IV. ANALISIS KONDISI FISM KUTM KARTANEGARA Djaenudim et al. (2002) menyatakan bahwa potensi suatu wilayah untuk pengembangan komoditas pertanian sangat ditentukau oleh kondisi fisik lingkungan, yang menc*up iklim, tanah, dau terrain (landfrm dan topografi). OIeh karena itu, tiugkat potensi lahan pertanian sangat ditentukan oleh kecocokan antara karakteristik lahan dari suatu areal dengan keperlnan atau persyaratan tumbuh komoditas yang bersangkutan. Pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami banyak kendala, diantaranya ialah informmi tentang karakteristik laha', agroklimat smberdaya air yang mas& terbatas. 4.1 Topografi Wilayah Ketika menganalisis kondisi permukaan wilayah, salab satu istilah yang lahan sering dibahas ialah terrain. Terrain diartikan sebagai keadaan permukaan lahan yang terdii atas topografi, fisiografi, lereng, dan batuan di permukaan tanah. Seperti daerah laimya yang berada di Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai
Kartanegara mempunyai karakteristik topografi yang beragani. Topografi wilayah Kutai Kartanegara terdili atas wilayah pantai dan daratan. Karakteristik topografi ini tersebar di 18 Kecamatan yang berada di KUtaiKartanegara, Wilayah Kutai Kartanegara sebagian besar bergelombang sampai berb*it dengan kelerengan yang landai smpai curam. ~~~~h dengan kemi,.jngan data sampai ]andai tedapat di beberapa bagian, yaitu beberapa kawasan pantai dan di sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) Mnhakam. Pads wilayah pedalaman dm perbatasan mempakau pegunungan dengan ketinggian 500-2.000 meter dari permulaan lant (m.dpl). Ketinggian suatu wilayah s-angat terkait erat dengan faktor temperatur. Wilayah dengan ketinggian tcmpat yang tinggi mempunyai subu yang rendah. Hal tersebut b e r p e n g d terhadap potensi pengembangan suatu komoditas tertentu. Ketinggian tempat di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terbagi menjadi lima kelas, bervariasi dari kelas 0-7 diatas 500 m.dpl ( ~ ~ 8).b ~~ ld ~ ~fisik i masing~ ~ i kelas ketinggiall dimjukkan pada Tabel 9, Peta ketinggian wilayah kabupaten Kutai Kartanegara ditunjukkan pada Gambar 8.
Tabel 8 Penyebaran kelas ketinggian wilayah di Kutai Kartanegara Krlss Kclingginn (m.dpl)
Luas
Pel'sentase
f ha)
PA)
0-7
3.234,8
22.9
7-25
7.219,9
26.5
25-100
8.137,7
29,8
100-500
3.142,6
11,5
>500
2.528,l
9,3
27.263,l
LOO
Jumlah Sumber :BAPPEDA Kutai Kartancgara (2008)
Tabel 9 Karakteristik fisik kelas ketinggian wilayah di Kutai Kartanegara Kelas Kefinggian (m)
Karakteristik Fisik Selalul sewaktu-wakm tergenang, tanah benifat orgmik air Wnah payau sampai asin, 0-7 daerah cndapan sungai, kclembaban udaradan suhu tinggi Permukaan tanah datar sampai landai, tergenang periodik, memiliki air tanah yang baik, tanah cukup dalam dan subur, cacak untulc persawahan, hampir tidak ditcmui 7-25 erosi Permukaan tanah cekung sampai bergelombang, wilayah yang dnpat diairi relatif 25-100 berkuran~mcok untuk perkcbunan terutama tanaman keras, niulai ditemukan erosi Permukaan tanah bergelombang sampai berbukit, daerah d a t a sulit ditemukan, 100-500 wilayah dapat diairi rclatif sedikit, air tanah dalam d m sulit dicapai Permukaan tanah berbukit sampai bergunung peralihan d u i iklim panas ke iklim pegunungan, wilayah dapat diairi sangat sedikit, curah hujan tinggi, kclerengan lcbih >500 dari 40%. mudah tcrerosi, cacok untuk hutan tindung, udara dingin Sumber : Dinas Pertmian Tanaman Pangan Kutai Kartancgara (2008)
k
KABUPATEN KUTAl KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TlMUR
0.7-
as.
2r.iaernapl
- ...--. ."."
