STRATEGI PENGEMBANGAN PERILAKU ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG Oleh : Dyah Retno Wulandari Pendidikan Luar Biasa Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta email:
[email protected]
Abstrak: Artikel ini membahas tentang pengembangan perilaku adaptif anak tunagrahita melalui model pembelajaran langsung. Karaketristik dan keterbatasan anak tunagrahita terutama yang berhubungan dengan perilaku adaptif menjadi menjadi pertimbangan khusus dalam merancang program pembelajaran. Program yang akan dilakukan disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi anak, yang diperoleh dari hasil asesmen yang telah dilakukan. Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu dengan model pembelajaran langsung untuk mengembangan perilaku adaptif. Pembelajaran langsung memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui, diantaranya tahap orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, serta mengadakan latihan mandiri. Peran guru memberikan pengalaman langsung dan melibatkan anak secara aktif dalam setiap kegiatan. Salah satu bentuk pembelajaran langsung yang dapat dilakukan yaitu latihan menggosok gigi. Latihan pembelajaran menggosok gigi ini dapat mengembangkan perilaku adaptif anak dilihat dari aspek komunikasi, bina diri, sosial dan gerak dalam setiap fase kegiatannya. Kata kunci: perilaku adaptif, anak tunagrahita, model pembelajaran langsung Abstract : This article discusses the development of adaptive behavior of children with intellectual disability through direct learning model. The characteristics and limitations of children with intellectual disability mainly related to adaptive behaviors become into special consideration in designing learning programs. The program will be done according to the ability and the child's condition, which is obtained from the assessment that has been done. One strategy that can be used is to direct learning model to develop adaptive behavior. Direct instructional have stages that must be passed, including the orientation stage, demonstration, practice a structured, guided practice, independent practice and conduct. The role of teachers provide direct experience and involve children actively in all activities. One form of direct learning exercises that can be done is brushing his teeth. This learning exercise brushing teeth can develop adaptive behavior of children from the aspect of communication, building self, social and motion in every phase of its activity. Keywords: adaptive behaviour, children with intelectual disability, direct instructional model Pengertian tunagrahita menurut American
Pendahuluan
Association
Tunagrahita merupakan kondisi kompleks, kemampuan
yang
ditandai
intelektual
Intellectual
and
Developmental Disabilities atau AAIDD
dengan
rendah
on
(dalam Hallahan, Kauffman & Pullen,
dan
2009: 147) hambatan ditandai dengan
mengalami hambatan dalam perilaku
keterbatasan yang signifikan baik dalam
adaptif (Dunn & Leitschuch, 2014: 491). 51
fungsi intelektual dan perilaku adaptif
lain 1) membaca, menulis, mengeja dan
seperti yang diungkapkan dalam ranah
berhitung, 2) menyesuaikan diri dan tidak
konseptual,
menggantungkan diri pada orang lain, 3)
sosial,
dan
keterampilan
keterampilan sederhana.
adaptif praktis yang terjadi sebelum usia 18 tahun. Menurut Smith & Tyler (2010: 294)
seseorang
yang
Ada tiga indikator penting yang
mengalami
menunjukkan
ketunagrahitaan adalah mereka yang
anak tunagrahita di bawah rata-rata anak
pada fungsi intelegensi dan pada perilaku
pada umumnya, 2) mengalami hambatan
adaptif, dan keduanya terjadi pada masa anak
yaitu
dalam penyesuaian terhadap lingkungan,
sejak
3)
dilahirkan sampai usia 18 tahun.
bahwa
terjadi
pada
rentang
masa
perkembangan (usia 0 sampai 18 tahun). Dari
Ainsworth & Baker (2004: 1) menyatakan
dikatakan
sebagai tunagrahita yaitu, 1) intelegensi
mempunyai keterbatasan yang signifikan
perkembangan
seseorang
tiga
indikator
tersebut
dapat
diketahui bahwa selain berpengaruh pada
keterbelakangan
mental adalah sindrom perkembangan
aktivitas
otak yang terbelakang atau tidak teratur
kognitif yang dialami anak tunagrahita
sebelum
akan
usia
18
tahun
yang
pembelajaran,
berdampak
juga
keterbatasan
pada
tingkat
menghasilkan kesulitan informasi dan
kemampuan anak dalam menyesuaikan
keterampilan
untuk
diri terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh
beradaptasi dengan cepat dan memadai
karenanya, keadaan tersebut menjadikan
terhadap perubahan lingkungan belajar.
salah satu alasan bagi anak tunagrahita
Pendapat
oleh
untuk mendapatkan layanan khusus yang
Pierangelo & Giuliani, 2008: 56) seorang
bertujuan untuk membantu melaksanakan
anak didefinisakan mengalami hambatan
tugas perkembangannya.
yang
lain
diperlukan
dikemukakan
mental jika pada aspek belajar, social,
Upaya
dan pola perilaku yang ditunjukkan
untuk
mengalami keterbatasan dan terjadi pada
bahwa
anak
yang
maka
dan
diperlukan
lingkup asesmen yang dapat dilakukan merujuk pada aspek akademik maupun
program sekolah biasa, tetapi ia masih kemampuan
hambatan
dan secara berkesinambungan. Ruang
tunagrahita
adalah anak yang tidak mampu mengikuti
memiliki
anak,
dilakukan
asesmen yang dapat dilakukan sejak dini
menurut Mohammad Efendi (2006: 90), menyatakan
dapat
mengetahui
kebutuhan
periode waktu yang lama. Sedangkan
yang
non
dapat
akademik.
