IX. RAMALAN UAMPAK BERBAGAl ALTERNATiF KE8tJAKAN DAN PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNAL TAHUN 2002 2010
-
Pada simulasi pramatan ini ada 5 macam alternatif kebijakan (5 skenario) yang akan
diterapkan, yaitu: (1) pencabutan larangan ekspar rotan rnentah (DRM=O), (2) pencabutan tamngan ekspor rotan setergah jadi (DRS=O), (3) kombinasi butir 1 dan 2, (4) Pembebasan pungutan IHH rutan, dan (5)pnurunan tingkat suku bunga pinjaman (INRTIN) sebsar 30 %,
Evaluasi terhadap hasil simufasi dilakukan dengan mernperhatikan adanya berbagai penrbahan yang ditimbutkan oleh penerapan masing-masing skecenario, yairfu dengan rnembiartdingkan nilai-niiai prediksi yang diperuleh dari simulasi dasar peramatan (sebelurn ada penerapan skenarioj dengan nilai prediksi dari penerapan atternatif kebijakan, Sslain itu, sesuai
dengafi kepentingan, maka evaluasi Ranya dilakukan temadap bebmpa variabl endogen yang releuan sesuai dengan kepentingannya, Seperti pada simulasi historis, pacia simufasi peramalan irri evaluasi juga lebih ditekankan pada kine@ industri perrotanan dalarn negeri beserta kinerja
perdagangan rotan jadi Indonesia dalam pasar ekspor dan pasaf Jepang. Hasll sirnuIasi
peramalan beserta perubahannya terfiaditp sirnulasi dasar secara iengkap dapat dilihat pada Lampiran 5, sedangkan rarnalan dampak berbagai alternatif kebijakan terhdap bebrapa
variakl endogen (indikator keragaan) terpilih disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29, Rarnalan Dampak Berbagai Alternatif Kebijakan Tehadap Bekrapa Variabel Endogen Terpilih Tahun 2002 - 2010,
r
Nilai
Variable Endogen "fe'erpilih
/ Persentas Perubahan Temadap Sirnulasi Dasar (%)
Simulasi Dasx
(Indikator Keragaan)
{Rataqab)
Base
1
1 1
Rotan setengah Jadi Tikar rotan
/
Larngit rotan
/ / I
Rotan mentah
Rotan setengah ----Jadi -Pmintaan RM tak tercatat (ton) Harge Domestik (ribu Rpiton): Robn mntah -, -,
,,,
Rotan setengah Jadi Penawaran Ekspor (ton): Tikar rotan
-,
I
dm=0
dr5-0
Sken 10
Sken 11
Shen 12
Skenl3
/
102226,341 64456.59/ 6444.261
t92.ld -2.551 -0.54
6032.941 56940.191 66729.201
-57.981
8865.541 I
-0.19 -21.78 -73.63
-2.93
0,001 19.231 -1.321
192.f 61 16.631 -1.91
5.341
0.00 0.00
0.751
-0,01
-0.401
12.35
0.351
6.39
-21.191
0.091
13.30
-69.19
-2.~1
32.53
'I.%/ -56.621 -82.31 -82.49
0.59 4.44 t
f
4.381
-
185040.211
/
19373.95
-96.921
7.33 -2.71 0.00
-36.921
5.37 1.531 1.74
I
t
I
1
I
0.001
6.661
-11.09/
6.241
8.91
-3.86
-0.161
0.371
74689.88-
-1.19
-,
/
Sken 14
110.171
/ /
1
- - -m u
I
-
Rotan mentah
dm=!
dm=O dW4
1 2174.08/
0.00/
-0.161
-3.901
/
0.08 0.00 0.00
0.00 0.00
1 -0.02
entase Perubahm Tehadap Simutasi Dasar (%)
Variabb Endogen Tergilih (IMikittor Keragsan)
=0
0.7*jnMn inrtin =
Sken I 4
Skenf 3
Hargs lmpor Jepang dari lndo fribu Yonton): Tikar rotan LampH rotan Kursi rotan
0.051
668.361 875.141
18.140.211
I
-0.021 1.311 95.471
0.03 19.481 95.681
0.~1
0.00
-0.37/
-3.85 -7.36
-0.34
228.21I
I
O,O~
-0.01 1
o.0~1
o.ml
666.001
1.10/
4.121
0.98/
0.061
I
~eutse~ rotan Keranjang rotan
709.951
1
I
t
Seperti halnya pada skenario 1 (simuiasi historis), pada skenario f O ini dengan adanya
pencabutan tarartgan ekspor ratan mentah (RM), maka ha1 ini tenfu akan mengurangi kinetja industri
rotan jildi. Hal ini dapat terjadi disamping kama varibel DRM merupakan fungsi
tangsung dari ptoduksi (QRM) dan bertanda negatif, juga dengan adanya pencabutan DRM
tersebut maka penawitran cfomestik rotan rnentah rnenjadi semakin langka sehingga harganya rnenjadi semakin mahiil, Karena harga bahan baku rnenjadi sernakin rnahal maka jumlah produk
rotan jadi yang dapat dihasilkan menjadi semakin krkurang; yaitu sekitar 17 %.,
Penurunan pmduksi tarbanyak teqadi pada industri keranjang (73.6 %) , Iampit (58 % j dan
rneuhf rotan (21.8 %); sedangkan untuk industri tikar rotart dan kursi rutan penurunannya relatif kurang signifrkan. Hal ini dapat terjadi karma untuk ketiga industri yang psrtarna, yaitu
keranjang (QKR), iampit (QLP) dan meubet (QMB) selain karena harga M a n bakunya menajdi semakin mahal, juga disebabkan oleh model dari ketiga industri tersebut menarnpaikan variabel
kebijakan DRM uffbertanda positif) sebagai fungsi tangsung dari model produksinya. Dengan demikian apabila variabef
DRM dicabut (ceteris paribus), maka tentu produksinya akan
befkurang. Oteh itarena total produksinya krkurang, maka votume yang d a p t ditawakan ke
pilsar cfornestik maupun ekspur juga bekurang, y&u sekitar 1.7 % untuk psar damestik dm
33.1 % untuk pasar ekspor. Qfeh karena penawarannya krkumng, maka harga domestik maupun harga eksparnyit justru mengalami kenaikan, Seperfi hatnya pada skenario I,pada skenario 40 ini bedasarkan pada total penrbahan surplus produrn maupun surplus eksportirnya, maka pihak produsen rnaupun e k s m r rnerupakan pihak yang diunkingkan k a ~ n atotal perubahan suplusnya positif, di sisi lain pihak dintgikan
kmsum rnenrpakan pihak yang
karena total penrbahan surflusnya negatif. Rlamun dernikian krdasarkan total
kesejahteraan secara kseluwhan (net surplus) penerapan kebijakan ini dinilai mengunlungitan
karena not surptusnya semakin meningkat,
!%lain ih jika dilihat dad jurnlah devisa yang &pat diierima, maka pada skenaria ini jurntah devisa yang dapat diterima justnr mengalami peningkatan, adanya pningkatan devisa ini twtarna di&bkan
oleh adanya peningkatan volume &qm mtan mntah serta &h
adanya peningkatan harga ekspar tikar rotan (HXTKJ dan keranjang rotan (HXKR) dirnana
pningkatan harga ekspor ke dua prduk rotan jadi ini rnampu mnuiupi pnurunan volume
ekspasnya sehingga total devisa yang dipemla jush mengafami peningkatan. Hd yang sama juga terjadi pacia mar darnstik, yaitu sekaiipun volume ymg ctitawarkan pada pasar damestik berkurang namun kaena adanya pningkabn harga dmmtik yang rnampu rnenutupi
penurunan penawafannya, maka total nilai pemasaran daiam negeri (dmestik) tetap mengalami peningkatan.
