1. Pendahuluan Siswa sangat lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk (Untung, 2008). Lemahnya pemahaman siswa tentang konsep bangun ruang sebagaimana dikemukakan oleh Blanco, salah satunya ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa untuk mengenali kubus dan balok sebagai kasus khusus dari prisma Blanco (dalam Sunarsi, 2006). Guru telah menganalisis kesalahan-kesalahan siswa.
Mengingat
banyaknya siswa dan kelas yang dipegang, guru belum dapat melakukannya secara mendetail. Analisis kesalahan secara mendetail dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan siswa dan hal-hal apa saja yang menjadi penyebab kesalahan-kesalahan siswa dapat diketahui lebih jauh untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Hasil penelitian dari Sunarsi (2009) di SMP Negeri 2 Karanganyar, ratarata nilai siswa pada materi bangun ruang termasuk rendah. Siswa yang tidak tuntas belajar ada 50 % dari 24 siswa jika dilihat dari tingkat ketuntasan siswa pada tahun-tahun sebelumnya untuk materi ini. Informasi dari guru mata pelajaran matematika di SMP 04 BOPKRI KeletKeling Jepara, siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal geometri khususnya bangun ruang ada 51,85% dari 27 siswa. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada bangun ruang kubus dan balok dan mengetahui hal apa saja dibalik kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada bangun ruang kubus dan balok. Penelitian ini diharapkan mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan setelah diketahui tipe-tipe kesalahan siswa dan menjadi referensi untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. 2. Tipe-tipe Kesalahan Menurut Newman (Clement, 1980) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika menurut Newman (Clement, 1980) antara lain adalah yang pertama, reading error yaitu kesalahan membaca, siswa melakukan kesalahan dalam membaca kata-kata penting dalam pertanyaaan atau siswa salah dalam membaca informasi utama, sehingga siswa tidak menggunakan
informasi tersebut untuk menyelesaikan soal. Reading comprehesion difficulty yaitu kesalahan jenis kedua dalam memahami soal. Siswa sebenarnya sudah dapat memahami
soal, tetapi belum menangkap
informasi yang terkandung dalam pertanyaan, sehingga siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan. Transform error yaitu kesalahan jenis ketiga yang disebut juga kesalahan transformasi. Siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah ke dalam kalimat matematika yang benar. Weakness in proses skill yaitu kesalahan jenis keempat yang disebut juga kesalahan dalam keterampilan proses. Siswa dalam menggunakan kaidah atau aturan sudah benar, tetapi melakukan kesalahan dalam melakukan penghitungan atau komputasi. Encoding error yaitu kesalahan jenis kelima yang disebut juga kesalahan dalam menggunakan notasi. Siswa dalam hal ini melakukan kesalahan dalam menggunakan notasi yang benar. Corelles error yaitu kesalahan keenam yang disebut juga kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat. Kesalahan dalam proses penyelesaian sering dijumpai dalam menyelesaikan soal matematika. Tabel indikator tipe-tipe kesalahan menurut Newman ( Clement, 1980) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Indikator Kesalahan Menurut Newman ( Clement, 1980) Tipe Kesalahan Reading error
Reading comprehesion difficulty
Transform error
Indikator Kesalahan membaca Kesalahan dalam membaca katakata penting dalam pertanyaaan Siswa salah dalam membaca informasi utama Siswa tidak menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan soal Jenis kedua dalam memahami soal Siswa sebenarnya sudah dapat memahami soal, tetapi belum menangkap informasi yang terkandung dalam pertanyaan Siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan Kesalahan transformasi Siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah ke dalam kalimat matematika yang benar