.,..b,a,=.*
*.",,.,a.:....%
Sumber : BAPPEDA Kutai Kartanegari~(2008)
Gambar 8 Pela ketinggian wilayd~Kabi~ptenKutui K m c g a r a .
Tabel 10 Penyebaran dan luas satuan fisiografi wilayah Kutai Kartanegara Nama Sainau Fisiografi
Rawa pasang sulut (fidolswamp) Dataran aluvial (aI1~ioIploin) Jalur kelokan sungai (meander bell) Rawa (w~zrnp) Lembah aluvial (alluvialvaley) Tcras-tern (rerrace) Dataran @loin) Perbukitan (hill) Pegunungan (rno~mnlain)
Luas Wilayall
Ferscntase
2.9979
11,O
(km')
(%)
2.349,9 1.462,4 1.291,7
88.8
918.8 8959.8
4.301,6
3.4889
Jumlah 27.263,1 Sumber : PDP3D Kutai Karkuegara, diacu dalam BAPPEDA Kutai Kmtmegara (2W8)
4.2 Fisiografi Wilayah Untuk dapat memberikan gambaran dan kemudahan dalam perencanaan penggunaan tanah yang berkaitan dengan perencanaan pengembangan daerah, pembagian bentuk permukaan bumi berdasarkan tipe fisiogratinya sangat dibutuhkan (BAPPEDA Kutai Kartanegara, 2008). Data mengenai fisiografi wilayab sangat penting dalam analisis potensi wilayah, karena berhnbungan dengan karakteristik tanab dan sifat fisik lingkungan laimya (Mardjuki, 1994). Kondisi fisiografi di wilayah Kutai Kartanegara cukup beragam dengan karakteristik fisik yang berbeda-beda. Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah (PDP3D) Kutai Kartanegara membagi wilayah Kutai Kartanegara menjadi 9 satuan fisiografi. Penyebaran dan Inas satuan fisiografi wilayah Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 10. Daerah rawa pasang surut (tidal nuamp) terdiri dari daerah dataran rendah di tepi pantai yang selaln dipengaruhi oleh pasang surut dari laut dan ditumbuhi butan mangrove dan bakau. Daerah dataran alluvial (alluvial plain), yaitu daerah dataran yang terbentuk dengan proses pengendapan di daerah muara dan lereng-lereng bukit dan pegunungan. Bentuk wilayah bermorfoiogi dataran dengan variasi kelerengan kurang dari 2 % dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter. Daerah jalur kelokan sungai (meander belt), yaitu daerah jalur meander sungai yang mempunyai tanggul sungai yang lebar. Bentuk wilayahnya bennorfologi dataran dengan variasi kelerengan kurang dari 2 % dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter.
Daerah rawa (swamp) berupa dataran banjir yang selalu tergenang air tawar bergambut atan dataran banjir berawa di lembah yang sempit. Bentuk wilayahnya bermorfologi dataran dengan variasi kelerengan kurang dari 2 % dan perbedaan tinggi kurang dari I meter. Daerah lembah alluvial (alluvial valley), yaitu daerah dataran di lembab atau di ki kanan sungai dengan berbukit atau tidak berbukit. Bentuk wilayahnya bermorfologi dataran dengan variasi kelerengan kurang dari 2 % dan perbedaan tinggi kurang dari I meter. Daerah teras (terrace); daerah betteras, baik yang dipengaruhi laut maupun teras berpasir yang datar dan temtup gambut yang dangkal atau teras berpasir dengan bentuk wilayah bergelombang. Bentuk wilayahnya bermorfologi dataran dengan variasi kelerengan kurang dari 8 % dan perbedaan tinggi kurang dari 10 meter. Daerah datamn (plain), yaitu daerah endapan dataran karst, dataran vulkanik, dataran batuan beku asam dan dataran baslt. Daerah perbukitan (hill) merupakan daerah bukit endapan dan ultra baslt, satuan punggung sedimen, ~neramorf dan vulkanik yang terpotong dengan pola drainase radial. Daerah pegunungan (mozintain), yaitu daerah gunung endapan has11 dan ultra bast, gunung batu pasir dengan lereng terpotong, punggung dan gunung karet yang permukaannya tidak rata, satu punggung granit dan metamort dan gunung strato vulkanik yang tererosi pola drainase radial. Bentuk wilayah agak berbukit sampai bergunung dengan variasi kelerengan kurang dari 26 % dan perbedaan tinggi lebih dari 300 meter. Peta fisiografi Kabupaten Kutai Kartanegara dihmjukkan pada Gambar 9.
