PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IV Semester Genap di SDN Jrahi 01 Tahun Ajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : MUFATIKHAH ROUDOTUL HIKMAH A410100030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
T'NTYERSITAS
M
SI}RAKARTA
FAKWTAS KEGT'RUAI{ DAIT ILMU PE}{DIDIKAF{ JL A. yeni Tronml Pos I Pabclan, KrrtrsureTelp(l|27ll1l74l1Ftx-
715fit $urrker1857lU2
Surat Persetuiuan Artikel Publikasi [lmiah
yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir
Nama NIP
:
Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom
:
196fi7221985031003
:
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah yang merupakan ringkasan skripsiltugas akhir dari mahasiswa:
Nama NIM
: Mufatikhah Roudotul Hikmah : A 410 100 030
Program Studi
:
Judul Skripsi
:
Pendidikan Matematika Peningkatan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Yan Hiele
(PTK Pembelajaran Matematika Siswa kelas
IV Semester
Genap di
SDN Jrahi 01 Tahun Ajaran 2013/2014) Naskah artikel tersebu! layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat di pergunakan seperlunya. Surakarta I 1 November 2Al4 Pembimbing
Prof. Dr. Budi Murtivasa.l\{.Kom
t[rP. 19610722198s031003
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IV Semester Genap di SDN Jrahi 01 Tahun Ajaran 2013/2014) Oleh : Mufatikhah Roudotul Hikmah1 dan Budi Murtiyasa2 1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika,
[email protected] 2
Staff Pengajar UMS,
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Van Hiele. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sumber data guru dan siswa. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dan metode tes. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data dengan triangulasi penyidik. Hasil penelitian, penerapan model pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa. Hal ini dapat dilihat dari indikator aktivitas matematika (a) antusisme siswa dalam mengikuti pembelajaran, kondisi awal 37,50% siklus I 68,75 siklus II 75% (b) siswa mampu berinteraksi dengan guru, kondisi awal 18,75% siklus I 56,25% siklus II 68,75% (c) aktivitas belajar kelompok, kondisi awal 43,75% siklus I 68,75% siklus II 87,50% (d) ketrampilan menggunakan alat peraga, kondisi awal 25,00% siklus I 50% siklus II 81,25% (e) partisipasi siswa menyimpulkan materi, kondisi awal 37,50% siklus I 56,25% siklus II 68,75%. Sedangkan indikator pemahaman konsep matematika yaitu (a) siswa mampu mengkontruksikan permasalahan bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari, kondisi awal 37,50% siklus I 50,00% siklus II 75,00% (b) siswa dapat menerapkan konsep pada permasalahan yang tepat, kondisi awal 31,25% siklus I 62,50% siklus II 75,00% dan (c) siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai konsep yang benar, kondisi awal 31,25% siklus I 68,75% siklus II 81,25%.
Kata Kunci: aktivitas, pemahaman konsep, Van Hiele
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan
mutu pendidikan salah satunya melalui penyempurnaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar disekolah meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut penyajian materi pelajaran dan penggunaan model pembelajaran yang tepat agar siswa memperoleh pemahaman konsep dengan baik. Pemahaman konsep merupakan satu hal yang penting dalam matematika. Salah satu karekteristik matematika yaitu mempunyai obyek yang bersifat abstrak yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami sebuah konsep. Siswa akan lebih mudah menyelesaikan soal matematika apabila terlebih dahulu mereka dapat memahami konsepnya. Selain itu pemahaman konsep yang baik dan benar akan membuat siswa lebih mudah mengingat sebuah materi yang diajarkan oleh guru tanpa harus menghafal rumus. Rendahnya pemahaman konsep disebabkan karena aktivitas dalam pembelajaran matematika masih rendah. Dalam proses pembelajaran selama ini pada umumnya guru hanya menyampaikan saja tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali pemahamannya sendiri terhadap materi yang dipelajari (transfer knowledge). Hal tersebut mengakibatkan siswa jenuh dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu siswa juga menjadi malas untuk belajar dan cenderung diam, pasif dan tidak berani mengeluarkan ide-ide pada saat pelajaran berlangsung. Aktivitas di dalam kelas sebenarnya tidak hanya bersumber dari siswa, tetapi juga melibatkan aktivitas dari guru. Kurang aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat pelajaran berlangsung juga berpengaruh terhadap rendahnya aktivitas siswa. Pentingnya aktivitas dan pemahaman konsep siswa dapat dikembangkan dengan model pembelajaran Van Hiele. Penggunaan model pembelajaran Van Hiele diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa, sehingga siswa akan mendapatkan pembelajaran yang bermakna. Kenyataan di Lapangan, khususnya pada siswa kelas IV SDN Jrahi 01, bahwa aktivitas dan pemahaman konsep siswa masih tergolong tendah. Hal ini terbukti pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII B, dimana dari 32 siswa yang antusias dalam pembelajaran matematika hanya 6 siswa (37,50%), siswa yang mau berinteraksi dengan guru ketika pembelajaran
berlangsung hanya 3 siswa (18,75%), aktivitas belajar dalam kelompok dan ketrampilan siswa menggunakan alat peraga hanya 7 siswa (43,75%), partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi hanya 4 siswa (25,00%), siswa yang mampu mengidentifikasi dan memberikan contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari – hari hanya 6 siswa (37,50%), siswa yang mampu menerapkan konsep pada permasalahan yang tepat hanya 5 siswa 31,25%, dan siswa yang dapat menjawab pertanyaan dan menyelesaikan perhitungan berdasarkan konsep hanya 5 siswa (31,25%). Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas dan pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa masih rendah dengan ditunjukkan pencapaian yang kurang dari 50%. Dari beberapa hasil observasi keadaan dari siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan pentingnya aktivitas belajar dan pemahaman konsep matematika siswa maka peneliti tergugah untuk melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01 dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele.
METODE PENELITIAN Penelitian dialakukan mulai dari perencanaan sejak bulan Maret 2014 sampai Juni 2014. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01 yang beralamatkan di desa Jrahi kecamatan Gunungwungkal kabupaten Pati. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah model pembelajaran Van Hiele. Prosedur penelitian dilakukan dengan langkah: a) melakukan dialog awal dengan guru matematika SD Negeri Jrahi 01. Dialog awal dilakukan antara peneliti dengan guru matematika pada awal pertemuan, b) merencanakan hasil dialog awal yang telah dilakukan dengan fokus melakukan perencanan tindakan kelas yang akan dilaksanakan, c) pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah didiskusikan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana, d) melakukan observasi, observasi dilakukan oleh guru matematika,
dengan obyek pengamatan adalah peneliti sebagai guru yang mengajar dalam tindakan, e) melakukan refleksi, refleksi adalah aktivitas melihat kembali berbagai kekurangan peneliti yang juga sebagai guru selama tindakan dengan cara berdiskusi, f) melakukan evaluasi, yaitu melakukan penilaian terhadap tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Penelitian tindakan dilaksanakan peneliti pada tanggal 26 Mei 2014 sampai 4 Juni 2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01 dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dan metode tes. a) metode observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung proses pembelajaran matematika dikelas, diskusi dengan guru matematika dan pengamatan langsung kondisi kelas maupun sekolah, b) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang harus diteliti, c) catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk merangkum perubahanperubahan dalam proses pembelajaran yang tidak terdapat dalam pedoman observasi, d) Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekolah, nama siswa, dan foto tindakan penelitian, e) Metode tes digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum penelitian, selama penelitian dan setelah penelitian berlangsung. Model pembelajaran Van Hiele diterapkan pada siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01 pada pembelajaran Bangun Ruang. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan metode alur. Proses alur yang dilalui dalam analisis data melputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis dari fokus penelitian ini ditunjukan pada siswa dari segi aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa, dengan indikator aktivitas siswa : 1) Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran bangun ruang, 2) Interaksi siswa dengan guru, 3) Aktivitas belajar siswa dalam diskusi kelompok, 4) Ketrampilan siswa menggunakan alat peraga, 5) Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi. Sedangkan indikator dari pemahaman konsep siswa
