OUTLOOK ISSNKOPI 1907-1507 2016
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
i
2016
ii
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
OUTLOOK KOPI
ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 93 halaman Penasehat : Dr.Ir. Suwandi, MSi. Penyunting : Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc. Drh. Akbar Yasin, MP. Naskah : Ir. Dyah Riniarsi Triyanti, MSi. Design Sampul : Diah Indarti, SE
Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
iii
2016
iv
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
KATA PENGANTAR
Guna mengemban visi dan misi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya. Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook Komoditi Perkebunan. Publikasi Outlook Kopi Tahun 2016 menyajikan keragaan data series komoditi kopi secara nasional dan internasional selama 3 dekade (1980-2016) serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian Pertanian di alamat http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/. Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kopi secara lebih lengkap dan menyeluruh. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan saran
dari
segenap
pembaca
sangat
diharapkan
guna
dijadikan
dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.
Jakarta,Desember 2016 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Dr. Ir. Suwandi, MSi. NIP.19670323.199203.1.003
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
v
2016
vi
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................. vii DAFTAR TABEL ............................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xv RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................. xix BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ........................................................... 1 1.2. TUJUAN....................................................................... 2 1.3. RUANG LINGKUP ............................................................ 3 BAB II. METODOLOGI ....................................................................... 5 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI ............................................ 5 2.2. METODE ANALISIS ........................................................... 6 BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL ...................................................... 9 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA .......................................................... 9 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia .................. 9 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia .................... 10 3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia ............... 12 3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia .............................. 13 3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA ............................ 24 3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA ........................ 25 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA ................ 26 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia ................ 26 3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia ................. 27 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia ............................ 27 3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2015 ........... 28 3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2015 ................ 29
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
vii
2016
OUTLOOK KOPI
3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN DARI USAHA KOPI TAHUN 2014................................................................ 30 BAB IV. KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ........................................... 33 4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPIASEAN DAN DUNIA ................................ 33 4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negara-negara ASEAN ............................................ 33 4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN ...... 35 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN 36 4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia ..... 38 4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia ............................ 39 4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia ....................... 41 4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPIASEAN DAN DUNIA ........ 41 4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN ....... 41 4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN .......... 44 4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia ........ 45 4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia ........... 48 4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ............. 49 4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN ..................... 49 4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia ...................... 50 BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI ................................... 53 5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2016-2020 .......... 53 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2016-2020 .......... 54 5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2016-2020 . 55 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2016-2020 ......... 56 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2016-2020 ......... 57 BAB VI. KESIMPULAN ...................................................................... 59 6.1. KESIMPULAN ................................................................. 59 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 63
viii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1.
Sumber Data dan Informasi yang Digunakan ............................ 5
Tabel 5.1.
Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2016-2020 ........ 53
Tabel 5.2.
Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2016-2020 ....... 54
Tabel 5.3.
Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2016-2020 ................ 55
Tabel 5.4.
Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2016-2020 ...... 56
Tabel 5.5.
Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2016-2020 ....... 57
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
ix
2016
x
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1.
Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan di Indonesia, Tahun 1980-2016 ......................... 9
Gambar 3.2.
Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ......................................... 10
Gambar 3.3.
Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2016......................................................... 11
Gambar 3.4.
Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ......................................... 12
Gambar 3.5.
Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2016 ....................................... 13
Gambar 3.6.
Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ............................... 13
Gambar 3.7.
Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ............................... 14
Gambar 3.8.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan,Tahun 2014 ............................ 15
Gambar 3.9.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di ProvinsiLampung, Tahun 2014 ...................................... 16
Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2014 ..................................... 17 Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2014 .................................. 18 Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2014 ............................. 19 Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2012-2016 ............................... 20 Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2014 ............................. 21
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xi
2016
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2014 .......................................... 22 Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2014 ............................ 23 Gambar 3.17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2014.............................. 23 Gambar 3.18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2014 ....................... 24 Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2015 ......................................................... 25 Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002-2015 ......................................................... 26 Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2015 ......................................................... 26 Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2015 ......................................................... 27 Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 1980-2015 ..................................... 28 Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2015 .................. 29 Gambar 3.25. Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2015 ................................ 29 Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun 2014 ............................................................... 30 Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun 2014 ....................................................... 31 Gambar 4.1.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013 ............................................... 33
Gambar 4.2.
Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013 ................................... 34
Gambar 4.3.
Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2015 ......................................................... 35
Gambar 4.4.
Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 ............................................ 36
xii
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Gambar 4.5.
2016
Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013......................................................... 37
Gambar 4.6.
Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013 ............................................ 37
Gambar 4.7.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 1980-2013......................................................... 38
Gambar 4.8.
Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2009-2013......................................................... 39
Gambar 4.9.
Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980-2015 ............ 40
Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015 .......... 40 Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 ....... 41 Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2012 ................................. 42 Gambar 4.13. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 ............................................ 43 Gambar 4.14. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 ............................................ 44 Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2012 ............................................... 45 Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 2008-2015......................................................... 46 Gambar 4.17. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015......................................................... 47 Gambar 4.18. Negara-negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015......................................................... 48 Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2012......................................................... 49 Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 1980-2015 ...... 50 Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 1980-2015 ....... 51
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xiii
2016
xiv
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2016. .................................... 65
Lampiran 2.
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ...................................................... 66
Lampiran 3.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2016 ..................................... 67
Lampiran 4.
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001-2016 ...................................................... 68
Lampiran 5.
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2016 ...................................... 69
Lampiran 6.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2012-2016 ............................ 70
Lampiran 7.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2012-2016 ................... 70
Lampiran 8.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan Tahun 2014 ....................................... 71
Lampiran 9.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung Tahun 2014 ............................................... 71
Lampiran 10.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu Tahun 2014 ............................................... 72
Lampiran 11.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, 2014 ................................................... 72
Lampiran 12.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun 2014 ........................................ 73
Lampiran 13.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xv
2016
OUTLOOK KOPI
Tahun 2012-2016 ...................................................... 73 Lampiran 14.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara Tahun 2014........................................... 74
Lampiran 15.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh Tahun 2014 .................................................... 74
Lampiran 16.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan Tahun 2014 ......................................... 75
Lampiran 17.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat Tahun 2014 ........................................... 75
Lampiran 18.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 .................................... 76
Lampiran 19.
Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2015 ...................................................... 76
Lampiran 20.
Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2015 ...................................................... 77
Lampiran 21.
Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2015 ................................... 78
Lampiran 22.
Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2015 ................ 79
Lampiran 23.
Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2015 .................... 79
Lampiran 24.
Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 .................... 80
Lampiran 25a.
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun 1980-2013 ...................................................... 81
Lampiran 25b.
Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan Dunia, Tahun 1980-2015 .............................................. 82
Lampiran 26.
Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013 .............. 83
Lampiran 27.
Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 .......................................... 83
Lampiran 28.
Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun 2009-2013 ............................................. 83
xvi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 29.
2016
Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 ....................... 84
Lampiran 30.
Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2009-2013 ............................... 85
Lampiran 31.
Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2011-2015 ...................................................... 85
Lampiran 32a.
Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2015 ...................................................... 86
Lampiran 32b.
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2012 ...................................................... 87
Lampiran 33.
Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2011-2015 ...................................................... 88
Lampiran 34.
Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2011-2015 ...................................................... 88
Lampiran 35a.
Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2015 ...................................................... 89
Lampiran 35b.
Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2012 ...................................................... 90
Lampiran 36.
Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2011-2015 ...................................................... 91
Lampiran 37.
Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2011-2015 ...................................................... 91
Lampiran 38.
Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 1980-2015 ...................................................... 92
Lampiran 39.
Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980-2015 ...................................................... 93
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xvii
2016
xviii
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan
Angka
Tetap
Statistik
Perkebunan
Indonesia
(Ditjen
Perkebunan, 2015), produksi kopi Indonesia tahun 2014 tercatat sebesar 643.857 ton. Produksi ini berasal dari 1.230.495 ha luas areal perkebunan kopi dimana 96,19% diantaranya diusahakan oleh rakyat (PR) sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar 1,99% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 1,82%. Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, maka kopi robusta mendominasi produksi kopi Indonesia di tahun 2014. Dari 643.857 ton produksi kopi Indonesia, sebanyak 73,57% atau 473.672 ton adalah kopi robusta sementara sisanya sebanyak 26,43% atau 170.185 ton adalah kopi arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia pada tahun 2014 adalah Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Adapun sentra produksi kopi arabika di tahun yang sama terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Harga kopi tahun 2015 di pasar domestik Indonesia rata-rata adalah Rp.19.135 per kg, sedangkan tingkat konsumsi kopi pada tahun 2015 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,896 kg/kapita/tahun. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina,Malaysia,dan Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam,dan Kolombia. Tetapi dalam hal ekspor kopi, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi di tahun 2020 mencapai 692.906 ton. Sementara proyeksi konsumsi langsung kopi di tahun yang sama mencapai 309.771 ton. Proyeksi konsumsi ini belum menggambarkan permintaan kopi dikarenakan proyeksi disusun menggunakan data konsumsi dari SUSENAS.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
xix
2016
xx
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di seluruh dunia dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis. Popularitas dan daya tarik dunia terhadap kopi, utamanya dikarenakan rasanya yang unik serta didukung oleh faktor sejarah, tradisi, sosial dan kepentingan ekonomi (Ayelign et al, 2013).Selain itu, kopi adalah salah satu sumber alami kafein (Nawrot et al, 2003) zat yang dapat menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan mengurangi kelelahan (Smith, 2002). Minuman kopi, minuman dengan bahan dasar ekstrak biji kopi, dikonsumsi sekitar 2,25 milyar gelas setiap hari diseluruh dunia (Ponte, 2002). Pada tahun 2013, International Coffee Organization (ICO) memperkirakan bahwa kebutuhan bubuk kopi dunia sekitar 8,77 juta ton (ICO, 2015). Tanaman kopi (Coffea spp.) termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan
genus
Coffea.
Linnaeus
merupakan
orang
pertama
yang
mendeskripsikan spesies kopi arabika (Coffea arabica) pada tahun 1753 (Panggabean, 2011). Kini lebih dari 120 spesies kopi telah diidentifikasi namun hanya satu spesies yaitu Coffea canephora atau kopi robusta yang dibudidayakan mendekati kuantitas kopi arabika di seluruh dunia (Hoffman, 2014). Mekuria et al (2004) menyatakan bahwa 66% produksi kopi dunia merupakan jenis kopi arabika dan sisanya berasal dari kopi robusta. Dalam the Coffee Book: Anatomy of an Industry from Crop to the Last Drop disebutkan bahwa kopi pertama kali ditemukan antara tahun 575-850 M oleh suku Galla di Ethiopia yang memanfaatkan kopi sebagai sejenis makanan penambah energi “energy bar”. Pada masa kejayaan Islam, para pedagang Islam menyebarkan kopi, minuman yang dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan dan penahan rasa kantuk, ke negara-negara di bawah kekaisaran Ottoman. Tahun 1650, Kedai kopi (coffee house) pertama dibuka di London menandakan penyebaran kopi secara luas di dunia, termasuk Indonesia. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
1
2016
OUTLOOK KOPI
Kopi di Indonesia pertama kali dibawa oleh pria berkebangsaan Belanda sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arab (Prastowo et al, 2010). Tanaman kopi kemudian ditanam hingga tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Namun setelah timbul serangan penyakit karat daun (coffee leaf rust), maka Pemerintah Hindia Belanda saat itu mendatangkan jenis kopi robusta yang berasal dari Kongo, Afrika pada tahun 1900. Kopi jenis ini lebih tahan penyakit dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan, dengan hasil produksi yang jauh lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan kopi jenis ini lebih cepat berkembang di Indonesia (Panggabean, 2011). Lebih dari 80% dari luas areal pertanaman kopi Indonesia saat ini merupakan jenis kopi Robusta (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014). Berdasarkan data dari FAO, pada tahun 2013, Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Meskipun demikian, ekspor kopi dari Indonesia diperkirakan tidak lebih banyak daripada ekspor kopi Brazil, Vietnam dan Kolombia. Di dunia, Indonesia dikenal dengan dengan specialty coffee melalui berbagai varian kopi dan kopi luwak. Kopi arabika yang dikenal dari Indonesia diantaranya kopi lintong dan kopi toraja. Dengan keunikan cita rasa dan aroma kopi asal Indonesia, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan perdagangan kopinya di dunia. Outlook komoditas kopi ini, menyajikan keragaan komoditas kopi di Indonesia dan dunia, serta hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan kopi di Indonesia pada periode 2016-2020, yang diharapkan dapat berguna sebagai data mentah maupun bagian dari pengawasan terhadap kebijakan yang telah ada. 1.2. TUJUAN Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Kopi yang berisi keragaan data series secara nasional dan dunia, yang dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan nasional.
2
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang dicakup dalam Buku Outlook Komoditi Kopi adalah:
Keragaan luas tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas, konsumsi, ekspor, impor, harga, situasi komoditas kopi di dalam dan di luar negeri.
Analisis komoditi kopi pada situasi nasional dan internasional serta penyusunan proyeksi komoditi kopi tahun 2016-2020.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
3
2016
4
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
BAB II. METODOLOGI
2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Komoditi Kopi tahun 2016 disusun berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization (FAO), dan United States Department of Agriculture (USDA). Data-data yang digunakan dalam outlook ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan No. 1.
2.
Variabel Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas dan Produksi Kopi Indonesia Sentra Produksi Kopi Robusta dan Arabika di Indonesia
Periode
Sumber Data
Keterangan
1980-2016
Ditjen Perkebunan
- Produksi dalam wujud kopi berasan
2009-2014
Ditjen Perkebunan
- Produksi dalam wujud kopi berasan
3.
Konsumsi Kopidi Indonesia
2002-2015
BPS
- Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
4.
Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri
2007-2015
BPS
-
5.
Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia
1980-2014
Ditjen Perkebunan
6.
Luas Tanaman Menghasilkan, Produksi dan Produktivitas Kopi
1980-2013
FAO & USDA
- Kode HS : 0901111000; 0901119000; 0901121000; 0901129000; 0901211000; 0901212000; 0901221000; 0901222000; 0901901000; 0901902000. - Produksi dalam wujud biji kopi mentah
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
5
2016
OUTLOOK KOPI
ASEAN dan Dunia
Volume Ekspor dan Volume Impor Kopi ASEAN dan Dunia
7.
1980-2015
- Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam - Produksi dalam wujud biji kopi mentah - Negara Anggota ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam
USDA
2.2. METODE ANALISIS 2.2.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas kopi dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal
dan
luas
tanaman
menghasilkan,
produktivitas,
produksi,
konsumsi, ekspor-impor serta harga domestik dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional maupun dunia.
2.2.2. Kelayakan Model Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah–peubah tak bebas
(X).
Koefisien
determinasi
persamaan:
6
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
dihitung
dengan
menggunakan
OUTLOOK KOPI
R2
2016
SS Regresi SS Total
dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi SS Total adalah jumlah kuadrat total
2.2.3. Analisis Penawaran Analisis model penawaran daging ayam dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda (Multivariate Regression). Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n n
b0 b j X j j 1
dimana: Y = peubah respons/tak bebas Xn
= peubah penjelas/bebas
n = 1, 2, … b0 = nilai konstanta bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah xn = sisaan Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, dan harga di tingkat produsen periode sebelumnya. Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubahpeubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian
maka
dilakukan
proyeksi
terlebih
dahulu
dengan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
7
2016
OUTLOOK KOPI
menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) atau model pemulusan eksponensial berganda (Double Exponential Smoothing).
2.2.4. Analisis Permintaan Analisis permintaan komoditas perkebunan merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditas perkebunan yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam bentuk tanpa diolah dan telah diolah. Oleh karena adanya keterbatasan data, maka analisis permintaan dilakukan dengan menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) pada data konsumsi per kapita tahunan.
