DAFTAR ISI Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar BAB I RANGKAIAN LISTRIK DASAR 1.1. Besaran Fisis 1.1.1. Sistem Satuan Internasional 1.1.2 Gaya dan Massa 1.1.3 Usaha 1.1.4 Energi 1.2. Besaran Listrik 1.2.1 Tegangan Listrik 1.2.2 Arus Listrik 1.2.3 Hukum Ohm 1.2.4 Konstruksi Resistor 1.3. Rangkaian Dasar Listrik 1.3.1 Rangkaian Seri 1.3.2 Rangkaian Paralel 1.3.3 Rangkaian Seri Paralel (Campuran) 1.3.4 Sumber Tegangan 1.3.5 Pembagi Tegangan 1.4 Daya, Usaha dan Panas 1.4.1. Daya Listrik 1.4.2. Usaha Listrik 1.4.3. Daya Mekanik 1.4.4. Efisiensi Panas 1.4.5. Temperatur dan Panas 1.4.6. Transformasi Panas 1.5. Transformasi Arus Tegangan Searah 1.5.1. Transformasi Tegangan 1.5.2. Transformasi Arus 1.5.3. Transformasi Daya 1.6. Tegangan Dan Medan Listrik 1.6.1. Medan Listrik 1.6.2. Kapasitor 1.6.3. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 1.7 Kemagnetan 1.7.1 Medan Magnet 1.7.2 Komponen Elektromanetik 1.7.3 Arus dalam Medan Magnet 1.7.4 Induktor BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA 2.1. Resistansi Semu Rangkaian Bolak-Balik 2.1.1. Arus Bolak-Balik pada Kapasitor 2.1.2. Arus Bolak-Balik pada Induktor
iii Halaman ii iii xvi 1 1 1 1 4 5 6 6 6 7 10 29 29 30 34 36 41 56 56 58 59 61 61 62 66 66 67 67 70 70 76 98 100 100 113 116 121 131 131 132 133
DAFTAR ISI 2.1.3. Rangkaian Induktor Tanpa Kopling 2.2. Rangkaian R-C dan R-L 2.2.1. Rangkaian R-C dan R-L Seri 2.2.2. Rangkaian R-C dan R-L Paralel 2.2.3. Rangkaian Pengganti Induktor 2.2.3. Rugi Akibat ESR Kapasitor 2.2.4. Rugi Akibat ESL Induktor 2.2.5. Rangkaian Integrator dan Diferensiator 2.2.6. Penyaring (Filter) 2.3. Rangkaian Resonantor 2.3.1. Osilasi dan Resonansi 2.3.2. Jaringan Resonansi Seri 2.3.3. Jaringan resonansi paralel 2.3.4. Frekuensi resonansi 2.3.5. Lebar Pita dan Faktor kualitas 2.3.6. Penyaring Laluan Pita Penalaan Ganda 2.3.7. Penyaring Laluan Pita Mekanik 2.4. Daya Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik 2.4.1. Daya Sesaat dan Daya Rata-Rata 2.4.2. Daya Komplek, Daya semu 2.4.3. Vektor Daya 2.4.4. Faktor Daya 2.4.5. Kompensasi Resistansi Semu 2.5. Transformator 2.5.1. Prinsip Dasar dan Terminologi 2.5.2. Konstruksi Transformator 2.5.3. Transformator Ideal Tanpa beban 2.5.4. Transformator Riil Tanpa Dan Dengan Beban 2.5.5. Transformator Khusus 2.6 SEMIKONDUKTOR 2.6.1 Pengantar 2.6.2 Struktur Atom 2.6.3 Ikatan Kristal Semikonduktor 2.6.4 Elektron Valensi Akibat Renggutan 2.6.5 Aliran Elektron Bebas 2.6.6 Arus Elektron Berikat 2.6.7 Model Garasi Shockley 2.6.8 Elektron Yang Hilang 2.6.9 Semikonduktor Intrinsik-Murni 2.6.10 Semikonduktor Ekstrinsik-Tak Murni 2.6.11 Tipe-N 2.6.12 Tipe-P 2.6.13 Karakteristik Diode Persambungan –PN. 2.6.14 Resistansi Diode 2.6.15 Linierisasi Karakteristik Diode
