PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SAINS KELAS V DI SDN 219/IV KOTA BARU JAMBI Oleh : ILHAM MASDARI NIM. A12D110006
ABSTRAK Penggunaan media dalam setiap pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting bagi guru maupun siswa di sekolah dasar. Bagi guru dengan menggunakan media dapat memudahkan dalam penyampaian materi yang diajarkan. Sedangkan bagi siswa penerapan media dalam pembelajaran dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap penerapan media dalam pembelajaran sains. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru Jambi. Beberapa teori yang mendukung penelitian ini adalah persepsi, media pembelajaran, dan pembelajaran sains. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan populasi semua siswa yang belajar di SDN 219/IV Kota Baru yang berjumlah 751, sampel dalam penelitian ini adalah 95 siswa yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas V A sebanyak 49 siswa dan kelas V B sebanyak 46 siswa. Jenis data yang diperlukan adalah data langsung, data ini diperoleh berdasarkan jawaban angket yang dilanjutkan dengan analisa data, kemudian diolah dan dilakukan penafsiran, diukur dari persentasenya. Hasil penelitian ini menunjukkan, persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru kualitasnya baik (82%). Dari hasil temuan ini penggunaan media dalam pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru sudah dapat dikatakan baik. Kata Kunci: Persepsi dan Penerapan Media
PENDAHULUAN Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di jenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai ke tingkat SLTA. Untuk pembelajaran sains yang menjadi fokus dalam pembelajaran yaitu adanya interaksi antara siswa dengan objek atau alam secara langsung. Secara umum sains memiliki arti sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena itu sains didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, sehingga secara umum istilah sains mencakup ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam. Secara khusus istilah sains dimaknai sebagai ilmu pengetahuan alam. Menurut Conant dalam Asy’ari (2006:07), sains diartikan sebagai bangunan atau deretan konsep yang paling berhubungan sebagai hasil dari eksperimen dan observasi. Sedangkan Asy’ari (2006:07), berpendapat “dikatakan sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara terkontrol”. Oleh karena itu, pembelajaran sains seharusnya diciptakan kondisi agar siswa selalu aktif untuk ingin tahu sehingga pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam sekitar. Untuk itu siswa perlu diajak untuk berpikir secara induktif dan juga secara deduktif.
Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh dalam setiap proses pembelajaran, khususnya pembelajaran sains. Guru tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa tetapi guru juga harus menanamkan konsep pengetahuan sampai siswa memahami materi yang diajarkan. Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran merupakan individu yang unik dengan segala karakteristik yang berbeda-beda. Tidak mudah bagi seorang guru dalam proses pembelajaran menanamkan konsep pengetahuan yang dapat langsung dipahami oleh siswa. Pemilihan strategi ataupun penerapan penggunaan media pembelajaran yangtepat sangatlah penting, bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman yang baik. Yaitu dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, dan menerapkan media-media pembelajaran yang relevan dalam suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran juga harus bergantung pada objek-objek kongkret (nyata) dan pengalaman yang dialami siswa secara langsung agar pengalaman tersebut menjadi sebuah ilmu yang selalu melekat dalam ingatan mereka. Maka diperlukanlah penerapan sebuah media pembelajaran yang efektif dalam proses kegiatan belajar mengajar agar anak dapat lebih tertarik belajar dan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Maka dari itu, guru harus menyadari bahwa pelajaran yang menarik perhatian siswa sebagai mana juga setiap siswa menaruh perhatian pada bahan pelajaran yang sama. Karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat memberi motivasi, membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sudah diajarkan dengan cara menggunakan media pembelajaran yang pas. Siswa akan mudah dalam memahami konsep materi apabila guru menggunakan media dalam proses pembelajaran. Pembelajaran IPA ataupun sains harus memiliki pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh melalaui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Siburian dan Asrial (2010:154-155) mengemukakan “Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu: 1. Kemampuannuntuk mengetahui apa yang diamati, 2. Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindaklanjut eksperimen, 3. Dikembangkannya sikap ilmiah”. Dari ke tiga kemampuan dalam IPA di atas diperlukanmedia pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dalam IPA tersebut. Denganmenggunakan mediapembelajaran dapat membantu guru untuk memfasilitas proses belajar siswa. Media pembelajaran juga dapat membantu guru untuk mempermudah proses belajar, memperjelas materi pembelajaran dengan beragam contoh kongkret melalui media, memfasilitasi interaksi dengan siswa dan memberi kesempatan praktek kepada siswa (Siburian dan Asrial, 2010:30). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa guru akan efektif apabila dalam proses pembelajaran Sains menggunakan media pembelajaran. Didasari oleh guru bahwa penggunaan media dalam pembelajaran sains akan lebih memudahkan siswa memahami konsep materi yang diajarkan. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti di SDN 219/IV Kota Baru Jambi yang beralamat di Jl. Patimura RT. 14 Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Kota Baru, Jambi. Pada saat pembelajaran sains di kelas V guru hanya menggunakan media pembelajaran berbentuk LKS dan hanya menjelaskan materi dengan metode ceramah, jadi hanya sebagian siswa yang terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran, dari 40 siswa hanya 15 siswa yang dapat mengerjakan soal latihan dengan baik. Fenomena diatas menunjukkan bahwa guru belum maksimal menerapkan media dalam pembelajaran sains. Ditinjau dari siswa walaupun sudah menggunakan media dalam pembelajaran sains tetapi masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan melakukan penelitian mengingat belum optimalnya penerapan media dalam pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Jambi, penelitian tersebut berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Sains Di SDN 219/IV Kota Jambi”.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah persepsi siswa kelas VA dan VB SDN 219/IV Kota Baru Jambi terhadap penggunaan media pembelajaran sains. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah “Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru Jambi?” METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang diinginkan peneliti untuk mendapatkan data dengan menganalisis keadaan lapangan sebagaimana adanya. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka peneliti mengelompokkan penelitian ini dalam bentuk penelitian deskriptif analisis. Penelitian yang bersifat deskriptif analisis yaitu peneliti berupaya memberikan gambaran lapangan sebagaimana adanya dengan menganalisis data-data di lapangan. Menurut Aditya (2009 : 12), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian deskriptif merupakan cara untuk menemukan cara baru, menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan frekuensi kemunculan sesuatu, dan mengkategorikan informasi. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta. Ciri-cirinya adalah: a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada saat penelitian dilakukan, atau masalah yang bersifat aktual. b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalahyang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi yang rasional (Zulnaidi, 2007 : 46). Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya (Margono, 2010 : 118). Sedangkan menurut Satori dan Komariah (2010 : 46) populasi merupakan objek atau subjek yang berada disuatu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian ini adalah semua siswa yang belajar di SDN 219/IV Kota Baru Jambi yang berjumlah seluruh siswa dari kelas I sampai kelas VI. Keadaan populasi yang dijadikan objek penelitian adalah: Table 1 : Keadaan Populasi Siswa No. 1. 2.
Kelas 5A 5B Jumlah
Jumlah Siswa 49 46 95
Sampel Sampel adalah sebagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya representatif (Satori dan Komariah, 2010 : 46). Arikunto (2006 : 53) apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10 % - 15 % atau lebih. Jadi, dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, karena semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yang berjumlah 95 orang.
Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer yang langsung didapat dari hasil pengisian instrument berupa angket dan hasil observasi pada pembelajaran sains. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang kemudian diolah sebagai bobot nilai kemudian dihitung persentasenya. Data ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru Jambi. Menurut Arikunto (1999 : 222) instrument penelitian adalah suatu alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Data dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap penerapan media dalam pembelajaran sains. Instrument yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket dan lembar observasi. Menurut Arikunto (2006 : 151 - 152) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket peneliti digunakan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penerapan media dalam pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru Jambi. Seperti diterangkan di atas bahwa data penelitian ini akan dikumpulkan menggunakan instrument penelitian berupa angket. Angket yang digunakan disusun berdasarkan persepsi siswa terhadap penerapan media dalam pembelajaran sains. Dengan mengacu pada hal tersebut maka dibuatlah kisi-kisi instrument penelitian sebagai berikut: Table Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Sains Komponen Media Pembelajaran Penerapan media pembelajaran Ketersediaan media pembelajaran Pengembangan media pembelajaran Kriteria media pembelajaran Fungsi media pembelajaran Manfaat media pembelajaran
Indikator Penggunaan media dalam pembelajaran Dukungan media di sekolah Cara pengembangan media pembelajaran Media menarik Media mudah digunakan Keterampilan guru Fungsi motivasi Fungsi kognitif Siswa lebih aktif Mudahmemahami materi Mendapatkan pengalaman belajar Pembelajaran menjadi menarik Total
Nomor Butir 1,2
Jumlah Butir 2
3
1
4,5
2
6 7 8 9 10 11 12 13 14
3
2 4
14
Uji Validitas Dan Realibilitas Angket Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatantingkatan kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Hasil uji coba angket diukur kevaliditasannya dengan rumus product moment angka kasar yang dikemukakan Arikunto (2006:170), yaitu:
n(∑xy) - ( ∑x)( ∑y) rxy =
√{n. ∑x2- (∑x)2}{ n. ∑y2- (∑y)2} Dengan keterangan: rxy= koofisien korelasi angket n
= jumlah responden uji coba
X
= jumlah skor item
Y
= jumlah skor total
Langkah dalam menguji validitas adalah dengan menentukan nilai r table, dengan tingkat signifikan 95% (α = 0,05) dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika r hasil positif, serta r hitung ≥ r tabel maka butir tersebut valid. 2. Jika r hasil negatif, serta r hitung ≤ r tabel maka butir tersebut tidak valid. Menurut Arikunto (2006:178) reabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabelnya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk menguji realibilitas instrumen peneliti menggunakan internal consistency, yaitu dengan cara mencobakan insrtumen sekali saja kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi realibilitas instrumen. Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus alpha yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:196), yaitu: r11Keterangan: r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butiran soal
∑σ2b = jumlah varian butir σ2 t
= varian total
Langkah dalam menguji reliabilitas adalah dengan menentukan r tabel, dengan tingkat signifikan 95% (α = 0,05) dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif, serta r hitung ≥ r tabel maka butir tersebut reliabel. 2. Jika r alpha negatif, serta r hitung ≤ r tabel maka butir tersebut tidak reliabel. Analisis Data Dalam analisis data, data yang dikumpulkan melalui angket dianalisis dengan cara melakukan penskoran. Skor diperoleh dari hasil pemberian nilai pada masing-masing pernyataan angket. Penskoran angket persepsi siswa terhadap penerapan media dalam pembelajaran sains alternatif jawaban dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Jika jawaban selalu diberi skor 5 Jika jawaban sering diberi skor 4 Jika jawaban kadang-kadang diber skor 3 Jika jawaban jarang diberi skor 2 Jika jawaban tidak pernah diberi skor 1
Sebagaimana dikemukakan oleh Imron (1995 : 111) bahwa pengertian dari alternatif jawaban tersebut sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Selalu (selalu dilakukan) Sering (lebih banyak dilakukan dibandingkan tidak dilakukan) Kadang (sama banyak antara dilakukan dengan tidak dilakukan) Jarang (banyak tidak dilakukan dibandingkan dilakukan) Tidak pernah (sama sekali tidak dilakukan) Selanjutnya peneliti mencari kesimpulan dari persepsi siswa terhadap penerapan media dalam pembelajaran sain dengan menghitung persentase sesuai dengan pendapat Sudjana (2005: 67) dengan rumus sebagai berikut:
P
F X 100% N
Keterangan: P
= persentase
F
= jumlah skor yang diperoleh
N
= jumlah skor maksimal
Berdasarkan hasil persentase peneliti akan menetapkan kriteria dengan berpedoman kepada Sudjana (2005:67) sebagai berikut: Interval Persentase 89 % - 100 % 60 % - 88 % 41 % - 59 % 12 % - 40 % 0 % - 11 %
Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah angket disebarkan, kemudian data diolah sehingga diperoleh hasil penelitian. Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang persepsi siswa terhadap penggumaan media pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru Jambi. Hasil Uji Coba Angket Angket persepsi siswa diuji cobakan kepada 30 orang siswa kelas VD di SD 120/IV Aur Duri, kemudian angket tersebut dianalisis untuk diuji validitas dan realibitasnya dengan tingkat signifikan 95% (α = 0,05). Setelah dilakukan analisis validitas diketahui bahwa dari 14 pertanyaan terdapat 1 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu butir pertanyaan nomor 11. Hasil dari validitas angket persepsi siswa dapat dilihat pada lampiran 4. Untuk butir pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga butir pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian di SDN 219/IV Kota Baru hanya 13 butir pertanyaan. Dari hasil uji coba diperoleh nilai alpha r hitung sebesar 0,439 lebih besar dari r tabel yaitu 0,396 atau 0,439 ≥ 0,396. Jadi angket dinyatakan reliabel.