8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL
3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KOPI DI INDONESIA 3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Sistem
Pengusahaan
kopi
di
Indonesia
96,19%
merupakan
perkebunan yang diusahakan oleh rakyat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, dimana luas areal untuk kopi PR (Perkebunan Rakyat) dari tahun 1980 hingga 2016, berimpit dengan luas areal kopi Indonesia. Luas areal kopi di Indonesia pada periode 1980-2016 cenderung mengalami peningkatan. Jika pada tahun 1980 luas areal kopi Indonesia hanya mencapai 707.464 ha, maka pada tahun 2016, luas areal kopi Indonesia meningkat menjadi 1.233.294 ha atau meningkat sebesar 74,33%. Meskipun demikian, rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi di Indonesia periode 1980-2016 tidak terlalu tinggi, rata-rata hanya meningkat sebesar 1,61% per tahun atau bertambah 14.212 ha per tahun. Data perkembangan luas areal kopi di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2016
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
9
2016
OUTLOOK KOPI
Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, pada Gambar 3.2 terlihat bahwa mayoritas pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis robusta. Meskipun demikian terlihat bahwa luas areal kopi robusta cenderung menurun sementara luas areal kopi arabika cenderung meningkat. Pada tahun 2001, luas areal kopi robusta di Indonesia mencapai 1.232.551 ha dan tahun 2016 menjadi 912.135 ha atau terjadi penurunan sebesar 26,00% dibandingkan luas areal pada tahun 2001. Sementara luas areal kopi arabika pada tahun 2001 hanya mencapai 82.807 ha, kemudian luasan ini meningkat sebesar 287,84% pada tahun 2016 menjadi 321.158 ha. Data luas areal kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan secara rinci disajikan pada Lampiran 2.
Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2016 3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Sejalan dengan pola perkembangan luas areal kopi di Indonesia, produksi kopi Indonesia juga mengalami kecenderungan peningkatan produksi pada periode 1980–2016 (Gambar 3.3) dengan rata-rata pertumbuhan produksi kopi mencapai 2,44%. Peningkatan produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 1998 sebesar 20,08%, produksi kopi menjadi 514.451 ton dibandingkan produksi kopi 10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
pada tahun sebelumnya yang mencapai 428.418 ton. Secara lengkap, perkembangan produksi kopi menurut status pengusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3. (Ton) 800,000 700,000
600,000 500,000 400,000 300,000 200,000
100,000
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*) 2016**)
-
PR
PBN
PBS
INDONESIA
Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980-2016 Sama halnya dengan pola luas areal kopi, produksi kopi menurut jenis kopi yang diusahakan didominasi oleh kopi dari jenis robusta. Terlihat pada Gambar 3.4, produksi kopi robusta lebih tinggi setiap tahunnya dibandingkan kopi arabika. Secara rata-rata pada tahun 20012016, kontribusi kopi robusta terhadap produksi kopi nasional mencapai 82,49% setiap tahunnya. Namun demikian, jika diperhatikan Gambar 3.4, maka produksi kopi robusta di Indonesia periode 2001-2016 memiliki
kecenderungan
menurun.
Adapun
untuk
kopi
arabika
menunjukkan adanya trend peningkatan produksi dalam periode yang sama. Hal ini sesuai dengan perkembangan luas areal kopi berdasarkan jenis kopi yang diusahakan. Secara lengkap, produksi kopi Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
11
2016
OUTLOOK KOPI
(Ton) 700,000 600,000
500,000 400,000 300,000
200,000 100,000 -
Robusta
Arabika
Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi yang Diusahakan, Tahun 2001-2016
3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Produktivitas kopi di Indonesia terlihat berfluktuasi pada periode 2003-2012, namun selanjutnya cenderung mengalami stagnasi (Gambar 3.5). Fluktuasi sangat kelihatan terutama pada perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. Meskipun demikian, pertumbuhan produktivitas kopi di Indonesia pada periode
2003-2016 tidak
mengalami perubahan signifikan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya luas tanaman menghasilkan yang berakibat pada peningkatan produksi kopi. Pada tahun 2003, produktivitas kopi di Indonesia mencapai 725 kg/ha dan menurun 0,41% di tahun 2016 menjadi 722 kg/ha. Data perkembangan produktivitas kopi di Indonesia pada tahun 2003-2016 disajikan secara lengkap pada Lampiran 5.
12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
(Kg/Ha) 1,100 1,000
900 800 700 600 500 400
2016**)
2015*)
2014
2013
2012
PBS
2011
2010
PBN
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
PR
INDONESIA
Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2016 3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia Berdasarkan data rata-rata selama 5 tahun (2012-2016), produksi kopi perkebunan rakyat tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 21,20% atau rata-rata produksi sebesar 135.331 ton
(Gambar 3.6).
Kedua Provinsi Lampung dengan kontribusi 18,35% atau secara rata-rata mampu menghasilkan 117.168 ton kopi setiap tahunnya. Data provinsi sentra produksi kopi rakyat tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Lampiran 6.
Lampung; 18,35%
Sumatera Utara; 9,23% Bengkulu; 8,78%
Aceh; 7,86%
Sumatera Selatan; 21,20%
Jawa Timur; 5,13%
Prov. Lainnya; 29%
Gambar 3.6. Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2012-2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
13
2016
OUTLOOK KOPI
Berdasarkan jenis kopi yang dibudidayakan, maka sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia pada periode tahun 20122016 dapat dilihat pada Gambar 3.7 dan Lampiran 7. Sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Indonesia secara rata-rata tahun 2012-2016 terpusat di 5 provinsi dengan kontribusi sebesar 74,13% terhadap produksi kopi robusta Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi sentra dengan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 28,40%, dengan kata lain setiap tahun Provinsi Sumatera Selatan ratarata menghasilkan kopi robusta sebesar 137.780 ton. Provinsi Lampung di urutan kedua dengan kontribusi sebesar 23,55% atau rata-rata produksi per tahun sebesar 114.280 ton. Produksi kedua provinsi ini secara total menyumbang 51,95% dari produsi kopi robusta di Indonesia. Provinsi penghasil kopi robusta terbesar lainnya adalah Bengkulu berkontribusi sebesar 11,26% dengan rata-rata produksi mencapai 54.648 ton setiap tahun, Jawa Timur berkontribusi sebesar 7,38% dengan rata-rata produksi 35.814 ton per tahun, dan Sumatera Barat berkontribusi sebesar 3,54% dengan rata-rata produksi 17.175 ton per tahun.
Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Indonesia, Rata-rata Tahun 2012-2016 14
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Sebagai provinsi sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat tertinggi di Indonesia, produksi kopi robusta Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 mencapai 135.287 ton dan tersebar di 5 kabupaten. Kelima kabupaten tersebut adalah Kabupaten OKU Selatan berkontribusi sebesar 24,76% (33.491 ton), Kabupaten Empat Lawang 19,42% (26.275 ton), Kabupaten Muara Enim 18,59% (25.147 ton), Kabupaten Lahat 15,33% (20.735 ton), dan Kabupaten OKU 11,82% (15.992 ton). Kelima kabupaten ini menyumbang 89,91% produksi kopi robusta di Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 3.8 dan Lampiran 8). Kab. OKU ; 11.82%
Kab. Lahat; 15.33%
Kab. Muara Enim; 18.59%
Lainnya; 10.09%
Kab. OKU Selatan; 24.76%
Kab. Empat Lawang; 19.42%
Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2014 Provinsi Lampung sebagai sentra produksi kopi robusta perkebunan rakyat terbesar kedua, produksi pada tahun 2014 sebesar 91.917 ton. Produksi kopi robusta di Provinsi Lampung terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan total kontribusi mencapai 92%. Kelimanya meliputi Kabupaten Lampung Barat dengan produksi mencapai 42.745 ton atau 46,50% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Lampung. Selanjutnya Kabupaten Tanggamus berkontribusi 19,06% (17.519 ton), Kabupaten Lampung Utara berkontribusi 12,38% (11.383 ton), Kabupaten Way Kanan berkontribusi 9,93% (9.126 ton), dan Kabupaten Pringsewu berkontribusi 4,13% atau produksi sebesar 3.794 ton (Gambar 3.9 dan Lampiran 9).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
15
2016
OUTLOOK KOPI Kab. Way Kanan; 9.93% Kab. Lampung Utara; 12.38%
Kab. Pringsewu; 4.13% Lainnya; 8.00%
Kab. Tanggamus; 19.06%
Kab. Lampung Barat; 46.50%
Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2014 Sebagai penghasil kopi robusta perkebunan rakyat terbesar ketiga di Indonesia sejak tahun 2012 hingga 2016, produksi kopi robusta di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014
tercatat sebesar 54.800 ton.
Sebagian besar dihasilkan dari Kabupaten Kepahiyang dan Kabupaten Rejang Lebong dengan kontribusi produksi kopi robusta dari keduanya mencapai 57,91% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Bengkulu (Gambar 3.10). Produksi kopi robusta perkebunan rakyat dari Kabupaten Kepahiyang pada tahun 2014 mencapai 18.330
ton atau 33,45% dari
total produksi kopi robusta perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu. Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2014 tercatat sebagai kabupaten dengan produksi kopi robusta terbesar kedua di Provinsi Bengkulu dengan produksi mencapai 13.402 ton atau 24,46% dari total produksi kopi robusta Provinsi Bengkulu. Tiga kabupaten penghasil kopi robusta terbesar lainnya yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong dan Kabupaten Seluma menyumbang tidak lebih dari 10%, masing-masing sebesar 9,84% (5.390 ton), 9,13% (4.915 ton) dan 8,96% (4.908 ton). Lebih rinci dapat dilihat di Gambar 3.10 dan Lampiran 10.
16
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Kab. Lebong; 9.13%
Kab. Seluma; 8.96%
Kab. Kaur; 9.84%
2016
Lainnya; 14.16%
Kab. Kepahiyang; 33.45%
Kab. Rejang Lebong; 24.46%
Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2014 Produksi kopi robusta dengan wujud produksi kopi berasan dari perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 sebagian besar berasal dari Kabupaten Malang, berkontribusi mencapai 30,60% atau produksi kopi sebesar 8.393 ton (Gambar 3.11 dan Lampiran 11). Sentra produksi lainnya di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Banyuwangi
dengan
kontribusi
sebesar
13,58%
atau
3.724
ton,
Kabupaten Bondowoso berkontribusi 10,88% (2.985 ton), Kabupaten Lumajang sebesar 9,50% (2.605%), dan Kabupaten Jember sebesar 9,23% (2.532 ton). Secara lengkap data kabupaten sentra produksi kopi robusta di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Lampiran 11.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
17
2016
OUTLOOK KOPI
Lainnya; 26.21%
Kab. Jember; 9.23%
Kab. Lumajang; 9.50% Kab. Malang; 30.60% Kab. Bondowoso; 10.88% Kab. Banyuwangi; 13.58%
Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2014 Sentra kopi robusta di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 terkonsentrasi di 5 kabupaten (Gambar 3.12). Dengan wujud produksi kopi berasan, kabupaten produsen kopi robusta terbesar di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 adalah Kab. Solok. Kontribusi kabupaten ini terhadap produksi kopi Provinsi Sumatera Barat mencapai 37,33% dengan produksi sebesar 6.707 ton. Kabupaten sentra lainnya berturut-turut adalah Kabupaten Solok Selatan berkontribusi sebesar 16,99% atau produksi 3.053 ton, Kabupaten Agam berkontribusi 11,08% (1.991 ton), Kabupaten Pasaman Barat berkontribusi 11,03% (1.982 ton), dan Kabupaten Tanah Datar berkontribusi 9,07% (1.630 ton). Data lengkap sentra produksi kopi robusta pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera Barat disajikan pada Lampiran 12.
18
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI Kab. Tanah Datar; 9.07%
2016
Lainnya; 14.49%
Kab. Pasaman Barat; 11.03% Kab. Agam; 11.08%
Kab. Solok; 37.33%
Kab. Solok Selatan; 16.99%
Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2014 Untuk kopi arabika, pada tahun 2012-2016, Provinsi Sumatera Utara tercatat sebagai produsen kopi arabika terbesar di Indonesia (Gambar 3.13). Dengan rata-rata produksi kopi arabika sebesar 49.546 ton setiap tahunnya, Provinsi Sumatera Utara berkontribusi 29,99% dari produksi kopi arabika nasional. Provinsi penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Provinsi Aceh dengan rata-rata produksi sebesar 44.540 ton per tahun dan Provinsi Sulawesi Selatan dengan rata-rata produksi sebesar 20.309 ton per tahun.
Secara total, ketiga provinsi ini
berkontribusi hingga 69,24% terhadap produksi kopi arabika di Indonesia yang mencapai 165.215 ton setiap tahunnya. Secara lengkap data produksi kopi arabika di 5 provinsi produsen terbesar di Indonesia pada tahun 2012-2016 disajikan pada Lampiran 13.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
19
2016
OUTLOOK KOPI
Aceh; 26.96%
Sumatera Utara; 29.99%
Sulawesi Selatan; 12.29%
Prov. Lainnya; 17.30%
Nusa Tenggara Timur; 4.19%
Sumatera Barat; 9.27%
Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Indonesia, Tahun 2012- 2016 Pada tahun 2014, Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai kabupaten penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Sumatera Utara (Gambar 3.14). Produksi kopi robusta dari kabupaten ini di tahun 2014 mencapai 10.126 ton dan menyumbang 20,61% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara. Selain Kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten sentra penghasil kopi arabika pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, dan Kabupaten Hunbang Hasundutan, dengan produksi masing-masing adalah 9.593 ton, 8.485 ton, 6.861 ton, dan 5.912 ton. Produksi kopi arabika dari kelima kabupaten ini menyumbang 83,38% produksi kopi arabika Provinsi Sumatera Utara di tahun 2014. Secara lengkap data produksi kopi arabika tahun 2014 di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran 14.
20
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Kab. Hunbang Hasundutan; 12.03%
2016
Lainnya; 16.62%
Kab. Karo; 13.96%
Kab. Tapanuli Utara; 20.61%
Kab. Simalungun; 17.27%
Kab. Dairi; 19.52%
Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2014 Provinsi Aceh sebagai penghasil kopi arabika terbesar kedua di ndonesia, sentra produksi kopi arabika tahun 2014 terdapat di
tiga
kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues (Gambar 3.15). Pada tahun 2014, produksi kopi arabika di Kabupaten Aceh Tengah mencapai 26.851 ton atau berkontribusi 60,44% terhadap total produksi kopi arabika di Provinsi Aceh. Sedangkan produksi kopi arabika dari Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues, masing-masing sebesar 16.509 ton dan 1.063 ton. Secara lengkap data produksi kopi arabika di Provinsi Aceh tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 15.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
21
2016
OUTLOOK KOPI
Kab. Bener Meriah; 37.16%
Kab. Gayo Lues; 2.39%
Kab. Aceh Tengah; 60.44%
Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2014 Selama tahun 2012-2016, perkebunan rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan rata-rata memproduksi 12,29% kopi arabika Indonesia atau setara dengan 20.309 ton per tahun. Untuk tahun 2014 saja, kopi arabika hasil produksi perkebunan rakyat di provinsi ini mencapai 19.534 ton. Produksi ini tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, namun lima kebupaten dengan produksi kopi arabika terbesar adalah Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, Gowa, Toraja Utara, dan Luwu dengan total kontribusi terhadap produksi kopi arabika Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 83,18% (Gambar 3.16). Kabupaten Enrekang pada tahun 2014 memproduksi 7.916 ton kopi berasan arabika atau 40,52% produksi kopi arabika Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Kabupaten Tana Toraja dengan produksi 2.670 ton (atau 13,67% dari produksi kopi rabika Provinsi Sulawesi Selatan), Kabupaten Gowa dengan produksi 2.328 ton (11,92%), Kabupaten Toraja Utara sebesar 2.066 ton (10,58%), dan Kabupaten Luwu dengan produksi sebesar 1.269 ton (6,50%). Data produksi kopi arabika di 5 kabupaten sentra Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 16.
22
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Kab. Luwu; 6.50%
2016
Lainnya; 16.82%
Kab. Toraja Utara; 10.58% Kab. Gowa; 11.92% Kab. Tana Toraja; 13.67%
Kab. Enrekang; 40.52%
Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2014 Sentra produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 3.17 dengan data di Lampiran 17. Kabupaten dengan produksi kopi terbesar adalah Kabupaten Solok Selatan sebesar 4.365 ton kopi berasan atau 28,89% dari total produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat. Diikuti oleh Kabupaten Pasaman dengan produksi sebesar 2.334 ton (15,45%), Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 1.934 ton (12,80%), Kabupaten Solok sebesar 1.727 ton (11,43%), dan Kabupaten Lima Puluh Koto sebesar 1.415 ton (9,36%).
Gambar 3.17.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
23
2016
OUTLOOK KOPI
Perkebunan rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014 memproduksi kopi arabika sebesar 7.115 ton. Seperti terlihat pada Gambar 3.18 dan Lampiran 18, produksi kopi arabika hanya berasal dari 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Ngada dengan produksi mencapai 3.301 ton kopi berasan (atau 51,35% dari total produksi kopi arabika di provinsi NTT), Kabupaten Ende dengan produksi sebesar 1.814 ton (25,50%), Kabupaten Manggarai Timur dengan produksi 1.258 ton (17,68%), Kabupaten Manggarai dengan produksi 614 ton (8,53%), dan Kabupaten Nagekeo dengan produksi hanya 128 ton (1,80%).
