274,735,430
100
2,502,208,973
100
214,638,000
16
236,101,000
21
304,711,000
21
Kecamatan
1,171,367,000
terdokumentasi sepanjang tahun
1,288,503,700
terdokumentasi sepanjang tahun
1,417,354,070
terdokumentasi sepanjang tahun
Sekretariat DPRD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PER URUSAN
KODE
2 2 2
2
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
1
2
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian / Perkebunan
2
1
3
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan
Jumlah promosi atas hasil pertanian
2
1
4
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Persentase peningkatan penerapan teknologi. Tanaman Pangan (%) Perkebunan
2013
2014
2015
2016
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
128.094.250
10 kelompok /20 orang 171 Gapoktan 40
128.094.250
10 kelompok /15 orang 171 Gapoktan 60
70.285.400
128.094.250
128.094.250
50 Kel
172.410.000
68
10 kelompok /20 orang 171 Gapoktan 20
171 Gapoktan 100%
60
65
12
1
3,000,000,000
1
5
5,383,355,945
450 ha
1.076.335.000
PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD Urusan Pilihan 1 Pertanian 1 1 Program Peningkatan Peningkatan Kesejahteraan Petani kelembagaan petani pemula Peningkatan PUAP Penerima pinjaman dana bergulir (%) Tersalurnya bantuan subsidi sarana produksi bagi para petani (Desa/Kel=250 desa/kel) (%) Meningkatnya Jumlah desa Mapan (mandiri pangan) Meningkatnya ketahanan pangan (%) Tersedianya kebutuhan pangan khususnya beras bagi masyarakat miskin (RTS / Rumah Tangga Sasaran)
2012
Peningkatan Indeks Pertanaman 200 (tanam 2x setahun) IP 100 : 4.869 ha IP 200 : 3.091 ha IP 300 : 100 ha Peningkatan Produksi padi 5 % /tahun
172.410.000 358,655,450
700,000,000
10 kelompok /20 orang 171 Gapoktan 100
75
805,543,000
80
1,600,000,000
85
3,255,000,000
1
3,510,000,000
1
3,765,000,000
1
4,030,000,000
5
6
7,500,000,000
6
7,550,000,000
7
7,600,000,000
7
7,650,000,000
7
450 ha
1.076.335.000
500 ha
905.473.000
550 ha
1.315.520.000
600 ha
1.435.113.000
600 ha
187.790.000 500,000,000
70
65,724, 75 ton 5 kali
650,000,000
10 kelompok /20 orang 171 Gapoktan 80
69.010.99 ton 475.370.000
5 kali
953.798.500
138.839.400
72.461,54 ton 475.370.000
5 kali
953.798.500
172.410.000
76.084,61 ton 312.797.560
5 kali
279.811.200
750,000,000
85%
79.888,84 ton 475.370.000
5 kali
953.798.500
79.888,84 ton 475.370.000
25 kali
758572500
43.11
50
55
57
60
65
65%
32,23
35
37
65
67
70
70%
VIII -‐27
Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Sekretariat Daerah Bagian Adm Perekonomian
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan, Dinas
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PER URUSAN
KODE
2
2
1
1
5
6
2
1
7
2
1
8
2
1
9
2
1
10
Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan
Program Kesejahteraan Petani Perkebunan Program Penyediaan Sarana dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak
Program Peningkatan produksi hasil peternakan
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
2014 RP.
RP.
RP.
RP.
Meningkatnya penerapan teknologi pertanian/perkebunan (petani)
15
20
610,991,100
20
710,991,100
22
810,991,100
25
910,991,100
25
1,010,991,000
25%
20
3,277,748,890
40
3,683,000,000
60
8,021,000,000
100
9,186,000,000
100
9,900,000,000
100%
2.8
500,000,000
2.82
600,000,000
2.86
700,000,000
2.9
800,000,000
2.9
900,000,000
2.9
10
2,100,000,000
15
2,425,000,000
20
2,750,000,000
25
3,017,500,000
30
3,400,000,000
35
20
178,208,200
40
196,028,000
60
215,600,000
80
237,200,000
100
260,900,000
100
80
346,000,000
82
2,541,000,000
84
3,528,000,000
85
7,409,000,000
87
4,273,000,000
87%
Dinas Perkebunan
100 200
233.840.000
200 100 10
233.840.000
200 100 10
129.324.100
200 100 10
250.000.000
200 100 10
250.000.000
900 600 40
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Persentase capaian vaksinasi dari populasi ternak SE (kerbau/Sapi) Perubahan Rabies Meningkatnya Populasi Ternak (ekor) Sapi Kerbau Kambing Ayam Buras
460 100 9
1,489,112,000 45 45 40
50 50 45
1,495,765,700 55 55 50
6,571,769,050 23,708 16,900 23,612 501,669
27,122 17,999 26,564 537,071
2,119,757,200 60/55% 55 55
14,065,159,800 31,028 19,168 29,884 564,837
2,500,000,000 65/57 57 60
18,557,714,450 35,495 20,414 33,619 594,039
VIII -‐28
59
SKPD PENANGGUNG JAWAB
48
Meningkatnya penyuluh pertanian/perkebunan (org) Terlaksananya kegiatan penyuluhan pertanian/perkebunan (Kegiatan) Meningkatnya kesejahteraan petani (%) Perluasan areal Optimasi Jalan Produkssi
57
TARGET
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 59%
45
2.78
52
TARGET
2016
Peternakan
Meningkatnya produksi hasil pertanian/perkebunan (ton) Meningkatnya Produktivitas padi sawah (ton/ha) dan padi ladang (ton/ha)
50
TARGET
2015
2,750,000,000 70/59 59 65
22,537,720,000 40,607 21,741 37,822 624,751
70/59 59 65 26,000,000,000
46,454 23,154 42,550 657,051
46,454 23,154 42,550 657,051
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan Dinas Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PER URUSAN
KODE
2
1
11
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
2
1
12
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan (Tepat Guna)
2
1
13
2 2
2 2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
4
2 2
3 3
1
Program Peningkatan Produksi, Produktifitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan. Kehutanan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program Perencanaan Pengembangan Hutan
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
77,402,800
50,604 15,054,880 43,234 1
2014 RP.
TARGET
42,625,100
57,379 17,063,887 51,554 1
2015 RP.
TARGET
222,722,500
57,780 17,763,506 55,265 1
2016 RP.
TARGET
RP.
