Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
PERENCANAAN JUMLAH DAN LOKASI MENARA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) BARU PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER DI KABUPATEN JOMBANG MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Achmad Mauludiyanto1), Yoga Dwi Pranata2) 1), 2)
Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Surabaya Kampus Keputih Sukolilo Surabaya Email :
[email protected])
Abstrak Teknologi dan industri telekomunikasi telah berkembang pesat. Operator terus berlomba untuk dapat meningkatkan pelayanannya. Salah satunya adalah pembangunan BTS untuk dapat melayani pengguna seluler di wilayah yang akan dijangkau. Tetapi pembangunan tanpa adanya perencanaan yang tepat dapat menimbulkan dampak yang buruk di masa mendatang. Pada makalah ini dibahas tentang pengaturan lokasi serta jumlah BTS di Kabupaten Jombang hingga 5 tahun mendatang menurut metode AHP(Analytical Hierarchy Process) dengan kriteria kepadatan penduduk, RTRW(Rencana Tata Ruang Wilayah) dan jarak yang akan ditampilkan dalam peta digital berbasis sistem informasi geografis. Untuk tahun 2014 terdapat 204 menara di Kabupaten Jombang sementara untuk 2019 diperlukan kira-kira 231 menara untuk melayani komunikasi seluler penduduk di Kabupaten Jombang. Diprediksi terdapat penambahan 23 zona menara baru dengan jari-jari 0,5 km dengan luas total zona adalah 18,055 Km2. Dengan metode Analytical Hierarchy Process diperoleh prioritas paling utama untuk dibangun adalah terdapat pada kecamatan Jombang. Kata kunci: BTS, Coverage, Kapasitas Trafik, Sistem Informasi Geografis, Analytical Hierarchy Process. 1. Pendahuluan Ketersediaan layanan diupayakan oleh sejumlah operator yang menawarkan berbagai sistem dan layanan yang bervariasi dengan pembangunan infrastruktur jaringan radio seluler, termasuk di penambahan jumlah dan lokasi Menara BTS yang sudah merupakan tuntutan yang wajib terpenuhi . Jika dilihat dari sudut pandang yang berlawanan, kerapatan lokasi menara yang terlalu tinggi membawa beberapa permasalahan yang berimbas kepada masyarakat. Di satu sisi, peningkatan jumlah lokasi menara memang akan mendukung tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap layanan
telekomunikasi. Di sisi sebaliknya, jika pembangunan dilakukan tanpa adanya koordinasi akan menganggu keindahan dari suatu wilayah. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan lokasi serta jumlah menara BTS di Kabupaten Jombang perlu adanya sebuah Master Plan yang lengkap dan rinci tentang perencanaan lokasi serta jumlah menara BTS di Kabupaten Jombang. Master Plan tersebut harus tetap mengikuti regulasi yag berlaku. Pada makalah ini akan dibahas tentang perencaan lokasi serta jumlah menara BTS baru di Kabupaten Jombang. Hasil penelitian ini akan ditampilkan dalam peta digital menggunakan Map Info dan penentuan lokasi BTS baru berdasarkan metode AHP (Analytical Hierarchy Process)[1]. Berbeda dengan metode sebelumnya yang menggunakan penentuan criteria zona berdasarkan pada TOPSIS (Technique for OrderPerformance by Similarity toIdeal Solution). Data yang mendukung metode TOPSIS adalah Jumlah penduduk, jarak, dan akses. Sedangkan pada metode AHP data pendukungnya adalah kepadatan penduduk, RTRW, dan jarak. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui lokasi menara eksisting serta kapasitas trafik di Kabupaten Jombang yang akan berguna untuk menentukan jumlah BTS yang dibutuhkan untuk 5 tahun mendatang. Serta dapat mengetahui lokasi serta jumlah menara BTS baru di Kabupaten Jombang. Penelitian ini difokuskan pada wilayah Kabupaten Jombang yang akan ditampilkan dalam Map Info serta penentuan lokasi BTS berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process dengan kriteria kepadatan penduduk, Rencana Tata Ruang Wilayah dan Jarak. Pada Gambar 1 ditunjukkan kerangka dari penelitian yang dilakukan. Daerah yang digunakan untuk penelitian adalah Kabupaten Jombang. Kabupaten Jombang terletak pada 50 20’ 01” sampai 50 30’ 01” Bujur Timur dan 070 24’ 01”
4.2-13
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
dan 070 45’ 01” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 Km2. Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 302 desa dan 4 kelurahan serta meliputi 1.258 dusun [2].
c) Kapasitas 1 BTS yang terdiri dari 3 antena sektoral dan tiap antena sektoral terdiri dari 3 TRx serta asumsi GOS sebesar 2%= 55,33 Erlang (Merujuk pada Tabel Erlang B).[4] C.
