UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN CINTA LINGKUNGAN DENGAN MENERAPKAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV SDN 47/IV KOTA JAMBI
Khairunnisa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Jambi
[email protected]
ABSTRAK This research is based on the fact that in learning the subtheme, let's love the environment, there are still many students of grade IV C SDN 47 / IV Kota Jambi who do not understand the material, it looks like students tend to be lazy to understand the purpose of the questions given by teachers, students Only follow the learning processions from the teacher's direction but the students do not understand what the students have learned, the lack of student activity during the lesson, the teacher is less able to apply the learning model, while the teacher explains the many student's material that is not paying attention, and some students who do not complete the task Given the teacher. This classroom action research aims to improve students' learning comprehension through Model Team Games Tournaments (TGT) model in fourth grade students C SDN 47 / IV Kota Jambi. The research method used in this research is classroom action research (PTK). This action consists of three cycles. Technique of data retrieval done by observation of teacher and student at the process of teaching and learning activity progress and documentation that is in the form of photo. The research was conducted in 4 stages: planning, implementation, observation, and reflection. The results of this study show that teachers can understand and apply Learning Model Team Games Tournaments can improve students' learning comprehension. After doing action in cycle I seen improvement of understanding of student learning equal to 53,36%, then in cycle II increased to 70,14% and at cycle III rose again to 80,73%. From the three cycles above the increase from cycle I to cycle II mengalamani increase of 16.78%, while in cycle II to cycle III of 10.59%. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that the use of learning model teams games tournament (TGT) can improve the understanding of students' learning grade IV C SDN 47 / IV Kota Jambi.
Keywords : Model Learning Team Games Tournaments, Understanding Student Learning
1
PENDAHULUAN Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan hidup bangsa. Setiap individu mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan dapat berlangsung pada lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya dalam masyarakat, bangsa dan negara. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas pada umumnya siswa hanya mendengar dan menulis saja, sehingga membuat siswa kurang mengembangkan kemampuan memahami, berpikir kritis dan kreativitas. Hal ini akan dapat mempengaruhi pemahaman belajar siswa saat di dalam kelas. Pemahaman merupakan salah satu dari enam ranah kognitif pada taksonomi bloom. Menurut Uno, dkk (2013:61) “Pemahaman di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya”. Siswa dapat dikatakan memahami apabila seorang siswa tersebut dapat menyatakan pengetahuan yang ia dapat dengan menggunakan kemampuan yang memang ia miliki. Menurut Sudijono (2011:50) “Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat”. Siswa dapat dikatakan memahami apabila seorang siswa dapat menjelaskan kembali secara rinci dan dapat mengembangkan kembali apa yang ia ketahui menggunakan bahasa ia sendiri. Pada observasi awal yang dilakukan oleh penulis di kelas IV C SDN 47/IV Kota Jambi yang berjumlah 36 orang. Di kelas IV C siswa yang melakukan aktivitas pemahaman belajar pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya 39,12% siswa. Saat observasi penulis menemukan masalah yang terjadi di kelas IV C seperti siswa cenderung malas memahami maksud dari pertanyan-pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa hanya mengikuti prosses pembelajaran dari arahan guru akan tetapi siswa tidak mengerti apa yang telah siswa pelajari, kurangnya keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung, guru kurang mampu menerapkan
2
model pembelajaran, disaat guru menjelaskan materi siswa banyak yang tidak memperhatikan, dan sebagian siswa yang tidak menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Berdasarkan
hal di atas, dapat disebabkan oleh guru yang tidak menggunakan
pendekatan atau model pembelajaran yang bervariasi untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih optimal, karena keberhasilan pada pembelajaran dapat ditinjau dari beberapa faktor salah satunya keterampilan guru sebagai pengelola kelas. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan memilih model pembelajaran yang tepat dan bervariatif, sehingga saat proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan pemahaman belajar pada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut dan untuk lebih mengoptimalkan pembelajaran, maka yang sangat penting untuk diperbaiki dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model dalam menyajikan materi pembelajaran. Satu diantara model pembelajaran yang ada dan dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournaments (TGT). Alasan penulis memilih model pembelajaran teams games tournaments (TGT) karena model pembelajaran ini mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa membimbing teman dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan pemahaman belajar siswa, tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Menurut Rusman (2010:224) “Teams Games Tournament adalah salah satu tipe model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam tim-tim belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang memilii kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam tim mereka masing-masing. Dalam kerja tim guru memberikan LKS kepada setiap tim. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota timnya. Apabila ada dari anggota tim yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota tim lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaannya tersebut kepada guru”. Dengan menggunakan model teams games tournaments (TGT) siswa akan belajar dalam kelommpoknya untik lebih dapat memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya melalui games tournamnet.
METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV C SDN 47/IV Kota Jambi. Jumlah objek sebanyak 36 orang siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki3
laki, 18 siswa perempuan dan satu guru kelas IV C. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan di kelas IV C SDN 47/IV. SD Negeri 47/IV Kota Jambi beralamat di JL. RE. Marthadinata Kec.Telanaipura Kota Jambi. Pada tindakan kelas ini dilakukan dengan beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan langkah-langkah pada setiap siklusnya, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi/pengamatan, dan (4) refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua cara, yaitu lembar observasi dan dokumentasi. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati pemahaman siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model Teams Games Tournament (TGT). Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru No
Kegiatan Aktivitas Guru
Pertemuan I Ada
Tidak
Pertemuan 2 Ada
Tidak
Perencanaan 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7
1
Guru menentukan materi pelajaran Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Guru menyiapkan media pembelajaran model teeams games tournaments (TGT) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Pelaksanaan Guru menjelaskan materi pembelajaran Guru membagikan siswa untuk kelompok belajar Guru mengawasi proses pembelajaran kelompok Guru membagikan siswa untuk melakukan games tournaments secara homogen Guru memberitahu peraturan games tournament Guru mengawasi jalannya games tournaments Guru menyimpulkan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran Tindak lanjut Berdiskusi dengan guru tentang model pembelajaran Jumlah Presentase
Tabel 3.2 Tabel Pendoman Lembar Observasi Pemahaman Belajar No. 1
Aspek yang Diamati Menjelaskan kembali materi pembelajaran menggunakan bahasa sendiri
Skor 1 2 3
Kriteria siswa belum dapat menjelaskan materi pembelajaran menggunakan bahasa sendiri siswa kurang baik dalam menjelaskan materi pembelajaran menggunakan bahasa sendiri siswa cukup baik dalam menjelaskan materi pembelajaran menggunakan bahasa sendiri
4
4 2
Mencirikan lingkungan yang terawat dan tidak terawat
1 2 3 4
3
Membandingkan makhluk hidup yang terawat dan tidak terawat
1 2 3 4
4
Mecontohkan makhluk hidup terawat dan tidak terawat
1 2 3 4
5
Menjalin kerjasama antar satu tim
1 2 3 4
6
Menyimpulkan kembali materi pembelajaran
1 2 3 4
siswa sangat baik dalam menjelaskan materi pembelajaran menggunakan bahasa sendiri siswa belum baik dalam mencirikan lingkungan yang terawat dan tidak terawat siswa kurang baik dalam mencirikan lingkungan yang terawat dan tidak terawat siswa cukup baik dalam mencirikan lingkungan yang terawat dan tidak terawat siswa sangat baik dalam mencirikan lingkungan yang terawat dan tidak terawat siswa belum baik saat membandingkan makhluk hidup yang terawat dan tidak terawat siswa kurang baik saat membandingkan makhluk hidup yang terawat dan tidak terawat siswa cukup baik saat membandingkan makhluk hidup yang terawat dan tidak terawat siswa sangat baik saat membandingkan makhluk hidup yang terawat dan tidak terawat siswa belum baik dalam mencontohkan makhluk hidup terawat dan tidak terawat siswa kurang baik dalam mencontohkan makhluk hidup terawat dan tidak terawat siswa cukup baik dalam mencontohkan makhluk hidup terawat dan tidak terawat siswa sangat baik dalam mencontohkan makhluk hidup terawat dan tidak terawat siswa belum baik saat menjalin kerjasama antar satu tim siswa kurang baik saat menjalin kerjasama antar satu tim siswa cukup baik saat menjalin kerjasama antar satu tim siswa sangat baik saat menjalin kerjasama antar satu tim siswa belum baik menyimpulkan kembali materi pembelajaran siswa kurang baik menyimpulkan kembali materi pembelajaran siswa cukup baik menyimpulkan kembali materi pembelajaran siswa sangat baik menyimpulkan kembali materi pembelajaran
Didalam penelitian ini teknik dokumentasi foto digunakan untuk menyajikan bukti gambaran–gambaran yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung. Foto mungkin berguna untuk merekam peristiwa penting, misalnya aspek kegiatan kelas atau untuk mendukung rekaman lain (Ekawarna, 2010:49). Teknis analisis data ini diperoleh dengan cara merefleksikan hasil observasi. 5