iv Halaman 134 135 135 141 155 156 158 159 151 170 171 171 172 173 175 180 181 182 183 188 189 191 191 202 203 204 204 211 214 217 219 219 219 220 221 222 223 224 224 225 226 226 227 230 231
DAFTAR ISI
v
Halaman 2.6.16 Kapasitansi diode 232 2.6.17 Efek Kapasitansi Transisi CT 233 2.6.18 Efek Kapasitansi Difusi CD 234 2.6.19 Daerah Kerja Bias Maju (forward biased) 235 2.6.20 Daerah Kerja Bias Mundur(reverse biased) 236 2.6.21 Daerah Patahan (break down) 236 2.6.22 Waktu Switching Diode Persambungan 237 2.6.23 Pemulihan Mundur (Reverse Recovery) 237 2.6.24 Model Waktu Pemulihan Mundur 239 2.7 Transistor 240 2.7.1 Sejarah 241 2.7.2 Pembuatan Transistor 241 2.7.3 Proses Penumbuhan 241 2.7.4 Proses Pencampuran 242 2.7.5 Proses Difusi 242 2.7.6 Proses Epitaksial 243 2.7.8 Transistor Persambungan 246 2.8. Penguat 247 2.8.1. Pendahuluan 247 2.8.2. Karakteristik masukan 247 2.8.3. Parameter model transistor untuk sinyal kecil 254 2.8.4. Karateristik Keluaran 255 2.8.5. Tegangan Bias Transistor Dan Stabilisasi Thermal 257 2.8.6. Titik Kerja-DC 257 2.8.7 Parameter Transistor 257 2.8.8. Teknik Bias Dan Tingkat Kestabilan 258 2.8.9. Faktor Kestabilan 258 2.8.10. Analisa Kestabilan 259 2.8.11. Masalah Disain 260 2.9. Rangkaian Bias dengan Stabilisasi Umpan Balik Tegangan 262 2.9.1. Titik Kerja DC Melalui Tahanan RB. 262 2.9.2. Analisa Rangkaian DC 262 2.9.3. Stabilisasi Rangkaian Gambar 2.120: 264 2.9.4. Titik Kerja DC Pembagi Tegangan Sumber Kolektor 264 2.9.5. Titik Kerja DC Pembagi Tegangan Sumber VCC 265 2.9.6. Analisa Kestabilan 269 2.9.7. Analisa garis beban 272 2.9.8. Analisa Sinyal 275 2.9.9. Analisa sinyal AC 275 2.10. Rangkaian Basis Bersama (Common Base) 278 2.11. Rangkaian Kolektor Bersama (Common Colector) 281 2.12. Rangkaian Bootstrap 286 2.12.1. Permasalahan 286 2.12.2. Rangkaian Pengubah Impedansi 288 2.12.3. Analisa Rangkaian 289
DAFTAR ISI
vi
Halaman 2.13. Tanggapan Frekuensi Penguat 291 2.13.1. Tanggapan Frekuensi dan Fungsi Alih Frekuensi 291 2.13.2. Pentingnya tanggapan frekuensi (Response Frequency) 291 2.13.3. Tanggapan Frekuensi dan Transien (Perilaku Temporer): 292 2.14. Komponen Induktif & Kapasitif 292 2.15. Rangkaian RC 294 2.15.1. Penyaring Lolos Atas (High Pass Filter-HPF) 294 2.15.2. Penyaring Lolos Bawah (Low Pass Filter-LPF) 295 2.15.3. Estimasi Batas Frekuensi Bawah 297 2.15.4. Konstanta Waktu 298 2.15.5. Titik potong frekuensi rendah 298 2.15.6. Titik potong frekuensi tinggi 298 2.15.7 Rangkaian Terbuka Konstanta Waktu (Open Circuit Time Constant) 298 2.15.8. Rangkaian Hubung Singkat Konstanta Waktu (Short Circuit Time Constant) 300 2.15.9. Batas frekuensi Rendah Rangkaian Emitor Bersama 302 2.15.10 Rangkaian Frekuensi Tinggi 304 2.15.11 Analisa Tanggapan Frekuensi Penguat Emitor Bersama 305 2.16. Batas Frekuensi Rendah Rangkaian Basis Bersama (Common-Base) 317 2.17. Batas Frekuensi Rendah Rangkaian Kolektor