PENERAPAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA DI SD NEGERI 187/IV KOTA JAMBI Juniar Siregar
[email protected] Sekolah Dasar Negeri 187/IV Jambi
ABSTRACT This study presents a research report on using simulation method to improve the activity and the students’ learning result improving students’ Learning results on PKn. The objective was to find out whether the activity and the students’ learning result improved when they are taught by using Video. It was conducted using classroom action research method. The subject of the study was the Grade IV students of SDN 187/IV Kota Jambi which is located on Jln. Adi Sucipto RT 05 Kecamatan Jambi Selatan, and the number of the students were 9 persons. The instruments used were test as quantitative data and observation, interview, and questionnaire were used as qualitative data. In analyzing the data, the mean of the students’ score for the on first cycle was 74.11 and the mean on cycle two was 78.00 and the mean of the third cycle was 84.7. Then it can be concluded that the use of simulation as a learning method can improve the students’ activity and students’ learning result. It is suggested that teachers should apply simulation method as a learning method to improve students’ activity and students’ learning result on PKn. Keywords: PKn, students’ activity, students’ learning results, simulation method ABSTRAK
Penelitian ini menyajikan sebuah laporan penelitian menggunakan metode simulasi untuk meningkatkan aktivitas dan siswa hasil belajar meningkatkan siswa hasil belajar pada kelas PKn. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat ketika mereka diajarkan dengan menggunakan Video. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 187 / IV Kota Jambi yang terletak di Jln. Adi Sucipto RT 05 Kecamatan Jambi Selatan, dan jumlah siswa yang 9 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes sebagai data kuantitatif dan observasi, wawancara, dan kuesioner digunakan sebagai data kualitatif. Dalam menganalisis data, rata-rata skor siswa untuk siklus pertama adalah 74,11 dan rata-rata pada siklus dua adalah 78,00 dan rata-rata siklus ketiga adalah 84,7. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan simulasi sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan 'aktivitas dan siswa siswa hasil belajar. Disarankan bahwa guru harus menerapkan metode simulasi sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan 'kegiatan dan siswa siswa hasil belajar pada PKn. Kata kunci: PKn, 'aktivitas, siswa siswa hasil pembelajaran, metode simulasi
PENDAHULUAN
(BSNP, 2006, h. 108). Secara terperincitujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar peserta
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam
didik memilikikemampuan antara lain: (1) berfikir
kaitannya dengan pembentukan warga Negara
secara kritis, rasional dan kreatif dalammenanggapi isu
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab di
kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan
Sekolah Dasar memiliki peranan yang strategis dan
bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam
penting. Melalui pelajaran PKn diharapkan siswa
kegiatan bermasyarakat, berbangsa danbernegara,
dapat memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
serta anti korupsi, (3) berkembang secara positif dan
dan
demokratis
kewajibannya
untukmenjadi
warga
negara
untukmembentuk
diri
berdasarkan
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter
karakter-karakter
yangdiamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
dapathidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya,
25
masyarakat
Indonesia
agar
J D P, Volume 9, Nomor 1, April 2016: 25 - 36
(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsalain dalam
yang sesuai yang dapat digunakan sebagai variasi
percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung
pembelajaran adalah metode pembelajaran simulasi.
denganmemanfaatkan
teknologi
infornasi
dan
Metode
komunikasi. (BSNP, 2006, h. 108 ).
pembelajaran
Simulasi
dapat
digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
Pencapaian tujuan seperti yang diharapkan
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan
melalui proses pembelajaran PKn ternyata tidak
secara langsung pada objek yang sebenarnya.
mudah. Kenyataan di lapangan ditemukan bahwa
Menggunakan simulasi dalam belajar sangat efektif,
sebagian siswa masih menganggap PKn sebagai
membawa siswa ke dalam pemahaman yang
pelajaran hapalan yang membosankan sehingga
mendalam sebab terdapat aktivitas belajar yang
konsep-konsep tidak berhasil dipahami oleh siswa.
aplikatif. Yang menjadi inti dari simulasi adalah
Penyebab terjadinya hal tersebut adalah karena
menarik manajemen di luar sekolah yang mempunyai
banyaknya guru PKn yang mengalami kesulitan ketika
aturan-aturan tertentu ke dalam lingkungan kelas.
harus menyajikan materi pelajaran secara tepat. Model
Simulasi bukanlah sebuah metode yang asing
konvensionaldengan metode ceramah selalu menjadi
dalam
pilihan dalam setiap penyajian materi.
dioperasikan dengan komputer telah lama digunakan,
pembelajaran.
Penerapan
simulasi
yang
Berdasarkan kegiatan observasi yang telah
pertama kali dikembangkan oleh Richard Wing dalam
dilakukan peneliti di SDN 187/IV Kota Jambi, peneliti
salah satu pusat layanan regional di New York (Wing
menemukan beberapa masalah pada pembelajaran
dalam Joyce et.al. 2009, h. 436). Mengingat simulasi
PKn yang belum berlangsung secara optimal.
dapat digunakan dalam menyajikan materi pelajaran
Permasalahan
rendahnya
PKn, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan
aktivitas siswa (pasif) selama pembelajaran serta hasil
meneliti sebuah tindakan untuk memecahkan masalah
belajarsiswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan
pembelajaran PKn di Kelas IV SDN 187/IV Kota
Minimal (KKM).