500,000,000
58,184 18,491,809 59,244 1
750,000,000
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 58,184 18,491,809 59,244 1
Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Tersedianya rumah potong hewan Tersedianya rumah potong unggas terdapat 4 jenis teknologi Tersedianya rumah potong hewan Tersedianya rumah potong unggas peremajaan karet/sawit (ha) Integrasi Kelapa sawit dan Ternak (alat biogas dan copper (unit))
49,903 13,892,354 37,629 0
50,252 14,461,941 40,338 1
0
1
3
4
4
4
4
4
4
4
4
300
300
300
300
300
1500
5
4
4
4
4
4
20
Meningkatnya PNBP (Peneriman Negara Bukan pajak) sektor kehutanan (milyar) Inventarisasi Penggunaan kawasan hutan non prosedural (HA) Luas pengkayaan tanaman di hutan adat (HA) Partisipasi dalam pameran bidang kehutanan Menurunkan kerusakan kawasan hutan (ha)
2
2
471,145,020
3
650,000,000
4
850,000,000
5
1,050,000,000
5.00
1,250,000,000
17
141,449
25,000
761,329,240
25,000
851,658,640
25,000
758,848,606
25,000
900,000,000
25,000
950,000,000
125,000
N/a
-
-
50
826,533,700
50
516,048,871
50
850,000,000
50
900,000,000
200
0
0
-
1
118,197,580
1
255,085,825
1
300,000,000
1
350,000,000
4
35,704.72
1,000
1,499,966,000
1,000
4,911,149,850
1,000
2,223,497,210
1,000
5,000,000,000
1,000
5,500,000,000
5,000
0
0
-
1,000,000
944,330,100
420,625
584,575,120
700,000
750,000,000
800,000
850,000,000
2,920,625
34
50
100
100
Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Program Rehabilitasi Jumlah bibit yang hutan dan lahan terbuat (Batang) Energi dan Sumber Daya Mineral Program Pembinaan Meningkatnya jumlah dan Pengawasan usaha tambang Bidang Pertambangan (galian C) yang mengurus perijinan (%) Meningkatnya jumlah usaha tambang
1 168,266,850
4
249,766,850
1 500,000,000 1508329000
56.8
726,515,800
4
100
1 1,000,000,000 1,522,827,800
70.45
800,000,000
4
100
VIII -‐29
1 2,000,000,000 2,200,000,000
86.36
850,000,000
4
100
1 3,000,000,000
4
2,500,000,000
100
900,000,000
SKPD PENANGGUNG JAWAB
100
100%
950,000,000
100%
Dinas Perkebunan
Dinas Kehutanan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PER URUSAN
KODE
2
3
2
2
3
3
2 2
4 4
1
2
4
2
2
4
3
2
4
4
2 2
5 5
1
2
5
2
2
5
3
Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
Program Geologi, Tata Lingkungan dan Sumber Daya Mineral Pariwisata Program Pengembangan Pemasaran Wisata
Program Pengembangan Destinasi Wisata
Program Pengembangan Kemitraan Mengembangkan Investasi Pariwisata dan Kelestarian Cagar-budaya Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Program Optimalisasi Pengelolaan dan
INDIKATOR KINERJA
(minerba) yang mengurus perijinan dan membayar pajak (%) Meningkatnya persentase perusahaan kelistrikan yang memiliki ijin (%) Meningkatnya rumah tangga pengguna listrik (%) Meningkatnya PJU perusahaan (%) Meningkatnnya jumlah perusahaan pengelolaan air yang mengurus ijin (%) Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca Negara (org) Jumlah kunjungan wisatawan (domestik dan mancanegara) Jumlah Obyek wisata yang dikembangkan (wilayah) Jumlah Obyek wisata yang dikembangkan (wilayah) Jumlah keterlibatan stakeholder di bidang pariwisata Jumlah investasi pariwisata
Meningkatnya produksi perikanan budidaya produksi perikanan (ton) Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan Meningkatnya pengolahan dan
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
2013 RP.
TARGET
2014 RP.
80.1
TARGET
2015 RP.
TARGET
2016 RP.
TARGET
RP.
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
78
89
100
100%
81.8
83.5
85.2
85.20%
76.7
78.4
0
0
6,743,625,410
6.25
7,000,000,000
25
7,500,000,000
43.75
8,000,000,000
59.375
8,500,000,000
59.38%
40
50
640,880,000
60
750,000,000
70
800,000,000
84
850,000,000
90
900,000,000
90%
207,161,600 22037
500,000,000
605,000,000
399,300,000
24241
35434
38,977
40,146.72
41,351.12
42,591.66
12
15
18
21
24
24
740,686,500
8
488,035,000
39,272
550,000,000
43,199
13,230,400,000
10
84
47,519
964,755,150
9
896,230,665
10
1,160,853,732
10
1,084,439,105
10
536,838,500
15
689,522,350
16
649,574,585
16
714,532,044
47
13,288,000,000
52,271
13,326,400,000
57,498
13,384,000,000
63,248
13,403,200,000
63,248
10
4,410,000,000
88
10
4,410,000,000
92
VIII -‐30
10
4,410,000,000
96
10
4,410,000,000
100
50
4,410,000,000
100%
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Dinas Perikanan
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PER URUSAN
KODE
2
5
4
2
5
5
2
5
6
2 2
6 6
1
2
6
2
2
6
3
Pemasaran Produksi Perikanan Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar
Program Perlindungan Sumberdaya Hayati Perikanan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Daerah Aliran Sungai
Perdagangan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012 TARGET
pemasaran produksi perikanan (%) Meningkatnya luas kawasan budidaya ikan air tawar (Ha) Kolam Keramba (unit) ratarata 6x6 KJA, 3x8 keramba kayu. Terlaksananya perlindungan akan sumber daya hayati perikanan (Kegiatan) Terbentuknya usaha masyarakat Meningkatnya jumlah RTP DAS Meningkatnya kelompok nelayan dan kelompok budidaya Meningkatnya jumlah kelompok nelayan dan kelompok budidaya yang mendapatkan pembinaan TERA/TERA ulang Terlaksananya perlindungan dan pengamanan konsumen (UUTP) (org) Jumlah aparat yang memahami teknik Ukur Takar Timbangan dan Perlengkapan (UTTP) Meningkatnya jumlah komoditi untuk di ekspor (Unit) Terlaksanaya pembinaan pedagang kaki lima dan asongan (orang) Penataan Pedagang kaki lima dan asongan