Dari
hasil
asesmen
tersebut dapat dijadikan dasar untuk
dikembangkan melalui pendidikan, antara 52
Karakteristik yang lebih spesifik
menentukan program layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak
terkait
tunagrahita. Salah satu bentuk layanan
kecerdasan,
program yang dapat diberikan pada anak
tunagrahita
tunagrahita
model
mempelajari hal-hal baru, 2) kesulitan
pembelajaran langsung yang melibatkan
dalam mempelajari hal-hal yang bersifat
anak untuk berpartisipasi aktif melalui
abstrak serta membutuhkan latihan terus-
tahapan-tahapan yang akan memudahkan
menerus,
anak dalam mengikuti setiap kegiatan
menyesuaikan diri terhadap perubahan, 4)
pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
kesulitan
dirancang guna mengembangkan perilaku
sesuatu, 5) memiliki rentan perhatian
adaptif anak yang bermanfaat dalam
yang pendek, 6) mengalami kesulitan
menyelesaikan
dalam
keterampilan
sehari-hari, sehingga diharapkan melalui
sendiri,
biasanya
program ini dapat membantu anak untuk
memerlukan
mencapai kemandirian.
mempelajari kemampuan dasar (Hallahan
yaitu
melalui
masalah
kehidupan
dalam
menjadi
3)
aspek
memiliki
perkembangan.
pencapaian
menolong anak
diri
tunagrahita
khusus
untuk
dilihat
demikian
perkembangan
kecerdasannya juga
sangat terbatas.
dari
keseluruhan
kuat
anak
dalam
anak
aspek anak
yang
tunagrahita
hambatan
Karakteristik
kemampuannya
dibawah rata-rata anak dengan usia yang sama,
dalam
menggeneralisasikan
pengaruh
sehingga mampu dikenali secara umum.
kecerdasan
dalam
& Giuliani: 2008: 56). Aspek kognitif
mengalami
tingkat
lamban
latihan
yang melekat pada anak tunagrahita
dalam
dan anak
kesulitan
dalam
menyebabkan
tunagrahita
mental
mengakibatkan
kognitif, merupakan karakteristik dasar
Anak
fungsi
& Kauffman, 2003: 485-486; Pierangelo
Karakteristik Anak Tunagrahita Keterbatasan
dalam
tunagrahita
fisik, tidak
fase
secara memiliki
perbedaan dengan anak pada umumnya kecuali untuk anak down syndrome yang
Mereka hanya mampu mencapai tingkat
memiliki wajah yang khas. Perbedaan
usia mental setingkat usia mental anak
lebih menonjol dapat dilihat dari aspek
tingkat sekolah dasar kelas IV, atau
psikis yaitu dalam kaitannya dengan
tingkat sekolah dasar kelas II bahkan ada
karakteristik psikologis dan perilaku anak
yang hanya mampu mencapai tingkat usia
tunagrahita.
mental setingkat anak pra sekolah (James
Beberapa
bidang
utama
hambatan yang dialami anak tunagrahita
D.Page dalam Mumpuniarti, 2003: 24). 53
cenderung mengalami defisit dalam hal
sosial.
perhatian, ingatan, bahasa, mengatur diri,
tunagrahita mengalami kesulitan dalam
motivasi,
sosial
memulai untuk berinteraksi dengan orang
(Hallahan, Kauffman & Pullen, 2009:
lain yang sudah dapat terlihat ketika anak
157). Anak tunagrahita cenderung tidak
masuk usia pra sekolah. Contoh lainnya
mampu untuk mengarahkan diri sehingga
anak
segala sesuatu yang terjadi pada dirinya
distruktif
bergantung pada pengarahan dari luar.
mendapatkan
Mengingat kondisi kepribadian tersebut,
Kauffman & Pullen, 2009: 158). Terkait
maka diperlukan suatu layanan program
dengan keterbatasan dalam beradaptasi
dimulai dari yang sederhana dan mampu
secara sosial, maka anak tunagrahita
dicapai
membutuhkan
pengalaman
untuk
demikian itu diharapkan dapat memberi
mengidentifikasi
isyarat-isyarat
sosial
pengalaman pada anak dan memotivasi
sehingga mereka akan dapat menafsirkan
untuk pengarahan dirinya dan mengontrol
situasi sosial lebih baik lagi (Kirk,
tingkah lakunya ke arah yang lebih baik.
Gallagher,&
Bimbingan dari orang terdekat (orangtua
Dibutuhkan pengalaman nyata yang akan
dan guru) sangat penting terhadap proses
membantu anak dalam memahami situasi
pengaturan diri anak tunagrahita. Mereka
sosial yang terjadi. Untuk mengenalkan
akan belajar melalui contoh nyata yang
berbagai situasi sosial yang ada, maka
ditunjukkan
guru dapat merancang atau menyeting
dan
perkembangan
anak.
