BIO-PEDAGOGI ISSN: 2252-6897 1Volume 3, Nomor Qomariyah, N. Et al.– Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan..... 1 April 2014 Halaman 77-87 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Penerapan Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) dan POEW (Predict Observe Explain Write) pada Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 Comparison of Creative Thinking Skills on Application of POE (Predict Observe Explain) and POEW (Predict Observe Explain Write) Learning Model on Student at SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in the Academic Year of 2012/2013
Nurul Qomariyah a, Meti Indrowati b,Joko Ariyanto c Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] b Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] c Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] a
Diterima 18 Juli 2013, disetujui 15 Desember 2013
ABSTRACT- The research is aimed to find out the difference of creative thinking skills between application of POE (Predict Observe Explain) and POEW (Predict Observe Explain Write) learning model on student at SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in academis year 2012/2013. The research belonged to the quasi experiment with research design Posttest Only Non-Equivalent Control Group Design. This research applied POE (Predict Observe Explain) learning model in the experimental group 1 and POEW (Predict Observe Explain Write)learning model in the experimental group 2. Population of research was the students in X degree SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. The sampling used the cluster sampling was used as samply techniquel. The data collection technique was usedwerw test method belonged test shaped essay (for taking the data of students` creative thinking skills) and non-test method belonged documents method (for taking second data) and observation method (for taking the enforceability of the syntax and measure students` achievement psichomotor and affective as supporting data). Hypothesis testing belonged t-test. The results of the research shows that the mean of student`s capability of creative thinking in experiment group 1 higher than experiment group 2, it was 77,35 for experiment group 1 and 70,57 for experiment group 2. The result of hypothesis is analyze by t-test and it gets significant value 0,010 (sig<0,05), so there is difference of creative thinking skills between application of POE learning model and POEW learning model. Conclution of the research is there creative thinking skills between class use POE (Predict Observe Explain)learning model different withclass use POEW (Predict Observe Explain Write) learning model on student at SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in academis year 2012/2013. Key Words: POE (Predict Observe Explain) Learning Model, POEW (Predict Observe Explain Write) Learning Model, Creative Thinking Skills
berkomunikasi
Pendahuluan
dan
mampu
belajar
sepanjang hayat (life-long learning). Target dari pendidikan saat ini adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dimana manusia
yang
mempunyai
keahlian,
mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi,
kreatif,
terampil,
mampu
Pendidikan pada sekolah dasar, sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas selalu melibatkan proses berpikir. Proses berpikir ditentukan oleh banyak
hal,
salah
satunya
adalah
kemampuan berpikir manusia. Berpikir
78
BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 77-87
merupakan
proses
memperoleh
kognitif
pengetahuan
untuk
tajam dalam menganalisis dan kreatif
(Liliasari,
yang bersifat daya cipta. Kemampuan
2011).
berpikir kritis maupun berpikir kreatif Kegiatan pembelajaran atau pros-
merupakan
hal
penting
dan
sangat
es pembelajaran merupakan salah satu
diperlukan siswa untuk memecahkan
faktor
suatu permasalahan dan juga menghadapi
yang
mendukung
kualitas
pendidikan
Kegiatan
pembelajaran
tercapainya
yang
tinggi.
di
sekolah
persoalan hidup di masa yang akan datang.
seharusnya dibuat menyenangkan dan
Kemampuan berpikir kreatif di
semenarik mungkin sehingga siswa tidak
bidang
merasa bosan dan dapat belajar dengan
membantu siswa dalam memecahkan
baik serta hasil pembelajaran yang
suatu masalah yang dihadapi dalam pros-
diperoleh dapat optimal. Pembelajaran
es belajar. Kemampuan berpikir kreatif
yang melibatkan siswa akan membuat
pada siswa menjadi hal yang sangat
siswa itu lebih mengerti dan memahami
penting karena masalah nyata yang ada di
tentang materi yang disampaikan oleh
dunia saat ini tidak sederhana dan
guru.
konvergen.