1. Lembar Observasi pemahaman siswa Pemahaman belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Nilai = Jumlah Skor Perolehan
x 100%
Jumlah Skor Maksimal Keterangan: Jumlah Skor Perolehan = Jumlah skor yang diperoleh dari indicator penilaian Jumlah Skor Maksimal = Jumlah skor maksimal yang dicapai jika semua indikator memperoleh skor maksimal. Selanjutnya diberikan penafsiran terhadap hasil perolehan observasi pemahaman belajar siswa dengan pedoman sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Pemahaman Belajar Siswa Peresentase 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% < 70%
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sumber: Wardhani, dkk (2007:2.40)
2. Data Observasi Guru Data hasil observasi guru pada saat proses pembelajaran berlangsung digunakan rumus sebagai berikut: Nilai = Jumlah Skor Perolehan
x 100%
Jumlah Skor Maksimal Keterangan: Jumlah Skor Perolehan = Jumlah skor yang diperoleh dari indikator penilaian Jumlah Skor Maksimal = Jumlah skor maksimal yang dicapai jika semua indikator memperoleh skor maksimal. Tabel 3.4 Kriteria Persentase Aktivitas Guru Peresentase 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% < 70%
Predikat Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sumber: Wardhani, dkk (2007:2.40)
Data hasil observasi yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis, sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas tentang pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Analisis data ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembelajaran pada siklus I, II, dan III mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan sebelum menggunakan model teams games tournament, pada bab IV ini diuraikan pembahasan
hasil
penelitian
mengenai
peningkatan
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan model teams games tournament di kelas IV C SDN 47/IV Kota Jambi. Hasil penelitian yang diuraikan yaitu data kondisi awal pada observasi awal, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Pada tahap observasi awal pemahaman siswa masih rendah yaitu sebesar 39,12% maka munculah permasalahan yaitu rendahnya pemahaman belajar siswa. Peneliti melakukan observasi guru dan observasi siswa dimana pada siklus I observasi guru sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, pada pertemuan 1 dengan hasil 75% dengan predikat baik, dan pada pertemuan 2 menunjukkan hasil 83,33% dengan predikat baik, dengan rata-rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 79,16% dengan predikat baik. Pada observasi siswa siklus I belum menunjukkan hasil yang baik karena pada pertemuan 1 persentase pemahaman siswa sebesar 48,26% dengan predikat kurang, sehingga dilanjutkan pada pertemuan 2 dengan persentase pemahaman siswa sebesar 58,44% dengan predikat kurang. Sehingga rata-rata keberhasilan kelas pada siklus I ini mencapai 53,36% . Dari persentase ini dapat diketahui bahwa pemahaman siswa dengan menggunakan model teams games tournament belum mencapai kriteria keberhasilan yang di tetapkan yaitu 80%. Maka dari itu dilanjutkan dengan siklus kedua dan akan memperbaiki apa saja kekurangan yang ada di siklus satu. Pada siklus II sudah diperbaiki dari siklus I yang dilihat dari refleksi yaitu guru akan menggunakan teknik berkelompok belajar yang siswanya diambil secara urutan absen dan menggunakan reward verbal agar murid menjadi lebih termotivasi dalam memahami materi pembelajaran sehingga pemahaman
siswa bisa lebih meningkat dan mencapai kriteria
keberhasilan sebesar 80%. Dari hasil observasi guru pada siklus II telah mengalami peningkatan yang sangat baik walaupun masih terdapat tahapan model teams games tournament yang belum dilaksanakan oleh guru dimana pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 observasi guru mendapatkan skor yang sama yaitu 83,33% dengan predikat sangat baik dengan rata-rata aktivitas guru pada siklus II sebesar 83,33% dengan predikat sangat baik. Pada hasil observasi siklus II terjadi peningkatan yang baik dimana rata-rata keberhasilan kelas mencapai 70,14% masih belum berhasil karena belum mancapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%. Pada pertemuan 1 siklus II persentase pemahaman siswa sebesar 67,71% dengan predikat cukup, kemudian pada pertemuan 2 siklus 2 persentase 7