Program
oleh
yang
yang
orang-orang
di
Sebagai
akan
contohnya,
anak
menunjukkan ketika
mereka
perhatian
Coleman,
kurang (Hallahan,
2015:
suatu
dapat
pembelajaran yang disesuikan dengan
diterapkan langsung dalam kehidupan
materi pelajaran dan tentunya kondisi
sehari-hari anak.
anak. Dari karakteristik anak tunagrahita
serta
pembelajaran
pengalaman
fungsional
yang
Karakteristik
bahwa selain mengalami keterbatasan
perkembangan sosial anak tunagrahita keterlambatan
jika
dibandingkan
dengan
usia
anak
kegiatan
yang sudah disebutkan dapat diketahui
dalam
mengalami
dalam
118).
dalam
sekitarnya
keadaan
perilaku
dalam
fungsi
kecerdasan,
anak
tunagrahita juga mengalami hambatan untuk beradaptasi sesuai dengan tuntutan
sebayanya. Anak tunagrahita mengalami
lingkungannya atau yang biasa disebut
berbagai masalah sosial. Keterbatasan
perilaku adaptif.
dalam hal kecerdasan sosial membuat anak tunagrahita mengalami kesulitan
Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita
dalam hal menginterpretasikan interaksi 54
karenanya,
Cook Klein (2014: 7) menyatakan
pengembangan
perilaku
adalah
adaptif untuk anak tunagrahita menjadi
kemampuan untuk menyesuaikan diri
sangat penting, karena perilaku adaptif
dengan
memiliki
yang baik akan membantu dirinya ketika
dalam
situasi
berinteraksi di dalam suatu kelompok
perilaku
adaptif
atau masyarakat umum. Pembelajaran
menurut Hallahan, Kauffman & Pullen
perilaku adaptif hendaknya dilakukan
(2009: 147) adalah tingkat kemampuan
sedini
atau
dalam
dimaksudkan agar keterlambatan dalam
memenuhi standar kemandirian pribadi &
tugas perkembangan tidak semakin jauh
tanggung jawab sosial yg diharapkan
tertinggal dengan anak pada umumnya.
untuk usia dan budaya kelompoknya.
Dibutuhkan suatu strategi yang tepat
Menurut Smith & Tyler (2010: 270)
dalam merancang program pembelajaran
perilaku
segala
yang sesuai dengan karakteristik dan
sesuatu yang digunakan semua orang dan
kebutuhan anak. Perilaku adaptif dasar
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
yang harus dikuasai anak terkait dengan
Sedangkan
adaptif
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari,
menurut Rochyadi (2010: 43) yaitu
harapannya ketika anak sudah mampu
perilaku adaptif berfokus pada perilaku
memenuhi kebutuhan pribadinya dia
sehari-hari,
harapan
tidak akan selalu bergantung kepada
tempat
orang lain. Dampak yang lebih luas lagi
tinggal, serta kemampuan mengatasi
ketika anak sudah dewasa yang nantinya
secara efektif keadaan yang tengah terjadi
akan
dalam lingkungan masyarakatnya.
dengan masyarakat, anak akan mampu
bahwa
perilaku
situasi
keterampilan tersebut.
baru
kefektifan
seseorang
adaptif
Dari
serta
akrab
Definisi
masyarakat
adaptif
merupakan
konsep
perilaku
pemenuhan dan
lingkungan
beberapa
pendapat
mungkin,
hidup
hal
berdampingan
tersebut
bersama
mengikuti aturan serta menyesuaikan diri
ahli
selaras dengan norma yang berlaku di
tersebut dapat diketahui bahwa perilaku
masyarakat.
adaptif merupakan kemampuan seseorang untuk menguasai tuntutan sosial di
Secara umum, indikator ranah
lingkungan mereka. Anak tunagrahita
perilaku adaptif meliputi tiga hal yakni
mengalami
dalam
konseptual, sosial, dan praktek (Smith &
perkembangan perilaku adaptif, hal ini
Tyler, 2010: 270; Kirk, Gallagher, &
dikarenakan keterbatasan dalam fungsi
Coleman, 2015: 107). Ranah perilaku
kognitif dan kecerdasan sosial. Oleh
adaptif yang lain, dikembangkan menurut
hambatan
55
the Vineland Adaptive Behavior Scales-
hendaknya selalu berusaha menggunakan
Second
oleh
bahasa yang sederhana sesuai dengan
(dalam
tingkat kemampuan anak. Hal tersebut
Community University Partnership for
dimaksudkan agar pembelajaran dapat
the Study of Children, Youth, and
berjalan dua arah (komunikatif).
Edition
Sparrow,
Balla
(Vineland-II) &
Cicchett
Families, 2011: 3) perilaku adaptif dapat
Belajar
dikelompokkan dalam empat ranah yaitu komunikasi,
keterampilan
materi yang dimuat tentang pembelajaran bahasa
gerak. Masing-masing ranah memiliki
meliputi
kegiatan
berbicara,
menyimak, membaca, dan menulis. Guru
aspek-aspek yang bisa dikembangkan.
dapat mengemas pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak
Komunikasi Komunikasi
dapat
diartikan dengan belajar bahasa. Cakupan
dalam
kehidupan sehari-hari, sosialisasi, dan
1.
komunikasi
dengan memilih metode yang tepat serta
merupakan
menggunakan media yang menarik untuk
penyampaian informasi dan pemahaman
anak, dan yang paling utama dalam
informasi dari orang lain. Kirk and
pembelajaran yaitu dengan melibatkan
Gallagher (2015: 288) menyampaikan
anak secara aktif dalam setiap kegiatan.
bahwa komunikasi adalah pergantian informasi, perasaan dan ide dengan syarat
Salah satu alternatif pembelajaran
tiga hal yakni penerima, pesan dan
komunikasi yang telah dilakukan oleh
pengirim. Komuniksasi dapat terjadi jika
Arvianti
ada orang yang mengirim dan menerima
tunagrahita yaitu dengan menggunakan
pesan, yang dapat dilakukan secara verbal
pembelajaran
langsung.