Penentuan Kriteria dan sub kriteria dalam Menentukan Lokasi BTS dengan Metode AHP Dalam perencanaan lokasi BTS dapat diasumsikan kriteria dan sub kriteria sebagai berikut a) Kepadatan Penduduk Kriteria penilaian dari kepadatan penduduk adalah sebagai berikut: Baik, Cukup, dan Kurang. b) RTRW Kriteria penilaian dari RTRW adalah sebagai berikut: Baik, Cukup, dan Kurang. c) Jarak Kriteria penilaian dari jarak adalah sebagai berikut : Baik, Cukup, dan Kurang. Gambar 1. Kerangka Penelitian
D.
A. Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu : a) Data lapangan, yaitu data yang didapat dengan melakukan survei langsung ke lapangan seperti pengambilan titik koordinat menara, tinggi menara, jumlah BTS, serta operator seluler yang berada di menara tersebut. b) Data pendukung, yaitu data yang didapat dari sumber sumber yang lain seperti landasan hukum, cara penggunaaan peta digital, data penduduk, Rencana Tata Ruang Wilayah, zona menara eksisting, zona menara baru, serta zona bebas menara di Kabupaten Jombang. B. Perhitungan Data Parameter yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan jumlah BTS Kabupaten Jombang antara lain : a. Rata-rata panggilan pengguna seluler untuk wilayah suburban adalah 60 menit dan untuk wilayah rural adalah 45 menit. Sehingga Offered Traffic tiap pelanggan dapat dihitung :[3] Rural : A = 45 / (24 X 60) = 31,25 mErlang Suburban : A = 60/ (24 X 60) = 41,67 mErlang b. Grade of Service (GOS) diasumsikan sebesar 2% c. Kapasitas BTS yang digunakan memiliki konfigurasi a) Menggunakan 3 antena sektoral dengan konfigurasi 3/3/3 1sektor terdiri dari 3 TRx 1 TRx terdiri dari 8 timeslot 3 TRx = 8 x 3 = 24 timeslot 1 sektor yang dari 3 TRx dapat melayani 24-2= 22 Kanal. b) Tiap BTS terdiri dari 3 antena sektoral yang tiap sektor terdiri dari 3 TRx/ antena sektoral jadi jumlah kanal tiap BTS adalah 22 x 3 = 66 kanal.
Perhitungan kriteria dengan Metode AHP Kriteria yang akan dihitung dengan penilaiannya adalah : a. Kepadatan : baik, cukup, kurang b. RTRW : baik, cukup, kurang c. Jarak : baik, cukup, kurang Langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penilaian lokasi BTS dengan metode AHP adalah :
a. Matriks kriteria berpasangan Langkah ini adalah melakukan perbandingan terhadap satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kepadatan RTRW Jarak Jumlah
Kepadatan 1 0,5 0,33 1,83
RTRW 2 1 0,67 3,67
Jarak 3 1,5 1 5,5
Nilai angka 1 pada kolom kepadatan dan baris kepadatan mendefinisikan bahwa tingkat kepentingan yang sama antara kepadatan dan kepadatan. Sementara nilai angka 2 pada kolom kepadaan serta baris RTRW mendefinisikan bahwa kepadatan sedikit lebih penting daripada RTRW. Nilai dari kolom serta baris yang lain didapat dari cara yang sama. b. Matriks nilai kriteria Nilai matriks ini diperoleh dengan rumus membagi nilai baris kolom Tabel 1 dengan jumlah tiap kolom Tabel 1. Sementara nilai pada kolom prioritas didapat dari membagi nilai pada kolom jumlah dengan jumlah kriteria. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 2.
4.2-14
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
2. Matriks Nilai Kriteria
nilai sub kriteria didapat dari perkalian antara prioritas sub kriteria dengan prioritas kriteria tersebut. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6.