Dari hasil uji validitas dan reliabelitas angket persepsi siswa, instrumen yang memenuhi syarat 13 butir pertanyaan, kemudian angket tersebut diberikan kepada responden yang menjadi sampel yaitu sebanyak 95 siswa di SDN 219/IV Kota Baru terdiri dari kelas VA dan VB. Hasil Penelitian Persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru, secara lebih rincinya peneliti akan menguraikan pada tiap komponen media pembelajaran sebagai berikut: 38 media pembelajaran aspek penggunaan media dalam Persepsi siswa terhadap penggunaan pembelajaran sains ditunjukkan tabel berikut: Tabel Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Rentang Jawaban No
5
4
3
2 Sc
Jumlah
1 Sc
Kategori
F
Sc
F
Sc
F
F
Sc
F
Sc
1
26
130
45
180
13
39
8
16
3
3
95
368
77
Baik
2
28
140
43
172
20
60
3
6
1
1
95
379
80
Baik
3
35
175
32
128
22
66
5
10
3
3
95
382
80
Baik
285
1129 79
Baik
Total
F
Persen (%)
Rata-rata persentase
Grafik Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, persepsi siswa terhadap penerapan media pembelajaran aspek penggunaan media dalam pembelajaran adalah 79% kualitasnya baik. Hal ini berarti bahwa dalam pembelajaran sains sudah menggunakan media pembelajaran dengan baik. Pendeskripsiannya adalah sebagai berikut, (1) 35% atau sebanyak 26 siswa menyatakan sangat setuju jika dalam pembelajaran sains guru menggunakan media pembelajaran, 49% atau 45 siswa yang menyatakan setuju dan 11% 13 siswa menyatakan ragu-ragu sedangkan sisanya 4% dan 1% masing-masing 8 dan 3 siswa menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Ini berarti dalam pembelajaran sains sudah menggunakan media pembelajaran. (2) 37% atau sebanyak 28 siswa menyatakan sangat setuju bila belajar sains dengan menggunakan media, 45% atau 43 siswa setuju dan 16% atau 20 siswa menyatakan ragu-ragu sedangkan sisanya 2% atau 6 siswa menyatakan tidak setuju dan satu siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Berarti siswa akan lebih menarik jika belajar sains dengan media. (3) 46% atau 35 orang siswa menyatakan sangat setuju jika
pembelajaran sains menggunakan media, 34% atau 32 siswa yang memilih setuju dan 17% atau 22 siswa menyatakan ragu-ragu sedangkan sisanya 3% dan 1% atau 5 dan 3 orang siswa yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jadi media di SDN 219/IV Kota Baru bagi siswanya sangat mendukung proses pembelajaran sains. Tabel Persepsi Siswa Terhadap Pembuatan Media Pembelajaran Rentang Jawaban No
5
4
3
F
Sc
F
Sc
F
4
32
160
34
136
17
5
51
255
39
156
2
2 Sc
Jumlah
1
F
Sc
F
51
11
22
1
6
2
4
1
Sc
Persen (%)
Kategori
F
Sc
1
95
370
78
Baik
1
95
422
88
Baik
190
792 83
Baik
Total Rata-rata persentase
Grafik 2: Persepsi Siswa Terhadap Pembuatan Media Pembelajaran
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, persepsi siswa terhadap pembuatan media pembelajaran sains tergambar 83% bahwa media pembelajaran tidak hanya dibuat di sekolah, tetapi akan lebih mudah lagi bila dikerjakan bersama-sama. Artinya media pembelajaran akan lebih baik bila dikerjakan bersama-sama. Pendeskripsiannya adalah sebagai berikut, 43% atau 32 siswa menyatakan sangat setuju sedangkan 36% atau 34 siswa yang menyatakan setuju dan 13% atau 17 siswa yang menyatakan ragu-ragu, sisanya masing-masing 5% dan 0% dengan jumlah siswa 11 orang dan 1 orang yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Ini berarti media pembelajaran sains akan lebih mudah apabila dikerjakan bersama-sama. Tabel Persepsi Ketertarikan Siswa Terhadap Pembuatan Media Pembelajaran: Rentang Jawaban No 6