Pembelajaran yang seperti ini
pendidikan,
nantinya
akan
Untuk itu, guru perlu
bersifat student center yang berarti
mengembangkan kemampuan berpikir
pembelajaran terpusat pada siswa dan
kreatif pada diri siswa (Afidah, 2012).
guru hanya sebagai fasilitator dalam belajar.
Kemampuan
berpikir
kreatif
mempunyai beberapa aspek, yaitu: fluen-
Banyak yang menganggap bahwa
cy, flexibility, originality, dan elabora-
pengetahuan
biologi
tion (Munandar, 2009). Rendah atau
merupakan ilmu hafalan. Anggapan ini
tingginya kemampuan berpikir kreatif
tidak benar.
siswa disebabkan oleh banyak faktor, sa-
ilmu
untuk
terutama
Ilmu pengetahuan tidak
dihafalkan
tetapi
dipahami.
lah satunya adalah model pembelajaran
Biasanya kalau siswa itu hanya hafal,
yang digunakan oleh guru dalam proses
maka materi pembelajaran akan cepat
pembelajaran.
dilupakan, namun apabila siswa itu
Alternatif akan
model
membuat
pembelajaran
faham, maka materi pembelajaran yang
yang
siswa
dapat
dipelajari akan selalu diingat.
menemukan, membangun konsep sendiri
Proses kemampuan berpikir ting-
dan meningkatkan kemampuan berfikir
tinggi
meliputi
kreatifnya, yaitu model pembelajaran
kemampuan berpikir kritis yang berarti
POE (PredictObserveExplain) dan model
kat
antara
lain
Qomariyah, N., et al. – Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif.....
79
pembelajaran POEW (Predict Observe
prediksi dengan hasil pengamatan yang
Explain Write).
telah dilakukan. Jadi dengan adanya
Model
pembelajaran
POE
proses prediksi, observasi dan eksplain
merupakan model pembelajaran dengan
ini diharapkan mampu mengembangkan
menggunakan metode eksperimen yang
ide atau gagasan dari siswa sehingga
dimulai
siswa tersebut mempunyai kemampuan
dengan
penyajian
masalah
kemudian peserta didik akan diajak untuk
berpikir kreatif yang tinggi.
memberikan prediksi (dugaan sementara)
Model pembelajaran kedua yang
terhadap kemungkinan yang akan terjadi
diusulkan adalah model pembelajaran
lalu
POEW.
dilanjutkan
dengan
observasi
Model
pembelajaran
ini
(pengamatan langsung) yang dibuktikan
merupakan perkembangan dari model
dengan melakukan suatu eksperimen atau
pembelajaran POE (Predict, Observe and
percobaan untuk menemukan kebenaran
Explain) dan strategi pembelajaran TTW
dari prediksinya dan akhirnya peserta
(Think Talk Write). Model pembelajaran
didik
atau
POE seperti yang telah dijelaskan di atas.
pengamatan
Sedangkan strategi pembelajaran TTW
menjelaskan
kesalahan
antara
kebenaran hasil
dengan prediksinya.
merupakan strategi pembelajaran yang
Model pembelajaran POE ini
memfasilitasi latihan berbahasa secara
akan memaksa siswa untuk berpikir
lisan dan menulis dengan lancar. Pada
dalam tahap prediksi.
dasarnya strategi ini dibangun mulai
siswa
dituntut
Pada tahap ini,
untuk
lebih
kreatif,
berpikir, berbicara dan menulis. Strategi
sehingga akan menghasilkan ide atau
pembelajaran TTW ini dimulai dari
gagasan sementara yang banyak.
keterlibatan siswa dalam berpikir setelah
Langkah POE yang kedua yaitu
proses membaca lalu berbicara yaitu
siswa melakukan pengamatan langsung
saling membagi ide dengan temannya.
(observasi) melalui kegiatan praktikum.
Selanjutnya menuliskan kesimpulannya.