adalah: 1) Siswa mampu mengidentifikasi dan memberikan contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari, 2) siswa dapat menerapkan konsep-konsep bangun ruang pada permasalahan yang tepat, 3) siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru dan menyelesaikan persoalan bangun ruang dengan menggunakan konsep yang sudah didapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti menggunakan model pembelajaran Van Hiele dalam dua siklus. Pada siklus I aktivitas dan pemahaman konsep siswa sudah terdapat peningkatan, tetapi melum mencapai hasil yang diharapkan. Sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Van HIele dengan standar kompetensi memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar. Pada tindakan siklus I, peneliti mengajak siswa untuk melakukan pengamatan terhadap alat peraga sederhana yang diberikan dalam diskusi kelompok. Pengamatan alat peraga tersebut terdiri dari menyebutkan nama bangun ruang serta mengidentifikasi unsur – unsur bangun ruang yang diberikan yaitu bangun kubus, balok dan limas segiempat, kemudian hasil pengamatan tersebut dituliskan siswa dalam lembar kegiatan yang telah disediakan oleh guru matematika. Setelah diskusi kelompok selesai, salah satu siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka didepan kelas untuk ditanggapi oleh kelompok lain. Pada putaran II, peneliti mengajak siswa untuk melakukan pengamatan terhadap bangun ruang limas segitiga, kerucut dan tabung. Pengamatan meliputi menyebutkan nama bangun serta mengidentifikasi unsur unsur bangun ruang limas segitiga, kerucut dan tabung. Hasil pengamatan dituliskan pada lembar kegiatan yang telah disediakan dan kemudian dipresentasikan ke depan kelas. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele, kegiatan yang dilakukan adalah guru membentuk kelas menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari. Setelah itu siswa diberikan alat peraga sederhana untuk
diamati siswa dalam kelompok beserta lembar kegiatan untuk menuliskan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. Alat peraga yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Alat Peraga Bangun Kubus
Gambar 2 Alat Peraga Bangun Balok
Gambar 3 Alat Peraga Bangun Limas Segiempat
Gambar 4 Alat Peraga Bangun Limas Segitiga
Gambar 5 Alat Peraga Bangun Kerucut
Gambar 6 Alat Peraga Bangun Tabung
Pada tahap diskusi ini, guru berkeliling membimbing dan mengarahkan siswa yang belum mengerti. Kegiatan diskusi berlangsung selama 30 menit, dilanjutkan dengan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas untuk ditanggapi oleh kelompok lain. Guru memeberikan penguatan berdasarkan jawaban siswa. Diakhir pelajaran, guru memberikan post test untuk dikerjakan siswa secara individu guna mengukur pemahaman konsep siswa. Penerapan model pembelajaran Van hiele membuat siswa terlihat mudah memahami materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman konsep matematika pada penelitian ini dari sebelum tindakan sampai akhir tindakan kelas siklus II. Antusiasme siswa diamati pada saat guru memulai proses pembelajaran dengan memberikan alat peraga pada masing-masing kelompok, dan ketika siswa melakukan diskusi kelompok. Interaksi siswa dengan guru diamati ketika siswa bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru matematika selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok dan ketrampilan siswa menggunakan alat peraga diamati peneliti ketika siswa melakukan diskusi kelompok selama proses pembelajaran dimulai dari melakukan pengamatan terhadap alat peraga sampai menuliskan hasil pengamatan pada lembar kegiatan yang telah disediakan. Sedangkan ketrampilan siswa dalam menyimpulkan materi diamati pada saat siswa bersama dengan guru matematika melakukan review pada materi yang telah dipelajari. Gambar 7 berikut merupakan gambar dimana siswa antusias dan secara aktif terlibat dalam proses diskusi kelompok. Gambar tersebut menunjukkan siswa sedang melakukan pengukuran terhadap bangun ruang kubus.
Gambar 7 Siswa sedang melakukan pengukuran alat peraga pada siklus I Sedangkan gambar 8 adalah gambar aktifitas siswa ketika menggambarkan bangun ruang pada kertas warna yang diberikan oleh guru. Dalam gambar tersebut nampak siswa sangat antusias saat menggambar bangun ruang.