5
4
3
F
Sc
F
Sc
F
27
135
43
172
15
2 Sc 45
Total Rata-rata persentase
Jumlah
1
F
Sc
8
16
F 2
Sc 2
F
Sc
95
370
95
370
Persen (%)
Kategori
78
Baik
78
Baik
Grafik Persepsi Ketertarikan Siswa Terhadap Pembuatan Media Pembelajaran
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, persepsi ketertarikan siswa terhadap pembuatan media pembelajaran adalah 78% dinyatakan bahwa media yang digunakan guru dalam pembelajaran sains sangat menarik. Ini berarti apa yang dilakukan oleh guru SDN 219/IV Kota Baru sudah baik. Pendeskripsiannya adalah 36% atau 27 orang siswa menjawab sangat setuju, 46% atau 43 siswa menyatakan setuju, sedangkan 12% atau 15 siswa yang menyatakan ragu-ragu dan 5% atau 8 siswa yang menyatakan tidak setuju, sisanya 1% atau 2 siswa yang hanya sangat tidak setuju. Jadi kesimpulannya media yang digunakan guru dalam pembelajaran sains menarik bagi siswa. Tabel Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains mudah digunakan Dan Guru Terampil Rentang Jawaban No
5
4
3
F
Sc
F
Sc
F
7
27
135
34
136
26
8
35
175
38
152
17
2 Sc
1
F
Sc
78
6
12
2
51
3
6
2
Total Rata-rata persentase
Jumlah
F
Sc
Persen (%)
Kategori
F
Sc
2
95
363
76
Baik
2
95
386
81
Baik
95
749 79
Baik
Grafik Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Mudah Digunakan Dan Guru Terampil
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, persepsi siswa terhadap media pembelajaran sains mudah digunakan dan guru-guru terampil menggunakannya. Hal ini dapat dilihat dari 79% kualitasnya baik. Hal ini berarti bahwa dinyatakan media pembelajaran sains yaqng digunakan guru mudah dipelajari dan guru-gurunya terampil.
Pendeskripsiannya adalah sebagai berikut, (1) 37% atau 27 siswa telah menjawab sangat setuju, dan 37% atau 34 siswa yang menjawab setuju, sedangkan 21% atau 26 siswa lainnya menjawab ragu-ragu, sisanya 3% atau 6 siswa menjawab tidak setuju, dan 1% atau 2 orang siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. (2) 45% atau 35 siswa menjawab sangat setuju, 39% atau 38 siswa menjawab setuju, sedangkan 13% atau 17 siswa memberikan jawaban ragu-ragu, sisanya 2% dan 1% atau 3 siswa dan 2 siswa masing-masing menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Tabel Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Rentang Jawaban No
5
4
3
2 Sc
F
Jumlah
1
F
Sc
F
Sc
F
Sc
F
9
51
255
30
120
11
33
2
4
1
10
44
220
40
160
6
18
4
8
1
Sc
Persen (%)
Kategori
F
Sc
1
95
413
86
Baik
1
95
407
85
Baik
95
820 86
Baik
Total Rata-rata persentase
Grafik Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, persepsi siswa terhadap media pembelajaran sains keinginan siswa untuk belajar menjadi tinggi, dan hasil belajarnya pun lebih baik. Hal ini ditandai dengan persentase 86% dapat dinyatakan bahwa kondisi persepsi siswa sudah baik sesuai dengan harapan. Pendeskripsiannya adalah sebagai berikut, (1) 62% atau 51 orang siswa yang menjawab sangat setuju, 29% atau sebanyak 30 siswa yang memberikan jawaban setuju, sedangkan 8% atau 11 siswa masih ragu-ragu, sisanya 1% atau 2 orang siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dan 0% siswa untuk 1 orang. (2) Pada angket kesepuluh, 54% atau 44 siswa yang menjawab setuju, 39% atau 40 siswa yang menjawab sangat setuju, sedangkan 5% atau 6 orang siswa yang masih ragu-ragu, sisanya 2% atau 4 siswa yang memberikan jawaban tidak setuju.
