PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN KONSEP GERAK TUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
Rosmawati SMPN 1 Makassar Jalan Baji Areng Nomor 17 Makassar Email:
[email protected]
Abstract: Improved Learning Process of Plants Motion Concepts Through Direct Learning Model. This study aims to improve the learning process Biology class VIII SMP Negeri 1 Makassar through direct learning model on the concept of motion in plants. The study was designed with classroom action research. Subjects of this study consisted of 43 people. The data collection technique uses observation sheets and multiple choice tests given at the end of each cycle. Based on the analysis of qualitative data is concluded that there are some changes; (1) students showed enthusiasm to follow the lesson; (2) interest and motivation to learn biology students has increased; (3) the courage of expression, answering questions, responses, ask rise; (4) more optimistic / confidence in their abilities. Quantitatively, there is an increased score completeness of student learning outcomes very low category with a score of 44, 12% on the implementation of the first cycle into high category with a score of 70, 59% after the implementation of the second cycle. Abstrak: Peningkatan Proses Pembelajaran Konsep Gerak Tumbuhan Melalui Model Pembelajaran Langsung. Penelitian ini bertujuan meningkatkan proses pembelajaran Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar melalui model pembelajaran langsung pada konsep gerak tumbuhan. Penelitian didesain melalui penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini terdiri atas 43 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes dalam bentuk pilihan ganda yang diberikan pada setiap akhir siklus. Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa secara kualitatif terjadi beberapa perubahan; (1) siswa menunjukkan sikap antusias untuk mengikuti pelajaran; (2) minat dan motivasi belajar biologi siswa mengalami peningkatan; (3) keberanian menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, tanggapan, bertanya meningkat; (4) semakin optimis/percaya diri terhadap kemampuan yang mereka miliki. Secara kuantitatif terdapat peningkatan skor ketuntasan hasil belajar siswa kategori sangat rendah dengan skor 44, 12% pada pelaksanaan Siklus I menjadi kategori tinggi dengan skor 70, 59% setelah pelaksanaan Siklus II. Kata kunci: pembelajaran langsung, metode pembelajaran, biologi
Proses belajar mengajar merupakan inti dalam kegiatan pendidikan karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan selain pengenbangan kurikulum, yang tidak kalah pentingnya yaitu perbaikan proses belajar mengajar. Suatu proses belajar mengajar akan dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan apabila kualitas pembelajaran maksimal. Kualitas belajar dapat dilihat dari tinggi rendahnya persentase siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat maksimal apabila proses belajar mengajar direncanakan dengan
baik. Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran adalah memilih model dan metode mengajar untuk dapat meningkatkan perkembanagan potensi peserta didik. Metode dan model pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru untuk mengajarkan suatu konsep atau tema harus sesuai dengan kondisi riil disekolah. Penggunaan metode mengajar yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar lebih terpusat pada peserta didik, serta lebih menekankan 124
Rosmawati, Peningkatan Proses Pembelajaran ... 125
pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode mengajar yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model pengajaran adalah pembelajaran langsung, yaitu suatu model belajar yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik. Selain itu dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung dengan penerapan metode mengajar bervariasi yaitu metode eksplositori, pemberian tugas (resitasi), dan metode tanya jawab. Model pembelajaran ini divariasikan untuk dapat lebih meningkatkan perkembanagan potensi peserta didik, dimana siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar Biologi tidak terlepas dari kesiapan peserta didik dan kesiapan pengajar (guru) serta ketersediaan fasilitas atau sarana pendukung. Peserta didik dituntut mempunyai minat terhadap pelajaran Biologi. Demikian juga pengajar (guru) dituntut menguasai