ISSN: 2088-687X
23
PEMANFAATAN GEOGEBRA UNTUK MENGGAMBAR POTRET FASE SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL Eminugroho Ratna Sari Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
[email protected] ABSTRAK Perilaku solusi sistem persamaan diferensial seringkali akan lebih mudah diinterpretasikan melalui grafik, tetapi hal ini tidak mudah digambar tanpa bantuan software. Padahal software matematika seringkali membutuhkan bahasa pemrograman yang rumit untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini tidak mudah dilakukan bagi pemula. Sementara, di lain pihak terdapat software yang lebih mudah digunakan, khususnya dalam menggambar grafik. Tujuan penulisan paper ini adalah bagaimana memanfaatkan Geogebra sebagai software yang user friendly untuk menggambar potret fase sistem persamaan diferensial untuk mengamati perilaku solusinya. Akan diberikan langkah-langkah menggambar potret fase sistem persamaan diferensial baik linear maupun nonlinear. Berdasarkan potret fase dapat diketahui perilaku solusi di sekitar titik ekuilibrium. Kata Kunci: Geogebra, potret fase, sistem persamaan diferensial
ABSTRACT The behavior of solutions of differential equations systems will be more easily interpreted by graphs, but this is not easy drawn without software. As known, mathematics software often requires a complicated programming language to get the desired results. It is not easy for beginners. On the other hand, there is software that is easier to use, especially in drawing a graph. The purpose of this paper is how to utilize GeoGebra as user friendly software to draw a phase portrait of a system of differential equations. Step-by-step drawing phase portrait systems of differential equations both linear and nonlinear will be given. Based on the phase portrait can be seen the behavior of solutions around the equilibrium point. Keywords: Geogebra, phase portrait, differential equations systems
Pendahuluan
fungsi f disebut solusi dari persamaan
Persamaan diferensial merupakan
diferensial jika f terdefinisi pada suatu
persamaan yang memuat derivative atas
persamaan diferensial beserta turunan-
satu atau lebih variable tak bebas
turunannya pada suatu interval I, dan
terhadap satu atau lebih variable bebas.
apabila
Jika persamaan hanya memuat satu atau
diferensial tersebut akan terpenuhi. Suatu
lebih variable tak bebas terhadap satu
persamaan diferensial disebut linear jika
variable bebas, maka disebut persamaan
(1) variable tak bebas dan/atau turunan-
diferensial biasa. Lebih lanjut, suatu
turunannya bukan merupakan fungsi
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
disubstitusi
ke
persamaan
24
ISSN: 2088-687X
transenden, (2) pangkat dari variable tak
dengan vaksinasi (Keeling, Tildesley,
bebas dan turunan-turunannya adalah
House, & Danon, 2013), bahkan dengan
satu, (3) tidak ada perkalian antara
control (Bakare, Nwagwo, & Danso-
variable tak bebas dengan dirinya sendiri,
Addo, 2014).
atau dengan turunan-turunannya, atau antar turunan-turunannya (Ross, 1984). Himpunan
berhingga
Analisa mengenai perilaku solusi ini tidak mudah dilakukan. Namun
dari
demikian, dapat juga dianalisa melalui
persamaan diferensial disebut sebagai
potret fase. Menggambar potret fase
sistem
Hal
tanpa bantuan software seringkali juga
persamaan
menarik
yang
mendapatkan
diferensial.
dapat
dilihat
setelah
tidak mudah dilakukan. Dewasa ini
solusi
suatu
sistem
software matematika telah banyak ada
persamaan diferensial adalah dengan
antara
lain
MAPLE,
MATLAB,
menganalisa perilaku dari solusi sistem
WinGeom, WinPlot, maupun Geogebra.
tersebut. Bucur (2006) telah membahas
Geogebra merupakan salah satu
mengenai teori perilaku solusi suatu
software yang free download yang sering
persamaan
digunakan
diferensial.
