IV. METODOLOGI PENELITXAN 4.1. Kerangka Pernikiran
Kajian kemitraan usaha pola modifikasi BOT (8uilMperate and Trensfer) ini didasari tujuan ganda yaRu peningkatan pendapatan pekebun, peningkatan
kesempatan kej a dan kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat sekitamya, berkembangnya usaha mitra, peningkatan penerimaan pemerintah
melalui pajak, peningkatan devisa melalui ekspor serta peningkatan peran koperasi dalam mengembangkan usahanya. Dalam rekayasa sistem kemitraan usaha berpola rnodifikasi BOT tersebut, terdapat banyak pihak yang tedibat dan adanya hubungan atau keterkaiin yang
tidak dapat dipisahkan antara satu komponen dengan komponen lain, serta adanya konflik kepentingan antar aktor dalam memenuhi kepentingannya masing-masing sehingga bersifat kompleks dan mempunyai karakteristik yang dinamis sesuai dengan perubahan waktu.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kekompleksan,
kedinamisan dan ketidakpastian (probabilistik) dalam pemecahannya, hanya dapat diselesaikan melalui pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi komprehensif dan lintas
disiplin yang diawali dengan identifikasi serangkaian kebutuhan dan menghasilkan I
serangkaian operasi yang efektii. Pendekatan sistem dicirikan oleh adanya suatu kaidah perencanaan dan pengelolaan yang bersifat menyeluruh (holistik), multidisiplin, temrganisir, penggunaan model matematik, optimasi serta diunjang
dengan aplikasi program komputer. 4.2. Tahapan Penelltian
Pelaksanaan penetitian ini dibagi lima tahapan, yaitu (1) pemitihan teknologi pengolahan kelapa sawit, (2) penetapan pola kemitraan usaha agroindustri kelapa sawit, (3) merekayasa model Sistem Penunjang Keputusan (SPK) kemitraan usaha
56 agroindustri kelapa sawit, (4) menganalisis kelernhagaan kemitraan usaha dengan
metode lntepretative Stnrctufal Modelling (ISM) dan (5) merancang operasionalisasi pra kernitraan usaha agroindustri kebpa sawit.
Tahap pertama, dengan asumsi dasar bahwa teknologi merupakan faktor kunci dalam mencapai sukses usaha, maka pemilihan teknologi pengolahan kelapa
sawit dilaksanakan dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE).
Tahap ini didukung dengan
modul program komputer MPE dengan
masukan infdrmasi dari survey pakr yaitu dengan melakukan wawancara
mendalam (in-dept interview). Tahap kedua, penetapan pola kemitraan usaha agroindustri kelapa sawit
brdasarkan masukan dari hasil pemilihan teknologi pengolahan yang diprioritaskan dan studi banding pola BOT ke PT. Jasa Marga. Konsep dasar pola kemitraan
yang baru dan komprehensif juga dirancang dengan masukan-masukan dari analisis informasi daerah Sumatera Selatan tempat studi kasus penelitian ini
dilaksanakan serta informasi pola perkebunan rakyat yang ada.
Keluaran dari
tahap ini adalah suatu pola modifikasi BOT. Tahap ketiga, rekayasa model SPK guna menganalisis kelayakan finansial, risiko usaha dan waktu transfer usaha dari pola yang diketemukan. Keluaran dari model SPK adalah renmna Pisnis dari berbagai skenario rnanajerial.
Tahap pengembangan SPK kemitraan usaha terdiri atas analisis sistim yang merupakan desain awal
Ipre design) yaitu analisis kebutuhan, diagnosa masalah
dan tujuan dari SPK. Tahap kedua adalah tahap desain antar muka (infedace).
Tahap ketiga. konstruksi model yang mencakup desain pemerograman. Desain pemerograman menggunakan bahasa pemerograman Usual Basic Versi 6.0. Tahap keempat irnpkmentasi program yang meliputi kegiatan pengujian, evaluasi
dan demonstrasi program. Tahap kelima pemeliharaan dan tahap keenam adaptasi program.