Sumber : BAPPEDA Kutai Kartanogara (2008)
Ganbar 9 Peta fisiografi Kabupaten Kutai Kalanegam.
19
Tabel 11 Jenis fomasi geologi beserta luasuya di Kutai Kartanegara Jenis Formssi
Alluvium
Luas Wilayah
L'crsentasc
(km')
(X)
8.4302
309
Kampung Baru beds Balikpapan beds Pulau balang beds Pamaluan beds
Palmgene Pratelfiar Tidak ada data Jumlah Sumber: PDP3D Kutai KBttanegara, diocu dnlam BAPPEDA
4.3 Formasi Geologi Wilayah Indonesia terbentuk dari berbagai formasi geologi (litologi), terrain, dan iklim, yang merupakan faktor utama pembentuk tanah dan sangat menenh~kan potensinya untuk pertanian (Djaenudm, 2008). Shddur geologi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sampai saat ini belum seluruhnya diketahui. Menurut RW. Van Bemmelen (1949), diacu dalam BAPPEDA Kutai Kartanegara (2008) baru sebagian sebelah timur (daerah pantai dan dataran reudah sekitamya) yang dipetakan, membujur dari arah selatan sampai utara. Diduga bahwa struktur geologi Kabupaten Kutai Kartanegara berumur antara Pratertier hiugga Kwarter. Formasi geologi yang terbentuk pada zaman pratertier ialah batuan serpih loistalin, phylit, batu sebak, serpih liat, batu liat, napal, batu gamping, dan batuan eruftif asam sampai basa. Penyebarannya terdapat di Kecamatan Tabang. Sedangkan pada zaman tertier formasi geologi yang terbentuk adalah paleogen, pamaluan beds, pulau balang beds, Balikpapan beds, Kampung Baru beds, dan dumaring beds. Jenis formasi geologi di Kutai Kartanegara beserta luasnya dapat dilihat pada Tabel 11. Formasi alluvium terdii dari pasir lumpur dan kerikil. Formasi ini meliputi areal seluas 8.430,2 km2 atau 30,9 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Formasi Kampung Baru terdiri dari batu pasir kwarsa dengan sisipan lempung, serpih, lanau dan lignit, terdapat seluas 1.644,7 kn? atau 6,3 % dari laus wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Formasi ini terdapat di wilayah
Kecamatan Muara Badak, Anggana, SangaSanga, Muara Jawa, Loa Janan, dan Samboja. Formasi Balikpapan terdiri dari batu pasir kwarsa dan lempung dengan sisipan batu lanau, serpih, batu gamping dan batu bara. Luas formasi ini adalah 4.360,9 km2 atau 16,7 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Penyebaran formasi ini terdapat di wilayah Kecamatan M u m Badak, Sebulu, Tenggarong, Loa Kulu, Loa Janan, Anggana, Sanga-Sanga, dan Samboja. Formasi Pulau balang dengan luas 3.726,l km2 atau 14,3 % dari wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Formasi ini terdiri dari gravake, batu pasir kwarsa, batu gamping, batu lempung, dan tufa dasitik dengan sisipan batu bara. Formasi ini tersebar dengan garis pantai yang meliputi Kecamatan Muara Badak, Sebulq Tenggarong, Loa Kulu, Kota Bangun, M u m Muntai, Muara Kaman, Sanga-Sanga, dan Samboja. Formasi pamaluan terdiri dari batu pasir, batu opsir, dengan sisipan batu liat, serpih. Batu gamping dan batu lanau (Siltsone) meliputi areal seluas 4.446,2 Ian2 atau 17 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Formasi ini terdapat di wilayah Kecamatan Muara Badak, Muara Muntai, Kota Bangun, Muara Kaman, dan Sebulu. Formasi paleogen terdiri dari batu pasir berkonglomerat basalt, batu pasir jempungan, napal dan batu gamping, meliputi area 159,s kmz atau 0,6 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Formasi ini terdapat di Kecamatan Kembang Jlu~ggut. Gambaran penyebaran formasi geologi yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara ditunjukkan pada Gambar 10.