materi yang akan diajarkan serta mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran dengan metode mengajar yang efektif, sehingga akan tercipta interaksi eduktif yang kondusif menuju ke arah peningkatan hasil belajar Biologi. Mencermati proses belajar mengajar dengan model pembelajaran langsung dengan penerapan metode mengajar bervariasi dapat memberikan peluang besar kepada setiap peserta didik untuk lebih aktif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar yang akan diperolehnya setelah mengikuti proses pembelajaran. Kurang memuaskannya hasil belajar Biologi siswa di SMP Negeri 1 Makassar adalah karena rendahnya kualitas pembelajaran yang ditandai dengan semangat belajar yang sangat rendah, kurangnya sarana dan prasarana terutama buku-buku penunjang yang tersedia, media pembelajaran yang kurang menarik, strategi pembelajaran maupun pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mengatasi kekurangan. Motivasi belajar siswa yang rendah akan menyebabkan turunnya kualitas pembelajaran
dan akhirnya akan berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Dengan demikian penyebab rendahnya hasil belajar biologi siswa yang hanya mencapai nilai rata-rata kelas pada setiap semester masih rendah yaitu antara 73–76 dengan kriteria ketuntasana minimal (KKM 75) adalah salah satu karena dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Kenyataan yang ada bahwa metode pembelajaran yang sering dilakukan mempunyai kecenderungan guru yang aktif, sedangkan siswa cenderung pasif. Akibatnya, pemikiran anak kurang berkembang serta motivasi siswa dalam belajar menjadi kurang sehingga peningkatan hasil belajar sulit dicapai. Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini ternyata masih memiliki kekurangan di berbagai aspek antara lain; guru kadang-kadang lebih bersikap pasif dalam memotivasi siswa untuk berkreasi dan cenderung menyebabkan siswa hanya menunggu penyelesaian masalah dari gurunya dan akhirnya siswa merasa biologi sebagai ilmu yang membosankan. Salah satu materi pelajaran Biologi kelas VIII yang sebenarnya gampang tetapi siswa masih sulit untuk memahami dan mengenal konsep pelajaran secara tuntas adalah gerak pada Tumbuhan. Model pengajaran langsung memiliki landasan, yaitu landasan teoritik tentang analisis sistem dan teori pemodelan tingkah laku, dan landasan empiris tentang hasil penelitian terhadap keefektifan guru. Teori belajar yang paling banyak sumbangannya pada model pangajaran langsung adalah belajar melalui observasi atau yang disebut teori pemodelan tingkah laku. Menurut Bandura, (Kardi dan Nur, 2000) bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Tiga tahap proses pada teori pemodelan tingkah laku, yakni perhatian, retensi, dan produksi. Perhatian dilakukan dengan berbagai cara oleh guru dengan maksud untuk menarik perhatian siswa. Retensi dimaksudkan untuk memudahkan penyerapan siswa atas apa yang ditanyajawabkan atau dipresentasikan guru. Pemberian kemudahan ini dilakukan guru dengan cara mengaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa atau meminta siswa mengulang keterampilan baru itu secara fisik maupun secara mental. Produksi memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan baru dan
126
Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 19, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 124—128
memberikan umpan balik sesegera mungkin, positif, dan korektif. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam merencanakan program pembelajaran yang bercirikan pengajaran langsung adalah merumuskan tujuan, memilih isi dengan memperhatikan prinsip ekonomi dan power, melakukan analisis tugas, serta merencanakan waktu. Dalam buku “Teaching and Learning Mathematics”, menurut beberapa penelitian dan keyakinan ahli teori belajar-mengajar cara ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efesien apabila metode mengajar ini ditepatgunakan (Broun, 1978). Namun demikian, dibandingkan dengan metode diskusi, metode ceramah (ekspositori) ini memiliki kelemahan, yaitu metode diskusi lebih baik dalam hal menumbuhkan sifat positif terhadap materi yang diajarkan. Konsep ini mungkin akan lebih mudah dipahami siswa melalui pendekatan kontekstual dengan wisata lingkungan, sehingga siswa dapat menyaksikan langsung melalui pengalaman/ praktek langsung di lapangan. Akan tetapi karena beberapa factor antara lain waktu dan musim sehingga peserta didik tidak bisa diajak studi lingkungan. Selain itu jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga guru yang hanya satu orang kesulitan dalam memantau dan membimbing peserta didik. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan satu penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII5 SMP Negeri 1 Makassar Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Konsep Gerak Tumbuhan”. Model pembelajaran langsung yang akan diterapkan menggunakan metode bervariasi yaitu ekspositori (penjelasan materi), resitasi (penugasan), tanya jawab dan demonstrasi. METODE Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) menggunakan model pengajaran langsung dengan metode bervariasi, yaitu ekspositori (penjelasan materi), resitasi (penugasan), tanya jawab, dan demonstrasi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dan Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan sasaran perbaikan berdasarkan ha-
sil observasi dan refleksi pada siklus I dan demi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran biologi. Setiap siklus meliputi 4 kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar. Subjek penelitian berjumlah 43 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes dalam bentuk pilihan ganda yang diberikan pada setiap akhir siklus. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis aktivitas dan distribusi hasil belajar biologi siswa kelas VIII pada konsep Gerak pada Tumbuhan dengan menerapkan model pembelajaran langsung diuraikan sebagai berikut. Dari hasil analisis aktivitas ditemukan bahwa siswa yang menjawab dan bertanya, memberikan tanggapan atau komentar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dari pertemuan pertama 11,63%, pertemuan kedua sebanyak 18,60 %. Siswa yang bertanya tentang materi pelajarani pada saat mengerjakan LKS dari pertemuan pertama 06, 98%, sedangkan pertemuan kedua sebanyak 13,95%. Siswa yang tidak memperhatikan pelajaran pada pertemuan pertama ada 10 orang ( 23%), sedangkan pada pertemuan kedua 8 orang ( 18,60%). Siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah pada pertemua pertama 53,49% meningkat menjadi 69,77% pada pertemuan kedua. Siswa yang mengerjakan soal latihan yang diberikan pada pertemuan pertama 65,12% meningkat menjadi 81,40% pada pertemuan kedua. Kehadiran siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung pada pertemuan pertama sebanyak 93,02% dan 97,68% pada pertemuan kedua. Dari hasil belajar yang dilakukan pada siklus I diperoleh hasil belajar sebagai berikut. Dari 43 orang siswa, terdapat 27 orang siswa yang tuntas (37,21 %) dan 16 orang siswa yang tidak tuntas (62,79 %). Dari hasil analisis aktivitas siswa pada siklus kedua diperoleh informasi bahwa terjadi peningkatan pada siswa yang bertanya, memberikan tanggapan atau komentar pada saat proses pembelajaran berlangsung dari 23,26% pada pertemuan pertama menjadi 30,23% pada pertemuan kedua. Siswa yang
Rosmawati, Peningkatan Proses Pembelajaran ... 127
bertanya mengenai soal latihan/materi yang belum dimengerti pada saat mengerjakan LKS meningkat dari 16,280% pada pertemuan pertama menjadi 20,93% pada pertemuan kedua. Siswa yang hadir pada saat materi berlangsung sebanyak 97,67% pada pertemuan pertama menjadi 100% pada pertemuan kedua. Siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak relevan dengan proses belajar mengajar semakin berkurang, yaitu 6 orang (13,95%) pada pertemuan pertama menjadi 2 orang (4,65%) pada pertemuan kedua. Dari analisis hasil belajar yang dilakukan pada siklus II terdapat 33 orang siswa yang tuntas (76,74 %) dan 10 orang siswa yang tidak tuntas (23,26 %). Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu 62,79 % menjadi 76,74 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran langsung cukup baik. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, masalah yang dihadapi guru sebelumnya berupa hasil belajar siswa yang masih tergolong sedang dan kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar terpecahkan melalui model pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung memerlukan pelaksanaan yang sangat cermat dari pihak guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru harus menjamin keterlibatan siswa, terutama dalam hal memperhatikan, mendengarkan dan tanya jawab. Dengan adanya tanya jawab dapat memberikan umpan balik bermakna dan pengetahuan tentang hasil latihannya pada siswa, dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan pendek yang membimbing. Model pengajaran langsung adalah model pengajaran yang pendekatannya memfokuskan pada suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2000). Hasil belajar dan aktivitas yang diperoleh melalui pembelajaran langsung tidak lepas dari esensi pelaksanaan rencana pengajaran yang telah disusun oleh guru, dan pengelolaan kelas yang unik, menarik dan mempertahankan perhatian peserta dari awal sampai selesainya proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus I diketahui bahwa model pembelajaran langsung dapat mengaktifkan siswa, wa-
