IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di perumahan Bogor Raya Permai, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive) karena letaknya masih dalam kawasan Kota Bogor. Kawasan ini telah mengonversi lahan hijau menjadi permukiman. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan, yaitu dari bulan September-November 2010.
4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan dan wawancara terhadap pejabat pemerintahan yang terkait dengan kebi jakan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bogor, pakar atau ahli terkait pengelolaan SDAL dalam hal ini RTH, serta masyarakat pemilik rumah di daerah penelitian. Sedangkan data sekunder yang diperlukan meliputi data keadaan umum ruang terbuka hijau (pengertian, fungsi dan manfaat) serta data yang terkait dengan kondisi ruang terbuka hijau secara khusus di Kota Bogor. Data sekunder diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Departemen Pekerjaan Umum, Kementrian Lingkungan Hidup, buku, internet, dan literatur-literatur lain yang mendukung.
4.3 Metode Pengambilan Sample Pengambilan
sample
(responden)
dilakukan
berdasarkan
teknik
judgement/purposive sampling. Teknik ini adalah prosedur yang biasa dilakukan peneliti berpengalaman dalam memilih contoh berdasarkan pertimbangannya tentang beberapa karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian. Penelitian ini akan mengambil jumlah responden sebanyak 50 orang, yang dipilih sesuai dengan keadaaan yang dikehendaki. Pertimbangan responden
yang diambil merupakan pejabat
pemerintahan yang terkait mengenai kebijakan pengelolaan dan perawatan Ruang Terbuka Hijau, para pakar atau ahli yang terkait dengan pengelolaan dan penilaian ekonomi kerusakan serta masyarakat yang memiliki rumah di perumahan tempat penelitian.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 di bawah ini :
30
Tabel 4.1 Matriks Metode Analisis Data No
1
2
Tujuan
Sumber
Metode
Penelitian
Data
Analisis Data
Jenis Data
Identifikasi
Wawancara
Analisis
Komponen
faktor yang
dan data
deskriptif
karakteristik lokasi,
mempengaruhi
sekunder
kualitatif dan
lingkungan, dan
masyarakat
kuantitatif
kualitas lingkungan
memilih tempat
dengan
di sekitar tempat
tinggal di area
Microsoft Office
tinggal.
perumahan.
Word dan Excel
Estimasi nilai
Data
Hedonic price
Nilai karakteristik
ekonomi dari
sekunder
method dengan
lokasi lahan itu
ruang terbuka
dan data
persamaan
sendiri, nilai
hijau di area
primer
regresi Ph=
karakteristik
perumahan Kota
(kuesioner)
P(Si,Nj,Qk)
lingkungan, kualitas
dalam
lingkungan dan
persamaan
faktor lain yang
matematis Ph
menentukan harga
=β0 + β1Si +
rumah. Data
β2Nj + βQk + ε,
diperoleh dengan
β software
cara wawancara dan
Microsoft Office
data peneltian
Excel, Minitab
sebelumnya yang
15 dan SPSS 17.
terkait dengan
Bogor.
penilaian lahan.
3 Wawancara Analisis
dan data
Analisis
Pihak dan dana
pengelolaan dan
deskriptif
dalam melakukan
perawatan ruang
kualitatif dan
pengelolaan dan
kebijakan
sekunder
31
terbuka hijau di
kuantitatif
perawatan ruang
perumahan Kota
dengan
terbuka hijau,
Bogor.
Microsoft Office
kebijakan
Word dan Excel
pengelolaan dan perawatan ruang terbuka hijau di perumahan Kota Bogor.