Manfaat lain yang tak kalah pentingnya adalah dengan admya ~ncabutaniarangan eksgor rutan mmtah, maka ha1 ini akan semakin menurunitan terjadinya pasar gelap (pnyelundupan) rotan mentah ke luar negeri dimana masalah m a r gelap ratan mentah ini
pada kenyataan di lapangan adaiaIah cukup serius dan sangat mmerepotkan. Cbengan demikian jika pn~erintahrnembrtakukari gajak bay i ekspor mian mentah, maka adanya keb~jakanini
sangat rnengutungkan pemrintah, karana dismping nilai pajak yaw d a m diterirna semakin tinggi juga jumlah nlai pajak yaw hilang akibat adanya pyeiundupan menjadi smakin
krkurang. Semntara itu, &lam skenario ini karena produksi rotan jadi mengalami penunman, maka sudah barang tentu totat wnyerapan tenaga kerjanya juga mengalmi pnurunan, yaitu
sekitar 9.6 % (26.360 orang) keculai tenaga kerja yang terliht @a pmungutan mtan rnentah justru mengalami kenaikan s e W r 192.2 YO(16 337 orang).
Selanjutnya, dalarn skenario ini karena larangan ekspr RM dimbut, maka hat ini akan
mernau produksi rotan mentah dalam negeri (karma hsrga ekspor lebih tinggi dafi harga domestik) sehingga ha1 ini akan rneningkatkan pxdapatan pemerintah dad pungutan IHH mtm sabesar 193.1 O/o atau sekitar Rp 21 918 jut& 9,1.2, Pmcabutan Larangan Ekspor Rotan Setengah Jadi @RSW) (Sksnario 33)
Seperti halnya pencabutan larangan ekpor RM, adanya permbutan larangan ekspor
rutan setengah jadi (RS)ini juga akan mengurangi kineja industri ratan jdi, karena dengan kebijakan ini harga bahan baku khususnya bahan baku RS menjadi sernakin rnahal, shingga hal ini akan berpengaruh pada penurunan jurnlah praduk rotan jadi yang dapat dihasilkan, yaitu sekitar 31.8 %, pnuwnan produksi terbmar terjadi pada industri kursi rotan (82.3 %) dan tikar
rotan (1.3 %). Sementara itu untuk produksi keranjang dan lampit rotan justru mengalami kenaikan sekalipun keci! yaitu masing-masing 4.4 % dan 1.4 % yang diakibatkan deh kensrikan harga prahknya di p s a r domstik. Penurunan procfuksi mtan jadi tenrtarna pduksi kursi rotan, setain karma Rarga bahwn bakunya rneningk8, juga karena model preduksi kursi rotan (QKS) merupakan funpi langsung dari variakl kebijakan DRS dan bedanda positif, sehingga
jika DRS dicaht (wteris paxibus) maka produksinya akan mengalami pnunrnan. Sungguhpun dernikian karena prwjuksinya mengalami penurunan terutama untuk kursi mtan (QKS), maka
jumlah rutan jadi yang dapat ditawdan di pasar damestik maupun &por juga mengalami
pnunrnan, akibatnya harga yang terjadi menjadi sernakin mahai, Uleh karena itu ditinjau dari surplus produsennya, maka gihak proclusen rnerupakm pihak ymg diuntungkan karena total surplusnya meningkat, sebaliknya Hhak konsumen justnr mefupakan pihak yang dirugikan.
Sernwfara itu dilihat dafi total pemerataan kesajahtetaan
secara kadunrhan (net surplus)
maka kebijakan ini dinilai rnerugikan karma tat4 perubahan surplusnya negatif. Di sisi lain, sekalipun produksinya mengalami Wnurunan, namun kamna harga judnya
justm mengalami pningkatan temtarna haqa eksparnya, maka total devka yang &pat dipedeh daiarn skenario ini justru mengalami winghatan s-r
$ US 127.21 juta. Hat ini
dapat terjadi karma adanya penurunan pmawaran ekspor ymg diakibatkao oleh adanya
penunrnan pnaduksinyit masih msmpu tadutupi ateh adanya peningkatan Rarga eksprnya, mhingga total &visa yang dipemleh justru meningkat, kecuali &visa yang diperoleh dari
ekspor tikar rotan yang mengalmi pnurunan. Hal yang sama juga tejadi pada nilai pernasaran domestik yang justru mengalami peningkatan % b a r Rp 93 434.86juta. Sekalipun kebijakan ini menguntungkan dari sisi @masaran ekspor (devisa) dan pemasaran domestik, namun kebijakan ini menanggung biaya sosial berupa penurunan tenaga
kerja sebanyak 27.8 % (76 371 orang). %mentarit itu pungutan IHH rotan cfalam skmario ini tidak mengalami pwbahan, 9.1.3. Kombinad Skenario 10 dan t 1 fskenario12)
Sepeti halnya pada skenario 3 terdahutu (sirnutasi histaris), dengan adanya pawbartan iarangan ekspar rotan rnentah dan setengah jadi menyebabkan volume ekspor RM dan RS
meningkat dengan tajam. Karena volume ekspornya meningkat, maka penawaran damestiknya rnenjadi bericurang yang pada gilimnnya akan menyebabkan meningkatnya harga bahan baku
(RM dan RSj datarn negeri.