Jambi menggunakan metode simulasi dengan judul
yang
tampak
adalah
Pencapaian KKM untuk mata pelajaran PKn
penelitian
“Penerapan
Metode
Simulasi
untuk
di SDN 187/IV Kota Jambiadalah 75. Hasil penilaian
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa
evaluasi siswa kelas IV SDN 187/IV Kota Jambi tahun
di SD Negeri 187/IV Kota Jambi”.
ajaran 2012/2013 sebanyak tiga kali ulangan
Menurut Trianto (2010, h. 16), proses
harianmenunjukkan bahwa 7 siswa dari 9 siswa
belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja
(77,8%) belum mencapai standar KKM. Hanya 2 siswa
maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang
(22,2%) yang nilainya di atas KKM. Pada mata
waktu dan menuju pada perubahan pada diri
pelajaran PKn, didapatkan bahwa pencapaian nilai
pembelajar.
terendah 45 dan ketercapaian nilaitertinggi adalah 80.
perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan,
Hasil belajar siswa yang rendah dapat digunakan
pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang baru
sebagai indikator bahwa pembelajaran PKn belum
diperoleh individu. Adapun pengalaman merupakan
berhasil. Untuk memecahkan masalah tersebut,
interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai
peneliti berkolaborasi dengan guru kelas menetapkan
sumber belajarnya.
alternatif
penelitian
tindakan
kelas
Perubahan
yang
dimaksud
adalah
untuk
Perubahan tingkah laku pada diri siswa
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui
seperti yang dikatakan terbentuk dengan adanya
pemilihan metode pembelajaran yang tepat.
proses belajar. Menurut Sardiman (2010, h. 21)
Metode pembelajaran yang dipilih dan
belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-
digunakan oleh guru adalah metode yang dapat
fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia
membuat siswa untuk berpikir secara aktif dan
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsure cipta, rasa
membangun
pengalaman
dan karsa. Lebih lanjut, belajar bukanlah kegiatan
pembelajaran
sekali tembak, melainkan proses belajar berlangsung
langsung.
pengetahuan Salah
satu
melalui metode
secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan
26
Siregar, Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa di SD Negeri 187/IV Kota Jambi
dengan materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum
respon lain untuk mengejar tujuan (Sukmadinana,
bisa memahaminya (Silberman, 2009, h. 27). Oleh
2007, h. 170). Menurut Bruner dikutip Budiningsih
karena itu, cara yang dipilih dalam proses belajar akan
(2005, h. 41) perkembangan kognitif seseorang terjadi
menentukan pemahaman siswa.
melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya
Salah satu landasan teoretik pendidikan
lingkungan,yaitu:
melihat
enactive,
iconic,dan
symbolic.
kewarganegaraan dengan metode simulasi adalah teori belajar konstruktivis yang mengatakan bahwa
Pendekatan kognitif menjelaskan bahwa satu
pengetahuan bukanlah tiruan dari kenyataan, tetapi
elemen yang paling penting dalam proses belajar
pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu
adalah apa yang seseorang bawa, yaitu pengetahuan
konstruksi
kegiatan
dalam situasi belajar. Apa yang telah diketahui
seseorang. Suparno (1997, h. 81) mengemukakan
kognitif
kenyataan
menentukan seberapa luasnya apa yang akan
defenisi
sebagai
dipelajari, diingat, dan dilupakan (Woolfolk, 1995, h.
pembelajaran yang menekankan pada peran aktif
241). Budiningsih (2005, h. 34) menjelaskan bahwa
siswadalam
pendekatan
melalui
kontruktivitistik
pemahaman dan memberi makna
belajar merupakan suatu proses internal yang
terhadap informasi dan peristiwa yang dialaminya.
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
Menurut
emosi dan faktor-faktor lain.
Santrock
(2009,h.
51)
pendekatan
konstruktivis sosial (social constructivis approach)
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam
menekankan konteks sosial dalam belajar dan bahwa
proses pembelajaran merupakan salah satu faktor
pengetahuan dibangun serta dikonstruksikan secara
penting yang sangat mempengaruhi hasil belajar
bersama-sama. Pelajar di dorong untuk memperoleh
siswa. Menurut Djamarah (2008, h. 38) aktivitas
pengetahuan secara aktif, menghubungkannya dengan
artinya
pengetahuan yang telah diasimilasikan dan membuat
sesuatuyang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
pengetahuannya sendiri dengan mengkonstruksikan
terjadi baik fisik maupun non-fisik,merupakan suatu
interpretasinya (Hanley dalam Muijs & Reynolds,
aktivitas.
2008, h. 194).
belajarmerupakan
Pendekatan ini pada dasarnya menekankan
kegiatan
atau
Aktivitas
keaktifan.
siswa
salah
satu
Jadi
segala
selama
proses
indikator
adanya
keinginan siswa untuk belajar.
pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan
Aktivitas berasal dari kata aktif (dalam
mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar
Manroe, 2008) yang berarti giat/gigih. Rujanto (2002,
mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai
h. 23) mengemukakan pengertian aktivitas sebagai
student centered daripada teacher centered. Sebagian
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani
besar waktu proses belajar mengajar berlangsung
atau rohani. Adapun belajar menurut Ali (2006, h. 31)
dengan berbasis pada aktivitas siswa.
diartikan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh
Landasan teoretik lainnya adalah teori belajar
pengetahuan dengan suatu proses didalamnya.
kognitivisme. Kognitivisme membahas bagaimana
Helgard dan Bower (1975) mendefinisikan belajar
orang-orang berpikir, menyelesaikan masalah, dan
berhubungan
membuat keputusan. Menurut Piaget dikutip Trianto
seseorang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
(2010, h. 29), perkembangan kognitif sebagian besar
bahwa belajar adalah usaha atau upaya sadar
ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak
seseorang
dengan
lingkungan.