Tabel Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Lebih Mudah Untuk Memahami Materi Pelajaran Rentang Jawaban No 11
5
4
3
F
Sc
F
Sc
50
250
34
136
F
2 Sc
7
21
F
1 Sc
3
Jumlah
6
F
Sc
1
1
Total
F
Sc
95
414
95
414
Rata-rata persentase
Persen (%)
Kategori
87
Baik
87
Baik
Grafik Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Lebih Mudah Untuk Memahami Materi Pelajaran
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, persepsi siswa terhadap media pembelajaran sains yang digunakan guru SDN 219/IV dapat membuat siswa lebih mudah mempelajari materi. Ini menunjukkan bahwa media yang digunakan guru dalam pembelajaran sains sudah baik. Pendeskripsiannya adalah sebagai berikut, 60% atau sebanyak 50 siswa memberikan jawaban sangat setuju, 33% atau 34 orang siswa menjawab setuju, dan 5% lagi atau 7 siswa menjawab ragu-ragu, sedangkan sisanya 2% atau 7 orang memberi jawaban tidak setuju. Tabel Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Memberi Pengalaman Rentang Jawaban No 12
5
4
3
F
Sc
F
Sc
F
44
220
31
124
13
2 Sc 39
Total Rata-rata persentase
Jumlah
1
F
Sc
6
12
F 1
Sc 1
F
Sc
95
396
95
396
Persen (%)
Kategori
83
Baik
83
Baik
Grafik Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Memberi Pengalaman
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dinyatakan, bahwa 88% pembelajaran dengan menggunakan media telah memberikan pengalaman belajar yang sangat baik terhadap siswa SDN 219/IV dan lebih dari sekedar membaca buku. Hal ini berarti persepsi siswa terhadap media yang digunakan adalah baik. Pendeskripsiannya adalah sebagai berikut, 56% atau 44 siswa telah menjawab sangat setuju, 32% atau 31 siswa menjawab setuju, dan 10% atau 13 siswa yang menjawab ragu-ragu, sedangkan sisanya 2% atau 7 siswa menjawab tidak setuju. Tabel Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Menarik dan tidak Membosankan
Rentang Jawaban No 13
5
4
3
F
Sc
F
Sc
46
230
38
152
F 4
2 Sc 12
Total Rata-rata persentase
F 4
Jumlah
1 Sc 8
F 3
Sc 3
F
Sc
95
405
95
405
Persen (%)
Kategori
85
Baik
85
Baik
Grafik Persepsi Siswa Terhadap Media Pembelajaran Sains Menarik dan tidak Membosankan
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, persepsi siswa terhadap media pembelajaran sains dapat membuat siswa lebih aktif dan bergairah serta memiliki semangat yang tinggi dan tidak membosankan adalah 85% kualitasnya baik. Pendeskripsiannya adalah, 58% atau 46 siswa yang memberikan jawaban sangat setuju, 38% atau 38 siswa yang menjawab setuju, 3% atau 4 siswa yang menyatakan ragu-ragu sisanya 1% atau 7 siswa yang memberikan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Untuk persentase secara umum mengenai persepsi siswa terhadap penerapan media dalam pembelajaran sains dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Analisis Persentase Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Sains
Rentang Jawaban No
5
4
3
2
Jumlah
1
Persen (%)
Kategori
F
Sc
F
Sc
F
Sc
F
Sc
F
Sc
F
Sc
1
26
130
45
180
13
39
8
16
3
3
95
368
77
Baik
2
28
140
43
172
20
60
3
6
1
1
95
379
80
Baik
3
35
175
32
128
22
66
5
10
3
3
95
382
80
Baik
4
32
160
34
136
17
51
11
22
1
1
95
370
78
Baik
5
51
255
39
156
2
6
2
4
1
1
95
422
88
Baik Baik
6
27
135
43
172
15
45
8
16
2
2
95
370
78
7
27
135
34
136
26
78
6
12
2
2
95
363
76
Baik
8
35
175
38
152
17
51
3
6
2
2
95
386
81
Baik
9
51
255
30
120
11
33
2
4
1
1
95
413
87
Baik
10
44
220
40
160
6
18
4
8
1
1
95
407
86
Baik
11
50
250
34
136
7
21
3
6
1
1
95
414
87
Baik
12
44
220
31
124
13
39
6
12
1
1
95
396
83
Baik
13
46
230
38
152
4
12
4
8
3
3
95
405
85
Baik
1235
5075 82
Baik
Total Rata-rata persentase
Grafik Analisis Persentase Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Sains