2013 RP.
TARGET
2014 RP.
TARGET
2015 RP.
TARGET
2016 RP.
TARGET
RP.
2,550,000,000
2,550,000,000
2,550,000,000
2,550,000,000
2,550,000,000
1,945,000,000
1,895,000,000
1,945,000,000
1,895,000,000
1,945,000,000
50
1 50
50
129,600,000.00
1
2 50
129,600,000.00
2
2 50
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD
129,600,000.00
2
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
60
1
90,000,000
1
90,000,000
1
90,000,000
1
90,000,000
1
90,000,000
5
30
175,000,000
30
175,000,000
30
175,000,000
30
175,000,000
30
175,000,000
150
175,000,000
175,000,000
175,000,000
VIII -‐31
175,000,000
175,000,000
SKPD PENANGGUNG JAWAB
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PER URUSAN
KODE
2
6
4
2
6
5
2 2
7 7
1
2
7
2
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Pengembangan Data/Informasi Industri Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi Program Pengembangan Industri Kecil & Menengah
2
7
3
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
2
7
4
Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
TARGET
RP.
Jumlah Waserda (buah) Jumlah expo dan pelelangan Dokumen profil industri kecil dan menengah
20
3,000,000,000
20
3,000,000,000
20
3,000,000,000
20
3,000,000,000
20
3,000,000,000
KONDISI KINERJA AKHIR PERIODE RPJMD 100
6
79,650,000.00
8
82,039,500.00
8
84,500,685.00
8
2
109,485,000.00
2
112,769,550.00
2
116,152,636.50
6
Meningkatnya kapasitas IPTEK sistem produksi (unit) Meningkatnya pelaku industri kecil dan menengah (UU) Jumlah kelompok IKM yang dibina Meningkatnya kemampuan teknologi industri (PU) Jumna kelompok industry yang paham penggunaan teknologi Tersedianya kawasan sentra-sentra industri potensial/unggulan (kawasan industri)
20
150,000,000
20
150,000,000
20
150,000,000
20
150,000,000
20
150,000,000
100
5
450,000,000
5
450,000,000
5
450,000,000
5
450,000,000
5
450,000,000
25
42
2,090,692,500.00
21
450,000,000
21
450,000,000
450,000,000
1
150,000,000
INDIKATOR KINERJA
KONDISI KINERJA AWAL
2012
2013
2014
3
1
2015
25 450,000,000
1
VIII -‐32
2016
150,000,000
25 450,000,000
1
150,000,000
50 450,000,000
1
150,000,000
5
SKPD PENANGGUNG JAWAB
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
X.1. PEDOMAN TRANSISI Untuk menjaga keberlanjutan pembangunan sekaligus menyediakan acuan bagi RKPD setelah RPJMD Perubahan ini berakhir, maka RPJMD Perubahan Kabupaten Kampar 2011-2016 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya. Selanjutnya RKPD masa transisi tersebut menjadi tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD bupati dan wakil bupati terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya. Melalui pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD Perubahan ini dapat terselesaikan sekaligus menjaga kesinambungan pembangunan antar periode perencanaan jangka menengah.
X.2. KAIDAH PELAKSANAAN Guna mendukung efektifitas dan efisiensi implementasi RPJMD Perubahan ini, maka diperlukan: 1.
Konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD dengan RPJMD setelah perubahan;
2.
Pemantauan dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD Perubahan;
3.
Penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau dan mengevaluasi RPJMD Perubahan;
4.
Penguatan kemampuan dan kapasitas pihak non pemerintah (non government stakeholders) untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD Perubahan.
Sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD Perubahan ini dapat dicapai selama ada sinergitas usaha antara SKPD dan seluruh komponen masyarakat termasuk dunia usaha. Oleh karena itulah SKPD serta para pemangku kepentingan wajib melaksanakan program-program yang telah ditetapkan dengan sebaik–baiknya dan Bappeda wajib melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD Perubahan dalam Renstra masing-masing SKPD.
