ISSN: 2460-1144
Volume 1
Nomor 1
Juli 2015
Hesti Sadtyadi
Refleksi Evaluatif Pemahaman dan Pemotivasian Siswa Dalam Mencapai Pendidikan Bermutu
Hariyanto
Pengaruh Perhatian Peserta Didik Dalam Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Buddha Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2014
Mujiyanto
Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Humanisme di Lembaga Pendidikan Dhamma Sekha terhadap Kemantapan Anak Dalam Meyakini Agama Buddha
Lany Susanti, Hesti Sadtyadi
Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Buddha terhadap Prestasi Belajar Siswa Beragama Buddha (Penelitian Dilakukan pada Guru Agama Buddha di Kabupaten Wonogiri)
Santi Paramita
Telaah Kontrasepsi dalam Keluarga Berencana menurut Sila Agama Buddha
Sukodoyo, dkk
Hubungan Self Efficacy dan Solidaritas Kelompok terhadap Minat Pemuda Buddhis dalam Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Sujiono, dkk
Pengaruh Penerapan Metode Bercerita Berdasarkan Gambar terhadap Keterampilan Berbicara (Penelitian Eksperimen di TK Wira Putra, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang) Penggunaan Media Gambar dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha di SD Negeri 01 Kertosari
Ragil Erna Susanti, Hariyanto
Marjianto
Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Jatiroto Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah
M. Chairul Basrun Umanailo
Agama Sebagai Komoditas Bernegara
Diterbitkan Oleh: Asosiasi Dosen Raden Wijaya Bekerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah
13
PENGARUH PERHATIAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2014 Hariyanto Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian peserta didik dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Buddha Tingkat SMP-SMA/SMK semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di Kabupaten Wonogiri. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dan angket. Uji validitas menggunakan Corrected Item – Total Correlations, uji reliabilitas menggunakan rumus alpha dengan bantuan program SPSS 18.00 for windows. Uji prasyarat analisis data menggunakan uji normalitas dan uji linieritas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data perhatian dan prestasi belajar valid, reliabel, dan berdistribusi normal. Pengaruh perhatian terhadap prestasi ditunjukkan dengan Sig (p) < α 0.05 atau 0,000 < 0,05. Perhatian belajar berkontribusi terhadap prestasi belajar pendidikan agama Buddha sebesar 45%. Kata Kunci: perhatian peserta didik dan prestasi belajar. Abstract
This research aimed to find out the effect of learning attention on the learning achievement of Buddhism education at Junior-Senior High/Vocational Middle Schools in the Even Semester in the school year of 2013/2014 in Wonogiri Regency. The data collection was conducted using questionnaire and documentation methods. The validation test was carried out using Corrected Item-Total Correlation; reliability test was conducted using alpha formula with SPSS 18.00 for windows help. The data analysis prerequisite test was conducted using normality and linearity tests. The hypothesis testing was done using a simple linear regression analysis. The result of research showed that the data of learning and learning achievement was valid, reliable, and distributed normally. Effect of learning attention on the learning achievement it was indicated by sig (p) < α or 0.000 < 0.05. Learning attention contributed to the learning achievement of Buddhism education by 45%. Keywords: learning attention and learning achievement PENDAHULUAN Peningkatan kualitas pendidikan merupakan bagian penting sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam aspek kemampuan, kepribadian, dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar seorang manusia untuk memperbaiki kualitas diri baik secara personal maupun kolektif.
Pendidikan memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan manusia sebagai tenaga kerja, dan warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal III untuk memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mengikuti pendidikan diharapkan berusaha
14
membentuk dan mengembangkan sikap, tingkah laku, dan pengetahuan serta keterampilan yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa dan negara. Keberhasilan belajar peserta didik dihubungkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai, daya serap, dan prestasi yang berupa nilai hasil raport. Prestasi belajar dipengaruhi lingkungan peserta didik hidup dan menerima pengalaman pendidikan. Komponen pokok yang harus ada dalam menyampaikan ilmu pengetahuan yaitu pendidik (guru), bahan belajar (materi), dan peserta didik. Guru di dalam kelas dituntut dapat menguasai situasi kelas sebab karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Karakteristik peserta didik yang berbeda-beda menyebabkan juga perbedaan peserta didik dalam menerima bahan belajar. Bahan belajar akan diterima dengan baik jika peserta didik memperhatikan yang disampaikan guru. Menurut Hoy (2007, p. 251) “In sensory memory, control processes of perception; attention and recognition determine what will be transferred to working memory and held briefly for further use”. Perhatian merupakan langkah pertama dalam proses pembelajaran. Selain itu, perhatian berperan penting terhadap stimulus dalam hal ini materi belajar yang diterima sensor memory. Materi yang disampaikan guru pendidikan agama Buddha dapat diterima apabila perhatian peserta didik terfokus. Permasalahan pembelajaran ini termasuk permasalahan intern pembelajaran. Menurut Anurrahman (2010, p.178): Persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan kondisi kepribadian peserta didik, baik fisik maupun mental. Berkaitan dengan aspek-aspek fisik tentu akan relatif lebih mudah diamati dan dipahami, dibandingkan dengan dimensidimensi mental atau emosional. Sementara dalam kenyataannya, persoalan-persoalan pembelajaran lebih banyak berkaitan dengan dimensi mental atau emosional. Seorang guru akan menemui banyak persoalan terkait dengan masalah mental atau emosional peserta didik. Salah satu persoalan mental atau emosional peserta didik pada saat belajar adalah perhatian. Perhatian peserta didik dalam pembelajaran memiliki peranan