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase jawaban responden adalah 82%. Sesuai dengan pedoman kriteria termasuk kategori baik. Dengan demikian persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru berdasarkan jawaban dari angket adalah baik.
Pembahasan Dari keenam komponen hasil penelitian di depan dapat diinterpretasikan bahwa persepsi siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sains di SDN 219/IV Kota Baru adalah baik. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase jawaban pada angket persepsi siswa yaitu 82%. Berarti ini akan dijelaskan secara rinci untuk masing-masing angket. Komponen Penerapan Media Pembelajaran Pada komponen ini peneliti kembangkan menjadi 3 angket yang harus dijawab oleh responden, yaitu (1) Guru saya selalu menggunakan media dalam pembelajaran sains, (2) Saya lebih suka belajar sains dengan menggunakan media (3) Di sekolah saya terdapat sumber bahan belajar sains dan alat peraga yang mendukung proses pembelajaran sains. Pada tabel 3 terungkap bahwa dalam pembelajaran sains guru selalu menggunakan media pembelajaran dan siswa lebih suka belajar sains dengan menggunakan media. Di SDN 219/IV juga terdapat sumber belajar dan alat peraga yang mendukung proses pembelajaran sains. Hal ini dibuktikan, bahwa dari ketiga angket ini diperoleh 79% jawaban siswa mendapat tanggapan positif. Berarti penerapan media pembelajaran sains di SDN 219/IV sudah berjalan dengan baik. Komponen Ketersediaan Media Pembejalaran Persepsi siswa terhadap ketersediaan media pembelajaran aspek sumber belajar dan alat peraga sains adalah 80% kualitasnya sudah baik. Ini berarti sumber belajar dan alat peraga sains yang digunakan sebagai media pembelajaran sudah tersedia dengan baik. Pada tabel 3 terungkap bahwa di sekolah sudah ada sumber bahan belajar sains dan alat peraga yang mendukung proses pembelajaran. Dengan tersedianya sumber belajar dan alat peraga dapat memperlancar proses pembelajaran di SDN 219/IV, sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik. Hal ini juga dinyatakan pada tabel 7, angket kesepuluh, dengan 86% jawaban yang diberikan siswa. Komponen Pengembangan Media Pembelajaran Persepsi siswa terhadap pengembangan media pembelajaran aspek cara mengembangkan dan membuat media adalah 83% kualitasnya baik. Ini berarti media pembelajaran sains yang digunakan dikembangkan bersama-sama siswa dan dilakukan di sekolah. Pada tabel 4 terungkap bahwa dalam mengembangkan media pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah saja, tetapi juga bisa di luar sekolah bersama-sama teman secara berkelompok atau dengan bimbingan guru, misalnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat sebuah media untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Komponen Kriteria Media Pembelajaran Persepsi siswa terhadap kriteria media pembelajaran aspek media pembelajaran yang menarik, mudah dipahami, serta gurunya terampil menggunakan media adalah 78% kualitasnya sudah baik. Dapat dikatakan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran sains di SDN 219/IV sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Pada tabel 5 dan 6 terungkap bahwa dalam pembelajaran sains guru sudah menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa dan media tersebut mudah untuk dipahami sehingga motivasi siswa pun meningkat. Media pembelajaran yang mudah dalam penggunaannya disertai dengan keterampilan guru dalam menggunakan dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dengan demikian dalam memilih media pembelajaran sains guru perlu mempertimbangkan bahwa media yang digunakan hendaknya menarik bagi siswa, mudah dalam penggunaannya dan guru pun mampu menggunakan media tersebut dengan baik. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Susialana dan Riyana (2009 : 70 – 72) ada enam kriteria dalam memilih media pembelajaran, yaitu: (1) kesesuaian dengan tujuan (Instructional goals), (2) kesesuaian materi pembelajaran