Sumber: Peneliti (2010)
4.5 Deskripsi Variabel Menurut Hanley dan Spash dalam Awwali (2010), variabel dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu site characteristics/karakteristik rumah (contoh: luas tanah, luas bangunan, umur rumah, jumlah kamar, kepemilikan taman/pekarangan);
neighbourhood
characteristics/karakteristik
lingkungan
(contoh: jarak rumah dengan sekolah, jarak rumah dengan kantor, jarak rumah dengan pasar, jarak rumah dengan taman umum dan lain-lain); dan environmental quality/kualitas lingkungan (contoh: kualitas udara, kualitas air, kebisingan). Jaliani dalam Awwali (2010), penelitiannya mengenai faktor-faktor penentu harga rumah menggunakan metode hedonic price, memasukan variabel bebas yakni jarak tempuh dari pusat kota ke rumah, luas bangunan, jumlah kamar tidur, jumlah kamar mandi, kapasitas garasi pada rumah dan luas ruang keluarga. Penelitian Astrini (2009), menggunakan harga lahan sebagai variabel tak bebas (dependent variable). Varibel lain yang dimasukan ke dalam model persamaan regresi adalah variabel bebas (independent variable) seperti: luas lahan, akses ke sarana angkutan umum terdekat, kepadatan penduduk, jarak pasar terdekat,
32
fasilitas air yang utama, status lahan, keamanan lingkungan, prasarana jalan, akses ke fasilitas umum dan kebersihan lingkungan. Penelitian Awwali (2010), menggunakan harga rumah sebagai variabel tak bebas; sedangkan umur rumah, luas tanah, luas bangunan, jumlah kamar, jumlah lantai, jarak menuju tempat kerja, jarak menuju tempat sekolah, jarak menuju pintu tol terdekat, jarak menuju pasar swalayan terdekat, jarak antara rumah dengan jalan tol, dan tingkat kebisingan sebagai variabel bebas. Berdasarkan berbagai macam literatur yang ada, dalam penelitian ini menggunakan harga rumah sebagai variabel tak bebas (dependent variable); sedangkan kepemilikan pekarangan, jumlah jenis tanaman, jarak rumah ke taman umum, kepemilikan rumah, persepsi kualitas udara di rumah, dan persepsi kualitas air yang digunakan di rumah sebagai variabel bebas (independent variable). Tabel 4.2 Matriks Deskripsi Variabel Variabel Definisi Variabel Tak Bebas Harga setiap rumah Harga Rumah (HR)
Variabel Bebas Karakteristik Rumah Kepemilikan Rumah (KR)
Parameter Harga rumah pada tempat penelitian (Perumahan Bogor Raya Permai)
Status kepemilikan rumah (pribadi/sewa)
Ya= 1; Tidak= 0 (dummy)
Kepemilikan Pekarangan (KP) Ada/tidaknya pekarangan di rumah
Ya= 1; Tidak= 0 (dummy)
Jumlah Jenis Tanaman (JJT)
Macam-macam jenis tanaman yang berada di rumah
Terbagi menjadi empat jenis (tanaman hias, tanaman buah, tanaman/pohon keras dan tanaman obat)
Jarak antara rumah dengan taman umum terdekat
Meter
Karakteristik Lingkungan Jarak rumah ke taman umum (JRT) Persepsi Kualitas
33
Lingkungan Tingkat kualitas udara
Tingkat kualitas air
Kualitas udara yang ada di rumah berdasarkan persepsi penghuni rumah.
Sangat Buruk = 1; Buruk = 2; Cukup = 3; Baik = 4; Sangat Baik = 5.
Kualitas air yang ada di rumah berdasarkan persepsi penghuni rumah.
Sangat Buruk = 1; Buruk = 2; Cukup = 3; Baik = 4; Sangat Baik = 5.
Sumber: Peneliti (2010)
4.6 Pengidentifikasian Faktor yang Mempengaruhi Memilih Perumahan Proses pengidentifikasian faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih tempat tinggal di perumahan menggunakan analisis deskriptif. Menurut Nazir (1999), Analisis deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih tempat tinggal di perumahan Kota Bogor. Hal ini terkait dengan kondisi lapangan yang ada di Kota Bogor. Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi pemilihan tempat tinggal seperti, karakteristik lokasi, karakteristik lingkungan, dan kualitas lingkungan. Melalui analisis deskriptif ini peneliti ingin melihat apakah ruang terbuka hijau juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih tempat tinggal di perumahan.
34
Analisis ini juga digunakan untuk menjawab tujuan penelitian nomor tiga, yaitu untuk menyusun kebijakan pengelolaan dan perawatan ruang terbuka hijau di Kota Bogor. Analisis ini bermaksud untuk mengetahui kondisi pengelolaan ruang terbuka hijau sebelum diadakan perbaikan. Sehingga dapat memberikan masukan yang efisien dalam standarisasi pengelolaan dan perawatan ruang terbuka hijau perumahan.