Pada
tahap
ini,
siswa
akan
lebih
Model
pembelajaran
POEW
memahami materi pembelajaran yang
memungkinkan siswa lebih aktif dalam
diberikan oleh guru karena siswa tersebut
proses pembelajaran dimana guru akan
melakukan sesuatu untuk membuktikan
memberikan
kebenaran prediksinya.
siswanya
Langkah POE yang ketiga yaitu siswa
berdiskusi
mengenai
benar
dengan atau
temannya
salah
antara
kesempatan untuk
pengetahuannya, apa
yang
ada
kepada
mengkonstruksi mengkomunikasikan
di
pikirannya
dan
menuliskan hasil diskusi dengan kata-
80
BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 77-87
katanya sendiri sehingga siswa akan
Explain Write) pada siswa SMA Negeri 1
lebih memahami konsep materi yang
Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran
diajarkan.
2012/2013.
Hal
ini
diharapkan
kemampuan berpikir kreatif siswa akan
Metodologi Penelitian
lebih meningkat. Penelitian dilaksanakan di SMA
Menulis merupakan alat yang bermanfaat dari berpikir karena dari proses
berpikir
inilah
siswa
akan
memperoleh pengalaman sebagai suatu aktivitas yang kreatif. Salah satu manfaat dari menulis yaitu dapat meningkatkan taraf berpikir siswa ke arah yang lebih tinggi
(higher
order
thinking).
Keuntungan lain dari proses menulis yaitu dapat membantu siswa untuk memfokuskan pada konsep-konsep kunci dalam suatu materi pelajaran, menilai pemahaman dan memudahkan retensi (Ansari, 2003). Menurut Manzo (1995), keuntungan yang diperoleh dari aktivitas menulis yaitu dengan menulis dapat mengaktifkan pengetahuan awal siswa, meningkatkan membantu
intelektual
siswa
merumuskan
dan
pandangan
siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dengan
adanya
diharapkan
proses
mampu
menulis
meningkatkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
kemampuan
ada
tidaknya
berfikir
perbedaan
kreatif
mester genap tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini termasuk kuasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian Posttest Only Nonequivalent Control Group Design dengan menggunakan kelompok model
eksperimen pembelajaran
eksperimen
2
1
(penerapan POE)
(penerapan
dan model
pembelajaran POEW). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Ngemplak Boyolali. Teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling. Hasil pemilihan sampel menetapkan kelas X1 dengan jumlah siswa 28 orang sebagai kelompok
eksperimen
1
yang
menerapkan model pembelajaran POE. Kelas X2 dengan jumlah siswa 26 orang sebagai kelompok eksperimen 2 yang menerapkan model pembelajaran POEW. Variabel bebas dalam penelitian
kemampuan berpikir kreatif siswa.
mengetahui
Negeri 1 Ngemplak Boyolali pada se-
antara
penerapan model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) dan model pembelajaran POEW (Predict Observe
ini adalah model pembelajaran aktif POE dan POEW. Variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif.
Materi
pembelajaran yang digunakan adalah pencemaran
lingkungan.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam
Qomariyah, N., et al. – Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif.....
81
penelitian ini adalah tes, dokumentasi
POE (Predict Observe Explain) dan
dan
POEW (Predict Observe Explain Write)
observasi.
Dokumentasi
pada
penelitian ini berupa dokumen nilai UAS
ditunjukkan pada Tabel 1.
semester
Tabel 1. Hasil Uji-t Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Penerapan Model Pembelajaran POE (Predict Observe Explain) dan POEW (Predict Observe Explain Write)
1
yang
digunakan
untuk
mengetahui keseimbangan kemampuan awal siswa. Metode tes digunakan untuk mengambil data kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran POE
Variabe l
thitung
Df
Sig
ttabel
Kemam puan Berpikir Kreatif
2,676
52
0,01
1.675
Kepu tusan
H0 ditola k
dan POEW. Metode observasi juga untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor
Hasil keputusan uji menunjukkan
dan afektif, namun data ini hanya
Sig>0,050 dan thitung
digunakan sebagai data pelengkap proses
ditolak.Berdasarkan Tabel 1 diperoleh
belajar mengajar yang meliputi ranah
keputusan
psikomotor dan afektif.
