34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus Hak ialah sesuatu yang diperoleh dari pihak lain dengan kewenangan menuntut jika tidak dipenuhi oleh pihak lain. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain dengan pembebanan sanksi jika lalai atau dilalaikan. Hak dan kewajiban didukung oleh subjek hukum, artinya subyek hukum mempunyai peranan yang harus dilaksanakan dan yang tidak harus dilaksanakan. Peranan yang harus dilaksanakan itu disebut juga tugas atau kewajiban, sedangkan yang tidak harus dilaksanakan disebut wewenang atau hak. Berdasarkan analisis terhadap substansi kontrak yang dibuat antara pengelola arisan dengan peserta arisan ditemukan beberapa hak dan kewajiban dari kedua belah pihak, yaitu : 1. Hak Pengelola arisan motor ialah sebagai berikut : a. Menerima uang arisan dari peserta arisan. Pengelola berhak menerima uang arisan dari para peserta arisan selama 42 bulan, besarnya biaya arisan sesuai dengan apa yang di sepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. (Perjanjian Arisan Motor Plus,ketentuan Umum poin ke 2 dan juga dipertegas kembali pada ketentuan khusus poin ke 11).
35
b. Pengelola Arisan Motor Plus berhak untuk melakukan penyesuaian jumlah angsuran pokok arisan. Penyesuaian jumlah angsuran pokok arisan ialah menentukan berapa besarnya biaya arisan untuk para peserta Arisan Motor Plus yang memenangkan arisannya, biasanya hal ini terjadi apabila peserta yang memenangkan arisan menginginkan sepeda motor yang harganya diatas harga normal, (Perjanjian Arisan Motor Plus poin ke 2 huruf (c) ketentuan khusus). c. Pengelola berhak untuk menetapkan jaminan para peserta arisan. Menetapkan jaminan para peserta arisan ini merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh pengelola arisan motor agar tidak terjadi atau mengurangi adanya wanprestasi. Berdasarkan ketentuan umum perjanjian Arisan Motor Plus poin ke (5), peserta arisan yang sudah mendapatkan sepeda motor hanya diberikan STNKnya saja sedangkan BPKB dipegang olah pengelola sampai saat berakhirnya perjanjian. d. Pengelola dapat memindahkan sepeda motor tanpa adanya izin dari peserta dan berhak menahan sepeda motor tersebut. Pengelola menahan atau memindahkan sepeda motor dari peserta arisan apabila peserta arisan lalai atau melakukan wanprestasi, contohnya seperti tidak membayar uang arisan selama 2 bulan berturut-turut, maka pengelola berhak menyita atau mengambil sepeda motor tersebut. Apabila peserta arisan tidak mengindahkan atau melakukan perlawanan dalam penyitaan tersebut, maka peserta arisan akan dikenakan Pasal 372 KUHAP tentang penggelapan (Ketentuan khusus poin ke 7 Perjanjian Arisan Motor Plus).
36
e. Pengelola berhak memberikan jaminan tambahan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola Arisan Motor Plus yaitu Bapak Nasirwan, yang dimaksut dengan memberikan jaminan tambahan ialah apabila peserta arisan ingin melakukan pembayaran pajak sepeda motor tersebut. Pengelola akan menberikan BPKB sepeda motor tersebut kepada peserta apabila peserta membawa BPKB kendaraan lainya yang nantinya akan diserahkan kepada pengelola sebagai jaminan. Ketentuan ini tidak terdapat dalam perjanjian Arisan Motor Plus, akan tetapi berdasarkan pada ketentuan tambahan Arisan Motor Plus yaitu poin ke (5). 2.