Sementara
dalam
pembelajaran
Ademola (2011) menganalisa kestabilan
matematika karena fiturnya yang lengkap
untuk persamaan diferensial nonlinear.
dan interaktif. Geogebra juga relative
Perilaku
persamaan
lebih mudah digunakan daripada software
diaplikasikan
yang lain karena tidak membutuhkan
solusi
diferensial
juga
sistem sering
dalam pemodelan matematika di bidang
bahasa
biologi. Bagaimana penyebaran suatu
(Hohenwarter, Hohenwarter, Kreis, &
penyakit dapat dianalisa sehingga dapat
Lavicza, 2008). Salah satu yang bisa
diprediksi kapan akan terjadi epidemic.
dimanfaatkan
Model
menggambar potret fase dari sistem
SIR
epidemiologi diperkenalkan
merupakan pertama
kali
yang
Geogebra
rumit
adalah
persamaan diferensial. Pada paper ini akan dibahas
McKendrick (1927). Pada model klasik
mengenai penggunaan Geogebra untuk
ini diasumsikan tidak ada kelahiran dan
menggambar trayektori solusi sistem
kematian. Modifikasi model ini terus
persamaan
diferensial,
mengalami perkembangan, mulai dari
bagaimana
potret
muncul
adanya
tersebut. Pertama akan dibahas untuk
kelahiran dan kematian, model SIR
sistem persamaan diferensial linear. Pada
dengan efek demografi, model SIR
bagian ini, akan diberikan contoh-contoh
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
SIR
Kermack
dari
yang
&
model
oleh
pemodelan
pemrograman
dengan
fase
lebih
lanjut
dari
sistem
ISSN: 2088-687X
25
sistem persamaan diferensial linear yang kemudian dianalisa bagaimana perilaku
x t0 x0 x10 , x20 , Selanjutnya
, xn0
n
.
xt x x 0 , t
notasi
solusi sistem tersebut melalui potret fase yang
diperoleh
dengan
Geogebra.
Selanjutnya akan dibahas bagaimana penggunaan
Geogebra
menyatakan solusi Sistem (2) yang melalui x 0 . Selanjutnya
untuk
akan
diberikan
menggambar trayektori solusi sistem
definisi titik ekuilibrium suatu sistem
persamaan diferensial nonlinear, dalam
pada
hal ini yang akan dibahas untuk model
Definisi 1 (Perko, 1991)
SIR.
Titik xˆ
n
.
n
disebut titik ekuilibrium
diberikan
Sistem (2) jika f xˆ 0 .
beberapa definisi yang berkaitan dengan
Definisi 2 (Perko, 1991)
sistem persamaan diferensial. Antara lain
Diberikan
definisi
Sistem (2).
Untuk
itu,
solusi
diferensial,
berikut
sistem
titik
persamaan
ekuilibrium
dan
xˆ
n
titik ekuilibrium
i. Titik ekuilibrium xˆ dikatakan stabil
kestabilan.
lokal jika untuk setiap bilangan ε >
Sistem Persamaan Diferensial
0, terdapat bilangan δ = δ (ε) > 0,
Pada bagian ini akan dibahas mengenai
definisi
sistem
persamaan
diferensial, titik ekuilibrium, kestabilan, bidang fase, trayektori dan potret fase. Diberikan sistem persamaan diferensial
sedemikian sehingga untuk setiap solusi
x t
yang
xt0 xˆ
memenuhi berlaku
xt xˆ , untuk setiap t t 0 . ii. Suatu titik ekuilibrium xˆ dikatakan
biasa x1 f1 x1 , x 2 ,, x n , x 2 f 2 x1 , x 2 ,, x n ,
tak stabil, jika tidak dipenuhi (i). iii. Titik ekuilibrium xˆ dikatakan stabil
(1)
asimtotik
x n f n x1 , x 2 ,, x n ,
dengan kondisi awal xi t 0 xi 0 , i = 1, 2, ..., n.
lokal
ekuilibrium
xˆ
,
jika
titik
stabil dan jika
terdapat 0 0 , sehingga untuk setiap solusi x t yang memenuhi
Sistem (1) dapat ditulis sebagai x f x
x x1 ,x2 ,…,xn
dengan
f f1 ,
,f n
xt 0 xˆ 0
(2)
dan
kondisi
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
n
,
berlaku
lim xt xˆ . t
awal Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
26
ISSN: 2088-687X Menganalisa kestabilan di sekitar
1. Mempelajari
sistem
persamaan
titik ekuilibrium menggunakan Definisi 2
diferensial berikut perilaku solusinya
seringkali tidak mudah dilakukan. Untuk
secara analitik.
melihat perilaku solusi dapat melalui potret fase.