penting. Dimyati (2006, p. 42) berpendapat bahwa: Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan ajar sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan ajar itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka peserta didik perlu dibangkitkan perhatiannya. Perhatian adalah suatu pemusatan tenaga psikis yang ditujukan pada suatu objek. Perhatian peserta didik dalam suatu pembelajaran dipusatkan pada penyampaian materi yang diberikan oleh guru. Peserta didik berupaya untuk membangkitkan perhatian ke semua pesan yang dipelajari. Pesan-pesan tersebut merupakan isi pembelajaran yang biasanya berbentuk suara, warna, bentuk, dan gerak yang disampaikan guru. Berdasar sebuah studi UC Davis (Science Daily: 2009) menunjukkan bahwa masalah perhatian dapat menghambat belajar dan awal gangguan kejiwaan seperti ini sebagian penyebab kegagalan di kemudian hari. Menurut Rusmita Kurniati (2009) perhatian peserta didik meliputi perilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar dalam bentuk: kemauan peserta didik untuk mendengarkan penjelasan dari guru, mengerjakan tugas yang diberikan guru, mencatat materi penting, melihat gambar atau media yang digunakan, mendengarkan pendapat teman, menjawab pertanyaan guru, dan bersikap tenang di kelas. Indikator perhatian peserta didik dapat ditunjukkan dalam aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran. Jika peserta didik benarbenar memperhatikan, maka peserta didik akan mengikuti dan melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan baik. Syaiful Bahri Djamarah (2011, p. 38) menyatakan aktivitas belajar tersebut meliputi mendengarkan, memandang, meraba, membau, mencicipi, menulis atau mencatat, membaca, membuat ringkasan, mengamati, mengingat, dan mengerjakan latihan. Peserta didik akan mengikuti dan melaksanakan semua aktivitas pembelajaran di kelas jika peserta didik memperhatikan pembelajaran yang sedang dilakukan. Peserta didik tidak melakukan kegiatan lain. Perhatian
15
peserta didik yang terfokus terhadap pembelajaran menyebabkan pesan pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, sehingga tidak akan terjadi miss communication yang dapat berakibat tidak baik. Selain itu, adanya perhatian akan mempermudah peserta didik untuk mengerjakan soal-soal sesuai dengan materi belajar yang telah disampaikan sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik juga. Peserta didik berusaha untuk membangkitkan perhatian terhadap aktivitas belajar, selain itu, guru juga dapat berupaya untuk membangkitkan perhatian, dengan cara menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi, menggunakan media yang menarik sesuai dengan materi, menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Abu Ahmadi (2003, p. 149) menyatakan bahwa masing-masing peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda maka memiliki perhatian yang berbeda-beda pula. Perhatian itu dapat terbagi menjadi perhatian spontan dan perhatian disengaja, perhatian statis dan dinamis, perhatian konsentratif dan distributif, perhatian sempit dan luas, serta perhatian fiktif dan fluaktif. Dari berbagai macam bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru, terdapat satu mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian yaitu Pendidikan Agama Buddha. Pendidikan Agama Buddha dianggap sebagai sesuatu yang sulit karena menggunakan bahasa asing dan tidak menarik sehingga peserta didik kurang bersemangat mempelajari Pendidikan Agama Buddha. Peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru Pendidikan Agama Buddha, tidak akan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan, karena pelajaran Pendidikan Agama Buddha saling berhubungan. Peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menerima materi belajar berikutnya apabila peserta didik tertinggal dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Buddha. Kenyataan menunjukkan bahwa peserta didik pendidikan agama Buddha, khususnya di Kabupaten Wonogiri ketika melaksanakan pembelajaran di kelas kurang memperhatikan materi pembelajaran. Peserta didik mudah lupa terhadap materi pendidikan agama Buddha menjadi salah satu sebab hasil belajar pendidikan Agama Buddha tidak optimal, terbukti dengan skor prestasi belajar
pendidikan agama Buddha masih rendah yaitu 6,5 (Sumber: Daftar Nilai Pendidikan Agama Buddha tahun ajaran 2013-2014). Rumusan masalah dalam penelitian adakah pengaruh yang signifikan perhatian peserta didik dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Buddha di Kabupaten Wonogiri Tahun 2014? Menurut Abu Ahmadi (2003, p. 145) “perhatian merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya”. Adapun perhatian tersebut berhubungan dengan kebutuhankebutuhan, dan gejala perhatian berhubungan dengan fungsi-fungsi jiwa yang lain. Sedangkan Sumadi Suryabrata (2004, p. 14) terdapat dua pengertian perhatian. pertama, perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. Kedua, perhatian merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Sedangkan menurut Slameto (2010, p. 105) menyatakan bahwa perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Pendapat lain dikemukakan oleh Mc. Cown (Sri Rumini, 1998, p. 125) menyatakan bahwa perhatian adalah proses untuk melakukan tindakan terhadap informasi yang akan ditransformasikan dengan berbagai cara. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Perhatian peserta didik dalam pembelajaran yaitu kegiatan peserta didik yang dilakukan di dalam kelas yang tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung (tidak ada kegiatan lain yang dilakukan peserta didik). Menurut Abu Ahmadi (2003, p. 148), perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: 1. Perhatian spontan disebut juga perhatian asli atau perhatian langsung, ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya, disebabkan karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. 2. Perhatian statis adalah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. 3. Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yaitu perhatian yang hanya ditujukan kepada satu objek (masalah) tertentu.
16
4. Orang yang memiliki perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang terbatas, sekalipun berada dalam lingkungan ramai. Sedangkan orang yang mempunyai perhatian luas mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadian di sekelilingnya. 5. Perhatian fiktif (perhatian melekat) yaitu perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian menurut Abu Ahmadi (2003, p. 150) yaitu: 1. Pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu. 2. Latihan dan kebiasaan meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena suatu hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu. 3. Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Dengan demikian perhatian terhadap hal-hal tersebut pasti ada, demi tercapainya suatu tujuan. 4. Kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari atas kewajibannnya sekaligus menyadari pula atas kewajibannya itu. 5. Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian terhadap suatu objek. 6. Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, serta keindahan dapat mempengaruhi perhatian. 7. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri jika suatu objek memberikan perangsang yang kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek itu besar. Sebaliknya jika objek itu memberikan perangsang yang lemah, perhatiannya juga tidak begitu besar.