Hasil
maupun tulisan. Ranah komunikasi dalam
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
perilaku adaptif dibagi menjadi tiga
kemampuan
aspek, yaitu reseptif, ekspresif, dan
meningkat signifikan setelah diberikan
tertulis.
perlakuan tersebut. Penggunaan model
anak
tunagrahita
(2015)
bercerita
untuk
anak
anak
dapat
pembelajaran langsung sesuai dengan
Strategi pembelajaran komunikasi untuk
Fani
kemampuan
sering
dan
permasalahan
yang
dihadapi oleh anak tunagrahita. Model
menggunakan komunikasi verbal. Bentuk
pembelajaran langsung dapat membantu
komunikasi dalam pembelajaran dapat
anak untuk lebih mudah menyerap materi
dilihat pada kegiatan tanya jawab di
yang
kelas. Mengingat keterbatasan kognitif
diberikan
khususnya
bercerita.
Kegiatan dilakukan dengan mangajak
yang dialami oleh anak tunagrahita, guru 56
anak
untuk
berinteraksi
Bina diri merupakan aktivitas
dengan
lingkungan melalui materi yang dipelajari
yang
dalam pembelajaran secara langsung.
berkebutuhan khusus, tidak terkecuali
Selain itu pemberian intervensi dilakukan
anak
secara intensif, hal ini bertujuan agar
mengembangkan
materi yang diberikan pada anak saat
Pendapat
intervensi dapat diterima dengan baik,
Gunarhadi (2005: 120) yang secara garis
serta dapat diterima dalam jangkauan
besar menyebutkan bahwa pembelajaran
waktu yang lama. Pengulangan materi
bina diri merupakan proses komunikatif
selalu diberikan karena keterbatasan anak
interaktif antara sumber belajar, guru, dan
tunagrahita dalam mengingat (berpikir
anak untuk suatu keterampilan yang
abstrak), hal tersebut
berkaitan dengan kegiatan mengurus
terkait dengan
personel, domestik,
tersebut
didukung
anak. oleh
melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
dan masyarakat.
Pembelajaran bina diri merupakan
Aspek-aspek tersebut biasa dilakukan kehidupan
bagian dari perilaku adaptif yang sangat
sehari-hari,
penting untuk dikembangkan bagi anak
sehingga hal ini sangat dibutuhkan untuk tunagrahita
keterbatasan
yang
mengalami
kognitif.
Menurut
tunagrahita. Pembelajaran bina diri di sekolah untuk kelas rendah berfokus pada aktivitas sederhana yang biasa dilakukan
Mumpuniarti (2003: 7) bina diri adalah
anak
kebiasaan-kebiasaan rutin yang biasa
beristirahat,
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran dapat dilakukan sedini
dilakukan seseorang seperti berpakaian, makan,
kemandirian
rangka
yang ingin dicapai yaitu agar anak dapat
dalam ranah bina diri meliputi aspek
anak
dalam
nantinya akan menuju pada tujuan akhir
Aspek yang perlu dikembangkan
dalam
tunagrahita
anak
makan, kebersihan dan lain-lain) yang
Activity of Daily Living (ADL)
atau Bina Diri
anak
kepada
badannya sendiri atau diri sendiri (mandi,
hambatan kognitifnya. 2.
diberikan
mungkin serta dimulai dari hal yang
memelihara
mudah disesuaikan dengan kemampuan
kesehatan, kemampuan untuk buang air
anak. Ada banyak strategi yang dapat
kecil dan air besar di tempat tertentu
digunakan dalam pembelajaran untuk
(kamar mandi), keselamatan diri dan
mengembangkan
tindakan pencegahan terhadap penyakit
bina
diri
anak
tunagrahita, salah satunya yaitu dengan
secara sederhana.
pembelajaran langsung yang terbukti 57
mampu meningkatkan kemampuan bina
saat
diri anak tunagrahita. Penelitian tersebut
merupakan perilaku yang dipelajari. Area
dilakukan oleh Rizqha Cendika Raharjo
yang dikembangkan pada aspek sosial
(2016),
yang
yaitu hubungan antar personal, bermain
keterampilan
dan waktu luang, mengikuti aturan, serta
kegiatan
dimaksudkan
bina
diri
yaitu
itu,
sehingga
keterampilan
memasak. Pelaksanaan kegiatan dengan
kemampuan
menerapkan tahapan-tahapan yang ada
Keterampilan sosial sangat dibutuhkan
dalam model pembelajaran langsung,
oleh anak tunagrahita. Dalam kaitannya
hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan pembelajaran perilaku adaptif,
terdapat pengaruh yang signifikan pada
materi
model pembelajaran langsung terhadap
mengembangkan
kemampuan bina diri siswa tunagrahita
dapat disajikan dalam bentuk aktivitas
ringan.
anak dalam berinteraksi, bekerjasama dan Selain
dengan
mengatasi
ini
yang
masalah.
dipelajari
untuk
keterampilan
sosial
bermain dengan temannya.
