Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Analisis Kesalahan Siswa dalam Pemahaman Konsep Bangun Ruang Limas dan Bangun Ruang Prisma Ulfi Fauziah Ulfi Fauziah/148620600016/VI/B1 S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam pembelajaran matematika SD. Fokus penelitian penulis pada materi bangun ruang sederhana prisma dan bangun ruang sederhana limas. Penulis melakukan penelitian di kelas IV-B SDN Kludan dengan jumlah 38 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data berupa observasi di kelas IV-B dan wawancara secara langsung yang dilakukan saat jam istirahat berlangsung.. Hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara serta tes yang dijalani oleh siswa menunjukkan adanya kesalahan konsep dan kesalahan prosedural materi bangun ruang prisma dan bangun ruang limas. Dari 38 siswa, terdapat 11 siswa yang telah mamahami secara keseluruhan bangun ruang prisma sedangkan 27 siswa belum memahami. Kemudian dalam bangun ruang limas, 16 siswa yang telah memahami secara keseluruhan bangun ruang limas sedangkan 22 siswa belum memahaminya. Kata Kunci: kendala, konsep bangun ruang, analisis kesalahan
1
Fauziah, Analisis Kesalahan
pentingnya pembentukan konsep bangun PENDAHULUAN Matematika merupakan pembelajaran yang memberikan pemahaman logika berpikir yang pasti. Menurut Amir (2015), matematika di setiap jenjang pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang pendidikan tinggi dapat dijadikan sebagai
sarana
untuk
menumbuhkembangkan
kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif yang disesuaikan dengan perkembangan psikologi masing-masing
Pembelajaran
mengenai
bangun
ruang pada jenjang Sekolah Dasar kelas IV merupakan lanjutan dari pembelajaran bangun
datar
pada
kelas
sebelumnya. Tidak berhenti pada kelas IV saja, pembelajaran mengenai bangun ruang akan terdapat juga pada kelas berikutnya yang tentunya dengan materi yang lebih mendalam. Untuk itulah siswa diharuskan memahami terlebih dahulu konsep bangun ruang sederhana di kelas IV agar nantinya dapat melanjutkan ke tahap pengetahuan selanjutnya. Namun, yang terjadi, tidak semua siswa dapat memahami
sederhana
memahami
materi
agar yang
siswa lebih
lebih luas
nantinya. Pembentukan konsep berkaitan dengan abstraksi yang menurut Skemp, abstraksi merupakan memahami aturanaturan matematika melalui pengalaman yang
dialaminya
kemudian
berlanjut
dengan mengenal aturan-aturan tersebut pada pengalaman selanjutnya. Terdapat dua konsep dalam hal ini, yakni konsep primer dan konsep sekunder. Konsep primer berhubungan dengan pengalaman
siswa.
mengenai
ruang
konsep
bangun
ruang
sederhana dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang dijelaskan atau sesuai dengan konsep yang ada. Untuk itulah
sensoris siswa sekolah dasar, semisal konsep bangun ruang seperti persegi, persegi panjang, kerucut, ataupun bola.. Sedangkan konsep sekunder dihubungkan dengan konsep lainnya, misal, bangun ruang
persegi
panjang
berhubungan
dengan objek-objek fisik seperti kulkas atau pintu. Kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun ruang sederhana dapat dianalisis kesalahannya. Kesalahan ini dapat dilihat melalui soal yang dikerjakan oleh siswa terkait dengan materi bangun ruang sederhana. Pengerjaan soal yang dilakukan oleh siswa, tentunya dapat menunjukkan
tingkat
kemampuan
kognitif siswa. Pastilah tidak semua siswa menjawab
soal yang diujikan dengan
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
baik dan benar, tentu ada beberapa siswa
jawaban masing-masing siswa secara
yang
keseluruhan.
salah
dalam
menjawab
soal.