Kewajiban pengelola Arisan Motor Plus ialah sebagai berikut
Kewajiban dari pengelola Arisan Motor Plus ialah menyerahkan atau membelikan sepeda motor kepada peserta Arisan Motor Plus yang memenangkan Arisan Motor Plus. (Perjanjian Arisan Motor Plus ketentuan khusus poin ke 2 huruf b). Berdasarkan atas penjelasan di atas maka hak dari penglola arisan ialah menerima uang arisan motor dari peserta arisan, menentukan besarnya jumlah angsuran peserta arisan, menetapkan jaminan pada peserta arisan yaitu BPKB sepeda motor yang sudah didapat peserta Arisan Motor Plus, menyita atau mengambil sepeda motor dari peserta arisan yang melakukan wanprestasi seperti menunda-nunda pembayaran Arisan Motor Plus selama 2 bulan berturut-turut dan juga memberikan jaminan tambahan kepada peserta arisan bila ingin melakukan pembayaran pajak. Sedangkan kewajiban dari pengelola arisan ialah memberikan sepeda motor atau membelikan sepeda motor kepada peserta arisan yang memenangkan arisan.
37
3.
Hak peserta Arisan Motor Plus diantaranya ialah :
a.
Menerima sepeda motor yang menjadi objek arisan Peserta arisan motor berhak menerima atau mendapatkan sepeda motor dari pengelola arisan motor apabila memenangkan Arisan Motor Plus. (Perjanjian Arisan Motor Plus ketentuan khusus poin ke 2 huruf b).
b. Memakai sepeda motor sesuai dengan kontrak perjanjian Arisan Motor Plus yang dibuat antara pengelola arisan dengan peserta arisan. Memakai sepeda motor sesuai dengan kontrak perjanjian Arisan Motor Plus yang disepakati, maksudnya ialah peserta mempunyai hak penuh atas sepeda motor yang didapatnya dengan catatan pemakayan harus sesuai dengan kontrak perjanjian Arisan Motor Plus tersebut. (Perjanjian Arisan Motor Plus ketentuan tambahan poin ke 1). Berdasarkan atas penjelasan di atas maka hak peserta Arisan Motor Plus ialah menerima sepeda motor dari pengelola arisan dan juga berhak memakai sepeda motor seduai dengan kontrak perjanian Arisan Motor Plus. 4.
Kewajiban dari peserta arisan diantaranya ialah :
a. Membayar uang arisan sampai batas waktu yang ditentukan. Membayar uang arisan sampai batas waktu yang ditentukan dalam perjanjian Arisan Motor Plus yaitu selama 42 bulan. Peserta arisan motor setiap bulannya harus membayar uang arisan yang menjadi kewajiban pokok dari peserta arisan motor kepada pengelola arisan motor sampai berakhirnya perjanjian atau selesai kegiatan Arisan Motor Plus. Pembayaran uang arisan harus
38
dibayarkan sebelum pelaksanaan arisan lelang (ketentuan khusus, poin ke 11 perjanjian Arisan Motor Plus). b. Membayar pajak. Para peserta arisan motor yang sudah mendapatkan sepeda motor, keamanan dan hal-hal yang berkaitan dengan sepeda motor merupakan hak dan kewajiban sepenuhnya bagi yang bersangkutan yaitu peserta arisan (ketentuan tambahan, poin ke 1 perjanjian Arisan Motor Plus). contohnya pajak sepeda motor yang didapat peserta arisan motor menjadi tanggung jawab para peserta arisan motor bukan pengelola arisan motor, karena pengelola arisan motor hanya membelikan sepeda motor yang menjadi kewajibannya atas nama peserta Arisan Motor Plus yang bersangkutan dan juga pemakayan sepeda motor tersebut dilakukan oleh para peserta Arisan Motor Plus. c. Memelihara dan memperbaiki sepeda motor apabila terjadi kerusakan. Pemeliharaan dan perbaikan sepeda motor apabila terjadi kerusakan merupakan tanggung jawab para peserta Arisan Motor Plus karena para peserta motr plus yang menggunakan sepeda motor tersebut. (ketentuan tambahan, poin ke 1 perjanjian Arisan Motor Plus). d. Menanggung biaya asuransi bila ingin mengasuransikan sepeda motor tersebut Pengelola tidak menyediakan jasa asuransi, sehingga apabila para peserta ingin mengasuransikan sepeda motornya maka biaya asuransi bukan tanggungan pengelola akan tetapi menjadi tanggungan para peserta arisan itu sendiri. (ketentuan tambahan, poin ke 1 perjanjian Arisan Motor Plus).