Bersama (Common-Collector) 319 2.18. Rangkuman 321 2.18.1. Rangkain Emitor Bersama 321 2.18.2. Rangkaian Basis Bersama 322 2.18.3. Rangkaian Kolektor Bersama 325 2.18.4. Frekuensi Batas 326 2.19. Penguat Bertingkat 327 2.20. Penguat Darlington 331 2.21. Umpan Balik Negatif 334 2.22. Penguat akhir 336 2.22.1. Penguat tunggal 337 2.22.2. Penguat push pull 338 2.22.3. Penguat komplementer 339 2.22.4. Cacat silang 339 2.22.5 Penguat komplementer quasi 340 2.22.6 Cara kerja penguat akhir komplementer 341 2.23. Penguat Operasional 344 2.23.1 Penguat Differensial 344 2.23.2 Penyelesaian Masalah: 345
DAFTAR ISI 2.23.3 2.23.4 2.23.5 2.23.6 2.23.7 2.23.8
Konfigurasi Rangkaian Catu Daya Karakteristik Prinsip Dasar Rangkaian Prinsip Kerja Penguat Differensial: Mode Sama (common mode) dan Mode Beda (Differential Mode) 2.23.9 Penempatan Titik Kerja DC 2.23.10 Hubungan Tegangan Masukan Penguat Differensial 2.23.11 Analisa Titik Kerja DC 2.23.12 Garis Beban, Titik Kerja Statis 2.23.13 Analisa Sinyal Kecil (Small-signal analysis) 2.23.14 Tahanan Masukan dan Keluaran 2.23.15 CMRR (Common Mode Rejection Ratio) 2.23.16 Penguat Differensial Dengan Sumber Arus Konstan 2.23.17 Penguat Differensial Dengan Cermin Arus (Current Mirror) 2.23.18. Penerapan Penguat Differensial (op-amp) 2.23.19 Perancangan dan analisa titik kerja DC 2.23.20 Menggunakan Program Schematic PSPICE 2.24. Penguat Operasional-Operational Amplifier (OP AMP) 2.24.1 Pengantar 2.24.2 Spesifikasi 2.24.3 Pengkodean OPAMP 2.24.4 MODEL OPAMP 2.24.5 Rangkaian Dasar 2.24.6 Fisis Penguat opersional 2.24.7 Karakteristik Penguat Operasional 2.24.8 Penerapan Penguat Operasional 2.25. Konfigurasi penguat membalik (inverting configuration) 2.25.1 Penguatan tegangan 2.25.2 Resistansi Masukan 2.25.3 Resistansi keluaran 2.25.4 Model Matrik Penguat Membalik 2.25.5 Pengaruh Resistansi Keluaran Penguat Membalik 2.26. Resistor Tidak Simetris 2.27. Konfigurasi Penguat Tidak Membalik 2.28. Rangkaian Pengubah Impedansi 2.29. Penguat Differensial 2.30. Rangkaian Penjumlah 2.31. Pembanding-Komparator 2.31.1 Permasalahan
vii Halaman 345 345 345 345 346 349 349 350 352 353 356 358 359 365 370 371 372 376 383 383 384 385 386 388 389 390 391 392 392 393 395 397 399 401 403 403 404 410 416 416
DAFTAR ISI 2.31.2 2.31.3
Rangkaian komparator Resistor pull-up rangkaian komparator kolektor Terbuka 2.31.4 Kapasitor discharge rangkaian komparator 2.31.5 Prinsip kapasitor discharge (CL) 2.31.6 Implementasi dan Permasalahan 2.32. Schmitt-Trigger 2.32.1 Rangkaian membalik (Inverting Schmitt Trigger) 2.32.2 Rangkaian Schmitt Trigger tidak membalik (non inverting) 2.32.3 Multi Level Detector (MLD) 2.33. Simulasi Dengan PSPICE-ORCAD 2.33.1 Percobaan Rangkaian Komparator 2.33.2 Pengaruh noise dan frekuensi pada komparator 2.33.3 Penerapan Rangkaian 2.33.4 