BAB IX INDIKATOR KINERJA DAERAH DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
IX.1 INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Indikator kinerja daerah dapat disusun berdasarkan indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact). Indikator kinerja daerah dibagi dalam 3 (tiga) aspek meliputi (i) aspek kesejahteraan masyarakat, (ii) aspek pelayanan umum, dan (iii) aspek daya saing daerah. Gambaran lengkap kondisi dan rencana capaian kinerja selama 5 (lima) tahun Pemerintah Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 1
Tabel 1 Indikator Kinerja Daerah NO I 1.1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1.2 1 1.2.1 1 2
3
4
5
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi (%) Laju Inflasi (%) PDRB Per Kapita Indeks Gini/Koefiesien Gini Pemerataan Pendapatan (%) Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Pendapatan Asli Daerah dari sektor investasi dan perizinan (%) Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB (Termasuk sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan/dalam juta rupiah) Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB (%) Kontribusi sektor Listrik, Gas dan Air Bersih terhadap PDRB (%) Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB (dalam juta Rp) Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri (dalam juta Rp) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB (juta Rp) Fokus Kesejahteraan Sosial Indeks Pembangunan Manusia Pendidikan Angka Melek Huruf (AMH) Angka Rata-rata Lama Sekolah Angka Rata-rata Lama SD/MI Angka Rata-rata Lama SMP/MTs Angka Rata-rata Lama SMA/MA/SMK Angka Partisipasi Murni (APM) APM SD/MI APM SMP/MTs APM SMA/MA/SMK Angka Partisipasi Kasar (APK) APK SD/MI APK SMP/MTs APK SMA/MA/SMK Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT)
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
2014
2015
2016
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016
7.04
9
9
9
9
9
9
90 90 50.27 2.15 8,872,597.22
90 90 48.07 2.1 9,937,308.88
90 90 48.03 2.05 11,129,785.95
90 90 44.15 2 12,465,360.26
90 90 42.42 1.95 13,961,203.49
90 90 42.42 1.95 13,961,203.49
5.69 12 408881.5 155374.97
433414.39 164697.47
11 459419.25 174579.31
6.71 13 486984.4 185054.07
14 516203.47 196157.32
7.73 16 54717568 207926.76
7.73 16 57022471.01 1083789.9
3786730114 1555873.21
4200000000 1711460.53
4600000000 1882606.58
5000000000 2070867.24
5500000000 2277953.97
6000000000 2505749.36
29086730114 12004510.89
74,93
75,07
75,32
75,49
26265 0,3375 30569 80 52.59 2.3 7,921,961.80
74,72 97.85
97.90
97.95
97.80
98.00
98.00
6,31 Tahun 3,09 Tahun 3,07 Tahun
6,20 Tahun 3,06 Tahun 3,04 Tahun
6,15 Tahun 3,03 Tahun 3,02 Tahun
6,10 Tahun 3.03 Tahun 3 Tahun
6,05Tahun 3,02 Tahun 3 Tahun
6,03 Tahun 3,01 Tahun 3 Tahun
6 Tahun 3 Tahun 3 Tahun
92,85 78,90 46.12%
95.00% 81.20% 50.00%
96.00% 84.00% 60.00%
97.00% 88.25% 60.00%
98.00% 92.35% 68.00%
99.00% 96.05% 69.00%
99.00% 96.05% 75.00%
103.00% 86.00% 53.43%
105.00% 90.00% 75.00%
107.00% 95.00% 79.56%
108.00% 98.00% 82.32%
110.00% 99.00% 83.52%
110.00% 99.00% 85.00%
110.00% 99.00% 85.00%
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 2
NO
1.2.2 1 2 3 1.2.3 1 2 3 4 1.2.3 1 2 3
4 II 2.1 2.1.1 1 2 3 4 5 9
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH APT SD/MI APT SMP/MTs APT SMA/MA/SMK APT Perguruan Tinggi Kesehatan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Angka Usia Harapan Hidup (AHH) Persentase Balita Gizi Buruk (%) Kemiskinan Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan Persentase Jumlah Penduduk Yang Memiliki Lahan Rasio Penduduk yang Bekerja Angka Kriminalitas yang Tertangani Seni Budaya dan Olah Raga Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk. Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk. Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. Sepak Bola Volly Bad Minton Takraw Tenis Meja Silat Karate Tekwondo Jumlah Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk. ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Layanan Urusan Wajib Pendidikan Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka Partisipasi Sekolah SD/MI (7-12 th) Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs (13-15 th) Rasio Ketersedian Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SD/MI Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah SMP/MTs Rasio Guru/Murid Rasio guru/murid SD/MI
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
2014
2015
2016
99.25% 98.45% 87.56%
100.00% 99.00% 90.20%
100.00% 100.00% 91.32%
99.85% 99.02% 93.34%
99.09% 99.03% 98.54%
99.95% 99.05% 100.00%
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016 100.00% 100.00% 100.00%
982.18 69,88 4.9
984 69,90 4.5
986 69,91 4.3
988 69,93 4.0
990 69,95 3.7
992 69,98 3.5
992.04 70,00 3.5
100
100
100
100
100
100
0.003 0.0001 0.012 21 21 21 21 21 5 5 5 120 0.0002
0.0037 0.0002 0.0137 24 25 25 25 23 5 5 5 137 0.0003
0.0044 0.0003 0.0148 26 27 28 26 26 5 5 5 148 0.0004
0.0046 0.0004 0.0153 27 28 29 27 27 5 5 5 153 0.0005
0.0048 0.0004 0.0153 27 28 29 27 27 5 5 5 153 0.0005
0.005 0.0004 0.0161 28 29 30 28 28 6 6 6 161 0.0005
0.005 0.0004 0.0161 28 29 30 28 28 6 6 6 161 0.0005
90.80% 96.50% 79.50%
95.00% 97.20% 80.20%
98.00% 98.10% 85.50%
99.00% 99.20% 90.20%