Gambar 3.18.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Provinsi Nusa Tenggara Timur,Tahun 2014
3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA Perkembangan harga kopi pada beberapa pasar dalam negeri di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2008-2015 disajikan pada Lampiran 19 dengan grafik seperti pada Gambar 3.19. Secara umum, harga kopi di Indonesia cenderung meningkat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 4,98% per tahun. Dua tahun terakhir harga kopi per kilogramnya terus meningkat, meningkat sebesar 10,24% di tahun 2014 (harga tahun 2013 sebesar Rp. 15.884,- menjadi Rp. 17.510,- di tahun 2014), dan meningkat 9,28% di tahun 2015 menjadi Rp. 19.135,- (Gambar 3.19 dan Lampiran 19). 24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2015 3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, permintaan kopi untuk konsumsi rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Selama tahun 2002-2015, konsumsi kopi per kapita cenderung mengalami penurunan 1,66 per tahun (Gambar 3.20). Pada tahun 2002, konsumsi kopi per kapita per tahun sebesar 1,298 kg/kapita/tahun dan menurun 31,00% atau menjadi 0,896 kg/kapita/tahun pada tahun 2015. Selama periode tersebut, penurunan konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 34,67%, dari 1,347 kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,896 kg/kapita/tahun di tahun 2015.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
25
2016
OUTLOOK KOPI
Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun, Tahun 2002–2015 3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA 3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 1980– 2015 fluktuatif namun cenderung meningkat dengan pertumbuhan ratarata sebesar 4,39% per tahun (Gambar 3.21). Jika pada tahun 1980 volume ekspor kopi Indonesia sebesar 238.677 ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 656 juta, maka tahun 2015 volume ekspor meningkat menjadi 502.021 ton atau senilai US$ 1.198 juta.
Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia, Tahun 1980–2015 26
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia Gambar 3.22 menyajikan keragaan perkembangan volume impor kopi Indonesia tahun 1980-2015. Dari Gambar 3.22 terlihat bahwa impor kopi Indonesia cenderung meningkat per tahunnya. Pada periode 19802015, impor kopi Indonesia meningkat rata-rata 162,40% per tahun atau 7.972 ton per tahun. Impor kopi Indonesia pada tahun 1980 hanya sebesar 46 ton dan meningkat menjadi sebesar 12.462 ton pada tahun 2015. Adapun volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi tahun 2012 mencapai 52.645 ton atau senilai US$ 117.175 ribu. Data volume dan nilai impor kopi Indonesia disajikan pada Lampiran 21.
Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980–2015 3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia Perbedaan volume ekspor dan impor yang besar menjadikan Indonesia selalu mengalami surplus pada neraca perdagangan, yang berarti dapat menyumbang devisa negara. Neraca perdagangan kopi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
27
2016
OUTLOOK KOPI
Indonesia dari tahun 1980-2015 mengalami peningkatan, rata-rata per tahun meningkat sebesar 7,85% (Gambar 3.23). Surplus kopi terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar US$ 1.135,2 juta, sedangkan surplus terendah
terjadi
pada
tahun
2001
sebesar
US$
183,41
juta.
Perkembangan volume, nilai dan neraca perdagangan kopi Indonesia tahun 1980-2014 secara rinci disajikan pada Lampiran 21.
Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan Kopi Indonesia, Tahun 1980-2015
3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2015 Negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan bentuk total segar dan olahan dengan volume ekspor terbesar pada tahun 2015 adalah USA sebesar 65.509 ton (13,05%). Negara tujuan ekspor berikutnya yang berkontribusi cukup signifikan adalah Jerman sebesar 47.664 ton (9,49%), Itali 43.048 ton (8,58%), Jepang 41.241 ton (8,21%), Malaysia 39.394 ton (7,85%), Thailand 29.305 ton (5,84%), dan Rusia 26.940 ton (5,37%). Rincian negara tujuan ekspor kopi Indonesia disajikan secara rinci pada Gambar 3.24 dan Lampiran 22.
28
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2015 3.4.5. NEGARA ASAL IMPOR KOPI INDONESIA Kopi impor dari Vietnam dalam bentuk segar dan olahan pada tahun 2015 mendominasi pasar kopi Impor di Indonesia sebesar 62,83% atau volume impor mencapai 7.582 ton. Negara lain yang berkontribusi di atas 1% adalah Brazil sebesar 7,99% (965 ton), Malaysia 1,56% (188 ton), dan United States
1,34% (162 ton). Negara asal impor kopi Indonesia
disajikan secara rinci pada Gambar 3.25 dan Lampiran 23.
Gambar 3.25. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
29
2016
OUTLOOK KOPI
3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN DARI USAHA KOPI TAHUN 2014 Hasil survei rumah tangga usaha perkebunan untuk komoditas kopi pada Tahun 2014 menunjukkan bahwa nilai produksi per 100 pohon kopi sebesar Rp. 689.560 dengan rata-rata pengeluaran Rp. 474.990, dengan kata lain persentase pengeluaran terhadap produksi sebesar 68,90%. Pengeluaran untuk usaha kopi terdiri dari pengeluaran untuk bibit, tanaman pelindung, pupuk, stimulan, pestisida, pekerja, dan pengeluaran lain. Pengeluaran untuk pekerja merupakan biaya terbesar dalam mengusahakan tanaman kopi dibandingkan biaya lain, yaitu sebesar 45,76% atau Rp. 217.340 dari total pengeluaran sebesar Rp. 474.000. Rata-rata nilai produksi dan pengeluaran per 100 pohon dari usaha perkebunan tanaman kopi Tahun 2014 disajikan secara rinci pada Gambar 3.26, Gambar 3.27 dan Lampiran 24.
Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon Tahun 2014
30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100 Pohon Tahun 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
31
2016
32
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
BAB IV. KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA
4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negara-negara ASEAN Berdasarkan data yang bersumber dari FAO, secara umum perkembangan luas tanaman menghasilkan (harvested area) kopi di antara negara-negara anggota ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) selama periode tahun 1980–2013 cenderung meningkat (Gambar 4.1). Tahun 1980 total luas tanaman menghasilkan kopi di negara-negara anggota ASEAN hanya sebesar 649.472 ha dan meningkat menjadi 2.069.144 ha di tahun 2013 atau meningkat sebesar 218,59% dibandingkan dengan tahun 1980. Secara rata-rata laju pertumbuhan luas tanaman menghasilkan kopi di kawasan ASEAN adalah 3,96% per tahun. Data luas tanaman menghasilkan kopi di antara negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat pada Lampiran 25a. (Ha) 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
-
Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
33
2016
OUTLOOK KOPI
Jika dilihat dari data rata-rata luas tanaman menghasilkan kopi tahun 2009-2013 yang bersumber dari FAO, diantara negara-negara anggota ASEAN, Indonesia tercatat sebagai negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar di kawasan ASEAN dengan rata-rata luas sebesar 912.342 ha atau berkontribusi sebesar 44,39% dari rata-rata total luas tanaman menghasilkan kopi di ASEAN (Gambar 4.2). Posisi Indonesia ini lebih baik dibandingkan dengan Vietnam yang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi dunia. Vietnam secara rata-rata dari tahun 2009-2013 hanya memiliki luas tanaman menghasilkan kopi sebesar 544.033 ha atau lebih rendah 40,37% dibandingkan luas tanaman menghasilkan kopi Indonesia. Luas tanaman menghasilkan kopi Vietnam berkontribusi sebesar 26,47% terhadap total luas tanaman menghasilkan kopi di ASEAN. Negara-negara dengan luasan tanaman menghasilkan kopi terbesar selanjutnya adalah Filipina, Laos, dan Thailand dengan kontribusi masing-masing negara hanya 5,84%, 2,65% dan 2,60%. Secara rinci, data negara-negara anggota ASEAN dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar dapat dilihat pada Lampiran 26.
Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013
34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN Perkembangan produksi kopi (wujud produksi biji kopi mentah) negara-negara
di
kawasan
ASEAN
sepanjang
tahun
1980–2015
menunjukkan pola yang hampir sama dengan perkembangan luas tanaman menghasilkan. Selama periode ini telah terjadi peningkatan produksi kopi diantara negara-negara anggota ASEAN dengan rata-rata peningkatan sebesar 6,16% per tahun (Gambar 4.3 dan Lampiran 25b.). Jika pada tahun 1980 produksi kopi di kawasan ASEAN hanya sebesar 376.320 ton, maka pada tahun 2015 tercatat meningkat menjadi sebesar 2.614.800 ton.
Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2015 Diantara negara-negara ASEAN, Vietnam menempati urutan pertama sebagai negara dengan produksi kopi terbesar di kawasan ASEAN
dengan
rata-rata
produksi
sebesar
1.668.396
ton
atau
berkontribusi sebesar 68,26% terhadap total produksi kopi di kawasan ASEAN (Gambar 4.4). Indonesia secara rata-rata memproduksi sebesar 572.460 ton kopi pada tahun 2011-2015. Kontribusi produksi kopi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
35
2016
OUTLOOK KOPI
Indonesia di kawasan ASEAN hanya mencapai 23,42%. Negara penghasil kopi terbesar di ASEAN selanjutnya adalah Malaysia dengan rata-rata produksi kopi sebesar 94.800 ton dan berkontribusi sebesar 3,88%. Selanjutnya diikuti oleh Thailand, Laos, dan Filipina dengan produksi masing-masing mencapai 52.200 ton, 28.440 ton, dan 27.720 ton atau berkontribusi sebesar 2,14%, 1,16%, dan 1,13% dari total produksi kopi di kawasan ASEAN. Rata-rata produksi kopi di kawasan ini pada periode 2011-2015 mencapai 2.444.016 ton. Secara rinci, data produksi kopi dari negara-negara di kawasan ASEAN dapat dilihat pada Lampiran 27.
Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN Jika ditinjau dari sisi produktivitasnya, tingkat produktivitas kopi di kawasan ASEAN periode tahun 1980-2013, memiliki pola yang berfluktuasi setiap tahunnya (Gambar 4.5) namun cenderung meningkat. Pada periode tersebut, laju pertumbuhan produktivitas kopi hanya sebesar 2,21% per tahun (Lampiran 25a) dengan produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 1.189 kg/ha.
36
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2013 Produktivitas
tanaman
kopi
tertinggi
di
kawasan
ASEAN
berdasarkan rata-rata tahun 2009-2013 disajikan pada Gambar 4.6 dan Lampiran 28. Terlihat dari Gambar 4.6, produktivitas kopi tertinggi di kawasan ini terdapat di negara Vietnam dengan produktivitas mencapai 2.365 kg/ha. Indonesia sendiri pada periode yang sama tercatat sebagai negara dengan produktivitas terendah kedua setelah negara Myanmar. Produktivitas kopi Indonesia hanya sebesar 740 kg/ha.
Gambar 4.6. Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
37
2016
OUTLOOK KOPI
4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia Perkembangan luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada periode tahun 1980–2013 mengalami fluktuasi setiap tahunnya dan terlihat tidak terdapat tren peningkatan yang signifikan (Gambar 4.7). Rata-rata laju pertumbuhan luas tanaman menghasilkan kopi dunia sejak tahun 1980–2013 hanya sebesar 0,05% pertahun. Berdasarkan data dari FAO, total luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada tahun 2013 mencapai angka 10.142.885 ha. Luasan ini tidak banyak berubah dari sejak tahun 1999 dengan luas tanaman menghasilkan kopi mencapai 10.209.479 (Lampiran 29).
Gambar 4.7. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun 1980–2013 Luas tanaman menghasilkan kopi dunia berdasarkan data FAO selama periode 2009-2013, rata-rata terpusat di negara Brazil dengan kontribusi sebesar 21,34% dari luas tanaman menghasilkan kopi dunia atau mencapai 2.129.934 ha (Gambar 4.8). Luas tanaman menghasilkan kopi dunia secara rata-rata tahun 2009-2013 mencapai 9.982.089 ha. Indonesia tercatat sebagai negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar selanjutnya dengan luasan mencapai 912.342 ha atau sekitar setengah dari luas tanaman menghasilkan kopi Brazil. Vietnam, negara anggota ASEAN lainnya, tercatat sebagai sentra luas tanaman menghasilkan kopi terbesar kelima di dunia dengan rata-rata luas 38
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
tanaman menghasilkan mencapai 544.033 ha pada periode yang sama. Secara kumulatif, kelima negara dalam daftar negara-negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar dunia mencakup 50,61% luas tanaman menghasilkan kopi dunia. Data luas tanaman menghasilkan kopi dari negara-negara sentra penanaman kopi dunia dapat dilihat pada Lampiran 30.
Gambar 4.8. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2009-2013 4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia Perkembangan produksi kopi dunia (wujud produksi biji kopi mentah) dari tahun 1980 hingga 2015 terlihat berfluktuasi namun terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya (Gambar 4.9). Pada tahun 1980, produksi kopi di dunia mencapai 5.144.280 ton dan meningkat di tahun 2015 menjadi 9.007.320 ton. Rata-rata pertumbuhan produksi selama periode tersebut adalah sebesar 2,09%. Menurut data dari USDA, produksi kopi dunia tertinggi pada tahun 2013 yang mencapai 9.340.260 ton (Lampiran 25.b).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
39
2016
OUTLOOK KOPI
Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980–2015 Produksi kopi dunia sebagian besar dihasilkan oleh negara Brazil dengan
rata-rata
produksi
selama
periode
2011-2015
mencapai
3.212.400 ton atau berkontribusi sebesar 35,51% terhadap rata-rata produksi kopi dunia di periode yang sama (Gambar 4.10). Negara-negara penghasil kopi terbesar selanjutnya adalah Vietnam dengan kontribusi 18,44% atau rata-rata menghasilkan 1.758.000 ton, disusul oleh Kolombia dengan rata-rata produksi sebesar 676.284 ton (7,47%), Indonesia dengan rata-rata produksi mencapai 572.460 ton (6,33%), dan Ethiopia dengan rata-rata produksi 383.580 ton (4,24%). Data negaranegara penghasil kopi terbesar dunia dapat dilihat pada Lampiran 31.
Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015 40
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia Laju pertumbuhan produktivitas kopi dunia dari tahun 1980 hingga 2013 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,99% (Gambar 4.11). Menurut data dari FAO, produktivitas tertinggi kopi dunia tercapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 912 kg/ha. Sementara pada tahun 2013, produktivitas kopi dunia mencapai 880 kg/ha atau lebih rendah 3,52% dibandingkan tahun 2012. Data perkembangan produktivitas kopi dunia periode 1980-2013 dapat dilihat pada Lampiran 29.
Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Berdasarkan data USDA, volume ekspor dan impor kopi dari negara-negara anggota ASEAN pada periode tahun 1980-2015 terlihat sangat berbeda dari tahun ke tahun (Gambar 4.12). Volume ekspor kopi dari kawasan ini terlihat selalu lebih tinggi dibandingkan dengan volume impor kopi ke negara-negara kawasan ini. Sejak tahun 1980 hingga 2003 volume impor kopi ke negara-negara anggota ASEAN sangat rendah jika dibandingkan volume ekspornya. Namun demikian volume impor ke Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
41
2016
OUTLOOK KOPI
negara-negara ini meningkat setelah tahun 2003 meskipun tetap jauh dibawah volume ekspornya. Hal ini cukup beralasan mengingat dua negara sentra produksi kopi dunia adalah anggota ASEAN yaitu Vietnam dan Indonesia. Secara rata-rata pertumbuhan volume ekspor kopi dari negara-negara ASEAN pada tahun 1980-2015 mencapai 7,37% per tahunnya. Laju pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan volume impor kopi pada periode yang sama. Rata-rata pertumbuhan volume impor kopi ke negara-negara ASEAN pada tahun 1980-2015 mencapai 17,57% per tahunnya. Data volume ekspor dan volume impor kopi dari dan ke negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat pada Lampiran 32a.
Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2015 Jika dilihat berdasarkan rata-rata volume ekspor kopi diantara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2011-2015 terdapat hanya dua negara yang mampu melakukan ekspor kopi dengan kontribusi di atas 20% terhadap volume ekspor kopi kawasan ASEAN. Kedua negara tersebut adalah Vietnam dan Indonesia (Gambar 4.13). Pada tahun
42
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
2011-2015, menurut USDA, Vietnam telah mengekspor kopi per tahun rata-rata mencapai 1.538.592 ton atau 69,43% terhadap volume ekspor kopi dari kawasan ASEAN. Di tahun yang sama, Indonesia tercatat mampu mengekspor rata-rata sebesar 471.240 ton per tahun atau 21,26% dari volume ekspor kopi negara-negara anggota ASEAN. Kedua negara tersebut secara rata-rata pada periode tahun 2011-2015 berkontribusi 90,69% dari total volume ekspor kopi di kawasan ini. Secara lengkap data negara-negara eksportir kopi terbesar di kawasan ASEAN disajikan pada Lampiran 33.
Gambar 4.13. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 Adapun untuk negara importir kopi terbesar di kawasan ASEAN pada periode tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan Lampiran 34. Berdasarkan data USDA, selama periode 2011-2015, Filipina tercatat sebagai negara terbesar dalam melakukan impor kopi dibandingkan negara-negara lain dikawasan ini. Filipina pada tahun 2015 melakukan impor kopi hingga mencapai 227.400 ton. Secara rata-rata, selama tahun 2011 sampai 2015 Filipina telah melakukan impor kopi sebesar 193.440 ton atau 43.43% dari total impor kopi di ASEAN. Negara ASEAN lain yang melakukan impor kopi dengan kontribusi di atas 10% pada periode yang sama adalah Malaysia dengan jumlah impor kopi rataPusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
43
2016
OUTLOOK KOPI
rata mencapai 73.800 ton (16,57%), Thailand rata-rata mengimpor sebesar 70.920 ton (15,92%), Indonesia meski tercatat sebagai salah satu eksportir kopi terbesar di kawasan ini, namun disisi lain juga tercatat sebagai negara importir kopi terbesar keempat di ASEAN. Rata-rata volume impor kopi Indonesia mencapai 66.180 ton (14,86%). Vietnam dan Singapore juga melakukan impor kopi, namun tidak sampai 10%, yakni rata-rata sebesar 34.344 ton (7,71%) dan 6.720 ton (1,51%). Secara lengkap negara-negara importir kopi di ASEAN disajikan pada Lampiran 34.
Gambar 4.14. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN Gambar 4.15 menunjukkan perkembangan nilai ekspor dan impor kopi di kawasan ASEAN pada periode 1980-2012. Sejalan dengan keragaan volume ekspor dan impor kopi dikawasan ASEAN sebelumnya, terlihat bahwa nilai ekspor kopi dikawasan ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya. Surplus neraca perdagangan kopi tertinggi dari negara-negara anggota ASEAN terjadi pada tahun 2012 mencapai US$ 4.521,5 juta. Data nilai ekspor dan impor kopi negara-negara anggota ASEAN disajikan secara lengkap pada Lampiran 32b.
44
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2012
4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia Perkembangan volume ekspor kopi dunia sepanjang tahun 19802015 terlihat tidak terlalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, sedangkan tren volume impor terlihat mengalami lonjakan cukup tajam meskipun kemudian peningkatannya melandai (Gambar 4.16). Dari Gambar 4.16 terlihat volume ekspor dan impor kopi dunia memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Kecenderungan peningkatan volume ekspor dan impor kopi dunia ini menunjukkan bahwa kopi merupakan komoditi yang relatif aktif diperdagangkan oleh dunia. Lebih jauh, Lampiran 35a menyajikan data perkembangan volume ekspor dan impor kopi dunia.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
45
2016
OUTLOOK KOPI
Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2015 Jika dilihat volume ekspor kopi per negara di dunia, secara ratarata pada periode tahun 2011-2015, Brazil tercatat sebagai negara eksportir kopi terbesar di dunia dengan rata-rata volume ekspor mencapai 1,97 juta ton per tahun atau berkontribusi sebear 27,27% terhadap total volume ekspor kopi dunia (Gambar 4.17). Negara lainnya yang tercatat sebagai negara eksportir terbesar kopi di dunia adalah Vietnam dengan rata-rata volume ekspor mencapai 1,54 juta ton per tahun atau 21,25% dari total volume ekspor kopi dunia. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara eksportir terbesar keempat di dunia dengan rata-rata volume ekspor kopi pada periode tahun 2011-2015 mencapai 471,24 ribu ton per tahun atau 6,51% dari total volume ekspor kopi dunia. Secara lengkap, negara-negara dengan volume ekspor terbesar di dunia disajikan pada Lampiran 36.
46
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 4.17. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015 Adapun negara-negara dengan volume impor kopi terbesar di dunia pada tahun 2011-2015 disajikan pada Gambar 4.18. Dari Gambar 4.18 terlihat bahwa Amerika Serikat adalah negara importir kopi terbesar di dunia dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 1,45 juta ton per tahun atau 20,91% dari total volume impor kopi dunia sebesar 6,94 juta ton. Negara lainnya adalah Jepang dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 467,34
ribu ton per tahun atau 6,73% dari total
volume impor kopi dunia. Indonesia sendiri dalam daftar negara-negara dengan volume impor kopi terbesar dunia menempati posisi 14 dengan volume impor kopi mencapai 71,28 ribu ton kopi per tahun atau hanya berkontribusi sebesar 1,03% dari total volume impor kopi dunia. Secara lengkap negara-negara dengan volume impor kopi terbesar di dunia disajikan pada Lampiran 37.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
47
2016
OUTLOOK KOPI
Gambar 4.18. Negara-negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata Tahun 2011-2015 4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia Berbeda dengan keragaan nilai ekspor dan impor kopi dari negaranegara anggota ASEAN, nilai impor kopi dunia umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor kopi dunia. Hal ini terlihat pada Gambar 4.19 yang menunjukkan perkembangan nilai ekspor dan impor kopi dunia pada periode 1980-2012. Terlihat dari gambar tersebut bahwa dunia dalam periode tahun 1980-2012 secara umum mencatatkan defisit perdagangan kopi hampir di setiap tahunnya. Nilai impor kopi tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan nilai perdagangan mencapai US$ 28,31 miliar. Data nilai ekspor dan impor kopi dunia disajikan secara lengkap pada Lampiran 35b.
48
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980-2012
4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA 4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN Ketersediaan kopi di antara negara-negara anggota ASEAN diperoleh dari produksi dikurangi ekspor dan ditambah impor kopi ASEAN. Perkembangan ketersediaan kopi di antara negara-negara anggota ASEAN tahun 1980-2015 disajikan dalam Gambar 4.20 dan Lampiran 38. Dari Gambar 4.20 terlihat bahwa diantara negara-negara ASEAN ketersediaan kopi cenderung meningkat meskipun di tahun-tahun tertentu terjadi penurunan ketersediaan. Jika dilihat kembali volume ekspor, volume impor dan produksi kopi di antara negara-negara ASEAN terlihat bahwa sumber utama penurunan ini adalah adanya peningkatan volume ekspor kopi dari negara-negara ASEAN. Sebagai contoh pada tahun 2014 terjadi penurunan ketersediaan kopi sebesar 12,98% atau 247.122 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dilihat dari volume ekspor kopi ASEAN pada tahun tersebut, terlihat bahwa volume ekspor kopi dari ASEAN pada tahun tersebut meningkat 14,58% (160.362 ton) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
49
2016
OUTLOOK KOPI
dibandingkan pada tahun sebelumnya. Peningkatan volume ekspor tersebut justru diikuti penurunan produksi kopi sebesar 6,57% (167.880 ton), dan peningkatan volume impor yang relatif kecil sebesar 18,15% (81.120 ton) dari volume ekspor.
Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 1980-2015 4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia Sama halnya dengan ketersediaan kopi di ASEAN, ketersediaan kopi di dunia selama periode tahun 1980-2015 cenderung mengalami kenaikan meskipun pada beberapa tahun ketersediaan kopi dunia mengalami penurunan (Gambar 4.21). Jika diperhatikan Gambar 4.21 dan Lampiran 39 yang menyajikan keragaan dan data ketersediaan kopi di dunia, terdapat kemiripan pola perkembangan ketersediaan kopi. Pada tahun 2014, ketersediaan kopi di dunia mengalami penurunan sebagaimana ketersediaan kopi di ASEAN.
50
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 1980-2015
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
51
2016
52
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI 5.1.
PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2016-2020 Proyeksi
produksi
kopi
akan
dilakukan
dengan
menggunakan
pendekatan produksi kopi total (dalam wujud kopi berasan) dengan metode analisis regresi linier berganda. Peubah yang digunakan adalah produksi itu sendiri, luas areal ,dan harga domestik kopi. Adapun data yang digunakan pada proyeksi ini adalah data Angka Tetap produksi dan luas areal kopi tahun 1980-2014, dan data tahun 2015-2016 adalah data Angka Sementara dan Angka Proyeksi bersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan. Data harga domestik diperoleh dari BPS. Hasil analisis data produksi kopi tahun 1980-2014 mendapatkan model analisis yang selanjutnya digunakan sebagai proyeksi produksi kopi tahun 2016-2020, hasil proyeksi produksi kopi dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2016-2020
Keterangan: *) Angka Estimasi **)Angka Proyeksi Pusdatin Dari Tabel 5.1 terlihat bahwa hingga tahun 2020 diperkirakan produksi kopi Indonesia akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,25% per tahun. Jika dibandingkan dengan produksi kopi tahun 2016 (angka perkiraan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
53
2016
OUTLOOK KOPI
Ditjen Perkebunan) yang mencapai 634.477 ton, maka produksi kopi di tahun 2020 diperkirakan akan meningkat sebesar 9,21% atau menjadi 692.906 ton. 5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2016-2020 Proyeksi konsumsi kopi diperoleh dengan melakukan analisis deret waktu metode Exponential Growth Trend Analysis terhadap data konsumsi langsung rumah tangga. Data yang digunakan dalam proyeksi ini adalah data konsumsi kopi tahun 2002-2015 yang bersumber dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS seperti terdapat dalam Buletin Konsumsi terbitan Pusdatin. Pemilihan analisis deret waktu Trend Analysis Exponential Growth dikarenakan analisis ini mampu memberikan nilai akurasi terbaik. Permintaan kopi tahun 2016-2020 diperoleh dengan mengalikan proyeksi konsumsi langsung kopi rumah tangga dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2016-2020. Proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 20162020 diperoleh dari BPS. Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2016-2020 Jumlah Penduduk (000 orang)
Konsumsi Nasional (Ton)
Tahun
Konsumsi (Kg/kap/thn)
2016**)
1,168
258.705
302.176
2017**)
1,162
261.891
304.231
0,68
2018**)
1,155
265.015
306.183
0,64
2019**)
1,149
267.974
307.915
0,57
2020**)
1,143
271.066
309.771
0,60 2,49
Rata-rata Pertumbuhan
Pertumbuhan (%)
Keterangan : - **) Angka Proyeksi Pusdatin - Konsumsi hasil proyeksi Pusdatin - Penduduk hasil proyeksi BPS
Hasil analisis deret waktu Exponential Growth Trend Analysis untuk konsumsi kopi tahun 2016-2020 diperoleh nilai MAPE sebesar 8,66. Proyeksi konsumsi kopi tahun 2016-2020 disajikan pada Tabel 5.2. Dari tabel tersebut terlihat bahwa konsumsi langsung rumah tangga untuk kopi diperkirakan akan 54
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
meningkat di tahun 2016, namun selanjutnya mengalami penurunan hingga tahun 2020. Pada Tabel 5.2 juga disajikan proyeksi jumlah penduduk dengan data yang bersumber dari BPS. Dalam proyeksi ini, jumlah penduduk pada tahun 2016-2020 diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian permintaan rumah tangga di Indonesia akan kopi akan meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia. 5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2016-2020 Dalam menerjemahkan hasil proyeksi konsumsi dalam outlook ini, perlu diingatkan kembali bahwa data konsumsi yang digunakan adalah data konsumsi kopi hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Dimana dari survei tersebut, data yang diperoleh hanyalah data konsumsi langsung rumah tangga di Indonesia sementara data permintaan dari sektor industri dan pariwisata belum termasuk dalam data ini. Untuk mengetahui permintaan dari sektor industri dan yang lainnya disarankan untuk menggunakan informasi persentase penggunaan kopi di setiap sektor terkait yang terdapat pada Tabel Input Output tahun 2005 untuk komoditas kopi. Tabel 5.3. Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2016-2020 Proyeksi (Ton) Tahun
Surplus (Ton)
Produksi
Konsumsi
2016*)
667.655
302.176
365.479
2017**)
672.283
304.231
368.052
2018**)
686.344
306.183
380.161
2019**)
689.504
307.915
381.589
2020**)
692.906 Rata-rata
309.771
383.136 375.683
Keterangan: *) Angka Estimasi **)Angka Proyeksi Pusdatin Tabel 5.3 menyajikan hasil proyeksi produksi dan permintaan serta kondisi surplus atau defisit pasokan kopi Indonesia. Dari hasil proyeksi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
55
2016
OUTLOOK KOPI
produksi dan permintaan kopi di Indonesia pada tahun 2016-2020, diketahui bahwa pada periode tersebut Indonesia akan mengalami surplus kopi rata-rata sebesar 375.683 ton per tahunnya. Pada tahun 2016 surplus kopi di Indonesia diperkirakan sebesar 365.479 ton meningkat terus hingga tahun 2020 diproyeksikan surplus menjadi 383.136 ton. 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2016-2020 Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan free trade agreement di antara negara-negara ASEAN, maka diperlukan gambaran mengenai ketersediaan suatu komoditas di masa akan datang. Proyeksi ketersediaan ini akan membantu pegiat ekspor komoditas bersangkutan di dalam negeri untuk ambil bagian dalam perdagangan domestik dan/atau global. Pada outlook ini disediakan proyeksi ketersediaan komoditas kopi di kawasan domestik (Asia Tenggara) dan dunia. Data yang digunakan dalam proyeksi ini adalah data yang bersumber dari USDA dimana negara-negara Asia Tenggara yang dimaksud dalam outlook ini adalah negara-negara anggota ASEAN seperti tercantum dalam Tabel 2.1 pada awal buku outlook ini. Untuk mengetahui proyeksi ketersediaan kopi di negara-negara ASEAN, dalam outlook ini digunakan analisis deret waktu dengan metode Quadratic Trend Analysis. Hasil proyeksi ketersediaan kopi di negara-negara ASEAN dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2016-2020
Proyeksi Ketersediaan Pertumbuhan (Ton) (%) 2016 1.551.312 2017 1.673.253 7,86 2018 1.799.797 7,56 2019 1.930.945 7,29 2020 2.066.697 7,03 Rata-rata Pertumbuhan 7,44 Tahun
56
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa ketersediaan kopi di antara negaranegara ASEAN pada tahun 2020 diperkirakan meningkat sebesar 33,22% dibandingkan tahun 2016. Pada tahun 2016 ketersediaan kopi diantara negaranegara ASEAN mencapai 1.551.312 ton dan meningkat menjadi 2.066.697 ton di tahun 2020. 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2016-2020 Tidak berbeda dengan proyeksi ketersediaan kopi ASEAN, dalam melakukan proyeksi ketersediaan kopi di dunia, penulis kembali menggunakan analisis deret waktu dengan metode Linear Trend Analysis. Hasil proyeksi ketersediaan kopi dunia dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2016-2020
Tahun
Proyeksi Ketersediaan (Ton)
Pertumbuhan (%)
2016
8.888.312
2017
9.158.474
3,04
2018
9.428.636
2,95
2019
9.698.798
2,87
2020
9.968.960
2,79
Rata-rata Pertumbuhan
2,91
Ketersediaan kopi dunia pada periode tahun 2016-2020 secara ratarata diproyeksikan akan meningkat sebesar 2,91% pada setiap tahunnya. Ketersediaan kopi dunia pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 9,97 juta ton atau meningkat 2,79% dibandingkan ketersediaan tahun 2019 sebesar 9,70 juta ton. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
57
2016
58
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
BAB VI. KESIMPULAN 6.1.