Kesalahan ini memiliki dua faktor utama,
Data
penelitian
ini
didapatkan
yakni faktor dari luar seperti lingkungan
melalui: (1) Tes tulis, yang diisi oleh
dan instrumental dan faktor dari dalam
siswa kelas IV-B SDN Kludan dengan
seperti fisiologi dan psikologi siswa.
soal-soal yang lebih ditekankan pada
Terdapat dua bentuk kesalahan siswa menurut Kostolan (2007)
(1)
(2) Wawancara, kepada siswa kelas IV-B
Kesalahan konseptual, kesalahan yang
yang disini sebagai subjek penelitian.
dilakukan oleh siswa dalam mengartikan
Wawancara dilakukan saat jam istirahat
istilah, konsep, maupun prinsip dalam
berlangsung setelah siswa melakukan tes
penyelesaian soal-soal matematika. (2)
tulis.
Kesalahan prosedural, kesalahan dalam
didapatkan,
penyusunan
tersebut.
sistematis
yakni
bangun ruang sederhana prisma dan limas.
langkah-langkah yang
teratur
yang
Berdasarkan data yang telah kemudian
dianalisis
data
untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menyelesaikan suatu masalah.
Penelitian yang dilakukan di kelas Metode Penelitian
IV-B SDN Kludan yang berfokus pada
Jenis penelitian ini adalah penelitian
materi bangun ruang sederhana. Hasil
deskriptif dengan pendekatan kualitatif
penelitian dapat dilihat pada tabel 1
untuk menganalisis kesalahan peserta
dibawah ini:
didik dalam memahami materi sifat-sifat
Tabel 1 Hasil Penilaian Soal
bangun ruang sederhana. Subjek
penelitian
No.
yang
diambil
1.
adalah seluruh siswa kelas IV-B yang berjumlah kecamatan Sidoarjo.
38
siswa
SDN
Tanggulangin Tujuannya
Kludan
2.
kabupaten 3.
dengan
menggunakan seluruh siswa adalah untuk
4.
mendapatkan data yang valid dengan
3
Indikator
Jumlah Siswa
Siswa benar dalam menjawab soal bangun ruang prisma Siswa benar dalam menjawab soal bangun ruang limas Siswa salah atau tidak menjawab soal bangun ruang prisma Siswa salah atau tidak menjawab soal bangun ruang limas
11 siswa
16 siswa
27 siswa
22 siswa
Fauziah, Analisis Kesalahan
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa
bangun ruang limas, serta ada 3 siswa
terdapat 11 siswa yang telah mamahami
yang juga tidak menjawab soal yang
secara keseluruhan bangun ruang prisma
berkaitan dengan bangun ruang prisma,
sedangkan 27 siswa belum memahami.
namun keempat siswa ini mengerjakan
Terdapat
16
siswa
yang
telah
soal
lainnya.
(2)
kendala
proses
memahami secara keseluruhan bangun
penyelesaian soal, siswa kurang teliti
ruang limas sedangkan 22 siswa belum
dalam mengerjakan soal, hal ini terlihat
memahaminya.
dari soal yang dikerjakan siswa terkait
Kesalahan konseptual yang dilakukan oleh
siswa
adalah
memahami prisma
wawancara dengan
kesalahan
dalam
prisma dan limas, siswa seringkali salah
sifat-sifat
bangun
ruang
dalam
bangun
ruang
limas.
menggambar bangun ruang limas, siswa
saat
tidak begitu memahami bentuk alas limas.
penulis
Berdasarkan kesalahan konseptual
Penulis
dan kesalahan prosedural yang telah
ruang
diketahui diatas, kesalahan utama yang
dan
Kesalahan
sisi, dalam menyebutkan jumlah sisi dari
ini
diperjelas
yang
pada
dilakukan
siswa
kelas
IV-B.
memperlihatkan
dua
bangun
menjawabnya.
kendala
sederhana, yakni bangun ruang prisma
menjawadi
serta bangun ruang limas. Kemudian
memahami konsep dari bangun ruang
penulis
pertanyaan-
limas dan bangun ruang prisma ialah
pertanyaan kepada siswa kelas IV-B, dari
mengenai sisi dan rusuk yang dilihat dari
jawaban siswa, mereka kurang memahami
jawaban soal yang dikerjakan siswa
jumlah sisi dan jumlah rusuk prisma
maupun
maupun limas. Padahal sisi dan rusuk
wawancara berlangsung.
merupakan
memberikan
konsep
penting
penyebab
(3)
jawaban
siswa
siswa
kurang
pada
saat
dalam
geometri yang harus dipahami oleh siswa.