Sugihartono (2007, p. 79) menyatakan bahwa perhatian peserta didik muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga peserta didik selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar peserta didik berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan, guru dapat senantiasa mendorong keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar atau dalam aktivitas pembelajaran. Syaiful Bahri Djamarah (2011, p. 38) menyebutkan bahwa aktivitas pembelajaran meliputi: 1. Mendengarkan 2. Memandang 3. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap 4. Menulis atau mencatat 5. Membaca 6. Membuat ringkasan dan menggarisbawahi 7. Mengamati tabel-tabel, diagramdiagram, dan bagan-bagan 8. Mengingat 9. Berpikir 10. Latihan atau praktik Belajar adalah suatu proses usaha merubahan tingkah laku yang melibatkan jiwa dan raga sehingga menghasilkan perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan oleh seorang individu melalui latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan yang selanjutnya dinamakan hasil belajar. Menurut Muijs & Reynolds (2008, p. 20) “…. Learning can be defined as an experiemental process resulting in a relatively permanent change in behavior that cannot beexplained by temporary states, maturction, or innate response tendencies”. Berdasarkan kutipan di atas dikatakan bahwa: “… belajar dapat di definisikan sebagai hasil proses eksperimental dalam perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang tidak dapat diucapkan dengan pernyataan sesaat. Hasil belajar disebut juga dengan prestasi akademik (academic achievement). Pengertian prestasi belajar dari Good (1945, p. 27) adalah: "knowledge attained or skills developed in the school subjects usually designated by tes score or by marks assigned by teachers, or by both. The achievement of
17
pupils in the so called "academic" subjects, such as reading arithmatic, and history, as contrasted with skills developed in such areas as industrial art and physical education". Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999, p. 250), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2006, p. 30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a). keterampilan dan kebiasaan; (b). pengetahuan dan pengertian; (c). sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Nana Sudjana, 2004, p. 22). Ketiga kemampuan ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam menempuh pembelajaran selanjutnya. Menurut Clark dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009, p. 39) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007, p. 39-47), faktorfaktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama. (Permendiknas No. 23 Tahun 2006). Ajaran Buddha (Buddha Dhamma) menjadi pedoman bagi umat Buddha dalam menciptkan kehidupan yang lebih baik dan bermartabat. Berbagai cara untuk memahami ajaran agama adalah melalui jalur pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki keyakinan (saddha) kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral serta meningkatkan potensi spritual. Pendidikan Agama Buddha adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperkuat keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki moral yang baik, serta meningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran Buddha (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 bahan belajar Pendidikan agama Buddha meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. sejarah, b. keyakinan (Saddha), c. kemoralan (Sila), d. kitab suci agama Buddha Tipitaka (Tripitaka), e. pengembangan batin (Samadhi), f. kebijaksanaan (Pañña). Aspek materi tersebut tidak semuanya dapat dipahami peserta didik dengan baik hanya menggunakan media buku teks tanpa adanya media pembelajaran. Tujuan pendidikan agama Buddha meliputi ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap dan nilai), dan psikomotor (perbuatan). Peserta didik dapat mempraktekkan pengetahuan ajaran Buddha denga baik apabila peserta didik juga telah menguasai aspek kognitif (pengetahuan) ajaran Buddha dengan baik. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan peserta didik, proses kognitif) dengan kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi keduanya akan menghasilkan hasil belajar. R. Gagne (Syaiful Sagala 2006, p. 17) menyatakan bahwa: Hasil belajar berupa kapabilitas yang ditimbulkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Selain itu juga ia mengatakan belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan
18
dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal siswa dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Interpretasi peserta didik terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Informasi yang dipersepsi peserta didik akan mendapat perhatian, kemudian ditransfer ke memori jangka pendek. Menurut Bimo Walgito (1994, p. 13) mengemukakan ‘ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja, tetapi juga termasuk untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang telah dialaminya’. Peserta didik harus memberikan perhatian pada suatu informasi apabila informasi itu harus diingat. Selanjutnya siswa memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang diterima dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000, p. 176). Informasi yang tidak mendapat perhatian peserta didik akan langsung terlupakan, sedangkan informasi yang mendapat perhatian siswa akan ditransfer ke sistem ingatan jangka pendek. Berdasarkan teori pemrosesan informasi disimpulkan bahwa perhatian yang terfokus merupakan syarat untuk memproses materi belajar sebelum masuk ke memori jangka pendek peserta didik dan akan diteruskan ke memori jangka panjang untuk disimpan. Penelitian yang dilakukan oleh Erni Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian siswa dalam memahami materi statistika yang diajarkan dengan model pembelajaran ARCS berdasarkan hasil angket dikategorikan baik untuk setiap kali pertemuan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara siswa yang menyatakan antusias terhadap materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ARCS. Kemampuan guru mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa telah melaksanakan aspek attention yang merupakan bagian dari ARCS. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Eko Mawarsih pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan perhatian orang tua
terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo, demikian juga terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo. Untuk pengujian variabel perhatian orang tua dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo diketahui terdapat pengaruh yang signifikan pula. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan bentuk hubungan kausal. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan rumusan masalah yang bersifat asosiatif dengan hubungan kausal digunakan untuk mengetahui pengaruh perhatian peserta didik terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Buddha. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan November 2014. Penelitian dilakukan di empat vihara/Sekolah Minggu Buddhis yang berada di wilayah Kabupaten Wonogiri yaitu vihara/sekolah Minggu Buddha Vimala Kirti Girimarto, vihara/sekolah Minggu Buddha Dhamma Sasana Slogohimo, vihara/sekolah Minggu Buddha vihara/sekolah Minggu Buddha Maitri Ratna Giriwoyo, dan vihara/sekolah Minggu Buddha Panna Murti Manyaran. A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik beragama Buddha di Kabupaten Wonogiri mulai dari tingkat SMP – SMA/SMK yang berjumlah 54. Terdiri dari peserta didik vihara/sekolah Minggu Buddha Vimala Kirti Girimarto sebanyak 24, peserta didik vihara/sekolah Minggu Buddha Dhamma Sasana Slogohimo sebanyak 22, vihara/sekolah Minggu Buddha vihara/sekolah Minggu Buddha Maitri Ratna Giriwoyo sebanyak 4, dan peserta didik vihara/sekolah Minggu Buddha Panna Murti Manyaran sebanyak 2. Sedangkan Peneliti mengambil sampel 100% dari jumlah populasi yang ada yaitu sejumlah 54 peserta didik karena jumlahnya sedikit. B. C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket (kuesioner). Jenis angket yang digunakan ini adalah angket tertutup, dalam arti jawaban sudah tersedia,
19
responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada berada di luar sekolah. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi atau data yang berhubungan dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Buddha peserta didik di Kabupaten Wonogiri tahun 2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan dokumentasi. Skala yang digunakan adalah skala likert yang diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: SL : Selalu diberi nilai 5 SR : Sering diberi nilai 4 KD : Kadang-kadang diberi nilai 3 P : Pernah diberi nilai 2 TP : Tidak Pernah diberi nilai 1 Responden yang menjawab instrumen penelitian ini hanya memberikan tanda, misalnya checklist (√) atau tanda silang (X) pada kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan/pernyataan. Peneliti menyusun instrumen kuesioner tentang perhatian dengan indikator pertanyaan: mendengarkan, memandang, menulis atau mencatat, membaca, membuat ringkasan atau menggarisbawahi, mengamati tabel atau diagram, menyusun kertas kerja, mengingat, berpikir, dan latihan sebanyak 38 butir pertanyaan yang akan diujicobakan. Ujicoba dilakukan kepada peserta didik SMP sampai dengan SMA/SMK di vihara/sekolah Minggu Buddhis Dharma Dwipa Sampung Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 20 peserta didik untuk mengetahui valid dan reliabel instrumen sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian. Pengujian instrumen menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) dan jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Uji Coba Instrumen Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
SOAL1
133,38
198,517
,632
,941
SOAL2 SOAL3
133,06 132,88
202,729 196,117
,603 ,709
,942 ,940
SOAL4
133,38
198,517
,632
,941
SOAL5 SOAL6
132,81 133,00
194,029 197,867
,850 ,787
,939 ,940
SOAL7 SOAL8 SOAL9 SOAL10 SOAL11 SOAL12 SOAL13 SOAL14 SOAL15 SOAL16 SOAL17 SOAL18 SOAL19 SOAL20 SOAL21 SOAL22 SOAL23 SOAL24 SOAL25 SOAL26 SOAL27 SOAL28 SOAL29 SOAL30 SOAL31 SOAL32 SOAL33 SOAL34 SOAL35 SOAL36 SOAL37 SOAL38
133,13 133,06 133,25 133,38 133,25 133,19 133,13 133,25 133,19 133,13 132,94 132,88 133,00 133,25 133,00 132,94 133,00 133,25 133,00 133,19 133,00 132,88 133,00 133,00 133,13 133,06 133,31 133,19 133,31 132,88 132,94 132,88
201,450 201,796 208,867 198,517 205,933 206,029 204,117 208,067 197,363 203,583 197,929 206,650 201,067 204,733 200,800 198,596 197,867 207,667 197,867 196,163 200,000 195,983 197,867 200,800 203,583 201,796 198,629 212,563 198,629 195,983 198,863 195,983
,544 ,533 ,126 ,632 ,170 ,355 ,491 ,219 ,590 ,528 ,819 ,176 ,593 ,448 ,609 ,649 ,787 ,246 ,787 ,411 ,658 ,826 ,787 ,609 ,528 ,533 ,613 -,069 ,613 ,826 ,635 ,826
,942 ,942 ,945 ,941 ,946 ,943 ,942 ,944 ,941 ,942 ,940 ,945 ,941 ,942 ,941 ,941 ,940 ,944 ,940 ,945 ,941 ,940 ,940 ,941 ,942 ,942 ,941 ,948 ,941 ,940 ,941 ,940
Sumber: Hasil SPSS version 18. Dari tabel di atas bisa dilihat pada Corrected Item – Total Correlation, inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 20, maka didapat r tabel sebesar 0,4438. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa untuk butir 9, 11, 12, 14, 18, 24, 26, dan 34 nilai kurang dari 0,4438. Karena koefisien korelasi pada item 9, 11, 12, 14, 18, 24, 26, dan 34 nilainya kurang dari 0,4438 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Sedangkan pada item-item lainnya nilainya lebih dari 0,4438 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid. Butir soal yang tidak valid dibuang dan butir soal yang valid dianalisis lagi dengan menggunakan SPSS 18.00 for windows serta butir soal yang valid digunakan untuk sebagai instrumen penelitian.