100.00% 99.50% 95.70%
100.00% 99.80% 98.90%
100.00% 99.90% 99.00%
96.50% 79.50%
97.20% 80.20%
98.10% 85.50%
99.20% 90.20%
99.50% 95.70%
99.80% 98.90%
100.00% 99.00%
1 : 36
1 : 34
1 : 30
1 : 31
1 : 30
1 : 29
1 : 20
91.48
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 3
NO
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
10 12
Rasio guru/murid per kelas rata-rata SD/MI Rasio guru/murid SMP/MTs Rasio guru/murid Pendidikan Dasar
13 14 15
Rasio guru/murid per kelas rata-rata SMP/MTs Rasio guru/murid Rasio guru/murid per kelas rata-rata Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Sekolah (APS) Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah (16-19 th) Rasio guru terhadap murid SLTA Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata Kesehatan Rasio Posyandu per satuan balita Rasio Poliklinik per satuan penduduk Rasio Puskesmas per satuan penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan Penduduk (Jumlah RS per 1000 penduduk) Rasio Dokter per satuan penduduk Rasio Dokter gigi per satuan penduduk Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan puskesmas Cakupan puskesmas pembantu/desa Tipe RSUD Kab. Kampar Puskesmas yang Terakreditasi RSUD Bangkinang Rasio Tempat Tidur RSUD dengan jml pdd Jumlah tempat tidur Utilisasi rate RSUD Kampar: - BOR (%) - ALoS (hari)
1 2 3 4 2.1.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 2 3
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016 1 : 26 1 : 20 1 berbanding 20
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
2016
1 : 38 1 : 38 1 berbading 37
1 : 35 1 : 36 1 berbading 35
1 : 32 1 : 32 1 berbanding 31
1 : 30 1 : 21 1 berbanding 26
1 : 28 1 : 20 1 berbanding 25
1 : 38 6.94% 7.08%
1 : 36 6.67% 6.94%
1 : 32 6.39% 6.67%
1 : 30 6.25% 6.25%
1 : 25 6.04% 5.90%
1 : 26 1 : 20 1 berbanding 24,5 1 : 20 5.56% 5.90%
90.80% 95.00% 1:40 7.08%
95.00% 98.00% 1:36 6.94%
98.00% 98.00% 1:32 6.67%
99.00% 99.00% 1:30 6.25%
100.00% 100.00% 1:27 5.90%
100.00% 100.00% 1:20 5.90%
100.00% 100.00% 1:20 5.90%
1:1000
1:1000
1:950
1:900
1:850
1:800
1:800
1:24.000 0.0014
1:23.000
1:22.000
1:21.000
1:20.000
1:19.000
1:19.000
1:8200 1:18500 0.000367421 90% 80%
1:8000 1:18000
1:7900 1:17500
1:7800 1:17000
1:7700 1:16000
1:7500 1:15000
1:7500 1:15000
90% 80%
95% 85%
95% 85%
100% 90%
100% 95%
100% 95%
85% 90% 70% 90% 30% 85% 15% 60% C 0
90% 90% 75% 90% 60% 86% 15% 62% C 0
95% 92% 80% 90% 70% 87% 15% 64% C 0
100% 95% 85% 95% 80% 90% 15% 70% B 0
100% 100% 90% 100% 90% 95% 15% 71% B 8
100% 100% 90% 100% 95% 100% 15% 100% B 16
100% 100% 90% 100% 95% 100% 15% 100% B 16
1/1000 96
1/1000
1/1000
1/1000 145
2/1000 145
2/1000 200
2/1000 586
50% 3 hari
52% 3 hari
53% 3 hari
54% 4 hari
55% 5 hari
56% 6 hari
56% 6 hari
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 4
1 : 20 5.56% 5.90%
NO
2.1.3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2.1.4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2.1.5 1 2 2.1.6 1 2
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH - NDR (Orang/ 1000 penderita keluar) - GDR (Orang/ 1000 penderita keluar) Lingkungan Hidup Persentase penanganan sampah Persentase Penduduk berakses air minum Pencemaran status mutu air (kasus pencemaran/yang ditidak lanjuti) Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Persentase Luas pemukiman yang tertata Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Penegakan hukum lingkungan (Jumlah kasus/kasus yang diselesaikan Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB Sarana dan Prasarana Umum Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik Rasio Jaringan Irigasi (meter/ha) Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik (%) Panjang sungai yang dinormalisasi Panjang jalan dilalui Roda 4 Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimimal dilalui roda 4) Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Persentase rumah tinggal bersanitasi Jumlah total pemakaman Rasio TPU per satuan penduduk Rasio jumlah TPS per satuan penduduk Rasio rumah layak huni (Rumah layak huni/penduduk) Rasio permukiman layak huni (luas permukiman layak huni/luas permukiman) Penataan Ruang Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Perhubungan Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
2014
2015
2016
20/1000 50/1000
20/1000 50/1000
20/1000 50/1000
20/1000 50/1000
20/1000 50/1000
20/1000 50/1000
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016 20/1000 50/1000
30% 100% 100% Jml daya tampung/jpx1000
50% 100% 100%
70% 100% 100%
80% 100% 100% 100 unit
90% 100% 100% 130 unit
100% 100% 100% 150 unit
100% 100% 100% 380 unit%
tidak dilaksnakan
tidak dilaksnakan
63% tidak dilaksnakan
100% tidak dilaksnakan
100 Hektar 100% 90%
56% tidak dilaksnakan 100 Hektar 100% 100%
59% tidak dilaksnakan
0 100% 80% 30%
tidak dilaksnakan 100 Hektar 100% 100%
100 Hektar 100% 100%
100 Hektar 100% 100%
500 Hektar 100% 100%
63.92% 79,76 46.5 133.600 M 2.088,83 Km 1.165,72 Km
66.95% 79,76 47 23.000 m 2.094,23 Km 1.178,22 Km
69.98% 79,76 47.5 30000 m 2.109,23 Km 1.190,72 Km
73.01% 79,76 48 22000 m 2.119,23 Km 1.203,22 Km
74.00% 79,76 49 25000 2.134,23 Km 1.215,72 Km
75.00% 79,76 50 25000 2.149,23 Km 1.228,22 Km
75.00% 77 50 25000 2.149,23 Km 1.228,22 Km
1.335,20 Km 11.341 M
1.375,26 Km 757 M