Rangkaian temperature dengan AD590J 2.33.5. Aplikasi Pengendalian Dua Titik 2.34. Rangkaian Integrator 2.35. Rangkaian Differensiator 2.36 OSILATOR 2.36.1 Umpan Balik (Feedback ) 2.36.2 Dasar-dasar Osilator 2.36.3 Pengoperasian Rangkaian LC 2.36.4 Osilator Armstrong (Meissner) 2.36.5 Osilator Hartley 2.36.6 Osilator Colpitts 2.36.7 Osilator Kristal 2.36.8 Osilator Pierce 2.36.9 Osilator Relaksasi 2.36.10 Rangkaian RC 2.36.11 Osilator UJT 2.36.12 Astable Multivibrator 2.36.13 Monostable Multivibrator 2.36.14 Bistable Multivibrator 2.36.15 IC Pembangkit Gelombang 2.36.17 Astable Multivibrator dengan IC 2.36.18 Osilator Geseran Fasa 2.36.19 Osilator Jembatan Wien 2.37. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS 2.37.1. Konsep Dasar 2.37.2. Tahanan dalam dinamis 2.37.3. Sumber Arus Konstan 2.37.4. Tahanan dalam sumber arus 2.37.5. Penstabil Tegangan 2.37.6. Parameter yang menentukan Penstabilan
viii Halaman 417 419 419 420 420 421 421 428 433 434 434 435 437 437 438 439 442 443 443 444 447 451 452 453 455 457 458 458 459 460 462 464 465 467 469 471 474 474 475 477 478 478 479
DAFTAR ISI 2.38. Rangkaian Penstabil Tegangan Paralel 2.38.1. Penstabil Tegangan dengan Diode Zener 2.38.2. Diode Zener Dengan Beban RL 2.38.3. Tanpa beban RL 2.38.4. Dimensi Rangkaian Penstabil Tegangan Dioda Zener 2.38.5. Faktor ketabilan absolut (Sa) 2.39. Normalisasi 2.39.1 Batas Tegangan Kerja 2.39.2 Koefisien Temperatur Dioda Zener 2.39. Penstabil Tegangan Paralel Dengan Transistor 2.39.1. Prinsip kerja rangkaian: 2.39.2. Tegangan dan arus penstabil tegangan parallel 2.39.2. Tahanan dalam penstabil tegangan parallel 2.39.3. Faktor kestabilan absolut (Sa) 2.39.4. Faktor kestabilan relatif 2.39.5. Tahanan dalam sumber tegangan konstan parallel 2.39.6. Kerugian dan Keuntungan Penstabil Tegangan Paralel 2.39.7. Penstabil tegangan paralel dengan opamp. 2.40. Penstabil tegangan seri dengan transistor 2.40.1. Faktor Kestabilan (Sr) 2.40.2. Permasalahan Kestabilan Sumber Arus Konstan 2.40.3. Keuntungan Sumber Tegangan Seri 2.40.4.Pembatasan Daya 2.40.5. Pembatas Arus Hubung Singkat 2.40.6. Tahanan beban R2 2.41. Penstabil Tegangan dengan Rangkaian Pembanding 2.41.1. Prinsip Penstabilan Rangkaian: 2.41.2. Kompensasi temperatur 2.41.3. Prinsip 2.41.4. Permasalahan dan Tuntutan 2.41.5. Penstabil Tegangan dengan Op-Amp. 2.42. Penstabil Tegangan Dengan Kompensasi Dengung/Ripple 2.42.1. Permasalahan rangkaian 2.43. Penstabil Tegangan Dengan Tegangan Yang Dapat Diatur 2.43.1. Permasalahan rangkaian 2.44. Pestabil Tegangan Daya Besar 2.44.1. Permasahan rangkaian 2.45. Rangkaian Paralel Transistor Daya 2.46. Rangkaian sumber arus konstan dengan transistor 2.46.1. Kompensasi Temperatur 2.47. Sumber Arus Konstan dengan FET 2.48. Sumber Arus konstan dengan Operational Amplifier. 2.48.1. Permasalahan rangkaian