(Instructional content), (3) kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran dan siswa, (4) kesesuaian dengan teori, (5) kesesuaian dengan gaya belajar siswa, dan (6) kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia. Komponen Fungsi Media Pembelajaran Persepsi siswa terhadap fungsi media pembelajaran aspek media dapat memotivasi siswa dan meningkatkan hasil belajar adalah 86% kualitasnya baik. Ini berarti bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran sains dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan baik. Pada tabel 7 terungkap bahwa dengan menggunakan media pembelajaran keinginan atau motivasi siswa dalam belajar sains menjadi lebih tinggi dan hasil belajarnya menjadi lebih baik. Oleh sebab itu guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dengan cara membuat media yang menarik. Komponen Manfaat Media Pembelajaran Persepsi siswa terhadap manfaat media pembelajaran aspek media dapat membuat siswa lebih aktif, mudah dalam memahami materi, mendapatkan pengalaman belajar, dan pembelajaran menarik serta tidak membosankan adalah 85% kualitasnya baik. Ini berarti bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran sains sudah baik karena dapat membuat siswa aktif dalam belajar, mudah memahami materi, menarik, memperoleh pengalaman belajar, dan tidak membosankan. Pada tabel 10 terungkap bahwa penggunaan media dalam pembelajaran sains telag membuat siswa lebih aktif, mudah memahami materi, mendapatkan pengalaman belajar dari sekedar membaca buku, menarik serta tidak membosankan bagi siswa. Hal ini perlu dipertahankan karena dengan menggunakan media siswa banyak manfaat yang akan diperoleh oleh siswa, sehingga cara belajar siswa pun menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Dodiet. 2009. Penelitian Deskriptif. Adityasetyawan.files.wordpress.com, 10 September 2011. Ahmadi, Abu. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Anurrahman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asri, Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Sains – Teknologi - Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma. Asyhar dan Khairinal. 2010. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: Gaung Persada. Asyhar, Rayendra. 2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. BNSP. 2008. Pembelajaran Sains. Bandung: Alfabeta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Iskandar, Srini. 1997. Pendidikan IPA. Jakarta: Universitas Jambi. Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Margono, S. 2005. Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rustam, Nuryani. 2011. Materi Dan Pembelajaran IPA. Jakarta: Universitas Terbuka. Satori dan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Siburian dan Asrial. 2010. Model Pembelajaran Sains. Jakarta: Gaung Persada. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sripadmasari. 2010. Media Pembelajaran. (staff.undip.ac.id/ psikfk/ sripadmasari/ media pembelajaran). 23 Oktober 2011. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Susilana dan Riyana. 2009. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, Dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. Sutikno, Sobry. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama. Thoha. 2009. Persepsi Psikologi. (www.infoskripsi.com/ thoha/ persepsi psikologi). 13 Oktober 2011.
Tirtarahardja dan La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. www.infoskripsi.co/artikel/kajianpustaka/mediapembelajaran. Zulnaidi. 2007. Metode Penelitian. Repository.usu.ac.id. 10 Oktober 2010.