kemampuan
Tes uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas
berpikir
kreatif.Selain
berpikir
perbedaan kreatif
antara
penerapan model pembelajaran POE dan POEW.
produk moment dan reliabilitas soal tes kemampuan
terdapat
Perbandingan rata-rata nilai untuk setiap aspek kemampuan berpikir kreatif
validasi produk moment, instrumen juga
pada
divalidasi konstruk oleh ahli.
eksperimen 2 dapat dilihat pada Gambar
Analisis
data
pada
penelitian
kelompok
eksperimen
1
dan
1.
dilakukan analisis data, maka dilakukan uji
prasyarat
yaitu
uji
normalitas
menggunakan uji Komolgorof-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene’s. Hasil dan Pembahasan
Rata-Rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap Aspek
dengan menggunakan uji t. Sebelum 4 3 2 1 0
Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif
1. Kemampuan berpikir kreatif
Eksperimen 1
Hasil
analisis
ada
Eksperimen 2
tidaknya
perbedaan kemampuan berpikir kreatif dengan penerapan model pembelajaran
Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Setiap Aspek
82
BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 77-87 Gambar 1 menunjukkan bahwa
rata-rata
nilai
kemampuan
berpikir
sebesar 0,10.
Berdasarkan Gambar 1
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
kreatif siswa untuk setiap aspek pada
kemampuan
kelompok eksperimen 2 lebih tinggi
penerapan model pembelajaran POEW
daripada
dan POE.
kelompok
eksperimen
1.
Kemampuan berpikir kreatif kelompok
berpikir
kreatif
dengan
Penerapan kedua model pembelajaran
eksperimen 2 pada aspek fluency sebesar
tersebut
3,65 sedangkan kelompok eksperimen 1
lingkungan
sebesar 3,28.Nilai aspek flexibility pada
yang luas kepada siswa untuk berperan
kelompok eksperimen 2 yaitu 2,97 yang
aktif
lebih
Suyanto
tinggi
daripada
kelompok
eksperimen 1 yaitu 2,58.
Nilai aspek
originality
pencemaran
memberikan
kesempatan
dalam
kegiatan
(2012)
pembelajaran
pembelajaran.
menyatakan
POE
yang
bahwa berbasis
laboratorium dan penyelidikan dapat
kelompok
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
eksperimen 1 sebesar 2,14. Pada aspek
mengembangkan kemampuan berpikir-
elaboration, nilai kelompok eksperimen 2
nya.
mencapai 3,38 dan kelompok eksperimen
POEW, kegiatan menulis dapat me-
1
rangsang
2,26
mencapai
eksperimen
materi
2
sebesar
kelompok
pada
sedangkan
3,28.
Rata-rata
aspek
Sementara
pada
aktivitas
pembelajaran
berpikir
sehingga
kemampuan berpikir kreatif tertinggi
dapat mempertinggi pengetahuan dan
pada kelompok eksperimen 2 terletak
meningkatkan
pada aspek fluency, sedangkan pada
(Samosir, 2012).
kelompok eksperimen 1 terletak pada
kemampuan
berpikir
Munandar
(2009),
Menurut
aspek fluency dan elaboration. Rata-rata
kemampuan berpikir kreatif meliputi 4
aspek
kreatif
aspek, yaitu fluency (kelancaran), flexibil-
terendah baik pada kelompok eksperimen
ity (keluwesan), originality (keaslian) dan elab-
2 maupun kelompok eksperimen 1
oration
terletak pada originality.
penjelasan tiap aspek adalah sebagai
kemampuan
berpikir
Berdasarkan
selisih rata-rata kemampuan berpikir
(kemampuan
merinci).