Selanjutnya, karena harga bahan k k u ddam mgeri rnaningkat maka volume prsduksi
rofan jadi yang dapat dihasilkan rnenjadi berkurang. Total pnurunan procfuksi rotan jadi pa& skenario ini cukup siginifikan yaitu sekitar 483 %, pnurunan pduksi tebsar pada industri kursi (82.5 %), krikufnya industri keranjang (69.2 %), industn' lampit (56.6 %), industri meukl
(21.2 %) dan penurunan terkecil pada industfi tikar (1.9 %). brlkutnya, oleh karena pmduksinya menurn, #aka volume rotan jad yang dapaf ditwarkan pada pasar domestik maupun eksw juga menurun, sehingga harganya rnenjdi meniqkat.
Berdasakarr pada prubahan surplus produmnnya, maka datam skenarfo ini pihak pfudusen merupakan pihak yang diuntungkan karma total perubahan surplusnya positif. iTI sisi lain pihak kucansurnen mempakan pihak yang dirugikirn k a n a total pembahan sutplusrrya negatif. Namun demikian bedasarkan pada totat pembahan surplus secata kt?seluruhm ((net
surplus), maka kebijakan ini dinitai mguntungkan karena total surplusnya smakin meningkat,
Sementara itu ditinjau dari surplus eksportimya, maka kebijakan ini dinlai rnenguntungkan, terutarna untuk elrspartir rotan jadi kecuaii ekspartir tikar. Di sisi
lain, ditinjau dati nilai pemasarannya terutama pemasaran daiam negeri
(domestik) , kebijakan ini dinlai menguntungkan karena total nilai perubahan pemasarannya positif; sedangkan untuk pemasaran ekspor rotan jadi nilai perubahan devisanya nqatif, kecuali
untuk kursi rotan yang nilainya positif. Sungguhpun demikian nilai devisa y a y diperaleft dari ekspor RM rnaupun RS rnarnpu
menutupi purunan niiai devisa yang diwroieh dari &spur rotan jadi sehingga total penrbahan devisanya tetap positif. Hal yang sewpa juga terjadi pada pemasaran dalam mgeri, yaitu
sekaEpun jumlah pmduk yang dapat dijual cfi wsar domestik mengalami penuwnan, namun karena harga jualnya mmeningkat dan mampu merrufupi wnumnart penawarannya, maka tot4
nilai pernasarart domestiknya justm rneningkat ,
Dengan demikian ditinjau dari nilai pemasarannya, kebijakan ini dinilai wnguntungkan produsen, akan tetapi dengan k b a n biaya sosial brupa petlurunan penyerapan twaga keja sebanyait 3'1.4 40(102 730 orang). Penerimaaxl pungutan prnerintah bEtrupa IHH mtan ddam
skenario ini juga rneningkat sebesar 193.1 % afau sekitar Rp 21 918 juta. 9*1,4. Penghapusan lHH Rotan (Slrenaho 43)
Dengan adanya penghapusan IHH rotan, maka ha1 ini akan rneningkalkm pduksi
mtan rnentah. Karena pruduksinya rneningkat maka pnawaran dornestik RM juga ikut rneningkat, sehirtgga akan menpbabkan harga dornestik RM rnenjacfi turun. Berikutnya karene harga dmestik RM tunm, maka harga dumestik rotan setengah jadi jRS) juga ikut turun. Qleh karena harga bahan baku (RM dan US) turun, maka produksi rotan jadi mmjafi meningkat,
Seianjutnya karena produksinya mningkat maka volume ratan jadi yang dapat ditawrkan ke pasar domestik maupun ekspar juga ikut rneningkat. Akan tetapi karena penwarannya
rneningkat, maka ha1 ini akan menyebabkan harga ekspornya mnderung menurun demikian pula harga domestiknya. Dalarn skenario ini karena harga produknya menjadi turun maks total sutplus
produsennya semakin menutun, demikian juga untuk perubahan surplus &spartimya, sedangkan untuk total surptus konsumennya justm mengalami peningkatan karena fiarga
pracluknya rnenajdi lebih rnurah. Sementara itu tots1 pentbahan surpiusnya (net surplus) mengalami pnurunan sebagai akibat kareria hilangnya pndapatan yang dapat ditdma
pemerintah dari IHH rotan. Sernentara itu untuk total penerimaan devisa, dalarn skenario ini
justru mengalarni peningkatan. Artinya sekalipun harga ekspornya menurun narnun kaena peningkatan volume eksparnya mampu menutupi penunrnan harganya, maka total nilai &visa yang dapat dipdeh justru rneningkat.
Dalarn skenaario ini tenaga kerja yang dqat diserap juga meningkat s e k a r 5.43 % atau sekitar 14 909 orang, dengan prsi geningkrttan paling besar tefjadi pada kegiatan pernungutan rotan mentah, yaitu sekitar 170.47 % ahu 14 467 orang. 9,f .5* Penurunan Tingkat Suku Bunga Pinjaman (INRTiH) S&chsar 30 % (Skenario 14)
Oengan adanya penuwnan suku bltnga pinjaman sebesar 30 %, maka ha1 ini tentu merangsang pada kinerja industri ratan jadi, sehingga produhinya meningkat sekitar 11.I4b.
Karena produksinya rneningkat, maka vafume ratan jadi yang dapat ditawarkan baik pada pasar domestik maupun ekspor juga ikut meningkacat. Di sisi lain karena pnawaran dornestik dan
penawaran ebpornya meningkat, maka harga damaik dan harga ekspomya justru mengalami
penurunan. Karena harga produknya menurun, maka total perubahan surplus produsen dan surplus eksportirnya menjadi negatiif; seclangkan tW prubahan surplus konsumennya positif.