Kriteria Kepadata RTRW Jara Jumlah Prioritas n k 0,55 0,55 0,55 1,65 0,55 Kepadatan 0,27 0,27 0,27 0,82 0,27 RTRW 0,18 0,18 0,18 0,18 0,54 Jarak
Tabel 5. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kepadatan Baik Cukup Kurang 1 3 5 Baik 0,33 1 3 Cukup 0,20 0,33 1 Kurang 1,53 4,33 9 Jumlah
c. Matriks penjumlahan tiap baris Nilai dari matriks ini diperoleh dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 2 dengan nilai pada tiap baris kolom pada tabel 1. Sementara kolom jumlah pada tabel 3 didapat dari menjumlahkan nilai pada tiap baris pada tabel 3. Hasil perhitungan dapat dilihat tabel 3.
Tabel 6. Matriks Nilai Kriteria Kepadatan
Tabel 3. Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kriteria Kepadat RTRW an Jarak
Kepad 0,55 atan 0,28 0,18
RTRW 0,54 0,27 0,18
Jarak 0,54 0,27 0,18
Jumla 1,63 h 0,83 0,54
d. Rasio konsistensi (CR) Rasio konsistensi dihitung untuk membuktikan apakah CR <= 0,1. Jika Rasio Konsistensi sudah mencapai <= 0,1 maka matriks tersebut dapat digunakan [5]. Untuk mengetahui rasio konsistensi dapat dilihat tabel 4.
Kriteria Kepadatan RTRW Jarak
Tabel 4. Rasio Konsistensi Jumlah per Prioritas Baris 1,63 0,55 0,83 0,27 0,54 0,18 Jumlah
Prioritas Nilai sub sub kriteria kriteria
Baik Cukup Kurang
Jml.
Prioritas
Baik Cukup
0,65 0,22
0,69 0,23
0,56 0,33
1,90 0,78
0,63 0,26
1,00 0,41
Kurang
0,13
0,08
0,11
0,32
0,11
0,17
0,55 0,23 0,09
Sementara langkah yang lain sama dengan langkah pada perhitungan prioritas kriteria sebelumnya. Sementara perbedaan dalam pembuatan matriks perbandingan berpasangan untuk subkriteria dari kriteria RTRW dan Jarak dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8.
Hasil
Tabel 7. Matriks Kriteria Berpasangan Kriteria RTRW
2,18 1,10 0,72 4,00
Baik Cukup Kurang
Kolom jumlah per baris didapat dari kolom jumlah pada tabel 3. Sementara kolom prioritas didapat dari kolom prioritas pada kolom 2. Dari tabel 4 dapat diperoleh nilai-nilai : a. Jumlah kriteria adalah 3 b. maks adalah 4 / 3 = 1,33 c. CI adalah ((1,33- 3)/3) = -0,55 d. CR adalah (-0,55 / 0,58 ) = -0,94 E. Perhitungan subkriteria dengan Metode AHP Perhitungan subkriteria dilakukan untuk semua subsub dari semua kriteria yang ada. Perhitungan subkriteria sama caranya dengan perhitungan kriteria. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut. a. Matriks perbandingan berpasangan Langkah ini sama dengan langkah pada tabel 1. Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel 5. b. Matriks nilai kriteria Langkah ini sama dengan langkah pada tabel 2 tetapi ada penambahan kolom prioritas sub kriteria dan nilai sub kriteria. Nilai pada kolom prioritas sub kriteria didapat dari nilai prioritas pada baris tersebut dibagi dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas. Sementara
Baik 1 0,5 0,17
Cukup 2 1 0,5
Kurang 6 2 1
Tabel 8. Matriks Kriteria Berpasangan Kriteria Jarak Baik Cukup Kurang
Baik 1 0,33 0,25
Cukup 3 1 0,33
Kurang 4 3 1
3. Pembahasan A. Data Pengguna Seluler Teledensitas pengguna seluler merupakan perbandingan antara jumlah pengguna seluler dan jumlah penduduk di daerah tersebut dalam hal ini merupakan Kabupaten Jombang. Teledensitas jumlah pengguna seluler di Kabupaten Jombang dapat diasumsikan dengan teledensitas jumlah pengguna seluler di Jawa Timur yaitu 56,5%. Teledensitas pengguna seluler menurut wilayah dapat dilihat pada gambar 2. Teledensitas berfungsi sebagai melihat jumlah pengguna seluler di suatu wilayah.