20
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan Corrected Item-Total Correlation. Penelitian ini menggunakan data kuesioner sebagai data primer, sehingga diperlukan langkah uji coba pernyataan (kuesioner). Untuk mengetahui layak (sahih) dan tidaknya pernyataan digunakan uji validitas. Kriteria pengujian adalah jika r hitung ≥ r 0,4438 (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Kriteria keputusannya adalah dengan membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlatioan lebih besar dari 0,4438 maka indikator layak (sahih). Tabel 2 Hasil Uji Instrumen Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
SOAL1
105,31
158,896
Cronbach' s Alpha if Item Deleted ,664 ,960
SOAL2
105,00
163,467
,584
,960
SOAL3
104,81
157,496
,697
,959
SOAL4
105,31
158,896
,664
,960
SOAL5
104,75
155,533
,844
,958
SOAL6
104,94
159,263
,761
,959
SOAL7
105,06
162,196
,536
,960
SOAL8
105,00
161,867
,567
,960
SOAL10
105,31
158,896
,664
,960
SOAL13
105,06
164,063
,523
,960
SOAL15
105,13
157,717
,624
,960
SOAL16
105,06
164,463
,491
,961
SOAL17
104,88
158,917
,820
,958
SOAL19
104,94
161,263
,625
,960
SOAL20
105,19
164,696
,473
,961
SOAL21
104,94
161,529
,607
,960
SOAL22
104,88
159,717
,637
,960
SOAL23
104,94
159,263
,761
,959
SOAL25
104,94
159,263
,761
,959
SOAL27
104,94
160,729
,661
,960
SOAL28
104,81
157,496
,806
,958
SOAL29
104,94
159,263
,761
,959
SOAL30
104,94
161,529
,607
,960
SOAL31
105,06
164,463
,491
,961
SOAL32
105,00
161,867
,567
,960
SOAL33
105,25
158,733
,659
,960
SOAL35
105,25
158,733
,659
,960
SOAL36
104,81
157,496
,806
,958
SOAL37
104,88
160,117
,613
,960
SOAL38
104,81
157,496
,806
,958
Corrected Item-Total Correlation
Sumber: Hasil SPSS version 18. Berdasarkan output tabel 2 dapat dilihat Corrected Item – Total Correlation, inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel (0,4438). Dari hasil analisis dapat dilihat semua butir nilai
lebih dari 0,4438 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid. Sedangkan kuesioner disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan deskripsi teori pada Bab II. Tabel 3 Kisi-Kisi Intrumen Penelitian Indikator Nomor Item Mendengarkan Memandang Menulis atau mencatat Membaca Membuat ringkasan atau menggarisbawahi Mengamati gambar Mengingat Berfikir Latihan atau praktek Bertanya Jumlah
1,3,2 5,6,4
Jumlah soal 3 3
7,8
2
10,11,12,9,13
5
14,15,16,17
4
18,19 20,21 22,23,24,25 26,27 28,29,30 30
2 2 4 2 3 30
Nomor Soal
Pengujian reliabilitas ditentukan dari perbandingan nilai hasil analisis dengan nilai standar koefisien alpha yaitu 0,60. Konstruk dan variabel dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai alpha di atas 0,60 dan sebaliknya (Imam Ghozali, 2005: 42). Tabel 4 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Cronbach's Alpha N of Items ,961 30 Sumber: Hasil SPSS version 18. Berdasarkan tabel 4 tersebut diketahui bahwa N atau jumlah soal adalah 30 butir. Di dapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,961 ini menunjukkan bahwa instrumen secara keseluruhan sangat reliabel. E. Teknik analisis Data Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan simpulan. Pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Sederhana. Penggunaan analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara perhatian pada pembelajaran (X) terhadap hasil belajar (Y) dengan menggunakan persamaan regresi linear sederhana dengan rumus sebagai berikut: Y = a + βx Keterangan: Y : Variabel pretasi belajar β : Koefisien regresi b X : Variabel perhatian siswa
21
a : Koefisien regresi (Riduwan dan Sunarto, 2013: 97) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data penelitian ini menggambarkan data perhatian belajar dan prestasi belajar pendidikan Agama Buddha dapat dilihat pada tabel berikut ini: A. Data Perhatian Belajar Hasil analisis distribusi frekuensi untuk variabel perhatian belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perhatian belajar Freque Valid Percent ncy Percent Valid 110-104 105-109 110-114 115-119 120-124 125-129 Total
9 10 14 12 5 4 54
16,7 18,5 25,9 22,2 9,3 7,4 100,0
16,7 18,5 25,9 22,2 9,3 7,4 100,0
Cumulati ve Percent 16,7 35,2 61,1 83,3 92,6 100,0
Sumber: Hasil SPSS version 18. Distribusi frekuensi variabel perhatian tersebut di atas dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut ini. Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Perhatian belajar Frekuensi Perhatian Frekuensi
9
10
14
12
5
4
Diagram di atas menunjukan bahwa data variabel perhatian belajar paling banyak terletak pada interval 110-114 dengan frekuensi 14 peserta didik atau sebanyak 25,9% dan paling sedikit data terletak pada interval 125-129 dengan frekuensi sebanyak 4 peserta didik atau 7,4%. Teknik pengujian SPSS yang digunakan untuk uji validitas data perhatian dalam belajar adalah menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan bantuan program SPSS version 18.00. Uji ini
digunakan untuk mengukur kesahihan dan kevalidan suatu jawabanTabel 6 Hasil Uji Validitas Jawaban Responden Correcte Scale Scale d Item- Cronbach' Mean if Variance Total s Alpha if Item if Item Correlati Item Deleted Deleted on Deleted
SOAL1 108,96 53,546 ,536 ,851 SOAL2 109,04 52,187 ,573 ,849 SOAL3 108,91 55,859 ,342 ,859 SOAL4 109,02 56,660 ,489 ,860 SOAL5 109,02 53,981 ,533 ,852 SOAL6 108,91 53,821 ,531 ,852 SOAL7 108,98 54,509 ,407 ,855 SOAL8 109,00 53,132 ,481 ,852 SOAL9 108,87 52,832 ,537 ,851 SOAL10 109,02 53,905 ,440 ,854 SOAL11 109,02 55,264 ,328 ,857 SOAL12 108,94 51,714 ,627 ,848 SOAL13 108,80 52,429 ,634 ,848 SOAL14 108,76 53,432 ,542 ,851 SOAL15 108,89 56,176 ,352 ,858 SOAL16 109,07 56,560 ,374 ,860 SOAL17 108,93 56,410 ,487 ,860 SOAL18 109,09 55,557 ,329 ,857 SOAL19 109,04 55,999 ,379 ,858 SOAL20 109,02 56,509 ,310 ,859 SOAL21 108,93 55,730 ,420 ,860 SOAL22 108,98 56,811 ,356 ,861 SOAL23 108,91 54,350 ,355 ,856 SOAL24 108,91 53,520 ,470 ,853 SOAL25 108,91 54,312 ,359 ,856 SOAL26 108,85 54,393 ,371 ,856 SOAL27 108,80 54,128 ,381 ,855 SOAL28 108,94 54,657 ,351 ,856 SOAL29 108,96 56,829 ,378 ,860 SOAL30 108,94 54,582 ,412 ,855 Sumber: Hasil SPSS version 18. Kriteria pengujian adalah jika r hitung ≥ r 0,2681 (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka jawaban pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Kriteria keputusannya adalah dengan membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlatioan lebih besar dari 0,2681 maka jawaban layak (valid). Pengujian reliabilitas ditentukan dari perbandingan nilai hasil analisis dengan nilai standar koefisien alpha yaitu 0,60.