Diperhatikan Sistem (2),
untuk fungsi atas 2 variabel tentu dapat
2. Mempelajari
Geogebra
untuk
persamaan diferensial. 3. Memanfaatkan
Geogebra
dalam
digambar grafik solusinya. Dalam hal ini,
menggambar solusi sistem persamaan
bidang- x1 x2
sebagai
diferensial.
menggambar
grafik
bidang
fase.
kurva/grafik
tempat
untuk
disebut
sebagai
4. Menginterpretasikan perilaku solusi
Sementara,
sebuah
berdasarkan gambar yang diperoleh
solusi
yang
dilengkapi
dari Geogebra.
dengan arah disebut trayektori, arah
Diagram
berkaitan dengan t yang membesar.
dalam paper ini adalah sebagai berikut:
Gabungan
dari
mengenai
pembahasan
trayektori-trayektori Sistem Persamaan Diferensial
disebut potret fase. Lebih lanjut, jika semua trayektori berada di sekitar titik
Linear
ekuilibrium, maka disebut stabil, dan jika pada
alir
akhirnya
semua
Non Linear
trayektori Solusi Analitik
mendekati titik ekuilibrium, maka disebut stabil asimtotik. Sedangkan, jika ada trayektori
yang
menjauh
dari
Digambar dengan Geogebra
titik
ekuilibrium, maka disebut tidak stabil. Metode Penelitian Paper ini berisi kajian mengenai
Interpretasi perilaku solusi Gambar 1. Diagram alir pembahasan
dalam
Pada bagian selanjutnya akan
menggambar potret fase dari suatu sistem
dibahas bagaimana menggambar potret
persamaan
fase
pemanfaatan
pembahannya
Geogebra
diferensial. menggunakan
Adapun studi
literature yang mengambil dari buku-
sistem
persamaan
diferensial
menggunakan Geogebra. Hasil dan Pembahasan
buku maupun jurnal yang berkaitan
Geogebra
merupakan
software
dengan sistem persamaan diferensial dan
yang
perilaku solusinya. Langkah-langkahnya
melalui www.geogebra.org. Saat ini,
sebagai berikut
versi terbaru adalah Geogebra 5. Versi
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
dapat
diperoleh
secara
gratis
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
ISSN: 2088-687X
27
inilah yang digunakan dalam pembahasan
berikut. Misal titik yang dibuat diberi
paper ini. Setelah Geogebra terpasang,
nama dengan titik A.
maka akan muncul icon yang berbentuk . Geogebra dalam
pemahaman
sangat materi
membantu kalkulus,
Gambar 3. Membuat titik A sebagai
statistika maupun geometri. Bahkan terus
nilai awal
mengalami perkembangan hingga saat ini
Tujuan membuat titik ini adalah
dapat digunakan untuk materi persamaan
digunakan sebagai nilai awal dari
diferensial (Kovacs, 2010). Pada paper
sistem persamaan diferensial.
ini, akan dibahas mengenai pemanfaatan
3. Menginput ruas kanan dari sistem
Geogebra dalam menggambar potret fase
persamaan
sistem persamaan diferensial melalui
digambar trayektori solusinya. Misal
contoh-contoh.
fungsi diberi nama dengan f(x,y) dan
1. Sistem
Persamaan
Diferensial
diferensial
yang
akan
g(x,y). 4. Menggambar trayektori solusi sistem
Linear Pada dasarnya, langkah-langkah untuk masing-masing contoh akan sama,
persamaan
diferensial
dengan
menginput perintah sebagai berikut
yaitu
SolveODE[
, <x'>, <Start x>,
1. Membuka jendela Geogebra. Berikut
<Start y>, <End t>, <Step> ]
adalah tampilan awal Geogebra.
Suku pertama pada perintah tersebut adalah
fungsi
persamaan
ruas
kedua
kanan dari
dari sistem
persamaan diferensial, yaitu g. Suku kedua merupakan fungsi ruas kanan dari persamaan pertama, yaitu f. Suku ketiga menyatakan nilai awal untuk x, diisikan dengan cara x(A), dengan A adalah titik yang telah dibuat pada Gambar 2. Tampilan awal Geogebra 2. Membuat
titik
dengan
mengklik
bagian seperti tampak pada Gambar 3
langkah kedua. Suku keempat diisi dengan y(A). Suku kelima menyatakan waktu,
karena
sistem
persamaan
diferensial merupakan fungsi atas
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
28
ISSN: 2088-687X waktu. Sedangkan suku keenam untuk
Untuk potret fase pada sumbu-x positif
increment dari trayektori, semakin
dan sumbu-y negatif digunakan
kecil
nilai
yang
diinput,
maka
Sequence[Sequence[Vector[(i,j),
trayektori yang tampak akan semakin
(i,j)
smooth.