4.2-15
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Jakarta-Banten
dengan mengalikan antara jumlah pengguna dengan intensitas trafik wilayah tersebut. Sementara jumlah pengguna didapat dari perkalian antara jumlah penduduk dengan teledensitas pengguna seluler di Jawa Timur yaitu sebesar 56,5%. Jika dapat mengetahui trafik di suatu wilayah maka dapat diketahui pula jumlah BTS yang optimal di wilayah tersebut. Maka hasil total trafik pelanggan dapat dilihat pada tabel 10.
169,30
Kalimantan
83,67
Sumatra
70,85
Sulawesi-Maluku-… 56,75 Jatim-Bali-NT
56,50 0
50 100 Persen (%)
150
200
Tabel 10. Total Trafik User di Kabupaten Jombang tahun 2019
Gambar 2. Pengguna Telepon Seluler Menurut Wilayah Tahun 2010[4]
Kecamatan
B. Prediksi Jumlah Penduduk Menurut data jumlah penduduk dalam Jombang Dalam Angka tahun 2013[6], dapat diperoleh informasi tentang jumlah penduduk tiap kecamatan dan data pertumbuhan penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Jombang pada tahun 2012. Dengan menggunakan rumus geometrik tentang pertumbuhan penduduk, maka dapat dihitung prediksi jumlah penduduk untuk 5 tahun mendatang dan ditunjukkan pada tabel 9. P2019 = P2014 (1 +X)t
Bandar Kedung Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan
Tabel 9. Prediksi Jumlah Penduduk Kecamatan Bandar Kedung Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Total
Laju Penduduk Pertumbuhan Tahun 2014
Prediksi Penduduk Tahun 2019
0,63%
44.300
45.714
0,59% 0,65% 0,58% 0,59% 0,56% 0,59% 0,56% 0,58% 0,59% 0,50% 0,59% 0,64% 0,71% 0,69% 0,67% 0,74% 0,71% 0,67% 0,81% 0,79% 0,64%
52.089 51.805 103.335 70.508 87.560 50.651 31.305 74.718 78.887 64.222 65.306 140.791 37.556 50.479 61.626 29.087 21.532 39.849 40.382 36.456 1.232.444
53.644 53.511 106.367 72.613 90.040 52.163 32.192 76.911 81.242 65.844 67.256 145.355 38.909 52.245 63.719 30.180 22.308 41.202 42.045 37.919 1.271.379
Jumlah User 2019
Morfologi Area
25.829
Rural
808
30.309 30.234 60.098 41.027 50.873 29.473 18.189 43.455 45.902 37.202 38.000
Rural Rural Rural Rural Rural Rural Rural Rural Rural Rural Rural SubUrban Rural Rural Rural Rural Rural Rural Rural Rural
948 945 1.879 1.283 1.590 922 569 1.358 1.435 1.163 1.188
Jombang
82.126
Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Total
21.984 29.519 36.002 17.052 12.605 23.280 23.756 21.425 718.340
Total Trafik 2019 (Erlang)
1970 687 923 1126 533 394 728 743 670 22.459
D.
Penentuan Jumlah BTS dan Menara Telekomunikasi Penghitungan jumlah BTS yang dibutuhkan di wilayah Kabupaten Jombang untuk tahun 2019 didapatkan dengan pembagian antara total trafik yang dibangkitkan oleh pengguna seluler (Erlang) dengan kapasitas 1 BTS di wilayah Kabupaten Jombang. Kapasitas 1 BTS (E) yang terdiri dari 3 antena sektoral yang tiap antena sektoralnya terdiri dari 3 TRx dengan asumsi GOS 2% adalah 55,33 Erlang (Merujuk pada Tabel Erlang B). Sementara jumlah menara dihitung dengan: Mt = ((Jumlah BTS Tahun 2019 – Jumlah BTS Tahun 2014)/4)) + Jumlah Menara Tahun 2014
C. Total Trafik Pelanggan Asumsi trafik per pengguna di wilayah suburban adalah 41,67 mErlang sementara untuk wilayah rural adalah 31,25 mErlang. Maka trafik per pengguna dihitung
Hasil Perhitungan Jumlah BTS dan Menara Telekomunikasi untuk tahun 2019 ditunjukkan pada tabel 11.