menerapkan
pembelajaran langsung, untuk membantu
Strategi pembelajaran yang dapat
memudahkan anak dalam belajar maka
dipilih guru, dapat dilakukan dengan
muatan
yang
permainan atau kegiatan bermain peran
berhubungan dengan bina diri dapat
dengan melibatkan anak secara aktif
disajikan melalui video, gambar-gambar
dalam setiap kegiatan. Selain itu materi
disertai langkah pelaksanaannya yang
terkait
dilakukan secara bertahap. Peran guru
dikembangkan dalam perilaku adaptif
dalam pembelajaran yaitu memberikan
anak tunagrahita yaitu mengajarkan anak
bimbingan serta memfasilitasi anak untuk
tentang
memperoleh
masyarakat. Materi ini dapat disajikan
perilaku
sehinga
adaptif
pengalaman
aspek-aspek
langsung
yang
melalui
akan
aspek
sosial
nilai-nilai
ilustrasi
berlaku
gambar dapat
dapat
di
disertai
dikembangkan dapat berfungsi secara
keterangan.
optimal.
pembelajaran untuk lebih memahamkan
3.
Guru
yang
yang
merancang
anak mengenai nilai-nilai yang berlaku di
Sosial
masyarakat. Selain itu, guru juga dapat
Keterampilan sosial merupakan
menjelaskan tentang sebab akibat jika
kemampuan individu untuk berinteraksi
anak melakukan suatu perbuatan, baik
secara efektif dengan orang lain baik
yang terpuji maupun tercela. Harapannya
secara verbal maupun nonverbal sesuai
anak mampu membedakan perilaku yang
dengan situasi dan kondisi yang ada pada 58
baik dan buruk, sebagai bekal anak ketika
kegiatan anak menulis yang disajikan
nanti sudah hidup di tengah masyarakat.
dalam bentuk lembar kerja. Guru dapat
4.
memberikan bimbingan sesuai dengan
Motorik (Gerak) Motorik
tingkatan
diartikan
sebagai
anak
pembelajaran
serta
yang
merancang
menarik
sesuai
perkembangan dari unsur kematangan
dengan tujuan kompetensi yang ingin
pengendalian gerak tubuh dan otak
dicapai.
sebagai pusat gerak. Motorik dibagi Model Pembelajaran Langsung
menjadi dua yaitu motorik kasar yang berhubungan
dengan
otot-otot
Model
besar
pembelajaran
dapat
(berjalan, berlari, melompat) sedangkan
dijadikan salah satu pedoman bagi guru
motorik halus merupakan kontrol otot-
untuk
otot kecil dari tubuh untuk menguasai
Menurut
keterampilan
model pembelajaran adalah pola yang
tertentu
menggunting, (Elizabeth
melukis,
B
seperti
dan
Hurlock,
pedoman
pembelajaran
dalam dikelas
Arends (2001: 17) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
ranah motorik baik untuk motorik kasar
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-
dan halus disajikan melalui kegiatan yang
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
melibatkan aktivitas anak melalui gambar Materi
mengembangkan
keterampilan
dapat
dilakukan
dengan
materi
dengan
tema
kegiatan
untuk
yang
untuk
membantu
anak
untuk
mendapatkan
informasi,
ide,
keterampilan,
cara
berfikir, dan mengekspresikan ide.
berjalan, berlari, melompat dan lain Sedangkan
lingkungan
Melalui model pembelajaran guru dapat
menyajikan
olahraga
pembelajaran,
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
kasar,
melibatkan aktivitas fisik anak seperti
sebagainya.
(2010:46)
maupun tutorial. Sedangkan menurut
Muatan perilaku adaptif pada
berwarna.
pembelajaran.
Suprijono
sebagai
merencanakan
159;
Hannurofik, 2016: 10).
yang
Agus
digunakan
menulis.
1978:
merencanakan
Ada
aspek
berbagai
macam
model
motorik halus, disajikan melalui gambar
pembelajaran, salah satu model yang
tentang kegiatan yang dilakukan dalam
dapat digunakan guru untuk pembelajaran
kehidupan sehari misal memakai baju,
anak
memakai sepatu, menyapu kemudian
pembelajaran langsung. Menurut Killen
anak diminta mempraktekkannya serta
(2010, 59
tunagrahita
118)
model
yaitu
model
pembelajaran
informasi
secara aktif untuk berpartisipasi penuh
sepenuhnya yang menjelaskan konsep
dalam semua kegiatan sesuai dengan
dan prosedur dimana anak diwajibkan
kemampuan anak.
langsung
memberikan
untuk belajar serta mendapat dukungan
Selain itu, dalam pembelajaran
strategi pembelajaran yang kompatibel sesuai
dengan
kemampuan
untuk
kognitif
Rosdiani
pembelajaran
(2012:
6)
langsung
karakteristiknya. Pembelajaran langsung
merupakan
secara
dirancang
untuk
pengetahuan prosedural dan pengetahuan
pembelajaran efektif guna memperluas
deklaratif yang terstruktur dengan baik
informasi materi ajar.
dan dapat diajarkan secara langkah demi langkah terhadap anak (Arends, 2001:
Dari pendapat yang dikemukan diketahui
pembelajaran
khusus
mempromosikan belajar anak dengan
guru dan lebih mengutamakan strategi
dapat
dibutuhkan
kebutuhan anak yang disesuaikan dengan
bahwa
pembelajaran yang lebih berpusat pada
ahli
tunagrahita
strategi yang tepat untuk mengakomodasi
manusia. Pendapat lain dikemukakan oleh
anak
bahwa
langsung,
dalam
40).