39
e. Menanggung biaya pengacara apabila terjadi sengketa. Apabila terjadi sengketa dalam perjanjian Arisan Motor Plus, yang sampai melibatkan pihak yang berwajib, maka segala biaya yang dikeluarkan menjadi tanggung jawab para peserta arisan. f. Menanggung biaya dan ongkos yang dikeluarkan oleh pengelola karena dirugikan, dilanggar atau diancam oleh pesera Arisan Motor Plus. Peserta menanggung biaya dan ongkos yang dikeluarkan oleh pengelola maksutnya ialah apabila terjadi sengketa atau penarikan sepeda motor milik peserta arisan motor yang tidak membayar uang arisan selama 2 bulan berturut-turut tentu saja menggunakan biaya, biaya yang dikeluarkan tersebut menjadi tanggung jawab pihak peserta Arisan Motor Plus. (penjelasan huruf (e) dan (f) berdasarkan atas ketentuan tambahan poin 5 perjanjian Arisan Motor Plus) Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewajiban yang utama dibebankan kepada pihak peserta Arisan Motor Plus. Pihak peserta Arisan Moto Plusr berada pada posisi yang lemah karena tidak memiliki banyak modal untuk membeli sepeda motor yang menjadi objek arisan, oleh sebab itu pihak pengelola Arisan Motor Plus dengan mudah membuat syarat-syarat dalam kontrak perjanjian Arisan Motor Plus sebaik mungkin agar dapat mengantisipasi bila terjadinya wanprestasi. B. Bentuk-Bentuk Wanprestasi dan Cara Penyelesaiannya dalam Perjanjian Arisan Motor Plus Dilihat dari bentuknya wanprestasi ada 4 (empat) macam yaitu:
40
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya; b. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan; c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat; d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
Berdasarkan uraian diatas, bentuk wanprestasi yang sering terjadi dalam perjanjian Arisan Motor Plus ialah melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat dan melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. (data yang diteliti oleh penulis ialah data pada perjanjian Arisan Motor Plus selama 2 tahun).
Bentuk wanprestasi dan cara penyelesaianya dalam perjanjian Arisan Motor Plus ialah sebagai berikut: 1. Bentuk-Bentuk Wanprestasi dalam Perjanjian Arisan Motor Plus Perjanjian ialah suatu peristiwa dimana suatu orang atau lebih mengikatkan dirinya kepada satu orang lain atau lebih untuk melaksanakan sesuatu hal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Didalam perjanjian, dikenal dengan adanya prestasi. Prestasi ialah hal-hal atau ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perjanjian, apabila melanggar ketentuan-ketentuan tersebut, hal ini yang dinamakan wanprestasi. Prestasi ialah segala sesuatu yang diperjanjikan wajib untuk melaksanakan atau mewujudkan segala sesuatu yang diperjanjikan (prestasi) tersebut. Para pihak wajib dan harus melaksanakan sesuai yang diperjanjikan, apabila seseorang mengingkari janji yang telah disepakati di dalam perjanjian, maka ia dikatakan melakukan wanprestasi (alpa, lalai atau ingkar janji).