Tabel Indikator Kesalahan Menurut Newman ( Clement, 1980) Tipe Kesalahan Weakness in proses skill
Encoding error
Corelles error
Indikator Kesalahan dalam keterampilan proses Siswa dalam menggunakan kaidah atau aturan sudah benar Kesalahan dalam melakukan penghitungan atau komputasi Kesalahan dalam menggunakan notasi Kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat
3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian dengan data yang dianalisis berupa data kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Beberapa karakteristik penelitian kualitatif adalah subyeknya bisa hanya sedikit, waktunya relatif lama, data tidak dipilih secara acak, dan tidak bisa digeneralisasikan. Penelitian deskriptif kualitatif tidak ada hipotesis. Data yang dihasilkan adalah data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan. Pengambilan data menggunakan teknik tes, dan wawancara. Data yang diperoleh akan dideskripsikan atau diuraikan kembali kemudian akan dianalisis. Penelitian ini dilaksanakan di SMP 04 BOPKRI Kelet-Keling Jepara tahun ajaran 2011/2012. Penelitian yang dilaksanakan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah persiapan. Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain permohonan pembimbing, prasurvei, pembuatan permohonan ijin penelitian di SMP 04 BOPKRI Kelet-Keling Jepara, dan pembuatan instrumen. Tahap kedua adalah pelaksanaan. Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengambilan data yang meliputi pemberian tes dan wawancara pada tanggal 10 Februari 2012 sampai 21 Maret 2012. Tahap terakhir adalah pengolahan data dan penyusunan laporan. Pada tahap ini dilakukan kegiatan analisis data hasil penelitian, penarikan
kesimpulan, penyusunan laporan hasil penelitian, dan konsultasi dengan pembimbing. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan wawancara. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian, yaitu sejenis tes kemampuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian. Kelebihan dari tes uraian ini adalah analisis soal langsung dapat analisa tipe-tipe kesalahannya karena dalam menyelesaikan soalnya, siswa juga menuliskan proses dalam menyelesaikan soal. Teknik wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti dengan responden atau sumber data. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, maka analisis datanya adalah non statistik. Data yang muncul berupa kata – kata dan bukan merupakan rangkaian angka. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi data dan penarikan kesimpulan.
4. Hasil Penelitian Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah teknik tes. Teknik ini digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Penelitian ini di pilih dari 27 siswa kelas VIII SMP 04 BOPKRI Kelet-Keling Jepara sebagai responden. Banyak kesalahan-kesalahan siswa yang ditemukan dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok setelah hasil tes diteliti dan dikoreksi. Hasil pengkoreksian hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok No. Soal
Benar
1 2 3 4 5 6 7
2 11 2 1 2 3 6
Keterangan Salah 19 16 19 16 14 14 12
Total Tidak Mengerjakan 6 0 6 10 11 10 9
27 27 27 27 27 27 27
Hasil pekerjaan siswa pada tabel di atas, dapat diketahui banyak sekali siswa yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal. Soal yang paling banyak dijawab siswa tetapi salah adalah soal nomor 1 dan nomor 3, yaitu sebanyak 19 siswa yang melakukan kesalahan. Soal yang paling banyak dijawab siswa dengan benar adalah soal nomor 2, yaitu sebanyak 11 siswa. Soal yang paling banyak tidak dikerjakan siswa adalah soal nomor 5, yaitu ada 11 siswa yang tidak mengerjakan soal. Berikut adalah grafik hasil pekerjaan siswa. Analisis ini dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika menurut Newman (Clement, 1980) yaitu tipe kesalahan reading error, reading comprehesion difficulaty, transform error, weakness in proses skill, encoding error, corelles error dalam materi kubus dan balok. Kesalahan- kesalahan siswa diatas, digolongkan menurut jenis-jenis kesalahannya setelah memilah dan mengelompokan hasil pekerjaan siswa yang salah, siswa yang benar dan siswa yang tidak mengerjakan soal. Jenisjenis kesalahan siswa yang sudah digolongkan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Tipe-tipe kesalahan siswa Dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok Banyak Siswa yang Melakukan Kesalahan
Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Prosentase
Tipe Tipe 1 2 10 2 1 1 5 8 3 9 3 4 3 1 2 3 27 28 16,67 17,28 % %
Tipe 3 0%
Tipe 4 1 12 6 1 6 4 3 33 20,37 %
Tipe 5 3 1 4 2,47 %
Tipe 6 3 2 3 1 5 4 18 11,1 1%
Total Kesalahan
Tidak Mengerjakan 6 0 6 10 11 10 9 52 32,10%
25 16 25 26 25 24 21 162
Keterangan Tipe 1
: Reading error
Tipe 2
: Reading comprehesion difficulty
Tipe 3
: Transform error
Tipe 4
: Weakness in proses skill
Tipe 5
: Encoding error
Tipe 6
: Corelles error
Tipe 1 : Reading Error Prosentase siswa yang melakukan kesalahan reading error soal nomor 1 dari 27 siswa ada 37,04% (10 siswa); soal nomor 2 ada 3,70% (1 siswa); soal nomor 3 ada 18,52% (5 siswa); soal nomor 4 ada 11,11% (3 siswa); soal nomor 5 ada 11,11% (3 siswa); soal nomor 6 ada 11,11% (3 siswa); soal nomor 7 ada 7,41% (2 siswa). Kesalahan terbanyak ada pada soal nomor 1. Tipe 2 : Reading Comprehesion Difficulty Prosentase siswa yang melakukan kesalahan reading comprehesion difficulty soal nomor 1 dari 27 siswa ada 7,41% (2 siswa); soal nomor 2 ada 3,70% (1 siswa); soal nomor 3 ada 29,63% (8 siswa); soal nomor 4 ada
33,33% (9 siswa); soal nomor 5 ada 14,81% (3 siswa); soal nomor 6 ada 3,70% (1 siswa) dan soal nomor 7 ada 11,11% (3 siswa). Kesalahan terbanyak ada pada soal nomor 4. Tipe 3 : Transform Error Pada tipe kesalahan transform error atau kesalahan transformasi atau dengan kata lain siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah ke dalam kalimat matematika yang benar. Tidak ditemukan siswa yang melakukan kesalahan sesuai dengan tipe kata ini, dengan kata lain prosentase kesalahan untuk tipe kesalahan transform error yaitu 0% ( 0 siswa ). Tipe 4 : Weakness In Proces Skill Prosentase siswa yang melakukan kesalahan weakness in proces skill pada soal nomor 1 dari 27 siswa ada 3,70% (1 siswa); soal nomor 2 ada 44,44% (12 siswa); soal nomor 3 ada 22,22% (6 siswa); soal nomor 4 ada 3,70% (1 siswa); soal nomor 5 ada 22,22% (6 siswa); soal nomor 6 ada 14,81% (4 siswa) dan soal nomor 7 ada 11,11% (3 siswa). Kesalahan terbanyak ada pada soal nomor 2. Tipe 5 : Encoding Error Pada tipe kesalahan encoding error atau kesalahan dalam menggunakan notasi, dari 7 soal hanya terdapat dua soal yang terdapat tipe kesalahan encoding yang dilakukan siswa yaitu soal nomor 1 dan nomor 6. Soal nomor 1 dari 27 siswa, prosentase siswa yang melakukan kesalahan encoding error ada 11,11% (3 siswa) dan soal nomor 6 ada 3,70% (1 siswa). Kesalahan terbanyak ada pada nomor 1. Tipe 6 : Corelles Error Soal nomor 1 dari 27 siswa, prosentase siswa yang melakukan kesalahan corelles error ada 11,11% (3 siswa); soal nomor 2 ada 7,41% (2 siswa); soal nomor 3 ada 0% (0 siswa); soal nomor 4 ada 11,11% (3 siswa); soal nomor 5 ada 3,70% (1 siswa); soal nomor 6 ada 18,52% (5 siswa)dan soal nomor 7 ada 14,81% (4 siswa). Kesalahan terbanyak ditemukan pada soal nomor 5.
5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada materi diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok ada 6 tipe. Tipe-tipe kesalahan tersebut adalah reading error atau kesalahan membaca, reading comprehesion difficulty atau kesalahan dalam memahami soal, transform error atau kesalahan transformasi yang dikarenakan siswa gagal dalam memahami soal-soal untuk diubah ke dalam kalimat matematika yang benar, weakness in proses skill atau kesalahan dalam keterampilan proses, encoding error atau kesalahan dalam menggunakan notasi dan corelles error atau kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat.