laupun masih kurang. Hal ini terlihat pada hasil analisis aktivitas siswa yang diambil dari hasil observasi dan hasil belajar biologi siswa pada siklus I. Kekurangan-kekurangan pada siklus I, yaitu masih kurangnya siswa yang memahami materi pelajaran, masih banyak yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar, adapun siswa yang memberikan tanggapan dan yang menjawab pertanyaan pada dasarnya adalah siswa yang memang tergolong pintar sehingga siswa yang merasa kurang mampu masih malu untuk mengungkapkan jawabannya. Pada saat mengerjakan LKS sebagian siswa terkesan hanya menunggu jawaban dari teman-temannya, semakin berkurang pada siklus II. Tindakan-tindakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah dengan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi dengan mengingatkan kembali siswa mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya dan menyarankan agar rajin membaca. Untuk siswa yang belum berani mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan atau bertanya tentang materi yang belum dimengerti, guru berusaha membangun rasa percaya diri siswa dengan memberi pujian ataupun penghargaan dan juga memberi motivasi. Guru meyakinkan siswa yang menjawab pertanyaan atau bertanya tentang materi yang sedang dipelajari akan mendapatkan nilai tambah. Pada siklus II ini juga menggunakan media berupa tayangan animasi berbagai gerak yang terjadi pada tumbuhan sehingga lebih menarik perhatian dan lebih menguatkan ingatan peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Hasil penelitian ini menemukan bahwa model pembelajaran langsung merupakan salah satu kegiatan yang efektif untuk siswa kelas VIII dalam mengatasi masalah rendahnya kualitas pembelajaran dan nilai hasil belajar. Model ini memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengalami dan melakukan sendiri pengalaman belajar secara langsung. Para pakar umumnya menyatakan bahwa pada dasarnya model pembelajaran langsung mensyaratkan setiap detail keterampilan atau sisi informasi yang didefenisikan secara seksama. Keterampilan dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu (Kardi dan Nur, 2000). Jadi model pengajaran langsung diran-
128
Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 19, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 124—128
cang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Indiana, 2003). Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Model pembelajaran langsung telah berhasil menarik perhatian berbagai pihak karena model ini tidak hanya mampu diterapkan dan dikembangkan melalui bidang studi bahasa, kesehatan, sains, matematika, akan tetapi juga sukses meningkatkan kemampuan manajemen kepemimpinan di bidang lain. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung dengan metode bervariasi dapat meningkatkam motivasi belajar, kreativitas siswa, dan hasil belajar siswa yang secara keseluruhan berarti meningkatkan kualitas proses pembelajaran biologi siswa.. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikekemukakan diatas, maka guru diharapkan menggunakan metode ini dalam pembelajaran. Pada setiap tugas yang diberikan diharapkan agar guru memberikan umpan balik supaya sis-wa tidak merasa kesulitan dan dapat mengetahui letak kesalahannya dalam mengerjakan soal. Dengan demikian, siswa tidak menyepelekan tugastugas yang diberikan dan dapat termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas berikut dari guru.
DAFTAR PUSTAKA Basrowi, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendikia. Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kardi Soeparman. 2000. Pegajaran Langsung. Surabaya: UNESA. Sriyono, 1991. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Semarang: Penerbit Rineka Cipta.