41
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wanprestasi ialah suatu perbuatan yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam suatu perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Di dalam perjanjian Arisan Motor Plus juga sama, apabila peserta arisan tidak melakukan atau mematuhi peraturan yang terdapat dalam perjanjian tersebut, maka dapat dikatakan peserta tersebut melakukan suatu wanprestasi. Akibat adanya wanprestasi yang dilakukan oleh peserta arisan motor akan menimbulkan kerugian pada pihak pengelola arisan motor, akan tetapi berdasarkan pada Pasal 1267 KHUPerdata, pengelola arisan motor yang merasa dirugikan karena wanprestasi yang dilakukan oleh peserta arisan, dapat mengajukan tuntutan ganti rugi melalui hakim atau pengadilan atau juga memilih alternative tuntutan lainnya, seperti menuntut pembatalan perjanjian itu disertai penggantian biaya kerugian dan bunga. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola arisan motor yaitu Bapak Nasirwan, menyatakan bahwa bentuk-bentuk wanprestasi yang pernah dilakukan oleh pihak peserta arisan bermacam-macam, antara lain sebagai berikut: a. Terlambat membayar uang arisan motor Para peserta Arisan Motor Plus dikatakan terlambat membayar uang arisan apabila peserta arisan motor membayar uang arisan tetapi sudah lewat waktu yang ditentukan. Dijelaskan dalam surat perjanjian Arisan Motor Plus yaitu ketentuan khusus poin ke 4, bahwa pembayaran uang arisan dari stiap peserta arisan motor dilakukan mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 9 setiap bulannya, apabila pembayaran uang arisan motor dilakukan setelah tanggal 9
42
maka dinyatakan sebagai keterlambatan. (perjanjian Arisan Motor Plus, ketentuan khusus poin ke 6 huruf a). b. Tidak membayar denda keterlambatan membayar uang arisan Peserta Arisan Motor Plus dikenakan denda apabila pembayaran uang arisan motor dilakukan setelah tanggal 9. Dijelaskan dalam perjanjian Arisan Motor Plus poin ke (6) huruf (a) yaitu pembayaran uang arisan motor dilakukan setelah tanggal 9 maka dinyatakan sebagai keterlambatan dan dijelaskan kembali pada perjanjian Arisan Motor Plus poin ke (6) huruf (b) yaitu keterlambatan pembayaran uang arisan motor dikenakan denda sebesar Rp 30.000,- per bulan atau Rp 2.000,- per hari c. Menjual sepeda motor atau mengalihpakaikan sepeda motor kepada pihak lain tanpa sepengetahuan pihak pengelola Pada perjanjian Arisan Motor Plus ketentuan tambahan poin ke (2) menjelaskan tentang larangan peserta Arisan Motor Plus mengalihkan hak atau keanggotaannya tanpa persetujuan dari pihak pengelola arisan motor, dengan demikian apabila peserta arisan motor mengalihpakaikan ataupun sampai menjual motor tersebut tampa sepengetahuan pihak pengelola merupakan tindakan wanprestasi karena tidak menjalankan perjanjian dengan baik. Dari uraian di atas dalam Arisan Motor Plus bentuk wanprestasi yang sering terjadi ialah terlambat membayar uang arisan motor dan juga mengalihpakaikan sepeda motor kepada pihak lain tampa sepengetahuan pengelola. Terjadinya wanprestasi pasti karena adanya faktor penyebab, akan tetapi dari hasil wawancara dengan pihak pengelola arisan yaitu dengan Bapak Nasirwan, faktor
43