tindakan, manipulasi
Pengetahuan penting
dalam
perubahan
memperoleh
tingkah
laku
pengetahuan,
datang
dari
pengalaman baru, sehingga terjadi perubahan tingkah
fisik,
dan
laku.
pengalaman-pengalaman lingkungan
dengan
terjadinya
Dengan demikian, aktivitas belajar adalah
perubahan perkembangan. Walaupun secara pasif
segala kegiatan, kerja seseorang dalam keadaan sadar
dipengaruhi oleh lingkungan, orang akan lebih aktif,
untuk
memilih,
sehingga terjadi perubahan tingkah laku bagi dirinya
memutuskan,
bagi
mempraktekkan,
memperhatikan, mengabaikan, dan membuat banyak
27
memperoleh
pengetahuan,
pengalaman
J D P, Volume 9, Nomor 1, April 2016: 25 - 36
yang mana perubahan tersebut akan bermanfaat bagi
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
dirinya maupun bagi orang lain dalam kehidupannya.
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
Sardiman (2011, h. 101) menyatakan bahwa
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
jenis aktivitas yang dapat dilakukanoleh siswa di
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
sekolah antara lain sebgai berikut; visual activities, oral
membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional ectivities. Sagala (2011, h. 124) menyatakan bahwa
afektif, dan psikomotoris. Menurut Sudjana (2009, hh.
ada beberapa aktivitas kejiwaan yangberhubungan erat
berikut:
dengan psikologi pendidikan yaitu: (1) pengamatan
pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis, dan
indera, (2) tanggapan, (3) fantasi, (4) ingatan, (5)
(6) evaluasi.
22-23) ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu sebagai
pikiran dan berpikir, (6) perhatian, (7) perasaan, dan
(1)
pengetahuan
atau
ingatan,
(2)
Dalam kedua aspek pertama disebut kognitif
(8) kemauan.
tingkat rendah, dan keempat aspek berikutnya
Jadi dengan klasifikasi aktivitas seperti
termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah efektif
diuraikan di atas, menunjukan bahwaaktivitas di
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau
yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di
organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris
sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebihdinamis,
berkenaan dengan hasil hasil belajar keterampilan dan
tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
aktivitas berlajar yang maksimal dan bahkan akan
psikomotoris, yaitu: gerakan refleks, keterampilan
memperlancar
pusat
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
dantrasformasi kebudayaan. Kreativitas guru mutlak
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,
diperlukan agar dapatmerencanakan kegiatan siswa
gerakan ekspresif dan gerakan interpretatif.
peranannya
sebagai
yang sangat bervariasi itu. Mulyana
(2003,
Menurut Suprijono (2009, hh. 5-6), hasil h.
16)
menyebutkan
belajar
adalah
pola-pola
perbuatan,
nilai-nilai,
beberapa hal yang perlu dilakukan supaya siswa aktif,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
yaitu: (1) siswa mengembangkan rasa percaya diri dan
ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar
mengurangi rasa takut, (2) siswa diberi kesempatan
berupa hal-hal sebagai berikut: a) Informasi verbal,
untuk berkomunikasi ilmiah, (3) melibatkan siswa
yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasi, (4)
bentuk
melibatkan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
Kemampuan merespons secara spesifik terhadap
pembelajaran secara keseluruhan.
rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
bahasa,
baik
lisan
maupun
tertulis.
Berdasarkan paparan di atas, aktivitas belajar
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah,
adalah segala kegiatan, kerja seseorang dalam
maupun penerapan aturan. b) ketrampilan intelektual,
keadaan sadar untuk memperoleh pengetahuan dan
yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku
lambang.
bagi dirinya yang mana perubahan tersebut akan
kemampuan analitis-sintetis fakta dan konsep, dan
bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain dalam
mengembangkan
kehidupannya. Aktivitas belajar dalam penelitian ini
ketrampilan
meliputi: (a) oral activities, yaitu bertanya jawab; (b)
melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
Ketrampilan
intelektual
prinsip-prinsip
intelektual
merupakan
terdiri
dari
keilmuan.
c)
kemampuan
listening activities, yaitu berdiskusi; (c) writing activities,
Pengertian di atas maka hasil belajar adalah
yaitu menulis laporan; (d) emotional activities, yaitu
perubahan tingkah laku siswa baik dari segi kognitif,
berani maju ke depan kelas; (e) motor activities, yaitu
afektif, maupun psikomotorik akibat adanya interaksi
melakukan simulasi.
antara
stimulus
merangsang
28
sebagai
terjadinya
sumber kegiatan
yang
dapat
belajar
yang
Siregar, Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa di SD Negeri 187/IV Kota Jambi
ditangkap melalui indera dengan respon siswa.Hasil
melihat dan meniru bukan hanya dari benda, namun
belajar yang diukur dalam penelitian ini terbatas pada
juga dengan role play, scenario settings, studi kasus.
hasil belajar dari segi kognitif pada setiap siklus.