KESIMPULAN Di Indonesia, kopi dibudidayakan sebagian besar oleh perkebunan
rakyat dimana jenis kopi yang banyak dibudidayakan adalah jenis kopi robusta. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa TImur, dan Sumatera Barat,. Adapun sentra produksi kopi arabika adalah Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Harga kopi di pasar domestik di Indonesia tahun 2015 rata-rata adalah Rp.19.135 per kg. Konsumsi kopi pada tahun 2015 berdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,90 kg/kapita. Konsumsi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,35 kg/kapita. Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun demikian dalam hal ekspor kopi, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Hasil proyeksi produksi kopi menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia tahun 2020 akan meningkat sebesar 3,78% atau menjadi 692.906 ton dibandingkan produksi kopi tahun 2016 yang hanya mencapai 667.655 ton. Proyeksi produksi ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan permintaan kopi di tahun yang sama. Permintaan kopi Indonesia tahun 2020 diperkirakan mencapai 309.771 ton sehingga diperkirakan akan terjadi surplus pasokan kopi sebesar 383.136 ton.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
59
2016
60
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
DAFTAR PUSTAKA Ayelign, A., K. Sabally. 2013. Determination of Chlorogenic Acids (CGA) in Coffee Beans Using HPLC. American Journal of Research Communication. Vol 1 (2), halaman 78-91. Dicum, G., Nina Luttinger. 1999.The Coffee Book: Anatomy of an Industry from Crop to the Last Drop. New Press. New York. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2009-2011. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2010-2012. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2011-2013. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2012-2014. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2013-2015. Kementerian Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi 2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta. Ellis, Markman. 2011. The Coffee-House: a Cultural History. Hachette. United Kingdom. Food
and Agriculture Organization of United http://faostat.fao.org [terhubung berkala]
Nation
(FAO).
2016.
United States Department of Agriculture (USDA). 2016. http://fas.usda.gov [terhubung berkala] Hoffman, James. 2014. The World Atlas of Coffee: From Beans to Brewing – Coffees Explored, Explained and Enjoyed. Octopus Publishing Group Limited. London. International Coffee Organization (ICO). 2015. ICO Annual Review 2013-2014. International Coffee Organization. London. Listyati, Dewi., Bedy Sudjarmoko, Abdul Muis Hasibuan. 2013. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Adopsi Benih Unggul Kopi di Lampung.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
61
2016
OUTLOOK KOPI
Buletin Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Ristri). Vol. 4 No. 2, halaman 165-174. Makridakis, Spyros. , Steven C. Wheelwright, dan Victor E. McGee. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Erlangga. Jakarta. Mekuria, T., Neuhoff, D., Kopke, U. 2004. The Status of Coffee Production and The Potential For Organic Conversion in Ethiopia. Conference on International Agricultural Research for Development. Berlin. Nawrot, P., S. Jordan., J. Eastwood., J. Rotstein., A. Hugenholtz., M. Feeley. 2003. Effects of Caffeine on Human Health. Food Additives and Contaminants. Vol. 20, No. 1, halaman 1-30. Smith, A. 2002. Effects of Caffeine on Human Behavior. Food and Chemical Toxicology. Vol. 40, halaman 1243-1255. Pandergrast, Mark. 1999. Uncommon Grounds: The History of Coffee and How it Transformed Our World. Basic Books. New York. Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Ponte, Stefano. 2002. The ‘Latte Revolution’? Rekopition, Markets and Consumption in the Global Coffee Chain. World Development. Vol. 30, No. 7, halaman 1099-1122. Prastowo, Bambang., Elna Karmawati., Rubijo., Siswanto., Chandra Indrawanto., S. Joni Munarso. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2014. Outlook Komoditi Kopi. Kementerian Pertanian. Jakarta.
62
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
63
2016
64
OUTLOOK KOPI
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 1.
2016
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2016 Luas Areal (Ha)
Tahun
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)
PR
663,601 749,829 759,182 766,134 837,488 874,340 888,862 908,584 969,789 984,234 1,014,125 1,063,289 1,076,474 1,090,050 1,080,532 1,109,499 1,103,615 1,105,114 1,068,064 1,059,245 1,192,322 1,258,628 1,318,020 1,240,222 1,251,326 1,202,392 1,255,104 1,243,429 1,236,842 1,217,506 1,162,810 1,184,967 1,187,669 1,194,081 1,183,664 1,185,366 1,185,369
Pertumb. (%) 12.99 1.25 0.92 9.31 4.40 1.66 2.22 6.74 1.49 3.04 4.85 1.24 1.26 -0.87 2.68 -0.53 0.14 -3.35 -0.83 12.56 5.56 4.72 -5.90 0.90 -3.91 4.38 -0.93 -0.53 -1.56 -4.49 1.91 0.23 0.54 -0.87 -0.73
2016**) 0.14 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
PBN
Pertumb.
20,925 23,016 23,635 24,426 22,440 23,499 23,593 24,280 25,484 21,800 25,834 25,891 26,092 26,325 26,593 25,616 24,169 32,232 39,139 39,316 40,645 26,954 26,954 26,597 26,597 26,641 26,644 23,721 22,442 22,794 22,681 22,572 22,565 22,556 22,369 22,509 22,525
(%) 9.99 2.69 3.35 -8.13 4.72 0.40 2.91 4.96 -14.46 18.50 0.22 0.78 0.89 1.02 -3.67 -5.65 33.36 21.43 0.45 3.38 -33.68 0.00 -1.32 0.00 0.17 0.01 -10.97 -5.39 1.57 -0.50 -0.48 -0.03 -0.04 -0.83 -0.21 0.70
PBS
22,938 24,001 20,211 24,427 34,283 33,290 22,744 28,776 30,674 30,516 29,889 30,674 31,332 31,192 33,260 32,396 31,295 32,682 46,166 28,716 27,720 27,801 27,210 25,091 26,020 26,239 26,983 28,761 35,826 25,935 24,873 26,159 25,056 25,076 24,462 25,352 25,399
Pertumb. (%) 4.63 -15.79 20.86 40.35 -2.90 -31.68 26.52 6.60 -0.52 -2.05 2.63 2.15 -0.45 6.63 -2.60 -3.40 4.43 41.26 -37.80 -3.47 0.29 -2.13 -7.79 3.70 0.84 2.84 6.59 24.56 -27.61 -4.09 5.17 -4.22 0.08 -2.45 1.10 3.83
INDONESIA
707,464 796,846 803,028 814,987 894,211 931,129 935,199 961,640 1,025,947 1,036,550 1,069,848 1,119,854 1,133,898 1,147,567 1,140,385 1,167,511 1,159,079 1,170,028 1,153,369 1,127,277 1,260,687 1,313,383 1,372,184 1,291,910 1,303,943 1,255,272 1,308,731 1,295,911 1,295,110 1,266,235 1,210,364 1,233,698 1,235,290 1,241,713 1,230,495 1,233,227 1,233,294
Pertumb. (%) 12.63 0.78 1.49 9.72 4.13 0.44 2.83 6.69 1.03 3.21 4.67 1.25 1.21 -0.63 2.38 -0.72 0.94 -1.42 -2.26 11.83 4.18 4.48 -5.85 0.93 -3.73 4.26 -0.98 -0.06 -2.23 -4.41 1.93 0.13 0.52 -0.90 -0.68 0.23
1980-2016**)
1.68
0.73
1.56
1.61
1980-2014
1.80
0.75
1.51
1.72
1980-2000
3.06
3.86
2.77
3.01
-0.03
-3.19
0.05
-0.14
2001-2016**) Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR : Perkebunan Rakyat
:
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2015 Angka Sementara
**)
: Tahun 2016 Angka Estimasi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
65
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 2.
Tahun
Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2016 Luas Areal Kopi Robusta (Ha)
PR
PBN
PBS
Luas Areal Kopi Arabika (Ha) Robusta
PR
PBN
PBS
Arabika
2001
1,182,693
26,928
22,930
1,232,551
75,935
26
6,846
82,807
2002
1,232,857
26,928
21,106
1,280,891
85,163
26
6,104
91,293
2003
1,241,932
26,928
21,106
1,289,966
85,589
26
6,149
91,764
2004
1,135,114
19,925
21,705
1,176,744
116,212
6,672
4,315
127,199
2005
1,112,597
19,969
21,393
1,153,959
89,795
6,672
4,846
101,313
2006
1,089,951
19,972
21,699
1,131,622
165,154
6,672
5,284
177,110
2007
1,018,573
16,549
23,355
1,058,477
153,884
6,500
2,457
162,841
2008
970,677
15,270
23,266
1,009,213
266,165
7,172
12,560
285,897
2009
946,791
15,622
22,425
984,838
270,715
7,172
3,510
281,397
2010
920,790
15,509
22,483
958,782
242,021
7,172
2,390
251,583
2011
902,341
15,400
22,443
940,184
282,626
7,172
3,716
293,514
2012
902,548
15,404
22,448
940,400
282,691
7,174
3,717
293,582
2013
879,117
15,384
21,552
916,053
314,963
7,172
3,524
325,659
2014
863,731
15,197
20,880
899,808
319,932
7,172
3,583
330,687
2015*)
869,866
15,337
21,760
906,963
315,500
7,172
3,592
326,264
2016**)
875,006
15,353
21,776
912,135
310,363
7,172
3,623
321,158
Rata-rata
1,009,037
18,480
22,020
1,049,537
211,044
5,697
4,764
221,504
Share (%)
96.14
1.76
2.10
100.00
95.28
2.57
2.15
100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
66
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 3.
2016
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 1980–2016 Produksi (Ton)
Tahun
PR
276,295 290,401 262,247 287,183 291,291 288,404 329,605 367,835 362,311 376,579 384,464 399,088 408,808 410,048 421,682 429,569 435,757 396,155 469,671 493,940 514,896 541,476 654,281 644,657 618,227 615,556 653,261 652,336 669,942 653,918 657,909 616,429 661,827 645,346 612,877 632,460 634,477
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)
Pertumb. (%) 5.11 -9.69 9.51 1.43 -0.99 14.29 11.60 -1.50 3.94 2.09 3.80 2.44 0.30 2.84 1.87 1.44 -9.09 18.56 5.17 4.24 5.16 20.83 -1.47 -4.10 -0.43 6.13 -0.14 2.70 -2.39 0.61 -6.30 7.36 -2.49 -5.03 -2.00
2016**) 3.52 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
PBN
13,212 16,189 13,297 10,147 14,775 12,635 17,664 13,043 16,072 13,466 15,566 16,755 16,890 17,266 17,468 16,824 13,184 21,050 25,759 26,208 29,754 18,111 18,128 17,007 17,025 17,034 17,017 13,642 17,332 14,387 14,065 9,099 13,577 13,945 14,293 14,562 15,145
Pertumb. (%) 22.53 -17.86 -23.69 45.61 -14.48 39.80 -26.16 23.22 -16.21 15.59 7.64 0.81 2.23 1.17 -3.69 -21.64 59.66 22.37 1.74 13.53 -39.13 0.09 -6.18 0.11 0.05 -0.10 -19.83 27.05 -16.99 -2.24 -35.31 49.21 2.71 2.50 4.42 5.96
PBS
5,466 8,309 5,707 8,318 9,423 10,359 9,553 7,791 12,712 11,003 12,737 12,462 11,232 11,554 11,041 11,408 10,265 11,213 19,021 11,539 9,924 9,647 9,610 9,591 12,134 7,775 11,880 10,498 10,742 14,385 14,947 13,118 15,759 16,591 16,687 17,438 18,033
Pertumb. (%) 52.01 -31.32 45.75 13.28 9.93 -7.78 -18.44 63.16 -13.44 15.76 -2.16 -9.87 2.87 -4.44 3.32 -10.02 9.24 69.63 -39.34 -14.00 -2.79 -0.38 -0.20 26.51 -35.92 52.80 -11.63 2.32 33.91 3.91 -12.24 20.13 5.28 0.58 5.11 8.07
INDONESIA
294,973 314,899 281,251 305,648 315,489 311,398 356,822 388,669 391,095 401,048 412,767 428,305 436,930 438,868 450,191 457,801 459,206 428,418 514,451 531,687 554,574 569,234 682,019 671,255 647,386 640,365 682,158 676,476 698,016 682,690 686,921 638,646 691,163 675,882 643,857 664,460 667,655
Pertumb. (%) 6.76 -10.69 8.67 3.22 -1.30 14.59 8.93 0.62 2.54 2.92 3.76 2.01 0.44 2.58 1.69 0.31 -6.70 20.08 3.35 4.30 2.64 19.81 -1.58 -3.56 -1.08 6.53 -0.83 3.18 -2.20 0.62 -7.03 8.22 -2.21 -4.74 -1.69 3.70
1980-2016**)
2.48
2.90
6.38
2.44
1980-2013
2.81
2.78
6.54
2.75
1980-2000
3.37
6.61
6.71
3.41
2001-2016**)
1.37
-1.73
5.97
1.24
Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR : Perkebunan Rakyat
:
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2015 Angka Sementara
**)
: Tahun 2016 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
67
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 4.
Tahun
Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–2016 Produksi Kopi Robusta (Ton)
PR
PBN
PBS
Produksi Kopi Arabika (Ton) Robusta
PR
PBN
PBS
Arabika
2001
519,262
26,928
22,930
569,120
22,214
-
857
23,071
2002
629,962
18,128
8,813
656,903
24,319
-
797
25,116
2003
606,386
12,549
8,964
627,899
38,271
4,458
627
43,356
2004
569,104
12,564
10,492
592,160
49,123
4,460
1,642
55,225
2005
560,979
12,574
6,557
580,110
54,576
4,460
1,218
60,254
2006
565,234
12,559
9,592
587,385
88,027
4,458
2,288
94,773
2007
532,010
8,974
8,101
549,085
120,326
4,668
2,397
127,391
2008
529,794
12,617
8,509
550,920
140,148
4,715
2,233
147,096
2009
512,211
9,634
13,116
534,961
141,707
4,753
1,170
147,630
2010
517,397
9,262
13,621
540,280
140,512
4,803
1,326
146,641
2011
472,022
5,741
12,045
489,809
144,407
3,358
1,073
148,838
2012
485,689
5,907
12,394
503,990
148,588
3,455
1,104
153,147
2013
486,421
8,796
14,340
509,557
158,925
5,149
2,251
166,325
2014
450,051
9,069
14,552
473,672
162,826
5,224
2,135
170,185
2015*)
467,458
9,062
15,257
491,777
165,002
5,500
2,181
172,683
2016**)
467,381
9,145
15,807
492,333
167,096
6,000
2,226
175,322
Rata-rata
523,210
11,469
12,193
546,873
110,379
4,091
1,595
116,066
Share (%)
95.67
2.10
2.23
100.00
95.10
3.52
1.37
100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
68
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 5.
2016
Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, Tahun 2003-2016 Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun
Pertumb.
PR
728 664 687 697 702 729 734 780 707 744 736 712 716 716
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)
PBN
(%) -8.79 3.46 1.46 0.72 3.85 0.69 6.21 -9.31 5.21 -1.02 -3.29 -2.75
2016**) 0.56 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) 1980-2016**)
696 697 697 696 721 985 797 946 531 774 783 785 824 855
Pertumb.
PBS
(%) 0.14 0.00 -0.14 3.59 36.62 -19.09 18.73 -43.86 45.62 1.16 0.31 5.29 8.96
589 702 449 655 502 515 706 763 652 671 828 841 845 864
Pertumb.
INDONESIA
(%) 19.19 -36.04 45.88 -23.36 2.59 37.09 8.07 -14.55 2.91 23.41 1.56 2.05 2.73
Pertumb. (%)
725 666 683 696 714 729 734 796 717 761 739 716 721 722
-8.14 2.55 1.90 2.59 2.10 0.69 8.43 -9.95 6.15 -2.84 -3.13 -2.46 0.84
-0.23
4.41
5.50
-0.10
1980-2013
0.25
4.28
6.52
0.35
1980-2000
1.08
5.69
7.63
1.45
-1.77
2.91
3.02
-1.90
2001-2016**) Sumber :
Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket
PR : Perkebunan Rakyat
:
PBN : Perkebunan Besar Negara PBS : Perkebunan Besar Swasta *)
: Tahun 2014 Angka Sementara
**)
: Tahun 2015 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
69
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 6.
No.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2012-2016
Provinsi 2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Sumatera Selatan
131,086
139,754
135,287
135,279
135,251
135,331
21.20
21.20
2
Lampung
148,711
127,073
92,111
108,964
108,983
117,168
18.35
39.55
3
Sumatera Utara
58,479
57,604
58,175
60,179
60,310
58,949
9.23
48.78
4
Bengkulu
55,376
56,142
56,316
56,233
56,227
56,059
8.78
57.56
5
Aceh
53,795
48,282
49,823
49,540
49,498
50,188
7.86
65.42
6
Jawa Timur
38,479
30,022
31,387
31,693
32,278
32,772
5.13
70.56
7
Prov. Lainnya
171,215
186,469
189,778
190,572
191,930
187,987
29.44
100.00
657,141 645,346 612,877 632,460 634,477
638,455
100.00
Indonesia Sumber
: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi berasan
Lampiran 7.