penyebab peserta arisan motor melakukan wanprestasi tidak dapat mengurangi kewajiban peserta arisan motor. Dari hasil wawancara, didapat beberapa faktor peserta arisan motor melakukan wanprestasi yaitu sebagai berikut : a. Pihak peserta arisan motor mengalami kebangkrutan Peserta arisan motor mengalami kebangkrutan merupakan faktor terbanyak yang menyebabkan terjadinya wanprestasi. Karena kebangkrutan dari suatu usaha mengakibatkan perekonomian seseorang menurun. Para peserta arisan yang mengalami kebangkrutan biasanya menunda-nunda pembayaran arisan, sehingga merugikan pihak pengelola Arisan Motor Plus. b. Pihak peserta arisan motor mempunyai itikad tidak baik untuk memiliki sepeda motor tersebut tanpa membayar uang arisan Peserta arisan motor yang mempunyai itikat tidak baik atau berdasarkan pengamatan pihak pengelola arisan motor dan pihak ketiga yang dapat dipercaya melihat keterlambatan pembayaran uang Arisan Motor Plus tidak wajar atau tidak dapat ditanggulangi maka pengelola dapat mengalihkan keanggotaanya kepada pihak lain sebelum sampai 2 bulan. Apabila peserta arisan motor sudah mendapatkan sepeda motornya maka sepeda motor akan ditarik atau diambil kembali oleh pengelola arisan. c. Pihak peserta arisan motor tidak mengikuti peraturan dalam surat perjanjian Pihak peserta arisan yang tidak mengikuti peraturan Arisan Motor Plus dengan
benar
maka
pihak
pengelola
arisan
akan
mengalihkan
keanggotaannya kepada pihak lain. Apabila peserta yang bersangkutan ingin memperoleh haknya kembali yaitu uang arisan yang sudah disetorkan, akan dikembalikan pengelola arisan kepadapeserta arisan setelah semua peserta
44
arisan memperoleh atau endapatkan sepeda motor. (Perjanjian Arisan Motor Plus, poin ke (8)). Peserta Arisan Motor Plus harus memenuhi kewajiban yang telah diperjanjikan walaupun peserta arisan motor telah melakukan wanprestasi. Bahkan dalam keadaan force majeur pihak peserta arisan harus tetap memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya. Force majeur yang dimaksudkan disini adalah suatu keadaan dimana keadaan tersebut tideak dapat diduga kejadiannya misalnya kebakaran dan kemalingan. Ada beberapa kasus yang pernah terjadi pada perjanjian Arisan Motor Plus, diantaranya ialah kasus Bapak Usman Soleh. Kasus ini terjadi di tahun 2006, pada saat itu uang arisan masih sebesar Rp 298.000,- per bulan dan denda Rp 20.000,- per hari. Kasusnya ialah tidak membayar uang arisan selama 6 (enam) bulan berturut-turut yang merupakan kewajibab pokok peserta arisan. Diuraikan dengan tabel :
Jumlah Tunggakan
Rp 298.000 X 6 bulan
Rp 1.788.000
Denda
Rp 20.000 X 5
Rp 100.000
Jumlah yang harus dibayar
Angsuran dan denda
Rp 1.888.000
Dari uraian di atas, Bapak Usman Soleh melanggar peraturan perjanjian Arisan Motor Plus khususnya bagian ke II Ketentuan khusus poin ke 7 dan 8 yang berbunya sebagai berikut :
45
Bunyi poin ke 7 : a. Apabila pembayaran dilakukan setelah tanggal 7 (setelah pelaksanaan lelang), maka dinyatakan sebagai suatu keterlambatan. b. Keterlambatan pembayaran (secara langsung, yang tidak melewati bendahara) dikenakan denda sebesar Rp 20.000,00 per bulannya atau Rp 1.000,00 per hari. Bunyi poin ke 8 : a.
Apabila peserta arisan (yang setor langsung maupun lewat bendahara, karena kelalaian yang bersangkutan, bukan bendahara atau orang lain) terlambat selama 2 (dua) bulan berturut-turut sedangkan ia sudah mendapatkan sepeda motor, maka pengelola berhak mengambil atau menyita kendaraan tersebut. Peserta yang bersangkutan hanya berhak mendapatkan setengah dari jumlah total arisannya yang terkumpul sebelum ia mendapatkan sepeda motor.
b.
Apabila peserta tersebut pada poin 8.a melunasi semua keterlambatan pembayarannya, maka ia berhak mendapatkan kembali sepeda motor tersebut.
c.