1.415,31 Km 950 M
1.455,37 Km 1.000 M
1.495,42 Km 1.200 M
1.535,48 Km 1.300 M
1.535,48 Km 15751.5 m
50 756 756
54 756 756 20%
58 756 756 50%
64 756 756 75%
70 760 760 85%
75 762 760 100%
75 762 760 100%
43%
46%
49%
52%
55%
58%
58%
7241 0.0000029
8000 2
9000
8364 0.0000038
8719 0.0000051
9074 0.0000064
50398 0.0000064
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 5
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah terminal bis Angkutan darat Kepemilikan KIR angkutan umum Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Pemasangan Rambu-rambu Perencanaan Pembangunan Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Program Penelitian ekonomi Potensi Daerah Persentase perda yang dihasilkan dari prolegda Terpublikasinya kegiatan dan produk DPRD Penanaman Modal Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) PMDN PMA Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp) PMDN
28 1 0.003866869 1 13 Menit/ Kend 71000 4.8%
NO 3 4 5 6 7 8 9 2.1.7 1 2 3 4 5 6 2.1.8 1 2
PMA 3 4
2.1.9 1 2 3 4 2.1.10 1
Rasio daya serap tenaga kerja PMDN (orang) PMA (orang) Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah) Persentase Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Persentase koperasi aktif Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Jumlah BPR/LKM Persentase UMKM yang sehat Kependudukan dan Catatan Sipil Pertumbuhan Penduduk
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
2014
2015
2016
38 1 0.004543281 1 13 Menit/ Kend 71000 4.1%
48 1 0.005505218 1 13 Menit/ Kend 71000 15.6%
58 1 0.006391889 1 13 Menit/ Kend 71000 15.6%
1 dukumen
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016 58 1 0.006391889 1 14 Menit/ Kend 71001 15.6% 1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
1 dokumen
5 dokumen
40% 80% 100%
45% 100% 100%
50% 100% 100%
55% 100% 100%
60% 100% 100%
65% 100% 100%
65% 100% 100%
35 Perusahaan 22 Perusahaan
1 Perusahaan 1 Perusahaan
2 Perusahaan 2 Perusahaan
2 Perusahaan 2 Perusahaan
3 Perusahaan 1 Perusahaan
3 Perusahaan 2 Perusahaan
11 Perusahaan 7 Perusahaan
2,506,998,497,917 83,618,493,882 1,385,128,821 6,529,129
41,000,000,000 90,000,000,000 7,800,000,000 7,500,000
85,000,000,000 100,000,000,000 8,300,000 10,000,000
90,000,000,000 100,000,000,000 16,400,000 10,000,000
135,000,000,000 120,000,000,000 8,500,000 12,000,000
140,000,000,000 130,000,000,000 17,400,000 15,000,000
491,000,000,000
4,600 4,075 838,029,547,347 2,506,998,497,917
750 250 41,000,000,000 90,000,000,000 1 Perusahaan 0%
1,250 500 85,000,000,000 100,000,000,000 2 Perusahaan Naik 107,32%
1,500 500 90,000,000,000 100,000,000,000 2 Perusahaan Naik 5,88%
2,000 650 135,000,000,000 120,000,000,000 3 Perusahaan Naik 50%
2,000 750 140,000,000,000 130,000,000,000 3 Perusahaan Naik 3,7%
7,500 2,650 491,000,000,000
74.49 53,139 53,068
78.84 53,259 53.08
83.18 53,384 53.09 53,678.47
87.57 53,509 53.1 54,215.25
91.88 53,639 53.12 54,757.41
91.89 53,640 53.13 54,758.41
70.43 53,059 53.06
2 dokumen
3.61%
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 6
58,400,000
11 Perusahaan Naik 58,59%
NO 2 3 4 5 6 7 8 2.1.11 1 2 3 4
5 6
2.1.12 1 2 3 4 5 6 2.1.13 1 2 3 4 2.1.14 1
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk (%) Rasio bayi berakte kelahiran Rasio pasangan berakte nikah Kepemilikan KTP (orang) Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk. Ketersediaan database kependudukan skala kabupaten (%) Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Ketenagakerjaan Tingkat partisipasi angkatan kerja Rasio Penduduk yang Bekerja Tingkat pengangguran terbuka Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun Jumlah perusahaan total Jumlah perusahaan yang melapor Jumlah pekerja yang melapor Keselamatan dan perlindungan Jumlah perusahaan yang menerapkan K3 dibagi jumlah perusahaan di Kab. Kampar Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Jumlah perselisihan pengusaha dengan pekerja yang diselesaikan dibagi jumlah kejadian perselisihan antara pengusaha dan pekerja Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislatif Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta Rasio KDRT Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur Partisipasi angkatan kerja perempuan Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Rata-rata jumlah anak per keluarga Rasio akseptor KB Cakupan peserta KB aktif Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Komunikasi dan Informasi Jumlah jaringan komunikasi
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016 99.75 50 50 537,759 500 100 Sdh dilaksanakan
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
2016
49.75 28.50 3.29 268,105 105 100 Sdh dilaksanakan
59.75 28.50 5.89 268,105 105 100 Sdh dilaksanakan
69.75 30.10 30 335,518 175 100 Sdh dilaksanakan
79.75 33 42 402,931 250 100 Sdh dilaksanakan
89.75 44 45 470,344 300 100 Sdh dilaksanakan
99.75 50 50 537,759 500 100 Sdh dilaksanakan
84.54 0.84 15.46
88.41 0.88 11.59
88.12 0.88 11.88
87.78 0.87 12.22
87.16 0.87 12.34
94.51 0.94 5.94
94.51 0.94 5.94
21930 90
22152 22152
23203 23203
24325 36
26326 26326
28765 28765
28765 28765
2
8
10
10
0,10 18 kasus terselesaikan (th. 2010) 23
20
25
25
30
40
40
50.51% 4.44
52% 4.44
53% 4.44
55% 17.78
58% 17.78
61% 17.78
61% 17.78
22.22