Namun demikiitn total perubahan surpiusnya (ndsutpltrs) tidak mengalami pmbahan (bemilai
O), artinya besamya penuanan iresejahbraan pads surplus prorlusen adalah sama dengan bsamya peningkatan kesejahteraan pada s ums konsurnen, Sekafipun hafga prduk mlan jadi pada pasar ekspor menjadi semakin murah, namun
karena volume penawaran ekspornya meningkilt dan rnampu menutupi penurunan harganya, maka total nilai prnasamrt ekspr (dwisa) Map mengalmi peningkatan sebsar $ US 58.87 juta atau sekitar Rp 462.13 milyar; sdangkan pada pasar dornestik kmna peningkatan Mume
penawarannya tak rnarnpu rnenutupi penurunan herga doemstiknya, maka total nlai pernasaran dornestiknya tetap mengalami penurunan sebasar Rp 30.54 milyar. Sekalipun nlai Wrnasaran dornestiknya menurun, narnun total niIai pernasaran secara keseluruhan (ekspor dart domestik) tetap mengalami peningkatan sebesar Rp 431.59 milyar,
Selartjutnya karena dalarn skenaria in! kinerja industli mtan jadi meningkat, maka total
tenaga keja yang dapat diserap juga rnengafarni pningkatan sekitar 28 788 orang.
Peningketan tmaga kerja terbsar terjadi pada industri keranjang rotan sekitar 3253 D/o atau
sekitar 3 204 m g , dikufi oleh meuM 13.3 YO (18 485 orang), lampit 12.35 % (1 034 orang), dan kursi rotan 6.39 % (6 055 orang); sedangkan jumlah tenaga keja yang tertibat pada pmungutan mtan dan rnentah dan pada industri ratan setengah jadi Mak ada ~ w k b n .
9.2. Ramalan m p a k M a g a i Pmbahan F a b r Ekstmai Seperti pada sirnulastsi historis, pada simulij15i pramalan ini juga ada sirnuiasi taadap
perubahan vari-l
non kebijakan (variabel eksfemal). Parubahan pada variabd nm kebijakan
tersebut melipu€i4 mxam skenario, yaitu : (1) peningkatan GDP Indonesia perkitpita sebesar
fO %, (2) Peningakatan EDP Jepang per kapita sebesar 10 YO, (3) depresiasi nilai tukar Yen &&Map ddlar AS set>esar 20 %, dan (4) pnghapusan (pembebasanj tarif impor jepang Sirnulasi terhadap kberpa skenario tersebut diiujukan untuk rndihat bagairnana
ramalan dampaltnya apabila teQadi wr~ba t an-pewbahan pada wriaM eksiernal terhadap kinej a perdagangan rotan khususnya p~dagangenrdan jadi pada pas8 domtik, pasar
ekspar rnaupun pasar Jepang gada masa yang akan datang. Hasil sirnuhi peramalan perukhan fairtor eksternal beserta perubahannya terhadap sirnulasi dasar secara hngkap disajikan pada Lampiran 5, sedangkan rarnalan damp& rnasing-masing skenario terhadap irdikator penlagangan rotan jadi disajikan pada Tab! 29.
9.2.1. Kenallran GDP Indonsia S h e a r 10 % (Sktanatdo f 5) Adanya peningkatan pradapatan prkapita
masyarakat Indonesia sebesar 10 W ini akan
hrdampak Iangsung pada meningkatnya daya Wi masyarskat indawsia, khususnya dalarn ha1 mengkonsumsi akan praduk-pduk rotan. h g a n peningkatan C;DP Indonesia % b a r '10 YO, maka prmintaan tertradijap produk rotan jadi juga meningkat; kecuali permintam lampit rotan
{DDLP). Hal ini dapat tejadi karena made! DDLP merupskan fungsi dari harga domestik iarnpit cian tikar (HDLF &; HDTK) dan diantara keduanya sahng brsubtitusi (prs. no. 281, yaitu jika
harga Iampit tu:un f harga tikar Map) maka pemintaannya akan mwingkat, seditngkan jika h a r p tikar yang tumn (harga farnpit Map) maka pemintaan terhadap lampit justru akan rnenjadi
--
Persentase Petutrahan Terhadap Simuiasi Dasar (%I
Milai Simulasi Variable Endogen Terpilih (lndikator Perdagmgan Rofan M i ) Dasslr
Base Haw impor Jepang dad Indonesia 1 tribu %tn/ion):
/ I
Tikar rotan
709.94
tampit rotan
668.3d 875.f4 228.21 666.OC
Kurd rotan
1
Wbd rotan Keranjang rotan
--
excrjp =
@pin = gdpjp = 1.1Pgdph l,lO*gdpjp
$ken46
1
SkenlG
1
6.64
0.4 0.011
Traif impor Jpg=O
1,Pexcrjp
1
Skenl?
1
Skenl8
I
1 -0.00
-0.081
15.021 11.631 34.511 ---0.001
0.00
13.671
-0.03
-0.481 -3.151
0.17
0,M
turun, karena &agian konsurnen lampit akan mengafihkanmintaannya pada tikar, apalagi nilai elastisitas harga dmestik tikar (E H ~ T Kdengan tanda positiq lebih besar dari nilai elastisitas
harga dornestik lampit jE
HW)
dan bersifat indastis, aieh karena itu sedikit saja terjadi
parubahan pada harga dornestik tikar maka ha1 ini akan sangat berpengaruh pada naik-tunrnnya permintaan lampit dalarn negeri.
Oafam skenario ini permintaan terbadap lampit justm rnenjadi tuntn, karena sebagian konsurnen tampit mengalihkan permintaannya pada tikar sebagai akibat karma harga tikar
dalarn skanario in! juga menjadi turun. Mekanisms harga darnestik tikar menjadi hmn rtdalah sebagai brikut: dengan mwingkatnya
GDf Indonesia maka permintaan dommtik terhadap
tikar juga ikut maningkat, selanjutntya karma dalarn mudel perdagangan rotan ini permintaan domestik tikar (DDTK) sama dengan penawamn domestik tikar (SDTK), sMangkan SDTK
mempakan fungsi iangsung dari harga domestik tikar (HDTK) (prs no 541, sehingga apabila volume penawaran tikar meningkat maka harganya rnenjadi turun. Berikuhya karma HDTK
rnenjadi tumn maka pemintaan domestik terhadap lampit (DDLP) juga ikut menjadi turun sebagai akibat karena DOLF rnerupakan bngsi dali HijTK (prs. no, 281.