22
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Jawaban Responden Cronbach's Alpha N of Items ,961 30 Sumber: Hasil SPSS version 18. Berdasarkan tabel 7 tersebut hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada output Reliability Statistics. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,860 ini menunjukkan bahwa jawaban peserta didik tingkat SMP – SMA/SMK yang beragama Buddha secara keseluruhan sangat reliabel. B. Data Prestasi Belajar Data prestasi belajar pendidikan Agama Buddha diperoleh dari dokumen nilai ujian tengah semester Genap Tahun pelajaran 2013/2014 peserta didik SMP-SMA/SMK beragama Buddha di Wilayah Kabupaten Wonogiri. Hasil analisis distribusi frekuensi untuk variabel prestasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Frequency Percent Valid 67-72 73-78 79-84 85-90 91-96 97-102 Total
Valid Percent
Cumulati ve Percent
2
3,7
3,7
3,7
11 9 18 10 4 54
20,4 16,7 33,3 18,5 7,4 100,0
20,4 16,7 33,3 18,5 7,4 100,0
24,1 40,7 74,1 92,6 100,0
Sumber: Hasil SPSS version 18. Distribusi frekuensi variabel prestasi tersebut di atas dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut ini. Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Frekuensi Prestasi Frekuensi
2
11
9
18
10
4
Diagram di atas menunjukan bahwa data variabel prestasi belajar paling banyak terletak pada interval 85-90 dengan frekuensi 18 peserta didik atau sebanyak 33,3% dan paling
sedikit data terletak pada interval 67-72 dengan frekuensi sebanyak 2 peserta didik atau 3,7%. C. Uji Prasyarat Analisis Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian normalitas adalah jika nilai taraf signifikan lebih besar 0,05 (P>5%) maka dinyatakan berdistribusi normal. Uji normalitas terhadap data perhatian dan prestasi tersebut dilakukan dengan uji shapiro wilk. Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh data sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Uji Data Perhatian Belajar Cases Valid PERHAT IAN
N 54
Percent 100,0%
Missing N 0
Percent ,0%
Total N 54
Percent 100,0%
Sumber: Hasil SPSS version 18. Pada tabel tersebut tampak bahwa variabel perhatian N valid sama dengan N total yaitu 54. Missing o menunjukkan bahwa semua data telah diproses dari seluruh sampel yang berjumlah 54. Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Data Perhatian Belajar KolmogorovSmirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. PERHATI ,106 54 ,188 ,966 54 ,129 AN a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil SPSS version 18. Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai shapiro wilk untuk variabel perhatian adalah 0,966 dengan probabilitas (sig) 0,129. Nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal berdasarkan uji shapiro wilk. Tabel 11. Hasil Uji Data Prestasi Belajar KolmogorovShapiro-Wilk Smirnova Statistic Df Sig. Statistic df Sig. PRESTAS ,122 54 ,043 ,971 54 ,207 I a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil SPSS version 18. Pada tabel tersebut tampak bahwa variabel perhatian N valid sama dengan N total
23
yaitu 54. Missing o menunjukkan bahwa semua data telah diproses dari seluruh sampel yang berjumlah 54 Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar KolmogorovShapiro-Wilk Smirnova Statistic Df Sig. Statistic df Sig. PRESTAS ,122 54 ,043 ,971 54 ,207 I a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil SPSS version 18. Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai shapiro wilk untuk variabel perhatian adalah 0,971 dengan probabilitas (sig) 0,207. Nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal berdasarkan uji shapiro wilk. Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Berdasarkan tabel ANOVA pada SPSS, akan dilihat nilai Sig. linearity & Sig. deviation from linearity dari setiap variabel bebas dengan variabel terikat dibandingan dengan tingkat signifikansi (α). Nilai Sig. linearity menunjukkan sejauh mana variabel bebas berbanding tepat di garis lurus. Apabila nilai Sig. linearity lebih kecil dari tingkat signifikansi (α), maka regresi linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel yang ada. Sedangkan nilai Sig. deviation from linearity menunjukkan selinier apa data yang dipergunakan. Apabila nilai Sig. deviation from linearity lebih besar dari tingkat signifikansi (α), maka regresi linier dapat dipergunakan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel yang ada. Tabel 13 Hasil Uji Linieritas Data Sum of Squa Mean res df Square PRESTASI * PERHATIAN
Betwe en Group s
(Combin ed) Linearit y Deviatio n from Linearit y
Within Groups Total
2059, 19 021 1531, 1 107 527,9 18 15 1343, 34 812 3402, 53 833
F
Sig.
108,370 2,742 ,005 1531,10 38,73 ,000 7 9 29,329
,742
,746
39,524
Sumber: Hasil SPSS version 18. Berdasarkan hasil tabel tersebut di atas bila nilai α yang ditentukan adalah 5%, dapat
dijelaskan bahwa nilai Sig. linearity data tersebut adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai Sig. deviation from linearity data tersebut adalah sebesar 0,746 > 0,05. Jadi disimpulkan bahwa data tersebut linier. D. Analisis Data Hasil Analisis Regresi Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel perhatian belajar (X) terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Buddha (Y). Berikut ini perhitungan statistik coeffisien analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Uji Coefficients
1
Standar 95.0% Unstandardize dized Confidence d Coefficients Coeffic Interval for B Model t Sig. ients Std. Lower Upper B Beta Error Bound Bound (Constant 5,882 12,201 ,482 ,632 -18,600 30,365 ) PERHAT ,704 ,108 ,671 6,522 ,000 ,488 ,921 IAN
a. Dependent Variable: PRESTASI
Sumber: Hasil SPSS version 18. Tabel di atas menunjukan hasil persamaan regresi sederhana sebagai berikut: Y = a + βX = 5,882 + 0,704 X atau prestasi belajar pendidikan Agama Buddha = 5,882 + 0,704 (perhatian belajar) Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 5,882 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel independent atau perhatian belajar (X = 0), maka prestasi belajar pendidikan Agama Buddha sebesar 5,882. 2. Koefisien regresi perhatian belajar bertambah positif sebesar 0,704, artinya apabila terjadi perubahan perhatian belajar sebesar 1% akan menaikkan prestasi belajar pendidikan Agama Buddha sebesar 70,4%. Pengujian t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (perhatian belajar) terhadap variabel dependen (prestasi belajar Pendidikan Agama Buddha). Signifikan pengaruh positif dapat diestimasi dengan membandingkan Pvalue dan α = 0,05 atau nilai ttabel dan thitung. Berikut ini perhitungan coeffisien statistik uji t dapat dilihat pada Tabel 15.