Sdh dilaksanakan
37.83% 5%
40.00% 7%
40.50% 9%
45.00% 11%
50.00% 13%
50.50% 15%
50.50% 15%
2 2.5 93.25 15.827
2 2.5 94.127 14,244
2 2.6 94.627 12,820
2 2.7 95.127 11,538
2 2.8 95.627 10,384
2% 2.9 96127 9,346
100% 100% 100% 9,346
15
20
40
40
50
60
60
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 7
NO
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
2 3 4 5 6 7 8 2.1.15 1 2 3 4
Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Jumlah surat kabar nasional/lokal Jumlah penyiaran radio/TV lokal Web site milik pemerintah daerah Pameran/expo Website milik Pemerintah Kab, Kampar Jumlah Layanan aplikasi e-Goverment Pertanahan Luas wilayah daratan Luas tanah bersertifikat HGB Luas tanah bersertifikat HGU Luas tanah bersertifikat HM
5 6 7 8 9 10 11 12 2.1.16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2.1.17 1
Luas tanah bersertifikat HPL Total luas tanah bersertifikat Prosentase HGB dibanding luas daratan Prosentase HGU dibanding luas daratan Prosentase HM dibanding luas daratan Prosentase HGPL dibanding luas daratan Prosentase total luas lahan bersertifikat Persentase luas lahan yang bersertifikat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa LPM aktif RT aktif RW aktif Karang Taruna aktif PKK aktif Posyandu aktif Lembaga Penanggulangan AIDS Desa Aktif Lembaga Penanggulangan Narkoba Desa Aktif Lembaga Adat Desa Aktif Lembaga Siskamling Desa Aktif Jumlah UED-SP yang terbentuk Jumlah BUMDes yang terbentuk Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Jumlah LSM, Ormas (termasuk OKP) yang dibina
2 2.1.18 1
Jumlah Partisipasi Politik Masyarakat Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011 0.011% 3 2 5 1 1 -
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
2014
2015
2016
0.017% 5 3 7 1 1 4
0.019% 5 4 7 1 1 5
0.020% 5 5 7 1 1 5
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016 0.020% 5 5 7 1 1 5
250 Kelompok
250 Kelompok
250 Kelompok
250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 20 20
250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 20 20
250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 109 96
55 Ormas 85 LSM 150
55 Ormas 85 LSM 150
750
4
5
7
8
1 1
1 2
250 Kelompok
250 Kelompok
250 Kelompok
250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 0 0 0 0 13 16
250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 0 0 0 0 20
250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 0 0 0 0 18 20
250 Kelompok 5144 2227 250 Kelompok 250 Kelompok 250 Kelompok 0 0 0 0 18 20
34 Ormas 65 LSM
38 Ormas 70 LSM
-
150
45 Ormas 75 LSM 150
49 Ormas 80 LSM 150
0 SHGB (th 2009) 12 SHGU (th. 2009) 1489 SHM (th. 2009) 9 SHPL (th. 2009)
0.0445
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 8
NO 2 3 4 5 6 2.1.19 1 2 3 4 2.1.20 1 2 3
4 2.1.21 1 2 4 2.1.22 1 2 3 4 5 6 2.1.23 1 2.2 2.2.1 1 2 3
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah kasus (pekat) yang ditangani Cakupan Patroli Satpol PP (seluruh wilayah Kampar) Persentase Penanganan Konflik Perpustakaan Jumlah Perpustakaan Jumlah Perpustakaan Milik Pemerintah Daerah (Pemda) Jumlah Perpustakaan Milik Non Pemda Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun Kepemudaan dan Olahraga Kegiatan pembinaan terhadap pemuda dan organisasi kepemudaan (orang) Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan Persentase Keikutsertaan Event Olah Raga Tingkat Propinsi dan Nasional: a. PORDA b. PORWIL c. POMNAS Jumlah Organisasi Olah Raga Sosial PMKS yang memperoleh bantuan sosial (orang, 4 orang/desa) Persentase Tingkat Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten (kecamatan) Kebudayaan Jumlah Kunjungan Museum/Istana Jumlah Grup/Kelompok Kesenian Jumlah Benda Cagar Budaya Jumlah Peristiwa Budaya Jumlah Penghargaan Budaya Jumlah Desa Budaya Ketahanan Pangan Ketersediaan dan Akses Pangan Utama Beras (Ton) Fokus Layanan Urusan Pilihan Pertanian Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
0.35
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016 100%
100 kasus 100
1 Tahun
1 tahun
1 Tahun
90%
100
100%
100%
100%
100%
6 6
6 6
6 6
6 6
300
400
500
1500
45 100%
50 100%
55 100%
150 100%
16
16
16
16
1008 100
2016 100
2500 100
80,23% 100
6
10
21
Cakupan bina kelompok petani Presentase peningkatan produksi peternakan
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN
30 kasus
1 1
1 1
3 3 8929
100
8
8
200
8
100
0 42 10 5 37
0 42 10 5 37 5
0 45 10 5 37 6
0 45 10 6 40 7
0 50 11 6 40 8
0 50 11 6 40 8
0 50 11 6 40 8
98.561
103.489
108.663
114.097
119.801
125.792
132.081
Padi : 4,12 ton/Ha
Padi : 4,15 ton/Ha 1010
Padi : 4,21 ton/Ha 1010
Padi : 4,42 ton/Ha 1010
Padi : 4,50 ton/Ha 1010
Padi : 4,52 ton/Ha
1010
Padi : 4,18 ton/Ha 1010
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 9
6060
NO 4
5 2.2.2 1 2 2.2.3 1 2 3 4 5 2.2.4 1 2 3 4 5 6 7 2.2.5 1 2 2.2.6 1 2 2.2.7 1 2 III 3.1 1 2