Prosentase jumlah kesalahan yang dilakukan siswa pada tipe kesalahan reading error ada 16,67%, tipe kesalahan reading comprehesion difficulaty ada 17,28%, tipe kesalahan transform error ada 0%, tipe kesalahan weakness in proses skill ada 20,37%, tipe kesalahan encoding error ada 2,47% dan tipe kesalahan corelles error ada 11,11%. Prosentase jumlah kesalahan siswa sehingga soal yang tidak dikerjakan siswa ada 32,10%.
Prosentase tipe kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah prosentase kesalahan siswa tipe weakness in proses skill ada 20,37%.
6. Daftar Pustaka Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta dan Departemen P & K. Chandrasegaran, A.L, Treagust, D.F, Moncerino, M. 2007. The Development of a two-tier multiple-choise diagnostic instrument for evaluating secondary school students’ ability to describe and explain chemical reactions using
multiple levels of representation. Chemical Education Reasearch and Practice. Dahar, R.W. 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta. Penerbit Erlangga. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstuan ( Contextual Teaching Learning (CTL)). Jakarta : Depdiknas. Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud. Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Jakarta. Finatri, Dian. 2007. Analisis Konsepsi Guru pada Konsep Larutan ditinjau dari Representasi Level Mikroskopik. Tesis. FPMIPA. UPI. Bandung. Hufeisen, B dan Neuner, G. 1999. Angewandte Linguistik for den fremdspachlichen Deutschunterricht. Berlin, Munchen, Wien, Zurich, New York: Langenscheidt. Kadir. 2007. Analisis Penelitian Eksperimen Psikologi dan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Marpaung,
Yansen.
2002.
Reformasi
Pembelajaran
Matematika
dan
Evaluasinya. Makalah disampaikan dalam Seminar Regional Pendidikan Matematika
dengan
tema
Problematika
Pelaksanaan
Evaluasi
Pembelajaran Matematika. Program Pascasarjana UNS tanggal 22 Mei 2002. Nakhleh, B. M. 1992. ”Why Some Student Don’t Learn Chemistry”. Journal Chemical of Education. Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rohman, Ijang dan Sri Mulyani. 2004. Kimia Fisika 1. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI Salirawati, Das. 2011. Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kimia Pada Peserta Didik SMA. Skripsi Program Pascasarjana. Universitas Negeri Yogyakarta. Soedjadi, R. 2000. Kiat-kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Sriati, Arti. 1994. Kesulitan Belajar Matematika pada Siswa SMA (Pengkajian Diagnosa). Jurnal Kependidikan Jogjakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Suhaenah, Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sunarsi, Anis. 2009. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Mneyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Luas Permukaan Serta Volume Prisma dan Limas Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sundaru, Berg, Euwe van den. 1991. Miskonsepsi Mahasiswa dan Guru Mengenai Rambatan dan Kecepatan Cahaya. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sunoto. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dasar dan Menengah. Jawa Tengah: Dinas Pendidikan dan kebudayaan. T. S, Untung. 2008. Permasalahan Pembelajaran Geometri ruang SMP dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Wicaksono, Agung. 2010. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Mneyelesaikan Soal Matematika Pada Pokok Bahasan Logaritma di SMK Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Winkel,W.S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia ________. 2007. Analisis Kesalahan Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN Karangpakis 02 Tahun Pelajaran 2006/2007. Sumber:
http://www.scribd.com/doc/28696541/17/Tinjauan-tentang-
Kesalahan-kesalahan-dalam-Belajar-Matematika. Di unduh tanggal 17 Maret 2012. Syamrilaode. 2010. Pengertian Konsep. Sumber: http://id.shvoong.com/writingand-speaking/2035426-pengertian-konsep/. Diunduh tanggal 15 Maret 2012.