No.
Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2012-2016 Tahun
Provinsi 2012
2013
2014
2015
2016
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Sumatera Selatan
143,328
139,754
135,287
135,279
135,251
137,780
28.40
28.40
2
Lampung
134,701
127,057
91,917
108,755
108,969
114,280
23.55
51.95
3
Bengkulu
54,228
54,664
54,800
54,796
54,751
54,648
11.26
63.21
4
Jawa Timur
24,422
26,677
27,427
49,786
50,759
35,814
7.38
70.59
5
Sumatera Barat
15,259
16,697
17,966
17,974
17,978
17,175
3.54
74.13
133,571
121,570
122,654
125,187
124,625
125,521
25.87
100.00
505,509 486,419 450,051 491,777 492,333
485,218
100.00
7
Prov. Lainnya Indonesia
Sumber
: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi berasan
70
Rata-rata
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
Lampiran 8.
No.
2016
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan, Tahun 2014
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. OKU Selatan
33,491
24.76
24.76
2
Kab. Empat Lawang
26,275
19.42
44.18
3
Kab. Muara Enim
25,147
18.59
62.77
4
Kab. Lahat
20,735
15.33
78.09
5
Kab. OKU
15,992
11.82
89.91
Lainnya
13,647
10.09
100.00
135,287
100.00
Sumatera Selatan
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 9.
No.
Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Lampung, Tahun 2014
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Lampung Barat
42,745
46.50
46.50
2
Kab. Tanggamus
17,519
19.06
65.56
3
Kab. Lampung Utara
11,383
12.38
77.95
4
Kab. Way Kanan
9,126
9.93
87.88
5
Kab. Pringsewu
3,794
4.13
92.00
Lainnya
7,350
8.00
100.00
91,917
100.00
Lampung
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
71
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Bengkulu, Tahun 2014
Sumatera Selatan No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Kepahiyang
18.330
33,45
33,45
2
Kab. Rejang Lebong
13.402
24,46
57,91
3
Kab. Kaur
5.392
9,84
67,74
4
Kab. Lebong
5.005
9,13
76,88
5
Kab. Seluma
4.909
8,96
85,84
Lainnya
7.762
14,16
100,00
54.800
100,00
Bengkulu
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Jawa Timur, Tahun 2014
Kalimantan Timur No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Malang
8.393
30,60
30,60
2
Kab. Banyuwangi
3.724
13,58
44,18
3
Kab. Bondowoso
2.985
10,88
55,06
4
Kab. Lumajang
2.605
9,50
64,56
5
Kab. Jember
2.532
9,23
73,79
Lainnya
7.188
26,21
100,00
27.427
100,00
Jawa Timur
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
72
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat, Tahun 2014
Sulawesi Selatan No.
Kab/Kota
Produksi
Share
Share
(ton)
(%)
Kumulatif (%)
1
Kab. Solok
6.707
37,33
37,33
2
Kab. Solok Selatan
3.053
16,99
54,32
3
Kab. Agam
1.991
11,08
65,41
4
Kab. Pasaman Barat
1.982
11,03
76,44
5
Kab. Tanah Datar
1.630
9,07
85,51
Lainnya
2.603
14,49
100,00
17.966
100,00
Sumatera Barat
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Lampiran 13. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2012-2016 No.
Tahun
Provinsi 2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Sumatera Utara
48,813
49,052
49,143
50,315
50,405
49,546
29.99
29.99
2
Aceh
47,784
42,079
44,423
44,209
44,206
44,540
26.96
56.95
3
Sulawesi Selatan
20,270
19,333
19,534
20,606
21,802
20,309
12.29
69.24
4
Sumatera Barat
14,877
15,068
15,111
15,591
15,930
15,315
9.27
78.51
5
Nusa Tenggara Timur
6,255
6,422
7,115
7,329
7,496
6,923
4.19
82.70
6
Prov. Lainnya
18,318
26,971
27,500
34,633
35,483
28,581
17.30
100.00
156,317 158,925 162,826 172,683 175,322
165,215
100.00
Indonesia Sumber
: Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
73
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Utara, Tahun 2014
No
Kab/Kota
1
Kab. Tapanuli Utara
2
Produksi
Share
(ton)
(%)
Share Kumulatif (%)
10,126
20.61
20.61
Kab. Dairi
9,593
19.52
40.13
3
Kab. Simalungun
8,485
17.27
57.39
4
Kab. Karo
6,861
13.96
71.35
5
Kab. Hunbang Hasundutan
5,912
12.03
83.38
Lainnya
8,166
16.62
100.00
49,143
100.00
Sumatera Utara
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Aceh, Tahun 2014
No
Kab/Kota
Produksi
Share
(ton)
(%)
Share Kumulatif (%)
1
Kab. Aceh Tengah
26,851
60.44
60.44
2
Kab. Bener Meriah
16,509
37.16
97.61
3
Kab. Gayo Lues Aceh
1,063
2.39
100.00
44,423
100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
74
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Lampiran 16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sulawesi Selatan, Tahun 2014
No
Kab/Kota
Produksi
Share
(ton)
(%)
Share Kumulatif (%)
1
Kab. Enrekang
7,916
40.52
40.52
2
Kab. Tana Toraja
2,670
13.67
54.19
3
Kab. Gowa
2,328
11.92
66.11
4
Kab. Toraja Utara
2,066
10.58
76.69
5
Kab. Luwu
1,269
6.50
83.18
Lainnya Sulawesi Selatan
3,285
16.82
100.00
19,534
100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Sumatera Barat, Tahun 2014
Kab/Kota
1
Kab. Solok Selatan
4,365
28.89
28.89
2
Kab. Pasaman
2,334
15.45
44.33
3
Kab. Pesisir Selatan
1,934
12.80
57.13
4
Kab. Solok
1,727
11.43
68.56
5
Kab. Lima Puluh Koto
1,415
9.36
77.92
Lainnya Sumatera Barat
3,336
22.08
100.00
15,111
100.00
No
Share (%)
Share Kumulatif (%)
Produksi (ton)
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
75
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di Nusa Tenggara Timur, Tahun 2014
No
Produksi (ton)
Kab/Kota
Share (%)
Share Kumulatif (%)
1
Kab. Ngada
3,301
46.39
46.39
2
Kab. Ende
1,814
25.50
71.89
3
Kab. Manggarai Timur
1,258
17.68
89.57
4
Kab. Manggarai
614
8.63
98.20
5
Kab. Nagekeo Nusa Tenggara Timur
128
1.80
100.00
7,115
100.00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri, Tahun 2008-2015 Tahun
Harga Kopi
Pertumbuhan
(Rp/kg)
(%)
2008
13,722
-
2009
14,007
2.08
2010
14,217
1.50
2011
15,672
10.23
2012
16,406
4.68
2013
15,884
-3.18
2014
17,510
10.24
2015
19,135
9.28
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) 2007-2015
4.98
Sumber : BPS
76
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2016
Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-2015 Tahun
Konsumsi
Pertumbuhan (%)
(ons/kapita/minggu)
(kg/kapita/tahun)
2002
0.249
1.298
2003
0.221
1.152
-11.24
2004
0.233
1.215
5.43
2005
0.246
1.283
5.58
2006
0.220
1.147
-10.57
2007
0.246
1.283
11.82
2008
0.238
1.241
-3.25
2009
0.227
1.184
-4.62
2010
0.247
1.288
8.81
2011
0.262
1.366
6.07
2012
0.204
1.064
-22.14
2013
0.263
1.371
28.92
2014
0.258
1.347
-1.75
2015
0.17
0.896
-34.67
Rata-rata
0.235
1.224
-1.66
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Badan Pusat Statistik
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
77
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 21. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor Kopi Indonesia, Tahun 1980-2015 Ekspor Tahun
Impor
Neraca
Volume
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
Volume
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
Nilai
Pertumb.
(Ton)
(%)
(000 US$)
(%)
(Ton)
(%)
(000 US$)
(%)
(000 US$)
(%)
1980
238.677
8,39
656.005
6,80
46
-8,00
349
48,51
655.656
6,78
1981
210.595
-11,77
345.943
-47,27
71
54,35
492
40,97
345.451
-47,31
1982
226.985
7,78
341.701
-1,23
54
-23,94
301
-38,82
341.400
-1,17
1983
241.238
6,28
427.258
25,04
36
-33,33
227
-24,58
427.031
25,08
1984
294.471
22,07
265.261
-37,92
19
-47,22
151
-33,48
265.110
-37,92
1985
282.671
-4,01
556.203
109,68
41
115,79
83
-45,03
556.120
109,77
1986
298.124
5,47
818.387
47,14
75
82,93
259
212,05
818.128
47,11
1987
286.316
-3,96
535.566
-34,56
103
37,33
207
-20,08
535.359
-34,56
1988
298.998
4,43
550.237
2,74
42
-59,22
113
-45,41
550.124
2,76
1989
357.035
19,41
493.549
-10,30
39
-7,14
112
-0,88
493.437
-10,30
1990
421.833
18,15
377.154
-23,58
96
146,15
273
143,75
376.881
-23,62
1991
380.666
-9,76
372.431
-1,25
1.365
1.321,88
820
200,37
371.611
-1,40
1992
269.352
-29,24
236.774
-36,42
1.208
-11,50
1.081
31,83
235.693
-36,58
1993
349.916
29,91
344.208
45,37
1.663
37,67
915
-15,36
343.293
45,65
1994
289.288
-17,33
745.744
116,66
901
-45,82
1.238
35,30
744.506
116,87
1995
230.201
-20,42
606.369
-18,69
377
-58,16
1.299
4,93
605.070
-18,73
1996
366.602
59,25
595.268
-1,83
309
-18,04
573
-55,89
594.695
-1,71
1997
313.430
-14,50
511.284
-14,11
10.226
3.209,39
13.890
2.324,08
497.394
-16,36
1998
357.550
14,08
584.244
14,27
2.825
-72,37
3.962
-71,48
580.282
16,66
1999
352.967
-1,28
467.858
-19,92
2.917
3,26
3.303
-16,63
464.555
-19,94
2000
340.887
-3,42
326.256
-30,27
13.748
371,31
11.227
239,90
315.029
-32,19
2001
250.818
-26,42
188.493
-42,23
8.294
-39,67
5.085
-54,71
183.408
-41,78
2002
325.009
29,58
223.916
18,79
7.637
-7,92
4.413
-13,22
219.503
19,68
2003
323.520
-0,46
258.795
15,58
4.396
-42,44
5.892
33,51
252.903
15,22
2004
344.077
6,35
294.113
13,65
5.690
29,44
6.867
16,55
287.246
13,58
2005
445.829
29,57
503.836
71,31
3.195
-43,85
6.220
-9,42
497.616
73,24
2006
413.500
-7,25
586.877
16,48
6.404
100,44
11.406
83,38
575.471
15,65
2007
321.404
-22,27
636.319
8,42
49.994
680,67
78.314
586,60
558.005
-3,04
2008
468.749
45,84
991.458
55,81
7.582
-84,83
18.442
-76,45
973.016
74,37
2009
433.600
-7,50
814.300
-17,87
19.760
160,62
34.850
88,97
779.450
-19,89
2010
433.595
0,00
814.311
0,00
19.755
-0,03
34.852
0,01
779.459
0,00
2011
346.493
-20,09
1.036.671
27,31
18.108
-8,34
49.119
40,94
987.552
26,70
2012
448.591
29,47
1.249.520
20,53
52.645
190,73
117.175
138,55
1.132.345
14,66
2013
534.023
19,04
1.174.029
-6,04
15.800
-69,99
38.838
-66,85
1.135.191
0,25
2014
384.816
-27,94
1.039.341
-11,47
19.111
20,95
46.768
20,42
992.573
-12,56
2015
502.021
30,46
1.197.735
15,24
12.462
-34,79
31.492
-32,66
1.166.243
17,50
7,66 7.972,04
162,40
Rata-rata Laju
4,39
Pertumbuhan (%) Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Kode HS
: 0901111000; 0901119000; 0901121000; 0901129000; 0901211000; 0901212000; 0901221000; 0901222000; 0901901000; 0901902000
78
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
101,93
7,85
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 22. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2015
No.
2015 Volume Ekspor Nilai Ekspor
Negara Tujuan
(Ton)
Share Volume Ekspor (%)
(000 US$)
1
United States
65.509
281.159
13,05
2
Germany
47.664
88.424
9,49
3
Italy
43.048
84.005
8,58
4
Japan
41.241
104.962
8,21
5
Malaysia
39.394
70.809
7,85
6
Thailand
29.305
52.319
5,84
7
Russia Federation
26.940
54.640
5,37
8
Lainnya
208.919
461.418
41,62
Total
502.021
1.197.735
100,00
Sumber: BPS diolah Pusdatin
Lampiran 23. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2015
2015 No.
Negara Asal
1
Viet Nam
2
Volume Impor
Nilai Impor
(Ton)
(000 US$)
Share Volume Impor (%)
7.582
22.073
62,83
Brazil
965
11.039
7,99
3
Malaysia
188
2.307
1,56
4
United States
162
939
1,34
5
Lainnya
3.170
7.200
26,27
12.067
43.559
100,00
Total Sumber: BPS diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
79
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 24. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 Rincian
Nilai (000 Rp)
Persentase Biaya
Persentase Biaya thd.
thd. Produksi
Jumlah Pengeluaran
(%)
(%)
Produksi
689,56
100,00
Jumlah Pengeluaran
474,99
56,90
100,00
7,17
1,04
1,51
4,53
0,66
0,95
1.
Bibit
2.
Tanaman Pelindung
3.
Pupuk
41,37
6,00
8,71
a. Urea
15,21
2,21
3,20
b. TSP/SP36
3,91
0,57
0,82
c. ZA
3,26
0,47
0,69
d. KCL
1,77
0,26
0,37
e. NPK
7,81
1,13
1,65
f. Pupuk Organik (Kandang/Kompos)
8,14
1,18
1,71
g. Lainnya
1,27
0,18
0,27
Stimulan
0,09
0,01
0,02
a. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Padat
0,02
-
-
b. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Cair
0,07
0,01
0,02
Pestisida
8,83
1,28
1,86
a. Pestisida Padat
0,10
0,01
0,02
b. Pestisida Cair
8,73
1,27
1,84
217,34
31,53
45,76
a. Pengolahan Lahan
9,76
1,42
2,06
b. Penanaman Pohon Pelindung
0,95
0,14
0,20
c. Penanaman Tanaman Perkebunan
3,24
0,47
0,68
d. Pemeliharaan (Pemangkasan, Penyiangan, dll)
54,10
7,85
11,39
e. Pemupukan
11,78
1,71
2,48
7,19
1,04
1,51
102,20
14,82
21,52
4.
5.
6.
Pekerja
f. Pengendalian Hama/OPT g. Pemanenan h. Pengeringan 7.
Pengeluaran Lain a. Sewa Lahan
28,12
4,08
5,92
195,66
28,38
41,19
5,91
0,66
1,24
b. Perkiraan Sewa Lahan Bebas Sewa/Milik Sendiri 130,30
18,90
27,43
c. Sewa Alat/Sarana Usaha
0,49
0,07
0,10
d. Perkiraan Sewa Alat/Sarana Usaha
6,09
0,88
1,28
e. Bunga Kredit
1,61
0,23
0,34
f. Pajak Tidak Langsung
3,42
0,50
0,72
g. Retribusi/Pungutan/Iuran (Pengairan, dll)
3,14
0,46
0,66
h. Penyusutan Barang Modal
6,65
0,96
1,40
i. Bahan Bakar Minyak
7,61
1,10
1,60
j.Biaya Transportasi
12,24
1,78
2,58
k. Jasa Pertanian
12,33
1,79
2,60
5,87
0,85
1,24
l. Lainnya (Wadah, dll)
Sumber: BPS
80
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 25a. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun 1980-2013 Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) 649.472 700.972 711.766 739.343 745.045 836.982 881.161 890.394 966.165 994.416 1.046.676 1.081.220 1.130.167 1.145.485 1.148.177 1.211.503 1.247.836 1.265.352 1.331.453 1.448.898 2.028.824 2.079.442 2.161.208 2.160.471 2.080.780 2.038.862 2.080.915 2.058.628 2.065.449 2.038.044 2.041.254 2.079.640 2.049.059 2.069.144
Pertumb. (%) 11,17 7,93 1,54 3,87 0,77 12,34 5,28 1,05 8,51 2,92 5,26 3,30 4,53 1,36 0,24 5,52 3,00 1,40 5,22 8,82 40,03 2,49 3,93 (0,03) (3,69) (2,01) 2,06 (1,07) 0,33 (1,33) 0,16 1,88 (1,47) (0,50)
Produktivitas (Kg/Ha) 698 707 694 669 636 602 653 674 651 675 684 664 691 690 744 752 774 858 867 891 794 805 748 782 861 837 904 1.040 954 963 981 1.020 1.217 1.161
2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbuhan (%) 3,96 1980-2014 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pertumb. (%) (1,04) 1,23 (1,77) (3,62) (4,91) (5,36) 8,37 3,23 (3,36) 3,67 1,32 (2,92) 4,01 (0,14) 7,83 1,16 2,94 10,78 1,12 2,76 (10,91) 1,43 (7,16) 4,51 10,16 (2,83) 8,04 15,05 (8,25) 0,95 1,89 3,94 19,29 13,84 2,21
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
81
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 25b. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan DUNIA, Tahun 1980-2015 DUNIA Tahun
ASEAN
Produksi
Pertumb.