SIMPULAN
Kesalahan prosedural siswa terlihat
Pembelajaran tidak selalu sesuai
dari (1) kesalahan siswa karena tidak
dengan rencana yang telah dirancang,
melanjutkan proses penyelesaian soal,
seringkali dalam pembelajaran terdapat
tidak semua siswa menjawab soal yang
kendala
diberikan, ada 4 siswa yang tidak
keberhasilan
menjawab soal yang berkaitan dengan
memahami
yang
tentunya peserta
materi
menghambat didik
yang
dalam
dipelajari.
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Berdasarkan
observasi
yang
penulis
sederhana
melalui
lakukan, pembelajaran matematika di
setidaknya
siswa
kelas IV-B memiliki kendala berupa
langsung dimana letak sisi bangun ruang
kurangpahamnya
dalam
sederhana. Namun, siswa perlu untuk
menyebutkan jumlah sisi maupun rusuk,
mengulang kembali apa yang dijelaskan
menunjukkan letak sisi maupun rusuk
dengan menggambar serta menyebutkan
bangun ruang prisma dan bangun ruang
letak dan menyebutkan jumlah sisi di
limas.
bukunya masing-masing, ini juga untuk
siswa
benda
konkret
memahami
secara
Sesuai dengan yang dikemukakan
mengetahui sejauh mana siswa menyerap
oleh Skemp, bahwa terdapat dua konsep
pemahaman konsep primer dan konsep
yakni
sekunder yang diberikan.
konsep
primer
dan
konsep
sekunder. Keduanya memang haruslah saling
berkaitan.
Dimana,
Karena kesulitan siswa menyebutkan
konsep
jumlah rusuk maupun menunjukkan letak
sekunder mendukung konsep primer yang
rusuk berkaitan dengan imajinasi siswa,
telah dipahami oleh siswa dalam materi
jika
bangun ruang sederhana. Sehingga, dalam
seringkali memahami dengan mudah,
pembelajaran bangun ruang sederhana,
namun setelah dialihkan ke soal-soal yang
setelah konsep primer diberikan pada
terdapat
siswa dengan melalui pengenalan sifat-
mengimajinasikan dimana rusuk dari
sifat bangun ruang sederhana, yang
bangun ruang sederhana prisma dan
kemudian berlanjut dengan pemantapan
bangun ruang sederhana limas.
terdapat
benda
dibuku,
konkret,
siswa
siswa
kebingungan
konsep sekunder dengan memberikan DAFTAR PUSTAKA
gambaran konkret bentuk dari bangun
Amir, M. F. (2015). Analisis Kesalahan
ruang sederhana tersebut. Bangun
ruang
sederhana
Mahasiswa
limas
Muhammadiyah
misalnya, siswa dikenalkan bangun ruang limas
dengan
sifat-sifatnya
Dengan
Sidoarjo
dalam
Linier. Jurnal Edukasi, 1(2). Johnson, Trevor. Swadidik Matematika.
misalnya piramida yang terbuat dari karton.
Universitas
Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan
yang
dikombinasikan dengan benda konkret
kertas
PGSD
Bandung: Pakar Karya.
menunjukkan
langsung dimana sisi bangun ruang
5
Fauziah, Analisis Kesalahan
Kastolan. 2007. Kompetensi Matematika. Jakarta: Yudhistira. Marini, Arita. Geometrid an Pengukuran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Runtukahu,
Tombokan.
2016.
Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.