sqrt(f(i,j)^2 + g(i,j)^2)], i, 0, 5,
5. Setelah diperoleh trayektori solusi
+
0.15(f(i,j),g(i,j))
/
0.2], j, -5, 0, 0.2]
berdasarkan langkah 4, titik A dapat Berdasarkan langkah 1 – 6,
digeser sehingga perilaku solusi akan lebih jelas. Atau langkah 2 – 4 dapat
berikut
diulang kembali menggunakan titik
menggambar potret fase dari masing-
yang berbeda untuk lebih memahami
masing sistem persamaan diferensial
perilaku solusinya.
berikut
6. Selanjutnya
untuk
mendapatkan
arahnya menggunakan perintah
akan
untuk
Contoh 1. Diberikan sistem persamaan diferensial
Sequence[Sequence[Vector[(i,j),
x1 x1
(i,j)
x2 x2
+
digunakan
0.15(f(i,j),g(i,j))
/
(3)
sqrt(f(i,j)^2 + g(i,j)^2)], i, 0, 5,
Menggunakan Geogebra, diperoleh potret
0.2], j, 0, 5, 0.2]
fase Sistem (3) sebagai berikut
Artinya akan digambar potret fase untuk sumbu-x dan sumbu-y positif. Selanjutnya untuk potret fase pada sumbu-x negative dan sumbu-y positif digunakan Sequence[Sequence[Vector[(i,j), (i,j)
+
0.15(f(i,j),g(i,j))
/
sqrt(f(i,j)^2 + g(i,j)^2)], i, -5, 0,
Gambar 4. Potret fase Sistem (3) Berdasarkan Definisi
0.2], j, 0, 5, 0.2]
1, Sistem (3)
0, 0
T
Untuk potret fase pada sumbu-x
mempunyai titik ekuilibrium
negative
pada Gambar 4 ditunjukkan dengan titik
dan
sumbu-y
negatif
digunakan
,
B, sedangkan gambar yang berwarna
Sequence[Sequence[Vector[(i,j),
merah menunjukkan trayektori solusi
(i,j)
dengan
+
0.15(f(i,j),g(i,j))
/
sqrt(f(i,j)^2 + g(i,j)^2)], i, -5, 0,
nilai
awal
di
A
dan
C.
Berdasarkan Gambar 4 tersebut bahwa
0.2], j, -5, 0, 0.2] Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
ISSN: 2088-687X
29
trayektori-trayektori solusi menjauh dari
Contoh 3. Diberikan sistem persamaan
titik ekuilibrium. Hal ini berarti, titik
diferensial
ekuilibrium dari Sistem (3) tidak stabil.
x1 x1
Contoh 2. Diberikan sistem persamaan
x2 2 x2
diferensial
Potret fase dari Sistem (5) adalah
x1 x1
(4)
x2 x2
Diperoleh
(5)
potret
fase
Sistem
(4)
menggunakan Geogebra sesuai langkah 1-6 adalah
Gambar 6. Potret fase Sistem (5) Berdasarkan Definisi
1, Sistem (5)
mempunyai titik ekuilibrium
0, 0
T
,
pada Gambar 6 ditunjukkan dengan titik C, sedangkan gambar yang berwarna Gambar 5. Potret fase Sistem (4) Berdasarkan Definisi
merah menunjukkan trayektori solusi
1, Sistem (4)
mempunyai titik ekuilibrium
0, 0
T
dengan
nilai
awal
di
A
dan
B.
,
Berdasarkan Gambar 6 tersebut bahwa
pada Gambar 5 ditunjukkan dengan titik
trayektori-trayektori solusi pada kuadran
C, sedangkan gambar yang berwarna
I,II,III
merah menunjukkan trayektori solusi
ekuilibrium,
dengan
B.
sepanjang sumbu-y dan sumbu-x. Hal ini
Berdasarkan Gambar 5 tersebut bahwa
berarti, untuk t yang membesar solusi
trayektori-trayektori solusi pada kuadran
mendekati titik ekuilibrium, akibatnya
I,II,III
titik ekuilibrium dari Sistem (5) stabil
nilai
awal
maupun
ekuilibrium, sepanjang
di
IV
demikian sumbu-y.