ix Halaman 480 480 482 483 483 486 488 488 489 490 490 491 492 492 492 493 494 494 495 497 497 497 498 498 498 501 501 503 503 506 507 508 508 509 510 510 512 512 513 517 517 518 519
DAFTAR ISI 2.49. Sumber Arus Konstan Untuk Arus Besar 2.50. Parameter Sumber Tegangan dan Sumber Arus 2.51. Pembatas Arus Lebih 2.51.1. Pembatas Arus Dengan Sekering 2.51.2. Pembatas Arus Lebih Dengan Tahanan 2.51.3. Permasalahan rangkaian: 2.52. Pembatas Arus Lebih Dengan Diode 2.53. Pembatas Arus Lebih Dengan Transistor 2.54. Pembatas Arus Lebih Dapat Diatur 2.55. Pembatas arus elektronik melipat balik (fold back) 2.56. Pembatas arus fold-back dengan IC 2.57. Pembatas Arus Lebih Elektronik dengan Thyristor BAB III TEKNIK DIGITAL 3.1 Sistem Bilangan 3.2 Bilangan Desimal 3.3 Bilangan Biner 3.3.1. Konversi Biner ke Desimal 3.3.2. Konversi Desimal ke Biner 3.4 Bilangan Heksadesimal 3.4.1 Konversi Heksadesimal ke Desimal 3.4.2 Konversi Desimal ke Heksadesimal 3.4.3 Konversi Bilangan Heksa Desimal ke Bilangan Biner 3.4.4 Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Heksadesimal 3.4.5 Kegunaan Heksadesimal dan Oktal 3.5 Bilangan Oktal 3.5.1 Konversi Oktal ke Desimal 3.5.2 Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Oktal 3.5.3 Konversi Bilangan Oktal ke Biner 3.5.4 Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Oktal 3.6 Konversi Pecahan 3.6.1 Konversi Pecahan Desimal ke Biner 3.6.2 Konversi Pecahan Desimal ke Bilangan Pecahan Oktal 3.6.3 Konversi Bilangan Pecahan Oktal ke Pecahan Desimal 3.6.4 Konversi Bilangan Pecahan Biner ke Bilangan Pecahan Desimal 3.6.5 Konversi Bilangan Pecahan antar Base Radix 2,8,16 3.7 Bilangan Komplemen 3.7.1 Sign and Magnitude (SAM) 3.7.2 Diminished radix (DR) 3.7.3 Radix (2nd complement)
x Halaman 519 521 522 523 523 525 526 527 528 528 532 534 536 536 536 537 538 538 540 541 542 543 543 544 544 544 545 545 546 546 546 547 547 547 547 548 549 549 549
DAFTAR ISI 3.8 3.9
Sistem Kode 3.8.3 Kode BCD Pengertian Besaran Digital
3.10 Gerbang Dasar 3.10.3 Gerbang AND 3.10.4 Gerbang OR 3.10.5 Gerbang NOT 3.10.6 Product of Sum (POS) 3.10.7 Sum of Product (SOP) 3.11 Gerbang Kombinasional 3.11.3 Gerbang NAND 3.11.4 Gerbang NOR 3.11.5 Exclusive OR (EX-OR) 3.11.6 Gerbang EX-NOR (Exlusive-NOR) 3.12 Aljabar Boole 3.13 Karnaugh Map 3.13.1 Karnaugh map dua masukan satu keluaran 3.13.2 Karnaugh map tiga masukan satu keluaran 3.13.3 Karnaugh Map Empat Masukan A,B,C,D dan Satu Keluaran Q 3.13.4 Karnaugh Map Lima Masukan A,B,C,D,E dan Satu Keluaran Q 3.14 Dekoder 3.15 Multiplekser 3.16 Kode grey 3.17 Error Correcting 3.17.1 Even Parity 3.17.2 Odd Parity 3.18 Hamming Code 3.19 Rangkaian Sekuensial 3.19.1 Present State Next State (PSNS) 3.19.2 S-R flip-flop (bistabel flip-flop) 3.19.3 Clocked S-R FLIP-FLOP 3.19.4 RS Flip Flop dengan NOR 3.19.5 JK Flip-Flop 3.19.6 D Flip-Flop 3.19.7 Toggle Flip-Flop 3.19.8 Penghitung Naik Asinkron (Asynchron Up Counter) 3.19.9 Penghitung Turun Asinkro (Asynchrony Down Counter) 3.19.10 Penghitung Naik Sunkron (Synchrony Up Counter)