Apabila peserta poin 8.a mengambil motor dibawah setandar karisma cakram maka ia berkewajiban mengembalikan selisih harga antara motor yang diambil dengan motor Karisma Cakram (seperti contoh pada pak Ahmad dengan pilihan Supra Fit-nya di brosur)
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa Bapak Usman Soleh telah melakukan suatu wanprestasi yaitu tidak membayar uang arisan selama 6 (enam) bulan berturut-turut. Akibat dari wanprestasi tersebut pihak pengelola mengalami kerugian, karena harus menggantikan uang arisan yang tidak dibayar oleh Bapak
46
Usman Soleh selama kegiatan arisan berlangsung agar tetap berjalannya kegiatan Arisan Motor Plus, sedangkan sepeda motor yang sudah didapat bapak Usman Soleh akan diambil kembali oleh pihak pengelola beserta STNK nya. Dari kasus di atas faktor penyebab peserta Arisan Motor Plus yaitu Bapak Usman Soleh melakukan wanprestasi ialah usaha yang ditekuni Bapak Usman Soleh sebagai pengusaha sayuran mengalami kebangkrutan, sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya ialah membayar uang Arisan Motor Plus dan mengakibatkan peserta arisan motor menunda-nunda pembayaran Arisan Motor Plus. 2. Cara Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Arisan Motor Plus Penyelesaian wanprestasi yang timbul dalam perjanjian Arisan Motor Plus merupakan masalah tersendiri karena akan berhadapan dengan proses peradilan yang berlangsung lama dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, di samping itu, penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian Arisan Motor Plus diharapkan sedapat mungkin tidak merusak hubungan antara pihak pengelola arisan motor dan pihak peserta Arisan Motor Plus. Hal ini tentu sulit ditemukan apabila pihak yang bersangkutan membawa sengketanya ke Pengadilan karena proses penyelesaian sengketa melalui Pengadilan (litigasi) akan berakhir dengan kekalahan salah satu pihak dan kemenangan pihak lainnya, hal ini yang menjadikan alasan bagi pihak pengelola arisan motor dan pihak peserta arisan motor yang melakukan wanprestasi untuk menghindari penyelesaian masalah wanprestasi di Pengadilan.
47
Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola Arisan Motor Plus yaitu Bapak Nasirwan, ditemukan jawaban yaitu memilih penyelesaian wanprestasi melalui jalur di luar pengadilan atau dengan perdamaian. Alasan mereka memilih penyelesaian wanprestasi dengan perdamaian adalah karena tidak menghabiskan banyak waktu serta tidak mengeluarkan banyak biaya karena mereka hanya diminta secara sukarela memenuhi kewajiban dan memperoleh hak masingmasing, pihak sebagimana mestinya. Menurut pengelola Arisan Motor Plus yaitu Bapak Nasirwan, banyak kebijakan yang diberikan oleh Arisan Motor Plus kepada pihak peserta arisan motor. Penyelesaian masalah wanprestasi dengan jalan damai memiliki beberapa tahapan contohnya pada penyelesaian masalah wanprestasi yang terjadi pada Bapak Usman Soleh. Berikut adalah tahapan-tahapan mekanisme penyelesaiannya: 1. Pada saat telah diketahui terjadi wanprestasi yaitu adanya keterlambatan membayar uang arisan maka pihak pengelola memberikan surat peringatan 1 (SP 1) kepada pihak peserta yang bersangkutan, yang berisi peringatan agar segera membayar uang arisaya. 2. Setelah SP 1 tidak diindahkan oleh peserta arisan yang bersangkutan maka pihak pengelola arisan mengirimkan SP 2 dan SP 3. 3. Apabila peserta arisan motor yang bersangkutan tetap tidak mengindahkan SP yang diberikan maka pihak pengelola arisan motor meminta agar peserta arisan yang bersangkutan segera datang ke tempat arisan motor itu berlangsung. 4. Setelah kedua belah pihak bertemu dan melibatkan pihak ketiga sebagai mediasi dalam penyelesaian masalah. Para pihak tersebut menganalisa
48