A
dan
menuju
titik
maupun
IV
demikian
menuju juga
titik untuk
juga
untuk
asimtotik.
Namun,
untuk
Contoh 4. Diberikan sistem persamaan
sepanjang sumbu-x justru menjauh dari
diferensial
titik ekuilibrium. Hal ini berarti, titik
x1 x2
ekuilibrium dari Sistem (4) tidak stabil.
x2 x1
(6)
Potret fase dari Sistem (6) adalah AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
30
ISSN: 2088-687X penyakit dan kelas Recovered (R untuk menyatakan populasi yang sembuh dan kebal terhadap penyakit. Model SIR berbentuk (Kermack & McKendrick, 1927)
dS SI dt dI SI I dt dR I dt
Gambar 7. Potret fase Sistem (6) Berdasarkan Definisi
1, Sistem (6)
mempunyai titik ekuilibrium
0, 0
T
,
pada Gambar 7 ditunjukkan dengan titik B, sedangkan gambar yang berwarna merah menunjukkan trayektori solusi dengan nilai awal di A. Berbeda dengan potret fase pada Contoh 3, bahwa pada Gambar 7 tampak bahwa trayektoritrayektori solusi pada kuadran I,II,III maupun IV hanya berada di sekitar titik ekuilibrium.
Hal
ini
berarti,
titik
ekuilibrium dari Sistem (6) adalah stabil. 2. Sistem
Persamaan
Diferensial
Karena kelas R tidak mempengaruhi kelas S dan I, maka Sistem (7) cukup dipandang sebagai berikut dS SI dt dI SI I dt
(8)
Pembentukan model maupun analisa perilaku solusi Sistem (8) telah dibahas secara detail oleh Brauer (2001). Pada paper ini, akan dianalisa mengenai perilaku solusi Sistem (8) menggunakan potret
fase
yang
digambar
Langkah-langkah untuk
sistem
persamaan diferensial nonlinear akan dibahas untuk menggambar potret fase model SIR. Model SIR merupakan model matematika biologi yang sering dibahas. Pada model ini, populasi dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Susceptible (S) untuk
dengan
Geogebra.
Nonlinear Selanjutnya,
(7)
menggambar
hampir sama dengan ketika menggambar sistem
persamaan
diferensial
linear.
Namun akan lebih tampak perilakunya jika digambar juga untuk masing-masing solusi S dan I. Berikut langkah-langkah untuk menggambar potret fase maupun solusi S dan I dengan Geogebra:
menyatakan populasi yang rentan terkena penyakit, kelas Infectious (I) untuk menyatakan populasi yang terinfeksi Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
ISSN: 2088-687X 1.
2.
31
Menetapkan maksimum nilai t yang
dinyatakan
digunakan dalam gambar. Misal
dinyatakan dengan y, jadi
x
maxT = 15.
f(x,y)=-0.48*x*y
Membuat titik A dan B di sumbu-y
g(x,y)=0.48*x*y - 0.33*y
sebagai nilai awal dari solusi S dan I,
3.
dengan
6.
dan
I
dan
Menggambar trayektori solusi yang
berturut-turut. Misal A = (0,4) dan B
akan muncul di Graphic 2, dalam hal
= (0,1)
ini sumbu-x menyatakan S dan
Membuka jendela sebagai tempat
sumbu-y menyatakan I, yaitu
untuk
menggambar
grafik
yang
SolveODE[g, f, x(C), y(C), maxT,
kedua (dalam hal ini disebut Graphic 2), dengan cara klik view –> graphic
0.01] 7.
2, seperti tampak pada gambar
Menggambar potret fase Sistem (8), yaitu
berikut
Sequence[Sequence[Vector[(i,j), (i,j)
+
0.15(f(i,j),g(i,j))
/
sqrt(f(i,j)^2 + g(i,j)^2)], i, 0, 5, 0.2], j, 0, 5, 0.2] 8.
Membuat barisan t, yang digunakan untuk
melihat
perilaku
masing-
masing solusi S dan I, yaitu t= Sequence[i, i, 0, 1, 0.01] maxT 9.