Pengetahuan
secara
diungkapkan
deklaratif
dengan
(dapat
kata-kata)
keseluruhan kegiatan berpusat pada guru
dimaksudkan pada pengetahuan tentang
yang disertai prosedur dalam pelaksanaan
sesuatu,
kegiatannya guna untuk menjelaskan
pengetahuanprosedural
konsep terkait dengan materi yang akan
pengetahuan
dipelajari. Dalam pembelajaran untuk
melakukan sesuatu. Secara garis besar hal
anak tunagrahita terutama yang masih
tersebut sesuai dengan karakteristik anak
berada di kelas rendah dan memiliki
tunagrahita
keterbatasan
sebelumnya, yang jika dikaitkan dalam
kognitif
yang
cukup
sedangkan adalah
tentang
yang
telah
bagaimana
disebutkan
kompleks, maka bimbingan dan bantuan
pelaksanaan
dari guru sangat diperlukan di dalam
dilakukan secara bertahap dimulai dari
proses kegiatan belajar. Hal ini sesuai
hal yang sederhana kemudian baru hal
dengan karakteristik anak tunagrahita
yang
yang
dalam
kemampuan anak. Sehingga, peran guru
memahami konsep serta membutuhkan
dalam pembelajaran yaitu memfasilitasi
bimbingan tambahan jika dibandingkan
anak untuk dapat lebih mengembangkan
anak pada umumnya. Walaupun berpusat
potensi yang dimilikinya melalui kegiatan
pada guru, pembelajaran untuk anak
pembelajaran.
mengalami
kesulitan
tunagrahita tetap harus melibatkan anak 60
lebih
pembelajaran
sulit
sesuai
dapat
dengan
ulang terkait dengan materi baik dalam hal konsep maupun keterampilan yang dianggap sulit atau materi yang belum Tahapan
Pelaksanaan
Model
dipahami anak.
Pembelajaran Langsung. Tahapan
Fase
pelaksanaan
model
ketiga
terstruktur.
yaitu
Dalam
fase
latihan
ini,
guru
pembelajaran langsung menurut Arends
merencanakan
(2001: 35) dan Sofan Amri & Iif Khoiru
bimbingan kepada anak untuk melakukan
(2010: 43-47) secara garis besar terdiri
latihan-latihan awal. Fase keempat yaitu
dari lima fase. Fase pertama yaitu fase
fase latihan terbimbing. Pada fase ini,
orientasi. Pada fase ini guru memberikan
anak diberikan kesempatan untuk berlatih
gambaran kegiatan pembelajaran dan
konsep
memberikan orientasi terhadap materi
menerapkan
yang akan dipelajari. Kegiatan yang
keterampilan
dilakukan pada fase pertama diantaranya
kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini
kegiatan pendahuluan untuk mengetahui
dapat digunakan guru untuk mengakses
pengetahuan
kemampuan
yang
relevan
dengan
dan
dan
memberikan
keterampilan pengetahuan tersebut
serta atau
ke
situasi
anak
dalam
melakukan
mengecek
atau
memantau
pengetahuan yang telah dimiliki anak,
tugas,
mendiskusikan atau menginformasikan
ketepatan
tujuan pembelajaran, memberi penjelasan
tugas, guru memberikan umpan balik
atau arahan mengenai kegiatan yang akan
kepada anak dan memberikan bimbingan
dilakukan, menginformasikan materi atau
jika diperlukan.
konsep
yang
akan
digunakan
dan
dalam
melaksanakan
Fase kelima yaitu fase latihan
kegiatan yang akan dilakukan selama
mandiri. Pada fase ini, siswa melakukan
pembelajaran serta memberikan motivasi
kegiatan latihan secara mandiri kemudian
kepada anak.
guru memberikan umpan balik bagi
Fase kedua yaitu presentasi atau demonstrasi.
anak
fase
ini
siswa. Kegiatan latihan
guru
mandiri pada fase terakhir ini dapat
menyajikan materi pelajaran baik berupa
dilakukan melalui pemberian tugas yang
konsep atau keterampilan yang meliputi
dapat dilakukan di sekolah melalui
penyajian
praktek langsung atau dapat juga melalui
konsep,
Pada
keberhasilan
materi,
pemberian
pemodelan
atau
keterampilan,
memberikan
contoh peragaan
tugas
penjelasan
yang
dikerjakan
di
rumah.
Tentunya dalam pemberian tugas secara 61
mendiri ini disesuikan dengan tingkatan
yang meliputi: keterampilan merawat
kemampuan anak, sehingga anak tidak
diri, keterampilan menjaga keselamatan
akan mengalami kesulitan yang bearti
dan
dalam melaksanakan tugas mandii serta
berkomunikasi,
dapat untuk meningkatkan kepercayaan
bersosialisasi, keterampilan bekerja, dan
diri anak dalam menyelesaikan tugas.
keterampilan menggunakan waktu luang
Strategi untuk
Pembelajaran
Langsung
Mengembangkan
Perilaku
bahwa
yang
telah
keterbatasan
keterampilan
masyarakat. Program pengembangan diri
diketahui
kognitif
keterampilan
di lingkungan keluarga, sekolah dan
Adaptif Anak Tunagrahita Seperti
kesehatan,
diarahkan
untuk
kemampuan
anak
mengembangkan tunagrahita
dalam
melakukan aktifitas yang berhubungan
anak
dengan
kehidupan
dirinya
sendiri
tunagrahita menyebabkan anak kesulitan
sehingga mereka tidak selalu bergantung
dalam
kepada orang lain.