Oieh k w n a secara tceselunrhan m i n t a a n domwtik tertradap rotan
Mi rnmingkat
(kecuali untuk lampif rotan), maka v o / u m rutan jadi yang ditawarkan ke pasar ekspw menjadi turun. krikutnya karma p e r m i n h n domestik mningkat dan pawaran ekspomya menufun,
maka harga domtik dan harga ekspr>r rotan jadi menjadi mingkat, sehingga adanya
peningkatan harga in! akan rnenguntungkan pihak produsen tmsuk juga ekspwtirnya ditinjau dari perubahan surplus prcnfusen maupun surplus ekspoaimya. % m t a r a itu [&a dlihat dari
pewkhan surplus konsumennya, maka ha1 ini m g i k a n kollsumen karma hwga yang hams dibeli konsumen menjadi semakin rnahal, fehukti M g a n totaI pemhhan surplus konsurnennya
yang negatif. Di sisi lain jika difihat dari total pmerataan kejahteraan m r a keseluruhan, maka pada skenario ini tak m b a h tingkat pemerataan kesejahteraannya.
SeQnjutnya sekalipun hwga ekspr rotan jadi rneningkat, nmun karena paningistan haaa ekspornya tidak mampu menutupi Wnunrnan volume ekspomya, maka total nitai &*a
yang dapat dipemieh rnmjadi htrun. Sdangkan pada pasar domestik karma pmintaan ratan jadi meningkat y a y disertai dengan pningkatan harganya, maka total nilai pemasaran
domestiknya menjadi mningkat,
Narnun dernikian adanya geningkatan niiai pemasaran
domestik tersebut tidak mampu rnenutupi pnuntnan nilai pemasaran ekspomya (permimaan devisa),maka total nilai pernasaran s m r a kesdunrhart (&spor dan d m t i k ) menjadi menjadi negatif. 9.2.2. Kmaikan GDP Jepang Sebesar 10 % (Skanario 16)
Semi ttalnya peningkatan GDP Indonesia, adanya gmingkatan GDP Jepang akan
rneningkatkan konsurnsi rotan jadi di Jepang (perminfaan i m p ). Ofeh karma pemintaan irnpomya rneningkat sementara vdurne mtan jadi yang diimpor oleh @pangw a r n fisik Eldalah sama dengan volume ratan jadi yang dieksgor ke Jepang (karma model ekspor rotan jadi ke Jepany rnempakan persamaan ider~tiiytehadap vdume irnprnyaj, maka dengan smdirinya
jih volume irnpornya meningkat maka volume eksprnya juga rnmingkat, ierutama untuk
ekspor ke Jepang. Uleh karena penawaran ekspomya meningkat, maka harga #spar robn jadi ke jepang menjadi tunm. Namun demikian, sekalipun harga ekspomya manurun namun
penumnannya masih tertutupi oieh pningkatan penawaran ekspornya, maka total penerimaan devisa dalarn skwafioini tatap meningkat.
Dalarn skenario ini adanya peningkatan GDP Jepang ini relatif tidak h g d u berpangaruh pada rneicanism pasar dalarn nageri. 9,2,3, Depresiasi Eiitai Tukat Yen Tttrhadap Dollar US S&mr 20 X (Sirmado 17)
Dengan adanya depresiasi nifai Yen terhadap $ US,rnslka ha1 ini akw m y e h b k a n
harga impor rotan jadi di Jepang (dalarn nilai Ym) menjadi semakin mahaf, karena harga imprnya rnenjadi mafia1 maka volume ratan jadi yang diimpor oleh Jepang m j a d i menurn, kecuafi untuk impor tikar rutan (MTKIN). Hal ini dapat tq-adi karena dam d e l MTKIN
graduk tikar bersuktitusi dengan lampit, serfangkan elatisifas harga impor lampit kbih bsar dari elastisitas harga impor tikar (harga i m p tikar bersifat indastisj, maka sekatipun harga
impor tikar naik maka kendrkan harga impor tikar in! relati tak brpengenlh tertradap vaturne tikar yang diirnpar, akan tetapi jika harga impor lampit yang meningkat maka hal ini akan sangat krpengaruh tehadtdap vdume tikar yang
akan diimpor ol& Jepang. Oieh karena harga impar
lampit dalam skenario ini meningkat, maka valume imwr terhadap tikar mtan jugq akan ikut meningkat, Daiam skenario ini total penrbahan surplus produsen dan surplus eksportimya rtegatif ,
sdangkan pembahan surplus tiansurnennya positif, akan €etapitotal surgtusnya sama dengan no1 (TS=O) , total perubahan devisa yang &pat dimroleh juga negatif Di sisi lain, dalam skenafio ini reiatif tak krpengaruh terhadap jumtah tenaga kerja yang
dapat diserap pads industri permtanan.
5.2.4. Pwghapusan Tarif frnpor Rotan Jadl Di Jepmg (Slrenario18) Dengan adanya pgahpusan tarif impor rotan jadi ke Jepang, maka ha! ini akan berpengaruh langsung pada rnenurunnya harga impor ratan jadi di tangan kansurnen Japang.
Selanjutnya karena harga impmya menurun, rnaka volume perminfaan impwnya menjadi meningkat. Berikutnya karma volume penawaran eksspor mtan jadi ke Jepang merupakan
persamaan identity terhadap permintaan impomya, makit apaMa vdume prmintaan impor ke Jepang meningkat maka dmgan senditinya wium penawaran ekspor ke Jepang juga rneningkat dengan pmentase yang sama,
Namun demkician sekalipun vdume penawaran ekspor rotan jadi ke Jepang meningkat, akan tefapi karena peningkaian ekspamya rdatlf k&l diiarnbah lagi dewan nifai &tisitas penawaran akspamya yang krsifat inelatis terhadap harga &spar, maka adanya pningkatan penmaran ekspor ke Jepang idatif tak witu kpenganrh terRadap harga ekspomya. Artinya
sekatigun vcdume &spr mtan jadi yang ditawarkatl ke Jepang rnwingkat fdatam batas
tertentu), maka adanya peningkatan ekspw ini relatif tak begitu bpengaruh terhadap fiarga
ekspamya, Oteh karena itu dalam skenario ini total pmerimaan devisanya tatap meningkat,
Peningkatan &visa terbsar diperoleh dari ekspor lam@ ke Jepang. Dalam skecenario penghapusan tarif impor rotan jadi di @pang ini rdatif tak banyak
krpengaruh pada mekanisme pasar rutan dan produk rutan dalam negeri. 9.3. Ranglruman Dampak Berbagai AIt~rnatifKebiakan dan Perubahan Eaktor Eksternal Tahun W2 2010
-
Sehlurn menuju pada rangkuman dampak secara k~elumhan,tedebih dahulu perlu disajikan dampak penerapan b b a g a i skenatio dalam simufasi ~ramalanftahun 2002 - 2040)
terhadap wrubahan kesejahteraan (welfare) dan ~ n r b a h a nnilai pemasamn, baik prnasaran ekspor (devisa)rnaupun pemasaran domestik, sebacjaimana disajikan pada Tabel 31.