Gambar 8 siswa sedang belajar menggambar bangun ruang pada siklus II Penerapan model pembelajaran Van Hiele terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian indikator yang telah mencapi target yang ditentukan. Hasil penelitian ini dilihat pada gambar 9 berikut ini.
100.00%
Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran bangun ruang
90.00% 80.00% 70.00%
Interaksi antara siswa dengan guru dalam kegiatan pembelajaran bangun ruang
60.00% 50.00% 40.00%
Aktivitas belajar siswa dalam siskusi kelompok
30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Sebelum Tindakan
Putaran I
Putaran II
Ketrampilan siswa dalam menggunakan alat peraga bangun ruang Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi bangun ruang
Gambar 9 Grafik Peningkatan aktivitas siswa Gambar 9 menunjukkan perubahan tindak belajar siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01 yang berkaitan dengan aktivitas belajar dalam pembelajaran matematika dari sebelum diberikan tindakan kelas hingga dilakukan tindakan kelas siklus II. Dari grafik tersebut dapat dikemukakan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele. Indikator antusisme siswa dalam mengikuti pembelajaran bangun ruang dari kondisi awal 37,50% siklus I 68,75 siklus II 75%, indikator siswa mampu berinteraksi dengan guru dari kondisi awal 18,75% siklus I 56,25% siklus II 68,75%, indikator aktivitas belajar kelompok dari kondisi awal 43,75% siklus I 68,75% siklus II 87,50%, indikator ketrampilan menggunakan alat peraga dari kondisi awal 25,00% siklus I 50% siklus II 81,25%, indikator partisipasi siswa menyimpulkan materi dari kondisi awal 37,50% siklus I 56,25% siklus II 68,75%. Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu tentang aktivitas belajar siswa salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ermi Andayani, dkk (2012). Penelitian tersebut digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI). Abdul Halim Abdullah dan
Effandi Zakariya (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Van Hiele membantu siswa memaksimalkan pemahaman yang mereka terima berdasarkan aktivitas yang mereka lakukan selama pembelajaran di dalam kelas. Noraini Idris (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pembelajaran Van Hiele dengan menggunakan sketsa geometri dapat menambah tingkat berpikir siswa karena dalam pembelajarannya aktivitas yang dilakukan siswa juga meningkat. Penerapan model pembelajaran Van Hiele terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian indikator yang telah sesuai harapan. Gambar 10 berikut ini adalah gambar dimana siswa sudah benar ketika menjawab persoalan yang diberikan oleh guru pada siklus I. Dalam gambar tersebut siswa sudah mampu mengidentifikasi unsur-unsur bangun ruang dengan baik dan benar.
Gambar 10 Jawaban siswa yang mampu menjawab dengan benar pada siklus I Sedangkan gambar 11 berikut ini adalah merupakan gambar hasil diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa ketika mengamati dan menggambarkan bangun ruang yang mereka tuliskan dalam lembar kegiatan.
Gambar 11 hasil jawaban diskusi siswa pada siklus II Hasil penelitian mengenai pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01 dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan putaran II dapat dilihat dalam gambar 12 berikut. 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Siswa mampu mengidentifikasi dan memberikan contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari‐hari Siswa dapat menerapkan konsep‐konsep bangun runag pada permasalahan yang tepat
Sebelum Putaran I Putaran Tindakan II
Siswa dapat menjawab pertanyaan guru dan menyelesaikan persoalan bangun ruang dengan menggunakan konsep yang sudah di dapat
Gambar 12 Grafik Pemahaman Konsep Siswa Gambar 12 menunjukkan perubahan tindak belajar siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01 yang berkaitan dengan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika dari sebelum diberikan tindakan kelas hingga dilakukan tindakan
kelas siklus II. Dari grafik tersebut dapat dikemukakan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele. Indikator siswa mampu mengidentifikasi dan memberikan contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari dari kondisi awal 37,50% siklus I 50,00% siklus II 75,00%, indikator siswa dapat menerapkan konsep pada permasalahan yang tepat dari kondisi awal 31,25% siklus I 62,50% siklus II 75,00%, indikator siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai konsep yang benar dari kondisi awal 31,25% siklus I 68,75% siklus II 81,25%. Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu tentang pemahaman konsep siswa, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Poh Geik Tieng dan Leon Kwan Eu (2013) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika
dengan
menggunakan
sketsa
geometri
dapat
meningkatkan
kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa sekolah dasar. J.K Alex dan K.J Mammen (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran Van Hiele dapat membantu guru mengetahui tahap berpikir siswa serta membantu siswa untuk lebih memahami konsep geometri. Mohd Salleh Abu dan Zaid Zainal Abidin (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Van
Hiele
dengan
menggunakan
video
pembelajaran
geometri
dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam geometri dan juga dapat meningkatkan level berpikir siswa dalam geometri. Berdasarkan uraian dan data di atas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan pemahaman konsep siswa selama mengikuti pembelajaran didalam kelas pada siswa kelas IV SD Negeri Jrahi 01. Hal ini mendukung diterimanya hipotesis bahwa kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa .
KESIMPULAN Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Van Hiele dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Indikator antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran bangun ruang mengalami peningkatan. Sebelum tindakan
terdapat 6 siswa, siklus I menjadi 11 siswa dan pada siklus II menjadi 12 siswa, 2) indikator Siswa mampu berinteraksi dengan guru dalam kegiatan pembelajaran bangun ruang. Sebelum tindakan terdapat 3 siswa, siklus I menjadi 9 siswa dan siklus II menjadi 11 siswa, 3) Indikator aktivitas belajar siswa dalam diskusi kelompok. Sebelum tindakan 7 siswa, siklus I menjadi 11 anak dan siklus II menjadi 14 siswa, 4) Indikator ketrampilan siswa menggunakan alat peraga. Sebelum tindakan terdapat 4 anak, siklus I menjadi 8 anak, dan siklus II menjadi 13 anak, 5) Indikator partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi. Sebelum tindakan terdapat 6 siswa, siklus I menjadi 9 siswa dan siklus II menjadi 11 siswa, 6) Indikator siswa mampu mengidentifikasi dan memberikan cotoh bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum tindakan terdapat 6 siswa, siklus I menjadi 8 siswa, dan siklus II menjadi 12 siswa, 7) indikator siswa dapat menerapkan konsep bangun ruang pada permasalahan yang tepat. Sebelum tindakan terdapat 5 siswa, siswa I menjadi 10 siswa dan siklus II menjadi 12 siswa, 8) Indikator siswa dapat menjawab pertanyaan guru dan menyelesaikan persoalan bangun ruang dengan menggunakan konsep yang sudah didapat. Sebelum tindakan terdapat 5 siswa, siklus I menjadi 11 siswa, dan siklus II menjadi 13 siswa.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abdul Halim dan Effandi Zakaria. 2013. “The Effects of Van Hiele’s Phases of Learning Geometry on Students’ Degree of Acquisition of Van Hiele Levels”/ Procedia-Social and Behavioral Sciences 102 (2013).pp 251-266 Alex, J.K and K.J Mammen. 2012. “A Survey of South African Grade 10 Learner’s geometric Thinking Levels in Terms of the Van Hiele Theory”. Directorate of Post Graduate Studies, Walter Sisulu University, Nelson Mandela Drive. South Africa. Anthropologist, 14(2): 123-129 (2012) Andayani, Ermi, dkk. 2012. “Penerapan Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII SMP Ardjuna Malang. Malang: Universitas Negeri Malang
Idris, Noraini. 2009. “The Impact of Using Geometers’ Sketchpad on Malaysian Students’ Achievement and Van Hiele Geometric Thinking” Journal of Mathematics Education. Vol.2. No.2. pp.94-107 Saleh, Abu Mohd and Zaid Zainal Abidin. 2013. “Improving the Levels of Geometric Thinking of Secondary School Students using Geometry Learning Video Based on Van Hiele Theory”. International Journal of Evaluational Reseach in Education. Vol. 2 No.1 March 2013. Pp 16-22. ISSN: 2252-8822 Tieng, Poh Geik dan Leon Kwan Eu. 2013. “ Improving Students’ Van Hiele Level of geometric Thinking Using Geometer’s Sketchpad” The Malaysian online Journal of Educational Technology. Vol.2, Issue 3