Produksi
Pertumb.
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
1980
5,144,280
1981
5,851,680
13.75
410,160
8.99
1982
4,887,240
-16.48
363,060
-11.48
1983
5,301,840
8.48
396,720
9.27
1984
5,393,580
1.73
423,180
6.67
1985
5,717,820
6.01
448,860
6.07
1986
4,735,980
-17.17
457,080
1.83
1987
6,167,700
30.23
478,980
4.79
1988
5,630,100
-8.72
595,920
24.41
1989
5,799,600
3.01
594,600
-0.22
1990
5,994,660
3.36
621,000
4.44
1991
6,227,340
3.88
655,800
5.60
1992
5,561,340
-10.69
696,000
6.13
1993
5,531,880
-0.53
727,320
4.50
1994
5,810,520
5.04
733,800
0.89
1995
5,325,960
-8.34
722,280
-1.57
1996
6,221,280
16.81
974,700
34.95
1997
5,859,120
-5.82
978,180
0.36
1998
6,535,140
11.54
990,960
1.31
1999
6,848,040
4.79
1,211,700
22.28
2000
7,030,920
2.67
1,519,320
25.39
2001
6,695,700
-4.77
1,298,580
-14.53
2002
7,616,400
13.75
1,253,040
-3.51
2003
6,652,260
-12.66
1,512,360
20.70
2004
7,293,600
9.64
1,553,640
2.73
2005
7,049,580
-3.35
1,708,200
9.95
2006
8,015,820
13.71
1,767,000
3.44
2007
7,437,300
-7.22
1,709,100
-3.28
2008
8,171,760
9.88
1,767,900
3.44
2009
7,716,060
-5.58
1,892,100
7.03
2010
8,425,020
9.19
1,899,000
0.36
2011
8,632,920
2.47
2,250,300
18.50
2012
9,295,980
7.68
2,409,900
7.09
2013
9,340,260
0.48
2,556,480
6.08
2014
8,972,100
-3.94
2,388,600
-6.57
2015
9,007,320
0.39
2,614,800
9.47
Rata-rata Pertumb. 1980-2015
376,320
2.09
6.16
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
82
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 26. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2013 No
Negara
Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) 2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Indonesia
929,530
881,391
909,162
927,220
914,407
912,342
44.39
44.39
2
Vietnam
507,200
511,900
543,865
572,600
584,600
544,033
26.47
70.86
3
Filipina
122,645
121,399
119,657
119,999
116,532
120,046
5.84
76.70
4
Laos
52,430
50,595
54,775
56,875
57,500
54,435
2.65
79.34
5
Thailand
58,454
57,518
51,663
48,978
51,000
53,523
2.60
81.95
Lainnya
367,785
418,451
400,518
323,387
345,105
371,049
18.05
100.00
2,038,044
2,041,254
2,079,640
2,049,059
2,069,144
2,055,428
100.00
ASEAN
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Lampiran 27. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2011-2015 No
Negara
1
Vietnam
2
Produksi (Ton) 2011
2012
2013
2014
2015
Share (%)
Rata-rata
Kumulatif Share (%)
1,560,000
1,590,000
1,789,980
1,644,000
1,758,000
1,668,396
68.26
68.26
Indonesia
498,000
630,000
570,000
528,000
636,300
572,460
23.42
91.69
3
Malaysia
87,000
84,000
90,000
105,000
108,000
94,800
3.88
95.57
4
Thailand
51,000
51,000
51,000
54,000
54,000
52,200
2.14
97.70
5
Laos
27,000
27,600
28,500
29,100
30,000
28,440
1.16
98.87
6
Filipina
27,300
27,300
27,000
28,500
28,500
27,720
1.13
100.00
2,250,300
2,409,900
2,556,480
2,388,600
2,614,800
2,444,016
100.00
ASEAN
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Lampiran 28. Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di ASEAN, Tahun 2009-2013 No
Negara
Produktivitas (Kg/Ha) 2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
1
Vietnam
2,085
2,160
2,347
2,734
2,499
2,365
2
Malaysia
817
786
2,930
2,438
2,925
1,979
3
Laos
878
915
950
1,535
1,548
1,165
4
Thailand
963
851
821
847
980
892
5
Kamboja
833
850
832
849
920
857
6
Filipina
786
779
740
741
672
744
7
Indonesia
734
779
702
745
739
740
8
Myanmar
670
676
694
667
660
673
ASEAN
963
981
1,020
1,217
1,161
1,068
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
83
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 29. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2013 Tahun
Luas Tanaman
Pertumb.
Produktivitas
Pertumb.
Menghasilkan (Ha)
(%)
(Kg/Ha)
(%)
1980
10,070,964
2.91
481
-5.44
1981
10,402,252
3.29
585
21.70
1982
9,818,634
-5.61
503
-13.95
1983
10,142,877
3.30
550
9.37
1984
10,163,535
0.20
514
-6.65
1985
10,350,551
1.84
563
9.53
1986
10,515,268
1.59
498
-11.49
1987
10,741,073
2.15
594
19.36
1988
11,037,982
2.76
511
-13.96
1989
11,131,913
0.85
531
3.77
1990
11,157,067
0.23
543
2.39
1991
10,876,561
-2.51
561
3.22
1992
10,432,234
-4.09
583
4.01
1993
10,093,304
-3.25
550
-5.69
1994
9,857,708
-2.33
581
5.60
1995
9,675,269
-1.85
572
-1.60
1996
9,716,962
0.43
639
11.83
1997
9,744,938
0.29
615
-3.82
1998
9,942,679
2.03
667
8.50
1999
10,209,479
2.68
665
-0.33
2000
10,696,238
4.77
712
7.03
2001
10,643,702
-0.49
694
-2.46
2002
10,409,589
-2.20
767
10.43
2003
10,310,536
-0.95
688
-10.24
2004
10,878,173
5.51
728
5.77
2005
10,680,066
-1.82
698
-4.15
2006
10,764,661
0.79
757
8.56
2007
10,773,085
0.08
756
-0.22
2008
10,622,901
-1.39
800
5.86
2009
10,537,388
-0.80
739
-7.62
2010
10,561,154
0.23
802
8.47
2011
10,143,063
-3.96
828
3.23
2012
10,102,319
-0.40
912
10.15
2013
10,142,835
0.40
880
-3.52
Rata-rata Pertumbuhan 1980-2013
0.14
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
84
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
1.99
dan
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 30. Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2009-2013 No
Negara
Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
2009
2010
2011
2012
2013
2.135.508
2.159.785
2.148.775
2.120.080
2.085.522
2.129.934
21,34
21,34
1
Brazil
2
Indonesia
929.530
881.391
909.162
927.220
914.407
912.342
9,14
30,48
3
Kolombia
765.345
778.052
723.921
696.023
771.728
747.014
7,48
37,96
4
Meksiko
765.697
741.410
688.208
695.350
700.117
718.156
7,19
45,16
5
Vietnam
507.200
511.900
543.865
572.600
584.600
544.033
5,45
50,61
Lainnya
5.119.933
5.126.538
4.774.844
4.822.166
4.809.568
4.930.610
49,39
100,00
Total
10.223.213
10.199.076
9.788.775
9.833.439
9.865.942
9.982.089
100,00
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Lampiran 31. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2011-2015
No.
Negara
1
Brazil
2
Vietnam
3
Produksi (Ton) 2011
2012
2013
2014
2015
2.952.000
3.456.000
3.432.000
3.258.000
2.964.000
Rata-rata 3.212.400
Share (%)
Kumulatif Share (%)
35,51
35,51
1.560.000
1.590.000
1.789.980
1.644.000
1.758.000
1.668.396
18,44
53,95
Kolombia
459.300
595.620
724.500
798.000
804.000
676.284
7,47
61,42
4
Indonesia
498.000
630.000
570.000
528.000
636.300
572.460
6,33
67,75
5
Ethiopia
379.200
379.500
380.700
388.500
390.000
383.580
4,24
71,99
Lainnya
2.784.420
2.634.360
2.443.080
2.355.600
2.455.020
2.534.496
28,01
100,00
8.632.920
9.285.480
9.340.260
8.972.100
9.007.320
9.047.616
100,00
Dunia
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
85
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 32a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2015 Ekspor Tahun
Impor
Volume
Pertumb.
Volume
Pertumb.
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
1980
261,600
1981
249,060
-4.79
12,420
8,820 40.82
1982
287,160
15.30
14,280
14.98
1983
301,140
4.87
13,080
-8.40
1984
365,700
21.44
9,360
-28.44
1985
373,560
2.15
7,140
-23.72
1986
374,460
0.24
7,560
5.88
1987
357,900
-4.42
7,920
4.76
1988
442,440
23.62
16,320
106.06
1989
510,300
15.34
8,100
-50.37
1990
530,760
4.01
7,620
-5.93
1991
473,940
-10.71
10,440
37.01
1992
510,360
7.68
9,300
-10.92
1993
558,180
9.37
9,000
-3.23
1994
542,580
-2.79
18,600
106.67
1995
550,680
1.49
27,960
50.32
1996
795,060
44.38
27,300
-2.36
1997
762,900
-4.04
37,680
38.02
1998
823,380
7.93
60,540
60.67
1999
1,139,760
38.42
49,320
-18.53
2000
1,374,900
20.63
59,520
20.68
2001
1,123,620
-18.28
69,180
16.23
2002
1,105,020
-1.66
67,920
-1.82
2003
1,304,580
18.06
63,360
-6.71
2004
1,411,140
8.17
129,600
104.55
2005
1,549,080
9.78
112,440
-13.24
2006
1,637,760
5.72
189,300
68.36
2007
1,439,700
-12.09
157,380
-16.86
2008
1,515,600
5.27
173,700
10.37
2009
1,791,300
18.19
273,000
57.17
2010
1,898,520
5.99
299,700
9.78
2011
2,099,700
10.60
450,000
50.15
2012
2,212,380
5.37
502,440
11.65
2013
2,360,340
6.69
446,880
-11.06
2014
1,986,120
-15.85
528,000
18.15
2015
2,422,320
21.96
445,200
-15.68
Rata-rata Pertumb. 1980-2015
7.37
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
86
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
17.57
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 32b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN, Tahun 1980-2012 Ekspor Tahun
Volume (Ton)
Impor
Pertumb. Nilai Pertumb. (%) (000 US$) (%)
Volume (Ton)
Neraca
Pertumb. Nilai Pertumb. Nilai Pertumb. (%) (000 US$) (%) (000 US$) (%)
1980
291,493
6.78
801,501
6.28
9,039
-46.36
25,167
-30.59
776,334
8.14
1981
287,361
-1.42
491,055
-38.73
23,820
163.52
41,803
66.10
449,252
-42.13
1982
325,181
13.16
516,301
5.14
36,856
54.73
67,079
60.46
449,222
-0.01
1983
331,212
1.85
617,763
19.65
45,417
23.23
94,724
41.21
523,039
16.43
1984
409,173
23.54
835,902
35.31
65,411
44.02
148,486
56.76
687,416
31.43
1985
406,224
-0.72
824,265
-1.39
50,115
-23.38
119,547
-19.49
704,718
2.52
1986
475,943
17.16 1,332,962
61.72
74,279
48.22
218,227
82.54 1,114,735
58.18
1987
419,722
-11.81
803,861
-39.69
47,327
-36.28
94,882
-56.52
708,979
1988
468,757
11.68
874,164
8.75
33,331
-29.57
62,755
-33.86
811,409
14.45
1989
534,237
13.97
763,567
-12.65
25,131
-24.60
35,662
-43.17
727,905
-10.29
1990
654,861
22.58
606,090
-20.62
67,121
167.08
63,591
78.32
542,499
-25.47
1991
591,716
-9.64
565,384
-6.72
70,371
4.84
61,736
-2.92
503,648
-7.16
1992
536,434
-9.34
449,013
-20.58
94,320
34.03
72,496
17.43
376,517
-25.24
1993
622,556
16.05
587,992
30.95
90,883
-3.64
80,712
11.33
507,280
34.73
1994
699,074
12.29 1,479,867
151.68
107,485
18.27
201,191
149.27 1,278,676
152.07
1995
652,482
-6.66 1,663,878
12.43
57,928
-46.11
155,735
-22.59 1,508,143
17.95
1996
767,517
17.63 1,211,431
-27.19
40,252
-30.51
59,146
-62.02 1,152,285
-23.60
1997
835,508
8.86 1,169,773
-3.44
66,612
65.49
90,101
52.34 1,079,672
-6.30
1998
837,997
0.30 1,331,114
13.79
48,604
-27.03
77,987
-13.44 1,253,127
16.07
7.17 1,132,076
-36.40
1999
898,050
-14.95
44,473
-8.50
59,602
-23.57 1,072,474
-14.42
2000
1,159,929
29.16
888,895
-21.48
59,693
34.22
51,730
-13.21
837,165
-21.94
2001
1,273,508
9.79
629,185
-29.22
57,509
-3.66
38,735
-25.12
590,450
-29.47
2002
1,074,321
-15.64
567,147
-9.86
71,889
25.00
45,059
16.33
522,088
-11.58
2003
1,099,630
2.36
782,655
38.00
36,201
-49.64
29,641
-34.22
753,014
44.23
2004
1,259,992
14.58
966,751
23.52
49,901
37.84
43,257
45.94
923,494
22.64
2005
1,375,273
9.15 1,281,863
32.59
74,826
49.95
90,650
109.56 1,191,213
28.99
2006
1,436,617
4.46 1,860,458
45.14
72,088
-3.66
113,429
25.13 1,747,029
46.66
2007
1,588,434
10.57 2,612,399
40.42
129,298
79.36
239,672
111.30 2,372,727
35.81
2008
1,551,625
-2.32 3,161,778
21.03
93,934
-27.35
218,170
-8.97 2,943,608
24.06
2009
1,699,860
9.55 2,581,046
-18.37
104,792
11.56
172,152
-21.09 2,408,894
-18.17
2010
1,674,465
-1.49 2,726,732
5.64
133,089
27.00
225,902
31.22 2,500,830
3.82
2011
1,636,968
-2.24 3,902,122
43.11
155,409
16.77
384,968
70.41 3,517,154
40.64
2012
2,206,926
34.82 5,008,099
28.34
202,959
30.60
486,556
Rata-rata Pertumb. 1980-2012
7.16
10.87
17.44
26.39 4,521,543 19.43
28.56 10.76
Sumber : FAO, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
87
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 33. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2011-2015 No.
Negara
Ekspor (Ton) 2011 1.469.700
2012 1.478.580
2013 1.697.340
2014 1.324.320
2015 1.723.020
Rata-rata 1.538.592
1
Vietnam
2
Indonesia
447.000
534.000
468.000
422.400
484.800
471.240
3
Malaysia
117.000
129.000
126.600
166.800
141.000
136.080
4
Thailand
45.000
49.200
46.500
49.500
49.500
47.940
Laos 21.000 21.600 21.900 23.100 Total 2.099.700 2.212.380 2.360.340 1.986.120 Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
24.000
22.320
5
2.422.320
2.216.172
Share (%)
Kumulatif Share (%) 69,43 69,43
21,26 6,14 2,16 1,01
90,69 96,83 98,99 100,00
100,00
Lampiran 34. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN, Tahun 2010-2015 No. 1 2 3 4 5 6
Negara
Impor (Ton) 2011 119.100 61.800 62.400 33.900 21.000 1.500
2012 196.800 67.500 57.600 92.100 27.000 9.000
2013 232.800 82.500 66.000 64.800 49.440 6.900
2014 191.100 76.200 71.100 62.400 38.880 7.200
Philippines Malaysia Thailand Indonesia Vietnam Singapore Total 299.700 450.000 502.440 446.880 Sumber : USDA, diolah Pusdatin Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
88
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
2015 227.400 81.000 97.500 77.700 35.400 9.000 528.000
Rata-rata 193.440 73.800 70.920 66.180 34.344 6.720 445.404
Share (%) 43,43 16,57 15,92 14,86 7,71 1,51 100,00
Kumulatif Share (%) 14,86 31,43 74,86 76,37 92,29 100,00
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 35a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980–2015
Ekspor Tahun
Impor
Volume
Pertumb.