188
%perti halnya pada skenario hsitaris, pada skenario pewrnalan dengan pencabutan
larangan ekspor rotan mentah (DRM=O), maka ha1 ini akan mnyehbkan pnawaran rotan mentah (RMJ daiam negeri menjadi berkurang sehingga harganya S a r a siginifikan menjadi
rneningkat begitu puta harga rotan setengah jadi (RS)daiam negeti juga ikut meningkat* Namun demikian adanya pencabutan ini menyebabkan percfagangan rutan mentah tak tercatat
(pnyeiundupan RMJ swam siginifikan menjadi brkurang . Selanjutnya karana harga bahan baku (RM dan RSJ rnenjadi semakin mahnl, maka produksi rotan jadi daiarn negeri menjadi beriturang, Oieh karena produksinya berkurang maka volume penawarannya juga ikut berkurang
sehingga harga jualnya menjadi rneningkat, baik harga dmestik maupun harga ekspor.
Berikutnya karena kenaikan harganya mampu menutupi penumnan volume penawarannya, maka
total nilai pemasamnya justru menjadi menirtgkat, baik pemasaran ekspor maupurt
pemasaran dornestik. Lebih Ianjut daiam skenario ini k a ~ n aadanya peningkatan surpius produsen dan penerimaan pemerintafr (IHH rotan) rnarnpu mengkarnwnsasi pmunrnan surplus
konsumennya, maka net surplusnya menjadi rneningkat; sedangkan total penyerapan tenaga
kerjanya mengalami penunman kamna kinerja industri rotan jaciinya semakin menumn,sebagai akibat karena harga bahan bakunya rnenjadi sernakin mahal. Apabila larangan ekspor rotan stertgah jadi dicabut (DRS-O), maka seperti pada kasus
skenaria sebelumnya JDRM=O), yaitu harga rotan setengah jadi (RS) daiam negeri rnenjadi meningkat karena volume penawarannya krkurang. Ofeh karena harga RS meningkat, maka
procfuksi mtan jadi rnenjadi berkurang sehingga volume penawarannya juga ikut brkurang yang pada gilirannya rnengakibatkftn harga jualnya fdi pasar dornestik dan ekspor) menjadi
rneningkat.
Akan tetapi
karma @nurunan volume penawarannya mampu ditutupi ofeh
peningkatan harganya, maka total nilai pemasarannya justnr mengalami peningkatan, baik
pemasaran ekspor maupun domestik. Berikutnya karena adanya peningkatan surplus produsen tak rnarnpu mengantisipasi penurunan surplus konsurnennya (penerimaan IHH rotan tetap),
maka rtct suty!usrrya ~ e n j a d tufur: i krcnasuk jusa totai pryerapar; tenaga kerjznjra.
Tsbel31. Penrbahan Nilai Kesejithter~ndan Nilai Pemasaran Pada Berbagai Akmiatif Kebijakan dm Pembahan Faktor Ekstamal Tahun 2002 - 2010
Perubahan Wktor Eksternal
1 juta ~p / I jutEt Rp ( Keranjang ratan / juta ~p 1 Jml perub. surglus kwrsumwr / juts Rp / Perubahgner. Pemeri3JIHH) / Juta R p N& Perubahan Surplus* 1 ~ u t Rp a
---",,-
Kursi fotan Meubel mtan
,-
/
-1988.25 -65324.741 -67303.81 2899.051 4730.02/ -9627,241 -5140424 4815,381 -%074.23( 405?=301 30047.191 -31725.531 -481.241 -120.971 -602.221 74.981 183,361 -16.231 -74790.80/ -80332.661 *15~633.11/ 1 0 6 ~ ~ 3 9 135160.061 4 3 5 . 9 1 /
0 -1297
u
0.001 0.001
0.~1
0.00 0,W
-73.391
0 0
A
m
ca
f
,-
I
I
Altematif Kebijakan
Perubahan
Satua~
1
bzrh
1
dfwo dm3 Sken 40
dm=f d~=0 Skm 11
dm0
1
Sken i 2
'
O.Pinrtin
Sken 13
Sken 14
'IiH
dfs=0
/
Penrbahan faktor Eksterml gdpin = excfjp =: Tarff lmpor gdpjp = l.lO'gdpin l.lO.gdpip .?*excrjp Jpng = 0 Sken 15 / Sken 16 / Sken 17 / Sken 18
inrtin =
-
urpius Ek%portjr:
&tan mentah ,adj
-.I-amgit -, ,-rotan ---
Kursi -.-rotan -Ju miah p u b . wrplus ekspMtir
-PsruRPmorimaan Devisa:
0.001 -8802.431 / d b u $ ~ ~ -8802.43 / /ribu$ US/ 0.00 -20804.92/ -20831.811 /&USUS/ 3.34 -12.251 -15.661 rihu $ US 6715,081 697.761 6954.26/ / r i b u $ ~ ~ / 209.441 1116.021 917.161 ribu $ US 44300.771 -1982.24 43134.151 ] litw $ US 4326.731 -486.091 4287.551
/
/
1 / I / ribu $ US/
1
1
467&.20/
~21471.11/ 25643,221 I
I
/ rib $ US /
35293,651 0.001 l d b u $ ~ ~ / 0.00/ 19640.561 /ribu$ US/ 15.551 -35.34 Lamgit ratan ribu $ US -10562.06 22816.94/ K u ~rotan i I/ r i b u $ a~ ~ ] -526.60 81392.64 Meukl rotan 1 rib $ US 1 -891457 2212.361 1181.76/ Kemnjang rotan ribu $ US 2862.28 Jml perubahan Pendmaan devisa ribu $ US/ 10168.25 12?2#.01/ Ibl pentbhan ~enerimaandeviss Juts Rp Moll 856242
1
1
I
/
/
/
/
/
/
/
0,OO
0.00 1,59 -215.98
-350.63 24.38 195.02 44.61
0.~1
0.~1 0.00/ 0.~1 0.00 0.~1 0.001 O.M/ 3.17 309.211 -2.02 1.611 -2196.35/ -243.461 -832.29 -666.441 -7979.881 6634.151 0.00 -37347.051 12434.01 0,cO O,OO] -4303.561 70.851 0,OO O.W/ 42323.671 'i9204.761 830.27 $64,831 ,
/
1
I
1
1
0.W
0,Oo 0.41
%A2
0.00
0,OO 100.03
I