4.2-16
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Tabel 11. Jumlah Kebutuhan BTS dan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama Tahun 2019 Total Total Jumlah Jumlah Kecamatan BTS BTS Menara Menara 2014 2019 2014 2019 Bandar Kedung 12 15 7 8 Mulyo Perak 19 18 11 11 Gudo 15 18 9 10 Diwek 26 34 15 17 Ngoro 19 24 15 17 Mojowarno 19 29 10 13 Bareng 9 17 5 7 Wonosalam 13 11 10 10 Mojoagung 28 25 10 10 Sumobito 16 26 10 13 Jogoroto 13 22 7 10 Peterongan 19 22 8 9 Jombang 50 47 34 37 Megaluh 9 13 6 7 Tembelang 17 17 9 9 Kesamben 10 21 9 12 Kudu 9 10 8 9 Ngusikan 2 8 2 4 Ploso 16 14 8 8 Kabuh 12 14 7 8 Plandaan 10 13 4 5 Total 343 418 204 231
eksisting. Lokasi zona menara baru juga harus menurut 3 kriteria yang ditentukan yaitu kepadatan penduduk, RTRW, dan Jarak. Zona menara baru dalam MapInfo digambarkan dengan zona biru. Hasil zona menara baru dapat dilihat pada gambar 3 (warna biru). Tabel 12. Data Zona Menara Baru
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
E.
Penentuan Jumlah dan Lokasi Zona Menara Baru Penentuan jumlah zona menara baru dapat dihitung menggunakan rumus : Jumlah Zona = (Jumlah BTS tahun 2014 – Jumlah BTS tahun 2019)/4 Jumlah zona = = ((433-343)/4) = 23 Zona
Nama Latitude Lokasi JBG-01 112,132556 JBG-02 112,163266 JBG-03 112,219293 JBG-04 112,247688 JBG-05 112,310092 JBG-06 112,267391 JBG-07 112,282234 JBG-08 112,367770 JBG-09 112,370295 JBG-10 112,365994 JBG-11 112,282250 JBG-12 112,258737 JBG-13 112,267559 JBG-14 112,344787 JBG-15 112,361161 JBG-16 112,250527 JBG-17 112,197652 JBG-18 112,194327 JBG-19 112,210422 JBG-20 112,276283 JBG-21 112,119391 JBG-22 112,214634 JBG-23 112,313772 Total Luas Zona Biru
Longitude -7,553593 -7,473093 -7,417982 -7,426572 -7,383929 -7,450437 -7,520841 -7,508661 -7,478415 -7,589235 -7,579282 -7,603661 -7,637875 -7,672336 -7,665761 -7,719153 -7,598849 -7,542663 -7,505237 -7,494869 -7,458954 -7,584757 -7,699618
Luas (Km2) 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 18,055
Zona menara baru pada penelitian ini menggunakan jari jari sebesar 0,5 Km dan luas tiap zona menara baru dapat dihitung dengan rumus : Luas zona menara baru = 3,14X0,5 X 0,5 = 0,785 Km2 Luas total 23 zona menara baru dihitung rumus: Luas total zona = 23 x 0,785 = 18,055 Km2 Lokasi dari zona menara baru dapat dilihat tabel 12. F. Penempatan Zona Menara Baru pada Map Info Penempatan zona baru harus menurut 3 kriteria yang ada yaitu kepadatan penduduk, RTRW, serta jarak. Sebelum menentukan zona menara baru, harus diketahui terlebih dahulu tentang lokasi zona menara eksisting. Dalam penelitian ini zona menara eksisting 2G dan 3G digambarkan dalam zona merah pada gambar 3. Sementara zona menara baru berfungsi untuk mengatasi daerah yang belum tercoverage oleh zona menara 4.2-17
Gambar 3. Zona Eksisting dan zona baru
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Sistem Pendukung Keputusan Lokasi BTS dengan Metode Analytical Hierarchy Process Penilaian lokasi BTS yang telah ditentukan sebelumnya dengan 3 kriteria yang ada yaitu kepadatan penduduk, RTRW, dan Jarak. Hasil Penilaian dapat dilihat pada tabel 13 dan hasil perhitungan pada tabel 14.
Tabel 14. Penilaian subkriteria Penentuan Lokasi BTS di Kabupaten Jombang dengan Metode AHP
G.