pemahaman siswa sebesar 72,57% dengan predikat baik. Maka dari itu data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas akan pemahaman siswa sudah meningkat dari 53,36% menjadi 70,14%. Namun dikarenakan persentase pada siklus kedua belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan, maka dilanjutkan pada siklus ketiga. Setelah dilaksanakannya siklus ketiga tidak terdapat kendala dalam mengkordinir siswa saat belajar dan pada saat games tournament, karena guru membimbing siswa dan mengatasi dengan berbagai cara dalam mengajar dalam penggunaan model Teams Games Tournament (TGT), maka dapat diperoleh pemahman siswa pada siklus III ini tampak nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sudah mencapai 80,73% yang mana telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80%. Pada siklus III pertemuan 1 persentase pemahaman siswa sebesar 77,55% dengan predikat baik dan pada pertemuan 2 persentase aktivitas belajar siswa sebesar 83,91% dengan predikat sangat baik. Maka dari itu data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa sudah meningkat dan telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80%. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT).
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas IV C SDN 47/IV Kota Jambi. Peningkatan persentase pemahaman siswa rata-rata yaitu, pada siklus I hasil observasi pemahaman siswa sebesar 53,36% hasil tersebut masih belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%, oleh karena itu itu dilaksanakan siklus 2 dengan melakukan tindakan lanjut. Pada siklus II hasil observasi pemahaman siswa sebesar 70,14% hasil tersebut masih belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%, oleh karena itu itu dilaksanakan siklus 2 dengan melakukan tindakan lanjut. Pada siklus III hasil observasi pemahaman siswa yaitu sebesar 80,73% hasil tersebut telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80% maka penelitian ini dikatakan telah berhasil. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Bagi guru agar dapat mengaplikasikan model pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan dapat menerapkan model pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pada model pembelajaran. (b) Bagi siswa diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa dengan menggunakan model teams 8
games tournament (TGT). (c) Bagi sekolah hendaknya dengan hasil penelitian ini dapat menentukan kebijakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT).
PUSTAKA RUJUKAN Abdullah, M. Husni. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa sekolah dasar. Dalam http://ejournal.unesa.ac.id/article/5411/18/article.pdf.(Diakses 23 juni 2016, 15:54) Annurahman. 2009. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ekawarna dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Panduan Untuk Penulisan Skripsi). Jambi: FKIP Universitas Jambi Madya, Retno Utari Widyaiswara. 2011. Taksonomi bloom apa dan bagaimana menggunakannya?. Dalam http://ebookinga.com/pdf/1-taksonomi-bloom-retno-okmima--86017406.html( iakses 27 uli 2016, 19:56) Nazamin. 2013. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meingkatkan prestasi belajaran matematika siswa kelas V MII Ma’arif Kediwung Dlingo Bantul tahun ajaran 2012/2013. Dalamhttp://digilib.uinsuka.ac.id/9199/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. (Diakses 19 mei 2016, 20:35) Nugroho, Dhesriyatno Fajar. Peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui model Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas V SD Kaliwaru Semarang. Dalam http://lib.unnes.ac.id/20104/1/1401911013.pdf.(Diakses 23 juni 2016, 15:23) Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup Sardiman. 2012. Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Depok: Raja Grafindo Persada Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Taniredja, Tukiran dkk . 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta Uno, Hamzah B, Satria Koni. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Wardhani, Igak dkk. 2007. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
9