Volume
Pertumb.
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
1980
3,657,300
1981
3,921,540
7.23
45,300
1982
3,963,540
1.07
43,980
-2.91
1983
4,091,460
3.23
36,360
-17.33
1984
4,339,320
6.06
27,360
-24.75
1985
4,228,680
-2.55
23,820
-12.94
1986
4,018,920
-4.96
15,720
-34.01
1987
4,050,240
0.78
17,760
12.98
1988
4,282,260
5.73
24,900
40.20
1989
5,004,120
16.86
15,480
-37.83
1990
4,569,780
-8.68
19,860
28.29
1991
4,853,220
6.20
17,460
-12.08
1992
4,672,140
-3.73
42,780
145.02
1993
4,577,040
-2.04
35,100
-17.95
1994
4,120,320
-9.98
64,200
82.91
1995
4,446,180
7.91
64,740
0.84
1996
5,070,540
14.04
65,460
1.11
1997
4,676,340
-7.77
73,200
11.82
1998
5,107,980
9.23
86,100
17.62
1999
5,607,840
9.79
78,180
-9.20
2000
5,450,820
-2.80
89,280
14.20
2001
5,297,520
-2.81
425,640
376.75
2002
5,686,560
7.34
5,395,320
1,167.58
2003
5,465,760
-3.88
5,391,360
-0.07
2004
5,691,780
4.14
5,502,240
2.06
2005
5,702,460
0.19
5,599,140
1.76
2006
6,383,280
11.94
5,963,760
6.51
2007
6,006,600
-5.90
6,012,480
0.82
2008
6,175,860
2.82
6,006,420
-0.10
2009
6,288,780
1.83
6,210,600
3.40
2010
6,919,140
10.02
6,545,040
5.38
2011
6,984,120
0.94
6,707,580
2.48
2012
7,144,440
2.30
6,961,440
3.78
2013
7,413,180
3.76
6,979,440
0.26
2014
7,157,760
-3.45
7,013,820
0.49
2015
7,506,900
4.88
7,045,080
0.45
Rata-rata Pertumb. 1980-2015
40,500
2.28
11.85
50.55
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
89
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 35b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia, Tahun 1980–2012 Ekspor Tahun
Nilai (000 US$)
Impor Pertumb. (%)
Nilai (000 US$)
Pertumb. (%)
Nilai (000 US$)
Pertumb. (%)
1980
12,081,220
2.73
13,650,468
3.83
-1,569,248
1981
8,193,761
-32.18
9,865,288
-27.73
-1,671,527
6.52
1982
8,961,209
9.37
9,964,024
1.00
-1,002,815
-40.01
13.15
1983
9,018,151
0.64
10,159,677
1.96
-1,141,526
13.83
1984
10,502,088
16.46
11,146,624
9.71
-644,536
-43.54
1985
10,822,005
3.05
11,412,820
2.39
-590,815
-8.33
1986
14,563,861
34.58
16,095,458
41.03
-1,531,597
159.23
1987
9,799,965
-32.71
11,583,279
-28.03
-1,783,314
16.43
1988
9,942,559
1.46
10,960,183
-5.38
-1,017,624
-42.94
1989
9,034,170
-9.14
10,525,128
-3.97
-1,490,958
46.51
1990
7,004,524
-22.47
8,081,607
-23.22
-1,077,083
-27.76
1991
6,627,766
-5.38
7,790,658
-3.60
-1,162,892
7.97
1992
5,359,040
-19.14
6,766,984
-13.14
-1,407,944
21.07 -44.37
1993
5,786,884
7.98
6,570,074
-2.91
-783,190
1994
10,782,829
86.33
11,211,548
70.65
-428,719
-45.26
1995
12,286,744
13.95
14,465,252
29.02
-2,178,508
408.14
1996
10,408,663
-15.29
11,592,395
-19.86
-1,183,732
-45.66
1997
13,208,964
26.90
14,352,434
23.81
-1,143,470
-3.40
1998
11,959,867
-9.46
13,105,610
-8.69
-1,145,743
0.20
1999
9,786,470
-18.17
10,283,078
-21.54
-496,608
-56.66
2000
8,460,087
-13.55
9,142,737
-11.09
-682,650
37.46
2001
5,435,203
-35.75
6,271,515
-31.40
-836,312
22.51
2002
5,086,706
-6.41
5,629,261
-10.24
-542,555
-35.13
2003
5,710,124
12.26
6,465,560
14.86
-755,436
39.24
2004
7,162,231
25.43
7,549,408
16.76
-387,177
-48.75
2005
9,733,251
35.90
10,276,227
36.12
-542,976
40.24
2006
11,439,208
17.53
11,870,120
15.51
-430,912
-20.64
2007
13,596,997
18.86
13,876,824
16.91
-279,827
-35.06
2008
16,587,722
22.00
17,031,689
22.73
-443,967
58.66
2009
14,366,572
-13.39
15,187,111
-10.83
-820,539
84.82
2010
17,929,507
24.80
18,157,606
19.56
-228,099
-72.20
2011
27,145,582
51.40
28,311,642
55.92
-1,166,060
411.21
2012
24,198,307
-10.86
24,800,797
-12.40
-602,490
-48.33
Rata-rata Pertumb. 1980-2012
5.08
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
90
Neraca
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
4.48
23.31
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 36. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2011-2015 No.
Negara
Ekspor (Ton) 2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1
Brazil
1,790,580
1,839,600
2,048,760
2,194,200
1,999,800
1,974,588
27.27
27.27
2
Vietnam
1,469,700
1,478,580
1,697,340
1,324,320
1,723,020
1,538,592
21.25
48.52
3
Kolombia
441,600
531,300
662,400
727,500
733,800
619,320
8.55
57.07
4
Indonesia
447,000
534,000
468,000
422,400
484,800
471,240
6.51
63.58
5
India
313,380
291,480
298,980
282,000
300,000
297,168
4.10
67.68
6
Honduras
317,400
268,800
236,400
282,000
336,000
288,120
3.98
71.66
7
Guatemala
230,400
226,200
190,500
184,200
181,200
202,500
2.80
74.46
8
Ethiopia
188,400
196,800
197,100
210,000
211,200
200,700
2.77
77.23
9
Mexico
201,900
216,960
163,500
152,100
147,000
176,292
2.43
79.66
10
Malaysia
117,000
129,000
126,600
166,800
141,000
136,080
1.88
81.54
1,466,760
1,431,720
1,323,600
1,212,240
1,249,080
1,336,680
18.46
100.00
6,984,120
7,144,440
7,413,180
7,157,760
7,506,900
7,241,280
100.00
Lainnya Total Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Lampiran 37. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2011-2015 No
Negara
1
Amerika Serikat
2
Impor (Ton) 2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata
Share
Kumulatif
(%)
Share (%)
1,429,500
1,422,000
1,494,900
1,440,600
1,470,000
1,451,400
20.91
20.91
Jepang
400,800
500,700
472,200
484,500
478,500
467,340
6.73
27.64
3
Kanada
250,200
253,800
276,300
270,300
288,000
267,720
3.86
31.50
4
Rusia
231,900
247,800
253,800
243,000
244,500
244,200
3.52
35.02
5
Filipina
196,800
232,800
191,100
227,400
247,500
219,120
3.16
38.17
6
Swiss
128,400
138,600
138,000
145,200
144,000
138,840
2.00
40.17
7
Algeria
136,200
116,700
138,000
129,300
136,800
131,400
1.89
42.07
8
Korea Selatan
107,100
109,500
129,600
138,300
141,000
125,100
1.80
43.87
9
Australia
96,000
99,600
96,900
106,500
108,000
101,400
1.46
45.33
10
China
63,600
93,600
102,300
116,400
115,500
98,280
1.42
46.75
3,667,080
3,746,340
3,686,340
3,712,320
3,671,280
3,696,672
53.25
100.00
6,707,580
6,961,440
6,979,440
7,013,820
7,045,080
6,941,472
100.00
Lainnya Total Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
91
2016
OUTLOOK KOPI
Lampiran 38. Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 1980–2015 Tahun
Produksi (Ton)
Pertumb. Vol. Ekspor Pertumb. (%)
(Ton)
Vol. Impor
Pertumb.
Keter.
Pertumb.
(Ton)
(%)
(Ton)
(%)
(%)
1980
376,320
1981
410,160
8.99
287,361
-1.42
12,420
40.82
135,219
44.39
1982
363,060
-11.48
325,181
13.16
14,280
14.98
52,159
-61.43
1983
396,720
9.27
331,212
1.85
13,080
-8.40
78,588
50.67
1984
423,180
6.67
409,173
23.54
9,360
-28.44
23,367
-70.27
1985
448,860
6.07
406,224
-0.72
7,140
-23.72
49,776
113.02
1986
457,080
1.83
475,943
17.16
7,560
5.88
1987
478,980
4.79
419,722
-11.81
7,920
4.76
1988
595,920
24.41
468,757
11.68
16,320
106.06
143,483
113.59
1989
594,600
-0.22
534,237
13.97
8,100
-50.37
68,463
-52.28
1990
621,000
4.44
654,861
22.58
7,620
-5.93
1991
655,800
5.60
591,716
-9.64
10,440
37.01
1992
696,000
6.13
536,434
-9.34
9,300
-10.92
168,866
126.59
1993
727,320
4.50
622,556
16.05
9,000
-3.23
113,764
-32.63
1994
733,800
0.89
699,074
12.29
18,600
106.67
53,326
-53.13
1995
722,280
-1.57
652,482
-6.66
27,960
50.32
97,758
83.32
1996
974,700
34.95
767,517
17.63
27,300
-2.36
234,483
139.86
1997
978,180
0.36
835,508
8.86
37,680
38.02
180,352
-23.09
1998
990,960
1.31
837,997
0.30
60,540
60.67
213,503
18.38
1999
1,211,700
22.28
898,050
7.17
49,320
-18.53
362,970
70.01
2000
1,519,320
25.39
1,159,929
29.16
59,520
20.68
418,911
15.41
2001
1,298,580
-14.53
1,273,508
9.79
69,180
16.23
94,252
-77.50
2002
1,253,040
-3.51
1,074,321
-15.64
67,920
-1.82
246,639
161.68
2003
1,512,360
20.70
1,099,630
2.36
63,360
-6.71
476,090
93.03
2004
1,553,640
2.73
1,259,992
14.58
129,600
104.55
423,248
-11.10
2005
1,708,200
9.95
1,375,273
9.15
112,440
-13.24
445,367
5.23
2006
1,767,000
3.44
1,436,617
4.46
189,300
68.36
519,683
16.69
2007
1,709,100
-3.28
1,588,434
10.57
157,380
-16.86
278,046
-46.50
2008
1,767,900
3.44
1,551,625
-2.32
173,700
10.37
389,975
40.26
2009
1,892,100
7.03
1,699,860
9.55
273,000
57.17
465,240
19.30
2010
1,899,000
0.36
1,674,465
-1.49
299,700
9.78
524,235
12.68
2011
2,250,300
18.50
1,636,968
-2.24
450,000
50.15
1,063,332
102.83
2012
2,409,900
7.09
2,206,926
34.82
502,440
11.65
705,414
-33.66
2013
2,556,480
6.08
1,099,630
-50.17
446,880
-11.06
1,903,730
169.87
2014
2,388,600
-6.57
1,259,992
14.58
528,000
18.15
1,656,608
-12.98
2015
2,614,800
9.47
1,375,273
9.15
445,200
-15.68
1,684,727
1.70
Rata-rata 1980-2015
291,493
6.16
8,820
5.80
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.
92
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
93,647
17.57
-11,303 -122.71 67,178 -694.34
-26,241 -138.33 74,524 -384.00
-11.87
OUTLOOK KOPI
2015
Lampiran 39. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980–2015 Tahun
Produksi Pertumb. Vol. Ekspor Pertumb. Vol. Impor Pertumb. (Ton)
(%)
(Ton)
(%)
3,657,300
(Ton)
(%)
40,500
Keter.
Pertumb.
(Ton)
(%)
1980
5,144,280
1,527,480
1981
5,851,680
13.75
3,921,540
7.23
45,300
11.85
1,975,440
29.33
1982
4,887,240
-16.48
3,963,540
1.07
43,980
-2.91
967,680
-51.01
1983
5,301,840
8.48
4,091,460
3.23
36,360
-17.33
1,246,740
28.84
1984
5,393,580
1.73
4,339,320
6.06
27,360
-24.75
1,081,620
-13.24
1985
5,717,820
6.01
4,228,680
-2.55
23,820
-12.94
1,512,960
39.88
1986
4,735,980
-17.17
4,018,920
-4.96
15,720
-34.01
732,780
-51.57
1987
6,167,700
30.23
4,050,240
0.78
17,760
12.98
2,135,220
191.39
1988
5,630,100
-8.72
4,282,260
5.73
24,900
40.20
1,372,740
-35.71
1989
5,799,600
3.01
5,004,120
16.86
15,480
-37.83
810,960
-40.92
1990
5,994,660
3.36
4,569,780
-8.68
19,860
28.29
1,444,740
78.15
1991
6,227,340
3.88
4,853,220
6.20
17,460
-12.08
1,391,580
-3.68
1992
5,561,340
-10.69
4,672,140
-3.73
42,780
145.02
931,980
-33.03
1993
5,531,880
-0.53
4,577,040
-2.04
35,100
-17.95
989,940
6.22
1994
5,810,520
5.04
4,120,320
-9.98
64,200
82.91
1,754,400
77.22
1995
5,325,960
-8.34
4,446,180
7.91
64,740
0.84
944,520
-46.16
1996
6,221,280
16.81
5,070,540
14.04
65,460
1.11
1,216,200
28.76
1997
5,859,120
-5.82
4,676,340
-7.77
73,200
11.82
1,255,980
3.27
1998
6,535,140
11.54
5,107,980
9.23
86,100
17.62
1,513,260
20.48
1999
6,848,040
4.79
5,607,840
9.79
78,180
-9.20
1,318,380
-12.88
2000
7,030,920
2.67
5,450,820
-2.80
89,280
14.20
1,669,380
26.62
2001
6,695,700
-4.77
5,297,520
-2.81
425,640
376.75
1,823,820
9.25
2002
7,616,400
13.75
5,686,560
7.34
5,395,320 1,167.58
7,325,160
301.64
2003
6,652,260
-12.66
5,465,760
-3.88
5,391,360
-0.07
6,577,860
-10.20
2004
7,293,600
9.64
5,691,780
4.14
5,502,240
2.06
7,104,060
8.00
2005
7,049,580
-3.35
5,702,460
0.19
5,599,140
1.76
6,946,260
-2.22
2006
8,015,820
13.71
6,383,280
11.94
5,963,760
6.51
7,596,300
9.36
2007
7,437,300
-7.22
6,006,600
-5.90
6,012,480
0.82
7,443,180
-2.02
2008
8,171,760
9.88
6,175,860
2.82
6,006,420
-0.10
8,002,320
7.51
2009
7,716,060
-5.58
6,288,780
1.83
6,210,600
3.40
7,637,880
-4.55
2010
8,425,020
9.19
6,919,140
10.02
6,545,040
5.38
8,050,920
5.41
2011
8,632,920
2.47
6,984,120
0.94
6,707,580
2.48
8,356,380
3.79
2012
9,295,980
7.68
7,144,440
2.30
6,961,440
3.78
9,112,980
9.05
2013
9,340,260
0.48
7,413,180
3.76
6,979,440
0.26
8,906,520
-2.27
2014
8,972,100
-3.94
7,157,760
-3.45
7,013,820
0.49
8,828,160
-0.88
2015
9,007,320
0.39
7,506,900
4.88
7,045,080
0.45
8,545,500
-3.20
Rata-rata 1980-2015
2.09
2.28
50.55
16.30
Sumber : USDA, diolah Pusdatin Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
93