masalah yang terjadi maka pihak pengelola arisan dan peserta arisan yang bersangkutan membuat kesepakatan penyelesaian masalah yang sesuai dengan wanprestasi yang dilakukan. Pada penyelesaian kasus wanprestasi yang terjadi pada Bapak Usman Soleh, setelah diketahui bahwa kondisi perekonomiannya mengalami pailit dan tidak sanggup lagi untuk meneruskan perjanjian antara kedua belah pihak, maka pihak pengelola
memberikan
kebijakan
kepada
bapak
Usman
Soleh
untuk
mengembalikan sepeda motor dalam kondisi yang baik. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa, penyelesaian yang banyak dipakai oleh pihak pesera arisan motor jika terjadi wanprestasi adalah secara damai. Penyelesaian secara damai ditempuh karena dapat menghemat waktu dan biaya. Pihak pengelola arisan motor dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh pihak peserta arisan motor karena dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat lazim jika pasang surut dalam keuangannya. Tidak terlepas juga berbagai usaha yang dimiliki oleh para peserta arisan, yang kemudian mungkin akan menimbulkan wanprestasi, namun tidak menutup kemungkinan penyelesaian wanprestasi
dilakukan
melalui
Pengadilan
Negeri
apabila
penyelesaian
wanprestasi secara damai tidak tercapai. C. Berakhirnya Perjanjian Arisan Motor Plus Berakhirnya suatu perjanjian merupakan aplikasi hubungan antara kedua belah pihak, karena berakhirnya suatu perjanjian berarti putusnya hubungan antara kedua belah pihak tentang suatu perjanjian atau perikatan.
49
Pasal 1381 KUHPerdata menjelaskan bagaimana suatu perjanjian itu berakhir, diantaranya ialah : a. Karena pembayaran b. Karena penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpangan atau penitipan. c. Karena pembaharuan utang. d. Karena perjumpaan utang atau kompensasi e. Karena percampuran utang. f. Karena pembebasan utangnya g. Karena musnahnya barang yang terutang. h. Karena kebatalan atau pembatasan i. Karena berlakunya suatu syarat-syarat batal yang diatur dalam bab ke satu buku ini. j. Karena lewatnya waktu.
Berdasarkan pengertian di atas, berakhirnya suatu perjanjian ialah apabila telah terpenuhinya semua apa yang menjadi tujuan dari perjanjian, sehingga tidak ada lagi hak dan kewajiban yang timbul, serta terlepasnya hubungan hukum antara pihak-pihak yang melakukan perjanjian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pegelola Arisan Motor Plus yaitu Bapak Nasirwan, ada beberapa jenis bentuk berakhirnya perjanjian Arisan Motor Plus yaitu antara lain :
50
1. Dengan dilakukannya pembayaran oleh peserta Arisan Motor Plus dengan jangka waktu dan cara pembayaran yang telah disepakati dalam perjanjian Arisan Motor Plus; 2. Dengan cara peserta Arisan Motor Plus membayar atau melunasi seluruh hutangnya kepada pihak pengelola arisan motor walaupun tidak sesuai dengan jangka waktu dan cara pembayaran yang telah disepakati dalam perjanjian Arisan Motor Plus; 3. Atau dengan cara diberlakukannya bentuk-bentuk wanprestasi kepada pihak peserta arisan motor yang melanggar perjanjian Arisan Motor Plus merupakan juga suatu bentuk berakhirnya perjanjian Arisan Motor Plus.
Pada Arisan Motor Plus bentuk penyelesaian yang sering atau banyak terjadi untuk menggakhiri perjanjian Arisan Motor Plus ialah para peserta arisan motor melakukan pembayaran sesuai dengan jangka waktu dan cara pembayaran yang telah disepakati dalam perjanjian Arisan Motor Plus.
Salah satu bentuk dari berakhirnya perjanjian berdasarkan ketentuan Pasal 1381 KUHPerdata ialah pembayaran, dengan adanya pembayaran atau pelunasan uang arisan motor oleh peserta arisan motor, maka tercapailah tujuan dari perjanjian Arisan Motor Plus yang menyebabkan terhentinya suatu hubungan hukum diantara kedua belah pihak yaitu pihak pengelola arisan motor dan pihak peserta Arisan Motor Plus.