35293.651 7.52 0,OO 0.00 O.W/ 0.~1 19652.(]9/ 0.00[ 0.00 0.00 0.001 0.~1 -10.941 55,571 -288 -4043.09 25.851 7.021 -16594.441 26160.341 2415.51 -4426.21/ 1237.551 -2195.35/ 731.62 804?5.20] 1059.801I 19821.24 -17053.391 1047.771 -350.131 6.51 -9399.121 -86.301 29284.21 -1S69.331 18844.22 0.001 -36,96 2423.901 -578.471 7348.91 -193.141 -261.11 140.90/ ~1832.34/ 26618.451 58866.99 4 185.16/ 20894.28 -2397.561 649.1 687727 7017 462129 4f5803 170723 *:MI I
/
/
/
I
I
/
1
I
I
Aitematif Kebijakan
Satuan
Peru bahan
C I
Peruh. Nilsi Pemasaran Domeatik: Rotan mentafi Rotan setersgah jadi Tikar rotan Lampi rotan Kursi rotan Meubel rotan
1
/
drm=O drs- l
drm~j
dm=C
drs.4
drs=0
Sken10
Sken11
1
$ken12
11
IHH =
Peruhhan Faktor E k s t m i
'1
$ken13
j j 8/9.52/ 17441.221 26962.431 -15017.841 juts Rp 1302,921 4195.611 5815.251 -2990.101 julaRp 707.471 1631.781 2299.741 -1062.97/ juta ~p -654.14 2458.941 2194.371 -1031.851 juta ~p 193.421 63477.891 65404.501 -2817.831 juta Rp 43048.901 4108.041 46866.031 3475.071 I I 1 I I I branjang rotan I juta Rp I 480.441 121.391 601.86/ -72.891 Jml pnrb. nilai pemsran domestik juta Rp 55683.511 93434.861 150144.26 -26468.54 Jmlpanrb.nilaidevisa&domMik/JutaRp/ 1356491 949044/ 8379911 -19659 I Ferubalran Penyerapan TK: &tan mentah Orang 16336,7] 0.01 16336.7/ 14467.5 Ro&n setengah jadi orang -68.41 516.41 448.01 143.51 orang -64.51 -146.21 -210.71 82.51
/ /
1 1 1 1
1
/ 1 1 1 / /
1 1
inrtin = OPndln Sken14
1
0.W/
0.001 6.451
I1
11
0.051 0.001
0,001
3832.461
-4.131 -129.691
-935.041
266.841 -4597,431 -25389,721 -181.62/ *3049548/ 4315871
43379.041 78122.831 1 241.361 124640.661 =288508/
0.01
0.01
0.01
0.01
-1.o/
-6.21
1
1
1
01
-137771
3361
Net surplus = jml pewb. surplus produsen -+jlm *rub. surplus konsurnen + pmb. pmrimaan pemerintah
01
1
gdpin = gtjpjp = excrjp = Tarif tmpor IIO*gdpin 1iO*gdpjp I42*exirjp Jpng = 0 Sken15 Sken16 Ske
01
0.00/
0.~1 0.001 I O,W[
0.00/
0+00
0.00/ I
-133.821 1705841
I
0.01 0.01 0.0/ 0.01 1.91 -1-01 132.41 - -108.I/
o.o/
0.01
0.4 0.01
0.01
134.4
409.d 01
01
0.0 0.0 0.2 16.0
0.01
2
5
Jika larangan ekspor mtw mentah dan setengah jadi secara hrsama-sama dicabut (DRM=O dan DRS-O), maka ha1 ini akan menpbabkan penawaran rotan mentah (RM) dan setengah jadi (RS) daiarn nageri menjadi trerkurang sehingga harganya menjadi s~trnakinrnahaf.
Oieh karena harga bahan bakunya (RM dan US) m j d i sernakin mahal, maka produksi rotan jadi dalarn negeri menjadi brkurang, sehingga Wume penawarannya juga ikut krkurang akibatnya harga jualnya justru menjadi meningkat. Bwikutnya ksrena kenaikan harga ekftspornya
dan adanya tarnbahan devisa dari ekspor RM dan RS rnarnpu menutupi penunman volume ekspomya maka total penefimaan devisa yang dipemkh mnjadi krtarnbah, demikian juga nilai
pemaxaran dometiknya juga ikut Mambah. krikutnya dalarn skenario ini, karma adanya
peningkatan surplus produsen dan penerimaan pemerintah dari IHH mtan mampu mengkampensasi penunrnan surplus konsumennya, maka net ssurplusnyia justru menjadi meningkat, Mangkan total penyerapan tmqa k#janya mengalami penurunan, Apabila tarif IHFi rotan dihapuskan, maka procluksi rotan mentah midi meningkat sehingga volume penawafannya juga ikut meningkat yang pada gilirannya akan menuninkan
harganya* Karma harga rotan mntah sernakin rnurah maka produksi rotan jadi manjadi meningkat tap nilainya kurang signifikan fhanya 0.07 %I. K m a pduksinya mingkat, maka
vofumpnawarannya juga ikut m i n g k a t y q pada gifimnnya rnengakibatkan harga judnya (baik di pasar dmestik rnaupun aspar) menjadi tumn. Akan tettpi karena peningkdan volume
&pomya
marnpu mnutupi pnurunan harganya, maka total perredmaan devisa yaw
diperohh justru rneningkat; ssditngkan pada pemasaran dalarn wgeri harganya
karma penunrnan
fak mamgu dikmpsasi oleh pningkatm volume penawamnya, maka nilai
pemasaran domestiknya just# mengalami penumnan, br!kutnya karma adanya peningkatan
suplus kunsumen tak rnarnpu mngantisipasi penurunan surplus produsen dan penurunan
penctrirnaan IHH ratan, maka net surplusnya menjadi turun; sedangkan total penyerapan
tenaganya kwja justnr rneningkat kawna kineja industrinya juga rnmingkat, Mih Ianjut apabiltx suku bunga pinjaman diturunkul s e h a r 30 D/o (INRTIN = U,?*INRTIN), maka ha1 ini akan mingkatkan procluksi rotan jadi sehingga Mume
penwarannya juga ikut rneningkat akan tetapi pada gilirannya akan menunrnkan harganya. Akan tatapi karena pningkatan Wum eksprnya mampu menutupi pnururran harganya, maka total penerirnaan davisa menjadi mningkat; secfangkan pads pemasaran daiam negeri
karma penunman harganya tak rnamgu ditutupi okh peningkatan whm pawarannya, maka nilai pamasawn domtiknya justm mmgaiami p3numnan. Mkutnya karma besarnya peningkatian surplus konsurnen sama dengm N a m y a pnurunan surplus pradusennya, maka