4.7 Analisis Penilaian Ekonomi RTH di Perumahan Penilaian ekonomi terhadap ruang terbuka hijau di daerah perumahan dapat menggunakan pendekatan harga rumah. Penelitian ini akan membandingkan harga rumah yang memiliki akses ruang terbuka hijau besar dengan harga rumah yang akses ruang terbuka rendah atau tidak ada sama sekali. Perbandingan ini akan dilakukan pada tipe dan ukuran rumah yang sama. Berdasarkan hal tersebut maka analisis penilaian penelitian ini menggunakan pendekatan hedonic price method (HPM). Alasan digunakannya teknik ini karena dapat memasukan unsur-unsur
karakteristik rumah dalam
penilaian ekonomi pada lahan. Misalnya memasukan karakteristik lokasi, karakteristik lingkungan sekitar, ataupun kualitas lingkungan tempat tinggal. Perlu adanya pemetaan dalam penilaian ekonomi ruang terbuka hijau, hal ini disebabkan jenis rumah antar tipe berbeda-beda.
35
Model fungsi hedonic price yang digunakan adalah model regresi berganda. Model regresi berganda adalah persamaan regresi dengan satu peubah tak bebas/dependent variable (P) dengan lebih satu peubah bebas/independent variable (X1,X2,…,Xn), Mattjik et al (2002). Fungsi persamaannya dapat dituliskan: P = f(KR,KA,KL) Keteraangan: KR = Karakteristik Rumah KA = Karakteristik Lingkungan KL = Kualitas Lingkungan Terdapat sifat-sifat dalam model hedonic price seperti linear, semi-log, inverse semi-log, dan double-log (Kim et al dalam Awwali, 2010). Kemudian dari masing-masing model tersebut dilakukan estimasi dan memilih satu model yang paling tepat berdasarkan uji ekonometrika: R-squared, adjusted R-squared uji F, uji t, dan variance inflation factors (VIP) untuk melihat ada tidaknya multicollinearity. Uji tersebut dapat dilakukan melalui sebaran plot pada SPSS 17. a) Linear Model linear adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel bebas dimana hubungan keduanya dapat digambarkan sebagai garis lurus (Mattjik et al, 2002). Koefisien () yang diperoleh dari fungsi linear menunjukan gradien atau kemiringan kurva dari fungsi tersebut yang berarti bahwa setiap perubahan 1 (satu) satuan variabel bebas (X) akan merubah 1 (satu) satuan variabel tak bebas (P).
36
Persamaan linear dapat dituliskan sebagai berikut: P = 0 + 1X Keterangan: P= Variabel tak bebas X= Variabel bebas
= Koefisien b) Semi-log Model semi-log adalah model yang variabel tak bebasnya dalam bentuk log. Koefisien menunjukan kemiringan yang mengukur perubahan relatif atau proporsional dalam variabel tak bebas untuk perubahan mutlak tertentu dalam variabel bebas (Gujarati, 1978). Berikut ini adalah persamaan semi-log: ln P=0+1X Keterangan: P = Variabel tak bebas X = Varibael bebas
= koefisien Tabel 4.3 Matriks Fungsi Model Hedonic Price Linear Semi-log P = 0 + 1X
ln P=0+1X
1= dP/dX
1 =dlnP/dX
Sumber: Juanda (2010)
37
4.8 Asumsi dan Hipotesis Penelitian Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Lingkungan Perumahan Bogor Raya Permai bersifat tetap. Sehingga lingkungan yang digunakan berdasarkan kondisi lingkungan yang ada saat penelitian dilakukan. 2) Faktor-faktor yang terdapat pada model hedonic price method adalah harga rumah, kepemilikan pekarangan, jumlah jenis tanaman, jarak rumah ke taman umum, kepemilikan rumah, persepsi kualitas udara di rumah, dan persepsi kualitas air yang digunakan di rumah. Keberadaan faktor lain dianggap tetap (cateris paribus). 3) Persepsi masyarakat dalam kualitas lingkungan tempat tinggal yang nyaman dianggap sama, yaitu nyaman dan berudara segar.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kepemilikan pekarangan dengan harga suatu rumah berkorelasi secara positif, sehingga akan meningkatkan nilai harga dari suatu rumah. 2) Jumlah jenis tanaman memiliki korelasi positif dengan harga rumah. Semakin beragam jumlah jenis tanaman yang terdapat dalam suatu rumah maka akan meningkatkan nilai dari harga rumah. 3) Hubungan antara jarak taman umum dengan nilai harga rumah adalah berbanding terbalik. Semakin besar jarak antara rumah dengan taman umum maka harga rumah akan semakin turun. Sehingga masyarakat yang tinggal dekat dengan taman umum akan menilai harga rumah lebih tinggi karena mendapatkan pemandangan dan kualitas udara yang lebih baik.