Sumbcr : BAPPEDA Kuiai Kmalema (2008)
Gambar 10 Peta fonnasi geologi Kabuplte~iKutai K-negam
4.4 Jenis Tanah dan Peoyebarannya Jenis-jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara tergolong kedalam tanah yang bereaksi asam. Hal ini diperkuat oleh Djaenudin et al. (2002) yang menyatakan bahwa tanah yang terdapat di daerab beriklim basah, seperti Kaliantan yang terbentuk dati bahan induk sedimen, plutonik clan vulkanik, cendemng bereaksi masam dengan pH < 5,5. Pada dasamya jenis-jenis tanah di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor d m padanannya menurut United States Department of Agriculture (USDA) Soil Taxonomi terdiri dari : Podsolik (Ultisols),
Alluvial (Entisols), Gleisol (Entisols), Organosol (Histosols), Lithosol (Entisols), Latosol (Inceptisols), ,Andosol (Inceptisols), Regosol (Entisols), Renzina (Mollisols) dan Mediteran (Inceptisols) (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kutai Kartanegara, 2008). Dari hasil analisis data pokok Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2001 yang dilaksanakan oleh PDP3D Kutai Kartanegara, diperkirakan luas dan sebaran jenis tanah di Kabupaten Kutai Kattanegara didominasi oleh 4 jenis tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12. Peta jenis tanah di Kutai Kartanegara ditunjukkan pada Gambar 11.
Tabel 12 Luas dan penyebaran jenis tanah di Kutai Kartanegara L o h s i Pcnycbaran
Luas (krn')
Organosol Gley I3urnus (Hislosols)
Kec. Muara Munhi, Kota Bangun, Kenohan, Kernbang Jangguf, M u m Kaman, Sebulu, Tenggarong dm h a kulu
3.492.4
Alluvial (Enfisois)
Kec. Samboja, Muara Jawa, Sanca-sanga, Anama dm Muara Badak
7.593,s
Komplcks Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol (Kompleks UItisols, Inoeplisols, d m Enlisols)
Sebsgian wilayah Kabupatcn Kutai Kwanegara
7.557,3
27.7
Jurnlah 27.26:) 1 Sumber :PDP3D Kutai Kartanegara, diacu dalam BAPPEDA Kutai Kartanegara (2008)
27.263,l
Jcois Tanah
Podsolik Mcrah Kuning (Ullisols)
Persentasc
(%I 12,s
Scbagian wilayah KabupatenKutai
Kartanegara
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARII PROPiNSl KALIMANTAN TIMUR
Surnber : BAPPEDA Kutai Kartaacgara (2008)
Gambar 11 Peta jenis h a l Kabupatcn ~ Kulai Kartimegan
4.5 Hidrologi Potensi hidrologi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat besar. Berdasarkan data yang ada, wilayah ini memiliki 31 sungai besar dan kecil, dari sungai-sungai tersebut yang tersebar dan terpanjang adalah Sungai Mahakam. Aliran Sungai Mahakam yang lebar dan tenang memberikan pengaruh yang sangat besar temtama bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Besarnya potensi air sungai yang mengalii sepanjang sungai dan anak sungai Mahakam ini dapat diakibatkan oleh penggunaan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan kawasan hutan, sehingga sangat berpotensi untuk daya resapan air (infiltrasi) di wilayah ini dan selanjutnya menghasilkan volume/debit air yang sangat besar di daerah hulu. Bagi kepentingan sosial ekonomi masyarakat sungai/anak sungai Mahakam hingga saat ini dimanfaatkan sebagai air baku bagi penyediaan air minum penduduk di sepanjang wilayah yang dilaluinya. Sedangkan lebar dan dalamnya sungai d i j a d i i sarana esensial bagi kegiatan transportasi air sebagai transportasi lokal maupun antar wilayah (transportasi regional). Selain memiliki banyak sungai besar dan kecil, wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara juga memiliiki banyak danau. Beberapa danau yang cukup besar yang ada di wilayah ini antara lain Danau Semayang dan Danau Meliitang. 4.6 Curah Hujan
Hujan dapat diartikan sebagai peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan merupakan salah satu p s u r iklim yang sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, khususnya di daeralt tropis. Hal ini diarenakan berbasil tidaknya proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, termasuk tanaman padi sangat tergantung pada awal, intensitas, dan lamanya kejadian musim hujan. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jahlh atau turun pada suatu wilayah dalam waktu dan intensitas tertentu. Menurut Hassm (1963), letak suatu wilayah mempunyai pengaruh yang besar terhadap curah hujan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : topografi wilayah, arab medan lereng, arah angin yang sejajar g a i s pantai, dan jarak perjalanan angin di atas ~nedandatar. Berdasarkan data yang diperoleh dari BAPPEDA Kutai Karttlnegara, curah hujan tahunan di Kabupaten Kutai Kaztanegara adalah berkisar antara 2.000-4.000 mmltahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 130-150 harUtahun. Penyebaran cnrah hujan tahunan di Kutai Kartanegara dapat dilihat pa& Gambar 12.
Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai karakteristik hujan yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan topobmfi masing-masih daerah dan letak tempat dengan lautlpantai. Karena ha1 tersebut, maka kejadian bulan basah dan bulan keringnya tidak selalu sama di berbagai daerah. Secara m u m , pola hujan di wilayah Kutai Kartanegara adalah tipe equatorial. Tipe equatorial dicirikan oleli pola hujan dengan bentuk bimodal (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bnlan Maret dan Oktober yaitu pada saat matahari berada di dekat equator (Boer, 2001).
KABUPATEN KUTAl KARTANEGARA PROPINS1 KALIMANTAN TlMUR
-----
&%..
Nnrh "",an
-
Jlii"""i.U"
n>im.:Wniin
Lrm.,."
-"
B a r , L.b"i.""
.:Winn
h
1w>-2596 a m
ih
,a
a I~.M-.(~ia,n.,h rn 3 i M o n m . a l .,
,
.
...
..
Psrr:~ir.in;.riuii.%i"i666,h18r.t~~
**-
I Sumbm : B A P P E D A Kutai Kari3llcgan (2008)
Gambar 12 Petn curah hujan Kabu~patenKutai Kartmegara.
25
Tabel 13 Luas penyebamn daerah curah hujan di Kutai Kartanegara Curah Hujnn (mdtnhun) Q.MX)
2.000-2.500 2.500-3.000
3.000-3.500
I.uas Wilayah
Lokasi Pcnyebaran
(km')
Bagian Timur (sepanjang pantai) dari utara kc selatan, wilayah :Kec. Muara Badak, Anggana, Loa Janan. b a Kulu,. Tenmamna. -- -~Sebulu. Muara Kam& Kec. KotaBangun Bagian Tengah membujur dsri Utara ke Selatan Bagian Barat, wilayah :Kcc. Kembanglanggutkc Utara
Sebagian wilayah Kec. Tabang (membujur dari selatan ke utara) Pada Ujung B m t wilayah Kec. Tabang Kabupaten Kutai Kortanegara Sumber :BAPEDALDA Kutai K m e g a r a (2007) 3.5004'000 > 4.000
Berdasarkan data yang diperoleh dari BAPPEDA Kutai Kartanegara, curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara terbagi menjadi 6 klasifikasi dengan penyebarannya yang heragm (Tabel 13). Curah hujan dibawah 2.000 mmltahun meliputi luas 12.376,5 km2 atau 47,39 % luas wilayah Kabupateu Kutai Kartanegara, tersebar di bagian T m u r di sepanjang pantai dari utara ke selatan yang meliputi sebagian wilayah Kecmatan Muara Badak, Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu dan M u m Kaman. Curah hujan antara 2.000-2.500 mmltahun dengan luas penyebaran mencapai 5.979,5 km2 atau 22,9 % wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagian kawasan ini terdapat di Kecamatan Kota Bangun. Kawasan ini mempunyai 2 bulan lembab yaitu bulan Juli dan Agustus. Cwah hujan antara 2.500-3.000 mdtahun dengan luas penyebaran mencapai 1.986,4 km2 atau 7,6 % luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kawasan ini terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten membujur dari utara ke selatan, yang meliputi Kecamatan Kemhang Janggut. Pada kawasan ini hanya terdapat satu bulan lembab yaitu pada bulan Juli. Curah hujan antara 3.000-3.500 mdtahun meliputi luas 1.344,4 km2 atau 5,2 % dari luas wilayah terletak agak ke barat wilayah Kabupaten. Penyebarannya di sekitar Kecamatan Kembang Janggut membujur ke utara dan pada kawasan ini tidak mempunyai bulan lembab dan bulan kering. Curah hujan antara 3.500-4.000 mmltahun meliputi luas 1.425,2 km2 atau 5,5 % dari luas wilayah. Terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Tabang, membujur dari selatan ke utara, dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lemhab dan bulan kering.