Selain
Adapun aspek afektif dan psikomotor menjadi bagian
berkomunikasi,
dari pengukuran aktivitas belajar siswa.
perilaku, dan melatih keterampilan.
itu
simulasi
juga
cara
dapat
melatih
pengkajian,
cara
managemen
Metode adalah cara yang digunakan untuk
Ada beberapa macam bentuk simulasi.
mengimplementasikanrencana yang sudah disusun
Wahab (2007, h. 109) membagi simulasi menjadi 3
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
bentuk, yaitu: bermain peran (role playing), drama
tercapai secara optimal (Sanjaya, 2008, h. 147). Ini
kehidupan masyarakat (socio-drama), dan permainan
berarti metode digunakan untukmerealisasikan proses
(games simulation). Sementara Moore (2005, h. 271)
belajar mengajar yang telah ditetapkan.Menurut
menyatakan ada dua bentuk simulasi, yaitu: simulasi
Ginting (2008, h. 42), metode pembelajaran dapat
manusia (human simulations) dan simulasi manusia-
diartikan
komputer (person-to-computer simulations).
cara
atau
pola
yang
khas
dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta
Metode pembelajaran simulasi merupakan
berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar
metode pembelajaran yang membuat suatu peniruan
terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.
terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan
Dari uraian di atas dapat diambil suatu
sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Metode
kesimpulan bahwa suatu metode yang akan digunakan
pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa
dalam proses belajar mengajar bisa dikatakanbaik jika
mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan
metode itu bisa mengembangkan potensi peserta
sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk
didik.
memperoleh Simulasi berasal dari kata simulate yang
konsep
keterampilan
pembuatan
keputusan.Metode pembelajaran ini diterapkan dalam
artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.
dunia
Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan
kemampuan
cara
dengan
sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi
kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses
seperti dijabarkan dalam Smaldino dkk. (2005, h. 33)
simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.
penyajian
pengalaman
belajar
pendidikan
adalah sebuah abstraksi atau penyederhanaan dari
dengan
yang
Model
tujuan
dianalogikan
pembelajaran
mengaktifkan
dengan
simulasi
proses
bertujuan
sejumlah situasi atau proses dalam kehidupan nyata.
untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat
Sementara Wahab (2007, h. 108) menjelaskan
profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2)
simulasi sebagai salah satu strategi belajar mengajar
memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
yang meminta siapa saja yang terlibat dalam strategi
prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4)
tersebut untuk menganggap dirinya sebagai orang lain
meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan
bertindak dan merasakan. Simulasi merupakan salah
motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk
satu model pembelajaran yang membawa peserta didik
mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7)
ke dalam situasi yang direkayasa seperti sebenarnya
menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih
dengan memerankan tokoh tertentu.
siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Larew, dkk. simulasi
berarti
(2006) menyebutkan bahwa
suatu
kegiatan
yang
Sanjaya (2007) menyatakan bahwa terdapat
didesain
beberapa
kelebihan
dan
sebagai
dengan
menyerupai sehingga memungkinkan peserta memiliki
menggunakan
pengalaman melakukan sesuatu dalam situasi yang
mengajar.Kelebihan metode pembelajaran ini di
hampir sama dengan risiko minimal. Pengertian
antaranya adalah:(1) Simulasi dapat dijadikan sebagai
simulasi menurut Webster’s dalam Sanford (2010)
bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
adalah “to look or act like.” Hal ini berarti kegiatan
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,
29
simulasi
kelemahan
metode
J D P, Volume 9, Nomor 1, April 2016: 25 - 36
masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja; (2)
METODE PENELITIAN
Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa,
Metode
penelitian
memainkan peranan sesuai dengan topik yang
Research). Adapun lokasi yang digunakan dalam
disimulasikan;
memupuk
penelitian ini adalah SDN 187/IV Kota Jambi yang
keberanian dan percaya diri siswa; (4) Memperkaya
beralamat di Jln. Adi Sucipto RT 05 Kecamatan Jambi
pengetahuan,
yang
Selatan, dan adapun subjek dalam penelitian ini adalah
diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial
siswa kelas IV di SDN 187/IV Kota Jambi yang
yang
sikap,
problematis;
meningkatkan
Simulasi dan dan
gairah
dapat
keterampilan (5)
Kelas
menggunakan
Penelitian
(3)
Tindakan
ini
karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk
(Classroom
Action
Simulasi
dapat
berjumlah 9 siswa. Dalam pengumpulan data, penulis
dalam
proses
menggunakan tes sebagi alat penelitian. Siswa dites
siswa
permbelajaran.
dengan memberikan lembaran kerja siswa berupa
Sedangkan kelemahan metode pembelajaran
ujian. Disamping instrument test yang diberikan oleh
ini, di antaranya adalah: (1) Pengalaman yang
guru, ada beberapa instrumen lain yang digunakan
diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
diantaranya seperti; observasi, wawancara dan angket.
dengan kenyataan di lapangan; (2) Pengelolaan yang
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester
kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
ganjil tahun ajaran 2013/2014, yang lebih tepatnya
hiburan,
pada bulan September 2013 sampai denganbulan
sehingga tujuan pembelajaran menjadi
terabaikan; dan (3) Faktor psikologis seperti rasa malu
Oktober 2013.
dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan
Pada setiap siklus, seperti yang sudah
(PKn) merupaka salah satumata pelajaran wajib dalam
dikatakan sebelumnya bahwa ada beberapa hal yang
kurikulum di semua jenjang pendidikan, mulai
harus dilakukan seperti, perencanaan, pelaksanaan,
daritingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat
observasi dan refleksi. Dengan demikian, di bawah ini
perguruan tinggi. Hal ini, ditegaskandalam Undang-
akan dipaparkan lebih rinci atau tahap demi tahap.