Adapun
berikut.
kreatif antara kelompok eksperimen 2
Aspek yang pertama yaitu fluency.
dengan kelompok eksperimen 1 untuk
Fluency (kelancaran) merupakan kemam-
setiap aspeknya, urutan dari selisih
puan
terbesar ke yang terkecil adalah flexibility
gagasan,
sebesar 0,39, fluency sebesar 0, 37, orig-
masalah, memberikan banyak cara atau
inality sebesar 0,12, dan elaboration
saran untuk melakukan berbagai hal dan
dalam
mencetuskan
jawaban
atau
banyak
penyelesaian
Qomariyah, N., et al. – Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif..... selalu
memikirkan
jawaban.
lebih
dari
satu
penyebab
dan
83
dampak
pencemaran
Aspek fluency pada proses
lingkungan. Aspek flexibility (keluwesan)
pembelajaran muncul pada tahap predict,
pada tahap write muncul pada hasil
explain dan write.
rangkuman terhadap materi pencemaran
Aspek fluency
(kelancaran) pada tahap predict terlihat
lingkungan.
Masing-masing
dari banyaknya gagasan siswa yang
memberikan
bermacam-macam
tercetus dalam merancang percobaan.
nafsiran mengenai materi pencemaran
Aspek fluency (kelancaran) pada tahap
lingkungan karena pandangan mereka
explain
terhadap
terlihat
memberikan
saat
banyak
siswa
mampu
gagasan
untuk
pertanyaan dan kasus yang didapatkan melalui kegiatan diskusi.
suatu
Aspek yang ketiga yaitu aspek originality.
tulisan
merupakan
menuliskan
berbeda-beda
sama.
Pada tahap
yang
pe-
walaupun inti dari rangkuman mereka itu
write, aspek fluency terlihat pada hasil siswa
materi
siswa
Originality
(keaslian)
kemampuan
dalam
rangkuman mengenai materi pencemaran
melahirkan ungkapan yang baru dan unik
lingkungan.
serta memikirkan cara yang tidak lazim
Aspek yang kedua yaitu flexibility. Flexibility kemampuan
(keluwesan) dalam
untuk
mengungkapkan
gagasannya.
merupakan
Aspek originality muncul pada tahap
menghasilkan
predict, explain dan write. Tahap predict
gagasan, jawaban atau pertanyaan yang
menunjukkan
bervariasi
suatu
(keaslian),
dimana
permasalahan dari sudut pandang yang
merancang
percobaan
berbeda. Aspek flexibility nampak pada
dengan kreasi mereka sendiri. Gagasan-
tahap predict, explain dan write. Aspek
gagasan yang diungkapkan oleh setiap
flexibility
siswa
dengan
melihat
(keluwesan)
terlihat
dari
pada
aspek
originality
siswa yang
mampu sesuai
saat
kegiatan
diskusi
gagasan
mereka
sendiri,
kegiatan predict, yaitu siswa mampu
merupakan
memberikan macam-macam penafsiran
sehingga gagasan tersebut merupakan ide
terhadap suatu masalah. Aspek flexibility
dari setiap siswa yang berbeda dengan
(keluwesan) pada tahap explain terlihat
siswa yang lain. Hal ini mencerminkan
siswa
kemampuan originality (keaslian) siswa
memberikan
macam-macam
penafsiran (interpretasi) terhadap data
berkembang
pengamatan yang mereka dapatkan. Pada
gagasan lewat kegiatan diskusi maupun
saat kegiatan diskusi, siswa juga diminta
presentasi pada tahap explain.
mengelompokkan
originality (keaslian) juga muncul pada
gambar
mengenai
melalui
pengungkapan
Aspek
84
BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 77-87
tahap write. Hal ini terlihat pada hasil
percobaan yang telah dilakukan oleh
tulisan siswa.Hasil tulisan siswa berasal
siswa.
dari pemikiran siswa sendiri, sehingga
Proses pembelajaran pada kedua
terlihat bahwa hasil tulisan dari masing-
kelas eksperimen membuat siswa untuk
masing siswa itu berbeda-beda sesuai
aktif karena siswa lebih mendominasi
dengan bahasa tulisan siswa yang khas.