xi Halaman 550 550 552 553 553 554 556 557 558 558 558 560 561 562 564 565 565 567 570 571 574 575 576 578 579 580 581 584 584 582 586 587 587 588 589 589 590 591
DAFTAR ISI
xii Halaman
3.19.11 Penghitung Turun Sinkron (Synchrony Down Counter)
591
BAB IV KOMUNIKASI DIGITAL 4.1 Pulsa Modulasi 4.2 Low pass Filter 3,45 kHz 4.3 Pulse Amplitude Modulation 4.3.1 Jenis Pulse Amplitude Modulation (PAM) 4.4 Sample and Hold. 4.5 Kuantisasi 4.6 Analog to Digital Converter 4.7 Pulse Code Modulation (PCM) 4.8 Sinkronisasi 4.9 Demodulator PCM 4.10 Bagian-bagian dari Demodulator PCM (DPCM) 4.10.1 Shift register serial masukan paralel keluaran (SIPO) 4.10.2 Digital to Analog Converter 4.10.3 PAM Demultiplexing 4.10.4 Low Pass Filter 4.10.5 Regenerative Repeater 4.10.6 Voice compressor 4.11 Bentuk Pulsa Modulasi Yang Lain 4.11.1 Delta modulation 4.11.2 Pulse Width Modulation (PWM) 4.11.3 Pulse Phase Modulation (PPM)
593 593 594 595 596 597 598 599 601 602 603 603
BAB V TEKNIK RADIO 5.1 Rangkaian Blok Penerima Radio AM 5.1.1 Gambar Blok Penerima langsung 5.1.2 Blok Radio Penerima tidak Langsung (Superheterodyne) 5.2 Rangkaian Blok Penerima Radio FM 5.2.1 Blok Penerima FM Mono 5.2.2 Blok Penerima FM Stereo 5.3 Osilator 618 5.4 Pencampur (Mixer) 5.5 Filter (Penyaring) 5.5.1 Pelalu band (band pass) 5.5.2 Lebar Band 5.5.3 Pelalu Band dengan rangkaian resonator LC ( Filter Band/ Band Filter) 5.5.4 Filter kwarsa dan Keramik 5.6 Penguat Frekuensi Antara 5.6.1 Fungsi penguat frekuensi antara
613 613 613
603 605 606 606 607 608 609 609 610 611
614 615 615 617 621 625 625 626 625 629 632 632
DAFTAR ISI 5.7 Demodulator AM 5.71 Demodulator Sampul 5.72 Demodulator Produk 5.8 Demodulator FM 5.8.1 Demodulator Lereng 5.8.2 Demodulasi sinyal FM dengan diskriminator rasio 5.8.3 Demodulasi sinyal FM dengan demodulator Koinzidenz . 5.8.4 Demodulasi sinyal FM dengan diskriminator PLL 5.9 FM Stereo 5.9.1 Prinsip pengiriman stereo 5.9.2 Spektrum frekuensi sinyal multipleks stereo 5.9.3 Pembangkitan sinyal multipleks stereo 5.9.5 Dekoder Stereo 5.10 Pengatur Penguatan Otomatis 5.10.1 Fungsi Pengatur Penguatan Otomatis 5.10.2 Pencapaian Tegangan Pengatur 5.10.3 Pengaturan keseluruhan AGC 5.10.4 Contoh Pengatur Penguatan Otomatis Menurun 5.10.5 Contoh Pengatur Penguatan Otomatis Menaik 5.10.6 Karakteristik Pengaturan 5.11 Rangkaian khusus 5.11.1 Penalaan 5.11.2 Pemilihan stasiun dan band 5.11.3 Pengatur frekuensi otomatis AFC pada penerima FM 5.11.4 Tuner Synthesizer 5.11.5 Penampil frekuensi 5.11.6 Pelacak pemancar otomatis dan sintesa tegangan 5.11.7 Pembantu penalaan 5.11.8 Rangkaian pemati (muting) 5.11.9 Pengendali jarak jauh (Remote Control) 5.12. Antena 5.12.1 Gelombang Elektromagnetis 5.12.2 Cara Kerja Antena 5.12.4 Penyesuai Impedansi 5.12.5 Penghantar Antena 5.12.6 Pemantulan Gelombang 5.12.7 Data Pengenal Antena BAB VI TELEVISI 6.1 Prinsip Pengiriman Gambar 6.1.1 Penguraian Gambar dan Penyusunan Gambar 6.1.2 Sinyal Gambar 6.1.3 Pulsa Sinkronisasi 6.1.4 Sinkronisasi Gambar