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pada setiap perencanaan dalam setiap siklus
Pendidikan Nasional pasal 37, sebagai berikut: Kurikulum
pendidikan
dasar
penelitian,
dilaksanakan
beberapa
hal
seperti;
maupun
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,
menengah wajib memuat: (a) pendidikan agama, (b)
menyiapkan materi ajar, menyusun alat evaluasi dan
pendidikan
juga menyiapkan lembaran observasi.
kewarganegaran,
(c)
bahasa,
(d)matematika, (e) ilmu pengetahuan alam, (f) ilmu
Selanjutnya, pada tahap action dalam setiap siklus
pengetahuan sosial, (g) senidan budaya, (h) pendidikan
dilaksanakan pengajaran mengenai topik-topik yang
jasmani dan olah raga, (i) keterampilan kejuruan,(j)
sudah disediakan. Materi pada siklus pertama adalah
muatan lokal. Kurikulum pendidikan tinggi wajib
Mengenal pemerintahan desa (kepala desa dan BPD)
memuat
dan perangkat desa (sekretarisdesa, sekretariat desa,
(a)
pendidikanagama,
(b)
pendidikan
kewarganegaraa, (c) bahasa.
pelaksana teknis lapangan, dan unsur kewilayahan)
Berdasarkan pasal tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan
salahsatu
dan mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
mata
pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. Pada
pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada
siklus
warga negara, hal ini dikarenakan Pendidikan
persyaratan dan cara pemilihan kepala desa. Adapun
Kewarganegaraan
program
materi pada siklus ke tiga adalah Tata Cara dan
pendidikanyang membekali siswa dengan seperangkat
Persyaratan Pembuatan Kartu Tanda Penduduk
pengetahuan guna mendukung peran aktif mereka
(KTP).
merupakan
dalam masyarakat dan negara di masa yang akan datang.
30
ke dua materi
pembelajarannya
adalah
Siregar, Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa di SD Negeri 187/IV Kota Jambi
Hasil observasi yang dilakukan pada setiap siklus
masih terdapat siswa yang kurang fokus, b) saat siswa
menunjukkan adanya peningkatan semangat dalam
simulasi terdapat siswa yang kurang melaksanakan
belajar.
perannya dengan baik walau hanya 1, 2 orang saja, c) Dan setelah itu dilakukan refleksi pada
alokasi waktu untuk menerapkan metode permainan
keseluruhan aktivitas selama penelitian dilaksanakan
simulasi masih terbilang kurang, sehingga setiap
dan pada tahap inilah akan diambil keputusan apakah
tahapan dalam pembelajaran permainan simulasi
akan melangkah ke siklus berikutnya atau tidak.
mendapat alokasi waktu yang kurang maksimal, d)
Pada melakukan
siklus
semua
pertama, process
setelah
dalam
peneliti
PTK
masih terdapat siswa yang belum dapat bekerjasama
maka
dalam kegiatan simulasi.
ditemukan beberapa hal seperti; a) sebagian besar
Dengan demikian, perbaikan yang dapat
siswa belum mengerti tahapan metode simulasi dan
dilakukan pada siklus berikutnya adalah: a) guru
kegiatan atau tugas yang harus dilakukan dalam setiap
meningkatkan intensitas pemberian motivasi kepada
tahapan, b) masih ada siswa yang tidak berperan
siswa agar semua siswa lebih termotivasi untuk terlibat
dengan baik dalam proses simulasi, c) masih terdapat
aktif dalam pembelajaran, b)
siswa yang belum termotivasi untuk aktif terlibat dalam
pembagian peran guru harus lebih selektif dan tegas
pembelajaran pkn, d) alokasi waktu yang kurang tepat
lagi.
pada setiap tahapan-tahapan pembelajaran yang
dalam
hal
Pada siklus yang ke tiga, partisipasi siswa
dilakukan, e) guru kurang menjalankan perannya
dalam
sebagi fasilitator, motivator dan kurang melakukan
peningkatan sesuai yang diharapkan, dimana pada
metode
simulasi
semakin
menunjukkan
monitoring terhadap jalannya diskusi kelompok.
semua indikator mengalami peningkatan. Secara
Dengan demikian, maka perbaikan yang bisa
keseluruhan pelaksanaan metode simulasi pada siklus
dilaksanakan pada tindakan siklus berikutnya,adalah:
III sudah terlihat seperti yang diharapkan, semua siswa
a) guru menjelaskan secara lebih terperinci mengenai
menunjukkan perubahansikap dengan baik dan
langkah-langkah metode simulasi serta tugas masing-
menunjukkan pertumbuhan-petumbuhan indikator
masing siswa dan kelompok, b) guru lebih tegas
aktivitas belajar. Dari tindakan siklus III, peneliti tidak
mengkondisikan
lagi menemukan permasalahan yang krusial, sehingga
siswa,
terutama
pada
saat
mengarahkansiswa dalam proses simulasi, c) guru
penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
memberikan motivasi secara lebih intens agar siswa
Selanjutnya untuk mengukur unjuk kerja,
dapat aktif terlibat dalam pembelajaran pkn, d) alokasi
pada akhir pertemuan di siklus I diberikan tes. Hasil
waktu untuk setiap tahapan pembelajaran disusun
evaluasi belajar siswa pada siklus I disajikan pada tabel
kembali sesuai dengan kondisi siswa agar setiap
1.