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Populasi Ternak : Sapi Kerbau Kambing Ayan Buras Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Produksi Daging Produksi Telur Kehutanan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Kerusakan Kawasan Hutan Energi dan Sumberdaya Mineral Jumlah Pertambangan tanpa ijin (jumlah) Jumlah Usaha tambang yang mengurus ijin Perusahaan kelistrikan yang mempunyai ijin operasi (jumlah) Jumlah Penerapan Energi Alternatif Yang Ramah Lingkungan Jumlah Perusahaan yang membayar PJU non PLN (perusahaan) Perikanan Produksi perikanan budidaya (Ton) Produksi perikanan tangkap (Ton) Produksi benih ikan (juta ekor) Konsumsi Ikan (Kg/KP/Thn) Jumlah RTP Perikanan Budidaya Jumlah RTP Perikanan Tangkap Jumlah RTP Pembenih Pariwisata Kunjungan Wisata Jumlah Even Pariwisata Industri Pertumbuhan Industri. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin (KUBKkelompok Usaha Bersama) Perdagangan Ekspor Bersih Perdagangan (dalam US $) IKU nya NO Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Angka konsumsi RT per kapita Nilai tukar petani
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
2014
2015
2016
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016
23,708 16,900 23,612 501,669 49,903 13,892,354 37,629 2,851,728 991,195
14.4 6.50 12.50 5.17 0.7 4.10 7.2 3,033,142 1,023,012
14.4 6.50 12.50 5.17 0.7 4.10 7.2 3,343,651 1,055,851
14.4 6.50 12.50 5.7 0.7 4.10 7.2 3,671,226 1,089,744
14.4 6.50 12.50 5.7 0.7 4.10 7.2 4,016,649 1,124,725
14.4 6.50 12.50 5.7 0.7 4.10 7.2 4,380,736 1,160,828
14.4 6.50 12.50 5.7 0.7 4.10 7.2 10 3.20
17.800 Ha 35.704,72 Ha
1.000 Ha 1.000 Ha
1.000 Ha 1.000 Ha
1.000 Ha 1.000 Ha
1.000 Ha 1.000 Ha
1.000 Ha 1.000 Ha
22.180 Ha 30.704,72 Ha
19
13 6 36.0 3 8
7 13 41.0 6 14
0 19 46.0 8 20
39 38
1
18 42
39,272 2,337 103 33.00 13,369 2,887 133
43,199 2,384 113 34.75 14,038 3,031 140
47,519 2,432 128 36.5 14,740 3,183 147
52,271 2.48 147 38.25 15,477 3,342 154
57,498 2.53 172 40 16,251 3,509 162
63,248 2,581 207 41.75 17,063 3,685 170
63,248 2,581 207 41.75 17,063 3,685 170
22.037 7
24.241 7
26.665 7
29.331 8
32.264 8
35.491 8
147.992
1.108 142
1.138 144
1.171 147
1.206 152
1.245 156
1.288 159
1.288 159
1,661,417.00 5
2,342,214.00 7
2,931,158.00 9
3,964,024.00 11
5,345,390.00 13
6,948,681.00 15
6,948,681.00 60
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 10
NO 3 4 3.2 1 2 3 3.3 1 2 3 4 5 6 3.4 1 3.5 1 2 3.6 1 3.7 1
2 3 3.8 1 3.9 3.10
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Persentase Konsumsi RT untuk non pangan Produktivitas total daerah Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Aksesibilitas daerah Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum Jumlah orang/barang melalui dermaga/ bandara/ terminal per tahun Penataan wilayah Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Luas wilayah produktif Luas Wilayah Industri Luas Wilayah Kebanjiran Luas Wilayah Kekeringan Luas Wilayah Perkotaan Fasilitas bank dan non bank Jumlah bank dan non bank Jumlah perusahaan asuransi Perusahaan Asuransi Kerugian Perusahaan Asuransi Jiwa Ketersediaan air bersih Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih Fasilitas listrik dan telepon Rasio ketersediaan daya listrik
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik Persentase penduduk yang menggunakan HP (%) Persentase penduduk yang menggunakan Telp (%) Ketersediaan restoran Ketersediaan restoran Ketersediaan penginapan Ketersediaan hotel/peninginapan Iklim investasi Keamanan dan ketertiban
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
18.4% 7241 7241
2014
2015
2016
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016
20.3% 8364 8364
20.8% 8719 8719
21.2% 9074 9074
21.2% 9074 9074
5 ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
ada ada
54.29
65
94
95
95
96
96
Travo 1=31,5 MVA terpakai 19,76 MPA (56%) Travo 2=30 MVA terpakai 17,54 MPA (58%) GI Travo Koto Panjang 20 MVA, terpakai 100% 76.7 10 5
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
78.4 20 20
80.1 50 50
81.8 50 50
83.5 50 50
85.2 50 50
85.2 50 50
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 11
NO 1 2 3
3.11
3.12 1 2 3 3.13 1 2 3 4 5 3.14 1 2
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Angka kriminalitas (jumlah tindak kriminal 1 tahun/jumlah penduduk x 10.000) Jumlah demonstrasi Kemudahan perijinan SIUP (jumlah hari mengurus) TDP (jumlah hari mengurus) IUI (jumlah hari mengurus) TDI (jumlah hari mengurus) IMB (jumlah hari mengurus) HO (jumlah hari mengurus) Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Jumlah macam pajak Jumlah retribusi daerah Peraturan Daerah (Perda) yang mendukung iklim usaha Jumlah Perda terkait perijinan Jumlah Perbup terkait perijinan Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya Jumlah Desa/Keluarahan Swakarya Jumlah Desa/Keluarahan Swasembada Jumlah Desa/Kelurahan (1) + (2) + (3) Persentase Desa berstatus swasembada dibagi jumlah desa/kelurahan (3)/(4) Sumber daya manusia Rasio lulusan S1/S2/S3 (lulusan (s1+s2+s3)/jml penduduk x 10.000 Tingkat ketergantungan (penduduk <15+>65 th/penduduk 15-65 th)x100
KONDISI KINERJA AWAL TAHUN 2011
TARGET CAPAIAN KINERJA TAHUNAN 2012
2013
2014
2015
2016
TARGET KINERJA AKHIR TAHUN 2016
3 3 7 3 14 5
3 3 7 3 14 5
3 3 7 3 14 5
3 3 3 3 14 5
3 3 3 3 7 5
3 3 3 3 7 5
3 3 3 3 7 5
26 Pajak 28 Retribusi Daerah
26 Pajak 28 Retribusi Daerah
26 Pajak 28 Retribusi Daerah
26 Pajak 28 Retribusi Daerah
26 Pajak 28 Retribusi Daerah
26 Pajak 28 Retribusi Daerah
26 Pajak 28 Retribusi daerah
ada ada ada
ada ada ada
ada ada ada
ada ada ada
ada ada ada
ada ada ada
ada ada ada
|
RPJMD Kabupaten Kampar Tahun 2011 – 2016 IX. 12