Tahap pemeliharaan dan adaptasi program lebih ditujukan kepada
pengguna paket program Mirawit. Tahaptahap pengembangan SPK tersebut
mengacu pada pengembangan SPK menurut Turban (1988). Tahap keempat. analisis kelembagaan kemitraan usaha dengan metode
ISM dirancang dalam suatu model program komputer dan masukan dari sunrey pakar. Alur tahapan penelitian strategi sistem kemitraan usaha disajikan pada Gambar 4.
Survey Pakar I
+ +
Akuisisi Pendapat Pakar
-
--
Analisis Pemifihan Ttknologi Pengolahan
Analisis kelayakan usaha Analisis risiko usaha Analisis waktu transfer
WE)
f Tehologi Pengolahan Terpilih
Kemitraan Usaha
1
Pola Baru
, C;-l & Rencana Bisnis
M o d i f h i Pola
I
Survey
Pakar II
Alcuisisi Pendapat
Strategi dm formulasi kebiiakan kemitraan
Garnbar 4. Tahapan penelitian untuk strategi kebijakan kemitraan usaha
Tahap kelima, merancang operasionalisasi kemitraan usaha. Agar konsepsi
kemitraan usaha dapat diterapkan di bpangan maka pada penelaian ini juga dibuat
.
rancangan implementasinya yang terdiri atas tahap pembangunan, tahap pengelolaan dan tahap alih ketola.
Ranmngan implementasi tersebut disusun
dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP).
Tahapan penelitian
operasionalisasi kemitraan usaha disajikan pada Gambar 5.
0 * Mulai
Rekayasa Kemitraan Usaha Konsep Dasar Teknologi Pengolahan Manajemen Usaha I
dan Komprehensif
Rancangan lmplementasi Kemitraan Usaha
Standard Operating Proedure (SOP)
0 Selesai
Gambar 5. Tahapan penelitian operasionalisasi kemitraan usaha
4.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari PT. Perkebunan Kelapa Sawit Minanga Ogan di Kabupaten Ogan Kornering Ulu Sumatera Selatan dan dari Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT). Data sekunder untuk studi kasus diperoleh dari lembaga yang
59
ada kaitannya dengan tujuan penelitian seperti Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Pengembangan Sumbedaya Koperasi dan
Pengusaha K d l Menengah (BPS-KPKM) serta dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Pemilihan teknologi pengolahan kelapa sawit menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Penggalian informasi dan pengetahuan dari pakar menggunakan metode Expert Survey, yaitu dengan melakukan wawancara
mendalam (indept interview). Kuesioner digunakan sebagai alat bantu dalam wawancara.
Pakar responden yang dipilih, didasadcan atas pertimbangan dan
kriteriakriteria: 1) keberadaan responden dan kesediaannya untuk diwawanmra, 2) mempunyai reputasi, kedudukan dan telah menunjukkan kredibilitas sebagai
ahli, 3) telah berpengalaman di bidangnya.
Pakar responden sejumlah empat orang berasal dari BPPT, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pengurus koperasi dan pengusaha perkebunan kelapa sawit. Analisis kelembagaan kemitraan usaha dengan metode ISM dalam menggali informasi dan pengetahuan dari pakar adalah metode Experf Survey. ~uesioner digunakan sebagai alat bantu dalam wawancara. Pakar responden sejumbh lima
orang berasal dari perguruan tinggi, unsur pernerintah (dinas perkebunan), pengusaha perkebunan kelapa sawit, pengums k q r a s i pekebun dan konsultan perkebunan.