Tabel 13. Penentuan subkriteria Lokasi BTS di Kabupaten Jombang Menurut Metode AHP Nama No Kepadatan RTRW Jarak Lokasi 1 JBG-01 Cukup Baik Baik 2 JBG-02 Kurang Kurang Kurang 3 JBG-03 Kurang Cukup Baik 4 JBG-04 Kurang Baik Baik 5 JBG-05 Kurang Kurang Kurang 6 JBG-06 Cukup Baik Kurang 7 JBG-07 Baik Cukup Cukup 8 JBG-08 Baik Cukup Cukup 9 JBG-09 Cukup Cukup Kurang 10 JBG-10 Baik Baik Cukup 11 JBG-11 Cukup Cukup Cukup 12 JBG-12 Baik Kurang Baik 13 JBG-13 Baik Baik Cukup 14 JBG-14 Cukup Kurang Cukup 15 JBG-15 Kurang Kurang Kurang 16 JBG-16 Baik Kurang Baik 17 JBG-17 Cukup Kurang Cukup 18 JBG-18 Baik Baik Baik 19 JBG-19 Kurang Cukup Baik 20 JBG-20 Baik Cukup Cukup 21 JBG-21 Kurang Kurang Kurang 22 JBG-22 Baik Kurang Baik 23 JBG-23 Cukup Kurang Cukup
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Lokasi
Kepadatan RTRW Jarak
JBG-01 JBG-02 JBG-03 JBG-04 JBG-05 JBG-06 JBG-07 JBG-08 JBG-09 JBG-10 JBG-11 JBG-12 JBG-13 JBG-14 JBG-15 JBG-16 JBG-17 JBG-18 JBG-19 JBG-20 JBG-21 JBG-22 JBG-23
0,23 0,09 0,09 0,09 0,09 0,23 0,55 0,55 0,23 0,55 0,23 0,55 0,55 0,23 0,09 0,55 0,23 0,55 0,09 0,55 0,09 0,55 0,23
0,27 0,05 0,11 0,27 0,05 0,27 0,11 0,11 0,11 0,27 0,11 0,05 0,27 0,05 0,05 0,05 0,05 0,27 0,11 0,11 0,05 0,05 0,05
0,18 0,04 0,18 0,18 0,04 0,04 0,08 0,08 0,04 0,08 0,08 0,18 0,08 0,08 0,04 0,18 0,08 0,18 0,18 0,08 0,04 0,18 0,08
Jumlah Penilaian Metode AHP 0,68 0,18 0,38 0,54 0,18 0,54 0,74 0,74 0,38 0,9 0,42 0,78 0,9 0,36 0,18 0,78 0,36 1 0,38 0,74 0,18 0,78 0,36
Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4] [5]
Turban, E, Jay, E.A., “Decision Support System and Intelligent System”,fifth edition, Prentice Hall International, Inev. 1998. http://jombangkab.go.id/index.php/page/detail/keadaangeografis.html Tacoli, Cecilia, “Rural-Urban Interactions : A Guide to The Literature”,1998. Kementrian Komunikasi dan Informatika,”Indikator TIK Indonesia”,2011. Kusrini, “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, 2007. BPS Kabupaten Jombang, “Jombang Dalam Angka Tahun 2013”.
3. Kesimpulan
[6]
Pada tahun 2019 di Kabupaten Jombang diprediksi mempunyai trafik sebesar 22.459 Erlang dan terdapat 418 BTS yang terdapat dalam 231 menara telekomunikasi. Pada tahun 2019 juga diprediksi terdapat penambahan 23 zona menara baru dengan jari-jari 0,5 km dengan luas total zona adalah 18,055 Km2. Menurut metode Analytical Hierarchy Process dengan kriteria kepadatan penduduk, Rencana Tata Ruang Wilayah, jarak, dan zona menara baru yang mempunyai prioritas paling utama untukdibangun adalah JBG-18 yang terdapat pada kecamatan Jombang dan mempunyai nilai prioritas 1. Perlu adanya penelitian lebih akurat terkait jumlah pengguna seluler di Kabupaten Jombang agar bisa menentukan jumlah BTS lebih akurat lagi. Serta perlu adanya peraturan yang mengatur tentang pembangunan zona menara baru.
Biodata Penulis Achmad Mauludiyanto, memperoleh gelar Sarjana Elektro (Ir.), Jurusan Teknik Elektro ITS. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT.) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Elektro ITS, lulus tahun 2000. Program doktor diselesaikan tahun 2010 di ITS. Saat ini menjadi Dosen Teknik Elektro ITS Surabaya. Yoga Dwi Pranata, memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST.), Jurusan Teknik Elektro ITS lulus tahun 2014. Saat ini sedang mengikuti perkuliahan di Pascasarjana ITS Jurusan Teknik Elektro.
4.2-18