Membuat barisan R, untuk titik-titik solusi dari S, yaitu R=Sequence[x(Point[numericalInt
Gambar 8. Membuka Graphic 2 Tujuannya
adalah
untuk
menggambar trayektori solusi dan potret fase Sistem (8) 4.
Membuat titik C ditempatkan di Graphic 2, yaitu C = (y(A),y(B)), sebagai nilai awal dari trayektori solusi
5.
Menginput fungsi ruas kanan dari Sistem (8), dalam hal ini diambil
0.33 dan 0.48 , sedangkan S
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
egral1, i]), i, 0, 1, 0.01] 10. Menggambar solusi dari S pada Graphic 1, dalam hal ini sumbu-x sebagai
t,
sedangkan
sumbu-y
sebagai S, yaitu Polyline[Sequence[(Element[t, i], Element[R, i]), i, 1, 100]] 11. Membuat barisan F, untuk titik-titik solusi dari I, yaitu F=Sequence[y(Point[numericalInt egral1, i]), i, 0, 1, 0.01] Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
32
ISSN: 2088-687X
12. Menggambar solusi dari I pada Graphic 1, yaitu
Berdasarkan langkah 1 – 12, maka diperoleh :
Polyline[Sequence[(Element[t, i], Element[F, i]), i, 1, 100]]
Gambar 9. Graphic 1 (sebelah kiri) menyatakan solusi dari S (warna merah) dan I (warna hijau). Graphic 2 menyatakan trayektori solusi dan potret fase Sistem (8).
Berdasarkan Gambar 9 bagian
dengan
memanfaatkan
Graphic 1 tampak bahwa populasi S turun
Diharapkan
karena masuk ke kelas I, pada saat itu
software
populasi I akan naik. Sementara dari
mengenai perilaku solusi suatu sistem
Graphic 2 dapat terlihat bahwa solusi
persamaan diferensial menjadi lebih baik
menuju ke titik ekuilibrium
0, 0
T
,
artinya di titik ini solusinya stabil.
ini
menggunakan
penguasaan
konsep
lagi. Pustaka Ademola, A. T., & Arawomo, P. O.
Kesimpulan Geogebra
dengan
Geogebra.
sangat
bermanfaat
dalam pembuatan grafik fungsi. Pada paper ini lebih menekankan bagaimana cara mendapatkan trayektori solusi dan potret fase suatu sistem persamaan diferensial baik linear maupun nonlinear
(2011). Stability, Boundedness and Asymptotic Behaviour of Solutions of Certain Nonlinear Differential
Equations
of
the
Third Order. Kragujevac Journal of Mathematics, 35(No 3), 431445.
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
ISSN: 2088-687X
33
Bakare, E., Nwagwo, A., & Danso-Addo, E.
(2014).
Congress
on
Control
Mathematical Education. Mexico.
Analysis of an SIR epidemic
Keeling, M., Tildesley, M., House, T., &
Model
Optimal
International
with
Constant
Recruitment.
International
Journal of Applied Mathematical Research, 273-285.
Models
Population
in
Biology
Epidemiology.
New
and York:
Springer.
A
Contribution
Mathematical Epidemics.
Proc.
to
the
Theory
of
Royal
Soc.
London, (pp. 700-721).
of
Solutions
of
Difference Equations Supported by
Geogebra:Exploring
Kepler
General
Journal
Mathematics,
Vol.14(No.2), 55-58.
for
International
Technology
in
Z.
146.
(2008).
Perko, L. (2001). Differential Equations
Teaching and Learning Calculus
and Dynamical Systems. New
with Free Dynamic Mathematics
York: Springer-Verlag.
Software
Lavicza,
Problem.
the
Mathematics Education, 17, 141-
Hohenwarter, M., Hohenwarter, J., Kreis, &
Vaccination.
Mathematics TODAY, pp. 40-43.
Differential Equations as x->~.
Y.,
of
Kovacs, Z. (2010). Modelling with
Bucur, A. (2006). About Asymptotic Behaviour
Mathematics
Kermack, W., & McKendrick, A. (1927).
Brauer, F., & Castillo-Chavez, C. (2001). Mathematical
Danon, L. (2013, February). The
GeoGebra.
11th
Ross, S. L. (1984). Differential Equation. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
34
Pemanfaatan … (Emi Nugroho Ratnasari)
ISSN: 2088-687X
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015