4.4. Metode Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan baik data primer maupun data sekunder, kemudian diolah dengan berbagai metode pengolahan data krikut ini :
60
a)
Pengolahan data pada sub model pemilihan teknologi pengolahan kelapa
sawit menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) guna rnenentukan nilai peringkat teknologi pengolahan kelapa sawit yang akan digunakan. b)
Pengolahan data pada sub model kelayakan usaha yang terdiri atas
kelayakan usaha pabrik (PKS), kelayakan usaha kebun dan kelayakan usaha terintegrasi kebun dengan pabrik menggunakan metode analisis finansial
dengan td~akukur kelayakan net
WC ratio. Net Present Value (NPV). IntemaI
Rate of Return (IRR), Pay Back Period (PBP) dan Break Event Point (BEP). Analisis risiko usaha dan keuntungan menggunakan metode statistik. Untuk menentukan waMu transfer (alih kelola) dari investor Ire koperasi
menggunakan paket program Generalized Reduced Gradient (GRG2) non
hirear Optimization. Waktu transfer berdasarkan kriteria IRR yaitu suatu nilai IRR sama dengan suku bunga pinjaman ditambah dengan indeks keuntungan
kesepakatan ( l a b yang diharapkan oleh investor).
Untuk mendapatkan
indeks keuntungan kesepakatan yaitu pihak koperasi menentukan indeks keuntungan minimum yang bisa ditolerir, pihak investor menentukan indeks
keuntungan maksimum yang dapat ditolerir.
Keluarannya adalah indeks
keuntungan kesepakatan. c)
Pengolahan data pada sub model analisis kelembagaan kemitraan usaha
menggunakan metode Interpretative Strucfum/ Modeling (ISM). Sub model tersebut bertujuan melakukan formulasi dan strategi kemitraan usaha. 4.5. Waktu dan Tempat
Penelitian dari bulan Juni 1999 sampai dengan Oesember 2000.
Studi
kasus mengambil tempat di PTP. Minanga Ogan di Kabupaten Ogan Kornering Ulu Propinsi Sumatew Selatan.
Dipilihnya tempat di PTP. Minanga Ogan karena
merupakan salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang bermitra dengan
61
masyarakat setempat dengan sistem Inti-Phsma yang berhasil. Hingga sekarang ini tidak terjadi gejolak sosial maupun penjarahan dari masyarakat. Peminat dari masyarakat sekitarnya untuk menjadi anggota koperasi terus bertambah. Rekayasa Model dilakukan di Laboratorium Teknik Manajemen Industri, Jurusan Teknologi lndustri Pertanian Fakultas Teknologi Pedanian IPB Bogor. 4.6. Tata Laksana
1) Analisis sisjem, yaitu tahap awal guna menganalisis kebutuhan masing-masing
pelaku dan pihak yang brkepentingan pada sistem kemitraan usaha pola agroindustri kelapa sawit, formulasi pernasalahan, dan melakukan identifikasi sistem dengan menggunakan diagram lingkar sebab-akibat dan diagram input-
outpuf. 2) Desain sistem, yaitu tahapan yang merancang model Sistem Penunjang
Keputusan, terdiri atas komponen sistem manajemen basis data, basis model dan dialog dengan pengguna (user interface) untuk meningkatkan efektifitas manajemen pengambilan keputusan dalam perencanaan dan irnplementasi
kemitraan usaha. 3) lmplementasi sistem, yaitu kodefikasi rnodd, data dan dialog ke dalam bahasa
pemrograman untuk menetapkan strategi kernitraan usaha agroindustri kelapa
sawit berbasis komputer.
Bahasa pemrograman yang digunakan untuk
rneranmng model adalah Microsof Visual Basic Versi 6.0. 4) Verifikasi model, yaitu pengujian model guna perbaikan dan penyempumaan
model dari sistem yang dikembangkan dengan menggunakan data aktual dan simulasi model. 5) Analisis output dari model sistem penunjang keputusan yang dihasilkan, yaitu
model Mitrawit untuk diaplikasikan dalam berbagai skenario kemitraan usaha agroindustri ketapa sawit serta dampaknya pada model Mitrawit.