24
Tabel 15. Hasil Uji Coefficients Model
1
Standar 95.0% Unstandardize dized Confidence d Coefficients Coeffic Interval for B t Sig. ients Std. Lower Upper B Beta Error Bound Bound (Constant 5,882 12,201 ,482 ,632 -18,600 30,365 ) PERHAT ,704 ,108 ,671 6,522 ,000 ,488 ,921 IAN
a. Dependent Variable: PRESTASI
Sumber: Hasil SPSS version 18. Kriteria Pengujian H0 = β ≤ 0, yaitu X tidak berpengaruh positif terhadap Y. H1 = β ˃ 0, yaitu X berpengaruh positif terhadap Y. Hasil pengujian t untuk variabel X (perhatian belajar) diperoleh nilai t hitung=6.522 dengan tingkat Pvalue=0,000, dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 di dapat t tabel (95% ; 5) sebesar 2,007. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu t hitung > t tabel atau Pvalue < α yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel perhatian belajar berpengaruh secara positif dan dapat diterima, arah koefesien regresi positif artinya perhatian belajar memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Buddha. Dapat disimpulkan bahwa indikator perhatian belajar yang semakin baik akan meningkatkan prestasi belajar pendidikan Agama Buddha. Pengujian F digunakan untuk memprediksi apakah model regresi bisa dipakai untuk memprediksi prestasi belajar pendidikan agama Buddha. Signifikan pengaruh positif dapat diestimasi dengan membandingkan Pvalue dan α = 0,05 atau nilai Ftabel dan Fhitung. Berikut ini perhitungan statistik anova uji F dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Uji Anova
Residual
Sum of Mean df F Sig. Squares Square 1531,107 1 1531,1 42,5 ,000a 07 37 1871,727 52 35,995
Total
3402,833
Model 1
Regression
53
a. Predictors: (Constant), PERHATIAN b. Dependent Variable: PRESTASI
Sumber: Hasil SPSS version 18.
Ho : β = 0, yaitu Tidak ada pengaruh yang linear antara perhatian belajar dengan prestasi pendidikan Agama Buddha. H1 : β0, yaitu ada pengaruh yang linear antara perhatian belajar dengan prestasi pendidikan Agama Buddha. Hasil pengujian Anova di atas terbaca nilai Fhitung sebesar 42,537 dengan tingkat signifikansi 0,000 oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau α = 5%) maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi prestasi belajar pendidikan Agama Buddha. Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1. Jika nilai R2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 laporan pada tabel 17 sebagai berikut: Tabel 17. Hasil Model Summary M od el
1
R
R Adjust Squa ed R re Square
Change Statistics Std. Sig R Error of F .F Square the Cha df1 df2 Ch Chang Estimate nge an e ge
,67 ,45 ,439 6,000 ,450 42, 1a 0 537 a. Predictors: (Constant), PERHATIAN b. Dependent Variable: PRESTASI
1 52 ,0 00
Sumber: Hasil SPSS version 18. Tabel 17 menunjukan Hasil Regresi linier sederhana Model Summary nilai koefisien korelasi R yang menunjukan tingkat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu 0,671 atau mendekati 1 artinya terdapat hubungan yang kuat, dan R square atau koefisien determinasi R2 menunjukan besarnya kontribusi 0,450 atau 45% dari perhatian belajar terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Buddha sementara sisanya 0,550 atau 55% berupa kontribusi dari
25
faktor-faktor lain yang tidak diteliti seperti penggunaan metode, dan media. E. Pembahasan Pembahasan pengaruh perhatian belajar terhadap prestasi pendidikan Agama Buddha diawali dengan pembahasan tentang pengaruh perhatian belajar terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Buddha, dalam hal ini perhatian peserta didik. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan regresi linier sederhana menunjukan bahwa perhatian belajar berpengaruh terhadap prestasi pendidikan agama Buddha, dalam hal ini perhatian peserta didik, maka berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang diperkuat dengan data sekunder yang bersumber guru Pendidikan Agama Buddha, menunjukan bahwa perhatian belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Buddha di Kabupaten Wonogiri. Hasil pengujian statistik telah menunjukkan bahwa tingkat signifikan perhatian belajar sebesar 0,704 yang lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat membuktikan bahwa perhatian belajar berpengaruh positif terhadap prestasi pendidikan Agama Buddha. Apabila perhatian belajar bertambah sebesar 0,704, maka akan menaikkan prestasi belajar pendidikan Agama Buddha sebesar 70,4%. Hal ini sesuai dengan teori pemrosesan informasi bahwa perhatian yang terfokus merupakan syarat untuk memproses materi belajar dan penelitian yang dilakukan oleh Erni Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda pada tahun 2013 yang menunjukkan bahwa perhatian siswa dalam memahami materi statistika yang diajarkan dengan model pembelajaran ARCS dikategorikan baik untuk setiap kali pertemuan. Serta penelitian yang dilakukan Siska Eko Mawarsih pada tahun 2013 menunjukkan pengaruh yang signifikan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo hasil pengujian variabel perhatian orang tua dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo terdapat pengaruh yang signifikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh perhatian belajar terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Buddha
di Kabupaten Wonogiri tahun 2014 termasuk dalam kategori kuat. 2. Berdasarkan hasil peneliti diperoleh informasi bahwa pengaruh perhatian belajar terhadap prestasi belajar pendidikan Agama Buddha di Kabupaten Wonogiri tahun 2014, sebesar 45%. Sisanya sebesar 55% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Saran 1. Bagi siswa. Perhatian peserta didik dalam pembelajaran perlu ditingkatkan, karena mempengaruhi prestasi belajar. 2. Bagi guru. Guru hendaknya berupaya untuk meningkatkan perhatian peserta didik. 3. Bagi Sekolah Diperlukan alat atau sarana pembelajaran untuk menarik perhatian peserta didiknya, sehingga peserta didik akan senang mengikuti pelajaran pendidikan Agama Buddha. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. (2003). Psikologi umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aunurrahman. (2010). Belajar pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