tahapan pembelajaran dapat dilaksanakansecara Tabel 1. Hasil pre test pada siklus I
optimal. Pada siklus yang ke dua, siswa sudah
No
semakin aktif terlibat dalam metode simulasi. Hanya
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
beberapa orang siswa saja yang terlihat pasif dalam metode simulasi. Siswa sudah semakin menguasai materi dengan baik, kekompakan dan kerjasama kelompok semakin terlihat kokoh, mau mendengarkan penjelasan materi dari siswa lain dan lain sebagainya. Pelaksanaan simulasi cukup dinilai ada kemajuan dimana siswa sudah
semakin paham
tentang
Nama Jenis Siswa Kelamin AR L AH L AMS P BSM L CC P DS P RA P RF L RAP P Rata-rata
KKM
Nilai
Keterangan
75 75 75 75 75 75 75 75 75
68 64 76 60 72 64 68 58 62
Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas
65,78
pelaksanaannya. Tetapi walaupun demikian, pada siklus yang kedua masih ditemukan beberapa
Seperti yang ditunjukkan pada tabel 1, siswa
permasalahan seperti: a) pada pelaksanaan simulasi
yang memperoleh nilai Tuntas hanya sebanyak 2 orang dari 9 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 7
31
J D P, Volume 9, Nomor 1, April 2016: 25 - 36
Tabel 3. Hasil post test pada siklus II
orang belum tuntas. Adapun hasil belajar yang dicapai siswa baru mencapai rata-rata nilai 65,78. Dengan demikian
dilakukanlah
menggunakan
metode
pengajaran simulasi.
No
dengan
Dan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
setelah
pengajaran diadakan, maka kembali guru menguji kemampuan siswa melalui test yaitu post-test pada siklus pertama dan hasilnya terlihat pada table 2. Tabel 2. Hasil post test pada siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama Jenis Siswa Kelamin AR L AH L AMS P BSM L CC P DS P RA P RF L RAP P Rata-rata
KKM
Nilai
Keterangan
75 75 75 75 75 75 75 75 75
76 72 85 68 80 70 72 68 76
Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas
KKM
Nilai
Keterangan
75 75 75 75 75 75 75 75 75
76 78 90 72 80 74 78 74 80
Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas
78,00
Dengan demikian maka perlu dilanjutkan ke siklus yang ke tiga. Dengan berbagai perbaikan setelah semua hal yang telah dilakukan pada siklus pertama direfleksi seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya. Untuk melihat perkembangannya, maka table 4 telah dipaparkan hasil belajar siswa pada siklus yang ke tiga.
74,11
Tabel 4. Hasil post test pada siklus III
Dari tabel di atas, terlihat peningkatan hasil belajar siswa setelahditerapkannya metode simulasi.
No
Dari hasil pre test yang dilakukansebelum penerapan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
metode simulasi, nilai rata-rata siswa yaitu sebesar 65,78.Sedangkan setelah diterapkannya metode simulasi nilai rata-rata siswa menjadi 74,11. Walaupun masih berada di bawah nilai KKM, namun terdapat peningkatan rata-rata sebesar
0,11%.
Hal ini
menunjukan bahwa penerapan metode simulasi dapat menunjangkeberhasilan
Nama Jenis Siswa Kelamin AR L AH L AMS P BSM L CC P DS P RA P RF L RAP P Rata-rata
siswa
dalam
mencapai
prestasi belajar.
Nama Jenis Siswa Kelamin AR L AH L AMS P BSM L CC P DS P RA P RF L RAP P Rata-rata
KKM
Nilai
75 75 75 75 75 75 75 75 75
82 86 94 80 90 82 84 78 86
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 84,67
Dari tabel 4, terlihat peningkatan hasil belajar
Dengan demikian maka perlu dilanjutkan ke
siswa setelah diterapkannya metode simulasi pada
siklus yang ke dua. Dengan berbagai perbaikan setelah
siklus III. Dari hasil post test pada siklus II, nilai rata-
semua hal yang telah dilakukan pada siklus pertama
rata siswa yaitu 78,00.Sedangkan hasil post test pada
direfleksi seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya.
siklus III nilai rata-rata siswa menjadi 84,67. Nilai rata-
Untuk melihat perkembangannya, maka table 3 telah
rata kelas sudah berada di atas nilai KKM, dan seluruh
dipaparkan hasil belajar siswa pada siklus yang ke dua.
siswa (100%) memperoleh nilai di atas KKM.
Dari tabel 3, terlihat peningkatan hasil belajar
Dengan demikian, karena semua siswa sudah
siswa setelah diterapkannya metode simulasi pada
mencapai kriteria kelulusan minimum maka tidak perlu
siklus II. Dari hasil post test pada siklus I, nilai rata-rata
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dari hasil analisis
siswa yaitu 74,11.Sedangkan hasil post test pada
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 78,00. Nilai rata-
tindakan kelas dengan penerapan model simulasi
rata kelas sudah berada di atas nilai KKM, namun
dalam pembelajaran setelah siklus III dapat dinyatakan
masih ada 3 dari 9 orang siswa yang memperoleh nilai
berhasil.
di bawah KKM.
32
Siregar, Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa di SD Negeri 187/IV Kota Jambi
Untuk melihat secara jelas hasil penelitian
tampak berdiskusi dan saling mempertahankan
yang dilakukan untuk setiap siklus, table 5 adalah
pendapat. Kemudian, pada saat dilakukan simulasi,
sajian data perkembangan hasil belajar siswa:
siswa terlihat antusias. Perubahan positif lainnya, terlihat dari hasil belajar siswa dimana pada tes yang
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Ketiga
dilakukan pada tiap siklusnya, tingkat ketuntasan siswa
Siklus
menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan yang terjadi pada pelaksanan
No
Nilai
Nama Siswa
penelitian
tindakan
kelas
ini
membuktikan
1
AR
Siklus I 76
2
AH
72
78
86
pada kelas yang menjadi subjek dengan harapan akan
3
AMS
85
90
94
terjadinya perubahan dalam proses pembelajaran PKn
4
BSM
68
72
80
pada khusunya
5
CC
80
80
90
6
DS
70
74
82
ditemukan
7
RA
72
78
84
keberhasilan
metode
8
RF
68
74
78
Berdasarkan
pengamatan
9
RAP
76
80
86
pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta melihat
74,11
78,00
84,67
Rata-rata
Siklus II 76
Siklus III 82
ketercapaian tujuan dari penelitian tindakan kelas itu sendiri yakni bertujuan untuk memberikan tindakan
Selama penerapan metode simulasi di kelas IV, pembelajaran
tersebut.