(%)
12.376,5
47,4
5.979,s 1.986,4
22,9 7,6
1.344,4
5,2
1.4253
5.5
3.004.9 27.263.1
11,5 27.263,I
Curah hujan lebih dari 4.000 mmltahun meliputi luas 3.004,9 km2 atau 11,5 % dari luas wilayah terletak pada ujung barat Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu di sebagian wilayah Kecamatan Tabang. Pada kawasan i?i tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering. Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa luas penyebaran daerah curah hujan tertinggi adalah di bagian timur (sepanjang pantai) dari utara ke selatan, wilayah : Kecamatan Muara Badak, Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu, dan Muara Kaman yaitu 12.376,5 km2 dengan kisaran curah hujan dibawah 2.000 mdtahun. Sedangkan yang terendah terdapat di bagian barat, yakni wilayah Kec. Kembang Janggut ke utara yaitu 1.344,4 km2dengan kisaran curah hujan antara 3.000-3.500 mmltahun. 4.7 Karakteristik Iklim Iklim mentpakan gambaran cuaca suatu daerah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Lebih lanjut, Nasir (2004) menyatakan bahwa iklim adalah sintesis, kesimpulan atau statistik cuaca jangka panjang. Penyebaran iklim antar tempat di seluruh dunia secara global sangat beragam. dikendalikan oleh faktor-faktor alamiah yang disebut faktor-faktor pengendali iklim. Karakteristik iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah iklim hutan tropika humida dimana tidak ;ids perbedaan yang tegas antara musim kemarau dan musim hujan. Besamya curah hrljan tahunan berkisar antara 2.000-4.000 mm dan umumnya hujan lebih banyak turun pada bulan Oktober sampai dengan bulan April d m biasanya disebut dengan bulan-bulan basah. Temperatur rata-rata bcrkisar antara 26'C dengan perbedaan antara siang dan malam antara 5-7'C (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kutai Kartanegara, 2006).
Suhu udara sangat berkorelasi dengan letak ketinggian atau elevasi tempat di atas permukaan laut pada daerah tropika. Suhu udara dapat diprediii berdasarkau letak ketinggian suatu tempat. Hubungan suhu udara dengan ketinggian suatu tempat ditunjukkan pada Tabel 14. Kondisi suhu pada arah horizontal hampir tetap dan perubahan yang jelas terjadi pada arah vertikal, jadi perbedain suhu sangat tergantung pada perbedaan letak ketinggian suatu tempat. Oleh karena itu dalam membicarakan iklim tropis h m s dibedakan antara dataran rendah dan pegunungan. Oleh karena di Indonesia pembahan suhu tidak besar dan pembahan teratur dengan letak ketinggian, maka pada tempat yang sama dari permukaan laut, hujan serta pembagiannya
adalah faktor utama yang menentukan ikiim setempat. Atas dasar bahwa zone tinggi di Indonesia dapat dipakai sebagai indiiator zone suhu, maka Mohr membagi Indonesia menjadi 4 daerah (belts) yaitu : liangat, sedan& dan dingin. Penjelasan Mohr ini terlihat pada Tabel 15. Elevasi di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara berkisar antara 0 sampai diatas 500 m.dpl. Sedangkan suhu udara rata-ratanya berkisar antara 23,3-263 'C. Berdasarkan pembagian daerah oleh Mohr yang berdasarkan zone ketinggian dan suhu ratarata, maka wilayab Kutai Kartanegara secara mum terdiii atas dataran rendah tropis dan perbukitan atau pegunungan rendah.
Tabet 14 Korelasi suhu udam dengan ketinggian tempat Suhu udsra mts-mtn ('C)
Elevasi (m.dpl)
Maksimum 29.1 26,3 20,s 14.8
500 1.0W 2.000 3.000 4.000
Minimum 19,s 172 12
Tahunsn 23.3 20.2 14,1
6,7 1,s
3,7
9 Sumber : RePPhoT (1990). diacu dalam Djaenudin et 01. (2002)
83
Tabel 15. Pembagian daerah di Indonesia beserta sifatnya menurut Mohr Daerah Dataran rendah tropis Pcrbukitan atau pegunungan rendah Pegunungan tropis Pegunungan tinggi Vopis Sumbcr :H s a n (1963)
Suhu Rala-mta
("0 27-25 24-19 18-13 1-0
KetinFgisa (m.del) 0-200 200-1.000 100-1.900 1.9W4.500
Sirst Pans
Hangat Dingin Dingin