dalam kegiatan pembelajaran. Pada pros-
Aspek yang keempat yaitu aspek
es pembelajaran ini, guru hanya berperan
elaboration. Elaboration (kemampuan
sebagai fasilitator. Pembelajaran dengan
merinci) merupakan kemampuan dalam
penerapan POE dan POEW ini membuat
memperkaya
siswa
dan
mengembangkan
harus
menemukan
sendiri
gagasan atau produk dan menambah atau
pemecahan masalah dengan ide-ide yang
merinci detail-detail dari suatu objek,
ada di dalam pikiran siswa sehingga
gagasan, atau situasi. Aspek elaboration
siswa benar-benar dapat memahami dan
muncul pada tahap predict, observe dan
menerapkan pengetahuan. Pembelajaran
write.
yang seperti ini sejalan dengan teori
Aspek elaboration pada tahap
predict terlihat pada saat siswa menyusun
konstruktivisme (Trianto, 2010).
alat dan bahan yang telah dipilih menjadi
Siswa secara aktif mengkontruksi
suatu rangkaian percobaan pengaruh
sendiri pemahamannya selama proses
polutan terhadap makhluk hidup. Pada
pembelajaran berlangsung. Pemecahan
kegiatan
masalah
observe,
mampu
mengem-
dalam
bangkan aspek elaboration (kemampuan
dilakukan
merinci),
(berkomunikasi)
percobaan
yaitu
siswa
dengan
melakukan
langkah-langkah
kegiatan
diskusi
melalui
interaksi
dengan
temannya.
Pembelajaran POE dan POEW yang
terperinci yang sesuai dengan rancangan
memberikan
percobaan
mengkonstruksi sendiri pemahamannya
yang
sudah
disusun
sebelumnya untuk mencari kebenaran mengenai
prediksi
(hipotesis)
rumusan
permasalahan
siswa
sejalan dengan teori belajar Piaget.
dari
pencemaran
kesempatan
Model pembelajaran POE dan POEW
ini
membuat
untuk
lingkungan. Selain itu, aspek elabora-
menemukan
tion (kemampuan merinci) juga muncul
selanjutnya
pada tahap write. Aspek ini terlihat dari
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa
hasil
untuk
tulisan
siswa
yang
mampu
kembali
siswa informasi
dikaitkan
memecahkan
dan
dengan
masalah
sejalan
mengembangkan gagasan orang lain
dengan teori Ausebel. Kegiatan yang
yang
dilakukan
muncul
pada
analisis
hasil
oleh
siswa
merupakan
Qomariyah, N., et al. – Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif.....
85
pembelajaran yang bermakna. Siswa
pembelajaran
didorong untuk mengumpulkan informasi
pembelajaran POEW membuat siswa
dan
untuk
melakukan
percobaan
untuk
tersebut
lebih
karena
memahami
materi
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
pencemaran lingkungan dengan baik dan
masalah
berdampak pada kemampuan berpikir
(Trianto,
2010).Pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa dikaitkan
kreatif yang semakin baik.
dengan informasi baru yang ditemukan
dikarenakan adanya tahapan write. Shield
dalam kegiatan percobaan pencemaran
& Swinson (Samosir, 2010) menyatakan
lingkungan.
bahwa
yang
menulis
dapat
Hal ini
membantu
Pembelajaran POE dan POEW
merealisasikan salah satu tujuan pem-
dilakukan
belajaran,
secara
berkelompok
yaitu
pemahaman
siswa
memberikan kesempatan pada siswa
mengenai materi yang dipelajarinya.
untuk
dan
Selain itu, menulis juga dapat merang-
mentransfer pengetahuan dari siswa yang
sang aktivitas berpikir sehingga dapat
lebih paham kepada siswa yang belum
mempertinggi pengetahuan dan mening-
paham. Kegiatan pembelajaran pada
katkan kemampuan berpikir.