terhadap
proses
atau
hambatan
yang
ditemui
dalam
Pertama, Alokasi waktu untuk menerapkan
sebesar 74,11; siklus II sebesar 78,00; dan pada siklus
metode simulasi secara utuh, diperlukan waktu yang
III sebesar 84,67.
cukup lama, mengingat banyaknya rangkaian kegiatan
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
dalam metode permainan simulasi. Kesulitan dalam
bahwa hasil penelitian tindakan kelas dengan metode
menetapkan alokasi waktu sangat terasa pada saat
simulasi dalam pembelajaranPKn setelah siklus III Keberhasilan
mencapai
berikut.
belajar siswa mengalami peningkatan yaitu, siklus I
berhasil.
dalam
pelaksanaan metode permainan simulasi sebagai
Seperti yang disajikan pada tabel 5, hasil
dinyatakan
kendala
dari data yang telah terkumpul, dapat diketahui bahwa kendala
dapat
beberapa
melaksanakan permainan dan melakukan simulasi,
ini
permainan digunakan untuk menumbuhkan minat dan
ditunjukkan oleh indikator sebagai berikut: a) siswa
motivasi siswa untuk dapat melakukan simulasi.
seluruhnya dinyatakan berhasil mencapai kategori
Kedua, minimnya pengetahuan dan wawasan
tuntas belajar, yaitu 100% siswa tuntas, b) hasil belajar
siswa mengenai metode simulasi karena masih jarang
siswa mencapai rerata 84,67 melebihi kriteria yang
guru yang menggunakannya sehingga siswa kurang
telah ditetapkan yaitu KKM sebesar 75,00, c) proses
memahami langkah-langkah metode simulasi sehingga
belajar PKn menggunakan metode simulasi berhasil,
pada awalnya siswa merasa kebingungan dengan
dalam hal ini siswa menunjukkan aktifitas belajar yang
kegiatan yang akan dilaksanakan.
tinggi yang berdampak terhadap hasil belajarnya.
Ketiga, masih terdapat siswa yang kurang aktif
Dari siklus ke siklus, tindakan yang diberikan
dan lebih memilih menjadi pasif pada saat pada
terlihat memberikan hasil yang cukup baik dalam
pelaksanaan penerapan metode simulasi. Seperti pada
merubah siswa yaitu menumbuhkan aktivitas belajar
pelaksanaan simulasi pada siklus II, ada siswa yang
siswa dalam pembelajaran PKn. Hal ini terlihat dimana
tidak bekerja sama dengan baik dan lebih memilih
siswa menyimak materi yang diberikan dengan cermat,
memahami materi secara sendiri.
kemudian siswa mampu memberikan tanggapan
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan
terhadap materi yang ditanyakan oleh guru, serta
dengan melihat kendala yang dihadapi ketika
siswa turut serta aktif dalam pembelajaran dan
penerapan metode permainan simulasi, maka upaya
mengalami sendiri apa yang dipelajari. Selain itu, siswa
33
J D P, Volume 9, Nomor 1, April 2016: 25 - 36
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala atau
digunakan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
hambatan dalam penerapan metode simulasi adalah
Hasil perubahan aktivitas belajar yang ditunjukkan
sebagai berikut:
siswa dari siklus ke siklus menunjukkan pertumbuhan
Pertama, guru harus bisa membuat rencana
aktivitas belajar siswa dengan hasil yang sangat baik.
yang matang mengenai pembelajaran yang akan
Seluruh indikator aktivitas belajar yakni berani
diajarkan di kelas. Setiap kegiatan yang akan dilakukan
bertanya jawab, menyimak, berdiskusi, menulis
oleh guru harus tersusun dengan baik dan sistematis.
laporan, berani maju ke depan kelas, dan melakukan
Kemudian guru juga harus bisa mengalokasikan waktu
simulasi sudah mulai tumbuh pada diri siswa. Siswa
dengan baik. Setiap kegiatan dalam pembelajaran
yang tadinya bersikap pasif, selama penelitian
diberikan alokasi waktu yang tepat supaya setiap
berlangsung menjadi aktif belajar.
tindakan yang sudah direncanakan dapat berlajalan
Penerapan
metode
simulasi
pada
secara utuh dan sesuai dengan yang diharapkan.
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas
Diperlukan rencana yang matang mengenai alur
IV SD Negeri 187/IV Kota Jambi sangat efektif
kegiatan tersebut agar setiap langkah dalam metode
digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
simulasi dapat tersusun dengan baik dan dapat
Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan
dijalankan secara sistematis sesuai dengan alokasi
meningkatkan nilai tes pada setiap siklus dengan rerata
waktu yang ada.
di atas KKM, yaitu di atas 75.