dan
Bimo Walgito. (1994). Pengantar psikologi umum (Cet I, Ed.II). Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Benton, D. (1999). Applied human relationship an organizational approach. London: Publisher. BNSP. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Dimyati Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Depdiknas. (2006). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Eric Jensen & Karen Markowitz. (2002). Otak sejuta gigabyte buku pintar membangun
26
ingatan super. (Terjemahan Esti A. Budihabasari dan Lala Herawat Dharma). Bandung: Kaifa. Erni Maidiyah & Cut Zulisna Fonda. (2013). Penerapan Model Pembelajaran ARCS Pada Materi Statistika Di Kelas Xi SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Jurnal Peluang, 1 (2), 12. Good, C.V. (1945). Dictionary of education. New York: McGraw-Hill Book Company. Hoy, A.W. (2007). Educational psychology (10th ed). New York: Pearson. Imam Ghozali. (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Edisi: Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. J.S Badudu & Sutan Mohammad Zain. (1996). Kamus umum bahasa indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Miller, P.H. (1993). Theories of developmental psychology (3rd Ed). New York: W.H. Freeman & Co. Mohammad Surya. (2004). Psikologi pembelajaran dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Muijs, D & Reynolds, D. (2008). Effektive teaching evidence and practice. London: SAGE Publications Ltd. Nana Sudjana. (2004). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. ____________. (2005). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nasution. (2009). Metode research. Jakarta: Bumi Aksara. Oemar Hamalik. (1995). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. _____________. (2006). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi aksara.
Riduwan & Sunarto. (2013). Pengantar statistika untuk penelitian pendidikan, sosial, ekonomi komunikasi dan bisnis. Bandung: Alfabeta. Rusmita Kurniati. (2009). Penerapan Metode Peer Teaching Untuk meningkatkan Perhatian Peserta didik Terhadap Materi Biologi Peserta didik SMA Kelas X. Surakarta: FKIP UNS. Diakses dari http://docs.google.com/viewer?a=v&q= cache:VJVsD7WcPzJJ:biologi.fkip.uns. ac.id.Pada hari Minggu, 10 Agustus 2014, pukul 15.45 WIB. Sardiman. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Santrock, J.W. (1995). Perkembangan masa hidup. Edisi: Kelima. Jakarta: Erlangga. Siska
Eko Mawarsih. (2013). Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Pretasi Belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo. Jurnal Jupe UNS, 1 (3), 1-13.
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R.E. (2000). Educational psychology: Theory and practice (6th ed). Needham Heights, MA: Allyn and Bacon. Sri
Rumini. (1998). Psikologi umum. Yogyakarta: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi pendidikan.Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono.(2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. PT. Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. (2004). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
27
Surakhmad Winarno. (1989). Pengantar interaksi belajar mengajar. Bandung: Tarsito. Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2002). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala. (2006). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Tina Afiatin. (2001). Belajar pengalaman untuk meningkatkan memori. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 17. No. 1. 26-35. Winkel, W.S. (1989). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia.Anglin, G.J. (1995). Instructional technology, past, present and future. Colorado: Libraries Unlimited Inc.
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL UNTUK JURNAL PENDIDIKAN, SAINS SOSIAL DAN AGAMA
1. Jurnal Pendidikan, Sains Sosial dan Agama memuat hasil hasil penelitian, maupun kajian
yang terkait dengan hasil penelitian pengembangan, maupun penelitian penerapan dalam bidang pendidikan, ilmu sosial dan agama. Artikel yang dikirim ke redaksi belum pernah dipublikasikan dan dikemas kembali sesuai dengan format artikel jurnal. 2. Panjang naskah + 20 halaman A4, minimal 7000 kata, satu setengah spasi, Times New Roman, font 11, dan ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Artikel ditulis dengan ketentuan sebagai berikut: a. Judul maksimal 15 kata, dengan font 14. Peringkat judul disusun sebagai berikut: PERINGKAT SATU (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, font 14, di tengah-tengah halaman) PERINGKAT DUA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah) PERINGKAT TIGA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah) b. Nama penulis tanpa gelar ditulis di bawah judul: untuk Tim semua nama penulis dicantumkan c. Nama instansi ditulis di bawah nama: email ditulis di bawah nama instansi d. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, satu spasi, 100-200 kata, satu paragraf dan font 11. e. Kata kunci merupakan inti permasalahan, bisa satu kata atau lebih, ditulis miring di bawah abstrak dengan jarak satu spasi. f.
Batang tubuh artikel: artikel kajian terdiri dari Pendahuluan (permasalahan, kerangka pikir, dan atau kerangka analisis), sub-sub judul pembahasan, dan kesimpulan; sedangkan artikel hasil penelitian terdiri dari pendahuluan ( latar belakang permasalahan, dan landasan teori), metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan, dan saran.
4. Kutipan harus disebutkan nama pengarang, tahun ,dan p. nomor halaman. Contoh: (Triyatno, 2014, p.89). kutipan langsung (persis aslinya) lebih dari tiga baris ditulis satu spasi, rata kiri dan menjorok ke kanan 7 ketukan. 5. Artikel rangkap dua disertai soft copynya dikirim ke sekretariat redaksi Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan, penulis dari luar kota bisa mengirimkan artikel secara elektronik melalui email:
[email protected] 6. Daftar pustaka disusun dengan tata cara seperti beberapa contoh berikut dan diurutkan secara alfabetis nama pengarang. Tata cara yang tidak ada pada contoh merujuk pada APA style.