saling
bertukar
pikiran
kedua kelompok eksperimen dilakukan
Menurut
Manzo
(1995)
dengan membagi siswa dalam kelompok-
keuntungan yang diperoleh dari aktivitas
kelompok
yang
menulis yaitu dengan menulis dapat
(Rusman,
2012);
kelamin
dan
bersifat
heterogen
berdasarkan kemampuan
jenis siswa.
mengaktifkan pengetahuan awal siswa, meningkatkan
intelektual
dan
Pembelajaran secara berkelompok ini
membantu
memiliki tujuan agar siswa dapat saling
siswa. Dengan adanya kegiatan menulis
membantu
tujuan
ini, siswa akan lebih memahami materi
belajar. Kegiatan pembelajaran secara
yang disampaikan sehingga dia akan
berkelompok mampu memunculkan scaf-
mudah mengingat materi tersebut. Selain
folding dan interaksi sosial. Scaffolding
itu, pemikiran siswa lancar dengan
merupakan suatu proses untuk membantu
menuliskan pemikirannya.
siswa
dalam
pencapaian
menuntaskan
bantuan
orang
kemampuan
lebih
masalah
lainyang
Penelitian yang dilakukan oleh
memiliki
Suyanto, et al. (2012) menyatakan bahwa
dirinya
pembelajaran POE lebih efektif untuk
daripada
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Perbedaan kemampuan berpikir pada
dua
pandangan
dengan
(Rusman, 2012).
kreatif
merumuskan
siswa
perlakuan
model
dan kreatif siswa. Penelitian Samosir (2010) bahwa pembelajaran POEW dapat
86
BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 77-87
meningkatkan penguasaan konsep dan
berpikir kreatif dengan penerapan model
keterampilan berpikir kritis siswa.
pembelajaran POE (Predict Observe Ex-
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa
penelitian
relevan
plain Write) pada siswa SMA Negeri 1
menunjukkan bahwa penerapan model
Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran
pembelajaran POE dan POEW dalam
2012/2013.
pembelajaran
yang
plain) dan POEW (Predict Observe Ex-
biologi
dapat
Daftar Pustaka
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran
POE
dan
POEWdapat
meningkatkan berpikir kreatif siswa, pemahaman
siswa
dan
kemandirian
belajar (self-directed) dengan mendorong siswa
untuk
memiliki
kecakapan
berpikir, aktif mengemukakan gagasan, berkolaborasi
dalam
kelompok
dan
menghasilkan ide-ide yang cemerlang. Penerapan model POE pada kelompok eksperimen 1 dan model POEW pada kelompok eksperimen 2 dalam proses pembelajaran akan membekali siswa agar siap
menghadapi
kemampuan
masalah
berpikir
dengan
kreatif
yang
dimiliki. Model pembelajaran POE dan POEW terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kesimpulan Berdasarkan tentang
hasil
perbandingan
penelitian kemampuan
berpikir kreatif siswa dengan penerapan model pembelajaran POE (Predict Observe Explain) dan POEW (Predict Observe Explain Write) dapat disimpulkan bahwa
ada
perbedaan
kemampuan
Afidah, N. I. (2012). Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai Media Gambar Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Skripsi tidak dipublikasikan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Ansari, B. I. (2003). Menumbuh kembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMU melalui Strategi Think Talk Write. Disertasi tidak dipublikasikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Liliasari. (2011). Peningkatan Kualitas Guru Sains Melalui Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Seminar Nasional Pasca Sarjana. Bandung: UPI Manzo, A. (2002). Higher-order Thinking Strategies for the Classroom. http://members.aol.com/MattT10574/ HigherOrderLiteracy.htm [20/6/ 2013] Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada Samosir, H. (2010). Model Pembelajaran Predict Observe Explain Write (POEW) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Thesis tidak dipublikasikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suyanto, Y.P., Susanto, H., & Linuwih, S. (2012). Kefektifan Penggunaan Strategi Predict, Observe and Explain untuk Meningkatkan Kemampuan
Qomariyah, N., et al. – Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif..... Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa.Unnes Physics Education Journal. Mei 2012, 15-25
87
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media