menguasai
sehingga
ia
perilaku
mengalami
adaptif
keterbatasan
Bentuk program pengembangan
dalam menghadapi situasi yang berbeda.
diri yang dapat dilakukan dalam konteks
Diperlukan materi dan latihan-latihan
pembelajaran di sekolah, salah satunya
khusus untuk mengembangkan perilaku adaptif
anak
yang
melalui
pembelajaran
dapat
dapat
dilakukan
yang
ada
pembelajaran
di
khusus
(SLB)
bagi
melalui
langsung.
model
Mengingat
keterbatasan dan kondisi yang dialami
sekolah. Kurikulum yang berlaku di sekolah
dilaksanakan
anak
anak
tunagrahita,
tahapan
tunagrahita saat ini yaitu Kurikulum
yang
melalui
tahapan-
dalam
model
ada
pembelajaran langsung maka hal ini
2013. Di dalam Kurikulum 2013 ini,
sesuai dengan kebutuhan anak. Strategi
program khusus yang ditawarkan guna
pembelajaran langsung dirancang untuk
mengembangakan keterampilan adaptif
mengenalkan
anak tunagrahita dikemas dalam suatu
pelajaran
program yaitu Program Pengembangan
guna
menimbulkan
Diri (PPD).
anak
terhadap
materi
membangun
minat,
rasa
ingin
tahu,
dan
merangsang anak untuk berpikir. Anak
Program pengembangan diri bagi
tidak bisa melakukan kegiatan jika
anak tunagrahita dikembangkan sesuai
pikiran mereka dikendalikan oleh guru,
dengan ranahnya masing-masing. Secara
sekalipun untuk anak tunagrahita. Oleh
spesifik,
karenanya,
pengembangan
program
dilakukan melalui aspek-aspek kegiatan
strategi
pembelajaran
langsung melalui berbagai pengetahuan 62
dan keterampilan secara aktif merupakan
Fase
cara untuk mengenalkan anak kepada
mendemonstrasikan
materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
keterampilan. Guru dapat menyampaikan
Model dirancang
pembelajaran
khusus
untuk
pernah menggosok gigi, serta hal-hal yang diperlukan dan diperhatikan dalam
prosedural yang terstruktur dengan pola
menggosok gigi terkait dengan cara yang
kegiatan yang bertahap, selangkah demi
tepat dan alat yang digunakan. Guru
program
dapat
pengembangan diri bagi anak tunagrahita
menarik tentang latihan menggosok gigi.
kegiatan menggosok gigi yaitu anak
Kegiatan ini dimaksudkan agar dapat
menjaga
merangsang minat anak untuk belajar dan
kesehatan badan dengan cara yang benar
berpartisipasi
(Dedy Kustawan & Yanti Lisnawati,
dan
pembelajaran langsung. Fase pertama kegiatan
kegiatan
atau
akan
dipelajari
dengan
memungkinkan
bernyanyi
yaitu
guru
meningkatkan
membuat
berlangsung
pertanyaan
siswa
belajar
lancar,
dan
menerapkan
konsep atau keterampilan pada situasi
bersama yang dikaitkan dengan materi yang
dapat
kemampuan,
pembelajaran dimulai. Bentuk kegiatan
diskusi,
selanjutnya
Keterlibatan siswa secara aktif dalam
secara fisik maupun mental sebelum
sederhana,
keterampilan,
secara langsung dengan bimbingan guru.
pembelajaran dan menyiapkan siswa baik
melalui
yaitu
untuk melakukan latihan menggosok gigi
pendahuluan dengan menjelaskan tujuan
dilakukan
ketiga
memberikan kesempatan kepada siswa
yang
dilakukan dalam fase ini yaitu kegiatan
dapat
Fase
kegiatan
guru mendemonstrasikan pengetahuan
lima fase dalam pelaksanaan model
orientasi,
dalam
menyediakan latihan terstruktur. Setelah
dengan tahapan-tahapan yang terdiri dari
fase
aktif
pembelajaran.
2014: 10). Kegiatan dilakukan sesuai
yaitu
kegiatan
dengan video atau gambar-gambar yang
Kompetensi yang akan dicapai dalam
dan
mendemonstrasikan
melalui penjelasan materi yang didukung
yaitu kegiatan latihan menggosok gigi.
membersihkan
dan
menggosok gigi, kerugian jika tidak
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
mampu
pengetahuan
misalnya tujuan menggosok gigi, manfaat
menunjang
seperti
yaitu
materi terkait dengan menggosok gigi
langsung
belajar anak yang berkaitan dengan
selangkah,
kedua
yang baru.
latihan
Fase
menggosok gigi.
keempat
yaitu
latihan
terbimbing dan pemberian umpan balik. 63
Dalam fase ini, guru dapat menganalisa
komunikasi baik verbal maupun non
kemampuan yang sudah dimiliki anak
verbal, kemampuan komunikasi anak
melalui
anak
dikembangkan melalui kegiatan ketika
Guru
anak menyimak materi yang disampaikan
memberikan penguatan terhadap respon
guru, kegiatan diskusi, dan pemahaman
atau kemampuan anak yang sudah benar
anak terhadap tugas yang diberikan guru.
dan
Ranah
pengamatan
menggosok
gigi
mengoreksi
ketika sendiri.