Kedua, guru berusaha memahami dengan
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang
benar tentang makna dan langkah-langkah metode
telah dipaparkan sebelumnya, maka saran-saran yang
simulasi sehingga guru dapat memberikan penjelasan
disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian
dan pengarahan yang jelas kepada siswa. Untuk itu,
adalah
guru dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam
meningkatkan pemahaman mengenai makna dan
memberikan penjelasan dan pengarahan, dengan kata
prosedur metode simulasi dan memberikan variasi
lain, ketika siswa sulit memahami langkah-langkah
dalam
simulasi dengan penjelasan secara lisan, maka guru
sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan
harus memberikan alternatif lain dalam memberikan
secara
penjelasan dan pengarahan tersebut, yaitu bisa melalui
menciptakan permainan-permainan yang edukatif dan
gambar.
menyenangkan bagi siswa, c) guru harus bisa
bisa
sebagai
menjelaskan optimal, b)
Ke tiga, untuk menjaga motivasi belajar siswa
mengalokasikan
dilakukan
dengan
menambah
berikut:
a)
prosedur guru
waktu
guru
hendaknya
metode
harus
sesuai
simulasi,
kreatif
dengan
dalam
jam
intensitas
pembelajaran,di samping itu guru harus menguasai
pemberian motivasi belajar dan berbagai permainan
situasi belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di
edukatif pada siswa yang melibatkan siswa secara
luar kelas, d) guru harus memiliki kemampuan untuk
keseluruhan di setiap kesempatan selama proses
membangkitkan semangat belajar siswa dengan cara
pembelajaran. Pemberianreward pada siswa juga bisa
memberikan motivasi untuk belajar, e) agar proses
dilakukan yaitu dengan memberi reward kepada setiap
pembelajaran di sekolah menjadi lebih maksimal,
pemenang permainan.
maka
guru
perlu
diberi
kebebasan
yang
bertanggungjawab untuk berekspresi secara kreatif KESIMPULAN DAN SARAN
dan inovatif dalam menentukan metodepembelajaran yang akan diterapkan di sekolah, f) perlu adanya
Berdasarkan
dan
fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
rangka mengoptimalkan proses pembelajaran agar
kesimpulan sebagai berikut:
lebih berkualitas.
Penerapan
hasil
metode
penelitian
simulasi
pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SD Negeri 187/IV Kota Jambi sangat efektif
34
Siregar, Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa di SD Negeri 187/IV Kota Jambi
Miles & Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Metode-metode Baru, Jakarta: UI Press.
ACUAN PUSTAKA Ahmadi, A. & Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Moleong, L. (2005). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya
Alhidayat. (2009). Penerapan metode simulasi untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di Kelas IVB SD Negeri 65 Kota Bengkulu. Skripsi. Bengkulu:
Manroe, F. (2005). Humas membangun citra dengan komunikasi. Cetakan Kedua, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIB.
Muhajir, A. (2012). Peningkatan aktivitas belajar
dengan metode simulasi pembelajaran PKn Kelas VI M.I.S Nahdotusshibyan Kuala Dua
Arikunto, S. (1996). Manajemen penelitian. Jakarta: RenekaCipta
Ali, M. (2006). Kamus lengkap Bahasa Indonesia modern. Jakarta: Pustaka Amani
Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. BumiAksara
Muijs, D dan Reynolds, D. (2008). Effective teaching. Yogyakarata: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S & Suhardjo. (2007). Penelitian tindakan kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Mulyana, H. (2003). Manajemen sistem pengelolaan
Arikunto, (2010). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: BumiAksara
pengembangan kemampuan profesianal tenaga dosen akademi keperawatan, Tesis. Bandung: Program Pasca Sarjana USI
Aqib, Z et al. (2011). Penelitian tindakan kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: CV. Yrama Widya.
Nurmalina
&
(2008). Memahami kewarganegaraan. Bandung:
Syaifullah.
pendidikan
Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.
Budiningsih, A. (2005). Belajardan pembelajaran. Jakarta: Rinekacipta Rujanto,
Depdiknas. (2006). Standar isi kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Depdikbud.
K. (2006). Pengaruh program safe motherhood Unicef terhadap kinerja bidan desa di kabupaten sorong. Penelitian tidak dipublikasi program magister kebijakan & manajemen pelayanan kesehatan, UGM.
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: AsdiMahasta
Sagala, S. (2011). Konsep dan makna pembelajaran:
Fathurrohman, P & Sutikno, M. S. (2007). Strategi
Untuk membantu memecahkan prolematika belajar mengajar. Bandung: Alfabeta
belajar mengajar: strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melalui penanaman konsep umum dan konsep Islami. Bandung:
Sanjaya,
PT. RefikaAditama
W. (2007). Strategi pembelajaran berorientasi pendidikan. Jakarta: Kencana
Hilgard, E. R. & Bower G. H. (1975). Theories of learning. Englewood Cliffs. New York: Prentice Hall
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana
Fatimah. (2010). Penerapan metode simulasi untuk
Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan (Edisi 3 Buku 1). Jakarta: Salemba Humanika.
meningkatkan hasil belajar siswapada mata pelajaran PKn di Kelas IV SDN Kemiri Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. Skripsi. Malang: PGSD Universitas Negeri
Sardiman. (2010). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Malang.
Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Joyce, B .et al. (2009). Models of Teaching.Jakarta: Pustaka Pelajar
35
J D P, Volume 9, Nomor 1, April 2016: 25 - 36
Silberman, M. L. (2004). Active learning: 101 Cara belajar siswa aktif. Bandung: Nusamedia. Slameto. (2003). Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Smaldino, dkk. (2005). Instructional technology and media for learning. New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall, Upper Saddle River. Sudjana.
(2009). Metode mengajar permainan simulasi. Jakarta : Media Press
Sukmadinata, N. S. (2001). Pengembangan kurikulum teoridan praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet-ke-IV Suparno, P. (1997). Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Wiriaatmadja. (2006). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Woolfolk, A. (2004). Educational Psychology, Active learning edition bagian kedua. Terjemahan Hely Prayitno S dan Sri Mulyantini S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
36