net surplus pads skecenatiu in! tidak mengalami gerubahan, %mtara itu jika pdapatan rnasyarakat Indonesia perkapita rneningkat wbr;sar 10 % (GDPIN = t.1 * EDPIN), maka ha1 ini akan menyebabkan permintaan aka# pr&uk mtan
dalarn negeri juga menjadi maingkat sehingga aclmya peningicatan pwmintaan ini
rnenyebbkan harganya menjadi semakin mahal. Di sisi lain karena parmintaan datarn negeri mtaningkat maka volume ekspomya midi turun, sehingga harga ekspwnya menjadi
rneningkat. Berikutnya karena permintaan dan harga rutan jMi claim negen' mmingkat, maka
total nilai @masaran dornestiknya menjadi smakin mexringkat; Mmgkan untuk pernasaran
ekspar karma penurunan volume ekspomya tak mampu ditutupi &h kenitikan harga eksparnya, maka total pnerimaan &visa menjadi turun, Wanjutnya karma dalarn skenafio ini,
besarnya peningkafan surpius pmdusen sama dengan peningkatan surplus konsurnennya, maka net sutplusnya tidak mengalami perubahan. Sementara iiu total penyerapan tenaga kerja
dalam skenario ini mengalami peningkatan, karena pduksi rotart jadi menjadi rneningkat yang disebabkan ol& peningkatan harga domestiknya.
bkanisrne yang hampir s m a juga terjdi jika pndapatan masyamkat di Jr;"peng perkapita rneningkat &ar
10 O/o (GDPJP = 1.1 * GDPJP), maka hal ini akan menpbabkan
pemintaan skan produk rotan di Jepang m j a d i rneningkat sehingga harga irnpornya menjadi
sernakin mahai yang pada gilirannya juga &an mingkatkan volume eksw rot^ jadi y;%ng ditujukan ke Jepang, akan tetapi volume &spor yang ditujukan ke
wars
lain rnenjadi
krkurang, karma produksinya relatiif tak benlbah. Di sisi lain karma volume & p y a
rneningkat maka harga &spomya menjadi turun, Mkutnya karma penitsgkatan Wume ekspor ke Jepang mampu menutupi penunrnan ftarganya, maka totai pemfirnaan devisa yang diperoleh menjadi rneningkat; sedangkan pada pasar darnesfik &atif tak banyak b m k h , kecuali untuk tikar dan lampit rotan yang tlilai pernasarannya mengalami sedikit pnurunan. Salanjutngra daiarn skenario ini, kmna kwngra peningkatao surplus procfusan sama dengan
ksarnya peningkatm surplus kansumennya, maka net surplusnya tidak b b a h . Sernentara itu apabila nilai tukar Yen twhadap $ US terjadi depmiasi &ar
20 %
(EXCRJP = I.FEXCRJP), maka ha1 ini akan menyebabkan harga ratan jadi di &pang (dalarn
Yw) menjadi sernakin mahal sehingga akan rnengurangi pamintaannya, kwuali untuk permintaan impor tikar rotan, karma tikar bubstitusi dengan lampit dan nilai ailisitas lampit
ferhadap permintam imparnya bbih k a r dari elastisitas tikar, sehingga apabila ftarga i m p r
lampit di Jepang rneningkat maka konsurnen akan rnengalihkan pemintaannya pada tikar, Adsnya penurunan permintaan impor Jepaflg ini pada gilirannya juga akan rnenurunkan vdurne ekspor rotan jadi Indonaia yang ditujukan ke Jepang dan secara kMuruhan volume
ekspmya juga sedikit turun. Oteh karena vaturn ekspamya semakin menurun, maka harganya cendenrng meningkat. A kan tetapi karena swra keseturnhan penurunan volume eksspornya
tak mampu dikornpensasi oieh peningkatan harganya, maka tatat penerimaan devisa yaw aiperoleh menjadi turun; sedangkan p;tcfa pemasarztl &lam negeri &atif tak meilyslami
prubahan, kecuali untuk tikar dan lampit rotan yang nilai pemasarannya mengalami sedikit kenaikan. Berikutnya karena dalarn skenario ini besarnya peningkatan surplus konsurnen sama dengan ksarnya pnurunan surplus produsennya, maka net surpiusnya tak mengalitmi
pemba han, Selanjutnya agabila dalarn era liberalisasi ini tarif impar rotan jadi ke Jepang
dihapuskan, maka ha1 ini akan krpengaruh langsung pada meningkatnya permintaan impor mtan jadi di Jepang karena harga di tingkat konsuumen Jepang menjadi semakin rnurah yang pada gitirannya juga akan meningkatkan volume eksgor rotan jadi ke Jepang, Akan tetapi
karena peningkatan volume akspornya relatif kecil ditambah Iagi dengan nilai elstisitas
penawaran ekspornya yang kurang responsif jinelastisj terhadap harga eksparnya, maka
adanya peningkatan volume pewwaran ekspor ice Jepang relatif tak banyak krpengamh tehadap harganya. OIeh karena itu dalarn sk~snariaini total penerimaan devisa mengalami peningkatan, sedangkan pada pasar domestik mlatif tak ban yak kwbah, kecuali untuk lampit
rotan yang nilai pernasaran darnestiknya sedikit mengalami penuntnan karena volume pemasarannp banyak yang heratih ke Jepang . Selanjutnya karena besarnya peningkatan
surplus produsen sama dengan ksarnya pnurunan surplus konsumennya, maka net surpius dalam skanario ini tak mengalami prubahan,