atau
memberikan
sosial
dikembangkan
melalui
bimbingan terhadap kemampuan anak
interaksi antara guru dan siswa, serta
yang masih belum tepat. Fase terakhir
siswa
yaitu memberikan kesempatan latihan
mengikuti setiap proses pembelajaran.
mandiri. Pemberian latihan ini dapat
Ranah bina diri (activity of daily living)
dilakukan dengan cara memberikan tugas
dikembangkan
untuk melanjutkan latihan menggosok
menggosok gigi untuk membantu anak
gigi di rumah. Agar kegiatan dapat lebih
dalam merawat dirinya sendiri dan dapat
efektif, guru dapat bekerjasama dengan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
orangtua
Sedangkan
agar
bersedia
mengawasi
dengan
siswa
lainnya
melalui
pada
ketika
kegiatan
ranah
motorik
kegiatan anak terkait dengan cara dan
dikembangkan melalui praktek langsung
waktu yang tepat ketika menggosok gigi
ketika menggosok gigi, yang dapat dilihat
di rumah. Untuk lebih memotivasi anak
pada kegiatan ketika anak mengoleskan
dan memberikan penguatan, guru dapat
pasta gigi ke sikat gigi, serta cara
memberikan reward bagi anak yang
menggosok gigi dengan gerakan yang
sudah
tepat.
mampu
melakukan
kegiatan
menggosok gigi dengan benar dan sudah
Penutup
melakukannya secara rutin.
Anak
Dari uraian setiap fase dalam kegiatan
menggosok
gigi
berpengaruh
mengalami
dapat dikembangkan. Aspek tersebut
yaitu
perkembangan
kesulitan
ketika
harus
menyesuaikan diri pada situasi baru, oleh
dapat dilihat dari masing-masing ranah adaptif
dalam
perilaku adaptifnya. Anak tunagrahita
aspek-aspek dalam perilaku adaptif yang
perilaku
memiliki
keterbatasan kognitif, sehingga hal itu
melalui
pembelajaran langsung, dapat diketahui
dalam
tunagrahita
karenanya latihan dan variasi pengalaman
ranah
sangat
komunikasi, sosial, bina diri, dan motorik
diperlukan.
pengembangan
yang terangkum dalam satu kegiatan
tunagrahita
yaitu menggosok gigi. Untuk ranah 64
dapat
Strategi
diri
untuk
dilakukan
program anak dengan
menggunakan langsung.
model
Langkah
Dunn, John.M & Leitschuh, Carol.A. 2014. Special Physical Education. Lowa: Kendall / Hunt Publishing Company
pembelajaran awal
sebelum
melaksanakan program yaitu dengan melakukan asesmen untuk mengetahui tingkat
kemampuan
pelaksanaan melalui
anak.
pembelajaran
tahapan-tahapan
Gunarhadi. 2005. Penanganan Anak Sindroma Down dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Depdiknas
Bentuk dilakukan
pelaksanaan
Hallahan, Daniel P & Kauffman, James M. 2009. Exceptional theory : introduction to special education. New Jersey : Prentice-Hall International.
dalam pembelajaran langsung yang terdiri dari lima fase. Guru berperan untuk merangsang
dan
menumbuhkan
pengetahuan serta keterampilan sesuai
Hannurofik. 2016. Teori-Teori Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. [Online]. tersediahttp://www.scribd.com/doc/ 33133473/Teoriteoriperkembangan-Motorik-Aud. (24 Mei 2016)
materi yang dipelajari. Selain itu, anak diharapkan untuk memiliki minat belajar dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan. Program pengembangan diri melalui model pembelajaran langsung ini dimaksudkan
untuk
Kille, Roy. 2010. Effective Teaching Strategies: Learning from research and practice. Australia: Cencage
memberikan
keterampilan perilaku adaptif bagi anak. Melalui
penguasaan
Samuel, Kirk, Gallagher, James & Coleman, Mary Ruth. 2015. Educating Exceptional Children. United States of America: CENCAGE Learning.
keterampilan
perilaku adaptif diharapkan mereka dapat berperilaku sesuai dengan usianya pada konteks sosial dan budaya tempat anak
Inggals, Robert.P. 1978. Mental Retardation The Changing Outlook. New York: John Wiley & Sons, Inc
tunagrahita tersebut tinggal, dimulai dari materi fungsional yang dibutuhkan anak dalam kegiatan sehari-hari.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Daftar Pustaka Arvianti Fani. 2015. Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Bercerita Anak Tunagrahita Ringan Di Slb AC. Surabaya: Jurnal Pendidikan Khusus
Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher Rizqha Cendika Raharjo. 2016. Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Bina Diri Anak
Arends, R.I. 2001. Exploring Teaching: An Introduction to Education. New York: MC Graw -Hills Companies 65
Tunagrahita. Surabaya: Pendidikan Khusus
Jurnal
Smith, Deborah Deutsch & Tyler, Naomi Chowdhuri. 2010. Introduction to Special Education. United Stated of America: Pearson Sparrow, S.S; Balla, DA; Cicchetti, DV. 1984. Vineland Adaptive Behavior Scale: Interview Edition Survey Form Manual. USA: American Guidance Service, Inc Then, Cook Klein. 2014. Adapting Early Childhood Curriculum for Children With Special Needs. USA: Pearson Community University Partnership for the Study of Children, Youth, and Families. 2011. Review of the Vineland Adaptive Behavior Scales-Second Edition (VinelandII). Canada: Edmonton, Alberta
.
66