38
4) Persepsi masyarakat terhadap kualitas udara dan air mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih tempat tinggal dan harga rumah.
4.9 Pengujian Parameter 4.9.1 Uji Statistik t Penggunaan uji statistik t adalah untuk mengetahui pengaruh dari masingmasing peubah bebas (Xi) kepada peubah tak bebas (Pi) dalam persamaan regresi.
thit =
𝑖 𝑆 𝑖
H0 : 1 = 0 artinya (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap (Pi) H1 : 1 ≠ 0 artinya (Xi) berpengaruh nyata terhadap (Pi) Jika thitung(n-k) < ttabel, maka H0 diterima, artinya (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap (Pi). Uji t dapat dilakukan dengan cara melihat output perhitungan komputer dengan melihat P-value dari uji t, pada masing-masing variabel independen. Apabila P-value dari uji t pada masing-masing variabel < 𝛼 maka tolak H0. Tolak H0 memiliki arti bahwa variabel-variabel independen dalam fungsi persamaan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
4.9.2 Uji Statistik F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel (Xi) secara bersama-sama terhadap varibel tidak bebasnya (Pi) yaitu harga rumah. H0 : 1 = 2 = .. = n = 0 H1 : minimal ada salah satu nilai n yang tidak sama dengan nol 𝐾𝑇𝑅
Fhit = 𝐾𝑇𝐺
39
KTR = Kuadrat Tengah Regresi KTG = Kuadrat Tengah Galat Jika Fhit < Ftabel maka H0 diterima, artinya (Xi) secara serentak tidak berpengaruh nyata terhadap (Pi). Uji F dapat dilakukan dengan cara melihat output perhitungan komputer dengan melihat P-value dari statistic F < 𝛼. Apabila Pvalue < 𝛼 maka tolak H0. Tolak H0 memiliki arti bahwa gabungan variabel independen dalam fungsi persamaan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. 4.9.3 Uji Multicollinearity Uji multicollinearity digunakan ketika model banyak melibatkan peubah bebas, yang biasanya terdapat korelasi yang kuat antar variabel bebas. Pencarian informasi tentang adanya multicollinearity pada sebuah model dapat dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien determinansi (R2) dengan koefisien determinasi parsial antar dua peubah bebas. Multicollinearity dapat dianggap tidak masalah apabila koefisien determinasi parsial antara dua peubah bebas tidak melebihi nilai koefisien determinasi atau koefisien korelasi berganda antar semua peubah secara simultan. 4.9.4 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi bila varian Y berubah, karena variabel X berubah sehingga timbul perbedaan karena adanya gangguan (ei) yang timbul dalam fungsi regresi mempunyai varian yang berbeda. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran
akan
menjadi
kurang
dari
semestinya.
Heteroskedastisitas
bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi
40
residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas (Gujarati, 2003). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan uji rank corelation spearman, yaitu dengan mengkorelasikan antara variabel bebas dengan absolute residual. Bila signifikansi hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (lima persen), maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).
4.10 Pendekatan Nilai Ekonomi RTH di Perumahan Setelah dilakukan penghitungan harga rumah yang dengan akses RTH dengan menggunakan persamaan regresi tersebut. Tahapan selanjutnya adalah melakukan perbandingan harga kedua rumah. Nilai lingkungan dari ruang terbuka hijau
ditunjukan
melalui
perbandingan
harga
kedua
rumah
tersebut.
41