xiii Halaman 637 637 639 640 640 641 642 645 647 647 648 649 652 658 658 658 659 661 661 662 662 662 663 664 666 669 671 673 674 675 675 675 678 689 693 700 702 706 706 706 709 711 712
DAFTAR ISI 6.1.5 Lebar Band 6.1.6 Gambar Blok Pemancara dan Penerima 6.2. Mata dan Warna 6.2.1 Spektrum warna 6.2.2 Anatomi Mata 6.2.3 Bagian Cones 6.2.4 Bagian Rods 6.2.5 Kamera dan Mata 6.2.6 Warna 6.2.7 Permasalahan Dengan Standarisasi 6.2.8 Model Warna RGB 6.2.9 Model Warna CMY 6.2.10 Model Warna CMYK 6.2.11 Model warna YUV 6.2.12 Model Warna YIQ 6.3 NTSC CODER 6.3.1 Kompatibilitas 6.3.2 Corak (HUE) dan Saturasi Warna 6.3.3 Matrik 6.3.4 Matrik Luminansi (Y) 6.3.5 Matrik Perbedaan Warna (R-Y) dan (B-Y) 6.3.6 Koordinat Warna 6.3.7 Pemicu dan Osilator Warna 6.3.8 Lebar Pita (Bandwidth) dan Rangkaian Tunda Y 6.3.9 Reduksi Sinyal Perbedaan Warna 6.3.10 Reduksi Untuk Modulasi Perbedaan Warna Biru (B-Y) 6.3.11 Reduksi untuk Modulasi Perbedaan Warna Merah (R-Y). 6.3.12 Warna Kuning 6.3.13 Warna Cyan 6.3.14 Warna Hijau (G) 6.3.15 Warna Magenta 6.3.16 Warna Merah (R) 6.3.17 Warna biru (B) 6.3.18 Konversi Modulasi Aksis NTSC ke Modulasi Aksis PAL 6.3.19 Konversi Modulasi I dan Q terhadap (R-Y) dan (B-Y) 6.3.20 Konversi Warna Pola BARS 6.3.21 Koordinat Warna NTSC dan PAL 6.3.22 Modulator R-Y dan B-Y 6.3.24 Penjumlah Tingkat Warna 6.3.25 Penjumlah Tingkat Video (Composite) 6.3.26 PEMANCAR NTSC
xiv Halaman 714 731 721 721 721 723 724 724 725 726 727 728 730 731 731 733 733 734 736 737 739 741 743 744 745 746 746 748 749 750 751 752 752 755 757 758 761 762 762 763 765
DAFTAR ISI
6.4
6.3.27 AM Modulasi 6.3.28 Ring Modulator 6.3.29 Contoh Modulasi Sinyal warna Rangkaian Televisi 6.4.1 Penala (Tuner) 6.4.2 Penguat IF 6.4.3 Demodulasi IF Gambar 6.4.4 Pengaturan Penguatan Otomatis 6.4.5 Penguat Gambar 6.4.6 Penerima Pembawa Suara 6.4.7 Kelompok Warna 6.4.8 Penguat Macam Warna 6.4.9 PAL Decoder 6.4.10 Demodulator Sinkron 6.4.11 Regenerasi Pembawa Warna 6.4.12 Pemati Warna (Color Killer) 6.4.13 Pengendalian Tabung Gambar Warna 6.4.14 Tabung Gambar Hitam Putih 6.4.15 Tabung Gambar Warna Dengan Kedok berlubang 6.4.16 Tabung Gambar dengan Kedok Bercelah 6.4.17 Penggeser Amplitudo 6.4.18 Pembangkit Tegangan Penyapu 6.4.19 Sinkronisasi 6.4.20 Pembelok Tegak 6.4.21 Pembelok Datar 6.4.22 Konvergen
Daftar Pustaka
xv Halaman 766 765 771 773 773 785 787 789 792 795 802 803 806 809 814 820 621 827 832 838 841 845 853 853 857 861 867